PESAWAT SEDERHANA
Disusun untuk memenuhi tugas
Oleh :
FAKULTAS FTIK
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentangPesawat
Sederhana ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan dan pengetahuan kita terhadapapa saja yang termasuk dalam pesawat sederhana
dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh pembaca. Sebelumnya penulis mohon
maaf apabila terjadi kesalahan yang kurang berkenan. Serta penulis menerima kritik dan
saran yang membangun demi kebaikan demi perbaikan ke arah yang lebih baik.
Hormat penulis
TimPenulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
D. Pesawat Sederhana
BAB III PENUTUP
G. Kesimpulan
H. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
PEMBAHASAN
PESAWAT SEDERHANA
a. Tuas (Pengungkit)
Dari gambar tersebut dapat dilihat bagian-bagian utama pada tuas yaitu :
Benda yang berbentuk batang yang berfungsi sebagai pengungkit
Penyangga/penumpu/titik tumpu T diletakkan antara kedua ujung batang tersebut
Titik beban B yaitu ujung yang digunakan untuk meletakkan benda yang akan
diangkat Titik kuasa F, yaitu ujung pengungkit yang diberi gaya kuasa untuk
mengangkat beban. Atau dengan kata lain pengungkit adalah alat yang
menggunakan sebuah batang dengan titik tumpu yang dapat berpindah-pindah.
Pengungkit atau tuas berupa batang besi atau batang kayu atau benda lain yang
dapat digunakan untuk mengungkit.
Kalau kita akan mengangkat benda dengan menggunakan tuas, maka kita
harus meletakkan benda di salah satu ujung pengungkit (tuas) kemudian memasang
batu atau benda apa saja sebagai penumpu dekat dengan benda seperti pada
gambar . Selanjutnya tangan kita memegang ujung batang pengungkit dan menekan
batang pengungkit tersebut secara perlahan-lahan sampai benda dapat diangkat
atau bergeser. Dengan menggunakan tuas semakin jauh jarak kuasa terhadap titik
tumpu, maka semakin kecil gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban, atau
dapat dirumuskan
Jenis Tuas
Tuas kelas yang pertama yaitu tuas yang memiliki titik tumpu berada diantara
titik kuasa F dan titik beban B, Contohnya : gunting dan palu
Tuas kelas kedua yaitu tuas yang memiliki titik beban berada diantara titik
kuasa F dan titik tumpu T atau bebannya diletakkan diantara titik tumpu dan titik
kuasa. Contoh alat yang bekerja berdasarkan prinsif tuas kelas kedua antra lain :
Tuas yang titik kuasa F posisinya berada diantara titik tumpu T dan titik beban
B contohnya: penjepit, tangan memegang beban.
Komponen pengungkit
Titik kuasa (K) yaitu bagian ujung pengungkit yang diberi gaya kuasa unuk
mengangkat beban .
Titik beban (B) yaitu bagian ujung pengungkit yang digunakan untuk
mengangkat atau memindahkan benda yang hendak diangkat atau dipindahkan.
Titik tumpu (T) yaitu bagian pengungkit yang menjadi posisi tumpuan atau
penyangga.
Letak titik tumpu ini beragam, ada yang dibagian tengah pengungkit, ada pula
yang dibagian ujungnya, bergantung jenis pengungkit. Lengan kuasa (Lk), yaitu
jarak antara titik kuasa dengan titik tumpu. Lengan beban (Lb), yaitu jarak antara titik
bebab dengan titik tumpu. Gaya berat beban (Fb), yaitu gaya berat yang ditimbulkan
beban pada pengungkit. Gaya kuasa (Fk), yaitu gaya yang diperlukan untuk
mengangkat atau memindahkan beban.
Semakin jauh jarak kuasa dari titik tumpu, maka semakin kecil gaya kuasa
yang diperlukan untuk memindahkan/mengangkat sebuah beban. Demikian pula
semakin dekat beban titik tumpu, maka semakin kecil gaya kuasa yang diperlukan.
Secara sistematis, hubungan gaya kuasa, gaya berat beban, lengan kuasa, dan
lengan beban dinyatakan oleh persamaan:
KM = Fb/Fk=Lk/Lb
Lk = panjang lengan kuasa /jarak antara titik kuasa dan titik tumpu (satuannya
meter)
Lb = panjang lengan beban/jarak antara titik beban dan titik tumpu (satuannya
meter)
b. Bidang Miring
Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang digunakan
untuk memindahkan benda dengan lintasan yang miring. Atau dengan kata lain
bidang miring merupakan permukaan datar dengan salah satu ujung lebih tinggi
daripada ujung yang lain. Dengan menggunakan bidang miring beban yang berat
dapat dipindahkan ketempat yang lebih tinggi dengan lebih mudah, artinya gaya
yang kita keluarkan menjadi lebih kecil bila dibanding tidak menggunakan bidang
miring. Semakin landai bidang miring semakin ringan gaya yang harus kita
keluarkan.
W = Beban (N)
F = Gaya (N)
Katrol adalah suatu roda yang berpuar pada porosnya. Katrol biasanya digunakan
bersama-sama dengan rantai atau tali.[5] Benda-benda yang berat dapat diangkat
dengan menggunakan katrol. Katrol dapat mengubah arah gaya yang digunakan
untuk menarik atau mengangka benda. Pada prinsipnya katrol merupakan
pengungkit karena mempunyai titik tumpu, kuasa dan beban. Ada beberapa jenis
katrol yaitu :
1. Katrol tetap
Karena Lengan beban sama dengan Lengan Kuasa, Maka keuntungan mekanik
pada katrol tetap adalah:
Jadi Keuntungan lain dari katrol tetap adalah mengubah arah gaya dari gaya angkat
menjadi gaya tarik ke bawah.
Katrol tetap Yaitu katrol yang posisinya tidak berubah. Katrol ini dipasang
pada tempat tertentu contohnya katrol pada sumur timba. Dengan menarik ujung tali
yang tidak terikat pada beban, maka beban akan terangkat . kuasa yang dibutuhkan
sama dengan berat beban itu sendiri.
2. Katrol bebas
Pada katrol bergerak titik tumpu terletak pada tali yang terikat pada tempat
tertentu sedangkan titik beban terletak pada pusat (poros) katrol dan titik kuasa
terletak pada tali yang ditarik gaya. Oleh sebab itu maka panjang lengan kuasa
adalah 2 kali panjang lengan beban. Jadi keuntungan mekanik katrol bergerak
adalah 2 kali.
Katrol bebas Yaitu katrol yang posisinya selalu berubah. Katrol bebas dapat
bergerak, tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol ditempatkan diatas tali dengan
beban dikaitkan pada katrol. Salah satu ujung tali diikat pada tempat yang tetap.
Ujung yang lain ditarik keatas, akibat tarikan itu, katrol dan beban akan naik, kuasa
yang diperlukan pada katrol bebas untuk menarik beban lebih kecil daripada kuasa
kuasa yang dipelukan pada katrol tetap.
3. Katrol majemuk
Katrol majemuk ini jika digunakan akan memberikan gaya yang lebih kecil
dibandingkan dengan katrol bebas dan katrol tetap.
Merupakan perpaduan antara katrol tetap dan katrol bebas yang dihubungkan
dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada katrol bebas. Salah satu
ujung tali dikaitkan pada penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lainnya ditarik
maka beban akan terangkat beserta bergeraknya katrol bebas ke atas
d. Roda berporos
Roda dan poros merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang terdiri dari
dua buah silinder dengan jari-jari yang berbeda dan bergabung di pusatnya. Silinder
berjari-jari besar dinamakan roda dan silinder berjari-jari kecil dinamakan poros.[6]
Keuntungan mekanis yang diperoleh dari roda dan poros dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut.
Roda dan poros bekerja dengan cara mengubah besar dan arah gaya yang
digunakan untuk memindahkan (dalam hal ini, memutar) sebuah benda. Contoh
penerapan roda dan poros dalam kehidupan diantaranya pemutar keran air,
pegangan pintu yang bulat, obeng, roda pada kendaraan, setir kendaraan, alat
serutan pensil, bor tangan, dan sejenisnya.
a. Roda setali
Roda setali yaiu dua buah roda atau lebiih yang dihubungkan dengan tali.
Contoh: roda sepeda yang dihungkan dengan rantai, dan roda sepeda motor yang
dihubungkan dengan rantai
b. Roda sepusat
Roda sepusat yaitu dua buah roda atau lebih yang memiliki pusat yang sama.
Conoh: roda pada mobil truk
c. Roda bersinggungan
Roda bersinggungan yaitu dua buah roda atau lebih yang saling
bersinggunagan satu sama lain. Roda bersinggungan besar menghasilkan gaya
yang lebih besar sehingga kuasa yang diperlukan lebih kecil, tetapi kondisi ini harus
diimbangi dengan kecepatan putar yang tinggi, tetapi gaya yang dihasilkan relatif
kecil sehingga harus diimbangi dengan kuasa yang besar. Mesin pada jam
merupakan penerapan dan pemanfaatan roda bersinggungan dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah ini penulis sajikan, Tentunya masih terdapat banyak cacat
yang perlu untuk mencapai kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap sudilah
kiranya kekurangan-kekurangan tersebut, para pembaca yang budiman sebagai
pemerhati ilmu lebih khusus di bidang pendidikan untuk memberi koreksi atau saran
demi sempurnanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/pesawat-
sederhana.htmlhttp://balaiedukasi.blogspot.com/2013/12/pesawat-sederhana.html
[1]Haryanto,sains,(Malang:Erlangga,2009).hlm.120
[4]http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/pesawat-sederhana.html
[5] Purwoko, Fendi, Fisika.(Bandung:Yudhistira,2006).hlm.27
[6] http://balaiedukasi.blogspot.com/2013/12/pesawat-sederhana.html