Anda di halaman 1dari 4

Tugas IV

Aliran Untuk Berbagai Geometri

Berikut merrupakan gambar-gambar 2.6 dan 2.7 sangat yang dapat


digunakan untuk mempelajari berbagai ”flow regime” yang terjadi pada suatu
selang waktu produksi.

Gambar 2.6 dan 2.7 adalah plot antara Pwf versus waktu untuk suatu
sumur yang diproduksikan dengan laju produksi konstan. Hubungan ini
diperlihatkan pada plot semilog (Gambar 2.6) dan Cartesian (Gambar 2.7).
Terlihat bahwa Pwf vs waktu mengalami 3 periode yaitu periode transien,
periode transien lanjut (late transient) dan periode pseudo steady state.
1. Aliran transien
Periode kondisi aliran transisi atau transient ini sangat pendek dan
singkat. Di dalam model aliran radial, respon tekanan penyebarannya tidak
sampai hingga batas reservoirnya, sehingga reservoirnya seakan-akan luas
tanpa batas, sehingga sering disebut dengan reservoir infinite acting.
Pada periode transien sumur produksi seolah-olah menguras reservoir
yang tidak terbatas (infinite acting). Periode ini diwakili oleh persamaan
di bawah, oleh sebab itu Pwf merupakan fungsi linier dari log t.

qB   1,688Ct r 2  
Pi  Pwf  70.6 ln    2S 
kh   kt  

2. Pseudo state
Model aliran pseudo steady-state mempunyai asumsi bahwa pada
waktu tertentu tekanan pada matriks batuan disetiap titik menurun jika
diproduksikan dengan laju alir konstan. Kemudian aliran dari matriks ke
rekahan sebanding dengan perbedaan tekanan antara tekanan matriks dan
tekanan didekat rekahan. Kondisi Pseudo steady-state juga menganggap
tidak ada gradien tekanan unsteady-state pada matriks dengan asumsi
bahwa kondisi aliran pseudo steady-state terjadi sejak awal aliran.
Pada periode pseudo steady state, efek batas reservoir sudah terasa, ini
dapat diwakili oleh persamaan 2.19 atau 2.24 untuk reservoir silindris,
atau persamaan 2.28 untuk reservoir yang non silindris tergantung dari
bentuk dan luasnya. Disini Pwf merupakan fungsi linear dari waktu.

Untuk reservoir silindris

qB  0.000527kt 
Pwf  Pi  141.2   ln reD  3  (2.19)
kh  Ct re2 4

qB  re 
P  Pwf  141.2  ln r  3 4   Ps (2.24)
kh  w 
Untuk reservoir non silindris

qB  1  10.06 A  3 
 (2.28)
P  Pwf  141.2 ln     S
kh  2  C A rw 
2 4 

3. Transien Lanjut
Selang waktu diantara akhir perioda transien dan awal periode pseudo-
steady state dikenal sebagai periode transien lanjut. Tidak ada persamaan
yang dengan mudah merepresentasikan perioda ini. Selang waktu pada
perioda ini sangatlah kecil atau kadang-kadang hampir tidak pernah
terjadi. Pada reservoir yang berbentuk silindris atau hexagonal, misalnya,
perioda ini dapat dikatakan tidak terjadi (untuk tujuan-tujuan praktis)
seperti terlihat pada Tabel 2.2. Tetapi untuk geometri reservoir yang lain
misalnya (off-centered drainage radius), selang waktu periode ini cukup
panjang yang juga dapat dilihat pada Tabel 2.2. Perlu diketahui bahwa
Muskat menganalisa perioda transien lanjut ini dan metoda analisanya
akan diterangkan pada bab mendatang.
Penentuan kapan waktu berakhirnya periode transien dan kapan
dimulainya periode pseudo-steady satate sangatlah subjektif. Misalnya,
batas penggunaan persamaan 2.13 dan 2.19 Sebagai contoh, Matthews dan
Russell berpendapat bahwa saat penyimpangan dari persamaan 2.13
(akhir perioda transien) terjadi apabila :
379Ct re2
t
k
juga disertai anggapan bahwa peroda transien lanjut terjadi termasuk
untuk reservoir silindris maupun hexagonal.
Kemudian perioda pseudo-steady state akan dimulai apabila :
1336Ct re2
t~
k
Perbedaan pendapat diantara mereka itu bukanlah hal yang terlalu
prinsip karena pendekatan-pendekatan tersebut hanya berasal dari
aproksimasi dari solusi persamaan 2.1 yang mungkin berbeda, karena
ternyata bahwa hasil-hasil perhitungan tidak akan terpaut terlalu jauh.

Anda mungkin juga menyukai