Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN

“Teori utilitas”

KELOMPOK 3

1. Jullytha Widyariska C30118006 6. Annisa Fitry C30118035

2. Gusman Sunding C30118010 7. Moh. Zainal Arifin C30118044

3. Nurkhaliza C30118012 8. M. Jisar C30118059

4. Nurul Oktavia C30118013 9. Rizka Putri Arian C30117260

5. I Nyoman Kertayasa C30118016 10. Aulia Rahma C30120232

PRODI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahanKarunia,
Rahmat, dan Hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah yangberjudul “Teori
Utilitas” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.Makalah ini disusun sebagai tugas Kelompok
mata kuliah AkuntansiKeperilakuan. Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala
kemampuan,namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan
baikdari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yangbersifat
membangun akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan makalahselanjutnya.

Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai bagaimana caranyaagar bisa
membuat strategi dan bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian dankesempatan yang
diberikan untuk membuat makalah ini Kami ucapkan terima kasih..

Palu, 02 Oktober 2020

KELOMPOK 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………….....................................………..i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….........................…ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Keputusan …………………………………………..............................................3


B. Kategori dalam Proses Pengambilan Keputusan………………………........................3
C. Teori Utility ………………………………………………………….............................4
D. Asumsi Teori Utilitas.......................................................................................................4
E. Sikap Pengambil Keputusan............................................................................................5
F. Persamaan Fungsi Utility................................................................................................10

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan ....................................................................................................................12
B. Saran ..............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengambilan keputusan ialah pemilihan satu di antara sekian banyak alternatif yang
tersedia. Hal ini tidak selalu menjadi hal yang mudah untuk dilakukan karena sebelum
pelaksanaannya, perlu banyak pertimbangan, pembandingan, bahkan studi untuk dapat
dijadikan sebagai referensi untuk menentukan pilihan pada alternative terbaik yang
akan diambil. Sehingga dari alternative pilihan yang diambil tersebut maka akan
didapat suatu keputusan yang tujuannya sebaik mungkin.
Karena pada umumnya keputusan dibuat untuk memecahkan suatu permasalahan,
sehingga hamper setiap kali keputusan yang diambil tersebut mengandung nilai – nilai
risiko didalamnya. Risiko dalam pengambilan keputusan ini terjadi karena adanya nilai
probabilitas kegagalan yang walaupun belum diketahui secara pasti, tapi ada
kemungkinan hal tersebut dialami. Risiko yang dimaksud terjadi apabila hasil
pengambilan keputusan yang telah dilakukan sebelumnya (walaupun belum diketahui
dengan pasti) tetapi diketahui nilai kemungkinannya ( profitabilitasnya ).
Tentu bukan hal yang mudah ketika berhadapan pada suatu persoalan dengan risiko
yang besar, terlebih bila keputusan yang akan diambil bukanlah hanya berdampak bagi
diri sendiri, tetapi juga pada orang lain. Sehingga dengan sedaya upaya harus
diusahakan agar keputusan yang diambil menghasilkan sukses, atau paling tidak lebih
sering sukses dari pada gagal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian teori keputusan?
2. Bagaimana Kategori dalam Proses Pengambilan
Keputusan?
3. Apa itu teori utility?
4. Bagaimana asumsi teori utilitas?
5. Bagaimana prosedur untuk menentukan nilai
utilitas?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian teori keputusan?
2. Memahami Kategori dalam Proses Pengambilan
Keputusan?
3. Mengetahui itu teori utility?
4. Memahami asumsi teori utilitas?
5. Mengetahui prosedur untuk menentukan nilai
utilitas?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Keputusan

Teori keputusan adalah konsep mengenai pengambilan keputusan berdasarkan


alternative terbaik dari beberapa alternative yang ada pada saat keaadaan yang tidak
pasti. Kegunaan teori keputusan adalah untuk membantu memecahkan masalah dengan
menentukan tindakan yang akan dipilih melalui pemilihan berbagai alternatif yang
tersedia. Dalam memilih suatu keputusan minimal terdapat dua alternative yang
diberikan, dan pengambil keputusan harus memilih satu alternatif berdasarkan kriteria
tertentu diantara alternatif lainnya.

B. Kategori dalam Proses Pengambilan Keputusan

Terdapat empat kategori dalam proses pengambilan keputusan, yaitu :

1. Keputusan dalam keadaan terdapat kepastian (certainty).


Keputusan pada kategori ini adalah keputusan yang sebelumnya sudah terdapat
informasi lengkap. Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut
adalah dengan linear programming.
2. Keputusan dalam keadaan ketidak pastian (uncertainty).
Keputusan pada kategori ini, berkebalikan dengan jenis sebelumnya. Keputusan ini
terjadi jika terdapat informasi tambahan dan terdapat nilai probability yang dibuat
sendiri. Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah
dengan analisis keputusan dalam keadaan ketidak pastian.
3. Keputusan dalam keadaan terdapat risiko (risk).
Keputusan yang terdapat risiko jika informasi yang diperoleh tidak lengkap dengan
diketahui nilai probabilitas. Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang
digunakan adalah dengan model keputusan probabilis.
4. Keputusan dalam keadaan terdapat konflik (conflict).
Keputusan dalam keadaan terdapat konflik adalah adanya situasi kompetitif
(persaingan) yang terjadi diantara dua pengambil keputusan atau lebih. Metode yang

3
digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah game theory (teori
permainan).

C. Teori Utility

Pada permulaan abad ke–18, ahli matematika Daniel Bernoulli telah


mempelopori perkembangan suatu ukuran utilitas. Bernoulli mengusulkan bahwa nilai
sebenarnya (trueworth) kekayaan seseorang merupakan logaritma sejumlah uang.
Selanjutnya konseputilitas dikembangkan lagi oleh Von Neumanndan Morgenstern
pada tahun 1974, mereka mengusulkan bahwa kurva utilitas dapat dibuat untuk setiap
individu, asalkan asumsi tertentu tentang preferensi individu tersebut berlaku.

Utlitas merupakan preferensi atau nilai guna pengambil keputusan dengan


mempertimbangkan factor risiko berupa angka yang mewakili nilai pay off sebenarnya
berdasarkan keputusan. Angka utilitas terbesar mewakili alternatif yang paling disukai,
sedangkan angka utilitas terkecil menunjukkan alternatif yang paling tidak disukai
(Supranto :2005 : 374).

Misalkan, himpunanX = {x,y,z,..}diartikan sebagai kumpulan alternatif


keputusan, dimana jika x,yϵX maka tepat satu dari dua pernyataan berikut benar:

1. x<y

2. x>y

Dengan < menyatakan kurang disukai, sedangkan > menyatakan lebih disukai.

D. Asumsi Teori Utilitas

Asumsi utilitas setiap pengambil keputusan dapat berbeda – beda, dan


mewakili salah satu dari lima kategori berikut, yaitu :

1. Peringkat Preferensi

Asumsi peringkat preferensi merupakan asumsi utilitas pengambil keputusan


yang mengacu pada struktur dari keputusan dengan jumlah alternatif terbatas. Misalnya,
terdapat alternatif x dan y, maka asumsi utilitas pengambil keputusan adalah x < y atau
x > y.

2. Transitivitas Preferensi
4
Asumsi transitivitas preferensi merupakan asumsi utilitas pengambil keputusan
dengan tidak menganggap keberadaana lternatif dari setiap alternatif tertentu dalam
situasi yang dihadapi. Misalnya, apabila terdapat tiga alternative x, y, dan z, dimana x <
y, dan y < z, maka x < z.

3. Asumsi Kontinuitas

Asumsi kontinuitas merupakan asumsi utilitas pengambil keputusan yang


mempunyai hasil terbaik dan terburuk sebagai hadiah, bahwa perorangan (individu)
menganggap sama preferensinya dengan hasil yang sedang atau cukup saja atau di
antara kedua hasil yang ekstrim tersebut.

4. Asumsisubstitutabilitas

Asumsi substitutabilitas merupakan asumsi utilitas pengambil keputusan yang


memungkinkan adanya revisi / perbaikan dengan penggantian (substitusi) suatu hasil
dengan hasil lainnya, asalkan terdapat kesamaan.

5. Asumsi Peningkatan Preferensi

Asumsi peningkatan preferensi merupakan asumsi utilitas pengambil


keputusan yang mempunyai hasil yang sama dan untuk keputusan yang
mempunyai probabilitas terbesar untuk hasil yang lebih diinginkan maka harus lebih
disukai. Jadi, preferensi perjudian antara dua hasil yang sama meningkat dengan
probabilitas untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

E. Sikap Pengambil Keputusan

1. Sikap Penggemar Risiko


Sikap penggemar risiko adalah sikap pengambil keputusan dengan
menetapkan nilai ekuivalen tetapnya atas suatu kejadian tidak pastiakan lebih
besar daripada nilai ekspektasi dari suatu kejadian.

Pada kasus undian, seseorang yang termasuk dalam tipe penggemar


risiko akan termotivasi untuk mendapatkan hadiah yang lebih besar. Namun hal
Ini diikuti dengan risiko yang besar.

0.5

5
- Rp 100.000

B =Rp70.000

0,5

6
Gambar 3.1 Diagram Sikap Penggemar
Risiko

Pada kasus undian, orang yang memiliki undian seperti pada gambar
3.1, konsekuensi kehilangan uang Rp.100.000 mungkin tidak terlalu berbeda
dengan kehilangan Rp.70.000. Karena masih terdapat kemungkinan tidak
mengeluarkan uang. Kurva utilitas bagi penggemar risiko adalah:

Gambar 3.2 Kurva Utilitas Bagi Penggemar


Risiko

1. Sikap Netral
Sikap netral adalah sikap pengambil keputusan diantara dua keadaan
ekstrim penggemar risiko dan penghindar risiko. Sikap ini ditunjukan dengan
menetapkan nilai ekuivalen tetap terhadap suatu permasalahan sama dengan nilai

ekspektasinya.

0,5

Rp 1.000.000

0,5
7
0

Gambar 3.3 Diagram Pohon Sikap Netral

Pada kasus undian, orang yang memiliki sikap netral akan bersedia
menjual undian tersebut sebesar Rp500.000,- orang tersebut juga mengetahui nilai
ekspektasi lotere tersebut adalah Rp 500.000,-. Ini terlihat bahwa orang tersebut
bersikap netral terhadap risiko. Kurva utilitas bagi sikap netral adalah :

Gambar 3.4 Kurva Utilitas Sikap Netral

2. Sikap Penghindar Risiko


Sikap penghindar risiko adalah sikap pengambil keputusan dengan
menetapkan nilai ekuivalen tetap dari suatu kejadian tidak pasti lebih rendah
dari nilai harapan kejadian tersebut.

8
0,5

Rp 50.000

0,5

Gambar 3.5 Diagram Pohon Sikap Penghindar Risiko

Bagi penghindar risioko, orang tersebut akan bersedia menjual undian


tersebut dengan harga Rp30.000,-, meskipun dia mengetahui nilai ekspektasi adalah
Rp 500.000,- . Namun menurutnya dengan menjual lotere sebesar Rp30.000,-
mengalami kerugian sebesar Rp20.000,- lebih baik dibandingkan dengan tidak
mendapatkan apa – apa. Kurva sikap penghindar risiko :

9
Gambar 3.6 Kurva Utilitas Sikap Penghindar Risiko

F. Persamaan Fungsi Utility

Menurut Mangkusubroto (1987:124), jika (x) menyatakan fungsi utility untuk nilai
0
x, x menyatakan batas bawah fungsi utility, dan c adalah parameter, secara umum
fungsi utility dalam bentuk eksponensial didefinisikan :

( )

() 0 1
(
, )untuk x < x <x
(3.1)

Sedangkan untuk pengambil keputusan yang bersikap netral, maka fungsi

Utilitynya dinyatakan dalam persamaan :

() , untuk (3.2)

10
Fungsi utility bagi pengambil keputusan dengan sikap penghindar risiko,
netral maupun penggemar risiko, tergantung pada nilai c parameternya.

G. Prosedur untuk Menentukan Nilai Utilitas

Penentuan awal nilai utilitas untuk hasil terbaik dan terburuk sepenuhnya
sembarangan (completely arbitrary), sehingga setiap bilangan (sumber) dapat
dipergunakan (Supranto,2005:384). Berikut adalah prosedur untuk menentukan nilai
utilitas :

1. Semua hasil yang diperoleh dibuat peringkatnya. Suatu penandaan


(designation) harus dipergunakan untuk menunjukkan urutan preferensi berupa
subscript atau indeks. Preferensi ditulis secara menurun dari tinggi ke rendah.

2. Utilitas untuk hasil terbaik dan terjelek ditentukan secara sembarangan, misalnya
terbaik 100 terjelek 0 atau terbaik 1 terjelek 0, bisa berapa saja asalkan nilai
ekstrim.

3. Perumusan lotere referensi. Probabilitas p untuk memenangkan lotere preferensi


diperlakukan seperti variabel.

4. Untuk hasil antara (intermediate outcome), pengambil keputusan menetapkan suatu


nilai p yang membuat dia untuk tidak berbeda antara hasil itu sendiri dengan lotere
referensi. Jadi, untuk hasil Hk, probabilitas pk ditentukan bahwa hasil dalam lotere
referensi dianggap sama dengan Hk.

5.Utilitas Hk ditentukan, sama dengan harapan utilitasnya untuk lotere referensi.

11
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teori keputusan adalah konsep mengenai pengambilan keputusan berdasarkan
alternative terbaik dari beberapa alternative yang ada pada saat keaadaan yang tidak
pasti. Kegunaan teori keputusan adalah untuk membantu memecahkan masalah dengan
menentukan tindakan yang akan dipilih melalui pemilihan berbagai alternatif yang
tersedia. Dalam memilih suatu keputusan minimal terdapat dua alternative yang
diberikan, dan pengambil keputusan harus memilih satu alternatif berdasarkan kriteria
tertentu diantara alternatif lainnya.

Terdapat empat kategori dalam proses pengambilan keputusan,yaitu :

1. Keputusan dalam keadaan terdapat kepastian (certainty).


2. Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (uncertainty).
3. Keputusan dalam keadaan terdapat risiko (risk).
4. Keputusan dalam keadaan terdapat konflik (conflict).

Serta Pengambilan keputusan merupakan suatu tugas yang sulit dalam kaitan ketidak
pastian masa depan dan konflik nilai - nilai atau hasil tujuan.

B. SARAN
Teori utilitas yang diharapkan sebagai teori perilaku “seharusnya”, ini tidak
dimaksudkan untuk menggambarkan bagaimana orang-orang benar-benar berperilaku,
tetapi bagaimana orang akan berperilaku jika mereka mengikuti persyaratan tentu dalam
pembuatan keputusan rasional.

12
Pertanyaan :

1. Dilihat dari subyek pengambilan keputusan, itu ada pengambilan keputusan individual
dan pengambilan keputusan kelompok.
Bagaimana penjelasan mengenai kedua keputusan tersebut terhadap utilitas atau terkait
utilitas?
2. Didalam teori ordinal Bagaimana cara mengetahui kepuasan konsumen dengan hanya
melakukan perbadingan saja tanpa ada data atau angka2 seperti diteori kardinal?

13
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.upi.edu/11601/6/S_MAT_1006534_Chapter3.pdf diakses pada 2 Oktober 2020


pukul 19.35 WITA

14

Anda mungkin juga menyukai