rantai dengan ukuran molekul yang lebih rendah yang umumnya masuk dalam
golongan paranin dan olefin.
Sebagai contoh:
R-CH2=CH2-CH2-R R-CH=CH2 ]-CH3-R
MEKANISME:
1.
Isomerisasi
: CH3-CH3-CH=CH2 CH3-CH=CH-CH3
: 2 CH3-CH3-CH=CH2 CH3-C-CH2-C=CH2
Produk parafinik hasil perengkahan katalis bercabang lebih banyak dari yang
diperkirakan. Penjelasan atas hal tersebut diberikan dari reaksi hidrogen transfer
seperti berikut :
Karena reaksi isomerisasi olefin dan hidrogen transfer antara i-olefin dan decalin
jauh lebih cepat dari pada reaksi lain, maka i-parafin dihasilkan lebih cepat dari
parafin. Berlawanan dengan perengkahan termis yang terjadi karena adanya reaksi
rantai dari radikal bebas, produk reaksi antara yang terdapat dalam perengkahan
katalis adalah fragmen-fragmen bermuatan positif yang disebut ion karbonium. Ion
karbonium berbeda dengan radikal bebas karena mengandung elektron minus satu.
Tipe reaksinya sebagai berikut :
Oleh karena reaksi pertukaran ini, parafin dan naftenik menjadi reaktif.
Katalis yang digunakan adalah katalis padat yang bersifat asam dengan porositas
tinggi dan tahan abrasi maupun perubahan temperatur. Bahan katalis terdiri dari
silika dan alumina. Semakin banyak umpan, semakin tinggi hasil gasolin yang
diperoleh. Sebagai contoh, suatu Fluid Catalytic Cracking Unit (FCCU) merengkah
hidrokarbon MVGO dan HVGO menjadi produk-produk berupa gas ringan, LPG,
nafta dan Light Cycle Oil (LCO). Suatu FCCU terdiri dari tiga unit yang berfungsi
antara lain :
1. Unit cracking dan regenerasi yang berfungsi untuk merengkah umpan menjadi
gas yang akan difraksinasi di kolom distilasi serta meregenerasi katalis di
regenerator.
2. Unit fraksinasi untuk memisahkan produk gas, LCO dan slurry.
3. Unit light end untuk memisahkan gas LPG dan nafta dalam gas yang berasal dari
bagian atas kolom fraksinasi.
3. Hydrocracking
Hydrocracking adalah proses untuk mengubah bahan dasar yang tak dapat
dipergunakan untuk umpan unit perengkahan dan reformasi katalis karena
kandungan logam, nitrogen dan belerang yang tinggi. Proses ini juga cocok untuk
umpan dengan kandungan aromatik yang tinggi yang tidak dapat diproses secara
perengkahan katalis. Dari bahan dasar berkualitas rendah ini dapat dihasilkan
gasolin, kerosin, minyak distilat tengah, minyak pelumas, umpan perengkahan
katalis, umpan dasar petrokimia dan LPG.
Reaksi utama proses hydrocracking dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Reaksi hydrocracking parafin
b. Reaksi hidrodealkilasi
c. Reaksi hidrodesiklisasi
Reaksi samping yang terjadi secara paralel adalah reaksi dekomposisi senyawa
sulfur, nitrogen dan oksigen serta reaksi hidrogenasi olefin dan aromat.
a. reaksi dekomposisi
b. reaksi hidrogenasi
Katalis yang digunakan pada proses ini adalah katalis yang memiliki dua
jenis pusat aktif, yaitu inti metal yang berfungsi untuk melangsungkan reaksi
hidrogenasi/ dehidrogenasi dan inti asam yang berfungsi untuk melangsungkan
reaksi perengkahan/ isomerisasi. Hidro Cracker (HC) Unibon di UP II Dumai
merengkah umpan HVGO (Heavy Vacuum Gas Oil) dan HCGO (Heavy Coking Gas
Oil) untuk menghasilkan produk LPG, Light Naphtha, Light Kerosene, Heavy
Kerosene dan Diesel. Kondisi reaksinya 290-495 oC, 35-175 kgf/cm2 dengan katalis
DHC-6 yang merupakan silika alumina amorf sebagai base metal dengan kombinasi
nikel, molibdenum, dan tungsten.