Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH

AKUNTANSI
SYARIAH
HERU KURNIAWAN
Khoirullkurniawan91@gmail.Com
Kontroversi Sejarah Akuntansi
Lucas pacioli disebut sebagai penemu akuntansi pada tahun 1494 di italia dengan gurunya Piero
della Francesca pekerjaan lucas pacioli adalah seorang dosen di uiversitas Perugia, Napoli dan
roma
Have (1976) beranggapan bahwa perkembangan akuntansi sebagaimana yang ditulis oleh Luca Pacioli
tidaklah terjadi di Republik Italia kuno. Italia mengetahui tentang akuntansi dan ilmu dari bangsa lain.
dengan demikian, Luca Pacioli bukanlah penemu, melainkan pencatat terhadap apa yang beredar saat
itu
Wolf (1912) mengemukakan bahwa pada akhir abad ke-15, Eropa tengah mengalami renaissance
sehingga tidak ada indikasi kemajuan yag berarti dalam metode akuntansi
Heaps (1895) mengemukakan bahwa bookkeeping pastilah dipraktikkan pertama kali oleh para
pedagang dan ia beranggapan bahwa mereka berasal dari Mesir
Ball (1960) menyatakan bahwa buku Pacioli didasarkan pada tulisan Leonard of Piza, orang eropa
pertama yang menerjemahkan buku aljabar yang ditulis dalam bahasa arab, yang berisikan dasar-dasar
bookkeeping
Vernon Kam sendiri yang dalam buku Accounting Theory-nya menyatakan bahwa : “Menurut
sejarahnya, kita mengetahui bahwa system pembukuan double entry muncul di Italia pada akhir
abad ke 13 Masehi
Littleton (1961), menyatakan bahwa jauh sebelum Pacioli menemukan double entry, ada
seorang Italia lainnya yang juga sudah menulis tentang double entry yang bernama Benedetto
Cortugli pada tahun 1458, atau 36 tahun sebelum buku Pacioli terbit, namun buku benedeto
baru terbit pada tahun 1573.
Hendriksen, seorang guru besar akuntansi berkebangsaan Amerika menulis dalam bukunya,
bahwa penemuan angka Arab sangat membantu perkembangan akuntansi.
Dari pengenalan angka Arab inilah, teknik tata buku berpasangan di Eropa itu sendiri dimulai pada
tahun 1135 M di Palermo, Sicilia, Italia yang menunjukkan dominasi pengaruh pencatatan
pembukuan
Jauh sebelum munculnya buku Pacioli, sudah ada kitab Mafatieh Al-Uluum (Kunci Ilmu Pengetahuan) yang
ditulis oleh Al- Khawarizmi 365 H (976 M). Kitab ini membahas jenis catatan yang tersimpan dalam Diwan
serta buku yang digunakan dalam mencatat akun (Zaid OA,
Bahkan lebih menarik lagi ketika ditemukan pada salah satu bab bukunya Pacioli yang ternyata memiliki
kemiripan dengan apa yang telah disusun oleh pemikir muslim pada abad 8-10 M. kemiripan tsb antara
lain sebagai berikut
Sejarah akuntansi syariah
Nabi Muhammad lahir 571 M 622 -632 perdaganagn arab Melahirkan permintaan Bangsa arab mulai menghimpun
yang kemudian Hijrah pada mulia ekspansi ke eropa dan barang dari eropa yang besar, dana untuk modal memenuhi
622 india serta kemitraan. pasar eropa

Nabi memilih 42 pejabat masa itu seorang akuntan Zakat yang mulai diwajibkan Turunlah surat albaqarah 286
yang digaji yang memiliki disebut sebagai katibul amwaal pada 2 H, pun mulai di lakukan ayat pada masa pertama kali
spesialisasi peran dalam atau penanggung jawab pencatatan akuntansi, dari hijrah termasuk ayat 282
bidangnya keuangan. pendapatan dagang

Karena hal ini adalah permulaan


maka harta kekayaan yang diperoleh Dizaman khalifah Abu Bakar Assidiq, pencatatan penjurnalan dan
negara, langsung didistribusikan pengelolaan baitul maal sangat pembukuan menjadi bukti serta
kepada orang-orang yang berhak. sederhana dimana penerimaan serta informasi yang dapat dilakukan
Oleh sebab itu, tidak diperlukan pendistribusian dilakukan secara pemerintahan. Abu bakar menunjuk
pelaporan atas penerimaan dan seimbang atau (balance). sehinggal zait Bin Tsabit menjadi bendahara
pengeluaran baitul mal, dan hal yang baitul maal selalu dalam keadaan tidak pemerintah, untuk melakukan segala
sama berlanjut sampai pada masa tersisa, pencatatan pada saat itu.
kekhalifahan Abu Bakar
Umar membentuk unit Al-Walid bin Hisyam al- Mughirah Setelah 633 H pemerintahan Islam
khusus yang diberi nama merekomendasikan pencatatan semakin meluas yakni seluruh timur 633-644 M Pengenalan
Diwan (asal kata dawwana sebagai bentuk tanggung jawab tengah, Afrika Utara, Asia, menyebabkan konsep akuntansi pada
yang artinya tulisan) di penerimaan dan pengeluaran neg bertambahnya pemasukan negara masa khalifah UMAR
Baitul mal

penemuan biaya yang tidak Di masa kekhalifahan Utsman Bin Affan beliau
Amr Bin Al Jarrah menemukan tercatat sehingga menimbulkan Utsman bin Affan (644- mengenalkan, istilah khittabat
selisih deficit 1 dirham yang deficit 1.300 Dinar dan dan 656 M), beliau masih al-Rasull wa sirry yang artinya
meudain di laporkan pada diganti oleh akuntan karena tidak melanjutkan pola penjagaan penyimpanan
umar mencatat transaksinya pencatatan masa UMAR catatan rahasia oleh mukhtasib

kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (656-661 M), baitul mal Muhtasib ini bertugas untuk penanggung
jawab atas lemabaga amal Al-Hisbah, dimana
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan meliputi hal yang berhubungan dengan
ini ditandai dengan: pertama, sistem administrasi baitul mal penipuan jual beli, kegagalan penjualan,
perhitungan timbangan dan lain sebagainya,
berjalan dengan baik dari tingkat pusat dan local, dan kedua untuk membuat keadilan bagi semua
baitulmaal mengalami surplus. Surplus ini tentu merupakan
konsekuensi logis dari proses pencatatan dan pelaporan yang
transparan dan akuntabel
Akuntansi Syariah Pada Masa Bani Umayah
Jaridah adalah buku yang diregister penggunaannya serta di stempel dari sultan.
Jaridah ini dimulai dengan menuliskan “Bismillahhirrahmanirrahim”

Pada masa Khalifah Walid Penggunaan nama Allah pada awal mencatat ini adalah suatu yang disinggung oleh
bin Abdul Malik (705-715 Pacioli pada buku “Summa The Aritmatica…”. Kata “Journal” sebelumnya berasal dari
M) di era Umayyah mulai “Zornal” digunakan di Venice, yang kemungkinan adalah terjemahan dari “Jaridah”
diperkenalkan catatan atau
register yang terjilid
Adapun untuk pelaporan keuangan, telah dikembangkan berbagai laporan
akuntansi, antara lain sebagai beriku
Khalifah Umar bin Abdul Aziz
(681-720 M). pembukuan
1. Al Khitmah, menunjukkan total income dan outcome setiap bulan.
menggunakan model Jaridah
(journal), Daftar al-Yawmiah
2. Al-Khitmah Al-Jameah, yaitu laporan komprehensif yang berisikan gabungan
(daily book), Daftar
antara laporan laba rugi, neraca yang dilaporkan di akhir tahun. Dalam perhitungan
Attawjihat (book of
dan penerimaan zakat, utang zakat diklasifikasikan dalam laporan keuangan
directions), dan Daftar
menjadi tiga kategori yaitu ar-ra’ej menal mal (collectable debts), al-munkaser
Attahwilat (book of tranfer)
menal mal (uncollectable debts), dan al-muta’adhdher wa al-mutahayyer wa al-
muta’akked (dif icult, doubtful, and complicated debts)
a). Jaridah al-Kharaj, buku khusus ini digunakan untuk mencatat jenis Zakat tertentu yang
dikenakan pada pendapatan dari tanah, tanaman, dan hewan. Lavoutnya mirip dengan buku
besar pembantu piutang usaha modern.

b) Jaridah Annafakat (jurnal pengeluaran): Jaridah ini dikelola oleh Diwan An-Nafakat
(Departemen Pengeluaran) untuk biaya khalifah (negara bagian). Itu diindeks dalam urutan
abjad sesuai dengan sifat pengeluaran yang dikeluarkan oleh Diwan. Semua biaya yang
berkaitan dengan negara dicatat dalam Jaridah ini dan didukung oleh bukti yang relevan.

c) Jaridah Al-Mal (jurnal keuangan): Jaridah ini dikelola oleh Diwan Al- Mal (Departemen
Keuangan) yang bertanggung jawab atas penerimaan Zakat dan pembayarannya. Itu juga
sebuah buku rahasia yang seharusnya diklasifikasikan menurut berbagai jenis zakat yang
diterima dan penerapannya sesuai dengan persyaratan Al-Quran.

d) Jaridah Al-Musadareen (confiscated funds journal): Jaridah ini dikelola oleh Diwan Al-
Musadareen. Jurnal ini digunakan untuk mencatat dana yang disita dari individu-individu
yang melanggar
Sejarah Akuntansi Syariah di Masa Bani Abbasyah
Puncak perkembangan pengklasifikasian catatan dalam rangka pelaporan M. Khalid bin Burmuk pada tahun 750
Akuntansi terjadi pada (Accounting for Livestock), Construction Accounting, M terpilih menjadi kepala Diwan Kharaj
masa Daulah Abbasiyah Rice- Farm Accounting, (Treasury Accounting). Selain dan Diwan tentara. Khalid melakukan
(750-847 M) itu di masa bani Abbasiyah telah menerapkan sistem reformasi sistem kedua diwan dan
Auditing. Yang di pilih oleh diwan mengembangkan akuntansi

Ibnu Khaldun (1332-1406) Ibnu Untuk menjamin itu maka dibentuk lah masa dinasti Abbasiyah yang
Khaldun mencatat bahwa seorang shahib al-shutra fokus tugasnya kedua, Abu Ja’far al Mansur
akuntan harus memakai buku-buku melakukan pengawasan agama dan moral, yang memerintah tahun 754-
akuntansi yang sesuai dan mencatat misalnya timbangan, kecurangan dalam 775 M, dikenal adanya
namanya di akhir buku, serta penjualan, orang yang tidak bayar hutang Khitabat al-Rasul was-Sir,
menstempelnya dengan stempel sultan dll yaitu pencatatan rahasia

Daulah Abbasiyah telah menggunakan 12 buku akuntansi khusus (specialized accounting books), sesuai dengan fungsinya ketika
itu. Diantara buku yang dimaksud adalah:
a. Daftarun Nafaqat (buku pengeluaran), buku ini disimpan oleh Diwan Nafaqat yang bertanggungjawab atas pencatatan
pengeluaran khalifah sebagai pengeluaran negara.
b. Daftarun Nafaqat wal iradat (buku pengeluaran dan pemasukan), disimpan oleh Diwanul Mal. Buku ini merupakan buku
tentang pencatatan harta yang masuk dan keluar dari Baitul Maal.
c. Daftarul-Amwalil-Musadareen (buku harta sitaan), digunakan oleh Diwanul Musadareen. Buku ini mencatat harta sitaan para
menteri dan pejabat senior (Muhammad, 2013).
Di samping apa yang telah disebutkan, kaum muslimin di negara Islam
mengenal pembagian piutang menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Ar Ra’ij minal mal, yang dimaksudkan ialah piutang yang memungkinkan untuk
didapatkan, yaitu apa yang sekarang ini dikenal dengan nama Ad-Duyunul Jayyidah,
dan dalam bahasa inggris dikenal dengan nama Collectable Debts.
2. Al Munkasir minal mal, yang dimaksudkan adalah piutang yang mustahil untuk
didapatkan, yaitu apa yang sekarang dinamakan Ad Duyunul Ma’dumah, dan dalam
bahasa inggris dikenal dengan nama Bad Debts atau Uncollectable Debts.
3. Al Muta’adzir wal mutahayyir wal muta`aqqid minal mal, yang dimaksudkan adalah
piutang yang diragukan untuk didapatkan, dan dalam bahasa inggris dikenal dengan
nama Doubtful Debts.
Tahun 975 M atau 365 H AL Khawarizmi
membuat sebuah kitab yang bernama
Mafatieh Al-Uluum (Kunci Ilmu
Pengetahuan) Kitab ini membahas jenis
Daftar register yang di buat oleh al-Khawarizmi
catatan yang tersimpan dalam Diwan
1. Kanun al-Kharaj (daftar survei tanah);
serta buku yang digunakan dalam
2. AI-Awaraj (daftar piutang pajak);
mencatat akun
3. Ar-Ruznamaj (buku harian);
4. Al-Khatma (akun bulanan bersertifikat);
Bosworth (1963) menganggap kitab ini 5. AI-Khatma al-Jamia (akun tahunan bersertifikat);
sebagai 'Ensiklopedi sains Arab pelopor 6. At-Tarij (akun buku besar);
ilmu pengetahuan, boswort menilai buku 7. Al-Arida (pernyataan perbandingan);
ini khusus membahas tentang tugas 8. Al-Baraa (tanda terima);
sekretaris dan juga menggambarkan 9. AI-Muwafaka wal-Jarnaa (akun komprehensif yang diterima)
sistem akuntansi yang diterapkan serta
menawarkan wawasan tentang tingkat
kecanggihan akuntansi yang dipraktikkan
oleh umat Islam dan hal ini berpotensi
dalam mempengaruhi praktik akuntansi
di negara-negara b
Sejarah Akuntansi Syariah Pada Manuskripnya al-Mazindarani
Manuskrip adalah tulisan tangan asli yang
Kitab karya Abdullah bin Muhammad bin berumur minimal 50 tahun dan punya arti
penting bagi peradaban, sejarah, kebudayaan
Kayah Al Mazindarani, diberi judul “Risalah dan ilmu pengetahuan

Falakiyah Kitab As Siyaqat”. , tercatat di


bagian manuskrip dengan nomor 2756, dan
Risalah Falakiyah adalah buku tentang
memuat tentang akuntansi dan sistem
Akuntansi Keuangan Publik, tetapi
akuntansi di negara Islam, Buku ini telah
substansinya meliputi prinsip dan
ditulis kurang lebih 131 tahun sebelum
prosedur Akuntansi Pemerintahan.
munculnya buku Pacioli
Buku ini menyajikan contoh praktek
yang berlangsung pada masa itu dan
Tahun 1994 Solas dan Otar mengidentifikasi juga merepresentasikan praktek aktual
sistem Akuntansi dalam manuskrif akuntansi pemerintahan Khan-II
Mazindarani itu di praktekkan di Iran dan
sekitar timur tengah tahun 1220-1350 M,
pada masa Dinasti Mongol dibawah
pemerintahan Raja Khan II.
Akuntansi pada masa modern

Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik – sekarang dikenal sebagai
“pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) – sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat
Luca Pacioli (1445 – 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan
bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London
oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.

tahun 1588 oleh John Mellis dari Southwark, mengatakan, "I am but the renuer and reviver of an ancient old copie
printed here in London the 14 of August 1543: collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle,
Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko
Lane." ("Sayalah pembaharu dan penghidup kembali dari salinan kuno yang dicetak di sini, di London pada 14 Agustus
1543: dikumpulkan, dipublikasikan, dibuat, dan diangkat oleh seorang Hugh Oldcastle, Scholemaster, yang mana,
muncul pada risalahnya, yang kemudian mengajarkan Aritmetika, dan buku ini di paroki Saint Ollaves di Marko Lane.")
John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan sistem sederhana dari
masukan ganda/double entry) adalah "after the forme of Venice".
TERIMKASIH

Anda mungkin juga menyukai