Anda di halaman 1dari 6

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

A. Laminer dan Turbulen


Laminer adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikelpartikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,
partikel-partikel fluida seolah-olah bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang
halus dan lancar, dengan satu lapisan meluncur secara mulus pada lapisan yang
bersebelahan. Sifat kekentalan zat cair berperan penting dalam pembentukan
aliran laminer. Aliran laminer bersifat steady maksudnya alirannya tetap. Tetap
menunjukkan bahwa di seluruh aliran air, debit alirannya tetap atau kecepatan
aliran tidak berubah menurut waktu.
Aliran fluida pada pipa, diawali dengan aliran laminer kemudian pada fase
berikutnya aliran berubah menjadi aliran turbulen. Fase antara laminer menjadi
turbulen disebut aliran transisi. Aliran laminar mengikuti hukum Newton tentang
viskositas yang menghubungkan tegangan geser dengan laju perubahan bentuk
sudut. Tetapi pada viskositas yang rendah dan kecepatan yang tinggi aliran

Bisa diambil kesimpulan mengenai ciri- ciri aliran laminar yaitu: fluida
bergerak mengikuti garis lurus, kecepatan fluidanya rendah, viskositasnya tinggi
dan lintasan gerak fluida teratur antara satu dengan yang lain.
Turbulen

merupakan

kecepatan

aliran

yang

relatif

besar

akan

menghasilakan aliran yang tidak laminar melainkan komplek, lintasan gerak


partikel saling tidak teratur antara satu dengan yang lain. Sehingga didapatkan

Ciri dari lairan turbulen: tidak adanya keteraturan dalam lintasan fluidanya, aliran
banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi, panjang skala aliran besar dan
viskositasnya rendah. Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan oleh terbentuknya
pusaran-pusaran dalam aliran, yang menghasilkan percampuran terus menerus
antara

partikel

partikel

cairan

di

seluruh

penampang

aliran.

Untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat suatu angka
tidak bersatuan yang disebut Angka Reynold (Reynolds Number). Angka ini
dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Re = (4 v R)/
Dimana:
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
R = Jari-jari hydraulik (ft atau m)
= Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)
Angka

Reynolds

adalah

perbandingan

gaya

inersia

fluida

dan

viscositasnya, dan menghadirkan perbandingan antara suatu gaya pemercepat dan


lambat. Tuan Osborne Reynolds, suatu Ahli ilmu fisika Inggris, 1883 memberikan
hubungan antara inersia dan viscosity dan memberikan persamaan tanpa dimensi
ini. Karena geometri aliran yang diberikan adalah suatu Angka Reynolds, pastinya
lebih dari 2000, menunjukkan bahwa arus itu adalah turbulen dan inersia tersebut
melebihi gaya viscositasnya. Jadi semakin besar Reynold number, sedikit
pengaruh dynamic viscosity dalam pola aliran. Sebaliknya, jika R kecil, kurang
dari 500, viscosity dominan dan arus tersebut laminar. Pada setiap boundary,
cairan, dan temperatur akan ada suatu zona yang menyatakan keadaan transisi
aliran, antara turbulen dan laminar. Zona transisi itu juga bergantung pada
geometri aliran juga bentuk permukaan dalam hal ini kekasaran permukaan
boundary tersebut.
Menurut hasil percobaan oleh Reynold, apabila angka Reynold kurang
daripada 2000, aliran biasanya merupakan aliran laminer. Apabila angka Reynold
lebih besar daripada 4000, aliran biasanya adalah turbulen. Sedang antara 2000

dan 4000 aliran dapat laminer atau turbulen (transisi) tergantung pada faktorfaktor lain yang mempengaruhi.
Kiat cepat untuk dapat mengetahu aliran ini turbulence atau laminar sangat
mudah yaitu lihat fluida apa yang mengalir dan cari viskositasnya. Jika viskositas
nya sangat kecil maka kemungkinan besar aliran ini merupakan aliran turbulence.
Contoh saja Udara sudah dipastikan turbulence karena memiliki viskositas lebih
kecil dari 10e-5 sehingga nilai Reynolds numbernya sudah pasti jauh diatas 4000.

Froud number
Bilangan tanpa dimensi yang lainnya adalah Froud number, F,
Perbandingan antara gaya inersia dan gaya gravitasi. Froude number didefinisikan
sebagai
F=U
hg
Di mana U adalah kecepatan, h adalah kedalaman, dan g adalah kecepatan
gravitasi. Karena froud number adalah perbandingan inersia dan kekuatan gaya
berat, Froude number, digunakan dalam permasalahan aliran fluida ketika arus
mempunyai suatu tidak terkurung atau muka-bebas seperti di suatu arus atau di
muara pasang surut. Konsep free surface current telah diperluas dalam aplikasinya
untuk submarine turbidity current, yang memiliki permukaan bebas dianggap
memiliki interferensi antara arus turbit yang lebih pekat bagian bawah dan air
bersih di atasnya. Dalam free surface flow gravitasi memiliki peranan penting
tidak seperti, dalam pipa tertutup dimana tekanan adalah faktor dominan. Froude
number juga membedakan dua tipe aliran, shooting atau super critikal (F>1) dan
tranquil, kadang disebut streaming, atau subkritikal (F<1). Transisi antara
keduanya disebut critical flow (F=1). Dalam shooting flow suatu gelombang
permukaan akan dibawa kehilir oleh arus tersebut sedangkan dalam tranquil akan
bergerak kemuara melawan arus. Shooting flow akan bergerak cepat, constriction,
banjir, dan dimana breaker (hempasan gelombang) memunculkan suatu pantai.
Kedua tipe tersebut baik tranquil atau shooting menjalankan peran yang penting
dalam melipat mikro relief, bentuk-bentuk lapisan juga menimbulkan beberapa

struktur sedimen pada bagian dasar. Kedua aliran akan sama jika Reynold dan
Freud number sama. Kesamaan dinamis adalah konsep penting dalam studi
model, oleh karenanya dibolehkan menurunkan skalanya sehingga system tersebut
dapat dipelajari dalam laboratorium.
Jika kita melihat suatu aliran fluida seperti sungai, parit, laut, air terjun
dan lain-lain , maka ada alirannya yang teratur dan ada juga yang tidak teratur.
Nah untuk membedakannya, kita bisa menggunakan istilah aliran laminar dan
aliran turbulen. Secara umum aliran laminar merupakan aliran fluida yang teratur,
tenang , lurus, dan kalau dibuku dibilang adanya lapisan-lapisan yang teratur.
Sedangkan aliran turbulen merupakan aliran-aliran yang tidak teratur, tidak
tenang, partikel-partikel airnya saling acak, arahnya belok-belok tidak beraturan
dan pokoknya tidak teraturlah. Untuk lebih memudakan dalam membedakan
aliran tersebut maka saya sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Walaupun kita dapat menentukan alirannya turbulen atau laminar dengan


menggunakan kasat mata, tetap saja kita harus mensajikannya dalam bentuk
angka. Sehingga kita dapat mengetahui batasan suatu aliran tersebut laminar atau
turbulen. Angka yang dimaksud disini adalah angka Reynolds. Angka Reynolds
akan membantu kita untuk mengetahui apakah aliran yang terjadi laminar atau
turbulen.
Yang menemukan Angka Reynolds sendiri adalah Osborne Reynolds
dengan melakukan percobaan menggunakan beberapa pipa kaca dengan diameter
berbeda-beda. Selanjutnya beliau mengalirkan fluida (air) dalam pipa kaca
tersebut. Pipa kaca disambungkan dengan pipa kapiler yang didalamnya terdapat
tinta berwarna. Denga mengatur kecepatan fluida beliau dapat melihat aliran
fluida tersebut kapan laminar dan kapan turbulen. Reynolds mengambil
kesimpulan bahwa 3 faktor yang mempengaruhi keadaan aliran yaitu kekentalan
fluida/viskositas (miu) , massa jenis fluida (rho) , dan diameter pipa (D). Dengan
menganalisis dimensi didapatkan mempunyai dimensi yang sama dengan

kecepatan (v) . Dan terbitlah angka Reynolds dengan membandingkan antara


kecepatan rata-rata aliran fluida (v) dengan

Setelah saya membaca buku Hidraulika II bab Model dan Analisa


Dimensi, saya baru mengetahui bahwa Angka Reynolds sendiri merupakan
perbandingan antara Gaya Inersia dan Gaya Kekentalan. Setelah melakukan
beberapa eksperimen, Reynolds mengambil kesimpulan dimana jika angka
Reynolds berkisar antara 0 < Re < 2100 maka aliran tersebut dikatakan aliran
laminar, dan jika angka Reynoldsnya lebih besar dari 4000 ,Re>4000, maka aliran
tersebut dikatakan aliran turbulen. Sedangkan 2100<Re<4000 disebut aliran
transisi, agak sedikit tidak beraturan.
Rupanya angka-angka yang diatas tersebut hanya berlaku untuk fluida
yang mengalir didalam pipa lingkaran. Saya juga baru mengetahuinya ketika Pak
Indra (Dosen Mekflu UI) mengatakan dikelas minggu kemarin (16 mei 2012), dan
katanya kalau dilaut jika alirannya turbulen maka didapatkan angka Reynoldsnya
melebihi 10^6 , Re>10^6
Dengan begitu patokan angka 2100 dan 4000 hanya berlaku pada pipa
lingkaran saja. Kalau alirannya ditempat lain maka kita harus menganalisis
kembali angka Reynoldsnya.
Aplikasi dari aliran laminar adalah saat pengecoran (Casting). Misalnya
mau ngecor semen, kita jangan terlalu terburu-buru atau cepat-cepat karena nanti
alirannya akan sangat turbulen. Dalam pengecoran jika turbulen terjadi maka akan
sangat dirugikan, yaitu terdapat ruang (udara atau gas) kosong didalam
cetakannya yang akan memperpendek umur hasil pengecoran. Kalau aliran
turbulen seperti pada piston, dimana partikel didalamnya akan tidak beraturan
(saling bertumbukan) sehingga menghasilkan energi yang cukup untuk
ditransmisikan untuk menggerakkan mesin.

dengan:

vs - kecepatan fluida,
L - panjang karakteristik,
- viskositas absolut fluida dinamis,
- viskositas kinematik fluida: = / ,
- kerapatan (densitas) fluid
http://bahtiargumilar.wordpress.com/2011/03/05/laminer-dan-turbulen/
https://akbardwitama.wordpress.com/2012/05/25/aliran-laminar-dan-turbulen/

Anda mungkin juga menyukai