Shut-in
Production rate
q(t)
tp
t q(t)=0
0 Time
Dari persamaan (2-1), terlihat bahwa apabila Pws diplot terhadap log
(tp+t/t) akan merupakan garis lurus dengan kemiringan (slope, m) :
qB
m = 162.6 ..................................................................................... (2-2)
kh
Berdasarkan konsep tersebut, maka harga permeabilitas dapat ditentukan
dari slope "m", sedangkan apabila garis tersebut diekstrapolasi ke harga Horner
Time (tp+t/t) sama dengan 1, maka secara teoritis harga P ws sama dengan
tekanan awal reservoir.
Possible P*
extrapolation
PR
Wellbore pressure
Test data
5)
dan
P * - Pwf - Ps
FE = x 100% ................................................................. (2-
P * - Pwf
6)
Sedangkan untuk mengetahui besarnya radius of investigation (ri) dapat
ditentukan menggunakan persamaan:
kt
ri 0.03 , ft ..................................................................(2-7)
C t
dimana:
Ct = kompresibilitas, psi-1
Tahapan untuk melakukan analisa pressure build-up berdasarkan metode
Horner adalah :
a. Berdasarkan data-data PBU buat tabulasi yang menghubungkan harga Pws
terhadap Horner time (tp+t/t).
b. Plot harga-harga Pws vs (tp+t/t) pada grafik semilog.
c. Buat garis ekstrapolasi berdasarkan plot harga tersebut (langkah 2)
sampai harga (tp+t/t) = 1, maka akan didapatkan harga tekanan statis
reservoir (P*).
d. Tentukan besarnya slope (m) pada bagian garis yang lurus grafik
tersebut.
e. Tentukan besarnya permeabilitas (k).
f. Tentukan besarnya harga P1jam yang diambil pada bagian garis
ekstrapolasi.
g. Tentukan skin factor, dan berdasarkan harga skin tersebut tentukan apa
yang terjadi pada formasi produktif yang diamati.
h. Tentukan produktivitas formasi (PI).
i. Tentukan Flow Eficiency (FE).
j. Tentukan besarnya radius of investigation (ri).
k.Buat analisanya dari hasil-hasil yang didapatkan.
2.2.1. Penentuan Tekanan Rata-Rata Reservoir
Seperti diketahui bersama bahwa tekanan rata-rata reservoir merupakan
suatu besaran fisik yang mendasar untuk diketahui pada proses Primary Recovery
maupun Enhanced Recovery, yaitu sangat berguna untuk melakukan karakterisasi
suatu reservoir, penentuan cadangan dan peramalan kelakuan reservoir tersebut.
Untuk reservoir yang bersifat infinite acting, tekanan rata-rata reservoir ini
adalah P* = Pi = P yang dapat diperkirakan dengan mengekstrapolasikan segmen
garis lurus pada Horner plot sampai pada harga (tp+t)/ t = 1. Tetapi pada
reservoir yang terbatas, hal di atas tidak dapat dilakukan mengingat bahwa dengan
adanya pengaruh dari batas reservoir, maka tekanan pada umumnya akan jatuh
berada di bawah garis lurus Horner.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya
tekanan rata-rata reservoir ini, yaitu :
Metode Matthews-Brons-Hazerbroek (Metode MBH)
Metode Miller- Dyes-Hutchinson (MDH)
Metode Dietz
2.2.1.1. Metode Matthews-Brons-Hazerbroek (MBH)
Metode ini dilakukan dengan asumsi bahwa mobilitas dan
kompresibilitas fluida tidak bervariasi sampai batas radius pengurasan atau dapat
dikatakan bahwa tidak ada variasi sifat-sifat fluida dan batuan reservoirnya.
Langkah-langkah pengerjaan metode ini adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan harga P* dari metode Horner (untuk reservoir yang
terbatas, P* ini dikenal sebagai False Pressure).
2. Mendapatkan juga harga kemiringannya (slope, m).
3. Memperkirakan besarnya harga tekanan rata-rata reservoir (P)
menggunakan persamaan :
m
P = P*- PDMBH (tpDA) ....................................................... (2-8)
2.303
dimana : PDMBH atau dikenal sebagai MBH Dimensionless Pressure
dibaca pada ordinat grafik MBH, tergantung pada bentuk dari
daerah pengurasanya, sedangkan harga absisnya (tp DA) didapat
dengan persamaan :
0.0002367 x k x tp
tpDA = . .Ct.A
............................................ (2-
9)
12)
3. Kemudian P dibaca pada waktu (t) P yang dihitung dai langkah 2
pada semilog straightline.
Tabel II-1
Shape Factor untuk Berbagai Jenis Drainage Area Reservoir (1)
Tabel II-2
Shape Factor untuk Berbagai Jenis Drainage Area Reservoir (2)
2.3. PROSEDUR ANALISA
1. Berdasarkan data yang diberikan, menghitung harga Horner time (tp+t)/
t dan mentabulasikan untuk setiap data t yang diberikan (apabila t
dalam menit maka tp juga dalam menit, bila t dalam jam, maka tp juga
dalam jam).
2. Berdasarkan data-data Pws membuat tabulasi Pws untuk setiap data yang
ada.
3. Memplot harga t vs Pws pada grafik log-log untuk menentukan harga
End of Wellbore Storage (EOWB) di mana t sebagai sumbu x dan Pws
sebagai sumbu y.
4. Membuat garis 450 dan disejajarkan dengan hasil plot grafik pada
langkah ketiga untuk menentukan t EOWB (EOWB ditentukan dari
titik pisah antara garis 450 dengan plot grafik pada langkah 3 dan
kemudian hasilnya t ditambahkan 1.5 cycle dan mencatat harganya
sebagai t EOWB).
5. Memplot harga Horner time (sumbu x) vs Pws (sumbu y) pada grafik
semilog.
6. Membuat grafik ekstrapolasi (dengan menghitung harga (t p+t EOWB)/
t EOWB ) pada grafik langkah 5 dan memplot harga tersebut pada
grafik, kemudian menarik trendline pada titik-titik di sekitar harga (tp+t
EOWB)/ t EOWB kemudian menentukan persamaan garisnya.
7. Mengekstrapolasikan garis pada langkah 6 sampai pada harga (t p+t)/ t
= 1, maka didapatkan harga tekanan statis reservoir (P*).
P1 - P2
8. Menentukan besarnya slope m = pada bagian garis lurus dari
1 cycle
Tabel II-3
Data Tekanan dan Waktu Test
2.4.2 Perhitungan
Langkah perhitungan analisa pressure build up testing sebagai berikut:
1. Menghitung Pws
Pws = Pws - Pwf
Contoh: Pws = 3547.811 3538.267
= 9.184 Psi
3. Membuat grafik
a. Memplot data log Horner Time vs Pws pada kertas grafik log-log
(grafik 2.1)
b. Memplot data log Horner Time vs Pws pada kertas grafik semilog
(grafik 2.2)
4. Menentukan harga EOWB dari grafik 2.1
Yaitu caranya dengan menarik garis 45 dan mensejajarkan dengan hasil
plot grafik 2.1. harga EOWB adalah waktu dimana garis 45tersebut mulai
terpisah dari plot grafik 2.3 ditambah 1.5 cycle.
EOWB = 7 Jam
5. Menghitung EOWB
Tabel II-4
Hasil Perhitungan Nilai y untuk Persamaan dari Grafik Horner Time vs Pws
x y
1 481.4
10 452.3874
100 423.3749
1000 394.3623
10000 365.3497
219 413.4977
k =
= 30.8674 mD
9. Menentukan P1jam
P1jam dapat ditentukan dari grafik 2.4 (Log Horner Time vs Pws). Dengan
menarik garis 133 jam ke atas sampai menyinggung garis lurus dan ditarik
ke sumbu y, sehingga diperoleh P1jam = 413.4977 psi
10. Menghitung faktor skin (S)
= - 135.21906
11. Menghitung Ps
Ps = 0.87 x 49.0911 x - 1.62008
= - 3413.0559 psi
12. Menghitung PI
PI =
= 0.44122 BPD/psi
13. Menghitung FE
FE =[ ] x 100%
= 0.116389
14. Menghitung ri
ri = 0,03
= 132.810261 ft
15. Menentukan tekanan rata-rata reservoir menggunakan metode MBH
0,0002637 k t p
t p DA
Ct A
= 0.15647857
Dari grafik MBH dimensional pressure untuk lokasi sumur yang berbeda
pada area pengurasan rectangular diperoleh harga PDMBH adalah 0.1 psi.
mxPDMDH xt pDA
P P ' ws
Ct A
= 480.572605 Psi
2.5. GRAFIK
Grafik 2.1. Log-log t Vs P
Grafik 2.2. Horner Time vs Pws
2.6. PEMBAHASAN
Praktikum Analisa Tekanan minggu kedua Pressure Build Up (PBU) Test
ini bertujuan untuk menentukan permeabilitas formasi (k), ada atau tidak
karakteristik kerusakan atau perbaikan formasi (faktor Skin), menentukan
produktivitas formasi (PI) serta menentukan tekanan statis (P*) dan tekanan rata-
rata (P) reservoir.
Prinsip dari Pressure Build Up (PBU) Test ini adalah memproduksikan
sumur selama suatu selang waktu tertentu sampai laju alir konstan, kemudian
menutup sumur tersebut. Dengan penutupan tersebut maka tekanan sumur akan
naik, kenaikan tekanan ini kemudian dicatat sesuai dengan fungsi waktu (tekanan
yang di catat ini biasanya tekanan dasar sumur). Dasar analisa Pressure Build Up
(PBU) Test ini di ajukan oleh Horner, yang pada prinsipnya adalah memplot
tekanan terhadap suatu fungsi waktu berdasarkan prinsip yang dikenal dengan
superposisi.
Langkah awal dalam analisa PBU yang dilakukan adalah dengan mencari
Dp dan Horner Time [(tp+t)/ t]. Kemudian memplot Pws dengan t sehingga
nilai End of Wellbore Storage (EOWB) dapat diketahui dengan menyejajarkan
garis 45o dengan hasil plot Pws vs t, kemudian pada garis 45 tyang sudah sejajar
dengan hasil plot Pws vs Dt dilihat mulai kapan garis 45 sudah tidak sejajar
dengan garis hasil plot atau garis mulai terpisah. Dengan menambahkan 1,5 cycle
dari titik pemisahan maka diperoleh EOWB. Harga EOWB yang didapat adalah 1
jam, yang berarti bahwa efek wellbore storage akan berakhir setelah sumur
ditutup selama 1 jam. Wellbore Storage adalah kejadian dimana terjadi aliran
permukaan tetapi dengan laju yang berbeda dengan aliran di reservoir selama
waktu tertentu pada saat sumur dibuka setelah sebelumnya sumur tersebut ditutup.
Setelah diperoleh harga EOWB, maka dapat ditentukan EOWB yag
merupakan [(tp+EOWB)/EOWB] yaitu sebesar 32.14286 jam. Setelah itu
dilakukan ekstrapolasi EOWB pada Horner Time, dari ekstrapolasi ini dapat
diperoleh harga tekanan statis reservoir (P*). P* yang diperoleh adalah sebesar
481.4 psi. Selain itu, dari ekstrapolasi EOWB juga dapat ditentukan nilai P1jam
sebesar 413.4977. P1jam adalah tekanan reservoir pada saat satu jam setelah sumur
ditutup dimana diperkirakan skin mulai dapat dianalisa pada saat itu. Pada grafik
log Horner Time vs Pws, grafik berupa garis lurus. Garis tersebut mempunyai
kemiringan (m) sebesar 29.0125 psi/cycle.
Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai permeabilitas formasi. Nilai
permeabilitas formasi ini diperoleh sebesar 30.8671 mD, sehingga dapat
ditentukan besarnya faktor skin yag bernilai -135.21906. Faktor skin bernilai
negative mengindikasikan bahwa terdapat perbaikan formas, sepeti stimulasi dan
sebagainya. Faktor skin yang diperoleh akan digunakan untuk menentukan Ps,
dimana Ps adalah perbedaan tekanan yang terjadi akibat adanya faktor skin
yang menunjukan adanya perbaikan maupun kerusakan formasi. Dari hasil
perhitungan diperoleh harga Ps sebesar -3413.0559 psi.
Setelah itu mencari nilai Productivity Index (PI) nya. PI adalah nilai yang
menunjukkan kemampuan sumur untuk berproduksi. PI yang didapat sebesar
0.44122 BPD/psi. Selain itu, dari perhitungan juga diperoleh besarnya nilai Flow
Eficiency (FE) adalah 0.11 %, nilai ini menunjukkan bahwa perbandingan antara
Pwf nyata di lapangan dengan Pwf ideal.
Untuk menentukan kemampuan suatu lapisan/ formasi untuk berproduksi
dilakukan well testing, yaitu dengan memberi gangguan keseimbangan tekanan
terhadap sumur yang diuji. Adanya pengaruh tekanan akan mecapai jarak tertentu
setelah selang waktu tertentu. Jarak maksimal dari lubang bor yang terpengaruh
gangguan tekanan selama waktu pengujian disebut Radius Investigation (ri), yang
dari hasil perhitungan diperoleh sebesar 132.810262 ft. Melalui analisa ini dengan
mengetahui seberapa jauh radius investigasi sehingga dapat diketahui batas
boundary reservoir tersebut. Hal ini berarti bahwa setelah melebihi jarak tersebut
maka tekanan reservoir adalah tekanan statis karena gangguan oleh impuls hanya
dapat mencapai 132.810262 ft.
Pada analisa Pressure Build Up ini, dihitung tekanan rata-rata. Perhitungan
tekanan rata-rata dilakukan karena dalam proses produksi, kondisi tekanan suatu
sumur tidak selamanya selalu konstan, sehingga perlu dihitung tekanan rata-
ratanya. Untuk menghitung tekanan rata-rata, terlebih dahulu kita harus
menentukan metode apa yang digunakan, yang bergantung dari bentuk reservoir
nya. Bentuk reservoir tipe soal IV ini adalah persegi panjang dengan pusat di
tengah. Karena berbentuk persegi panjang, maka digunakan metode Matthew-
Brones-Hazerbrook (MBH).
Pertama-tama, dengan menghitung tPDA , didapat nilai tPDA = 0.1564 jam.
Kemudian melakukan pembacaan grafik MBH sesuai bentuk reservoir untuk
menentukan PDMBH nya. Dari grafik, didapat nilai PDMBH sebesar 0.42 psia. Setelah
didapat PDMBH, selanjutnya dapat dihitung tekanan rata-rata reservoirnya yaitu
sebesar 480.572065 psi.
Aplikasi lapangan pada analisa Pressure Build Up Test ini adalah kita dapat
mengetahui kapan perlu dilakukan penggantian metode produksi dari natural flow
menjadi artificial lift serta memaksimalkan pengurasan sumur dengan mengetahui
parameter Kf, P*, Pavg, Faktor Skin serta PI-nya.
2.7. KESIMPULAN
1. Dari hasil analisa dan perhitunan didapatkan :
a. EOWB = 7 jam
b. EOWB = 32.14286 jam
c. P* = 481.4 psi
d. Slope (m) = 29.0125 psi/cycle
e. Permeabilitas (k) = 30.867 mD
f. P1jam = 413.4977 psi
g. Faktor Skin (S) = -135.219
h. Ps = -3413.0559 psi
i. Productivity Index (PI) = 0.44122 BPD/psi
j. Flow Efficiency (FE) = 0.11
k. Jari-jari Pengurasan (ri) = 132.81026 ft
l. Tpda = 0.156 jam
m. pd MBH = 0.42 psi
n. Prata-rata (metode MBH) = 480.5726 psi
2. Aquifer terbagi menjadi dua macam, yakni finite dan infinite reservoir.
3. Dengan menambahkan 1,5 cycle dari titik pemisahan maka diperoleh
EOWB. Harga EOWB yang didapat adalah 1 jam, yang berarti bahwa
Efek wellbore storage akan berakhir setelah sumur ditutup selama 1
jam.
4. Skin positif menandakan bahw sumur mengalami kerusakan formasi,
skin negative menandakan bahwa sumur mengalami perbaikan
formasi. Sedangkan jika nilai faktor skin = 0 artinya tidak menandakan
adanya kerusakan maupun perbaikan formasi.
5. Nilai skin yang ada di analisa PBU ini adalah nilai Skin Total.
6. Tekanan statis reservoir (P*) adalah tekanan reservoir pada kondisi
stabil yaitu kondisi dimana reservoir belum mendapat gangguan.
7. Aplikasi lapangan dari analisa ini:
a. Penggantian metode produksi dari natural flow menjadi artificial
lift
b. Menentukan perlu atau tidaknya pemboran sumur sisipan
c. Mengetahui keberhasilan stimulasi terhadap suatu sumur.
3