TINJAUAN TEORI
tekanan yang paling dikenal dan banyak dilakukan orang, pada dasarnya
suatu selang waktu tertentu dengan laju aliran yang tetap (konstan),
naiknya tekanan yang dicatat sebagai fungsi waktu (tekanan yang dicatat ini
perbaikan formasi. Dasar analisa PBU ini diajukan oleh Horner (1951),
yang pada dasarnya adalah memplot tekanan terhadap suatu fungsi waktu.
Prinsip yang mendasari analisa ini adalah yang dikenal dengan prinsip
1
2
Contoh yang ideal dari pengujian ini dapat dilihat dari Gambar
2.1. Jelas bahwa permeabilitas (k), dapat ditentukan dari slope “m”,
maka tekanan pada saat ini teoritis sama dengan tekanan awal reservoir
tersebut.
Gambar 2.1
Laju Alir Ideal untuk Pressure Build-Up Test
(1982, John Lee, Well Testing)
menentukan tekanan reservoir awal (P*), tekanan 1 jam, dan slope sehingga
akan diperoleh permeabilitas (k), skin factor (s), penurunan tekanan akibat
2.1.1...................................................................Prinsip Superposisi
Gambar 2.2
Grafik Ideal Pressure buildup test
(Abdassyah, doddy ;”Analisa Transient Tekanan”, ITB Bandung, 1995)
penutupan sumur).
2................Formasi dan fluida memiliki sifat-sifat yang seragam.
3................Pendekatan waktu produksi Horner dapat diterapkan.
(Abdassah, Doddy.1998. Analisis Transien Tekanan)
2.1.3...............................................Actual Pressure buildup testing.
respon tekanan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu segmen data
awal (early times), segmen waktu tengah (middle times), dan waktu
Gambar 2.3
Grafik Aktual Pressure buildup test
(Abdassyah, doddy;”Analisa Transient Tekanan”, ITB Bandung, 1995)
(gas hump).
dimana garis lurus pada semilog terjadi. Dengan garis lurus ini
rata-rata reservoir.
yang diuji dan adanya penyimpangan kurva garis lurus. Hal ini
(Anonymous)
2.2......................................................................................Metode Horner
Dasar analisa PBU diajukan oleh Horner yang pada prinsipnya
waktu “tp”, kemudian sumur ditutup selama waktu “∆t”, sehingga didapat
q x μ x Bo tp+ ∆ t
Pws=Pi−162.6
k xh
log (
∆t ) ................................ Persamaan 2.1
Dimana :
Pws = Shut in BHP, Psi
Pi = Tekanan reservoir awal, Psi
q = Laju produksi minyak, bfpd
B = Faktor volume formasi minyak, bbl/stb
µ = Viskositas minyak, cp
k = Permeabilitas reservoir, mD
h = Ketebalan lapisan reservoir, ft
tp = Lama waktu produksi sebelum shut-in, hour
∆t = Waktu selama pengujian, hour
Metode Horner adalah berdasarkan hubungan antara transien
tekanan statik dengan fungsi dari waktu dalam skala logaritma. Analisa ini
dilakukan dengan cara memplot data tekanan (Pws) pada saat penutupan
sumur terhadap Horner Time ((tp + Δt)/ Δt)) dari kurva tersebut didapatkan
kemiringan :
162. 6 x q x μ x B
m= ........................................................... Persamaan 2.2
kxh
Dimana :
m = Slope, psi/cycle
q = Laju produksi minyak, bfpd
B = Faktor volume formasi minyak, bbl/stb
µ = Viskositas minyak, cp
k = Permeabilitas, mD
h = Ketebalan lapisan reservoir, ft
2. Untuk faktor skin (s) dapat dihitung dengan persamaan :
.....................Persamaan 2.3
P Pwf k
s 1,151 1 jam log 3, 23
m ..Ct.rw 2
Dimana :
s = Skin factor
P1Jam = Tekanan saat 1 jam shut-in, hour
9
cake) di sekeliling lubang bor pada formasi produktif yang kita amati.
persamaan :
P¿−P wf −∆ Pskin
FE= ......................................................... Persamaan 2.6
P¿ −Pwf
Dimana :
FE = Flow Efficiency
P* = Tekanan reservoir mula-mula, psi
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psi
∆Pskin = Penurunan tekanan akibat faktor skin, psia
r i=0.0 3
√
kxt
∅ x μ x Ct
............................................................ Persamaan 2.7
Dimana :
ri = Radius of investigation, ft
k = Permeabilitas, mD
Ø = Porositas
µ = Viskositas minyak, cp
(Anonymous)
=0
2. Plot antara ΔP = (Pws-Pwf) terhadap Δt pada grafik log-
mulai stabil dan ukur 1,5 cycle dari titik tersebut untuk
wellbore storage.
3. Pada data awal terjadi efek wellbore storage, pengaruh
belum stabil.
4. Buatlah Kurva Horner antara ((tp+Δt) / Δt) pada skala log
Dimana :
7. Slope (m)
(Anonymous)
dibawah ini :
1. Permeabilitas (k)
2. Skin (S)
menggunakan persamaan :
ideal drawdown :
141. 2 x q x μ x B rs
Psc −Pwf ,real =
2 x π xk x h ( )
ln
rw
..............Persamaan 2.9
14
Dimana :
µ = viskositas minyak, cp
k = permeabilitas reservoir, md
h = ketebalan reservoir, ft
rs = jari-jari skin, ft
rw = jari-jari sumur, ft
real drawdown :
141. 2 x q x μ x B rs
Psc −Pwf ,real =
2 x π xksx h ( )
ln
rw
...........Persamaan 2.10
Dimana :
µ = viskositas minyak, cp
k = permeabilitas reservoir, md
h = ketebalan reservoir, ft
rs = jari-jari skin, ft
rw = jari-jari sumur, ft
15
antara laju produksi (q) sumur pada tekanan alir dasar sumur
q
PI = ¿ ......................................... Persamaan 2.11
P −Pwf −∆ P skin
Dimana :
dirumuskan :
q
PI actu al = ¿ ................................................ Persamaan 2.12
P −Pwf
Dimana :
menggunakan persamaan :
P¿ −P wf −∆ P sk ∈¿
q .............................................Persamaan 2.13
PI = ¿
Dimana :
FE = flow efficiency
(Anonymous)
sumur.
2.4.1 Alat Elcetric Memory Recorder
1. Electric Memory Recorder / Electric memory gauge, terdiri
sistem hydraulic.
18
pengetesan sumur.
2.4.4 Peralatan Penunjang Pada SRO Unit
1. Power pack and hydraulic unit merupakan unit pembangkit
unit.
4. Crane merupakan alat yang berfungsi
sebagai alat pengangkut material. Karena crane dapat
mengangkut material secara vertikal dan kemudian
19