Riwayat Artikel
Abstrak: Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) saat ini telah
Received : 24 Oktober 2020
menjadi salah satu tantangan global yang melampaui batas-batas wilayah,
Revised : 08 November 2020
politik, ideologis, agama, budaya, dan akademik. Tujuan dari penulisan artikel
Accepted : 22 November
ini untuk memberikan gambaran terkait proses pencegahan penyebaran
2020
COVID-19 melalui inaktivasi virus dalam kajian kinetika, termodinamika, dan
Published : 28 November
2020
kesetimbangan kimia. Metode penulisan artikel menggunakan metode
deskriptif kualitatif dengan pendekatan post-positivistik yang terdiri dari 1)
menentukan topik, 2) mengumpulkan bahan sebagai referensi, 3) membuat
pendahuluan, 4) menentukan metode; 5) membuat pembahasan; dan 6)
menarik kesimpulan kesimpulan (kesimpulan). Berdasarkan pembahasan
diperoleh bahwa satu bentuk pencegahan penyebaran COVID-19 adalah
dengan cara inaktivasi virus. Bentuk pencegahan tersebut dapat dilakukan
dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti menggunakan masker,
menjaga jarak, dan mencuci tangan pada air yang mengalir.
2
Nurhayati, E., et al. (2020). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 (2): 102 – 107
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.121
4
Nurhayati, E., et al. (2020). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 (2): 102 – 107
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.121
melalui batuk, bersin, dan bahkan berpotensi memblokir dan menonaktifkan mayoritas
berbicara (ketika berbicara). Ahli medis di virion yang dilepaskan sebelum mereka
Indonesia mengenalkan virion ini dengan mencapai host dan menembus pertahanan
istilah droplet. Tetesan ini dengan segera biologis dan imunologis terakhir. Beberapa
mengalami penguapan dan penyusutan contoh termasuk (a) mengisolasi pasien infeksi
volume. Sebagian besar tetesan dan endapan atau mengurangi penyebaran tetesan cairan
inti kering pada berbagai objek (misal pada pernapasan mereka, (b) membersihkan dan
kenop pintu, permukaan meja, uang, pegangan membersihkan objek dan permukaan, (c)
tangan, atau fasilitas publik berupa layar menyaring udara yang berpotensi
sentuh), mengubahnya menjadi “fomites” yang terkontaminasi, (d) sering mencuci tangan, (e)
berpotensi menular. Ilustrasi penyebaran membangun kebiasaan higenis pribadi (hidup
umum penyakit pernafasan melalui fomites, sehat) yang lebih baik, dan (f) mengenakan
bisa dilihat pada Gambar 3. alat perlindungan diri (APD).
Memahami struktur dasar virion dan
lingkungannya diperlukan untuk merancang
strategi inaktivasi, menghilangkan, dan
memaksimalkan efektivitas hambatan ini
(Gambar 3). Semua penghalang pertahanan ini
berkontribusi untuk memblokir sumber
virion, memutus jalur penyebaran, dan
melindungi host yang rentan. Dibandingkan
dengan penyakit menular lain yang diketahui
disebabkan oleh coronavirus, COVID-19 dapat
Gambar 3. Grafik Jalur Transmisi
menyebar melalui transmisi asimptomatik,
Umum Penyakit Pernapasan
yang menyebabkan kesulitan dalam
(Sumber: Huang, 2020)
mendeteksi, memantau, dan mencegah
penyebarannya. Sebagai penderita COVID-19,
Pada gambar di atas menjelaskan proses
seorang asimptom sudah positif tetapi tidak
penyebaran dimulai dengan (ketika) orang
menunjukkan gejala klinis apapun sampai
yang terinfeksi melepaskan tetesan cairan
obyek tersebut melakukan tes medis. Hal
pernapasan virion (kiri). Infeksi langsung
tersebut menjadi hal yang meresahkan, karena
dengan demikian dapat terjadi melalui
asimptom dapat berperan sebagai seorang
penghirupan oleh orang lain dalam jarak dekat
carrier (pembawa), yang bisa menularkan
(misal 1 −2 m), terutama untuk orang banyak
virus tanpa disadari.
di ruang yang relatif tertutup. Infeksi juga
Penyebaran selain berupa droplet, virus
dapat terjadi ketika virion yang dilepaskan
juga dimungkinkan melayang di udara untuk
oleh orang yang terinfeksi tersebar di tangan
jangka waktu tertentu, sebagai aerosol.
dan pakaian mereka dan kemudian ditransfer
Menurut Doremalen (2020), virus SARS-CoV-
ke orang lain melalui kontak dekat, seperti
2 bisa bertahan di permukaan benda lebih dari
berjabat tangan. Infeksi fomites tidak langsung
sehari dan terdeteksi juga di dalam aerosol
dan agak (sedikit) tersembunyi; itu terjadi
hanya jika seseorang pertama kali mengambil hingga beberapa jam. Virus hanya hidup di sel
virion dari benda dan permukaan yang inang, tapi dapat bertahan hidup tanpa inang
terkontaminasi (misal dengan tangan mereka) dalam jangka waktu tertentu. Daya tahan virus
dan kemudian memindahkannya ke mulut, di luar inang, dipengaruhi oleh suhu,
hidung, atau mata (Otter, 2016). Oleh karena kelembaban, dan pori permukaan. Sehingga,
itu, terdapat banyak peluang untuk daya tahan virus di permukaan plastik akan
membangun penghalang dengan menggunakan lebih lama dibandingkan di permukaan kardus.
pendekatan ilmu fisik dan teknik (garis putus- Penelitian Doremalen telah dirangkum (di
putus pada Gambar 3) untuk rangkum) oleh Sidrotun Naim, ahli
mikrobiologi dari
5
Nurhayati, E., et al. (2020). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 (2): 102 – 107
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.121
Indonesia Strategic Institute yang hujan pada daerah tropis. Penularan patogen
dipublikasikan (terpublikasi) di majalah yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi
Tempo seperti pada Gambar 4. dapat menular melalui media udara. Ketika
dilepaskan, virus yang berada di dalam partikel
udara bertindak sebagai koloid, yaitu aerosol
(zat padat atau zat cair yang terdispersi dalam
gas). Virus harus tetap hidup agar bisa
menginfeksi orang yang rentan (dalam kondisi
tidak fit). Untuk mematikan virus, maka
kesehatan reproduksi virus harus dirusak.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lin &
Marr (2019) kinetika disinfeksi menggunakan
Gambar 4. Daya Tahan Virus Corona di mekanisme inaktivasi virus yang bergantung
Udara dan di Permukaan Benda pada kelembaban menggunakan model
(Sumber : Naim, 2020) bakteriofag (sebagai model pathogen) dalam
aerosol tersuspensi. Hasil penelitian terhadap
b. Inaktivasi Virus dalam Kajian kemungkinan ketahanan hidup (viabilitas)
Kinetika bakteri dan virus, bahwa efek RH berpengaruh
Setelah mempelajari pola penyebaran terhadap viabilitas bakteri dan virus baik dalam
COVID-19, berbagai ahli melakukan aerosol maupun droplet. Viabilitas bakteri
penelitian untuk menghambat penyebaran tertinggi berbanding lurus dengan RH, viabilitas
virus tersebut. Diantaranya melakukan tertinggi berada di di RH tinggi dan terendah di
inaktivasi virus melalui metode kinetika RH rendah. Sedangkan virus memiliki viabilitas
disinfeksi, yaitu dengan mengatur dosis yang tinggi pada RH rendah dan RH tinggi,
kumulatif zat terlarut atau produk konsentrasi sementara pada RH menengah mengalami
dan waktu, seperti dalam kinetika desinfeksi. kerusakan. Hal tersebut sesuai dengan
Temuan ini menekankan bahwa kinetika pengamatan yang dilakukan pada penyakit
penguapan memainkan peran dalam menular tertentu, seperti influenza, yang
memodulasi kelangsungan hidup insidennya paling tinggi di musim dingin di
mikroorganisme dalam tetesan (droplet) (Lin daerah beriklim sedang, ketika RH dalam
& Marr, 2019). Dalam artikelnya, Lin ruangan rendah, dan selama hujan musim di
menyatakan bahwa kelembaban relatif daerah tropis, ketika RH sangat tinggi
(Relative Humidity/RH) mempengaruhi (Tamerius, et al. 2011).
perkembangan mikroorganisme, termasuk
virus. Dalam kehidupan sehari-hari, udara di
sekitar diistilahkan (dinyatakan) dengan udara
kering atau lembab, keadaan ini disebut
kelembaban udara. Kelembaban udara ini
disebabkan oleh kandungan uap air di udara.
Semakin banyak uap air di suatu tempat,
semakin lembab udara di tempat tersebut.
Kelembaban udara ini biasanya dinyatakan
dengan kelembaban relatif, yang merupakan
perbandingan tekanan parsial air terhadap
tekanan uap jenuh pada temperatur tertentu. Gambar 5. Viabilitas Virus dan Bakteri terhadap
Tekanan Parsial H2O Kelembaban Relatif
Kelembaban Relatif =
𝑥100% Tekanan Uap Jenuh H2O Lin & Marr (2019) juga melakukan
eksplorasi kinetika penguapan tetesan dan
Flu dapat berkembang baik di daerah
sub tropis pada musim dingin dan di musim
6
Nurhayati, E., et al. (2020). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 (2): 102 – 107
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.121
evolusi konsentrasi zat terlarut dalam tetesan dengan reaksi orde pertama, konstanta laju
penguapan. Kesimpulannya bahwa tekanan reaksi mengikuti Persamaan Arrhenius:
osmotik, yang dihasilkan dari peningkatan ln Vt
konsentrasi garam ketika aerosol dan droplet k′ = − ( )t
menguap, dapat menyebabkan bakteri ln Vo
terinaktivasi. Sementara, tekanan osmotik
Keterangan
dapat menyebabkan penyusutan dan hilangnya
k’ : Konstanta laju reaksi
aktivitas vaksin dari virus. Peran oksidan
Vt : Konsentrasi virus yang bertahan
seperti ozon, H2O2, atau radikal hidroksil
hidup Vo : Konsentrasi asli virus
menonaktifkan virus dengan cara memecah
menular
genom dan kapsid. Fenomena proses
penguapan tersebut dapat dijelaskan dengan t : Waktu
dasar teori kinetik. Dalam larutan molekul-
molekul air berada dalam keadaan tarik-
menarik satu sama lain, gaya ini membuat
molekul air berdekatan pada fase cair. Jika
terjadi kenaikan temperatur, molekul-molekul
air akan bergerak lebih cepat yang berarti
energi kinetiknya meningkat. Molekul air yang
mempunyai energi kinetik tinggi mampu
melawan gaya tarik molekul lain,
mengakibatkan molekul tersebut dapat terlepas
dari ikatan molekul lain, dan berubah menjadi
Gambar. 6. Laju Inaktivasi Termal
fase gas. Akan tetapi, jika molekul tidak
memiliki tingkat yang memadai untuk berubah coronavirus
pada (a) pH 7 atau (b) pH
menjadi fase gas, maka ia akan tertarik
kembali ke permukaan air. Peristiwa tersebut 8 (Sumber : Laode, 1981)
dapat diterangkan melalui persamaan berikut:
3 3
Ek = NkT atau Ek = nRT
2 2 Gambar. 7. Plot Arrhenius untuk Inaktivasi
Keterangan Termal Virus
Ek : Energi kinetik translasi rata-rata gas (Sumber : Laode, 1981)
(J) k : Tetapan Boltzman (1,38 x 10-23 J/K) Gambar 7. di atas menjelaskan terkait
T : Temperatur mutlak gas logaritma konstanta laju diplot terhadap
(K) n : Jumlah mol gas kebalikan dari temperatur absolut, Nilai k
R : Konstanta gas ideal (8,31 J/mol.K 'berasal dari grafik seperti yang ditunjukkan
pada Gambar. 6 (untuk 55° C, nilai k' sesuai
c. Inaktivasi Virus dalam Kajian dengan komponen inaktivasi cepat). I. strain
Termodinamika dan Kesetimbangan
dipanaskan pada pH 7; II, strain dipanaskan
Sebuah studi juga pernah dilakukan oleh
pada pH 8.
Laude (1981) terhadap coronavirus yang juga
diketahui menjadi masalah saat itu, yaitu
KESIMPULAN
dengan cara inaktivasi termal. Hasil riset
Berdasarkan pembahasan diketahui bahwa
menunjukkan bahwa hilangnya daya infeksi
salah satu bentuk pencegahan penyebaran
virus mengikuti kinetika orde pertama kecuali
COVID-19 dengan cara inaktivasi virus. Bentuk
pada suhu tertinggi (Gambar 6). Ketika virus
pencegahan yang dapat dilakukan oleh
tidak aktif sesuai
7
Nurhayati, E., et al. (2020). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 (2): 102 – 107
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.121