Anda di halaman 1dari 13

KRISIS MONETER DAN PERANAN KEBIJAKAN MONETER TERHADAP

PEREKONOMIAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ekonomi Moneter Islam


Dosen Pengampu : Khilfatul Khamidah, M.E.
Disusun Oleh :
Abdul Mughni
Dadan Muhamad Romdhoni
M. Fuad Fahruddin

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA TEGAL
TAHUN AJARAN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala
Karunia-Nya. Syukur alhamdulillah kami telah menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Krisis
Moneter dan Peranan Kebijakan Moneter Terhadap Perekonomian”.
Sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW semoga
kita sebagai umatnya mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti. Aaamiiin.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Khilfatul Khamidah, M.E. selaku dosen pengampu
mata kuliah Ekonomi Moneter Islam yang telah membimbing kami serta semua pihak yang telah
membantu dan terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Sebab itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Slawi, 18 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................. 2
A. Krisis Moneter ..................................................................................................................... 2
B. Dampak Krisis Moneter Terhadap Perekonomian............................................................. 3
C. Peranan kebijakan moneter terhadap perekonomian ........................................................ 6
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis moneter merupakan suatu kondisi di mana terjadi ketidakstabilan nilai mata uang
suatu negara. Krisis moneter dapat menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap
perekonomian, seperti inflasi yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang melambat, dan
peningkatan pengangguran.
Krisis moneter dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketidakstabilan politik,
kebijakan moneter yang tidak tepat, dan gejolak pasar keuangan global. Krisis moneter dapat
terjadi di negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Indonesia pernah mengalami krisis moneter pada tahun 1997-1998. Krisis moneter
tersebut menyebabkan terjadinya krisis ekonomi yang berdampak luas pada berbagai sektor
perekonomian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Apa penyebab krisis moneter?

2. Apa dampak krisis moneter terhadap perekonomian?

3. Bagaimana pengaruh kebijakan moneter terhadap perekonomian?

C. Tujuan

1. Mengetahui penyebab terjadinya krisis moneter


2. Mengetahui dampak krisis moneter terhadap perekonomian
3. Mengetahui pengaruh kebijakan moneter terhadap perekonomian

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Krisis Moneter
Krisis moneter adalah suatu periode ketidakstabilan ekonomi yang ditandai oleh
penurunan nilai mata uang, inflasi yang tinggi, dan resesi ekonomi. Krisis moneter dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketidakstabilan politik, ketidakseimbangan neraca
pembayaran, dan spekulasi mata uang.

1. Faktor-faktor penyebab terjadinya krisis moneter

Krisis moneter adalah suatu keadaan di mana terjadi ketidakstabilan nilai mata
uang suatu negara, yang menyebabkan perekonomian negara tersebut mengalami
kemunduran. Krisis moneter dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun
eksternal.

Faktor internal yang dapat menyebabkan krisis moneter antara lain:


• Kebijakan fiskal dan moneter yang tidak konsisten. Kebijakan fiskal yang tidak
konsisten dapat menyebabkan terjadinya defisit anggaran yang besar, yang pada
akhirnya akan menyebabkan meningkatnya inflasi dan nilai tukar mata uang yang
melemah. Kebijakan moneter yang tidak konsisten juga dapat menyebabkan terjadinya
ketidakpastian di pasar keuangan, yang pada akhirnya akan menyebabkan arus modal
keluar dari negara tersebut.
• Membesarnya defisit neraca berjalan. Defisit neraca berjalan yang besar dapat
menyebabkan terjadinya defisit transaksi berjalan, yang pada akhirnya akan
menyebabkan berkurangnya cadangan devisa negara tersebut. Kurangnya cadangan
devisa dapat menyebabkan kesulitan dalam membiayai impor dan pembayaran utang
luar negeri, yang pada akhirnya dapat menyebabkan krisis moneter.
• Hutang swasta yang berjangka pendek. Hutang swasta yang berjangka pendek dapat
menyebabkan terjadinya krisis likuiditas di sektor perbankan. Hal ini terjadi karena
pemilik dana akan menarik dananya dari bank secara mendadak jika mereka khawatir
akan kemampuan bank tersebut untuk membayar utang.
• Krisis kepercayaan. Krisis kepercayaan dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti
terjadinya skandal korupsi, ketidakpastian politik, atau perang. Krisis kepercayaan
dapat menyebabkan investor asing menarik dananya dari negara tersebut, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan nilai tukar mata uang yang melemah.
Faktor eksternal yang dapat menyebabkan krisis moneter antara lain:

2
• Pelemahan nilai tukar mata uang negara lain. Pelemahan nilai tukar mata uang negara
lain dapat menyebabkan terjadinya arus modal keluar dari negara tersebut, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan nilai tukar mata uang yang melemah.
• Kenaikan suku bunga di negara maju. Kenaikan suku bunga di negara maju dapat
menyebabkan terjadinya arus modal keluar dari negara berkembang, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan nilai tukar mata uang yang melemah.
• Ketidakstabilan politik dan ekonomi global. Ketidakstabilan politik dan ekonomi
global dapat menyebabkan terjadinya resesi global, yang pada akhirnya akan
berdampak pada perekonomian negara berkembang.

B. Dampak Krisis Moneter Terhadap Perekonomian


Dampak krisis moneter terhadap perekonomian sangat luas dan dapat bersifat jangka
pendek maupun jangka panjang. Dampak jangka pendek dari krisis moneter antara lain adalah:
• Inflasi
Nilai mata uang yang melemah akan menyebabkan harga-harga barang dan
jasa menjadi lebih mahal.
• Pengangguran
Krisis moneter dapat menyebabkan perusahaan gulung tikar, sehingga
menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja.
• Kemiskinan
Inflasi dan pengangguran dapat menyebabkan masyarakat mengalami
penurunan pendapatan, sehingga dapat meningkatkan jumlah penduduk miskin.

Dampak jangka panjang dari krisis moneter antara lain adalah:


• Pertumbuhan ekonomi yang terhambat
Krisis moneter dapat menghambat investasi dan kegiatan ekonomi lainnya,
sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat.
• Perubahan struktur perekonomian
Krisis moneter dapat menyebabkan terjadinya restrukturisasi perekonomian,
sehingga struktur perekonomian menjadi lebih efisien.

Krisis moneter dapat memiliki dampak yang sangat besar terhadap perekonomian suatu
negara. Dampak tersebut dapat berupa:

• Penurunan nilai mata uang

3
Penurunan nilai mata uang dapat menyebabkan harga-harga barang dan jasa
menjadi lebih mahal. Hal ini dapat menyebabkan inflasi yang tinggi.

Penurunan nilai mata uang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti spekulasi
mata uang, defisit neraca pembayaran, dan ketidakstabilan politik. Penurunan nilai mata
uang dapat menyebabkan harga-harga barang dan jasa menjadi lebih mahal. Hal ini
dikarenakan impor menjadi lebih mahal, sedangkan ekspor menjadi lebih murah. Hal ini
dapat menyebabkan inflasi yang tinggi.
Contoh:
Kasus krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 merupakan
contoh yang paling nyata dari dampak penurunan nilai mata uang. Pada saat itu, nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan yang sangat drastis, dari
sekitar Rp2.500 per dolar AS menjadi Rp16.000 per dolar AS. Penurunan nilai mata uang
yang drastis ini menyebabkan harga-harga barang dan jasa menjadi lebih mahal, yang
kemudian memicu inflasi yang tinggi.

• Inflasi yang tinggi


Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Hal ini
dapat menyebabkan penurunan permintaan agregat, yang dapat menyebabkan resesi
ekonomi.
Inflasi yang tinggi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan nilai
mata uang, kenaikan harga-harga bahan baku, dan kenaikan upah. Inflasi yang tinggi dapat
menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Hal ini dikarenakan harga-harga barang dan
jasa menjadi lebih mahal. Hal ini dapat menyebabkan penurunan permintaan agregat, yang
dapat menyebabkan resesi ekonomi.
Contoh:
Kasus krisis moneter yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2008 juga
merupakan contoh yang nyata dari dampak inflasi yang tinggi. Pada saat itu, inflasi di
Amerika Serikat mencapai angka 4,4%, yang merupakan angka tertinggi dalam 13 tahun
terakhir. Inflasi yang tinggi ini menyebabkan daya beli masyarakat menurun, yang
kemudian memicu resesi ekonomi.

• Resesi ekonomi

Resesi ekonomi adalah suatu periode penurunan kegiatan ekonomi yang ditandai
dengan penurunan output, lapangan kerja, dan investasi. Resesi ekonomi dapat
menyebabkan peningkatan pengangguran, kemiskinan, dan ketidakstabilan politik.

4
Resesi ekonomi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti inflasi yang tinggi,
penurunan nilai mata uang, dan ketidakstabilan politik. Resesi ekonomi dapat
menyebabkan peningkatan pengangguran. Hal ini dikarenakan perusahaan mengurangi
produksinya untuk mengurangi biaya. Peningkatan pengangguran dapat menyebabkan
kemiskinan. Hal ini dikarenakan pendapatan masyarakat menurun. Resesi ekonomi juga
dapat menyebabkan ketidakstabilan politik. Hal ini dikarenakan masyarakat menjadi tidak
puas dengan pemerintah.
Contoh:
Kasus krisis moneter yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 1929 juga
merupakan contoh yang nyata dari dampak resesi ekonomi. Pada saat itu, Amerika Serikat
mengalami resesi ekonomi yang paling parah dalam sejarahnya. Resesi ekonomi ini
menyebabkan peningkatan pengangguran hingga 25%, yang kemudian memicu terjadinya
Depresi Besar.

• Peningkatan pengangguran

Peningkatan pengangguran dapat menyebabkan penurunan pendapatan


masyarakat, yang kemudian dapat menyebabkan penurunan konsumsi masyarakat. Hal ini
dapat menyebabkan penurunan permintaan agregat, yang dapat menyebabkan resesi
ekonomi.
Peningkatan pengangguran dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti resesi
ekonomi, kebijakan moneter yang ketat, dan kebijakan fiskal yang tidak tepat. Peningkatan
pengangguran dapat menyebabkan penurunan pendapatan masyarakat. Hal ini dikarenakan
orang-orang yang menganggur tidak memiliki pendapatan. Penurunan pendapatan
masyarakat dapat menyebabkan penurunan konsumsi masyarakat. Hal ini dikarenakan
orang-orang tidak memiliki uang untuk membeli barang dan jasa. Penurunan konsumsi
masyarakat dapat menyebabkan penurunan permintaan agregat, yang dapat menyebabkan
resesi ekonomi.
Contoh:
Kasus krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 juga merupakan
contoh yang nyata dari dampak peningkatan pengangguran. Pada saat itu, tingkat
pengangguran di Indonesia mencapai angka 16,3%, yang merupakan angka tertinggi dalam
sejarahnya. Peningkatan pengangguran ini menyebabkan penurunan pendapatan
masyarakat, yang kemudian memicu terjadinya resesi ekonomi.

5
C. Peranan kebijakan moneter terhadap perekonomian

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dibuat oleh bank sentral untuk
mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Tujuan kebijakan moneter adalah
untuk mencapai stabilitas ekonomi, yaitu menjaga inflasi tetap terkendali, pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan, dan stabilitas nilai tukar. Kebijakan moneter dapat mempengaruhi
perekonomian melalui berbagai cara, yaitu:

• Inflasi
Kebijakan moneter dapat mempengaruhi inflasi melalui perubahan jumlah uang yang
beredar di masyarakat. Jika jumlah uang yang beredar meningkat, maka akan mendorong
permintaan barang dan jasa. Hal ini akan menyebabkan harga barang dan jasa meningkat,
sehingga inflasi meningkat. Sebaliknya, jika jumlah uang yang beredar menurun, maka akan
mengurangi permintaan barang dan jasa. Hal ini akan menyebabkan harga barang dan jasa
menurun, sehingga inflasi menurun.
• Pertumbuhan ekonomi
Kebijakan moneter dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui perubahan
tingkat suku bunga. Jika tingkat suku bunga rendah, maka akan mendorong investasi dan
konsumsi. Hal ini akan menyebabkan permintaan agregat meningkat, sehingga pertumbuhan
ekonomi meningkat. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga tinggi, maka akan menghambat
investasi dan konsumsi. Hal ini akan menyebabkan permintaan agregat menurun, sehingga
pertumbuhan ekonomi menurun.
• Nilai tukar
Kebijakan moneter dapat mempengaruhi nilai tukar melalui perubahan jumlah uang
yang beredar di masyarakat. Jika jumlah uang yang beredar meningkat, maka akan
menyebabkan nilai tukar mata uang domestik melemah. Sebaliknya, jika jumlah uang yang
beredar menurun, maka akan menyebabkan nilai tukar mata uang domestik menguat.
• Kestabilan sistem keuangan
Kebijakan moneter dapat mempengaruhi stabilitas sistem keuangan melalui perubahan
tingkat suku bunga dan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Jika tingkat suku bunga
rendah dan jumlah uang yang beredar di masyarakat meningkat, maka akan mendorong
permintaan kredit. Hal ini dapat meningkatkan risiko kredit macet dan dapat menyebabkan
ketidakstabilan sistem keuangan. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga tinggi dan jumlah uang
yang beredar di masyarakat menurun, maka akan mengurangi permintaan kredit. Hal ini dapat
mengurangi risiko kredit macet dan dapat meningkatkan stabilitas sistem keuangan.

6
Di Indonesia, Bank Indonesia (BI) merupakan bank sentral yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan kebijakan moneter. BI menggunakan berbagai instrumen kebijakan moneter untuk
mencapai tujuannya, yaitu:

• Suku bunga BI
Suku bunga BI adalah suku bunga yang ditetapkan oleh BI untuk bank umum. Suku
bunga BI merupakan instrumen kebijakan moneter yang paling fleksibel dan memiliki dampak
yang luas terhadap perekonomian.
• Operasi pasar terbuka
Operasi pasar terbuka adalah transaksi jual beli surat berharga oleh BI di pasar uang.
Operasi pasar terbuka dapat digunakan untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang
beredar di masyarakat.
• Kebijakan diskonto
Kebijakan diskonto adalah kebijakan yang mengatur tingkat bunga yang dikenakan BI
kepada bank umum atas pinjaman dana dari BI. Kebijakan diskonto dapat digunakan untuk
mempengaruhi tingkat suku bunga perbankan.
• Rezim nilai tukar
BI dapat menerapkan rezim nilai tukar tetap atau rezim nilai tukar mengambang. Rezim
nilai tukar tetap dapat digunakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang domestik,
sedangkan rezim nilai tukar mengambang dapat digunakan untuk menyesuaikan nilai tukar
mata uang domestik dengan kondisi perekonomian global.

Kebijakan moneter merupakan salah satu instrumen penting yang dapat digunakan
untuk mempengaruhi perekonomian. BI harus cermat dalam merumuskan dan melaksanakan
kebijakan moneter agar dapat mencapai tujuannya dan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap perekonomian.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Krisis moneter adalah suatu periode ketidakstabilan ekonomi yang ditandai oleh penurunan
nilai mata uang, inflasi yang tinggi, dan resesi ekonomi. Krisis moneter dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, seperti ketidakstabilan politik, ketidakseimbangan neraca pembayaran, dan spekulasi mata uang.

Krisis moneter adalah suatu keadaan di mana terjadi ketidakstabilan nilai mata uang suatu
negara, yang menyebabkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Krisis moneter
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.

Faktor internal yang dapat menyebabkan krisis moneter antara lain:


• Kebijakan fiskal dan moneter yang tidak konsisten. Kebijakan fiskal yang tidak
konsisten dapat menyebabkan terjadinya defisit anggaran yang besar, yang pada
akhirnya akan menyebabkan meningkatnya inflasi dan nilai tukar mata uang yang
melemah. Kebijakan moneter yang tidak konsisten juga dapat menyebabkan terjadinya
ketidakpastian di pasar keuangan, yang pada akhirnya akan menyebabkan arus modal
keluar dari negara tersebut.
• Membesarnya defisit neraca berjalan. Defisit neraca berjalan yang besar dapat
menyebabkan terjadinya defisit transaksi berjalan, yang pada akhirnya akan
menyebabkan berkurangnya cadangan devisa negara tersebut. Kurangnya cadangan
devisa dapat menyebabkan kesulitan dalam membiayai impor dan pembayaran utang
luar negeri, yang pada akhirnya dapat menyebabkan krisis moneter.
• Hutang swasta yang berjangka pendek. Hutang swasta yang berjangka pendek dapat
menyebabkan terjadinya krisis likuiditas di sektor perbankan. Hal ini terjadi karena
pemilik dana akan menarik dananya dari bank secara mendadak jika mereka khawatir
akan kemampuan bank tersebut untuk membayar utang.
• Krisis kepercayaan. Krisis kepercayaan dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti
terjadinya skandal korupsi, ketidakpastian politik, atau perang. Krisis kepercayaan
dapat menyebabkan investor asing menarik dananya dari negara tersebut, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan nilai tukar mata uang yang melemah.
Faktor eksternal yang dapat menyebabkan krisis moneter antara lain:
• Pelemahan nilai tukar mata uang negara lain. Pelemahan nilai tukar mata uang negara
lain dapat menyebabkan terjadinya arus modal keluar dari negara tersebut, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan nilai tukar mata uang yang melemah.
• Kenaikan suku bunga di negara maju. Kenaikan suku bunga di negara maju dapat
menyebabkan terjadinya arus modal keluar dari negara berkembang, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan nilai tukar mata uang yang melemah.

8
• Ketidakstabilan politik dan ekonomi global. Ketidakstabilan politik dan ekonomi
global dapat menyebabkan terjadinya resesi global, yang pada akhirnya akan
berdampak pada perekonomian negara berkembang.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekuranagan dan
kesalahan. Maka dari itu, kami sangat berharap dapat masukan saran atau kritikan untuk
kedepannya agar lebuh baik lagi dalam menyusun makalah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. (2023). Kebijakan Moneter dalam Mengatasi Krisis Moneter. Jakarta: Bank
Indonesia.
International Monetary Fund. (2023). The Role of Monetary Policy in Crisis Response. Washington,
DC: International Monetary Fund.
Mankiw, N. G. (2022). Principles of Economics (10th ed.). Boston, MA: Cengage Learning.

10

Anda mungkin juga menyukai