Anda di halaman 1dari 4

Dasar teori ALIRAN FLUIDA

Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara
permanen. Perilaku zat cair yang mengalir sangat bergantung pada kenyataan
apakah fluida itu berada di bawah pengaruh bidang batas padat atau tidak. Aliran
dalam pipa telah banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
prosesproses industri. Dalam kehidupan sehari-hari hal tersebut dapat dilihat pada
aliran di saluran pembuangan, aliran semen dan pasir di pipa dan lain-lain. Cara
memindahkan zatzat tersebut dalam industri banyak macamnya. Pada aliran air
dan udara yang mengalir dalam pipa, kecepatan dan kapasitasnya dapat berubah
ubah. (Warren L. Mc Cabe,Julian C.Smith,Peter Harriout.1986)
Dunia industri banyak sekali menggunakan pipa dalam pendistribusian fluida
cair dalam melakukan proses produksi. Oleh karena itu efesiensi pendistribusian
dalam industri harus diperhatikan. Dengan efisiensi yang baik, maka biaya produksi
dapat ditekan sehingga harga jual produk atau barang tersebut lebih kompetitif.
Dalam berbagai industri sebagian besar fluidanya mengalir pada pipapipa saluran
tertutup (closed conduit flow). Masalah utama yang muncul antara lain: Terjadinya
gesekan pada dinding pipa, Terjadinya turbulensi karena gerakan relative dalam
molekul fluida yang dipengaruhi oleh viskositas fluida itu sendiri dan bentuk
pipa,Terjadinya kapasitas aliran yang semakin kecil pada daerah yang jauh dari
sumber karena hambatan gesek pada aliran yang semakin membesar.
Pengukuran laju aliran fluida adalah salah satu yang terpenting dalam proses
flow control. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui berapa kapasitas fluida
yang dialirkan untuk mendapatkan harga pengukurannya (measurement variable).
( Soetedjo.1986)
MACAM-MACAM ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA
Aliran dalam fluida terdiri dari tiga tipe yaitu
1.

Aliran laminar
Adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-partikel fluidanya
sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer, partikel-partikel fluida
seolah-olah bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang halus dan lancar, dengan
satu lapisan meluncur secara mulus pada lapisan yang bersebelahan. Sifat

kekentalan zat cair berperan penting dalam pembentukan aliran laminer. Aliran
laminer bersifat steady maksudnya alirannya tetap. Tetap menunjukkan bahwa di
seluruh aliran air, debit alirannya tetap atau kecepatan aliran tidak berubah menurut
waktu.
Aliran fluida pada pipa, diawali dengan aliran laminer kemudian pada fase
berikutnya aliran berubah menjadi aliran turbulen. Fase antara laminer menjadi
turbulen disebut aliran transisi. Aliran laminar mengikuti hukum Newton tentang
viskositas yang menghubungkan tegangan geser dengan laju perubahan bentuk
sudut. Tetapi pada viskositas yang rendah dan kecepatan yang tinggi aliran laminar
tidak

stabil

dan

berubah

menjadi

aliran

turbulen.

Bisa diambil kesimpulan mengenai ciri- ciri aliran laminar yaitu: fluida bergerak
mengikuti garis lurus, kecepatan fluidanya rendah, viskositasnya tinggi dan lintasan
gerak fluida teratur antara satu dengan yang lain.

Gambar 2.1 Aliran Laminar


2.

Aliran turbulen
Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang tidak laminar
melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara satu dengan
yang lain. Sehingga didapatkan Ciri dari lairan turbulen: tidak adanya keteraturan
dalam lintasan fluidanya, aliran banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi, panjang
skala aliran besar dan viskositasnya rendah. Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan
oleh terbentuknya pusaran-pusaran dalam aliran, yang menghasilkan percampuran
terus menerus antara partikel partikel cairan di seluruh penampang aliran.

Gambar 2.2 Aliran Turbulen

Untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat suatu angka tidak
bersatuan yang disebut Angka Reynold (Reynolds Number). Angka ini dihitung
dengan persamaan reaksi tersebut.
Re = (4 v R)/
Dimana:
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
R = Jari-jari hydraulik (ft atau m)
= Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)
Menurut hasil percobaan oleh Reynold, apabila angka Reynold kurang daripada
2000, aliran biasanya merupakan aliran laminer. Apabila angka Reynold lebih besar
daripada 4000, aliran biasanya adalah turbulen. Sedang antara 2000 dan 4000
aliran dapat laminer atau turbulen tergantung pada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi.
3.

Aliran Transisi
merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. Aliran berdasarkan
bisa tidaknya dicompres :
Compressible flow, dimana aliran ini merupakan aliran yang mampu
mampat.
Incompressible flow, aliran tidak mampu mampat.
Empat faktor penting dalam pengukuran aliran fluida dalam pipa adalah :
Kecepatan fluida
Friksi/gesekan fluida dengan pipa
Viskositas/kekentalan fluida
Densitas/kerapatan fluida

http://aya-snura.blogspot.co.id/2012/01/aliran-fluida-dalam-pipa.html
http://documents.mx/documents/aliran-fluida-5616addcb0b87.html

http://khairullahtulah.blogspot.co.id/2014/10/aliran-fluida.html
http://www.scribd.com/doc/56709234/Aliran-fluida-Praktikum-Teknik-Kimia-IVZeffa-Aprilasani#scribd
https://www.academia.edu/9717927/aliran_fluida_dalam_sistem_perpipaan
http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/wp-content/uploads/2009/02/modul-101aliran-fluida
http://www.slideshare.net/ridjadi/aflu-i

Anda mungkin juga menyukai