Anda di halaman 1dari 15

PENGUKURAN BAKALAN PAHAT BUBUT HSS

(HIGH SPEED STEEL)

MATEMATIKA TERAPAN 1
Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Matematika Terapan 1

Dosen Pengampu:
Intan Fadhilah, S.Pd.,M.Si

Disusun Oleh :

Bagaskara Eka Putra A. (1941230124)


Krisna Wijaya (1941230046)
Maulana Bahrul Ulum (1941230109)
Nopia Dimas Nugraha (1941230030)
Yuda Junaedi Kurniawan (1941230001)

D-IV TEKNIK MESIN PRODUKSI & PERAWATAN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam
semoga tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW yang kita natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah sebagai salah satu tugas
mata kuliah matematika terapan 1 dengan judul “Pengukuran Bakalan Pahat Bubut HSS”.
Disamping itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami selama praktikum dan pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terealisasikan
makalah ini.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen Matematika Terapan 1 kami Ibu Intan Fadhilah, S.Pd., M.Si yang
telah membimbing kami dalam menulis makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kedepannya.

Malang, 1 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ Ii
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................................................... 1
BAB 2. DASAR TEORI ...................................................................................................... 2
2.1 Pengukuran............................................................................................................... 2
2.2 Bakalan Pahat Bubut HSS........................................................................................ 3
2.2.1 Kegunaan Pahat Bubut HSS dalam Bengkel................................................... 3
2.2.2 Bagian Pahat Bubut yang Harus Diukur Untuk Mencari Luas Permukaan..... 3
2.2.3 Bagian Pahat Bubut yang Harus Diukur Untuk Mencari Volume................... 3
2.3 Luas Permukaan......................................................................................................... 3
2.3.1 Luas Permukaan Prisma Trapesium................................................................ 4
2.3.2 Luas Permukaan Prisma Segitiga.................................................................... 4
2.4 Volume...................................................................................................................... 4
2.4.1 Volume Prisma Trapesium...............................................................................4
2.4.2 Volume Prisma Segitiga...................................................................................5
BAB 3. PEMBAHASAN................................................ ..................................................... 6
3.1 Pengukuran Bakalan Pahat Bubut HSS................................................................... 6
3.2 Menghitung Luas Permukaan Pahat Bubut HSS...................................................... 7
3.3 Menghitung Volume Pahat Bubut............................................................................ 9
BAB 4. PENUTUP.............................................................. .................................................10
4.1 Kesimpulan............................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat
ukur yang digunakan sebagai satuan. Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan
aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat
pengukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut.
Seluruh alat pengukur terkena error peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang
mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi.

Dalam kegiatan pengukuran kali ini kelompok kami akan menjelaskan bagaimana
cara mengukur serta menghitung ukuran dari Bakalan Pahat Bubut HSS. Bentuk profil
dari pahat ini adalah balok kecil dengan alas berbentuk trapesium. Alat ukur yang kami
gunakan adalah mistar sorong dengan ketelitian 0,01 mm. Adapun yang akan kami ukur
dengan mistar sorong antara lain panjang lebar dan tingginya.

Dari data ukuran yang kami peroleh tersebut kemudian kami jadikan sumber acuan
dalam mencari luas permukaan dan volume dari pahat HSS ini. Kami menghitung semua
itu bukan tanpa sebab, karena kegiatan yang kami lakukan ini mempunyai alasan dari
setiap tahapan hitungan yang kami lakukan. Antara lain, pengukuran luas permukaan
berfungsi untuk menentukan bagian dari mata motong dan tatal dari pahat bubut ini, dan
pengukuran volume berguna untuk menentukan seberapa besar bagian yang harus diasah
dan digunakan untuk mata pahat.

Maka dari itu, latar belakang di atas kelompok kami membuat makalah yang
berjudul “Pengukuran Bakalan Pahat Bubut HSS” yang akan kami harapkan sebagai
referensi perencanaan sebelum membentuk pahat bubut sesuai dengan kebutuhan yang
akan dikerjakan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa itu pengukuran ?
2. Bagaimana cara mengukur pahat bubut dengan mistar sorong ?
3. Bagaimana cara menghitung luas permukaan dan volume dari pahat HSS?
4. Apa manfaat mengukur luas permukaan dan volume dari pahat ?

1.3 Tujuan
Tujuan dalam malakah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian pengukuran.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur pahat bubut dengan mistar sorong.
3. Untuk mengetahui cara menghitung luas permukaan serta volume dari pahat bubut
HSS.
4. Untuk mengetahui manfaat dari pengukuran sudut, luas permukaan dan volume pahat

1
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Pengukuran
Suatu sistem satuan, seperti “Le Sysiem International d’Unites” atau sistem SI
mencangkup beberapa konsep. Meter,kilogram dan detik merupakan satuan
panjang ,massa dan waktu dalam SI. Untuk setiap satuan diperlukan standar ukuran
atau standar fisik. Pengukuran memberikan besar atau kuantitas, namun disamping itu
diperlukan pula data mengenai ketepatan dari pengukuran tadi.

Pada tahun 1120, Raja Inggris memutuskan bahwa standar panjang di negara
itu akan diberi nama yard (tiga kaki) dan akan tepat sama dengan jarak dari ujung
hidungnya ke ujung lengan. Standar hukum panjang di Prancis menjadi meter, yang
didefinisikan sebagai satu sepuluh juta dari jarak khatulistiwa ke Kutub Utara di
sepanjang satu garis longitudinal tertentu yang melewati Paris.
Pada tahun 1960, panjang satu meter jarak antara dua garis pada batang platinum
iridium khusus yang disimpan pada kondisi yang terkendali di Prancis.
Pada tahun 1960 hingga 1970, panjang satu meter sama dengan 1.650.763,73 panjang
gelombang cahaya oranye-merah yang dipancarkan dari lampu 86 kripton.
Pada Oktober 1983, panjang satu meter sama dengan jarak yang ditempuh oleh cahaya
dalam vakum selama waktu 1 / 299 792.458 detik.

Pada satuan SI (Standar Internasional) massa dinyatakan dalam satuan kilogram


(kg), didefinisikan sebagai massa sebuah silinder platina-iridium tertentu disimpan di
Biro Internasional Poids et Mesures di Sèvres, Perancis. Standar ini ditetapkan pada
tahun 1887. Penggunaan bahan platinum-iridium sebagai standar 1 kilogram
karena merupakan bahan yang stabil.

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya


terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas
pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda
yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.
Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka atau label kepada unit analisis
untuk merepresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup
dimengerti orang walau misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara
lain kita sering kali melakukan pengukuran.

Kegiatan pengukuran sangatlah penting dilakukan karena Untuk


mendefinisikan suatu besaran secara tepat serta menetapkan satuan secara tepat untuk
membuktikan kebenaran ilmiah. Ketika kita ingin mengetahui berapa besar ukuran
suatu benda maupun peristiwa, maka hal yang akan kita lalukan adalah mengukurnya.
Kegiatan pengukuran iu sendiri sebenarnya ada berbagai macam diantaranya
pengukuran panjang,massa,waktu volume dan lain sebagainya.

2
2.2. Bakalan Pahat Bubut HSS
2.2.1. Kegunaan Pahat Bubut HSS dalam Bengkel
Pada sekitar tahun 1898, ditemukan jenis baja paduan tinggi dengan unsur
paduan Crom (Cr) dan Tungsten/ Wolfram (W) dengan melalui proses
penuangan (molten metallurgy) selanjutnya dilakukan pengerolan atau
penempaan dibentuk menjadi batang segi empat atau silinder. Pada kondisi masih
bahan (raw material), baja tersebut diproses secara pemesinan menjadi
berbagai bentuk pahat bubut. Setelah proses perlakukan panas dilaksanakan,
kekerasannya akan menjadi cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk
kecepatan potong yang tinggi yaitu sampai dengan tigakali kecepatan potong
pahat CTS.Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel - HSS) apabila dilihat
dari komposisinya dapat dibagai menjadi dua yaitu, Baja Kecepatan Tinggi
(High Speed Steel - HSS) Konvensional dan Baja Kecepatan Tinggi (High
Speed Steel) Spesial
High speed steel (HSS) adalah perkakas yang tahan terhadap kecepatan kerja
yang tinggi dan temperatur yang tinggi juga dengan sifat tahan softening, tahan
abrasi, dan tahan breaking. HSS merupakan peralatan yang berasal dari baja dengan
unsur karbon yang tinggi. Pahat HSS ini digunakan untuk mengasah atau
memotong benda kerja. Beberapa unsur yang membentuk HSS antara lain
Tungsten/wolfram (W), Chromium (Cr), Vanadium (V), Molydenum (Mo), dan
Cobalt (Co). Kekerasan permukaan HSS dapat ditingkatkan dengan melakukan
pelapisan. Material pelapis yang digunakan antara lain : tungsten karbida, titanium
karbida, dan titanium nitride, dengan ketebalan pelapisan 5~8 μm. Pahat jenis ini
mampu mempertahankan kekerasan pada suhu moderat dan digunakan secara luas
untuk mata bor, pahat bubut, dan tap. Selain itu harganya juga relatif murah

2.2.2. Bagian Pahat Bubut HSS yang Harus Diukur untuk Mencari Luas
Permukaan
Bagian dari pahat ini yang harus diukur untuk kemudian dari data
pengukuran dapat dihitung luas permukaannya antara lain panjang dan lebar tiap
sisi dari pahat ini.

2.2.3. Bagian Objek yang Harus Diukur untuk Mencari Volume


Begitu juga Bagian dari pahat ini yang harus diukur untuk kemudian dari
data pengukuran dapat dihitung volumenys antara lain panjang ,lebar dan tinggi
dari pahat ini.

2.3. Luas Permukaan (LP)


Manfaat mencari luas permukaan dari profil bakalan pahat bubut ini adalah untuk
menentukan bagian dari mata motong dan tatal dari pahat bubut ini. Objek yang diukur
untuk menentukan luas permukaan antara lain, persegi,trapesium dan persegi panjang
dari penyusun balok pahat ini.

3
2.3.1. Luas Permukaan Prisma Trapesium
Prisma trapesium merupakan salah satu contoh bangun ruang segi empat
dengan alas berbentuk trapesium dimana sisi alas dan tutup besarnya sama.
Adapun rumus luas permukaan dari bangun ini adalah :

H G

E F
D C

A B

𝐿𝑃𝑃𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎 (2 𝐿𝑎 (𝐾𝑎 𝑡

(( (( )

𝐿𝑃𝑃𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎 (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 (𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑝𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎

2.3.2. Luas Permukaan Prisma Segitiga


Prisma segitiga adalah salah satu bangun ruang dengan alas berbentuk
segitiga. Adapun rumus luas permukaan dari bangun ini adalah :
d f
e

a
c
b
𝐿𝑃𝑃𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎 (2 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 (𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑝𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎

𝑎𝑏 𝑏𝑐
𝐿𝑃𝑃𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎 2 ( ((𝑎𝑏 𝑏𝑐 𝑎𝑐 𝑏𝑒
2

2.4. Volume (V)


Manfaat mencari volume dari profil bakalan pahat bubut ini adalah untuk
menentukan seberapa besar bagian yang harus diasah dan digunakan untuk mata pahat.
Jadi pengukuran ini dijadikan acuan dalam pengasahan bentuk pahat bubut yang akan
dikehendaki. Adapun bangun yang dicari volumenya antara lain prisma trapesium dan
prisma segitiga dari penyusun balok pahat ini.

2.4.1. Volume Prisma Trapesium


Prisma trapesium merupakan salah satu contoh bangun ruang dengan alas
berbentuk trapesium. Adapun rumus volume dari bangun ini adalah :

4
h g

e f
d c

a b

𝑉𝑃𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎 𝐿𝑎 𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎

(𝑎𝑏 𝑒𝑓
𝑉𝑃𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎 ( 𝑎𝑒 𝑎𝑑
2

2.4.2. Volume Prisma Segitiga


Prisma segitiga merupakan salah satu contoh bangun ruang dengan alas
berbentuk segitiga. Adapun rumus luas permukaan dari bangun ini adalah :

d f
e

a
c
b

𝑉𝑃𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎 𝐿𝑎 𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎

𝑎𝑏 𝑏𝑐
𝑉𝑃𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎 ( 𝑎𝑑
2

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pengukuran Pahat Bubut

150
16

6 16

147

= 150 mm

= 147 mm
mmmm

= 16 mm

6
= 16mm

= 6 mm

*Untuk panjang sisi depan dengan panjang 156 mm tidak dapat diukur dengan
mistar sorong, karena mistar sorong yang digunakan maksimal 150 mm. Sehingga
nilai 156 mm diperoleh dari hasil penjumlahan pengukuran 150 mm + 6 mm.

Untuk memudahkan mencari luas permukaan dari pahat ini, kita bagi menjadi 2 bangun
yaitu prisma trapesium sebagai bangun 1 dan prisma segitiga sebagai bangun 2
B
F
E’
A E
G
C
H
D H’
3.2. Menghitung Luas Permukaan Objek
Luas Permukaan 1

G C

H’ D
F B

E’ D’ A
Menentukan panjang AD :

7
( (

2

Luas Permukaan Prisma Trapesium = (2 (


(( ) (
(( ) (
2 2
2

Luas Permukaan 2
F
E
E’

G
H
H’

( (

2
√2 2

Luas Permukaan Prisma Segitiga = (2 (


(( ) (
( (
2
2

Luas Bidang yang Berhimpit


H’ F

H’ G
FG = FH’= 16 mm
L = 16 X 16
= 256
8
Jadi luas permukaan dari pahat bubut HSS yang telah kami ukur adalah :
= Luas permukaan 1 + luas permukaan 2 – 2 luas bidang yang berhimpit
= 2 2 2 2

3.3. Menghitung Volume Pahat


Volume 1

G C

H’ D
F B

E’ D’ A
Volume =

(( ) )
2

( )
2
2

Volume 2
F
E
E’

G
H
H’

Volume =

(( ) )
2

( )
2

Jadi volume dari pahat bubut HSS yang telah kami ukur adalah :
= Volume 1 + Volume 2
= 2

9
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari kegiatan pakatikum ini dapat kami tarik kesimpulan bahwa pengukuran adalah
suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan fakta kuantitatif yang disesuaikan
dengan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan objek yang akan diukur. Sebagai salah satu
contoh alat ukur yang kami gunakan adalah mistar sorong dengan ketelitian 0,01 mm,
mengapa demikian karena dengan ketelitian tersebut dapat mengukur tiap sisi dari pahat
bubut yang cukup kecil. Selain itu untuk mencari luas permukaan dan volume dari pahat
bubut ini, kami menggunakan cara merombak bentuk profil pahat bubut dengan bentuk 2
jenis bangun ruang yaitu prisma segitiga dan prisma trapesium. Manfaat dari pengukuran
ini antara lain, pengukuran luas permukaan yang berfungsi untuk menentukan bagian
dari mata motong dan tatal dari pahat bubut ini, dan pengukuran volume yang berguna
untuk menentukan seberapa besar bagian yang harus diasah dan digunakan untuk mata
pahat.

10
LINK VIDEO

https://youtu.be/5I7ruYLGgZ8

11
DAFTAR PUSTAKA

Hancox, David J. 1982. Mathematics fof Technicians Level 2. London: Granada Publishing.
Ostwald, Philip. 1995. Teknologi Mekanik Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Marsyahyo, Eko. 2001. Mesin Perkakas. Malang: Bayumedia Publishing.
In’am, Ahsanul. 2003. Pengantar Geometri. Malang: Bayumedia Publishing.
Purwanto, Irawadi. 2013. Teknik Pemesinan Bubut 1. Cimai: Erlangga.
Agustriyana, Lisa. 2018. Teknik Begkel. Malang: Polinema Press.

12

Anda mungkin juga menyukai