Anda di halaman 1dari 31

BAHAN AJAR

MENGUKUR TUBUH

YAYASAN PENDIDIKAN VITA


Jl. KEMUNING N0. 8TEMANGGUNG - JAWA TENGAH
Telp (0293) 4960507HP. 0858 6794 5710
Email :lpkvita@gmail.com
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

Sampul ......................................................................................................... 1
Daftar Isi....................................................................................................... 2
Kata Pengantar ............................................................................................. 3

BAB I Mengukur Tubuh ........................................................................... 4


A. Mengukur Tubuh ............................................................................... 4
B. Sejarah Perkembangan Meteran ......................................................... 5
C. Persiapan Mengukur ......................................................................... 10
D. Jenis-jenis Ukuran ............................................................................ 13

BAB II Cara Menentukan Ukuran Baju dari Tinggi dan Berat Badan .. 22
A. Pengukuran ..................................................................................... 22
B. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam Menentukan Ukuran Baju .... 23

BAB III Mengukur Badan Wanita ........................................................... 24


A. Mengukur Badan Wanita ................................................................. 24
B. Macam Ukuran .................................................................................. 27

BAB IV Tips Mengukur Badan Agar Pas Saat Membeli Pakaian ........... 30

2
KATAPENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah Nya sehingga Bahan Ajar Mengukur
Tubuh Baby Doll ini dapat tersusun. Bahan ajar ini diharapkan dapat
meningkatkan kualitas/mutu peserta didik kursus di lapangan terutama dalam
bidang pengenalan alat menjahit pada kursus Desain Fashion dan Tata busana.
Mengenal Bahan dalam kegiatan menjahit busana sangat penting untuk diajarkan
kepada peserta didik kursus. Bahan ajar ini sangat perlu, mengingat pembelajaran
peengenalan alat menjahit masih perlu diberikan dalam proses pembelajaran
kursus. Penyusunan bahan ajar ini melalui proses kajian dan analisa kebutuhan di
lapangan sehingga diharapkan dapat membantu pemahaman bagi peserta didik
kursus dalam rangka melatih diri tentang bagaimana menjahit Baby Doll
menggunakan alat yang sesuai dengan karakter bahan/kain tersebut.

Tersusunnya bahan ajar ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peserta didik
kursus khususnya dan pembaca pada umumnya

Temanggung, Juni 2021

Pimpinan LKP VITA

R.M.SuhestiKristiwati,S.Pd

3
BAB I

MENGUKUR TUBUH

A. Ukuran Tubuh
Ukuran tubuh adalah faktor penting dalam menentukan hasil, bentuk dari
kontruksi pola dan busana yang akan dibuat. Ukuran bisa diartikan (1) sebagai
hasil dari mengukur atau (2) bilangan yg menunjukkan besar satuan ukuran suatu
benda atau panjang luas atau lebar suatu benda, hasil ukuran menggunakan satuan
centimeter inchi jengkal.
Proses menentukan ukuran tubuh pada seseorang yang digunakan untuk membuat
suatu busana disebut dengan mengukur tubuh. Mengukur tubuh tidak bisa
dilakukan sendiri tetapi harus dilakukan oleh orang lain. Sedangkan fungsi dari
mengukur tubuh adalah

 Sebagai data/pedoman dalam pembuatan pola


 Sebagai dasar untuk mengembangkan desain-desain baru
 Untuk referensi didalam pengecekan pola
 Membantu dalam pengepasan (fitting)

Untuk mendapatkan ukuran yang tepat seringlah mengukur berbagai bentuk


tubuh, dari membaca hasil ukuran akan mendapatkan gambaran dan
membandingkan postur tubuh seseorang. Dan janganlah sekali-kali mengukur
badan sendiri, karena hasilnya yang diinginkan tentu tidak akan sesuai dengan
yang diinginkan.
Dalam membuat suatu busana diperlukan ukuran dari bagian tubuh model, cara
mendapatkan ukuran dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
1. Mengukur dress form/dummy/paspop, Dress form yang sudah terpasang body
line vertikal dan horisontal akan lebih mudah untuk melakukan pengambilan
ukuran
2. Mengukur langsung pada orang sebagai model/peragawati/pelanggan baik
berjenis kelamin wanita, pria dan anak-anak (laki-laki dan perempuan).

4
3. Mengukur baju

B. SejarahPerkembangan Meteran
Menurut kamus besar bahasa indonesia meteran adalah alat pengukur
panjang dan definisi kedua adalah alat pengukur air, listrik dan sebagainya.
Sedangkan merujuk pada BIPM (dalam bahasa Prancis: Bureau International des
Poids et Mesures; dalam bahasa Inggris: International Bureau of Weights and
Measures), sebuah organisasi internasional yang didirikan untuk mengelola sistem
satuan internasional (SI, Perancis: Système International d’Unités), definisi
“meter” paling mutakhir adalah jarak yang ditempuh oleh cahaya di ruang hampa
selama 1/299.792.458 detik. Nah, definisi “meter” ini tentu tidak serta merta
datang.

Dari kedua rujukan diatas yang akan kita bahas adalah tentang definisi meteran
panjang. Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa juga disebut
Roll Meter adalah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang 3-50
meter. Meteran ini sering digunakan oleh tukang jahit, tukang bangunan atau
pengukur lebar jalan. Ketelitian pengukuran dengan meteran yaitu 0.5 milimeter.
Meteran juga memiliki daya muai dan daya regang. Daya muai ialah tingkat
pemuaian dikarenakan perubahan suhu udara yang cenderung panas atau
meningkat. Dara regang ialah perubahan panjang karen tarikan dari pemuaian.

5
Daya muai dan daya regang ini dipengaruhi oleh bahan yang dipakai saat
pembuatan meteran.
Untuk mengukur sebuah panjang kita harus mempunyai alat ukur yang
standar yang seperti saat ini yang disebut dengan meteran seperti pada definisi
diatas. Tahukah sobat bahwa sejarah perkembangan alat ukur meteran punya
sejarah panjang. Diartikel kali ini blog Ngamen akan berbagi tulisan lama milik
Muhammad Salman Al Farisi yang pernah dipulikasikan dalam Majalah
1000guru.
Sebelum ditetapkan satuan khusus untuk mengukur panjang, orang-orang
zaman dahulu terbiasa mengukur panjang dengan membandingkan dengan apapun
yang mereka punya. Para filsuf masa lampau kemudian mencetuskan ide untuk
membuat suatu ‘pembanding’ standar yang bisa dipakai secara luas di seluruh
dunia. Tujuannya agar di masa depan orang-orang tinggal mengalikan
pembanding tersebut dengan angka.
Pada tahun 1790, atas berbagai masukan dari para filsuf terdahulu yang
telah melakukan berbagai observasi, sebuah organisasi nasional di Perancis
merilis suatu definisi untuk meter, yakni panjang sebuah pendulum, yang separuh
periodenya adalah selama 1 detik, diukur di 45° LU (Lintang Utara) pada
ketinggian permukaan laut. Sederhana sekali definisi awal dari “meter” ini.
Pendulum digunakan sebagai standar karena pada masa itu penggunaannya
memang sedang populer, terutama di Yunani, pusat pemikiran filsafat masa itu.
Namun, definisi meter yang telah dibuat tak lantas membuat para pemikir
masa lampau puas karena menyisakan banyak sekali celah. Bila dibandingkan
dengan “meter” yang sekarang, ketidakpastian dari definisi ini bahkan masih
sangat besar mengingat pendefinisiannya masih bergantung pada satuan lain
(detik) dengan ketidakpastian yang lumayan (1 detik). Selain itu, besarnya
gravitasi yang tidak sama di seluruh permukaan bumi juga membuat definisi ini
kurang akurat.
Pada tahun 1792, para ilmuwan mulai memasuki percaturan pendefinisian
“meter” ini. Atas masukan dari Akademi Sains Perancis, dihasilkan definisi baru
“meter”. Untuk menghindari pengaruh perbedaan gravitasi di permukaan bumi,
kali ini, panjang “meter” dibandingkan dengan panjang garis khatulistiwa. Satu

6
“meter” kali ini didefinisikan sebagai 10-7 kali seperempat meridian, yang
dihitung secara astronomis sebagai jarak dari garis khatulistiwa ke kutub utara
bumi melewati kota Paris, Perancis.
Definisi meter kemudian diperbarui pada 1795 dengan metode yang sama
(pengukuran panjang garis khatulistiwa), tetapi melalui kota Barcelona, Spanyol.
Definisi ini juga masih menyisakan banyak celah karena permukaan bumi tidak
rata, dan bentuk bumi juga tidak bulat sempurna yang sulit diekspresikan ukuran
seperempatnya secara matematis. Ketidakpastian dari definisi ini adalah sekitar
0,1 mm.
Pada akhir abad ke-18, mulai tercetus ide untuk membuat suatu benda
yang panjangnya akan didefinisikan sebagai “meter”. Selama proses pengukuran
panjang seperempat meridian untuk pendefinisian “meter” sebelumnya, telah
dibuat beberapa batangan dari platinum berdasarkan meteran sementara. Pada
1799, dipilihlah batangan yang panjangnya mendekati definisi “meter”
sebelumnya untuk menjadi definisi “meter” yang baru. Batangan ini dikenal
sebagai mètre des Archives. Sistem metrik, yaitu sistem pengukuran yang
didasarkan pada satuan meter dan diresmikan di Perancis.
Memasuki abad ke-19, “meter” mulai mendunia sehingga banyak aspek
dari mètre des Archives yang diragukan orang-orang. Berbagai negara mencoba
memakai sistem pengukuran ini dengan membeli sebuah batangan yang dibuat
meniru panjang mètre des Archives untuk dijadikan standar di negara masing-
masing. Akan tetapi, pada saat itu tidak ada suatu standar yang menjamin bahwa
seluruh negara itu mempunyai ukuran “meter” yang sama panjangnya. Salah satu
yang menambah keraguan pada standar tersebut adalah pemuaian. Ketidakpastian
pengukuran “meter” pada masa ini mencapai 0,01 mm.
Pada 20 Mei 1875, diadakanlah sebuah konferensi di Paris, Perancis, yang
menghasilkan berdirinya BIPM, dengan tujuan untuk dijadikan lembaga yang
melakukan standarisasi pengukuran, antara lain membuat definisi baru untuk
“meter” yang bisa diterima di seluruh dunia. Konferensinya sendiri dijadikan
sebuah konferensi rutin yang disebut CGPM (dalam bahasa Inggris: General
Conference on Weights and Measures; bahasa Prancis: Conférence Générale des
Poids et Mesures).

7
Pada 1889, akhirnya disepakati suatu definisi “meter” sebagai jarak antar
sumbu dari 2 garis tengah yang tertanda di batangan campuran 90% platina dan
10% iridium (yang lebih tahan terhadap tekanan daripada platina murni), dan
dibentuk dengan bentuk penampang menyerupai huruf X untuk meminimalkan
tekanan akibat torsi pada tekanan udara standar dan suhu 0°C, didudukkan di atas
2 silinder dengan diameter minimal 1 cm yang secara simetris terletak pada
bidang horizontal yang sama dengan jarak 571 mm antar kedua silinder tersebut.
Definisi “meter” ini disimpan oleh BIPM, setelah sebelumnya sebuah
industri di London berhasil memproduksi 30 batangan serupa (salah satunya
akhirnya menjadi definisi “meter”) dan didistribusikan ke berbagai negara untuk
digunakan sebagai standar di masing-masing negara. Satu dari 30 batangan itu
disimpan dan ditetapkan menjadi definisi “meter”. Pada masa ini ketidakpastian
pengukuran “meter” mencapai 0,1 um.

Seiring berkembangnya teori kuantum dan berbagai eksperimen


gelombang, pada 1950, metode pengukuran panjang dengan interferometer

8
mampu menghasilkan pengukuran yang lebih akurat dengan memanfaatkan
interferensi gelombang elektromagnetik. Dipilihlah atom kripton 86 yang
berwujud gas pada suhu ruangan sebagai standar.
Pada 1960, disepakatilah definisi baru dari “meter”, yakni 1.650.763,73
kali panjang gelombang radiasi transisi antara kulit 2p10 dan 5d5 pada atom
kripton 86 di ruang hampa udara. Definisi ini disandarkan pada definisi
“angstrom” yang pada masa lalu dibuat dan digunakan untuk pengukuran panjang
gelombang, sebagai panjang gelombang garis-garis kadmium di udara.
Ketidakpastian definisi “meter” ini sebesar 4 nm.
Ilustrasi interferometer. Gelombang koheren dari sumber yang sama
dipantulkan dengan jalur yang berbeda dan direkayasa supaya menghasilkan fase
yang berbeda dengan mengatur jarak antara ketiga cermin, untuk mendapatkan
panjang gelombang.
Ilustrasi interferometer. Gelombang koheren dari sumber yang sama
dipantulkan dengan jalur yang berbeda dan direkayasa supaya menghasilkan fase
yang berbeda dengan mengatur jarak antara ketiga cermin, untuk mendapatkan
panjang gelombang.
Tidak lama setelah itu, sebuah penemuan besar kembali mempengaruhi
definisi “meter”. Laser yang monokrom (tersusun atas satu jenis gelombang
cahaya, satu warna) dan seluruh cahayanya mempunyai fase yang sama membuat
para ilmuwan tertarik untuk kembali memperbarui definisi “meter”. Kekurangan-
kekurangan kripton sebagai standar juga mulai terungkap, antara lain garis-garis
gelombang kripton menunjukkan ketidaksimetrisan pada kondisi tertentu,
sehingga menimbulkan definisi “meter” yang bias, tergantung titik referensi yang
diambilnya.
Frekuensi gelombang cahaya laser saat itu didapatkan sebesar
88,376181627 THz sehingga pada 1975 disepakatilah kecepatan cahaya sebesar
299.792.458 m/s di CGPM ke-15. Kemudian, definisi baru dari “meter”
ditetapkan pada 1983 sebagai jarak yang ditempuh dalam perjalanan cahaya di
ruang hampa selama 1/299.792.458 detik. Konsep pendefinisian “meter” 1983
yang mengacu pada satuan waktu ini sama dengan konsep pertama “meter” yang

9
memanfaatkan pendulum, namun dengan tingkat ketidakpastian yang jauh lebih
baik, sekitar 0,1 nm.
Begitulah perkembangan pendefinisian “meter” dari masa ke masa. Jadi,
ukuran 1 “meter” itu tidak serta merta ada di atas penggaris, pendefinisiannya
erupakan kesepakatan para ilmuwan di seluruh dunia. Ilmu pendefinisian dan
standardisasi ukuran ini sendiri dinamakan ilmu metrologi.
Zaman sekarang, pengukuran panjang sudah menjadi hal yang relatif
mudah. Untuk mengukur jarak jauh, pantulan gelombang ultrasonik (misalnya
suara, yang kecepatan rambatannya sudah diketahui) atau gelombang
elektromagnetik (misalnya laser, yang kecepatan rambatannya juga sudah
diketahui) bisa digunakan dan dalam sekejap hasilnya didapatkan, dengan
memanfaatkaan rekaman interval waktu antara pengiriman sinyal sampai sinyal
pantulan diterima. Sementara untuk mengukur benda-benda kecil, mikroskop
elektron dan kawan-kawannya dapat digunakan.

C. PersiapanMengukur
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengukur tubuh model
antara lain
1. Model/ peragawati, pelanggan yang akan diukur sebaiknya memakai busana
yang pas dibadan seperti baju senam atau memakai kamisol (bagi wanita)
memakai baju,celana yang enak dipakai (pria, anak-anak)
2. Sebelum mengambil ukuran, pastikan model berdiri dengan posisi yang benar
yaitu:

 Berdiri tegak dan lurus (tidak memiringkan badan, tidak menundukkan


kepala, tidak membesarkan dada dan juga tidak membungkuk
 Garis pandang sejajar dengan letak tinggi mata
 Kedua kaki rapat
 Tangan lurus pada sisi

3. Untuk mempermudah dan menghemat waktu dalam mengukur tubuh siapkan


perangkat yang diperlukan antara lain :
• PitaMeter

10
Digunakan untuk mengukur
• Note book / pena / bollpoint
Digunakan untuk mencatat daftar ukuran tubuh yang sudah diukur

• Veter band (pita atau tali selebar 0,5 cm)


Berfungsi untuk menandai titik pinggang, titik panggul, titik badan yang akan
dijadikan patokan dalam proses mengukur

11
4. Memasang pita, veter band pada bagian titik pinggang, (jangan memasang
pita disekeliling tubuh dengan ketat sampai menekan otot sebaiknya dengan
tekanan yang ringan dan merata). Karena titik pinggang dijadikan patokan
dalam mengukur untuk menentukan letak titik pinggang sebaiknya lakukan
cara sebagai berikut

Gambarletak titik pinggang

5. Memasang pita, veter band pada titik panggul dan titik badan, lingkar kerung
lengan (bagi pemula)

tampak muka tampak belakang


Gambar pemasangan tali

12
6. Mulailah mengambil ukuran dengan cara

 Posisi mengukur boleh berada disebelah muka atau belakang model


 Memegang ujung pita yang berangka kecil ada disebelah tangan kiri
 Memastikan pita meter yang digunakan tidak terlipat atau melintir
 Usahakan model tidak berpindah tempat atau berputar mengikuti
keinginan pengukur
 Mulailah mengukur dengan sopan dan teliti, ucapkan permisi atau maaf
terlebih dahulu pada model

7. Untuk mengetahui lebih detil tentang analisa bentuk tubuh model lakukan
juga langkah-langkah berikut ini

 Menimbang berat badan model untuk mengetahui bentuk dasar tubuh


model
 Perhatikan bagian bentuk garis punggung, bentuk dada dan perut , bentuk
pantat dan perut, bentuk bahu
 Jadikanlah catatan kekurangan bentuk badan model untuk disimpan
sebagai pembanding keragu-raguan dalam membuat pola.

D. Jenis - Jenis Ukuran


Jenis ukuran sesuai dengan arah mengukur dibedakan menjadi 4 macam :
1. Ukuran lingkar
Lingkar leher, lingkar badan, lingkar pinggang, lingkar panggul, lingkar
lengan lingkar pergelangan tangan, lingkar paha, lingkar lutut, lingkar kaki
2. Ukuran panjang
Panjang muka, panjang punggung, panjang sisi, panjang rok, panjang gaun ,
panjang kemeja, panjang lengan, panjang celana,
3. Ukuran tinggi
Tinggi panggul, tinggi dada, tinggi duduk.
4. Ukuran lebar
Lebar muka, lebar punggung, lebar/panjang bahu

13
Jenis ukuran yang sering digunakan dalam membuat pola adalah sebagai berikut:
Tabel jenis ukuran

14
D. Ukuran Standart
Tabel ukuran standart wanita 1

15
Tabel ukuran standart wanita 2

Tabel ukuran standart wanita

16
Tabel ukuran standart wanita

Tabel ukuran standart wanita

17
Tabel ukuran standart celana pria

Tabel ukuran standart kemeja pria

Tabel 3.9 ukuran standart anak laki-laki

18
Tabel ukuran standart anak-anak

19
Tabel ukuran standart anak perempuan

20
BAB II
CARA MENENTUKAN UKURAN BAJU DARI
TINGGI DAN BERAT BADAN

Salah satu cara menentukan ukuran baju yang tepat adalah


menyesuaikannya dengan tinggi dan berat badan. Dalam hal ini, berat mau pun
tinggi badan sering digunakan dalam tabel ukuran baju. Maka dari itu, kamu perlu
tahu cara mengukur tinggi dan berat badan yang tepat.

A. Pengukuran

1. Lakukan pengukuran tinggi badan

Ada beberapa hal yang bisa kamu terapkan untuk menemukan tinggi
badan. Melansir Healthline, kamu bisa mengukur tinggi dengan pita meteran atau
jengkal tangan. Melalui pita meteran, kamu cukup memosisikan tubuh tegap lurus
pada dinding. Setelah itu, gunakan bantuan objek lain untuk menandai posisi
kepala. Terakhir, langsung ukur panjang dari lantai hingga titik pada kepala dan
catat pengukurannya. Sementara, kamu juga bisa mengukur berat badan melalui
jengkal tangan dan penggaris. Siapkan penggaris berukuran 30 cm atau lebih.
Kemudian, ukur panjang jengkal tangan dari ujung ibu jari hingga ujung jari
tengah. Terakhir, tinggal kalikan hasil pengukuran dengan angka 7. Nantinya
kamu bakal bisa tahu tinggi badanmu.

2. Catat hasil timbangan berat badan

Untuk mendapatkan berat badan yang tepat, konsistensi merupakan kunci


utamanya. Sebaiknya catat pengukuran berat badan di waktu yang sama dengan
pengukuran sebelumnya karena berat badan dapat berubah setiap saat. Pastikan
juga posisi tubuh dan kedua kaki berdiri pada timbangan dengan benar. Hindari
penempatan timbangan di atas karpet atau lantai yang tak rata. Sebelum berdiri di
atas timbangan, sesuaikan pengukuran yang bermula dari angka 0. Dalam

21
mencapai pengukuran yang konsisten, selalu gunakan pakaian yang sama.
Perhatikan juga pakaian yang digunakan agar tak terlalu tebal atau berat.

3. Bandingkan dengan tabel ukuran

Setelah mencatat hasil pengukuran tinggi dan berat badan, kamu bisa
bandingkan dengan tabel ukuran yang tersedia. Perhatikan tabel ukuran dari tiap
merek pakaian untuk mengetahui detail ukuran baju dari XS hingga XXXL. Kamu
juga bisa menetapkan ukuran baju wanita dewasa yang meliputi M, L, dan XL
sebagai patokan.

B. Hal Lain yang Perlu Diperhatikan dalam Menentukan Ukuran Baju

 Pahami titik pengukuran tubuh


Tak hanya tinggi dan berat badan, kamu juga bisa menentukan ukuran
baju dengan mengukur bagian tubuh lainnya. Misalnya, lingkar dada,
pinggang, pinggul, dan lengan. Dengan begitu, kamu bakal bisa menentukan
ukuran baju lebih mudah dan akurat.
 Tetapkan gaya dan model baju
Selain mengukur tubuh, kalian juga bisa menetapkan gaya dan model
baju yang bakal digunakan. Pasalnya, gaya busana ini bakal menentukan
pilihan kamu dalam menemukan ukuran baju yang tepat.
 Kenali bahan material baju
Sering kali kita menemukan keterangan bahan baju pada foto produk
di online shop. Jangan lupa untuk kenali bahan materi baju yang dijual, ya.
Ada beberapa bahan yang berpotensi melar setelah melalui proses pencucian
berulang kali.

22
BAB III
MENGUKUR BADAN WANITA

A. Mengukur Badan Wanita


Beberapa orang berpendapat bahwa sampai saat ini belum ada penjelasan
yang mendetail mengenai tehnik pembuatan pakaian yang baku.Dalam dunia jahit
menjahit sebenarnya yang terpenting adalah menemukan metode sendiri yang bisa
kita gunakan untuk mempermudah pekerjaan kita dalam membuat busana dengan
harapan memperoleh hasil yang terbaik. Busana yang baik adalah berasal dari
pembuatan pola yang sempurna, dan begitu juga pola yang sempurna diawali
dengan pengukuran yang akurat.
Untuk menggambar pola kontruksi memerlukan berbagai macam ukuran
badan, dan jenis ukuran yang diperlukan serta cara mengambilnya. Yang biasanya
digunakan adalah metode pola konstruksi dressmaking, karena biasanya metode
ini mudah dipahami oleh pemula untuk menghasilkan kontruksi pola busana yang
baik. Berikut adalah cara mengambil ukuran badan wanita, kebanyakan dan
hampir seluruhnya adalah ukuran dari badan wanita, kenapa ? Karena badan
wanita mempunyai bagian-bagian yang sangat kompleks dan memerlukan
pengukuran yang akurat agar pembuatan pakaian atau busana bisa berhasil dengan
sempurna.
Ikatlah seutas tali ban (tali pita) atau ban elastik kecil melingkar pada
pinggang sebagai batas badan atas dan bawah.
Cara Pengukuran :
1. Lingkar Leher (LL)
Caranya adalah dengan mengukur sekeliling pada batas leher, dengan
meletakkan jari telunjuk di lekuk leher.
2. Lingkar Badan (LB)
Diukur pada sekeliling badan atas yang terbesar , melalui puncak dada,
ketiak, dan punggung. Posisi pita ukur atau meteran pada badan belakang
atau punggung harus datar dari ketiak sampai ketiak. Diukur pas dahulu,
kemudian ditambah 4 cm, atau diselakan 4 jari.

23
3. Lingkar Pinggang (LP)
Diukur pas mengelilingi pinggang, kemudian ditambah 1 cm, atau
diselakan 1 jari. Untuk pinggang ban rok dan slack biasanya dikurangi 1 cm.
4. Lingkar Panggul (LPG)
Diukur mengelilingi badan bawah terbesar , ditambah 2 cm sebelah atas
puncak pantat/ bokong dengan posisi meteran datar. Diukur pas dahulu,
kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari.
5. Tinggi Panggul (TPG)
Diukur dari bawah ban elastic atau tali pita dibawah pinggang, sampai di
bawah ban sentimeter di panggul.
6. Panjang Punggung (PPu)
Diukur dari tulang leher yang menonjol di tengah belakang lurus kebawah
sampai di bawah ban elastis pada pinggang
7. Lebar Punggung (LPu)
Diukur 9 cm di bawah tulang leher yang menonjol atau pertengahan jarak
bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kiri sampai lengan kanan.

8. Panjang sisi (PS).


Diukur dari batas ketiak ke bawah ban petar pinggang dikurangi 2 s/d 3
cm.
9. Lebar muka (LM).
Diukur pada 5 cm di bawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu terendah
dan ketiak dari batas lengan yang kanan sampai batas lengan yang kiri.

24
10. Panjang muka (PM).
Diukur dari lekuk leher di tengah muka ke bawah sampai di bawah ban
petar pinggang.
11. Tinggi dada (TD).
Diukur dari bawah ban petar pinggang tegak lurus ke atas sampai di
puncak buah dada.
12. Panjang bahu (PB).
Diukur pada jurusan di belakang daun telinga dari batas leher ke puncak
lengan, atau bahu yang terendah.
13. Ukuran uji(UU).
Disebut juga ukuran kontrol. Diukur dari tengah muka di bawah ban petar
serong melalui puncak buah dada ke puncak lengan terus serong ke belakang
sampai di tengah belakang pada bawah ban petar.
14. Lingkar lubang lengan (LLL).
Diukur sekeliling lubang lengan, pas dahulu ditambah 2 cm untuk lubang
lengan tanpa lengan, dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan
dipasangkan lengan.
15. Panjang lengan blus (PLB).
Diukur dari puncak lenganterus ke bawah lengansampai melampaui tulang
pergelangan lengan yang menonjol.
16. Lebar dada (LD).
Diukur jarak dari kedua puncak buah dada. Ukuran ini tergantung dari
buste houder atau kutang pendek yang dipakai. Ukuran ini tidak dipakai
untuk konstruksi pola, hanya untuk ukuran pemeriksa.

25
B. Macam Ukuran
 Ukuran Panjang Rok
Panjang rok muka yang dikehendaki, dan panjang rok muka sisi, belakang
sampai di lantai.

Ukuran Rok adalah Garis pinggang dan Tinggi Badan tegak lurus, garis pinggul,
kupnat dan kelim bawah.

 Ukuran Celana.
1. Lingkar pinggang.
2. Tinggi pinggul.
3. Lingkar pinggul.
4. Tinggi duduk.
5. Panjang sisi.
6. Lingkar kaki melalui tumit.
7. Lingkar kaki sekeliling telapak kaki.

26
 Ukuran Lengan

1. Lingkar lubang lengan.


2. Lingkar pangkal lengan, diukur pas + 6 cm.
3. Panjang lengan dalam dari ketiak.
4. Panjang lengan luar dari puncak lengan.
5. Lingkar bawah lengan, diukur pas + 3 cm.
6. Panjang lengan pendek bagian dalam.
7. Lingkar pergelangan tangan, diukur pas + 2 cm.

Itulah penjelasan tentang ukuran dan cara mengambil ukuran pada badan
wanita. Untuk bisa membuat busana wanita yang sempurna kita harus bisa

27
menguasai cara mengambil ukuran yang benar. Hal ini nantinya akan
berpengaruh pada gambar pola busana yang akan kita buat, dan tentunya juga
menentukan baik atau tidak hasil busana yang akan di jahit

28
BAB IV
TIPS MENGUKUR BADAN AGAR PAS SAAT
MEMBELI PAKAIAN

Berikut ini adalah cara mengukur badan agar tepat dengan sesuai ukuran badan :
1. Ketahui Cara Mengukur yang Tepat
 Lingkar Panggul
Ukur lingkar pinggang kita ketika sedang berdiri di depan cermin. Cermin
akan membantu kita menghindari kesalahan mengukur.
 Lingkar Pinggang
Untuk mengukur lingkar pinggang, letakkan alat ukur tepat di bagian paling
ramping perut kita.
 Lingkar Dada
Untuk mengukur lingkar dada, letakkan alat ukur tepat pada bagian dada
yang paling menonjol. Pastikan alat ukur ini lurus pada bagian punggung
kita.
 Lingkar leher
Bagian ini biasanya digunakan untuk mengukur pakaian pria. Cara
mengukur yang tepat, letakkan alat ukur di sekeliling leher.

Setelah menemukan angka yang tepat, pastikan kita mengetahui perbandingan


ukuran antara american size, international size, serta european size untuk
menemukan ukuran yang tepat.

2. Jangan Mudah Percaya Ukuran yang Tertera


Ketika memilih pakaian secara online, selalu ingat bahwa ukuran bisa
berbeda antara satu toko dengan toko yang lain.Tentunya, kembali pastikan
ukuran kita supaya nantinya tak menyesal.
3. Kenali Bahannya
Untuk menghindari pakaian yang berubah ukuran setelah kita cuci, sebaiknya
selalu perhatikan bahan pakaian yang biasanya dicantumkan pada labelnya.

29
Pakaian yang bisa kita beli dengan ukuran yang lebih besar adalah sweater
berbahan wool, t-shirt, dalaman, dan pakaian lain berbahan katun, serta
pakaian berkerah. Pakaian yang bisa kita beli dengan ukuran yang lebih kecil
adalah pakaian rajut, denim, serta pakaian berbahan polyester.

Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam
pengukurang pakaian yang pas buat Anda.

Rangkuman
1. Arti ukuran adalah (1) sebagai hasil dari mengukur atau (2) bilangan yg
menunjukkan besar satuan ukuran suatu benda atau panjang luas atau lebar
suatu benda,
2. Fungsi dari mengukur tubuh adalah
• Sebagai data/pedoman dalam pembuatan pola
• Sebagai dasar untuk mengembangkan desain-desain baru
• Untuk referensi didalam pengecekan pola
• Membantu dalam pengepasan (fitting)
3. Cara - cara untuk mendapatkan ukuran dapat dilakukan dengan melalui
mengukur tubuh , mengukur baju dan mengukur dress form/dummy/paspop
4. Persiapan mengukur meliputi mempersiapkan peralatan, mengikatkan pita
kecil pada badan model

30
LATIHAN!
Lakukanlah pengukuran tubuh pada saudara atau teman anda dengan mempelajari
materi dan video mengukur tubuh pada aktivitas Merancang Baby Doll Bagi
Penjahit Pemula!
Dengan waktu 60 menit.

31

Anda mungkin juga menyukai