Anda di halaman 1dari 5

Pressure drawdown testing (PDD test) adalah suatu pengujian yang dilaksanakan dengan jalan

membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap selama pengujian berlangsung.
Sebagai syarat awal, sebelum pembukaan sumur tersebut, tekanan hendaknya seragam diseluruh
reservoir yaitu dengan menutup sumur sementara waktu agar tercapai keseragaman tekanan
direservoirnya. Mengingat hal tersebut, waktu yang paling ideal untuk melakukan pressure
drawdown test adalah pada saat-saat pertama suatu sumur berproduksi. Namun tentu saja
dasarnya, pengujian ini dapat dilakukan pada :

 Sumur baru
 Sumur-sumur lama yang telah ditutup sekian lama hingga dicapai keseragaman tekanan
reservoir
 Sumur-sumur produktif yang apabila dilakukan build up test, si empunya sumur akan sangat
rugi.

Analisa Pressure Drawdown Test

Apabila didesain secara memadai, perolehan dari pegujian ini mencakup banyak informasi yang
berharga seperti permeabilitas formasi, faktor skin dan volume pori-pori yang terisi fluida. Jika
suatu sumur diproduksikan dengan laju alir yang tetap, tiga rezim aliran akan terjadi yaitu : periode
transient, periode late transient, dan PSS (pseudo steady state).
Tiga Rezim Aliran pada Analisa PDD

a. Analisa PDD pada Periode Transient (Infinite Acting)

Ada dua grafik yang selalu harus dilakukan didalam menganalisa PDD pada periode infinite acting ini,
yaitu :

1) Log-log Plot untuk menentukan wellbore storage

Grafik ini merupakan log (Pi-Pwf) vs log (t) yang digunakan untuk menentukan kapan saat
berakhirnya efek dari wellbore storage.

2) Semilog Plot untuk menentukan karakteristik formasi

Grafik ini adalah semi log antara Pwf vs log (t). Dengan membaca kemiringan (m) maka permeabilitas
formasi dapat ditentukan.

b. Analisa PDD pada Periode Late Transient

Jika garis lurus telah didapatkan dari grafik analisa PDD pada periode transient, maka di periode late
transient kita dapat menentukan permeabilitas formasi, volume pori-pori sejauh daerah pengurasan
(drainage volume) sumur yang diujikan dralam satuan barrel, dan faktor skin.

c. Analisa PDD pada Periode Pseudo Steady State

Pengujian ini terutama untuk menentukan volume reservoir yang berhubungan dengan sumur yang
diuji oleh sebab itu disebut reservoir limit testing.

d. Penentuan Bentuk Reservoir dari Data PDD Berdasarkan PSS dan Periode Transient.

Dari data PSS dan periode transient kita bisa menentukan bentuk dari reservoir serta letak sumur
yang diuji.

Pressure Build-Up Testing adalah suatu teknik pengujian transien tekanan yang paling dikenal dan
banyak dilakukan orang. Pada dasarnya, pengujian dilakukan pertama-tama dengan
memproduksi sumur suatu selang waktu tertentu dengan laju aliran yang tetap, kemudian menutup
sumur tersebut. Penutupan sumur ini menyebabkan naiknya tekanan yang dicatat sebagai fungsi
waktu. Dari data yang didapat, kemudian dapat ditentukan permeabilitas formasi, daerah
pengurasan saat itu, adanya karakteristik kerusakan atau perbaikan formasi, batas reservoir
bahkan keheterogenan suatu formasi.
Rate dan Pressure History PBU

Dasar analisa PBU ini diajukan oleh Horner, yang pada dasarnya adalah memplot tekanan
terhadap suatu fungsi waktu. Tetapi sebelum membicarakan lebih lanjut, perlu kiranya kita
mengetahui suatu prinsip yang mendasari analisa ini yaitu terkenal dengan prinsip superposisi
(superposition principle).

Hubungan Rate (Q) dengan Pressure (Pwf)

Secara matematis, teori yang mendasari prinsip ini menyatakan bahwa penjumlahan dari solusi-
solusi individu suatu persamaan diferensial linier berorde dua adalah juga merupakan solusi dari
persamaan tersebut. Untuk menentukan tekanan lubang sumur (Pwf) pada saat tn sewaktu laju
tertentu qn, dapat dipakai prinsip superposisi dengan metode sebagai berikut :
q1 dianggap berproduksi selama tn
q2 dianggap berproduksi selama tn-t1
q3 dianggap berproduksi selama tn-t2

q4 dianggap berproduksi selama tn-t3


qn dianggap berproduksi selama tn-tn-1

PBU dapat dilakukan saat periode pengeboran maupun selama periode produksi. PBU yang
dilakukan saat pengeboran biasanya dalam jangka waktu pendek, sehingga kurang teliti. Adapun
asumsi-asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :

 Sumur ditutup tepat di depan perforasi


 Tidak ada aliran masuk ke dalam sumur
 Fluida di dalam reservoir mengalir menuju sekeliling sumur sampai tekanan di seluruh
reservoir sama.
Ideal PBU Test
Asumsi-asumsi :

 Sumur diproduksi dari infinite acting reservoir yang horizontal, ketebalan konstan, seluruh
ketebalan diperforasi
 Batuan homogen, isotropic
 Fluida satu fasa, slightly compressible, dengan sifat-sifat konstan
 Berlaku pendekatan pseudo producing time (Horner). Jika periode produksi yang telah
berlangsung = tp, laju produksi konstan = q, dan waktu berjalan sesudah penutupan sumu r= ∆t,
dengan menggunakan prinsip superposisi, diperoleh persamaan :

Keterangan :

Pws = Tekanan statik dasar sumur setelah ditutup, psi

Pi = Tekanan awal reservoir, psi

h = Tebal reservoir, ft

Actual PBU Test

Pada test sumur yang aktual, penutupan sumur dilakukan di X-mas tree, sehingga ada aliran masuk
ke dalam lubang bor (wellbore storage effect). Kurva yang didapat dari plot Pws vs. {(tp + ∆t) / ∆t}
tidak berupa garis lurus akibat :

 Konsep radius of investigation


 Adanya wellbore storage (afterflow)
 Kerusakan formasi.
Berdasarkan konsep radius of investigation, kurva PBU dibagi menjadi 3 daerah (region) yaitu :
 Early time region (ETR)
 Middle time region (MTR
 Late time region (LTR).
Dari analisa PBU ini kita juga bisa menentukan tekanan rata-rata reservoir, dan ada beberapa cara
untuk menentukan harga tersebut yaitu :
 Metode Matthews – Brons – Hazebroek (MBH)
 Metode Miller – Dyes – Hutchinson (MDH)
 Metode Dietz
 Metode Ramey dan Cobb

Anda mungkin juga menyukai