Anda di halaman 1dari 39

MODUL

Pengukuran Besaran dengan


Satuan Baku
PONIAH/1813071018/6A

Untuk Siswa
Kelas VII SMP
Semester I
PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa atas segala karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul berjudul
“Pengukuran Besaran dengan Satuan Baku“ tepat pada waktunya. Pada penyusunan
modul ini, secara langsung atau tidak langsung diperoleh bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaiakan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Kompyang Selamet, S. Pd., M. Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Bahan Ajar IPA yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan modul ini.
2. Orang tua, yang telah memberikan dukungan dan doa yang terbaik untuk
kesuksesan penulis.
3. Seluruh teman-teman yang telah memberikan dukungan dan pihak yang terlibat
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian modul ini.
Penulis menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan
demi kesempurnaan modul ini.

Singaraja, 16 Mei 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................1
Prakata..............................................................................................................................2
Daftar Isi..........................................................................................................................3
Petunjuk Penggunaan Modul.........................................................................................4
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator......................................................5
Peta Konsep....................................................................................................................6
Pengukur Besaran dengan Satuan Baku........................................................................7
A. Pengukuran..................................................................................................................9
B. Besaran Pokok............................................................................................................12
Lembar Kerja Peserta Didik...........................................................................................17
C. Besaran Turunan.........................................................................................................22
Evaluasi...........................................................................................................................25
Kunci Jawaban................................................................................................................28
Daftar Pustaka.................................................................................................................33

3
PETUNJUK PENGGUNAAN

MODUL
Modul tentang pengukuran terdiri dari pengukuran, besaran dan satuan dalam
hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam. Dalam mempelajari suatu ilmu
khususnya ilmu pengetahuan alam (IPA) tidak bisa dipisahkan dari kegiatan
pengukuran. Dengan pengukuran maka gejala keilmuan menjadi begitu nyata dan pasti
serta memenuhi unsur ilmiah, sebagai syarat suatu ilmu. Bahkan pengukuran bukan hal
yang baru bagi masyarakat dan kebudayaan kita. Setiap kita melakukan aktivitas
perdagangan, atau jual-beli, sudah melibatkan pengukuran. Coba perhatikan aktivitas di
pasar saat jual-beli, apa yang diukur waktu itu? Begitu juga dalam membuat atau
membangun sesuatu, seperti membuat perkakas, rumah, perahu dan lainnya. Jadi
pengukuran merupakan suatu aktivitas yang sangat diperlukan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Modul ini terdiri dari pengantar yang berfungsi sebagai dasar pemikiran untuk
memotivasi para pembaca; uraian materi sebagai gejala dan atau konsep dasar yang
perlu dicermati; kegiatan agar pembaca bisa mengalami sendiri suatu permasalahan;
contoh soal memberi contoh kepada pembaca cara mengatasi suatu permasalahan; soal
latihan dan tugas untuk melatih pembaca mengatasi permasalahan.

4
KOMPETENSI INTI, KOMPETENSI

DASAR, DAN INDIKATOR


KOMPETENSI INTI
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

KOMPETENSI DASAR
3.1Menerapkan konsep pengukuran berbagai besaran dengan menggunakan satuan
standar (baku).

INDIKATOR
3.1.1 Menjelaskan pengertian pengukuran besaran
3.1.2 Membedakan pengertian besaran pokok dan turunan
3.1.3Mengidentifikasi macam macam besaran pokok beserta satuannya.
3.1.4Mengidentifikasi macam macam besaran turunan beserta satuannya.
3.1.5Menerapkan alat ukur pengukuran dengan satuan baku
3.1.6 Menentukan pengukuran besaran pokok dengan benar
3.1.7 Mengukur besaran dengan aturan yang benar
3.1.8Menganalis alat ukur besaran yang sesuai
3.1.9 Menganalisis prosedur pengukuran berbagai besaran

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menentukan beberapa besaran pokok dan turunannya
2. Membedakan satuan baku dan satuan tidak baku
3. Menggunakan berbagai alat ukur secara benar dan aman.

5
PETA KONSEP

6
7
8
Istilah Penting Pernahkah kamu pergi ke penjahit untuk minta
dibuatkan baju? Bagaimana penjahit dapat membuatkan baju
dengan ukuran yang tepat? Atau, pernahkah kamu melihat
orang berjual beli buah, misalnya duku? Bagaimanakah
menentukan banyaknya duku secara akurat? Semua peristiwa
di atas terkait dengan kegiatan pengukuran. Pada bagian ini,
kamu akan mendiskusikan dan melakukan berbagai kegiatan
pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.

Mengukur merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran sejen
Ayo kita pelajari! Istilah penting.
·Pengukuran ·Pengukuran
· Besaran Pokok Besaran Turunan
BesaranSatuan Baku Satuan Tidak B
· Satuan
·
·

A. PENGUKURAN

Mengukur merupakan kegiatan penting dalam kehidupan dan kegiatan utama di


dalam IPA. Contohnya kamu hendak mendeskripsikan suatu benda, misalnya
mendeskripsikan dirimu. Kemungkinan besar kamu akan menyertakan tinggi badan, umur,
massa tubuh, dan lain-lain. Tinggi badan, umur, dan massa tubuh merupakan sesuatu yang
dapat diukur. Segala sesuatu yang dapat diukur disebut besaran.
Seperti yang telah kamu lakukan, mengukur merupakan kegiatan
membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai
satuan. Misalnya, kamu melakukan pengukuran panjang meja dengan jengkalmu. Dengan
demikian, kamu harus membandingkan panjang meja dengan panjang jengkalmu.
Jengkalmu digunakan sebagai satuan pengukuran.
Bayangkan, apa yang terjadi jika setiap pengukuran di dunia ini menggunakan satuan
yang berbeda-beda, misalnya jengkal? Ketika kamu memesan baju ke penjahit dengan
panjang lengan 3 jengkal, kemungkinan besar hasilnya tidak akan sesuai dengan
keinginanmu. Mengapa? Karena penjahit itu menggunakan jengkalnya. Demikian juga,
jika satuan yang digunakan adalah depa. Oleh karena itu, diperlukan satuan yang disepakati
bersama untuk semua orang. Satuan yang disepakati ini disebut satuan baku.

9
Mungkin kamu pernah mendengar satuan Mengukur adalah membandingkan
sentimeter, kilogram, dan detik. Satuan-satuan besaran yang diukur dengan besaran
tersebut adalah contoh satuan baku dalam sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
Sistem Internasional (SI). Setelah tahun Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur
1700, sekelompok ilmuwan menggunakan dengan cara dibandingkan, memiliki
sistem ukuran yang dikenal dengan nama satuan dan dinyatakan dengan angka-angka
Sistem Metrik. Pada tahun 1960, Sistem Metrik (atau nilai).
dipergunakan dan diresmikan sebagai Sistem Satuan adalah pembanding di dalam
Internasional. Penamaan ini berasal dari bahasa mengukur suatu besaran.
Prancis, Le Systeme Internationale d'Unites.

nusacaraka.com

Dalam satuan SI, setiap jenis ukuran memiliki satuan dasar, contohnya panjang
memiliki satuan dasar meter. Untuk hasil pengukuran yang lebih besar atau lebih kecil dari
meter, dapat digunakan awalan-awalan. Penggunaan awalan ini untuk memudahkan dalam
berkomunikasi karena angkanya menjadi lebih sederhana. Misalnya, untuk menyebutkan
20.000 meter dapat dipermudah menjadi 20 kilometer. Nilai kelipatan awalan tersebut
menjangkau objek yang sangat kecil hingga objek yang sangat besar.
Sistem Internasional lebih mudah digunakan karena disusun berdasarkan kelipatan
bilangan 10, seperti ditunjukkan pada Tabel 1.1. Penggunaan awalan di depan satuan dasar SI
menunjukkan bilangan 10 berpangkat yang dipilih. Misalnya, awalan kilo berarti 103 atau
1.000. Berarti, 1 kilometer berarti 1.000 meter. Contoh lain, pembangkit listrik menghasilkan
daya 500 Mwatt yang berarti sama dengan 500.000.000 watt. Jadi, penulisan awalan
menyederhanakan angka hasil pengukuran, sehingga mudah dikomunikasikan ke pihak lain.
Pengukuran yang baik dan tepat memerlukan alat ukur yang sesuai.

10
Ayo Kita Pelajari
Judul : Pengukuran
Tujuan kegiatan : Siswa mampu menjelaskan pengertian
pengukuran
Langkah-langkah kegiatan :

1. Amati gambar di bawah ini!

Gambar 1.
Sumber : google.com
Pengukuran dengan menggunakan neraca

Kamu mungkin pernah diajak orangtuamu pergi ke pasar. Disana orangtuamu


membeli beberapa barang salah satunya telur. Dalam hal ini, pedagang akan
menimbang telur yang dibeli. Tidak semua pedagang jujur. Misalnya, tidak semua
pedagang menera (mengkalibrasi) secara rutin timbangannya. Akibatnya, dapat
terjadi barang yang ditimbang tidak sesuai dengan nilai yang seharusnya.
Contohnya telur yang seharusnya 1 kg, ternyata telur yang ada hanya 600 gram.
Setelah mengamati gambar di atas, coba kalian jawab pertanyaan dibawah ini!
Apa yang dimaksud dengan pengukuran?

Jawab :

Mengapa dunia IPA menggunakan satuan-satuan pengukuran yang baku?

Jawab:

1
B. BESARAN POKOK
Besaran yang satuannya didefinisikan disebut Besaran
Pokok. Berdasarkan hasil Konferensi Umum mengenai Berat dan
Ukuran ke 14 tahun 1971, Sistem Internasional disusun mengacu
pada tujuh besaran pokok seperti tercantum pada Tabel 1. Pada
modul ini akan dibahas mengenai 3 besaran pokok dan empat
besaran pokok yang lain akan dipelajari pada bab-bab berikutnya.

Tabel 1. Besaran Pokok dan Satuannya (dalam Sistem SI)


Gambar 1. Berbagai alat ukur
Besaran Poko Satuan Simbol panjang
Sumber : Dok. Kemdikbud
Satuan
Panjang Meter m
Massa Kilogram kg
Waktu Sekon s
Kuat Arus Ampere A
Suhu Kelvin K
Jumlah Zat Mol mol
Intensitas Candel cd
Cahaya

1.PANJANG

Dalam IPA, panjang menyatakan jarak antara dua titik. Misalnya panjang papan tulis
adalah jarak antara titik pada ujung-ujung papan tulis, panjang bayi yang baru lahir adalah
jarak dari ujung kaki sampai ujung kepala bayi itu.
Panjang menggunakan satuan dasar (SI) meter (m). Mengikuti perkembangan
zaman, meter standar diper ba harui berdasarkan sesuatu yang tidak akan berubah dalam
berbagai kondisi, yaitu gelombang elektromagnet. Satu meter standar (baku) sama dengan
jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama 1/299.792.458 sekon.

12
Alat ukur panjang ada 3 macam yaitu:
a. Mistar
Mistar yang biasa kita gunakan adalah mistar yang panjangnya antara 20 cm
hingga 30 cm. Mistar ini biasanya menggunakan dua skala yaitu : cm dan mm. Skala
terkecil atau ketelitian mistar adalah 1 mm.

Gambar 2. Mistar
Sumber: Google

Angka-angka yang tertera pada mistar menunjukkan skala satuan centimeter


menurut ja rak yang bersesuaian. Diantara setiap angka-angka tersebut terdapat 10
garis pendek-pendek menunjukkan skala satuan milimeter. Skala satuan terkecil ini
yang menun jukkan ketelitian suatu alat ukur. Dalam hal ini, mistar tersebut memiliki
ketelitian 1 mm.

b. Jangka Sorong
Jangka sorong memiliki ketelitian melebihi mistar, yaitu sebesar 0,1 mm.
Beberapa bahkan memiliki ketelitian hingga 0,05 mm. Jangka sorong memiliki dua
skala, yaitu skala utama dan skala nonius atau vernier. Skala uta ma bersifat tetap atau
tidak bergerak, sementara skala nonius berada pada posisi digeserkan atau disorong.
Gambar 3. Jangka Sorong (pada gambar menunjukkan nilai 3,19cm)

Sumber : Dok. Kemdikbud

Skala nonius mempunyai panjang 0,9 cm = 9 mm, atau setiap garis skala
bernilai 9 mm : 10 = 0,9 mm (ketelitian 0,1 mm).

13
Cara Penggunaan Jangka Sorong
LEMBAR KERJAterhadap
1. Pengukuran PESERTA DIDIK
suatu benda dilakukan dengan menggeser-geser rahang
hingga posisi kedua rahang berhimpit dengan benda yang akan diukur (hati-hati
PENGUKURAN
agar tidak menekan terlalu keras pada kedua rahang jangka sorong tersebut,
karena bisa merusak ujung rahang dan data hasil pengukuran akan menyimpang),
2. Kemudian mengamati letak angka nol dari skala nonius, di garis yang berimpit
dengan salah satu garis pada skala utama satuan mm. Pada garis yang kurang lebih
berimpit tersebut menunjukkan nilai hingga satuan terkecil 1 mm. Misalnya nilai 0
pada skala nonius berimpit paling dekat dengan garis pada skala utama bernilai 1,2
cm = 12 mm.
3. Pada skala nonius bisa ditentukan hingga ketelitian 0,1 mm dengan menentukan
garis pada skala nonius yang berimpitan dengan garis pada skala utama. Misalnya
garis pada skala nonius yang berimpit dengan skala utama bernilai 0,6 maka nilai
terkecil hasil pengukuran 0,6 mm.
4. Nilai total hasil pengukuran adalah 12 mm + 0,6 mm = 12,6 mm.

14
Tujuan : Siswa mampu Kelompok: Nama anggota:
mengidentifikasi penerapan 1.
pengukuran 2.
3.

I. Orientasi
C. Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup merupakan alat ukur besaran panjang yang paling teliti
dibandingkan alat ukur yang telah dibahas sebelumnya. Ketelitiannya mencapai 0,01
mm. Biasanya digunakan mengukur ketebalan suatu benda yang sangat tipis atau
kecil. Seperti juga jangka sorong, mikrometer sekrup terdiri dari bagian yang tetap
berfungsi sebagai skala utama dalam satuan 0,5 mm untuk setiap celah garis, dan
bagian yang bisa digeserkan berupa selubung luar yang diputar seperti sekrup.

Gambar 4. Mikrometer Sekrup Sumber :


Dok. Kemdikbud

14
Cara Penggunaan Mikrometer Sekrup
1. Pengukuran dilakukan dengan cara menggeserkan bagian yang bisa digeserkan
dengan cara memutarkannya seperti sekrup hingga ujung rahang menyentuh dan
berhimpit dengan benda yang akan diukur. Ujung rahang agar jangan ditekan
terlalu keras karena akan merusak ketepatan pengukuran.
2. Kemudian mengamati posisi ujung selubung yang berimpit dengan skala utama
hingga kita memperoleh nilai mencapai ketelitian 0,5 mm. Misalnya posisi ujung
selubung menunjukkan angka sekitar 3,5 mm.
3. Selanjutnya mengamati skala satuan yang terdapat pada selubung. Skala satuan
tersebut melingkari selubung terdiri dari 50 bagian (atau garis) dimana setiap garis
menunjukkan ketelitian pengukuran hingga 0,01 mm. Misalnya garis pada skala
selubung yang berimpit pada garis melintang pada skala utama menunjukkan nilai
32, maka dinyatakan sebagai 0,32 mm.
4. Nilai total hasil pengukuran adalah 3,5 mm + 0,32 mm = 3,82 mm.

2. MASSA

Setiap benda tersusun dari materi. Jumlah materi yang terkandung dalam suatu
benda disebut massa benda. Dalam SI, massa diukur dalam satuan kilogram (kg).
Misalnya, massa tubuhmu 52 kg, massa seekor kelinci 3 kg, massa sekantong gula 1 kg.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang menggunakan istilah “berat” untuk massa. Namun
sesungguhnya, massa tidak sama dengan berat. Massa suatu benda ditentukan oleh
kandungan materinya dan tidak mengalami perubahan meskipun kedudukannya berubah.
Sebaliknya, berat sangat bergantung pada kedudukan di mana benda tersebut berada.
Mengapa? Karena benda akan memiliki gravitasi yang berbeda di tempat yang berbeda.
Sebagai contoh, saat astronot berada di bulan, beratnya tinggal 1/6 dari berat dia saat di
bumi. Dalam SI, massa menggunakan satuan dasar kilogram (kg), sedangkan berat
o
menggunakan satuan Newton (N). Massa 1 kg setara dengan 1 liter air pada suhu 4 C.
Massa suatu benda dapat diukur dengan
neraca lengan (Gambar 5), sedangkan berat diukur
dengan neraca pegas (Gambar 6). Neraca lengan
dan neraca pegas termasuk jenis neraca mekanik.
Sekarang banyak digunakan jenis neraca lain
yang lebih praktis, yaitu neraca digital. Pada neraca
digital, hasil
pengukuran massa langsung dapat diketahui, Gambar 5. Neraca lengan untuk
karena muncul dalam bentuk angka dan mengukur massa benda Sumber :
satuannya. Dok. Kemdikbud

15
Selain kilogram (kg), massa benda juga
dinyatakan dalam satuan-satuan lain. Misalnya, gram (g)
dan miligram (mg) untuk massa-massa yang kecil; ton (t)
dan kuintal (kw) untuk massa- massa yang besar.
 1 ton = 10 kw = 1.000 kg
 1 kg = 1.000 g
 1 g = 1.000 mg

Gambar 6. Neraca Pegas untuk


Mengukur berat benda Sumber :
google.com

Gambar 7. Cara mengukur massa benda dengan neraca ohaus


Sumber : Dok. Kemdikbud
Contoh hasil pengukuran massa benda adalah sebagai berikut.

Gambar 8. Hasil Pengukuran dengan neraca ohaus


Sumber : Dok. Kemdikbud

16
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PENGUKURAN
Ayo Kita
Kelompok:
Tujuan : Siswa mampu mengidentifikasi penerapan Nama anggota:
pengukuran
1.
2.
3.

I. Orientasi

A. Jangka Sorong
Jangka sorong memiliki bagian utama yang disebut rahang tetap dimana terdapat
skala utama dan rahang geser dimana terdapat skala nonius atau vernier. Nonius yang
panjangnya 9 mm dibagi atas 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu
skala utama adalah 0,1mm. Nilai 0,1mm merupakan batas ketelitian jangka sorong.

1. Rahang atas untuk Mengukur diameter dalam.


2. Rahang bawah untuk mengukur diameter luar.
3. Bagian untuk mengukur kedalaman tabung.

Gambar diatas adalah contoh hasil pengukuran dengan jangka sorong, Skala
utama = 2,5 cm Skala nonius = (4 x 0,1)mm = 0,04 cm Hasil pengukuran = 2,54 cm
Angka 4 nonius segaris dengan skala utama, jadi angka inilah yang dikalikan dengan
batas ketelitian , kemudian dijumlahkan hasilnya dg hasil
skala utama.

17
B. Mikrometer Sekrup
Memiliki skala utama dan selubung luar yang memiliki skala putar sebagai
nonius. Batas ketelitian micrometer sekrup 0,01mm.

Gambar di atas adalah contoh hasil pengukuran menggunakan micrometer sekrup,


Skala utama = 6,5 mm Skala nonius = (9x 0 01)mm = 0,09 mm
Hasil pengukuran = 6,59 mm Angka 9 pada nonius berimpit dengan garis tengah
skala utama, maka angka ini dikalikan dengan batas ketelitian micrometer sekrup,
kemudian ditambahkan hasilnya pada hasil skala utama.

II. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, buatlah rumusan masalahnya!

III. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas, selanjutnya nyatakan dugaan sementara (hipotesis)


atas rumusan masalah tersebut!

18
IV. Melakukan Percobaan

I.Tujuan
a. Melakukan percobaan tentang pengukuran
b. Melakukan analisis data hasil percobaan pengukuran
c. Membuat laporan hasil percobaan pengukuran

II.Alat dan Bahan


a. Jangka sorong
b. Mikrometer sekrup
c. Kelereng
d. Potongan besi
e. Cincin
f.Buku
g. Potongan kawat

III. Prosedur Percobaan

Link Video : https://www.youtube.com/watch?v=rL3w6mI3dXg

1. Ambil kelereng, letakkan pada rahang bawah jangka sorong untuk diukur diameternya.
Jepit dengan hati-hati dan kunci. Amati skala utama, catat hasilnya dalam tabel A,
ulangi pengukurannya sebanyak 3 kali. Ulangi dengan menggunakan Mikrometer
sekrup
2. Ambil kertas, ukur diameternya dengan mikrometer sekrup. Amati skala utamanya,
catat Dalam tabel B, ulangi pengukuran sampai 3 kali oleh orang yang berbeda.
3. Amati skala nonius, cari angka yang berimpit dengan garis tengah skala utama, catat
hasilnya dalam tabel B, kalikan juga dengan batas ketelitian mikrometer. Ulangi
pengukuran sebanyak 3 kali.
4. Ambil potongan kawat, lakukan pengukaran seperti langkah B.1 dan B.2.

19
TABEL A.

No Benda Jangka Sorong Mikrometer Sekrup

1. Kelereng

2. Potongan Besi

Cincin (diameter
dalam)

3.
Cincin (diameter
luar)

TABEL B.

No Benda Skala Utama Nonius

1. Buku

2. Potongan Kawat

20
VI. Pengolahan Hasil Pengamatan

1. Dari hasil pengukuran, alat ukur manakah yang lebih teliti pengukurannya? Berikan
alasannya
Jawaban :
….
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
….
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
….
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………

2. Andai anda di minta untuk mengukur diameter rambut, sementara alat ukur yang tersedia
adalah mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Alat ukur manakah yang akan anda
gunakan? Mengapa demikian?
Jawaban :
….
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
….
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
….
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………

VII. Kesimpulan

Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan anda :


….
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
….
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
….
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
….
…………………………………………………………………………………………………… 21
………………………………………………………
….
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
BERPIKIR KRITIS
Jika pengetahuan dan teknologi makin maju, mungkinkah satuan standar yang digunakan sekarang

C. BESARAN TURUNAN
Besaran turunan merupakan besaran yang mengandung 2 atau lebih besaran pokok,
misalnya besaran luas, volume, dan kecepatan. Pada satuan luas dan volum menggunakan
bilangan berpangkat. Sementara pada besaran kecepatan menggunakan bilangan
berbagi.

1. LUAS
Untuk mengukur luas suatu bidang, pertama-tama kita perlu mengetahui bentuk
bidang tersebut. Misalnya luas persegi panjang dapat diketahui dari sisi- sisinya (panjang
x lebar), luas lingkaran dapat diketahui dari jari-jarinya (phi × kuadrat jari-jari). Berikut
ini cara pengukuran luas beberapa bangun yang teratur bentuknya .

a. Mengukur Luas Persegi dan Persegi Panjang


Mengukur luas bentuk persegi dan persegi panjang tidak bisa dilakukan
secara langsung, namun pertama-tama mengukur panjang dan lebar sisi-sisi persegi
tersebut.
Contoh:
Suatu bentuk persegi panjang panjangnya p = 50 cm, dan lebarnya l = 20 cm,
maka luas bidang persegi panjang tersebut
Luas = p × l
= 50 cm × 20 cm
2
= 1.000 cm
2
Luas = π × r × r = 3,14 × 20 cm × 20 cm = 1.256 cm

22
b. Mengukur Lingkaran
Mengetahui luas bentuk lingkaran bisa dilakukan jika jari-jari atau
diameter lingkaran tersebut sudah diketahui melalui pengukuran.
Contoh:
Suatu bentuk lingkaran diukur diameternya d = 20 cm atau jari-jari r = d/2 =
20/2 = 10 cm, maka luas bidang lingkaran tersebut.

2. VOLUME
Ada dua cara mengukur volume benda, yaitu :
1) Mengukur Langsung
a. Pengukuran volume zat cair Pengukuran volume zat cair dapat dilakukan secara
langsung, yaitu dengan memasukkan zat cair tersebut ke dalam gelas ukur (atau
gelas pengukur volume yang biasa digunakan untuk menentukan jumlah
bahan dalam memasak kue), kemudian baca s k a l a pada gelas ukur tepat pada
permukaan zat cair.
b. Pengukuran volume benda padat secara langsung berlaku pada benda- benda yang
teratur bentuknya maupun yang tidak teratur, yaitu dengan menggunakan gelas
ukur. Bendabenda yang teratur misalnya : benda berbentuk balok, kubus, silinder,
bola, kerucut.

2) Mengukur Tidak Langsung


Untuk mengukur volume benda padat yang berbentuk teratur, bisa
dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan mengukur panjang, lebar, tinggi,
dan/atau jari-jari (atau diameter), ke mudian menghitung volumenya sebagai
berikut :
a. Balok, Volume = panjang × lebar × tinggi
b. Kubus, Volume = sisi × sisi × sisi
2
c. Silinder, Volume = Luas alas × tinggi = 3,14 × jari-jari × tinggi
1 2
d. Kerucut, Volume = Luas alas × 3 tinggi = 3,14 × jari- jari
× tinggi
4
e. Bola, volume = 3 × 3,14 × jari-jari2

Simak penjelasan video berikut untuk menambah wawasan kalian :


https://drive.google.com/drive/u/0/folders/19kwvMCH18i_DMGIH6G5vMH_sws008_FO

23
3. WAKTU
Waktu adalah selang antara dua kejadian atau dua
peristiwa. Misalnya, waktu hidup seseorang dimulai sejak ia
dilahirkan hingga meninggal, waktu perjalanan diukur sejak
mulai bergerak sampai dengan akhir gerak (berhenti). Waktu
dapat diukur dengan jam tangan atau stopwatch seperti
terlihat pada Gambar 9.
Satuan SI untuk waktu adalah detik atau sekon (s). Satu
sekon standar (baku) adalah waktu yang dibutuhkan
atom Cesium untuk bergetar 9.192.631.770 kali. Berdasarkan Gambar 9. (a) Stopwatch,
(b) Jam tangan. Alat
jam atom ini, hasil pengukuran waktu dalam selang waktu Manakah yang lebih teliti
300 tahun tidak akan bergeser lebih dari satu sekon. Untuk emngukur waktu ?
Sumber : Google.com

Untuk peristiwa-peristiwa yang selang terjadinya cukup lama, waktu dinyatakan


dalam satuan-satuan yang lebih besar, misalnya menit, jam, hari, bulan, tahun, dan abad.

1 hari = 24 jam
1 jam = 60
menit
1 menit = 60 sekon

Untuk kejadian-kejadian yang cepat sekali, dapat digunakan satuan milisekon (ms)
dan mikrosekon (μs).

AYO KITA LATIHAN


Apakah yang dimaksud dengan besaran pokok?
Mengapa dibuat satuan-satuan standar, misalnya satu kilogram standar, satu meter standar, dan sa
Berilah contoh besaran-besaran dalam kehidupan sehari-hari yang satuannya dalam SI adalah met

24
EVALUASI

A. Pilihan Ganda

1. Perhatikan tabel berikut ini. Besaran satuan dalam Sistem Internasional (SI) dan
alat ukur yang sesuai ditunjukkan oleh nomor.…

A. (1) dan (2)


B. (2) dan (3)
C. (1) dan (3)
D. (3) dan (4)

2. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan


alat ukur yang digunakan sebagai …..
A. Besaran turunan
B. Satuan
C. Besaran pokok
D. Besaran skalar

3. Pilihlah di antara besaran-besaran di bawah ini yang merupakan besaran pokok!


A. Luas, volume
B. Massa, panjang
C. Meter, gram
D. Panjang, volume

4. Pilihlah di antara besaran-besaran di bawah ini yang merupakan besaran turunan!


A. Jempol, jengkal
B. Luas, volume
C. Massa, panjang
D. Meter, gram

25
5. Agar hasil pengukuran yang kita lakukan bernilai sama dengan orang lain, maka
satuan yang diperlukan adalah ….
A. Satuan baku yang disepakati semua orang
B. Satuan yang biasa digunakan oleh masyarakat
C. Satuan yang digunakan oleh negara lain.
D. Satuan yang ditetapkan oleh pemerintah suatu negara

6. Alat yang digunakan untuk mengukur diameter cincin adalah ....


A. Mistar
B. Neraca analitis
C. Mikrometer sekrup
D. jangka sorong

7. Perhatikan gambar di bawah ini. Nilai yang terukur pada alat tersebut adalah ....

A. 6,33 mm
B. 6,30 mm
C. 6,73 mm
D. 6,13 mm

8. Massa suatu benda dapat diukur dengan menggunakan alat ukur ….


A. Pita ukur
B. Mikrometer sekrup
C. Neraca
D. Jangka sorong

9. Alat pengukur waktu yang paling teliti adalah ....


A. Jam tangan
B. Jam dinding
C. Jam pasir
D. Stopwatch

26
10. Hasil pengukuran dari jangka sorong berikut adalah … cm. A.
5,4
B. 5,1
C. 4,35
D. 4,33

B. Soal Uraian

1. Apa yang dimaksud dengan besaran? Mengapa besaran pada umunya harus
mempunyai satuan?
2. Apa perbedaan anatara besaran pokok dengan besaran turunan?20
3. Sebuah balok memiliki panjang 20 cm, lebar 5 cm dan lebar 0,5 cm. Berapa
volume balok tersebut?

27
28
KUNCI JAWABAN

Ayo Kita
Pelajari
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PENGUKURAN

Kelompok:
Tu j u a n : S i sw a m a m pu mengidentifikasi Namapengukuran
penerapan anggota:
1.
A. Jangka Sorong 3.
Jangka sorong memiliki bagian utama yang disebut rahang tetap dimana terdapat
skala utama dan rahang geser dimana terdapat skala nonius atau vernier. Nonius yang
panjangnya 9 mm dibagi atas 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu
skala utama adalah 0,1mm. Nilai 0,1mm merupakan batas ketelitian jangka sorong.
I. Orientasi

1. Rahang atas untuk Mengukur diameter dalam.


2. Rahang bawah untuk mengukur diameter luar.
3. Bagian untuk mengukur kedalaman tabung.

Gambar diatas adalah contoh hasil pengukuran dengan jangka sorong, Skala
utama = 2,5 cm Skala nonius = (4 x 0,1)mm = 0,04 cm Hasil pengukuran = 2,54 cm
Angka 4 nonius segaris dengan skala utama, jadi angka inilah yang dikalikan dengan
batas ketelitian , kemudian dijumlahkan hasilnya dg hasil skala utama.
B. Mikrometer Sekrup
Memiliki skala utama dan selubung luar yang memiliki skala putar sebagai
nonius. Batas ketelitian micrometer sekrup 0,01mm.

Gambar di atas adalah contoh hasil pengukuran menggunakan micrometer sekrup,


Skala utama = 6,5 mm Skala nonius = (9x 0 01)mm = 0,09 mm
Hasil pengukuran = 6,59 mm Angka 9 pada nonius berimpit dengan garis tengah
skala utama, maka angka ini dikalikan dengan batas ketelitian micrometer sekrup,
kemudian ditambahkan hasilnya pada hasil skala utama.

II. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, buatlah rumusan masalahnya!

Bagaimana cara mengkalibrasi jangka sorong dan cara pembacaan kalibrasi jangka sorong ?

III. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas, selanjutnya nyatakan dugaan sementara (hipotesis)


atas rumusan masalah tersebut!

29
IV. Melakukan Percobaan
I.Tujuan
a. Melakukan percobaan tentang pengukuran
b. Melakukan analisis data hasil percobaan pengukuran
c. Membuat laporan hasil percobaan pengukuran

II.Alat dan Bahan


a. Jangka sorong
b. Mikrometer sekrup
c. Kelereng
d. Potongan besi
e. Cincin
f.Buku
g. Potongan kawat

III. Prosedur Percobaan

Link Video : https://www.youtube.com/watch?v=rL3w6mI3dXg

1. Ambil kelereng, letakkan pada rahang bawah jangka sorong untuk diukur diameternya.
Jepit dengan hati-hati dan kunci. Amati skala utama, catat hasilnya dalam tabel A,
ulangi pengukurannya sebanyak 3 kali. Ulangi dengan menggunakan Mikrometer
sekrup
2. Ambil kertas, ukur diameternya dengan mikrometer sekrup. Amati skala utamanya,
catat Dalam tabel B, ulangi pengukuran sampai 3 kali oleh orang yang berbeda.
3. Amati skala nonius, cari angka yang berimpit dengan garis tengah skala utama, catat
hasilnya dalam tabel B, kalikan juga dengan batas ketelitian mikrometer. Ulangi
pengukuran sebanyak 3 kali.
4. Ambil potongan kawat, lakukan pengukaran seperti langkah B.1 dan B.2.

30
TABEL A.

No Benda Jangka Sorong Mikrometer Sekrup

3,3 mm 4,5 mm
1. Kelereng 3,5 mm 4,7 mm
3,6 mm 4,8 mm
2,4 mm 3,1 mm
2. Potongan Besi 2,3 mm 3,0 mm
2,5 mm 3,2 mm
2,4 mm 3,0 mm
Cincin (diameter
dalam) 2,6 mm 3,3 mm
2,7 mm 3,4 mm
3. 2,5 mm 3,4 mm
Cincin (diameter
2,7 mm 3,6 mm
luar)
2,8 mm 3,7 mm

TABEL B.

No Benda Skala Utama Nonius

21 mm 13 x 0,01 mm
1. Buku 45 mm 25 x 0,01 mm
32 mm 17 x 0,01 mm
13mm 5 x 0,01 mm
2. Potongan Kawat 9 mm 4 x 0,01 mm
12 mm 7 x 0,01 mm

31
VI. PENGOLAHAN HASIL PENGAMATAN

1. Dari hasil pengukuran, alat ukur manakah yang lebih teliti pengukurannya? Berikan
alasannya
Jawaban :

Diantara 2 alat ukur yaitu jangka sorong dan mikrometer skrup yang memberi pengukuran lebih teliti
yaitu mikrometer sekrup. Karena pada mikrometer sekrup skala terkecil yang dimiliki jauh lebih kecil
dari skala terkecil jangka sorong.

2. Andai anda di minta untuk mengukur diameter rambut, sementara alat ukur yang tersedia
adalah mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Alat ukur manakah yang akan anda
gunakan? Mengapa demikian?
Jawaban :

Alat ukur yang akan saya gunakan yaitu mikrometer sekrup. Karena mikrometer sekrup memiliki tingkat
ketelitian hingga 0,01 mm sehingga dapat mengukur diameter benda yang sangat kecil dan serta dapat
mengukur ketebalan suatu benda, sedangkan mistar dan jangka sorong memiliki tingkat ketelitian 1 mm
dan 0,1 mm

VII. KESIMPULAN

Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan anda :

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa alat ukur yang memberi
pengukuran lebih teliti yaitu mikrometer sekrup. Ketika kita ingin mengukur diameter rambut, kita
bisa menggunakan mikrometer sekrup

32
DAFTAR PUSTAKA

Wahono Widodo, dkk. (2016). Buku Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Balitbang Kemdikbud.
Alonso M – Finn E., Dasar-Dasar Fisika Universitas: Mekanika dan Termodinamika jilid 1
Edisi ke-2, Erlangga, 1992.
Permendikbud No.24 Tahun 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016. Ilmu
Pengetahuan Popular, Jilid.1, Grolier, 2011

33

Anda mungkin juga menyukai