Anda di halaman 1dari 26

SATUAN UKUR LUAS DAN PUNGUKURAN LUAS POLYGON ATAU BIDANG

DATAR

Mata Kuliah : Geometri dan Pengukuran


Kode Mata Kuliah : KPD619106
Program Studi : S1-PGSD
Dosen Pengampu : 1. Drs. Alben Ambarita, M.Pd.
2. Frida Destini, S.Pd., M.Pd
Semester : 3 (Tiga)

Nama Kelompok :

Nama NPM
1. Bisma Pamungkas 2013053129
2. Endharo Raviqo Aji 2013053139
3. Ni Made Viska 2013053156
4. Rahmah Nur’Aini 2013053127

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS LAMPUNG 2021

i
KATA PENGANTAR

Saat menyelesaikan makalah ini, kata syukur alhamdulillah yang terucap pertama kali. Betapa
besarnya anugerah Tuhan Yang Maha Esa tercurah kepapda kami sebagai penyusun makalah
ini, dengan anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Satuan Ukur
Luas dan Pengukuran Luas Polygon atau Bidang Datar” dengan baik. Tanpa bantuan-Nya
tidak mungkin makalah ini berada ditangan para pembaca. Dalam proses penyelesaian makalah
ini, tentunya kami mengucapkan terimakasih kepada

1. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd. dan Ibu Frida Destini, S.Pd., M.Pd yang sudah
memberi bimbingan dalam menyelsaikan makalah ini.
2. Kepada kedua orang tua yang telah membantu material maupun moril;
3. Kepada rekan-rekan kelompok delapan yang telah bersama-sama menyelesaikan
makalah ini;
4. Dan pihak lain yang telah membantu dalam penulisan ini.

Kami sangat berharap makalah ini berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya

Lampung, 21 Oktober 2021


Penulis,

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Makalah .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

2.1 Satuan Ukur Luas .................................................................................................. 3


2.2 Konversi Satuan Luas ........................................................................................... 4
2.3 Pengukuran Luas Plygon ...................................................................................... 5
2.3.1 Pengertian Polygon ................................................................................... 5
2.3.2 Klasifikasi Polygon ................................................................................... 5
2.3.3 Klasifikasi Polygon Berdasarkan Banyak Sisi .......................................... 8
2.3.4 Bagian – Bagian Polygon .......................................................................... 9
2.3.5 Polygon Beraturan ..................................................................................... 9
2.3.6 Pengukuran/Menghitung Luas Polygon .................................................... 9
2.3.7 Contoh Soal ............................................................................................. 14
2.4 Soal ................................................................................................................... 16

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 21

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 21


3.2 Saran ................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Satuan ukuran luas merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur luas suatu
bangun/benda. Dalam pembelajaran di Sekolah Dasar pembelajaran satuan ukuran
luas masih sangat sederhana, hanya sekedar menghitung luas dan keliling suatu
bangun datar, bangun datar yang disajikan pun bangun datar yang tidak asing bagi
peserta didik sekolah dasar seperti bangun datar persegi dan persegi panjang.
Menghitung ukuran luas adalah dasar dari pembelajaran bangun datar, jika peserta
didik pada pembelajaran satuan ukuran luas atau menghitung ukuran luas bangun
datar tidak dikuasai maka peserta didik akan mengalami kesulitan pembelajaran
selanjutnya. Sedangkan, Poligon adalah serangkaian titik-titik yang dihubungkan
dengan garis lurus sehingga titik-titik tersebut membentuk sebuah rangkaian
(jaringan) titik atau poligon. Biasanya, poligon digunakan untuk membuat peta.
Sama halnya dengan satuan ukuran luas, pembelajaran poligon pada anak Sekolah
Dasar (SD) masih sangat sederhana. Pada peserta didik sekolah dasar hanya diajarkan
pengertian, macam-macam yang masih sederhana, dan hitung mengitung yang masig
sederhana juga. Pada pembelajaran ini, pendidik dituntut untuk memiliki jiwa kreatif
dan inovatif agar ilmu yang disampaikan dapat dipahami dan diresapi oleh peserta
didik dengan mudah. Berbagai metode yang tersedia dapat digunakan oleh pendidik.
Walaupun pembelajaran di sekolah dasar mengenai satuan ukuran luas dan polygon
masih sangat sederhana, namun pembelajaran ini tidak bisa disepekan oleh peserta
didik.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan satuan ukur luas
1.2.2 Apa saja konversi satuan luas
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan plygon
1.2.4 Apa saja klasifikasi polygon
1.2.5 Bagaimana cara pengukuran/menghitung Luas Polygon

1
1.3 Tujuan Makalah
1.3.1 Menjelaskan tentang satuan ukur luas
1.3.2 Menjelaskan konversi satuan luas
1.3.3 Menjelaskan tentang polygon
1.3.4 Menjelaskan klasifikasi polygon
1.3.5 Menjelaskan cara pengukuran/menghitung luas polygon

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Satuan Ukur Luas


Luas pada dasarnya mempartisi suatu daerah menjadi satuan-satuan yang berukuran
sama dengan lengkap dan rapat. Dasar perhitungan luas terletak pada pemahaman
bagaimana suatu unit pengukuran yang spesifik dapat secara iterasi menutupi suatu
permukaan bidang datar tanpa celah dan tumpang tindih (Cavanagh, 2008). Jadi luas
pada bangun datar adalah banyaknya satuan luas yang digunakan untuk menutup seluruh
permukaan bidang secara rapat bangun datar tersebut. Dapat kita tarik kesimpulan
mengenai satuan ukuran luas merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur luas
suatu bangun/benda. Berikut dibawah ini berbagai macam satuan ukur luas yang dapat
kita ketahuI.
A. Satuan ukur luas persegi
Meter persegi (disingkat m2) adalah satuan luas berukuran panjang 1 meter dan
lebar 1 meter. Ukuran ini umumnya digunakan untuk menyatakan daerah yang kecil,
seperti luas tanah atau bangunan. Meter persegi dapat pula disebut Meter bujur
sangkar. Satuan ukur luas persegi dapat dilambangkan sebagai berikut.
• km
• hm
• dam
• m
• dm
• cm
• mm
Contoh: 1 m x 1 m = 1 m2 (satu meter persegi)

B. Satuan ukur are

Are merupakan satuan luas yang didefinisikan sebagai 100 meter persegi (m 2).
Meskipun didefinisikan dari sistem metrik, satuan are tidak dimasukkan dalam Sistem
Internasional (SI). Penggunaannya diperbolehkan tetapi tidak dianjurkan. Satuan ukur
luas are dapat dilambangkan sebagai berikut.

3
• ka
• ha
• daa
• a
• da
• ca
• ma
Contoh: 1 are = 1 dam2 = 100 m2

2.2 Konversi Satuan Luas


Satuan luas umumnya sering diakhiri dengan kata persegi, seperti kilometer persegi
dan meter persegi. Kata persegi dapat ditulis dengan angka pangkat dua, seperti meter
persegi dapat ditulis dengan m2. Untuk lebih jelasnya perhatikan konversi satuan luas di
bawah ini.

Contoh:
• 1 km2 = 100 hm2
• 100 hm2 = 10.000 dam2
• 10.000 dam2 = 1 km2
• 1 cm2 = 0,01 dm2

4
• 1000 m2 = 0,001 km2

2.3 Pengukuran Luas Plygon


2.3.1 Pengertian Polygon
Poligon adalah serangkaian titik-titik yang dihubungkan dengan garis
lurus sehingga titik-titik tersebut membentuk sebuah rangkaian (jaringan) titik
atau poligon. Pada pekerjaan pembuatan peta, rangkaian titik poligon digunakan
sebagai kerangka peta, yaitu merupakan jaringan titik-titik yang telah tertentu
letaknya di tanah yang sudah ditandai dengan patok, dimana semua benda buatan
manusia seperti jembatan, jalan raya, gedung maupun benda-benda alam seperti
danau, bukit, dan sungai akan diorientasikan. Kedudukan benda pada pekerjaan
pemetaan biasanya dinyatakan dengan sistem koordinat kartesius tegak lurus
(X,Y) di bidang datar (peta), dengan sumbu X menyatakan arah timur –barat
dan sumbu Y menyatakan arah utara –selatan. Koordinat titik-titik poligon harus
cukup teliti mengingat ketelitian letak dan ukuran benda-benda yang akan
dipetakan sangat tergantung pada ketelitian dari kerangka peta. Namun, yang akan
dibahas pada makalah kali ini ialah polygon pada bidang datar yang memiliki definisi
polygon sebagai bangun tertutup yang memiliki tiga sisi atau lebih.
2.3.2 Klasifikasi Polygon
Adapun polygon dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Konveks
Polygon konveks adalah polygon yang diklasifikasikan paling sedikit memiliki 3
(tiga) sisi. Dapat dilihat contohnya seperti gambar berikut.

5
Lantas mengapa disebut konveks? karena sisi polygon tersebut yang cendrung terlihat
cekung.
2) Tidak Konveks (Konkaf)
Polygon konkaf adalah polygon yang memiliki 1 (satu) sudut yang besar sudutnya
lebih dari 180. Dapat dilihat contohnya seperti gambar berikut.

Berbeda dengan konveks, polygon konkaf memiliki kecekungan yang cendrung


mengarah kedalam.
3) Polygon berdasarkan bentuknya
Berdasarkan bentuknya polygon dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam, yaitu
polygon terbuka, polygon tertutup, polygon bercabang, dan polygon kombinasi.

6
7
4) Polygon berdasarkan titik ikatnya
Berdasarkan titik ikatnya polygon dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu
polygon terikat sempurna dan polygon tidak terikat sempurna.
2.3.3 Klasifikasi Polygon Berdasarkan Banyak Sisi
Polygon juga dapat diklasifikasikan berdasarkan banyak sisi atau banyak sudut
yang dimilikinya beberapa jenis poligon yaitu:
a. Segitiga adalah poligon yang memiliki 3 (tiga) sisi

b. Segi empat adalah poligon yang memiliki 4 (empat) sisi

c. Segi lima adalah poligon yang memiliki 5 (lima) sisi

d. Segi enam adalah poligon yang memiliki 6 (enam) sisi

8
e. Segi 7 adalah poligon yang memiliki 7 (tujuh) sisi, dan seterusnya.

2.3.4 Bagian – Bagian Polygon


Adapun bagian – bagian dari polygon dijelaskan sebagai berikut.
1) Ujung – ujung dari sisi polygon disebut sudut
2) Sisi berurutan adalah dua sisi yang memiliki titik ujung yang sama
3) Diagonal polygon adalah segmen garis yang menghubungkan dua titik yang tidak
berurutan
2.3.5 Polygon Beraturan
Poligon dapat dikatakan beraturan apabila suatu poligon tersebut memiliki sisi
dan sudut yang sama maka poligon tersebut dapat dikatakan poligon yang beraturan
seperti contoh gambar di bawah ini.

Sebagai contoh penjelasan dari pengertian diatas seperti misalnya segitiga yang
memiliki sisi dan sudut yang sama ukurannya maka disebut sebagai segitiga beraturan
atau yang biasa kita kenal dengan sebutan segitiga sama sisi.
2.3.6 Pengukuran/Menghitung Luas Polygon
Berikut cara menentukan luas polygon.
1) Mencari Luas Polygon Menggunakan Apotema

9
Dimisalkan kita akan mencari luas polygon yang berbentuk segienam, maka cara
mencari luas polygon segienam ialah sebagai berikut.
a) Tuliskan rumus untuk mencari luas bidang polygon, rumus sederhananya
dapat dituliskan sebagai berikut.

Keterangan:
p: Panjang sisi
a: Apotema

b) Menentukan apotema polygon, dimisalkan bidang segienam diatas memiliki


apotema 103.

c) Mencari panjang sisi polygon, jika panjang sisi sudah ditemukan, maka kita
hampir selesai, tetapi kemungkinan masih ada hal yang perlu kita lakukan.
Jika nilai apotema tersedia untuk poligon biasa maka kita bisa
menggunakannya untuk mencari panjang sisi. Berikut ini caranya:
• Bayangkan nilai apotema sebagai nilai "x√3" dari segitiga bersudut 30-60-90
derajat. Kita bisa memperkirakan nilai ini karena heksagonal terdiri dari enam
segitiga yang sama besar. Apotema akan membagi bidang itu menjadi dua
bidang sama besar, sehingga menciptakan segitiga dengan ukuran sudut 30-
60-90 derajat.

10
• Kita tahu bahwa sisi di seberang sudut 60 derajat memiliki panjang = x√3,
maka sisi di seberang sudut 30 derajat akan memiliki panjang = x, dan sisi
yang di seberang sudut 90 derajat akan memiliki panjang = 2x. Jika 10√3
mewakili "x√3," maka nilai x = 10.
• Kita tahu bahwa x = setengah panjang sisi bawah segitiga. Gandakan nilainya
untuk mendapatkan panjang seluruhnya. Maka sisi panjang segitiga utuh
adalah 20. Ada enam sisi ini dalam suatu heksagonal, jadi kalikan 20 x 6 untuk
mendapatkan panjang sisi heksagonal 120.

d) Masukkan nilai apotema ke dalam rumus, jika kita menggunakan rumus Luas
= 1/2 x panjang sisi x apotema, maka kita bisa memasukkan nilai 120 sebagai
panjang sisi dan 10√3 sebagai nilai apotema.

e) Sederhanakan jawaban. Kita mungkin perlu menyatakan jawaban dalam angka


desimal dan tidak dalam bentuk nilai akar pangkat dua. Gunakanlah kalkulator
untuk menentukan nilai yang paling dekat dengan √3 dan kalikan dengan 600.
√3 x 600 = 1.039,2. Inilah jawaban yang diperoleh.

11
2) Mencari Luas Polygon Menggunakan Rumus Lainnya
a) Mencari luas segitiga biasa, dengan rumus: Luas = ½ alas x tinggi

b) Mencari luas persegi, dengan rumus: Luas = s x s

c) Mencari luas persegi panjang, dengan rumus: Luas = panjang x lebar

12
d) Mencari luas trapesium, dengan rumus: Luas = (b1 x b2) x tinggi/2

3) Mencari Luas Polygon Tak Beraturan


a) Tuliskan koordinat polygon tak beraturan

b) Buat daftar susunan. Tulis nilai x dan y koordinat setiap sudut poligon
berurutan secara berlawanan arah jarum jam. Ulangi koordinat titik pertama di
bagian bawah daftar yang dibuat

c) Kalikan nilai x koordinat setiap titik dengan nilai y titik berikutnya. Jumlahkan
hasilnya

13
d) Kalikan nilai y koordinat setiap titik dengan nilai x titik berikutnya. Sama
halnya, jumlahkan hasilnya

e) Kurangkan nilai kedua dari nilai pertama

f) Bagi dua nilai selisih ini untuk mendapatkan luas poligon

2.3.7 Contoh Soal


Untuk lebih memahami materi yang telah disampaikan pada makalah ini,
maka diberikan contoh soal sebagai berikut.
1) Diketahui sebuah polygon berbentuk segilima dan memiliki apotema 83.
Berapakah luas polygon berbentuk segilima tersebut?

14
Diketahui apotema (A) = 83.
Ditanya: Luas polygon segilima?
Penyelesaian:
Langkah pertama yaitu mencari sisi terlebih dahulu sebagai berikut.
s = 2a/3
s = 2 (83)/ 3
s = 16.
Langkah kedua yaitu mencari panjang sebagai berikut.
p = 5s
p = 5 (16)
p = 80
Langkah yang terakhir untuk mencari luas yaitu memasukkan ke rumus
mencari luas menggunakan apotema sebagai berikut.
L = 1/2 . P. A
L = 1/2 . 80. 83
L = 40 . 83
L = 3203
L = 554,256.

15
2) Perhatikan gambar bangun di bawah ini. Kemudian tentukanlah jumlah besar
sudutnya!

Penyelesaian:
Mari kita hitung menggunakan rumus baku jumlah besar sudut sebagai berikut.
R = (Jumlah sisi – 2) 1800
= (4 – 2) 1800
= (2) 1800
= 360

3) Tentukanlah keliling dari polygon dibawah ini.

Diketahui:
panjang sisi AB: 6 cm
panjang sisi AD: 4 cm
panjang sisi EC: 3 cm
panjang sisi BC: 10 cm
Ditanya: keliling bangun diatas?
Penyelesaian:
ABED membentuk bangun persegi panjang, maka
AB = DE = 6 cm
Sehingga:
CD = CE + DE = 3 + 6 = 9 cm
16
Keliling = AB + BC + CD + DA
Keliling = 6 cm + 5 cm + 9 cm + 4 cm
Keliling = 24 cm.

2.4 Soal
1) Seorang pengendara ojek online yang sedang berada di rumah menjemput penumpang
yang berada di Kebun Raya Batam. Untuk sampai ke titik tersebut pengendara ojek online
itu mengendarai sepeda motornya 24 m ke arah barat kemudian 10 m ke arah selatan
sehingga membentuk sudut 90° maka berapakah jarak yang harus ditempuh jika
pengendara tersebut ingin pulang ke rumahnya kembali menggunakan jalur terpendek dan
berapakah jarak yang telah dilalui oleh pengendara ojek online tersebut?

Diketahui:
AC = 24 m
AB = 10 m
Ditanya: Jarak jalur terpendek (BC) dan keliling segitiga siku – siku?
Penyelesaian:
BC = AB2 + AC2
BC = 102 + 242
BC = 100 + 576
BC = 676
BC = 26 m.
Keliling = AB + BC + CA
Keliling = 10 m + 26 m + 24 m
Keliling = 60 m.

17
2) Perhatikan gambar bangun yang terdiri dari jajargenjang dan segitiga siku-siku berikut ini!
Berapakah keliling bangun tersebut dan luas daerah yang diarsir?

Diketahui:
sisi atas dan bawah jajar genjang = 24 cm
sisi kiri dan kanan jajar genjang = 7 cm
sisi miring pada segitiga = 25 cm sisi
samping pada segitiga = 7 cm
Ditanya: Keliling dan luas bangun yang diarsir?
Penyelesaian:
T = 252 - 72 T =
625 - 49 T =
576
T = 24 cm.
maka kelilingnya adalah Keliling
= 25 + 7 + 7 + 24 + 7 Keliling =
70 cm
Luas = ½. alas. tinggi Luas
= ½. 7 cm. 24 cm Luas =
84 cm2.

3) Berapakah jumlah sudut dalam poligon yang berbentuk segienam?


Penyelesaian:
R = ( jumlah sisi – 2) 180
= (6 – 2) 180
= (4) 180

18
= 720.

4) Berapakah luas poligon dibawah ini jika apotema nya adalah 5√2?

Diketahui apotema (A) = 5√2.


Ditanya: Luas polygon segienam?
Penyelesaian:
Langkah pertama yaitu mencari sisi terlebih dahulu sebagai berikut. s =
2a/2
s = 2 (52)/ 2 s =
10.
Langkah kedua yaitu mencari panjang sebagai berikut. p =
6s
p = 6 (10)
p = 60
Langkah yang terakhir untuk mencari luas yaitu memasukkan ke rumus mencari luas
menggunakan apotema sebagai berikut.
L = 1/2 . P. A
L = 1/2 . 60. 52 L =
30 . 52
L = 1502
L = 212,132.

5) Suatu polygon yang berbentuk segitiga sembarang memiliki titik koordinat sebagai
berikut.
A. (-1,-2)
B. (4, 5)
C. (6, 8)
D. (10, 3)
E. (-3, -2)
19
Maka didapat hasil akhir -32. Pertanyaannya apakah hasil dari suatu penghitungan luas
boleh berbentuk negatif? Sertakan alasan dan uraian penghitungan luasnya sebagai
pembuktian!
Penyelesaian:
Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

20
Langkah 4

Kurangkan nilai kedua dengan nilai yang pertama


= 31 - 95
= - 64
Langkah 5
Bagi dua nilai selisih ini untuk mendapatkan luas poligon sebagai berikut.
-64/2 = - 32.
Jadi luas poligon berdasarkan titik koordinatnya adalah – 32. (Hasil akhir dari
penjumlahan dan pengurangan luas tidak boleh menunjukkan angka negatif, maka dari
itu kalaupun terdapat hasil negatif di akhir mungkin saja terdapat kekeliruan dalam soal
atau memang sengaja dibuat salah untuk melatih kepekaan dari peserta didik).

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Luas merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur luas suatu bangun/benda.
Satuan ukur luas persegi Meter persegi (disingkat m2) adalah satuan luas berukuran
panjang 1 meter dan lebar 1 meter. Ukuran ini umumnya digunakan untuk
menyatakan daerah yang kecil, seperti luas tanah atau bangunan. Sedangkan, satuan
ukuran Are merupakan satuan luas yang didefinisikan sebagai 100 meter persegi
(m2). Meskipun didefinisikan dari sistem metrik, satuan are tidak dimasukkan dalam
Sistem Internasional (SI). Poligon adalah serangkaian titik-titik yang dihubungkan
dengan garis lurus sehingga titik-titik tersebut membentuk sebuah rangkaian
(jaringan) titik atau poligon. Pada pekerjaan pembuatan peta, rangkaian titik
poligon digunakan sebagai kerangka peta, yaitu merupakan jaringan titik-titik
yang telah tertentu letaknya di tanah yang sudah ditandai dengan patok, dimana
semua benda buatan manusia seperti jembatan, jalan raya, gedung maupun benda-
benda alam seperti danau, bukit, dan sungai akan diorientasikan. Polygon
terdapat berbagai klasifikasi seperti konveks, tidak konveks, dan berdasarkan
bentuknya. Sedangkan menurut banyak sisi polygon pun terdapat berbagai macam
seperti segitiga, persegi, segi lima ataupun segi enam.

3.2 Saran
Mungkin inilah yang dapat disampikan oleh penyusun meskipun penyusunan jauh
dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan yang kami sampaikan, karena kami
manusia yang tempatnya dosa dan salah. Untuk perbaikan dalam makalah kami
diharapkan kritik/saran agar bisa menjadi motivasi kami agar lebih baik dalam
kedepannya terutama dalam menyusun sebuah makalah.

22
DAFTAR PUSTAKA

Akina. 2016. Buku Ajar Geometri (Online). https://pgsd.fkip.untad.ac.id/wp-


content/uploads/2017/09/BUKU-AJAR-GEOMETRI-PGSD.pdf. Diakses pada 19
Oktober 2021.
Wikihow. Menghitung Luas Poligon (Online). https://id.wikihow.com/Menghitung-
Luas-Poligon. Diakses pada 19 Oktober 2021.
Jihan Agustin. 2019. Makalah Poligon (Online). https://pdfcoffee.com/makalah-
poligondocx-pdf-free.html. Diakses pada 19 Oktober 2021.
Enny Listiawati. 2021. Geometri Euclid Poligon (Online).
https://youtu.be/nImoYm0yvy8. Diakses pada 19 Oktober 2021.

23

Anda mungkin juga menyukai