Anda di halaman 1dari 6

PENGAUDITAN SIKLUS PEROLEHAN DAN PENGEMBALIANNYA

PENGAUDITAN II (E2)

Dosen Pengampu:
Dr. I Ketut Budiartha, S.E., M.Si., Ak., CPA

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Sella Lolita (1907531134)
I Dewa Gede Dalem Praja Dhita (1907531135)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
1. Akun-Akun Dalam Siklus
Akun-akun dalam siklus perolehan modal dan pengembliannya tergantung pada tipe
operasi bisnis perusahaan dan bagaimana operasi tersebut didanai. Semua perseroan
memiliki modal saham dan laba ditahan, tetapi hanya sedikit yang memiliki modal
saham dan laba ditahan, tetapi hanya sedikit yang memiliki saham preferen, agio saham,
dan saham dibeli kembali (treasury stock). Karakteristik yang unik dari siklus perolehan
modal dan pengembaliannya mempengaruhi bagaimana auditor memeriksa akun-akun
dalam siklus ini.
Siklus ini biasanya mencakup akun-akun yaitu utang wesel, utang kontrak, utang
hipotik, utang obligasi, beban bunga, utang bunga, laba ditahan disisihkan, saham dibeli
kembali, dividen diumumkan, kas di bank, modal saham – biasa, modal saham –
preferen, agio saham, modal sumbangan, laba ditahan, utang dividen, modal pemilik
(perseorangan), dan modal sekutu (persekutuan).
Metodologi untuk perancangan pengujian rinci saldo untuk akun-akun dalam siklus
perolehan modal dan pengembaliannya sama dengan metodologi yang diikuti untuk
akun-akun lainnya. Perbedaannya hanya pada nama akun yang diaudit. Sebagai contoh,
dalam menentukan pengujian rinci saldo utang wesel, auditor mempertimbangkan risiko
bisnis, materialitas pelaksanaan, risiko inheren, hasil dari pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi,dan hasil dari prosedur analitis.

2. Utang Wesel
Utang wesel adalah kewajiban legal kepada seorang kreditor yang terdiri dari pokok
pinjaman dan bunganya, yang mungkin dijamin atau tidak dijamin dengan aset. Biasanya
wesel diterbitkan untuk suatu periode tertentu antara satu bulan sampai satu tahun, tapi
ada juga yang jangka waktunya lebih panjang. Wesel diterbitkan untuk berbagai macam
tujuan, dan properti atau aset lain dijadikan sebagai jaminan pinjaman, seperti misalnya
sekuritas, piutang usaha, persediaan, dan aset tetap.
Pembayaran pokok pinjaman dan bunga wesel tersebut harus sesuai dengan
persyaratan dalam perjanjian kredit. Untuk wesel jangka pendek, pembayaran pokok
pinjaman dan bunga umumnya dilakukan pada saat hutang tersebut jatuh tempo, tetapi
untuk wesel yang melebihi 90 hari, mensyaratkan pembayaran bunga bulanan atau setiap
triwulanan.
Auditor biasanya melakukan pengujian atas pembayaran pokok pinjaman dan
bunganya sebagai bagian dari pengauditan siklus pembelian dan pembayaran karena
pembayaran dicatat jurnal pengeluaran kas. Akan tetapi karena transaksi jarang terjadi,
tidak ada transaksi modal yang dimasukkan dalam sampel oleh auditor untuk pengujian
pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Tujuan pengauditan atas utang wesel
adalah untuk menentukan:
a. Pengendalian internal atau utang wesel memadai.
b. Transaksi yang menyangkut pokok pinjaman dan bunga wesel telah diotorisasi
dengan benar dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan audit transaksi.
c. Kewajiban untuk utang wesel dan bunga yang bersangkutan serta utang bunga telah
ditetapkan dengan benar sebagaimana dirumuskan dalam kedelapan tujuan audit
saldo. Tujuan “nilai bersih bisa direalisasi” tidak diterapkan pada pengauditan akun
kewajiban.
d. Pengungkapan yang berkaitan dengan utang wesel dan bunga wesel terkait
memenuhi keempat tujuan audit penyajian dan pengungkapan.

2.1 Pengendalian Internal


Ada empat pengendalian internal bagi utang wesel, yaitu :
a. Penerbitan wesel harus mendapat otorisasi lebih dahulu. Kewenangan
pemberian persetujuan penerbitan wesel berada pada dewan komisaris atau
manajemen tingkat tinggi.
b. Terdapat pengendalian yang memadai untuk pembayaran pokok pinjaman
maupun bunganya. Pembayaran bunga periodik dan pembayaran angsuran
pokok pinjaman harus diawasi melalui siklus pembelian dan pembayaran.
c. Dokumen dan catatan yang memadai. Hal ini menyangkut penyelenggaraan
catatan pembantu dan pengawasan atas dokumen wesel yang telah dibayar oleh
pejabat yang ditunjuk.
d. Veritifikasi independen secara periodik. Secara periodik catatan detil wesel
harus direkonsiliasi dengan buku besar dan dibandingkan dengan catatan yang
diselenggarakan oleh pemegang wesel oleh seseorang yang tidak bertanggung
jawab untuk menyelenggarakan catatan detil.
2.2 Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Pengujian atas transaksi-transaksi wesel bayar akan mencakup penerbitan wesel
serta pelunasan kembali pokok pinjaman dan bunganya. Pengujian audit ini menjadi
bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk
penerimaan kas dan pengeluaran kas. Pengujian tambahan atas pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi biasanya dilakukan sebagai bagian dari pengujian
saldo karena masing-masing transaksi memiliki materialitas yang tinggi.
Pengujian pengendalian atas utang wesel beserta bunganya harus dititikberatkan
pada pengujian empat pengendalian internal yang telah diuraikan diatas. Selain itu,
auditor juga harus memeriksa ketelitian catatan penerimaan dari pencairan pinjaman
serta pembayaran kembali pokok pinjaman dan bunganya.
2.3 Prosedur Analitik
Prosedur analitis penting dalam pengauditan utang wesel karena pengujian rinci
ditiadakan apabila hasil memuaskan. Prediksi independen auditor atas beban bunga,
dengan menggunakan saldo utang berjalan dan tingkat bunga, akan membantu
auditor dalam menilai kewajaran beban bunga dan juga menguji kemungkinan
adanya utang wesel yang tidak dicatat. Contoh prosedur analitis untuk wesel bayar
dan akun-akun bunga yang berhubungan:
PROSEDUR ANALITIS KEMUNGKINAN KEKELIRUAN
AUDITOR
Hitung kembali rata-rata beban bunga Kesalahan penyajian beban bunga dan
atas dasar tingkat bunga rata-rata dan utang bunga atau penghilangan utang
saldo. wesel.
Membandingkan wesel individual yang Penghilangan atau kesalahan penyajian
masih berjalan dengan tahun lalu. utang wesel.
Membandingkan total saldo dalam Kesalahan penyajian beban bunga dan
akun utang wesel, beban bunga, dan utang bunga wesel.
utang bunga dengan tahun lalu.

2.4 Pengujian Terinci atas Saldo


Titik tolak yang biasa dilakukan dalam pengauditan utang wesel adalah daftar
utang wesel dan utang bunga wesel yang diterima auditor dari klien. Banyaknya
pengujian akan sangat bergantung pada materialitas utang wesel dan efektivitas
pengendalian internal.
Ada dua tujuan audit saldo yang penting dalam adit atas utang wesel : 
1. Utang wesel yang ada telah dicatat dan dilaporkan (kelengkapan)
2. Utang wesel yang tercantum dalam daftar telah dicatat dengnan akurat
( ketelitian)
Tujuan-tujuan diatas sangat vital karena kesalahan penyajian bisa material
walaupun yang salah catat atau ditiadakan hanya menyangkut satu buah wesel.
Apabila pengendalian internal atas utang wesel tidak efektif, auditor harus
memperluas prosedur untuk menguji kemungkinan adanya utang wesel yang tidak di
catat.
Apabila auditor telah melakukan pengujian rinci saldo untuk tujuan audit saldo,
maka bukti yang diperoleh dalam pengujian tersebut akan sangat membantu auditor
dalam mencapai tujuan audit penyajian dan pengungkapan.
DAFTAR PUSTAKA

Haryono Jusup, Al. 2012. Auditing Pengauditan Berbasis ISA, Edisi ke-2. Yogyakarta: STIE
YKPN.

Anda mungkin juga menyukai