Anda di halaman 1dari 12

Makalah

KRISIS EKONOMI
Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia

Oleh Kelompok 5 :

Fakhru Rozzi (2040401057) Sisi Adinda (2040401052)

Galluh (2040401114) Elia Jones (2040401107)

Sawaria (2040401016) Firman Ramadhani (2040401111)

Sherliena Elisa (2040401051)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan Rahmat-Nya, sehingga penulis beserta teman-teman kelompok 5 dapat
menyelesaikan makalah tentang “Krisis Ekonomi”

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan


oleh Dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia yaitu Aan Digita Malik, S.E.,
M.Ak.

Penulis mengharapkan makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita


semua, dalam hal menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang Krisis
Ekonomi

Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok yang


telah mendukung dan menjalin kerjasama yang baik sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.

Penulis menyadari makalah ini terdapat banyak kekurangan, maka penulis


mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik. Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Tarakan, 18 Maret 2021

Penulis Fakhru Rozzi


DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………2

1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Krisis Ekonomi…………………………………………………,……………………………….3

2.2 Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi………………………..……………………………………3

2.3 Jenis Krisis Ekonomi dan Jalur Transmisi Dampaknya…,,………………………………..4

2.4 Jalur Transmisi Kunci dan Indikator Monitoring Dampak Krisis………………………

2.5 Analisis Empiris……………………………………………………………………………………………..7

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan……………………………………………………………………………………………………….8

3.2 Saran…………………………………………………………………………………………………………….9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….………….1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan ekonomi berperan begitu penting dalam sebuah negara. Namun,
ternyata untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang sehat sangatlah tidak
mudah. Kegiatan ekonomi tidak selamanya terus menerus berkembang dengan
baik. Indonesia pernah mengalami ketidakseimbangan laju pertumbuhan
ekonomi yang dinamakan “Krisis Ekonomi” pada tahun1997-1998.

Tingginya laju inflasi pada waktu itu menyebabkan menurunnya daya beli
masyarakat, khususnya golongan berpendapatan rendah. Hal ini sesuai dengan
teori Keynes (Alvin, 1964) bahwa jumlah uang menjadi suatu faktor yang penting
dalam menentukan jumlah pengeluaran, perubahan jumlah uang dapat
mempengaruhi tingkat bunga, dan fungsi konsumsi. Jadi, jumlah uang
menimbulkan perubahan dalam permintaan seluruhnya. Krisis Ekonomi hingga
sekarang belum bisa dibilang terselesaikan, walaupun tidak separah di masa lalu.

Jadi dapat diketahu bahwa Krisis ekonomi merupakan salah satu dimensi
yang telah membawa sebagian besar rakyat kita terjerumus lebih dalam ke
suasana kehidupan yang amat memprihatinkan. Untuk mewujudkan pemulihan
ekonomi Indonesia, bukanlah pekerjaan yang mudah. Meskipun begitu, kita harus
tetap bertekad, dan bekerja sama. Setiap orang Indonesia diharapkan dapat
untuk berpartisipasi menyumbangkan pikiran, tenaga, dan mau bekerja keras
untuk keluar dari krisis yang dialami.
1.2 Rumusan Masalah
Dari Uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah, adapun rumusan
masalah dalam pembahasan ini adalah,

1. Apa Pengertian Krisis ekonomi


2. Penyebab terjadinya krisis ekonomi
3. Apa Jenis Jenis Krisis Ekonomi dan Jalur Transmisi Dampaknya
4. Analisis Empiris dari krisis ekonomi

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah diatas dapat dirumuskan beberapa tujuan
pembahasan. Adapun tujuannya yakni sebagai berikut;

1. Mengetahui serta memahami dan mendalami Pengertian dari Krisis


ekonomi.
2. Mempelajari dan memcegah bagaimana krisis ekonomi itu bisa terjadi.
3. Mengetahui serta memahami jenis-jenis Krisis ekonomi.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Krisis Ekonomi


Menurut Market Business News, krisis ekonomi adalah keadaan di mana
perekonomian di suatu negara mengalami penurunan secara drastis.

Menurut para ahli juga, pengertian krisis ekonomi adalah suatu keadaan
dimana sebuah negara yang pemerintahnya tidak dipercaya lagi oleh rakyatnya,
khususnya masalah finansial. Rakyatnya tidak mau lagi menyimpan uang di bank-
bank yang ada, sehingga bank-bank mengalami kesulitan uang tunai. jika itu
terjadi maka bank sentral akan mencairkan asetnya untuk menalangi semua bank-
bank itu. Setelah itu maka harga-harga naik seiring dengan banyaknya uang tunai
di masyarakat akibat bank kelebihan uang tunai.

Definisi Secara umum, negara yang menghadapi keadaan tersebut akan


mengalami penurunan PDB (produk domestik bruto), anjloknya harga properti
dan saham, serta naik turunnya harga karena inflasi. Kejadian ini memang sangat
menakutkan. Sebab, akan ada banyak sekali pihak yang dirugikan jika sampai
terjadi krisis ekonomi di suatu negara. Gejala yang muncul saat krisis ekonomi
biasanya diawali oleh penurunan belanja dari pemerintah. Lalu, jumlah
pengangguran melebihi 50% dari jumlah tenaga kerja.

Selain itu, terjadi pula kenaikan harga pokok yang semakin meroket,
penurunan konsumsi yang rendah, penurunan nilai tukar yang tidak terkontrol,
dan penurunan pertumbuhan ekonomi yang drastic.

2.2 Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi


1. Utang negara yang berlebihan

Salah satu penyebab terjadinya krisis ekonomi adalah karena banyaknya


beban utang negara sehingga tidak mampu membayarnya. Hal ini sama seperti
halnya suatu perusahaan. Apabila memiliki banyak utang dan tidak mampu
membayarnya, maka bisa dipastikan perusahaan tersebut akan bangkrut.

2. Laju inflasi yang tinggi

Inflasi merupakan sebuah peristiwa di mana harga barang dan jasa


mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang. Sebenarnya, inflasi tidak selalu
menjadi hal yang negatif, bergantung pada tinggi rendahnya tingkat presentase
inflasi. Akan tetapi, jika inflasi terjadi dalam waktu yang lama serta mengalami
laju yang tinggi, hal ini bisa mengakibatkan nilai uang turun dan membuat
perekonomian di suatu negara semakin memburuk.

3. Pertumbuhan ekonomi yang macet

Penyebab lainnya dari krisis ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi di


suatu negara tidak berkembang atau macet. Semakin buruk pertumbuhannya,
maka ada kemungkinan negara tersebut masuk ke jurang krisis perekonomian.
Contoh nyata karena suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang
lambat adalah karena adanya virus corona seperti saat ini. Beberapa negara ada
yang sudah mengalami resesi karena adanya pandemi virus corona.

4. Lemahnya Bank Sentral

Keterbatasan Bank Indonesia dalam menjalankan kebijakan moneter yang


semakin terbatas karena kondisi keuangannya yang sulit.

2.3 Jenis Krisis Ekonomi dan Jalur Transmisi Dampaknya


Suatu perubahan ekonomi dapat menjelma menjadi suatu krisis ekonomi.
Dilihat dari proses terjadinya, krisis ekonomi mempunyai dua sifat yang berbeda.
Pertama, krisis ekonomi yang terjadi secara mendadak atau muncul tanpa ada
tanda-tanda sebelumnya, yang umum disebut goncangan ekonomi tak terduga.
Misalnya, kenaikan harga minyak yang sangat besar di pasar internasional pada
tahun 1974, yang dilakukan oleh OPEC sebagai suatu reaksi keras dari negara-
negara Barat terutama AS dan Eropa Barat terhadap Israel yang sedang terlibat
suatu perang besar dengan negara-negara Arab, khususnya, Mesir, Suriah, Irak
dan Yordania. Sedangkan bagi Indonesia yang saat itu masih menjadi salah satu
pengekspor minyak di dunia, peristiwa tersebut merupakan suatu keuntungan
besar (oil boom) yang memberikan pemasukan yang sangat besar (yang tidak
terduga sebelumnya) bagi pemerintah.

Sedangkan krisis ekonomi yang sifatnya tidak mendadak, melainkan


melewati suatu proses akumulasi yang cukup panjang, adalah seperti krisis
ekonomi global yang terjadi pada periode 2008-2009. Krisis ini diawali dengan
suatu krisis keuangan yang paling serius yang pernah terjadi di AS setelah
depresiasi pada dekade 30-an, yang akhirnya merembet ke negara-negara maju
lainnya seperti Jepang dan Eropa lewat keterkaitan-keterkaitan keuangan global.
Setelah beberapa bulan kemudian ekonomi dunia mulai mengalami resesi yang
ditandai dengan penurunan pendapatan dan permintaan global yang juga
berimbas pada perekonomian Indonesia dan banyak negara lainnya di dunia.

Suatu krisis ekonomi di suatu negara atau wilayah bisa berasal dari luar
atau dari dalam negara/wilayah tersebut. Bersumber dari dalam, misalnya
penurunan produksi suatu komoditas secara mendadak. Bersumber dari luar
adalah seperti krisis ekonomi global 2008-2009, atau krisis minyak pertama pada
tahun1974 dan kedua pada tahun 1979.

Berikut ini akan dibahas sejumlah tipe krisis ekonomi yang mana dunia atau
banyak negara pernah mengalaminya dalam 50 tahun belakangan ini (1961-2011,
atau kemungkinan besar akan terjadi dimasa yang akan datang.

1. Krisis Produksi

Krisis produksi adalah termasuk tipe krisis ekonomi yang bersumber dari
dalam negeri. Krisis tersebut bisa dalam bentuk penurunan produksi domestik
secara mendadak dari sebuah (atau sejumlah) komoditas pertanian, misalnya,
padi/beras. Penurunan produksi tersebut berakibat langsung pada penurunan
tingkat pendapatan riil dari para petani dan buruh tani padi.
Gambar 1: Krisis Produksi Domestik dan Dampaknya terhadap Kemiskinan

Dalam tipe krisis ini, jalur-jalur transmisi dampaknya terhadap kemiskinan


adalah perubahan-perubahan dalam harga (inflasi), jumlah kesempatan kerja dan
tingkat pendapatan. Kelompok-kelompok masyrakat yang paling rentan terhadap
tipe krisis ini adalah petani dan keluarganya, buruh tani dan keluarganya, dan
pada peringkat berikutnya adalah pekerja dan pemilik-pemilik usaha sertai
keluarga-keluarga mereka di sektor-sektor lainnya yang terkait lewat produksi
dengan subsektor padi.

2. Krisis Perbankan

Dampak langsung atau fase pertama dari efek krisis perbankan adalah
kesempatan kerja dan pendapatan mennurun disubsektor keuangan tersebut.
Pada fase kedua krisis perbankan merembet ke perusahaan perusahaan yang
sangat tegantung pada sektor perbankan.

Rumah tangga juga kena dampaknya. Ada dua macam dampak terhadap
rumah tangga dan dua tipe kelompok rumah tangga yang terkena dampaknya.
Pertama, kelompok rumah tangga kaya: tabungan mereka hilang karena bank-
bank yang menyimpan uang mereka bangkrut. Di banyak negara, termasuk
Indonesia, pemeritah memberikan jaminan keamnan bagi pemilik-pemilik
rekening tabungan di perbankan, tapi hanya hingga suatu batas (jumlah) tertentu
saja. Kedua, kelompok rumah tangga non-kaya: pengeluaran-pengeluaran mereka
terutama untuk barang-barang bukan kebutuhan pokok (seperti mobil, rumah,
naik haji) menurun karaena mereka tidak bisa meminjam dari bank, atau masih
tetap bisa mendapatkan kredir konsumen dengan tingkat R yang sangat tinggi
yang membuat biaya pinjaman terlalu mahal.

Dalam tipe krisis ekonomi ini, jalur-jalur transmisi paling utama lewat mana
krisis tesebut berdampak pada tingkat kemiskinan yakni perubahan dalam arus
kredit dari perbankan ke dunia usaha atau tingkat suku bunga pinjaman, volume
produksi (output), jumlah kesempatan kerja, dan tingkat pendapatan
masyarakat.Kelompok-kelompok masyarkat yang paling rentan terhadap krisis ini
adalah bukan masyrakat miskin seperti dalam kasus krisis produksi pertanian,
melainkan masyarakat kelas menengha dan atas seperti pegawai dan pemilik
bank.

3. Krisis Nilai Tukar

Suatu perubahan kurs dari sebuah mata uang, misalnya rupiah terhadap
dolar AS dianggap krisis apabila kurs dari mata uang tersebut mengalami
penurunan atau depresiasi yang sangat besar yang prosesnya mendadak atau
berlangsung terus-menerus yang membentuk sebuah tren yang meningkat
(rupiah per satu dolar AS).

Dampak langsung dari perubahan tersebut adalah pada ekspor dan impor.
Paling tidak menurut teori konvensional mengenai perdagangan internasional,
depresiasi nilai tukar dari suatu mata uang terhadap misalnya dolar AS yang
membuat daya saing harga (dalam dolar AS) dari produk-produk buatan negara
dari mata uang tersebut menjadi lebih murah, yang selanjutnya membauat
volume ekspornya meningkat.

Dalam tipe krisis ekonomi ini, jalur-jalur transmmisi kuncinya adalah


perubahan dalam volume ekspor-impor. Sedangkan jalur-jalur sekundernya
adalah perubahan dalam volume produksi, jumlah kesempatan kerja, tingkat
pendapatan dan laju inflasi. Kelompok masyrakat yang paling rentan terhadap
krisis nilai tukar adalah mereka yang bekerja di perusahaan-perusahaan yang
berurusan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan ekpor-impor.
4. Krisis Perdagangan

Dalam hal krisis-krisis ekonomi yang berasal dari sumber-sumber eksternal


ada dua jalur utama, yaitu perdagangan dan investasi/arus modal. Di dalam jalur
perdagangan itu sendiri ada dua sub-jalur, yaitu ekspor dan impor (barang dan
jasa).

Gambar 2 Krisis Minyak dan Dampaknya pada Kemiskinan di Negara-Negara


Pengimpor Minyak

Dalam kasus ini, jalur-jalur transmisi paling utama adalah perubahan-


perubahan dalam output inflasi,dan kesempatan kerja. Kelompok-kelompok
masyarakat yang paling rentan terhadap krisis tipe ini yaitu: pertama,
perusahaan-perusahaan yang sangat tergantung pada minyak sebagai sumber
energi atau bahan baku utama dan pekerja-pekerja (termasuk keluarga-keluarga
mereka) di perusahaan-perusahaan tersebut, dan kedua, lewat keterkaitan-
keterkaitan produksi dan konsumsi/pendapatan domestik, yaitu perusahaan-
perusahaan atau sektor-sektor yang terkait, termasuk pekerja-pekerja (termasuk
keluarga-keluarga mereka).
5. Krisis Modal

Terakhir, suatu pengurangan modal di dalam negeri dalam jumlah besar


atau penghentian bantuan serta pinjaman luar negeri akan menjadi sebuauh krisis
ekonomi bagi banyak negara miskin di dunia, seperti di Afrika, dan Asia Tengah
yang ekonomi mereka selama ini sangat tergantung pada ULN atau hibah
Internasional.

Suatu pelarian modal, baik yang berasal dari sumber dalam negeri maupun
modal asing, terutama investasi asing jangka pendek (yang umum disebut ‘uang
panas’), dalam jumlah yang besar dan secara mendadak bisa menjelma menjadi
sebuah krisis besar bagi ekonomi dari negara-negara yang sangat memerlukan
modal investasi.

Dalam kasus ini, jalur-jalur transmisi memiliki dampak utama, yakni


perubahan-perubahan dalam jumlah investasi, khususnya investasi jangka
panjang (volume atau unit proyek), volume produksi, dan jumlah tenaga kerja
yang bekerja. Kelompok-kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap krisis
ekonomi dari kategori ini bisa kelompok miskin tetapi juga bisa kelompok non-
miskin, tergantung pada sektor atau industri yang paling dirugikan dengan
kekurangan modal investasi.

Anda mungkin juga menyukai