Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PESAWAT SEDERHANA
Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah: IPA Dasar

Dosen Pengampu: FATHURRAHMAN, M. PD

Oleh :

1. KAMILA ULYA. (2030104012)


2. MUHAMMAD FATHUL ILHAMUDIN. (2030104006)
3. M. ROBIANSAYAH. (2030104013)
4. DEDI PRANATA. (2030401014)

INSTITUT STUDI ISLAM SUNAN DOE

FAKULTAS FTIK

JURUSAN TADRIS IPA

2020/2021
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan  rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentangPesawat
Sederhana ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan dan pengetahuan kita terhadapapa saja yang termasuk dalam pesawat sederhana
dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga makalah ini dapat dipahami oleh pembaca. Sebelumnya penulis mohon
maaf apabila terjadi kesalahan yang kurang berkenan. Serta penulis menerima kritik dan
saran yang membangun demi kebaikan demi perbaikan ke arah yang lebih baik.

Moyot,  14 November 2020

                                                                                       Hormat penulis

    TimPenulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

B.  Identifikasi Masalah

C.  Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

D.  Pesawat Sederhana

E.  Jenis Pesawat Sederhana

F.   Keuntungan Mekanik Pesawat Terbang

BAB III PENUTUP

G.  Kesimpulan

H.  Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Ide pertama dari pesawat sederhana berawal dari seorang filsuf


Yunani Archimedes sekitar abad ke-3 sebelum masehi. Ia mempelajari 3 pesawat
sederhana: katrol, pengungkit, dan sekrup. Ia menemukan rumusan untuk
mencari keuntungan mekanik pada pengungkit. Para ilmuwan Yunani sendiri
akhirnya mendefinisikan 5 macam pesawat sederhana (tidak termasuk bidang
miring) dan mereka dapat menghitung keuntungan mekanik semua alat-alat tersebut
(meski perhitungan untuk baji dan sekrup tidak terlalu akurat dikarenakan gaya
gesek yang besar). Hero dari Alexandria (sekitar 10–75 AD) dalam
karyanya Mechanics mendefinisikan ada 5 pesawat sederhana: pengungkit,
kerekan, katrol, baji, dan katrol. dan menjelaskan alat-alatnya mengenai cara
pembuatan dan kegunaanya.

Alat yang digunakan oleh manusia untuk memudahkan melakukan pekerjaan


atau kegiatan disebut pesawat. Ada dua jenis pesawat, yaitu : pesawat sederhana
dan pesawat rumit. Pesawat sederhana adalah alat bantu kerja yang bentuknya
sangat sederhana contohnya adalah tuas, bidang miring, dan katrol. Pesawat rumit
adalah pesawat yang terdiri dari susunan beberapa pesawat rumit contonya pesawat
terbang, pesawat telepon, pesawat televisi, mobil, motor, sepeda dll.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan pesawat sederhana ?

2.      Apa saja maca-macam pesawat sederhana ?

C.    Tujuan penulisan

1.      Untuk mengetahui penegrtian pesawat sederhana

2.      Untuk mengetahui macam-macam pesawat sederhana


BAB II

PEMBAHASAN

PESAWAT SEDERHANA

A.    Pengertian Pesawat Sederhana

Pesawat sederhana adalah alat mekanik yang dapat mengubah arah atau


besaran dari suatu gaya.[1] Secara umum, alat-alat ini bisa disebut sebagai
mekanisme paling sederhana yang memanfaatkan keuntungan mekanik untuk
menggandakan gaya. Sebuah pesawat sederhana menggunakan satu gaya kerja
untuk bekerja melawan satu gaya beban. Dengan mengabaikan gaya gesek yang
timbul, maka kerja yang dilakukan oleh beban besarnya akan sama dengan kerja
yang dilakukan pada beban.

Pesawat sederhana merupakan peralatan yang melakukan usaha dengan


hanya satu gerakan.[2] Penggunaan pesawat sederhana dimaksudkan agar
memudahkan pekerjaan kita. Besar keuntungan yang diperoleh dari penggunaan
pesawat sederhana dinamakan keuntungan mekanis. Keuntungan mekanis yang
akan dihasilkan dari masing-masing pesawat sederhana ini berbeda-beda,
bergantung jenis pesawat sederhana yang digunakan.

B.     Macam-macam Pesawat Sederhana

a.      Tuas (Pengungkit)

    

Dari gambar tersebut dapat dilihat bagian-bagian utama pada tuas yaitu :
Benda yang berbentuk batang yang berfungsi sebagai pengungkit
Penyangga/penumpu/titik tumpu T diletakkan antara kedua ujung batang tersebut
Titik beban B yaitu ujung yang digunakan untuk meletakkan benda yang akan
diangkat Titik kuasa F, yaitu ujung pengungkit yang diberi gaya kuasa untuk
mengangkat beban. Atau dengan kata lain pengungkit adalah alat yang
menggunakan sebuah batang dengan titik tumpu yang dapat berpindah-pindah.
Pengungkit atau tuas berupa batang besi atau batang kayu atau benda lain yang
dapat digunakan untuk mengungkit.

Pengungkit atau disebut juga tuas merupakan pesawat sederhana yang


paling sederhana. Pengungkit ini terdiri dari sebuah batang kaku yang berrotasi di
sekitar titik tetap yang dinamakan titik tumpu.[3]

prinsip kerja tuas

Kalau kita akan mengangkat benda dengan menggunakan tuas, maka kita
harus meletakkan benda di salah satu ujung pengungkit (tuas) kemudian memasang
batu atau benda apa saja sebagai penumpu dekat dengan benda seperti pada
gambar . Selanjutnya tangan kita memegang ujung batang pengungkit dan menekan
batang pengungkit tersebut secara perlahan-lahan sampai benda dapat diangkat
atau bergeser. Dengan menggunakan tuas semakin jauh jarak kuasa terhadap titik
tumpu, maka semakin kecil gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban, atau
dapat dirumuskan

    

Jenis Tuas

            Berdasarkan tititk tumpunya, tuas dapat dikelompokkan menjadi 3 kelas


/jenisnya  yaitu :
1.      Tuas kelas pertama :

Tuas kelas yang pertama yaitu tuas yang memiliki titik tumpu berada diantara
titik kuasa F dan titik beban B, Contohnya : gunting dan palu

            

   

            

2.      Tuas kelas kedua

Tuas kelas kedua yaitu tuas yang memiliki titik beban berada diantara titik
kuasa F dan titik tumpu T atau bebannya diletakkan diantara titik tumpu dan titik
kuasa. Contoh alat yang bekerja berdasarkan prinsif tuas kelas kedua antra lain :

                           

gerobak dorong                       pembuka botol                                       pemecah biji

3.      Tuas kelas ketiga

Tuas yang titik kuasa F posisinya berada diantara titik tumpu T dan titik beban
B contohnya: penjepit, tangan memegang beban.
     

Komponen pengungkit

Komponen-komponen yuang terdapat dalan sebuah pengungkit diantaranya :

Titik kuasa (K) yaitu bagian ujung pengungkit yang diberi gaya kuasa unuk
mengangkat beban .

Titik beban (B) yaitu bagian ujung pengungkit yang digunakan untuk
mengangkat atau memindahkan benda yang hendak diangkat atau dipindahkan.

Titik tumpu (T) yaitu bagian pengungkit yang menjadi posisi tumpuan atau
penyangga.

Letak titik tumpu ini beragam, ada yang dibagian tengah pengungkit, ada pula
yang dibagian ujungnya, bergantung jenis pengungkit. Lengan kuasa (Lk), yaitu
jarak antara titik kuasa dengan titik tumpu. Lengan beban (Lb), yaitu jarak antara titik
bebab dengan titik tumpu. Gaya berat beban (Fb), yaitu gaya berat yang ditimbulkan
beban pada pengungkit. Gaya kuasa (Fk), yaitu gaya yang diperlukan untuk
mengangkat atau memindahkan beban.

Semakin jauh jarak kuasa dari titik tumpu, maka semakin kecil gaya kuasa
yang diperlukan untuk memindahkan/mengangkat sebuah beban. Demikian pula
semakin dekat beban titik tumpu, maka semakin kecil gaya kuasa yang diperlukan.
Secara sistematis, hubungan gaya kuasa, gaya berat beban, lengan kuasa, dan
lengan beban dinyatakan oleh persamaan:

KM = Fb/Fk=Lk/Lb

Dengan Fb = gaya berat beban yang akan diangkat (satuannya newton)

Fk= gaya kuasa yang diberikan (satuannya newton)

Lk = panjang lengan kuasa /jarak antara titik kuasa dan titik tumpu (satuannya
meter)
Lb = panjang lengan beban/jarak antara titik beban dan titik tumpu (satuannya
meter)

Besar keuntungan mekanis (KM) pada pengungki merupakan perbandingan antara


berat beban (B) dan gaya kuasa (KM) pada pengungkit merupakan perbandingan
antara berat beban (B) dan gaya kuasa (F) atau perbandingan antara lengan kuasa
(Lk) dan lengan beban (Lb).

b.      Bidang Miring

    Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang digunakan
untuk memindahkan benda dengan lintasan yang miring. Atau dengan kata lain
bidang miring merupakan permukaan datar dengan salah satu ujung lebih tinggi
daripada ujung yang lain. Dengan menggunakan bidang miring beban yang berat
dapat dipindahkan ketempat yang lebih tinggi dengan lebih mudah, artinya gaya
yang kita keluarkan menjadi lebih kecil bila dibanding tidak menggunakan bidang
miring. Semakin landai bidang miring semakin ringan gaya yang harus kita
keluarkan.

 Contoh bidang miring dalam kehidupan sehari-hari:

1. Tangga pada rumah atau bangunan dibuat bertingkat-tingkat atau berkelok-


kelok. Hal ini dilakukan untuk memperkecil gaya dan usaha.
2. Jalan di daerah pegunungan selalu berkelok-kelok. Hal ini bertujuan agar
jalan menjadi lebih mudah untuk dilewati kendaraan.
3. Untuk menaikkan drum ke atas truk menggunakan papan kayu yang
dimiringkan. Hal ini juga menggunakan prinsip bidang miring.
4. Pisau termasuk alat yang juga menggunakan prinsip bidang miring.
5. Kapak termasuk alat yang menerapkan konsep bidang miring
6. Ulir sekrup memiliki bentuk yang menyerupai tangga melingkar yang menjadi
penerapan bidang miring. Hal ini dilakukan untuk memudahkan sekrup
menancap.
7. Dongkrak juga merupakan suatu contoh bidang miring karena menggunakan
prinsip yang sama dengan sekrup.
8. Paku merupakan alat dengan bidang miring.
9. Alat pahat menjadi salah satu contoh bidang miring lain.
10. Kater/pemotong adalah contoh pesawat sederhana yang menggunakan
prinsip bidang miring

Contoh Bidang Miring

Keuntungan Mekanik Bidang Miring

Keuntungan Mekanik Bidang miring Dengan menggunakan bidang miring


beban kerja terasa lebih ringan, berarti kita memperoleh keuntungan. Keuntungan
yang diperoleh jika menggunakan bidang miring disebut keuntungan mekanik bidang
miring. Besarnya keuntungan mekanik dinyatakan sebagai perbandingan antara
berat beban yang akan diangkat dengan besar gaya kuasa yang diperlukan.

Rumus dari bidang miring yaitu :


Wxh=Fxs
Keterangan dari rumus diatas ialah :

 W = Beban (N)

 F = Gaya (N)

 s = Panjang bidang miring (m)

 h = Tinggi bidang miring (m)


c.       Katrol 

 Katrol adalah suatu roda yang berpuar pada porosnya. Katrol biasanya digunakan
bersama-sama dengan rantai atau tali.[5] Benda-benda yang berat dapat diangkat
dengan menggunakan katrol. Katrol dapat mengubah arah gaya yang digunakan
untuk menarik atau mengangka benda. Pada prinsipnya katrol merupakan
pengungkit karena  mempunyai titik tumpu, kuasa dan beban.  Ada beberapa jenis
katrol yaitu :

1.      Katrol tetap

    Karena Lengan beban sama dengan Lengan Kuasa, Maka keuntungan mekanik
pada katrol tetap adalah:

Jadi Keuntungan lain dari katrol tetap adalah mengubah arah gaya dari gaya angkat
menjadi gaya tarik ke bawah.

Katrol tetap Yaitu katrol yang posisinya tidak berubah. Katrol ini dipasang
pada tempat tertentu contohnya katrol pada sumur timba. Dengan menarik ujung tali
yang tidak terikat pada beban, maka beban akan terangkat . kuasa yang dibutuhkan
sama dengan berat beban itu sendiri.

2.      Katrol bebas 
 

Katrol ini dalam keseharian sering digunakan untuk mengangkat barang-barang


pada tukang bangunan bertingkat tinggi

    Pada katrol bergerak titik tumpu terletak pada tali yang terikat pada tempat
tertentu sedangkan titik beban terletak pada pusat (poros) katrol dan titik kuasa
terletak pada tali yang ditarik gaya. Oleh sebab itu maka panjang lengan kuasa
adalah 2 kali panjang lengan beban. Jadi keuntungan mekanik katrol bergerak
adalah 2 kali.

Katrol bebas Yaitu katrol yang posisinya selalu berubah. Katrol bebas dapat
bergerak, tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol ditempatkan diatas tali dengan
beban dikaitkan pada katrol. Salah satu ujung tali diikat pada tempat yang tetap.
Ujung yang lain ditarik keatas, akibat tarikan itu, katrol dan beban akan naik, kuasa
yang diperlukan pada katrol bebas untuk menarik beban lebih kecil daripada kuasa
kuasa yang dipelukan pada katrol tetap.

3.      Katrol majemuk 

   Katrol majemuk ini jika digunakan akan memberikan gaya yang lebih kecil
dibandingkan dengan katrol bebas dan katrol tetap.

Merupakan perpaduan antara katrol tetap dan katrol bebas yang dihubungkan
dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada katrol bebas. Salah satu
ujung tali dikaitkan pada penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lainnya ditarik
maka beban akan terangkat beserta bergeraknya katrol bebas ke atas
d.      Roda berporos

  Roda dan poros merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang terdiri dari
dua buah silinder dengan jari-jari yang berbeda dan bergabung di pusatnya. Silinder
berjari-jari besar dinamakan roda dan silinder berjari-jari kecil dinamakan poros.[6]

Keuntungan mekanis yang diperoleh dari roda dan poros dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut.

Sistem kerja roda dan poros

Roda dan poros bekerja dengan cara mengubah besar dan arah gaya yang
digunakan untuk memindahkan (dalam hal ini, memutar) sebuah benda. Contoh
penerapan roda dan poros dalam kehidupan diantaranya pemutar keran air,
pegangan pintu yang bulat, obeng, roda pada kendaraan, setir kendaraan, alat
serutan pensil, bor tangan, dan sejenisnya.

Jenis-jenis roda, yaitu:

a.       Roda setali

Roda setali yaiu dua buah roda atau lebiih yang dihubungkan dengan tali.
Contoh: roda sepeda yang dihungkan dengan rantai, dan roda sepeda motor yang
dihubungkan dengan rantai

b.      Roda sepusat

Roda sepusat yaitu dua buah roda atau lebih yang memiliki pusat yang sama.
Conoh: roda pada mobil truk
c.       Roda bersinggungan

Roda bersinggungan yaitu dua buah roda atau lebih yang saling
bersinggunagan satu sama lain. Roda bersinggungan besar menghasilkan gaya
yang lebih besar sehingga kuasa yang diperlukan lebih kecil, tetapi kondisi ini harus
diimbangi dengan kecepatan putar yang tinggi, tetapi gaya yang dihasilkan relatif
kecil sehingga harus diimbangi dengan kuasa yang besar. Mesin pada jam
merupakan penerapan  dan pemanfaatan roda bersinggungan dalam kehidupan
sehari-hari.

           

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pesawat digunakan manusia untuk memudahkan pekerjaan. Ada dua jenis


pesawat yaitu pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat sederhana ada
empat macam, yaitu tuas atau pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda.

 Tujuan menggunakan pesawat sederhana adalah untuk melipatgandakan


gaya atau kemampuan, mengubah arah gaya, dan memperbesar kecepatan ketika
menempuh jarak yang lebih jauh.

 Pesawat sederhana bukan untuk menciptakan gaya atau menyimpan gaya,


tapi untuk memudahkan dan meringankan pelaksanaan pekerjaan. Aplikasi pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai. Contohnya gunting,
pemecah kemiri, gerobak dorong, pisau, tangga, katrol penimba air, sepeda, jam,
mobil truk, dan mobil derek.

B.     Saran

Setelah kita mempelajari materi pesawat sederhana kita mengetahui bahwa


pesawat sederhana memudahkan kita dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.
Sebaiknya kita dapat memanfaatkannya dengan baik sehingga kita tidak kesulitan
dalam melakukan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu masyarakat sebaiknya lebih kreatif dan inovatif dalam


memanfaatkan pesawat sederhana sehingga dari sebuah pesawat sederhana dapat
tercipta benda-benda yang susunannya lebih kompleks dan rumit yang bermanfaat.

Demikian makalah ini penulis sajikan, Tentunya masih terdapat banyak cacat
yang perlu untuk mencapai kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap sudilah
kiranya kekurangan-kekurangan tersebut, para pembaca yang budiman sebagai
pemerhati ilmu lebih khusus di bidang pendidikan untuk memberi koreksi atau saran
demi sempurnanya makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto. 2009. Sains. Malang. Erlangga

Widodo. 2004. Alamku Sains. Jakarta. Bumi Aksara

Setya Nuracmandani. Samson Samsulhadi. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam (Tepadu).


Surakarta. Pusat Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional

Purwoko, Fendi.2006. Fisika. Bandung. Yudhistira

http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/pesawat-
sederhana.htmlhttp://balaiedukasi.blogspot.com/2013/12/pesawat-sederhana.html
[1]Haryanto,sains,(Malang:Erlangga,2009).hlm.120

[2] Widodo, Alamku Sains,(Jakarta:Bumi Aksara,2004).hlm. 75

[3]Setya Nuracmandani,Samson Samsulhadi.Ilmu Pengetahuan Alam


(Tepadu).(Surakarta:Pusat Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional ,
2008).hlm.258

[4]http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/pesawat-sederhana.html

[5] Purwoko, Fendi, Fisika.(Bandung:Yudhistira,2006).hlm.27

[6] http://balaiedukasi.blogspot.com/2013/12/pesawat-sederhana.html

Anda mungkin juga menyukai