Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fakhru Rozzi NPM : 2040401057

Lokal : B1 (Manajemen) Angkatan : 2020

MK : Pengantar Ekonomi Makro Dosen : Bu. Caritin Devi, S.E., M.Sc

Tugas : Resume Materi/Topik : Kebijakan Ekonomi : Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah seperangkat kebijakan ekonomi yang mengatur ukuran dan tingkat
pertumbuhan pasokan uang dalam suatu perekonomian negara. Ini adalah tindakan terukur untuk
mengatur variabel makroekonomi seperti inflasi dan pengangguran.

Kebijakan moneter dilaksanakan melalui cara, termasuk penyesuaian suku bunga, pembelian atau
penjualan sekuritas pemerintah, dan mengubah jumlah uang tunai yang beredar dalam pasar.

Bank sentral atau badan negara pengatur yang bertanggung jawab atas hal ini yang berhak merumuskan
kebijakan ini. Untuk di Indonesia sendiri kebijakan moneter diatur tunggal oleh Bank sentral yaitu Bank
Indonesia

Tujuan Kebijakan Moneter


Otoritas moneter dalam hal ini Bank Sentral memiliki tujuan tertentu dalam mewujudkan
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Tujuan dari otoritas moneter ini secara jelas tergambar dalam UU Nomor 3 tahun 2004, tepatnya pada
pasal 7 yang membahas Bank Indonesia. Dalam pasal tersebut tercantum kebijakan BI dalam menjaga
stabilitas nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah atau mata uang merupakan stabilitas harga barang atau
jasa yang bisa dilihat dari tingkat inflasinya.

Tercatat sejak tahun 2005, setelah diresmikannya undang-undang tersebut, Bank Indonesia telah
melakukan usaha-usaha untuk menjaga stabilitas nilai rupiah. Kerangka yang diterapkan adalah ekonomi
moneter yang menjadikan inflasi sebagai sasaran utamanya.

Kebijakan yang disebut sebagai Inflation Targeting Framework ini menganut sistem free floating
yang memiliki berperan dalam kestabilan harga dan financial Negara. Bank Indonesia hanya
mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan pengurangan volatilitas nilai tukar rupiah yang berlebih
tanpa mengarahkannya ke tingkat tertentu.

Dalam operasionalnya, otoritas moneter dalam hal ini BI berwenang dalam menerapkan ekonomi
moneter terhadap keuangan negara. Kebijakan ini nantinya akan diarahkan kepada sasaran-sasaran
moneter yang ditetapkan sebelumnya seperti suku bunga bank. Semua ini dilakukan untuk mencapai
laju inflasi yang seimbang melalui kebijakan pemerintah dengan instrument-instrumen khusus.
 Inflasi
Kebijakan moneter dapat menargetkan tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang rendah
dianggap sehat bagi perekonomian sebuah negara. Namun, jika inflasi sudah sangat tinggi,
kebijakan moneter diharapkan dapat mengatasi masalah ini.
 Pengangguran
Kebijakan moneter akan mempengaruhi tingkat pengangguran dalam suatu negara.
Sebagai contoh, kebijakan ekspansif umumnya mengurangi pengangguran karena pasokan uang
yang lebih tinggi merangsang kegiatan bisnis yang mengarah pada perluasan pasar kerja.
 Nilai Tukar Mata Uang
Dengan menggunakan otoritas fiskal, bank sentral dapat mengatur nilai tukar antara
mata uang domestik dan asing. Sebagai contoh, bank Indonesia dapat meningkatkan jumlah
uang beredar dengan mengeluarkan lebih banyak uang cetak. Dalam kasus seperti itu, mata
uang negara tersebut menjadi lebih murah dibandingkan dengan mata uang negara lain.

Instrumen Kebijakan Moneter


Instrumen-instrumen yang biasa digunakan oleh pemerintah dalam pengambilan kebijakan
moneter adalah :

 Kebijakan Operasi Pasar Terbuka


Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk
mengurangi atau menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan cara menjual
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal.
 Kebijakan Diskonto
Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan
cara mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang beredar
telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk
menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk
menabung.
 Kebijakan Cadangan Kas
Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan
kas (cash ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan,
deposito, sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada persentase tertentu dari uang
yang disetorkan nasabah dan tidak boleh dipinjamkan.
 Kebijakan Kredit Ketat
Kredit tetap diberikan bank umum, tetapi pemberiannya harus benar-benar didasarkan pada
syarat 5C, yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, dan Condition of Economy. Dengan
kebijakan kredit ketat, jumlah uang yang beredar dapat diawasi. Langkah kebijakan ini biasa
diambil pada saat ekonomi sedang mengalami gejala inflasi.
 Kebijakan Dorongan Moral
Bank sentral dapat juga memengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai
pengumuman, pidato, dan edaran yang ditujukan pada bank umum dan pelaku moneter lainnya.
Isi pengumuman, pidato, dan edaran dapat berupa ajakan atau larangan untuk menahan
pinjaman tabungan atau pun melepaskan pinjaman.

Jenis Kebijakan Moneter


Tahun 1998 terjadi krisis moneter dan menyebabkan perekonomian Indonesia terguncang,
belum lagi aksi protes dari berbagai pihak dengan segala tuntutannya. Untuk itu pemerintah mengambil
kebijakan khusus yang digunakan untuk mengatur peredaran uang untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Beberapa jenis ekonomi moneter yang bisa diterapkan yakni :

 Monetary Expansive Policy (Kebijakan Moneter Ekspansif)


Monetary Expansive Policy merupakan kebijakan pemerintah yang diluncurkan dalam
rangka menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Kebijakan ekspansif ini dilakukan
dengan menurunkan jumlah suku bunga di bank, menurunkan persyaratan cadangan bank, dan
membeli sirkuit pemerintah. Monetary expansive juga disebut sebagai kebijakan yang longgar
karena tidak terlalu mengekang masyarakat.
Kebijakan ini dapat mengurangi tingkat pengangguran dalam Negara dan merangsang
pertumbuhan bisnis serta konsumsi masyarakat. Umumnya, kebijakan ini diterapkan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada suatu Negara dengan risiko inflasi yang juga akan
semakin meningkat. Kebijakan ekspansif dilakukan dengan meningkatkan peredaran uang dalam
masyarakat sehingga daya beli masyarakat semakin meningkat.
 Monetary Contractive Policy (Kebijakan Moneter Kontraktif)
Monetary Contractive Policy merupakan kebijakan pemerintah yang diluncurkan dalam
rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Hal ini berbanding terbalik dengan kebijakan
moneter ekspansif yang justru menambah peredaran uang. Pengurangan peredaran jumlah
uang ini juga dikenal dengan politik uang ketat (Tight Money Policy).
Tujuan utama dari penerapan kebijakan ini adalah untuk menurunkan tingkat inflasi
yang dialami oleh Negara. Beberapa cara yang dilakukan pemerintah dalam penerapan
kebijakan ini adalah meningkatkan jumlah suku bunga bank. Selain itu, penjualan obligasi atau
surat berharga pemerintah dan meningkatkan persyaratan cadang bank juga termasuk cara
mengurangi peredaran uang.

Contoh Penerapan Ekonomi Moneter


Salah satu contoh penerapan ekonomi atau kebijakan moneter dapat dilihat saat terjadi inflasi
pada perekonomian Negara. Pada kondisi ini, pemerintah dalam hal ini Bank Sentral akan meningkatkan
cadangan kas untuk mengurangi peredaran uang di masyarakat. Sedangkan jika kondisinya berbanding
terbalik, maka pemerintah akan menurunkan cadangan kasnya.
Peningkatan cadangan kas bank membuat masyarakat memilih untuk menabung uang di bank sehingga
peredaran uang menurun. Sedangkan penurunan cadangan kas bank mendorong masyarakat untuk
meminjam uang di bank sehingga tingkat konsumsi atau daya beli masyarakat semakin tinggi.

Anda mungkin juga menyukai