Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH AKUNTANSI SYARIAH

Muhammad Rabiul Dahri


Sekolah Tinggi Ekonomi Islam STEI SEBI
Email : rabiuldahri45@gmail.com

Rachmad Risqy Kurniawan


Sekolah Tinggi Ekonomi Islam STEI SEBI
Email : rah.rizqy@gmail.com

Abstract
This article discusses the history of sharia accounting from the time of the Prophet
sallallaahu Alaihi Wasallam, Khalifa's Companions to the modern era. where recording
is very important to be applied so that the development of sharia accounting continues
from time to time. then proceed with discussing the history of accounting in Indonesia
which begins with the emergence of Islamic banking in Indonesia. The objectives and
principles and benefits of Islamic accounting are important guidelines that make
Islamic accounting more and more developed from various researches and students.
The difference between Islamic and conventional accounting is an important
understanding of how Islamic accounting has so many advantages.
Keywoards : Islamic accounting history, development, accounting

Abstrak
Artikel ini membahas tentang sejarah akuntansi syariah dari zaman Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam, Sahabat Khalifa sampai era modern. dimana pencatatan
sangat penting untuk diterapkan sehingga pengembangan akuntansi syariah terus
berlanjut dari zaman ke zaman. kemudian dilanjutkan dengan membahas sejarah
akuntansi di negara indonesia yang diawali dengan munculnya perbankan syariah di
Indonesia. Tujuan dan prinsip serta manfaat dalam akuntansi syariah menjadi pedoman
penting yang membuat akuntansi syariah semakin banyak di kembangkan dari berbagai
riset dan pembelajar. Perbedaan akuntansi syariah dan konvensional menjadi
pemahaman penting bagaimana akuntansi syariah memiliki begitu banyak keunggulan
Kata Kunci : Sejarah Akuntansi Syariah, Perkembangan, Akuntansi

Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


PENDAHULUAN
Sebelum membahas sejarah akuntansi syariah terlebih dahulu memahami apa itu
akuntansi dan apa itu syariah. Akuntansi secara pemikiran umum adalah sebuah proses
yang melibatkan pencatatan, mengklasifikasi, mengelola, serta menyajikan data
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh individu, organisasi, perusahaan, serta
pemerintahan. Yang tujuan utamanya yaitu memberikan tentang informasi laporan
keuangan.

Sedangkan Syariah/Syariat adalah sebuah hukum atau aturan di dalam islam yang
meliputi segala kegiatan dalam kehidupan manusia yang didasarkan serta berpatokan
dalam kitab suci Al-Qur'an, As,Sunah, Ijma, dan Qiyas.

Menurut sudut pandang pengetahuan, akuntansi adalah ilmu yang mencoba


mengubah bukti dan informasi menjadi data dengan memperkirakan transaksi yang
berbeda dan mengumpulkannya ke dalam catatan, pengukur atau hal-hal moneter
seperti sumber daya, kewajiban, modal, hasil, pengeluaran, dan manfaat. Aturan
pembukuan dalam gagasan Syariat Islam dapat di definisikan sebagai bermacam-
macam dasar hukum yang baku dan tahan lama, yang disimpulkan dari sumber-sumber
Syariat Islam dan digunakan sebagai aturan oleh seorang pemegang buku dalam
pekerjaannya, baik dalam akuntansi, pemeriksaan, analisis, dan klarifikasi. juga,
menjadi daya tarik dalam memaknai suatu kejadian atau peristiwa.

Akuntansi Syariah adalah suatu proses yang pada dasarnya sama saja dengan
akuntansi biasa yang melakukan pencatatan dan memberikan informasi seputar laporan
keuangan, yang membedakannya adalah sistem serta proses yang dilakukan dalam
akuntansi syariah menggunakan prinsip-prinsip di dalam syariat islam. Sehingga dalam
melaksanakan kegiatan tersebut dilakukan dengan jujur dan adil sehingga dapat
memberikan perlindungan serta rasa aman.

Sejarah akuntansi syariah, terciptanya akuntansi syariah pada dasarnya sudah ada
sejak berkembangnya ajaran agama islam yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW.
Dimana di dalam salah satu ayat yang terdapat di dalam Al-Qur'an sudah menjelaskan
tentang sebuah pencatatan yang dilakukan secara kredit/Non tunai, yaitu di dalam (QS.
Al-Baqarah ayat 282. Selain itu, biarlah penulis tidak ragu-ragu untuk mencatatnya
sebagaimana Allah tunjukkan kepadanya, dan biarkan pemegang hutang mematuhi
(apa yang harus ditanggung), dan biarkan dia takut kepada Allah Tuannya, dan jangan
Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


biarkan dia mengurangi satu pun. sesuatu dari kewajibannya” (QS. Baqarah: 282).
Dengan adanya perintah dari Allah SWT dengan diturunkanya ayat tersebut menjadi
sebuah acuan untuk melakukan pencatatan dalam setiap transaksi yang dilakukan.
Sehingga proses pencatatan akuntansi selalu berkembang, dari zaman nabi, sahabat,
Khalifa, hingga sampai zaman modern sekarang ini.

PEMBAHASAN
Akuntansi Di Zaman Nabi Dan Sahabat
Wilayah Madinah adalah wilayah yang mendasari kemajuan Islam, khususnya di
tahun 622 Masehi Promosi atau 1 Hijriah. Hal ini berlandaskan pada gagasan bahwa
semua Muslim adalah saudara sehingga latihan negara diselesaikan dalam partisipasi
atau kerjasama bersama dan Negara tidak membayar atau menggunakan. Jenis
sekretariat itu ditata menjelang akhir tahun 6 Hijriah . Nabi Muhammad SAW menjabat
sebagai kepala negara dan selanjutnya sebagai eksekutif Pengadilan Tinggi. Mufti yang
luar biasa dan panglima perang yang tak ada bandingannya bertindak sebagai individu
yang bertanggung jawab atas organisasi negara.

Pada masa nabi Muhammad SAW, ilmu akuntansi/pencataan telah beliau terapkan
dan ajarkan pada para sahabat-sahabatnya salah satunya untuk dapat menjadi pengawas
keuangan atau hafazhatul amwal. Tujuan utama rasulullah membuat hafazhatul amwal
atau pengawasan keuangan guna untuk mengetahui laporan kegiatan pemikiran yang
terjadi seperti, hutang, piutang dan pemasukan pengeluaran.

Pembukaan pencatatan juga berfungsi untuk mencatat keuntungan serta kerugian,


dan menghitung semua harta yang dimiliki. Guna untuk menentukan seberapa besar
zakat yang harus dikeluarkan setiap individu. Dengan perkembangan agama islam yang
pesat sampai ke seluruh pelosok dunia pada zaman tersebut akhirnya para sahabat
merekomendasikan pentingnya pencatatan untuk dilakukan pemerintah guna mendata
dan mencatat pemasukan dan pengeluaran pemerintahan.

Pada zaman daulah bani abbasiyah perkembangan akuntansi sangat begitu pesat
dengan adanya buku-buku tentang pencatatan (Akuntansi). Didalam buku tersebut juga
sudah adanya evolusi tentang pembukuan yang kemudian dibuat klasifikasi atau
pengelompokan tentang akuntansi seperti. Akuntansi pertanian, akuntansi pertenakan,
akuntansi mata uang dan akuntansi bendahara. Bisa dipastikan bawasanya islam sudah

Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


mengenal apa itu akuntansi sejak diturunkannya kitab suci Al-Qur'an kepada Nabi
Muhammad SAW tahun 610 masehi.

Perkembangan Akuntansi Syariah Di Zaman Khalifah


Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, perkembangan ilmu akuntansi selalu
ditingkatkan dimasa khalifah. Dengan pesatnya perkembangan pemerintahan islam
pada saat itu, Para sahabat meningkatkan kualitas pencatatan pembukaan, agar setiap
pengeluaran serta pemasukan pemerintahan dapat dilaporkan secara baik dan benar.
Adapun perkembangan sejarah akuntansi syariah dimasa Khalifah.

1. Masa Khalifah Abu Bakar Assidiq

Abu Bakar Assidiq adalah sahabat yang paling di cintai rasulullah SAW. karena
abu bakar adalah sahabat yang pertama kali masuk islam tanpa keraguan bahkan nabi
Muhammad pernah berkata kalo seandainya ada nabi lagi bawasanya abu bakar lah
yang lanyak menjadi nabi. Abu Bakar Assidiq adalah khalifah pertama semenjak
Rasulullah SAW wafat, Dimana Abu Bakar Assidiq menjadi khalifah selama (11-13
H/632-634 M).

Dalam masa kepemimpinan khalifah Abu Bakar Assidiq, beliau adalah orang yang
menekankan betapa pentingnya mengelola baitul maal. Kosep utama dibuat baitul maal
sebenarnya sudah ada sejak masa Rasulullah SAW, dimana mereka disebutkan sebagai
(Al-jihat). Yaitu mereka yang mengumpulkan serta mendistribusikan pendapatan dari
zakat, infaq sedekah, dan dari hasil rampasan perang yang di dapatkan. Dimasa khalifah
Abu Bakar Assiqiq baitul maal selalu ditingkatkan dan diperbaiki konsepnya, dimana
baitul maal bukan hanya lagi sebagai tempat pengelolaan harta umat, melainkan juga
sebagai penyimpanan harta negara.

Dizaman khalifah Abu Bakar Assidiq, pengelolaan baitul maal masih sangat
sederhana, dimana penerimaan serta pendistribusian dilakukan secara seimbang atau
(balance) antara pemasukan dan pengeluaran. sehinggal baitul maal selalu dalam
keadaan tidak tersisa, dengan begitu tidak ada lagi penambahan atau pengurangan di
dalamnya. Sistem yang dilakukan dalam baitul maal tersebut mengatur pemerataan
guna meningkatkan dan menciptakan masyarakat yang makmur. Karena pembagian
harta yang dilakukan sesuai dengan apa yang dibutuhkan bukan yang diinginkan.

Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


Pada saat itulah pencatatan dan pembukuan selalu ditingkatkan dimana pencatatan
penjurnalan dan pembukuan menjadi bukti serta informasi yang dapat dilakukan
pemerintahan. Dimana pada saat itu zait Bin Tsabit yang ditunjuk dan diangkat oleh
khalifah Abu Bakar Assidiq menjadi bendahara pemerintah, untuk melakukan segala
pencatatan pada saat itu.

2. Masa Khalifah Umar Bin Khattab

Setelah khalifah Abu Bakar Assidiq meninggal dunia 23 Agustus 634 M.


Kekhalifahan dilanjutkan oleh sahabat Umar Bin Khattab. Umar Bin Khattab menjadi
khalifah selama 13-23 H/634-644, pada saat menggantikan Abu Bakar Assidiq banyak
perubahan serta peningkatan yang dilakukan oleh Umar Bin Khattab. Ketika baitul
maal diambil ahli oleh Umar Bin Khattab, umar kemudian mengumpulkan
bendaharawan untuk bersama sama membuka baitul maal yang berada di dalam rumah
Abu Bakar Assidiq.

Dimana saat itu umar hanya mendapatkan 1 dinar yang tersisa pada baitul maal
tersebut. Pada masa khalifah Umar Bin Khattab banyak sekali penaklukan yang
dilakukan kepada negeri-negeri, seperti negeri Qaishar (Romawi), negeri dan kisra
(persia), yang membuat banyak harta rampasan yang mengalir pada saat itu. Umar
kemudian saat itu membangun sebuah tempat atau rumah khusus untuk menyimpan
harta pemerintahan. Kemudian umar juga membuat departemen serta lembaga yang
disebut dengan (Diwan). Ada beberapa macam diwan pada saat itu.

1. Diwan Al-jundy (departemen ketahanan dan keamanan), yang bertugas untuk


mengurus masalah-masalah tentang ketentaraan.
2. Diwan Al-Ahdats (Lembaga kepolisian), yang dibentuk untuk menjaga ketertiban dan
keamanan masyarakat.
3. Diwan Nazharaat Al-Nafiah (Lembaga Pekerjaan Umum), dimana tugasnya menangani
masalah-masalah sosial seperti pembangunan, fasilitas sosial, dan umum.
4. Diwan Al-Kharaj (Departemen perpajakan), dimana tugasnya untuk mengelolah
perpajakan yang dikuasai di daerah-daerahnya.

Selama pemerintahah khalifah Umar Bin Khattab, beliau sangat hati-hati dalam
pengelolaan baitul maal, agar pendistribusian dapat dapat dilakukan dengan maksimal
dan bagi orang-orang yang berhak menerimanya. Umat adalah khalifah ke dua yang

Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


sangat berperan penting membangun sistem dan pondasi ekonomi islam hingga
berkembang sampai sekarang ini. Dimasa khalifah umar bin khattab apabila ada
seseorang yang telah hilang kemampuannya terluka, cacat sehingga tidak dapat lagi
bekerja dan mencari nafkah, maka di zaman umar pemerintahan atau negara lah yang
bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu orang tua lansia
dan anak yatim piatu juga mendapatkan jaminan sosial dari pemerintahan di zaman
khalifah umar bin khattab.

Dari Diwan yang dibuat oleh Umar adalah bagian penting juga sebagai tempat
disimpannya akuntansi, yang dicatat dan digunakan untuk pengelolaan serta
pembayaran. Umar juga mengatakan bawasanya ilmu akuntansi telah menjadi
kebutuhan hidup masyarakat untuk mengelola harta atau keuangan yang dimiliki. Dan
ilmu akuntansi selalu mengalami perkembangan dari setiap wilayah ke wilayah lainya.

3. Masa Khalifah Utsman Bin Affan

Setelah wafatnya khalifah Umar Bin Khattab 3 November 644 masehi.


Kekhalifahan selanjutnya dilanjutkan oleh sahabat Utsman Bin Affan. Utsman Bin
Affan adalah khalifah yang menjabat paling lama yaitu selama 12 tahun dari 644
sampai 656 masehi. Utsman bin affan adalah salah satu sahab Rasulullah SAW yang
menjadi khalifah ketiga, setelah masa Abu bakar Assidiq dan Umar Bin Khattab.
Utsman Bin Affan di daerah thaif, di arab pada tahun 579 masehi, dimana beliau
memiliki nama asli yaitu Utsman Bin Affan Bin Abi Al-ash Bin Umayah Bin Abdu
Syam. Beliau berasal dari salah satu kaum yang cukup terkenal yaitu kaum bani
umayah, dimana keluarga Utsman Bin Affan adalah orang kaya yang sangat berperan
penting dan berpengaruh dalam kaum Quraisy.

Utsman Bin Affan Adalah orang yang sangat kaya, tetapi kekayaan tersebut tidak
membuat dirinya sombong melainkan membuat dirinya menjadi orang yang dermawan.
Akibat kedermawananya ia dikenal orang banyak dari penjuru kota. Utsman adalah
pembisnis yang sangat sukses dimana jaringan bisnisya sudah sampai negeri syam dan
habasyah, dengan perkembangan bisnis Utsman yang luar biasa ia menjadi salah satu
pedagang terkaya di mekkah.

Pada masa kepemimpinan khalifah Utsman Bin Affan beliau mengenalkan, istilah
khittabat al-Rasull wa sirry yang artinya penjagaan penyimpanan catatan rahasia.

Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


Dimana dalam kegiatannya pengawasan serta pelaksanaan agama moral dan akhlak
dilakukan olah muhtasib. Muhtasib ini bertugas untuk penanggung jawab atas
lemabaga amal Al-Hisbah, dimana meliputi hal yang berhubungan dengan penipuan
jual beli, kegagalan penjualan, perhitungan timbangan dan lain sebagainya, untuk
membuat keadilan bagi semua makhluk hidup. Penggunaan pencatatan yang dilakukan
oleh muhtasib menjadi salah satu perkembangan akuntansi syariah di zaman khalifah,
yang membuat pencatatan akuntansi syariah semakin berkembang.

4. Masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib

Ali Bin Abi Thalib adalah khulafur Rasyidin terakhir. Beliau menggantikan posisi
Utsman Bin Affan yang telah wafat pada 17 juni 656 Masehi. Ali Bin Abi Thalib
menjadi khalifah dari 656-661 masehi, ali adalah golongan pertama pemeluk islam dan
sahabat utama Rasulullah SAW, dan dari sisilah Ali Bin Abi Thalib adalah sepupu dari
Nabi Muhammad SAW. Selain sebagai sahab Ali Bin Abi Thallib juga sebagai menantu
Rasulullah, Ali menikah dengan putri Rasulullah yaitu Fatimah Az-Zahra. Saat ali
menjadi khalifah, pemerintahan di periode masa kala itu sedang dalam keadaan sulit,
yaitu terjadinya perang saudara akibat tragedi terbunuhnya Utsman Bin Affan.

Pada saat itu Ali Bin Abi Thalib diangkat menjadi pemimpin islam untuk
menggantikan Utsman Bin Affan dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi saat
itu. Dimasa kepemimpinan Ali Bin Abi Thalib banyak permasalahan yang terjadi salah
satunya adalah pemberontakan, banyaknya pemberontakan yang terjadi Ali Bin Abi
Thalib mengambil kebijakan untuk memberantas dan melenyapkan para penjabat-
penjabat yang melakukan korupsi. Pada masa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib banyak
upaya yang dilakukan untuk berfokus menyelesaikan masalah yang terjadi seperti :

1. Pengaturan Pengelolaan Keuangan Negara Baitul Maal.


2. Perbaikan Dan Peningkatan Pembangunan Tatanan Kota.
3. Menetapkan Zakat, Jizyah, Dan Pajak
4. Membasmi Korupsi Dan Monopoli Pasar Serta Penimbunan Barang Dan Pasar Gelap.

Pada masa pemerintahan Ali Bin Abi Thalid beliau melanjutkan sistem baitul mal.
tidak ada yang berubah dalam penerapnya ali tetap melanjutkan sistem baitul mal yang
telah ditinggalkan oleh Utsman Bin Affan. Dalam pengelolaan keuangan negara atau
baitul maal, Ali Bin Abi Thalib menerapkan sistem administrasi yang diterapkan di

Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


pusat maupun daerah lokal agar berjalan dengan baik. Pada masa pemerintahan ali,
baitul maal terus mengalami peningkatan hingga mendapatkan surplus. Dimana surplus
tersebut dibagikan Ali sesuai dengan ketentuan yang diterapkan oleh Rasulullah SAW.

Dengan terjadinya pendapatan atau surplus menunjukkan pengelolaan pencatatan


baitul mall dilakukan dengan baik dan maksimal. Khalifah Ali Bin Abi Thalib
menunjukkan betapa pentingnya sebuah pencatatan yang baik dan benar, bisa dilihat
dari sistem administrasi yang dilakukan pada masa pemerintahan saat itu, yang
mengalami peningkatan dan mendapatkan pendapatan atau surplus. Dari sini dapat kita
lihat bahwasanya sistem pencatatan akuntansi selalu mengalami peningkatan.

Hubungan Akuntansi Modern Dan Akuntansi Syariah

Perkembangan ilmu pengetahuan termasuk system pencatatan yang sudah masuk


pada zaman daulah abbasiyah, sementara dalam kurun waktu yang sama eropa berada
dalam priode The Dark Ages (Masyarakat Kegelapan.) Dari situlah, dapat diketahui
adanya hubungan Luca Paciolli dan akuntansi syariah.

Pada 1429 angka Arab dilarang digunakan oleh pemerintah Italia sedangkan pada
1484 Promosi, Paciolli pergi menemui rekannya Onforio Dini Florence, seorang
pedagang yang mendapat kesempatan pergi ke Afrika Utara. Jadi, Paciollli mendapat
pemikiran untuk bagian ganda dari rekannya.

Alfred Lieber (1968) menjunjung tinggi pengaruh pedagang Arab di Italia. Hal
ini didukung oleh pernyataan Luca Paciolli, bahwa setiap pertukaran harus dicatat dua
kali di sisi kredit dan di sisi biaya, atau dimulai dengan menulis kredit pertama dan
kemudian biaya. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa Paciolli menafsirkan ini dari
orang Timur Tengah yang tersusun dari sisi kanan.

Kebangkitan Akuntansi Syariah Di Dunia Baru


Dalam dunia baru atau modern ilmu akuntansi syariah sangat jelas dibutuhkan
dalam kegiatan bermuamalah. Dimana setiap lembaga keuangan dan finansial semakin
pesat adanya peningkatan baik dalam kegiatan muamalah dan lain sebagainya. Dimana
proses pencatatan dan pendataan yang dilakukan menjadi kegiatan penting oleh
lembaga tersebut. ilmu akuntansi syariah tidak lepas dalam proses kegiatan yang
dilaksanakan. Bahkan banyak dari pakar-pakar akuntansi mulai mengadakan kegiatan
studi ilmiah serta riset yang berkenaan dengan akuntansi syariah. hal itu dilakukan
Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


bertujuan untuk mengelola bagaimana mengatur akuntansi agar sesuai dengan dengan
syariat islam, serta juga untuk mengenalkan dan memperluas pemahaman tentang
keuangan islam. Adapun dalam riset tersebut mereka terfokus dalam, berbagai bidang
yang berkaitan dengan akuntansi atau pembukuan. diantaranya membahas riset,
lembaga keilmuan, dan konversi. Tiap bidang-bidang tersebut menjadi usaha dan
landasan awal untuk meningkatkan ilmu akuntansi syariah.

Akuntansi Syariah di Bidang Riset


Islam adalah pandangan hidup, di mana pedoman Islam yang berhubungan dengan
bagaimana komunikasi (kehidupan) antara manusia harus diselesaikan telah dirujuk
dalam Al-Qur'an dan Sunnah Nabi mengikuti percakapan poin demi poin. Sebagai
perspektif hidup, ia juga siap menjawab segala kehidupan yang dialami masyarakat
hingga akhir zaman. Mengenai hal-hal baru yang pada masa Nabi dan Sahabat belum
ada dan belum ditemukan, terbuka kesempatan bagi para peneliti (ulama) untuk
menyelidiki keadaan dengan kasus-kasus baru yang disebut ijtihad ini.

Dibandingkan dengan pergaulan antar manusia, Islam telah mengaturnya dalam


hukum muamalah. Latihan akuntansi dan bawahannya, misalnya penelitian akuntansi,
juga bagian muamalah yang dapat diikuti keabsahannya sebagaimana ditunjukkan oleh
Islam dengan terlebih dahulu melihat realitas dan kebenaran pembukuan itu sendiri.
Setelah memperoleh pemahaman tentang realitas terkini dari gerakan di bidang
akuntansi (bersama dengan tujuan dan stimulus di balik aktivitas manusia), maka status
sah dari tindakan itu diselidiki dalam kaitannya dengan pertentangan syara'. Melihat
akuntansi menurut sudut pandang yang sebenarnya, suatu tindakan tampaknya
merangkum perkembangan peristiwa keuangan suatu elemen dalam periode tertentu
yang diperkenalkan dalam suatu laporan anggaran. Rangkaian acara moneter ini
sebagian besar mencakup perspektif moneter yang dapat diperhatikan dan diikuti
dengan situasi muamalat mereka dalam pandangan dunia Islam, sehingga akhir yang
signifikan dapat ditarik sehubungan dengan latihan akuntansi ini.

Menghubungkan akuntansi dengan Islam dari bagian muamalat para pelaku yang
terlibat dengan sistem akuntansi telah beberapa waktu menjadi topik pembicaraan oleh
para peneliti Muslim. Hal ini sesuai dengan perkembangan perhatian mereka terhadap
Islam sebagai gaya hidup (bukan hanya sebagai cara pandang adat) yang menyebabkan
mereka melakukan Islamisasi ilmu. Hal ini juga dipicu oleh yayasan terkait dengan
Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


lembaga keuangan yang menggunakan standar Islam dalam operasionalisasi kegiatan
mereka.

Akuntansi Islam (juga disebut pembukuan syariah dalam bahasa Indonesia) dalam
perkembangannya adalah semua akun yang ditangkap secara eksklusif dalam
pergerakan setiap jenis yang berhubungan dengan lembaga moneter dan bawahannya
(perlindungan, dan pasar modal syariah). Padahal hampir semua latihan keuangan yang
rutin dilakukan oleh ahli keuangan adalah muamalah yang juga harus dijaga agar sesuai
dengan pedoman Islam. Hal ini tidak menutup kemungkinan muamalah batil yang
harus dihilangkan atau diganti dengan muamalah otentik dalam pandangan dunia Islam.

Islam harus menjadi pandangan dunia yang berbeda untuk dimanfaatkan dalam
penelitian pembukuan. Ini dibawa ke dunia dari pendirian filosofis yang mengakui
pandangan dunia ini dari model ideal yang berbeda yang seringkali akan sekularistik.
Islam tidak hadir sebagai pendidikan ritualitas antara manusia dan Tuhannya, namun
juga memiliki segudang aturan yang mengatur seberapa baik manusia berkomunikasi
dengan individu manusia dan alam semesta. Kehadiran rangkaian tindakan yang begitu
komprehensif membangun bahwa Islam adalah pandangan dunia dalam survei
kekhasan kehidupan, termasuk penelitian pembukuan.

Kebangkitan Akuntansi Syariah di Sekolah Dan Perguruan Tinggi


Pemulihan pembukuan Islam di sekolah dan universitas. Ide akuntansi Islam
mulai masuk ke sekolah-sekolah dan perguruan tinggi mulai sekitar tahun 1976,
khususnya sekolah Perdagangan, Perguruan Tinggi Al Azhar untuk progam pasca
sarjana. Keadaan ini berlanjut, sampai tahun 1978 beberapa divisi dalam disiplin
pembukuan Islam dibuka di berbagai perguruan tinggi di Timur Tengah. Juga, hal ini
berlangsung belum lama ini dalam pola pikir dunia, termasuk Indonesia. Pendakian
Akuntansi Islam di sudut eksekusi. Pelaksanaan akuntansi syariah telah selesai sejak
berdirinya lembaga moneter berbasis syariah.

Hal ini membuat organisasi moneter Islam menggunakan sistem pembukuan yang
juga sesuai syariah. Puncaknya adalah titik di mana asosiasi pembukuan Islam dunia
yang disebut Accounting Auditing Organization For Islamic Financial Institutions
(AAOIFI) mendistribusikan standar pembukuan untuk lembaga moneter Islam yang
disebut Prinsip Pembukuan, Pemeriksaan, dan Administrasi untuk Yayasan Islam.

Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


Pengertian Akuntansi Syariah Menurut Para Ahli

1. Menurut Dr. Omar Abdullah Zaid. Akuntansi Islam menurut Omar Abdullah Zaid
dapat diartikan sebagai tindakan yang tidak hanya mencatat pertukaran, termasuk
menentukan pilihan dalam pandangan hukum Islam.
2. Menurut Ikif, Akuntansi syariah dapat diartikan sebagai metode yang terlibat dengan
pencatatan dan penawaran ekspresi keuangan yang berfokus pada komponen kualitas
dan pelajaran Islam yang bergantung pada aturan syariah. Dikatakan bahwa sesuai
dengan standar syariah adalah pedoman berdasarkan fatwa yang ditetapkan oleh
lembaga yang disetujui. Atau sebaliknya dapat juga diartikan sebagai pencatatan
rangkuman anggaran secara hukum dalam Al-Qur'an dan hadits.
3. Menurut Harahap, Beliau sependapat dengan ide tentang akuntansi syariah. Harahap
juga menyebutkan ada tiga kebutuhan yang menjadi sasaran akuntansi syariah. Yaitu
menjaga dari fitnah, bersikap lugas dan adil dan yang terakhir adalah memberikan
jaminan serta rasa aman.
4. Menurut Triyuwono, Akuntansi Islam merupakan salah satu dekonstruksi pembukuan
masa kini menjadi struktur yang humanis dan bernilai, dimana arah pelaksanaan
pembukuan syariah untuk memahami perkembangan kemajuan bisnis dengan
pengalaman humanis, emansipatoris, transendental dan filosofis. Dimana tentang
tanggung jawab sumber daya dan semua latihan bisnis dan keuangan yang diselesaikan
oleh organisasi/komunitas dalam pandangan hukum Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Harapannya adalah untuk mencapai kelimpahan dan kemakmuran.
5. Menurut Adnan M. Akhyar, Sebagaimana dikemukakan oleh Adnan M. Akhyar,
pembukuan syariah adalah praktik pembukuan yang berarti membantu tercapainya
pemerataan keuangan “al falah”. Demikian pula, pembukuan syariah juga bertujuan
untuk sepenuhnya memahami komitmen kepada Tuhan, manusia dan masyarakat yang
berhubungan dengan pihak-pihak yang terkait dengan urusan keuangan, seperti
pemegang buku, pengawas, pengulas, pemilik, pemerintah untuk tujuan cinta.
6. Menurut pendapat Napier, dimana Akuntansi syariah adalah pembukuan yang menjaga
dan merinci yang mencerminkan tauhid dalam menyelesaikan setiap pengaturan yang
menyertai Allah. Dari beberapa pengertian pembukuan Islam menurut para ahli di atas,
cenderung beralasan bahwa pembukuan Islam adalah ilmu akuntansi.
7. Menurut Pendapat Toshikabu Hayasi, mencirikan akuntansi syariah sebagai gagasan
peraturan syariah yang aturannya berasal dari Tuhan. Alasan pembukuan syariah
Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


adalah bahwa organisasi atau perkumpulan memiliki kewajiban sosial dan moral dalam
kehidupan setelah kematian.

Perkembangan Akuntansi Syariah Di Indonesia


Perkembangan akuntansi sebagai bagian dari sosiologi telah mengalami
perubahan nilai yang sangat mendasar dan signifikan, terutama berkenaan dengan
sistem hipotetis dasar yang diarahkan oleh perubahan yang terjadi dalam kehidupan
individu. Karim mengungkapkan, selama ini apa yang dijadikan alasan pengembangan
hipotesis pembukuan lahir ke dunia dari setting budaya dan filsafat.

Akuntansi konvensional menjadi akuntansi syariah dari nilai budaya masyarakat


dan ajaran Islam yang yang kemudian dipraktikan dalam kehidupan sosial-ekonomi.
Akuntansi syariah harus dilihat sebagai perkembangan sosial budaya Islam untuk
mengeksekusi aspek keuangan Islam dalam latihan moneter. Pembukuan syariah
adalah sub-pengaturan dari kerangka moneter dan moneter Islam, digunakan sebagai
instrumen untuk membantu penggunaan kualitas Islam dalam domain pembukuan,
pekerjaan utamanya adalah sebagai perangkat administrasi untuk memberikan data ke
pertemuan internal dan eksternal organisasi.

Bank Syariah Sebagai landasan Awal Perkembangan Akuntansi Syariah di


Indonesia
Kemajuan akuntansi syariah di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari Bank
Syariah. Berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) menjadi alasan yang
melatarbelakangi dilaksanakannya pengajian Islam sebagai pembantu muamalah.
Yayasan ini dimulai dengan perkembangan siklus tdan ulama Islam dengan tujuan akhir
untuk menyambut bangsa Indonesia ke muamalah sesuai pelajaran yang benar.
Silaturahmi ini dimulai oleh beberapa pelopor Islam, Ikatan Cendekiawan Muslim
Indonesia (ICMI), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang sekitar tahun 1990-an.

Setelah berdirinya bank syariah, ada keanehan ketika bank menawarkan ekspresi
moneter. Dimana pada saat itu sistem akuntansi tidak mengacu pada akuntansi menurut
syariat Islam. berikut ini adalah dalam persyaratan akuntansi syariah.

Pendirian bank syariah tentunya memerlukan pengaturan aturan yang tidak dapat
dipisahkan antara lain pedoman keuangan tertentu, persyaratan pengurusan,
pemeriksaan, persyaratan pemahaman materi syariah, dan lain-lain. Akibatnya, banyak
analis menerima bahwa munculnya kebutuhan, peningkatan hipotesis dan praktik
Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


pembukuan Islam adalah karena fondasi bank syariah. Pondasi bank syariah adalah
jenis pelaksanaan masalah keuangan Islam.

Selanjutnya, dilihat dari informasi arsip, sangat baik dapat diuraikan bahwa
keberadaan gagasan yang dapat diverifikasi tentang pembukuan Islam adalah setelah
adanya pedoman akuntansi keuangan Islam, setelah pengaturan pemahaman yang lebih
substansial tentang apa dan bagaimana pembukuan Islam itu, dan pengembangan
yayasan yang fokus pada pembukuan Islam. Maka pada umumnya, mulai sekitar tahun
2002, pemikiran dan kehadiran pembukuan Islam muncul, baik dalam informasi sehari-
hari maupun fakta. Sebagai catatan, IAI baru-baru ini membentuk kelompok Penasehat
Pembukuan Syariah di Indonesia.

Memasuki pada tahun 2009 akuntansi syariah di Indonesia berkembang dengan


sangat pesat. Dengan tujuan agar izin bank lain muncul. Kemudian, pada saat itu,
berbagai bank mengikuti kerangka syariah, misalnya ada bank syariah Bukopin, Bank
Panin syariah, dan bank syariah BRI dan bank syariah lain sebagainya.

Kemudian Pada tahun 2010, bank umum publik akhirnya melepas bank berbasis
syariah. Misalnya ada BCA Syariah, BNI Syariah, Maybank Syariah dan masih banyak
lagi yang saat ini sudah terkonsolidasi dan dijadikan manjadi satu yaitu BANK
SYARIAH INDONESIA (BSI). Khususnya dalam kemajuan pedoman akuntansi
syariah di Indonesia dan kehadiran Komite Syariah Publik yang mengelola setiap
gerakan sesuai dengan peraturan Islam.

Tujuan Akuntansi Syariah


Bukan hanya bertujuan untuk menjalankan tujuan perbusnisan atau transaksi
transaksi yang berkaitan dengan ekonomi saja yang berkaitan dengan syariat islam.
Akan tetapi akuntansi syariah juga banyak memiliki tujuan yang lain di dalam
kegiatannya (prakteknya). Dianyaranya yaitu "Untuk Menentukan Hak Serta
Kewajiban Pihak-Pihak Yang Terlibat", kemudian "Menjaga Aset Dan Hak Lembaba
Keuangan", "Meningkatkan Kemampuan Manajerial Dan Produktivitas". "

Pembukuan Islam bermaksud untuk memutuskan hak istimewa dan komitmen dari
pertemuan yang terkait dengan organisasi moneter Islam. Kebebasan dan komitmen
tersebut mencakup transaksi yang belum selesai penerapannya, kesesuaiannya dengan
standar dan moral peraturan Islam yang berlaku.

Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


Hak adalah keistimewaan semua manusia yang harus didapatkan oleh setiap
individu yang telah ada sejak lahir, bahkan sebelum lahir. Sementara itu, kewajiban
atau komitmen adalah sesuatu yang harus dipenuhi atau syarat mutlak untuk
mendapatkan kebebasan. Sehingga hal tersebut harus terpenuhi agar tujuan akuntansi
dapat dilakukan dengan benar sesuai syariat islam.

1. Menjaga Aset Dan Hak Lembaba Keuangan


Akuntansi Islam juga bermaksud untuk melindungi sumber daya dan kebebasan
serta hak yayasan atau lembaga moneter (keuangan) Islam sesuai dengan peraturan
Islam. Guna menciptakan manfaat dan rasa nyaman bersama.

Sumber daya atau aset aktiva adalah aset keuangan atau nilai kekayaan oleh
elemen atau entitas tertentu. Harapannya, sumber daya tersebut dapat memberikan
keuntungan moneter dan sosial dalam satuan uang tunai, termasuk aset non-moneter.

Hak dan Keistimewaan adalah semua yang harus didapatkan oleh setiap individu
yang telah ada sejak lahir, bahkan sebelum lahir. Hak juga merupakan sesuatu hak,
milik, kepemilikan, wewenang, kesanggupan untuk melakukan sesuatu yang
ditunjukkan dengan pengaturan atau peraturan, hak kuasa atau meminta sesuatu, derajat
dan kebanggaan martabat.

2. Meningkatkan Kemampuan Manajerial Dan Produktivitas


Tujuan selanjutnya yang ketiga yaitu akuntansi syariah adalah meningkatkan
kemampuan bekerja pada kapasitas administrasi dan efisiensi lembaga keuangan Islam.
Administrasi manajerial adalah kemampuan yang pada dasarnya memang selalu
dibutuhkan oleh setiap pemimpin dan ketua . Dan Hal Ini ada hubungannya dengan
manajer.

Sementara, produktivitas atau efisiensi adalah istilah yang sedang berlangsung


dalam produksi sebagai pemeriksaan antara hasil dan sumber data. Seperti yang
ditunjukkan oleh Herjanto, efisiensi adalah tindakan yang menyatakan bagaimana
memilah dan menggunakan aset untuk mencapai hasil yang ideal.

3. Menyiapkan Sistem Informasi Laporan Keuangan


Tujuan Selanjutnya yaitu Akuntansi syariah juga berguna untuk merencanakan
data

Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


laporan keuangan kepada klien, sehingga mereka dapat membuat sebuah
keputusan yang tepat dalam menjalankan sebuah kegiatan yang berhubungan dengan
lembaga keuangan dan pilihan yang tepat dalam mengelola perusahaan keuangan.

Ringkasan anggaran adalah catatan data keuangan organisasi maupun perusahaan


dalam satu periode pembukuan yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan organisasi tersebut.

Untuk situasi ini, data moneter atau keuangan yang diumumkan terkait dengan
posisi keuangan, pelaksanaan, dan perubahan posisi keuangan suatu organisasi yang
sangat berharga bagi banyak klien dalam menentukan pengambil keputusan.

4. Meningkatkan Kepercayaan Pengguna Terhadap Lembaga


Tujuan yang terakhir adalah akuntansi syariah atau Islami untuk meningkatkan
kepercayaan klien pada lembaga keuangan Islam. Cobalah untuk memperluas
pemahaman klien mungkin menafsirkan data pembukuan dan mendukung perencanaan
prinsip pembukuan yang dapat diprediksi, sehingga pengguna atau klien puas percaya
terhadap lembaga tersebut.

Dan ingatlah bahwasanya kepercayaan adalah disposisi yang ditunjukkan oleh


manusia atau orang ketika mereka percaya bahwa mereka cukup tahu dan
menyimpulkan bahwa mereka telah sampai pada kenyataan dan kebenaran.

Prinsp-Prinsip Akuntansi Syariah


Selain tujuan akuntansi sayarian di dalam kegiatannya akuntansi syariah juga
memiliki standar dasar dan prinsip-prinsip secara praktis, yang membedakannya dari
akuntansi biasa dan syariah. Berikut ini adalah prinsip serta standar-standar penting
akuntansi syariah dan penjelasannya.

A. Prinsip pertanggung jawaban


Yang pertama ada pertanggung jawaban dimana akuntansi Syariah (Islam)
memiliki standar kewajiban sebagai jenis pelaksanaan pelajaran yang terkandung
dalam Al-Qur'an. Artinya, setiap individu di didik dan diajarkan untuk secara umum
bertanggung jawab atas aktivitasnya.

Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


Dalam situasi ini, mereka bertanggung jawab untuk melakukan transaksi
pertukaran yang dilakukan oleh pengelola uang harus diwakili secara substansial
melalui laporan keuangan moneter atau laporan pembukuan akuntansi syariah.

B. Prinsip Keadilan
Selanjutnya yang kedua Pembukuan akuntansi syariah juga berjalan dengan
melibatkan standar pemerataan keadilan sesuai dengan apa yang diajarkan dalam
agama Islam. Yaitu Setiap orang harus bertindak secara adil dan wajar kepada semua
orang.

Prinsip dan Aturan ini didalam pembukuan syariah itu sendiri memiliki 2
implikasi. Pertama-tama, aturan kesetaraan berhubungan dengan praktik moral,
khususnya kejujuran . Dimana kejujuran ini sangat penting agar data pembukuan yang
disajikan tidak menyesatkan dan tidak merugikan masyarakat pada umumnya.

Kedua, pedoman prinsip keadilan berasal dari kata adil yang bersifat sentral dan
dilihat dari syariat dan keutamaan. Artinya, pemerataan keadilan inilah yang menjadi
kekuatan untuk melakukan upaya konstruksi usaha-usaha membentuk pembukuan
masa kini menjadi pembukuan elektif yang unggul dan lebih bbaikp.

C. Prinsip Kebenaran
Selanjutnya yang terakhir ada prinsip keadilan dimana akuntansi syariah juga
memiliki standar kebenaran yang tetap dengan pedoman pemerataan. Adanya aturan
kebenaran ini akan membuat pemerataan dalam mempersepsi, memperkirakan dan
merinci setiap pertukaran keuangan. Karena, pengakuan, perkiraan dan perincian
pertukaran monether keuangan akan berjalan dengan baik dengan asumsi bahwa
mereka memiliki perasaan kebenaran.

Itu adalah tiga standar pembukuan Islam yang paling mendasar dan paling
signifikan, dan diselesaikan di mana saja. Terlepas dari tiga standar di atas, setiap
organisasi, bank atau asosiasi memiliki standar akuntansi syariah sendiri. Beberapa
dari mereka menerapkan standar yang menyertainya.

1. Larangan untuk menerapkan bunga pada setiap kegiatan atau jenis transaksi yang
dilakukan.
2. Setiap aktivitas transaksi bisnis dan pedagangan yang akan dijalankan harus dilakukan
dengan jujur guna mendapatkan keuntungan yang halal.
Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


3. Setiap pendapatan yang didapatkan dari transaksi bisnis maupun perdagangan harus
dikeluarkan zakatnya.
4. Menghindari adanya perilaku permonopolian
5. Dan yang terakhir membangun kemitraan yang sesuai ajaran islam.

Itulah berbagai prinsip akuntansi syariah yang harus dilakukan demi


mendapatkan kepercayaan dan hasil yang baik dan benar yang berlandaskan prinsip
syariat islam. Dapat kita simpulkan bahwa kemajuan akuntansi di Indonesia
berkembang seiring dengan perkembangan sistem kepercayaan manusia dan diikuti
oleh kemajuan zaman dan inovasi pada masa yang sedang berlangsung. Dengan
demikian, jangan heran jika di Indonesia akuntansi syariah terus berkembang mengikuti
perkembangan ekonomi Islam dan dunia. Terlebih lagi, kemajuan organisasi keuangan
di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Perbedaan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional


Akuntansi syariah adalah suatu kerangka yang mengarahkan pelaksanaan
pencatatan, pencirian dan penjumlahan, pengungkapan, dan pemeriksaan informasi
keuangan dengan menggunakan aturan dan prinsip yang sesuai dengan pelajaran Islam.
Pemanfaatan standar syariah dalam bidang keuangan tidak hanya terjadi pada item bank
seperti dana investasi syariah. Saat ini juga ada teknik pembukuan berbasis syariah
yang tentunya disesuaikan dengan standar Islam.

Seperti halnya produk keuangan yang berbasis syariah, akuntansi syariah juga
tidak lepas dari penggunaan kaidah-kaidah yang sesuai dengan kaidah-kaidah Islam di
dalamnya, baik mengenai siklus maupun pencatatannya. Akibatnya, akuntansi Islam
sangat intens dari tanggung jawab pembukuan terhadap aturan syariah yang diterapkan
saat melakukan penyajian data dengan pengenalan informasi keuangan tersebut.

Dalam Akuntansi Syariah, ada beberapa hal yang membuatnya tidak sama dengan
Akuntansi konven. Kontras yang paling mendasar adalah dasar hukumnya. Sesuai
dengan percakapan sebelumnya, alasan akuntansi syariah jelas didapat dari standar dan
pengaturan yang berasal dari Allah SWT dan terkandung dalam Al-Qur'an dan
kesepakatan para ulama. Untuk sementara dasar akuntansi konvensional berasal dari
peraturan yang relevan di suatu negara dengan tujuan agar akuntansi biasa dapat
diterapkan pada berbagai macam bursa karena sifatnya yang lebih luas. Akuntansi
konvensional juga memiliki dasar kinerja lewat pemahaman logika manusia yang
Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


dimana pemahamanya bisa berubah tergantung dari kebutuhan. Hal ini tidak sama
dengan akuntansi syariah yang biasa diterapkan dalam menangani informasi keuangan
sebagai pertukaran dengan standar syariah, misalnya mudharabah, murabahah, dan lain
sebagainya. Berikut Beberapa perbedaan akuntansi syariah dan konvensional.

1. Perbedaan dari Segi Pengertiannya, Akuntansi Islam dan akuntansi konvensional


memiliki perbedaan pemahaman yang paling hakiki. Pembukuan syariah lebih
terkoordinasi untuk akuntansi, berbagai informasi, pekerjaan dan bisnis, serta
perhitungan dan diskusi sesuai persyaratan yang disepakati. Ini juga sekaligus
merupakan jaminan remunerasi yang mencakup, semua bisnis yang terkait dengan
dunia dan alam semesta. Sementara itu, Akuntansi reguler atau konvensional adalah
tentang pemilihan dan akuntansi serta eksplorasi data dari berbagai latihan. Hal ini
dikarenakan nasabah lembaga keuangan syariah memiliki kebutuhan data yang berbeda
dengan nasabah lembaga keuangan biasa.
2. Perbedaan tujuan, Sasaran akuntansi Islam juga unik dalam kaitannya dengan
akuntansi biasa. Akuntansi syariah berarti mempertahankan sumber daya yang menjadi
bukti atau bukti ketika terjadi perdebatan, membantu pengaturan koordinasi, merinci
hasil bisnis untuk keperluan zakat, memutuskan kebebasan rekan kerja, memutuskan
hadiah dan disiplin, serta survei penilaian dan inspirasi kerja. Sementara itu akuntansi
konvensional sebagai aturan berencana untuk memahami catatan hutang, keuntungan
dan kerugian, fokus keuangan dan membantu menentukan pilihan administrasi.
3. Perbedaan karakteristik, Karakteristik dan sifat akuntansi syariah dan konvensional
juga beda. Akuntansi syariah berjalan sesuai dengan kepercayaan dan etika. Sejalan
dengan itu, seorang pemegang buku dipercaya untuk memberikan informasi untuk
membantu individu yang bersangkutan mengenai hubungan antara solidaritas keuangan
dan standar dan peraturan syariah Islam di bidang muamalah. Untuk situasi ini, seorang
pemegang buku juga sadar bahwa dia harus mempertanggung jawabkan pekerjaannya
di hadapan Tuhan. Mereka tidak bisa memuaskan keinginan pemilik modal, dengan
asumsi ada tahapan yang menyimpang dari aturan Tuhan dan memutarbalikkan realitas
saat ini.Untuk sementara, akuntansi biasa berjalan sesuai dengan pedoman dan
hipotesis orang-orang yang memiliki gagasan campur-baur, gangguan, informasi dan
pemahaman terbatas. Dengan cara ini, gagasan akuntansi konsesional lebih tidak stabil
dan tidak terlalu tahan lama. Ide, kerangka, dan strategi pembukuan yang membantu
sebuah yayasan diharapkan dapat memenuhi target, kapasitas, dan kegiatannya sesuai
Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


pengaturan syariah. Selain itu, ide ini juga dapat melindungi kebebasan mitra di
dalamnya dan mendorong organisasi keuangan untuk mencapai kesuksesan sejati di
dunia ini dan di akhirat. Selanjutnya, organisasi Islam, misalnya, bank menerapkan
sistem syariah dan gagasan pertukaran tidak sama dengan organisasi adat atau
perbankan.
4. Perbedaan konsep, Ide akuntansi syariah dan biasa juga unik. Akuntansi biasa melatih
hipotesis penghematan dan ketelitian, dari menutupi semua kemalangan dalam
perhitungan dan menyampaikan potensi manfaat yang diperoleh. Untuk sementara,
akuntansi Islam berfokus pada hal ini dengan memutuskan nilai atau biaya berdasarkan
skala pertukaran umum dan membentuk toko jika harus terjadi risiko atau bahaya
tertentu.
5. Perbedaan prinsip, Akuntansi Islami dan akuntansi biasa memiliki standar esensial
yang berbeda, seperti yang dijelaskan di awal. Namun, secara khusus, akuntansi biasa
menerapkan aturan bahwa keuntungan mungkin ada selama perdagangan terjadi.
Sementara akuntansi Islam melihat manfaat sesuai standar ketuhanan. Manfaat akan
ada ketika ada pergantian peristiwa dan perluasan nilai produk, baik yang telah dijual
maupun yang dijual orang miskin. Padahal, trading merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkan keuntungan yang tiada henti tidak boleh dipisahkan sebelum keuntungan
tersebut benar-benar diperoleh.

KESIMPULAN
Dari uraian serta pemaparan makalah di atas, dapat diduga bahwa landasan
pengembangan akuntansi syariah adalah: dalil Al-Qur'an yang mewajibkan pencatatan
setiap amalan muamalah yang merupakan salah satu jenis kewajiban pada pencatatan
informasi yang telah selesai dilakukan. Ilmu akuntansi syariah merupakan tradisi
informasi yang ditinggalkan oleh peradaban Islam pada masa lalu. Jadi tanpa henti
melindungi warisan ini adalah dengan berkonsentrasi padanya. Sehingga menjadi
perdebatan bagi para cendekiawan Muslim untuk membenarkan tuduhan bahwa
pembukuan Islam adalah akibat dari pencurian sastra dari pembukuan barat. Demikian
pula, kemajuan bank-bank Islam dan lembaga moneter sebagai asosiasi yang umumnya
baru menghadirkan kesulitan yang signifikan. Para Spesialis syariah dan pembukuan
Islam harus melacak alasan pemanfaatannya Terlebih lagi, perkembangan norma-
norma pembukuan yang khas dalam kaitannya dengan pedoman pembukuan bank
tradisional dan yayasan keuangan seperti yang dikenal selama ini. Karena pada tingkat
Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022


dasar bank Islam dan lembaga keuangan tidak sama dengan bank biasa dan yayasan
keuangan konvensional. Dalam akuntansi syariah juga menerapkan dan
mengedepankan tujuan dan prinsip dalam setiap kegiatan transaksi dimana tujuan dan
prinsip ini berlandaskan pada syariat islam.

DAFTAR PUSTAKA
Abdhul, Y. (2021, Oktober 27). Akuntansi Syariah: Pengertian, Sejarah Dan Prinsip.
Retrieved April 01, 2022, from Deepublish:
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/akuntansi-syariah/
Author. (2021, Mei). Sejarah Akuntansi Syariah di Dunia. Retrieved April 01, 2022,
from Mental Karya: https://www.mentalkaya.com/akuntansi-syariah/
Azarine, R. (2021, Desember 21). Apa Bedanya Akuntansi Syariah dan Akuntansi
Konvensional?
Retrieved April 02, 2022, from Yoursay.id:
https://yoursay.suara.com/news/2021/12/23/123819/apa-bedanya-akuntansi-syariah-
danakuntansi-konvensional
Heykal, M. (2021, November 24). Sejarah Perkembangan dan Pemikiran Akuntansi
Syariah.
Retrieved April 01, 2022, from Binus University:
https://accounting.binus.ac.id/2021/11/24/sejarah-perkembangan-dan
pemikiranakuntansi-syariah/
Ivana. (2021, Agustus 13). Memahami Akuntansi Syariah dan Bedanya dengan
Akuntansi Konvensional. Retrieved April 02, 2022, from Konsultanku:
https://konsultanku.co.id/blog/memahami-akuntansi-syariah-dan-bedanya-
denganakuntansi-konvensional \
Upam, A. (2019). QS. AL Baqarah ayat 282. Retrieved April 02, 2022, from Al-Qur'an
Indonesia:
https://quranforandroid.com/alquran-indonesia

Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Volume 1, Nomor 1, Mei 2022

Anda mungkin juga menyukai