OLEH
MUZA ISLAN
NIM. B1B1 17 231
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
1
PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL,
AKTIVITAS, PROFITABILITAS, INFLASI, KURS DAN SUKU
BUNGA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Pada Perusahaan yang Tercatat Di Sektor Energi Bursa
Efek Indonesia Tahun 2015-2019)
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Halu Oleo
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
OLEH:
MUZA ISLAN
NIM. B1B1 17 231
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi Oleh : Muza Islan (B1B1 17 231), telah diperiksa dan disetujui oleh
pembimbing untuk diajukan pada panitia ujian Skripsi
Kendari, 2021
Menyetujui
Pembimbing I, Pemimbing II
Prof. Buyung Sarita, SE., M.Si., Ph.D. Dr. Salma Saleh, SE., M.Si
NIP. 19611231 198803 1 018 NIP. 19630614 199303 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi oleh : MUZA ISLAN (B1B1 17 231), telah dipertahankan didepan dewan
Dewan Penguji :
Mengetahui/Mengesahkan
Ketua Jurusan Manajemen
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi, yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi, ini hasil plagiasi,
baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas
Muza Islan
v
ABSTRAK
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rasio likuiditas (CR), strukur modal
(DER) , Rasio aktivitas (TATO dan profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya bahwa likuiditas, struktur modal
dan protabilitas mampu menigkatkan nilai perusahaan. Inflasi berpengaruh positf
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel Kurs berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan variabel Suku bunga
berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, Artinya terjadinya
meningkatnya suku bunga dapat memberikan efek penurunan terhadap nilai
perusahaan.
vi
ABSTRACT
The results of this study indicate that the liquidity ratio (CR), capital
structure (DER), activity ratio (TATO) and profitability (ROA) have a positive
and significant effect on firm value. This means that liquidity, capital structure
and profitability can increase firm value. Inflation has a positive effect. not
significant on firm value.Exchange rate variable has no significant negative effect
on firm value.While interest rate variable has a significant negative effect on firm
value, meaning that an increase in interest rates can have a decreasing effect on
firm value.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
Aktivitas, Profitabilitas, Inflasi, Kurs Dan Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Pada Perusahaan yang Tercatat Di Sektor Energi Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015-2019)” guna untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Manajemen (S.M) pada Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua penulis, Ayahanda tercinta
La Riafa dan ibunda tercinta Wa Poi atas doa, pengorbanan, dan kasih sayang
dan semangat moral maupun materi dalam melaksanakan amanah dari mereka.
tak terhingga kepada bapak Prof. Buyung Sarita, SE. M.S., Ph.D selaku
pembimbing pertama dan ibu Dr. Salma Saleh, SE., M.Si. selaku pembing kedua
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dengan ketulusan hati mereka selama ini
motivasi yang begitu besar dan begitu banyak memberikan nasihat dan masukan
viii
yang dapat membangun potensi diri penulis, semuanya itu akan saya jadikan
pegangan dalam menempuh dan meraih cita-cita penulis dimasa yang akan
datang.
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun F., SSi., M,Si., M.Sc selaku Rektor
2. Bapak Prof. Dr. Arifuddin Mas’ud, SE., M.Si., AK., CA., ACPA, M.Si
selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo yang
3. Bapak Dr. Juharsah, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari yang telah memberikan
4. Bapak Prof. Dr. H. Dedy Takdir S, SE., M.Si. selaku Ketua tim penguji
yang telah memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam
5. Ibu Dr. Wahyuniati Hamid, S.Pd., M.Si selaku Sekretaris Penguji dan
Halu Oleo Kendari yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
ix
6. Dr. Sujono, SE., M.Siselaku Anggota Penguji yang telah memberikan kritik
7. Bapak dan Ibu Dosen pengajar serta Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Halu Oleo Kendari yang telah memberikan bimbingan dan ilmu
dan Zilul Arham terimakasih atas doa, dukungan dan semangat yang
Ivan Belo, Muhammad Irwan, Kadek Asriyanti, SM. , Ade Rahayu Natalia,
SM., Gusti Ayu darmayanti, SM, Nurul Fatimah Qur’ani, SM. yang selalu
10. Ucapan Terima Kasih juga kepada sahabat saya yang paling pengertian La
Ode Safarudin, S.Ap. Terimakasih banyak atas bantuan dan semangat yang
2017 Manajemen.
yang tidak saya sebutkan namanya yang telah memberikan semangat, ilmu
x
13. Terima Kasih kepada teman teman dari HMI Komisariat Fekon, Herwin
Cinta, dan teman teman yang lain yang lain yang tidak sempat saya
sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan motivasi yang telah
teman teman berikan kepada saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Muza Islan
xi
DAFTAR ISI
xii
2.1.9 Nilai Perusahaan ......................................................................20
2.1.9.1 Pengertian Nilai Perusahaan .......................................21
2.1.9.2 Pengukuran Nilai Perusahaan .....................................23
2.1.10 Likuiditas ...............................................................................25
2.1.5.2 Pengertian Likuiditas ..................................................25
2.1.5.3 Pengukuran Likuiditas ................................................27
2.1.11Struktur Modal .......................................................................30
2.1.6.2 Pengertian Struktur Modal ..........................................30
2.1.6.3 Pengukuran Struktur Modal ........................................31
` 2.1.12 Profitabilitas ..........................................................................32
2.1.7.2 Pengertian Profitabilitas..............................................32
2.1.7.3 Pengukuran Ratio profitabilitas ..................................35
2.1.13 Rasio Aktivitas ...................................................................... 37
2.1.14 Inflasi ..................................................................................... 40
2.1.15 Kurs Rupiah........................................................................... 44
2.1.16 Suku Bunga ........................................................................... 55
2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 48
2.3 Kerangka Konseptual ....................................................................... 61
2.2. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 61
xiii
4.1.1 Objek Penelitian ...................................................................89
4.1.2 Analisis Deskriptif................................................................90
4.1.3 Penentuan Model Estimasi ...................................................113
4.1.3.1 Common Efect Model ..............................................113
4.1.3.2 Fixed Efect Model ....................................................113
4.1.3.3 Random Efect Model ................................................114
4.1.4 Teknik Penentuan Model .....................................................115
4.1.4.1 Uji Chow...................................................................115
4.1.4.2 Uji Hausman .............................................................116
4.1.4.3 Uji Langrangge Multipiler (LM) ..............................117
4.1.5 Uji Asumsi Klasik ................................................................118
4.1.5.1 Uji Normalitas .........................................................118
4.1.5.2 Uji Multikolinearitas ................................................120
4.1.5.3 Uji Heteroskedastitistas ...........................................120
4.1.5.4 Uji autokorelasi.........................................................121
4.1.6 Analisa Regresi Dengan Data Panel.....................................122
4.1.7 Pengujian Hipotesis ..............................................................124
4.1.7.1 Uji Parsial (Uji t) ......................................................124
4.1.7.2 Uji F (Simultan) ........................................................127
4.1.7.3 Koefisien Determinasi (R2) ......................................128
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................129
4.2.1 Pengaruh Likuiditas Yang Di Proksi Current Ratio
Terhadap Nilai Perusahaan (PBV) ............................................129
4.2.2 Pengaruh Struktur modal yang di proksi DER terhadap
nilai perusahaan ........................................................................132
4.2.3 Ratio Aktivitas di proksi oleh TATO berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan .............................134
4.2.4 Profitabilitas yang di proksi ROA berpengaruh positif tapi
tidak signifikan terhadap Nilai perusahaaan .............................137
4.2.5 Inflasi Berpengaruh Negatif Dan Signifikan Terhadap
Nilai Perusahan .........................................................................140
xiv
4.2.6 Variabel kurs rupiah berpengaruh Negatif Signifikan
terhadap nilai perusahaan ..........................................................142
4.2.7 Suku bunga (SBI) berpengaruh Negatif Signifikan terhada
nilai perusahaan .......................................................................144
4.3 Keterbatasan Penelitian .........................................................................147
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ...........................................................................................148
5.2 Saran ......................................................................................................149
DAFTAR PUSTKA ...........................................................................................151
LAMPIRAN .......................................................................................................161
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Kondisi rata rata laba bersi dan PBV perusahaan sampel ............................2
3.1 Seleksi Sampel .............................................................................................71
3.2 Sampel Penelitian .........................................................................................72
3.3 Definisi operasional variabel ........................................................................87
4.1 Harga Saham Perusahaan Sektor Energi ......................................................91
4.2 Kondisi Aset Perusahaan tahun 2015-2019 .................................................92
4.3 Kondisi Total Liabilitas perusahaan..............................................................94
4.4 Kondisi Total Ekuitas Perusahaan Sampel ..................................................98
4.5 Kondisi Penjualan 36 Perusahaan Sampel ...................................................97
4.6 Laba bersih 36 perusahaan sampel ..............................................................99
4.7 Statisstik data variabel penelitian .................................................................100
4.8 Kondisi PBV 36 perusahaan sampel ............................................................101
4.9 Kondisi Current ratio 36 perusahaan sampel ..............................................103
4.10 Kondisi DER 36 Perusahaan Sampel .........................................................105
4.11 Kondisi Turnover Perusahaan sampel ........................................................107
4.12 Kondisi ROA perusahaan sampel periode 2015-2019 ...............................109
4.13 Kondisi tingkat Inflasi Indonesia ...............................................................110
4.14 Kondisi Kurs Tengah Rupiah ......................................................................111
4.15 Kondisi Suku Bunga BI-7 Day Reverse Repo Rate. ..................................112
4.16 Hasil Uji Common Efect Model ................................................................113
4.17 Hasil Uji Fixed Efect Model ......................................................................114
4.18 Uji Random Efect Model ............................................................................115
4.19 Hasil Uji Chow ...........................................................................................116
4.20 Hasil Uji Hausman .....................................................................................116
4.21 Uji Langrangge Multipler ..........................................................................117
4.22 Hasil uji Multikolinearitas .........................................................................120
4.23 Hasil Heteroskedasticity Test .....................................................................120
4.24 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................121
xiv
4.25 Hasil Uji random Efect Model ...................................................................123
4.26 Hasil Uji t ...................................................................................................124
4.27 Uji Simultan ...............................................................................................127
4.28 Uji Koefisien Determinasi .........................................................................128
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
dengan tujuan untuk menarik minat investor. Semakin tinggi nilai perusahaan
Pawestri, 2006). Menurut Husnan (1996) Nilai perusahaan merupakan harga yang
perusahaan.
kesejahteraan para pemiliknya juga akan meningkat. Salah satu cara yang
pasar modal seperti rasio price to book value (Pratama et al., 2019). Price to
Book Value adalah rasio perbandingan antara nilai pasar suatu saham terhadap
nilai buku perusahaan sehingga price to book value dapat mengukur tingkat harga
Adapaun objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor energi yang
sektor yang belum lama dibentuk di Bursa Efek Indonesia. Berikut data rata rata
PBV dan laba bersih 36 perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan perode
2015-2019.
1
2
Tabel 1.1 Kondisi rata rata laba bersi dan PBV perusahaan sampel
Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa nilai rata rata PBV perusahaan
berfluktuasi. Pada tahun 2015 perusahaan pertambangan berada pada nilai rata
rata 170% atau 1,7 kali. Selanjutnya, pada tahun 2016 perusahaan sektor
pertambangan memperoleh kenaikan rata rata PBV yaitu dengan nilai 202%.
PBV tertinggi pada tahun 2017, yang pada akhirnya mengalami penurunan pada
berupaya menerbitkan hasil finansial yang baik kepada pihak ekternal yang
Ada dua faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu faktor internal
dan ekstenal. Menurut Sujoko & Soebiantoro, (2007) faktor internal adalah
lancar dari harta lancar yang dimiliki sehingga hal ini meningkatkan kepercayaan
Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian Yusuf & Syarif (2021) ROA
2015). Struktur modal berperan penting bagi perusahaan karena dampak terhadap
risiko yang dialami oleh pemegang saham dan besarnya jumlah tingkat
penelitian Putri & Henny Rahyuda (2020), menemukan debt to equity ratio tidak
mempengaruhi nilai perusahaan (PBV). Yusuf & Syarif (2021), debt to equity
ratio berpengaruh negatif dan signifikan pada nilai perusahaan. Sedangkan pada
penelitian Dianti et al., (2020), Tanjung (2020), Markonah et al., (2020) DER
faktor eksternal juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut Fama dalam
Pada faktor eksternal seperti inflasi, nilai tukar dan kurs dapat
pengembalian yang tinggi. Tingkat suku bunga tinggi juga memberikan sinyal
kepada investor saham untuk beralih kepada investasi yang memberikan tingkat
pengembalian yang tetap seperti obligasi dan deposito. Meningkatnya suku bunga
leverage yang tinggi akan mendapatkan dampak yang sangat berat terhadap
kenaikan tingkat bunga. Dalam penelitian Dewi Sartika et al., (2019), Pangestuti
& Tindangen (2020) suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
5
Sugiarto & Santosa, (2018) Suku bunga (SBI) berpengaruh positif dan signifikan
Faktor ekternal lain adalah nilai tukar rupiah. Depresiasi terhadap suatu
mata uang dapat menyebabkan peningkatan suatu harga saham jika terjadi
saham dikarenakan harus melakukan pembayaran dengan mata uang asing. Dalam
penelitian Sugiarto & Santosa, (2018), Ahmad et al., (2020) menemukan bahwa
menurut Isnurhadi et al., n.d. dan Dewi Sartika et al., (2019) nilai tukar tidak
nilai tukar yang dinyatakan dengan nilai tengah berpengaruh negatif signifikan
and Azzahra Meirizqi Louisa (2020) yang berjudul “The Influence of Internal and
variabel current ratio, debt equity ratio, suku bunga dan kurs hanya memilik
kontribusi atau pengaruh sebesar 52,25% terhadap nilai perusahan yang di proksi
oleh PBV. Hal ini menunjukan bahwa ada variabel lain mempengaruhi PBV.
jurnal tersebut, Untuk itu ditambahkan variabel rasio profitabilitas dan rasio
aktivitas pada faktor internal serta menambahkan inflasi pada faktor ekternal.
6
mendapatkan laba (profit) dari pendapatan (earning) terkait penjualan, aset, dan
prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan
juga akan dinilai semakin baik di mata investor. Apabila kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham juga akan meningkat
Yusuf & Syarif (2021) menemukan bahwa terdapat pengaruh Return On Assets
Dianti et al., (2020) mereka menemukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan
sangat berguna untuk menghitung nilai penjualan yang dihasilkan perusahaan dari
setiap rupiah asetnya. Semakin besar rasio total assets turnover suatu perusahaan
maka dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan tersebut semakin baik. Semakin
baik kinerja perusahaan maka semakin besar keinginan investor untuk memiliki
relatif adalah signal negatif bagi para investor. Terutama bagi perusahaan yang
memiliki solvabilitas yang tinggi karena dapat mengurangi profit dan akhirnya
harga saham pun akan turun. Selain itu tingginya tingkat inflasi pada tahun
tersebut juga dipicu oleh adanya ekspektasi dari masyarakat bahwa rupiah akan
semakin terdepresiasi dimasa yang akan datang dan akibatnya tingkat harga akan
terus naik. Dalam penelitian Nuryani et al., (2021) menemukan bahwa inflasi
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Dewi
Sartika et al., (2019) Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
menemukan research gap pada variabel di hasil penelitian terdahulu dan adanya
fenomena yang telah diuraikan di atas, menjadi dasar peneliti ingin menguji ulang
perusahaan?
perusahaan?
sebagai berikut.
perusahaan
1. Manfaat Teoritis
dan hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan mengenai
2. Manfaat Praktik
a. Bagi penulis
perusahaan (studi pada perusahaan sector energi bursa efek indonesia tahun
2015-2019).
yang dapat dibuat untuk acuan dimasa yang akan datang oleh lembaga
Bagi peneliti lain dapat dimanfatkan dan dijadikan sebagai bahan referensi
untuk pustaka dan hasil penelitian ini dapat pula dijadikan dasar dalam
d. Bagi investor
suku bunga terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
sektor energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode 2015-2019.
Peputaran modal kerja, profitabilitas, Inflasi, kurs rupiah dan suku bunga.
indonesia periode 2015-2019. Sedangkan total sampel pada penelitian ini terdapat
36 perusahaan. Adapaun alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah
eviews 9.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
empirical review. Teori yang menjadi dasar pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
suatu isyarat atau sinyal berupa informasi yang mencerminkan kondisi suatu
respon calon investor terhadap perusahaan. Sinyal tersebut berupa informasi yang
Informasi tersebut dianggap sebagai indikator penting bagi investor dan pelaku
tersebut dianggap sebagai sinyal positif (berita baik) atau sinyal negatif (berita
buruk) (Jogiyanto, 2010). Jika informasi tersebut bernilai positif berarti investor
11
12
akan merespon secara positif dan mampu membedakan antara perusahaan yang
berkualitas dengan yang tidak, sehingga harga saham akan semakin tinggi dan
satu teori pilar dalam memahami manajemen keuangan. Secara umum, sinyal
diartikan sebagai isyarat yang dilakukan oleh perusahaan (manajer) kepada pihak
luar (investor). Sinyal tersebut dapat berwujud berbagai bentuk, baik yang secara
langsung dapat diamati maupun yang harus dilakukan penelaahan lebih mendalam
untuk dapat mengetahuinya. Apapun bentuk atau jenis dari sinyal yang
pasar atau pihak eksternal akan melakukan perubahan penilaian atas perusahaan.
kepada calon investor agar harga saham perusahaannya meningkat. Hal positif
bagus akan membedakan mereka dengan perusahaan yang tidak memiliki “berita
tentang bagusnya kinerja masa depan yang diberikan oleh perusahaan yang
kinerja keuangan masa lalunya tidak bagus tidak akan dipercaya oleh pasar.
suatu sinyal sangat bernilai atau bermanfaat sementara sinyal yang lain tidak
yang dicerminkan di dalamnya dan elemen-elemen apa saja dari sinyal atau
menarik. Selain itu, teori ini juga mencermati apa yang akan terjadi manakala
sinyal yang diisyaratkan tidak sepenuhnya meyakinkan atau seberapa besar yang
muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)
kontrak untuk memberi imbalan kepada agen. Analoginya seperti antara pemilik
perusahaan, yaitu para pemegang saham. Para pemegang saham ini, dengan
14
harapan bahwa agen akan bertindak demi kepentingan para pemegang saham,
pihak manajemen dapat membuat keputusan yang optimal atas nama para
pemegang saham, merupakan hal yang penting agar pihak manajemen tidak hanya
mendapat insentif yang tepat (gaji, bonus, opsi saham, dan kompensasi), tetapi
agen, audit laporan keuangan, dan secara eksplisit membatasi keputusan pihak
antara pihak peminjam dan pemberi pinjaman. Kegiatan pengawasan tentu saja
membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi. Biaya agensi merupakan
dan Meckling (1976), salah satu pendapat dari teori agensi adalah siapapun yang
pemegang saham.
nilai perusahaan terdapat suatu tingkat leverage yang optimal. Menurut teori ini
agency cost of financial distress dan the tax advantage of debt financing. Menurut
teori ini struktur modal yang optimal dicapai, apabila nilai sekarang dari tax shield
hutang adalah sama dengan nilai sekarang dari biaya kesulitan keuangan hutang.
meningkatkan nilai perusahaan melalui indikator earning per share (EPS), maka
pembiayaan investasi tambahan hurus dibiayai oleh hutang. Hal ini terjadi karena
pendapatan per lembar saham (EPS) akan lebih tinggi. Sebaliknya apabila
tersebut sama dengan jumlah tambahan pendapatan dari penghematan pajak (taxe
Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modigliani dan
Miller (teori MM). Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau
3) Investor dapat menggunakan utang dengan tingkat suku bunga yang sama
dengan perusahaan.
8) Jika terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar (market
value)
pemerintah, yang berarti merupakan aliran kas keluar. Utang bisa digunakan
untuk menghemat pajak, karena biaya bunga bisa dipakai sebagai pengurang
pajak. Dalam teori MM dengan pajak ini terdapat dua preposisi, yaitu:
Preposisi- I
Nilai perusahaan yang berhutang sama dengan nilai dari perusahaan yang
Preposisi- II
cost itu sendiri adalah harga negosiasi kontrak dan renegotiation kontrak-kontrak
imbalan atas tabungan dan investasi dana mereka daripada untuk mengkonsumsi
permintaan produk atau kondisi biaya yang tidak terduga yang menyebabkan
Jadi, menurut teori gesekan, keuntungan ekonomi ada untuk beberapa waktu
karena faktor gesekan yang mencegah penyesuaian sistem secara instan dengan
kondisi baru. Ketika keuntungan ekonomi dibuat dalam jangka pendek, lebih
banyak perusahaan akan memasuki industri dalam jangka panjang sampai semua
mereka).
negatif), beberapa perusahaan akan meninggalkan industri tersebut. Hal ini akan
keuntungan ini dapat muncul bahkan jika semua pengusaha identik karena
lebih tinggi, atau biaya lebih rendah dari yang diantisipasi, pengusaha akan
Jika harga lebih rendah atau biaya lebih tinggi dari yang diantisipasi,
pengusaha akan menerima lebih sedikit daripada produk alternatif sumber daya
mereka, yaitu keuntungan negatif. Keuntungan positif dapat bertahan untuk waktu
yang lama jika perusahaan di luar industri terbukti memasuki industri dan
menyoroti aspek lain dari inflasi. Menurut teori ini, inflasi terjadi karena suatu
menurut pandangan ini, tidak lain adalah proses perebutan bagian rejeki di antara
yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Proses perebutan ini akhirnya
barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia ( timbulnya apa yang
disebut dengan inflationary gap) Inflationary gap timbul karena adanya golongan-
makin tinggi tingkat bunga, maka makin tinggi pada keinginan masyarakat untuk
menyimpan dananya di bank. Artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi,
dari (penggunaan) loanable funds, atau dapat diartikan sebagai dana yang tersedia
untuk di pinjamkan atau dana investasi, karena menurut teori klasik, bunga adalah
tingkat bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil,
apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari
tingkat bunga yang harus di bayarkan untuk dana investasi tersebut sebagai
ongkos untuk penggunaan dana (cost of capital) (Nopirin 2000) . Makin rendah
tingkat bunga, maka pengusaha akan terdorong untuk melakukan investasi, sebab
biaya penggunaan dana juga semakin kecil, tingkat bunga dalam keadaan
seimbang (artinya tidak ada dorongan naik turun) akan tercapai apabila keinginan
investasi.
21
dibayar calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan dapat
keadaan yang tidak lazim dimana aktiva bersih yang dilikuidasi mempunyai nilai
yang lebih besar. Maka dapat membantu investor dalam menentukan nilai
tersebut tercemin dari nilai perusahaan. Dengan kata lain, nilai perusahaan
asuransi, perkiraan, dan judgement. Ada beberapa konsep dasar penilaian yaitu
sebagai berikut :
Secara umum, banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam
diantaranya adalah :
1) Pendekatan laba antara metode rasio tingkat laba dan metode kapitalisasi
proyek laba.
asuransi, perkiraan, dan judgement. Ada beberapa konsep dasar penilaian yaitu
sebagai berikut :
Keown (2008) mengatakan bahwa nilai perusahaan adalah nilai pasar atas
makmur. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai perusahaan adalah nilai
pasar seluruh komponen keuangan perusahaan yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli jika perusahaan dijual yang tercermin dari harga sahamnya. Dengan kata
lain, nilai perusahaan juga bisa disebut sebagai persepsi investor atau masyarakat
23
umumnya terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Nilai
beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain :
1) Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran
2) Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar-
diperkirakan, nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual di
pasar saham
3) Nilai intrinsik, merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil suatu
perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar
akan datang.
4) Nilai buku, adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan konsep dasar
akuntansi.
5) Nilai likuidasi, adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para
pemegang saham.
24
seorang investor dalam menentukan saham mana yang akan dibeli. Sebelum
yang berguna untuk menilai saham-saham yang akan dipilih dan untuk
strategi investasi yang akan dilakukan (Sarita et all, 2019). Nilai perusahaan
Price earning ratio adalah harga per lembar saham, indikator ini
secara praktis telah diaplikasikan dalam laporan keuangan laba rugi bagian
harga saham terhadap kelipatan earnings. Price earning ratio dapat dihitung
dengan rumus:
Earning Per Share atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk
setiap lembar saham yang dimiliki. Laba per lembar saham dapat dihitung
EPS =
d) Tobin’s Q
keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi
Tobin’s Q =
pengukuran nilai perusahaan. Price Book Value merupakan salah satu variabel
2.1.10 Likuiditas
penelitian ini Likuiditas diukur Current Ratio (CR) (Pangestuti & Tindangen,
2020).
kata lain, rasio likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur
dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya (Mamduh
M. Hanafi dan Halim, 2014). Rasio likuiditas memberikan cukup banyak manfaat
kreditor dan distributor atau supplier yang menyalurkan atau menjual barang
jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek. Berikut tujuan rasio likuiditas
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk
yang berumur di bawah satu tahun atau sama dengan satu tahun,
Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sediaan dan utang yang dianggap
e) Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang.
g) Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu
a) Current Ratio
dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain seberapa
pendek yang segera jatuh tempo. Current Ratio dapat pula dikatakan
membandingkan antara total aktiva dan total liabilitas lancer (Kasmir 2014).
Menurut Van Horne anda watchowic (2012), current ratio dapat di ukur
Current Ratio =
memenuhi liabilitas lancar. Quick ratio sering juga disebut acid test ratio
29
Quick ratio =
c) Cash Ratio
Cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat
ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti
rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat).
Menurut Munawir (2010), likuiditas dalam hal ini Cash Ratio dapat diukur
Cash Ratio =
investor dalam menginvestasikan dananya. Semakin besar nilai current ratio maka
perusahaan dengan likuiditas yang tinggi belum tentu akan menarik investor untuk
berinvestasi, karena current ratio yang tinggi juga menunjukkan adanya piutang
30
yang tidak tertagih atau persediaan yang tidak terjual, yang akan mempunyai
investor lebih menyukai laba (gain) serta menghindari risiko (Munawir, 2007).
pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen,
dan modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari
saham biasa, modal disetor atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan. Bila
berikut: ”Capital Structure is the mix of long term debt and equity maintained by
jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. Ada dua
macam tipe modal menurut Lawrence, Gitman (2000) yaitu modal utang (debt
capital) dan modal sendiri (equity capital). Tetapi dalam kaitannya dengan
struktur modal, jenis modal utang yang diperhitungkan hanya utang jangka
31
panjang.
komponen, yaitu:
1) Modal sendiri
Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemiliknya
dan tertanam didalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya
(Riyanto, 2011). Modal sendiri juga dapat didefinisikan sebagai dana yang
dipinjam dalam jangka waktu tidak terbatas dari para pemegang saham. Secara
financing) berasal dari hasil operasi perusahaan yang berbentuk laba ditahan dan
penyusutan. Sedangkan dari luar (external financing) bisa dalam bentuk saham
Modal asing atau jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya
adalah panjang, umumnya lebih dari sepuluh tahun. Utang jangka panjang adalah
kewajiban keuangan jangka waktu yang pembayaranya masih panjang atau lebih
dari satu tahun. Utang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk
kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah besar (Riyanto, 2011).
32
Dalam penelitian ini struktur modal diukur dengan debt to equity ratio
dengan jumlah modal yang diberikan oleh pemilik perusahaan untuk mengetahui
perusahaan juga relatif tinggi. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang
yang diperoleh melalui utang jika dibandingkan dengan modal sendiri. Rumus
2.1.12 Profitabilitas
digunakan sebagai bahan evaluasi atas evektifitas pengelolan suatu badan usaha.
laba dari tahun ke tahun, mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri dan mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
Kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila
tingkat rasio profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi ataupun tengan kata
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode
tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang di hasilka dari penjualan atau
imbalan atau hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata lain
kewajiban dan modal. Menurut Van Horne and Wachowicz (2005), macam-
yaitu Net Profit Margin (NPM), Operating Profit Margin (OPM), dan Gross
dari aktivitas operasi yang dilakukan perusahaan. Menurut (E. Brigham &
Rasio profitabilitas menurut Van Horne and Wachowicz (2005) adalah rasio
yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Dari rasio profitabilitas
yang dihasilkan oleh perusahaan maka semakin baik juga nilai perusahaan
tersebut.
rasio profitabilitas yaitu Net Profit Margin (NPM), Operating Profit Margin
(OPM), Gross Profit Margin (GPM), Return On Asset (ROA) dan Return On
NPM =
mengukur persentase dari setiap penjualan yang tersisa setelah semua biaya
dan beban selain bunga, pajak, dan dividen saham preferen. Semakin tinggi
rasio Operating Profit Margin, maka semakin baik pula operasi suatu
maka Gross Profit Margin akan menurun, begitu juga sebaliknya. Semakin
besar rasio Gross Profit Margin, maka semakin baik keadaan operasi
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa cost of good sold relatif rendah
laba bersih bila diukurdari modal pemilik. Menurut Brigham and Houston
pengembalian atas uang mereka, dan rasio ini menunjukkan seberapa baik
Returm On Equity =
37
dari aktiva yang ada. Rasio ini menunjukkan hasil (return) atas jumlah
banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki
Return On Assets =
perusahaan. Kasmir (2012) dalam Safitri & Mukaram, (2018) ROA digunakan
Menurut Brigham & Houston (2012), rasio aktivitas atau sering juga
disebut rasio manajemen aset adalah rasio yang mengukur seberapa efektif sebuah
rasio aktivitas umumnya diukur dari perputaran masing- masing elemen aktiva
(Sutrisno, 2008).
lancar dapat dikonversi ke dalam kas. Adapun cara yang umum digunakan untuk
perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover), dan perputaran total aktiva (total
asset turnover).
Menurut Kasmir (2008) rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk
dimilikinya. Menurut Kasmir (2008) ada beberapa jenis rasio aktivtas yaitu:
lama penagihan piutang dalam satu periode. Semakin tinggi ratio menunjukan
bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah dan
2) Perputaran persediaan
kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) berputar dalam satu periode.
Perputaran modal kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau
Artinya rasio ini mengukur seberapa banyak modal kerja berputar selama satu
Fixed assets turn over merupakan ratio yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu
periode.
Total Asset turn Over adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Selain itu, ratio ini
mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
Pada penelitian in rasio aktivitas di proksi oleh Total Assets Turn Over.
menggunakan aset yang dimiliki atau dengan perkataan lain untuk mengukur
40
perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah
maka dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan tersebut semakin baik. Dengan
semakin baiknya kinerja perusahaan maka akan semakin besar harapan bahwa
akan meningkatkan nilai perusahaan seiring dengan naiknya harga saham di pasar
2.1.14 Inflasi
dalam Indeks Harga Konsumen (IHK), deflator PDB, atau indeks-indeks lain
dalam harga keseluruhan. Inflasi dipengaruhi oleh jumlah uang. Teori ini disebut
pendekatan yang paling banyak digunakan dalam menghitung inflasi, hal ini
disebabkan karena data indeks harga konsumen dapat diperoleh dalam bentuk
bulanan, triwulan, ataupun tahunan. Di indonesia data ini dapat diperoleh dari
laporan biro pusat statistik, bank indonesia, ataupun lembaga keuangan lainnya.
dan penawaran suatu mata uang dan karenanya mempengaruhi kurs. Sedangkan
menurut (A’yun, 2017) inflasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kenaikan
daya beli masyarakat menurun dan kenaikan tingkat bunga. Besar kecilnya laju
inflasi akan mempengaruhi suku bunga dan kinerja keuangan perusahaan dan
pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi
dari permintaan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas
disukai dan jika minat investor turun maka harga saham juga berimbas akan turun
juga.
penurunan daya beli uang. Besarnya pengaruh inflasi juga berpengaruh terhadap
harga saham, ini dikarenakan inflasi bagi ekonomi suatu negara sangat krusial.
Hubungan yang berlawanan antara tingkat inflasi dengan harga saham terjadi
42
karena ketika ada kenaikan tingkat inflasi akan mendorong investor untuk
jenis investasi dalam bentuk saham yang dipandang oleh invest beresiko tinggi.
permintaan saham sehingga pada gilirannya harga sahampun akan menurun. Maka
yang lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif
yang cukup besar (biasanya double digit atau bahkan triple digit) dan
kadang kala berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai
harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk
menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam, perputaran uang maN
cepat, harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila
Demand full inflation adalah inflasi yang bermüla dari adanya kenaikan
penuh.
Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju
year) x 100%
Produsen Price Index dikenal dengan Whosale Price Index yang le oih
material), bahan baku dan barang setengah jadi. Indecks PPI ini sejalan
GNP Deflator GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda
dengan indeks CPI dan PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang
dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia per 31 Desember setiap tahunnya selama
dan dalam pertukaran antara 2 macam mata uang yang berbeda, akan terdapat
perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai
inilah yang disebut kurs atau exchange rate. Mankiw (2012) mengatakan bahwa
Perubahan nilai tukar mempunyai pengaruh negatif terhadap harga saham, setiap
perusahaan memiliki respon terhadap perubahan kurs yang terjadi, respon ini
Menurut Musdholifah & Tony (2007) dalam Perlambang (2017) , nilai tukar
atau kurs adalah perbandingan antara harga mata uang suatu negara dengan mata
uang negara lain. Misal kurs rupiah terhadap dollar Amerika menunjukkan berapa
rupiah yang diperlukan untuk ditukarkan dengan satu dollar Amerika. Menurut
(Triyono, 2008), kurs (exchange rate) adalah pertukaran antara dua mata uang
yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga antara kedua mata
uang tersebut. Jadi, Nilai Tukar Rupiah adalah suatu perbandingan antara nilai
Pada penelitian ini menggunakan data kurs jual dan kurs beli diambil dari
kurs jual dan kurs beli dihitung dengan menemukan rata-rata nilai tukar nilai
Mishkin (2008) Suku Bunga adalah biaya pinjaman atau harga yang
dibayarkan untuk dana pinjaman tersebut. Oleh karena itu, bunga juga dapat
diartikan sebagai uang yang diperoleh atas pinjaman yang diberikan. Suku bunga
pada dasarnya mempunyai dua pengertian sesuai dengan peninjauannya yaitu bagi
bank dan bagi pengusaha. Bagi bank, bunga adalah suatu pendapatan atau suatu
keuntungan atas peminjaman uang oleh pengusaha atau nasabah. Dan bagi
pengusaha bunga dianggap sebagai ongkos produksi ataupun biaya modal. Suku
bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan dananya di bank
pada sektor produksi atau industri yang memiliki tingkat risiko lebih besar.
Apabila terjadi kenaikan tingkat suku bunga, maka pergerakan harga saham akan
menurun, sebaliknya apabila terjadi penurunan tingkat suku bunga, maka harga
saham akan naik. Semakin tinggi tingkat bunga perbankan, akan menyebabkan
dengan melepas saham, maka suplai saham di bursa saham meningkat dan
presentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan satu ukuran harga,
sumber yang digunakan oleh debitur yang dibayarkan kepada debitur. Unit waktu
biasanya dinyatakan dalam satuan tahun (satu tahun investasi) atau bisa lebih
pendek dari satu tahun. Menurut (F. S. Mishkin, 2008) suku bunga adalah biaya
negatif bagi setiap emiten, karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan
menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih berarti penurunan laba per saham
dan akhirnya akan berakibat pada turunnya harga saham dipasar saham. Begitu
juga sebaliknya, penurunan tingkat bunga pinjaman atau deposito akan menaikan
Kenaikkan tingkat bunga juga akan ditanggung oleh investor, yaitu berupa
kenaikan biaya bunga bagi perusahaan. Masyarakat tidak mau berisiko melakukan
Suku bunga dapat dikatakan juga sebagai nilai atau keuntungan yang
diberikan kepada investor dari penggunaan dana investasi atas dasar perhitungan
47
nilai ekonomis dalam periode waktu tertentu. Dimana tingkat suku bunga
ditentukan oleh pemerintah dan tingkat suku bunga bank digunakan untuk
mengontrol perekonomian suatu negara, tingkat suku bunga yang berlaku di bank
Tingkat suku bunga dalam penilitan ini dicerminkan dengan nilai BI-7
Day Reverse Repo Rate. BI 7-Day (Reverse) Repo Rate data dalam penelitian ini
diambil dari situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id) untuk periode 2016 -
20120. Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate digunakan sebagai suku bunga
kebijakan baru karena dapat secara cepat memengaruhi pasar uang, perbankan dan
Rate sebagai acuan yang baru memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga
suku bunga kebijakan baru, terdapat tiga dampak utama yang diharapkan, yakni:
pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga
perbankan.
48
temukan dengan beberapa tema yang tidak jauh berbeda mengenai variable
Period”.
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
perusahaan.
perusahaan variabel nilai (PBV). Hal ini berarti semakin tinggi nilai ROA dan
3. Sari & Sedana, (2020) melakukan penelitian yang berjudul “Profitability and
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini bermakna
signifikan terhadap perusahaan nilai. Dalam hal ini jika nilai tukar mengalami
5. Hapsoro & Falih, (2020) melakukan penelitian yang berjudul “The Effect of
perusahaan.
6. Yusuf & Syarif, (2021) melakukan penelitian yang berjudul ” The Role Of
Profitability, Capital Structure And Firm Size Towards The Firm Value Ofpt.
negatif dan signifikan pada nilai perusahaan. Hal tersebut bermakna bahwa
itu, ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada nilai
perusahaan.
Hal ini bermakna bahwa peningkatan DER dan ROE dapat meningkatkan nilai
Firm Value: A Case Study of the Food and Beverage Sector of Indonesia”
dialokasikan untuk investasi baik aktiva lancar maupun aktiva tetap, jika aktiva
TATO, ROA AND SHARE PRICE TO PBV (Studies on the food and beverage
79,12%. Sebagian menunjukkan bahwa DER negatif dan efek yang signifikan
terhadap PBV. Hal ini bermakna bahwa penurunan DER dapat meningkatkan
dan signifikan ke PBV. Variabel ROA secara parsial memiliki positif dan tidak
Current Ratio, Total Asset Turnover Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Price
Periode 2013-2017)
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa current ratio dan total
debt to equity ratio dan return on asset tidak berpengaruh signifikan terhadap
price to book value. Current ratio dan total asset turnover berpengaruh
signifikan terhadap price to book value dengan return on asset sebagai variabel
intervening.
11. Misran & Chabachib, (2017) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Pengaruh Der Cr Dan Tato Terhadap Pbv Dengan Roa Sebagai Variabel
Intervening (Studi Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar
Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO), dan Return on Asset
(PBV). Return on Asset (ROA) dapat memediasi pengaruh antar variabel Debt
to Equity Ratio (DER) independen dan Total Asset Turnover (TATO) terhadap
Price to Book Nilai (PBV). Namun Return on Asset (ROA) tidak dapat
memediasi pengaruh antara Current Ratio (CR) menjadi Price to Book Value
(PBV)
12. (Tanjung, 2020a) The Effect Of Return On Assets, Free Cash Flow, And Debt
13. (Irnawati, 2019) Pengaruh return on assets , return on equity Dan current
14. (Dianti et al., 2020) The Effect Of Return On Assets And Debt To Equity Ratio
To Price To Book Value (Study Of Property And Real Estate Sub Sector
54
Companies Listed On The Indonesia Stock Exchange For The Period Of 2016-
2018).
mempengaruhi harga terhadap nilai buku tetapi rasio hutang terhadap ekuitas
15. (Putri & Henny Rahyuda, 2020) Effect of Capital Structure and Sales Growth
dapat bertindak sebagai mediator pengaruh DER, SG, dan DPR terhadap PBV.
16. (Nuryani et al., 2021) Pengaruh Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap
Hasil penelitian faktor ekternal perusahaan yaitu inflasi dan suku bunga
tinggi meningkat nilai suku bunga dan inflasi makan akan meningkatkan nilai
adanya peningkatan dan penurunan rasio laverage dan likuiditas tidak mampu
perusahaan (PBV), hal ini berarti bahwa semakin tinggi nilai deviden dan ROE
nilai perusahaan (PBV) dan nilai tukar (US $) memiliki efek negative dan
18. (Dewi Sartika et al., 2019) Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar, Dan
nilai perusahaan. Kemudian suku bunga, nilai tukar dan produk domestik bruto
Salain itu inflasi, suku bunga, nilai tukar, dan produk domestik bruto
Tekstil dan Garmen Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Keempat, inflasi, suku
19. (Sabaru et al., 2021) Pengaruh Profitabilitas, Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap
Nilai Perusahaan Pada Sektor Trade, Service And Investment Yang Terdaftar
Di BEI.
berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) pada sektor Trade, Service and
Inflasi dan Nilai Tukar tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV)
pada sektor Trade, Service and Investment yang terdaftar di BEI periode 2014-
2018. Dan secara simultan Profitabilitas (ROA), Inflasi dan Nilai Tukar
memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) pada sektor Trade, Service
sebaiknya menjaga ROA dan memperhatikan Inflasi dan Nilai tukar agar tidak
20. (Ahmad et al., 2020) The Effects of Macroeconomic Factors on Firm Value:
masing memiliki pengaruh negatif dan positif yang signifikan terhadap nilai
perusahaan.
perusahaan dari emiten di Nigeria. Secara umum, temuan ini sejalan dengan
tingkat pertumbuhan PDB, tingkat inflasi, dan nilai tukar berada di luar kendali
organisasi, oleh karena itu, perlu perusahaan untuk memprediksi beragam efek
memediasi pengaruh inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terhadap nilai
22. (Sugiarto & Santosa, 2018) Pengaruh Indikator Makro Ekonomi, Kinerja
Keuangan, Dan Tata Kelola Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Properti
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku bunga BI, nilai tukar rupiah
terhadap nilai perusahaan yang diwakili oleh variabel Tobin's Q. Secara parsial
Suku bunga BI, nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, ROE, dan TATO
peningkatan Suku bunga BI, nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, ROE, dan
kantor akuntan publik big four, dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
nilai perusahaan adalah nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas
Ada dua faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu faktor internal
internal penelitian ini menggunakan variabel Inflasi, suku bunga dan kurs.
kemampuan untuk memenuhi hutang lancar dari harta lancar yang dimiliki
tersebut.
Struktur modal pada penelitian ini di ukur dengan Debt to equty ratio.
Aset Turn Over. Perputaran aset adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur
menggunakan aset yang dimiliki atau dengan perkataan lain untuk mengukur
perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah
penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah aset yang digunakan. Oleh karenanya
semakin tinggi tingkat perputaran penjualan terhadap aset maka dapat dikatakan
Asset. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan
Laju inflasi yang tinggi akan mendorong kenaikan harga bahan baku dan
meningkat dan menurunkan daya beli masyarakat. Hal ini berdampak pada
perusahaan mengalami penurunan dan secara tidak langsung berdampak pada nilai
perusahaan.
perusahaan yang ingin melakukan investasi baru, terutama bagi perusahaan yang
memiliki rasio pinjaman yang tinggi, karena terancam tidak mampu melunasi
perusahaan.
Aktivitas
TATO
Inflasi
Data Inflasi BI
Kurs PBV
Kurs Tengah BI
Suku Bunga
BI 7-Day (Reverse) Repo
Rate
2.4 Hipotesis
keuangannya yang harus segera dipenuhi dalam jangka pendek atau satu tahun
modal. Jika perusahaan masih memiliki kemampuan yang bagus dalam memenuhi
lancar maka perusahaan dapat dikatakan likuid. Likuiditas padacu penelitian ini
memiliki peluang untuk terus berkembang. Menurut Thaib and Acong (2017),
calon investor. Selain itu, Tingkat current ratio yang tinggi mencerminkan
kecukupan kas dan tingkat likuiditas yang tinggi pula, sehingga tingkat
menginvestasikan dananya, jika suatu saat terjadi hal yang tidak diinginkan.
baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi
finansial perusahaan, terutama dengan adanya hutang yang sangat besar akan
adanya hutang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow
sia-sia.
perusahaan berhutang lebih banyak, maka biaya modal saham akan meningkat,
sehingga penghematan pajak pun lebih besar. Pajak yang dibayarkan kepada
pemerintah yang berarti aliran kas keluar. Hutang bisa digunakan untuk
menghemat pajak, karena biaya bunga hutang dapat dipakai sebagai pengurang
pajak. Sehingga jika pajak yang dibayarkan kecil, perusahaan dapat meningkatkan
menyebabkan kenaikan pada nilai perusahaan melalui nilai price book value.
Struktur modal dalam penelitian ini diproksikan dengan debt to equity rasio
berpengaruh positif signifikan terhadap perusahaan (PBV). Oleh karena itu, maka
H2: Debt Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan
65
Perusahaan
Bagi investor atau calon investor memiliki tujuan utama dalam berivestasi adalah
mendapatkan respon positif dari investor dan dapat menyebabkan harga saham
menunujukkan bahwa jumlah aktivanya lebih besar dari pada penjualan sehingga
baiknya kinerja perusahaan maka akan semakin besar harapan bahwa nilai
modal.
66
rasio aktivitas dapat berarti bahwa semakin tinggi jumlah penjualan yang
diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Hal ini berarti semakin tinggi rasio aktivitas,
maka akan terlihat semakin baik dan kemungkinan akan meningkatkan nilai
Hal ini didukung dnegan penelitian Misran & Chabachib, (2017) dan
digunakan sebagai bahan evaluasi atas evektifitas pengelolan suatu badan usaha.
jika manajer mampu mengelola perusahaan dengan baik maka biaya yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan akan menjadi lebih sehingga profit yang dihasilkan
menjadi lebih besar. Besar atau kecilnya profit ini akan mempengaruhi nilai
depan dinilai semakin baik juga, artinya semakin baik pula nilai perusahaan
tersebut meningkat, yang secara tidak langsung akan meningkatkan harga saham
dan akhirnya akan diikuti dengan kenaikan pada nilai perusahaan. Profitabilitas
yang tinggi berkaitan dengan prospek perusahaan yang bagus sehingga memicu
secara terus menerus (Nopirin, 2012). Laju inflasi yang tinggi akan mendorong
kenaikan harga bahan baku dan meningkatkan berbagai biaya operasi perusahaan,
68
Nilai tukar adalah harga dari mata uang domestik dalam mata uang asing.
Nilai tukar merupakan sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat
dipertukarkan dengan satuan unit mata uang negara lain. Nilai tukar rupiah
perusahaan.
Pada Penelitian Pangestuti & Tindangen, (2020), Fuad and Wandari (2018)
dan Sugiarto & Santosa, (2018) menemukan nilai tukar yang dinyatakan dengan
nilai tengah berpengaruh negatif signifikan terhadap perusahaan nilai. Oleh Karen
perusahaan
suku bunga yang tinggi tentu sangat memberatkan operasi perusahaan yang ingin
Pada penelitian Noerirawan & Muid, (2019) dan Rahayu & Pratiwi, (2020)
perusahaan
BAB III
METODE PENELITIAN
induktif, objektif dan ilmiah dimana data yang di peroleh berupa angka-angka
dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel
tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Adapun yang
menjadi objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan sector Energi yang
konsumen non primer, kesehatan, keuangan, property dan real estate, teknologi,
70
71
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sector energi yang
terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) dalam kurung waktu periode 2015-2019.
Jumlah perusahaan Sektor energi yang Go Public sampai dengan tahun 2015 -
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2009). Sampel dari penelitian ini ditentukan dengan
Adapun kriteristik perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1. Jumlah Perusahaan yang tercatat berdasarkan kriteria sampel tahun 2014-2019
Jumlah
No Kriteria Sampel 2015 2016 2017 2018 2019
Perusahaan 2019
Jumlah perusahaan tercatat dalam sektor energi
1 52 53 57 62 64 64
tahun 2015-2019
Dikurangi dengan jumlah perusahaan yang tidak
2 tercatat secara kontinyu dalam sektor energi 0 (1) (5) (10) (12) (12)
periode 2015-2019
Jumlah perusahaan yang tercatat disektor energi
3 52 52 52 52 52 52
secara kontinyu 2015-2019
Di kurangi dengan perusahaan yang tidak
4 menyediakan laporan keuangan secara lengkap (12) (9) (6) (6) (7) (12)
pada tahun 2015-2019
Dikurangi dengan perusahaan yang datanya
5 (4) (4) (2) (0) (0) (4)
outlier
Total Sampel 36
72
Berdasarkan beberapa kriteria yang telah ditentukan pada tabel 3.2 , maka
berikut:
hubungan antara dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan sebab
adalah Likuiditas (X1), Struktur Modal (X2), Rasio Aktivitas (X3) , Profitabilitas
(X4) ,(Inflasi (X5), Kurs (X6) dan Suku bunga (X7) dan Nilai perusahaan (Y1).
sekunder adalah data yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan (Silalahi,
2010). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Current
Ratio, Return On Assets, Debt Equity Ratio, Perputaran aset, Inflasi, dan suku
bunga dan kurs). Data ekternal tersebut diperoleh dari alamat situ Bank Indonesia
(BI) dan data internal perusahaan diperoleh dari laporan keuangan serta laporan
tahunan perusahaan yang tercatat di sector energi Bursa Efek Indonesia dari
www.idx.co.id dan situs web perusahaan. Data diambil setiap akhir tahun selama
data mengenai hal-hal berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
formulir yang sesuai dengan penelitian serta data historis sampel. Nilai tingkat
inflasi, suku bunga dan kurs tahunan selama periode 2015 - 2019 diperoleh
menggunakan regresi data panel dengan bantuan program Eviews-9. Regresi data
panel merupakan teknik regresi yang menggabungkan data time series dengan
cross section. Model regresi adalah model yang digunakan untuk menganalisis
beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan data time series atau cross
section. Pertama, data panel yang merupakan gabungan dua data time series dan
cross section mampu menyediakan data yang lebih baik banyak sehingga akan
dengan menggabungkan informasi dari data time series dan cross section dapat
75
(ommited-variabel).
Pada penelitian ini menggunakan data panel yaitu gabungan dari data cross
section yang terdiri dari 36 perusahaan Sektor energi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dengan data time seriess dalam kurun waktu 5 tahun yaitu tahun
Keterangan :
Y = Nilai perusahaan
X1 = Likuiditas
X2 = Struktur modal
X4 = profitabilitas
X5 = Inflasi
X6 = Kurs
X7 = suku bungan
e = error term
76
dan memperoleh data tentang setiap variabel penting (A. H Samo & H.
Murad:2019).
Dalam penelitian ini variabel bebas yaitu Likuiditas (X1), Struktur Modal
(X2), Rasio aktivitas(X3) , Profitabilitas (X4) ,(Inflasi (X5), Kurs (X6) dan Suku
bunga (X7) pada sector energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
asumsi klasik untuk memastikan bahwa model telah memenuhi kriteria Best
Linear Unbiased Estimator (BLUE). Adapun uji asumsi klasik yang digunakan
dalam penelitian ini adalh uji normalitas, uji multikolerasi, uji heteroskedastisitas,
apakah data berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau berada dalam
sebaran normal (Nuryadi, et, al 2017:79). Terdapat dua cara untuk mendeteksi
77
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik. Analisis grafik dalam penelitian dilakukan dengan cara melihat grafik
penelitian ini adalah uji statistik non paramik Kolmogorov Smirnof. Uji ini
diyakini lebih akurat daripada uji normalitas dengan grafik, karena uji normalitas
dengan grafik dapat menyesatkan, jika tidak hati-hati secara virtual akan terlihat
hipotesis :
Apabila Asymptotic Significance lebih besar dari pada 5 persen, maka data
adanya kolerasi antar variabel bebas (independen) (Echo Perdana K. 47: 2016).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel
independen. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan uji regresi, dengan niali
1. Jika nilai VIF di sekitar angka 1-10, maka dikatakan tidak terdapat
amasalah multikolinearitas.
78
multikolinearitas.
b) Uji Autokolerasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. Salah satu uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
c) Uji Heterokedastistas
nilai perusahaan dari Obs*R-squared lebih besar dari α (5%) maka data tidak
bersifat heteroskedastis dan jika nilai profitabilitas dari Obs*R-squared lebih kecil
model dengan data panel, terdapat tiga teknik (model) yang sering ditawarkan
yaitu:
79
parameter model data panel, yaitu dengan mengkombinasi data cross section dan
time series sebagai satu kesatuan tanpa melihat adanya perbedaan watu dan entitas
waktu atau dengan kata lain perilaku data antar individu sama dalam berbagai
kurun waktu.
individu adalah berbeda sedangkan slope antar individu adalah tetap (sama).
Bila pada model efek tetap, perbedaan antar-individu dan atau waktu
dicerminkan lewat intercept, maka pada Model Efek Random, perbedaan tersebut
diakomodasi leway erroe. Teknik ini juga memperhitungkan bahwa eror mungkin
a) Uji Chow
Uji Chow digunakan untuk memilih apakah model Common Effect atau
Fxed Effect yang lebih telah digunakan. Uji Chow dilakukan dengan hipotesis
sebagai berikut :
Section F< 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima sebagai model yang tepat adalah
model Fixed Effect. Sebaliknya jika profitabilitas untuk Cross-section F> 0,05
maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga model yang tepat adalah model
Common Effect.
b) Uji Hausaman
fixed effect dan metode random effect lebih baik dari pada common effect.
H1 : Fixed Effect
degree of frendom <0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga model yang
tepat adalah model Fixed Effect. Sebaliknya jika profitabilitas untuk Cross-section
F> 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga model yang tepat adalah model
Random Effect.
81
Random Effect yang lebih tepat digunakan dalam model persamaan regresi data
panel. Setelah diperoleh nilai hitung, nilai Nilai hitung akan dibandingkan dengan
nilai Chi Squared tabel dengan derajat kebebasan (degree of rendom) sebanyak
jumlah variabel independen (bebasa) dan alfa atau tingkat signifikansi sebesar
5%. Apabila nilai LM hitung >Chi Squared tabel maka model yang dipilih adalah
Random Effect, dan sebaliknya apabila nilai LM hitung <Chi Squared tabel maka
variabel dependen)
1. Jika nilai variabeel nilai perusahaan α > 0,05 maka H0 atau menolak H1,
2. Jika nilai variabeel nilai perusahaan α < 0,05 maka H1 diterima atau
Uji ini digunakan untuk melihat signifikan dari hubungan atau pengearuh
variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual. Pada penelitian ini
digunakan prosedur uji dua sisi karena pengaruh antar dua variabel dalam
persamaan regresi bisa positif maupun negatif (Widarjo, 2013). Hipotesis dua sisi
variabel dependen)
variabel dependen)
1. Jika nilai variabel nilai perusahaan α > 0,05 maka H0 diterima atau menolak
2. Jika nilai variabel nilai perusahaan α < 0,05 maka H1 diterima atau menolak
independen adalah Likuiditas (X1), Struktur Modal (X2), Rasio Aktivitas (X3),
Profitabilitas (X4) , (Inflasi (X5), Kurs (X6) dan Suku bunga (X7).
perusahaan. Pada penelitian ini menggunakan PBV (Price Book Value) sebagai
84
pengukuran nilai perusahaan. Price to Book Value adalah ukuran yang berfungsi
untuk melihat apakah saham di suatu perusahaan dapat ditakan mahal atau murah.
Nilai Price to Book Value sendiri didapat dari pembagian harga per lembar saham
perusahaan dengan nilai buku atau book value. PBV dapat dinyatakan dalam skala
1. Likuiditas (X1)
penelitian ini Likuiditas diukur Current Ratio (CR). Current ratio merupakan cara
pendeknya dengan aktiva perusahaan yang likuid pada saat ini atau aktiva lancar
(current asset) perusahaan. Current Ratio dinyatakan dalam skala rasio atau
persen.
Menurut Van Horne anda watchowic 2012, current ratio dapat di ukur
Current Ratio =
Dalam penelitian ini struktur modal diukur dengan debt to equity ratio
(DER). Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar
85
perbandingan jumlah modal sendiri dan total utang yang digunakan dalam
perusahaan. Debt equity ratio pada penelitian ini dinyatakan dalam skala ratio
atau persen. Rumus untuk menghitung Debt to Equty Ratio menurut (Sitanggang,
2014) adalah:
Rasio Aktivitas pada penelitian ini diproksi oleh perputaran aset (TATO).
atau aset yang dimilikinya. Perputaran modal kerja dirumuskan sebagai berikut :
Perputaran Aset =
4. Profitabilitas (X4)
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode
tertentu. Profitabilitas pada penelitian ini diukur dengar Return On Asset. Pada
penelitian ini nilai dari ROA disajikan dalam bentuk persentase. Return on Assets
Aset. Menurut Brigham and Houston (2010) Return On Assets dapat dihitung
Return On Assets =
Kurs merupakan harga atau nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang
asing. Pada penelitian ini menggunakan menggunakan kurs tengah BI. Data kurs
jual dan kurs beli diambil dari situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id) pada
periode 2016-2020. Kemudian kurs jual dan kurs beli dihitung dengan
Kurs Tengah BI =
6. Inflasi (X6)
Inflasi adalah Kondisi naiknya harga-harga barang dan jasa di suatu negara
Bank Indonesia per 31 Desember setiap tahunnya selama periode tahun 2016-
atas penggunaan utang yang dipinjam. Tingkat suku bunga dalam penilitan ini
dicerminkan dengan nilai BI-7 Day Reverse Repo Rate. BI 7-Day (Reverse) Repo
Rate data dalam penelitian ini diambil dari situs resmi Bank Indonesia
Rate digunakan sebagai suku bunga kebijakan baru karena dapat secara cepat
memengaruhi pasar uang, perbankan dan sektor riil (Bank Indoensia, n.d.).
Ringkasan variabel dan definisi operasional dari penelitian ini dapat dilihat
dimilikinya
5. Profitabilitas Rasio profitabilitas Return On Assets = Persen
(X4) (Profitability Ratio)
merupakan rasio untuk
menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari
keuntungan atau laba dalam
suatu periode tertentu.
7. Inflasi (X6) Inflasi adalah Kondisi Data inflasi yang dikeluarkan Persen
naiknya harga-harga barang oleh Bank Indonesia 2016-
dan jasa di suatu negara 2020
dalam jangka waktu
panjang atau berkelanjutan
yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara
ketersediaan barang dan
uang
8. Suku Bunga Suku bunga merupakan BI 7-Day (Reverse) Repo persen
(X7) jumlah uang yang Rate
dibayarkan sebagai
imbalan atas penggunaan
utang yang dipinjam
BAB IV
perusahaan yang menjual produk dan jasa terkait dengan ekstraksi energi yang
yang menyediakan jasa yang mendukung industri tersebut. Selain itu sektor ini
juga mencakup perusahaan yang menjual produk dan jasa energi alternatif (Busa
Efek Indonsia, 2021). Sektor Energi resmi di luncurkan pada tangal 25 Januari
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan yang diperoleh
dari Bursa Efek Indonesia, melalui website resmi Bursa Efek Indonesia
89
90
Perusahaan yang masuk dalam Sektor energy pada Bursa efek Indonesia
tahun 2015-2016
Perusahaan Sektor Energi Yang terdaftar dan tidak di Delitsing dari bursa
outlier.
suatu data berdasarkan nilai rata-rata (mean), nilai maxsimum, nilai minimum,
Berdasarkan data rata rata kondisi harga saham perusahaan sampel yaitu Rp
1.989, dengan harga saham tertinggi pada perusahaan ITMG dengan harga
17.325. sedangkan harga saham terendah adalah perusahaan ARTI dengan harga
Rp 50. Standar deviasi harga saham perusahaan sampel berada pada angka Rp
3.877. Angka tersebut lebih besar dari pada rata rata harga saham, sehingga data
Sumber: yahoo.finance.com
Dari tingkat rata rata pertumbuhan, perusahaan sampel pada tahun 2015-
nilai 34%.
Tabel 4.2 menunjukan total aset perusahaan sampel pada tahu 2015-2019.
Secara rata rata total aset perusahaan sampel sebesar Rp 15.982.318 (dalam
jutaan rupiah), dengan total aset tertinggi dari tahun 2015-2019 terdapat pada
perusahaan Gas Negara tbk (PGAS). Pada tahun 2015 Perusahaan gas Negara
93
memperoleh nilai aset sebesar Rp 89.598.832 (dalam jutaan rupiah). Pada tahun
jutaan rupiah). Pada tahun 2017 PGAS memperoleh nilai total aset sebesar Rp
110.865.726 (dalam jutaan rupiah). Pada tahun 2018 PGAS memperoleh nilai
total aset sebesar Rp 114.968.615 (dalam jutaan rupiah). Pada tahun 2019 nilai
(dalam jutaan rupiah). Sedangkan perusahaan dengan nilai total aset terendah
yang tertinggi dari tahun 2015-2019 adalah INDY dengan pertumbuhan sebesar
91%. Sedangkan perusahaan sampel yang mangalami pertumbuhan total aset yang
terendah atau berada dalam angka negatif adalah perusahan ENRG dengan nilai -
62%.
Jutaan rupiah), dengan nilai liabilitas tertingga terdapat pada perusahaan DOID
Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) dengan nilai Rp 378,8 (dalam jutaan rupiah)
pada tahun 2015, Rp 376,2 (dalam jutaan rupiah) pada tahun 2016, Rp 4.346,5
(dalam jutaan rupiah) pada tahun 2017, Rp 4.514,6 (dalam jutaan rupiah) pada
tahun 2018, Rp 4.300,1 (dalam jutaan rupiah) pada tahun 2019. Dari nilai standar
94
TOTAL LIABILITAS
36 PERUSAHAAN SAMPEL TAHUN 2015-2019
Dalam Jutaan Rupiah
No EMITEN KODE 2015 2016 2017 2018 2019 Rata - Rata Pertumb.
1 Adaro Energy Tbk ADRO 35.944.058,9 36.765.934,5 36.884.701,0 39.939.510,3 44.951.802,7 38.897.201 13%
2 AKR Corporindo Tbk AKRA 7.916.954,2 7.756.420,4 7.793.559,2 10.014.019,3 11.342.184,8 8.964.628 30%
3 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 12.611.970,4 13.184.492,4 15.220.142,0 12.325.092,3 12.373.000,8 13.142.940 1%
4 Atlas Resources Tbk. ARII 3.717.628,3 3.679.421,7 3.892.204,9 4.924.684,0 4.419.044,5 4.126.597 29%
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 950.833,4 760.968,4 816.223,4 1.373.100,9 1.117.121,3 1.003.649 52%
6 Bayan Resources Tbk. BYAN 10.562.717,2 8.552.493,5 5.056.239,9 6.846.523,5 9.160.202,4 8.035.635 -18%
7 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 1.441.334,9 1.882.811,4 2.073.528,6 1.971.740,5 3.723.385,8 2.218.560 54%
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 7.606.496,0 8.024.369,0 8.187.497,0 7.903.237,0 7.675.226,0 7.879.365 3%
9 Bumi Resources Tbk. BUMI 80.005.175,3 79.097.308,9 46.200.680,0 49.281.190,3 44.384.087,2 59.793.688 -38%
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 10.302.050,4 10.155.021,8 10.410.465,2 13.359.934,6 12.529.530,3 11.351.400 28%
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 9.382.996,8 12.753.166,4 17.388.372,8 27.130.110,6 28.926.095,8 19.116.148 130%
12 Elnusa Tbk. ELSA 1.772.327,0 3.228.339,0 1.803.449,0 2.357.127,0 3.228.339,0 2.477.916 76%
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 15.844.259,1 15.231.697,1 11.010.211,5 9.349.789,5 7.968.995,4 11.880.991 -50%
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 1.256.957,2 1.151.833,9 1.235.873,4 1.349.487,5 1.469.796,6 1.292.790 10%
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 313.673,8 255.549,7 306.303,7 342.431,0 287.067,4 301.005 10%
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 1.685.137,6 1.514.926,7 4.040.708,2 5.578.569,4 5.871.492,7 3.738.167 196%
17 Harum Energy Tbk HRUM 513.509,8 778.421,8 861.413,7 1.151.274,3 659.163,7 792.757 87%
18 Indika Energy Tbk INDY 18.194.236,6 14.527.319,0 34.150.214,4 36.821.831,7 35.730.975,4 27.884.915 122%
19 Indo Straits Tbk. PTIS 396.366,6 372.422,6 320.848,9 311.388,2 271.018,7 334.409 -25%
20 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 5.458.874,6 4.062.535,8 5.426.299,2 6.848.716,5 4.511.931,0 5.261.671 27%
21 Medco energi internasional MEDC 30.462.325,5 36.366.169,8 50.914.925,9 55.970.982,8 64.677.113,3 47.678.303 72%
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 60.534,9 42.391,8 28.835,5 66.990,0 62.163,5 52.183 69%
23 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 1.113.683,6 851.861,0 707.606,3 989.359,4 642.985,3 861.099 -8%
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 487.201,9 332.478,9 521.254,2 714.318,9 651.774,8 541.406 60%
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 87.083,6 87.917,3 78.040,3 72.315,8 57.327,3 76.537 -22%
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 47.899.250,2 49.228.961,6 52.468.242,2 68.602.035,3 57.541.970,0 55.148.092 37%
27 Petrosea Tbk. PTRO 3.408.620,3 5.286.058,3 3.595.273,4 5.277.730,8 4.705.224,4 4.454.581 68%
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 753.340,4 619.413,4 579.058,9 584.415,4 818.355,4 670.917 -15%
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 763.271,7 885.646,6 745.890,7 899.432,6 984.445,2 855.737 23%
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 300.460,8 192.122,0 222.643,8 442.517,4 458.336,3 323.216 79%
31 Rukun Raharja Tbk RAJA 929.750,7 721.957,3 410.094,3 859.431,7 802.626,9 744.772 43%
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 936.475,3 534.390,0 454.218,8 540.696,8 526.608,7 598.478 -39%
33 SMR Utama Tbk. SMRU 1.415.276,0 1.437.595,6 1.006.572,7 950.168,3 901.770,1 1.142.277 -35%
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 378,8 376,2 4.346,5 4.514,6 4.300,1 2.783 1058%
35 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 1.755.461,2 1.529.605,6 2.351.101,0 4.145.321,2 5.150.328,4 2.986.363 122%
36 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 2.645.992,8 2.281.259,3 1.858.453,7 1.503.929,0 1.285.912,6 1.915.110 -54%
Nilai Rata Rata 8.858.240,7 9.003.712,7 9.139.597,1 10.577.886,6 10.551.991,8 9.626.285,8 61%
Nilai Maximum 80.005.175,3 79.097.308,9 52.468.242,2 68.602.035,3 64.677.113,3 59.793.688,3 1058%
Nilai Minimum 378,8 376,2 4.346,5 4.514,6 4.300,1 2.783,3 -54%
Nilai Standar Deviasi 16.336.201 16.566.296 15.130.744 17.503.516 17.231.432 16.008.799 180%
sampel sektor energi, pada periode 2015-2019 mencapai 61% dengan tingkat
TOTAL EQUITY
36 PERUSAHAAN SAMPEL SEKTOR ENERGI TAHUN 2015-2019
Dalam Jutaan Rupiah
No EMITEN KODE 2015 2016 2017 2018 2019 Rata rata Pertb.
1 Adaro Energy Tbk ADRO 46.255.228,2 50.867.110,6 55.433.362,6 62.307.282,9 55.373.173,9 Rp 55.995.232,47 29%
2 AKR Corporindo Tbk AKRA 7.286.175,3 8.074.320,3 9.029.649,3 9.926.831,3 10.066.861,3 Rp 9.274.415,59 33%
3 Astrindo Nusantara InfrastruktBIPI 6.429.300,0 3.995.220,7 2.981.253,7 5.529.409,8 5.052.617,3 Rp 4.389.625,39 21%
4 Atlas Resources Tbk. ARII 1.131.093,4 756.003,4 538.736,2 144.607,3 640.252,3 Rp 519.899,79 -67%
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 1.447.804,2 267.251,1 2.030.718,9 2.176.195,1 2.367.585,8 Rp 1.710.437,70 587%
6 Bayan Resources Tbk. BYAN 2.374.947,4 2.527.996,5 6.985.400,5 9.819.136,5 8.605.833,3 Rp 6.984.591,72 221%
7 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 1.411.252,1 1.325.194,1 2.140.738,4 2.806.670,2 3.934.052,6 Rp 2.551.663,83 95%
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 9.287.547,0 10.552.405,0 13.799.985,0 16.269.696,0 18.422.826,0 Rp 14.761.228,00 65%
9 Bumi Resources Tbk. BUMI - 19.039.972,1 - 37.416.234,3 3.879.483,4 7.292.803,1 5.825.613,6 Rp (5.104.583,56) 70%
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 1.172.576,2 1.699.234,6 2.400.271,7 3.786.940,9 3.900.217,2 Rp 2.946.666,11 145%
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 15.421.743,1 17.242.797,8 19.695.600,3 21.914.008,2 22.771.348,8 Rp 20.405.938,78 38%
12 Elnusa Tbk. ELSA 2.635.186,0 2.877.743,0 3.051.920,0 3.300.200,0 3.576.698,0 Rp 3.201.640,25 25%
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 5.081.757,7 - 962.976,6 837.147,0 1.256.756,1 1.474.923,8 Rp 651.462,56 -252%
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 75.774,0 7.101,7 - 121.304,8 - 258.828,9 - 345.970,9 Rp (179.750,73) -1779%
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 399.111,3 381.192,7 419.360,2 489.535,0 584.445,9 Rp 468.633,45 26%
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 3.414.422,7 3.559.447,5 3.958.971,0 4.573.286,8 4.980.269,7 Rp 4.267.993,74 33%
17 Harum Energy Tbk HRUM 5.251.122,0 4.775.561,8 5.363.121,1 5.625.677,2 5.554.610,4 Rp 5.329.742,62 8%
18 Indika Energy Tbk INDY 11.471.155,1 9.957.548,2 15.106.322,4 16.322.753,3 14.537.307,4 Rp 13.980.982,80 44%
19 Indo Straits Tbk. PTIS 417.378,2 223.843,4 220.232,1 237.650,9 231.014,9 Rp 228.185,31 -41%
20 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 12.501.911,9 12.192.229,5 12.980.867,2 14.043.427,6 12.294.948,0 Rp 12.877.868,06 10%
21 Medco energi internasional MEDC 9.678.487,3 11.964.877,0 19.003.400,9 20.088.931,0 18.694.459,7 Rp 17.437.917,15 87%
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 108.735,9 130.700,4 130.959,2 80.277,0 86.632,0 Rp 107.142,15 -17%
23 Mitrabahtera Segara Sejati TbkMBSS 3.132.192,2 2.648.493,8 2.545.315,1 2.481.860,3 2.389.315,3 Rp 2.516.246,12 -23%
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 1.018.702,1 1.231.145,8 1.656.979,2 1.798.268,7 2.024.547,1 Rp 1.677.735,21 66%
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 83.515,0 69.785,4 59.323,0 55.578,8 14.328,2 Rp 49.753,86 -53%
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 41.699.581,9 42.594.717,6 58.397.483,7 46.366.579,4 44.960.016,5 Rp 48.079.699,33 18%
27 Petrosea Tbk. PTRO 2.459.331,2 2.290.152,8 2.558.241,7 2.767.782,5 2.954.838,3 Rp 2.642.753,82 14%
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 338.413,5 359.719,1 380.288,9 405.957,0 433.002,0 Rp 394.741,72 20%
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 2.449.292,8 2.616.795,5 1.760.159,1 1.793.023,1 801.038,8 Rp 1.742.754,13 -35%
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 1.058.920,3 1.134.128,8 1.200.622,4 1.255.600,3 1.298.118,1 Rp 1.222.117,39 18%
31 Rukun Raharja Tbk RAJA 1.158.385,3 1.229.277,9 1.628.849,7 1.907.947,4 1.705.670,7 Rp 1.617.936,43 54%
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 1.287.729,9 1.444.118,2 1.389.230,1 1.650.656,4 1.700.077,8 Rp 1.546.020,63 28%
33 SMR Utama Tbk. SMRU 1.235.378,6 986.597,0 1.024.206,2 958.218,6 773.800,5 Rp 935.705,57 -27%
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 1.260.629,3 1.554.039,3 1.502.186,8 1.785.273,1 1.865.452,9 Rp 1.676.738,03 40%
35 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 2.139.855,6 1.985.092,9 2.368.182,6 3.122.449,3 3.671.808,6 Rp 2.786.883,33 47%
36 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 3.501.313,3 3.111.098,3 2.727.811,5 2.478.639,6 2.157.972,9 Rp 2.618.880,56 -35%
Nilai Rata Rata 5.195.443,8 4.673.714,7 7.196.252,1 7.682.252,3 7.371.658,6 6.730.969,4 -13%
Nilai Maximum 46.255.228,2 50.867.110,6 58.397.483,7 62.307.282,9 55.373.173,9 55.995.232,5 587%
Nilai Minimum - 19.039.972,1 - 37.416.234,3 - 121.304,8 - 258.828,9 - 345.970,9 - 5.104.583,6 -1779%
Standar Deviasi 10.955.866 13.088.037 13.331.107 13.026.412 12.062.942 12.439.638 325%
Berdasarkan tabel 4.4 perusahaan sampel memperoleh rata rata ekuitas pada
ekuitas negatif Rp 5.140.583 (dalam jutaan rupiah). jika dilihat dari nilai standar
deviasi yaitu sebesar Rp 12.439.638, data tersebut lebih besar dari nilai rata rata
digambarkan pada tabel 4.5. Secara rata rata total penjualan perusahaan sampel
perusahaan ITMA dengan nilai Rp 2.180 (dalam jutaan rupiah). Nilai standar
rupiah), hal ini menunjukan bahwa lebih besar dari nilai rata rata perusahaan
penjualan tertinggi pada tahun 2015-2019 adalah Bumi resources Tbk (BUMI)
pernjualan adalah perusahaan Sumber energi Andalan Tbk (ITMA) dengan angka
PENJUALAN
36 PERUSAHAAN SAMPEL SEKTOR ENERGI
Dalam Jutaan Rupiah
No EMITEN KODE 2015 2016 2017 2018 2019 Rata Rata Pertumbuhan
1 Adaro Energy Tbk ADRO 37.032.346 33.915.675 44.143.895 52.417.614 48.057.898 43.113.486 79%
2 AKR Corporindo Tbk AKRA 19.764.821 15.212.591 18.287.936 23.548.144 21.702.638 19.703.226 64%
3 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 133.409 30.938 44.256 393.306 985.414 317.464 825%
4 Atlas Resources Tbk. ARII 390.978 1.564.085 389.248 552.609 873.025 753.989 318%
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 3.573.191 3.259.554 5.318.594 6.421.345 5.811.834 4.876.904 113%
6 Bayan Resources Tbk. BYAN 6.414.777 7.463.482 14.460.811 24.280.543 19.344.490 14.392.821 214%
7 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 698.556 688.592 881.858 1.237.147 1.410.271 983.285 110%
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 13.845.199 14.058.869 19.471.030 21.166.993 21.787.564 18.065.931 89%
9 Bumi Resources Tbk. BUMI 296.580 171.610 235.284 16.100.271 15.465.789 6.453.907 6777%
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 7.802.663 8.212.511 10.358.911 12.923.693 12.258.070 10.311.170 95%
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 10.487.769 9.567.170 17.906.981 25.614.583 23.164.840 17.348.269 160%
12 Elnusa Tbk. ELSA 3.775.323 4.978.986 4.978.986 6.624.774 8.385.122 5.748.638 110%
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 8.610.606 7.048.121 4.294.331 3.960.015 4.647.680 5.712.150 -22%
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 395.798 243.014 51.671 23.911 224.067 187.692 36%
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 28.770 56.065 57.637 190.411 250.265 116.630 374%
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 4.872.201 5.163.990 10.289.007 15.133.492 15.394.858 10.170.710 193%
17 Harum Energy Tbk HRUM 3.439.491 2.917.246 4.411.227 4.875.866 3.650.273 3.858.821 82%
18 Indika Energy Tbk INDY 15.137.205 10.416.030 14.886.004 42.905.189 38.681.985 24.405.282 238%
19 Indo Straits Tbk. PTIS 93.162 140.662 148.803 176.598 181.885 148.222 116%
20 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 16.644.357 18.373.703 22.889.685 29.072.490 23.848.444 22.165.736 98%
21 Medco energi internasional MEDC 7.935.932 8.066.327 12.262.477 17.641.501 19.123.908 13.006.029 139%
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 1.998.447 183.907 194.401 83.189 187.980 529.585 -77%
23 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 1.238.224 883.525 927.368 1.091.527 1.082.066 1.044.542 34%
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 3.022.672 2.514.626 3.503.324 3.738.097 3.626.073 3.280.958 69%
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 273.125 112.894 151.040 98.839 184.243 164.028 -2%
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 42.333.970 39.431.687 15.450.510 19.045.910 53.501.025 33.952.620 32%
27 Petrosea Tbk. PTRO 2.853.275 2.813.095 4.246.973 6.744.410 6.623.006 4.656.152 148%
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 1.598.265 1.315.634 69.890 78.089 1.596.397 931.655 328%
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 225.794 210.141 249.769 305.320 172.420 232.689 65%
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 1.531.404 1.244.666 1.134.838 824.584 1.596.554 1.266.409 4%
31 Rukun Raharja Tbk RAJA 2.670.321 2.511.381 2.017.172 1.710.323 1.697.756 2.121.391 -1%
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 3.674.055 2.554.270 2.547.973 3.491.581 3.537.173 3.161.010 47%
33 SMR Utama Tbk. SMRU 542.203 578.052 739.646 850.641 699.202 681.949 86%
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 5.394 1.794 1.831 1.545 337 2.180 -56%
35 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 4.809.795 3.470.137 4.209.492 6.349.112 7.305.316 5.228.770 87%
36 Wintermar Offshore Marine TbkWINS 1.378.354 1.197.636 839.380 908.695 779.686 1.020.750 2%
Nilai Rata-Rata 6.375.790 5.849.241 6.723.673 9.738.399 10.217.765 7.780.974 305%
Nilai Maximum 42.333.970 39.431.687 44.143.895 52.417.614 53.501.025 43.113.486 6777%
Nilai Minimum 5.394 1.794 1.831 1.545 337 2.180 -77%
Standar Deviasi 9.673.346 8.938.965 9.360.169 12.919.599 13.735.548 10.348.184 1121%
Sumber: Laporan keuangan Perusahaan
98
Berdasarkan tabel rata rata nilai laba bersih perusahaan sampel dari tahun 2015-
2019 sebesar Rp 590.780 (dalam jutaan rupiah), dengan nilai laba bersih tertinggi
rupiah). Sedangkan perusahaan sampel dengan nilai laba bersih terendah atau
1.897.147 (dalam jutaan rupiah). Nilai standar deviasi laba bersih perusahaan
sampel yaitu Rp 1.340.843 (dalam jutaan rupiah), nilai tersebut lebih besar
dibandingkan rata rata laba bersih perusahaan sampel sehingga data tersebut
LABA BERSIH
36 Perusahaan Sampel tahun 2015-2019
Dalam Jutaan rupiah
EMITEN KODE 2015 2016 2017 2018 2019 Rata rata Pertumbuhan
1 Adaro Energy Tbk ADRO 2.083.086 4.577.457 7.267.662 6.915.271 6.046.963 5.378.088 171%
2 AKR Corporindo Tbk AKRA 1.058.741 1.046.852 1.304.601 1.597 703.077 822.974 8711%
3 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 47.793 - 2.318.669 888.898 316.961 381.396 - 136.724 -5150%
4 Atlas Resources Tbk. ARII - 357.594 - 342.376 - 226.482 - 409.204 - 76.970 - 282.525 26%
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 363.859 368.436 1.122.004 1.000.104 423.528 655.586 183%
6 Bayan Resources Tbk. BYAN - 1.128.404 242.055 4.579.457 7.592.523 3.255.771 2.908.280 1725%
7 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 137.750 6.522 151.801 215.191 294.900 161.233 2181%
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 2.037.111 2.024.405 4.547.232 5.121.112 4.040.394 3.554.051 132%
9 Bumi Resources Tbk. BUMI - 8.840.684 1.615.756 3.288.725 2.291.160 131.649 - 302.679 -64%
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID - 114.589 498.330 633.332 1.095.391 284.701 479.433 -450%
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 1.648.598 883.777 1.723.410 1.748.509 996.068 1.400.072 41%
12 Elnusa Tbk. ELSA 379.745 316.066 250.754 276.316 356.477 315.872 -21%
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG - 3.967.193 - 5.934.880 200.254 - 124.868 340.950 - 1.897.147 -291%
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA - 224.231 - 68.489 - 127.521 - 138.528 - 89.485 - 129.651 18%
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT - 59.115 - 17.919 40.078 84.585 6.234 10.773 -301%
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 28.815 470.102 1.627.197 1.456.044 928.112 902.054 1760%
17 Harum Energy Tbk HRUM - 262.061 241.576 755.274 582.215 279.724 319.345 -13%
18 Indika Energy Tbk INDY - 1.060.105 - 1.400.444 4.357.486 1.417.142 69.400 676.696 -466%
19 Indo Straits Tbk. PTIS - 177.520 - 98.738 - 28.597 1.728 3.061 - 60.013 -206%
20 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 1.144.268 1.756.206 3.423.620 374.705 525.847 1.444.929 67%
21 Medco energi internasional MEDC - 2.568.264 2.513.190 1.785.745 - 410.868 - 346.843 194.592 -353%
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 17.481 19.182 1.076 - 50.952 6.804 - 1.282 -4942%
23 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS - 141.225 - 400.111 - 120.706 - 242.540 25.135 - 175.889 192%
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 478.177 364.300 469.615 728.549 490.532 506.235 54%
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK - 61.713 - 13.670 - 10.440 - 3.830 - 41.489 - 26.229 32%
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 5.556.059 4.146.133 2.002.178 5.280.332 1.570.552 3.711.051 73%
27 Petrosea Tbk. PTRO - 175.072 - 105.137 112.597 335.467 435.435 120.658 -43%
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 41.281 26.070 20.922 27.055 33.086 29.683 -23%
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 15.452 9.285 28.884 32.804 - 991.984 - 181.112 -440%
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 78.248 127.277 182.085 6.887 75.265 93.952 208%
31 Rukun Raharja Tbk RAJA 127.331 103.816 186.878 180.055 88.096 137.235 48%
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 341.186 285.634 166.727 447.878 362.794 320.844 107%
33 SMR Utama Tbk. SMRU - 307.908 - 216.632 32.700 - 69.562 - 187.289 - 149.738 -424%
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 433.799 326.150 264.851 194.245 151.735 274.156 -75%
35 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 354.864 195.988 560.479 986.008 608.109 541.090 209%
36 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS - 134.542 - 308.217 - 540.011 - 522.144 - 234.126 - 347.808 190%
Nilai Rata Rata - 89.072 303.869 1.136.743 1.020.482 581.878 590.780 80%
Nilai Maximum 5.556.059 4.577.457 7.267.662 7.592.523 6.046.963 5.378.088 8711%
Nilai Minimum - 8.840.684 - 5.934.880 - 540.011 - 522.144 - 991.984 - 1.897.147 -5150%
Standar Deviasi 2.060.205 1.664.935 1.758.487 2.000.201 1.302.843 1.340.900 1992%
diperoleh setiap perusahaan dengan melihat nilai mean, nilai maximum, nilai
yang terdiri dari current ratio (CR), debt equity to ratio (DER), total asset
turnover (TATO), return on asset (ROA) , inflasi, kurs dan Suku bunga.
standar devisi lebih besar dari mean menunjukkan data yang digunakan dalam
Sayfuddin, (2008) menyatakan bahwa jika nilai standar deviasi lebih besar dari
angka rata-rata (mean) (σ > ẋ), maka risiko usaha akan semakin besar, begitupula
sebaliknya jika nilai standar deviasi lebih kecil dari angka mean (σ > ẋ), maka
risiko usaha akan semakin rendah. Berdasarkan pendapat Karl Pearson dan
deviasi yang kecil atau mendekati jarak rata-rata maka, perusahaan yang
memiliki jarak yang jauh dari rata-rata, maka perusahaan memiliki risiko yang
besar.
Adapun informasi deskripsi data dari penelitian ini, ditampilkan pada table
data pada setiap variabel di nyatakan valid adalah sebanyak 180 sampel selama
lima tahun. Berikut akan dijelaskan deskripsi data PBV, Current ratio, Struktur
Modal, Total aset turn over, inflasi, kurs dan suku bunga.
Tabel 4.8 menunjukan kondisi rata rata PBV perusahaan sampel. Pada
tahun 2015-2019 perusahaan sampel memperoleh rata rata PBV sebesar 178%
atau 1,78%, dengan rata rata tingkat pertumbuhan PBV sebesar -8,1%. Nilai rata
rata pertumbuhan PBV tertinggi terdapat pada perusahan SMRU. Sedangkan rata
rata nilai PBV terendah adalah perusahaan ITMA dengan nilai -177%. Perusahaan
dengan tingkat PBV tertinggi terdapat pada MYOH dengan nilai 35% selama
memperoleh nilai standar deviasi sebesar 217,5%, sedangkan nilai rata rata
sebesar 178 % yang mengartikan bahwa PBV perusahaan sampel memiliki risiko
yang besar.
rata-rata current ratio perusahaan sampel berada pada angka 401% atau 4 kali.
Dalam hal ini perusahaan sampel secara rata rata menggunakan aset lancat 4 kali
lebih besar dibandingkan dengan utang lancar. Nilai standar deviasi perusahaan
sampel lebih besar dari nilai rata rata (mean) yaitu sebesar 974%, hal ini
menunjukan bahwa sebaran data penelitian bervariasi dan memiliki risiko usaha
Perusahaan sampel yang memperoleh tingkat rata rata nilai cuurent ratio
tertinggi adalah perushaaan PKPK dengan nilai 5452% atau 54 kali. Hal ini
lebih besar dari pada utang lancar, sehingga perusahaan tersebut di katakan likuid
103
adalah perusahaan ARII dengan nilai 21,75%. Artinya aset lancar perusahaan
tersebut hanya mampu menutupi utang lancar sebesar 21,75, atau dengan kata lain
CURRENT RATIO
36 PERUSAHAAN SAMPEL TAHUN 2015-2019
DINYATAKAN DALAM BENTUK (%)
NO EMITEN KODE 2015 2016 2017 2018 2019 Rata Rata Pertumbuhan
1 Adaro Energy Tbk ADRO 240,39 247,10 255,94 196,01 171,18 222,12 -20%
2 AKR Corporindo Tbk AKRA 149,56 127,09 162,38 139,76 123,70 140,50 -3%
3 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 33,55 5,24 20,94 58,44 116,70 46,98 414%
4 Atlas Resources Tbk. ARII 20,50 17,72 23,05 23,42 24,08 21,75 19%
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 83,52 110,81 144,91 121,50 120,65 116,28 47%
6 Bayan Resources Tbk. BYAN 188,54 254,61 102,41 123,72 89,44 151,75 -9%
7 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 110,66 110,41 100,45 132,43 153,78 121,55 26%
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 154,35 165,58 246,34 237,85 248,72 210,57 54%
9 Bumi Resources Tbk. BUMI 13,49 69,24 56,90 39,77 38,71 43,62 365%
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 300,25 136,47 158,89 158,43 129,65 176,74 -42%
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 154,83 174,77 166,18 121,90 129,65 149,47 -17%
12 Elnusa Tbk. ELSA 143,54 189,72 135,37 149,20 147,68 153,10 14%
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 58,39 61,80 69,96 33,56 35,11 51,76 -32%
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 63,29 48,59 13,27 2,14 5,79 26,62 -146%
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 7,59 26,56 21,37 32,84 61,09 29,89 301%
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 279,43 377,43 168,23 131,97 132,29 217,87 -42%
17 Harum Energy Tbk HRUM 691,36 462,88 568,69 455,97 922,24 620,23 -10%
18 Indika Energy Tbk INDY 163,63 213,25 205,28 217,75 201,21 200,22 31%
19 Indo Straits Tbk. PTIS 31,03 27,37 49,56 72,73 96,35 55,41 123%
20 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 188,05 225,68 243,35 196,58 201,21 210,97 9%
21 Medco energi internasional MEDC 198,41 131,80 152,67 165,80 240,18 177,78 0%
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 119,16 177,21 376,16 129,79 130,80 186,62 96%
23 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 208,93 279,14 601,33 429,54 371,20 378,03 118%
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 207,31 340,90 468,39 424,36 360,36 360,27 89%
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 80,64 70,69 1369,13 11131,26 14613,02 5452,95 2544%
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 258,13 260,58 265,52 154,16 196,25 226,93 -34%
27 Petrosea Tbk. PTRO 155,25 215,86 172,01 169,19 151,40 172,74 15%
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 86,51 89,65 100,45 110,76 103,44 98,16 25%
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 482,44 315,89 673,98 396,71 70,28 387,86 21%
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 221,95 405,09 354,05 147,82 217,36 269,25 21%
31 Rukun Raharja Tbk RAJA 219,61 145,28 228,43 374,96 301,02 253,86 84%
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 231,99 429,84 284,51 347,52 328,48 324,47 73%
33 SMR Utama Tbk. SMRU 67,46 161,31 110,69 232,34 2,89 114,94 198%
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 6778,21 6221,69 515,36 173,32 112,27 2760,17 -173%
35 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 139,95 96,78 152,56 122,41 91,96 120,73 2%
36 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 802,44 88,58 64,83 61,69 58,87 215,28 -122%
Nilai Rata Rata 370,40 346,74 244,54 478,27 569,42 401,87 112%
Nilai Maximum 6778,21 6221,69 1369,13 11131,26 14613,02 5452,95 2544%
Nilai Minimum 7,59 5,24 13,27 2,14 2,89 21,75 -173%
Standar deviasi 1111,29 1014,32 257,81 1830,19 2412,73 974,04 434%
104
pertumbuhan current ratio tertinggi selama tahun 2015 -2019 adalah perusahaan
PKPK dengan nilai 2544% atau 180,2 kali. Sedangkan perusahaan dengan nilai
pertumbuhan current ratio terendah adalah ITMA dengan nilai negatif -173%.
Pada tabel 4.10 menunjukan kondisi struktur modal dengan indikator debt
dari tahun 2015 – 2019 perusahaan sampel rata rata memperoleh debt to equity
ratio senilai 241,2%. Dalam hal ini, perusahaan sampel dalam membiayai
aktivanya 2,4 kali lebih besar menggunakan utang dibanding dengan ekuitas. Nilai
standar deviasi debt to equity rasio perusahaan sampel adalah sebesar 542,5%, hal
ini menunjukan bahwa sebaran data perusahaan sampel bervariasi dan memiliki
Nilai Debt to equity ratio tertinggi pada perusahaan sampel terdapat pada
perusahaan ETWA dengan nilai 3.182 % atau 31 kali. Dalam hal ini perusahaan
equity ratio terendah adalah perusahaan ITMA dengan nilai 0,17%. Dalam hal
105
Debt to Equity Ratio dari suatu perusahaan, maka artinya semakin tinggi pula
jumlah hutang atau kewajiban perusahaan untuk melunasi hutang yang harus
106
dibayar baik jangka panjang maupun jangka pendek. Dan begitu juga sebaliknya,
semakin rendah nilai Debt to Equity Ratio maka perusahaan akan lebih mudah
modal yang kecil, maka perusahaan tersebut memiliki kewajiban hutang yang
kecil juga, sehingga akan menguntungkan para investor yang akan memberikan
pinjaman.
Tabel 4.10 menggambarkan kondisi total aset turn over perusahaan sampel
pada rentang periode 2015-2019. Berdasarkan data rata rata TATO perusahaan
sampel selama periode penelitian mencapai 78,4 kali dari total aset atau 0,78 kali
dari total asset, dalam hal ini penjualan perusahaan sampel rata rata hanya sebesar
78% dari rata rata total aset perusahaan sampel. Berdasarkan data standar deviasi,
perusahanam sampel memiliki nilai standar deviasi 95,82% dengan mean sebesar
78,44%, hal ini dapat diartikan bahwa total aset turnover perusahaan sampel
memiliki data yang bervariasi dan memiliki risiko usaha yang besar.
dengan nilai 506% atau 5,06 kali. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan
kali dari nilai total aktiva perusahaan. Sedangkan perusahaan dengan nilai total
aset turn over terendah adalah terdapat pada ITMA dengan rata rata sebesar 0,15
% atau 0,015 kali., hal tersebut menjukan bahwa perusahaan ITMA hanya mempu
sebaliknya semakin rendah nilai Total Assets Turnover maka berarti perusahaan
2,2 kali pada tahun 2015-2019. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan TATO
dari tahun 2015 – 2019 adalah perusahaan ITMA dengan nilai negatif - 1,13.
perusahaan sampel dalam rentang waktu 2015-2019. Berdasarkan data rata rata
ROA perusahaan sampel selama periode penelitian adalah 4,16%. Hal ini
menunjukan bahwa laba bersih yang di hasilkan oleh perusahaan sampel secara
rata rata sebesar 4,16% dari nilai total aset perusahaan sampel. Nilai standar
deviasi perusahaan sampel yaitu 14,27% lebih besar dari nilai rata rata ROA, hal
menunjukan bahwa sebaran data ROA perusahaan sampel bervariasi dan memiliki
nilai 65,64 % selama periode penelitian. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih dari total assetnya. Jika nilai Return On Asset
PKPK dengan nilai negatif -22,67, hal ini menunjukan bahwa perusahaan tersebut
RETURN ON ASSET
36 PERUSAHAAN SAMPEL TAHUN 2015-2019
Dinyatakan dalam bentuk persen (%)
No EMITEN KODE 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-Rata Pertumb.
1 Adaro Energy Tbk ADRO 2,53 5,22 7,87 6,76 6,03 5,68 1,4
2 AKR Corporindo Tbk AKRA 6,96 6,61 7,75 0,01 3,28 4,92 81,0
3 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 0,25 - 13,50 4,88 1,78 2,19 - 0,88 -56,7
4 Atlas Resources Tbk. ARII - 7,38 - 7,72 - 5,11 - 8,07 - 1,52 - 5,96 0,1
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 56,95 50,61 105,00 76,35 39,29 65,64 0,6
6 Bayan Resources Tbk. BYAN - 8,72 2,18 38,03 45,56 18,33 19,08 15,2
7 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 4,83 0,20 3,60 4,50 3,85 3,40 16,0
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 12,06 10,90 20,68 21,19 15,48 16,06 0,8
9 Bumi Resources Tbk. BUMI - 14,50 3,88 6,57 4,05 0,26 0,05 -1,1
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID - 1,00 4,20 4,94 6,39 1,73 3,25 -4,9
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 5,98 2,95 4,65 3,57 1,93 3,81 -0,3
12 Elnusa Tbk. ELSA 8,62 7,54 5,16 4,88 5,24 6,29 -0,5
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG - 18,96 - 41,59 1,69 - 1,18 3,61 - 11,29 -2,4
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA - 16,82 - 5,91 - 11,44 - 12,70 - 7,96 - 10,97 0,3
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT - 8,29 - 2,81 5,52 10,17 0,72 1,06 -3,0
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 0,57 9,26 17,13 17,03 8,55 10,51 16,1
17 Harum Energy Tbk HRUM - 4,99 4,35 12,13 8,59 4,50 4,92 -0,5
18 Indika Energy Tbk INDY - 3,57 - 5,72 8,85 2,67 0,14 0,47 -2,8
19 Indo Straits Tbk. PTIS - 21,82 - 16,56 - 5,29 0,31 0,61 - 8,55 -1,8
20 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 6,37 10,80 18,60 1,79 3,13 8,14 0,7
21 Medco energi internasional MEDC - 6,40 5,20 2,55 - 0,54 - 0,42 0,08 -3,6
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 10,33 11,07 0,67 - 34,60 4,57 - 1,59 -53,5
23 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS - 3,33 - 11,43 - 3,71 - 6,99 0,83 - 4,93 2,4
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 31,75 23,30 21,56 29,00 18,33 24,79 -0,1
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK - 36,17 - 8,67 - 7,60 - 2,99 - 57,90 - 22,67 2,2
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 6,20 4,52 1,81 4,59 1,53 3,73 0,5
27 Petrosea Tbk. PTRO - 2,98 - 1,99 1,83 4,17 5,68 1,34 -0,9
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 3,78 2,66 2,18 2,73 2,64 2,80 -0,2
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 0,63 0,35 1,15 1,22 - 55,56 - 10,44 -7,5
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 5,76 9,60 12,79 0,41 4,29 6,57 1,9
31 Rukun Raharja Tbk RAJA 6,10 5,32 9,17 6,51 3,51 6,12 0,2
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 15,34 14,44 9,04 20,44 16,29 15,11 0,8
33 SMR Utama Tbk. SMRU - 11,62 - 8,94 1,61 - 3,65 - 11,18 - 6,75 -4,3
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 34,40 20,98 17,58 10,85 8,12 18,39 -1,0
35 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 9,11 5,58 11,88 13,57 6,89 9,40 0,8
36 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS - 2,19 - 5,72 - 11,77 - 13,11 - 6,80 - 7,92 2,7
Nilai rata rata 1,66 2,53 8,94 6,26 1,40 4,16 - 0,03
Nilai Maximum 56,95 50,61 105,00 76,35 39,29 65,64 80,95
Nilai Minimum - 36,17 - 41,59 - 11,77 - 34,60 - 57,90 - 22,67 - 56,72
Standar deviasi 16,33 14,15 19,16 17,65 16,69 14,27 19,67
Sumber: Data Diolah sendiri,2021
110
6. Kondisi Inflasi
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia per 31 Desember setiap tahunnya selama
Berdasarkan rata rata tingkat inflasi selama periode 2015-2019 berkisar 3,936%.
Dengan tingkat inflasi tertinggi pada tahun 2015 sebesar 638%dan yang terendah
pada tahun 2019 dengan nilai 3,029%. Tingkat pertumbuhan inflasi selama
periode 2015-2019 yaitu negatif -0,107%, dengan nilai standar deviasi sebesar
1,3%.
DATA INFLASI
TAHUN 2015-2019
Dinyatakan dalam (%)
TAHUN INFLASI
2015 6,383
2016 3,262
2017 3,809
2018 3,198
2019 3,029
Nilai rata rata 3,936
Nilai Maximum 6,383
Nilai Minimum 3,029
Standar Deviasi 1,398
Pertumbuhan Inflasi -0,107
Sumber: bi.go.id
111
Pada penelitian ini menggunakan menggunakan kurs tengah BI. Data kurs
jual dan kurs beli diambil dari situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id) pada
periode 2015-2019. Kemudian kurs jual dan kurs beli dihitung dengan
Tabel 4.14 menggambarkan kondisi Kurs tengahh rupiah. Secara rata rata
nilai kurs tengah berkisar Rp 13.695. Dengan nilai depresiasi tertinggi pada tahun
2018 dengan nilai Rp 14.246. Dan Nilai apresiasi tertinggi pada tahun 2016
dengan nilai Rp 13.307. pertumbuhan kurs dari tahun 2015-2019 secara rata raa
berkisar 0,0114
Berdasarkan pada data standar deviasi, maka nilai kurs tengah tersebut
masih dalam resiki kecil karena nilai standar deviasi lebih kecil dari pada rata rata
Sumber: bi.go.id
112
atas penggunaan utang yang dipinjam. Tingkat suku bunga dalam penilitan ini
dicerminkan dengan nilai BI-7 Day Reverse Repo Rate. BI 7-Day (Reverse) Repo
Rate data dalam penelitian ini diambil dari situs resmi Bank Indonesia
Tabel 4.15 Kondisi Suku Bunga BI-7 Day Reverse Repo Rate.
Sumber: bi.go.id
Tabel 4.15 menggambarkan kondisi suku bunga BI-7 Day Reverse Repo
Rate pada tahun 2015-2019. Secara rata-rata suku bunga dari tahun 2015 – 2019
berada pada angka 5,58%, dengan suku bunga tertinggi pada tahun 2015 dengan
nilai 7,52% dan suku bunga terendah pada 4,56%. Tingkat pertumbuhan suku
parameter model data panel, yaitu dengan mengkombinasi data cross section dan
time series sebagai satu kesatuan tanpa melihat adanya perbedaan watu dan entitas
(individu).
individu adalah berbeda sedangkan slope antar individu adalah tetap (sama).
114
Effects Specification
model ini mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling
berhubungan antar waktu dan antar individu (Widarjono, 2007). Teknik ini juga
cross section.
115
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
Section F< 0,05 maka model yang tepat adalah model Fixed Effect. Sebaliknya
116
jika profitabilitas untuk Cross-section F> 0,05 model yang tepat adalah Common
Effect model.
Tabel 4.19 menunjukan Hasil Uji Chow. Dari hasil uji tersebut di peroleh
nilai probabilitas untuk cross section F bernilai 0,0000. Artinya nilai cross section
F lebih kecil dari 0,05 maka model yang tepat adalah model model Fixed Effect
yang terbaik antara Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM).
frendom <0.05 maka model yang tepat adalah model Fixed Effect. Sebaliknya jika
profitabilitas untuk Cross-section F> 0,05 maka model yang tepat adalah model
Random Effect.
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Tabel 4.20 menunjukan hasil uji hausman yang probabilitas untuk cross-
section random bernilai 1,0000. Dalam hal ini nilai probabilitas untuk cross-
section random lebih besar dari pada tingkat signifikan yaitu 0,05. Artinya model
Effect Model atau Random Effect Model yang lebih tepat digunakan dalam model
Test Hypothesis
Cross-section Time Both
Tabel 4.21 menunjukan hasil uji Langrangge Multipiler. Dari hasil uji
bahwa nilai breuch-pagan lebih kecil dari pada tingkat signifikasi yaitu 0,05. Dari
hasil tersebut Maka disimpulkan bahwa Random Effect Model (REM) lebih tepat
1) Dari uji Chow model yang terpilih adalah Fixed Efect Model
2) Dari uji Housman model yang tepat adalah Random Efect model.
118
Model (REM)
4) Jadi, modal yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Random Effect
Model (REM).
Pada penelitian ini menggunakan data panel dengan 36 unit Cross section
(Perusahaan sektor Energi BEI) dan 5 unit time series (tahun). Komposisi yang
digunakan adalah 7 variabel independen yaitu Current ratio (CR), Deb Equity
Ratio (DER), Total Aset turn over (TATO), Retrun On Asset (ROA), Inflasi, kurs,
dan Suku Bunga. Sedangkan Variabel Dependen adalah nilai perusahaan yang di
proksi PBV. Uji Asumsi Klasik yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji
16
Mean 2.82e-15
Median -0.101543
12 Maximum 2.416804
Minimum -2.648631
8 Std. Dev. 0.889280
Skewness 0.249315
Kurtosis 2.812850
4
Jarque-Bera 2.127428
0 Probability 0.345171
-2 -1 0 1 2
Sumber: Hasil Analisis,2021
normalitas dapat diketahui nilai probabilitas dari Jarque-Bera < 0,05 yaitu
0,3451 artinya data pada penelitian ini berdistribusi secara normal. Karena nilai
sempurna antar variabel independen dalam model regresi atau dapat juga
dari hasil Correlation Matrix pada program Eviews. Jika nilai Koefisien korelasi
diantara masing-masing variabel bebas lebih dari 1.000 maka data penelitian ini
terkena Multikolinearitas sebaliknya jika nilai Correlation Matrix lebih kecil dari
tidak lebih besar dari 1.000 sehingga data penelitian tidak terkena
Multikolinearitas.
nilai perusahaan dari Obs*R-squared lebih besar dari α (5%) maka data tidak
bersifat heteroskedastis dan jika nilai profitabilitas dari Obs*R-squared lebih kecil
Tabel 4.23 menunjukan bahwa nilai probabiilitas chi square adalah 0.3490
hal ini menunjukan bahwa tidak bersifat Heterokedastisitas karena nilai chi square
data time series maka diperlukan asumsi bebas autokorelasi. Guna memastikan
probailitas chi-square lebih kecil dari pada nilai signifikasi yaitu 0,05 (5%) maka
karna dalam penelitian ini menggunakan data makro ekonomi yang disajikan
secara berulang. Selain itu, kemungkinan ada variabel lain yang memberikan
panel yaitu model Common Effect, Fixed Effect dan Random Effect. Kemudian
dilakukan serangkaian uji pemilihan model regresi data panel untuk memilih
model mana yang lebih baik digunakan dalam interprestasi hasil. Pada tahap
pengujian pertama yang dilakukan uji Chow dengan hasil menunjukan model
bahwa model Fixed Effect yang terpilih, selanjutnya dilakukan uji hausman untuk
memilih model apakah Random Effect atau Fixed Effect yang lebih baik
digunakan. Pada uji housman model yang terpilih adalah Rondom efect model.
memilih kodel apakah random efect model atau Fixed efect mode. Pada uji
Langrangge Multipler model yang terpilih adalah random efect model, sehingga
Adapun hasil analisis regresi data panel Random efect Model dengan
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
Berdasarkan tabel 4.25 menunjukan bahwa variabel yang terdiri dari CR,
DER, TATO dan ROA dan Inflasi berpengaruh positif. Sedangkan varibel kurs
dan Suku Bunga berpengaruh negatif. Dari tingkat signifikan, variabel yang
berpengaruh signifikan adalah CR, DER, ROA, TATO dan suku bunga.
Uji statistik dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian signifikan uji
signifikan koefisien regresi parsial secara individu (Uji T), uji koefisien regresi
parsial secara menyeluruh atau serentak (Uji F) dan analisis koefisien determinasi
(R2). Nilai-nilai statistic dari Uji T, Uji F dan koefisien Determinasi (R2) dapat
suku bunga + e
parsial adalah:
perusahaaan
Dari tabel 4.26 nilai probabilitas likuiditas yang di proksi oleh current
ratio bernilai 0.0000<0.05. Sedangkan nilai koefisien CR yaitu 0.220289. Hal ini
Dari tabel 4.26 nilai probabilitas Debt to equity ratio bernilai 0.0001 <
0.05, sedangkan nilai koefisiennya yaitu 0.197361. Hal ini menunjukan bahwa
struktur modal yang di proksi oleh DER memiliki hubungan positif dan
Berdasarkan tabel 4.26 profitabilitas Total aset turn over bernilai 0.0391 >
0.05, sedangkan nilai koefisiennya yaitu 0,102037. hal ini menunjukan bahwa
126
Ratio aktivitas yang diproksi oleh TATO memiliki hubungan positif dan
ini di terima.
Dari tabel 4.26 probabilitas variabel profitabilitas yang diproksi oleh ROA
bernilai 0.0016< 0.05, sedangkan nilai koefisiennya yaitu 0.113128. Hal ini
terima
perusahaan
Berdasarkan tabel 4.26 probabilitas variabel inflasi bernilai 0.6614 < 0.05,
sedangkan nilai koefisiennya yaitu 0.130065. Hal ini menunjukan bahwa variabel
inflasi berpengaruh Positif tapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan
Dari tabel 4.26 probabilitas variabel kurs bernilai 0,8822 < 0.05,
variabel kurs berpengaruh negatif tapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
perusahaan
Berdasarkan tabel 4.26 maka probabilitas dari variabel suku bunga bernilai
0.0002< 0.05, sedangkan nilai koefisien dari variabel suku bunga yaitu -1.560778.
Hal ini menunjukan variabel suku bunga memiliki hubungan negatif tetapi
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
variabel nilai perusahaan yaitu sebesar 0.0000. Jika dibandingkan dengan tingkat
signikan yaitu 0.05 maka F < 0.05. Hal ini menunjukan bahwa CR, DER, TATO,
ROA, Inflasi, Kurs dan suku bunga secara simultan berpengaruh terhadap
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
Nilai perusahaan yang diproksi dengan PBV pada perusahaan sektor energi di BEI
memperoleh R2 sebesar 0,352 atau 35,2 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel
Inflasi, Kurs dan suku hanya dapat menjelaskan variabel nilai perusahaan hanya
sebesar 35,2 %. Sedangkan sisanya 64,8% dijelaskan oleh varibael lain diluar
Perusahaan (PBV)
dengan Current ratio berpengruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
(PBV). Dalam Hal ini jika Current ratio mengalami peningkatan, maka Nilai
perusahaan akan mengalami kenaikan. Dengan kata lain, semakin besar aset
sampel adalah 401,87% atau 4 kali. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan
sampel menggunakan aset lancar 4 kali lebih besar dari pada utang lancar.
Sehingga perusahaan sektor energi tersebut dalam kondisi likuid. Semakin tinggi
bahwa perusahaan yang berkualitas baik akan memberikan sinyal positif berupa
130
Salain itu, Temuan penelitian ini sejalan juga sejalan dengan teori
mengelola transaksi- transaksi ekonomi secara efisien. Hal ini ditunjukan dengan
Hal ini Penelitian ini sesuai dengan pendapat Sartono (2010) yang
segi kemampuan untuk memenuhi hutang lancar dari harta lancar yang dimiliki
tersebut.
perusahaan. Selain itu, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hapsoro dan
Falih (2020) menemukan Likuiditas yang diukur dengan Aktiva Lancar (CR)
(2020) yang menyatakan bahwab likuiditas yang di proksi dengan current ratio
Current Ratio tidak mempengaruhi minat investor terhadap penilaian suatu saham.
Karena investor lebih melihat aktivitas bisnis perusahaan tanpa melihat likuiditas
perusahaan. Sehingga dari penelitian ini terlihat bahwa likuiditas tidak digunakan
Jika nilai current ratio rendah, maka modal kerja menunjukkan perusahaan tidak
berputar dengan baik dan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tidak berjalan
saat ini baik sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan dan menjadi daya tarik
bagi investor.
132
perusahaan
di proksi debt to equity ratio berpengaruh Positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Dalam hal ini, jika debt to equity ratio mengalami peningkatan maka
akan meningkatkan nilai perusahaan, atau dengan kata lain bahwa semakin tinggi
sampel sebesar sebesar 241% atau 2,41 kali. Hal ini menunjukan bahwa
perusahaan sampel menggunakan utang 2,4 kali lebih besar dari pada nilai ekuitas
share (EPS), maka pembiayaan investasi tambahan hurus dibiayai oleh hutang.
Hal ini terjadi karena pembiayaan dengan hutang, perusahaan dapat memperoleh
penggunaan utang dapat mengurangi beban pajak dan biaya agensi perusahaan.
Dengan begitu pajak yang dibayarkan oleh perusahaan akan lebih kecil
dihasilkan akan semakin besar. Dengan begitu investor akan tertarik untuk
menanamkan saham akan membuat peningkatan harga saham yang akan berakibat
terhadap nilai perusahaan. Debt to equity berpengaruh positif terhadap harga nilai
buku. dengan demikian jika rasio utang terhadap modal meningkat, maka akan
diikuti oleh kenaikan harga terhadap nilai buku. Selanjutnya hasil penelitian
terhadap nilai buku. Dengan kata lain, jika rasio utang terhadap modal meningkat,
Selain itu, hasil penelitian ini juga mendukung temuan Sari & Sedana,
nilai perusahaan.
Hasil penelitin ini juga mendukung temuan Markonah (2020), dan Tanjung,
Hal ini dikarenakan perusahaan dengan tingkat leverage diwajibkan oleh kreditur
karena kreditur lebih menyukai perusahaan dengan tingkat leverage yang rendah.
134
Temuan penelitian ini berbeda dengan temuan Yusuf & Syarif, (2021)
semakin rendah. Salah satu komponen yang menciptakan DER adalah faktor
4.2.3 Pengaruh Ratio Aktivitas yang di proksi dengan TATO terhadap nilai
perusahaan
di proksi total asset turnover berpengaruh Positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Dalam hal ini jika nilai TATO mengalami peningkatan maka nilai
rata rata sebesar 78% atau 0,78. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perusahaan
penjualan sebesar 78% dari total aktiva. Semakin tinggi tingkat perputaran
penjualan terhadap aset maka kinerja perusahaan tersebut semakin baik. Semakin
baiknya kinerja perusahaan maka akan semakin besar harapan bahwa nilai
modal.
oleh perusahaan kepada investor, apabila nilai TATO semakin tinggi maka
investor akan menangkap ini sebagai sinyal baik, sehingga para investor menilai
Hasil temuan ini juga sejalan dengan pendapat Warouw, et all 2016 yang
perusahaan semakin baik, sehingga akan mendapatkan respon positif dari investor
besar dari pada penjualan sehingga tidak dapat memperoleh laba yang maksimum.
Total Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan Price to Book Value. Hal
ini ditunjukkan dengan koefisien arah positif sebesar 0,120 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,328 dimana nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi
0,05. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa Total Asset Turnover berpengaruh
136
positif dan tidak signifikan terhadap Price to Book Value yang berarti setiap
Saragih and Hakiman (2021) yang menemukan bahwa TATO memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Tingginya total asset turnover
terhadap price to book value. Jika perputaran aset melambat artinya aset yang
menurunkan nilai price to book value. Kesenjangan ini terjadi karena menurunnya
nilai total asset turnover ini karena perusahaan mengalami kelebihan investasi
perusahaan. TATO yang tinggi akan menurunkan nilai perusahaan. Hal ini dapat
dianggap sebagai sinyal negatif bagi pasar atau investor. Investor dan calon
investor memiliki persepsi bahwa proporsi komposisi aset (total aset) didominasi
oleh aset tetap yang telah mendekati kondisi ekstrim. Hal ini akan mengakibatkan
kepercayaan pelanggan dan calon investor yang nantinya akan berpengaruh pada
perusahaaan
perusahaan. Dalam hal ini, semakin tinggi nilai return on asset maka nilai
perusahaan.
adalah sebesar 4,16% atau 0,04%. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan sektor
energi secara rata rata mampu mengahasilkan 4,16% laba bersih dibandingkan
total aset. Return On Aset yang bernilai positif menunjukkan prospek perusahaan
yang baik, sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai
perusahaan akan meningkat. Hal tersebut dapat dipahami karena perusahaan yang
sentiment positif para investor dan dapat membuat harga saham perusahaan
perusahaan.
harus dibayarkan kepada pemilik modal sebagai imbalan atas tabungan dan
investasi. Jika perusahaan memperoleh nilai ROA yang tinggi maka investor akan
138
Selain itu, hasil penelitian ini sejalan dengan dengan perspektif signaling theory
perusahaan yang baik sehingga investor akan merespon positif dan nilai
prospek perusahaan yang lebih baik sehingga investor akan merespon positif dan
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Husnan (2001) yang
depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan juga akan dinilai semakin
mempengaruhi nilai perusahaan karena efektivitas pengelolaan aset yang ada akan
membayar dividen juga akan lebih tinggi, dan harga sahamnya akan
Hasil penelitian ini juga mendukung temuan Sari & Sedana, (2020) yang
Hasil penelitian ini berbeda dengan temuan Yusuf & Syarif (2021) yang
signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi ROA maka nilai perusahaan
akan menurun dan sebaliknya semakin rendah ROA maka nilai perusahaan juga
Hal ini dapat disebabkan oleh kinerja manajemen yang tidak memiliki
bersih menjadi kecil sedangkan aset yang dimiliki perusahaan tidak banyak.
Selain itu, hal ini juga dapat terjadi karena laba yang dimiliki perusahaan tidak
berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam hal ini,
jika tingkat inflasi mengalami kenaikan maka nilai perusahaan akan mengalami
positif tersebut tidak kuat atau tidak signifikan, karena Inflasi yang terjadi adalah
Creeping Inflation. Creeping Inflation yaitu inflasi yang ditandai dengan kenaikan
harga yang lambat (kurang dari 10% pertahun), dengan presentase yang kecil serta
dalam jangka yang relatif lama. Berdasarkan jenis inflasi tersebut investor akan
pergerakan kenaikan harga yang masih cinderung lamban tidak akan terlalu
Rahyuda, 2018).
Pengaruh positif tidak signifikan pada penelitian ini sejalan dengan temuan
Sabaru et al., (2021) yang menyatakan bahwa inflasi berpengeruh positif dan
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. selain itu, Pengaruh tidak signifikan
menyatakan bahwa nflasi ringan ini tidak terlalu mempengaruhi nilai perusahaan,
karena investor fokus pada ide perusahaan untuk tetap menghasilkan keuntungan
dan solusi untuk menghadapi inflasi di Indonesia agar tidak mempengaruhi nilai
Temuan hasil penelitian ini berbeda dengan temuan (Dewi Sartika et al.,
perusahaan tergantung pada derajat inflasi itu sendiri. Inflasi yang berlebihan
menyebabkan investor tidak tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan. Hal ini
perusahaan.
Temuan hasil penelitian ini juga berbeda dengan temuan yang menyatakan
Dewi Sartika et al., (2019) bahwa Inflasi berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan, Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan tingkat inflasi pada dasarnya
meningkatkan nilai perusahaan. Kenaikan harga barang dan jasa umumnya terjadi
hampir bersamaan dengan berbagai pemicunya. Salah satu faktor kenaikan harga
berarti permintaan barang atau jasa tersebut, termasuk produk atau instrumen
pengaruh negatif tapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya jika
tingkat kurs mengalami kenaikan atau depresiasi maka nilai perusahaan akan
Variabel nilai tukar pada penelitian ini munggunakan nilai tukar rupiah
terhadap Dollar AS. Berdasarkan dekripsi variabel penelitian secara rata rata nilai
tukar Rupiah terhadap dollar AS pada periode penelitian senilai Rp 13.695 dengan
tingkat depresiasi sebesar 0,011, artinya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
terhadap perubahan kurs yang terjadi, respon ini dianggap sebagai risiko kurs atau
Hal ini sejalan dengan pendapat Sartika (2019) yang menyatakan bahwa
biaya produksi naik terutama bagi perusahaan yang menggunakan bahan baku
impor. Hal ini menurunkan daya saing karena produk yang dihasilkan dijual lebih
yang menyatakan bahwa nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
mengantisipasi fluktuasi nilai kurs rupiah terhadap dolar AS yang berasal dari luar
ketika kurs meningkat (melemah) maka Tobin’s Q akan menurun atau ketika kurs
menurun (menguat) maka Nilai perusahaan akan meningkat. Selain itu, hasil
penelitian ini mendukung temuan Pangeastuti dan Louisa (2020) nilai tukar
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaa. Hal ini dikarenakan jika nilai rupiah
modal tidak akan memiliki daya tarik karena return dari pembelian valas
menghasilkan return yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan jual beli saham.
Pengaruh negatif pada hasil penelitian ini juga sejalan dengan temuan
Pasaribu et al., (2019). Hal ini Ketika mata uang rupiah mengalami pelemahan
terhadap mata uang asing (depresiasi) maka akan menaikkan biaya pembelian
bahan baku diimpor. Hal ini akan menaikkan biaya produksi, dan akan
menurunkan total aktiva perusahaan, dan nilai buku saham yang merupakan
selisih dari total aktiva dengan utang per jumlah saham yang beredar tentu akan
naik. Nilai perusahaan yang dihitung dengan PBV yaitu perbandingan antara
144
harga saham denga nilai buku saham akan menurun dengan naiknya nilai buku
saham.
Hasil pada penelitian ini berbeda dengan temuan Ahmad et al., (2020)
yang menyatakan bahwa pengaruh positif signifikan nilai tukar terhadap nilai
perusahaan. Artinya, semakin rendah nilai tukar, semakin rendah nilai perusahaan.
berpengaruh negative dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya jika suku
atas penggunaan utang yang dipinjam. Tingkat suku bunga dalam penilitan ini
dicerminkan dengan nilai BI-7 Day Reverse Repo Rate. BI 7-Day (Reverse) Repo
Rate data dalam penelitian ini diambil dari situs resmi Bank Indonesia
Berdasarkan deskripsi variabel secara rata tingkat suku bunga pada periode
di Bank dari pada membeli saham. Keadaan seperti ini tentu saja akan membuat
harga saham menurun dan menyebabkan nilai perusahaan menurun. Suku bunga
tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya dibank karena ia
permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena
dan tabungan).
Hal penelitian ini sejalan dengan teori klasik yang menyatakan bahwa
makin tinggi tingkat bunga, maka makin tinggi pada keinginan masyarakat untuk
menyimpan dananya di bank. Artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi,
negatif karena tingginya tingkat suku bunga bisa memberikan sinyal negatif
terhadap harga saham. Tingkat suku bunga menjadi acuan dalam menentukan
suku bunga yang atas investasi pada suatu saham. Sementara itu, tingginya tingkat
Hasil penelitian ini mendukung temuan Rahayu & Pratiwi, (2020) yang
menemukan bahwa suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin tinggi nilai perusahaan. Beban
bunga yang tinggi akan berdampak pada penurunan laba perusahaan. Jika terjadi
penurunan laba, maka arus kas perusahaan juga akan menurun. Hal ini akan
harga saham turun, dan akibatnya akan menurunkan nilai perusahaan. Tingkat
146
bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang dari arus kas
Hasil pada penelitian ini juga mendukung temuan Noerirawan & Muid,
(2012) yang menyatakan bahwa suku bunga berpengeruh negatif dan signifikan
terhadap nilai perusahaaan. Kondisi ini terjadi karena naiknya tingkat suku bunga
riil. Kenaikan tingkat bunga juga akan ditanggung oleh investor, yaitu berupa
Naiknya suku bunga akan ditanggung oleh investor, yaitu berupa kenaikan biaya
bunga bagi perusahaan. Investor tidak mau berisiko melakukan investasi dengan
Selain itu, temuan hasil penelitian juga berbeda dengan temuan Sugiarto &
Santosa, (2018) yaitu suku bunga berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
diartikan ketika BI rate meningkat maka nilai perusahaan juga meningkat atau
Salah satu keterbatasan pada penelitian ini adalah kontribusi variabel yang
digunakan pada penelitian ini hanya 35,2 % artinya adalah variabel lain yang
keterbatasan pada uji autokorelasi pada penelitian ini terjadi autokorelasi, dengan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
modal, aktivitas, profitabilitas, inflasi, kurs dan suku bunga terhadap nilai
perusahaan. Faktor internal terdiri dari beberapa variabel yaitu Likuitas (CR),
ekternal yaitu inflasi, kurs dan suku bunga. Adapun objek penelitian ini adalah
perusahaan sektor energi Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019 dengan jumlah
sampel sebanyak 36 perusahaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data kuantitatif, dengan data panel yaitu gabungan antara time series dan
cross section. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kinerja
Efek Indonesia.
signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Hal ini berarti jika Current ratio
nilai perusahaan. Hal ini berarti jika penggunaan piutang naik pada suatu
148
149
ini di tolak.
terima.
6) Kurs rupiah pengaruh negatif tapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan..
Artinya jika suku bunga mengalami peningkatan maka nilai perusahaan akan
di terima.
5.2 Saran
1) Bagi Perusahaan
perusahaan.
150
2) Bagi Investor
memperhatikan faktor internal seperti Current ratio, TATO, DER dan ROA, tetapi
periode penelitian. Selain itu peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti sektor
lainnya, menambah referensi teori maupun kajian yang relevan. Selain itu
disarankan untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi pada uji asumsi klasik.
151
DAFTAR PUSTAKA
Books.
Isnurhadi, Taufik, & Herwanto, D. (2017). The Effect Of Macroeconomic
Fundamental Factors On Corporate Value Through Financial Performance
As Intervening Variables In Manufacturing Companiesn In Indonesia Stock
Exchange. 4(3), 57–71. Http://Marefateadyan.Nashriyat.Ir/Node/150
Jensen, M. (1986). Agency Costs Of Free Cash Flow. Corporate Finance. And
Takeovers. In Rican Economic Review (P. 76).
Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Pt. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. (2013). Analisi Laporan Keuangan. Pt Raja Grafindo Persada.
Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Keown, A. J. (2008). Manajemen Keuangan, . (Edisi 10). Pt Macanan Jaya
Cemerlang.
Lesmana, T., Iskandar, Y., & Heliani. (2020). Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Di Bei.
Jurnal Proaksi, 2, 25–34.
Madura, J. (2006). Keuangan Perusahaan Internasional. Edisi Kedelapan. Jakarta:
Salemba Empat.
Majluf, M. S. And. (1984). Corporate Financing And Investment Decision When
Firms Have Information Investors Do Not Have. Journal Of Finance
Economics 13: 187-221.
Mankiw, N, G., Quah, E., & Wilson, P. (2012). Pengantar Ekonomi Makro. Biro
Bahasa Alkemis Salemba Empat.
Markonah, M., Salim, A., & Franciska, J. (2020). Effect Of Profitability,
Leverage, And Liquidity To The Firm Value. Dinasti International Journal
Of Economics, Finance & Accounting, 1(1), 83–94.
Https://Doi.Org/10.38035/Dijefa.V1i1.225
Mishkin, F. (2008). Ekonomi, Uang, Perbankan, Dan Pasar Keuangan.
(Yulianita,). Salemba Empat.
Mishkin, F. S. (2008). Ekonomi Uang, Perbankan, Dan Pasar Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Misran, M., & Chabachib, M. (2017). Analisis Pengaruh Der, Cr Dan Tato
155
LAMPIRAN
Lampiran 1: Sampel Penelitian
162
163
Ket:
: sampel Terpilih
Lampiran 5: Tabulasi
SUKU
NO EMITEN KODE TAHUN CR DER TATO ROA INFLASI KURS BUNGA PBV
1 Adaro Energy Tbk ADRO 2015 240,4 77,7 45,1 2,5 6,4 13392,0 7,5 36,0
2 Adaro Energy Tbk ADRO 2016 247,1 72,3 38,7 5,2 3,3 13307,4 5,1 118,0
3 Adaro Energy Tbk ADRO 2017 255,9 66,5 47,8 7,9 3,8 13384,1 4,6 107,0
4 Adaro Energy Tbk ADRO 2018 196,0 64,1 51,3 6,8 3,2 14246,4 5,1 60,0
5 Adaro Energy Tbk ADRO 2019 171,2 81,2 47,9 6,0 3,0 14146,3 5,6 45,6
6 AKR Corporindo Tbk AKRA 2015 149,6 108,7 130,0 7,0 6,4 13392,0 7,5 389,0
7 AKR Corporindo Tbk AKRA 2016 127,1 96,1 96,1 6,6 3,3 13307,4 5,1 306,0
8 AKR Corporindo Tbk AKRA 2017 162,4 86,3 108,7 7,8 3,8 13384,1 4,6 282,0
9 AKR Corporindo Tbk AKRA 2018 139,8 100,9 118,1 0,0 3,2 14246,4 5,1 180,0
10 AKR Corporindo Tbk AKRA 2019 123,7 112,7 101,4 3,3 3,0 14146,3 5,6 151,5
11 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 2015 33,6 196,2 0,7 0,3 6,4 13392,0 7,5 27,0
-
12 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 2016 5,2 330,0 0,2 13,5 3,3 13307,4 5,1 47,0
13 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 2017 20,9 510,5 0,2 4,9 3,8 13384,1 4,6 64,0
14 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 2018 58,4 222,9 2,2 1,8 3,2 14246,4 5,1 37,0
15 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 2019 116,7 244,9 5,7 2,2 3,0 14146,3 5,6 44,2
16 Atlas Resources Tbk. ARII 2015 20,5 328,7 8,1 -7,4 6,4 13392,0 7,5 106,0
17 Atlas Resources Tbk. ARII 2016 17,7 486,7 3,5 -7,7 3,3 13307,4 5,1 172,0
18 Atlas Resources Tbk. ARII 2017 23,0 722,5 8,8 -5,1 3,8 13384,1 4,6 420,0
19 Atlas Resources Tbk. ARII 2018 23,4 3405,6 10,9 -8,1 3,2 14246,4 5,1 544,0
20 Atlas Resources Tbk. ARII 2019 24,1 690,2 17,3 -1,5 3,0 14146,3 5,6 330,3
21 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 2015 83,5 65,7 149,0 15,2 6,4 13392,0 7,5 201,0
22 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 2016 110,8 284,7 131,9 14,9 3,3 13307,4 5,1 245,0
23 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 2017 144,9 40,2 299,1 63,1 3,8 13384,1 4,6 271,0
24 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 2018 121,5 63,1 286,7 44,7 3,2 14246,4 5,1 290,0
25 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 2019 120,7 47,2 166,8 12,2 3,0 14146,3 5,6 258,6
26 Bayan Resources Tbk. BYAN 2015 188,5 444,8 49,6 -8,7 6,4 13392,0 7,5 1105,0
27 Bayan Resources Tbk. BYAN 2016 254,6 338,3 67,4 2,2 3,3 13307,4 5,1 1077,0
28 Bayan Resources Tbk. BYAN 2017 102,4 72,4 120,1 38,0 3,8 13384,1 4,6 642,0
29 Bayan Resources Tbk. BYAN 2018 123,7 69,7 145,7 45,6 3,2 14246,4 5,1 587,0
30 Bayan Resources Tbk. BYAN 2019 89,4 106,4 108,9 18,3 3,0 14146,3 5,6 615,9
31 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 2015 110,7 102,1 24,5 4,8 6,4 13392,0 7,5 12,0
32 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 2016 110,4 142,1 21,5 0,2 3,3 13307,4 5,1 20,0
33 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 2017 100,5 96,9 20,9 3,6 3,8 13384,1 4,6 33,0
34 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 2018 132,4 70,3 25,9 4,5 3,2 14246,4 5,1 29,0
35 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 2019 153,8 94,6 18,4 3,9 3,0 14146,3 5,6 46,8
36 Bukit Asam Tbk. PTBA 2015 154,4 81,9 82,0 12,1 6,4 13392,0 7,5 112,0
37 Bukit Asam Tbk. PTBA 2016 165,6 76,0 75,7 10,9 3,3 13307,4 5,1 300,0
38 Bukit Asam Tbk. PTBA 2017 246,3 59,3 88,6 20,7 3,8 13384,1 4,6 205,0
39 Bukit Asam Tbk. PTBA 2018 237,8 48,6 87,6 21,2 3,2 14246,4 5,1 332,0
40 Bukit Asam Tbk. PTBA 2019 248,7 41,7 83,5 15,5 3,0 14146,3 5,6 166,3
-
41 Bumi Resources Tbk. BUMI 2015 13,5 -420,2 0,5 14,5 6,4 13392,0 7,5 -9,0
168
42 Bumi Resources Tbk. BUMI 2016 69,2 -211,4 0,4 3,9 3,3 13307,4 5,1 44,0
43 Bumi Resources Tbk. BUMI 2017 56,9 1190,9 0,5 6,6 3,8 13384,1 4,6 630,0
44 Bumi Resources Tbk. BUMI 2018 39,8 675,8 28,5 4,0 3,2 14246,4 5,1 91,0
45 Bumi Resources Tbk. BUMI 2019 38,7 761,9 30,8 0,3 3,0 14146,3 5,6 61,0
46 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 2015 300,3 878,6 68,0 -1,0 6,4 13392,0 7,5 38,0
47 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 2016 136,5 597,6 69,3 4,2 3,3 13307,4 5,1 285,0
48 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 2017 158,9 433,7 80,9 4,9 3,8 13384,1 4,6 277,0
49 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 2018 158,4 352,8 75,4 6,4 3,2 14246,4 5,1 133,0
50 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 2019 183,2 321,3 74,6 1,7 3,0 14146,3 5,6 61,9
51 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 2015 154,8 60,8 38,0 6,0 6,4 13392,0 7,5 74,0
52 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 2016 174,8 74,0 31,9 2,9 3,3 13307,4 5,1 35,0
53 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 2017 166,2 88,3 48,3 4,6 3,8 13384,1 4,6 56,0
54 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 2018 121,9 123,8 52,2 3,6 3,2 14246,4 5,1 46,0
55 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 2019 129,7 127,0 44,8 1,9 3,0 14146,3 5,6 47,0
56 Elnusa Tbk. ELSA 2015 143,5 67,3 85,7 8,6 6,4 13392,0 7,5 68,0
57 Elnusa Tbk. ELSA 2016 189,7 112,2 118,8 7,5 3,3 13307,4 5,1 112,0
58 Elnusa Tbk. ELSA 2017 135,4 59,1 102,5 5,2 3,8 13384,1 4,6 89,0
59 Elnusa Tbk. ELSA 2018 149,2 71,4 117,1 4,9 3,2 14246,4 5,1 77,0
60 Elnusa Tbk. ELSA 2019 147,7 90,3 123,2 5,2 3,0 14146,3 5,6 62,4
-
61 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2015 58,4 311,8 41,1 19,0 6,4 13392,0 7,5 27,0
-
62 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2016 61,8 -1581,7 49,4 41,6 3,3 13307,4 5,1 63,0
63 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2017 70,0 1315,2 36,2 1,7 3,8 13384,1 4,6 64,0
64 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2018 33,6 752,6 37,4 -1,2 3,2 14246,4 5,1 44,0
65 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2019 35,1 540,3 49,2 3,6 3,0 14146,3 5,6 55,9
-
66 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 2015 63,3 1658,8 29,7 16,8 6,4 13392,0 7,5 45,0
67 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 2016 48,6 16219,2 21,0 -5,9 3,3 13307,4 5,1 350,0
-
68 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 2017 13,3 -1018,8 4,6 11,4 3,8 13384,1 4,6 81,0
-
69 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 2018 2,1 -521,4 2,2 12,7 3,2 14246,4 5,1 -32,0
70 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 2019 5,8 -424,8 2,0 -0,8 3,0 14146,3 5,6 -17,9
71 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 2015 7,6 78,6 4,0 -8,3 6,4 13392,0 7,5 135,0
72 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 2016 26,6 67,0 8,8 -2,8 3,3 13307,4 5,1 123,0
73 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 2017 21,4 73,0 7,9 5,5 3,8 13384,1 4,6 107,0
74 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 2018 32,8 70,0 22,9 10,2 3,2 14246,4 5,1 109,0
75 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 2019 61,1 49,1 28,7 0,7 3,0 14146,3 5,6 66,3
76 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2015 279,4 49,4 95,5 0,6 6,4 13392,0 7,5 241,0
77 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2016 377,4 42,6 101,8 9,3 3,3 13307,4 5,1 466,0
78 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2017 168,2 102,1 108,3 17,1 3,8 13384,1 4,6 409,0
79 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2018 132,0 122,0 177,0 17,0 3,2 14246,4 5,1 305,0
80 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2019 132,3 117,9 141,9 8,6 3,0 14146,3 5,6 265,8
81 Harum Energy Tbk HRUM 2015 691,4 9,8 65,5 -5,0 6,4 13392,0 7,5 39,0
82 Harum Energy Tbk HRUM 2016 462,9 16,3 52,5 4,3 3,3 13307,4 5,1 126,0
83 Harum Energy Tbk HRUM 2017 568,7 16,1 70,9 12,1 3,8 13384,1 4,6 107,0
84 Harum Energy Tbk HRUM 2018 456,0 20,5 71,9 8,6 3,2 14246,4 5,1 67,0
169
85 Harum Energy Tbk HRUM 2019 922,2 11,9 58,7 4,5 3,0 14146,3 5,6 64,2
86 Indika Energy Tbk INDY 2015 163,6 158,6 51,0 -3,6 6,4 13392,0 7,5 5,0
87 Indika Energy Tbk INDY 2016 213,3 145,9 42,5 -5,7 3,3 13307,4 5,1 35,0
88 Indika Energy Tbk INDY 2017 205,3 226,1 30,2 8,8 3,8 13384,1 4,6 106,0
89 Indika Energy Tbk INDY 2018 217,7 225,6 80,7 2,7 3,2 14246,4 5,1 46,0
90 Indika Energy Tbk INDY 2019 201,2 245,8 77,0 0,1 3,0 14146,3 5,6 42,8
-
91 Indo Straits Tbk. PTIS 2015 31,0 95,0 11,4 21,8 6,4 13392,0 7,5 91,0
-
92 Indo Straits Tbk. PTIS 2016 27,4 166,4 23,6 16,6 3,3 13307,4 5,1 147,0
93 Indo Straits Tbk. PTIS 2017 49,6 145,7 27,5 -5,3 3,8 13384,1 4,6 165,0
94 Indo Straits Tbk. PTIS 2018 72,7 131,0 32,2 0,3 3,2 14246,4 5,1 72,0
95 Indo Straits Tbk. PTIS 2019 96,4 117,3 36,2 0,6 3,0 14146,3 5,6 45,9
96 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2015 188,1 43,7 92,7 6,4 6,4 13392,0 7,5 56,0
97 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2016 225,7 33,3 113,0 10,8 3,3 13307,4 5,1 167,0
98 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2017 243,4 41,8 124,4 18,6 3,8 13384,1 4,6 180,0
99 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2018 196,6 48,8 139,2 1,8 3,2 14246,4 5,1 153,0
100 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2019 201,2 36,7 141,9 3,1 3,0 14146,3 5,6 105,5
101 Medco energi internasional MEDC 2015 198,4 314,7 19,8 -6,4 6,4 13392,0 7,5 27,0
102 Medco energi internasional MEDC 2016 131,8 303,9 16,7 5,2 3,3 13307,4 5,1 45,0
103 Medco energi internasional MEDC 2017 152,7 267,9 17,5 2,6 3,8 13384,1 4,6 101,0
104 Medco energi internasional MEDC 2018 165,8 278,6 23,2 -0,5 3,2 14246,4 5,1 58,0
105 Medco energi internasional MEDC 2019 240,2 346,0 22,9 -0,4 3,0 14146,3 5,6 70,2
106 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 2015 119,2 55,7 1180,6 10,3 6,4 13392,0 7,5 455,0
107 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 2016 177,2 32,4 106,1 11,1 3,3 13307,4 5,1 381,0
108 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 2017 376,2 22,0 121,7 0,7 3,8 13384,1 4,6 386,0
-
109 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 2018 129,8 83,4 56,5 34,6 3,2 14246,4 5,1 499,0
110 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 2019 130,8 71,8 126,3 4,6 3,0 14146,3 5,6 499,0
111 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 2015 208,9 0,1 29,2 -3,3 6,4 13392,0 7,5 15,0
-
112 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 2016 279,1 32,2 25,2 11,4 3,3 13307,4 5,1 19,0
113 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 2017 601,3 27,8 28,5 -3,7 3,8 13384,1 4,6 41,0
114 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 2018 429,5 39,9 31,4 -7,0 3,2 14246,4 5,1 320,0
115 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 2019 371,2 26,9 35,7 0,8 3,0 14146,3 5,6 37,9
116 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 2015 207,3 47,8 200,7 31,8 6,4 13392,0 7,5 134,0
117 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 2016 340,9 27,0 160,8 23,3 3,3 13307,4 5,1 240,0
118 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 2017 468,4 31,5 160,8 21,6 3,8 13384,1 4,6 215,0
119 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 2018 424,4 39,7 148,8 29,0 3,2 14246,4 5,1 169,0
120 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 2019 360,4 32,2 135,5 18,3 3,0 14146,3 5,6 120,0
-
121 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 2015 80,6 104,3 11,6 36,2 6,4 13392,0 7,5 36,0
122 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 2016 70,7 126,0 5,3 -8,7 3,3 13307,4 5,1 38,0
123 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 2017 1369,1 131,6 8,1 -7,6 3,8 13384,1 4,6 62,0
124 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 2018 11131,3 130,1 5,3 -3,0 3,2 14246,4 5,1 106,0
-
125 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 2019 14613,0 400,1 18,5 57,9 3,0 14146,3 5,6 276,4
126 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 2015 258,1 114,9 47,2 6,2 6,4 13392,0 7,5 160,0
127 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 2016 260,6 115,6 42,9 4,5 3,3 13307,4 5,1 162,0
170
128 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 2017 265,5 89,8 13,9 1,8 3,8 13384,1 4,6 98,0
129 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 2018 154,2 148,0 16,6 4,6 3,2 14246,4 5,1 117,0
130 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 2019 196,3 128,0 52,2 1,5 3,0 14146,3 5,6 126,2
131 Petrosea Tbk. PTRO 2015 155,3 138,6 48,6 -3,0 6,4 13392,0 7,5 12,0
132 Petrosea Tbk. PTRO 2016 215,9 230,8 53,2 -2,0 3,3 13307,4 5,1 32,0
133 Petrosea Tbk. PTRO 2017 172,0 140,5 69,0 1,8 3,8 13384,1 4,6 69,0
134 Petrosea Tbk. PTRO 2018 169,2 190,7 83,8 4,2 3,2 14246,4 5,1 65,0
135 Petrosea Tbk. PTRO 2019 151,4 159,2 86,5 5,7 3,0 14146,3 5,6 54,8
136 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2015 86,5 222,6 146,4 3,8 6,4 13392,0 7,5 49,0
137 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2016 89,6 172,2 134,4 2,7 3,3 13307,4 5,1 51,0
138 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2017 100,5 152,3 7,3 2,2 3,8 13384,1 4,6 48,0
139 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2018 110,8 144,0 7,9 2,7 3,2 14246,4 5,1 51,0
140 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2019 103,4 189,0 127,6 2,6 3,0 14146,3 5,6 44,1
141 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 2015 482,4 31,2 9,2 0,6 6,4 13392,0 7,5 78,0
142 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 2016 315,9 33,8 8,0 0,4 3,3 13307,4 5,1 23,0
143 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 2017 674,0 42,4 10,0 1,2 3,8 13384,1 4,6 23,0
144 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 2018 396,7 50,2 11,3 1,2 3,2 14246,4 5,1 22,0
-
145 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 2019 70,3 122,9 9,7 55,6 3,0 14146,3 5,6 48,9
146 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 2015 221,9 28,4 112,7 5,8 6,4 13392,0 7,5 40,0
147 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 2016 405,1 16,9 93,8 9,6 3,3 13307,4 5,1 137,0
148 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 2017 354,0 18,5 79,7 12,8 3,8 13384,1 4,6 135,0
149 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 2018 147,8 35,2 48,6 0,4 3,2 14246,4 5,1 136,0
150 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 2019 217,4 35,3 90,9 4,3 3,0 14146,3 5,6 90,9
151 Rukun Raharja Tbk RAJA 2015 219,6 80,3 127,9 6,1 6,4 13392,0 7,5 68,0
152 Rukun Raharja Tbk RAJA 2016 145,3 58,7 128,7 5,3 3,3 13307,4 5,1 72,0
153 Rukun Raharja Tbk RAJA 2017 228,4 25,2 98,9 9,2 3,8 13384,1 4,6 97,0
154 Rukun Raharja Tbk RAJA 2018 375,0 45,0 61,8 6,5 3,2 14246,4 5,1 73,0
155 Rukun Raharja Tbk RAJA 2019 301,0 47,1 67,7 3,5 3,0 14146,3 5,6 46,8
156 Samindo Resources Tbk. MYOH 2015 232,0 72,7 165,2 15,3 6,4 13392,0 7,5 90,0
157 Samindo Resources Tbk. MYOH 2016 429,8 37,0 129,1 14,4 3,3 13307,4 5,1 103,0
158 Samindo Resources Tbk. MYOH 2017 284,5 32,7 138,2 9,0 3,8 13384,1 4,6 116,0
159 Samindo Resources Tbk. MYOH 2018 347,5 32,8 159,3 20,4 3,2 14246,4 5,1 151,0
160 Samindo Resources Tbk. MYOH 2019 328,5 31,0 158,9 16,3 3,0 14146,3 5,6 168,1
-
161 SMR Utama Tbk. SMRU 2015 67,5 114,6 20,5 11,6 6,4 13392,0 7,5 216,0
162 SMR Utama Tbk. SMRU 2016 161,3 145,7 23,8 -8,9 3,3 13307,4 5,1 399,0
163 SMR Utama Tbk. SMRU 2017 110,7 98,3 36,4 1,6 3,8 13384,1 4,6 622,0
164 SMR Utama Tbk. SMRU 2018 232,3 99,2 44,6 -3,6 3,2 14246,4 5,1 978,0
-
165 SMR Utama Tbk. SMRU 2019 2,9 116,5 41,7 11,2 3,0 14146,3 5,6 80,8
166 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 2015 6778,2 0,0 0,4 34,4 6,4 13392,0 7,5 30,0
167 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 2016 6221,7 0,0 0,1 21,0 3,3 13307,4 5,1 88,0
168 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 2017 515,4 0,3 0,1 17,6 3,8 13384,1 4,6 33,0
169 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 2018 173,3 0,3 0,1 10,9 3,2 14246,4 5,1 28,0
170 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 2019 112,3 0,2 0,0 8,1 3,0 14146,3 5,6 22,9
171 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 2015 140,0 82,0 123,5 9,1 6,4 13392,0 7,5 63,0
171
172 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 2016 96,8 77,1 98,7 5,6 3,3 13307,4 5,1 128,0
173 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 2017 152,6 99,3 89,2 11,9 3,8 13384,1 4,6 191,0
174 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 2018 122,4 132,8 87,4 13,6 3,2 14246,4 5,1 108,0
175 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 2019 92,0 140,3 82,8 6,9 3,0 14146,3 5,6 78,5
176 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 2015 802,4 75,6 22,4 -2,2 6,4 13392,0 7,5 19,0
177 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 2016 88,6 73,3 22,2 -5,7 3,3 13307,4 5,1 28,0
-
178 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 2017 64,8 68,1 18,3 11,8 3,8 13384,1 4,6 44,0
-
179 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 2018 61,7 60,7 22,8 13,1 3,2 14246,4 5,1 32,0
180 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 2019 58,9 59,6 22,6 -6,8 3,0 14146,3 5,6 23,6
172
Influence Statistics
Date: 09/27/21 Time: 04:32
Sample: 1 200
Included observations: 200
1 -128.3595 -0.506043
2 -73.40542 -0.288624
3 -108.6744 -0.427107
4 -89.29387 -0.350354
5 -90.04682 -0.353377
6 192.9593 0.761345
7 95.46520 0.375449
8 48.43774 0.190411
9 20.03066 0.078681
10 3.495208 0.013707
11 726.3499 2.934401
12 788.5945 3.202685
13 736.7247 2.998665
14 -452.1504 -1.804554
15 -29.08000 -0.114165
16 -124.7458 -0.492653
17 -114.2457 -0.450554
18 -147.2115 -0.579403
19 -95.78894 -0.376240
20 -78.76633 -0.309282
21 -41.06299 -0.162018
22 -3.363000 -0.013231
23 214.0329 0.844162
24 323.8671 1.303600
25 195.5708 0.768627
26 -10.83123 -0.042770
27 6.445049 0.025396
28 -95.15201 -0.393167
29 18.72560 0.075517
30 81.04755 0.318936
31 944.0862 3.864355
32 873.4006 3.541867
33 362.3466 1.451990
34 354.8950 1.433994
35 444.3601 1.763736
36 -150.3202 -0.593551
37 -161.2625 -0.634525
38 -169.5712 -0.667085
39 -109.8615 -0.431269
40 -77.62233 -0.304731
41 -76.65070 -0.302482
42 89.79711 0.353385
43 -40.50708 -0.159601
44 152.0423 0.599316
45 8.057722 0.031689
46 -120.3887 -0.476607
47 -125.4082 -0.494113
48 395.1158 1.566228
49 -66.67133 -0.261785
50 -82.50789 -0.323797
173
51 -152.8949 -0.602986
52 70.03445 0.275206
53 44.68752 0.175591
54 -31.63825 -0.124102
55 -82.79029 -0.324627
56 -92.64536 -0.365482
57 -151.1518 -0.594660
58 -155.7656 -0.612428
59 -100.7641 -0.395337
60 -83.30531 -0.326738
61 -116.3253 -0.458662
62 -106.9852 -0.421041
63 -138.2021 -0.543646
64 -88.75572 -0.348473
65 -94.03439 -0.369128
66 -112.5483 -0.445773
67 -12.85606 -0.052506
68 -178.1018 -0.702138
69 -111.1477 -0.436644
70 -90.80437 -0.356260
71 -136.1924 -0.540868
72 -322.2277 -3.766591
73 -60.55733 -0.239622
74 -120.8641 -0.476646
75 -114.6234 -0.450639
76 -1.796195 -0.007089
77 -47.86321 -0.188249
78 -93.74220 -0.368650
79 -36.97055 -0.145237
80 -55.08677 -0.216109
81 65.73850 0.258839
82 251.4035 0.991433
83 161.6330 0.636714
84 103.0546 0.406105
85 98.32124 0.386318
86 -118.9119 -0.468641
87 -66.65567 -0.262022
88 -120.2178 -0.472835
89 -89.82263 -0.352438
90 -71.06915 -0.278798
91 1695.544 7.636051
92 993.8713 4.071202
93 767.3192 3.088569
94 503.8507 1.997294
95 449.5008 1.778397
96 -154.7681 -0.610150
97 -144.1050 -0.567046
98 -110.8961 -0.436009
99 -110.9745 -0.435473
100 -97.91207 -0.383967
101 -29.12496 -0.115519
102 -11.55035 -0.045596
103 -28.20981 -0.111004
104 -64.49673 -0.253078
105 -79.68645 -0.312572
106 -126.4547 -0.498372
107 -52.58090 -0.206948
108 -72.29952 -0.284779
109 -14.04330 -0.055195
174
No Judul Penulis Variabel Alat Analisis Hasil FR dan Limitsi Perbedaan dam Ket
persamaan
1. The Effect Of Penulis: Variabel: Metode analisis data Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan Future riset: Perbedaan: +*
Dividend yang digunakan bahwa:
Policy, Renly Dividend Policy dalam penelitian ini Untuk penelitian selanjutnya -Menggunakan Objek yang
Liquidity, Sondakh (X1) adalah analisis regresi Kebijakan dividen diukur menggunakan diharapkan dapat meneliti berbeda
Profitability Liquidity (X2) linier berganda. Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh variabel lain yang
And Firm Size Profitability (X3) signifikan terhadap nilai perusahaan. berhubungan dengan nilai -Alat analisis berbeda
On Firm Value Size (X4) Likuiditas yang diukur dengan Aktiva perusahaan. untuk lebih
Tahun dan memperhatikan kebijakan -Ukuran samperl berbeda
In Financial Firm Value (Y) Lancar (CR) berpengaruh positif dan
volume: rasio dividen, likuiditas,
Service Sector signifikan nilai perusahaan.
Industries Volume 08, Profitabilitas yang diukur dengan Return On profitabilitas dan ukuran
Assets (ROA) tidak berpengaruh dan tidak perusahaan agar dapat
Number 02, Persamaan:
Listed In Sampel : berpengaruh signifikan terhadap nilai diterapkan kepada
2019
Indonesia Stock perusahaan. mahasiswa; Untuk penelitian -Menggunakan Curent ratio
12 perusahaan yang
Exchange 2015- ukuran perusahaan diukur dengan selanjutnya diharapkan dapat dalam pengukuran likuiditas
2018 Period memenuhi meneliti variabel lain yang
menggunakan Natural of Total Assets Log
persyaratan sampel berhubungan dengan nilai -menggunakan metode
berpengaruh positif dan signifikan nilai
dengan perusahaan. analisis yang sama
perusahaan.
menggunakan
purposive sampling -Menggunakan pbv pada
dari 99 perusahaan pengukuran nilai perusahan
jasa keuangan
periode 2015-2018.
2 Effect Of Penulis: Variabel: Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa Future riset: Perbedaan: -
Profitability, menggunakan profitabilitas (ROA) dan leverage (DER) pengaruh profitabilitas
Leverage, And Markonah Return on berpengaruh signifikan terhadap variabel nilai (ROA), leverage (DER) dan Menggunakan sampel yang
Markonah, Assets (ROA), metode analisis perusahaan (PBV) sedangkan variable likuiditas likuiditas (CR) terhadap nilai berbeda
177
Liquidity Agus Salim, Debt to Equity regresi panel data (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap perusahaan (PBV) adalah
Johanna Ratio (DER), dengan model perusahaan variabel nilai (PBV). 86%. Sedangkan sisanya
To The Firm Franciska Current Ratio sebesar 14% dipengaruhi oleh Persamaan:
Value (CR) digunakan adalah efek variabel lain yang tidak ada
tetap. Dengan bantuan -Menggunakan eviews 9
Price Book dalam model regresi.
Value (PBV). aplikas Eviews 9
Volume dan -Menggunakan cuurent ratio
Limitasi:
tahun: dalam pengukuran likuiditas
Penelitian ini memiliki
beberapa keterbatasan, yaitu -Menggunakan analasiis
Volume 1,
Perusahaan yang merupakan regresi data panel
Issue 1,
satu-satunya sampel
March 2020 Sampel: penelitian perusahaan
manufaktur sub sektor
perusahaan
makanan dan minuman yang
manufaktur
terdaftar di Bursa Efek
subsektor makanan
Indonesia periode 2010-2016.
dan minuman yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada
tahun 2010-2016.
3 Profitability and Penulis: Variabel: Penelitian ini Profitabilitas berpengaruh positif dan Keterbatasan: penelitian ini Perbedaan: -
Liquidity on menggunakan signifikan terhadap struktur modal, terletak pada variabel yang
Firm Value and Ida Ayu Gede Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan diteliti yaitu profitabilitas, -Menggunakan sampel yang
Capital Dika Martami sampel dengan terhadap struktur modal. likuiditas, struktur modal dan berbeda
Sari a Profitability, metode sensus.
Structure as Permodalan struktur berpengaruh positif dan nilai perusahaan. Penelitian
Intervening Teknik analisis data yang menguji pengaruh -Menggunakan alat analisis
Liquidity, signifikan terhadap nilai perusahaan,
Ida Bagus yang digunakan yang berbeda
Variable Profitabilitas memiliki a berpengaruh positif langsung variabel
Panji Sedana adalah path profitabilitas, likuiditas dan
Capital Structure dan signifikan terhadap nilai perusahaan, -Menggunkan lebih dari
struktur modal terhadap nilai
analisis. satu indikator likuiditas
Firm Value perusahaan dan pengaruh
tidak langsung profitabilitas
Tahun dan
Likuiditas berpengaruh negatif dan tidak dan likuiditas terhadap nilai
volume:
Berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan melalui struktur Persamaan:
Vol. 7 No. 1, Sampel: perusahaan dan struktur modal mampu modal sebagai variabel
January 2020 memediasi pengaruh profitabilitas dan mediasi dianggap dapat Menggunakan rentang data
perusahaan sub likuiditas terhadap nilai perusahaan. direplikasi 5 tahun
sektor konstruksi
178
4 The Influence of Penulis: Variabel: Data analysis was struktur modal berpengaruh signifikan Future riset: Perbedaan: -
Internal and performed using membatasi nilai perusahaan,
External Factors Dewi Cahyani Capital Structure regression panel data likuiditas tidak berpengaruh signifikan Saran untuk penelitian -Peneltiian ini
on Firm Value Pangestuti and (X1), Liquidity (X2) with E-Views terhadap nilai perusahaan, selanjutnya dapat mengugnakan sampel
Azzahra Interest Rate (X3) program 10 tingkat suku bunga tidak memiliki menambahkan faktor perusahaan tambang
Meirizqi Exchange Rate (X4) berpengaruh signifikan terhadap nilai eksternal dan faktor internal
Louisa lainnya selain yang digunakan -Adanya penambahan
perusahaan,
Firm Value (Y) dalam penelitian ini dan varibael
dan nilai tukar yang dinyatakan dengan nilai
memperpanjang jangka waktu
tengah berpengaruh negatif signifikan terhadap -menggunakan data 4 tahun
penelitian.
Tahun dan perusahaan nilai.
volume: Sampel:
5 The Effect of Penulis: Firm Size (X1), Metode analisis yang Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, dapat Future riset: Perbedaan: +*
Firm Size, Profitability (X2), digunakan dalam ditarik beberapa kesimpulan ditentukan, sebagai
Profitability, Dody Hapsoro penelitian ini adalah berikut: Berdasarkan keterbatasan -Menggunakan sampel yang
and Liquidity (X3), pemodelan persamaan yang ada, penelitian berbeda,
and Zaki struktural ukuran perusahaan memiliki peran yang selanjutnya disarankan untuk
Liquidity on signifikan dalam meningkatkan nilai perusahaan, menambah jumlah sampel -Menggunakan alat analisis
179
The Firm Value Naufal Falih Firm Value (Y) (SEM), dan alat profitabilitas tidak memiliki peran yang dengan menggunakan yang berbeda
Moderated by analisis yang signifikan dalam meningkatkan nilai perusahaan, database lain yang
Carbon Emission digunakan adalah likuiditas memiliki peran signifikan dalam menyediakan laporan tahunan Menggunanakan -Tobin Q
Carbon software partial least meningkatkan nilai perusahaan, pengungkapan perusahaan di seluruh negeri. sebagai pengukuran nilai
Emission Tahun dan Disclosure (Z) square (PLS). emisi karbon dapat memoderasi pengaruh ukuran Penelitian selanjutnya juga perusahaan
Disclosure volume: perusahaan terhadap nilai perusahaan, dan dapat menambahkan variabel
pengungkapan emisi karbon dapat memoderasi independen lainnya, seperti
Vol. 21 No. 2,
pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. earning per share dan
May 2020 Sampel: Persamaan:
corporate governance.
65 perusahaan Menggunakan Current ratio
minyak, gas, dan dalam pengukuran likuiditas
batubara di kawasan
ASEAN yang
terdapat dalam
database Osiris
tahun 2015-2018
1 Profitability and Penulis: Variabel: Penelitian ini Struktur modal menunjukkan komposisi Future riset: Perbedaan: -*
Liquidity on menggunakan penggunaan ekuitas dan hutang dalam
Firm Value and Ida Ayu Profitabilitas (X1) analisis jalur operasi perusahaan. Hasil pengujian Ada faktor lain yang dianggap lebih penting Menggunakan sampel
Capital Gede Dika untuk mengetahui hipotesis ditemukan bahwa struktur oleh investor daripada struktur modal seperti yang berbeda
Structure as Martami Liquiditas (X2) besarnya modal berpengaruh negatif dan tidak kebijakan Pemerintah Indonesia yang dapat
Intervening Sari a Ida pengaruh variabel signifikan terhadap nilai perusahaan mempengaruhi sektor Consumer Good secara Menggunakan alat
Bagus Panji Struktur Modal (X3) keseluruhan analisis yang berbeda
Variable eksogen yaitu
Sedana profitabilitas dan
likuiditas dan
Firm Value (Y) variabel endogen Menggunkan lebih
Limitsi:
yaitu struktur dari satu indikator
Tahun dan
modal dan nilai Keterbatasan penelitian ini terletak pada likuiditas
volume:
perusahaan. variabel yang diteliti yaitu profitabilitas,
Sampel:
Vol.2, No.2, likuiditas, struktur modal dan nilai perusahaan.
180
Januari perusahaan sub sektor Penelitian yang menguji pengaruh langsung Persamaan:
2019 konstruksi dan variabel profitabilitas, likuiditas dan struktur
bangunan yang modal terhadap nilai perusahaan dan pengaruh Menggunakan DER
Halaman : terdaftar di Bursa tidak langsung profitabilitas dan likuiditas sebagai pengukuran
1 – 13 Efek Indonesia terhadap nilai perusahaan melalui struktur struktur modal
periode penelitian modal sebagai variabel mediasi dianggap dapat
tahun 2013 - 2017 direplikasi
2 The Role Of Penulis: Varibael: This research uses Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perbedaan: -*
Profitability, quantitative
Capital Julio Yusuf Return on assets, analysis ROA memiliki pengaruh negatif dan -Alat analisi
Structure And , Andam return on equity, debt techniques by signifikan mempengaruhi nilai menggunakan SPSS.
Firm Size Dewi Syarif to equity ratio, firm statistics, namely perusahaan;
size, firm value Simple and laba atas ekuitas memiliki berpengaruh -Sampel yang di
Towards The Multiple positif dan signifikan terhadap nilai gunakan berbeda.
Firm Value Of Regression perusahaan;
Tahun dan -Menggunakan
Pt. Citra Marga analysis through hutang rasio ekuitas berpengaruh
Nusaphala volume: Sampel: rentang waktu yang
the assist of the negatif dan signifikan
lama.
Persada,
Volume 1, Laporan Keuangan SPSS version pada nilai perusahaan;
Issue 6, PT CMPN Tbk yang 24.00 program. ukuran perusahaan tidak berpengaruh
Tbk During
January telah dipublikasikan signifikan pada nilai perusahaan.
Period 1995-
2017 2021 di BEI dengan periode
pengamatan 23 tahun
dengan 2 semester
setiap tahunnya.
3 The Effect Of Penulis: Variabel: Unit analisis Berdasarkan hasil analisis dan Future riset: Perbedaan: +*
Return On adalah sub pembahasan pada bab sebelumnya, The
Assets And Mita Misma Return On Assets perusahaan sektor Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti -Menggunakan
Debt To Equity Dianti, (X1) real estate dan kesimpulannya adalah sebagai berikut: lebih lanjut dengan menggunakan tema yang sampel yang berbeda.
Ratio To Price Arung Aldy menggunakan sama diharapkan dapat menambah variabel
To Winnarko, Debt to Equity Ratio analisis regresi 1. Return On Asset tidak berpengaruh tambahan selain variabel yang sudah ada dalam -Menggunakan jangka
Rifki (X2) linier pada Price to Book Value penelitian ini. waktu 3 tahun
Book Ahmad
Value(Study Of Fauzi, Price to Book Value pada data panel 2. Debt to Equity Ratio positive
Property And Fandy (Y) pada tingkat signifikan terhadap PBV
Persamaan:
Real Estate Sub Pratama, signifikansi
181
The Effect Of Penulis: ROA (X1) Teknik analisis Return On Assets (ROA) Future riset: Perbedaan: +*
Return On yang digunakan berpengaruh terhadap perusahaan
Assets, Free FCF (X2) dalam penelitian nilai di perusahaan Industri Barang Bagi peneliti selanjutnya, peneliti sebaiknya -Menggunakan
Cash ini adalah statistik Konsumen untuk periode 2016- menambah periode rentan yang digunakan populasi dan sampel
Putri Renalita DER (X3) deskriptif, asumsi 2018. dalam melakukan penelitian dan menggunakan yang berbeda
Flow, And Sutra Tanjung sampel yang berbeda untuk digeneralisasikan
klasik, model Arus Kas Bebas (FCF) memiliki
Debt To Equity kelayakan ke seluruh perusahaan di Indonesia -Menggunakan alat
tidak berdampak pada nilai
Ratio On analisis yang berbeda.
PBV (Y) perusahaan di Barang Konsumsi
Company Perusahaan industri 2016-2018.
Tahun dan
volume: Leverage (DER) positif signifikan
Value Limitasi:
terhadap nilai perusahaan dalam Persamaan:
Volume: 6 | Sampel; Barang Konsumen perusahaan penelitian ini masih terdapat kekurangan. Oleh
Issue: 10 | industri periode 2016 - 2018. karena itu, penelitian selanjutnya yang -Menggunakan ROA
October 2020 40 perusahaan dalam pengukurab
mengkaji nilai perusahaan diharapkan
Industri Barang protabilitas
menggunakan faktor-faktor lain. Ini melibatkan
Konsumsi yang
unsur-unsur yang termasuk dalam kinerja
terdaftar di Bursa -Menggunakan pbv
keuangan perusahaan dan menggunakan faktor-
Efek Indonesia dalam pengukuran
faktor lain seperti ekonomi makro dan
periode 2016-2018 nilia perusahaan
sebagainya
Effect Of Penulis: Variabel: Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Future riset: Perbedaan: -
Profitability, menggunakan profitabilitas (ROA) dan leverage pengaruh profitabilitas (ROA), leverage (DER)
Leverage, And Markonah Return on Assets (DER) berpengaruh posistif dan likuiditas (CR) terhadap nilai perusahaan Menggunakan sampel
Liquidity Markonah, (ROA), metode analisis signifikan terhadap variabel nilai (PBV) adalah 86%. Sedangkan sisanya sebesar yang berbeda
Agus Salim, Debt to Equity regresi panel data perusahaan (PBV) 14% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
To The Firm Johanna Ratio (DER), sedangkan variable likuiditas (CR) ada dalam model regresi.
182
No Judul Penulis Variabel dan Alat Analisis Hasil Future Roset dan Perbedaan dan
sampel Limitasi perbedaan
Dan
1 Effect of Penulis: Varibel: Regresi data panel 1. TATO positif tidak signifikan on PBV. Futur riset: Perbedaan: +
TATO, DER, TATO (x1) menggunakan eviews
ROE and Size Fry Melda Saragih DER (X2) program 10. 2. DER has a positive and significant effect on PBV. disarankan agar Menggunakan
on Company Hakiman, Dr, MM ROE (X3) perusahaan dapat sampel dari
Value (Study on SIZE (X4) 3. ROE has a positive and significant effect on PBV meningkatkan h utang dan perusahaan
Manufacturing PBV (Y) hal tersebut tidak menjadi manufaktur
4. SIZE negatif tidak signifikan on PBV. masalah besar bagi
Companies
Listed in IDX Tahun dan volume: Sampel: perusahaan
Year 2016 – 80 samples
Volume 6, 2021 Menggunakan
2019) manufakturing of
sampel
companies listed in
perusahaan
the IDX in 2016-
manufaktur
2019
183
Persamaan:
Menggunakan
Eview 10
Determinants of Penulis: Variabel: Model Common Effect 1. Total Asset Turnover (TATO) menunjukkan bahwa Future riset: Perbedaan: -*
Firm Value: A TATO (X1) adalah model paling TATO memiliki negatif dan sig. berdampak pada PBV
Case Study of Syintia Bahrain, CR (X2) sederhana yang perusahaan F&B. sampel penelitian Berbeda sampel
the Food and Endri Endri, Sugeng ROE (X3) menggabungkan data 2. Rasio lancar (CR) menunjukkan bahwa CR memiliki diperluas dengan penelitian
Beverage Sector Santoso,Leni DER (X4) time series dengan data negatif dan sig. efek pada PBV perusahaan F&B. melibatkan perusahaan di
of Indonesia Hartati, Sri Marti SIZE (X5) cross-sectional 3. Return on Equity (ROE) menunjukkan bahwa pada sektor lain sehingga dapat
Pramudena PBV (Y) kemudian menghitung industri F&B, ROE memiliki nilai positif dan sig. dilakukan perbandingan;
Persamaan:
model menggunakan berdampak pada PBV.
Sampel: Ordinary Least Square. 4. DER menunjukkan bahwa DER pada perusahaan F&B menggunakan proksi
nilai perusahaan dengan Menggunakan
17 perusahaan memiliki nilai positif dan sig. berdampak pada PBV. regresi data
Tahun dan indikator lain, misalnya
sektor makanan 5. SIZE menunjukkan bahwa pada perusahaan F&B, panel
Volume: Price to Earning Ratio
dan minuman indikator ukuran perusahaan terlihat memiliki nilai
2015-2019 negatif dan sig. berdampak pada PBV. (PER) atau Tobin's Q;
2021, Vol 8 No 6
3 THE EFFECT Penulis: Variabel: Metode yang digunakan DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PBV Future riset: Perbedaaan: +*
OF DER, dalam penelitian ini pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di sampel yang
TATO, ROA Iwan Firdaus DER, adalah analisis regresi Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2018. disarankan untuk digunakan
AND SHARE berganda data panel dan TATO berpengaruh positif dan signifikan terhadap penelitian selanjutnya
PRICE TO PBV TATO, ditemukan bahwa menambahkan variabel Persamaan:
PBV pada industri makanan dan minuman yang
(Studies on the model yang lebih tepat terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012- independen lainnya Menggunakan
Volume: ROA seperti ROI, pertumbuhan eviews
food and digunakan adalah fixed 2018.
beverage effect. Metode analisis ROA tidak mempengaruhi PBV pada industri makanan penjualan, atau ukuran
Volume 1, Issue 2, SHARE PRICE
industry on the yang digunakan adalah dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
184
Indonesia Stock February 2020 PBV model analisis regresi (BEI) tahun 2012-2018. perusahaan.
Exchange linier berganda pada Harga Saham berpengaruh positif dan signifikan
period of 2012- data panel, dengan terhadap PBV pada industri makanan dan minuman
2018) menggunakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
Sampel: Perangkat lunak 2012-2018
EViews 9.0.
perusahaan yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia sub
sektor ritel makanan
dan minuman
periode 2012-2019.
4 Pengaruh Penlis: Variabel: Alat analisis data Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Future riset: Perbedaan: +*
Current Ratio, menggunakan program current ratio berpengaruh signifikan terhadap price to
Total Asset Ratna Aprilia, Zarah current ratio (X1) Statistical Package for book value, disarankan bagi peneliti Peneltiian ini
Turnover Dan Puspitaningtya, dan Social Sciences (SPSS) Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa selanjutnya agar dapat menggunakan
Debt To Equity Aryo Prakoso total asset turnover dan menggunakan menambahkan variabel spss
total asset turnover berpengaruh signifikan terhadap
Ratio Terhadap (X2) analisis statistik atau indikator lain karena Sampel yang
price to book value
Price To Book deskriptif, uji asumsi Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel dalam penelitian digunakna 18
debt to equity ratio ini hanya memberikan
Value Dengan klasik yang terdiri dari return on asset tidak berpengaruh signifikan terhadap perusahaan
Tahun dan (X3), pengaruh terhadap price
Return On Asset uji normalitas, uji price to book value barang
volume: to book value sebesar
Sebagai linearitas, uji current ratio berpengaruh signifikan terhadap price to konsumsi
return on asset (X4)
Variabel multikolinearitas, uji 39,1% dan sisanya 60,9% industri yang
Vol. 11 No. 3 book value dengan return on asset sebagai variabel
Intervening price to book value autokorelasi, dan uji dipengaruhi oleh varibael terdaftar di
Desember 2018 intervening
(Studi Pada (Y) heteroskedastisitas. lain yang tidak diteliti Bursa Efek
Perusahaan dalam penelitian ini, Indonesia.
Sektor Industri menambah periode
Barang pengamatan, memperluas
Konsumsi di Sampel: objek yang diteliti dan
Bursa Efek memperbanyak jumlah Persamaan:
Indonesia 18 perusahaan sampel yang diteliti.
barang konsumsi Menggunakan
Periode 2013-
industri yang data dengan
2017)
terdaftar di Bursa rentang waktu 5
Efek Indonesia. Limitasi: tahun
keuangan tahunan
perusahaan sektor industri
barang konsumsi periode
2013-2017.
5 Analisis Penulis: Variabel: Analisis pada penelitian Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan Perbedaan: +
pengaruh der cr ini menggunakan signifikan terhadap Price to Book Value
dan tato Medy Misran, DER, Current ratio, Analisis Jalur (Path Current Ratio berpengaruh negatif dan tidak -Menggunakan
terhadap pbv Mochamad TATO Analylsis). Dengan signifikan terhadap Price to Book Value sampel yang
Chabachib bantuan SPSS. Total Asset Turnover berpengaruh positif dan tidak berbeda
Dengan roa signifikan terhadap Price to Book Value
sebagai variabel -menggunakan
ROA (Z) Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan
intervening teknik analisi
Tahun dan terhadap Price to Book Value
(studi pada yang berbeda
volume: PBV (Y) ROA tidak dapat memediasi hubungan antara Debt
to Equity Ratio dan Price to Book Value -Menggunakan
Perusahaan
properti dan real Volume 6, Nomor ROA tidak dapat memediasi hubungan antara alat analisi yang
1, Tahun 2017, Sampel: Current Ratio dan Price to Book Value berbeda
estate yang
terdaftar pada ROA tidak dapat memediasi hubungan antara
26 perusahaan Current Ratio dan Price to Book Value. Persamaan:
bei tahun sektor proeperti BEI
2011 – 2014) Menggunakan
rentang eaktu 5
n tahu
No Judul Penulis Variabel Alat Analisis Hasil FR dan limitasi Perbedaan dan K
persamaan et
1. The Effect Of Penulis: Variabel: Metode analisis data Berdasarkan pembahasan, dapat Future riset: Perbedaan: -
Dividend Policy, yang digunakan dalam disimpulkan bahwa:
Liquidity, Dividend Policy (X1) penelitian ini adalah Untuk penelitian selanjutnya -Menggunakan
186
Profitability And Renly Sondakh Liquidity (X2) analisis regresi linier Kebijakan dividen diukur diharapkan dapat meneliti variabel lain Objek yang berbeda
Firm Size On Firm Profitability (X3) berganda. menggunakan Dividend Payout yang berhubungan dengan nilai
Value In Financial Size (X4) Ratio (DPR) berpengaruh perusahaan. untuk lebih memperhatikan -Alat analisis
Service Sector Firm Value (Y) signifikan terhadap nilai kebijakan rasio dividen, likuiditas, berbeda
Industries Tahun dan perusahaan. profitabilitas dan ukuran perusahaan
volume: -Ukuran samperl
Likuiditas yang diukur dengan agar dapat diterapkan kepada
Listed In mahasiswa; dan (4) Untuk penelitian berbeda
Aktiva Lancar (CR) berpengaruh
Indonesia Stock Volume 08,
Sampel : positif dan signifikan nilai selanjutnya diharapkan dapat meneliti
Exchange 2015- Number 02,
perusahaan. variabel lain yang berhubungan dengan
2018 Period 2019 12 perusahaan yang
Profitabilitas yang diukur nilai perusahaan.
Persamaan:
memenuhi persyaratan
dengan Return On Assets (ROA)
sampel dengan
tidak berpengaruh dan tidak -Menggunakan
menggunakan purposive
berpengaruh signifikan terhadap Curent ratio dalam
sampling dari 99
nilai perusahaan. pengukuran
perusahaan jasa
ukuran perusahaan diukur likuiditas
keuangan periode 2015-
dengan menggunakan Natural of
2018. -menggunakan
Total Assets Log berpengaruh
positif dan signifikan nilai metode analisis
perusahaan. yang sama
-Menggunakan pbv
pada pengukuran
nilai perusahan
2 The Effect Of Penulis: ROA (X1) Teknik analisis yang Return On Assets (ROA) Future riset: Perbedaan: +
Return On digunakan dalam berpengaruh terhadap
Assets, Free Cash FCF (X2) penelitian ini adalah perusahaan nilai di perusahaan Bagi peneliti selanjutnya, peneliti -Menggunakan
statistik deskriptif, Industri Barang Konsumen sebaiknya menambah periode rentan populasi dan
Flow, And Debt Putri Renalita DER (X3) asumsi klasik, model untuk periode 2016-2018. yang digunakan dalam melakukan sampel yang
To Equity Ratio Sutra Tanjung penelitian dan menggunakan sampel berbeda
kelayakan Arus Kas Bebas (FCF) memiliki
On Company tidak berdampak pada nilai yang berbeda untuk digeneralisasikan
ke seluruh perusahaan di Indonesia -Menggunakan alat
PBV (Y) perusahaan di Barang Konsumsi
Value analisis yang
Tahun dan Perusahaan industri 2016-2018.
berbeda.
volume: Leverage (DER) mempengaruhi
nilai perusahaan dalam Barang
Limitasi:
Volume: 6 | Sampel; Konsumen perusahaan industri
Issue: 10 | periode 2016 - 2018. penelitian ini masih terdapat
40 perusahaan Industri
187
October 2020 Barang Konsumsi yang kekurangan. Oleh karena itu, penelitian Persamaan:
terdaftar di Bursa Efek selanjutnya yang mengkaji nilai
Indonesia periode perusahaan diharapkan menggunakan -Menggunakan
2016-2018 faktor-faktor lain. Ini melibatkan unsur- ROA dalam
unsur yang termasuk dalam kinerja pengukurab
keuangan perusahaan dan protabilitas
menggunakan faktor-faktor lain seperti
ekonomi makro dan sebagainya -Menggunakan pbv
dalam pengukuran
nilia perusahaan
3 Profitability and Penulis: Variabel: Penelitian ini Hasil analisis jalur menemukan Limitasi: Perbedaan: +*
Liquidity on Firm menggunakan analisis bahwa profitabilitas berpengaruh
Value and Capital Ida Ayu Gede Profitabilitas (X1) jalur untuk mengetahui positif dan signifikan terhadap nilai Keterbatasan penelitian ini terletak pada -Menggunakan
Structure as Dika Martami besarnya pengaruh perusahaan subsektor konstruksi dan variabel yang diteliti yaitu sampel yang
Intervening Sari a Ida Bagus Liquiditas (X2) variabel eksogen yaitu bangunan yang terdaftar di Bursa profitabilitas, likuiditas, struktur modal berbeda
Variable Panji Sedana profitabilitas dan Efek Indonesia selama periode dan nilai perusahaan. Penelitian yang
Struktur Modal (X3) menguji pengaruh langsung variabel Menggunakan alat
likuiditas dan variabel penelitian tahun 2013 sampai dengan
endogen yaitu struktur tahun 2017 profitabilitas, likuiditas dan struktur analisis yang
modal dan nilai modal terhadap nilai perusahaan dan berbeda
Tahun dan pengaruh tidak langsung profitabilitas
Firm Value (Y) perusahaan.
volume: dan likuiditas terhadap nilai perusahaan -Menggunkan lebih
melalui struktur modal sebagai variabel dari satu indikator
Vol.2, No.2, likuiditas
mediasi dianggap dapat direplikasi
Januari 2019
Sampel:
4 The Effect Of Penulis: Variabel: Unit analisis adalah sub Berdasarkan hasil analisis dan Future riset: Perbedaan: +”
Return On Assets perusahaan sektor real pembahasan pada bab sebelumnya,
And Debt To Mita Misma Return On Assets (X1) estate dan The Bagi peneliti selanjutnya yang akan -Menggunakan
Equity Ratio To Dianti, Arung menggunakan analisis meneliti lebih lanjut dengan sampel yang
Aldy Winnarko, Debt to Equity Ratio kesimpulannya adalah sebagai menggunakan tema yang sama
188
Price To Rifki Ahmad (X2) regresi linier berikut: diharapkan dapat menambah variabel berbeda
Fauzi, Fandy tambahan selain variabel yang sudah
Book Value(Study Pratama, Fitri Price to Book Value (Y) pada data panel pada 1. Return On Asset posotif tidak ada dalam penelitian ini.
Of Property And tingkat signifikansi signifikan terhadap Price to Book
Real Estate Sub Sukmawati sebesar 5%, diolah Value -Menggunakan
Sector Companies menggunakan eviews 9 jangka waktu 3
Volume dan Sampel: 2. Debt to Equity Ratio positif Menambah rentang waktu penelitian tahun
Listed On The tahun: signifikan Price to Book Value Send yang lebih lama dan mendapatkan
Indonesia Stock 29 Perusahaan Sub sampel yang lebih banyak, sehingga
Exchange For The PJAEE, 17 (5) Sektor Properti Dan diharapkan mendapatkan hasil analisis
Period Of 2016- (2020) Real Estate Yang yang lebih baik. Persamaan:
2018) Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2016- Menggunakan Alat
2018 analisis eviews
5 The Role Of Penulis: Varibael: This research uses Hasil penelitian ini menunjukkan Perbedaan: -*
Profitability, quantitative analysis bahwa
Capital Structure Julio Yusuf , Return on assets, return techniques by statistics, Alat analisi
And Firm Size Andam Dewi on equity, debt to equity namely Simple and ROA memiliki pengaruh negatif dan menggunakan
Syarif ratio, firm size, firm Multiple Regression signifikan mempengaruhi nilai SPSS.
Towards The Firm value analysis through the perusahaan; laba atas ekuitas
Value Of Pt. Citra assist of the SPSS memiliki berpengaruh positif dan
Marga Nusaphala version 24.00 program. signifikan terhadap nilai perusahaan;
Persada, Volume dan hutang rasio ekuitas berpengaruh Sampel yang di
tahun: Sampel: negatif dan signifikan gunakan berbeda
Tbk During Period
1995-2017 Volume 1, Issue Laporan Keuangan PT pada nilai perusahaan; ukuran
6, January 2021 CMPN Tbk yang telah perusahaan tidak berpengaruh
dipublikasikan di BEI signifikan pada nilai perusahaan.
dengan periode
pengamatan 23 tahun
dengan 2 semester
setiap tahunnya.
189
1 The Effect Of Penulis: Firm Value Menggunakan analisis Struktur Modal berpengaruh signifikan terhadap Future riset: Perbedaan: -#
Capital (Y), Capital jalur dengan bantuan Nilai Perusahaan.
Structure, Maya Structure software Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh Penambahan variabel bebas -Menggunakan
Company Topani (X1), Menggunakan SPSS signifikan terhadap Nilai Perusahaan. merupakan saran bagi peneliti alat analisis yang
Growth, And Suzulia , Company Versi 22. Inflasi negatif tidak signifikan terhadap Nilai selanjutnya agar penelitian ini lebih berbeda
Inflation On Sudjono, Growth (X2), Perusahaan. mengembangkan atau mengubah
Ahmad variabel intervening yang -Menggunakan
Firm Value Inflation (X3), Struktur Modal berpengaruh signifikan terhadap
With Badawi Profitability berpengaruh signifikan terhadap nilai sampel yang
Profitabilitas.
Profitability As Saluy (Z) perusahaan, Menambah periode berbeda
Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh
Intervening penelitian menjadi lebih dari lima
signifikan terhadap Profitabilitas. -Menggunakan
Variable (Study Sampel: tahun atau dengan mengubah
Inflasi berpengaruh positif tifak signifikan mediasi.
On Penentuan perusahaan di sektor lain sebagai
Volume terhadap Profitabilitas.
Manufacturing sampel dipilih studi kasus seperti properti dan real
dan tahun: Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
Companies secara estate, pertambangan, dan lain-lain.
Nilai Perusahaan.
Listed On Bei purposive
Volume 1, Profitabilitas memediasi pengaruh Struktur Persamaan:
Period 2014 - Issue 1, sampling. Dari
Modal terhadap Nilai Perusahaan.
2018) 174 populasi, Mennggunakan
March 2020 Profitabilitas tidak memediasi pengaruh
hanya 27 periode 5 tahun
Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai
sampel yang
Perusahaan.
terpilih.
Profitabilitas tidak memediasi pengaruh Inflasi
terhadap Nilai Perusahaan.
2 Analisis Penulis: Variabel: Metode analisis yang Dari penelitian ini ditemukan bahwa: Future riset Perbedaan: -*
Pengaruh digunakan untuk -Menggunakan
Profitabilitas, Annisa PBV, ROE, memecahkan masalah profitabilitas rendah (ROE) dan kebijakan Untuk calon peneliti agar PLS
Kebijakan Pujiati, DPR, Inflation dalam hal ini dividen (DPR) berpengaruh positif dan signifikan menggunakan sampel yang lebih luas,
Dividen, Inflasi Fatmi and US$ terhadap nilai perusahaan (PBV), menggunakan variabel lain yang -Menggunakan
dan Hadiani Penelitian yang Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan relevan dan potensial serta periode sektor yang
dilakukan adalah terhadap nilai perusahaan (PBV) dan yang tidak sama untuk mendapatkan berbeda
Nilai Tukar analisis jalur dengan Nilai tukar ( US $) berpengaruh negatif dan hasil temuan yang dapat
terhadap Nilai Sampel: menggunakan aplikasi dibandingkan dengan temuan-temuan
signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).
190
3 Pengaruh Penulis: Inflation, Data dianalisis Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat Future riset: Perbedaan: -*
Inflasi, Suku Interest Rate, menggunakan metode
Bunga, Nilai Umi Dewi Exchange Rate, regresi linier disimpulkan : Referensi bagi peneliti selanjutnya -Menggunakan
Tukar, Dan Sartikaa, Gross Domestic dengan variabel dan perusahaan lain PLs
Sa’adah Product and berganda (Ordinary a. Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan (harga bahan baku, tingkat upah,
Produk Siddik Least Square). terhadap nilai perusahaan (MBV). permintaan ekspor-Impor) yang tidak -menggunakan
Domestik Bruto Company Value diteliti dari penelitian ini. sampel yang
Terhadap Nilai , Choiriyah b. Suku bunga (SBI) berpengaruh positif dan berbeda.
signifikan terhadap nilai perusahaan
Perusahaan
Sampel: (MBV).
Tahun: Persamaan:
14 perusahaan c. Nilai tukar (kurs) berpengaruh tidak signifikan
Volume 9, manufaktur terhadap nilai perusahaan (MBV). -Menggunakan
issue 2 subsektor tekstil metode olah data
dan garmen d. PDB berpengaruh negatif dan signifikan yang sama
Juni, 2019, yang terdaftar di terhadap nilai perusahaan (MBV) .
Bursa Efek
e. Inflasi, suku bunga (SBI), nilai tukar (kurs) dan
Indonesia
PDB, positif dan signifikan memengaruhi nilai
perusahaan (MBV).
4 Pengaruh Penulis: Variabel: Metode analisis yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara Future riset: Alat analisi +
Profitabilitas, parsial variabel Profitabilitas (ROA) positif dan menggunakan
Inflasi Dan Tyara D. Profitabilitas, digunakan yaitu signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya Spss 25
Nilai Tukar Sabaru, Sri Inflasi, Nilai analisis regresi linier Sedangkan inflasi dan nilai tukar berpengaruh dapat menambah periode penelitian,
Terhadap Nilai Murni, Tukar, Nilai berganda dengan positif tidak signifikan terhadap nilai juga dapat menambah variabel
Dedy Perusahaan bantuan alat SPSS 25 perusahaan (PBV) peneltian.
Perusahaan Menggunakan
Dan secara simultan Profitabilitas (ROA),
191
Pada Sektor Baramuli Inflasi dan Nilai Tukar berpengaruh terhadap sampel yang
Trade, Service nilai perusahaan (PBV) di PT Sektor berbeda
And Investment Sampel: Perdagangan, Jasa dan Investasi yang tercatat di
Yang BEI periode 2014-2018. Perusahaan harus
Tahun: 28 perusahaan mempertahankan ROA dan pembayaran
Terdaftar Di sektor Trade, memperhatikan inflasi dan nilai tukar agar tidak
Bei Vol.9 No.1 Service and mempengaruhi nilai perusahaan.
Januari Investment.
2021, Hal.
528-535
5 The Effects of Penulis: Variabel: Metode penelitian Inflasi diperkirakan memiliki berpengaruh Perbedaan: -
Macroeconomic menggunakan analisis negatif terhadap nilai perusahaan.
Factors on Firm Shamsuddee Macroeconomic descriptive dan Studi Penelitian ini menemukan pengaruh positif yang Menggunakan
n Factors, Firm ini menggunakan signifikan dari nilai tukar nilai perusahaan sampel yang
Value: Muhammfsc Value, analisis data panel, berbeda.
Empirical ad Ahmad, yang membutuhkan
Evidence from Rosni Menggunakan
Nigeria Bakar, estimasi tertentu rentang waktu
Mohd Sampel: untuk yang luas
Zukime Bin memperhitungkan
Sampel
Mat Junoh deret waktu dan data
penelitian ini
adalah 300 dimensi penampang.
perusahaan non-
Tahun: keuangan yang
terdaftar di
Volume 7 pasar saham
Issue 12, Nigeria selama
160-169, sepuluh tahun
December, dari 2008
2020 hingga 2017
192
No Judul Penulis Variabel Alat Analisis Hasil Future riset dan limitasi Perbedaan dan ke
persamaan t
1. The Effect of Penulis: Voriabel: Uji statistik yang Suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan Perbedaan: -*
DER and digunakan adalah terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi
Interest Rate on Intan capital structure (X1) analisis regresi data tingkat bunga, semakin tinggi nilai perusahaan. Menggunakan objek
Company Value Rahayu, , interest rate (X2), panel. Data panel Beban bunga yang tinggi akan berdampak pada penelitian yang berbeda
Laras company value (Y) merupakan gabungan penurunan laba perusahaan
Pratiwi dari cross section
Sampel; (penampang
Objek penelitian ini Persamaan:
melintang) dengan
adalah perusahaan data time series
Tahun: Menggunakan regredi
yang bergerak di
data panel
bidang pariwisata
volume
yang terdaftar di
123
Bursa Efek Indonesia
dengan tahun Menggunakan data SBI
penelitian dari tahun
2013 sampai dengan
tahun 2017
2 Pengaruh faktor Penulis: Variabel: Untuk menguji 1. Pertumbuhan aset berpengaruh positif -*
internal dan hipotesis dalam signifikan terhadap nilai perusahaan.
eksternal Moch. Pertumbuhan aset, penelitian ini adalah
Ronni Keputusan dengan menggunakan 2. Keputusan pendanaan yang diukur dengan
Perusahaan Noerirawa pendanaan, Kebijakan analisis regresi DER berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap nilai n, Abdul deviden, Tingkat suku berganda.
perusahaan Muid bunga, Tingkat inflasi terhadap nilai perusahaan.
perusahaan.
3 Pengaruh Penulis: Inflation, Interest Data dianalisis Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat Future riset: Perbedaan: +*
Inflasi, Suku Rate, Exchange Rate, menggunakan metode
Bunga, Nilai Umi Dewi Gross Domestic regresi linier disimpulkan : Referensi bagi peneliti selanjutnya -Menggunakan PLs
Tukar, Dan Sartikaa, Product and dengan variabel dan perusahaan lain
Sa’adah berganda (Ordinary a. Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan (harga bahan baku, tingkat upah, -menggunakan sampel
Produk Siddik Company Value Least Square). terhadap nilai perusahaan (MBV). permintaan ekspor-Impor) yang tidak yang berbeda.
Domestik Bruto diteliti dari penelitian ini.
Terhadap Nilai , b. Suku bunga (SBI) berpengaruh positif dan
Choiriyah signifikan terhadap nilai perusahaan
Perusahaan Sampel: Persamaan:
(MBV).
14 perusahaan -Menggunakan metode
Tahun: manufaktur subsektor c. Nilai tukar (kurs) berpengaruh tidak olah data yang sama
tekstil dan garmen signifikan terhadap nilai perusahaan (MBV).
Volume 9, yang terdaftar di
issue 2 Bursa Efek Indonesia d. PDB berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan (MBV) .
Juni,
2019, e. Inflasi, suku bunga (SBI), nilai tukar (kurs)
dan PDB, positif dan signifikan memengaruhi
nilai perusahaan (MBV).
4 The Influence of Penulis: Variabel: Data analysis was Hasil tesnya adalah Diperoleh bahwa: Future riset: Perbedaan: -
Internal and performed using
External Factors Dewi Capital Structure regression panel data struktur modal berpengaruh signifikan Saran untuk penelitian selanjutnya Peneltiian ini
on Firm Value Cahyani (X1), Liquidity (X2) with E-Views membatasi nilai perusahaan, dapat menambahkan faktor eksternal mengugnakan sampel
Pangestuti Interest Rate (X3) likuiditas tidak berpengaruh signifikan dan faktor internal lainnya selain
194
and Exchange Rate (X4) program 10 terhadap nilai perusahaan, yang digunakan dalam penelitian ini perusahaan tambang
Azzahra tingkat suku bunga tidak memiliki dan memperpanjang jangka waktu
Meirizqi Firm Value (Y) berpengaruh signifikan terhadap nilai penelitian.
Louisa perusahaan,
Adanya penambahan
dan nilai tukar yang dinyatakan dengan nilai
varibael
tengah berpengaruh negatif signifikan
Sampel: Limitasi:
terhadap perusahaan nilai.
Tahun:
Teknik pengambilan Keterbatasan dalam penelitian ini
Vol. 5, sampel menggunakan adalah adanya faktor eksternal lain Persamaan:
No. 5, metode purposive yang mempengaruhi nilai perusahaan
September sampling pada selain suku bunga dan nilai tukar Menggunakan eviews
2020 perusahaan seperti inflasi, kondisi politik, 10 dalam peneltiian ini
pertambangan yang ekonomi, dan sosial. Dan faktor
terdaftar di Bursa Purposive sampling
internal selain struktur modal dan
Efek Indonesia tahun sama
likuiditas seperti profitabilitas dan
2016-2019 rasio aktivitas
menghasilkan 37
perusahaan yang
memenuhi kriteria
5 Pengaruh Muhamad Macro Economics, Penelitian ini Hasilnya, penelitian menunjukan bahwa Menggunakan tobins Q +*
Indikator Makro Sugiarto, Financial menggunakan metode tingkat bunga BI, nilai tukar rupiah terhadap dalam pengukuran nilai
Ekonomi, Perdana US Dollar, ROE, TATO, Leverage, perushaaan
Wahyu Performance, data panel model penggunaan akuntan publik big four, dan
Kinerja Santosa Governance Random Effect kepemilikan manajerial secara bersama-sama
Keuangan, Dan signifikan berpengaruh terhadap nilai
Tata Kelola Tobin's Q. perusahaan yang diwakilkan oleh variabel
Tobin’s Q.
Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Secara parsial, tingkat bunga BI, nilai tukar
Sektor Properti Sampel:
rupiah terhadap US Dollar, ROE, dan TATO
sampel penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap nilai
Di Bursa Efek
adalah 30 perusahaan perusahaan, sedangkan Leverage, penggunaan
Indonesia
sektor property, real kantor akuntan publik big four, dan
estate, dan konstruksi kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
bangunan signifikan terhadap nilai perusahaan.
195
1 The Effect of Penulis: Inflation, Interest Teknik Hasil Analisis menunjukkan bahwa; Future riset: Perbedaan: -
Macroeconomic Rate, Exchange pengumpulan data
Fundamental H. Isnurhadi, Rate, yang digunakan Inflasi dan suku bunga berpengaruh negatif Penelitian ini bagi peneliti selanjutnya -Menggunakan sampel
Factors On H. Taufik adalah purposive signifikan pada kinerja keuangan dan nilai dapat memperluas penelitian dengan yang berbeda
Corporate Value Deddy Economic Growth, sampling perusahaan sedangkan nilai tukar tidak menggunakan variabel faktor
Through Herwanto Financial berpengaruh. fundamental ekonomi makro lainnya -Menggunakan alat
Performance, and metode. Metode Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif seperti tingkat pengangguran dan analisis yang berbeda
Financial Corporate Value analisis data dalam signifikan terhadap kinerja keuangan dan jumlah uang beredar.
Performance As penelitian ini nilai perusahaan.
Tahun:
Intervening menggunakan Keuangan kinerja berpengaruh positif
Persamaan:
Variables In analisis jalur (path signifikan terhadap nilai perusahaan.
2017 Sampel:
Manufacturing analysis). Suku bunga berpengaruh posiitf signifikan Menggunakan SBI
Companiesn In terhadap PBV dalam pengukuran Suku
54 perusahaan
sektor manufaktur bunga
Indonesia Stock
Exchange BEI 2011-2015
2 The Influence of Penulis: Variabel: Data analysis was Hasil tesnya adalah Diperoleh bahwa: Future riset: Perbedaan: -*
Internal and performed using
External Factors Dewi Cahyani Capital Structure regression panel struktur modal berpengaruh signifikan Saran untuk penelitian selanjutnya Peneltiian ini
on Firm Value Pangestuti and (X1), Liquidity (X2) data with E-Views membatasi nilai perusahaan, dapat menambahkan faktor eksternal mengugnakan sampel
Azzahra Interest Rate (X3) program 10 likuiditas tidak berpengaruh signifikan dan faktor internal lainnya selain perusahaan tambang
Meirizqi Exchange Rate (X4) terhadap nilai perusahaan, yang digunakan dalam penelitian ini
Louisa tingkat suku bunga tidak memiliki dan memperpanjang jangka waktu
Firm Value (Y) berpengaruh signifikan terhadap nilai penelitian.
Adanya penambahan
perusahaan,
varibael
dan nilai tukar yang dinyatakan dengan nilai
Tahun:
Sampel: tengah berpengaruh negatif signifikan
Limitasi:
Vol. 5, No. 5,
196
September Teknik pengambilan terhadap perusahaan nilai. Keterbatasan dalam penelitian ini Persamaan:
2020 sampel adalah adanya faktor eksternal lain
menggunakan yang mempengaruhi nilai perusahaan Menggunakan eviews
metode purposive selain suku bunga dan nilai tukar 10 dalam peneltiian ini
sampling pada seperti inflasi, kondisi politik,
perusahaan ekonomi, dan sosial. Dan faktor Purposive sampling
pertambangan yang internal selain struktur modal dan sama
terdaftar di Bursa likuiditas seperti profitabilitas dan
Efek Indonesia rasio aktivitas
tahun 2016-2019
menghasilkan 37
perusahaan yang
memenuhi kriteria
3 Pengaruh Penulis: Inflation, Interest Data dianalisis Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat Future riset: Perbedaan: +#
Inflasi, Suku Rate, Exchange menggunakan
Bunga, Nilai Umi Dewi Rate, Gross metode regresi disimpulkan : Referensi bagi peneliti selanjutnya -Menggunakan PLs
Tukar, Dan Sartikaa, Domestic Product linier dengan variabel dan perusahaan lain
Sa’adah and a. Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan (harga bahan baku, tingkat upah, -menggunakan sampel
Produk Siddik berganda (Ordinary terhadap nilai perusahaan (MBV). permintaan ekspor-Impor) yang tidak yang berbeda.
Domestik Bruto Company Value Least Square). diteliti dari penelitian ini.
Terhadap Nilai , Choiriyah b. Suku bunga (SBI) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan
Perusahaan Persamaan:
Sampel: (MBV).
Tahun: -Menggunakan metode
14 perusahaan c. Nilai tukar (kurs) berpengaruh tidak olah data yang sama
Volume 9, manufaktur signifikan terhadap nilai perusahaan (MBV).
issue 2 subsektor tekstil dan
garmen yang d. PDB berpengaruh negatif dan signifikan
Juni, 2019, terdaftar di Bursa terhadap nilai perusahaan (MBV) .
Efek Indonesia
e. Inflasi, suku bunga (SBI), nilai tukar (kurs)
dan PDB, positif dan signifikan memengaruhi
nilai perusahaan (MBV).
4 Pengaruh Penulis: Macro Economics, Penelitian ini Hasilnya, penelitian menunjukan bahwa Perbedaan: -*
Indikator Makro Financial menggunakan tingkat bunga BI, nilai tukar rupiah terhadap
Muhamad US Dollar, ROE, TATO, Leverage, Menggunakan tobins Q
197
Ekonomi, Sugiarto, Performance, metode penggunaan akuntan publik big four, dan dalam pengukuran nilai
Perdana Governance kepemilikan manajerial secara bersama-sama perushaaan
Kinerja Wahyu data panel model signifikan berpengaruh terhadap nilai
Keuangan, Dan Santosa Tobin's Q. Random Effect perusahaan yang diwakilkan oleh variabel
Tata Kelola Tobin’s Q.
Persamaan:
Terhadap Nilai Nilai tukar pada penelitian ini berpengaruh
Perusahaan Pada Tahun: Sampel: Menggunakan regresi
negatif terhadap pbv
Sektor Properti data panel
Volume 2 No. sampel penelitian
Di Bursa Efek 2, Juli ini adalah 30
Indonesia Desember perusahaan sektor
2017 property, real estate,
dan konstruksi
bangunan
5 The Effects of Penulis: Macroeconomic Metode penelitian Inflasi diperkirakan memiliki berpengaruh Perbedaan: +*
Macroeconomic Factors, Firm menggunakan negatif terhadap nilai perusahaan.
Factors on Firm Shamsuddeen Value, analisis descriptive Nilai tukar memilik pengaruh positif Menggunakan sampel
Muhammfsca dan Studi ini signifikan terhadap nilai perusahaan. yang berbeda
Value: d Ahmad, menggunakan Penelitian ini juga menemukan pengaruh
Empirical Rosni Bakar, analisis data panel, positif signifikan nilai tukar terhadap nilai
Evidence from Mohd Zukime Sampel: yang membutuhkan perusahaan seperti yang dihipotesiskan
Nigeria Bin Mat dalam hipotesis (H3). Artinya, semakin
Junoh Sampel penelitian estimasi tertentu
ini adalah 300 rendah nilai tukar, semakin rendah nilai
untuk perusahaan.
perusahaan non- memperhitungkan
keuangan yang deret waktu dan
Tahun: terdaftar di pasar data
saham Nigeria
Volume 7 selama sepuluh dimensi
Issue 12, 160- tahun dari 2008 penampang.
169, hingga 2017
December,
2020