Disusun oleh :
1. Arfina Lestari Khumaira (22622022053)
2. Elvida Andriyani (22622022052)
3. Hildayen Putri Ananda (22622022040)
Kelas A1
FAKULTAS AKUNTANSI SYARIAH
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam karena dengan rahmatnya kami
diberikan kesempatan untuk memenuhi tugas ini. Dalam makalah kali ini kami akan
membahas tentang sejarah dan perkembangan akuntansi syariah melalui referensi-referensi
buku yang kami baca. Namun, tidak lepas dari itu semua, kami memohon maaf sebelumnya
apabila terdapat kekurangan dari segi penyusunan Bahasa ataupun segi lainnya. Semoga apa
yang kami tuliskan ini dapat membantu dan memenuhi tugas makalah kami.
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................
C. TUJUAN .............................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
1. KESIMPULAN ...................................................................................................
A. Latar belakang
Akuntansi mulai diterapkan di Indonesia pada tahun 1642. Kemudian
akuntansi mulai berkembangan di Indonesia pada tahun 1870. . Akuntansi sendiri
dikenal menjadi dua bagian, yakni akuntansi syariah dan akuntansi konvensional. Dan
yang akan kami bahas kali ini ialah sejarah mengenai akuntansi syariah.
Akuntansi syariah sendiri muncul karna diwajibkannya kegiatan percatatan
atas transaksi yang tidak tunai seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-
Baqarah ayat 282. Yang kemudian diikuti dengan perintahkewajiban membayar
zakat , maka dimulai praktik akuntansi di dalam pemerintahan islam yang disebut
dengan akuntansi syariah.
Akuntansi syariah menjadi penting karena semua akan dipertanggungjawaban
bukan hanya kepada atasan atau pihak manajemen saja. Akuntansi syariah telah
memaham kaidah-kaidah agama islam dan akan sadar jika melakukan perilaku
menyimpang bukan hanya saja mendapatkan hukuman dari atasan, namun juga akan
mempertanggungjawabkannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Sejarah Akuntansi Syari’ah
2. Aliran-aliran Pemikiran Dalam Akuntansi Syari’ah
3. Perkembangan Akuntansi Syari’ah di Indonesia
C. Tujuan
Tujuan makalah ini ditulis agar pembaca dapat mengetahui tentang bagaimana sejarah
dan awal perkembangan akuntansi syari’ah.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada masa kekhalifahan Utsman bin Afan (644-656 M), ia masih Melanjutkan model
pencatatan aset negara seperti yang diharapkan pada masa khilafah terakhir. Selanjutnya di
masa Khalifah Ali bin Abi Thalib (656-661 M), Baitul Mal mengalami perkembangan sangat
cepat. Perkembangan ini ditandai dengan : 1). Sistem manajemen Baitul Mal dari pusat
maupun daerah berjalan dengan baik, 2). Baitulmaal mengalami surplus. kelebihan ini tentu
saja merupakan konsekuensi logis dari proses perekaman, dan Pelaporan yang transparan dan
akuntabel.
Pada masa Khalifah Walid bin Abdul Malik (705-715)di era umayyah mulai
dikenalkan catatan atau register yang tidak terjilid dan tidak terpisah seperti sebelumnya.
Evolusi pengelolaan buku akuntansi mencapai tingkat tertinggi pada masa khalifah Umar bin
Abdul Aziz (618-720). Pada masa itu, sistem pembukuan telah menggunakan model jaridah
(journal), daftar al-Yawmiah (daily book) daftar attawjihat (book of directions), dan daftar
Attahwilat (book of transfer).
Puncak perkembangan Akuntansi terjadi pada masa Daulah Abbasiyah (750-847 M),
dimana terdapat pengklasifikasian catatan dalam rangka pelaporan (Accounting for
Livestock), Construction Accounting, Rice- Farm Accounting, (Treasury Accounting). Selain
itu di masa bani Abbasiyah telah menerapkan sistem Auditing. Kalkashandy mencatat bahwa
Auditor ditunjuk oleh Diwan. Auditor bertanggungjawab mereview kecocokan catatan.
Untuk jabatan sebagai reviewer (Auditor) disyaratkan memiliki kemampuan bahasa yang
tinggi, hafal Alquran, cerdas, bijaksana dapat dipercaya. Apabila auditor puas dengan
penyajian laporan keuangan, maka auditor akan membubuhkan tandatangannya.
Salah satu kitab yang berisi tentang akuntansi adalah kitab yang ditulis oleh Abdullah
bin Muhammad bin Kayah Al Mazindarani, dan 80 diberi judul “Risalah Falakiyah Kitab As
Siyaqat”. Tulisan ini disimpan di perpustakaan Sultan Sulaiman Al-Qanuni di Istambul Turki,
tercatat di bagian manuskrip dengan nomor 2756, dan memuat tentang akuntansi dan sistem
akuntansi di negara Islam. Huruf yang digunakan dalam tulisan ini adalah huruf Arab, tetapi
bahasa yang digunakan terkadang bahasa Arab, terkadang bahasa Parsi dan terkadang pula
bahasa Turki yang populer di Daulat Utsmaniyah. Buku ini telah ditulis kurang lebih 131
tahun sebelum munculnya buku Pacioli. Memang, buku Pacioli termasuk buku yang pertama
kali dicetak tentang sistem pencatatan sisi- sisi transaksi (double entry), dan buku Al
Mazindarani masih dalam bentuk manuskrip, belum dicetak dan belum diterbitkan.
Sistem akuntansi di zaman Khan II pada tabel 2 terdiri dari asal dokumen, buku-buku,
dan laporan. Dokumen utama untuk mencatat transaksi keuangan terbagi dua. Pertama tanda
terima (receipt) yang digunakan untuk mencatat jumlah pajak yang diterima. Kedua,
dokumen acquittal (pelunasan) digunakan untuk mencatat transfer pajak dari pemerintah
daerah ke pemerintah pusat. Setelah penerimaan pajak yang ditransfer dari pemerintah
daerah, maka pertanggungjawaban beralih ke Diwan sebagai administrator pusat. Untuk
menyiapkan doukumen, maka item-item yang harus disiapkan antara lain: Tanggal transaksi,
Tempat transaksi, Nama pembayar, Nama penerima, Alokasi yang tepat untuk item transaksi,
Spesifikasi pembayaran, Jumlah uang atau equivalen sesuai jenis, Bahagian dari pembayaran
untuk memverifikasi jumlah total pembayaran dan Segel resmi. Buku akuntansi yang dipakai
di masa dinasti Khan II dibagi menjadi dua kelompok yaitu buku yang terkait dengan
akuntansi keuangan (financing accounting books) dan buku jurnal khusus (special journal).
Perkembangan Akuntansi syari’ah dimasa ini didorong oleh berbagai hal sebagaimana
dijelaskan oleh harahap didalam bukunya yaitu:
Kebangkitan Islam baru terasa setelah beberapa negara yang berpenduduk agama
Islam, merdeka lima puluh tahun yang lalu. Negara ini tentu siap dengan pembangunan SDM
nya dan lahirlah penduduk muslim yang terpelajar dan mendapatkan ilmu dari Barat. Dalam
akulturasi ilmu ini ada beberapa kontradiksi dan disinilah ia bersikap. Dan mulai merasakan
perlunya digali keyakinan akan agamanya yang dianggapnya komprehensif. Sehingga dalam
akuntansi lahirlah ilmu Akuntansi islam.
Aliran akuntansi syari’ah praktis adalah praktik akuntansi pada lembaga keuangan
syari’ah saat ini. Kemunculan berbagai lembaga keuangan syariah atau entitas yang
menggunakan kegiatan syariah dalam transaksinya mengharuskan adanya praktik pencatatan
untuk transaksi-transaksinya. Namun, pada beberapa situasi dan kondisi, akuntansi. syariah
yang secara teori belum mampu untuk diterapkan lembaga atau entitas tersebut membuat
mereka menerapkanilmu akuntansi konvensional dengan menyesuaikan pada prinsip syariah.
Pendekatan yanga digunakan pada aliranini adalah pendekatan pragmatis, dimana pendekatan
ini mengamati perilaku akuntansi secara terus menerus dengan tujuan untuk meniru prosedur
dan prinsip akuntansi. Pragmatis terdiri dari teori yang ditandai dengan penyusunan praktik
sesungguhnya yang bermanfaat untuk memberikan saran dan solusi praktis. Aliran ini lebih
mengadaptasi pada teori akuntansi kovensional mulai dari bentuk hingga teknologinya, tetapi
tetap disesuaikan dengan prinsip islam. Aliran ini dibangun atas dasar kebutuhan industri
keuangan syariah. Pencetusnya adalah lembaga pembuat standar akuntansi syariah keuangan.
Di dunia akuntansi internasional, pemikiran ini digunakan oleh Accounting and Auditing
Standars For Islamic Financial Institutions (AAOFI) yang didirikan pada tahun 1998 di
Bahrain. AAOIFI menjadi rujukan standar akuntansi untu lembaga keuangan syariah didunia.
Aliran ini dibagun dari pendekatan deduktif-normatif. Perndekatan ini bermula pada
konsep yang umum dan abstrak, kemudian diturunkan pada tingkat yang lebih kongkrit dan
pragmatis. Aliran ini mencoba merumuskan konsep akuntansi syariah yang bersumber dari
nilai-nilai islam.
Aliran ini menganggap bahwa penggunaan akuntansi berbasis konvensional tidak lah
cocok untuk diterapkan dalam proses pencatatan laporan keuangan bagi yang menerapkan
prinsip syari’ah dalam transaksinya. Menurut penganut aliran akuntansi ini, landasan filosofis
akuntansi konvensional merupakan perwakilan pandangan kaun barat yang menjunjung
tinggi prinsip kapilitas, sekuler, dan liberal. Selain itu juga menurut aliran ini, teori akuntansi
konvensional hanya mementingkan laba, sehingga landasa filosofis seperti itu jelas akan
sangat berpengaruh terhadap konsep dasar teori, poraktik, hingga hasilnya akhirnya, yaitu
laporan keuangan.
Akuntansi dalam islam bukanlah merupakan ilmu baru, sebenarnya dapat dilihat dari
peradaban islam yang pertama yang sudah memiliki “Baitul Mal” yang merupakan lembaga
keuangan yang berfungsi sebagai “Bendahara Negara”. Adapun perkembangan akuntansi
syari’ah (Wiroso,2011), sebagai berikut:
Pada periode ini, sudah ada PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah yang
dapat digunakan sebagai acuan akuntansi untuk Bank Umum Syariah, Bank
Perkreditan Rakyat Syariah dan kantor cabang syariah sebagaimana tercantum dalam
ruang lingkup PSAK tersebut.
3. Tahun 2007–sekarang
Pada periode ini DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) mengeluarkan PSAK
Syariah yang merupakan perubahan dari PSAK 59. KDPPLKS (Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah) dan PSAK Syariah,
digunakan baik oleh entitas syariah maupun entitas konvensional yang melakukan
transaksi syariah baik sektor publik maupun sektor swasta.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ilmu akuntansi merupakan warisan ilmu pengetahuan yang ditinggalkan oleh
peradaban Islam sebelumnya. Jadi menjaga dan memelihara warisan ini adalah dengan
mempelajarinya. Sehingga menjadi konstruk argumen bagi para pemikir muslim untuk
menepis tuduhan bahwa akuntansi Islam merupakan hasil plagiasi dari akuntansi barat. Selain
itu perkembangan bank-bank dan lembaga keuangan Islam sebagai organisasi yang relatif
baru menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah Islam dan akuntansi harus mencari
dasar bagi penerapan dan pengembangan standar akuntansi yang berbeda dengan standar
akuntansi bank dan lembaga keuangan konvensional.
Zuwardi, M. A., & Padli, H. (2020). Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah; Tinjauan Literatur
Islam. ILTIZAM Journal of Shariah Economics Research, 4(2), 69-84.
Maulina, I. (2022). Sejarah dan pemikiran akuntansi syariah. Jurnal Investasi Islam, 7(1), 1-13.
Nurhayati, S., & Wasilah. (2019). Akuntansi Syari'ah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.