Anda di halaman 1dari 13

Makalah Praktikum

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR HOMOGEN PADA


SILINDER PEJAL DAN LEMPENG PERSEGI PANJANG
SECARA DINAMIS

Diajukan Untuk Memenuhi Nilai Ujian F4 Pada Mata Kuliah


Riset Laboratorium

Oleh

Nama : Rizki Syahfina.B


NIM : 4133240028
Program Studi : Fisika
Jurusan : Fisika

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap benda memiliki kecenderungan untuk mempertahankan keadaan
geraknya. Jika dalam keadaan diam benda cenderung untuk tetap diam.
Demikian pula jika benda sedang bergerak lurus beraturan, benda cenderung
tetap bergerak lurus beraturan. Kecenderungan ini disebut inersia dan ukuran
kecenderungan ini dinamakan massa.
Konsep tersebut juga berlaku pada benda yang sedang berotasi , seperti
halnya planet-planet di dalam tata surya memiliki kecenderungan untuk tetap
mempertahankan keadaan gerak rotasinya. Kecenderungan ini disebut momen
inersia atau rotasi inersia. Hal ini dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari. Roda-roda sepeda yang berputar sebenarnya turut membantu pengendara
agar sepeda tetap berdiri. Hal ini dikarenakan roda-roda sepeda itu cenderung
tetap berputar pada bidang yang sama sehingga membuat sepeda lebih mudah
untuk dikendarai.
Momen inersia selain bergantung pada massa benda, juga bergantung
pada posisi massa tersebut ke sumbu putarnya. Maka dalam penelitian ini,
peneliti akan mengukur momen inersia dari sebuah silinder pejal dan lempeng
besi secara dinamis yang melakukan gerak translasi dan rotasi pada kawat
dengan simpangan pada silinder pejal dan lempeng besi. Simpangan pada
benda tegar membuat kawat terpuntir, maka peneliti juga akan mencari nilai
konstanta punitr (k) pada kawat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Berapakah momen inersia benda tegar pada silinder pejal dan lempeng
besi?
2. Berapakah nilai konstanta puntir (k) pada kawat?
3. Apa yang mempengaruhi momen inersia dari benda tegar?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui nilai momen inersia benda tegar pada silinder pejal dan
lempeng besi.
2. Menentukan konstanta puntir (k) pada kawat.
3. Mengetahui apa saja yang mempengaruhi momen inersia dari benda
tegar.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui momen inersia
benda tegar pada silinder pejal dan lempeng besi melalui praktikum serta
mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi momen inersia suatu benda
tegar melalui praktikum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Momen Inersia


Benda tegar adalah suatu benda jika dikenai gaya ataupun momen gaya
tidak mengalami perubahan bentuk. Dalam proses rotasi benda tegar, setelah pada
benda diberikan gaya yang menyebabkan benda dapat berotasi. Sebenarnya benda
tegar tersebut akan berusaha untuk mempertahankan keadaan awalnya untuk tetap
diam. Pada suatu benda, sifat kelembaman (kemalasan) yang selalu
mengusahakan benda tersebut untuk mempertahankan keadaan semulanya
dinamakan momen inersia.
Jika suatu benda tegar mengalami gerak translasi murni besaran massa dari
benda yang berperan, tetapi jika benda tersebut mengalami gerak rotasi murni
maka peranan massa benda digantikan oleh momen inersia benda tersebut
terhadap sumbu rotasinya.
Momen inersia juga dapat didefenisikan ukuran ketahanan objek terhadap
perubahan laju rotasinya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa.
Dengan kata lain, besaran ini adalah kelembaman sebuah benda tegar yang
berputar terhadap rotasinya. Momen inersia berperan dalam dinamika rotasi
seperti massa dalam dinamika dasar, dan menentukan hubungan antara
momentum sudut dan kecepatan sudut, momen gaya dan percepatan sudut, dan
beberapa besaran lain.

2.2 Defenisi Gerak translasi


Gerak translasi dapat didefinisikan sebagai gerak pergeseran suatu benda
dengan bentuk dan lintasan yang sama di setiap titiknya. Jadi sebuah benda dapat
dikatakan melakukan gerak translasi (pergeseran) apabila setiap titik pada benda
itu menempuh lintasan yang bentuk dan panjangnya sama. Contoh gerak translasi
silahkan lihat gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 gerak sebuah balok di atas suatu permukaan datar tanpa
mengguling, dari posisi 1 ke posisi 2 pada jarak yang sama yaitu sebesar s.

2.3 Defenisi Gerak Rotasi


gerak rotasi dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan bentuk dan
lintasan lingkaran di setiap titiknya. Jadi, benda disebut melakukan gerak rotasi
jika setiap titik pada benda itu (kecuali titik-titik pada sumbu putar) menempuh
lintasan berbentuk lingkaran. Sumbu putar adalah suatu garis lurus yang melalui
pusat lingkaran dan tegak lurus pada bidang lingkaran. Contoh gerak rotasi
silahkan lihat gambar 2.2 di bawah ini.
Gambar 2.2 contoh gerak rotasi, di mana setiap titik pada benda yang
berotasi bergerak melingkar mengelilingi sumbu putarnya.

2.4 Momen Inersia Pada Benda Tegar


Benda tegar bisa kita anggap tersusun dari banyak partikel yang tersebar di
seluruh bagian benda itu. Setiap partikel-partikel itu punya massa dan tentu saja
memiliki jarak r dari sumbu rotasi. jadi momen inersia dari setiap benda
merupakan jumlah total momen inersia setiap partikel yang menyusun benda itu.
Persamaannya ialah
I= M R2
Dimana,
= jumlah
M = massa benda tegar
R = jari-jari benda tegar
Ini merupakan persamaan umum saja. Bagaimanapun untuk menentukan Momen
Inersia suatu benda tegar, kita perlu meninjau benda tegar itu ketika ia berotasi.
Walaupun bentuk dan ukuran dua benda sama, tetapi jika kedua benda itu berotasi
pada sumbu alias poros yang berbeda, maka Momen Inersia-nya juga berbeda.
Momen inersia berbagai benda tegar dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini.
Gambar 2.3 Rumus Momen Inersia Berbagai Benda Tegar

2.5 Menentukan Nilai Momen Inersia

2.5.1 Menentukan Momen Inersia Secara Statis


Untuk menentukan momen inersia dari keping logam berbentuk segi empat
secara statis, dapat dilakukan dengan cara mengukur panjang, lebar, dan tebal dari
keping dan juga menimbang massanya. Sehingga untuk mencari momen inersia
lempeng besi menggunakan persamaan.

M a2 b2
I c 12
=
Momen inersia keping lingkaran/silinder pejal terhadap sumbu rotasi yang
berimpit dengan sumbu silinder adalah:
1
I s 2 MR 2
=
Kawat yang digunakan pada praktikum berbentuk silinder sehingga momen
inersia kawat diperoleh dengan menggunakan persamaan momen inersia silinder.
1
I k =I s= M R 2
2

Momen inersia sistem dapat di peroleh dari penjumlahan antara momen


inersia benda dengan momen inersia kawat.

I =I B + I K
2.5.2 Menentukan Momen Inersia Secara Dinamis

Momen inersia benda juga dapat ditentukan secara dinamis, yaitu dengan
menggantungkan benda pada kawat, dan ujung kawat yang lain dieratkan pada
statif, seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.4 Praktikum Momen Inersia secara dinamis

Jika benda diberi sedikit simpangan dari posisi setimbangnya dengan cara
memutar benda (dengan sudut kecil), maka kawat akan terpuntir. Jika benda
dilepaskan maka benda akan mengalami gerak harmonik anguler (sudut),
disebabkan oleh momen gaya puntir dari kawat.

2.6 Hubungan antara momen inersia dan Konstanta puntir


Jika kita memperhatikan benda yang bergerak osilasi, tentunya kita akan
mengetahui adanya periode gerak osilasi benda tersebut. Periode gerak osilasi
memenuhi persamaan sebagai berikut:

I
k
T = 2
Dengan p adalah periode osilasi, I momen kelembaman terhadap sumbu
rotasi dan k adalah konstanta puntir dari kawat.
2.7 Aplikasi Momen Inersia Pada Fisika Material
a. Impact Crusher
Bisa digunakan material dengan panjang 500 mm, tidak lebih dari 350
Mpa anti-tekanan kekuatan. Impact crusher dapat digunakan dalam penghancuran
pertama dan kedua. Selama proses pengoperasian, Rotor berkecepatan tinggi akan
terbawa melalui motor listrik. Material akan ditimpa oleh Flat Hammer Monitor
untuk dihancurkan, dan kemudian akan disalurkan untuk penghancuran kedua,
kemudian akan dibuang melalui lubang pembuangan. Prinsip Kerja mesin Impact
Crusher: Impact crusher bekerja menghancurkan material dengan kekuatan
tabrakan. Ketika material memasuki area blow bar, material dihancurkan dengan
kekuatan dan kecepatan tinggi blow bar dan dilempar ke impact plates dalam rotor
untuk penghancuran kedua. Kemudian material akan terlempar kembali kedalam
blow bar untuk penghancuran ketiga.Proses ini berlangsung terus menerus sampai
material hancur sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan keluar dari bagian
paling bawah mesin.Ukuran dan bentuk dari bubuk akhir dapat diubah dengan
mengatur jarak antara impact rack dan rotor support. Mesin dilengkapi pengaman
self- weigh device yang terletak diframe belakang mesin. Ketika barang lain
masuk dalam lubang impact, barang tersebut akan terlempar keluar dari mesin
melalui impact rack yang terletak dibagian depan dan belakang mesin.
b. Ball Mill
Mesin Ball Mill sangat efektif digunakan untuk penggilingan berbagai
macam material menjadi bubuk halus. Mesin ini biasa digunakan pada industri
pertambangan, bangunan, industri kimia, dan sebagainya. Mesin ini memiliki dua
cara pengolahan yaitu pengolahan secara kering dan pengolahan secara basah.
Mesin Ball Mill adalah produk utama dalam industri penggilingn. Secara luas
digunakan untuk pengolahan semen, produk silikat, bahan bangunan, bahan tahan
api, pupuk kimia, logam hitam yang tidak mengandung besi, gelas, keramik, dll.
Mesin Ball Mill Shibang dapat menggiling biji besi atau bahan lain yang dapat
digiling baik dengan proses basah atau dengan proses kering. Mesin Ball Mill ini
memiliki tipe horizontal, berbentuk tabung, dan dua tempat penyimpanan. Bagian
luar mesin berjalan sepanjang roda gigi. Material masuk secara spiral dan merata
dalam tempat penyimpana pertama . Dalam tempat penampungan ini ada ladder
scaleboard atau ripple scaleboard, dan steelball dengan berbagai macam
spesifikasi yang dipasang pada scaleboard.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Proses praktikum penelitian momen inersia benda tegar homogen pada
silinder pejal dan lempeng besi dilakukan di Laboratorium Fisika Dasar
Universitas Negeri Medan dan dilaksanakan pada tanggal 13 desember 2016
pukul 10.00 12.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian


3.2.1 Alat Penelitian
No. Nama Alat Jumlah
1. Mistar 1 buah
2. Mikrometer Sekrup 1 buah
3. Stopwatch 1 buah
4. Jangka Sorong 1 buah
5. Statif dan Penjepit 1 buah
6. Neraca Tiga lengan 1 buah

3.2.2 Bahan Penelitian


No. Nama Bahan Jumlah
1. Kawat Tembaga 1 buah
2. Silinder Pejal 1 buah
3. Lempeng persegi panjang 1 buah

3.3 Prosedur Penelitian


3.3.1 Pengukuran Dimensi
1) Mengukur panjang dan lebar lempeng persegi panjang menggunakan
jangka sorong.
2) Mengukur diameter dan tinggi silinder pejal menggunakan jangka sorong.
3) Mengukur diameter tembaga menggunakan mikrometer sekrup.
4) Mengukur massa lempeng persegi panjang dan silinder pejal menggunakan
neraca tiga lengan.
3.3.2 Prosedur Pengambilan Data
1) Merangkai alat seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.5 Percobaan lempeng besi dan silinder pejal
2) Menggantungkan silinder pejal pada kawat tembaga sepanjang 30 cm.
3) Berikan simpangan sudut sebesar 3600 pada silinder kemudian lepaskan
sehingga lempeng memberikan gerak osilasi sebanyak 5 kali.
4) Hitung waktu osilasi dari lempeng besi dengan menggunakan stopwatch.
5) Variasikan panjang kawat logam yang digunakan menjadi 40 cm dan 50
cm.
6) Ulangi prosedur 2 s/d 5 untuk lempeng persegi panjang.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Riset


4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Pengukuran Dimensi
No. Benda Tegar Dimensi
1. Silinder Pejal Massa (Ms) : 0,0852 kg
Tinggi (t) : 0,078 m
Diameter (d) : 0,0432 m
2. Lempeng Persegi Panjang Panjang (a) : 0,094 m
Lebar (b) : 0,075 m
Massa (ML) : 0,1052 kg
3. Kawat Tembaga Diameter : 0,00035 m

4.1.2 Tabel Hasil Pengamatan Momen Inersia


No. Benda Tegar Simpangan Panjang Waktu osilasi 5
( ) Kawat (m) kali (s)
1. Silinder Pejal 0,3 12,50
0,4 15,48
360 0,5 17,12
2. Lempeng Persegi 0,3 21,11
0,4 23,54
Panjang
0,5 25,12

4.2 Analisis Data


4.2.1 Mencari Nilai Momen Inersia
a. Silinder Pejal
- d = 0,0432 m
1 1
d (0,0432)=0,0216 m
-R= 2 = 2

1
M R2
- Is = 2
1 5
= 2 (0,0852) (0,0216) 2 = 1,98 10 kg m2

b. Lempeng Persegi Panjang


2 2
M (a + b )
IL = 12
2 2
0,01052((0,094) +( 0,075) )
IL = 12
5
IL = 1,26 10 kg m2

4.2.2 Mencari Nilai Konstanta Puntir


a. Silinder Pejal
- untuk panjang kawat ( l ) 0,3 m
k = Is 2 T

k = (1,98 10
5
2 ( 3,14 ) (2,5)
5
k = 7,84 10 (kg m2 / s2)

- untuk panjang kawat ( l ) 0,4 m


k = Is 2 T
5
k = (1,98 10 2 ( 3,14 ) (3,096)
5
k = 8,712 10 (kg m2 / s2)

- untuk panjang kawat ( l ) 0,5 m


k = I 2 T
L

k = (1,98 10
5
2 ( 3,14 ) (3,424)
5
k = 9,18 10 (kg m2 / s2)

b. Lempeng Persegi Panjang


- untuk panjang kawat ( l ) 0,3 m
k = Is 2 T
5
k = (1,26 10 2 ( 3,14 ) (4,22)
5
k = 6,48 10 (kg m2 / s2)

- untuk panjang kawat ( l ) 0,4 m


k = I 2 T
s

k = (1,26 10
5
2 ( 3,14 ) (4,22)
5
k = 6,85 10 (kg m2 / s2)

- untuk panjang kawat ( l ) 0,5 m


k = I 2 T
s
5
k = (1,26 10 2 ( 3,14 ) (5,024)
5
k = 7,077 10 (kg m2 / s2)

4.3 Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai