Gambar 3.1.
Target, Realisasi, dan Capaian Pendapatan Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2022 (Trilyun Rupiah)
Sumber: Bapenda Provinsi Jateng, 2018 – 2022*) unaudited
Secara lebih detil, PAD meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah. Gambar 3.4 menunjukkan bahwa Pajak Daerah merupakan
sumber utama yang menyumbang kontribusi terbesar terhadap Pendapatan Asli
daerah. Meski sempat mengalami penurunan pada tahun 2020, nilai realisasi
pajak daerah kembali meningkat pada tahun 2021 dan 2022.
18.000
2018 2019 2020 2021 2022 *)
16.000
2.118
14.000 547
1.858 2.377
1.640 1.901
12.000 513 508 115
460 530
105 115 91
10.000 93
Miliar Rupiah
8.000
13.485
6.000 11.507 11.952 11.718
11.139
4.000
2.000
0
Gambar 3.4.
Perbandingan Realisasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang Sah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 – 2022
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Prov. Jateng 2018 – 2022
*) Unaudited
Gambar 3.5.
Target, Realisasi dan Pertumbuhan Pajak Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 – 2022 (Milyar Rupiah)
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Prov. Jateng 2018 – 2022 *) Unaudited
Gambar 3.6.
Target, Realisasi, dan Pertumbuhan Retribusi Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2022 (Milyar Rupiah)
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Prov. Jateng 2018 – 2022 *) Unaudited
Gambar 3.7.
Target, Realisasi, dan Pertumbuhan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2022 (Milyar Rupiah)
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Prov. Jateng 2018 – 2022 *) Unaudited
Di sisi lain, realisasi penerimaan di pos Lain-Lain PAD yang Sah justru
selalu meningkat sejak tahun 2018 hingga 2021 namun mengalami penurunan
di tahun 2022. Gambar 3.8 menunjukkan Lain-Lain PAD yang Sah di tahun
2021 mengalami kenaikan yang signifikan, tumbuh 24,71 persen dengan
realisasi sebesar 2,377 trilyun rupiah. Hal ini merupakan kenaikan penerimaan
dari BLUD/Rumah Sakit yang sebagian besar dikontribusi dari peningkatan
jasa layanan perawatan pasien Covid-19. Meskipun realisasinya masih melebihi
target, Lain-lain PAD yang Sah di tahun 2022 tumbuh negatif sebesar 10,94
persen sebagai dampak turunnya pendapatan pada BLUD dan Jasa Giro.
Rasio belanja modal dan rasio belanja barang dan jasa yang
menunjukkan tren peningkatan di tahun 2021 dan tahun 2022 menunjukkan
progress positif pada kualitas belanja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Meskipun rasio belanja pegawai di tahun 2022 juga mencatatkan peningkatan
namun rasionya masih di bawah kriteria maksimal sehingga masih dapat
dikelola dengan baik, tidak terlampau membebani APBD, dan memberikan
ruang untuk membiayai program/kegiatan lainnya.
Gambar 3.10.
Perbandingan Rasio Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 – 2022
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Prov. Jateng, 2018 – 2022
Rancangan RPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2024-2026 / Bab III - 24
3.3.2.3. Pembiayaan Daerah
Kemandirian keuangan daerah dalam konteks pembiayaan daerah adalah
kemampuan daerah untuk menutup defisit APBD tanpa bergantung dari dana
APBN. Hal tersebut karena dalam hal APBD mengalami defisit tidak ada
pendanaan khusus yang disalurkan dari APBN kepada daerah untuk menutup
defisit tersebut. Tabel 3.13 menunjukkan surplus/defisit pada APBD
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu Tahun 2018 – 2022.
Surplus/defisit merupakan selisih lebih/kurang antara pendapatan daerah dan
belanja daerah dalam tahun anggaran yang sama. Besaran defisit yang
ditunjukkan dengan nilai negatif menunjukkan tingkat belanja yang tidak dapat
dipenuhi oleh pendapatan daerah, atau dengan kata lain belanja lebih besar
dari pendapatan.
Provinsi Jawa Tengah mengalami dua kali defisit pada Tahun 2019
sebesar Rp 291,28 Miliar atau sebesar 1,126 persen dan Tahun 2020 sebesar
Rp 258,00 Miliar atau sebesar 1,016 persen jika dibandingkan dengan
pendapatan daerah tahun bersangkutan. Nilai ini masih di bawah batas defisit
maksimal APBD yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan bagi daerah dengan
kategori kapasitas fiskal sangat tinggi yakni sebesar 5% untuk tahun 2019 dan
4,5% untuk tahun 2020.
Tabel 3.13.
Surplus/Defisit APBD Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2022
Tahun Total Pendapatan (Rp) Total Belanja (Rp) Surplus/Defisit (Rp)
2018 24.702.318.190.582 24.478.632.557.339 223.685.633.243
2019 25.859.780.137.936 26.151.062.842.457 (291.282.704.521)
2020 25.393.735.934.148 25.651.740.349.991 (258.004.415.843)
2021 26.633.000.085.963 25.843.800.193.834 789.199.892.129
2022 *) 24.168.017.353.579 23.926.642.335.690 241.375.017.889
Sumber: Bappeda Prov. Jateng, 2022 (hasil analisis)
*) Dari Laporan Realisasi Anggaran per 31 Desember 2022 (unaudited)
Meskipun rasio SiLPA yang cenderung menurun namun nilai SiLPA dari
tahun anggaran sebelumnya masih cukup digunakan untuk mendanai defisit
APBD yang terjadi pada tahun 2019 dan tahun 2020. Gambar 3.10
menunjukkan nilai SiLPA dari tahun sebelumnya masih lebih besar dari nilai
defisit yang terjadi di tahun 2019 dan 2020. Gambar tersebut juga
menunjukkan fluktuasi rasio SiLPA yang searah dengan pergerakan SiLPA.
Gambar 3.11.
Perbandingan Surplus/Defisit dan SiLPA Provinsi Jawa Tengah 2018 – 2022
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Prov. Jateng, 2018 – 2022 *) Unaudited
Selain itu Rasio Cepat (quick ratio) membandingkan antara aktiva lancar
yang telah dikurangi persediaan dibandingkan dengan kewajiban lancar. Rasio
Cepat mengindikasikan apakah pemerintah daerah dapat membayar
kewajibannya dengan cepat. Semakin tinggi nilai rasio cepat semakin tinggi
tingkat likuiditas keuangan pemerintah daerah. Rasio Cepat menunjukkan
likuiditas keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah cenderung mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Tabel 3.17 menunjukkan rasio pada 2018
sebesar 7,9 yang kemudian meningkat pada 2019 menjadi 8,3. Sedangkan pada
tahun 2020 mengalami penurunan cukup dalam menjadi 3,4 dikarenakan
dampak pandemic Covid-19, dan kembali naik mencapai 8,6 pada tahun 2021.
Tabel 3.17.
Quick Ratio Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2021
Kewajiban Lancar Quick
Tahun Aktiva lancar (Rp) Persediaan (Rp)
(Rp) Ratio
2018 4.075.221.853.382,00 360.048.752.940,00 470.345.881.167,00 7,9
2019 3.530.658.995.976,00 214.197.582.489,00 399.197.714.864,00 8,3
2020 3.316.755.368.542,00 511.593.784.744,00 824.663.799.218,00 3,4
2021 3.791.840.781.045,00 513.729.554.970,00 383.270.068.724,00 8,6
Sumber: BPKAD Provinsi Jawa Tengah, 2022
Tabel 3.18.
Rasio Solvabititas Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2021
Rasio
Tahun Total Aktiva (Rp) Total Kewajiban (Rp)
Solvabilitas
2018 36.382.807.647.907,00 470.345.881.167,00 77,35
2019 37.500.196.755.380,00 399.197.714.864,00 93,94
2020 37.222.304.291.653,00 824.663.799.218,00 45,14
2021 39.291.945.337.213,00 383.270.068.724,00 102,52
Sumber: BPKAD Provinsi Jawa Tengah, 2022
Untuk itu, proyeksi kebutuhan belanja daerah tahun 2024 – 2026 secara
indikatif dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.22.
Proyeksi Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2024 – 2026
JUMLAH (Rp)
URAIAN
TAHUN 2024 TAHUN 2025 TAHUN 2026
1 2 3 4
BELANJA DAERAH 26.359.379.058.000 22.458.974.158.000 23.066.707.230.000
BELANJA OPERASI 14.086.283.323.000 13.297.473.841.000 13.500.885.106.000
1 Belanja Pegawai 7.467.603.683.000 7.467.603.683.000 7.467.603.683.000
2 Belanja Barang & Jasa 5.109.589.868.000 5.337.353.800.000 5.537.265.065.000
3 Belanja Subsidi 500.000.000 500.000.000 500.000.000
4 Belanja Hibah 1.415.589.772.000 397.016.358.000 397.016.358.000
5 Belanja Bantuan Sosial 93.000.000.000 95.000.000.000 98.500.000.000
BELANJA MODAL 2.356.265.000.000 2.262.265.000.000 2.317.265.000.000
BELANJA TAK TERDUGA 25.000.000.000 26.500.000.000 28.500.000.000
BELANJA TRANSFER 9.891.830.735.000 6.872.735.317.000 7.220.057.124.000
1 Belanja Bagi Hasil 6.724.735.928.000 4.006.281.000.000 4.263.329.500.000
Belanja Bantuan
2 3.167.094.807.000 2.866.454.317.000 2.956.727.624.000
Keuangan
JUMLAH BELANJA 26.359.379.058.000 22.458.974.158.000 23.066.707.230.000
Sumber: TAPD Provinsi Jawa Tengah, 2022 (hasil analisis)
Tabel 3.23.
Proyeksi Pembiayaan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2024 - 2026
JUMLAH (Rp 000)
URAIAN
TAHUN 2024 TAHUN 2025 TAHUN 2026
1 2 3 4
PEMBIAYAAN 980.000.000.000 80.000.000.000 (220.000.000.000)
PENERIMAAN
1.050.000.000.000 150.000.000.000 150.000.000.000
PEMBIAYAAN
Sisa Lebih Perhitungan
1 Anggaran Tahun 150.000.000.000 150.000.000.000 150.000.000.000
Sebelumnya
Pencairan dana
2 900.000.000.000 - -
cadangan
PENGELUARAN
70.000.000.000 70.000.000.000 370.000.000.000
PEMBIAYAAN
Pembentukan dana
1 0 0 300.000.000.000
cadangan
2 Penyertaan modal 70.000.000.000 70.000.000.000 70.000.000.000
PEMBIAYAAN NETTO 980.000.000.000 80.000.000.000 (220.000.000.000)
Sumber: TAPD Provinsi Jawa Tengah, 2022 (hasil analisis)