Oleh
Narizka Putri
Sektor properti jelas akan masuk kategori ini atau mengalami penurunan harga.
Sebab properti bukan kebutuhan prioritas di saat-saat resesi. Negara pun terus
membangun berbagai proyek dengan mengeluarkan anggaran secara jorjoran
disamping memberi kemudahan pada pihak swasta berinvestasi. Tujuannya tak
lain agar transaksi ekonomi dalam negeri tidak mati. Kesempatan kerja dapat
diselamatkan, penghasilan dapat dipertahankan dan daya beli tetap terjaga.
Mempertahankan hal ini tidak mudah dikala pertumbuhan ekonomi melambat
(resesi) karena cukup berat dan memerlukan upaya all out. Masyarakat seharusnya perlu
diberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai resesi. Sebab dampak yang diberikan
ketika terjadi resesi cukup buruk walaupun sebenarnya resesi adalah hal yang biasa dan
kerap terjadi dalam sebuah siklus perekonomian.
Perlu dilakukan persiapan dan pemahaman ekstra agar masyarakat dapat bertahan
dimasa sulit. Resesi ekonomi biasanya terkait dengan adanya penurunan harga atau
deflasi atau sebaliknya, kenaikan harga yang tajam atau inflasi dalam proses yang disebut
stagflasi. Harga pangan dan kebutuhan pokok lainnya akan beranjak naik dan hal itu akan
berbanding terbalik dengan pendapatan dan kesempatan kerja yang ada. Jadi, penting bagi
kita untuk menabung, meninjau kembali investasi serta mempersiapkan dana darurat
untuk menghadapi resesi pada tahun 2023 mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Dzulfaroh, Ahmad Naufal. 2022. Jika 2023 Resesi, Sektor Mana Saja yang Alami
Penurunan dan Kenaikan?
https://www.kompas.com/tren/read/2022/11/17/203000565/jika-2023-resesi-
sektor-mana-saja-yang-alami-penurunan-dan-kenaikan-?page=all. Diakses pada
21 November 2022 pukul 13:37
Miraza, B. H. (2019). Seputar Resesi dan Depresi. Jurnal Ekonomi KIAT, 30(2), 11-13.
NPM : 2201102010142