Substitusikan ekspresi yang sesuai untuk gaya tekan dan gaya geser, kita
dapatkan:
p r 2 p p r 2 2x 0,
r p
Yang disederhanakan menjadi , (6.32)
2 x
Untuk aliran berkembang penuh, δp/δx tetap, diberikan dengan:
p dp
,
x dx
jadi Pers.(6.32) menunjukkan bahwa tegangan geser berbanding lurus
dengan radius. Tempatkan τ = τw pada r = R, menghasilkan
R p R p
w d ,
2 x 2 x
dimana Δpd adalah penurunan tekanan sepanjang Δx. Ekspresi ini
ekuivalen dengan Pers.(6.16). Pers.(6.32) berlaku untuk aliran laminar
dan turbulen. Sekarang kita tentukan bahwa aliran adalah laminar dan
du
lihat tegangan geser dari Hukum Newton tentang viskositas .
dr
Tanda minus penting, karena τ telah diperlakukan sebagai kuantitas
positif, sedangkan du/dr negatif. Substitusikan pada Pers. (6.32)
memberikan:
du r p
.
dr 2 x
1 p 2
Pemisahan variabel dan hasil dari integrasi: u r constant.
4 x
Pengintegrasian tetap dievaluasi dari kondisi u = 0 pada r = R.
Distribusi kecepatan yang dihasil adalah:
1 p 2
u R r .
2
(6.33)
4 x
Kecepatan maksimum, μmax terjadi pada r = 0 sehingga:
R 2 p
u max u r 0 . (6.34)
4 x
Kecepatan rata-rata adalah:
Vn dA 2 0 urdr 2 0 1 4 p x R r rdr
R R 2 2
V .
A R 2 R 2
Dari perhitungan integral, kita dapatkan
Aliran Inkompresibel Stedi dalam Pipa dan Duct
R 2 p 1
V u max . (6.35)
8 x 2
R 4 p
Volumee laju aliran adalah: Q VA . (6.36)
8 x
Pers.(6.36) adalah hubungan yang diharapkan diantara penurunan
tekanan dan laju aliran. Karena gradien tekanan tetap, δp dan δx tidak
perlu sangat kecil (infinitesimal).
Kita kembangkan hasil ini untuk pipa nonhorizontal dengan mengganti p
dengan p + yz. Untuk aliran berkembang penuh, kita gunakan Pers.(6.13)
dan Pers.(6.14) dan tulis:
p1 z1 p 2 z 2 p L ghL 8L4 Q, (6.37)
R
dimana ΔpL dan ghL adalah kehilangan tekanan dan kehilangan energi
yang terjadi dalam pipa yang panjangnya L. Pers.(6.37) disebut rumus
Hagen-Poiseuille untuk kehilangan tekanan dalam aliran pipa laminar.
Perhatikan bahwa persamaan tersebut memprediksikan bahwa
kehilangan berbanding lurus dengan laju aliran dan juga berbanding
langsung dengan kecepatan (rata-rata) fluida. Alasannya adalah
kehilangan disebabkan hanya oleh tegangan kekentalan.
Kita hitung faktor friksi untuk aliran pipa laminar dari rumus Hagen-
8vL
Poisuille, yang bisa ditulis dengan: ghL Q.
R 4
8vVL
Tetapi Q VA V R 2 , sehingga ghL 2 .
R
ghL D
Dari Pers.(6.29a), kita dapatkan: f 1 2 .
2V L
d 4
Q 4Q
Kecepatan rata-rata pada titik 2 adalah: V2 A d 2 .
2
Pada Gbr. E6.3, sebuah pipa baja horizontal yang mempunyai diameter
dalam pipa 1.0 m. Air pada temperatur 20oC mengalir melalui pipa
dengan laju 1.0 m3/s. Cari penurunan tekanan dan kehilangan energi
pada pipa yang mempunyai panjang 75 m. Asumsi aliran berkembang
penuh.
Diketahui:
Diameter dalam pipa 1.0 m
Panjang pipa 75 m
Laju aliran air 1.0 m3/s
Gbr E6.3 Pipa baja horizontal
Temperatur air 20oC
Dicari :
Penurunan tekanan dan Kehilangan Energi
Penyelesaian:
Kita dapat menyelesaikan soal ini dengan menggunakan dua cara yaitu
dengan grafik Moody dan rumus Colebrook. Dengan kedua metode ini
kita mencari kehilangan energi dari rumus Darcy-Weisbach :
L V
2
ghL f
D 2
Kekasaran relatif pipa pada Gbr.6.10 adalah:
0.000046m
0.000046
D 1.0m
Aliran Inkompresibel Stedi dalam Pipa dan Duct
Viskositas kinematik dapat dilihat pada Tabel A.5, lalu hitung bilangan
Reynolds:
R
4Q
4 1.0m3 / s
1.27 106
vD 1.00 x10 m / s 1.0m
6 2
Dari grafik Moody diperoleh nilai f = 0.0120. Kemudian gunakan
Pers.(6.55) untuk mendapatkan nilai V:
Q 4Q 4 1.0 m 3 s
V
1.27 m s
A D 2 1.0m2
Dari rumus Darcy-Weisbach diperoleh:
75m 1.27 m s
2
ghL 0.0120 ,
1.0 m 2
atau ghL = 0.73 m2/s2. Jawaban.
Penurunan tekanan adalah: Δpd = ΔpL – γ(z1 – z2),
dimana ΔpL = ρghL
Untuk pipa horizontal, z1 = z2 dan Δpd = ρghL
Dari table A.5 dilihat nilai ρ = 998 kg/m3, jadi
Δpd = (998 kg/m3)(0.73 N.m/kg) = 730 N/m2
atau Δpd = 730 Pa Jawaban.
Dalam penggunaan rumus Colebrook, pertama-tama kita hitung
kekasaran relatif dan Angka Reynolds yaitu :
ε
0.000046 dan R = 1.27 x 106.
D
Karena nilai f diperlukan dalam penggunaan rumus Colebrook, kita
lakukan pengulangan-pengulangan untuk mendapatkan nilai f yang tepat:
Coba nilai f. Nilai “fully turbulent” untuk suatu ε/D biasanya dugaan
pertama yang bagus jika pipa kasar. Rumus Blasius (Pers. 6.45) penduga
pertama yang bagus untuk pipa licin (smooth) (sering digunakan f ≈
0.02).
Hitung nilai f yang lebih baik dengan rumus:
0.25
f new
log D/ 3.7 2.51/R fold
2
0.3164 0.3164
f 0.0094.
R 0.25
1.27 106
0.25
Gunakan nilai f (sama dengan nilai yang diperoleh dari grafik Moody )
dengan rumus Darcy-Weisbach dan persamaan penurunan tekanan, kita
dapatkan:
ghL = 0.73 m2/s2 dan Δpd = 730 Pa. Jawaban.
Perhitungan Kecepatan atau Laju Aliran Untuk Aliran Turbulen.
Kecepatan tidak diketahui dan bilangan Reynolds juga tidak bisa
dihitung sehingga keseluruhan soal dapat diselesaikan. Anggap, kita
telah membuktikan bahwa aliran adalah turbulen atau perhitungan
pendahuluan telah dibuat menggunakan Pers. (6.52) atau Pers. (6.58)
untuk membuktikan bahwa aliran adalah bukan laminar. Kita harus tahu
nilai R untuk dapat menggunakan grafik Moody (Gbr.6.9), jadi kita
diharuskan untuk menggunakan pengulangan jika ingin menggunakan
grafik. Namun demikian pengulangan tidak diperlukan karena kita bisa
menggunakan rumus Colebrook dalam bentuk yang memungkinkan
perhitungan langsung.
Dengan menganggap bahwa, ghL, dan D diketahui, kita definisikan
bilangan Reynolds yang baru:
Rf fR
dan tulis rumus Colebrook:
0.25
f
log D/ 3.7 2.51/ R f (6.62)
Rf 2 . (6.63)
1
2
V
L v 2
L
Aliran Inkompresibel Stedi dalam Pipa dan Duct
Pada Gbr.E6.4, air mengalir stedi dalam sebuah pipa miring, diameter
dalam pipa tembaga adalah 0.019 m. Kedua tekanan ini sama dengan
jarak 30 m. Cari laju aliran. Asumsi bahwa aliran berkembang penuh.
Diketahui: Aliran berkembang penuh
dalam sebuah pipa miring, diameter
dalam pipa tembaga 0.019 m.
p 1 = p2
Dicari: laju aliran
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan soal ini dapat
digunakan grafik Moody dan rumus
Gbr E6.4 Aliran yang mengalir
Colebrook. Kedua metode ini dimulai
melalui pipa miring.
dengan menggunakan persamaan
energi mekanik antara tekanan 1 dan 2:
p1 V12 p2 V22
1 gz1 Ws 2 gz 2 ghL .
2 2
Dalam persamaan ini, p1 = p2, α1 = α2, V1 = V2 dan Ws = 0. Sehingga:
ghL = g(z1 – z2)
Aliran Inkompresibel Stedi dalam Pipa dan Duct
V
2 9.8 m dt 2 30msin 30 0 0.019m.
4.3 m dt .
0.0130m
Untuk air pada temperatur 600F pada Tabel A.5 diperoleh nilai v = 4.75 x
10-7 m2/dtk. Nilai bilangan Reynolds adalah:
VD 4.3 m dtk 0.019m
R 172000 1.72 105
v 7
4.75 10 m dtk
2
Penggunaan grafik Moody untuk Gbr.6.9 menghasilkan f = 0.019
Dua pengulangan berikutnya menghasilkan:
V = 2.99 m/dtk, R = 1.1 x 105, dan f = 0.0208.
Laju aliran air adalah:
0.0192
Q VA 2.99 m dtk 8.47 10 4 m 3 dtk Jawaban
4
Dalam penggunaan rumus Colebrook untuk menyelesaikan soal ini,
substitusikan:
ghL = g(z1 – z2) ke Pers.6.63 sehingga diperoleh:
2 g z1 z2 D 3
12
Rf .
v2 L
2 9.8 m dtk 2 30msin 300 0.019m3
12
Rf 17243
4.75 10 7 m2 dtk 30m
2
Faktor friksi dicari dengan Pers. 6.48b :
0.25
f 0.017
log 0.00008 3.7 2.51 17260 2
V
2gz1 z 2 D
2 9.8 m dtk 2 30 m sin 30 0 0.019 m
3.3 m dtk.
fL 0.0175 30 m
Laju aliran air adalah:
0.0192
Q VA 3.26 m dt 9.35 10 4 m 3 dtk . Jawaban.
4
Penentuan Ukuran Pipa Dalam Aliran Turbulen. Diameter tidak
diketahui, sehingga bilangan Reynolds maupun kekasaran relatif tidak
dapat dihitung. Dengan anggapan bukti eksternal menunjukkan bahwa
aliran adalah turbulen, atau dari perhitungan permulaan dengan
menggunakan Pers.(6.60) membuktikan bahwa aliran tidak laminar.
Diameter pipa bisa dihitung dari nilai yang diberikan V (atau Q), L dan
ghL ketika faktor friksi diketahui. Namun, R dan ε/D diperlukan dalam
menggunakan grafik Moody, sehingga iterasi (pengulangan) diperlukan
jika kita ingin menggunakan grafik tersebut. Seperti halnya perhitungan
kecepatan atau laju aliran, kita rumuskan metode perhitungan langsung
yang dapat menggantikan grafik Moody.
Ketika mengerjakan soal ukuran pipa, kita mungkin mengetahui salah
satu dari V atau Q, karena diameter akan ditentukan dengan persamaan
kontinuitas saja. Anggap bahwa Q diketahui karena itulah yang lebih
umum terjadi dalam praktek.
Kunci penyelesaian secara langsung dari soal penentuan ukuran pipa
adalah menyusun kembali rumus Colebrook dengan memasukkan
parameter-parameter baru tak berdimensi sedemikian rupa sehingga
diameter muncul hanya dalam salah satu dari rumus tersebut. Dari
parameter tak berdimensi:
VD 4Q
R ; (6.66)
v vD
ghL 2 D5 4Q 128ghL Q3
5
f f R 2
' 5
; (5.67)
8Q L vD 3 Lv5
4 1 4 vD v
e .
D R D 4Q Q
(5.68)
0.4
eR 2.51 1.5
R 2.0 f ' log R . (6.69)
14.8
'
f
Pers.(6.69) implisit dalam R, yang merupakan satu-satunya parameter
yang mengandung diameter yang tidak diketahui, sehingga seakan-akan
kita harus menyelesaikan soal dengan iterasi (pengulangan), dimana
semua keuntungan yang kita harapkan dengan merumuskan kembali
rumus Colebrook tidak jadi kita dapatkan. Untungnya, White
menunjukkan bahwa hubungan yang dihasilkan oleh Pers (6.69) tidak
begitu tergantung pada kekasaran pipa, dan dapat didekati dengan Pers.
(6.70):
R ≈ 1.43 (f’)0.208 (6.70)
Kita bisa langsung menggunakan Pers.(6.70) atau mensubstitusikannya
ke sisi sebelah kanan dari Pers.(5.69) untuk mendapatkan persamaan
yang lebih rumit tapi eksplisit:
0.4
e
R 2.0 f ' log
f'
0.208
4.29 f
' 0.188
.
10.35
(6.71)
Kemudian kita selesaikan soal penentuan ukuran pipa dengan cara
berikut:
Substitusikan nilai-nilai yang diketahui dari ghL, Q, v dan L
kedalam Pers.(6.67) dan (6.68) untuk mendapatkan f ' dan e;
Hitung R, menggunakan Pers.(6.70) untuk nilai “baik” dan
Pers.(6.71) untuk nilai yang lebih baik;
Hitung ukuran pipa dengan persamaan:
4Q
D . (6.72)
vR
6.2.6 Aliran Berkembang Penuh dalam Saluran
Noncircular
Diameter hidrolik untuk saluran noncircular adalah:
4 A 4 penampang melintang Duct
Dh
P perimeter basah (6.74)
L V 2
ghL f . (6.75)
Dh 2
Faktor friksi untuk saluran( tidak bulat) noncircular adalah:
Aliran Inkompresibel Stedi dalam Pipa dan Duct
64
f Rh < 2300, (6.77)
Rh
atau, baca f dari grafik Moody dengan R = Rh, .
D Dh
f
' 128ghL Q 3
128 8.2 m 2 dtk 2 0.011m 3 dtk 3
6.17 10 25
30m4.75 10 m dtk
5 3 7 2 5
3 Lv .
Untuk pipa baja, pada tabel 7.1 ε = 1.5 x 10-6 m. Dari Pers.6.68:
e
1.5 10 m4.57 10 m
6 7 2
dtk 6.47 10 11
Q 0.011m dtk 3
.
V 2
ghL K . (6.99)
2 Gbr 6.18 Perincian dari aliran dan kehilangan
energi untuk aliran yang melalui pembesaran
Transisi:
tiba-tiba.
2
A
K 1 1 . (6.101)
A2
Perhatikan bahwa K berdasarkan pada luas yang lebih kecil (kecepatan
lebih besar). Selain itu, perhatikan bahwa kehilangan lokal tidak selalu
dapat dipertukarkan dengan penurunan tekanan. Tekanan mengalami
kenaikan dalam pembesaran tiba-tiba (sudden expansion) karena
penurunan kecepatan. Gbr.6.19 dan Gbr.6.20
Gbr 6.19 Volume kontrol Gbr 6.20 Nilai-nilai dari kehilangan koefisien
untuk analisis aliran dalam untuk suatu pembesaran tiba-tiba yang
sebuah pembesaran tiba-tiba. berbentuk kerucut (conical).
D 2
K 0.421 2 (6.102)
D1
Belokan:
Gbr.6.22 menunjukkan aliran dalam belokan licin pipa bulat. Kehilangan
dalam belokan dihasilkan dari:
Kehilangan friksi biasa, yang
tergantung pada perbandingan
diameter panjang belokan dan
kekasaran relatif;
Pemisahan aliran dalam bagian
aliran kebawah belokan;
Aliran kedua dalam bidang
penampang melintang dihubungkan
dengan gaya sentrifugal.
Gbr 6.22 Aliran dalam sebuah
belokan dalam pipa bulat.
Gbr 6.23 memberikan koefisien
untuk menghitung kehilangan
lokal yang disebabkan pemisahan
dan aliran kedua dalam belokan.
Kehilangan friksi dalam belokan
harus ditambah. Koefisien
kehilangan lokal dalam belokan
licin 900 adalah :
R
K total K Fig.7.23 f (6.103)
2D
dimana V adalah kecepatan. Untuk air pada temperatur 200C dari Tabel
A.5 ρ = 998 kg/m3. Untuk sudut perluasan 200 dalam Gbr. E6.8b K =
0.75 berdasarkan pada kecepatan V1, yang diperhitungkan dengan:
Q 4Q 4 2.0 m 3 s
V1
2.55 m s
A D12 1.0m2
Sehingga kehilangan tekanan:
p L
0.75 998 kg m 3 2.55 m s
2
2430kg. m s 2 .m 2 .
2
p1 p2 g z 2 z1 2 1 ghL .
2 D2
Dari Pers.6.13, diperoleh:
V12 D1
p1 p 2 g z 2 z1 2 1 p L ,
2 D2
dari persamaan diatas dilihat bahwa penurunan tekanan (p1 – p2) juga
tergantung pada perubahan elevasi dan profil kecepatan. Asumsi
kecepatan seragam pada penampang melintang 1 dan 2, α1 = α2 = 1.0,
sehingga:
V12 D1
2
p1 p2 g z 2 z1 1.0 p L .
2 D2
Substitusikan nilai-nilai numerik untuk perluasan horizontal sehingga:
Aliran Inkompresibel Stedi dalam Pipa dan Duct
p1 p 2 g 0
998 kg m 2.55 m s
3 2
1.0m 2
1.0 2430 N m
2
2 2.0m
= (- 2430 + 2430) N/m2
atau p1 – p2 = 0 Pa Jawaban.
(untuk perluasan horizontal).
Hasil yang diperoleh menggambarkan suatu situasi dimana penurunan
tekanan disebabkan oleh pengaruh kekentalan ditiadakan oleh kenaikan
tekanan hasil dari penurunan kecepatan.
Substitusikan nilai-nilai numerik untuk perluasan vertikal:
2
1.0m 2
1.0 2430 Pa
2.0m
V
2 9.807 m s 2 2.0m 13.6 0.85
6.26 m s .
0.850.052 0.0264 1
Catatan: 0.052 ≈ 2.0 in, dari Tabel 7.8:
K check 2.1, K gate 0.16 , K 0 0.30 .
45
valve valve s tan dard
elbow
vo
0
4 10 2 N .s m 2
4.71 10 5 m 2 s .
0 0.851000 kg m 3
VD 6.26 m s 0.052m
Bilangan Reynolds pipa: R 6900.
v
4.71 10 5 m 2 s
Pada Tabel 7.1 dilihat bahwa pipa plastik mempunyai kekasaran relatif
nol. Dari grafik Moody f = 0.033. Total kehilangan energi menjadi:
L V2
gh L K check 2K gate 4K 45 f
valve D 2
valve s tandard
elbow
20m 6.26 m s
2
2.1 20.16 40.30 0.033
0.052 m 2
= 320 m2/s2 (N.s2/kg.m) = 320 N.m/kg
Kehilangan tekanan adalah:
ΔpL = 0.85(1000 kg /m3) (320 N.m / kg), atau ΔpL = 272 kPa. Jawaban.
6.3 Analisis dan Rancangan dari Sistem
Perpipaan
Analisa atau perancangan dari suatu sistem perpipaan dicapai dengan
menggabungkan informasi yang telah diberikan tentang pipa, saluran
tertutup dan komponen-komponennya. Dalam masalah analisa,
konfigurasi sistem diberikan dan ahli teknik ingin menghitung laju
aliran, kehilangan energi, dan penurunan tekanan atau tenaga yang
dibutuhkan pompa untuk mempertahankan aliran dalam sistem. Dalam
masalah rancangan, ahli teknik memerlukan untuk memilih ukuran pipa,
menunjukkan jumlah dan lokasi pompa atau kipas dan memilih bentuk
(geometrik) sistem lain dan parameter-parameter operasi untuk
mendapatkan laju aliran tertentu (atau laju aliran jika diperlukan sistem
bercabang banyak) pada suatu biaya yang ekonomis.
Aliran Inkompresibel Stedi dalam Pipa dan Duct
Gbr 6.32 Sistem perpipaan. pada sambungan, dan kehilangan pada pompa dan
turbin. Kita tulis kembali persamaan energi mekanik,
sebagai berikut:
p1
gz1 W p m ghL. p
V12
m 1
2
p
m 2 2 2 gz2 m ghL.sys Wt m ghL.t .
V2
2
Dalam persamaan ini, W p adalah tenaga input pada fluida oleh pompa,
W s adalah tenaga yang diberikan ke turbin oleh fluida, ghL.P adalah
kehilangan energi mekanik didalam pompa, ghL.t adalah kehilangan
energi mekanik didalam turbin, dan ghL.sys adalah kehilangan energi
mekanik dalam komponen pasiv dari sistem (pipa dan sambungan).
Pengaruh netto dari pompa adalah meningkatnya energi mekanik fluida
dan pengaruh netto turbin adalah menurunkan energi mekanik fluida.
Kita definisikan head pompa (hp) dan head turbin (ht) dengan:
W p m ghL. p
hp (6.109)
g
Aliran Inkompresibel Stedi dalam Pipa dan Duct
W s m ghL ,t
dan ht . (6.110)
g
Kita bagi persamaan energi mekanik dengan m g , kita dapatkan bentuk
head dari persamaan energi mekanik:
p1 V12 p2 V22
1 z1 h p 2 z 2 ht hL,sys. (6.111)
2 g 2g
Biasanya kita abaikan faktor koreksi energi kinetik dalam Pers.(6.111).
Beberapa pertimbangan dalam penyederhanaan adalah bahwa 1 dan 2
tedapat dalam reservoir, dimana kecepatannya nol; koefisien kehilangan
sering diperoleh dari percobaan yang tidak memperhatikan pengaruh α,
sehingga tidak konsisten untuk memasukkan pengaruh-pengaruh tersebut
dalam persamaan energi; dan sedikit peningkatan dalam ketelitian yang
mungkin didapat dengan menggunakan α ditiadakan oleh ketidak-pastian
dalam nilai-nilai koefisien kehilangan dan faktor friksi. Juga kita
hilangkan subskrip, sys, karena tidak lagi dibutuhkan pembedaan antara
kehilangan sistem dan kehilangan pompa. Persamaan kerja untuk analisis
sistem perpipaan adalah:
p1 V12 p2 V22
z1 h p z 2 ht hL . (6.112)
2g 2g
Bentuk head memberikan interpretasi grafik dari keseimbangan energi
mekanik dari fluida yang mengalir. Kita definisikan dua garis tingkatan.
Garis tingkatan enerji (Energy Grade Line, EGL) adalah garis
yang digambarkan diatas z = 0, datum yang menunjukkan head
total dari fluida. Head total adalah penjumlahan p/γ + V2 /2g +
z;
Garis tingkatan hidrolik (Hydraulic grade line, HGL) adalah
garis yang digambarkan diatas z = 0 yang menunjukkan head
piezometrik dari fluida. Head piezometrik adalah penjumlahan
p/ γ + z.
Gambar 6.33 di bawah ini menunjukkan EGL dan HGL untuk sistem
perpipaan pada Gbr. 5.32. Garis naik secara tajam pada pompa karena
head pompa, kemudian turun secara tajam pada sambungan karena
kehilangan lokal, dan turun dengan tajam pada turbin karena head turbin,
dan turun secara gradual (perlahan) sepanjang pipa karena kehilangan
friksi pipa. Penggambaran EGL dan atau HGL sering membantu ahli
teknik perpipaan dalam menggambarkan hubungan energi dalam aliran.
Kehilangan head sistem dihitung dari friksi pipa dan model kehilangan
lokal yang kita kembangkan dalam bagian 6.2-6.4
Aliran Inkompresibel Stedi dalam Pipa dan Duct
L V 2 V 2
hL hL, friction hL,local f K .
(6.133)
Dh 2 g 2g
Jika setiap kehilangan lokal dihitung dengan metode panjang ekuivalen,
panjang ekuivalen dimasukkan kedalam L.
Jika semua pipa mempunyai daerah penampang melintang sama, maka
akan mempunyai kecepatan rata-rata yang sama, jadi Pers.(6.113)
menjadi:
L V 2
hL f K . (6.114)
Dh 2g
L V2
K entrance nK 90 f (n = 2 untuk pramuka, 4
D 2g
s tan dar
elbow
untuk pembina).
Substitusikan kedalam persamaan energi mekanik:
2gz1 z 2
V
B ;
1 K entrance 2K 90 f L D
s tandar
elbow
2gz1 z 3
VL .
1 K entrance 4K 90 f L D
s tandar
elbow
D 2
QB VB A VB
4
0.894 m dtk 0.014m 60 sec min .
2
D
atau QB = 8.25 x 10-3 m3/min, Jawaban.
dan QL = VLA = VL (0.014 m)2 (60 sec/min),
atau QL = 7.8 x 10-3 m3/min. Jawaban.
Contoh soal 6.12. Penentuan Ukuran Pipa dalam Sistem
Pipa
Hitung ukuran pipa yang diperlukan untuk
melewatkan sedikitnya 700 gal/min reservoir
yang lebih tinggi ke reservoir yang lebih rendah
seperti yang ditunjukkan pada gambar E6.12
L 8Q2
h L K entrance 3K globe 6K 90 K exit f 2 4 .
valve s tandard D pipa π D g
elbow
Ekspresi persamaan untuk hLdan penyusunan kembali memberikan
2 D 4 g z1 z2 L
f K entrance 3K globe 6 K 90 K exit .
8Q 2 D pipa valve s tan dar
elbow
Untuk jalan masuk pipa, Gbr. 6.25 memberikan Kentrance ≈ 0.9; Kexit ≈
1.0
Substitukan nilai-nilai yang diberikan:
π 2 D 4 g z1 z 2 π 2 D 4 32.2 ft sec2 150 ft
8Q 2 8700 gal min 2 1 ft 3 / 7.48 gal 1 min 60 sec2
2
D4
2.45 10 4
3
ft
L f 250 ft
dan f .
D D
Tabel 6.8 menunjukkan bahwa koefisien kehilangan untuk globe valves
dan standar elbow tergantung pada diameter pipa. Untuk itu :
K entrance 3K globe 6 K 90 6 K exit 1.9 3K globe 6 K 90 .
valve s tan dart valve s tan dart
elbow elbow
R
VD 4Q 4700 gal min 1 ft 3 7.48 gal 1 min 60dec
2.96 105.
v vD 5
1.33 10 ft sec 0.505 ft
2
Dari Tabel 5.1 untuk kekasaran relatif untuk pipa galvanized. Kita
dapatkan:
0.00015 ft
0.0003.
D 0.505 ft
Dari grafik Moody f = 0.017 dan dari Tabel 5.8: K globe 5.9, K 90 0.28 . ,
valve s tandard
elbow
Aliran Inkompresibel Stedi dalam Pipa dan Duct
Perkiraan kedua, kita pilih 5 in, dengan D pipa = 5.047 in. Pengulangan
perhitungan memberikan
ε
R 3.6 105 , 0.00036, f 0.017, K globe 5.9, K90 0.28.
D valve s tan dard
elbow
Persamaan energi mekanik memberikan:
4
5.047 / 12 ft
2500.017 1.9 35.9 60.28
1 ft
2.45 10
3
1 ft 5.047 / 12 ft
55.4 0.
Perkiraan ketiga, kita pilih 4 in dengan diameter dalam pipa 4.026 in.
Pengulangan perhitungan memberikan
5
R 4.5 10 , 0.00045, f 0.017, K globe 6.0, K 90 0.30
D valve s tan dard
elbow
1 ft 4.026 / 12 ft
3.12 0.
peniup (blower) atau pompa udara). Ini di ukur oleh tekanan total kipas
(fan total pressure rise), didefinisikan dengan:
Hal (item) tambahan adalah power input shaft (as) diperlukan untuk
menggerakkan pompa. Power shaft untuk pompa dan fluida tertentu juga
tergantung pada kecepatan rotasi pompa dan laju aliran:
W s W s (Q, N ).
Sebuah parameter penting adalah efisiensi keseluruhan pompa, yaitu
ratio dari ketersediaan pada fluida dengan tenaga input shaft pada
pompa. Energi diukur dengan head pompa, sehingga efisiensi
keseluruhan adalah:
m gh p ρQgh p γQh p
η W . (6.119)
W s s Ws
Ada dua alasan bahwa energi yang ditambahkan pada fluida lebih
sedikit daripada kerja shaft, yaitu: kehilangan hidrolik dalam garis aliran
dan kehilangan mekanika dari friksi pada bantalan poros (bearings),
seals, dan lain-lain. Efisiensi pompa juga tergantung pada laju aliran dan
kecepatan rotasi:
η η(Q, N ).
Aliran Inkompresibel Stedi dalam Pipa dan Duct
p p1 V22 V12
hsys 2 z 2 z1 hL , (6.120)
γ 2g
dimana hL dihitung dengan Pers.(6.113)-(6.115). Head sistem adalah
fungsi dari penyusunan sistem dan laju aliran, karena kehilangan head
dan perubahan energi kinetik, jika ada juga tergantung pada kecepatan
fluida. Gambar dari sistem head versus laju aliran disebut kurva head
sistem atau kurva resistan sistem dan mempunyai bentuk parabolik
umum, seperti yang ditunjukkan pada Gbr.7.37.
Kesesuaian yang memenuhi syarat untuk sistem dan pompa adalah:
Gbr 6.36 Perbandingan kemampuan.
hp = hsys
dari persamaan energi dan
Qp = Qsys
dari kontinuitas. Gbr.6.37 menunjukkan kurva resistan sistem dan kura
head pompa (untuk kecepatan operasi pompa) digambarkan pada sumbu
yang sama. Titik potong dari dua kurva ini hanya satu titik yang
memenuhi untuk persamaan kontinuitas dan energi dan oleh karena itu
ini adalah titik operasi yang unik. Titik operasi bisa berubah hanya
dengan mengubah resistan sistem (contohnya, dengan mengubah
susunan nilai) atau dengan mengubah kurva pompa (contohnya, dengan
mengubah kecepatan).
Kita tentukan titik operasi untuk
sebuah sistem yang memasukkan
sebuah pompa dengan menggunakan
satu dari tiga presedur ini:
dengan perhitungan iterativ,
seperti yang ditunjukkan pada
Contoh 6.13;
dengan grafik, dengan
menggambarkan kurva pompa
dan kurva resistan sistem pada
Gbr 6.37 Kurva pompa, kurva sistem, dan titik operasi.
pT ,sys p 2 p1 z 2 z1
V22 V12
p L ,
2
dengan kehilangan tekanan, ΔpL, dihitung dengan Pers.(6.118).
Penyocokan yang memenuhi syarat adalah:
Qfan = Qsys dan pFT = pT,sys.
Hukum untuk kipas mengikuti hukum untuk pompa dengan
mensubstitusikan:
p FT p
hp FT . (6.131)
g
Perhatikan bahwa meskipun densitas fluida tidak mempunyai pengaruh
pada head, hal ini berlaku pada tekanan.
Kecepatan spesifik untuk kipas secara resmi didefinisikan dengan
Pers.(6.126). Dalam praktek, kita hitung “dimensi” kecepatan spesifik
berdasarkan kepada stuan yang biasa:
N s,F
N rpm Q ft 3 min .
p FT in.H 2 0 lbm ft
3 34