PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terjadinya krisis energi, khususnya bahan bakar minyak (BBM) yang
diinduksi olehmeningkatnya harga BBM dunia telahmembuat Indonesia perlu
mencarisumber-sumber bahan bakar alternatif yangmungkin dikembangkan.
Sumber dayaenergi yang berasal dari minyak bumi akansemakin menipis
persediannya
seiringdengan
bertambahnya
industri
yang
mengakibatkan
trigliserida
sehingga
terjadireaksi
samping
yaitu
reaksi
metil
ester
transesterifikasi?
2) Reaksi apa sajakah yang terjadi dalam pembuatan metil ester?
3) Produk apa sajakah yang dihasilkan pada pembuatan metil ester?
1.3. Tujuan
1) Mengetahui proses dan tahap pembuatan metil ester
melalui
27)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
29)
tumbuhan atau lemak hewan. Biodiesel merupakan nama yang diberikan untuk
bahan bakar yang terdiri dari alkil ester yang berasal dari asam lemak yang
sumbernya renewable limit, dikenal sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan
dan menghasilkan emisi gas buang yang relatif lebih bersih dibandingkan bahan
lingkungan karena kadar belerang kurang dari 15 ppm) dan yang kedua adalah
biodiesel dapat meningkatkan daya pelumasan.
35)
Viskositas biodiesel lebih tinggi dibandingkan viskositas solar
sehingga biodiesel mempunyai daya pelumasan yang lebih baik daripada solar.
Oleh karena mampu melumasi mesin dan sistem bahan bakar maka dapat
menurunkan keausan piston sehingga mesin yang menggunakan bahan bakar
biodiesel menjadi lebih awet. Selain itu biodiesel sudah mengandung oksigen
dalam senyawanya sehingga pembakaran di dalam mesin nyaris sempurna dan
hanya membutuhkan nisbah udara/bahan bakar rendah. Dengan demikian emisi
senyawa karbon non-CO2 dalam gas buang kendaraan sangat kecil dan
penggunaan bahan bakar lebih efisien.
36) 2.2. Karakteristik Biodiesel
37)
Biodiesel tidak mengandung nitrogen atau senyawa
aromatik dan hanya mengandung kurang dari 15 ppm (part per million)
sulfur. Biodiesel mengandung 11% oksigen dalam persen berat yang
keberadannya mengakibatkan berkurangnya kandungan energi, namun
menurunkan kadar emisi gas buang yang berupa karbon monoksida (CO),
hidrokarbon (HC), partikulat, dan jelaga. Kandungan energi biodiesel 10%
lebih rendah bila dibandingkan dengan solar. Sedangkan efisiensi bahan
bakar biodiesel lebih kurang dapat dikatakan sama dengan solar, yang
berarti daya dan torsi yang dihasilkan proporsional dengan kandungan
nilai kalor pembakarannya. Kandungan asam lemak dalam minyak nabati
yang merupakan bahan baku dari biodiesel menyebabkan bahan bakar
biodiesel sedikit kurang stabil dibandingkan dengan solar, keadaan yang
tidak stabil dapat meningkatkan kandungan asam lemak bebas, menaikkan
viskositas, terbentuknya gums, dan terbentuknya sedimen yang dapat
menyumbat saringan bahan bakar.
38)
Biodiesel memiliki sifat melarutkan (solvency). Hal ini
menyebabkan suatu permasalahan dimana apabila digunakan pada mesin
diesel yang sebelumnya telah lama menggunakan solar dan di dalam
tankinya telah terbentuk kerak dan sedimen maka biodiesel akan
melarutkan kerak dan sedimen tersebut sehingga dapat menyumbat
saringan dan saluran bahan bakar. Oleh karena itu apabila kandungan
sedimen dan kerak didalam tangki bahan bakar cukup tinggi sebaiknya
diganti sebelum menggunakan biodiesel. Beberapa material seperti
kuningan, tembaga, timah, dan seng dapat mengoksidasi biodiesel dan
menghasilkan sedimen. Untuk mencegah hal ini maka sebaiknya tangki
biodiesel terbuat dari bahan stainless steel atau alumunium.
39)
Berikut ini beberapa analisa untuk mengetahui karakteristik
biodiesel:
40) 2.2.1. Flash point
41)
Flash pointuntuk biodiesel umumnya tinggi (yaitu lebih
besar dari 150C). Alkil ester ini tidak volatil. Batasannya yaitu 10-170 C.
Dari batasan ini yang paling rendah yaitu 10C. Hal ini bertujuan untuk
menghilangkan kelebihan alkohol yang ditambahkan selama proses.
Keberadaan alkohol dapat menyebabkan kerusakan pada pompa bahan
bakar, isian, elastomer, dan dapat menghasilkan daya pembakaran rendah.
2.2.2. Uji abu sulfat
42)
Uji abu sulfat bertujuan untuk memastikan penghilangan semua
katalis yang dimasukan selama proses. Jika kandungan sisa katalis proses yang
masih ada dalam alkil ester tinggi dapat menyebabkan terbentuknya endapan pada
injektor atau penyumbatan pada saringan mesin.
2.2.3. Bilangan setana
43)
terbakar dalam mesin. Alkil ester memiliki bilangan setana yang lebih
tinggi bila dibandingkan
44) dengan bahan bakar konvensional.
2.2.4. Bilangan gliserin
45)
suatu bahan bakar diesel. Jika bilangan asam ini tinggi maka akan
50)
metanol dan etanol. Metanol memiliki kelebihan lebih mudah bereaksi dan lebih
stabil dibandingkan dengan etanol. Kerugian metanol merupakan zat yang
beracun dan berbahaya, metanol sangat mudah terbakar, bahkan lebih mudah
terbakar bila dibandingkan bensin. Metanol berwarna bening seperti air, mudah
menguap, mudah terbakar, dan mudah bercampur dengan air.
51)
Metanol dan etanol yang dapat digunakan hanya yang murni.
Metanol merupakan alkohol yang paling banyak digunakan dalam pembuatan
biodiesel. Metanol disukai karena hanya memilki satu rantai ikatan karbon,
sedangkan etanol memilki dua ikatan karbon. Metanol lebih murah dan lebih
mudah pada proses pemisahan gliserin dibandingkan dengan etanol. Etanol lebih
aman, tidak beracun, dan dibuat dari hasil pertanian, sedangkan metanol
mengandung uap yang berbahaya bagi makhluk hidup dan terbuat dari batubara.
Etanol memiliki sifat yang sama dengan metanol yaitu memilki warna yang
bening seperti air, mudah menguap, mudah terbakar, dan mudah tercampus
dengan air. Pemisahan gliserin dengan mengunakan etanol lebih sulit
dibandingkan dengan metanol, dan apabila tidak berhati-hati akan menimbulkan
emulsi. Metanol memilki densitas 0,7915 sedangkan etanol memilki densitas
sebesar 0,79.
52)
Metanol disebut juga metil alkohol merupakan senyawa paling
sederhana dari gugus alkohol. Rumus kimianya adalah CH 3OH. Metanol
berwujud cairan yang tidak berwarna dan mudah menguap. Metanol merupakan
alkohol yang agresif sehingga bisa berakibat fatal apabila terminum dan
memerlukan kewaspadaan yang tinggi dalam penangannya. Jika uapnya atau jika
terkena mata dapat menyebabkan kebutaan sedangkan jika tertelan dapat
menyebabkan kematian. Sebagian besar produksi metanol dikonversi menjadi
formaldehid yang selanjutnya digunakan untuk membuat polimer, juga digunakan
sebagai pelarut. Metanol memiliki bobot molekul 32, 042, titik leleh -98 oC, dan
titik didih 64oC.
53)
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut,
atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak
berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada
minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat
rekreasi yang paling tua.
54)
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus
kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional
dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan
singkatan dari gugus etil (C2H5).Etanol banyak digunakan sebagai pelarut
berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan
manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obatobatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok
umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama
digunakan sebagai bahan bakar.
55)
Biaya untuk memproduksi etanol absolut cukup tinggi. Bahan
bakar biodiesel berbasis etanol tidak berdaya saing secara ekonomis jika
dibandingkan dengan bahan bakar biodiesel berbasis metanol. Umumnya, proses
pemisahan sisa etanol dari produk biodiesel tidak terjadi secara sempurna,
keberadaan etanol di dalam biodiesel akan menurunkan efisiensi pembakaran.
2.3.3. Katalis
56)
Untuk memisahkan minyak nabati perlu ditambahkan katalis.
Katalis adalah zat yang digunakan untuk mempercepat reaksi antara zat-zat lain.
Katalis yang mungkin digunakan adalah natrium hidroksida (NaOH) atau kalium
hidroksida (KOH). Katalis akan memecahkan minyak nabati dan melepaskan
ester, begitu ester bebas, mereka akan menempel pada alkohol. Sedangkan katalis
dan gliserol akan mengendap. Jumlah katalis yang digunakan harus tepat.
Pemakaian katalis yang terlalu sedikit akan menyebabkan minyak dan alkohol
tidak bereaksi, apabila jumlah katalis yang digunakan terlalu banyak akan
menyebabkan campuran teremulsi.
57)
Untuk feedstock yang mengandung FFA tinggi, biasanya dilakukan
proses esterifikasi terlebih dahulu sebagai bentuk treatment bahan baku sebelum
dilanjutkan ke proses transesterifikasi (alkoholisis) menggunakan katalis basa.
Pada esterifikasi digunakan katalis asam untuk mengubah asam lemak bebas
menjadi metil ester. Katalis asam yang biasa digunakan adalah asam sulfat
(H2SO4) dan asam klorida (HCl).
transesterifikasi
untuk
10
64)
trigliserida
dalam
minyak
jelantah
dilakukan dengan rasio mol minyak terhadap metanol 1:6 pada suhu konstan 70 oC
selama dua jam. Transesterifikasi minyak nabati menggunakan katalis basa
berjalan lebih cepat dibandingkan dengan katalis asam karena dalam larutan basa
karbonil dapat diserang oleh nukleofilik tanpa protonasi sebelumnya.
2.5. Tahap Proses Pembuatan Biodiesel (Metil Ester)
69)
Berikut ini tahap-tahap dalam pembuatan biodiesel secara umum:
11
keunggulan
dibandingkan
dengan
solar.
Beberapa
12
78)
akan
semakin
besar.
Biodiesel
akan
lebih
berkesempatan
13
14
terbentuknya kristal/ gel di dalam bahan bakar dapat menghambat aliran bahan
bakar di dalam filter, pompa, dan injektor. Sedangkan pour point adalah
temperatur terendah yang masih memungkinkan terjadinya aliran bahan bakar; di
bawah pour point, bahan bakar sudah tidak dapat mengalir karena terbentuknya
kristal/ gel yang menyumbat aliran bahan bakar. Dilihat dari definisinya, cloud
point terjadi pada temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan pour point.
Pada umumnya permasalahan pada aliran bahan bakar terjadi pada temperatur
diantara cloud dan pour point, dimana dengan terbentuknya kristal bahan bakar
akan menghambat aliran bahan bakar melalui filter. Pada umumnya, cloud point
dan pour point biodiesel lebih tinggi dibandingkan dengan solar. Hal ini dapat
menimbulkan masalah, jika biodiesel digunakan sebagai bahan bakar mesin
diesel, terutama di negara-negara yang mengalami musim dingin. Untuk
mengatasi hal ini, biasanya ditambahkan aditif tertentu pada biodiesel untuk
mencegah aglomerasi kristal-kristal yang terbentuk dalam biodiesel pada suhu
rendah. Selain penggunaan aditif sebagai campuran biodiesel, dapat juga
dilakukan pencampuran antara biodiesel dan solar. Pencampuran antara biodiesel
dan solar terbukti dapat menurunkan cloud point dan pour point bahan bakar.
88)
89)
90)
91)
92)
93)
94)
95)
96)
97)
98)
99)
100)
101)
102)
103)
104)
105)
106)
107)
108)
15
109)
110)
114)
115)
3.1.1. Alat:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Heating mantle
Magnetic stirrer
Labu leher tiga
Termometer
Kondenser
Pipet hisap
Pompa
Ember
116)
3.1.2. Bahan:
1) Minyak Jelantah
2) Metanol
3) Katalis NaOH
117)
118)
1) Cairkan bahan baku terlebih dahulu bila bahan baku berwujud padat
hingga mencapai ukuran 100 ml
2) Setelah minyak berbentuk likuid, masukkan minyak ke dalam labu leher
tiga yang telah dilengkapi dengan termometer, pemanas, dan kondenser.
Kemudian dipanaskan sampai suhu 70oC. Reaksi ini berlangsung secara
batch
3) Campurkan metanol dan katalis dalam jumlah tertentu ke dalam minyak
yang telah dipanaskan
4) Reaksikan campuran tersebut selama 1 jam
5) Setelah 1 jam minyak diangkat dan didinginkan
119)
kemudian dilan121)
jutkan dengan reaksi transesterifikasi dengan prosedur sebagai
berikut:
1) Minyak yang telah terbentuk pada reaksi esterifikasi dipanaskan kembali
pada suhu 65oC
16
17
133)
DAFTAR PUSTAKA
134)
Metil
Asetat
Sebagai
Pensuplai
Gugus
Metil.
(http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15905-4207100091 Paper.
pdf), diakses 30 Agustus 2014
136) Anonim. 2014.Etanol. (http://id.wikipedia.org/wiki/Etanol), diakses 09
September 2014
137) Hidayat, Tatang dan Djajeng Sumangat. 2008. Karakteristik Metil Ester
Minyak Jarak Pagar Hasil Proses Transesterifikasi Satu Dan Dua Tahap.
(http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/media/publikasi/jurnal/j.Pasca
panen.2008_2_3.pdf), diakses 30 Agustus 2014
138) Sukarno. 2012. Studi Pengaruh Pencampuran Aditif Terhadap Viskositas
Biodiesel Pada Suhu Rendah. (http://eprints.undip.ac.id/42161/1/Bab_IIII.pdf), diakses 28 Agustus 2014
139) Zahriyah, Syifauz. 2009. Esterifikasi Asam Lemak Bebas Dalam Minyak