Anda di halaman 1dari 28

Aliran Fluida

Aliran fluida dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan. Fluida


yang lebih banyak dibahas adalah air (incompressible fluids) dan
dibagi menjadi 8 golongan antara lain :
1. Aliran yang tak termampatkan dan termampatkan
(incompressible and compressible flows)
Aliran tak termampatkan adalah kondisi aliran dimana rapat massa
fluidanya tidak berubah. Contohnya adalah air,minyak,dll.
Aliran termampatkan adalah kondisi aliran dimana rapat massa
fluidanya berubah. Contohnya adalah gas. Pada fluida jenis ini
berlaku hukum termodinamika.

2. Aliran tunak dan tak tunak (steady and unsteady


flows )
Aliran tunak atau aliran permanen (permanent flow) adalah
kondisi dimana komponen aliran tidak berubah terhadap
waktu. Contohnya adalah aliran di saluran/sungai pada
kondisi tidak ada perubahan aliran (tidak ada hujan, tidak
banjir, dll). Kondisi tersebut dinyatatakan dalam persamaan
matematika berikut :
f : perubahan komponen aliran
t : perubahan terhadap waktu
f : komponen aliran (viskositas, tekanan,
rapat massa, kedalaman, debit, dll.)

Aliran tak tunak atau aliran tidak permanen (impermanent flow) adalah
kondisi dimana komponen aliran berubah terhadap waktu.

contoh aliran di saluran/sungai pada kondisi ada perubahan aliran


(ada hujan, ada banjir, dll) atau aliran yang dipengaruhi muka air
pasang-surut (muara sungai di laut) . Kondisi tersebut dinyatakan
dalam persamaan matematika berikut :

Ilustrasi visual untuk kasus sederhana ditampilkan


pada gambar di bawah ini
3. Aliran seragam dan tak seragam (uniform and non-uniform
flows)
Aliran seragam adalah kondisi dimana komponen aliran tidak berubah
terhadap jarak. Contoh aliran di saluran/sungai pada kondisi tidak ada
pengaruh pembendungan/terjunan, tidak ada penyempitan/pelebaran
yang ekstrim.
x : perubahan terhadap jarak

Aliran tidak seragam (non-uniform flow) adalah kondisi dimana


komponen aliran berubah terhadap jarak. Contoh aliran di
saluran/sungai pada kondisi ada pengaruh
pembendungan/terjunan, ada penyempitan/pelebaran yang
ekstrim.
Ilustrasi visual untuk kasus sederhana ditampilkan pada
gambar di bawah ini, (a) untuk kondisi aliran seragam dan (b)
untuk kondisi aliran tidak seragam
4. Aliran laminer dan turbulen (laminar and turbulent flows)

fenomena aliran jenis ini dapat dijumpai dalam kehidupan sehari hari,
aliran air pada keran mungkin yang paling sering kita jumpai. Gambar
diatas menunjukkan, Gambar (a) adalah keran air yang dibuka saat awal
(bukaan kecil) sehingga air yang mengalir kecepatannya kecil, pada
kondisi ini terjadi aliran laminer. Kecepata air meningkat pada Gambar (b)
dan Gambar (c) sehingga aliran air berubah menjadi turbulen.
Dari sudut pandang hidraulik, hal yang paling mudah untuk
membedakannya adalah gerak partikel/distribusi kecepatannya seragam,
lurus, dan sejajar untuk aliran laminer dan sebaliknya untuk aliran turbulen.
Perubahan dari laminer menuju turbulen atau zona transisi terjadi pada
jarak tertentu dan zona transisi akan berakhir hingga terjadi kondisi fully
developed turbulence. Gambar dibawah ini mendeskripsikan perubahan
distribusi kecepatan pada saluran terbuka, Gambar (a) dan saluran
tertutup, Gambar (b)
Angka Reynolds biasanya digunakan untuk mempermudah dalam
membedakan jenis aliran pada klasifikasi ini. Persamaan Reynolds
untuk mendapatkan Angka Reynolds dinyatakan dalam persamaan
dibawah ini :
U : kecepatan rerata tampang
R : jari jari hidraulik (saluran terbuka); digunakan diameter
(D) untuk aliran dalam pipa (saluran tertutup)
v : kekentalan fluida (viskositas kinematik)
Setelah mendapatkan Angka Reynolds, jenis aliran dapat diketahui melalui
rentang berikut,
Aliran terbuka Re < 2000, laminer, Re > 12500, turbulen
Aliran tertutup Re < 500, laminer , Re > 4000, turbulen
diantara rentang diatas merupakan kondisi transisi. Pada kondisi aliran laminer,
pengaruh viskositas lebih besar daripada inersia dan kondisi sebaliknya untuk
aliran turbulen.
5. Aliran yang dipengaruhi kekentalan dan tidak (viscous and
inviscid flows)
Aliran viskous atau aliran fluida nyata adalah aliran yang dipengaruhi
oleh viskositas. Adanya viskositas menyebabkan adanya tegangan geser
dan kehilangan energy. Pada aliran ini terjadi gesekan antarai fluida
dengan dasar/dinding saluran atau pipa. Gambar (a) dibawah ini
menampilkan percobaan aliran viskous melalui sebuah pilar berbentuk
tabung.

Aliran invisid atau aliran fluida ideal adalah aliran yang tidak
dipengaruhi viskositas/kekentalan sehingga aliran ini tidak memiliki
tegangan geser dan kehilangan energi. Dalam kenyataannya aliran
fluida ideal tidak ada. Konsep ini digunakan para peneliti terdahulu
untuk membentuk persamaan aliran fluida dan pengaplikasiannya di
lapangan ditambahkan faktor penyesuaian sesuai kondisi nyata.
Gambar (b) dibawah ini mengilustrasikan aliran invisid melalui
sebuah pilar berbentuk tabung.
6. Aliran rotasi dan tak rotasi (rotational and irrotational flows)
Aliran irrotasional adalah aliran dimana nilai rotasinya atau setiap
komponen vektor rotasinya sama dengan nol. Contoh aliran
irrotasional adalah medan aliran pada aliran seragam. Penjabaran
matematisnya disajikan pada pesamaan berikut

Omega (kapital) sering dinotasikan sebagai vortisitas (vorticity),


sehingga didefinisikan sebagai sebuah vektor yang nilainya dua
kalinya vektor rotasi.
Sedangkan aliran rotasional adalah aliran dimana nilai rotasinya
atau setiap komponen vektor rotasinya tidak sama dengan nol. Hal
ini berarti medan aliran dengan kecepatan vektor V atau curl V tidak
sama dengan nol. Contoh dari aliran rotasional ditampilkan pada
Gambar (a), tampak terjadi pusaran/vortex yang disebabkan
ketidakseragaman aliran oleh perubahan penampang akibat
terjunan. Namun jauh dari terjunan, aliran masih seragam sehingga
aliran irrotasional.
7. Aliran subkritis dan superkritis (subcritical and supercritical
flows)
Untuk membedakan jenis aliran pada klasifikasi ini sering digunakan
Angka Froude. Angka Froude diperoleh melalui persamaan dibawah
ini dan merupakan bilangan tak berdimensi,

U : kecepatan rerata tampang


g : percepatan gravitasi
D : kedalaman aliran

8. Aliran yang terpisahkan/separasi dan tidak (separated and


unseparated flows)
Aliran yang tidak terjadi separasi dapat terjadi pada aliran yang sangat
lambat. Penjelasan mengenai fenomena ini ditampilkan melalui sketsa
pada Gambar (a), mengilustrasikan sebuah percobaan sejumlah cairan
sirup (viskositas tinggi) dengan suhu rendah yang melampaui flume
dengan beda tinggi dasar tertentu dengan kecepatan sangat rendah. Saat
mencapai pojok flume, cairan sirup tetap megikuti dasar flume, turun
vertical dan tetap menempel hingga akhir. Fenomena ini disebabkan
momentum yang sangat kecil pada pojok dasar flume yang diakibatkan
kecepatan yang sangat rendah.
Sedangkan aliran yang terjadi separasi ditampilkan sketsa pada
Gambar (b). Fluida dengan nilai viskositas kecil atau kecepatan tinggi
menimbulkan momentum yang tinggi, sehingga sulit bagi aliran untuk
menempel pada dasar saluran. Pada Gambar (b) juga
mengilustrasikan aliran rotasional yang telah dijelaskan sebelumnya.
Persamaan Dalam Aliran Fluida 2
Persamaan-Persamaan Dasar : V2
Persamaan Kontinuitas (Hk.
Kekekalan Massa) dA2
Persamaan Gerak/Momentum
(Hk. Newton II) 1
dA1
Persamaan Energi (Hk.
Termodinamika)
Persamaan Bernaulli V1

Hukum Kekekalan Massa :


Massa yang masuk melalui titik 1 =
Laju aliran massa neto didalam V1 . 1 . dA1
elemen adalah sama dengan laju
perubahan massa tiap satuan Massa yang masuk melalui titik 2 =
waktu. V2 . 2 . dA2
Persamaan Dalam Aliran Fluida 2
Persamaan-Persamaan Dasar : V2
Persamaan Kontinuitas (Hk.
Kekekalan Massa) dA2
Persamaan Gerak/Momentum
(Hk. Newton II) 1
dA1
Persamaan Energi (Hk.
Termodinamika)
Persamaan Bernaulli V1

Hukum Kekekalan Massa :


Massa yang masuk melalui titik 1 =
Laju aliran massa neto didalam V1 . 1 . dA1
elemen adalah sama dengan laju
perubahan massa tiap satuan Massa yang masuk melalui titik 2 =
waktu. V2 . 2 . dA2
Persamaan Dalam Aliran Fluida
Persamaan kontinuitas berlaku untuk
:
Oleh karena tidak ada massa yang
1. Untuk semua fluida (gas
hilang :
atau cairan).
V1 . 1 . dA1 = V2 . 2 . dA2
2. Untuk semua jenis aliran
Pengintegralan persamaan tersebut
(laminer atau turbulen).
meliputi seluruh luas permukaan
3. Untuk semua keadaan
saluran akan menghasilkan massa
(steady dan unsteady)
yang melalui medan aliran :
4. Dengan atau tanpa adanya
V1 . 1 . A1 = V2 . 2 . A2
reaksi kimia di dalam aliran
1 = 2 Fluida Incompressible.
tersebut.
V1 . A1 = V2 . A2
Atau :
Q = A .V = Konstan
Persamaan Dalam Aliran Fluida
Persamaan Momentum : Untuk menentukan besarnya kecepatan
perubahan momentum di dalam aliran
Momentum suatu partikel atau fluida, dipandang tabung aliran dengan
benda : perkalian massa (m) dengan luas permukaan dA seperti pada
kecepatan (v). gambar berikut :

Partikel-partikel aliran fluida


Y
mempunyai momentum. Oleh
karena kecepatan aliran berubah V2
baik dalam besarannya maupun
arahnya, maka momentum partikel-
X
partikel fluida juga akan berubah.
Z
Menurut hukum Newton II,
diperlukan gaya untuk menghasilkan
V1
perubahan tersebut yang sebanding
dengan besarnya kecepatan
perubahan momentum.
Persamaan Dalam Aliran Fluida
Dalam hal ini dianggap bahwa aliran Untuk masing-masing komponen
melalui tabung arus adalah (x, y, z) :
permanen. Momentum melalui FX = P . Q (VX2 . VX1)
tabung aliran dalam waktu dt FY = P . Q (VY2 . VY1)
adalah : FZ = P . Q (VZ2 . VZ1)
dm.v = . v . dt . v . dA Resultan komponen gaya yang bekerja
Momentum = pada fluida :
. V2 . dA = . A . V2 = . Q . V

Berdasarkan hukum Newton II :


F = m.a
F F x
2
F F
y
2
z
2

F = . Q (V2 V1)
Persamaan Dalam Aliran Fluida
Persamaan Energi (EULER) :

ds
dP
P ds dA
ds
dA
dA dA

PdA

G ds dA

Unsur fluida yang bergerak sepanjang garis aliran


Persamaan Dalam Aliran Fluida
Asumsi :

1. Fluida ideal
2. Fluida homogen dan incompressible
3. Pengaliran bersifat kontiniu dan sepanjang garis arus
4. Kecepatan aliran bersifat merata dalam suatu
penampang
5. Gaya yang bersifat hanya gaya berat dan tekanan.
Persamaan Bernoulli
m V
W Fx
pAx
pV
W12 p1V1 p2 V2
( p1 p2 )V
1
E K mV 2
2
E P mgh
E K1 E P1 W12 E K 2 E P 2
1 1
mV1 mgh 1 W12 mV22 mgh 2
2

2 2
1 1
VV1 Vgh 1 (p1 p 2 )V VV22 Vgh 2
2

2 2
1 1
p1 gh 1 V1 p 2 gh 2 V22
2

2 2
p1 V12 p 2 V22
h1 h2
g 2g g 2g

Elevation head Pressure head


Contoh Soal
Sebuah bendungan berisi air
sampai kedalaman 15 m. Pada
kedalaman 6 m terdapat suatu
pipa horisontal berdiameter 4 cm
yang menembus dinding
bendungan. Mula-mula pipa ini
disumbat sehingga air tidak
keluar dari bendungan.
a). Hitung gaya gesekan antara
sumbat dan dinding pipa
b). Bila sumbatnya dibuka,
berapa air yang tumpah
selama 3 jam
Jawab :
a ). p gh (1000)(9,8)( 6)
58800 Pa

A D2 ( 4 x10 2 ) 2
4 4
12,57 x10 4
f pA (58800)(12,57 x10 4 ) 73,9 N

1 1
b). p1 gh1 V1 p2 gh2 V22
2

2 2
p1 p2 po V1 0 h1 15 h2 15 6 9
V22 2 g (h1 h2 ) 2(9,8)(15 9) 117,6
V2 10,84 m / s
Volume Q t V2 A2t
(10,84)(12,57 x10 5 )(3 x3600) 147.2 m3
Contoh Soal 2
Sebuah pesawat terbang horisontal sedemikian rupa sehingga
kecepatan udara di atas sayapya adalah 48 m/s sedangkan
kecepatan udara di bawah sayapnya adalah 40 m/s. Luas setiap
permukaan sayapnya adalah 10 m2. Bila rapat massa udara
adalah 1,2 kg/m3, hitung massa pesawat terbang tersebut.
Jawab :
1 1
p1 gh 1 V1 p 2 gh 2 V22
2

2 2
1

h1 h 2 p1 p 2 V12 V22
2

1
p (1,2)( 482 40 2 ) 422,4 Pa
2
(422,4)( 20)
mg pA m 862 kg
2(10)
Pengukur Aliran (Flowmeter)

A
Q vA Va V v
a
1 1
p1 v 2 p 2 V 2 p Hggh
2 2
1

p p1 p 2 V 2 v 2
2

1 A
2

v v 2
Tabung
2 a Venturi
1 A2 2 1 A2 a 2 2
p 2 1 v 2 v
2 a 2 a
2a 2 p 2a 2 p
v Q Av C p
(A 2 a 2 ) a 2
1 2
A
Persamaan Dalam Aliran Fluida
Contoh :
Tentukan Laju aliran massa air jika diketahui : volume
tanki = 10 galon dan waktu yang diperlukan untuk
memenuhi tanki = 50 s.
Solusi: v 10 gal 3.7854 L
Q 0.757 L/s
t 50 s 1 gal
1000 kg/m 3 1 kg/L
o
m Q (1 kg/L )(0.757 L/s ) 0.757 kg/L
Persamaan Dalam Aliran Fluida
Aliran pada Nozel :

RX

P1 A1 P2 A2

V1 V2

P2 = 0 debit menuju udara


P1
luar
Persamaan Dalam Aliran Fluida
Persamaan Dalam Aliran Fluida
Tekanan Hidrostatis :
Persamaan Dalam Aliran Fluida

Anda mungkin juga menyukai