Anda di halaman 1dari 10

REPORT

PRAKTIKUM WELL TEST

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1 :
Ajeng Putri Ayu Setia Utami (1701047)
Fernando Mangindano (1701134)
Helny (1701100)
Kelas :
Teknik Perminyakan E 2017

S1 TEKNIK PERMINYAKAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pengertian dan Tujuan Well Test


Well test dimana dilakukan suatu pengujian sumur terlebih dahulu agar dapat
mengetahui indikasi yang terdapat pada sumur tersebut.
Tujuan dari Well Test :
1. Untuk mengetahui kemampuan sumur berproduksi , dan
2. Bagaimana sumur tersebut dapat dievaluasi
Dari hasil Well Test bisa didapatkan beberapa parameter seperti Productivity
Index, Permeabilitas, Skin, kompresibilitas dan lain-lain.
1.2. Pengertian Pressure Drawdown Test dan Pressure Buildup Test
Pressure Drawdown testing merupakan pengujian yang dilakukan dengan jalan
membuka sumur dan tetap mempertahankan laju produksi selama pengujian
berlangsung.

Gambar 1. Flowrate vs Time Pressure Drowdown

Pressure Buildup testing merupakan teknik pengujian transient yang dilakukan


dengan cara memproduksi sumur selama selang waktu tertentu dengan laju alir yang
tetap, kemudian menutup sumur hingga tekanan menjadi naik dan dicatat sebagai
fungsi waktu.
Gambar 2. Flow Rate vs Time Pressure Buildup Test

Sehingga dari hasil Pressure Buildup test maupun pressure Drawdown Test
dapat diketahui karakteristik formasi yang digunakan untuk menentukan
produktivitas formasi dan dapat mengehatui kemampuan sumur tesebut berproduksi.
BAB II
HASIL & PEMBAHASAN

2.1. Data yang di Input


Dari data yang telah diberikan kami mencoba melakukan simulasi dengan
menggunakan Saphir Software dengan data lapangan yaitu fluida gas production
Data yang disediakan :

pay zone 15 m
Ø 13 % Duration ProdGas Mcf/d
well radius 0.09144 m 6.5 524
reservoir temp 108 ºC 24.00 0
reservoir press 3068 psia

2.2. Hasil
Serta data time dan pressure yang telah diberikan di excel. Kami meanalisa data
tersebut ke dalam Saphir Software dengan hasil parameter reservoir sebagai berikut :
Productivity Index 2980.48 psia
Permeabilitas.h 28.9 md.ft
Skin 3.56
Compressibilty 0.0124 bbl/psi

Dengan beberapa model serta hasil yang didapat:


Well Limited Entry
Wellbore Storage Type Changing
Reservoir Homogeneous
Boundry Infinite
Gambar 3. History Plot
History plot dibuat dengan memasukkan data-data reservoir serta data laju alir
produksi sumur dimana digunakan untuk menginterpretasikan keadaan reservoir.
Pada gambar 3 dapat dilihat pada grafik bagian atas menunjukan pressure vs time
sedangkan grafik bagian bawah menunjukan laju alir vs time.

Gambar 4. Log-log Plot


Selanjutnya dari data history plot kita dapat membuat log-log plot, untuk
melihat kurva derivative sumur. Dari hasil plot ini dapat dilihat wellbore storage dari
sumur pada saat dilakukan penutupan sumur atau awal dilakukannya pressure build
up test. Dari hasil log-log plot ini dapat digunakan untuk model reservoir dan
baundary reservoir.
Pada Early Time Region : menganalisa wellbore storage (ada fract atau tidak)
Middle Time Region : melihat terjadinya radial flow
Late Time Region : ketika kurva naik atau turun sedikit

Gambar 5. Darcy Vertical well IPR Plot


Jadi di grafik tersebut untuk sumbu x adalah laju alir (q) dan sumbu y adalah
tekanan (pwf). Pada plot ini untuk mencoba dan melihat Inflow Performance
Relationship atau dapat melihat laju alir maksimum oleh sumur tersebut.

Gambar 6. Semi Log Plot


Pada grafik semi plot ini untuk dapat menentukan karakteristik formasi, juga
semilog plot antara pwf vs log (t). dengan membaca kemiringan (m) maka
permeabilitas formasi (jika dianggap hanya satu fasa fluida yang mengalir) ditentukan
dengan
162.6𝑄𝜇𝐵
𝑘=−
𝑚ℎ
m akan berharga negative sehingga menghasilkan permeabilitas yang positif.
2.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa Pressure Buildup Test, dengan hasil dari type curve
matching, didapatkan type curve untuk reservoir homogen, dengan model boundry
infinite atau dianggap tidak terhingga.
Dapat diperhatikan dalam kurva log-log plot ini selama tahap Early Time
Region (ETR) membentuk garis lurus dan kemudiaan membentuk garis melekung
yang telah masuk ke Middle Time Region (MTR) dimana adanya suatu anomali
pembacaan tekanan yang disebabkan redistribution phase. Penjelasannya pada fase
ini dimana ketika sumur ditutup maka akan terdapat fluid level dengan gas akan naik
ke permukaan dan liquid berada di bawahnya. Penutupan sumur tersebut
menyebabkan naiknya tekanan sehingga semakin banyak gas yg terbebaskan dan
fluid level menjadi turun. Kemudian akibat fluid level turun maka menyebabkan
tekanan ikut turun. Ketika pressure wellbore turun maka terjadi kembali perubahan
fasa dari gas menjadi kondensat. Pressure akan kembali naik karena adanya supply
tekanan dari reservoir. Proses tersebut terus berulang selama penutupan sumur. Atau
pula dapat dikatakan kurva yang terjadinya deviation dari straight line dikarenakan
adanya wellbore storage dan skin. Pada Late Time Region terlihat seperti tidak
adanya efek boundry
Skin yang didapat adalah 3.56, productivity index sebesar 2980.55 psia,
permeabilitas.h 28.9 mDft, compresibilitas 0.0124 bbl/psi.
tipe skin :
skin (+), s > 0 : ketika terjadi masalah pada zona didekat wellbore
skin (-), s <0 : ketika permeabilitas skin sekitar sumur adalah lebih besar dari
permeabilitas formasi atau dikatakan skin tidak mengalami kerusakan.
Dalam case ini kami mendapatkan skin (+) yaitu 3.56 telah terjadi kerusakan
terhadap skin sekitar wellbore biasa adanya filtrate lumpur yang masuk ke dalam
formasi, maka yang harus dilakukan adalah workover atau kerja ulang sumur dapat
dilakukan dengan metode-metode stimulasi, sand control, ataupun reperforation.
Adanya kerusakan pada formasi ini membuat permeabilitas kecil yaitu sekitar
28.9 mD.ft, sehingga dapat membuat menurunnya produktifitas sumur.
Wellbore storage merupakan kejadian di sumur, tepatnya di dalam lubang
sumur pada waktu dilakukan uji tekanan transient terutama pressure build up test
(PBU test) dan pressure draw down test (PDD test). Wellbore storage terjadi karena
pada pengujian PBU dan PDD saat penutupan atau pembukaan sumur dilakukan
dengan membuka dan menutup valve yang terletak pada christmas-tree. Sumur yang
dalam keadaan mengalir (berproduksi) kemudian katup di tutup maka Q (laju aliran
fluida) akan langsung berhenti (berharga 0), sedangkan aliran dari dalam reservoir ke
dasar sumur (qr) tidak langsung berhenti melainkan masih mengalir beberapa saat
dengan laju alir yang semakin mengecil, mengisi lubang sumur. Kejadian inilah yang
disebut dengan wellbore storage atau after flow effect. Demikian pula sebaliknya bila
sumur dari keadaan di tutup kemudian valve dibuka maka sumur akan berproduksi
sebesar Q yang fluidanya mula-mula berasal dari lubang sumur, sementara dari
reservoir ke dasar sumur masih belum terjadi aliran (qr 0).
Dengan bertambahnya waktu aliran dengan tekanan di permukaan tetap, maka laju
aliran di dasar sumur akan berangsur-angsur sama dengan laju aliran di permukaan
dan banyaknya fluida yang tersimpan di dalam lubang sumur akan mencapai harga
yang tetap. Hal ini menunjukkan bahwa gejala wellbore storage telah berakhir.
Keadaan ini yang menyebabkan keterlambatan kenaikan tekanan build up pada
daerah waktu awal (early time).
BAB III
KESIMPULAN

Well Test dimana dilakukan suatu pengujian sumur terlebih dahulu agar dapat
mengetahui indikasi yang terdapat pada sumur tersebut
Buildup Testing adalah suatu teknik pengujian transien pengujian ini dengan
memproduksi sumur selama suatu selang waktu tertentu dengan laju aliran yang
tetap, kemudian menutup sumur tersebut. Penutupan sumur ini menyebabkan naiknya
tekanan yang dicatat sebagai fungsi waktu. Sehingga bisa ditentukan permeabilitas
formasi, daerah pengurasan saat itu, adanya karakteristik kerusakan atau perbaikan
formasi, batas reservoir bahkan keheterogenan suatu formasi.
Hasil yang dilakukan pada saat Pressure Buildup Testing ini adalah hasil skin
yang positif sehingga dapat disimpulkan adanya kerusakan pada formasi sehingga
harus dilakukan stimulasi ataupun sandcontrol dengan mempertimbangkan jenis
reservoir.
Pada grafik log-log plot terjadi suatu anomali yang mana merupakan
redistribution phase, kemudian dapat dikatakan juga bahwa adanya deviasi di straight
line dikarenakan akibat dari wellbore storage dan skin
Waktu pada Type Curve Matching :
Pada Early Time Region : menganalisa wellbore storage (ada fract atau tidak)
Middle Time Region : melihat terjadinya radial flow
Late Time Region : ketika kurva naik atau turun sedikit
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, T.H. dan McKinney, P.D., “Advanced Resevoir Engineering Handbook”,


Oxford,USA, 2005.
Gunarso. A.P., Fathaddin M.T.,dan Ridaliani.O.2015.Analisa Well Testing Sumur
Lapangan dengan metode Horner dan Type Curve Derivative. Seminar
Nasional Cendikiawan. Universitas Trisakti
Yulianto.A A., Sulistyanto .D., Larope .A. 2015. Analisa Pressure Build Up Test
Pada Sumur X Lapangan Y Dengan Metode Horner Manual Dan Ecrin 4.10.
Seminar Nasional Cedikiawan

Anda mungkin juga menyukai