Anda di halaman 1dari 216

SKRIPSI

PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL,


AKTIVITAS, PROFITABILITAS, INFLASI, KURS DAN SUKU
BUNGA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Pada Perusahaan yang Tercatat Di Sektor Energi Bursa
Efek Indonesia Tahun 2015-2019)

OLEH

MUZA ISLAN
NIM. B1B1 17 231

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021

1
PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL,
AKTIVITAS, PROFITABILITAS, INFLASI, KURS DAN SUKU
BUNGA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Pada Perusahaan yang Tercatat Di Sektor Energi Bursa
Efek Indonesia Tahun 2015-2019)

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Universitas Halu Oleo
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana

OLEH:
MUZA ISLAN
NIM. B1B1 17 231

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi Oleh : Muza Islan (B1B1 17 231), telah diperiksa dan disetujui oleh
pembimbing untuk diajukan pada panitia ujian Skripsi

Kendari, 2021

Menyetujui

Pembimbing I, Pemimbing II

Prof. Buyung Sarita, SE., M.Si., Ph.D. Dr. Salma Saleh, SE., M.Si
NIP. 19611231 198803 1 018 NIP. 19630614 199303 2 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen

Dr. Juharsah, SE., M.Si.


NIP. 19750401 200501 1001

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi oleh : MUZA ISLAN (B1B1 17 231), telah dipertahankan didepan dewan

penguji Skripsi pada tanggal 26 November 2021, berdasarkan SK Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Nomor :

5922/UN29.6/PP/2021 dan dinyatakan LULUS.

Dewan Penguji :

Ketua : Prof. Dr. H. Dedy Takdir Syaifuddin. SE., M.Si. (…...….…….........)

Sekretaris : Dr. Wahyuniati Hamid, S.Pd., M.Si (…...……..………)

Anggota :1. Prof. Buyung Sarita, SE.,M.Si.,P.h.D (….....……...……)

2. Dr. Salma Saleh, SE., M.Si. (...……….......…...)

3. Dr. Sujono, SE., M.Si (.……............……)

Mengetahui/Mengesahkan
Ketua Jurusan Manajemen

Dr. Juharsah, SE., M.Si


NIP. 19750401 200501 1 001

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muza Islan

NIM : B1B1 17 231

Jurusan/Program Studi : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Universitas : Halu Oleo

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi, yang saya tulis ini benar-benar

tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi, ini hasil plagiasi,

baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kendari, November 2021

Yang Membuat Pernyataan

Muza Islan

v
ABSTRAK

Islan, Muza. 2021. Pengaruh likuiditas, struktur modal, aktivitas,


profitabilitas, inflasi, kurs dan suku bunga terhadap nilai perusahaan
(studi pada perusahaan yang tercatat di sektor energi bursa efek
indonesia tahun 2015-2019). Skripsi, Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo Kendari. Pembimbing: (1)
Buyung Sarita, (2) Salma Saleh.

Penelitin ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh Pengaruh likuiditas,


struktur modal, aktivitas, profitabilitas, inflasi, kurs dan suku bunga terhadap nilai
perusahaan Di Sektor Energi Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019. Variabel
independen yang digunakan adalah Likuiditas, Struktur modal, Aktivitas,
Profitabilitas, Inflasi, kurs dan suku bunga. Variabel dependen yang digunakan
adalah Nilai perusahaan.

Populasi penelitian ini adalah Perusahaan Di Sektor Energi Bursa Efek


Indonesia Tahun 2015-2019 dengan total 65 perusahaan. Sampel ditentukan
menggunakan metode purposive sampling, sehingga diperoleh sampel sebanyak
36 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel
dan diolah menggunakan aplikasi eviews 9.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rasio likuiditas (CR), strukur modal
(DER) , Rasio aktivitas (TATO dan profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya bahwa likuiditas, struktur modal
dan protabilitas mampu menigkatkan nilai perusahaan. Inflasi berpengaruh positf
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel Kurs berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan variabel Suku bunga
berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, Artinya terjadinya
meningkatnya suku bunga dapat memberikan efek penurunan terhadap nilai
perusahaan.

Kata Kunci: Nilai perusahaan, Likuiditas, Struktur modal, Aktivitas,


Profitabilitas, Inflasi, kurs dan suku bunga, Energy

vi
ABSTRACT

Islan, Muza. 2021. Effect of liquidity, capital structure, activity,


profitability, inflation, exchange rates and interest rates on firm value
(study on companies listed in the energy sector on the Indonesia Stock
Exchange in 2015-2019). Thesis, Department of Management, Faculty
of Economics and Business, University of Halu Oleo Kendari. Advisors:
(1) Buyung Sarita, (2) Salma Saleh.

This study aims to examine the effect of liquidity, capital structure,


activity, profitability, inflation, exchange rates and interest rates on firm value in
the Energy Sector of the Indonesia Stock Exchange in 2015-2019. The
independent variables used are liquidity, capital structure, activity, profitability,
inflation, exchange rates and interest rates. The dependent variable used is firm
value.

The population of this research is companies in the energy sector of the


Indonesia Stock Exchange in 2015-2019 with a total of 65 companies. The sample
was determined by using purposive sampling method, in order to obtain a sample
of 36 companies. The analysis techniques used are panel data regression analysis
and processed using the eviews 9 application.

The results of this study indicate that the liquidity ratio (CR), capital
structure (DER), activity ratio (TATO) and profitability (ROA) have a positive
and significant effect on firm value. This means that liquidity, capital structure
and profitability can increase firm value. Inflation has a positive effect. not
significant on firm value.Exchange rate variable has no significant negative effect
on firm value.While interest rate variable has a significant negative effect on firm
value, meaning that an increase in interest rates can have a decreasing effect on
firm value.

Keywords : Firm value, liquidity, capital structure, activity, profitability,


inflation, exchange rates, interest rates and Energy

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Struktur Modal,

Aktivitas, Profitabilitas, Inflasi, Kurs Dan Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan

(Studi Pada Perusahaan yang Tercatat Di Sektor Energi Bursa Efek Indonesia

Tahun 2015-2019)” guna untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Manajemen (S.M) pada Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Halu Oleo, Kendari.

Melalui kesempatan ini secara khusus penulis sampaikan penghargaan dan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua penulis, Ayahanda tercinta

La Riafa dan ibunda tercinta Wa Poi atas doa, pengorbanan, dan kasih sayang

mereka merawat, membesarkan dan membimbing serta memberikan dorongan

dan semangat moral maupun materi dalam melaksanakan amanah dari mereka.

Penulis juga menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan yang

tak terhingga kepada bapak Prof. Buyung Sarita, SE. M.S., Ph.D selaku

pembimbing pertama dan ibu Dr. Salma Saleh, SE., M.Si. selaku pembing kedua

yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dengan ketulusan hati mereka selama ini

yang senantiasa mendidik penulis dengan kasih sayang mereka, memberikan

motivasi yang begitu besar dan begitu banyak memberikan nasihat dan masukan

viii
yang dapat membangun potensi diri penulis, semuanya itu akan saya jadikan

pegangan dalam menempuh dan meraih cita-cita penulis dimasa yang akan

datang.

Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun F., SSi., M,Si., M.Sc selaku Rektor

Universitas Halu Oleo yang telah memberikan kesempatan kepada saya

untuk menyelesaikan pendidikan di Universitas Halu Oleo ini.

2. Bapak Prof. Dr. Arifuddin Mas’ud, SE., M.Si., AK., CA., ACPA, M.Si

selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo yang

telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan pendidikan

di Universitas Halu Oleo ini.

3. Bapak Dr. Juharsah, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari yang telah memberikan

kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan pendidikan di Universitas

Halu Oleo ini.

4. Bapak Prof. Dr. H. Dedy Takdir S, SE., M.Si. selaku Ketua tim penguji

yang telah memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam

perbaikan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Wahyuniati Hamid, S.Pd., M.Si selaku Sekretaris Penguji dan

Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Halu Oleo Kendari yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk

menyelesaikan pendidikan di Universitas Halu Oleo ini.

ix
6. Dr. Sujono, SE., M.Siselaku Anggota Penguji yang telah memberikan kritik

dan saran yang sifatnya membangun dalam perbaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen pengajar serta Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Halu Oleo Kendari yang telah memberikan bimbingan dan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat dan membantu kelancaran studi.

8. Ucapan terima kasih kepada Saudaraku tercinta Herlianto, Alman Rajab,

dan Zilul Arham terimakasih atas doa, dukungan dan semangat yang

diberikan. Terimakasih pula kepada seluruh keluarga besar yang

memberikan dukungan, motivasi dan doa sehingga penulis mampu

menyelesaikan tugas akhir dengan lancar.

9. Ucapan terima kasih kepada Sahabat seperjuanganku; Muhamad Ramdan,

Ivan Belo, Muhammad Irwan, Kadek Asriyanti, SM. , Ade Rahayu Natalia,

SM., Gusti Ayu darmayanti, SM, Nurul Fatimah Qur’ani, SM. yang selalu

mendukung dan membantu saya dalam keadaan apapun untuk

menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Ucapan Terima Kasih juga kepada sahabat saya yang paling pengertian La

Ode Safarudin, S.Ap. Terimakasih banyak atas bantuan dan semangat yang

selalu diberikan dari awal kuliah sampai sekarang.

11. Ucapan terima kasih kepada sahabat-sahabat seperjuanganku Angkatan

2017 Manajemen.

12. Teman-teman angkatan 2017 Manajemen terkhusus Konsentrasi Keuangan

yang tidak saya sebutkan namanya yang telah memberikan semangat, ilmu

dan motivasi untuk menyelesaikan penulisan skripsi liini.

x
13. Terima Kasih kepada teman teman dari HMI Komisariat Fekon, Herwin

Iswandi, Zakir Sadam, Wulandari, Anggelika, Nasrun, Jamal, Andra, La

Cinta, dan teman teman yang lain yang lain yang tidak sempat saya

sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan motivasi yang telah

teman teman berikan kepada saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Kendari, November 2021

Muza Islan

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori...................................................................................... 11
2.1.1 Signaling Theory .....................................................................11
2.1.2 Agency Theory .........................................................................13
2.1.3 Trade off Theory ......................................................................14
2.1.4 Teori Modigliani-Miller Modern ............................................15
2.1.5 Transaction Cost ....................................................................17
2.1.6 Frictional Theory ....................................................................17
2.1.7 Teori Inflasi Keynes ................................................................19
2.1.8 Teori Klasik Suku Bunga .......................................................19

xii
2.1.9 Nilai Perusahaan ......................................................................20
2.1.9.1 Pengertian Nilai Perusahaan .......................................21
2.1.9.2 Pengukuran Nilai Perusahaan .....................................23
2.1.10 Likuiditas ...............................................................................25
2.1.5.2 Pengertian Likuiditas ..................................................25
2.1.5.3 Pengukuran Likuiditas ................................................27
2.1.11Struktur Modal .......................................................................30
2.1.6.2 Pengertian Struktur Modal ..........................................30
2.1.6.3 Pengukuran Struktur Modal ........................................31
` 2.1.12 Profitabilitas ..........................................................................32
2.1.7.2 Pengertian Profitabilitas..............................................32
2.1.7.3 Pengukuran Ratio profitabilitas ..................................35
2.1.13 Rasio Aktivitas ...................................................................... 37
2.1.14 Inflasi ..................................................................................... 40
2.1.15 Kurs Rupiah........................................................................... 44
2.1.16 Suku Bunga ........................................................................... 55
2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 48
2.3 Kerangka Konseptual ....................................................................... 61
2.2. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 61

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 70
3.2 Obyek Penelitian .............................................................................. 70
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................ 71
3.4 Jenis dan Sumber data ...................................................................... 73
3.5 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 74
3.6 Metode Analisis Data ....................................................................... 74
3.7. Definisi Operasional variabel ........................................................... 84

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Deskripsi Data .................................................................................... 89

xiii
4.1.1 Objek Penelitian ...................................................................89
4.1.2 Analisis Deskriptif................................................................90
4.1.3 Penentuan Model Estimasi ...................................................113
4.1.3.1 Common Efect Model ..............................................113
4.1.3.2 Fixed Efect Model ....................................................113
4.1.3.3 Random Efect Model ................................................114
4.1.4 Teknik Penentuan Model .....................................................115
4.1.4.1 Uji Chow...................................................................115
4.1.4.2 Uji Hausman .............................................................116
4.1.4.3 Uji Langrangge Multipiler (LM) ..............................117
4.1.5 Uji Asumsi Klasik ................................................................118
4.1.5.1 Uji Normalitas .........................................................118
4.1.5.2 Uji Multikolinearitas ................................................120
4.1.5.3 Uji Heteroskedastitistas ...........................................120
4.1.5.4 Uji autokorelasi.........................................................121
4.1.6 Analisa Regresi Dengan Data Panel.....................................122
4.1.7 Pengujian Hipotesis ..............................................................124
4.1.7.1 Uji Parsial (Uji t) ......................................................124
4.1.7.2 Uji F (Simultan) ........................................................127
4.1.7.3 Koefisien Determinasi (R2) ......................................128
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................129
4.2.1 Pengaruh Likuiditas Yang Di Proksi Current Ratio
Terhadap Nilai Perusahaan (PBV) ............................................129
4.2.2 Pengaruh Struktur modal yang di proksi DER terhadap
nilai perusahaan ........................................................................132
4.2.3 Ratio Aktivitas di proksi oleh TATO berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan .............................134
4.2.4 Profitabilitas yang di proksi ROA berpengaruh positif tapi
tidak signifikan terhadap Nilai perusahaaan .............................137
4.2.5 Inflasi Berpengaruh Negatif Dan Signifikan Terhadap
Nilai Perusahan .........................................................................140

xiv
4.2.6 Variabel kurs rupiah berpengaruh Negatif Signifikan
terhadap nilai perusahaan ..........................................................142
4.2.7 Suku bunga (SBI) berpengaruh Negatif Signifikan terhada
nilai perusahaan .......................................................................144
4.3 Keterbatasan Penelitian .........................................................................147
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ...........................................................................................148
5.2 Saran ......................................................................................................149
DAFTAR PUSTKA ...........................................................................................151
LAMPIRAN .......................................................................................................161

xv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Kondisi rata rata laba bersi dan PBV perusahaan sampel ............................2
3.1 Seleksi Sampel .............................................................................................71
3.2 Sampel Penelitian .........................................................................................72
3.3 Definisi operasional variabel ........................................................................87
4.1 Harga Saham Perusahaan Sektor Energi ......................................................91
4.2 Kondisi Aset Perusahaan tahun 2015-2019 .................................................92
4.3 Kondisi Total Liabilitas perusahaan..............................................................94
4.4 Kondisi Total Ekuitas Perusahaan Sampel ..................................................98
4.5 Kondisi Penjualan 36 Perusahaan Sampel ...................................................97
4.6 Laba bersih 36 perusahaan sampel ..............................................................99
4.7 Statisstik data variabel penelitian .................................................................100
4.8 Kondisi PBV 36 perusahaan sampel ............................................................101
4.9 Kondisi Current ratio 36 perusahaan sampel ..............................................103
4.10 Kondisi DER 36 Perusahaan Sampel .........................................................105
4.11 Kondisi Turnover Perusahaan sampel ........................................................107
4.12 Kondisi ROA perusahaan sampel periode 2015-2019 ...............................109
4.13 Kondisi tingkat Inflasi Indonesia ...............................................................110
4.14 Kondisi Kurs Tengah Rupiah ......................................................................111
4.15 Kondisi Suku Bunga BI-7 Day Reverse Repo Rate. ..................................112
4.16 Hasil Uji Common Efect Model ................................................................113
4.17 Hasil Uji Fixed Efect Model ......................................................................114
4.18 Uji Random Efect Model ............................................................................115
4.19 Hasil Uji Chow ...........................................................................................116
4.20 Hasil Uji Hausman .....................................................................................116
4.21 Uji Langrangge Multipler ..........................................................................117
4.22 Hasil uji Multikolinearitas .........................................................................120
4.23 Hasil Heteroskedasticity Test .....................................................................120
4.24 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................121

xiv
4.25 Hasil Uji random Efect Model ...................................................................123
4.26 Hasil Uji t ...................................................................................................124
4.27 Uji Simultan ...............................................................................................127
4.28 Uji Koefisien Determinasi .........................................................................128

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.3 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................................... 61

4.1 Uji normalitas ................................................................................................. 119

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Sampel Penelitian


Lampiran 2: Kriteria Sampel penelitian
Lampiran 3: daftar 36 perusahaan sampel
Lampiran 4: Pelengkap Kriteria Sampel
Lampiran 5. Uji Outlier Perusahaan Sampel
Lampiran 6: tabulasi data
Lampiran 7: Mapping Jurnal

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan selalu berusaha meningkatkan nilai perusahaannya

dengan tujuan untuk menarik minat investor. Semakin tinggi nilai perusahaan

maka kemakmuran pemegang saham akan semakin meningkat (Wahyudi &

Pawestri, 2006). Menurut Husnan (1996) Nilai perusahaan merupakan harga yang

bersedia dibayar calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai

perusahaan dapat dikatakan sebagai persepsi investor terhadap kerja nyata

perusahaan.

Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan

keinginan para pemiliknya. Dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka

kesejahteraan para pemiliknya juga akan meningkat. Salah satu cara yang

digunakan untuk mengukur nilai perusahaan adalah dengan menggunakan rasio

pasar modal seperti rasio price to book value (Pratama et al., 2019). Price to

Book Value adalah rasio perbandingan antara nilai pasar suatu saham terhadap

nilai buku perusahaan sehingga price to book value dapat mengukur tingkat harga

saham overvalued atau undervalued (Lesmana, et al 2020).

Adapaun objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor energi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Sektor energi merupakan

sektor yang belum lama dibentuk di Bursa Efek Indonesia. Berikut data rata rata

PBV dan laba bersih 36 perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan perode

2015-2019.

1
2

Tabel 1.1 Kondisi rata rata laba bersi dan PBV perusahaan sampel

PBV Perusahaan Sampel Sektor


energi 2015-2019
Dinyatakn dalam %
Tahun PBV
2015 170,36
2016 202,78
2017 205,06
2018 181,14
2019 133,26
Sumber data: Laporan Keuangan Perusahaan

Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa nilai rata rata PBV perusahaan

pertambangan yang menerbitkan laporan keuangan pada tahun 2015-2019 sangat

berfluktuasi. Pada tahun 2015 perusahaan pertambangan berada pada nilai rata

rata 170% atau 1,7 kali. Selanjutnya, pada tahun 2016 perusahaan sektor

pertambangan memperoleh kenaikan rata rata PBV yaitu dengan nilai 202%.

Selama periode 2015-2019 perusahaan sektor pertambangan memperoleh nilai

PBV tertinggi pada tahun 2017, yang pada akhirnya mengalami penurunan pada

tahun 2018 dan tahun 2019.

Dalam meningkatkan nilai perusahaan dapat mencapai tujuan apabila

adanya informasi positif para management perusahaan. Pemilik perusahaan selalu

berupaya menerbitkan hasil finansial yang baik kepada pihak ekternal yang

berdasarkan laporan keuangan yang tersedia. Nilai perusahaan sangat diperlukan

karna jika nilai perusahaan meningkat juga mempengaruhi tingkat keberhasilan

para pemilik saham dan juga menunjukkan kondisi perusahaan.


3

Ada dua faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu faktor internal

dan ekstenal. Menurut Sujoko & Soebiantoro, (2007) faktor internal adalah

merupakan kelompol variabel yang dapat dikendalikan perusahaan, sedangkan

faktor eksternal tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Beberapa faktor

internal yaitu variabel likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, aktivitas (Pangestuti

& Tindangen, 2020)

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Likuiditas yang tinggi

menunjukkan kekuatan perusahaan dari segi kemampuan untuk memenuhi hutang

lancar dari harta lancar yang dimiliki sehingga hal ini meningkatkan kepercayaan

pihak luar terhadap perusahaan tersebut. Ukuran likuiditas perusahaan yang

diproksikan dengan current ratio (CR) yang merupakan perbandingan antara

aktiva lancar (current asset) dengan hutang lancar (current liabilities).

Dalam penelitian Irnawati (2019), Tanjung (2020) menemukan bahwa

terdapat pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Nilai Perusahaan. Berbeda

dengan Penelitian Sondakh (2019), Dianti et al., (2020) mereka menemukan

bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) tidak

berpengaruh dan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian Yusuf & Syarif (2021) ROA

memiliki pengaruh negatif dan signifikan mempengaruhi nilai perusahaan.

Variabel lain yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah struktur modal.

Struktur modal merupakan perbandingan antara utang dengan ekuitas, struktur

modal merupakan masalah penting dalam keputusan belanja (Hamidy et al.,


4

2015). Struktur modal berperan penting bagi perusahaan karena dampak terhadap

risiko yang dialami oleh pemegang saham dan besarnya jumlah tingkat

keuntungan atau pengembalian yang diharapkan. Struktur modal diukur dengan

menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) (Tondok et al., 2019). Dalam

penelitian Putri & Henny Rahyuda (2020), menemukan debt to equity ratio tidak

mempengaruhi nilai perusahaan (PBV). Yusuf & Syarif (2021), debt to equity

ratio berpengaruh negatif dan signifikan pada nilai perusahaan. Sedangkan pada

penelitian Dianti et al., (2020), Tanjung (2020), Markonah et al., (2020) DER

mempengaruhi nilai perusahaan (PBV).

Tidak hanya faktor internal perusahaan, kondisi ekonomi makro sebagai

faktor eksternal juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut Fama dalam

(Dwipartha, 2012) menyebutkan bahwa pergerakan faktor ekonomi makro dapat

digunakan untuk memprediksi pergerakan harga saham.

Pada faktor eksternal seperti inflasi, nilai tukar dan kurs dapat

memperngaruhi nilai perusahaan. Tingkat suku bunga tinggi menunjukkan bahwa

risiko investasi yang tinggi, menyebabkan investor mengharapkan tingkat

pengembalian yang tinggi. Tingkat suku bunga tinggi juga memberikan sinyal

kepada investor saham untuk beralih kepada investasi yang memberikan tingkat

pengembalian yang tetap seperti obligasi dan deposito. Meningkatnya suku bunga

secara langsung akan meningkatkan beban bunga. Perusahaan yang memiliki

leverage yang tinggi akan mendapatkan dampak yang sangat berat terhadap

kenaikan tingkat bunga. Dalam penelitian Dewi Sartika et al., (2019), Pangestuti

& Tindangen (2020) suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
5

perusahaan. Sedangkan menurut Isnurhadi et al., n.d., Nuryani et al., (2021),

Sugiarto & Santosa, (2018) Suku bunga (SBI) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Faktor ekternal lain adalah nilai tukar rupiah. Depresiasi terhadap suatu

mata uang dapat menyebabkan peningkatan suatu harga saham jika terjadi

peningkatan permintaan ekspor terhadap produk suatu perusahaan. Sebaliknya

dengan perusahaan yang memiliki hutang akan mengalami penurunan harga

saham dikarenakan harus melakukan pembayaran dengan mata uang asing. Dalam

penelitian Sugiarto & Santosa, (2018), Ahmad et al., (2020) menemukan bahwa

kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan

menurut Isnurhadi et al., n.d. dan Dewi Sartika et al., (2019) nilai tukar tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.Menurut Pangestuti & Tindangen, (2020)

nilai tukar yang dinyatakan dengan nilai tengah berpengaruh negatif signifikan

terhadap perusahaan nilai.

Mangacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi Cahyani Pangestuti

and Azzahra Meirizqi Louisa (2020) yang berjudul “The Influence of Internal and

External Factors on Firm Value. Dalam penelitian tersebut menunjukan bahwa

variabel current ratio, debt equity ratio, suku bunga dan kurs hanya memilik

kontribusi atau pengaruh sebesar 52,25% terhadap nilai perusahan yang di proksi

oleh PBV. Hal ini menunjukan bahwa ada variabel lain mempengaruhi PBV.

Peneliti tertarik untuk mengembangkan penelitian berdasarkan futere researsh dari

jurnal tersebut, Untuk itu ditambahkan variabel rasio profitabilitas dan rasio

aktivitas pada faktor internal serta menambahkan inflasi pada faktor ekternal.
6

Profitabilitas adalah pengukuran kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba (profit) dari pendapatan (earning) terkait penjualan, aset, dan

ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu. Profitabilitas dapat mencerminkan

keuntungan dari investasi keuangan, artinya profitabilitas berpengaruh terhadap

nilai perusahaan. Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti

prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan

juga akan dinilai semakin baik di mata investor. Apabila kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham juga akan meningkat

(Husnan, 2001). Ukuran profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan

Return On Asset (ROA). Dalam penelitian Irnawati (2019), Tanjung (2020) ,

Yusuf & Syarif (2021) menemukan bahwa terdapat pengaruh Return On Assets

(ROA) terhadap Nilai Perusahaan. Berbeda dengan Penelitian Sondakh (2019),

Dianti et al., (2020) mereka menemukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan

Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh dan tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Sedangkan rasio aktivitas di proksikan dengan perputaran asset. Rasio ini

sangat berguna untuk menghitung nilai penjualan yang dihasilkan perusahaan dari

setiap rupiah asetnya. Semakin besar rasio total assets turnover suatu perusahaan

maka dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan tersebut semakin baik. Semakin

baik kinerja perusahaan maka semakin besar keinginan investor untuk memiliki

saham perusahaan tersebut sehingga memberikan pengaruh positif terhadap harga

saham di pasar. Ini berarti akan menaikkan nilai perusahaan.


7

Pada faktor ekternal variabel ditambahkan adalah inflasi. Inflasi secara

relatif adalah signal negatif bagi para investor. Terutama bagi perusahaan yang

memiliki solvabilitas yang tinggi karena dapat mengurangi profit dan akhirnya

harga saham pun akan turun. Selain itu tingginya tingkat inflasi pada tahun

tersebut juga dipicu oleh adanya ekspektasi dari masyarakat bahwa rupiah akan

semakin terdepresiasi dimasa yang akan datang dan akibatnya tingkat harga akan

terus naik. Dalam penelitian Nuryani et al., (2021) menemukan bahwa inflasi

mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan. Sedangkan Pujiati & Hadiani

(2020), Sabaru et al., (2021), Ahmad et al., (2020) menemukan inflasi

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Dewi

Sartika et al., (2019) Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

Berdasarkan studi empiris yang telah diuraikan di atas, peneliti

menemukan research gap pada variabel di hasil penelitian terdahulu dan adanya

fenomena yang telah diuraikan di atas, menjadi dasar peneliti ingin menguji ulang

penelitian dan mengembangkan model penelitian yang dilakukan oleh Pangestuti

and Louisa (2020). Menggunakan variabel-variabel penelitian yang sama dengan

menambahkan variabel likuiditas, profitabiltas dan inflasi sebagai variabel

independen terhadap variabel dependen (nilai perusahaan). Maka penelitian ini

mengambil judul: “Pengaruh Likuiditas, Struktur modal, aktivitas,

profitabilitas, inflasi, kurs dan suku bunga Terhadap Nilai Perusahaan

(Studi Pada Perusahaan sector Energi Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2015-2019)”.


8

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka pertanyaan penelitian yang dikaji

dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah Current ratio (CR) berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

2. Apakah debt to equty ratio (DER) berpengaruh terhadap nilai

perusahaan?

3. Apakah Perputaran Aset berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

4. Apakah return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap nilai

perusahaan?

5. Apakah inflasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

6. Apakah kurs rupiah berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

7. Apakah suku bunga berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh current ratio terhadap nilai perusahaan

2. Untuk mengetahui pengaruh debt to equty ratio terhadap nilai

perusahaan

3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat perputaran aset berpengaruh

terhadap nilai perusahaan

4. Untuk mengetahui pengaruh return on asset terhadap nilai perusahaan

5. Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap nilai perusahaan


9

6. Untuk mengetahui pengaruh kurs rupiah terhadap nilai perusahaan

7. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga terhadap nilai perusahaan

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

akademis maupun praktis, antara lain sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis sekurang-

kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan

dan hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan mengenai

Pengaruh likuiditas, struktur modal, aktivitas, profitabilitas, inflasi, kurs dan

suku bunga terhadap terhadap nilai perusahaan.

2. Manfaat Praktik

a. Bagi penulis

Sebagai bahan kajian pengembangan ilmu pengetahuan untuk menambah

informasi mengenai Pengaruh likuiditas, struktur modal, aktivitas,

profitabilitas, inflasi, kurs dan suku bunga terhadap terhadap nilai

perusahaan (studi pada perusahaan sector energi bursa efek indonesia tahun

2015-2019).

b. Bagi lembaga pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan bahan masukan

yang dapat dibuat untuk acuan dimasa yang akan datang oleh lembaga

pendidikan dan sebagai bahan hacaan bagi perpustakaan yang dapat


10

dimanfaatkan oleh mahasiswa, untuk mengoptimalkan mutu pendidikan

seorang mahasiswa agar baik lagi.

c. Bagi penelitian selanjutnya

Bagi peneliti lain dapat dimanfatkan dan dijadikan sebagai bahan referensi

untuk pustaka dan hasil penelitian ini dapat pula dijadikan dasar dalam

melakukan penelitian lebih lanjut.

d. Bagi investor

Bagi investor, diharapkan bisa menambah informasi untuk pertimbangan

saat pengambilan keputusan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini adalah menguji

pengaruh Likuiditas, struktur modal, aktivitas, profitabilitas, inflasi, kurs, dan

suku bunga terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan

sektor energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode 2015-2019.

Variabel independen dalama penelitian ini yaitu Likuiditas, Struktur modal,

Peputaran modal kerja, profitabilitas, Inflasi, kurs rupiah dan suku bunga.

Sedangkan variabel dependennya adalah nilai perusahaan. Pada penelitian ini

memiliki populasi 65 perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar dibursa efek

indonesia periode 2015-2019. Sedangkan total sampel pada penelitian ini terdapat

36 perusahaan. Adapaun alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah

eviews 9.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Bagian tinjuan pustaka (literature review) mengungkapkan teori toeri yang

dijadikan landasan untuk menjawab pertanyaan penelitian (research question) dan

empirical review. Teori yang menjadi dasar pada penelitian ini adalah sebagai

berikut.

2.1.1 Signaling Theory

Teori sinyal (signaling theory) pertama kali dikemukakan oleh Spence

(1973) yang menjelaskan bahwa pihak pengirim (pemilik informasi) memberikan

suatu isyarat atau sinyal berupa informasi yang mencerminkan kondisi suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi pihak penerima (investor). Menurut Brigham

dan Houston (2011) teori sinyal menjelaskan tentang persepsi manajemen

terhadap pertumbuhan perusahaan di masa depan, dimana akan mempengaruhi

respon calon investor terhadap perusahaan. Sinyal tersebut berupa informasi yang

menjelaskan tentang upaya manajemen dalam mewujudkan keinginan pemilik.

Informasi tersebut dianggap sebagai indikator penting bagi investor dan pelaku

bisnis dalam mengambil keputusan investasi.

Informasi yang telah disampaikan oleh perusahaan dan diterima oleh

investor, akan diinterpretasikan dan dianalisis terlebih dahulu apakah informasi

tersebut dianggap sebagai sinyal positif (berita baik) atau sinyal negatif (berita

buruk) (Jogiyanto, 2010). Jika informasi tersebut bernilai positif berarti investor

11
12

akan merespon secara positif dan mampu membedakan antara perusahaan yang

berkualitas dengan yang tidak, sehingga harga saham akan semakin tinggi dan

nilai perusahaan meningkat. Namun, jika investor memberikan sinyal negatif

menandakan bahwa keinginan investor untuk berinvestasi semakin menurun

dimana akan mempengaruhi penurunan nilai perusahaan.

Menurut Gumanti (2009) Teori sinyal (signaling theory) merupakan salah

satu teori pilar dalam memahami manajemen keuangan. Secara umum, sinyal

diartikan sebagai isyarat yang dilakukan oleh perusahaan (manajer) kepada pihak

luar (investor). Sinyal tersebut dapat berwujud berbagai bentuk, baik yang secara

langsung dapat diamati maupun yang harus dilakukan penelaahan lebih mendalam

untuk dapat mengetahuinya. Apapun bentuk atau jenis dari sinyal yang

dikeluarkan, semuanya dimaksudkan untuk menyiratkan sesuatu dengan harapan

pasar atau pihak eksternal akan melakukan perubahan penilaian atas perusahaan.

Artinya, sinyal yang dipilih harus mengandung kekuatan informasi (information

content) untuk dapat merubah penilaian pihak eksternal perusahaan.

Signalling Theory atau teori sinyal dikembangkan oleh Ross (1977),

menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi lebih baik

mengenai perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut

kepada calon investor agar harga saham perusahaannya meningkat. Hal positif

dalam signalling theory dimana perusahaan yang memberikan informasi yang

bagus akan membedakan mereka dengan perusahaan yang tidak memiliki “berita

bagus” dengan menginformasikan pada pasar tentang keadaan mereka, sinyal


13

tentang bagusnya kinerja masa depan yang diberikan oleh perusahaan yang

kinerja keuangan masa lalunya tidak bagus tidak akan dipercaya oleh pasar.

Secara umum, teori sinyal berkaitan dengan pemahaman tentang bagaimana

suatu sinyal sangat bernilai atau bermanfaat sementara sinyal yang lain tidak

berguna. Teori sinyal mencermati bagaimana sinyal berkaitan dengan kualitas

yang dicerminkan di dalamnya dan elemen-elemen apa saja dari sinyal atau

komunitas sekitarnya yang membuat sinyal tersebut tetap meyakinkan dan

menarik. Selain itu, teori ini juga mencermati apa yang akan terjadi manakala

sinyal yang diisyaratkan tidak sepenuhnya meyakinkan atau seberapa besar yang

ketidakyakinan yang dapat ditoleransi sebelum sinyal tersebut menjadi tidak

bermakna sama sekali.

2.1.2 Agency Theory

Teori keagenan (agency theory) menjelaskan bahwa hubungan agensi

muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang

pengambilan keputusan kepada agent tersebut (Jensen dan Meckling, 1976).

Sedangkan Hendriksen dan Michael (2000) menyatakan agen menutup kontrak

untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi prinsipal dan prinsipal menutup

kontrak untuk memberi imbalan kepada agen. Analoginya seperti antara pemilik

perusahaan dan manajemen perusahaan.

Pihak manajemen dapat dianggap sebagai agen dari para pemilik

perusahaan, yaitu para pemegang saham. Para pemegang saham ini, dengan
14

harapan bahwa agen akan bertindak demi kepentingan para pemegang saham,

akan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan ke pihak manajemen. Agar

pihak manajemen dapat membuat keputusan yang optimal atas nama para

pemegang saham, merupakan hal yang penting agar pihak manajemen tidak hanya

mendapat insentif yang tepat (gaji, bonus, opsi saham, dan kompensasi), tetapi

mereka akan diawasi juga.

Pengawasan dapat dilakukan melalui berbagai metode seperti pengikatan

agen, audit laporan keuangan, dan secara eksplisit membatasi keputusan pihak

manajemen. Para kreditur mengawasi perilaku pihak manajemen dan pemegang

saham dengan membebankan perjanjian jaminan dalam kesepakatan pinjaman

antara pihak peminjam dan pemberi pinjaman. Kegiatan pengawasan tentu saja

membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi. Biaya agensi merupakan

biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk

meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian

kontraktual perusahaan dengan kreditur dan pemegang saham. Menurut Jensen

dan Meckling (1976), salah satu pendapat dari teori agensi adalah siapapun yang

mengeluarkan biaya pengawasan, biaya tersebut pada akhirnya ditanggung oleh

pemegang saham.

2.1.3 Trade off Teorhy

Teori trade-off menyatakan bahwa hubungan antara struktur modal dengan

nilai perusahaan terdapat suatu tingkat leverage yang optimal. Menurut teori ini

agar tercapai struktur modal yang optimal perusahaan perlu menyeimbangkan


15

agency cost of financial distress dan the tax advantage of debt financing. Menurut

teori ini struktur modal yang optimal dicapai, apabila nilai sekarang dari tax shield

hutang adalah sama dengan nilai sekarang dari biaya kesulitan keuangan hutang.

Secara umum teori ini menegaskan bahwa apabila perusahaan ingin

meningkatkan nilai perusahaan melalui indikator earning per share (EPS), maka

pembiayaan investasi tambahan hurus dibiayai oleh hutang. Hal ini terjadi karena

pembiayaan dengan hutang, perusahaan dapat memperoleh penghematan pajak

sekaligus mempertahankan jumlah saham beredar. Keadaan ini mendorong

pendapatan per lembar saham (EPS) akan lebih tinggi. Sebaliknya apabila

perusahaan mengalami kegagalan dalam mengelola investasi yang berakibat pada

ketidakmampuan membayar bunga dan pokok pinjaman, maka posisi perusahaan

berada diambang kebangkrutan. Apabila semua biaya akibat kesulitan keuangan

tersebut sama dengan jumlah tambahan pendapatan dari penghematan pajak (taxe

shield of debt), maka struktur modal perusahaan dianggap sudah optimal.

2.1.4 Teori Modigliani-Miller Modern

 Model Modigliani- Miller (MM) tanpa pajak

Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modigliani dan

Miller (teori MM). Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau

tidak mempengaruhi nilai perusahaan. MM mengajukan beberapa asumsi untuk

membagun teori mereka, yaitu:

1) Tidak terdapat agency cost.

2) Tidak ada pajak.


16

3) Investor dapat menggunakan utang dengan tingkat suku bunga yang sama

dengan perusahaan.

4) Investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai

prospek perusahaan di masa depan.

5) Tidak ada biaya kebangkrutan.

6) Earnings Before Interest and Taxes (EBIT) tidak dipengaruhi oleh

penggunaan dari utang.

7) Para investor adalah price-takers.

8) Jika terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar (market

value)

 Model Modigliani- Miller (MM) dengan Pajak

Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dan kemudian MM

memasukkan faktor pajak ke dalam teorinya. Pajak dibayarkan kepada

pemerintah, yang berarti merupakan aliran kas keluar. Utang bisa digunakan

untuk menghemat pajak, karena biaya bunga bisa dipakai sebagai pengurang

pajak. Dalam teori MM dengan pajak ini terdapat dua preposisi, yaitu:

 Preposisi- I

Nilai perusahaan yang berhutang sama dengan nilai dari perusahaan yang

tidak berhutang ditambah dengan penghematan pajak karena bunga

hutang. Implikasi dari preposisi-I ini adalah pembiayaan dengan hutang

sangat menguntungkan dan MM menyatakan bahwa struktur modal

optimal perusahaan adalah seratus persen hutang.


17

 Preposisi- II

Implikasi dari preposisi II ini adalah penggunaan hutang yang semakin

banyak akan meningkatkan biaya modal saham. Menggunakan hutang

yang lebih banyak, berarti menggunakan modal yang lebih murah,

sehingga akan menurunkan biaya modal rata-rata tertimbangnya. Teori

MM tersebut sangat kontroversial. Implikasi teori tersebut adalah

perusahaan sebaiknya menggunakan hutang sebanyak-banyaknya.

2.1.5 Transaction Cost

Perspektif transaction cost atau market failure approach dikembangkan

pertama kali oleh Williamson (1975). Perspektif ini memandang bahwa

keberhasilan suatu organisasi diukur dari kemampuan para manajer perusahaan

untuk mengelola transaksi - transaksi ekonomi secara efisien. Definisi transaction

cost itu sendiri adalah harga negosiasi kontrak dan renegotiation kontrak-kontrak

yang mencakup cost selama berlangsungnya kontrak, cost selama pengumpulan

informasi, dan auditing dan penegakan dan pelaksanaan kontrak. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa perspektif transaction cost merupakan perspektif

yang memandang suatu organisasi dari perspektif efisiensi.

2.1.6 Frictional Theory

Menurut teori ini terdapat tingkat keuntungan normal yang merupakan

pengembalian modal yang harus dibayarkan kepada pemilik modal sebagai


18

imbalan atas tabungan dan investasi dana mereka daripada untuk mengkonsumsi

semua pendapatan atau menimbunnya.

Dalam kondisi ini, keuntungan ekonomi tidak akan bertambah ke

perusahaan. Teori friksi laba menjelaskan bahwa guncangan atau gangguan

kadang-kadang terjadi dalam suatu perekonomian sebagai akibat dari perubahan

permintaan produk atau kondisi biaya yang tidak terduga yang menyebabkan

kondisi disequilibruim. Kondisi ketidakseimbangan inilah yang memunculkan

keuntungan atau kerugian perusahaan.

Jadi, menurut teori gesekan, keuntungan ekonomi ada untuk beberapa waktu

karena faktor gesekan yang mencegah penyesuaian sistem secara instan dengan

kondisi baru. Ketika keuntungan ekonomi dibuat dalam jangka pendek, lebih

banyak perusahaan akan memasuki industri dalam jangka panjang sampai semua

keuntungan ekonomi didorong ke bawah ke nol (yaitu, perusahaan hanya akan

menghasilkan pengembalian atau keuntungan normal atas investasi modal

mereka).

Di sisi lain, ketika perusahaan mengalami kerugian (yaitu keuntungan

negatif), beberapa perusahaan akan meninggalkan industri tersebut. Hal ini akan

menyebabkan harga produk naik sehingga kerugian tereliminasi dan perusahaan

yang tersisa hanya memperoleh keuntungan normal.

Stigler, (1971) mengemukakan bahwa Perusahaan dalam industri yang

kompetitif dapat menerima keuntungan karena keadaan ketidakseimbangan

keuntungan ini dapat muncul bahkan jika semua pengusaha identik karena

ketidakseimbangan dapat menjadi ciri industri secara keseluruhan. Jika harga


19

lebih tinggi, atau biaya lebih rendah dari yang diantisipasi, pengusaha akan

menerima pengembalian lebih dari produk alternatif sumber daya mereka.

Jika harga lebih rendah atau biaya lebih tinggi dari yang diantisipasi,

pengusaha akan menerima lebih sedikit daripada produk alternatif sumber daya

mereka, yaitu keuntungan negatif. Keuntungan positif dapat bertahan untuk waktu

yang lama jika perusahaan di luar industri terbukti memasuki industri dan

keuntungan negatif dapat bertahan selama peralatan khusus menghasilkan lebih

banyak ketika digunakan dalam industri daripada digunakan di tempat lain,

katakanlah sebagai barang bekas.

2.1.7 Teori Inflasi Keynes

Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan atas teori makronya, dan

menyoroti aspek lain dari inflasi. Menurut teori ini, inflasi terjadi karena suatu

masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi,

menurut pandangan ini, tidak lain adalah proses perebutan bagian rejeki di antara

kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada

yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Proses perebutan ini akhirnya

diterjemahkan menjadi keadaan dimana permintaan masyarakat akan barang-

barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia ( timbulnya apa yang

disebut dengan inflationary gap) Inflationary gap timbul karena adanya golongan-

golongan masyarakat tersebut berhasil menerjem.


20

2.1.8 Teori Klasik Suku Bunga

Tabungan, simpanan menurut teori klasik adalah fungsi tingkat bunga,

makin tinggi tingkat bunga, maka makin tinggi pada keinginan masyarakat untuk

menyimpan dananya di bank. Artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi,

masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran

untuk berkonsumsi guna menambah tabungan. Sedangkan bunga adalah “harga”

dari (penggunaan) loanable funds, atau dapat diartikan sebagai dana yang tersedia

untuk di pinjamkan atau dana investasi, karena menurut teori klasik, bunga adalah

“harga” yang terjadi di pasar investasi (D. R. Boediono 1999).

Investasi juga merupakan tujuan dari tingkat bunga. Semakin tinggi

tingkat bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil,

alasannya adalah seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya

apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari

tingkat bunga yang harus di bayarkan untuk dana investasi tersebut sebagai

ongkos untuk penggunaan dana (cost of capital) (Nopirin 2000) . Makin rendah

tingkat bunga, maka pengusaha akan terdorong untuk melakukan investasi, sebab

biaya penggunaan dana juga semakin kecil, tingkat bunga dalam keadaan

seimbang (artinya tidak ada dorongan naik turun) akan tercapai apabila keinginan

menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan

investasi.
21

2.1.9 Nilai Perusahaan

2.1.9.1 Pengertian Nilai Perusahaan.

Menurut Husnan (1996) Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia

dibayar calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan dapat

dikatakan sebagai persepsi investor terhadap kerja nyata perusahaan. Nilai

Perusahaan menurut Suharli (2006) adalah perspektif pasar dalam mendikte

tingkat nilai pengembalian. Nilai bervariasi tergantung dari kemampuan

perusahaan didalam menggeneralisasi arus kas prospektif, kecuali didalam

keadaan yang tidak lazim dimana aktiva bersih yang dilikuidasi mempunyai nilai

yang lebih besar. Maka dapat membantu investor dalam menentukan nilai

perusahaan. Untuk mengerti nilai yang sesungguhnya, seorang penilai harus

mempunyai pandangan jangka panjang. Nilai perusahaan merupakan hal yang

sangat diperhatikan oleh investor. Kemakmuran pemegang saham atau investor

tersebut tercemin dari nilai perusahaan. Dengan kata lain, nilai perusahaan

merupakan ukuran kinerja manajer keuangan.

Menurut Suharli (2006), penilaian perusahaan mengandung unsur proyeksi,

asuransi, perkiraan, dan judgement. Ada beberapa konsep dasar penilaian yaitu

sebagai berikut :

1) Nilai ditentukan oleh suatu waktu atau periode tertentu.

2) Nilai harus ditentukan pada harga yang wajar.

3) Penilaian tidak dipengaruhi oleh sekelompok pembeli tertentu.


22

Secara umum, banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam

penelitian perusahaan. Beberapa teknik dan metode penilaian perusahaan

diantaranya adalah :

1) Pendekatan laba antara metode rasio tingkat laba dan metode kapitalisasi

proyek laba.

2) Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas.

3) Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen.

4) Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva

5) Pendekatan harga saham

6) Pendekatan economic value added

Menurut Suharli (2006) penilaian perusahaan mengandung unsur proyeksi,

asuransi, perkiraan, dan judgement. Ada beberapa konsep dasar penilaian yaitu

sebagai berikut :

1. Nilai ditentukan oleh suatu waktu atau periode tertentu.

2. Nilai harus ditentukan pada harga yang wajar.

3. Penilaian tidak dipengaruhi oleh sekelompok pembeli tertentu

Keown (2008) mengatakan bahwa nilai perusahaan adalah nilai pasar atas

surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Dengan

memaksimumkan nilai perusahaan maka pemilik perusahaan akan menjadi lebih

makmur. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai perusahaan adalah nilai

pasar seluruh komponen keuangan perusahaan yang bersedia dibayar oleh calon

pembeli jika perusahaan dijual yang tercermin dari harga sahamnya. Dengan kata

lain, nilai perusahaan juga bisa disebut sebagai persepsi investor atau masyarakat
23

umumnya terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Nilai

perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar merupakan

cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya.

Menurut Christiawan dan Tarigan dalam Rukmawanti et al, (2019) terdapat

beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain :

1) Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran

dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan

juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif.

2) Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar-

menawar di pasar saham, nilai saham berdasarkan informasi yang

diperkirakan, nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual di

pasar saham

3) Nilai intrinsik, merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil suatu

perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar

harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas

bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan dimasa yang

akan datang.

4) Nilai buku, adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan konsep dasar

akuntansi.

5) Nilai likuidasi, adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi

semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para

pemegang saham.
24

2.1.9.2 Pengukuran Nilai Perusahaan

Menurut Harmono (2017) indikator untuk mengukur nilai perusahaan dapat

dilakukan dengan menggunakan :

a) PBV (Price Book Value)

Price Book Value merupakan salah satu variabel yang dipertimbangkan

seorang investor dalam menentukan saham mana yang akan dibeli. Sebelum

membuat keputusan investasi, investor harus memahami informasi yang

berkaitan dengan perusahaan. Investor perlu melakukan berbagai analisa

yang berguna untuk menilai saham-saham yang akan dipilih dan untuk

menentukan tingkat pengembalian yang diharapkan dalam menentukan

strategi investasi yang akan dilakukan (Sarita et all, 2019). Nilai perusahaan

dapat memberikan keuntungan pemegang saham secara maksimum apabila

harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka

makin tinggi kekayaan pemegang saham. (Brigham and Houston. 2006).

Rumus PBV adalah:

Price Book Value =

Nilai Buku Perlembar saham =

b) PER (Price Earning Ratio)

Price earning ratio adalah harga per lembar saham, indikator ini

secara praktis telah diaplikasikan dalam laporan keuangan laba rugi bagian

akhir dan menjadi bentuk standar pelaporan keuangan bagi perusahaan

publik di Indonesia. Rasio ini menunjukan seberapa besar investor menilai


25

harga saham terhadap kelipatan earnings. Price earning ratio dapat dihitung

dengan rumus:

Price earning ratio =

c) EPS (Earning Per Share)

Earning Per Share atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk

pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari

setiap lembar saham yang dimiliki. Laba per lembar saham dapat dihitung

menggunakan rumus berikut:

EPS =

d) Tobin’s Q

Analisis Tobin’s Q juga dikenal dengan rasio Tobin’s Q. rasio ini

merupakan konsep yang berharga karena menunjukan estimasi pasar

keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi

dimasa depan. Tobin’s Q dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Tobin’s Q =

Pada penelitian ini menggunakan PBV (Price Book Value) sebagai

pengukuran nilai perusahaan. Price Book Value merupakan salah satu variabel

yang dipertimbangkan seorang investor dalam menentukan saham mana yang

akan dibeli. Nilai perusahaan dapat memberikan keuntungan pemegang saham

secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi

harga saham, maka makin tinggi kekayaan pemegang saham.


26

2.1.10 Likuiditas

2.1.10.1 Pengertian Likuiditas

Likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

terhadap memenuhi kewajiban jangka pendek dalam suatu periode. Pada

penelitian ini Likuiditas diukur Current Ratio (CR) (Pangestuti & Tindangen,

2020).

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Dengan

kata lain, rasio likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur

sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban

jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo (Hery, 2015).

Rasio Likuiditas adalah kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan

dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya (Mamduh

M. Hanafi dan Halim, 2014). Rasio likuiditas memberikan cukup banyak manfaat

bagi berbagai pihak di perusahaan. Pihak yang berkepentingan adalah pemilik

perusahaan dan manajemen perusahaan guna menilai kemampuan mereka sendiri.

Kemudian pihak luar perusahaan juga memiliki kepentingan, seperti pihak

kreditor dan distributor atau supplier yang menyalurkan atau menjual barang

secara angsuran kepada perusahaan.

Likuiditas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas suatu perusahaan mampu

menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban


27

jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek. Berikut tujuan rasio likuiditas

menurut Kasmir (2014) yaitu:

a) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang

yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk

membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas

waktu yangi lah ditetapkan.

b) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya, jumlah kewajiban

yang berumur di bawah satu tahun atau sama dengan satu tahun,

dibandingkan dengan total aktiva lancer.

c) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar tampa memperhitungkan sediaan atau piutang.

Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sediaan dan utang yang dianggap

likuiditasnya lebih rendah.

d) Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada

dengan modal kerja perusahaan

e) Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar

utang.

f) Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan

perencanaan kas dan utang.

g) Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu

dengan membandingkannya untuk beberapa periode.


28

h) Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing

komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

i) Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya,

dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

2.1.10.2 Pengukuran likuiditas

Menurut Murhadi (Murhadi, 2013) terdapat 3 rasio yang dapat digunakan

untuk mengetahui likuiditas suatu perusahaan, sebagai berikut:

a) Current Ratio

Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh

tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain seberapa

banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka

pendek yang segera jatuh tempo. Current Ratio dapat pula dikatakan

sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu

perusahaan. Penghitungan current ratio dilakukan dengan cara

membandingkan antara total aktiva dan total liabilitas lancer (Kasmir 2014).

Menurut Van Horne anda watchowic (2012), current ratio dapat di ukur

dengan menggunakan rumus:

Current Ratio =

b) Quick Ratio (QR)

Quick ratio merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan

memenuhi liabilitas lancar. Quick ratio sering juga disebut acid test ratio
29

yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jadi rasio ini merupakan rasio

yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu

menutupi hutang lancar. Menurut Kasmir (2016) rumus yang digunakan

untuk mencari rasio cepat adalah sebagai berikut:

Quick ratio =

c) Cash Ratio

Cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar

uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat

ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti

rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat).

Menurut Munawir (2010), likuiditas dalam hal ini Cash Ratio dapat diukur

dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Cash Ratio =

Pada penelitian ini menggunakan current ratio sebagai indicator

pengukuran likuiditas. Tinggi rendahnya current ratio akan mempengaruhi minat

investor dalam menginvestasikan dananya. Semakin besar nilai current ratio maka

semakin efisien perusahaan dalam memanfaatkan aset perusahaan. Tingginya

tingkat current ratio yang dimiliki oleh perusahaan menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya juga tinggi. Namun

perusahaan dengan likuiditas yang tinggi belum tentu akan menarik investor untuk

berinvestasi, karena current ratio yang tinggi juga menunjukkan adanya piutang
30

yang tidak tertagih atau persediaan yang tidak terjual, yang akan mempunyai

pengaruh buruk terhadap profitabilitas perusahaan. Karena pada umumnya

investor lebih menyukai laba (gain) serta menghindari risiko (Munawir, 2007).

2.1.11 Struktur Modal

2.1.11.1 Pengertian Struktur Modal

Struktur modal merupakan struktur pembiayaan dikurangi passiva lancar

suatu perusahaan. Struktur Modal (capital structure) berkaitan dengan

pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan

perbandingan hutang jangka panjang dengan modal sendiri Sudana (2009).

(Weston & Copeland, 2010) memberikan definisi struktur modal sebagai

pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen,

dan modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari

saham biasa, modal disetor atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan. Bila

perusahaan memiliki saham preferen, maka saham tersebut akan ditambahkan

pada modal pemegang saham.

Menurut Lawrence, Gitman (2000) definisi struktur modal adalah sebagai

berikut: ”Capital Structure is the mix of long term debt and equity maintained by

the firm”. Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara utang

jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. Ada dua

macam tipe modal menurut Lawrence, Gitman (2000) yaitu modal utang (debt

capital) dan modal sendiri (equity capital). Tetapi dalam kaitannya dengan

struktur modal, jenis modal utang yang diperhitungkan hanya utang jangka
31

panjang.

Struktur Modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa

komponen, yaitu:

1) Modal sendiri

Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemiliknya

dan tertanam didalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya

(Riyanto, 2011). Modal sendiri juga dapat didefinisikan sebagai dana yang

dipinjam dalam jangka waktu tidak terbatas dari para pemegang saham. Secara

umum dikatakan pinjaman baru dikembalikan kepada para pemegang saham

bilamana perusahaan tersebut dipailitkan. Sumber modal sendiri berasal dari

dalam perusahaan maupun luar perusahaan. Sumber dari dalam (internal

financing) berasal dari hasil operasi perusahaan yang berbentuk laba ditahan dan

penyusutan. Sedangkan dari luar (external financing) bisa dalam bentuk saham

biasa atau saham preferen (Husnan, 2011).

2) Utang jangka panjang

Modal asing atau jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya

adalah panjang, umumnya lebih dari sepuluh tahun. Utang jangka panjang adalah

kewajiban keuangan jangka waktu yang pembayaranya masih panjang atau lebih

dari satu tahun. Utang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk

membelanjai perluasan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena

kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah besar (Riyanto, 2011).
32

2.1.11.2 Pengukuran Stuktur Modal

Dalam penelitian ini struktur modal diukur dengan debt to equity ratio

(DER). Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar hubungan antara hutang yang dimiliki perusahaan

dengan jumlah modal yang diberikan oleh pemilik perusahaan untuk mengetahui

financial laverage perusahaan (Sitanggang, 2014). Semakin besar nilai Debt to

Equity Ratio suatu perusahaan maka mencerminkan risiko yang diterima

perusahaan juga relatif tinggi. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang

digunakan untuk menunjukkan seberapa besar perusahaan memakai pendanaan

yang diperoleh melalui utang jika dibandingkan dengan modal sendiri. Rumus

untuk menghitung Debt to Equty Ratio menurut (Sitanggang, 2014) adalah:

Debt Equity Ratio =

2.1.12 Profitabilitas

2.1.12.1 Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan

laba yang dapat digunakan dalam kcberlangsungan usahanya. Profitabilitas juga di

gambarkan sebagai prestasi dari sebuah perusahaan karena profitabilitas dapat

digunakan sebagai bahan evaluasi atas evektifitas pengelolan suatu badan usaha.

Suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan, tanpa

adanya keuntungan maka, perusahaan sulit untuk melanjutkan usahanya. Jadi

perhitungan profitadilitas dimaksudkan untuk mengetahui sampai seberapa jauh

manajemen perusahaan mengendalikan usaha secara efisisen.


33

Adapun manfaat profitabilitas yaitu untuk mengetahui besanya tingkat laba

yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode, mengetahui posisi laba

perusahaan tahun sebelumnya dan tahun sekarang, mengetahui perkembangan

laba dari tahun ke tahun, mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan

modal sendiri dan mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila

tingkat rasio profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi ataupun tengan kata

lain maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan

membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang

menjadi tolok ukur keberhasilan perusahaan seperti jumlah aktiva perusahaan

maupun penjualan investasi, sehingga dapat diketahui efcktifitas pengelolaan

kenangan dan aktiva oleh perusahaan.

Rasio profitabilitas (Profitability Ratio) merupakan rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode

tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang di hasilka dari penjualan atau

pendapatan investasi (Kasmir, 2013).

Rasio protfītabilitas bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan

perusahaan menghasilkan laba dan cfektivitas manajemen yang tercermin pada

imbalan atau hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata lain

mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam mengelola


34

kewajiban dan modal. Menurut Van Horne and Wachowicz (2005), macam-

macam profitabilitas antara lain:

a) Profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan, menggunakan pengukuran

yaitu Net Profit Margin (NPM), Operating Profit Margin (OPM), dan Gross

Profit Margin (GPM).

b) Profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi, menggunakan tiga

pengukuran yaitu Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA)

Rasio profitabilitas disebut juga rasio kinerja perusahaan. Rasio

profitabilitas atau kinerja perusahaan digunakan untuk mengevaluasi margin laba

dari aktivitas operasi yang dilakukan perusahaan. Menurut (E. Brigham &

Houston, 2006) rasio profitabilitas akan menunjukkan efek dari likuiditas,

manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi.

Rasio profitabilitas menurut Van Horne and Wachowicz (2005) adalah rasio

yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Dari rasio profitabilitas

dapat diketahui bagaimana tingkat profitabilitas perusahaan. Setiap perusahaan

menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat melangsungkan

hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan

(profitable). Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak

menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman

dari kreditor maupun investasi dari pihak luar.

Berdasarkan pengertian di atas maka, dapat disimpulkan bahwa

profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Sedangkan rasio profitabiltas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur


35

sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Semakin besar profit

yang dihasilkan oleh perusahaan maka semakin baik juga nilai perusahaan

tersebut.

2.1.12.2 Pengukuran Rasio Profitablitas

Pengukuran rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-

rasio profitabilitas yaitu Net Profit Margin (NPM), Operating Profit Margin

(OPM), Gross Profit Margin (GPM), Return On Asset (ROA) dan Return On

Equity (ROE). Penjelasan mengenai rasio tersebut adalah sebagai berikut:

a) Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari penjualan

setelah memperhitungkan semua biaya dan pajak penghasilan. Rasio ini

berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap

penjualan bersihnya. NPM dapat dihitug dengan rumus:

NPM =

b) Operating Profit Margin (OPM)

Gitman, (2006) juga mengungkapkan bahwa Operating Profit Margin

mengukur persentase dari setiap penjualan yang tersisa setelah semua biaya

dan beban selain bunga, pajak, dan dividen saham preferen. Semakin tinggi

rasio Operating Profit Margin, maka semakin baik pula operasi suatu

perusahaan. Operating Profit Margin dihitung dengan rumus:

Operating Profit Margin =


36

c) Gross Profit Margin (GPM)

Gross Profit Margin merupakan ukuran efīsiensi operasi perusahaan dan

juga penetapan harga produk. Apabila harga pokok penjualan meningkat,

maka Gross Profit Margin akan menurun, begitu juga sebaliknya. Semakin

besar rasio Gross Profit Margin, maka semakin baik keadaan operasi

perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa cost of good sold relatif rendah

dibandingkan dengan penjualan. Sebaliknya, semakin rendah Gross Profit

Margin, semakin kurang baik operasi perusahaan (L. J. Gitman, 2006).

Gross Profit Margin dapat dihitung dengan rumus:

Gross Profit Margin =

d) Returm On Equity (ROE)

Return On Equity adalah rasio yang menunjukkan berapa persen diperoleh

laba bersih bila diukurdari modal pemilik. Menurut Brigham and Houston

(2006), para pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan

pengembalian atas uang mereka, dan rasio ini menunjukkan seberapa baik

mereka telah melakukan hal tersebut dari kacamata akuntansi. Return On

Equity menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan.

Returm On Equity dapat dihitung dengan rumus:

Returm On Equity =
37

e) Return On Assets (ROA)

Return On Assets adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

dari aktiva yang ada. Rasio ini menunjukkan hasil (return) atas jumlah

aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Return On Assets merupakan

suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelolah investasinya.

Menurut Husnan and Pudjiastuti (2012) ROA menunjukkan seberapa

banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki

perusahaan. Menurut Brigham and Houston (2010) Return On Assets dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Return On Assets =

Pada penelitian ini menggunakan ROA sebagai Proksi varibael

Profitabilitas. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah

dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliknya.

Semakin tinggi ROA semakin tinggi keuntungan. Semakin tinggi keuntungan

yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai

perusahaan. Kasmir (2012) dalam Safitri & Mukaram, (2018) ROA digunakan

untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh profitabilitas dan

manajerial efisiensi secara keseluruhan.

2.1.13 Rasio Aktivitas

Menurut Brigham & Houston (2012), rasio aktivitas atau sering juga

disebut rasio manajemen aset adalah rasio yang mengukur seberapa efektif sebuah

perusahaan dalam mengatur asetnya. Semakin efektif perusahaan dalam


38

memanfaatkan dananya maka semakin cepat perputaran dana tersebut, karena

rasio aktivitas umumnya diukur dari perputaran masing- masing elemen aktiva

(Sutrisno, 2008).

Menurut Astuti (2004) rasio aktivitas menunjukkan seberapa cepat aktiva

lancar dapat dikonversi ke dalam kas. Adapun cara yang umum digunakan untuk

mengukur rasio aktivitas adalah perputaran persediaan (inventory turnover),

perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover), dan perputaran total aktiva (total

asset turnover).

Menurut Kasmir (2008) rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat refektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang

dimilikinya. Menurut Kasmir (2008) ada beberapa jenis rasio aktivtas yaitu:

1) Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)

Perputaran piutang merupakan rasio yang di gunakan untuk mengukur berapa

lama penagihan piutang dalam satu periode. Semakin tinggi ratio menunjukan

bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah dan

kondisi bagi perusahaan sangat baik.

Rumus Receivable Turn Over:

Receivable Turn Over =

2) Perputaran persediaan

Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa

kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) berputar dalam satu periode.

Rumus untuk Inventory turn over adalah:

Inventory turn over =


39

3) Perputaran Modal kerja (working capital turn over)

Perputaran modal kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau

menilai keefektivan modal kerja perusahaan selama satu periode tertentu.

Artinya rasio ini mengukur seberapa banyak modal kerja berputar selama satu

periode. Rumus Perputaran modal kerja:

Perputaran modal keja =

4) Fixed assets turn over

Fixed assets turn over merupakan ratio yang digunakan untuk mengukur

berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu

periode.

Rumus Fixed assets turn over =

5) Total Asset Turn Over

Total Asset turn Over adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Selain itu, ratio ini

mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

Rumus Fixed assets turn over:

Fixed assets turn over =

Pada penelitian in rasio aktivitas di proksi oleh Total Assets Turn Over.

Perputaran aset adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat

efektivitas/ efisiensi perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan

menggunakan aset yang dimiliki atau dengan perkataan lain untuk mengukur
40

perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah

penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah aset yang digunakan.

Oleh karenanya semakin tinggi tingkat perputaran penjualan terhadap aset

maka dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan tersebut semakin baik. Dengan

semakin baiknya kinerja perusahaan maka akan semakin besar harapan bahwa

nilai perusahaan akan meningkat karena kepercayaan para investor atas

meningkatnya kinerja perusahaan tersebut. Meningkatnya kepercayaan investor

akan meningkatkan nilai perusahaan seiring dengan naiknya harga saham di pasar

modal (Sinaga, 2010).

2.1.14 Inflasi

Mankiw et al, (2012) menjelaskan bahwa inflasi adalah kenaikan tingkat

harga secara keseluruhan. Tingkat inflasi diukur sebagai persentase perubahan

dalam Indeks Harga Konsumen (IHK), deflator PDB, atau indeks-indeks lain

dalam harga keseluruhan. Inflasi dipengaruhi oleh jumlah uang. Teori ini disebut

dengan teori klasik.

Menurut (Insutkindro, 1993) indeks harga konsumen merupakan

pendekatan yang paling banyak digunakan dalam menghitung inflasi, hal ini

disebabkan karena data indeks harga konsumen dapat diperoleh dalam bentuk

bulanan, triwulan, ataupun tahunan. Di indonesia data ini dapat diperoleh dari

laporan biro pusat statistik, bank indonesia, ataupun lembaga keuangan lainnya.

Laju inflasi dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:


41

Menurut (Madura, 2006) inflasi merupakan kenaikan harga-harga pada

barang komoditas. Dimana perubahan dalam inflasi mampu mempengaruhi

aktivitas perdagangan internasional, yang akan berpengaruh terhadap permintaan

dan penawaran suatu mata uang dan karenanya mempengaruhi kurs. Sedangkan

menurut (A’yun, 2017) inflasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kenaikan

harga-harga secara terus-menerus pada suatu negara yang akan mengakibatkan

daya beli masyarakat menurun dan kenaikan tingkat bunga. Besar kecilnya laju

inflasi akan mempengaruhi suku bunga dan kinerja keuangan perusahaan dan

penurunan mata uang negara tersebut.

Menurut Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi

ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya kondisi ekonomi mengalami

permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga

harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi dapat meningkatkan

pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi

dari permintaan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas

perusahaan akan turun maka perlahan-lahan kinerja perusahaan juga ikut

menurun. Akibatnya minat investor terhadap saham perusahaan tersebut kurang

disukai dan jika minat investor turun maka harga saham juga berimbas akan turun

juga.

Menurut Rahwidhiyasa (2013) Kenaikan tingkat inflasi akan menyebabkan

penurunan daya beli uang. Besarnya pengaruh inflasi juga berpengaruh terhadap

harga saham, ini dikarenakan inflasi bagi ekonomi suatu negara sangat krusial.

Hubungan yang berlawanan antara tingkat inflasi dengan harga saham terjadi
42

karena ketika ada kenaikan tingkat inflasi akan mendorong investor untuk

menanamkan modalnya dalam bentuk tabungan dan deposito serta meninggalkan

jenis investasi dalam bentuk saham yang dipandang oleh invest beresiko tinggi.

Dampak dari pengalihan investasi ini akan berpengaruh pada melemahnya

permintaan saham sehingga pada gilirannya harga sahampun akan menurun. Maka

dapat dikatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap harga saham.

Menurut Nopirin (2009) terdapat berbagai jenis Inflasi, antara lain:

1. Jenis inflasi menurut sifatnya

 Creeping inflation adalah inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga

yang lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif

lama. Laju inflasi rendah (kurang dari 10% pertahun)

 Galloping inflation adalah inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga

yang cukup besar (biasanya double digit atau bahkan triple digit) dan

kadang kala berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai

sifat akselerasi. Artinya harga-harga minggu/bulan ini lebih tinggi dari

minggu/bulan lalu dan seterusnya.

 Hiper inflation merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-

harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk

menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam, perputaran uang maN

cepat, harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila

pemerintah mengalami defisit anggaran belanja (misalnya ditimbulkan

oleh adanya perang) yang dibelanjai/ditutup dengan mencetak uang.

2. Jenis inflasi menurut sebabnya


43

 Demand full inflation adalah inflasi yang bermüla dari adanya kenaikan

permintaan total (agregat demand), sedangkan produksi telah berada pada

keadaan kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati kesempatan kerja

penuh.

 Cost-pushi inflation adalah inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga

serta turunnya produksi.

Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju

inflasi Nopirin (2009) antara lain:

 Consumer Price Index (CPI) Indeks yang digunakan untuk mengukur

biaya atau pengeluaran rumah tangga dalam membeli sejumlah barang

bagi keperluan kebuthan hidup:

 CPI = (Cost of market basket ingiven year: Cost of marketbasket in base

year) x 100%

 Produsen Price Index dikenal dengan Whosale Price Index yang le oih

menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan mentan aw

material), bahan baku dan barang setengah jadi. Indecks PPI ini sejalan

dengan indeks CPI.

 GNP Deflator GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda

dengan indeks CPI dan PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang

dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih

banyak disbanding dengan kedua indeks diatas:

GNP Deflator = (GNP Nominal:GNP Riil)x 100%


44

Pada penelitian ini pengukuran inflasi ditentukan berdasarkan data inflasi

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia per 31 Desember setiap tahunnya selama

periode tahun 2016-2020 dan dinyatakan dalam satuan persen.

2.1. 15 Kurs Rupiah

Menurut Nopirin (2009), Nilai tukar merupakan harga di dalam pertukaran

dan dalam pertukaran antara 2 macam mata uang yang berbeda, akan terdapat

perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai

inilah yang disebut kurs atau exchange rate. Mankiw (2012) mengatakan bahwa

Perubahan nilai tukar mempunyai pengaruh negatif terhadap harga saham, setiap

perusahaan memiliki respon terhadap perubahan kurs yang terjadi, respon ini

dianggap sebagai risiko kurs atau risiko nilai tukar.

Menurut Musdholifah & Tony (2007) dalam Perlambang (2017) , nilai tukar

atau kurs adalah perbandingan antara harga mata uang suatu negara dengan mata

uang negara lain. Misal kurs rupiah terhadap dollar Amerika menunjukkan berapa

rupiah yang diperlukan untuk ditukarkan dengan satu dollar Amerika. Menurut

(Triyono, 2008), kurs (exchange rate) adalah pertukaran antara dua mata uang

yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga antara kedua mata

uang tersebut. Jadi, Nilai Tukar Rupiah adalah suatu perbandingan antara nilai

mata uang suatu negara dengan negara lain.

Pada penelitian ini menggunakan data kurs jual dan kurs beli diambil dari

situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id) pada periode 2015-2019. Kemudian


45

kurs jual dan kurs beli dihitung dengan menemukan rata-rata nilai tukar nilai

untuk setiap tahun.

2.1.16 Suku Bunga

Mishkin (2008) Suku Bunga adalah biaya pinjaman atau harga yang

dibayarkan untuk dana pinjaman tersebut. Oleh karena itu, bunga juga dapat

diartikan sebagai uang yang diperoleh atas pinjaman yang diberikan. Suku bunga

pada dasarnya mempunyai dua pengertian sesuai dengan peninjauannya yaitu bagi

bank dan bagi pengusaha. Bagi bank, bunga adalah suatu pendapatan atau suatu

keuntungan atas peminjaman uang oleh pengusaha atau nasabah. Dan bagi

pengusaha bunga dianggap sebagai ongkos produksi ataupun biaya modal. Suku

bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan dananya di bank

daripada menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang memiliki

tingkat risiko lebih besar.

Menurut Tandelilin (2010) Suku bunga yang tinggi akan mendorong

investor untuk menanamkan dananya di bank dari pada menginvestasikannya

pada sektor produksi atau industri yang memiliki tingkat risiko lebih besar.

Apabila terjadi kenaikan tingkat suku bunga, maka pergerakan harga saham akan

menurun, sebaliknya apabila terjadi penurunan tingkat suku bunga, maka harga

saham akan naik. Semakin tinggi tingkat bunga perbankan, akan menyebabkan

investor mengalihkan investasinya pada investasi di perbankan, obligasi atau aset-

aset keuangan berpendapatan tetap Karena investor mengurangi portofolio saham


46

dengan melepas saham, maka suplai saham di bursa saham meningkat dan

selanjutnya akan menyebabkan penurunan harga saham tersebut.

Menurut (Sunariyah, 2000) tingkat suku bunga dinyatakan sebagai

presentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan satu ukuran harga,

sumber yang digunakan oleh debitur yang dibayarkan kepada debitur. Unit waktu

biasanya dinyatakan dalam satuan tahun (satu tahun investasi) atau bisa lebih

pendek dari satu tahun. Menurut (F. S. Mishkin, 2008) suku bunga adalah biaya

pinjaman atau harga yag diperoleh atas pinjaman yang diberikan.

Menurut (Samsul, 2015) kenaikan suku bunga pinjaman sangat berdampak

negatif bagi setiap emiten, karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan

menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih berarti penurunan laba per saham

dan akhirnya akan berakibat pada turunnya harga saham dipasar saham. Begitu

juga sebaliknya, penurunan tingkat bunga pinjaman atau deposito akan menaikan

harga saham di pasar saham.

Menurut (Sudiyatno, 2010) Naiknya tingkat bunga akan mendorong

masyarakat untuk menabung, dan malas untuk berinvestasi di sektor riil.

Kenaikkan tingkat bunga juga akan ditanggung oleh investor, yaitu berupa

kenaikan biaya bunga bagi perusahaan. Masyarakat tidak mau berisiko melakukan

investasi dengan biaya tinggi, akibatnya investasi menjadi tidak berkembang.

Perusahaan banyak mengalami kesulitan untuk mempertahankan hidupnya, dan

ini menyebabkan kinerja perusahaan menurun.

Suku bunga dapat dikatakan juga sebagai nilai atau keuntungan yang

diberikan kepada investor dari penggunaan dana investasi atas dasar perhitungan
47

nilai ekonomis dalam periode waktu tertentu. Dimana tingkat suku bunga

ditentukan oleh pemerintah dan tingkat suku bunga bank digunakan untuk

mengontrol perekonomian suatu negara, tingkat suku bunga yang berlaku di bank

tersebut baik untuk sumber dana maupun pinjaman (Fakhruddin, 2008:95). Di

Indonesia tingkat suku bunga ditentukan oleh Bank Indonesia.

Tingkat suku bunga dalam penilitan ini dicerminkan dengan nilai BI-7

Day Reverse Repo Rate. BI 7-Day (Reverse) Repo Rate data dalam penelitian ini

diambil dari situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id) untuk periode 2016 -

20120. Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate digunakan sebagai suku bunga

kebijakan baru karena dapat secara cepat memengaruhi pasar uang, perbankan dan

sektor riil (Bank Indoensia, n.d.). Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo

Rate sebagai acuan yang baru memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga

pasar uang, sifatnya transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan mendorong

pendalaman pasar keuangan, khususnya penggunaan instrumen repo.

Dengan penggunaan instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai

suku bunga kebijakan baru, terdapat tiga dampak utama yang diharapkan, yakni:

1. Menguatnya sinyal kebijakan moneter dengan BI-7 Day Reverse Repo

Rate (BI7DRR) sebagai acuan utama di pasar keuangan.

2. Meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui

pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga

perbankan.
48

3. Terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam, khususnya transaksi dan

pembentukan struktur suku bunga di Pasar Uang Antar Bank (PUAB)

untuk tenor 3-12 bulan (Bank Indoensia, n.d.).

2.2 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian terdahulu terdapat beberapa penelitian yang penulis

temukan dengan beberapa tema yang tidak jauh berbeda mengenai variable

kinerja keungan, makro ekonomi, harga saham dan nilai perusahaan.

1. Sondakh, (2019) melakukan penelitian yang berjudul “The Effect Of Dividend

Policy, Liquidity, Profitability And Firm Size On Firm Value In Financial

Service Sector Industries Listed In Indonesia Stock Exchange 2015-2018

Period”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak signifikan

terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Likuiditas dan ukuran perusahaan secara

parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini

berarti semakin menigkat likuiditas perusahan maka akan meningkatkan nilai

perusahaan.

2. Markonah et al., (2020) melakukan penelitian yang berjudul “Effect Of

Profitability, Leverage, And Liquidity To The Firm Value” Studi pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Jakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas (ROA) dan leverage

(DER) berpengaruh signifikan terhadap variabel nilai perusahaan (PBV)

sedangkan variabel likuiditas (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap


49

perusahaan variabel nilai (PBV). Hal ini berarti semakin tinggi nilai ROA dan

DER maka akan meningkatkan nilai perusahaan, Sedangkan peningkatan nilai

current ratio tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan.

3. Sari & Sedana, (2020) melakukan penelitian yang berjudul “Profitability and

Liquidity on Firm Value and Capital Structure as Intervening Variable”.

Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur modal dan profitabiltas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini bermakna

bahwa pemilihan struktur modal yang tepat dan peningkatan profitabilitas

dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini likuiditas

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini

bermakna bahwa peningkatan likuiditas perusahaan dapat mengakibatkna

penurunan nilai perusahaan.

4. Pangestuti & Tindangen, (2020) melakukan penelitian yang berjudul “The

Influence of Internal and External Factors on Firm Value.

Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur modal berpengaruh secara

signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan likuiditas dan tingkat bunga

tidak memiliki berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini

bermakna bahwa peningkatan likuitas dan tingkat bunga tidak cukup

mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan. Sedangkan Nilai tukar dalam

penelitian ini dinyatakan dengan tingkat menengah memiliki efek negatif

signifikan terhadap perusahaan nilai. Dalam hal ini jika nilai tukar mengalami

depresiasi maka akan menurunkan nilai perusahaan.


50

5. Hapsoro & Falih, (2020) melakukan penelitian yang berjudul “The Effect of

Firm Size, Profitability, and Liquidity on The Firm Value Moderated by

Carbon Emission Disclosure”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas memiliki pengaruh

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun,

profitabilitas memiliki positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan.

6. Yusuf & Syarif, (2021) melakukan penelitian yang berjudul ” The Role Of

Profitability, Capital Structure And Firm Size Towards The Firm Value Ofpt.

Citra Marganusaphala Persada,Tbk During Period 1995-2016”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return on assets berpengaruh

negatif dan signifikan mempengaruhi nilai perusahaan, DER berpengaruh

negatif dan signifikan pada nilai perusahaan. Hal tersebut bermakna bahwa

peningkatan DER dapat berpengaruh atau menurunkan nilai perusahaan.. selain

itu, ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada nilai

perusahaan.

7. Saragih & Hakiman, (2021) melakukan penelitian yang berjudul “Effect of

TATO, DER, ROE and Size on Company Value (Study on Manufacturing

Companies Listed in IDX Year 2016 – 2019)”

Hasil Penelitian menunjukan bahwa Struktur Modal (DER) dan

Profitabilitas (ROE) berpengaruh positif dan signifikan pada Nilai Perusahaan.

Hal ini bermakna bahwa peningkatan DER dan ROE dapat meningkatkan nilai

perusahaan. Sementara Manajemen Aset (TATO) berpengaruh positif dan tidak


51

signifikan terhadap Nilai Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan (SIZE) memiliki

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Perseroan Nilai.

8. Bahraini et al., (2021) melakukan penelitian yang berjudul “Determinants of

Firm Value: A Case Study of the Food and Beverage Sector of Indonesia”

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa peningkatan faktor TATO, CR,

dan Size mengakibatkan penurunan nilai perusahaan, sedangkan pengaruh

faktor ROE dan DER terhadap sebaliknya menyebabkan PBV meningkat.

Secara bersama-sama, semua determinan yang diperkirakan mempengaruhi

nilai perusahaan. Implikasi praktis dari Temuan penelitian bagi perusahaan

adalah jika profitabilitas meningkat, peningkatan total hutang dapat

meningkatkan nilai perusahaan. Namun, penggunaan hutang harus

dialokasikan untuk investasi baik aktiva lancar maupun aktiva tetap, jika aktiva

tersebut digunakan secara efisien untuk menghasilkan keuntungan sehingga

berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.

9. Firdaus, (2019) melakukan penelitian yang berjudul “THE EFFECT OF DER,

TATO, ROA AND SHARE PRICE TO PBV (Studies on the food and beverage

industry on the Indonesia Stock Exchange period of 2012-2018)”

Dari hasil penelitian mendapatkan nilai Adjusted R-Square sebesar

79,12%. Sebagian menunjukkan bahwa DER negatif dan efek yang signifikan

terhadap PBV. Hal ini bermakna bahwa penurunan DER dapat meningkatkan

nilai perusahaan, sebaliknya peningkatan DER dapat menurunkan nilai

perusahaan. TATO, Harga Saham variabel secara parsial berpengaruh positif


52

dan signifikan ke PBV. Variabel ROA secara parsial memiliki positif dan tidak

efek yang signifikan terhadap PBV.

10. Marchianti et al., (2017) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Current Ratio, Total Asset Turnover Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Price

To Book Value Dengan Return On Asset Sebagai Variabel Intervening (Studi

Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia

Periode 2013-2017)

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa current ratio dan total

asset turnover berpengaruh signifikan terhadap price to book value. Sebaliknya

debt to equity ratio dan return on asset tidak berpengaruh signifikan terhadap

price to book value. Current ratio dan total asset turnover berpengaruh

signifikan terhadap price to book value dengan return on asset sebagai variabel

intervening. Sebaliknya debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan

terhadap price to book value dengan return on asset sebagai variabel

intervening.

11. Misran & Chabachib, (2017) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis

Pengaruh Der Cr Dan Tato Terhadap Pbv Dengan Roa Sebagai Variabel

Intervening (Studi Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar

Pada Bei Tahun 2011 – 2014)”

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Current Ratio (CR) tidak

berpengaruh negatif signifikan terhadap Price to Book Value (PBV), Debt to

Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO), dan Return on Asset

(ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap Harga menjadi Nilai Buku


53

(PBV). Return on Asset (ROA) dapat memediasi pengaruh antar variabel Debt

to Equity Ratio (DER) independen dan Total Asset Turnover (TATO) terhadap

Price to Book Nilai (PBV). Namun Return on Asset (ROA) tidak dapat

memediasi pengaruh antara Current Ratio (CR) menjadi Price to Book Value

(PBV)

12. (Tanjung, 2020a) The Effect Of Return On Assets, Free Cash Flow, And Debt

To Equity Ratio On Company Value.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Return on Asset dan

Leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan variabel Arus Kas

Bebas tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

13. (Irnawati, 2019) Pengaruh return on assets , return on equity Dan current

ratio terhadap nilai perusahaan dan Dampaknya terhadap kebijakan deviden

(Studi kasus pada Perusahaan Construction and Engineering yang terdaftar di

Bursa Efek Singapura).

Hasil Penelitian menunjukan bahwa Terdapat pengaruh Return On

Assets, Return On Equity, Current Ratio, Return On Assets terhadap Nilai

Perusahaan. Hal ini berarti bahwa peningkatan Return On Assets, Return On

Equity, Current Ratio, Return On Assets maka akan meningkatkan nilai

perusahaan. Sedangkan Return On Equity dan Current Ratio secara simultan

terhadap nilai perusahaan.

14. (Dianti et al., 2020) The Effect Of Return On Assets And Debt To Equity Ratio

To Price To Book Value (Study Of Property And Real Estate Sub Sector
54

Companies Listed On The Indonesia Stock Exchange For The Period Of 2016-

2018).

Hasil penelitian menunjukkan variabel return on asset tidak

mempengaruhi harga terhadap nilai buku tetapi rasio hutang terhadap ekuitas

mempengaruhi harga terhadap nilai buku.

15. (Putri & Henny Rahyuda, 2020) Effect of Capital Structure and Sales Growth

on Firm Value with Profitability as Mediation.

Hasil penelitian menunjukkan DER berpengaruh negatif signifikan

terhadap ROA, SG berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. DER tidak

mempengaruhi PBV. SG berpengaruh positif signifikan terhadap PBV. ROA

dapat bertindak sebagai mediator pengaruh DER, SG, dan DPR terhadap PBV.

16. (Nuryani et al., 2021) Pengaruh Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap

Nilai Perusahaan pada Perusahaan Properti dan Real Estate.

Hasil penelitian faktor ekternal perusahaan yaitu inflasi dan suku bunga

mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa semakin

tinggi meningkat nilai suku bunga dan inflasi makan akan meningkatkan nilai

perusahaan. Sedangkan faktor internal perusahaan yaitu leverage dan likuiditas

tidak mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan. Hal ini bermakna bahwa

adanya peningkatan dan penurunan rasio laverage dan likuiditas tidak mampu

mempengaruhi atau meningkatkan nilai perusahaan.

17. Pujiati and Hadiani (2020) Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan

Dividen, Inflasi dan Nilai Tukar terhadap Nilai Perusahaan.


55

Dari penelitian ini diketahui bahwa profitabilitas rendah (ROE) dan

kebijakan dividen (DPR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan (PBV), hal ini berarti bahwa semakin tinggi nilai deviden dan ROE

perusahaan maka akan meningkatkan nilai perusahaan.

Sedangkan inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

nilai perusahaan (PBV) dan nilai tukar (US $) memiliki efek negative dan

signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).

18. (Dewi Sartika et al., 2019) Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar, Dan

Produk Domestik Bruto Terhadap Nilai Perusahaan.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa inflasi berpengaruh negatif,

artinya ketika nilai inflasi mengalami peningaktan maka akan menurunkan

nilai perusahaan. Kemudian suku bunga, nilai tukar dan produk domestik bruto

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Salain itu inflasi, suku bunga, nilai tukar, dan produk domestik bruto

berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur subsektor tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2012-2017 secara simultan dan berpengaruh positif dan

signifikan. berpengaruh terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur.

Tekstil dan Garmen Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Keempat, inflasi, suku

bunga, nilai tukar, dan produk domestik bruto secara bersama-sama

mempengaruhi nilai perusahaan di Subsektor Tekstil dan Perusahaan

Manufaktur Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


56

19. (Sabaru et al., 2021) Pengaruh Profitabilitas, Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap

Nilai Perusahaan Pada Sektor Trade, Service And Investment Yang Terdaftar

Di BEI.

Hasil penelitian menunjukan secara persial variabel Profitabilitas (ROA)

berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) pada sektor Trade, Service and

Investment yang terdaftar di BEI periode 2014-2018. Sedangkan variabel

Inflasi dan Nilai Tukar tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV)

pada sektor Trade, Service and Investment yang terdaftar di BEI periode 2014-

2018. Dan secara simultan Profitabilitas (ROA), Inflasi dan Nilai Tukar

memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) pada sektor Trade, Service

and Investment yang terdaftar di BEI periode 2014-2018. Perusahaan

sebaiknya menjaga ROA dan memperhatikan Inflasi dan Nilai tukar agar tidak

dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

20. (Ahmad et al., 2020) The Effects of Macroeconomic Factors on Firm Value:

Empirical Evidence from Nigeria.

Studi ini menemukan bahwa pertumbuhan PDB dan Inflasi masing-

masing memiliki pengaruh negatif dan positif yang signifikan terhadap nilai

perusahaan. Namun nilai tukar berpengaruh signifikan dan positif terhadap

nilai perusahaan. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan tiga variabel

kontrol: ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan

perusahaan.

Sedangkan ukuran dewan komisaris dan ukuran perusahaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan pertumbuhan


57

perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian,

penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor makroekonomi mempengaruhi nilai

perusahaan dari emiten di Nigeria. Secara umum, temuan ini sejalan dengan

literatur sebelumnya, yang menunjukkan bahwa faktor makroekonomi seperti

tingkat pertumbuhan PDB, tingkat inflasi, dan nilai tukar berada di luar kendali

organisasi, oleh karena itu, perlu perusahaan untuk memprediksi beragam efek

dari makroekonomi tersebut.

21. (Isnurhadi et al., 2017) The Effect of Macroeconomic Fundamental Factors On

Corporate Value Through Financial Performance As Intervening Variables In

Manufacturing Companiesn In Indonesia Stock Exchange.

Hasil analisis menunjukkan bahwa; Inflasi dan suku bunga berpengaruh

negatif signifikan terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan sedangkan

nilai tukar tidak berpengaruh. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Kinerja keuangan

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Inflasi dan Suku

secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan. Kinerja keuangan tidak

memediasi pengaruh inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terhadap nilai

perusahaan. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh tidak langsung terhadap nilai

perusahaan melalui kinerja keuangan sebagai variabel intervening.

22. (Sugiarto & Santosa, 2018) Pengaruh Indikator Makro Ekonomi, Kinerja

Keuangan, Dan Tata Kelola Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Properti

Di Bursa Efek Indonesia.


58

Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku bunga BI, nilai tukar rupiah

terhadap US Dollar, ROE, TATO, Leverage, penggunaan akuntan publik big

four, dan kepemilikan manajerial secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan yang diwakili oleh variabel Tobin's Q. Secara parsial

Suku bunga BI, nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, ROE, dan TATO

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini bermakna bahwa

peningkatan Suku bunga BI, nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, ROE, dan

TATO dapat meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan leverage, penggunaan

kantor akuntan publik big four, dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang

utuh untuk mencari jawaban ilmiah terhadaap masalah penelitian yang

menjelaskan tentang variabel variabel, hubungan antara variabel secara teoritis

yang berhubungan dengan hasil penelitian terdahulu yang kebenarannya dapat

diuji secara empiris (Iskandar, 2008). Kerangka konseptual penelitian

menjelaskan secara teoritis model konseptual variabel-variabel penelitian, tentang

bagaimana pertautan teori-teori yang berhubungan dengan variabel-variabel

penelitian, yaitu varabel dependen dan variabel independen.

Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah Nilai perusahaan (Y).

nilai perusahaan adalah nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas

perusahaan yang beredar (Kwon, 2008).


59

Ada dua faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu faktor internal

dan ekstenal. Beberapa faktor internal yaitu variabel likuiditas, profitabilitas,

solvabilitas, aktivitas (Pangestuti & Tindangen, 2020). Sedangkan pada faktor

internal penelitian ini menggunakan variabel Inflasi, suku bunga dan kurs.

Likuiditas yang tinggi menunjukkan kekuatan perusahaan dari segi

kemampuan untuk memenuhi hutang lancar dari harta lancar yang dimiliki

sehingga hal ini meningkatkan kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan

tersebut.

Struktur modal pada penelitian ini di ukur dengan Debt to equty ratio.

Debt to Equity ratio menunjukkan seberapa besar perusahaan memakai pendanaan

yang diperoleh melalui utang jika dibandingkan dengan modal sendiri.

Rasio Aktivitas pada penelitian ini di ukur dengan menggunakan Total

Aset Turn Over. Perputaran aset adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur

tingkat efektivitas/ efisiensi perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan

menggunakan aset yang dimiliki atau dengan perkataan lain untuk mengukur

perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah

penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah aset yang digunakan. Oleh karenanya

semakin tinggi tingkat perputaran penjualan terhadap aset maka dapat dikatakan

bahwa kinerja perusahaan tersebut semakin baik.

Profitabilitas pada penelitian ini diikur dengan menggunakan Return on

Asset. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan

perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliknya. Semakin tinggi


60

ROA semakin tinggi keuntungan. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan

perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai perusahaan.

Laju inflasi yang tinggi akan mendorong kenaikan harga bahan baku dan

meningkatkan berbagai biaya operasi perusahaan, menyebabkan harga jual barang

meningkat dan menurunkan daya beli masyarakat. Hal ini berdampak pada

turunnya penjualan perusahaan, sehingga keuntungan dan kinerja keuangan

perusahaan mengalami penurunan dan secara tidak langsung berdampak pada nilai

perusahaan.

Nilai tukar rupiah memilikii pengaruh utama terhadap perusahaan yang

mengandalkan bahan baku impor. Depresiasi rupiah akan menyebabkan kenaikan

biaya produksi, sehingga berdampak pada penurunan profitabilitas perusahaan.

Tingkat suku bunga yang tinggi tentu sangat memberatkan operasi

perusahaan yang ingin melakukan investasi baru, terutama bagi perusahaan yang

memiliki rasio pinjaman yang tinggi, karena terancam tidak mampu melunasi

hutang-hutangnya, sehingga berdampak pada jatuhnya kinerja keuangan

perusahaan.

Sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, maka variabel yang

mempengaruhi Nilai perusahaan dalam menyusun kerangka konseptual yang logis

antar konsep dalam penelitin ini adalah:


61

Current Ratio Likuiditas

Debt Equity Ratio Struktur


Modal

Aktivitas
TATO

Profitabilita Nilai Perusahaan


Return On Asset
ss

Inflasi
Data Inflasi BI

Kurs PBV
Kurs Tengah BI

Suku Bunga
BI 7-Day (Reverse) Repo
Rate

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konsep di atas maka dalam penelitian ini dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

2.4.1 Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai perusahaaan

Kinerja keuangan yang diasumsikan dengan rasio likuiditas

menggambarkan mengenai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban


62

keuangannya yang harus segera dipenuhi dalam jangka pendek atau satu tahun

terhitung sejak tanggal Neraca dibuat (Rahardjo, 2009).

Rasio likuiditas yang menggambarkan kinerja keuangan perusahaan dari

segi kewajiban dapat mempengaruhi penilaian masyarakat khususnya investor

dalam rangka memberikan kepercayaan kepada perusahaan untuk menanamkan

modal. Jika perusahaan masih memiliki kemampuan yang bagus dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya (periode satu tahun) dengan menggunakan aktiva

lancar maka perusahaan dapat dikatakan likuid. Likuiditas padacu penelitian ini

diukur dengan current ratio.

Tingginya tingkat likuiditas suatu perusahaan menggambarkan ketersediaan

dana perusahaan untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan. Investor

berasumsi bahwa perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi memiliki

prospek bagus. Semakin likuid perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan

memiliki peluang untuk terus berkembang. Menurut Thaib and Acong (2017),

semakin likuid perusahaan, semakin tinggi tingkat kepercayaan kreditur untuk

meminjamkan dana untuk meningkatkan nilai perusahaan di mata kreditur dan

calon investor. Selain itu, Tingkat current ratio yang tinggi mencerminkan

kecukupan kas dan tingkat likuiditas yang tinggi pula, sehingga tingkat

kepercayaan investor akan meningkat. Hal ini akan meningkatkan citra

perusahaan di mata investor sehingga dapat berpengaruh positif kepada nilai

perusahaan. Dengan demikian investor tidak perlu khawatir dalam

menginvestasikan dananya, jika suatu saat terjadi hal yang tidak diinginkan.

(Annisa & Chabachib, 2017).


63

Dari beberapa penelitian sebelumnya, Sondakh (2019), Hapsoro dan Falih

(2020) menemukan Likuiditas yang diukur dengan Aktiva Lancar (CR)

berpengaruh positif dan signifikan nilai perusahaan. Sehingga hipotesis pada

hubungan ini adalah:

H1: Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai perusahaaan

2.4.2 Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

Struktur modal meupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena

baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi

finansial perusahaan, terutama dengan adanya hutang yang sangat besar akan

memberikan beban kepada perusahaan. Jensen (1986) menyatakan bahwa dengan

adanya hutang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow

secara berlebihan oleh manajemen, dengan demikian menghindari investasi yang

sia-sia.

Dalam teori Modigliani and miller mempertimbangkan struktur modal

mempengaruhi kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. Mereka berpendapat jika

perusahaan berhutang lebih banyak, maka biaya modal saham akan meningkat,

sehingga penghematan pajak pun lebih besar. Pajak yang dibayarkan kepada

pemerintah yang berarti aliran kas keluar. Hutang bisa digunakan untuk

menghemat pajak, karena biaya bunga hutang dapat dipakai sebagai pengurang

pajak. Sehingga jika pajak yang dibayarkan kecil, perusahaan dapat meningkatkan

labanya. Semakin besar penggunaan hutang maka semakin meningkat kinerja

perusahaan dan nilai perusahaan. Hal tersebut tidak mempertimbangkan


64

kebangkrutan. Seperti pada teori sebelumnya tidak memperhatikan tingkat

kebangkrutan perusahaan jika menggunakan hutang yang besar dalam struktur

modal (Anisa et al., 2020).

Keputusan penggunaan hutang merupakan sinyal yang terpercaya untuk

para investor. Perusahaan yang menggunakan hutang dapat dipandang sebagai

perusahaan yang yakin terhadap prospek perusahaan tersebut di masa datang.

Penggunaan hutang merupakan sinyal positif bagi perusahaan untuk menarik

investor, karena semakin tinggi proporsi hutang pada tingkatan tertentu

menyebabkan kenaikan pada nilai perusahaan melalui nilai price book value.

Struktur modal dalam penelitian ini diproksikan dengan debt to equity rasio

tersebut merupakan rasio yang menunjukan bagaimana kemampuan.

Rasio-rasio untuk mengelola hutangnya dalam rangka memperoleh

keuntungan perusahaan untuk mengooptimalkan hutangnya maka hal tersebut

dapat meningkatkan nilai perusahaan. Juga mampu untuk melunasi kembali

hutangnya. Dianti et al (2020), Markonah (2020), Tanjung (2020) DER

berpengaruh positif signifikan terhadap perusahaan (PBV). Oleh karena itu, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H2: Debt Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan
65

2.4.3 Pengaruh Ratio Aktivitas di proksi TATO Terhadap Nilai

Perusahaan

Ratio aktivitas pada penelitian ini di proksikan dengan Perputaran Asset.

Bagi investor atau calon investor memiliki tujuan utama dalam berivestasi adalah

mendapatkan keuntungan maksimum dan risiko yang minimum. Perusahaan yang

memperoleh keuntungan maksimum adalah perusahaan yang dapat mengelola

kinerja perusahaannya dengan baik seperti penggunaan aset perusahaan.

Dalam mengelola penggunaan aset perusahaan perlu adanya perputaran

aktiva yang menggunakan berbagai aktivanya dengan efektif sehingga dapat

mengubahnya ke penjualan dan akan memperoleh laba. Semakin tingginya nilai

TATO maka penggunaan aset perusahaan semakin baik, sehingga akan

mendapatkan respon positif dari investor dan dapat menyebabkan harga saham

perusahaan meningkat. Perusahaan yang memiliki perputaran aktiva rendah

menunujukkan bahwa jumlah aktivanya lebih besar dari pada penjualan sehingga

tidak dapat memperoleh laba yang maksimum (Warouw, et all 2016).

Semakin tinggi tingkat perputaran penjualan terhadap aset maka dapat

dikatakan bahwa kinerja perusahaan tersebut semakin baik. Dengan semakin

baiknya kinerja perusahaan maka akan semakin besar harapan bahwa nilai

perusahaan akan meningkat karena kepercayaan para investor atas meningkatnya

kinerja perusahaan tersebut. Meningkatnya kepercayaan investor akan

meningkatkan nilai perusahaan seiring dengan naiknya harga saham di pasar

modal.
66

Menurut Kasmir (2010:113), rasio aktivitas digunakan untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Semakin tinggi

rasio aktivitas dapat berarti bahwa semakin tinggi jumlah penjualan yang

diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Hal ini berarti semakin tinggi rasio aktivitas,

maka akan terlihat semakin baik dan kemungkinan akan meningkatkan nilai

perusahaan yang tercermin melalui harga saham.

Hal ini didukung dnegan penelitian Misran & Chabachib, (2017) dan

Firdaus (2020) yang menemukan bahwa TATO memiliki pengaruh positif

terhadap nilai perusahaan. Sehingga hipotesis pada penelitian ini yaitu:

H3: Ratio Aktivitas yang di proksi dengan TATO berpengaruh positif

signifikan terhadap nilai perusahaan

2.4.4 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai perusahaaan

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan

laba yang dapat digunakan dalam keberlangsungan usahanya. Profitabilitas juga di

gambarkan sebagai prestasi dari sebuah perusahaan karena profitabilitas dapat

digunakan sebagai bahan evaluasi atas evektifitas pengelolan suatu badan usaha.

Profitabilitas juga merupakan faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan,

jika manajer mampu mengelola perusahaan dengan baik maka biaya yang akan

dikeluarkan oleh perusahaan akan menjadi lebih sehingga profit yang dihasilkan

menjadi lebih besar. Besar atau kecilnya profit ini akan mempengaruhi nilai

perusahaan (Kasmir, 2008).


67

Profitabilitas akan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan karena

semakin baik pertumbuhan profitabilitas, berarti prospek perusahaan di masa

depan dinilai semakin baik juga, artinya semakin baik pula nilai perusahaan

dimata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

meningkat, maka nilai perusahaan juga akan meningkat (Husnan, 2001).

Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan return on asset. Perusahaan

yang memiliki profitabilitas tinggi setiap tahunnya, cenderung diminati oleh

banyak investor. Dampaknya, akan membuat permintaan saham atas perusahaan

tersebut meningkat, yang secara tidak langsung akan meningkatkan harga saham

dan akhirnya akan diikuti dengan kenaikan pada nilai perusahaan. Profitabilitas

yang tinggi berkaitan dengan prospek perusahaan yang bagus sehingga memicu

investor untuk meningkatkan permintaan saham, permintaan sanam yang

meningkat menyebabkan nilai perusahaan meningkat (Bhattacharya, 2009). Pada

penelitian Irnawati (2019, Tanjung (2020) menemukan bahwa Terdapat pengaruh

Return On Assets (ROA) terhadap Nilai Perusahaan.

Berdasarkan dari penjelasan tersebut, maka dapat diajukan hipotesis tentang

pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan scbagai berikut.

H4 :Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Nilai perusahaaan

2.4.5 Pengaruh Inflasi terhadap Nilai perusahaan

Inflasi merupakan proses dari kenaikan harga-harga umum barang-barang

secara terus menerus (Nopirin, 2012). Laju inflasi yang tinggi akan mendorong

kenaikan harga bahan baku dan meningkatkan berbagai biaya operasi perusahaan,
68

menyebabkan harga jual barang meningkat dan menurunkan daya beli

masyarakat. Hal ini berdampak pada turunnya penjualan perusahaan, sehingga

keuntungan dan kinerja keuangan perusahaan mengalami penurunan dan secara

tidak langsung berdampak pada nilai perusahaan.

Penelitian Sartika et al (2019) dan Hutomo et al., 2020) menemukan bahwa

Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga

hipotesis penelitian ini adalah:

H5: inflasi berpengaruh Negatif Signifikan terhadap nilai perusahaan

2.4.6 Pengaruh Kurs Terhadap Nilai Perusahaan

Nilai tukar adalah harga dari mata uang domestik dalam mata uang asing.

Nilai tukar merupakan sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat

dipertukarkan dengan satuan unit mata uang negara lain. Nilai tukar rupiah

memilikii pengaruh utama terhadap perusahaan yang mengandalkan bahan baku

impor. Depresiasi rupiah akan menyebabkan kenaikan biaya produksi, sehingga

berdampak pada penurunan profitabilitas perusahaan (Darminto, 2008).

Menurunnya profitabilitas akan mengurangi kepercayan investor dalam

melakukan investasi diperusahaan tersebut, sehingga berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

Pada Penelitian Pangestuti & Tindangen, (2020), Fuad and Wandari (2018)

dan Sugiarto & Santosa, (2018) menemukan nilai tukar yang dinyatakan dengan

nilai tengah berpengaruh negatif signifikan terhadap perusahaan nilai. Oleh Karen

itu, hipotesis penelitian ini adalah:


69

H6: Nilai tukar rupiah berpengaruh Negatif Signifikan terhadap nilai

perusahaan

2.4.7 Pengaruh Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan

Suku bunga merupakan harga dari pinjaman (Sunariyah, 2010). Tingkat

suku bunga yang tinggi tentu sangat memberatkan operasi perusahaan yang ingin

melakukan investasi baru, terutama bagi perusahaan yang memiliki rasio

pinjaman yang tinggi, karena terancam tidak mampu melunasi hutang-hutangnya,

sehingga berdampak pada jatuhnya kinerja keuangan perusahaan.

Pada penelitian Noerirawan & Muid, (2019) dan Rahayu & Pratiwi, (2020)

menemukan suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Maka hipotesis penelitian ini adalah:

H7: Suku bunga (SBI) berpengaruh Negatif Signifikan terhadap nilai

perusahaan
BAB III

METODE PENELITIAN

2.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang bersifat

induktif, objektif dan ilmiah dimana data yang di peroleh berupa angka-angka

(score, nilai) atau pernyataan-pernyataan yang di nilai, dan dianalisis dengan

analisis statistik. Menurut Sugiyono (2004) penelitian kuantitatif adalah penelitian

dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang

diangkakan. Penelitian kuantitatif juga digunakan untuk membuktikan atau

menolak suatu teori.

2.2 Obyek Penelitian

Objek penelitian menurut (Sugiyono, 2009, p.32) merupakan suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel

tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Adapun yang

menjadi objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan sector Energi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2019.

Pemilihan objek penelitian pada studi ini berdasarkan Indonesia Stock

Exchange Industrial Classification (IDX-IC) yang di rilis oleh Bursa Efek

Indonesia pada tanggal 25 Januari 2021 dengan jumlah 12 sektor diantaranya

sektor energi, barang baku, perindustrian, barang konsumen primer, barang

konsumen non primer, kesehatan, keuangan, property dan real estate, teknologi,

dan produk investasi tercatat.

70
71

2.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari daan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sector energi yang

terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) dalam kurung waktu periode 2015-2019.

Jumlah perusahaan Sektor energi yang Go Public sampai dengan tahun 2015 -

2019 sebanyak adalah sebanyak 65 perusahaan.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2009). Sampel dari penelitian ini ditentukan dengan

metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu.

Adapun kriteristik perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Seleksi Sampel

Tabel 3.1. Jumlah Perusahaan yang tercatat berdasarkan kriteria sampel tahun 2014-2019
Jumlah
No Kriteria Sampel 2015 2016 2017 2018 2019
Perusahaan 2019
Jumlah perusahaan tercatat dalam sektor energi
1 52 53 57 62 64 64
tahun 2015-2019
Dikurangi dengan jumlah perusahaan yang tidak
2 tercatat secara kontinyu dalam sektor energi 0 (1) (5) (10) (12) (12)
periode 2015-2019
Jumlah perusahaan yang tercatat disektor energi
3 52 52 52 52 52 52
secara kontinyu 2015-2019
Di kurangi dengan perusahaan yang tidak
4 menyediakan laporan keuangan secara lengkap (12) (9) (6) (6) (7) (12)
pada tahun 2015-2019
Dikurangi dengan perusahaan yang datanya
5 (4) (4) (2) (0) (0) (4)
outlier
Total Sampel 36
72

Berdasarkan beberapa kriteria yang telah ditentukan pada tabel 3.2 , maka

diperoleh sampel penelitian sebanyak 36 dari 65 perusahaan sektor energi sebagai

berikut:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 ADRO Adaro Energy Tbk


2 AKRA AKR Corporindo Tbk
3 ARII Atlas Resources Tbk
4 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk
5 BIPI Astrindo Nusantara Infrastrukt.tbk
6 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk.
7 BULL Buana Lintas Lautan Tbk.
8 BUMI Bumi Resources Tbk.
9 BYAN Bayan Resources Tbk.
10 DOID Delta Dunia Makmur Tbk.
11 DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk
12 ELSA Elnusa Tbk.
13 ENRG Energi Mega Persada Tbk.
14 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk
15 GEMS Golden Energy Mines Tbk.
16 HRUM Harum Energy Tbk
17 INDY Indika Energy Tbk
18 ITMA Sumber Energi Andalan Tbk.
19 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
20 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk.
21 KOPI Mitra Energi Persada Tbk.
22 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk.
23 MBSS Mitrabahtera Segara Sejati Tbk
24 MEDC Medco Energi Internasional Tbk
25 MYOH Samindo Resources Tbk
26 PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk.
27 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk
28 PTBA Bukit Asam Tbk.
29 PTIS Indo Straits Tbk.
30 PTRO Petrosea Tbk.
31 RAJA Rukun Raharja Tbk
32 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk.
33 SMMT Golden Eagle Energy Tbk
34 SMRU SMR Utama Tbk.
35 TOBA TBS Energi Utama Tbk.
36 WINS Wintermar Offshore Marine Tbk

Sumber: Eloborasi Peneliti


73

2.4 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menggunakan data yang

berbentuk angka pada analisis statistik. Berdasarkan hubungan antar variabel,

penelitian ini termasuk penelitian kausal. (Sugiyono, 2009) menyatakan

penelitian kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan sebab

akibat terhadap variabel lainnya. Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah kinerja keuangan dan makro ekonomi, sedangkan variabel independennya

adalah Likuiditas (X1), Struktur Modal (X2), Rasio Aktivitas (X3) , Profitabilitas

(X4) ,(Inflasi (X5), Kurs (X6) dan Suku bunga (X7) dan Nilai perusahaan (Y1).

Penelitian ini menggunakan sumber data berupa data sekunder. Data

sekunder adalah data yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan (Silalahi,

2010). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Current

Ratio, Return On Assets, Debt Equity Ratio, Perputaran aset, Inflasi, dan suku

bunga dan kurs). Data ekternal tersebut diperoleh dari alamat situ Bank Indonesia

(BI) dan data internal perusahaan diperoleh dari laporan keuangan serta laporan

tahunan perusahaan yang tercatat di sector energi Bursa Efek Indonesia dari

www.idx.co.id dan situs web perusahaan. Data diambil setiap akhir tahun selama

periode tahun 2015- 2019.

2.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan dokumentasi. Dokumentasi adalah sekumpulan berkas yakni mencari


74

data mengenai hal-hal berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen, agenda dan sebagainya ( Sugiyono, 2012).

Metode ini dilakukan dengan melihat data-data sekunder yang telah

disediakan oleh Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan website resmi

perusahaan meliputi catatan-catatan, laporan-laporan, maupun formulir-

formulir yang sesuai dengan penelitian serta data historis sampel. Nilai tingkat

inflasi, suku bunga dan kurs tahunan selama periode 2015 - 2019 diperoleh

melalui website resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id) serta artikel-artikel yang

berkaitan dan literatur lainnya.

2.6 Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan regresi data panel dengan bantuan program Eviews-9. Regresi data

panel merupakan teknik regresi yang menggabungkan data time series dengan

cross section. Model regresi adalah model yang digunakan untuk menganalisis

pengaruh dari beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen

(Echo Perdana K. 2016).

Widarjo (2013) mengatakan bahwa, metode regresi data panel mempunyai

beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan data time series atau cross

section. Pertama, data panel yang merupakan gabungan dua data time series dan

cross section mampu menyediakan data yang lebih baik banyak sehingga akan

menghasilkan degree of freedoom yang lebih besar. Keuntungan kedua yaitu

dengan menggabungkan informasi dari data time series dan cross section dapat
75

mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel

(ommited-variabel).

Pada penelitian ini menggunakan data panel yaitu gabungan dari data cross

section yang terdiri dari 36 perusahaan Sektor energi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) dengan data time seriess dalam kurun waktu 5 tahun yaitu tahun

2015-2019 sehingga diperoleh sebanyak 180 observasi. Dengan menggunakan

rumus model regresi data panael yaitu :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3.......bnX

Adapun model regresi data panel dalam penelitian ini yaitu :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + e

Keterangan :

Y = Nilai perusahaan

X1 = Likuiditas

X2 = Struktur modal

X3 = perputaran modal kerja

X4 = profitabilitas

X5 = Inflasi

X6 = Kurs

X7 = suku bungan

e = error term
76

3.6.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah tahap awal dalam pemeriksaan data; itu

memungkinkan para peneliti untuk mengambarkan bagian-bagian yang relevan

dan memperoleh data tentang setiap variabel penting (A. H Samo & H.

Murad:2019).

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

berkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013).

Dalam penelitian ini variabel bebas yaitu Likuiditas (X1), Struktur Modal

(X2), Rasio aktivitas(X3) , Profitabilitas (X4) ,(Inflasi (X5), Kurs (X6) dan Suku

bunga (X7) pada sector energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, diperlukan uji

asumsi klasik untuk memastikan bahwa model telah memenuhi kriteria Best

Linear Unbiased Estimator (BLUE). Adapun uji asumsi klasik yang digunakan

dalam penelitian ini adalh uji normalitas, uji multikolerasi, uji heteroskedastisitas,

dan uji outokolerasi.

a) Uji Normalitas Data

Uji normalitas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui

apakah data berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau berada dalam

sebaran normal (Nuryadi, et, al 2017:79). Terdapat dua cara untuk mendeteksi
77

apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik. Analisis grafik dalam penelitian dilakukan dengan cara melihat grafik

Histrogram dan normal P-Plot.

Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual dalam

penelitian ini adalah uji statistik non paramik Kolmogorov Smirnof. Uji ini

diyakini lebih akurat daripada uji normalitas dengan grafik, karena uji normalitas

dengan grafik dapat menyesatkan, jika tidak hati-hati secara virtual akan terlihat

normal (Ghozali:2005). Uji Kolmogorov Smirnof dilakukan dengan membuat

hipotesis :

Ho : data residual berdistribusi normal

H1 : data residual tidak besditribusi normal

Apabila Asymptotic Significance lebih besar dari pada 5 persen, maka data

terdistribusi normal (Ghozali:2005).

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan alat uji model regresi untuk menemukan

adanya kolerasi antar variabel bebas (independen) (Echo Perdana K. 47: 2016).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel

independen. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan uji regresi, dengan niali

patokan VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai Tolerance.

Kriteria yang digunakan adalah :

1. Jika nilai VIF di sekitar angka 1-10, maka dikatakan tidak terdapat

amasalah multikolinearitas.
78

2. Jika nilai Tolerance ≥ 0.10, maka dikatakan terdapat masalah

multikolinearitas.

b) Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi merupakan hasil uji model regresi untuk mengetahui

adanya kolerasi antara kesalahan penggangu pada periode tertentu dengan

kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (Echo Perdana K. : 52:2016).

Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan ada masalah autokolerasi. Autokolerasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lainnya. Salah satu uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya

autokolerasi adalah dengan menggunakan uji Breush-Godfrey (BG) atau yang

biasa dikenal dengan uji Langrange Multiplier.

c) Uji Heterokedastistas

Uji Heterokedasitisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain, salah satu metode formal untuk menguji

heteroskedastisitas adalah dengan menggunkan uji White. Apabila nilai variabel

nilai perusahaan dari Obs*R-squared lebih besar dari α (5%) maka data tidak

bersifat heteroskedastis dan jika nilai profitabilitas dari Obs*R-squared lebih kecil

dari α (5%) maka data bersifat heteroskedastis.

3.6.3 Penentuan Model Estimasi

Widarjono (2013;251) mengatakan bahwa untuk mengistemasi parameter

model dengan data panel, terdapat tiga teknik (model) yang sering ditawarkan

yaitu:
79

a) Common Effect Mode

Teknik ini merupakan teknik yang paling sederhana untuk mengistemasi

parameter model data panel, yaitu dengan mengkombinasi data cross section dan

time series sebagai satu kesatuan tanpa melihat adanya perbedaan watu dan entitas

(individu). Di mana pendekatan yang sering dipakai adalah ordinaryleast square.

Model Common Effect mengabaikan adanya perbedaan dimensi individu maupun

waktu atau dengan kata lain perilaku data antar individu sama dalam berbagai

kurun waktu.

b) Fixed Effect Model

Pendekatan model fixed effect mengasumsiakan bahwa intersep dari setiap

individu adalah berbeda sedangkan slope antar individu adalah tetap (sama).

Teknik ini menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan

intersep antar individu.

c) Random Effect Model

Bila pada model efek tetap, perbedaan antar-individu dan atau waktu

dicerminkan lewat intercept, maka pada Model Efek Random, perbedaan tersebut

diakomodasi leway erroe. Teknik ini juga memperhitungkan bahwa eror mungkin

berkolerasi sepanjang time series dan cross section.

3.6.4 Teknik Pengujian Model

Widarjono (2007:258) mengatakan bahwa ada tiga uji untuk memilih

teknik estimasi data panel :


80

a) Uji Chow

Uji Chow digunakan untuk memilih apakah model Common Effect atau

Fxed Effect yang lebih telah digunakan. Uji Chow dilakukan dengan hipotesis

sebagai berikut :

H0 : Common Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Aturan pengambilan keputusannya adalah jika profitabilitas untuk Cross-

Section F< 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima sebagai model yang tepat adalah

model Fixed Effect. Sebaliknya jika profitabilitas untuk Cross-section F> 0,05

maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga model yang tepat adalah model

Common Effect.

b) Uji Hausaman

Hausaman telah mengembangkan suat uji untuk memilih apakah metode

fixed effect dan metode random effect lebih baik dari pada common effect.

H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect

Model statistik uji Hausman mengikuti distribusi Chi-Squared dengan

degree of frendom <0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga model yang

tepat adalah model Fixed Effect. Sebaliknya jika profitabilitas untuk Cross-section

F> 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga model yang tepat adalah model

Random Effect.
81

c) Uji Langrangge Multipiler (LM)

Uji LM digunakan untuk memilih apakah model Common Effect atau

Random Effect yang lebih tepat digunakan dalam model persamaan regresi data

panel. Setelah diperoleh nilai hitung, nilai Nilai hitung akan dibandingkan dengan

nilai Chi Squared tabel dengan derajat kebebasan (degree of rendom) sebanyak

jumlah variabel independen (bebasa) dan alfa atau tingkat signifikansi sebesar

5%. Apabila nilai LM hitung >Chi Squared tabel maka model yang dipilih adalah

Random Effect, dan sebaliknya apabila nilai LM hitung <Chi Squared tabel maka

model yang dipilih adalah Common Effect.

3.6.2 Pengujian Hipotesis

a) Uji Stastik (Uji F-test)

Menurut Ghozali (2005) mengatakan bahwa Uji statistik F pada dasarnya

menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Pengambilan kesimpulan sebagai berikut :

H0 : β1, β2 = 0 (Variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen)

H1 : β1, β2 ≠ 0 (Variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel dependen)

Kriteria pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai F-stastistik

dan nilai F-tabel, yaitu sebagai berikut :


82

1. Jika nilai variabeel nilai perusahaan α > 0,05 maka H0 atau menolak H1,

artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai variabeel nilai perusahaan α < 0,05 maka H1 diterima atau

menolak H0, artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

b) Uji Statistik T (Uji t)

Uji ini digunakan untuk melihat signifikan dari hubungan atau pengearuh

variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual. Pada penelitian ini

digunakan prosedur uji dua sisi karena pengaruh antar dua variabel dalam

persamaan regresi bisa positif maupun negatif (Widarjo, 2013). Hipotesis dua sisi

ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

H0 :β1=0(Variabel independen secara masing-masing tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen)

H1 :β1≠0(Variabel independen secara masing-masing berpengaruh terhadap

variabel dependen)

Kriteria pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai t-statistik

dan nilai t-tabel, yaitu sebagai berikut :

1. Jika nilai variabel nilai perusahaan α > 0,05 maka H0 diterima atau menolak

H1, artinya variabel independen secara masing-masing tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen

2. Jika nilai variabel nilai perusahaan α < 0,05 maka H1 diterima atau menolak

H0, artinya variabel independen secara masing-masing berpengaruh


83

signifikan terhadap variabeldependen.

c) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:97).

3.7 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel biasa disebut sebagai suatu pembahasan atau

penilaian kegiatan operasionl yang dilakukan untuk mengukur variabel dalan

hipotesis. Dalam penelitian kuantitatis, variabel dapat didefinisikan secara

operasional dan umumnya dibagi menjadi variabel independen, variabel dependen

dan variabel mediasi.

Variabel pada penelitian ini meliputi variabel independen dan variabel

dependen. Variabel dependen adalah nilai perusahaan, sedangkan variabel

independen adalah Likuiditas (X1), Struktur Modal (X2), Rasio Aktivitas (X3),

Profitabilitas (X4) , (Inflasi (X5), Kurs (X6) dan Suku bunga (X7).

3.7.1 Nilai Perusahaan (Y)

Nilai perusahaan adalah persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan

perusahaan. Pada penelitian ini menggunakan PBV (Price Book Value) sebagai
84

pengukuran nilai perusahaan. Price to Book Value adalah ukuran yang berfungsi

untuk melihat apakah saham di suatu perusahaan dapat ditakan mahal atau murah.

Nilai Price to Book Value sendiri didapat dari pembagian harga per lembar saham

perusahaan dengan nilai buku atau book value. PBV dapat dinyatakan dalam skala

Ratio (kali). (Brigham and Houston. 2006). Rumus PBV adalah:

Price Book Value =

Nilai Buku Perlembar saham =

3.7.2 Variabel Independen (X)

1. Likuiditas (X1)

Likuiditas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan dalam suatu periode. Pada

penelitian ini Likuiditas diukur Current Ratio (CR). Current ratio merupakan cara

mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya dengan aktiva perusahaan yang likuid pada saat ini atau aktiva lancar

(current asset) perusahaan. Current Ratio dinyatakan dalam skala rasio atau

persen.

Menurut Van Horne anda watchowic 2012, current ratio dapat di ukur

dengan menggunakan rumus:

Current Ratio =

2. Struktur Modal (X2)

Dalam penelitian ini struktur modal diukur dengan debt to equity ratio

(DER). Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar
85

perbandingan jumlah modal sendiri dan total utang yang digunakan dalam

perusahaan. Debt equity ratio pada penelitian ini dinyatakan dalam skala ratio

atau persen. Rumus untuk menghitung Debt to Equty Ratio menurut (Sitanggang,

2014) adalah:

Debt Equity Ratio =

3. Rasio Aktivitas (X3)

Rasio Aktivitas pada penelitian ini diproksi oleh perputaran aset (TATO).

Perputaran total aset adalah rasio keuangan yang mempresentasikan kemampuan

perusahaan untuk menciptakan penjualan dengan menggunakan seluruh aktiva

atau aset yang dimilikinya. Perputaran modal kerja dirumuskan sebagai berikut :

Perputaran Aset =

4. Profitabilitas (X4)

Rasio profitabilitas (Profitability Ratio) merupakan rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode

tertentu. Profitabilitas pada penelitian ini diukur dengar Return On Asset. Pada

penelitian ini nilai dari ROA disajikan dalam bentuk persentase. Return on Assets

(ROA) dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Tingkat Pengembalian

Aset. Menurut Brigham and Houston (2010) Return On Assets dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Return On Assets =

5. Kurs Rupiah (X5)


86

Kurs merupakan harga atau nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang

asing. Pada penelitian ini menggunakan menggunakan kurs tengah BI. Data kurs

jual dan kurs beli diambil dari situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id) pada

periode 2016-2020. Kemudian kurs jual dan kurs beli dihitung dengan

menemukan rata-rata nilai tukar nilai untuk setiap tahun.

Kurs Tengah BI =

6. Inflasi (X6)

Inflasi adalah Kondisi naiknya harga-harga barang dan jasa di suatu negara

dalam jangka waktu panjang atau berkelanjutan yang disebabkan oleh

ketidakseimbangan antara ketersediaan barang dan uang. Pada penelitian ini

pengukuran inflasi ditentukan berdasarkan data inflasi yang dikeluarkan oleh

Bank Indonesia per 31 Desember setiap tahunnya selama periode tahun 2016-

2020 dan dinyatakan dalam satuan persen.

7. Suku Bunga (X7)

Suku bunga merupakan jumlah uang yang dibayarkan sebagai imbalan

atas penggunaan utang yang dipinjam. Tingkat suku bunga dalam penilitan ini

dicerminkan dengan nilai BI-7 Day Reverse Repo Rate. BI 7-Day (Reverse) Repo

Rate data dalam penelitian ini diambil dari situs resmi Bank Indonesia

(www.bi.go.id) untuk periode 2015 - 2019. Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo

Rate digunakan sebagai suku bunga kebijakan baru karena dapat secara cepat

memengaruhi pasar uang, perbankan dan sektor riil (Bank Indoensia, n.d.).

Ringkasan variabel dan definisi operasional dari penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 3.7 sebagai berikut.


87

Tabel 3.3 definisi operasional variabel

No Variabel Devinisi variabel Indikator/Proksi Skala


1 Nilai Nilai perusahaan adalah Price Book Value = persen
Perusahaan persepsi investor terhadap
(Y) tingkat keberhasilan
perusahaan
2. Likuiditas Likuiditas adalah rasio yang Debt Equity Ratio =
(X1) menunjukan kemampuan
perusahaan dalam
memenuhi kewajiban Persen
jangka pendek perusahaan
dalam suatu periode.
3. Struktur Dalam penelitian ini Debt Equity Ratio = Persen
Modal (X2) struktur modal diukur
dengan debt to equity ratio
(DER). Debt to Equity
Ratio adalah rasio yang
menggambarkan seberapa
besar perbandingan jumlah
modal sendiri dan total
utang yang digunakan
dalam perusahaan.
4. Perputaran Perputaran total aset adalah Perputaran Modal kerja = Persen
Aset (X3) rasio keuangan yang
mempresentasikan
kemampuan perusahaan
untuk menciptakan
penjualan dengan
menggunakan seluruh
aktiva atau aset yang
88

dimilikinya
5. Profitabilitas Rasio profitabilitas Return On Assets = Persen
(X4) (Profitability Ratio)
merupakan rasio untuk
menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari
keuntungan atau laba dalam
suatu periode tertentu.

6. Kurs (X5) Kurs merupakan harga atau Kurs Tengah BI = Satuan


nilai tukar mata uang lokal Rupiah
terhadap mata uang asing.

7. Inflasi (X6) Inflasi adalah Kondisi Data inflasi yang dikeluarkan Persen
naiknya harga-harga barang oleh Bank Indonesia 2016-
dan jasa di suatu negara 2020
dalam jangka waktu
panjang atau berkelanjutan
yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara
ketersediaan barang dan
uang
8. Suku Bunga Suku bunga merupakan BI 7-Day (Reverse) Repo persen
(X7) jumlah uang yang Rate
dibayarkan sebagai
imbalan atas penggunaan
utang yang dipinjam
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Objek penelitian

Objek kajian pada penelitian ini adalah Sektor Energi mencakup

perusahaan yang menjual produk dan jasa terkait dengan ekstraksi energi yang

mencakup energi tidak terbarukan (fossil fuels) sehingga pendapatannya secara

langsung dipengaruhi oleh harga komoditas energi dunia, seperti perusahaan

Pertambangan Minyak Bumi, Gas Alam, Batu Bara, dan perusahaan-perusahaan

yang menyediakan jasa yang mendukung industri tersebut. Selain itu sektor ini

juga mencakup perusahaan yang menjual produk dan jasa energi alternatif (Busa

Efek Indonsia, 2021). Sektor Energi resmi di luncurkan pada tangal 25 Januari

2021, BEI mengimplementasikan klasifikasi baru atas sektor dan industri

perusahaan tercatat yang bernama “Indonesia Stock Exchange Industrial

Classification” atau IDX-IC.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor energi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019 yaitu berjumlah 65 perusahaan

dan sebanyak 36 perusahaan yang menjadi sampel perusahaan. Penelitian ini

menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan yang diperoleh

dari Bursa Efek Indonesia, melalui website resmi Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id). Pengambilan 36 perusahaan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik purposive sampling yang didasarkan pada kriteria tertentu.

Ada beberapa kriteria penentuan sampel yaitu sebagai berikut.

89
90

 Perusahaan yang masuk dalam Sektor energy pada Bursa efek Indonesia

tahun 2015-2016

 Perusahaan Sektor Energi Yang terdaftar dan tidak di Delitsing dari bursa

Efek Indonesia pada 2015-2019

 Perusahaan sector energy yang menerbitkan laporan keuangan dan

mempublikasikan data yang lengkap dari periode 2015-2019.

 Perusahaan sektor energi periode 2015-2019 yang datanya tidak terjadi

outlier.

4.1.2 Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran umum atau deskripsi

suatu data berdasarkan nilai rata-rata (mean), nilai maxsimum, nilai minimum,

dan standar deviasi yang berkaitan dengan pengamatan yang dilakukan.

4.1.2.1 Gambaran Umum Kondisi Keuangan Perusahaan Sampel

1. Harga Saham Perusahaan Sampel

Tabel 4.1 menunjukan kondisi harga saham perusahaan sampel.

Berdasarkan data rata rata kondisi harga saham perusahaan sampel yaitu Rp

1.989, dengan harga saham tertinggi pada perusahaan ITMG dengan harga

17.325. sedangkan harga saham terendah adalah perusahaan ARTI dengan harga

Rp 50. Standar deviasi harga saham perusahaan sampel berada pada angka Rp

3.877. Angka tersebut lebih besar dari pada rata rata harga saham, sehingga data

tersebut memiliki penyimpangan data yang cukup lebar.


91

Tabel 4.1 Harga Saham Perusahaan Sektor Energi

HARGA SAHAM PENUTUPAN


PERUSAHAAN SEKTOR ENERGI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2015-2019
Satuan Penuh Rupiah
Harga Saham
No Nama Perusahaan Kode
Des-15 Des 2016 Des 2017 Des 2018 Des 2019 Rata- rata Pertumbuhan
1 Adaro Energy Tbk ADRO 515 1.352 1.534 1.068 1.430 1.346 35,9%
2 AKR Corporindo Tbk. AKRA 7.175 5.153 5.574 3.949 3.800 4.619 -10,6%
3 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 50 71 71 50 50 61 2,5%
4 Atlas Resources Tbk. ARII 400 520 980 900 705 776 17,7%
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 1.110 1.410 2.100 2.340 2.340 2.048 17,5%
6 Bayan Resources Tbk. BYAN 7.875 6.000 10.600 19.875 15.900 13.094 24,1%
7 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 66 102 141 117 162 131 22,8%
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 4.525 2.500 2.460 4.300 2.660 2.980 -1,9%
9 Bumi Resources Tbk. BUMI 50 278 270 103 66 179 71,1%
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 54 510 715 525 280 508 162,3%
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 12.100 5.550 13.900 13.500 13.875 11.706 19,2%
12 Elnusa Tbk. ELSA 247 420 372 344 306 361 8,0%
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 50 400 89 50 50 147 115,7%
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 78 82 63 81 64 73 -2,1%
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 171 149 133 160 123 141 -5,3%
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 1.400 149 133 160 2.250 673 245,3%
17 Harum Energy Tbk. HRUM 675 2.140 2.050 1.400 1.320 1.728 35,1%
18 Indika Energy Tbk. INDY 110 705 3.060 1.585 1.195 1.636 160,4%
19 Indo Straits Tbk. PTIS 845 800 600 312 194 477 -23,2%
20 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 5.725 16.875 20.700 20.250 11.475 17.325 34,4%
21 Medco Energi Internasional Tbk MEDC 795 251 753 579 732 579 27,0%
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 710 705 740 730 620 699 -2,4%
23 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 265 318 590 488 482 470 17,4%
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 1.115 2.090 2.900 2.850 1.980 2.455 18,8%
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 50 50 67 105 66 72 10,7%
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 2.745 2.700 1.750 2.120 2.170 2.185 -2,7%
27 Petrosea Tbk. PTRO 290 720 1.660 1.785 1.605 1.443 55,3%
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 215 236 232 260 248 244 3,1%
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 170 50 50 50 50 50 -14,1%
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 420 300 324 354 236 304 -8,9%
31 Rukun Raharja Tbk. RAJA 775 198 300 324 189 253 -11,3%
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 525 630 700 1.045 1.295 918 20,9%
33 SMR Utama Tbk. SMRU 238 340 482 650 50 381 5,4%
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 13.900 1.643 770 804 540 939 -33,9%
35 TBS Energi Utama Tbk TOBA 675 311 517 405 358 398 -4,2%
36 Wintermar Offshore Marine Tbk. WINS 167 220 294 220 120 214 -1,1%
Nilai Rata - Rata 1.841 1.554 2.158 2.329 1.916 1.989 28%
Nilai Maksimum 13.900 16.875 20.700 20.250 15.900 17.325 245%
Nilai Minimum 50 50 50 50 50 50 -34%
Standar Deviasi 3.385 3.044 4.288 4.952 3.770 3.877 57%

Sumber: yahoo.finance.com

Dari tingkat rata rata pertumbuhan, perusahaan sampel pada tahun 2015-

2019 mengalami pertumbuhan sebesar 28%, dengan tingkat pertumbuhan

tertinggi pada perusahaan GEMS sebesar 245%. Sedangkan perusahaan dengan


92

tingkat pertumbuhan pada tahun 2015-2019 adalah perusahaan ITMA dnegan

nilai 34%.

2. Kondisi Aset Perusahaan Sampel

Tabel 4.2 Kondisi Aset Perusahaan tahun 2015-2019


TOTAL ASET
36 PERUSAHAAN SAMPEL SKTOR ENERGI 2015-2019
Dalam Jutaan Rupiah
EMITEN KODE 2015 2016 2017 2018 2019 Rata Rata Growt 2015-2019
1 Adaro Energy Tbk ADRO 82.199.287 87.633.045 92.318.064 102.246.793 100.324.977 92.944.433 22%
2 AKR Corporindo Tbk AKRA 15.203.130 15.830.741 16.823.209 19.940.851 21.409.046 17.841.395 30%
3 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 19.041.270 17.179.713 18.201.396 17.854.502 17.425.618 17.940.500 -6%
4 Atlas Resources Tbk. ARII 4.848.722 4.435.425 4.430.941 5.069.291 5.059.297 4.768.735 6%
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 638.895 727.996 1.068.571 1.309.939 1.077.846 964.650 80%
6 Bayan Resources Tbk. BYAN 12.937.665 11.080.490 12.041.640 16.665.660 17.766.036 14.098.298 34%
7 Buana Lintas Lautan Tbk BULL 2.852.587 3.208.005 4.214.267 4.778.411 7.657.438 4.542.142 69%
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 16.894.043 18.576.774 21.987.482 24.172.933 26.098.052 21.545.857 40%
9 Bumi Resources Tbk. BUMI 60.965.203 41.681.075 50.080.163 56.573.993 50.209.701 51.902.027 -1%
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 11.474.627 11.854.256 12.810.737 17.146.876 16.429.747 13.943.249 44%
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 27.564.706 29.995.964 37.083.973 49.044.119 51.697.445 39.077.241 66%
12 Elnusa Tbk. ELSA 4.407.513 4.190.956 4.855.369 5.657.327 6.805.037 5.183.240 32%
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 20.926.017 14.268.721 11.847.358 10.592.065 9.443.919 13.415.616 -62%
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 1.332.731 1.158.936 1.114.569 1.090.659 1.123.826 1.164.144 -18%
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 712.785 636.742 725.664 831.966 871.513 755.734 19%
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 5.099.560 5.074.374 9.497.780 8.550.587 10.851.762 7.814.813 82%
17 Harum Energy Tbk HRUM 5.251.122 5.553.984 6.224.535 6.776.952 6.213.774 6.004.073 25%
18 Indika Energy Tbk INDY 29.665.392 24.484.867 49.256.537 53.144.585 50.268.283 41.363.933 91%
19 Indo Straits Tbk. PTIS 813.745 596.266 541.081 549.039 502.034 600.433 -36%
20 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 17.960.787 16.254.765 18.407.166 20.892.144 16.806.879 18.064.348 13%
21 Medco energi internasional MEDC 40.140.813 48.331.047 69.918.327 76.059.914 83.371.573 63.564.335 76%
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 169.271 173.294 159.795 147.267 148.795 159.684 -13%
23 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 4.245.876 3.500.355 3.252.921 3.471.220 3.032.301 3.500.534 -20%
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 1.505.904 1.563.625 2.178.233 2.512.588 2.676.322 2.087.334 60%
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 170.599 157.703 137.363 127.895 71.656 133.043 -36%
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 89.598.832 91.823.679 110.865.726 114.968.615 102.501.987 101.951.768 25%
27 Petrosea Tbk. PTRO 5.867.952 5.286.058 6.153.515 8.045.513 7.660.063 6.602.620 36%
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 1.091.754 979.132 959.348 990.372 1.251.357 1.054.393 -4%
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 2.449.293 2.616.796 2.506.050 2.692.456 1.785.484 2.410.016 3%
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 1.359.381 1.326.251 1.423.266 1.698.118 1.756.454 1.512.694 25%
31 Rukun Raharja Tbk RAJA 2.088.136 1.951.235 2.038.944 2.767.379 2.508.298 2.270.798 32%
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 2.224.205 1.978.508 1.843.449 2.191.353 2.226.686 2.092.840 1%
33 SMR Utama Tbk. SMRU 2.650.655 2.424.193 2.030.779 1.908.387 1.675.571 2.137.917 -33%
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 1.261.008 1.554.415 1.506.533 1.789.788 1.869.753 1.596.300 40%
35 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 3.895.317 3.514.699 4.719.284 7.267.771 8.822.137 5.643.841 83%
36 Wintermar Offshore Marine TbkWINS 6.147.306 5.392.358 4.586.265 3.982.569 3.443.886 4.710.477 -43%
Nilai rata rata 14.046.002 13.527.679 16.328.064 18.153.053 17.856.793 15.982.318 21%
Nilai Maximum 89.598.832 91.823.679 110.865.726 114.968.615 102.501.987 101.951.768 91%
Nilai minimun 169.271 157.703 137.363 127.895 71.656 133.043 -62%
Standar Deviasi 21.929.424 21.996.172 26.518.433 28.701.060 27.591.305 25.141.909 39%

Sumber data: Laporan keuangan perusahaan

Tabel 4.2 menunjukan total aset perusahaan sampel pada tahu 2015-2019.

Secara rata rata total aset perusahaan sampel sebesar Rp 15.982.318 (dalam

jutaan rupiah), dengan total aset tertinggi dari tahun 2015-2019 terdapat pada

perusahaan Gas Negara tbk (PGAS). Pada tahun 2015 Perusahaan gas Negara
93

memperoleh nilai aset sebesar Rp 89.598.832 (dalam jutaan rupiah). Pada tahun

2016 perusahaan PGAS memperoleh nilai aset sebesar Rp 91.823.679 (dalam

jutaan rupiah). Pada tahun 2017 PGAS memperoleh nilai total aset sebesar Rp

110.865.726 (dalam jutaan rupiah). Pada tahun 2018 PGAS memperoleh nilai

total aset sebesar Rp 114.968.615 (dalam jutaan rupiah). Pada tahun 2019 nilai

total aset perusahaan PGAS mengalami penurunan menjadi Rp 102.501.987

(dalam jutaan rupiah). Sedangkan perusahaan dengan nilai total aset terendah

adalah perusahaan PKPK sebesar Rp 133.043 (dalam jutaan rupiah).

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, perusahaan yang mengalami pertumbuhan aset

yang tertinggi dari tahun 2015-2019 adalah INDY dengan pertumbuhan sebesar

91%. Sedangkan perusahaan sampel yang mangalami pertumbuhan total aset yang

terendah atau berada dalam angka negatif adalah perusahan ENRG dengan nilai -

62%.

3. Kondisi Liabilitas Perusahaan Sampel

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa rata rata liabilitas perusahaan

sampel selama periode tahun 2015-2019 adalah senilai Rp 8.972.944,3 (dalam

Jutaan rupiah), dengan nilai liabilitas tertingga terdapat pada perusahaan DOID

dengan nilai Rp 59.793.688 (dalam jutaan rupiah). Sedangkan perusahaan dengan

tingkat total liabilitas terendah pada periode 2015-2019 adalah perusahaan

Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) dengan nilai Rp 378,8 (dalam jutaan rupiah)

pada tahun 2015, Rp 376,2 (dalam jutaan rupiah) pada tahun 2016, Rp 4.346,5

(dalam jutaan rupiah) pada tahun 2017, Rp 4.514,6 (dalam jutaan rupiah) pada

tahun 2018, Rp 4.300,1 (dalam jutaan rupiah) pada tahun 2019. Dari nilai standar
94

deviasi yaitu Rp 16.008.799 yang menunjukan bahwa perusahaan perusahaan

sampel memiliki resiko yang cukup besar.

Tabel 4.3 Kondisi Total Liabilitas perusahaan

TOTAL LIABILITAS
36 PERUSAHAAN SAMPEL TAHUN 2015-2019
Dalam Jutaan Rupiah
No EMITEN KODE 2015 2016 2017 2018 2019 Rata - Rata Pertumb.
1 Adaro Energy Tbk ADRO 35.944.058,9 36.765.934,5 36.884.701,0 39.939.510,3 44.951.802,7 38.897.201 13%
2 AKR Corporindo Tbk AKRA 7.916.954,2 7.756.420,4 7.793.559,2 10.014.019,3 11.342.184,8 8.964.628 30%
3 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 12.611.970,4 13.184.492,4 15.220.142,0 12.325.092,3 12.373.000,8 13.142.940 1%
4 Atlas Resources Tbk. ARII 3.717.628,3 3.679.421,7 3.892.204,9 4.924.684,0 4.419.044,5 4.126.597 29%
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 950.833,4 760.968,4 816.223,4 1.373.100,9 1.117.121,3 1.003.649 52%
6 Bayan Resources Tbk. BYAN 10.562.717,2 8.552.493,5 5.056.239,9 6.846.523,5 9.160.202,4 8.035.635 -18%
7 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 1.441.334,9 1.882.811,4 2.073.528,6 1.971.740,5 3.723.385,8 2.218.560 54%
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 7.606.496,0 8.024.369,0 8.187.497,0 7.903.237,0 7.675.226,0 7.879.365 3%
9 Bumi Resources Tbk. BUMI 80.005.175,3 79.097.308,9 46.200.680,0 49.281.190,3 44.384.087,2 59.793.688 -38%
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 10.302.050,4 10.155.021,8 10.410.465,2 13.359.934,6 12.529.530,3 11.351.400 28%
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 9.382.996,8 12.753.166,4 17.388.372,8 27.130.110,6 28.926.095,8 19.116.148 130%
12 Elnusa Tbk. ELSA 1.772.327,0 3.228.339,0 1.803.449,0 2.357.127,0 3.228.339,0 2.477.916 76%
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 15.844.259,1 15.231.697,1 11.010.211,5 9.349.789,5 7.968.995,4 11.880.991 -50%
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 1.256.957,2 1.151.833,9 1.235.873,4 1.349.487,5 1.469.796,6 1.292.790 10%
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 313.673,8 255.549,7 306.303,7 342.431,0 287.067,4 301.005 10%
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 1.685.137,6 1.514.926,7 4.040.708,2 5.578.569,4 5.871.492,7 3.738.167 196%
17 Harum Energy Tbk HRUM 513.509,8 778.421,8 861.413,7 1.151.274,3 659.163,7 792.757 87%
18 Indika Energy Tbk INDY 18.194.236,6 14.527.319,0 34.150.214,4 36.821.831,7 35.730.975,4 27.884.915 122%
19 Indo Straits Tbk. PTIS 396.366,6 372.422,6 320.848,9 311.388,2 271.018,7 334.409 -25%
20 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 5.458.874,6 4.062.535,8 5.426.299,2 6.848.716,5 4.511.931,0 5.261.671 27%
21 Medco energi internasional MEDC 30.462.325,5 36.366.169,8 50.914.925,9 55.970.982,8 64.677.113,3 47.678.303 72%
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 60.534,9 42.391,8 28.835,5 66.990,0 62.163,5 52.183 69%
23 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 1.113.683,6 851.861,0 707.606,3 989.359,4 642.985,3 861.099 -8%
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 487.201,9 332.478,9 521.254,2 714.318,9 651.774,8 541.406 60%
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 87.083,6 87.917,3 78.040,3 72.315,8 57.327,3 76.537 -22%
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 47.899.250,2 49.228.961,6 52.468.242,2 68.602.035,3 57.541.970,0 55.148.092 37%
27 Petrosea Tbk. PTRO 3.408.620,3 5.286.058,3 3.595.273,4 5.277.730,8 4.705.224,4 4.454.581 68%
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 753.340,4 619.413,4 579.058,9 584.415,4 818.355,4 670.917 -15%
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 763.271,7 885.646,6 745.890,7 899.432,6 984.445,2 855.737 23%
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 300.460,8 192.122,0 222.643,8 442.517,4 458.336,3 323.216 79%
31 Rukun Raharja Tbk RAJA 929.750,7 721.957,3 410.094,3 859.431,7 802.626,9 744.772 43%
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 936.475,3 534.390,0 454.218,8 540.696,8 526.608,7 598.478 -39%
33 SMR Utama Tbk. SMRU 1.415.276,0 1.437.595,6 1.006.572,7 950.168,3 901.770,1 1.142.277 -35%
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 378,8 376,2 4.346,5 4.514,6 4.300,1 2.783 1058%
35 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 1.755.461,2 1.529.605,6 2.351.101,0 4.145.321,2 5.150.328,4 2.986.363 122%
36 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 2.645.992,8 2.281.259,3 1.858.453,7 1.503.929,0 1.285.912,6 1.915.110 -54%
Nilai Rata Rata 8.858.240,7 9.003.712,7 9.139.597,1 10.577.886,6 10.551.991,8 9.626.285,8 61%
Nilai Maximum 80.005.175,3 79.097.308,9 52.468.242,2 68.602.035,3 64.677.113,3 59.793.688,3 1058%
Nilai Minimum 378,8 376,2 4.346,5 4.514,6 4.300,1 2.783,3 -54%
Nilai Standar Deviasi 16.336.201 16.566.296 15.130.744 17.503.516 17.231.432 16.008.799 180%

Sumber: Laporan keuangan perusahaan

Berdasarkan tingkat pertumbuhan liabilitas secara rata rata perusahaan

sampel sektor energi, pada periode 2015-2019 mencapai 61% dengan tingkat

pertumbuhan tertinggi terjadi pada perusahaan Sumber Energi Andalan Tbk

(ITMA) sebesar 1.058% selama periode 2015-2019. Sedangkan tingkat penurunan


95

liabilitas terdapat pada perusahaan Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS)

dengan nilai -51% selama periode 2015-2019.

4. Kondisi Ekuitas Peruaahaan Sampel

Tabel 4.4 Kondisi Total Ekuitas Perusahaan Sampel

TOTAL EQUITY
36 PERUSAHAAN SAMPEL SEKTOR ENERGI TAHUN 2015-2019
Dalam Jutaan Rupiah
No EMITEN KODE 2015 2016 2017 2018 2019 Rata rata Pertb.
1 Adaro Energy Tbk ADRO 46.255.228,2 50.867.110,6 55.433.362,6 62.307.282,9 55.373.173,9 Rp 55.995.232,47 29%
2 AKR Corporindo Tbk AKRA 7.286.175,3 8.074.320,3 9.029.649,3 9.926.831,3 10.066.861,3 Rp 9.274.415,59 33%
3 Astrindo Nusantara InfrastruktBIPI 6.429.300,0 3.995.220,7 2.981.253,7 5.529.409,8 5.052.617,3 Rp 4.389.625,39 21%
4 Atlas Resources Tbk. ARII 1.131.093,4 756.003,4 538.736,2 144.607,3 640.252,3 Rp 519.899,79 -67%
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 1.447.804,2 267.251,1 2.030.718,9 2.176.195,1 2.367.585,8 Rp 1.710.437,70 587%
6 Bayan Resources Tbk. BYAN 2.374.947,4 2.527.996,5 6.985.400,5 9.819.136,5 8.605.833,3 Rp 6.984.591,72 221%
7 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 1.411.252,1 1.325.194,1 2.140.738,4 2.806.670,2 3.934.052,6 Rp 2.551.663,83 95%
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 9.287.547,0 10.552.405,0 13.799.985,0 16.269.696,0 18.422.826,0 Rp 14.761.228,00 65%
9 Bumi Resources Tbk. BUMI - 19.039.972,1 - 37.416.234,3 3.879.483,4 7.292.803,1 5.825.613,6 Rp (5.104.583,56) 70%
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 1.172.576,2 1.699.234,6 2.400.271,7 3.786.940,9 3.900.217,2 Rp 2.946.666,11 145%
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 15.421.743,1 17.242.797,8 19.695.600,3 21.914.008,2 22.771.348,8 Rp 20.405.938,78 38%
12 Elnusa Tbk. ELSA 2.635.186,0 2.877.743,0 3.051.920,0 3.300.200,0 3.576.698,0 Rp 3.201.640,25 25%
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 5.081.757,7 - 962.976,6 837.147,0 1.256.756,1 1.474.923,8 Rp 651.462,56 -252%
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 75.774,0 7.101,7 - 121.304,8 - 258.828,9 - 345.970,9 Rp (179.750,73) -1779%
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 399.111,3 381.192,7 419.360,2 489.535,0 584.445,9 Rp 468.633,45 26%
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 3.414.422,7 3.559.447,5 3.958.971,0 4.573.286,8 4.980.269,7 Rp 4.267.993,74 33%
17 Harum Energy Tbk HRUM 5.251.122,0 4.775.561,8 5.363.121,1 5.625.677,2 5.554.610,4 Rp 5.329.742,62 8%
18 Indika Energy Tbk INDY 11.471.155,1 9.957.548,2 15.106.322,4 16.322.753,3 14.537.307,4 Rp 13.980.982,80 44%
19 Indo Straits Tbk. PTIS 417.378,2 223.843,4 220.232,1 237.650,9 231.014,9 Rp 228.185,31 -41%
20 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 12.501.911,9 12.192.229,5 12.980.867,2 14.043.427,6 12.294.948,0 Rp 12.877.868,06 10%
21 Medco energi internasional MEDC 9.678.487,3 11.964.877,0 19.003.400,9 20.088.931,0 18.694.459,7 Rp 17.437.917,15 87%
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 108.735,9 130.700,4 130.959,2 80.277,0 86.632,0 Rp 107.142,15 -17%
23 Mitrabahtera Segara Sejati TbkMBSS 3.132.192,2 2.648.493,8 2.545.315,1 2.481.860,3 2.389.315,3 Rp 2.516.246,12 -23%
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 1.018.702,1 1.231.145,8 1.656.979,2 1.798.268,7 2.024.547,1 Rp 1.677.735,21 66%
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 83.515,0 69.785,4 59.323,0 55.578,8 14.328,2 Rp 49.753,86 -53%
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 41.699.581,9 42.594.717,6 58.397.483,7 46.366.579,4 44.960.016,5 Rp 48.079.699,33 18%
27 Petrosea Tbk. PTRO 2.459.331,2 2.290.152,8 2.558.241,7 2.767.782,5 2.954.838,3 Rp 2.642.753,82 14%
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 338.413,5 359.719,1 380.288,9 405.957,0 433.002,0 Rp 394.741,72 20%
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 2.449.292,8 2.616.795,5 1.760.159,1 1.793.023,1 801.038,8 Rp 1.742.754,13 -35%
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 1.058.920,3 1.134.128,8 1.200.622,4 1.255.600,3 1.298.118,1 Rp 1.222.117,39 18%
31 Rukun Raharja Tbk RAJA 1.158.385,3 1.229.277,9 1.628.849,7 1.907.947,4 1.705.670,7 Rp 1.617.936,43 54%
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 1.287.729,9 1.444.118,2 1.389.230,1 1.650.656,4 1.700.077,8 Rp 1.546.020,63 28%
33 SMR Utama Tbk. SMRU 1.235.378,6 986.597,0 1.024.206,2 958.218,6 773.800,5 Rp 935.705,57 -27%
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 1.260.629,3 1.554.039,3 1.502.186,8 1.785.273,1 1.865.452,9 Rp 1.676.738,03 40%
35 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 2.139.855,6 1.985.092,9 2.368.182,6 3.122.449,3 3.671.808,6 Rp 2.786.883,33 47%
36 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 3.501.313,3 3.111.098,3 2.727.811,5 2.478.639,6 2.157.972,9 Rp 2.618.880,56 -35%
Nilai Rata Rata 5.195.443,8 4.673.714,7 7.196.252,1 7.682.252,3 7.371.658,6 6.730.969,4 -13%
Nilai Maximum 46.255.228,2 50.867.110,6 58.397.483,7 62.307.282,9 55.373.173,9 55.995.232,5 587%
Nilai Minimum - 19.039.972,1 - 37.416.234,3 - 121.304,8 - 258.828,9 - 345.970,9 - 5.104.583,6 -1779%
Standar Deviasi 10.955.866 13.088.037 13.331.107 13.026.412 12.062.942 12.439.638 325%

Sumber: Laporan Keuangan perusahaan

Tabel 4.4 menunjukan bahwa total ekuitas 36 perusahaan sampel.

Berdasarkan tabel 4.4 perusahaan sampel memperoleh rata rata ekuitas pada

periode tahun 2015-2019 sebesar Rp 6.730.969 (dalam jutaan rupiah), dengan


96

nilai ekuitas tertinggi terdapat pada perusahaan ADRO yaitu Rp 55.995.232

(dalam jutaan rupiah)

Sedangkan nilai ekuitas terendah terdapat pada perusahaan BUMI, dengan

ekuitas negatif Rp 5.140.583 (dalam jutaan rupiah). jika dilihat dari nilai standar

deviasi yaitu sebesar Rp 12.439.638, data tersebut lebih besar dari nilai rata rata

sehingga dapat dikatakan memiliki risiko yang cukup tinggi.

Berdasarkan data Tingkat pertumbuhan ekuitas perusahaan sampel

mengalami penurunan, yaitu sebesar negatif 13%, dengan perushaan yang

mengalami perumbuhan ekuitas tertinggi pada 2015-2019 adalah BSSR dengan

nilai 587%. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhatan ekuitas terendah selama

2015-2019 adalah ETWA dengan nilai -1779%.

5. Kondisi Penjualan Perusahaan Sampel

Kondisi penjualan 36 sampel perusahaan tahun 2015-tahun 2019

digambarkan pada tabel 4.5. Secara rata rata total penjualan perusahaan sampel

bernilai Rp 7.780.974 (dalam jutaan rupiah), dengan nilai penjualan tertinggi

terdapat pada perusahaan ADRO dengan nilai Rp 43.113.486 (dalam jutaan

rupiah). Sedangkan perusahaan dengan tingkat penjualan terendah terdapat pada

perusahaan ITMA dengan nilai Rp 2.180 (dalam jutaan rupiah). Nilai standar

deviasi penjualan perusahaan sampel yaitu sebesar Rp 10.348. (dalam jutaan

rupiah), hal ini menunjukan bahwa lebih besar dari nilai rata rata perusahaan

sampel sehinga mengindikasikan bahwa data tersebut sangat berisiko.

Sedangkan, berdasarkan nilai pertumbuhan, perusahaan sampel

memperoleh rata rata pertumbuhan sebesar 305%, perusahaan yang memperoleh


97

penjualan tertinggi pada tahun 2015-2019 adalah Bumi resources Tbk (BUMI)

dengan peningkatan 5115%. Sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan

pernjualan adalah perusahaan Sumber energi Andalan Tbk (ITMA) dengan angka

-94% selama tahun 2015-2019.

Tabel 4.5 Kondisi Penjualan 36 Perusahaan Sampel

PENJUALAN
36 PERUSAHAAN SAMPEL SEKTOR ENERGI
Dalam Jutaan Rupiah
No EMITEN KODE 2015 2016 2017 2018 2019 Rata Rata Pertumbuhan
1 Adaro Energy Tbk ADRO 37.032.346 33.915.675 44.143.895 52.417.614 48.057.898 43.113.486 79%
2 AKR Corporindo Tbk AKRA 19.764.821 15.212.591 18.287.936 23.548.144 21.702.638 19.703.226 64%
3 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 133.409 30.938 44.256 393.306 985.414 317.464 825%
4 Atlas Resources Tbk. ARII 390.978 1.564.085 389.248 552.609 873.025 753.989 318%
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 3.573.191 3.259.554 5.318.594 6.421.345 5.811.834 4.876.904 113%
6 Bayan Resources Tbk. BYAN 6.414.777 7.463.482 14.460.811 24.280.543 19.344.490 14.392.821 214%
7 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 698.556 688.592 881.858 1.237.147 1.410.271 983.285 110%
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 13.845.199 14.058.869 19.471.030 21.166.993 21.787.564 18.065.931 89%
9 Bumi Resources Tbk. BUMI 296.580 171.610 235.284 16.100.271 15.465.789 6.453.907 6777%
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 7.802.663 8.212.511 10.358.911 12.923.693 12.258.070 10.311.170 95%
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 10.487.769 9.567.170 17.906.981 25.614.583 23.164.840 17.348.269 160%
12 Elnusa Tbk. ELSA 3.775.323 4.978.986 4.978.986 6.624.774 8.385.122 5.748.638 110%
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 8.610.606 7.048.121 4.294.331 3.960.015 4.647.680 5.712.150 -22%
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 395.798 243.014 51.671 23.911 224.067 187.692 36%
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 28.770 56.065 57.637 190.411 250.265 116.630 374%
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 4.872.201 5.163.990 10.289.007 15.133.492 15.394.858 10.170.710 193%
17 Harum Energy Tbk HRUM 3.439.491 2.917.246 4.411.227 4.875.866 3.650.273 3.858.821 82%
18 Indika Energy Tbk INDY 15.137.205 10.416.030 14.886.004 42.905.189 38.681.985 24.405.282 238%
19 Indo Straits Tbk. PTIS 93.162 140.662 148.803 176.598 181.885 148.222 116%
20 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 16.644.357 18.373.703 22.889.685 29.072.490 23.848.444 22.165.736 98%
21 Medco energi internasional MEDC 7.935.932 8.066.327 12.262.477 17.641.501 19.123.908 13.006.029 139%
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 1.998.447 183.907 194.401 83.189 187.980 529.585 -77%
23 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 1.238.224 883.525 927.368 1.091.527 1.082.066 1.044.542 34%
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 3.022.672 2.514.626 3.503.324 3.738.097 3.626.073 3.280.958 69%
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 273.125 112.894 151.040 98.839 184.243 164.028 -2%
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 42.333.970 39.431.687 15.450.510 19.045.910 53.501.025 33.952.620 32%
27 Petrosea Tbk. PTRO 2.853.275 2.813.095 4.246.973 6.744.410 6.623.006 4.656.152 148%
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 1.598.265 1.315.634 69.890 78.089 1.596.397 931.655 328%
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 225.794 210.141 249.769 305.320 172.420 232.689 65%
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 1.531.404 1.244.666 1.134.838 824.584 1.596.554 1.266.409 4%
31 Rukun Raharja Tbk RAJA 2.670.321 2.511.381 2.017.172 1.710.323 1.697.756 2.121.391 -1%
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 3.674.055 2.554.270 2.547.973 3.491.581 3.537.173 3.161.010 47%
33 SMR Utama Tbk. SMRU 542.203 578.052 739.646 850.641 699.202 681.949 86%
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 5.394 1.794 1.831 1.545 337 2.180 -56%
35 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 4.809.795 3.470.137 4.209.492 6.349.112 7.305.316 5.228.770 87%
36 Wintermar Offshore Marine TbkWINS 1.378.354 1.197.636 839.380 908.695 779.686 1.020.750 2%
Nilai Rata-Rata 6.375.790 5.849.241 6.723.673 9.738.399 10.217.765 7.780.974 305%
Nilai Maximum 42.333.970 39.431.687 44.143.895 52.417.614 53.501.025 43.113.486 6777%
Nilai Minimum 5.394 1.794 1.831 1.545 337 2.180 -77%
Standar Deviasi 9.673.346 8.938.965 9.360.169 12.919.599 13.735.548 10.348.184 1121%
Sumber: Laporan keuangan Perusahaan
98

6. Kondisi Laba Bersih Perusahaan Sampel

Kondisi laba bersih perusahaan sampel digambarkan pada tabel 4.7.

Berdasarkan tabel rata rata nilai laba bersih perusahaan sampel dari tahun 2015-

2019 sebesar Rp 590.780 (dalam jutaan rupiah), dengan nilai laba bersih tertinggi

terdapat pada perusahaan ADRO dengan nilai Rp 5.378.088 (dalam jutaan

rupiah). Sedangkan perusahaan sampel dengan nilai laba bersih terendah atau

mengalami kerugian terdapat pada perusahaan ENRG sebesar negatif Rp

1.897.147 (dalam jutaan rupiah). Nilai standar deviasi laba bersih perusahaan

sampel yaitu Rp 1.340.843 (dalam jutaan rupiah), nilai tersebut lebih besar

dibandingkan rata rata laba bersih perusahaan sampel sehingga data tersebut

memiliki risiko yang tinggi.

Berdasarkan tabel, rata rata pentumbuhan laba bersih perusahaan sampel

sebesar 80%, dengan pertumbuhan tertinggi terdapat pada perusahaan AKRA

sebesar 8711%, sedangkan perusahaan dengan pertumbuhan laba bersih terendah

terdapat pada perusahaan BIPI dengan nilai -5150%.

Berdasarkan data laba bersih perusahaan sampel secara rata rata

mengalami penurunan -132% dari tahun 2015-2019.


99

Tabel 4.6 Laba bersih 36 perusahaan sampel

LABA BERSIH
36 Perusahaan Sampel tahun 2015-2019
Dalam Jutaan rupiah
EMITEN KODE 2015 2016 2017 2018 2019 Rata rata Pertumbuhan
1 Adaro Energy Tbk ADRO 2.083.086 4.577.457 7.267.662 6.915.271 6.046.963 5.378.088 171%
2 AKR Corporindo Tbk AKRA 1.058.741 1.046.852 1.304.601 1.597 703.077 822.974 8711%
3 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 47.793 - 2.318.669 888.898 316.961 381.396 - 136.724 -5150%
4 Atlas Resources Tbk. ARII - 357.594 - 342.376 - 226.482 - 409.204 - 76.970 - 282.525 26%
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 363.859 368.436 1.122.004 1.000.104 423.528 655.586 183%
6 Bayan Resources Tbk. BYAN - 1.128.404 242.055 4.579.457 7.592.523 3.255.771 2.908.280 1725%
7 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 137.750 6.522 151.801 215.191 294.900 161.233 2181%
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 2.037.111 2.024.405 4.547.232 5.121.112 4.040.394 3.554.051 132%
9 Bumi Resources Tbk. BUMI - 8.840.684 1.615.756 3.288.725 2.291.160 131.649 - 302.679 -64%
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID - 114.589 498.330 633.332 1.095.391 284.701 479.433 -450%
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 1.648.598 883.777 1.723.410 1.748.509 996.068 1.400.072 41%
12 Elnusa Tbk. ELSA 379.745 316.066 250.754 276.316 356.477 315.872 -21%
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG - 3.967.193 - 5.934.880 200.254 - 124.868 340.950 - 1.897.147 -291%
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA - 224.231 - 68.489 - 127.521 - 138.528 - 89.485 - 129.651 18%
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT - 59.115 - 17.919 40.078 84.585 6.234 10.773 -301%
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 28.815 470.102 1.627.197 1.456.044 928.112 902.054 1760%
17 Harum Energy Tbk HRUM - 262.061 241.576 755.274 582.215 279.724 319.345 -13%
18 Indika Energy Tbk INDY - 1.060.105 - 1.400.444 4.357.486 1.417.142 69.400 676.696 -466%
19 Indo Straits Tbk. PTIS - 177.520 - 98.738 - 28.597 1.728 3.061 - 60.013 -206%
20 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 1.144.268 1.756.206 3.423.620 374.705 525.847 1.444.929 67%
21 Medco energi internasional MEDC - 2.568.264 2.513.190 1.785.745 - 410.868 - 346.843 194.592 -353%
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 17.481 19.182 1.076 - 50.952 6.804 - 1.282 -4942%
23 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS - 141.225 - 400.111 - 120.706 - 242.540 25.135 - 175.889 192%
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 478.177 364.300 469.615 728.549 490.532 506.235 54%
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK - 61.713 - 13.670 - 10.440 - 3.830 - 41.489 - 26.229 32%
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 5.556.059 4.146.133 2.002.178 5.280.332 1.570.552 3.711.051 73%
27 Petrosea Tbk. PTRO - 175.072 - 105.137 112.597 335.467 435.435 120.658 -43%
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 41.281 26.070 20.922 27.055 33.086 29.683 -23%
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 15.452 9.285 28.884 32.804 - 991.984 - 181.112 -440%
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 78.248 127.277 182.085 6.887 75.265 93.952 208%
31 Rukun Raharja Tbk RAJA 127.331 103.816 186.878 180.055 88.096 137.235 48%
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 341.186 285.634 166.727 447.878 362.794 320.844 107%
33 SMR Utama Tbk. SMRU - 307.908 - 216.632 32.700 - 69.562 - 187.289 - 149.738 -424%
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 433.799 326.150 264.851 194.245 151.735 274.156 -75%
35 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 354.864 195.988 560.479 986.008 608.109 541.090 209%
36 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS - 134.542 - 308.217 - 540.011 - 522.144 - 234.126 - 347.808 190%
Nilai Rata Rata - 89.072 303.869 1.136.743 1.020.482 581.878 590.780 80%
Nilai Maximum 5.556.059 4.577.457 7.267.662 7.592.523 6.046.963 5.378.088 8711%
Nilai Minimum - 8.840.684 - 5.934.880 - 540.011 - 522.144 - 991.984 - 1.897.147 -5150%
Standar Deviasi 2.060.205 1.664.935 1.758.487 2.000.201 1.302.843 1.340.900 1992%

Sumber: Laporan keuanga perusahaan

4.1.2.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

Deskripsi variabel penelitian menggambarkan kondisi rasio-rasio yang

diperoleh setiap perusahaan dengan melihat nilai mean, nilai maximum, nilai

minimum, dan standar deviasi. Variabel penelitian meliputi variabel dependen

yaitu Nilai perusahan dengan indikator PBV. Sedangkan variabel independen


100

yang terdiri dari current ratio (CR), debt equity to ratio (DER), total asset

turnover (TATO), return on asset (ROA) , inflasi, kurs dan Suku bunga.

Untuk melakukan analisis statistik deskriptif digunakan pendoman jika

standar devisi lebih besar dari mean menunjukkan data yang digunakan dalam

penelitian mempunyai sebaran besar (Karl Pearson;1894). Lebih lanjut

Sayfuddin, (2008) menyatakan bahwa jika nilai standar deviasi lebih besar dari

angka rata-rata (mean) (σ > ẋ), maka risiko usaha akan semakin besar, begitupula

sebaliknya jika nilai standar deviasi lebih kecil dari angka mean (σ > ẋ), maka

risiko usaha akan semakin rendah. Berdasarkan pendapat Karl Pearson dan

Syaifudin, D,T maka disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki standar

deviasi yang kecil atau mendekati jarak rata-rata maka, perusahaan yang

bersangkutan memiliki risiko yang kecil, begitupun sebaliknya perusahaan yang

memiliki jarak yang jauh dari rata-rata, maka perusahaan memiliki risiko yang

besar.

Adapun informasi deskripsi data dari penelitian ini, ditampilkan pada table

4.7 sebagai berikut.

Tebel 4.7 Statisstik data variabel penelitian

CR DER TATO ROA INFLASI KURS SUKU_BUNGA PBV


Mean 401.8733 241.2031 78.43778 4.157746 3.936111 13695.25 5.575427 178.5177
Median 153.2292 82.74248 48.59173 3.606174 3.262222 13391.97 5.111111 91.00000
Maximum 14613.02 16219.20 1180.621 105.0004 6.382500 14246.43 7.520833 1873.000
Minimum 2.135826 -1581.731 0.018002 -57.90084 3.029167 13307.38 4.562500 -32.00000
Std. Dev. 1503.808 1255.219 120.6293 16.95060 1.254341 412.6089 1.032116 247.9231
Skewness 7.510485 11.63322 5.524446 1.302663 1.347302 0.410205 1.116098 3.328107

Observatio 180 180 180 180 180 180 180 180


sumber : eviews 9, 2021
101

Hasil perhitungan statistik deskriptif menunjukan bahwa N atau jumlah

data pada setiap variabel di nyatakan valid adalah sebanyak 180 sampel selama

lima tahun. Berikut akan dijelaskan deskripsi data PBV, Current ratio, Struktur

Modal, Total aset turn over, inflasi, kurs dan suku bunga.

1. Kondisi PBV perusahaan Sampel

Tabel 4.8 Kondisi PBV 36 perusahaan sampel

PRICE BOOK TO VALUE


40 PERUSAHAAN SAMPEL 2015-2019
Dalam Satuan Kali
No Emiten Kode 2015 Des 2016 Des 2017 Des 2018 Des 2019 Rata rata Pertumbuhan
1 Adaro Energy Tbk ADRO 36,00 118,00 107,00 60,00 45,59 73,3 -1,1
2 AKR Corporindo Tbk. AKRA 389,00 306,00 282,00 180,00 151,55 261,7 -6,3
3 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 201,00 245,00 271,00 290,00 258,60 253,1 -5,9
4 Atlas Resources Tbk. ARII 1105,00 1077,00 642,00 587,00 615,86 805,4 5,3
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 112,00 300,00 205,00 332,00 166,34 223,1 -31,2
6 Bayan Resources Tbk. BYAN -9,00 44,00 630,00 91,00 60,96 163,4 0,6
7 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 68,00 112,00 89,00 77,00 62,44 81,7 -2,6
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 27,00 63,00 64,00 44,00 55,87 50,8 3,4
9 Bumi Resources Tbk. BUMI 241,00 466,00 409,00 305,00 265,75 337,4 -7,3
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 39,00 126,00 107,00 67,00 64,25 80,6 1,2
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 5,00 35,00 106,00 46,00 42,83 47,0 6,8
12 Elnusa Tbk. ELSA 91,00 147,00 165,00 72,00 45,87 104,2 -5,1
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 56,00 167,00 180,00 153,00 105,46 132,3 -7,6
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 455,00 381,00 386,00 421,00 499,01 428,4 15,5
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 15,00 19,00 41,00 320,00 37,94 86,6 -48,2
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 134,00 240,00 215,00 169,00 120,03 175,6 -9,3
17 Harum Energy Tbk. HRUM 160,00 162,00 98,00 104,00 117,00 128,2 2,3
18 Indika Energy Tbk. INDY 49,00 51,00 48,00 51,00 44,10 48,6 -1,3
19 Indo Straits Tbk. PTIS 8,00 11,00 13,00 13,00 21,47 13,3 2,3
20 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 68,00 72,00 97,00 73,00 46,84 71,4 -5,1
21 Medco Energi Internasional Tbk MEDC 106,00 172,00 420,00 544,00 330,34 314,5 -40,4
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 78,00 23,00 23,00 22,00 48,94 39,0 4,6
23 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 27,00 47,00 64,00 37,00 44,23 43,8 2,1
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 12,00 20,00 33,00 29,00 46,80 28,2 4,8
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 38,00 285,00 277,00 133,00 61,88 159,0 -8,3
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 74,00 35,00 56,00 46,00 46,95 51,6 0,1
27 Petrosea Tbk. PTRO 1873,00 1191,00 985,00 656,00 588,45 1058,7 -14,4
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 30,00 88,00 33,00 28,00 22,91 40,4 0,1
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 40,00 137,00 135,00 136,00 90,90 107,8 -6,6
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 20,00 19,00 22,00 15,00 35,95 22,4 4,0
31 Rukun Raharja Tbk. RAJA 90,00 103,00 116,00 151,00 168,06 125,6 4,0
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 36,00 38,00 62,00 106,00 276,38 103,7 35,5
33 SMR Utama Tbk. SMRU 135,00 123,00 107,00 109,00 66,29 108,1 -8,7
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 216,00 399,00 622,00 978,00 80,77 459,2 -177,5
35 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 63,00 128,00 191,00 108,00 78,49 113,7 -4,8
36 Wintermar Offshore Marine Tbk. WINS 45,00 350,00 81,00 -32,00 -17,91 85,2 7,4
Nilai Rata Rata 170,36 202,78 205,06 181,14 133,26 178,5 -8,1
Nilai Miximum 1873,00 1191,00 985,00 978,00 615,86 1058,7 35,5
Nilai Minimum -9,00 11,00 13,00 -32,00 -17,91 13,3 -177,5
Standar Deviasi 351,83 259,81 219,90 217,03 155,23 217,56 32,3
102

Tabel 4.8 menunjukan kondisi rata rata PBV perusahaan sampel. Pada

tahun 2015-2019 perusahaan sampel memperoleh rata rata PBV sebesar 178%

atau 1,78%, dengan rata rata tingkat pertumbuhan PBV sebesar -8,1%. Nilai rata

rata pertumbuhan PBV tertinggi terdapat pada perusahan SMRU. Sedangkan rata

rata nilai PBV terendah adalah perusahaan ITMA dengan nilai -177%. Perusahaan

dengan tingkat PBV tertinggi terdapat pada MYOH dengan nilai 35% selama

periode penelitian. Berdasarkan nilai standar deviasi, maka perusahaan sampel

memperoleh nilai standar deviasi sebesar 217,5%, sedangkan nilai rata rata

sebesar 178 % yang mengartikan bahwa PBV perusahaan sampel memiliki risiko

yang besar.

2. Kondisi Likuiditas (Current Ratio)Perusahaan Sampel

Tabel 4.9 menunjukan kondisi current ratio perusahaan sampel. Secara

rata-rata current ratio perusahaan sampel berada pada angka 401% atau 4 kali.

Dalam hal ini perusahaan sampel secara rata rata menggunakan aset lancat 4 kali

lebih besar dibandingkan dengan utang lancar. Nilai standar deviasi perusahaan

sampel lebih besar dari nilai rata rata (mean) yaitu sebesar 974%, hal ini

menunjukan bahwa sebaran data penelitian bervariasi dan memiliki risiko usaha

yang lebih besar.

Perusahaan sampel yang memperoleh tingkat rata rata nilai cuurent ratio

tertinggi adalah perushaaan PKPK dengan nilai 5452% atau 54 kali. Hal ini

diartikan bahwa perusahaan tersebut menggunakan utang lancar sebanyak 54 kali

lebih besar dari pada utang lancar, sehingga perusahaan tersebut di katakan likuid
103

Sedangkan perusahaan dengan tingkat current ratio terendah selama periode

adalah perusahaan ARII dengan nilai 21,75%. Artinya aset lancar perusahaan

tersebut hanya mampu menutupi utang lancar sebesar 21,75, atau dengan kata lain

perusahaan tersebut hanya mampu menjamin Rp 1 utang lancarnya dengan Rp

0,21 aset lancarnya.

Tabel 4.9 Kondisi Current ratio 36 perusahaan sampel

CURRENT RATIO
36 PERUSAHAAN SAMPEL TAHUN 2015-2019
DINYATAKAN DALAM BENTUK (%)
NO EMITEN KODE 2015 2016 2017 2018 2019 Rata Rata Pertumbuhan
1 Adaro Energy Tbk ADRO 240,39 247,10 255,94 196,01 171,18 222,12 -20%
2 AKR Corporindo Tbk AKRA 149,56 127,09 162,38 139,76 123,70 140,50 -3%
3 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 33,55 5,24 20,94 58,44 116,70 46,98 414%
4 Atlas Resources Tbk. ARII 20,50 17,72 23,05 23,42 24,08 21,75 19%
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 83,52 110,81 144,91 121,50 120,65 116,28 47%
6 Bayan Resources Tbk. BYAN 188,54 254,61 102,41 123,72 89,44 151,75 -9%
7 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 110,66 110,41 100,45 132,43 153,78 121,55 26%
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 154,35 165,58 246,34 237,85 248,72 210,57 54%
9 Bumi Resources Tbk. BUMI 13,49 69,24 56,90 39,77 38,71 43,62 365%
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 300,25 136,47 158,89 158,43 129,65 176,74 -42%
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 154,83 174,77 166,18 121,90 129,65 149,47 -17%
12 Elnusa Tbk. ELSA 143,54 189,72 135,37 149,20 147,68 153,10 14%
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 58,39 61,80 69,96 33,56 35,11 51,76 -32%
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 63,29 48,59 13,27 2,14 5,79 26,62 -146%
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 7,59 26,56 21,37 32,84 61,09 29,89 301%
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 279,43 377,43 168,23 131,97 132,29 217,87 -42%
17 Harum Energy Tbk HRUM 691,36 462,88 568,69 455,97 922,24 620,23 -10%
18 Indika Energy Tbk INDY 163,63 213,25 205,28 217,75 201,21 200,22 31%
19 Indo Straits Tbk. PTIS 31,03 27,37 49,56 72,73 96,35 55,41 123%
20 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 188,05 225,68 243,35 196,58 201,21 210,97 9%
21 Medco energi internasional MEDC 198,41 131,80 152,67 165,80 240,18 177,78 0%
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 119,16 177,21 376,16 129,79 130,80 186,62 96%
23 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 208,93 279,14 601,33 429,54 371,20 378,03 118%
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 207,31 340,90 468,39 424,36 360,36 360,27 89%
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 80,64 70,69 1369,13 11131,26 14613,02 5452,95 2544%
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 258,13 260,58 265,52 154,16 196,25 226,93 -34%
27 Petrosea Tbk. PTRO 155,25 215,86 172,01 169,19 151,40 172,74 15%
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 86,51 89,65 100,45 110,76 103,44 98,16 25%
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 482,44 315,89 673,98 396,71 70,28 387,86 21%
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 221,95 405,09 354,05 147,82 217,36 269,25 21%
31 Rukun Raharja Tbk RAJA 219,61 145,28 228,43 374,96 301,02 253,86 84%
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 231,99 429,84 284,51 347,52 328,48 324,47 73%
33 SMR Utama Tbk. SMRU 67,46 161,31 110,69 232,34 2,89 114,94 198%
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 6778,21 6221,69 515,36 173,32 112,27 2760,17 -173%
35 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 139,95 96,78 152,56 122,41 91,96 120,73 2%
36 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 802,44 88,58 64,83 61,69 58,87 215,28 -122%
Nilai Rata Rata 370,40 346,74 244,54 478,27 569,42 401,87 112%
Nilai Maximum 6778,21 6221,69 1369,13 11131,26 14613,02 5452,95 2544%
Nilai Minimum 7,59 5,24 13,27 2,14 2,89 21,75 -173%
Standar deviasi 1111,29 1014,32 257,81 1830,19 2412,73 974,04 434%
104

Jika dilihat dari tingkat pertumbuhannya, perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan current ratio tertinggi selama tahun 2015 -2019 adalah perusahaan

PKPK dengan nilai 2544% atau 180,2 kali. Sedangkan perusahaan dengan nilai

pertumbuhan current ratio terendah adalah ITMA dengan nilai negatif -173%.

Tinggi rendahnya current ratio akan mempengaruhi minat investor dalam

menginvestasikan dananya. Semakin besar nilai current ratio maka semakin

efisien perusahaan dalam memanfaatkan aset perusahaan. Tingginya tingkat

current ratio yang dimiliki oleh perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendeknya juga tinggi.

3. Kondisi Struktur Modal (debt to equity ratio)Perusahaan Sampel

Pada tabel 4.10 menunjukan kondisi struktur modal dengan indikator debt

to equity ratio 36 perusahaan sampel selama tahun 2015-2019. Berdasarkan data

dari tahun 2015 – 2019 perusahaan sampel rata rata memperoleh debt to equity

ratio senilai 241,2%. Dalam hal ini, perusahaan sampel dalam membiayai

aktivanya 2,4 kali lebih besar menggunakan utang dibanding dengan ekuitas. Nilai

standar deviasi debt to equity rasio perusahaan sampel adalah sebesar 542,5%, hal

ini menunjukan bahwa sebaran data perusahaan sampel bervariasi dan memiliki

risiko usaha yang lebih tinggi.

Nilai Debt to equity ratio tertinggi pada perusahaan sampel terdapat pada

perusahaan ETWA dengan nilai 3.182 % atau 31 kali. Dalam hal ini perusahaan

ETWA menggunakan utang 31 kali lebih besar dibandingkan ekuitas untuk

membiayai aktivanya. Sedangkan perusahaan dengan penggunaan nilai debt to

equity ratio terendah adalah perusahaan ITMA dengan nilai 0,17%. Dalam hal
105

ini perusahaan ITMA mayoritas melakukan pembiayan aktiva dengan

menggunakan modal sendiri.

Tabel 4.10 Kondisi DER 36 Perusahaan Sampel.


DEBT EQUITY TO RATIO
36 PERUSAHAAN SAMPEL TAHUN 2015-2019
Dinyatakan dalam bentuk persen (%)
No EMITEN KODE 2015 2016 2017 2018 2019 Rata rata Petumbuhan
1 Adaro Energy Tbk ADRO 77,7 72,3 66,5 64,1 81,2 72,4 2%
2 AKR Corporindo Tbk AKRA 108,7 96,1 86,3 100,9 112,7 100,9 1%
3 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 196,2 330,0 510,5 222,9 244,9 300,9 15%
4 Atlas Resources Tbk. ARII 328,7 486,7 722,5 3.405,6 690,2 1.126,7 78%
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 65,7 284,7 40,2 63,1 47,2 100,2 56%
6 Bayan Resources Tbk. BYAN 444,8 338,3 72,4 69,7 106,4 206,3 -11%
7 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 102,1 142,1 96,9 70,3 94,6 101,2 3%
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 81,9 76,0 59,3 48,6 41,7 61,5 -12%
9 Bumi Resources Tbk. BUMI -420,2 -211,4 1.190,9 675,8 761,9 399,4 -149%
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 878,6 597,6 433,7 352,8 321,3 516,8 -17%
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 60,8 74,0 88,3 123,8 127,0 94,8 17%
12 Elnusa Tbk. ELSA 67,3 112,2 59,1 71,4 90,3 80,0 13%
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 311,8 -1.581,7 1.315,2 752,6 540,3 267,6 -172%
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 1.658,8 16.219,2 -1.018,8 -521,4 -424,8 3.182,6 141%
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 78,6 67,0 73,0 70,0 49,1 67,5 -8%
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 49,4 42,6 102,1 122,0 117,9 86,8 28%
17 Harum Energy Tbk HRUM 9,8 16,3 16,1 20,5 11,9 14,9 10%
18 Indika Energy Tbk INDY 158,6 145,9 226,1 225,6 245,8 200,4 11%
19 Indo Straits Tbk. PTIS 95,0 166,4 145,7 131,0 117,3 131,1 8%
20 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 43,7 33,3 41,8 48,8 36,7 40,9 -1%
21 Medco energi internasional MEDC 314,7 303,9 267,9 278,6 346,0 302,2 3%
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 55,7 32,4 22,0 83,4 71,8 53,1 38%
23 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 35,6 32,2 27,8 39,9 26,9 32,5 -2%
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 47,8 27,0 31,5 39,7 32,2 35,6 -4%
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 104,3 126,0 131,6 130,1 400,1 178,4 46%
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 114,9 115,6 89,8 148,0 128,0 119,2 6%
27 Petrosea Tbk. PTRO 138,6 230,8 140,5 190,7 159,2 172,0 9%
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 222,6 172,2 152,3 144,0 189,0 176,0 -2%
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 31,2 33,8 42,4 50,2 122,9 56,1 39%
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 28,4 16,9 18,5 35,2 35,3 26,9 12%
31 Rukun Raharja Tbk RAJA 80,3 58,7 25,2 45,0 47,1 51,3 0%
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 72,7 37,0 32,7 32,8 31,0 41,2 -13%
33 SMR Utama Tbk. SMRU 114,6 145,7 100,0 100,0 100,0 112,1 -1%
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 0,030 0,024 0,3 0,3 0,2 0,2 211%
35 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 82,0 77,1 99,3 132,8 140,3 106,3 12%
36 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 75,6 73,3 68,1 60,7 59,6 67,5 -5%
Nilai rata rata 164,3 527,5 154,9 211,9 147,3 241,2 10%
Nilai Maximum 1.658,8 16.219,2 1.315,2 3.405,6 761,9 3.182,6 211%
Nilai Minimum -420,2 -1.581,7 -1.018,8 -521,4 -424,8 0,2 -172%
Standar deviasi 316,2 2.709,0 362,4 581,0 206,2 542,5 61%

Sumber : data diolah Sendiri, 2021


Berdasarkan deskripsi diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai

Debt to Equity Ratio dari suatu perusahaan, maka artinya semakin tinggi pula

jumlah hutang atau kewajiban perusahaan untuk melunasi hutang yang harus
106

dibayar baik jangka panjang maupun jangka pendek. Dan begitu juga sebaliknya,

semakin rendah nilai Debt to Equity Ratio maka perusahaan akan lebih mudah

mendapatkan pendanaan dari investor. Dengan adanya rasio hutang terhadap

modal yang kecil, maka perusahaan tersebut memiliki kewajiban hutang yang

kecil juga, sehingga akan menguntungkan para investor yang akan memberikan

pinjaman.

4. Kondisi Rasio Aktivitas (Total Asset turn Over) Perusahaan Sampel

Tabel 4.10 menggambarkan kondisi total aset turn over perusahaan sampel

pada rentang periode 2015-2019. Berdasarkan data rata rata TATO perusahaan

sampel selama periode penelitian mencapai 78,4 kali dari total aset atau 0,78 kali

dari total asset, dalam hal ini penjualan perusahaan sampel rata rata hanya sebesar

78% dari rata rata total aset perusahaan sampel. Berdasarkan data standar deviasi,

perusahanam sampel memiliki nilai standar deviasi 95,82% dengan mean sebesar

78,44%, hal ini dapat diartikan bahwa total aset turnover perusahaan sampel

memiliki data yang bervariasi dan memiliki risiko usaha yang besar.

Perusahaan dengan tingkat perputaran aset tertinggi terdapat pada BSSR

dengan nilai 506% atau 5,06 kali. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan

BSSR mampu melakukan perputaran asetnya melalui penjualan sebanyak 5,06

kali dari nilai total aktiva perusahaan. Sedangkan perusahaan dengan nilai total

aset turn over terendah adalah terdapat pada ITMA dengan rata rata sebesar 0,15

% atau 0,015 kali., hal tersebut menjukan bahwa perusahaan ITMA hanya mempu

memutar asetnya melalui penjualan sebesar 0,15% dari total asetnya.


107

Tabel 4.11 Kondisi Total aset Turnover Perusahaan sampel

TOTAL ASET TURN OVER


36 PERUSAHAAN SAMPEL TAHUN 2015-2019
Dinyatakan dalam bentuk persen (%)
No EMITEN KODE 2015 2016 2017 2018 2019 Rata rata Pertumbuhan
1 Adaro Energy Tbk ADRO 45,05 38,70 47,82 51,27 47,90 46,15 0,15
2 AKR Corporindo Tbk AKRA 130,00 96,10 108,71 118,09 101,37 110,85 -0,07
3 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 0,70 0,18 0,24 2,20 5,65 1,80 7,98
4 Atlas Resources Tbk. ARII 8,06 35,26 8,78 10,90 17,26 16,05 2,98
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 559,28 447,74 497,73 490,20 539,21 506,83 -0,08
6 Bayan Resources Tbk. BYAN 49,58 67,36 120,09 145,69 108,88 98,32 1,30
7 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 24,49 21,46 20,93 25,89 18,42 22,24 0,03
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 81,95 75,68 88,56 87,56 83,48 83,45 0,07
9 Bumi Resources Tbk. BUMI 0,49 0,41 0,47 28,46 30,80 12,13 59,58
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 68,00 69,28 80,86 75,37 140,99 86,90 0,29
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 38,05 31,89 48,29 52,23 44,81 43,05 0,41
12 Elnusa Tbk. ELSA 85,66 118,80 102,55 117,10 123,22 109,47 0,40
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 41,15 49,40 36,25 37,39 49,21 42,68 0,03
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 29,70 20,97 4,64 2,19 19,94 15,49 0,02
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 4,04 8,80 7,94 22,89 28,72 14,48 3,02
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 95,54 101,77 108,33 176,99 141,87 124,90 0,72
17 Harum Energy Tbk HRUM 65,50 52,53 70,87 71,95 58,74 63,92 0,13
18 Indika Energy Tbk INDY 51,03 42,54 30,22 80,73 76,95 56,29 1,21
19 Indo Straits Tbk. PTIS 11,45 23,59 27,50 32,16 36,23 26,19 1,42
20 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 92,67 113,04 124,35 139,16 141,90 122,22 0,44
21 Medco energi internasional MEDC 19,77 16,69 17,54 23,19 22,94 20,03 0,22
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 1.180,62 106,12 121,66 56,49 126,33 318,25 -1,05
23 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 29,16 25,24 28,51 31,45 35,68 30,01 0,12
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 200,72 160,82 160,83 148,77 135,49 161,33 -0,29
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 11,61 5,33 8,12 5,34 18,50 9,78 0,13
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 47,25 42,94 13,94 16,57 52,20 34,58 -0,15
27 Petrosea Tbk. PTRO 48,62 53,22 69,02 83,83 86,46 68,23 0,61
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 146,39 134,37 7,29 7,88 127,57 84,70 2,09
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 9,22 8,03 9,97 11,34 9,66 9,64 0,22
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 112,65 93,85 79,73 48,56 90,90 85,14 -0,53
31 Rukun Raharja Tbk RAJA 127,88 128,71 98,93 61,80 67,69 97,00 -0,58
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 165,19 129,10 138,22 159,33 158,85 150,14 0,00
33 SMR Utama Tbk. SMRU 20,46 23,85 36,42 44,57 41,73 33,41 0,90
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 0,43 0,12 0,12 0,09 0,02 0,15 -1,13
35 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 123,48 98,73 89,20 87,36 82,81 96,31 -0,33
36 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 22,42 22,21 18,30 22,82 22,64 21,68 0,06
Nilai rata rata 104,12 68,47 67,58 71,61 80,42 78,44 2,23
Nilai Maximum 1180,62 447,74 497,73 490,20 539,21 506,83 59,58
Nilai Minimum 0,43 0,12 0,12 0,09 0,02 0,15 -1,13
Standar Deviasi 208,82 79,15 87,29 87,23 91,47 95,82 9,95

Sumber: data di olah sendiri, 2021


Total Assets Turnover yang tinggi mencerminkan semakin efisien

perusahaan tersebut menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan,


108

sebaliknya semakin rendah nilai Total Assets Turnover maka berarti perusahaan

kurang optimal dalam mengelola aset yang dimilikinya.

Secara rata rata perusahaan sampel mengalami pertumbuhan TATO atau

2,2 kali pada tahun 2015-2019. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan TATO

tertinggi selama periode penelitian adalah perusahaaan BUMI, dengan nilai

6231%. Sedangkan perusahaan sampel yang memperoleh nilai TATO terendah

dari tahun 2015 – 2019 adalah perusahaan ITMA dengan nilai negatif - 1,13.

5. Kondisi Profitabilitas (Return On Asset) Perusahaan sampel

Tabel 4.12 dibawah menggambarkan kondisi Return On Aset (ROA) 36

perusahaan sampel dalam rentang waktu 2015-2019. Berdasarkan data rata rata

ROA perusahaan sampel selama periode penelitian adalah 4,16%. Hal ini

menunjukan bahwa laba bersih yang di hasilkan oleh perusahaan sampel secara

rata rata sebesar 4,16% dari nilai total aset perusahaan sampel. Nilai standar

deviasi perusahaan sampel yaitu 14,27% lebih besar dari nilai rata rata ROA, hal

menunjukan bahwa sebaran data ROA perusahaan sampel bervariasi dan memiliki

risiko usaha yang besar.

Nilai Return on asset tertinggi terdapat pada perusahaan BSSR dengan

nilai 65,64 % selama periode penelitian. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan

BSSR mempu menghasilkan laba bersih sebesar 65,64% dibandingkan total

asetnya. Return On Asset yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba bersih dari total assetnya. Jika nilai Return On Asset

semakin besar artinya semakin baik pertumbuhan profitabilitasnya, sehingga


109

prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik, demikian juga

sebaliknya. Sedangkan perusahaan dengan nilai Return On Asset terendah adalah

PKPK dengan nilai negatif -22,67, hal ini menunjukan bahwa perusahaan tersebut

mengalami kerugian sebesar 22,67% dibanding nilai aset totalnya

Tabel 4.12 Kondisi ROA perusahaan sampel periode 2015-2019

RETURN ON ASSET
36 PERUSAHAAN SAMPEL TAHUN 2015-2019
Dinyatakan dalam bentuk persen (%)
No EMITEN KODE 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-Rata Pertumb.
1 Adaro Energy Tbk ADRO 2,53 5,22 7,87 6,76 6,03 5,68 1,4
2 AKR Corporindo Tbk AKRA 6,96 6,61 7,75 0,01 3,28 4,92 81,0
3 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 0,25 - 13,50 4,88 1,78 2,19 - 0,88 -56,7
4 Atlas Resources Tbk. ARII - 7,38 - 7,72 - 5,11 - 8,07 - 1,52 - 5,96 0,1
5 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 56,95 50,61 105,00 76,35 39,29 65,64 0,6
6 Bayan Resources Tbk. BYAN - 8,72 2,18 38,03 45,56 18,33 19,08 15,2
7 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 4,83 0,20 3,60 4,50 3,85 3,40 16,0
8 Bukit Asam Tbk. PTBA 12,06 10,90 20,68 21,19 15,48 16,06 0,8
9 Bumi Resources Tbk. BUMI - 14,50 3,88 6,57 4,05 0,26 0,05 -1,1
10 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID - 1,00 4,20 4,94 6,39 1,73 3,25 -4,9
11 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 5,98 2,95 4,65 3,57 1,93 3,81 -0,3
12 Elnusa Tbk. ELSA 8,62 7,54 5,16 4,88 5,24 6,29 -0,5
13 Energi Mega Persada Tbk. ENRG - 18,96 - 41,59 1,69 - 1,18 3,61 - 11,29 -2,4
14 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA - 16,82 - 5,91 - 11,44 - 12,70 - 7,96 - 10,97 0,3
15 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT - 8,29 - 2,81 5,52 10,17 0,72 1,06 -3,0
16 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 0,57 9,26 17,13 17,03 8,55 10,51 16,1
17 Harum Energy Tbk HRUM - 4,99 4,35 12,13 8,59 4,50 4,92 -0,5
18 Indika Energy Tbk INDY - 3,57 - 5,72 8,85 2,67 0,14 0,47 -2,8
19 Indo Straits Tbk. PTIS - 21,82 - 16,56 - 5,29 0,31 0,61 - 8,55 -1,8
20 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 6,37 10,80 18,60 1,79 3,13 8,14 0,7
21 Medco energi internasional MEDC - 6,40 5,20 2,55 - 0,54 - 0,42 0,08 -3,6
22 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 10,33 11,07 0,67 - 34,60 4,57 - 1,59 -53,5
23 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS - 3,33 - 11,43 - 3,71 - 6,99 0,83 - 4,93 2,4
24 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 31,75 23,30 21,56 29,00 18,33 24,79 -0,1
25 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK - 36,17 - 8,67 - 7,60 - 2,99 - 57,90 - 22,67 2,2
26 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 6,20 4,52 1,81 4,59 1,53 3,73 0,5
27 Petrosea Tbk. PTRO - 2,98 - 1,99 1,83 4,17 5,68 1,34 -0,9
28 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 3,78 2,66 2,18 2,73 2,64 2,80 -0,2
29 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 0,63 0,35 1,15 1,22 - 55,56 - 10,44 -7,5
30 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 5,76 9,60 12,79 0,41 4,29 6,57 1,9
31 Rukun Raharja Tbk RAJA 6,10 5,32 9,17 6,51 3,51 6,12 0,2
32 Samindo Resources Tbk. MYOH 15,34 14,44 9,04 20,44 16,29 15,11 0,8
33 SMR Utama Tbk. SMRU - 11,62 - 8,94 1,61 - 3,65 - 11,18 - 6,75 -4,3
34 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 34,40 20,98 17,58 10,85 8,12 18,39 -1,0
35 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 9,11 5,58 11,88 13,57 6,89 9,40 0,8
36 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS - 2,19 - 5,72 - 11,77 - 13,11 - 6,80 - 7,92 2,7
Nilai rata rata 1,66 2,53 8,94 6,26 1,40 4,16 - 0,03
Nilai Maximum 56,95 50,61 105,00 76,35 39,29 65,64 80,95
Nilai Minimum - 36,17 - 41,59 - 11,77 - 34,60 - 57,90 - 22,67 - 56,72
Standar deviasi 16,33 14,15 19,16 17,65 16,69 14,27 19,67
Sumber: Data Diolah sendiri,2021
110

Dari sisi pertumbuhan, ROA perusahaan sampel selama periode penelitian

mangalami pertumbuhan negative 0,03%. Hal menunjukan bahwa kinerja

perusahaan sampel menurun selama periode tahun 2019-2019.

6. Kondisi Inflasi

Pada penelitian ini pengukuran inflasi ditentukan berdasarkan data inflasi

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia per 31 Desember setiap tahunnya selama

periode tahun 2015-2019 dan dinyatakan dalam satuan persen.

Tabel 4.13 meenggambarkan kondisi tingkat inflasi negara indonesia.

Berdasarkan rata rata tingkat inflasi selama periode 2015-2019 berkisar 3,936%.

Dengan tingkat inflasi tertinggi pada tahun 2015 sebesar 638%dan yang terendah

pada tahun 2019 dengan nilai 3,029%. Tingkat pertumbuhan inflasi selama

periode 2015-2019 yaitu negatif -0,107%, dengan nilai standar deviasi sebesar

1,3%.

Tabel 4.13 Kondisi tingkat Inflasi Indonesia

DATA INFLASI
TAHUN 2015-2019
Dinyatakan dalam (%)
TAHUN INFLASI
2015 6,383
2016 3,262
2017 3,809
2018 3,198
2019 3,029
Nilai rata rata 3,936
Nilai Maximum 6,383
Nilai Minimum 3,029
Standar Deviasi 1,398
Pertumbuhan Inflasi -0,107

Sumber: bi.go.id
111

7. Kondisi Kurs (Nilai tukar)

Pada penelitian ini menggunakan menggunakan kurs tengah BI. Data kurs

jual dan kurs beli diambil dari situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id) pada

periode 2015-2019. Kemudian kurs jual dan kurs beli dihitung dengan

menemukan rata-rata nilai tukar nilai untuk setiap tahun.

Tabel 4.14 menggambarkan kondisi Kurs tengahh rupiah. Secara rata rata

nilai kurs tengah berkisar Rp 13.695. Dengan nilai depresiasi tertinggi pada tahun

2018 dengan nilai Rp 14.246. Dan Nilai apresiasi tertinggi pada tahun 2016

dengan nilai Rp 13.307. pertumbuhan kurs dari tahun 2015-2019 secara rata raa

berkisar 0,0114

Berdasarkan pada data standar deviasi, maka nilai kurs tengah tersebut

masih dalam resiki kecil karena nilai standar deviasi lebih kecil dari pada rata rata

kurs tengah selama tahun 2015-2019.

Tabel 4.14 Kondisi Kurs Tengah Rupiah

DATA KURS TENGAH


TAHUN 2015-2019
TAHUN KURS TENGAH
2015 13392,0
2016 13307,4
2017 13384,1
2018 14246,4
2019 14146,3
Nilai rata rata 13695,2
Nilai Maximum 14246,4
Nilai Minimum 13307,4
Standar Deviasi 460,0
Pertumbuhan 0,0114

Sumber: bi.go.id
112

8. Kondisi Suku Bunga

Suku bunga merupakan jumlah uang yang dibayarkan sebagai imbalan

atas penggunaan utang yang dipinjam. Tingkat suku bunga dalam penilitan ini

dicerminkan dengan nilai BI-7 Day Reverse Repo Rate. BI 7-Day (Reverse) Repo

Rate data dalam penelitian ini diambil dari situs resmi Bank Indonesia

(www.bi.go.id) untuk periode 2015 – 2019.

Tabel 4.15 Kondisi Suku Bunga BI-7 Day Reverse Repo Rate.

DATA SUKU BUNGA


TAHUN 2015-2019
Dinyatakn dalam (%)
Tahun Suku Bunga
2015 7,52
2016 5,11
2017 4,56
2018 5,06
2019 5,63
Nilai rata rata 5,58
Nilai Maximum 7,52
Nilai Minimum 4,56
Standar Deviasi 1,15
Pertumbuhan -0,05

Sumber: bi.go.id

Tabel 4.15 menggambarkan kondisi suku bunga BI-7 Day Reverse Repo

Rate pada tahun 2015-2019. Secara rata-rata suku bunga dari tahun 2015 – 2019

berada pada angka 5,58%, dengan suku bunga tertinggi pada tahun 2015 dengan

nilai 7,52% dan suku bunga terendah pada 4,56%. Tingkat pertumbuhan suku

bunga pada masa periode penelitian adalah sebesar -0,05%.


113

4.1.3. Penentuan Model Estimasi

4.1.3.1 Common Efect Model

Teknik ini merupakan teknik yang paling sederhana untuk mengistemasi

parameter model data panel, yaitu dengan mengkombinasi data cross section dan

time series sebagai satu kesatuan tanpa melihat adanya perbedaan watu dan entitas

(individu).

Tabel 4.16 Hasil Uji Common Efect Model

Dependent Variable: PBV


Method: Panel Least Squares
Date: 09/25/21 Time: 22:08
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 36
Total panel (balanced) observations: 180

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 7.921784 28.76578 0.275389 0.7833


CR 0.028661 0.066825 0.428893 0.6685
DER 0.078472 0.048164 1.629249 0.1051
TATO 0.198761 0.042171 4.713254 0.0000
ROA 0.206175 0.053422 3.859370 0.0002
INFLASI 0.089528 0.526821 0.169940 0.8653
KURS -0.237021 3.034994 -0.078096 0.9378
SUKU_BUNGA -1.636328 0.724334 -2.259078 0.0251

R-squared 0.277646 Mean dependent var 4.524405


Adjusted R-squared 0.248248 S.D. dependent var 1.000227
S.E. of regression 0.867234 Akaike info criterion 2.596410
Sum squared resid 129.3602 Schwarz criterion 2.738319
Log likelihood -225.6769 Hannan-Quinn criter. 2.653948
F-statistic 9.444350 Durbin-Watson stat 0.615852
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Olah Eviews 9, 2021

4.1.3.1 Fixed Efect Model

Pendekatan model fixed effect mengasumsiakan bahwa intersep dari setiap

individu adalah berbeda sedangkan slope antar individu adalah tetap (sama).
114

Tabel 4.17 Hasil Uji Fixed Efect Model

Dependent Variable: PBV


Method: Panel Least Squares
Date: 09/25/21 Time: 22:08
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 36
Total panel (balanced) observations: 180

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5.426262 16.24883 0.333948 0.7389


CR 0.256460 0.055394 4.629776 0.0000
DER 0.241281 0.060423 3.993179 0.0001
TATO 0.041157 0.063206 0.651158 0.5160
ROA 0.095040 0.036503 2.603608 0.0102
INFLASI 0.140320 0.297463 0.471725 0.6379
KURS -0.120965 1.714276 -0.070563 0.9438
SUKU_BUNGA -1.518992 0.409694 -3.707626 0.0003

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.819099 Mean dependent var 4.524405


Adjusted R-squared 0.763641 S.D. dependent var 1.000227
S.E. of regression 0.486279 Akaike info criterion 1.600731
Sum squared resid 32.39595 Schwarz criterion 2.363493
Log likelihood -101.0658 Hannan-Quinn criter. 1.909999
F-statistic 14.76957 Durbin-Watson stat 1.942090
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: hasil uji eviews, 2021

4.1.3 .3 Random Efect Model

Model effect random ini menggunakan variabel gangguan (error term),

model ini mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling

berhubungan antar waktu dan antar individu (Widarjono, 2007). Teknik ini juga

memperhitungkan bahwa error mungkin berkorelasi sepanjang time series dan

cross section.
115

Tabel 4.18 Uji Random Efect Model

Dependent Variable: PBV


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/25/21 Time: 22:09
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 36
Total panel (balanced) observations: 180
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 6.908902 16.20610 0.426315 0.6704


CR 0.220289 0.050981 4.321031 0.0000
DER 0.197361 0.048098 4.103306 0.0001
TATO 0.102037 0.049081 2.078945 0.0391
ROA 0.113128 0.035373 3.198119 0.0016
INFLASI 0.130065 0.296481 0.438696 0.6614
KURS -0.253720 1.709298 -0.148435 0.8822
SUKU_BUNGA -1.560778 0.408246 -3.823127 0.0002

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.657697 0.6466


Idiosyncratic random 0.486279 0.3534

Weighted Statistics

R-squared 0.352397 Mean dependent var 1.420382


Adjusted R-squared 0.326041 S.D. dependent var 0.612884
S.E. of regression 0.503148 Sum squared resid 43.54308
F-statistic 13.37067 Durbin-Watson stat 1.478921
Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.209540 Mean dependent var 4.524405


Sum squared resid 141.5567 Durbin-Watson stat 0.454919

Sumber: Olah data Eviews 9, 2021

4.1.4 Teknik Penentuan Model

4.1.4.1 Uji Chow

Aturan pengambilan keputusannya adalah jika profitabilitas untuk Cross-

Section F< 0,05 maka model yang tepat adalah model Fixed Effect. Sebaliknya
116

jika profitabilitas untuk Cross-section F> 0,05 model yang tepat adalah Common

Effect model.

Tabel 4.19 Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 11.715836 (35,137) 0.0000


Cross-section Chi-square 249.222075 35 0.0000

Sumber: Hasil Uji Eviews 9, 2021

Tabel 4.19 menunjukan Hasil Uji Chow. Dari hasil uji tersebut di peroleh

nilai probabilitas untuk cross section F bernilai 0,0000. Artinya nilai cross section

F lebih kecil dari 0,05 maka model yang tepat adalah model model Fixed Effect

4.1.4.2 Uji Hausman

Uji hausman dilakukan untuk membandingkan atau memilih model mana

yang terbaik antara Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM).

Model statistik uji Hausman mengikuti distribusi Chi-Squared dengan degree of

frendom <0.05 maka model yang tepat adalah model Fixed Effect. Sebaliknya jika

profitabilitas untuk Cross-section F> 0,05 maka model yang tepat adalah model

Random Effect.

Tabel 4.20 Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.000000 7 1.0000

* Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero.


Sumber: Hasil Uji Eviews 9, 2021
117

Tabel 4.20 menunjukan hasil uji hausman yang probabilitas untuk cross-

section random bernilai 1,0000. Dalam hal ini nilai probabilitas untuk cross-

section random lebih besar dari pada tingkat signifikan yaitu 0,05. Artinya model

yang tepat adalah random efect model.

4.1.4.3 Uji Langrangge Multipiler (LM)

Uji Lagrangge Multiplier (LM) digunakan untuk memilih apakah Common

Effect Model atau Random Effect Model yang lebih tepat digunakan dalam model

persamaan regresi data panel. Uji Lagrangge Multiplier memberikan penilaian

dengan menggunakan nilai Breusch-pagan dan tingkat signifikansi 0,05 (5%).

Tabel 4.21 Uji Langrangge Multipler

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects


Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 203.3014 0.400052 203.7014


(0.0000) (0.5271) (0.0000)

Tabel 4.21 menunjukan hasil uji Langrangge Multipiler. Dari hasil uji

tersebut menghasilkan nilai Breusch-pagan sebesar 0,0000. Hal ini menunjukan

bahwa nilai breuch-pagan lebih kecil dari pada tingkat signifikasi yaitu 0,05. Dari

hasil tersebut Maka disimpulkan bahwa Random Effect Model (REM) lebih tepat

digunakan dari pada Common Effect Model (CEM).

Dari hasil uji tersebut maka dapat disimpulkan:

1) Dari uji Chow model yang terpilih adalah Fixed Efect Model

2) Dari uji Housman model yang tepat adalah Random Efect model.
118

3) Uji Langrangge Multipiler model yang terpilih adalah Random Effect

Model (REM)

4) Jadi, modal yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Random Effect

Model (REM).

4.1.5 Uji Asumsi Klasik

Pada penelitian ini menggunakan data panel dengan 36 unit Cross section

(Perusahaan sektor Energi BEI) dan 5 unit time series (tahun). Komposisi yang

digunakan adalah 7 variabel independen yaitu Current ratio (CR), Deb Equity

Ratio (DER), Total Aset turn over (TATO), Retrun On Asset (ROA), Inflasi, kurs,

dan Suku Bunga. Sedangkan Variabel Dependen adalah nilai perusahaan yang di

proksi PBV. Uji Asumsi Klasik yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

4.1.5.1 Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan

menggunakan uji Jarque-Bera (J-B). Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi

yang digunakan α=0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka

probabilitas dari statistik J-B dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika nilai probabilitas pp=0,05 maka asumsi normalitas terpenuhi.

2) Jika nilai probabilitas pp<0,05 maka asumsi normalitas tidak terpenuhi


119

Gambar 4.1 Uji normalitas


24
Series: Standardized Residuals
20
Sample 2015 2019
Observations 180

16
Mean 2.82e-15
Median -0.101543
12 Maximum 2.416804
Minimum -2.648631
8 Std. Dev. 0.889280
Skewness 0.249315
Kurtosis 2.812850
4

Jarque-Bera 2.127428
0 Probability 0.345171
-2 -1 0 1 2
Sumber: Hasil Analisis,2021

Berdasarkan gambar 4.16 menunjukan bahwa melalui histogram uji

normalitas dapat diketahui nilai probabilitas dari Jarque-Bera < 0,05 yaitu

0,3451 artinya data pada penelitian ini berdistribusi secara normal. Karena nilai

probabilitas jarque-bera lebih besar dibanding tingkat signifikan yaitu 0,05.

4.1.5.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan yang

sempurna antar variabel independen dalam model regresi atau dapat juga

dikatakan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel independen.

Multikolinearitas dapat diketahui dari nilai koefisien korelasi yang didapat

dari hasil Correlation Matrix pada program Eviews. Jika nilai Koefisien korelasi

diantara masing-masing variabel bebas lebih dari 1.000 maka data penelitian ini

terkena Multikolinearitas sebaliknya jika nilai Correlation Matrix lebih kecil dari

1.000 maka data penelitian ini tidak terkena multikolinearitas.


120

Tabel 4.22 Hasil uji Multikolinearitas


CR DER TATO ROA INFLASI KURS SUKU_BUNGA

CR 1.000000 -0.494896 0.195371 0.049353 0.010873 -0.030404 -0.019846


DER -0.494896 1.000000 0.181839 -0.173474 -0.062178 0.031307 -0.048117
TATO 0.195371 0.181839 1.000000 0.059608 -0.000749 0.060549 0.042123
ROA 0.049353 -0.173474 0.059608 1.000000 0.099374 -0.157670 0.005721
INFLASI 0.010873 -0.062178 -0.000749 0.099374 1.000000 -0.525854 0.781817
KURS -0.030404 0.031307 0.060549 -0.157670 -0.525854 1.000000 -0.125114
SUKU_BUNGA -0.019846 -0.048117 0.042123 0.005721 0.781817 -0.125114 1.000000

Sumber: hasil analisis eviews 9, 2021

Berdasarkan tabel 4.22 menunjukan bahwa hasil dari Correlation Matrix

tidak lebih besar dari 1.000 sehingga data penelitian tidak terkena

Multikolinearitas.

4.1.5.3 Uji Heteroskedastitistas

Uji Heterokedasitisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain, salah satu metode formal untuk menguji

heteroskedastisitas adalah dengan menggunkan uji White. Apabila nilai variabel

nilai perusahaan dari Obs*R-squared lebih besar dari α (5%) maka data tidak

bersifat heteroskedastis dan jika nilai profitabilitas dari Obs*R-squared lebih kecil

dari α (5%) maka data bersifat heteroskedastis.

Tabel 4.23 Hasil Heteroskedasticity Test


Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.090361 Prob. F(30,149) 0.3556


Obs*R-squared 32.40285 Prob. Chi-Square(30) 0.3490
Scaled explained SS 34.46943 Prob. Chi-Square(30) 0.2625

Sumber: hasil olah eviews 9, 2021


121

Tabel 4.23 menunjukan bahwa nilai probabiilitas chi square adalah 0.3490

hal ini menunjukan bahwa tidak bersifat Heterokedastisitas karena nilai chi square

lebih besar dari pada tingkat signifikan yaitu 0,05 (5%).

4.1.5.4 Uji autokorelasi

Data yang digunakan untuk mengestimasi model regresi linier merupakan

data time series maka diperlukan asumsi bebas autokorelasi. Guna memastikan

apakah model regresi linier terbebas dari autokorelasi, dapat menggunakan

metode Breusch-Godfrey atau LM (Lagrange Multiplier) Test.

Tabel 4.24 Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 37.60046 Prob. F(2,170) 0.0000


Obs*R-squared 55.20438 Prob. Chi-Square(2) 0.0000
Sumber: hasil olah eviews 9

Gambar 4.24 menunjukan hasil autokorelasi. Hasil uji tersebut

menunjukan bahwa probabilitas chi-square adalah 0,000000. Karena nilai

probailitas chi-square lebih kecil dari pada nilai signifikasi yaitu 0,05 (5%) maka

data tersebut terjadi autokorelasi.

Salah satu penyebab terjadinya autocorelasi pada penelitian ini adalah

karna dalam penelitian ini menggunakan data makro ekonomi yang disajikan

secara berulang. Selain itu, kemungkinan ada variabel lain yang memberikan

pengaruh lebih besar yang tidak dimasukan dalam penelitian.


122

4.1.6 Analisa Regresi Dengan Data Panel

Berdasarkan tahap sebelumnya telah dilakukan estimasi model regresi data

panel yaitu model Common Effect, Fixed Effect dan Random Effect. Kemudian

dilakukan serangkaian uji pemilihan model regresi data panel untuk memilih

model mana yang lebih baik digunakan dalam interprestasi hasil. Pada tahap

pengujian pertama yang dilakukan uji Chow dengan hasil menunjukan model

bahwa model Fixed Effect yang terpilih, selanjutnya dilakukan uji hausman untuk

memilih model apakah Random Effect atau Fixed Effect yang lebih baik

digunakan. Pada uji housman model yang terpilih adalah Rondom efect model.

Kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji Langrangge Multipler untuk

memilih kodel apakah random efect model atau Fixed efect mode. Pada uji

Langrangge Multipler model yang terpilih adalah random efect model, sehingga

pada penelitian ini menggunakan random efect model.

Adapun hasil analisis regresi data panel Random efect Model dengan

menggunakan eviews 9 adalah sebagai berikut :


123

Tabel 4.25 Hasil Uji random Efect Model

Dependent Variable: PBV


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/25/21 Time: 22:09
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 36
Total panel (balanced) observations: 180
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 6.908902 16.20610 0.426315 0.6704


CR 0.220289 0.050981 4.321031 0.0000
DER 0.197361 0.048098 4.103306 0.0001
TATO 0.102037 0.049081 2.078945 0.0391
ROA 0.113128 0.035373 3.198119 0.0016
INFLASI 0.130065 0.296481 0.438696 0.6614
KURS -0.253720 1.709298 -0.148435 0.8822
SUKU_BUNGA -1.560778 0.408246 -3.823127 0.0002

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.657697 0.6466


Idiosyncratic random 0.486279 0.3534

Weighted Statistics

R-squared 0.352397 Mean dependent var 1.420382


Adjusted R-squared 0.326041 S.D. dependent var 0.612884
S.E. of regression 0.503148 Sum squared resid 43.54308
F-statistic 13.37067 Durbin-Watson stat 1.478921
Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.209540 Mean dependent var 4.524405


Sum squared resid 141.5567 Durbin-Watson stat 0.454919

Sumber: data diolah sendiri di eviews 9,2021

Berdasarkan tabel 4.25 menunjukan bahwa variabel yang terdiri dari CR,

DER, TATO dan ROA dan Inflasi berpengaruh positif. Sedangkan varibel kurs

dan Suku Bunga berpengaruh negatif. Dari tingkat signifikan, variabel yang

berpengaruh signifikan adalah CR, DER, ROA, TATO dan suku bunga.

Sedangkan variabel yang tidak signifikan adalah inflasi dan kurs.


124

4.1.8 Pengujian Hipotesis

Uji statistik dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian signifikan uji

signifikan koefisien regresi parsial secara individu (Uji T), uji koefisien regresi

parsial secara menyeluruh atau serentak (Uji F) dan analisis koefisien determinasi

(R2). Nilai-nilai statistic dari Uji T, Uji F dan koefisien Determinasi (R2) dapat

dilihast sebagai berikut :

4.1.5.1 Uji Parsial (Uji t)

Uji T bertujuan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh masing-masing

variabel independen dalam memenangkan variabel dependen yaitu Profitabilitas.

Tabel 4.26 Hasil Uji t

Dependent Variable: PBV


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/25/21 Time: 22:09
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 36
Total panel (balanced) observations: 180
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 6.908902 16.20610 0.426315 0.6704


CR 0.220289 0.050981 4.321031 0.0000
DER 0.197361 0.048098 4.103306 0.0001
TATO 0.102037 0.049081 2.078945 0.0391
ROA 0.113128 0.035373 3.198119 0.0016
INFLASI 0.130065 0.296481 0.438696 0.6614
KURS -0.253720 1.709298 -0.148435 0.8822
SUKU_BUNGA -1.560778 0.408246 -3.823127 0.0002

Sumber: Data di olah sendiri di eviews 9, 2021

Adapun model regresi data panel dalam penelitian ini yaitu :

Y = a + β1likuiditas (CR) + β2Struktur modal(DER) + β3Perputaran asset (TATO) +

β4Profitabilitas(ROA) + β5inflasi + β6kurs + β7suku bunga + e


125

Y= 6.908902 + 0.220289 likuiditas (CR) + 0.197361 Struktur modal(DER) + 0.102037 Perputaran

asset (TATO) + 0.113128 Profitabilitas(ROA) + 0.130065 inflasi + -0.253720 kurs + -1.560778

suku bunga + e

Berdasarkan tabel 4.26 hasil pengolahan eviews 9 dengan menggunakan uji

parsial adalah:

1. H1 : Likuiditas berpengaruh positive signifikan terhadap Nilai

perusahaaan

Dari tabel 4.26 nilai probabilitas likuiditas yang di proksi oleh current

ratio bernilai 0.0000<0.05. Sedangkan nilai koefisien CR yaitu 0.220289. Hal ini

menunjukan bahwa Current ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian Hipotesis yang di ajukan pada

penelitian ini di terima.

2. H2: Sktutur Modal yang di proksi Debt Equity Ratio berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan

Dari tabel 4.26 nilai probabilitas Debt to equity ratio bernilai 0.0001 <

0.05, sedangkan nilai koefisiennya yaitu 0.197361. Hal ini menunjukan bahwa

struktur modal yang di proksi oleh DER memiliki hubungan positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian, Hipotesis yang diajukan

pada penelitian ini diterima.

3. H3: Ratio Aktivitas yang di proksi dengan TATO berpengaruh positif

signifikan terhadap nilai perusahaan

Berdasarkan tabel 4.26 profitabilitas Total aset turn over bernilai 0.0391 >

0.05, sedangkan nilai koefisiennya yaitu 0,102037. hal ini menunjukan bahwa
126

Ratio aktivitas yang diproksi oleh TATO memiliki hubungan positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian, Hipotesis pada penelitian

ini di terima.

4. H4 :Profitabilitas yang di proksi ROA berpengaruh positif signifikan

terhadap Nilai perusahaaan

Dari tabel 4.26 probabilitas variabel profitabilitas yang diproksi oleh ROA

bernilai 0.0016< 0.05, sedangkan nilai koefisiennya yaitu 0.113128. Hal ini

menunjukan bahwa variabel profitabilitas memilki pengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian, hipotesis pada penelitian ini di

terima

5. H5: Inflasi berpengaruh positif dan tidak Signifikan terhadap nilai

perusahaan

Berdasarkan tabel 4.26 probabilitas variabel inflasi bernilai 0.6614 < 0.05,

sedangkan nilai koefisiennya yaitu 0.130065. Hal ini menunjukan bahwa variabel

inflasi berpengaruh Positif tapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan

demikian, hipotesis yang diajukan pada penelitian ini di tolak.

6. H6 : Variabel kurs rupiah berpengaruh Negatif tapi tidak Signifikan

terhadap nilai perusahaan

Dari tabel 4.26 probabilitas variabel kurs bernilai 0,8822 < 0.05,

sedangkan nilai koefisiennya yaitu negatif -0.253720. Hal ini menunjukan

variabel kurs berpengaruh negatif tapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Dengan demikian, hipotesis yang diajukan pada penilitian ini ditolak.


127

7. H7: Suku bunga (SBI) berpengaruh Negatif Signifikan terhadap nilai

perusahaan

Berdasarkan tabel 4.26 maka probabilitas dari variabel suku bunga bernilai

0.0002< 0.05, sedangkan nilai koefisien dari variabel suku bunga yaitu -1.560778.

Hal ini menunjukan variabel suku bunga memiliki hubungan negatif tetapi

signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang di ajukan

pada penelitian ini di terima.

4.1.5.2 Uji F (Simultan)

Menurut Ghozali (2005) mengatakan bahwa Uji statistik F pada dasarnya

menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Tabel 4.27 Uji Simultan

Weighted Statistics

R-squared 0.352397 Mean dependent var 1.420382


Adjusted R-squared 0.326041 S.D. dependent var 0.612884
S.E. of regression 0.503148 Sum squared resid 43.54308
F-statistic 13.37067 Durbin-Watson stat 1.478921
Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.209540 Mean dependent var 4.524405


Sum squared resid 141.5567 Durbin-Watson stat 0.454919

Berdasarkan tabel 4.27 dapat dilihat bahwa probabilitas F statistik pada

variabel nilai perusahaan yaitu sebesar 0.0000. Jika dibandingkan dengan tingkat

signikan yaitu 0.05 maka F < 0.05. Hal ini menunjukan bahwa CR, DER, TATO,

ROA, Inflasi, Kurs dan suku bunga secara simultan berpengaruh terhadap

variabel nilai perusahaan.


128

4.1.5.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:97).

Tabel 4.28 Uji Koefisien Determinasi

Weighted Statistics

R-squared 0.352397 Mean dependent var 1.420382


Adjusted R-squared 0.326041 S.D. dependent var 0.612884
S.E. of regression 0.503148 Sum squared resid 43.54308
F-statistic 13.37067 Durbin-Watson stat 1.478921
Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.209540 Mean dependent var 4.524405


Sum squared resid 141.5567 Durbin-Watson stat 0.454919

Sumber: Hasil olah data eviews 9, 2021.

Dari hasil pengujian dengan menggunakan random efect model (REM),

Nilai perusahaan yang diproksi dengan PBV pada perusahaan sektor energi di BEI

memperoleh R2 sebesar 0,352 atau 35,2 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel

likuiditas (CR), Struktur modal (DER), Aktivitas (TATO), Profitabilitas (ROA),

Inflasi, Kurs dan suku hanya dapat menjelaskan variabel nilai perusahaan hanya

sebesar 35,2 %. Sedangkan sisanya 64,8% dijelaskan oleh varibael lain diluar

model regresi pada penelitian ini.


129

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Pengaruh Likuiditas Yang Di Proksi Current Ratio Terhadap Nilai

Perusahaan (PBV)

Berdasarkan hasil Penelitian menunjukan bahwa Likuidias yang diproksi

dengan Current ratio berpengruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

(PBV). Dalam Hal ini jika Current ratio mengalami peningkatan, maka Nilai

perusahaan akan mengalami kenaikan. Dengan kata lain, semakin besar aset

lancar yang digunakan perusahaan dibanding utang lancar maka akan

meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga hipotesisi penelitian diterima.

Berdasarkan deskripsi variabel nilai rata rata current ratio perusahaan

sampel adalah 401,87% atau 4 kali. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan

sampel menggunakan aset lancar 4 kali lebih besar dari pada utang lancar.

Sehingga perusahaan sektor energi tersebut dalam kondisi likuid. Semakin tinggi

likuiditas perusahaan maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Tingginya

likuiditas menunjukkan bahwa perusahaan dapat memenuhi kewajiban lancarnya.

Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusaahaan tersebut semakin

likuid sehingga perusahaan tidak akan dilikuidasi akibat ketidakmampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal tersebut dapat

menarik investor untuk menanamkan saham pada perusahaan sehingga dapat

meningkatkan permintaan investor terhadap saham perusahaan, sehingga dapat

meningkatkan nilai perushaaan.

Temuan Penelitian ini sejalan dengan Signaling Theory yang menyatakan

bahwa perusahaan yang berkualitas baik akan memberikan sinyal positif berupa
130

informasi yang baik dengan demikian investor diharapkan dapat membedakan

perusahaan yang non-financial distress dan atau perusahaan yang financial

distress. Apabila perusahaan mampu membiayai dan melunasi kewajiban jangka

pendeknya dengan baik maka potensi perusahaan mengalami financial distress

akan semakin kecil.

Salain itu, Temuan penelitian ini sejalan juga sejalan dengan teori

Perspektif transaction cost atau market failure approach dikembangkan oleh

Williamson (1975), yang menyatakan bahwa keberhasilan suatu organisasi diukur

dari kemampuan para manajer perusahaan perusahaan sektor energi untuk

mengelola transaksi- transaksi ekonomi secara efisien. Hal ini ditunjukan dengan

tingginya rata rata tingkat likuiditas pada perusahaan sampel.

Hal ini Penelitian ini sesuai dengan pendapat Sartono (2010) yang

menyatakan bahwa Likuiditas yang tinggi menunjukkan kekuatan perusahaan dari

segi kemampuan untuk memenuhi hutang lancar dari harta lancar yang dimiliki

sehingga hal ini meningkatkan kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan

tersebut.

Hasil penelitian ini mendukung temuan penelitian Sondakh (2019), yang

menyatakan bahwa Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan Manajemen keuangan

perusahaan dalam mengalokasikan dana untuk membiayai hutang jangka pendek

perusahaan. Selain itu, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hapsoro dan

Falih (2020) menemukan Likuiditas yang diukur dengan Aktiva Lancar (CR)

berpengaruh positif dan signifikan nilai perusahaan. Likuiditas yang tinggi


131

menunjukkan bahwa dana perusahaan tersedia untuk membiayai operasi dan

investasi perusahaan sehingga persepsi investor terhadap kinerja perusahaan

semakin baik. Semakin tinggi likuiditas, semakin tinggi nilai perusahaan.

Berbeda dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Markonah et al.,

(2020) yang menyatakan bahwab likuiditas yang di proksi dengan current ratio

tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan

pada sektor makanan dan minuman menunjukan Likuiditas yang diproyeksikan

Current Ratio tidak mempengaruhi minat investor terhadap penilaian suatu saham.

Karena investor lebih melihat aktivitas bisnis perusahaan tanpa melihat likuiditas

perusahaan. Sehingga dari penelitian ini terlihat bahwa likuiditas tidak digunakan

oleh investor sebagai pertimbangan dalam berinvestasi pada perusahaan.

Selain itu, berbeda dengan temuan penelitian (Pangestuti & Tindangen,

2020) yang manyatakan bahwa bahwa likuiditas berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan. Rasio likuiditas dapat digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan jangka pendek.

Jika nilai current ratio rendah, maka modal kerja menunjukkan perusahaan tidak

berputar dengan baik dan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tidak berjalan

dengan baik. Sebaliknya peningkatan likuiditas menunjukkan kondisi perusahaan

saat ini baik sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan dan menjadi daya tarik

bagi investor.
132

4.2.2 Pengaruh Struktur modal yang di proksi DER terhadap nilai

perusahaan

Berdasarkan pada hasil penelitian menunjukan bahwa struktur modal yang

di proksi debt to equity ratio berpengaruh Positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Dalam hal ini, jika debt to equity ratio mengalami peningkatan maka

akan meningkatkan nilai perusahaan, atau dengan kata lain bahwa semakin tinggi

penggunaan utang dibanding modal sendiri maka akan meningkatkan nilai

perusahaan. Sehingga hipotesis yang diajukan pada penelitian ini diterima.

Berdasarkan deskripsi variabel, rata rata debt to equity ratio perusahaan

sampel sebesar sebesar 241% atau 2,41 kali. Hal ini menunjukan bahwa

perusahaan sampel menggunakan utang 2,4 kali lebih besar dari pada nilai ekuitas

dalam membiayai aktivanya. Teori trade-off menyatakan bahwa apabila

perusahaan ingin meningkatkan nilai perusahaan melalui indikator earning per

share (EPS), maka pembiayaan investasi tambahan hurus dibiayai oleh hutang.

Hal ini terjadi karena pembiayaan dengan hutang, perusahaan dapat memperoleh

penghematan pajak sekaligus mempertahankan jumlah saham beredar.

Temuan penelitian ini sejalan teori MM dengan pajak yang menyatakan

bahwa peningkatan utang dapat meningkatkan nilai perusahaan karena

penggunaan utang dapat mengurangi beban pajak dan biaya agensi perusahaan.

Dengan begitu pajak yang dibayarkan oleh perusahaan akan lebih kecil

dikarenakan dikurangi oleh beban pinjaman perusahaan sehingga laba yang

dihasilkan akan semakin besar. Dengan begitu investor akan tertarik untuk

menanamkan saham pada perusahaan tersebut dan banyaknya investor yang


133

menanamkan saham akan membuat peningkatan harga saham yang akan berakibat

pada naiknya nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung temuan Dianti et al (2020), yang

menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengeruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan. Debt to equity berpengaruh positif terhadap harga nilai

buku. dengan demikian jika rasio utang terhadap modal meningkat, maka akan

diikuti oleh kenaikan harga terhadap nilai buku. Selanjutnya hasil penelitian

bahwa rasio utang terhadap ekuitas menunjukkan pengaruh terhadap harga

terhadap nilai buku. Dengan kata lain, jika rasio utang terhadap modal meningkat,

harga terhadap nilai buku juga akan meningkat, dan sebaliknya.

Selain itu, hasil penelitian ini juga mendukung temuan Sari & Sedana,

(2020) yang menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan. Tingkat penggunaan hutang yang tinggi akan

memberikan sinyal positif kepada investor karena menunjukkan bahwa

perusahaan akan melakukan beberapa investasi yang dianggap menguntungkan

sehingga membutuhkan pendanaan yang cukup besar dan akan meningkatkan

nilai perusahaan.

Hasil penelitin ini juga mendukung temuan Markonah (2020), dan Tanjung,

(2020) bahwa yang menyatakan DER mempengaruhi nilai perusahaan (PBV).

Hal ini dikarenakan perusahaan dengan tingkat leverage diwajibkan oleh kreditur

untuk mengawasi manajer dalam menggunakan dana pinjamannya. Perusahaan

dengan tingkat kekuatan yang rendah akan meningkatkan pengungkapannya

karena kreditur lebih menyukai perusahaan dengan tingkat leverage yang rendah.
134

Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi menghadapi peningkatan

risiko kebangkrutan perusahaan. Jika kebangkrutan terjadi, kreditur akan

dirugikan karena perusahaan akan mengurangi tingkat pengungkapan sehingga

kreditur tidak menilai perusahaan secara negative.

Temuan penelitian ini berbeda dengan temuan Yusuf & Syarif, (2021)

bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai

perusahaan. Semakin meningkat Debt to equity ratio maka Nilai Perusahaan

semakin rendah. Salah satu komponen yang menciptakan DER adalah faktor

hutang (debt), sehingga jika perusahaan terlalu mengandalkan hutang untuk

menjalankan operasinya, investor akan memandang nilai perusahaan sebagai

kinerja yang buruk.

4.2.3 Pengaruh Ratio Aktivitas yang di proksi dengan TATO terhadap nilai

perusahaan

Berdasarkan pada hasil penelitian menunjukan bahwa rasio aktivitas yang

di proksi total asset turnover berpengaruh Positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Dalam hal ini jika nilai TATO mengalami peningkatan maka nilai

perushaaan akan mengalami peningkatan. Dengan kata lain, semakin tinggi

penjualan dibandingkan dengan total aset maka akan meningkatkan nilai

perusahaan. Sehingga hipotesis yang diajukan pada penelitian ini di terima.

Berdasarkan deskripsi variabel Total asset turn over perusahaan sampel

rata rata sebesar 78% atau 0,78. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perusahaan

sampel mampu melakukan mampu memutar aktivanya dengan menghasilkan


135

penjualan sebesar 78% dari total aktiva. Semakin tinggi tingkat perputaran

penjualan terhadap aset maka kinerja perusahaan tersebut semakin baik. Semakin

baiknya kinerja perusahaan maka akan semakin besar harapan bahwa nilai

perusahaan akan meningkat karena kepercayaan para investor atas meningkatnya

kinerja perusahaan tersebut. Meningkatnya kepercayaan investor akan

meningkatkan nilai perusahaan seiring dengan naiknya harga saham di pasar

modal.

Hasil penelitian sejalan dengan Signalling Theory atau teori sinyal

dikembangkan oleh Ross (1977), menyatakan sebuah informasi yang diberikan

oleh perusahaan kepada investor, apabila nilai TATO semakin tinggi maka

investor akan menangkap ini sebagai sinyal baik, sehingga para investor menilai

perusahaan ini layak sebagai tempat investasi.

Hasil temuan ini juga sejalan dengan pendapat Warouw, et all 2016 yang

menyatakan bahwa Semakin tingginya nilai TATO maka penggunaan aset

perusahaan semakin baik, sehingga akan mendapatkan respon positif dari investor

dan dapat menyebabkan harga saham perusahaan meningkat. Perusahaan yang

memiliki perputaran aktiva rendah menunujukkan bahwa jumlah aktivanya lebih

besar dari pada penjualan sehingga tidak dapat memperoleh laba yang maksimum.

Hasil penelitian ini mendukung temuan Misran & Chabachib (2017),

Total Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan Price to Book Value. Hal

ini ditunjukkan dengan koefisien arah positif sebesar 0,120 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,328 dimana nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi

0,05. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa Total Asset Turnover berpengaruh
136

positif dan tidak signifikan terhadap Price to Book Value yang berarti setiap

kenaikan TATO akan diikuti oleh kenaikan nilai PBV.

Selain itu, hasil penelitian ini mendukung penelitian Firdaus (2020),

Saragih and Hakiman (2021) yang menemukan bahwa TATO memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Tingginya total asset turnover

menghadirkan manajemen yang memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham

yang memberikan kepercayaan kepada investor untuk menanamkan modalnya.

Hasil penelitian ini berbeda dengan temuan Aprilia et al., (2018)

menyatakan bahwa total asset turnover berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap price to book value. Jika perputaran aset melambat artinya aset yang

dimiliki terlalu besar dibandingkan kemampuan menjualnya, hal ini akan

menurunkan nilai price to book value. Kesenjangan ini terjadi karena menurunnya

nilai total asset turnover ini karena perusahaan mengalami kelebihan investasi

pada keseluruhan aset, baik aset lancar maupun aset tetap.

Temuan dalam penelitian ini berbeda dengan temuan Bahraini et al.,

(2021) menemukan bahwa TATO berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai

perusahaan. TATO yang tinggi akan menurunkan nilai perusahaan. Hal ini dapat

dianggap sebagai sinyal negatif bagi pasar atau investor. Investor dan calon

investor memiliki persepsi bahwa proporsi komposisi aset (total aset) didominasi

oleh aset tetap yang telah mendekati kondisi ekstrim. Hal ini akan mengakibatkan

turunnya tingkat efisiensi perusahaan yang akan berdampak pada berkurangnya

kepercayaan pelanggan dan calon investor yang nantinya akan berpengaruh pada

penurunan nilai perusahaan.


137

4.2.4 Pengaruh Profitabilitas yang di proksi ROA terhadap Nilai

perusahaaan

Berdasarkan pada hasil penelitian menunjukan bahwa profitabilitas yang di

proksi return on asset berpengaruh Positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Dalam hal ini, semakin tinggi nilai return on asset maka nilai

perusahaan akan mengalami peningkatan atau semakin tinggi perbandingan laba

bersih dibandingkan dengan total aktiva maka akan meningkatkan nilai

perusahaan.

Berdasarkan deskripsi variabel nilai return on asset perusahaan sampel

adalah sebesar 4,16% atau 0,04%. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan sektor

energi secara rata rata mampu mengahasilkan 4,16% laba bersih dibandingkan

total aset. Return On Aset yang bernilai positif menunjukkan prospek perusahaan

yang baik, sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai

perusahaan akan meningkat. Hal tersebut dapat dipahami karena perusahaan yang

berhasil membukukan laba yang meningkat, yang mengindikasikan bahwa

perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik, sehingga dapat menciptakan

sentiment positif para investor dan dapat membuat harga saham perusahaan

meningkat. Meningkatnya harga saham di pasar, maka akan meningkatkan nilai

perusahaan.

Hasil penelitian ini sejajalan dengan Frictional Theory yang menyatakan

bahwa tingkat keuntungan normal yang merupakan pengembalian modal yang

harus dibayarkan kepada pemilik modal sebagai imbalan atas tabungan dan

investasi. Jika perusahaan memperoleh nilai ROA yang tinggi maka investor akan
138

berminat melakukan investasi di perusahaan dengan mengharapkan nilai deviden.

Selain itu, hasil penelitian ini sejalan dengan dengan perspektif signaling theory

yang menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek

perusahaan yang baik sehingga investor akan merespon positif dan nilai

perusahaan akan meningkat. Peningkatan pembayaran deviden menunjukkan

prospek perusahaan yang lebih baik sehingga investor akan merespon positif dan

nilai perusahaan akan meningkat.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Husnan (2001) yang

menyatakan bahwa Profitabilitas dapat mencerminkan keuntungan dari investasi

keuangan, artinya profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Semakin

baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek perusahaan di masa

depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan juga akan dinilai semakin

baik di mata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

meningkat, maka harga saham juga akan meningkat.

Hasil penelitian ini mendukung temuan Irnawati (2019) dan Tanjung

(2020) menemukan bahwa Terdapat pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap

Nilai Perusahaan. Profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA)

mempengaruhi nilai perusahaan karena efektivitas pengelolaan aset yang ada akan

meningkatkan laba perusahaan. Dengan demikian, kemampuan perusahaan untuk

membayar dividen juga akan lebih tinggi, dan harga sahamnya akan

meningkatkan nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini juga mendukung temuan Sari & Sedana, (2020) yang

manyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai


139

perusahaan. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi, menunjukkan prospek

kinerja perusahaan yang baik sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini berbeda dengan temuan Yusuf & Syarif (2021) yang

menyatakan bahwa profitabilitas yang di proksi ROA berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi ROA maka nilai perusahaan

akan menurun dan sebaliknya semakin rendah ROA maka nilai perusahaan juga

akan meningkat. Penulis berpendapat bahwa Nilai Perusahaan akan meningkat

ketika ROA menurun.

Selain itu, hasil penelitian in berbeda dengan temuan Sondakh, (2019)

menyatakan bahwa pengaruh ROA berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Hal ini dapat disebabkan oleh kinerja manajemen yang tidak memiliki

kemampuan untuk menggunakan aset yang dimiliki yang menyebabkan laba

bersih menjadi kecil sedangkan aset yang dimiliki perusahaan tidak banyak.

Selain itu, hal ini juga dapat terjadi karena laba yang dimiliki perusahaan tidak

dapat mencerminkan ukuran perusahaan.

4.2.5 Pengaruh Inflasi Terhadap Nilai Perusahan

Berdasarkan pada hasil penelitian menunjukan bahwa inflasi yang

berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam hal ini,

jika tingkat inflasi mengalami kenaikan maka nilai perusahaan akan mengalami

kenaikan. Sehingga hipotesis yang diajukan pada penelitian ini di tolak.

Berdasarkan deskripsi variabel penelitian secara rata rata tingkat inflasi di

Indonesia adalah 3,93% dengan tingkat pertumbuhan -0,10%. Namun pengaruh


140

positif tersebut tidak kuat atau tidak signifikan, karena Inflasi yang terjadi adalah

Creeping Inflation. Creeping Inflation yaitu inflasi yang ditandai dengan kenaikan

harga yang lambat (kurang dari 10% pertahun), dengan presentase yang kecil serta

dalam jangka yang relatif lama. Berdasarkan jenis inflasi tersebut investor akan

lebih tertarik untuk melakukan investasi dikarenakan terjadinya

ketidakseimbangan terhadap harga komoditi yang diperjualbelikan.

Ketidakseimbangan tersebut memberikan tantangan kepada para investor untuk

mengambil peluang keuntungan dari perubahan harga tersebut sehingga

pergerakan kenaikan harga yang masih cinderung lamban tidak akan terlalu

mempengaruhi investor dalam melakukan keputusan investasi (Permana &

Rahyuda, 2018).

Pengaruh positif tidak signifikan pada penelitian ini sejalan dengan temuan

Sabaru et al., (2021) yang menyatakan bahwa inflasi berpengeruh positif dan

tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. selain itu, Pengaruh tidak signifikan

dalam Hasil Penelitian ini mendukung temuan Suzulia et al (2020) yang

menyatakan bahwa nflasi ringan ini tidak terlalu mempengaruhi nilai perusahaan,

karena investor fokus pada ide perusahaan untuk tetap menghasilkan keuntungan

di tengah inflasi yang melanda. Investor meyakini perusahaan memiliki strategi

dan solusi untuk menghadapi inflasi di Indonesia agar tidak mempengaruhi nilai

perusahaan, misalnya melakukan program efisiensi atau memangkas biaya-biaya

yang tidak perlu.

Temuan hasil penelitian ini berbeda dengan temuan (Dewi Sartika et al.,

2019) yang menemukan bahwa Inflasi berpengeruh negatif dan signifikan


141

memengaruhi nilai perusahaan. Inflasi positif maupun negatif memengaruhi nilai

perusahaan tergantung pada derajat inflasi itu sendiri. Inflasi yang berlebihan

dapat perusahaan merugikan perekonomian secara keseluruhan yaitu dapat

membuat banyak mengalami kebangkrutan. Inflasi negatif memengaruhi harga

saham karena inflasi meningkatkan biaya suatu perusahaan. Apabila peningkatan

biaya lebih tinggi daripada pendapatan perusahaan, maka profitabilitas dari

perusahaan tersebut mengalami penurunan. Penurunan laba perusahaan akan

menyebabkan investor tidak tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan. Hal ini

akan mengakibatkan penurunan harga saham yang berdampak pada nilai

perusahaan.

Temuan hasil penelitian ini juga berbeda dengan temuan yang menyatakan

Dewi Sartika et al., (2019) bahwa Inflasi berpengaruh negatif terhadap nilai

perusahaan, Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan tingkat inflasi pada dasarnya

meningkatkan nilai perusahaan. Kenaikan harga barang dan jasa umumnya terjadi

hampir bersamaan dengan berbagai pemicunya. Salah satu faktor kenaikan harga

berarti permintaan barang atau jasa tersebut, termasuk produk atau instrumen

investasi seperti saham.

4.3.1 Pengaruh Kurs terhadap nilai perusahaan

Berdasarkan pada hasil penelitian menunjukan bahwa Kurs rupiah

pengaruh negatif tapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya jika

tingkat kurs mengalami kenaikan atau depresiasi maka nilai perusahaan akan

mengalami penurunan. Sebaliknya, jika kurs mengalami depresiasi atau


142

penurunan maka nilai perusahaan akan mengalami peningkatan. Sehingga

hipotesis yang diajukan pada penelitian ini di tolak.

Variabel nilai tukar pada penelitian ini munggunakan nilai tukar rupiah

terhadap Dollar AS. Berdasarkan dekripsi variabel penelitian secara rata rata nilai

tukar Rupiah terhadap dollar AS pada periode penelitian senilai Rp 13.695 dengan

tingkat depresiasi sebesar 0,011, artinya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS

mengalami depresiasi sehingga mempengaruhi nilai PBV perusahaan sampel,

tetapi tidak mempengaruhi kinerja perusahaan secara signifikan karean tingkat

depresiasi selama periode penelitian hanya Rp 0,011.

Mankiw (2012) mengatakan bahwa Perubahan nilai tukar mempunyai

pengaruh negatif terhadap harga saham, setiap perusahaan memiliki respon

terhadap perubahan kurs yang terjadi, respon ini dianggap sebagai risiko kurs atau

risiko nilai tukar.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sartika (2019) yang menyatakan bahwa

Melemahnya kurs menyebabkan barang-barang impor relatif mahal, sehingga

biaya produksi naik terutama bagi perusahaan yang menggunakan bahan baku

impor. Hal ini menurunkan daya saing karena produk yang dihasilkan dijual lebih

mahal, yang berpengaruh pada jumlah penjualan dan keuntungan perusahaan.

Dengan begitu harga saham dan nilai perusahaan akan turun.

Hasil penelitian ini mendukung dengan temuan Isnurhadi et al.,(2017)

yang menyatakan bahwa nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusaahaan. Dalam penelitianya menjelasakan bahwa hal ini dikarenakan

manajemen perusahaan manufaktur di BEI pada periode penelitian dapat


143

mengantisipasi fluktuasi nilai kurs rupiah terhadap dolar AS yang berasal dari luar

perusahaan. Pelaku usaha serta manajemen perusahaan mengurangi pengeluaran

barang impor dengan menggunakan dolar AS. Perusahaan juga cenderung

membatasi pembelian bahan baku sebagai bahan dasar untuk memproduksi

barang yang menggunakan dolar AS.

Temuan pengaruh negatif pada penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian Santosa Et al (2017) yang menyatakan negatif sehingga dapat diartikan

ketika kurs meningkat (melemah) maka Tobin’s Q akan menurun atau ketika kurs

menurun (menguat) maka Nilai perusahaan akan meningkat. Selain itu, hasil

penelitian ini mendukung temuan Pangeastuti dan Louisa (2020) nilai tukar

berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaa. Hal ini dikarenakan jika nilai rupiah

menurun maka masyarakat akan beralih membeli US Dollar, sehingga pasar

modal tidak akan memiliki daya tarik karena return dari pembelian valas

menghasilkan return yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan jual beli saham.

Pengaruh negatif pada hasil penelitian ini juga sejalan dengan temuan

Pasaribu et al., (2019). Hal ini Ketika mata uang rupiah mengalami pelemahan

terhadap mata uang asing (depresiasi) maka akan menaikkan biaya pembelian

bahan baku diimpor. Hal ini akan menaikkan biaya produksi, dan akan

menurunkan kinerja keuangan perusahaan. Penuruan kinerja keuangan akan

menurunkan total aktiva perusahaan, dan nilai buku saham yang merupakan

selisih dari total aktiva dengan utang per jumlah saham yang beredar tentu akan

naik. Nilai perusahaan yang dihitung dengan PBV yaitu perbandingan antara
144

harga saham denga nilai buku saham akan menurun dengan naiknya nilai buku

saham.

Hasil pada penelitian ini berbeda dengan temuan Ahmad et al., (2020)

yang menyatakan bahwa pengaruh positif signifikan nilai tukar terhadap nilai

perusahaan. Artinya, semakin rendah nilai tukar, semakin rendah nilai perusahaan.

4.3.2 Pengaruh Suku bunga (SBI) terhadap nilai perusahaan

Berdasarkan pada hasil penelitian menunjukan bahwa suku bunga

berpengaruh negative dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya jika suku

bunga mengalami peningkatan maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan.

Sehingga hipotesis yang diajukan pada penelitian ini di terima.

Suku bunga merupakan jumlah uang yang dibayarkan sebagai imbalan

atas penggunaan utang yang dipinjam. Tingkat suku bunga dalam penilitan ini

dicerminkan dengan nilai BI-7 Day Reverse Repo Rate. BI 7-Day (Reverse) Repo

Rate data dalam penelitian ini diambil dari situs resmi Bank Indonesia

(www.bi.go.id) untuk periode 2015 - 2019.

Berdasarkan deskripsi variabel secara rata tingkat suku bunga pada periode

penelitian sebesar 5,58%. Meningkatnya suku bunga akan mengurangi minat

investor terhadap saham, dikarenakan investor akan memilih menyimpan dananya

di Bank dari pada membeli saham. Keadaan seperti ini tentu saja akan membuat

harga saham menurun dan menyebabkan nilai perusahaan menurun. Suku bunga

tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya dibank karena ia

dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Pada posisi ini,


145

permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena

mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio perbankan (deposito

dan tabungan).

Hal penelitian ini sejalan dengan teori klasik yang menyatakan bahwa

makin tinggi tingkat bunga, maka makin tinggi pada keinginan masyarakat untuk

menyimpan dananya di bank. Artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi,

masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran

untuk berkonsumsi guna menambah tabungan. Sehingga, membuat investor

menarik dananya dari pasar modal (D. R. Boediono 1999).

Penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Tandelilin, (2010) Pengaruh

negatif karena tingginya tingkat suku bunga bisa memberikan sinyal negatif

terhadap harga saham. Tingkat suku bunga menjadi acuan dalam menentukan

suku bunga yang atas investasi pada suatu saham. Sementara itu, tingginya tingkat

suku bunga membuat investor melakukan pengalihan investasi dari saham ke

tabungan atau deposito, Sehingga mempengaruhi nilai perusahaan

Hasil penelitian ini mendukung temuan Rahayu & Pratiwi, (2020) yang

menemukan bahwa suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin tinggi nilai perusahaan. Beban

bunga yang tinggi akan berdampak pada penurunan laba perusahaan. Jika terjadi

penurunan laba, maka arus kas perusahaan juga akan menurun. Hal ini akan

membuat investor kurang tertarik untuk berinvestasi sehingga akan menyebabkan

harga saham turun, dan akibatnya akan menurunkan nilai perusahaan. Tingkat
146

bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang dari arus kas

perusahaan, sehingga peluang investasi yang ada tidak akan menarik.

Hasil pada penelitian ini juga mendukung temuan Noerirawan & Muid,

(2012) yang menyatakan bahwa suku bunga berpengeruh negatif dan signifikan

terhadap nilai perusahaaan. Kondisi ini terjadi karena naiknya tingkat suku bunga

mendorong masyarakat untuk menabung, dan malas untuk berinvestasi di sektor

riil. Kenaikan tingkat bunga juga akan ditanggung oleh investor, yaitu berupa

kenaikan biaya bunga bagi perusahaan. Masyarakat tidak mau beresiko

melakukan investasi dengan biaya tinggi, akibatnya investasi menjadi tidak

berkembang. Perusahaan banyak kesulitan untuk mempertahankan hidupnya.

Berbeda dengan temuan Dewi Sartika et al., (2019) yang menyatakan

bahwa suku bunga berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. n.

Naiknya suku bunga akan ditanggung oleh investor, yaitu berupa kenaikan biaya

bunga bagi perusahaan. Investor tidak mau berisiko melakukan investasi dengan

biaya tinggi, akibatnya investasi menjadi tidak berkembang. Perusahaan banyak

mengalami kesulitan untuk mempertahankan hidupnya, ini menyebabkan kinerja

perusahaan menurun. Menurunnya kinerja perusahaan dapat berakibat pada

penurunan harga saham, dengan menurunnya harga saham.

Selain itu, temuan hasil penelitian juga berbeda dengan temuan Sugiarto &

Santosa, (2018) yaitu suku bunga berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan. Koefisien regresi variabel BI rate adalah positif sehingga dapat

diartikan ketika BI rate meningkat maka nilai perusahaan juga meningkat atau

ketika BI rate menurun maka nilai perusahaan juga menurun.


147

4.4 Keterbatasan Penelitian

Salah satu keterbatasan pada penelitian ini adalah kontribusi variabel yang

digunakan pada penelitian ini hanya 35,2 % artinya adalah variabel lain yang

mempengaruhi nilai perusahaan. Selain itu penelitian ini juga mempunyai

keterbatasan pada uji autokorelasi pada penelitian ini terjadi autokorelasi, dengan

demikian penelitian ini diharapkan dapat disempurnakan oleh peneliti selanjutnya

dan menghilangkan data yang terjadi autokorelasi.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh likuiditas, struktur

modal, aktivitas, profitabilitas, inflasi, kurs dan suku bunga terhadap nilai

perusahaan. Faktor internal terdiri dari beberapa variabel yaitu Likuitas (CR),

Struktur modal (DER), Aktivitas (TATO), Profitabilitas (ROA). Sedangkan faktor

ekternal yaitu inflasi, kurs dan suku bunga. Adapun objek penelitian ini adalah

perusahaan sektor energi Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019 dengan jumlah

sampel sebanyak 36 perusahaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data kuantitatif, dengan data panel yaitu gabungan antara time series dan

cross section. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kinerja

keuangan perusahaan yang dilihat pada laporan keuangan perusahaan di Bura

Efek Indonesia.

Adapun temuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Likuidias yang diproksi dengan Current ratio berpengruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Hal ini berarti jika Current ratio

naik, maka Nilai perusahaan akan mengalami kenaikan.

2) Struktur modal yang di proksi DER berpengaruh Positif signifikan terhadap

nilai perusahaan. Hal ini berarti jika penggunaan piutang naik pada suatu

perusahaan maka akan meningkatkan nilai perusahaan pada sektor energi.

148
149

3) Rasio aktivitas yang di proksi TATO berpengaruh Positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan. Sehingga hipotesis yang diajukan pada penelitian

ini di tolak.

4) Profitabilitas yang di proksi ROA berpengaruh Positif dan signifikan terhadap

nilai perusahaan. Sehingga hipotesis yang diajukan pada penelitian ini di

terima.

5) Inflasi yang berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan. Sehingga hipotesis yang diajukan pada penelitian ini di tolak.

6) Kurs rupiah pengaruh negatif tapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan..

Sehingga hipotesis yang diajukan pada penelitian ini di tolak.

7) Suku bunga berpengaruh negative dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Artinya jika suku bunga mengalami peningkatan maka nilai perusahaan akan

mengalami penurunan. Sehingga hipotesis yang diajukan pada penelitian ini

di terima.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian maka saran yang

dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Bagi Perusahaan

Perusahaan diharapkan untuk memperhatikan faktor internal dan faktor

ekternal melaui variabel-variabel yang berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan.
150

2) Bagi Investor

Investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, tidak hanya

memperhatikan faktor internal seperti Current ratio, TATO, DER dan ROA, tetapi

juga memperhatikan faktor ekternal yang dapat berpengaruh negatif signifikan

terhadap nilai perusahaan seperti suku bunga.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambahkan periode tahun

penelitian, karena dalam penelitan ini hanya menggunakan 5 tahun sebagai

periode penelitian. Selain itu peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti sektor

lainnya, menambah referensi teori maupun kajian yang relevan. Selain itu

disarankan untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi pada uji asumsi klasik.
151

DAFTAR PUSTAKA

A’yun, I. (2017). Pengaruh Variabel Fundamental Dan Makroekonomi Terhadap


Harga Saham Melalui Roa (Studi Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam
Jakarta Islamic Index ).
Ahmad, S. M., Bakar, R., Zukime, M., & Mat, B. (2020). The Effects Of
Macroeconomic Factors On Firm Value : Empirical Evidence From Nigeria.
7(12), 160–169. Https://Doi.Org/10.14445/23939125/Ijems-V7i12p123
Anisa, Paminto, A., & Langi, C. R. (2020). Pengaruh Capital Structure Terhadap
Firm Value Dengan Profitability Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Riset
Entrepreneurship, 3(2), 50. Https://Doi.Org/10.30587/Jre.V3i2.1584
Annisa, R., & Chabachib, M. (2017). Analisis Pengaruh Currentratio (Cr), Debt
To Equity Ratio (Der), Return On Assets (Roa) Terhadap Price To Book
Value (Pbv), Dengan Dividend Payout Ratio Sebagai Variabel Intervening
(Studi Kasus Pada Perusahaan Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei
Pe. Diponegoro Journal Of Management, 6(1), 1–15.
Aprilia, R., Puspitaningtyas, Z., & Prakoso, A. (2018). Digital Repository
Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember. Pengaruh
Current Ratio, Total Asset Turnover Dan Debt To Equity Ratio Terhadap
Price To Book Value Dengan Return On Asset Sebagai Variabel Intervening
(Studi Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2017), 11(3), 69–70.
Astuti, D. (2004). Manajemen Keuangan Perusahaan. Penerbit Ghalia Indonesia.
Bahraini, S., Endri, E., Santoso, S., Hartati, L., & Pramudena, S. M. (2021).
Determinants Of Firm Value : A Case Study Of The Food And Beverage
Sector Of Indonesia. 8(6), 839–847.
Https://Doi.Org/10.13106/Jafeb.2021.Vol8.No6.0839
Bank Indoensia. (N.D.). Bi-7 Day Reverse Repo Rate (Bi7drr).
Https://Www.Bi.Go.Id. Retrieved May 1, 2021, From
Https://Www.Bi.Go.Id/Id/Fungsi-Utama/Moneter/Bi-7day-Rr/Default.Aspx
Bei. (2021). Produk Bursa Efek Indonesia. Https://Idx.Co.Id/Produk/Saham/
Brigham, F. E., & Houston, J. (2012). Dasar Dasar Manajemen Keuangan (Edisi
152

Kese). Salemba Empat.


Brigham, E. F., & Houston., J. F. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Salemba Empat. Jakarta. (P. A. A. Yulianto (Ed.); Edisi 11). Salemba
Empat.
Brigham, E., & Houston, J. F. (2006). Fundamentals Of Financial Management:
Dasar- Dasar Manajemen Keuangan. In Salemba Empat. Salemba Empat.
C. Jensen, M., & H.Meckling, W. (1976). Theory Of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs And Ownership Structure. Journal Of Financial
Economics, 3(3).
Dewi Sartika, U., Siddik, S., & Choiriyah, C. (2019). Pengaruh Inflasi, Suku
Bunga, Nilai Tukar, Dan Produk Domestik Bruto Terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Ilmu Manajemen, 8(2), 75. Https://Doi.Org/10.32502/Jimn.V8i2.1821
Dianti, M. M., Winnarko, A. A., Fauzi, R. A., Pratama, F., & Sukmawati, F.
(2020). The Effect Of Return On Assets And Debt To Equity Ratio To Price
To Book Value ( Study Of Property And Real Estate Sub Sector Companies.
17(5), 1032–1039.
Dwipartha, N. M. W. (2012). Prngaruh Faktor - Faktor Ekonomi Makro Dan
Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. E Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis, 226–248.
Fazzari, Steven M., Hubbart, Glenn R., And Petersen, B. C. (1998). ∆Financing
Constrains And Corporate Investment∆, Brooking Papers On Economic
Activity,.
Firdaus, I. (2019). Pengaruh Der, Per Dan Roa Terhadap Pbv Pada Industri
Perbankan. Jurnal Ekonomi, 24(2), 242.
Https://Doi.Org/10.24912/Je.V24i2.581
Fuad, M., & Wandari, A. (2018). Pengaruh Struktur Modal Dan Faktor Eksternal
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Pt. Bank Central Asia, Tbk). Jurnal
Manajemen Dan Keuangan, 7(1), 32–46.
Https://Doi.Org/10.33059/Jmk.V7i1.755
Gitman, J. L. (2000). Principles Of Managerial Finance (10th Editi).
University.Usa.
153

Gitman, L. J. (2006). Principles Of Managerial Finance (Seventeent). Addison-


Wesley Publishing Company.
Hamidy, R. R., Gusti, I., Wiksuana, B., Gede, L., & Artini, S. (2015). Pengaruh
Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai
Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa
Efek Indonesia. 10, 665–682.
Hapsoro, D., & Falih, Z. N. (2020). The Effect Of Firm Size, Profitability, And
Liquidity On The Firm Value Moderated By Carbon Emission Disclosure.
Journal Of Accounting And Investment, 21(2).
Https://Doi.Org/10.18196/Jai.2102147
Harmono. (2017). Manajemen Keuangan Berbasis Balance Scorecard (Cetakan
Ke). Pt Bumi Aksara.
Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Pt Buku Seru.
Husnan, & Pudjiastuti. (2012). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Upp Amp
Ykpn.
Husnan, S. (1996). Manajemen Keuangan. In Bpfe, Yogyakarta. Bpfe,
Yogyakarta.
Husnan, S. (2001). Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Unit
Penerbit Dan Percetakan Amp Ykpn.
Husnan, S. (2011). Manajemen Keuangan Teori Dan Penerapan (Keputusan
Jangka Pendek), Bpfe, Yogyakarta. Bpfe, Yogyakarta.
I Made Sudana. (2009). Manajemen Keuangan Teori Dan Praktik. Airlangga
Unversity Press.
Insukindro, E. U. (1993). Bank: Teori Dan Pengalaman Di Indonesia. Bpfe,
Yogyakarta.
Irnawati, J. (2019). Pengaruh Return On Assets (Roa), Return On Equity (Roe)
Dan Current Ratio (Cr) Terhadap Nilai Perusahaan Dan Dampaknya
Terhadap Kebijakan Deviden ( Studi Kasus Pada Perusahaan Construction
And Engine Ering Yang Terdaftar Di Bursa Efek Singapura ). 2(1), 1–13.
Iskandar. (2008). Al-Jazeera: The Story Of The Network That Is Rattling
Governments And Redefining Modern Journalism Updated With. Basic
154

Books.
Isnurhadi, Taufik, & Herwanto, D. (2017). The Effect Of Macroeconomic
Fundamental Factors On Corporate Value Through Financial Performance
As Intervening Variables In Manufacturing Companiesn In Indonesia Stock
Exchange. 4(3), 57–71. Http://Marefateadyan.Nashriyat.Ir/Node/150
Jensen, M. (1986). Agency Costs Of Free Cash Flow. Corporate Finance. And
Takeovers. In Rican Economic Review (P. 76).
Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Pt. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. (2013). Analisi Laporan Keuangan. Pt Raja Grafindo Persada.
Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Keown, A. J. (2008). Manajemen Keuangan, . (Edisi 10). Pt Macanan Jaya
Cemerlang.
Lesmana, T., Iskandar, Y., & Heliani. (2020). Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Di Bei.
Jurnal Proaksi, 2, 25–34.
Madura, J. (2006). Keuangan Perusahaan Internasional. Edisi Kedelapan. Jakarta:
Salemba Empat.
Majluf, M. S. And. (1984). Corporate Financing And Investment Decision When
Firms Have Information Investors Do Not Have. Journal Of Finance
Economics 13: 187-221.
Mankiw, N, G., Quah, E., & Wilson, P. (2012). Pengantar Ekonomi Makro. Biro
Bahasa Alkemis Salemba Empat.
Markonah, M., Salim, A., & Franciska, J. (2020). Effect Of Profitability,
Leverage, And Liquidity To The Firm Value. Dinasti International Journal
Of Economics, Finance & Accounting, 1(1), 83–94.
Https://Doi.Org/10.38035/Dijefa.V1i1.225
Mishkin, F. (2008). Ekonomi, Uang, Perbankan, Dan Pasar Keuangan.
(Yulianita,). Salemba Empat.
Mishkin, F. S. (2008). Ekonomi Uang, Perbankan, Dan Pasar Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Misran, M., & Chabachib, M. (2017). Analisis Pengaruh Der, Cr Dan Tato
155

Terhadap Pbv Dengan Roa Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada


Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Pada Bei Tahun 2011-
2014). Diponegoro Journal Of Management, 6(1), 1–13.
Https://Ejournal3.Undip.Ac.Id/Index.Php/Djom/Article/View/17552/16801
Munawir. (2007). Analisa Laporan Keuangan. Liberty.
Murhadi, W. R. (2013). Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi, Dan Valuasi
Saham. Jakarta: Salemba Empat. (Jakarta). Salemba Empat.
Noerirawan, M. R., & Muid, A. (2012). Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010).
Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010), 1(1), 582–593.
Noerirawan, M. R., & Muid, A. (2019). Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Aplikasi Bisnis Dan
Manajemen, 1, 1–8. Https://Doi.Org/10.17358/Jabm.5.3.441
Nopirin. (2009). Ekonomi Moneter (Edisi Satu). Penerbit Bpfe.
Nuryani, S. D., Wijayanti, A., & Masitoh, E. (2021). Pengaruh Internal Dan
Eksternal Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Properti
Dan Real Estate. Ekonomis: Journal Of Economics And Business, 5(1), 191.
Https://Doi.Org/10.33087/Ekonomis.V5i1.199
Pangestuti, D. C., & Tindangen, A. M. L. (2020). The Influence Of Internal And
External Factors On Firm Value. European Journal Of Business And
Management Research, 5(5), 1–6.
Https://Doi.Org/10.24018/Ejbmr.2020.5.5.492
Pasaribu, U. R., Nuryartono, N., & Andati, T. (2019). Pengaruh Faktor Internal
Dan Eksternal Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Aplikasi Bisnis
Dan Manajemen, 5(3), 441–454. Https://Doi.Org/10.17358/Jabm.5.3.441
Perlambang, H. (2017). Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga
Sbi, Nilai Tukar Terhadap Tingkat Inflasi. Media Ekonomi, 18(2), 49.
Https://Doi.Org/10.25105/Me.V18i2.2251
156

Permana, A. A. N. B. A., & Rahyuda, H. (2018). Pengaruh Profitabilitas,


Solvabilitas,Likuiditas, Dan Inflasi Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal
Manajemen Universitas Udayana, 8(3), 1577.
Https://Doi.Org/10.24843/Ejmunud.2019.V08.I03.P15
Pratama, M. F., Syaifuddin, D. T., & Saleh, S. (2019). Pengaruh Struktur Modal
Terhadap Profitabilitas Dan Nilai Perusahaan (The Effect Of Capital
Structure On Profitability And Corporate Value). Jurnal Manajemen, Bisnis,
Dan Organisasi, 3(1), 235–247.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Metods). In Alfabeta.
Pujiati, A., & Hadiani, F. (2020). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan
Dividen, Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Nilai Perusahaan. Journal Of
Applied Islamic Economics And Finance, 1(1), 160–170.
Putri, I. G. A. P. T., & Henny Rahyuda. (2020). Effect Of Capital Structure And
Sales Growth On Firm Value With Profitability As Mediation. International
Research Journal Of Management, It And Social Sciences, 145–155.
Https://Doi.Org/10.21744/Irjmis.V7n1.833
Rahardjo, B. (2009). Dasar-Dasar Analisis Fundamental Saham Laporan
Keuangan Perusahaan. Gajah Mada University Press.
Rahayu, I., & Pratiwi, L. (2020). The Effect Of Der And Interest Rate On
Company Value. 123(Icamer 2019), 84–86.
Https://Doi.Org/10.2991/Aebmr.K.200305.021
Rahwidhiyasa, D. (2013). Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga Sbi, Earning Per
Share, Price Earning Ratio Dan Price Book Value Terhadap Harga Saham.
Riyanto, B. (2011). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perushaaan (Edisi Keem). Bpfe,
Yogyakarta.
Ross, S. . (N.D.). The Determination Of Financial Structure: The Incentive-
Signaling Approach. The Bell Journal Of Economics, 8.
Rukmawanti, L., Enas, E., & Lestari, M. N. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan
Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Suatu Studi Pada Pt .
Indofood Sukses Makmur Tbk Tahun 2008-2017). Business Management
And Entrepreneurship Journal, 1(2), 158–173.
157

Sabaru, T. D., Murni, S., & Baramuli, D. N. (2021). Pengaruh Profitabilitas ,


Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Trade ,
Service And Investment Yang Terdaftar Di Bei Effect Of Profitability ,
Inflation And Exchange Rates On Firm Value In The Trade , Service And
Investment Sectors. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis, Dan
Akuntansi, 9(1), 528–535.
Https://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Emba/Article/View/32331
Sabrin, Sarita, B., Syaifuddin, D. T., & Sujono. (2016). Perusahaan Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Internasional Teknik Dan Sains, 5(10), 81–89.
Safitri, A. M., & Mukaram, M. (2018). Pengaruh Roa, Roe, Dan Npm Terhadap
Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi, 4(1),
25. Https://Doi.Org/10.35697/Jrbi.V4i1.990
Samsul, M. (2015). Pasar Modal Dan Manajemen Portofolio Edisi 2. Erlangga.
Jakarta.
Saragih, F. M., & Hakiman. (2021). Effect Of Tato, Der, Roe And Size On
Company Value (Study On Manufacturing Company Listed In Idx Year
2016-2019). International Journal Of Innovative And Research Technology,
Vol.6(No.3), 72–77.
Https://Ijisrt.Com/Assets/Upload/Files/Ijisrt21mar115.Pdf
Sari, I. A. G. D. M., & Sedana, I. B. P. (2020). Profitability And Liquidity On
Firm Value And Capital Structure As Intervening Variable. International
Research Journal Of Management, It And Social Sciences, 7(1), 116–127.
Https://Doi.Org/10.21744/Irjmis.V7n1.828
Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi (Edisi Empa).
Bpfeyogyakarta.
Sayfuddin, D. T. (2008). Manajemen Keuangan.
Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial (A. Gunarsa (Ed.)). Bandung: Pt
Refika Aditama.
Sinaga, M. H. (2010). Profitabilitas Sebagai Variabel Mediating Pada
Perusahaan.
158

Sitanggang, J. . (2014). Manajemen Keuangan Perusahaan (Edisi 2). Mitra


Wacana Media.
Sondakh, R. (2019). The Effect Of Dividend Policy, Liquidity, Profitability And
Firm Size On Firm Value In Financial Service Sector Industries Listed In
Indonesia Stock Exchange 2015-2018 Period. Accountability, 08(02), 91–
101.
Stigler, G. J. (1971). The Theory Of Economic Regulation. The Bell Journal Of
Economics And Management Science, 3–21.
Sudiyatno, B. (2010). Peran Kinerja Perusahaan Dalam Menentukan Pengaruh
Faktor Fundamental Makroekonomi. Risiko Sistematis, Dan Kebijakan
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan, Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.
Sugiarto, M., & Santosa, P. W. (2018). Pengaruh Indikator Makroekonomi,
Kinerja Keuangan, Dan Tata Kelola Terhadap Nilai Perusahaan Sektor
Properti Di Bursa Efek Indonesia. Journal Of Economics And Business
Aseanomics, 2(2), 288–312.
Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.33476/Jeba.V2i2.487
Sugiyono. (2009a). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode
R&D (A. Nuryanto. (Ed.)). Cv. Alfabeta.
Sugiyono. (2009b). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode
R&D (A. Nuryanto (Ed.)). Cv. Alfabeta Telp. 022-2008822 F Ax. 022-
202037 3 E-Mail: Alfabetabdg@Yahoo.Co.Id.
Suharli, M. (2006). Studi Empiris Terhadap Faktor Yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan Terhadap Perusahaan Go Public Di Indonesia. Jurnal Maksi,
Vol.6(1), 23-41.
Sujoko, & Soebiantoro, U. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Strategi
Diversifikasi, Leverage, Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empirik Pada Perusahaan Manufaktur Dan Non
Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta). Ekuitas (Jurnal Ekonomi Dan
Keuangan), 9(1), 41–48.
Https://Doi.Org/10.24034/J25485024.Y2007.V11.I2.317
159

Sunariyah. (2000). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Upp Akademi


Manajemen Perusahaan Ykpn.
Sutrisno. (2008). Manajemen Keuangan (Teori Konsep Dan Aplikasi) (Edisi Pert).
Ekonisia Fe Uii.
Suzulia, M. T., Sudjono, & Saluy, A. B. (2020). The Effect Of Capital Structure,
Company Growth, And Inflation On Firm Value With Profitability As
Intervening Variable (Study On Manufacturing Companies Listed On Bei
Period 2014 - 2018). 1(1), 2721–3021. Https://Doi.Org/10.38035/Dijefa
Tandelilin, E. (2010). Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta:
Erlangga.
Tanjung, P. R. S. (2020a). The Effect Of Return On Assets, Free Cash Flow, And
Debt To Equity Ratio On Company Value. Epra International Journal Of
Multidisciplinary Research (Ijmr)-Peer Reviewed Journal, 6(10), 76–84.
Https://Doi.Org/10.36713/Epra2013
Tanjung, P. R. S. (2020b). The Effect Of Return On Assets, Free Cash Flow, And
Debt To Equity Ratio On Company Value. Epra International Journal Of
Multidisciplinary Research (Ijmr)-Peer Reviewed Journal, 6(10), 198–210.
Https://Doi.Org/10.36713/Epra2013
Thaib, I., & Acong, D. (2017). Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening.
Jurnal Akuntansi Akunesa, 1(1).
Tondok, B. S., Pahlevi, C., & Aswan, A. (2019). Pengaruh Struktur Modal ,
Pertumbuhan Perusahaan , Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Dan
Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia The Influence Of
Capital Structure , Growth , Company Size To Profitability And Company
Value Of Manuf. Hasanuddin Journal Of Business Strategy, 1(3), 66–78.
Triyono, T. (2008). Analisis Perubahan Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika.
Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Masalah Ekonomi Dan
Pembangunan, 9(2), 156. Https://Doi.Org/10.23917/Jep.V9i2.1022
Van Horne, J. C., & Wachowicz., M. J. (2005). Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan ( Dan T. H. Diterjemahkan Oleh Aria Farahmita, Amanugrani
160

(Ed.); Edisi 12). Pt.Salemba Empat, Buku Satu, Jakarta.


Wahyudi, U., & Pawestri, H. P. (2006). Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap
Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel
Intervening. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang, 53, 160.
Https://Doi.Org/10.1017/Cbo9781107415324.004
Warouw, C., Nangoy, S., & Saerang, I. S. (2016). Pengaruh Perputaran Modal
Kerja Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Farmasi Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(2),
366–375.
Weston, & Copeland. (2010). Manajemen Keuangan Jilid 2. Binarupa Aksara
Publisher.
Widarjono, A. (2007). Ekonometrika. Upp Stim Ykpn.
Yusuf, J., & Syarif, A. D. (2021). The Role Of Profitability, Capital Structure And
Firm Size Towards The Firm Value Of Pt. Citra Marga Nusaphala Persada,
Tbk During Period 1995-2017. 1(6). Https://Doi.Org/10.38035/Dijefa
161

LAMPIRAN
Lampiran 1: Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 ADRO Adaro Energy Tbk


2 AKRA AKR Corporindo Tbk
3 ARII Atlas Resources Tbk
4 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk
5 BIPI Astrindo Nusantara Infrastrukt.tbk
6 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk.
7 BULL Buana Lintas Lautan Tbk.
8 BUMI Bumi Resources Tbk.
9 BYAN Bayan Resources Tbk.
10 DOID Delta Dunia Makmur Tbk.
11 DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk
12 ELSA Elnusa Tbk.
13 ENRG Energi Mega Persada Tbk.
14 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk
15 GEMS Golden Energy Mines Tbk.
16 HRUM Harum Energy Tbk
17 INDY Indika Energy Tbk
18 ITMA Sumber Energi Andalan Tbk.
19 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
20 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk.
21 KOPI Mitra Energi Persada Tbk.
22 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk.
23 MBSS Mitrabahtera Segara Sejati Tbk
24 MEDC Medco Energi Internasional Tbk
25 MYOH Samindo Resources Tbk
26 PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk.
27 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk
28 PTBA Bukit Asam Tbk.
29 PTIS Indo Straits Tbk.
30 PTRO Petrosea Tbk.
31 RAJA Rukun Raharja Tbk
32 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk.
33 SMMT Golden Eagle Energy Tbk
34 SMRU SMR Utama Tbk.
35 TOBA TBS Energi Utama Tbk.
36 WINS Wintermar Offshore Marine Tbk

162
163

Lampiran 2: Kriteria Sampel penelitian


Tabel 3.1. Jumlah Perusahaan yang tercatat berdasarkan kriteria sampel tahun 2014-2019
Jumlah
No Kriteria Sampel 2015 2016 2017 2018 2019
Perusahaan 2019
Jumlah perusahaan tercatat dalam sektor energi
1 52 53 57 62 64 64
tahun 2015-2019
Dikurangi dengan jumlah perusahaan yang tidak
2 tercatat secara kontinyu dalam sektor energi 0 (1) (5) (10) (12) (12)
periode 2015-2019
Jumlah perusahaan yang tercatat disektor energi
3 52 52 52 52 52 52
secara kontinyu 2015-2019
Di kurangi dengan perusahaan yang tidak
4 menyediakan laporan keuangan secara lengkap (12) (9) (6) (6) (7) (12)
pada tahun 2015-2019
Dikurangi dengan perusahaan yang datanya
5 (4) (4) (2) (0) (0) (4)
outlier
Total Sampel 36
164

Lampiran 3: daftar 36 perusahaan sampel


Tahun
No Kode Nama Perusahaan Listing Website Saham
2019 2018 2017 2016 2015
1 ADRO Adaro Energy Tbk 16-Jul-08 http://www.adaro.com 31.985.962.000 1 1 1 1 1
2 AKRA AKR Corporindo Tbk 03 Okt 1994 https://www.akr.co.id 4.014.694.920 1 1 1 1 1
3 ARII Atlas Resources Tbk 30-Jul-90 http://www.bumiresources.com/ 74.274.746.007 1 1 1 1 1
4 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk 10 Des 1990 https://energi-andalan.co.id/ 870.701.000 1 1 1 1 1
5 BIPI Astrindo Nusantara Infrastrukt.tbk
08-Nop-12 http://www.bssr.co.id 2.616.500.000 1 1 1 1 1
6 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk. 12 Ags 2008 https://www.bayan.com.sg 3.333.333.500 1 1 1 1 1
7 BULL Buana Lintas Lautan Tbk. 07-Jun-04 http://www.emp.id 10.342.179.272 1 1 1 1 1
8 BUMI Bumi Resources Tbk. 06 Okt 2010 http://www.harumenergy.com 2.703.620.000 1 1 1 1 1
9 BYAN Bayan Resources Tbk. 06-Feb-08 https://www.elnusa.co.id 7.298.500.000 1 1 1 1 1
10 DOID Delta Dunia Makmur Tbk. 11-Jun-08 https://www.indikaenergy.co.id 5.210.192.000 1 1 1 1 1
11 DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk 18 Des 2007 https://itmg.co.id 1.129.925.000 1 1 1 1 1
12 ELSA Elnusa Tbk. 23-Apr-01 http://new.mitraenergipersada.co 697.266.668 1 1 1 1 1
13 ENRG Energi Mega Persada Tbk. 10-Jul-14 https://www.mitrabaraadiperdana.co.id 1.227.271.952 1 1 1 1 1
14 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk 06-Apr-11 https://www.mbss.co.id 1.750.026.639 1 1 1 1 1
15 GEMS Golden Energy Mines Tbk. 15 Des 2003 https://ir.pgn.co.id 24.241.508.196 1 1 1 1 1
16 HRUM Harum Energy Tbk 23 Des 2002 http://www.ptba.co.id 11.520.659.250 1 1 1 1 1
17 INDY Indika Energy Tbk 19-Apr-06 https://www.raja.co.id 4.227.082.500 1 1 1 1 1
18 ITMA Sumber Energi Andalan Tbk. 30-Apr-03 http://www.ratuprabuenergi.com 7.840.000.000 1 1 1 1 1
19 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk 29-Nop-10 http://www.wintermar.com 4.243.011.640 1 1 1 1 1
20 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk. 01-Jul-91 https://www.raintbk.com 5.000.000.000 1 1 1 1 1
21 KOPI Mitra Energi Persada Tbk. 06-Jul-12 http://www.tobabara.com 8.049.964.000 1 1 1 1 1
22 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk. 11-Feb-10 https://astrindonusantara.com 44.693.066.193 1 1 1 1 1
23 MBSS Mitrabahtera Segara Sejati Tbk 08-Nop-11 http://www.atlas-coal.co.id 3.000.000.000 1 1 1 1 1
24 MEDC Medco Energi Internasional Tbk12-Jul-06 https://radiant.co.id 770.000.000 1 1 1 1 1
25 MYOH Samindo Resources Tbk 16 Mei 1997 http://www.eterindo.com 968.297.000 1 1 1 1 1
26 PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk. 15-Jun-01 https://deltadunia.com 8.619.817.982 1 1 1 1 1
27 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk 23 Mei 2011 https://www.bull.co.id 12.915.656.362 1 1 1 1 1
28 PTBA Bukit Asam Tbk. 17-Nop-11 https://www.goldenenergymines.com 5.882.353.000 1 1 1 1 1
29 PTIS Indo Straits Tbk. 05-Mar-90 http://rigtenders.co.id/ 609.130.000 1 1 1 1 1
30 PTRO Petrosea Tbk. 10 Des 2009 https://dssa.co.id 770.552.320 1 1 1 1 1
31 RAJA Rukun Raharja Tbk 10 Okt 2011 http://smrutama.com 12.499.385.782 1 1 1 1 1
32 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk. 15 Des 1997 https://www.hits.co.id 7.101.084.801 1 1 1 1 1
33 SMMT Golden Eagle Energy Tbk 16-Jul-97 https://www.mitra-investindo.com 2.442.988.366 1 1 1 1 1
34 SMRU SMR Utama Tbk. 27-Jul-00 https://www.samindoresources.com/ 2.206.312.500 1 1 1 1 1
35 TOBA TBS Energi Utama Tbk. 11 Des 2013 https://www.logindo.co.id 4.049.616.328 1 1 1 1 1
36 WINS Wintermar Offshore Marine 11-Jul-07 https://www.pkpk-tbk.co.id 600.000.000 1 1 1 1 1
1 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk 10-Jul-02 http://www.apexindo.com 2.659.850.000 1 1 1 1 1
2 HITS Humpuss Intermoda Transportasi 21 Mei 1990 https://www.petrosea.com 1.008.605.000 1 1 1 1 1
3 LEAD Logindo Samudramakmur Tbk. 12-Jul-11 http://www.indostraits.co.id 550.165.300 1 1 1 1 1
4 RIGS Rig Tenders Indonesia Tbk. 29-Feb-00 http://www.go-eagle.co.id 3.150.000.000 1 1 1 1 1
1 MITI Mitra Investindo Tbk 12 Okt 1994 http://www.medcoenergi.com 25.136.231.252 1 1 1 1
2 MTFN Capitalinc Investment Tbk. 16-Apr-90 http://www.capitalinc-investment.com 31.842.082.852 1 1 1 1
3 BBRM Pelayaran Nasional Bina Buana tbk
09-Jan-13 error 5.367.076.248 1 1 1 --
4 SOCI Soechi Lines Tbk. 03 Des 2014 https://www.soechi.com 7.059.000.000 1 1 1 -
5 TPMA Trans Power Marine Tbk. 20-Feb-13 http://www.transpowermarine.com 2.633.300.000 1 1 1 -
6 AIMS Akbar Indo Makmur Stimec Tbk 20-Jul-01 https://www.aims.co.id 220.000.000 - - - -
7 CANI Capitol Nusantara Indonesia Tbk16-Jan-14 - 833.440.000 - - - -
8 CNKO Exploitasi Energi Indonesia Tbk 21-Nop-01 https://energigroupindonesia.com 8.956.361.206 - 1 1 1
9 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk 09-Jul-09 http://www.gtb.co.id 2.500.000.000 - - - -
10 DEWA Darma Henwa Tbk 26-Sep-07 - 21.853.733.792
11 SUGI Sugih Energy Tbk. 19-Jun-02 - 24.811.541.414 - - - -
1 BOSS Borneo Olah Sarana Sukses Tbk.15-Feb-18 1.400.000.000
2 DWGL Dwi Guna Laksana Tbk. 13 Des 2017 8.711.600.156
3 FIRE Alfa Energi Investama Tbk. 09-Jun-17 1.475.363.179
4 INPS Indah Prakasa Sentosa Tbk. 06-Apr-18 650.000.000
5 JSKY Sky Energy Indonesia Tbk 28-Mar-18 2.032.540.000
6 PSSI Pelita Samudera Shipping Tbk. 05 Des 2017 5.417.063.153
7 SHIP Sillo Maritime Perdana Tbk 16-Jun-16 https://sillomaritime.com 2.719.790.000 1 1 1
8 SURE Super Energy Tbk. 05 Okt 2018 1.497.576.771
9 TAMU Pelayaran Tamarin Samudra Tbk. 10 Mei 2017 37.500.000.000
10 TCPI Transcoal Pacific Tbk. 06-Jul-18 5.000.000.000
11 TEBE Dana Brata Luhur Tbk. 18-Nop-19 1.285.000.000
12 TRAM Trada Alam Minera Tbk. 10-Sep-08 eror 49.643.627.934
13 UNIQ Ulima Nitra Tbk. 08-Mar-21 3.138.983.000
14 WOWS Ginting Jaya Energi Tbk. 08-Nop-19 2.475.720.000
165

Ket:
: sampel Terpilih

: Data terjadi Outlier

:Laporan Keuangan Tidak lengkap

: Listing Secara tidak konsisten tahun 2015-2019


166

Lampiran 4: Pelengkap Kriteria Sampel


Kode Nama Perusahaan Listing 2015 2016 2017 2018 2019
1 ADRO Adaro Energy Tbk 16-Jul-08 Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
2 AKRA AKR Corporindo Tbk 03 Okt 1994 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
3 ARII Atlas Resources Tbk 30-Jul-90 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
4 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk 10 Des 1990 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
5 BIPI Astrindo Nusantara Infrastrukt tbk 08-Nop-12 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
6 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk. 12 Ags 2008 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
7 BULL Buana Lintas Lautan Tbk. 07-Jun-04 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
8 BUMI Bumi Resources Tbk. 06 Okt 2010 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
9 BYAN Bayan Resources Tbk. 06-Feb-08 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
10 DOID Delta Dunia Makmur Tbk. 11-Jun-08 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
11 DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk 18 Des 2007 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
12 ELSA Elnusa Tbk. 23-Apr-01 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
13 ENRG Energi Mega Persada Tbk. 10-Jul-14 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
14 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk 06-Apr-11 terdaftar terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
15 GEMS Golden Energy Mines Tbk. 15 Des 2003 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
16 HRUM Harum Energy Tbk 23 Des 2002 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
17 INDY Indika Energy Tbk 19-Apr-06 terdaftar terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
18 ITMA Sumber Energi Andalan Tbk. 30-Apr-03 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
19 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk 29-Nop-10 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
20 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk. 01-Jul-91 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
21 KOPI Mitra Energi Persada Tbk 06-Jul-12 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
22 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk. 11-Feb-10 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
23 MBSS Mitrabahtera Segara Sejati Tbk 08-Nop-11 terdaftar terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
24 MEDC Medco Energi Internasional Tbk 12-Jul-06 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
25 MYOH Samindo Resources Tbk 16 Mei 1997 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
26 PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk. 15-Jun-01 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
27 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk 23 Mei 2011 terdaftar terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
28 PTBA Bukit Asam Tbk. 17-Nop-11 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
29 PTIS Indo Straits Tbk. 05-Mar-90 terdaftar terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
30 PTRO Petrosea Tbk. 10 Des 2009 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
31 RAJA Rukun Raharja Tbk 10-Okt-11 terdaftar terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
32 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk. 15 Des 1997 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
33 SMMT Golden Eagle Energy Tbk 16-Jul-97 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
34 SMRU SMR Utama Tbk. 27-Jul-00 terdaftar terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
35 TOBA TBS Energi Utama Tbk. 11 Des 2013 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
36 WINS Wintermar Offshore Marine Tbk 11-Jul-07 terdaftar terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
37 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk 10-Jul-02 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
38 HITS Humpuss Intermoda Transportasi 21 Mei 1990 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
39 LEAD Logindo Samudramakmur Tbk. 12-Jul-11 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
40 RIGS Rig Tenders Indonesia Tbk. 29-Feb-00 terdaftar terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
1 AIMS Akbar Indo Makmur Stimec Tbk 20-Jul-01 Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
2 BBRM Pelayaran Nasional Bina Buana tbk 09-Jan-13 terdaftar terdaftar terdaftar Terdaftar Terdaftar
3 CANI Capitol Nusantara Indonesia Tbk 16-Jan-14 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
4 CNKO Exploitasi Energi Indonesia Tbk 21-Nop-01 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
5 DEWA Darma Henwa Tbk 26-Sep-07 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
6 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk 09-Jul-09 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
7 MITI Mitra Investindo Tbk 12 Okt 1994 terdaftar terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
8 MTFN Capitalinc Investment Tbk. 16-Apr-90 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
9 SOCI Soechi Lines Tbk. 03 Des 2014 terdaftar terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
10 SUGI Sugih Energy Tbk. 19-Jun-02 terdaftar terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
11 TRAM Trada Alam Minera Tbk 10-Sep-08 terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
12 TPMA Trans Power Marine Tbk. 20-Feb-13 terdaftar terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
1 BOSS Borneo Olah Sarana Sukses Tbk. 15-Feb-18 tidak Tidak Tidak Terdaftar Terdaftar
2 DWGL Dwi Guna Laksana Tbk. 13 Des 2017 tidak tidak Terdaftar Terdaftar Terdaftar
3 FIRE Alfa Energi Investama Tbk. 09-Jun-17 tidak Tidak Terdaftar Terdaftar Terdaftar
4 INPS Indah Prakasa Sentosa Tbk. 06-Apr-18 tidak Tidak tidak Terdaftar Terdaftar
5 JSKY Sky Energy Indonesia Tbk 28-Mar-18 tidak Tidak tidak Terdaftar Terdaftar
6 PSSI Pelita Samudera Shipping Tbk. 05 Des 2017 tidak tidak Terdaftar Terdaftar Terdaftar
7 SHIP Sillo Maritime Perdana Tbk 16-Jun-16 tidak Terdaftar Terdaftar Terdaftar Terdaftar
8 SURE Super Energy Tbk. 05 Okt 2018 tidak tidak tidak Terdaftar Terdaftar
9 TAMU Pelayaran Tamarin Samudra Tbk. 10 Mei 2017 tidak tidak Terdaftar Terdaftar Terdaftar
10 TCPI Transcoal Pacific Tbk. 06-Jul-18 tidak tidak tidak Terdaftar Terdaftar
11 TEBE Dana Brata Luhur Tbk. 18-Nop-19 tidak tidak tidak tidak Terdaftar
12 WOWS Ginting Jaya Energi Tbk. 08-Nop-19 tidak tidak tidak tidak Terdaftar
PERUSAHAAN YANG TIDAK LENGKAP LAPORAN KEAUNGANNYA (KOLOM MERAH) 12 9 6 6 7 12
PERUSAHAAN YANG TIDAK KONSISTEN TERDAFTAR (KOLOM HIJAU) 0 1 5 10 12 12
PERUSAHAAN YANG DATANYA OUTLIER 4 4 2 0 0 5
PERUSAHAAN SAMPEL 36
167

Lampiran 5: Tabulasi
SUKU
NO EMITEN KODE TAHUN CR DER TATO ROA INFLASI KURS BUNGA PBV
1 Adaro Energy Tbk ADRO 2015 240,4 77,7 45,1 2,5 6,4 13392,0 7,5 36,0
2 Adaro Energy Tbk ADRO 2016 247,1 72,3 38,7 5,2 3,3 13307,4 5,1 118,0
3 Adaro Energy Tbk ADRO 2017 255,9 66,5 47,8 7,9 3,8 13384,1 4,6 107,0
4 Adaro Energy Tbk ADRO 2018 196,0 64,1 51,3 6,8 3,2 14246,4 5,1 60,0
5 Adaro Energy Tbk ADRO 2019 171,2 81,2 47,9 6,0 3,0 14146,3 5,6 45,6
6 AKR Corporindo Tbk AKRA 2015 149,6 108,7 130,0 7,0 6,4 13392,0 7,5 389,0
7 AKR Corporindo Tbk AKRA 2016 127,1 96,1 96,1 6,6 3,3 13307,4 5,1 306,0
8 AKR Corporindo Tbk AKRA 2017 162,4 86,3 108,7 7,8 3,8 13384,1 4,6 282,0
9 AKR Corporindo Tbk AKRA 2018 139,8 100,9 118,1 0,0 3,2 14246,4 5,1 180,0
10 AKR Corporindo Tbk AKRA 2019 123,7 112,7 101,4 3,3 3,0 14146,3 5,6 151,5
11 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 2015 33,6 196,2 0,7 0,3 6,4 13392,0 7,5 27,0
-
12 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 2016 5,2 330,0 0,2 13,5 3,3 13307,4 5,1 47,0
13 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 2017 20,9 510,5 0,2 4,9 3,8 13384,1 4,6 64,0
14 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 2018 58,4 222,9 2,2 1,8 3,2 14246,4 5,1 37,0
15 Astrindo Nusantara Infrastrukt BIPI 2019 116,7 244,9 5,7 2,2 3,0 14146,3 5,6 44,2
16 Atlas Resources Tbk. ARII 2015 20,5 328,7 8,1 -7,4 6,4 13392,0 7,5 106,0
17 Atlas Resources Tbk. ARII 2016 17,7 486,7 3,5 -7,7 3,3 13307,4 5,1 172,0
18 Atlas Resources Tbk. ARII 2017 23,0 722,5 8,8 -5,1 3,8 13384,1 4,6 420,0
19 Atlas Resources Tbk. ARII 2018 23,4 3405,6 10,9 -8,1 3,2 14246,4 5,1 544,0
20 Atlas Resources Tbk. ARII 2019 24,1 690,2 17,3 -1,5 3,0 14146,3 5,6 330,3
21 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 2015 83,5 65,7 149,0 15,2 6,4 13392,0 7,5 201,0
22 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 2016 110,8 284,7 131,9 14,9 3,3 13307,4 5,1 245,0
23 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 2017 144,9 40,2 299,1 63,1 3,8 13384,1 4,6 271,0
24 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 2018 121,5 63,1 286,7 44,7 3,2 14246,4 5,1 290,0
25 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR 2019 120,7 47,2 166,8 12,2 3,0 14146,3 5,6 258,6
26 Bayan Resources Tbk. BYAN 2015 188,5 444,8 49,6 -8,7 6,4 13392,0 7,5 1105,0
27 Bayan Resources Tbk. BYAN 2016 254,6 338,3 67,4 2,2 3,3 13307,4 5,1 1077,0
28 Bayan Resources Tbk. BYAN 2017 102,4 72,4 120,1 38,0 3,8 13384,1 4,6 642,0
29 Bayan Resources Tbk. BYAN 2018 123,7 69,7 145,7 45,6 3,2 14246,4 5,1 587,0
30 Bayan Resources Tbk. BYAN 2019 89,4 106,4 108,9 18,3 3,0 14146,3 5,6 615,9
31 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 2015 110,7 102,1 24,5 4,8 6,4 13392,0 7,5 12,0
32 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 2016 110,4 142,1 21,5 0,2 3,3 13307,4 5,1 20,0
33 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 2017 100,5 96,9 20,9 3,6 3,8 13384,1 4,6 33,0
34 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 2018 132,4 70,3 25,9 4,5 3,2 14246,4 5,1 29,0
35 Buana Lintas Lautan Tbk. BULL 2019 153,8 94,6 18,4 3,9 3,0 14146,3 5,6 46,8
36 Bukit Asam Tbk. PTBA 2015 154,4 81,9 82,0 12,1 6,4 13392,0 7,5 112,0
37 Bukit Asam Tbk. PTBA 2016 165,6 76,0 75,7 10,9 3,3 13307,4 5,1 300,0
38 Bukit Asam Tbk. PTBA 2017 246,3 59,3 88,6 20,7 3,8 13384,1 4,6 205,0
39 Bukit Asam Tbk. PTBA 2018 237,8 48,6 87,6 21,2 3,2 14246,4 5,1 332,0
40 Bukit Asam Tbk. PTBA 2019 248,7 41,7 83,5 15,5 3,0 14146,3 5,6 166,3
-
41 Bumi Resources Tbk. BUMI 2015 13,5 -420,2 0,5 14,5 6,4 13392,0 7,5 -9,0
168

42 Bumi Resources Tbk. BUMI 2016 69,2 -211,4 0,4 3,9 3,3 13307,4 5,1 44,0
43 Bumi Resources Tbk. BUMI 2017 56,9 1190,9 0,5 6,6 3,8 13384,1 4,6 630,0
44 Bumi Resources Tbk. BUMI 2018 39,8 675,8 28,5 4,0 3,2 14246,4 5,1 91,0
45 Bumi Resources Tbk. BUMI 2019 38,7 761,9 30,8 0,3 3,0 14146,3 5,6 61,0
46 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 2015 300,3 878,6 68,0 -1,0 6,4 13392,0 7,5 38,0
47 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 2016 136,5 597,6 69,3 4,2 3,3 13307,4 5,1 285,0
48 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 2017 158,9 433,7 80,9 4,9 3,8 13384,1 4,6 277,0
49 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 2018 158,4 352,8 75,4 6,4 3,2 14246,4 5,1 133,0
50 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID 2019 183,2 321,3 74,6 1,7 3,0 14146,3 5,6 61,9
51 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 2015 154,8 60,8 38,0 6,0 6,4 13392,0 7,5 74,0
52 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 2016 174,8 74,0 31,9 2,9 3,3 13307,4 5,1 35,0
53 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 2017 166,2 88,3 48,3 4,6 3,8 13384,1 4,6 56,0
54 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 2018 121,9 123,8 52,2 3,6 3,2 14246,4 5,1 46,0
55 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA 2019 129,7 127,0 44,8 1,9 3,0 14146,3 5,6 47,0
56 Elnusa Tbk. ELSA 2015 143,5 67,3 85,7 8,6 6,4 13392,0 7,5 68,0
57 Elnusa Tbk. ELSA 2016 189,7 112,2 118,8 7,5 3,3 13307,4 5,1 112,0
58 Elnusa Tbk. ELSA 2017 135,4 59,1 102,5 5,2 3,8 13384,1 4,6 89,0
59 Elnusa Tbk. ELSA 2018 149,2 71,4 117,1 4,9 3,2 14246,4 5,1 77,0
60 Elnusa Tbk. ELSA 2019 147,7 90,3 123,2 5,2 3,0 14146,3 5,6 62,4
-
61 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2015 58,4 311,8 41,1 19,0 6,4 13392,0 7,5 27,0
-
62 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2016 61,8 -1581,7 49,4 41,6 3,3 13307,4 5,1 63,0
63 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2017 70,0 1315,2 36,2 1,7 3,8 13384,1 4,6 64,0
64 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2018 33,6 752,6 37,4 -1,2 3,2 14246,4 5,1 44,0
65 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 2019 35,1 540,3 49,2 3,6 3,0 14146,3 5,6 55,9
-
66 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 2015 63,3 1658,8 29,7 16,8 6,4 13392,0 7,5 45,0
67 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 2016 48,6 16219,2 21,0 -5,9 3,3 13307,4 5,1 350,0
-
68 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 2017 13,3 -1018,8 4,6 11,4 3,8 13384,1 4,6 81,0
-
69 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 2018 2,1 -521,4 2,2 12,7 3,2 14246,4 5,1 -32,0
70 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 2019 5,8 -424,8 2,0 -0,8 3,0 14146,3 5,6 -17,9
71 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 2015 7,6 78,6 4,0 -8,3 6,4 13392,0 7,5 135,0
72 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 2016 26,6 67,0 8,8 -2,8 3,3 13307,4 5,1 123,0
73 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 2017 21,4 73,0 7,9 5,5 3,8 13384,1 4,6 107,0
74 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 2018 32,8 70,0 22,9 10,2 3,2 14246,4 5,1 109,0
75 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 2019 61,1 49,1 28,7 0,7 3,0 14146,3 5,6 66,3
76 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2015 279,4 49,4 95,5 0,6 6,4 13392,0 7,5 241,0
77 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2016 377,4 42,6 101,8 9,3 3,3 13307,4 5,1 466,0
78 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2017 168,2 102,1 108,3 17,1 3,8 13384,1 4,6 409,0
79 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2018 132,0 122,0 177,0 17,0 3,2 14246,4 5,1 305,0
80 Golden Energy Mines Tbk. GEMS 2019 132,3 117,9 141,9 8,6 3,0 14146,3 5,6 265,8
81 Harum Energy Tbk HRUM 2015 691,4 9,8 65,5 -5,0 6,4 13392,0 7,5 39,0
82 Harum Energy Tbk HRUM 2016 462,9 16,3 52,5 4,3 3,3 13307,4 5,1 126,0
83 Harum Energy Tbk HRUM 2017 568,7 16,1 70,9 12,1 3,8 13384,1 4,6 107,0
84 Harum Energy Tbk HRUM 2018 456,0 20,5 71,9 8,6 3,2 14246,4 5,1 67,0
169

85 Harum Energy Tbk HRUM 2019 922,2 11,9 58,7 4,5 3,0 14146,3 5,6 64,2
86 Indika Energy Tbk INDY 2015 163,6 158,6 51,0 -3,6 6,4 13392,0 7,5 5,0
87 Indika Energy Tbk INDY 2016 213,3 145,9 42,5 -5,7 3,3 13307,4 5,1 35,0
88 Indika Energy Tbk INDY 2017 205,3 226,1 30,2 8,8 3,8 13384,1 4,6 106,0
89 Indika Energy Tbk INDY 2018 217,7 225,6 80,7 2,7 3,2 14246,4 5,1 46,0
90 Indika Energy Tbk INDY 2019 201,2 245,8 77,0 0,1 3,0 14146,3 5,6 42,8
-
91 Indo Straits Tbk. PTIS 2015 31,0 95,0 11,4 21,8 6,4 13392,0 7,5 91,0
-
92 Indo Straits Tbk. PTIS 2016 27,4 166,4 23,6 16,6 3,3 13307,4 5,1 147,0
93 Indo Straits Tbk. PTIS 2017 49,6 145,7 27,5 -5,3 3,8 13384,1 4,6 165,0
94 Indo Straits Tbk. PTIS 2018 72,7 131,0 32,2 0,3 3,2 14246,4 5,1 72,0
95 Indo Straits Tbk. PTIS 2019 96,4 117,3 36,2 0,6 3,0 14146,3 5,6 45,9
96 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2015 188,1 43,7 92,7 6,4 6,4 13392,0 7,5 56,0
97 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2016 225,7 33,3 113,0 10,8 3,3 13307,4 5,1 167,0
98 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2017 243,4 41,8 124,4 18,6 3,8 13384,1 4,6 180,0
99 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2018 196,6 48,8 139,2 1,8 3,2 14246,4 5,1 153,0
100 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 2019 201,2 36,7 141,9 3,1 3,0 14146,3 5,6 105,5
101 Medco energi internasional MEDC 2015 198,4 314,7 19,8 -6,4 6,4 13392,0 7,5 27,0
102 Medco energi internasional MEDC 2016 131,8 303,9 16,7 5,2 3,3 13307,4 5,1 45,0
103 Medco energi internasional MEDC 2017 152,7 267,9 17,5 2,6 3,8 13384,1 4,6 101,0
104 Medco energi internasional MEDC 2018 165,8 278,6 23,2 -0,5 3,2 14246,4 5,1 58,0
105 Medco energi internasional MEDC 2019 240,2 346,0 22,9 -0,4 3,0 14146,3 5,6 70,2
106 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 2015 119,2 55,7 1180,6 10,3 6,4 13392,0 7,5 455,0
107 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 2016 177,2 32,4 106,1 11,1 3,3 13307,4 5,1 381,0
108 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 2017 376,2 22,0 121,7 0,7 3,8 13384,1 4,6 386,0
-
109 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 2018 129,8 83,4 56,5 34,6 3,2 14246,4 5,1 499,0
110 Mitra Energi Persada Tbk. KOPI 2019 130,8 71,8 126,3 4,6 3,0 14146,3 5,6 499,0
111 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 2015 208,9 0,1 29,2 -3,3 6,4 13392,0 7,5 15,0
-
112 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 2016 279,1 32,2 25,2 11,4 3,3 13307,4 5,1 19,0
113 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 2017 601,3 27,8 28,5 -3,7 3,8 13384,1 4,6 41,0
114 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 2018 429,5 39,9 31,4 -7,0 3,2 14246,4 5,1 320,0
115 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS 2019 371,2 26,9 35,7 0,8 3,0 14146,3 5,6 37,9
116 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 2015 207,3 47,8 200,7 31,8 6,4 13392,0 7,5 134,0
117 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 2016 340,9 27,0 160,8 23,3 3,3 13307,4 5,1 240,0
118 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 2017 468,4 31,5 160,8 21,6 3,8 13384,1 4,6 215,0
119 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 2018 424,4 39,7 148,8 29,0 3,2 14246,4 5,1 169,0
120 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP 2019 360,4 32,2 135,5 18,3 3,0 14146,3 5,6 120,0
-
121 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 2015 80,6 104,3 11,6 36,2 6,4 13392,0 7,5 36,0
122 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 2016 70,7 126,0 5,3 -8,7 3,3 13307,4 5,1 38,0
123 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 2017 1369,1 131,6 8,1 -7,6 3,8 13384,1 4,6 62,0
124 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 2018 11131,3 130,1 5,3 -3,0 3,2 14246,4 5,1 106,0
-
125 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 2019 14613,0 400,1 18,5 57,9 3,0 14146,3 5,6 276,4
126 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 2015 258,1 114,9 47,2 6,2 6,4 13392,0 7,5 160,0
127 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 2016 260,6 115,6 42,9 4,5 3,3 13307,4 5,1 162,0
170

128 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 2017 265,5 89,8 13,9 1,8 3,8 13384,1 4,6 98,0
129 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 2018 154,2 148,0 16,6 4,6 3,2 14246,4 5,1 117,0
130 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS 2019 196,3 128,0 52,2 1,5 3,0 14146,3 5,6 126,2
131 Petrosea Tbk. PTRO 2015 155,3 138,6 48,6 -3,0 6,4 13392,0 7,5 12,0
132 Petrosea Tbk. PTRO 2016 215,9 230,8 53,2 -2,0 3,3 13307,4 5,1 32,0
133 Petrosea Tbk. PTRO 2017 172,0 140,5 69,0 1,8 3,8 13384,1 4,6 69,0
134 Petrosea Tbk. PTRO 2018 169,2 190,7 83,8 4,2 3,2 14246,4 5,1 65,0
135 Petrosea Tbk. PTRO 2019 151,4 159,2 86,5 5,7 3,0 14146,3 5,6 54,8
136 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2015 86,5 222,6 146,4 3,8 6,4 13392,0 7,5 49,0
137 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2016 89,6 172,2 134,4 2,7 3,3 13307,4 5,1 51,0
138 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2017 100,5 152,3 7,3 2,2 3,8 13384,1 4,6 48,0
139 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2018 110,8 144,0 7,9 2,7 3,2 14246,4 5,1 51,0
140 Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS 2019 103,4 189,0 127,6 2,6 3,0 14146,3 5,6 44,1
141 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 2015 482,4 31,2 9,2 0,6 6,4 13392,0 7,5 78,0
142 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 2016 315,9 33,8 8,0 0,4 3,3 13307,4 5,1 23,0
143 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 2017 674,0 42,4 10,0 1,2 3,8 13384,1 4,6 23,0
144 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 2018 396,7 50,2 11,3 1,2 3,2 14246,4 5,1 22,0
-
145 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 2019 70,3 122,9 9,7 55,6 3,0 14146,3 5,6 48,9
146 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 2015 221,9 28,4 112,7 5,8 6,4 13392,0 7,5 40,0
147 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 2016 405,1 16,9 93,8 9,6 3,3 13307,4 5,1 137,0
148 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 2017 354,0 18,5 79,7 12,8 3,8 13384,1 4,6 135,0
149 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 2018 147,8 35,2 48,6 0,4 3,2 14246,4 5,1 136,0
150 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 2019 217,4 35,3 90,9 4,3 3,0 14146,3 5,6 90,9
151 Rukun Raharja Tbk RAJA 2015 219,6 80,3 127,9 6,1 6,4 13392,0 7,5 68,0
152 Rukun Raharja Tbk RAJA 2016 145,3 58,7 128,7 5,3 3,3 13307,4 5,1 72,0
153 Rukun Raharja Tbk RAJA 2017 228,4 25,2 98,9 9,2 3,8 13384,1 4,6 97,0
154 Rukun Raharja Tbk RAJA 2018 375,0 45,0 61,8 6,5 3,2 14246,4 5,1 73,0
155 Rukun Raharja Tbk RAJA 2019 301,0 47,1 67,7 3,5 3,0 14146,3 5,6 46,8
156 Samindo Resources Tbk. MYOH 2015 232,0 72,7 165,2 15,3 6,4 13392,0 7,5 90,0
157 Samindo Resources Tbk. MYOH 2016 429,8 37,0 129,1 14,4 3,3 13307,4 5,1 103,0
158 Samindo Resources Tbk. MYOH 2017 284,5 32,7 138,2 9,0 3,8 13384,1 4,6 116,0
159 Samindo Resources Tbk. MYOH 2018 347,5 32,8 159,3 20,4 3,2 14246,4 5,1 151,0
160 Samindo Resources Tbk. MYOH 2019 328,5 31,0 158,9 16,3 3,0 14146,3 5,6 168,1
-
161 SMR Utama Tbk. SMRU 2015 67,5 114,6 20,5 11,6 6,4 13392,0 7,5 216,0
162 SMR Utama Tbk. SMRU 2016 161,3 145,7 23,8 -8,9 3,3 13307,4 5,1 399,0
163 SMR Utama Tbk. SMRU 2017 110,7 98,3 36,4 1,6 3,8 13384,1 4,6 622,0
164 SMR Utama Tbk. SMRU 2018 232,3 99,2 44,6 -3,6 3,2 14246,4 5,1 978,0
-
165 SMR Utama Tbk. SMRU 2019 2,9 116,5 41,7 11,2 3,0 14146,3 5,6 80,8
166 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 2015 6778,2 0,0 0,4 34,4 6,4 13392,0 7,5 30,0
167 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 2016 6221,7 0,0 0,1 21,0 3,3 13307,4 5,1 88,0
168 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 2017 515,4 0,3 0,1 17,6 3,8 13384,1 4,6 33,0
169 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 2018 173,3 0,3 0,1 10,9 3,2 14246,4 5,1 28,0
170 Sumber Energi Andalan Tbk. ITMA 2019 112,3 0,2 0,0 8,1 3,0 14146,3 5,6 22,9
171 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 2015 140,0 82,0 123,5 9,1 6,4 13392,0 7,5 63,0
171

172 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 2016 96,8 77,1 98,7 5,6 3,3 13307,4 5,1 128,0
173 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 2017 152,6 99,3 89,2 11,9 3,8 13384,1 4,6 191,0
174 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 2018 122,4 132,8 87,4 13,6 3,2 14246,4 5,1 108,0
175 TBS Energi Utama Tbk. TOBA 2019 92,0 140,3 82,8 6,9 3,0 14146,3 5,6 78,5
176 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 2015 802,4 75,6 22,4 -2,2 6,4 13392,0 7,5 19,0
177 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 2016 88,6 73,3 22,2 -5,7 3,3 13307,4 5,1 28,0
-
178 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 2017 64,8 68,1 18,3 11,8 3,8 13384,1 4,6 44,0
-
179 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 2018 61,7 60,7 22,8 13,1 3,2 14246,4 5,1 32,0
180 Wintermar Offshore Marine Tbk WINS 2019 58,9 59,6 22,6 -6,8 3,0 14146,3 5,6 23,6
172

Lampiran 5. Uji Outlier Perusahaan Sampel

Influence Statistics
Date: 09/27/21 Time: 04:32
Sample: 1 200
Included observations: 200

Obs. Resid. RStudent

1 -128.3595 -0.506043
2 -73.40542 -0.288624
3 -108.6744 -0.427107
4 -89.29387 -0.350354
5 -90.04682 -0.353377
6 192.9593 0.761345
7 95.46520 0.375449
8 48.43774 0.190411
9 20.03066 0.078681
10 3.495208 0.013707
11 726.3499 2.934401
12 788.5945 3.202685
13 736.7247 2.998665
14 -452.1504 -1.804554
15 -29.08000 -0.114165
16 -124.7458 -0.492653
17 -114.2457 -0.450554
18 -147.2115 -0.579403
19 -95.78894 -0.376240
20 -78.76633 -0.309282
21 -41.06299 -0.162018
22 -3.363000 -0.013231
23 214.0329 0.844162
24 323.8671 1.303600
25 195.5708 0.768627
26 -10.83123 -0.042770
27 6.445049 0.025396
28 -95.15201 -0.393167
29 18.72560 0.075517
30 81.04755 0.318936
31 944.0862 3.864355
32 873.4006 3.541867
33 362.3466 1.451990
34 354.8950 1.433994
35 444.3601 1.763736
36 -150.3202 -0.593551
37 -161.2625 -0.634525
38 -169.5712 -0.667085
39 -109.8615 -0.431269
40 -77.62233 -0.304731
41 -76.65070 -0.302482
42 89.79711 0.353385
43 -40.50708 -0.159601
44 152.0423 0.599316
45 8.057722 0.031689
46 -120.3887 -0.476607
47 -125.4082 -0.494113
48 395.1158 1.566228
49 -66.67133 -0.261785
50 -82.50789 -0.323797
173

51 -152.8949 -0.602986
52 70.03445 0.275206
53 44.68752 0.175591
54 -31.63825 -0.124102
55 -82.79029 -0.324627
56 -92.64536 -0.365482
57 -151.1518 -0.594660
58 -155.7656 -0.612428
59 -100.7641 -0.395337
60 -83.30531 -0.326738
61 -116.3253 -0.458662
62 -106.9852 -0.421041
63 -138.2021 -0.543646
64 -88.75572 -0.348473
65 -94.03439 -0.369128
66 -112.5483 -0.445773
67 -12.85606 -0.052506
68 -178.1018 -0.702138
69 -111.1477 -0.436644
70 -90.80437 -0.356260
71 -136.1924 -0.540868
72 -322.2277 -3.766591
73 -60.55733 -0.239622
74 -120.8641 -0.476646
75 -114.6234 -0.450639
76 -1.796195 -0.007089
77 -47.86321 -0.188249
78 -93.74220 -0.368650
79 -36.97055 -0.145237
80 -55.08677 -0.216109
81 65.73850 0.258839
82 251.4035 0.991433
83 161.6330 0.636714
84 103.0546 0.406105
85 98.32124 0.386318
86 -118.9119 -0.468641
87 -66.65567 -0.262022
88 -120.2178 -0.472835
89 -89.82263 -0.352438
90 -71.06915 -0.278798
91 1695.544 7.636051
92 993.8713 4.071202
93 767.3192 3.088569
94 503.8507 1.997294
95 449.5008 1.778397
96 -154.7681 -0.610150
97 -144.1050 -0.567046
98 -110.8961 -0.436009
99 -110.9745 -0.435473
100 -97.91207 -0.383967
101 -29.12496 -0.115519
102 -11.55035 -0.045596
103 -28.20981 -0.111004
104 -64.49673 -0.253078
105 -79.68645 -0.312572
106 -126.4547 -0.498372
107 -52.58090 -0.206948
108 -72.29952 -0.284779
109 -14.04330 -0.055195
174

110 -51.78267 -0.203368


111 -133.7523 -0.527764
112 -145.4676 -0.573054
113 -159.5077 -0.629389
114 -77.95191 -0.310684
115 -79.96234 -0.313811
116 -124.6133 -0.491603
117 -147.0932 -0.578959
118 -104.4768 -0.410730
119 -79.38747 -0.311586
120 -57.38746 -0.225090
121 -47.02694 -0.389191
122 163.1182 0.642581
123 160.5809 0.632920
124 406.8661 1.646088
125 343.1876 1.353267
126 -133.9436 -0.528234
127 -143.4894 -0.565588
128 -151.7425 -0.597379
129 196.5685 0.773201
130 -85.28798 -0.334519
131 -116.0685 -0.463555
132 -11.17109 -0.044223
133 -51.99637 -0.205260
134 -39.72321 -0.157177
135 -57.16009 -0.225123
136 -63.97497 -0.256900
137 -125.3707 -0.493761
138 -123.4372 -0.486939
139 -31.13393 -0.144783
140 213.6064 1.263711
141 -11.41524 -0.045001
142 -30.97720 -0.121750
143 -99.96472 -0.393026
144 -21.74180 -0.085332
145 -5.740407 -0.022504
146 -147.2877 -0.580615
147 -158.1639 -0.622079
148 -146.3420 -0.575506
149 -93.87418 -0.368311
150 -93.88209 -0.368291
151 -150.6802 -0.594339
152 -167.2389 -0.659022
153 -150.3288 -0.591442
154 -82.40282 -0.323555
155 -112.9354 -0.443460
156 -72.14703 -0.284666
157 -151.4851 -0.596244
158 -171.8946 -0.676592
159 -107.6565 -0.422658
160 11.25393 0.046327
161 -146.9007 -0.579040
162 -75.02603 -0.295184
163 -95.53969 -0.375671
164 -2.463151 -0.009661
165 -53.26734 -0.208896
166 -145.2199 -0.572709
167 -153.4891 -0.604885
168 -164.5574 -0.650392
175

169 -94.65728 -0.373878


170 -84.17646 -0.331069
171 -125.3894 -0.494237
172 -144.9477 -0.570853
173 -133.9403 -0.526738
174 -78.58373 -0.308253
175 -89.99726 -0.352944
176 -127.1453 -0.502604
177 -126.7660 -0.499877
178 -126.3921 -0.497707
179 -48.21635 -0.189981
180 -12.87327 -0.050683
181 78.03493 0.308093
182 229.9535 0.906794
183 417.7551 1.653041
184 844.3928 3.413346
185 -29.37785 -0.115421
186 -172.4358 -0.746712
187 -119.6767 -0.499891
188 -181.0619 -0.715532
189 -110.3791 -0.434330
190 -99.32323 -0.390828
191 -133.3898 -0.526034
192 -81.18491 -0.319256
193 -43.22669 -0.169890
194 -63.47975 -0.249295
195 -70.19521 -0.275388
196 -132.6803 -0.523415
197 -142.8452 -0.562241
198 -134.8805 -0.532548
199 -80.39379 -0.316681
200 -85.60774 -0.336074
176

Lampiran 6: Mapping Jurnal


MAPPING JURNAL

LIKUIDITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

No Judul Penulis Variabel Alat Analisis Hasil FR dan Limitsi Perbedaan dam Ket
persamaan

1. The Effect Of Penulis: Variabel: Metode analisis data Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan Future riset: Perbedaan: +*
Dividend yang digunakan bahwa:
Policy, Renly  Dividend Policy dalam penelitian ini Untuk penelitian selanjutnya -Menggunakan Objek yang
Liquidity, Sondakh (X1) adalah analisis regresi  Kebijakan dividen diukur menggunakan diharapkan dapat meneliti berbeda
Profitability  Liquidity (X2) linier berganda. Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh variabel lain yang
And Firm Size  Profitability (X3) signifikan terhadap nilai perusahaan. berhubungan dengan nilai -Alat analisis berbeda
On Firm Value  Size (X4)  Likuiditas yang diukur dengan Aktiva perusahaan. untuk lebih
Tahun dan memperhatikan kebijakan -Ukuran samperl berbeda
In Financial  Firm Value (Y) Lancar (CR) berpengaruh positif dan
volume: rasio dividen, likuiditas,
Service Sector signifikan nilai perusahaan.
Industries Volume 08,  Profitabilitas yang diukur dengan Return On profitabilitas dan ukuran
Assets (ROA) tidak berpengaruh dan tidak perusahaan agar dapat
Number 02, Persamaan:
Listed In Sampel : berpengaruh signifikan terhadap nilai diterapkan kepada
2019
Indonesia Stock perusahaan. mahasiswa; Untuk penelitian -Menggunakan Curent ratio
12 perusahaan yang
Exchange 2015-  ukuran perusahaan diukur dengan selanjutnya diharapkan dapat dalam pengukuran likuiditas
2018 Period memenuhi meneliti variabel lain yang
menggunakan Natural of Total Assets Log
persyaratan sampel berhubungan dengan nilai -menggunakan metode
berpengaruh positif dan signifikan nilai
dengan perusahaan. analisis yang sama
perusahaan.
menggunakan
purposive sampling -Menggunakan pbv pada
dari 99 perusahaan pengukuran nilai perusahan
jasa keuangan
periode 2015-2018.

2 Effect Of Penulis: Variabel: Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa Future riset: Perbedaan: -
Profitability, menggunakan profitabilitas (ROA) dan leverage (DER) pengaruh profitabilitas
Leverage, And Markonah  Return on berpengaruh signifikan terhadap variabel nilai (ROA), leverage (DER) dan Menggunakan sampel yang
Markonah, Assets (ROA), metode analisis perusahaan (PBV) sedangkan variable likuiditas likuiditas (CR) terhadap nilai berbeda
177

Liquidity Agus Salim,  Debt to Equity regresi panel data (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap perusahaan (PBV) adalah
Johanna Ratio (DER), dengan model perusahaan variabel nilai (PBV). 86%. Sedangkan sisanya
To The Firm Franciska  Current Ratio sebesar 14% dipengaruhi oleh Persamaan:
Value (CR) digunakan adalah efek variabel lain yang tidak ada
tetap. Dengan bantuan -Menggunakan eviews 9
 Price Book dalam model regresi.
Value (PBV). aplikas Eviews 9
Volume dan -Menggunakan cuurent ratio
Limitasi:
tahun: dalam pengukuran likuiditas
Penelitian ini memiliki
beberapa keterbatasan, yaitu -Menggunakan analasiis
Volume 1,
Perusahaan yang merupakan regresi data panel
Issue 1,
satu-satunya sampel
March 2020 Sampel: penelitian perusahaan
manufaktur sub sektor
perusahaan
makanan dan minuman yang
manufaktur
terdaftar di Bursa Efek
subsektor makanan
Indonesia periode 2010-2016.
dan minuman yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada
tahun 2010-2016.

3 Profitability and Penulis: Variabel: Penelitian ini  Profitabilitas berpengaruh positif dan Keterbatasan: penelitian ini Perbedaan: -
Liquidity on menggunakan signifikan terhadap struktur modal, terletak pada variabel yang
Firm Value and Ida Ayu Gede  Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan diteliti yaitu profitabilitas, -Menggunakan sampel yang
Capital Dika Martami sampel dengan terhadap struktur modal. likuiditas, struktur modal dan berbeda
Sari a Profitability, metode sensus.
Structure as  Permodalan struktur berpengaruh positif dan nilai perusahaan. Penelitian
Intervening Teknik analisis data yang menguji pengaruh -Menggunakan alat analisis
Liquidity, signifikan terhadap nilai perusahaan,
Ida Bagus yang digunakan yang berbeda
Variable  Profitabilitas memiliki a berpengaruh positif langsung variabel
Panji Sedana adalah path profitabilitas, likuiditas dan
Capital Structure dan signifikan terhadap nilai perusahaan, -Menggunkan lebih dari
struktur modal terhadap nilai
analisis. satu indikator likuiditas
Firm Value perusahaan dan pengaruh
tidak langsung profitabilitas
Tahun dan
 Likuiditas berpengaruh negatif dan tidak dan likuiditas terhadap nilai
volume:
Berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan melalui struktur Persamaan:
Vol. 7 No. 1, Sampel: perusahaan dan struktur modal mampu modal sebagai variabel
January 2020 memediasi pengaruh profitabilitas dan mediasi dianggap dapat Menggunakan rentang data
perusahaan sub likuiditas terhadap nilai perusahaan. direplikasi 5 tahun
sektor konstruksi
178

dan bangunan yang


terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
periode penelitian
tahun 2013 - 2017

4 The Influence of Penulis: Variabel: Data analysis was  struktur modal berpengaruh signifikan Future riset: Perbedaan: -
Internal and performed using membatasi nilai perusahaan,
External Factors Dewi Cahyani Capital Structure regression panel data  likuiditas tidak berpengaruh signifikan Saran untuk penelitian -Peneltiian ini
on Firm Value Pangestuti and (X1), Liquidity (X2) with E-Views terhadap nilai perusahaan, selanjutnya dapat mengugnakan sampel
Azzahra Interest Rate (X3) program 10  tingkat suku bunga tidak memiliki menambahkan faktor perusahaan tambang
Meirizqi Exchange Rate (X4) berpengaruh signifikan terhadap nilai eksternal dan faktor internal
Louisa lainnya selain yang digunakan -Adanya penambahan
perusahaan,
Firm Value (Y) dalam penelitian ini dan varibael
 dan nilai tukar yang dinyatakan dengan nilai
memperpanjang jangka waktu
tengah berpengaruh negatif signifikan terhadap -menggunakan data 4 tahun
penelitian.
Tahun dan perusahaan nilai.
volume: Sampel:

Vol. 5, No. 5, Teknik pengambilan Keterbatasan: dalam Persamaan:


September sampel penelitian ini adalah adanya
2020 menggunakan Menggunakan eviews 10
faktor eksternal lain yang
metode purposive dalam peneltiian ini
mempengaruhi nilai
sampling pada perusahaan selain suku bunga
perusahaan dan nilai tukar seperti inflasi,
pertambangan yang kondisi politik, ekonomi, dan
terdaftar di Bursa sosial. Dan faktor internal
Efek Indonesia selain struktur modal dan
tahun 2016-2019 likuiditas seperti profitabilitas
menghasilkan 37 dan rasio aktivitas
perusahaan yang
memenuhi kriteria

5 The Effect of Penulis: Firm Size (X1), Metode analisis yang Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, dapat Future riset: Perbedaan: +*
Firm Size, Profitability (X2), digunakan dalam ditarik beberapa kesimpulan ditentukan, sebagai
Profitability, Dody Hapsoro penelitian ini adalah berikut: Berdasarkan keterbatasan -Menggunakan sampel yang
and Liquidity (X3), pemodelan persamaan yang ada, penelitian berbeda,
and Zaki struktural ukuran perusahaan memiliki peran yang selanjutnya disarankan untuk
Liquidity on signifikan dalam meningkatkan nilai perusahaan, menambah jumlah sampel -Menggunakan alat analisis
179

The Firm Value Naufal Falih Firm Value (Y) (SEM), dan alat profitabilitas tidak memiliki peran yang dengan menggunakan yang berbeda
Moderated by analisis yang signifikan dalam meningkatkan nilai perusahaan, database lain yang
Carbon Emission digunakan adalah likuiditas memiliki peran signifikan dalam menyediakan laporan tahunan Menggunanakan -Tobin Q
Carbon software partial least meningkatkan nilai perusahaan, pengungkapan perusahaan di seluruh negeri. sebagai pengukuran nilai
Emission Tahun dan Disclosure (Z) square (PLS). emisi karbon dapat memoderasi pengaruh ukuran Penelitian selanjutnya juga perusahaan
Disclosure volume: perusahaan terhadap nilai perusahaan, dan dapat menambahkan variabel
pengungkapan emisi karbon dapat memoderasi independen lainnya, seperti
Vol. 21 No. 2,
pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. earning per share dan
May 2020 Sampel: Persamaan:
corporate governance.
65 perusahaan Menggunakan Current ratio
minyak, gas, dan dalam pengukuran likuiditas
batubara di kawasan
ASEAN yang
terdapat dalam
database Osiris
tahun 2015-2018

STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

No Judul Penulis Variabel Alat Analisis Hasil

1 Profitability and Penulis: Variabel: Penelitian ini Struktur modal menunjukkan komposisi Future riset: Perbedaan: -*
Liquidity on menggunakan penggunaan ekuitas dan hutang dalam
Firm Value and Ida Ayu Profitabilitas (X1) analisis jalur operasi perusahaan. Hasil pengujian Ada faktor lain yang dianggap lebih penting Menggunakan sampel
Capital Gede Dika untuk mengetahui hipotesis ditemukan bahwa struktur oleh investor daripada struktur modal seperti yang berbeda
Structure as Martami Liquiditas (X2) besarnya modal berpengaruh negatif dan tidak kebijakan Pemerintah Indonesia yang dapat
Intervening Sari a Ida pengaruh variabel signifikan terhadap nilai perusahaan mempengaruhi sektor Consumer Good secara Menggunakan alat
Bagus Panji Struktur Modal (X3) keseluruhan analisis yang berbeda
Variable eksogen yaitu
Sedana profitabilitas dan
likuiditas dan
Firm Value (Y) variabel endogen Menggunkan lebih
Limitsi:
yaitu struktur dari satu indikator
Tahun dan
modal dan nilai Keterbatasan penelitian ini terletak pada likuiditas
volume:
perusahaan. variabel yang diteliti yaitu profitabilitas,
Sampel:
Vol.2, No.2, likuiditas, struktur modal dan nilai perusahaan.
180

Januari perusahaan sub sektor Penelitian yang menguji pengaruh langsung Persamaan:
2019 konstruksi dan variabel profitabilitas, likuiditas dan struktur
bangunan yang modal terhadap nilai perusahaan dan pengaruh Menggunakan DER
Halaman : terdaftar di Bursa tidak langsung profitabilitas dan likuiditas sebagai pengukuran
1 – 13 Efek Indonesia terhadap nilai perusahaan melalui struktur struktur modal
periode penelitian modal sebagai variabel mediasi dianggap dapat
tahun 2013 - 2017 direplikasi

2 The Role Of Penulis: Varibael: This research uses Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perbedaan: -*
Profitability, quantitative
Capital Julio Yusuf Return on assets, analysis  ROA memiliki pengaruh negatif dan -Alat analisi
Structure And , Andam return on equity, debt techniques by signifikan mempengaruhi nilai menggunakan SPSS.
Firm Size Dewi Syarif to equity ratio, firm statistics, namely perusahaan;
size, firm value Simple and  laba atas ekuitas memiliki berpengaruh -Sampel yang di
Towards The Multiple positif dan signifikan terhadap nilai gunakan berbeda.
Firm Value Of Regression perusahaan;
Tahun dan -Menggunakan
Pt. Citra Marga analysis through  hutang rasio ekuitas berpengaruh
Nusaphala volume: Sampel: rentang waktu yang
the assist of the negatif dan signifikan
lama.
Persada,
Volume 1, Laporan Keuangan SPSS version  pada nilai perusahaan;
Issue 6, PT CMPN Tbk yang 24.00 program.  ukuran perusahaan tidak berpengaruh
Tbk During
January telah dipublikasikan signifikan pada nilai perusahaan.
Period 1995-
2017 2021 di BEI dengan periode
pengamatan 23 tahun
dengan 2 semester
setiap tahunnya.

3 The Effect Of Penulis: Variabel: Unit analisis Berdasarkan hasil analisis dan Future riset: Perbedaan: +*
Return On adalah sub pembahasan pada bab sebelumnya, The
Assets And Mita Misma Return On Assets perusahaan sektor Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti -Menggunakan
Debt To Equity Dianti, (X1) real estate dan kesimpulannya adalah sebagai berikut: lebih lanjut dengan menggunakan tema yang sampel yang berbeda.
Ratio To Price Arung Aldy menggunakan sama diharapkan dapat menambah variabel
To Winnarko, Debt to Equity Ratio analisis regresi 1. Return On Asset tidak berpengaruh tambahan selain variabel yang sudah ada dalam -Menggunakan jangka
Rifki (X2) linier pada Price to Book Value penelitian ini. waktu 3 tahun
Book Ahmad
Value(Study Of Fauzi, Price to Book Value pada data panel 2. Debt to Equity Ratio positive
Property And Fandy (Y) pada tingkat signifikan terhadap PBV
Persamaan:
Real Estate Sub Pratama, signifikansi
181

Sector Fitri sebesar 5%, Menggunakan Alat


Companies diolah analisis eviews
Sukmawati Sampel: menggunakan
Listed On The eviews 9
Indonesia Stock 29 Perusahaan Sub
Exchange For Sektor Properti Dan
The Period Of Tahun dan Real Estate Yang
2016-2018) volume: Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
PJAEE, 17 Periode 2016-2018
(5) (2020)

The Effect Of Penulis: ROA (X1) Teknik analisis  Return On Assets (ROA) Future riset: Perbedaan: +*
Return On yang digunakan berpengaruh terhadap perusahaan
Assets, Free FCF (X2) dalam penelitian nilai di perusahaan Industri Barang Bagi peneliti selanjutnya, peneliti sebaiknya -Menggunakan
Cash ini adalah statistik Konsumen untuk periode 2016- menambah periode rentan yang digunakan populasi dan sampel
Putri Renalita DER (X3) deskriptif, asumsi 2018. dalam melakukan penelitian dan menggunakan yang berbeda
Flow, And Sutra Tanjung sampel yang berbeda untuk digeneralisasikan
klasik, model  Arus Kas Bebas (FCF) memiliki
Debt To Equity kelayakan ke seluruh perusahaan di Indonesia -Menggunakan alat
tidak berdampak pada nilai
Ratio On analisis yang berbeda.
PBV (Y) perusahaan di Barang Konsumsi
Company Perusahaan industri 2016-2018.
Tahun dan
volume:  Leverage (DER) positif signifikan
Value Limitasi:
terhadap nilai perusahaan dalam Persamaan:
Volume: 6 | Sampel; Barang Konsumen perusahaan penelitian ini masih terdapat kekurangan. Oleh
Issue: 10 | industri periode 2016 - 2018. karena itu, penelitian selanjutnya yang -Menggunakan ROA
October 2020 40 perusahaan dalam pengukurab
mengkaji nilai perusahaan diharapkan
Industri Barang protabilitas
menggunakan faktor-faktor lain. Ini melibatkan
Konsumsi yang
unsur-unsur yang termasuk dalam kinerja
terdaftar di Bursa -Menggunakan pbv
keuangan perusahaan dan menggunakan faktor-
Efek Indonesia dalam pengukuran
faktor lain seperti ekonomi makro dan
periode 2016-2018 nilia perusahaan
sebagainya

Effect Of Penulis: Variabel: Penelitian ini  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Future riset: Perbedaan: -
Profitability, menggunakan profitabilitas (ROA) dan leverage pengaruh profitabilitas (ROA), leverage (DER)
Leverage, And Markonah  Return on Assets (DER) berpengaruh posistif dan likuiditas (CR) terhadap nilai perusahaan Menggunakan sampel
Liquidity Markonah, (ROA), metode analisis signifikan terhadap variabel nilai (PBV) adalah 86%. Sedangkan sisanya sebesar yang berbeda
Agus Salim,  Debt to Equity regresi panel data perusahaan (PBV) 14% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
To The Firm Johanna Ratio (DER),  sedangkan variable likuiditas (CR) ada dalam model regresi.
182

Value Franciska  Current Ratio dengan model tidak berpengaruh signifikan


(CR) terhadap perusahaan variabel nilai Limitasi:
 Price Book Value digunakan adalah (PBV). Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, Persamaan:
(PBV). efek tetap. yaitu Perusahaan yang merupakan satu-satunya
Volume Dengan bantuan sampel penelitian perusahaan manufaktur sub -Menggunakan
dan tahun: aplikas Eviews 9 sektor makanan dan minuman yang terdaftar di eviews 9
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2016.
Volume 1, Sampel: -Menggunakan
Issue 1, cuurent ratio dalam
March 2020 perusahaan pengukuran likuiditas
manufaktur subsektor
makanan dan -Menggunakan
minuman yang analasiis regresi data
terdaftar di Bursa panel
Efek Indonesia pada
tahun 2010-2016.

TATO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

No Judul Penulis Variabel dan Alat Analisis Hasil Future Roset dan Perbedaan dan
sampel Limitasi perbedaan
Dan

1 Effect of Penulis: Varibel: Regresi data panel 1. TATO positif tidak signifikan on PBV. Futur riset: Perbedaan: +
TATO, DER, TATO (x1) menggunakan eviews
ROE and Size  Fry Melda Saragih DER (X2) program 10. 2. DER has a positive and significant effect on PBV. disarankan agar Menggunakan
on Company  Hakiman, Dr, MM ROE (X3) perusahaan dapat sampel dari
Value (Study on SIZE (X4) 3. ROE has a positive and significant effect on PBV meningkatkan h utang dan perusahaan
Manufacturing PBV (Y) hal tersebut tidak menjadi manufaktur
4. SIZE negatif tidak signifikan on PBV. masalah besar bagi
Companies
Listed in IDX Tahun dan volume: Sampel: perusahaan
Year 2016 – 80 samples
Volume 6, 2021 Menggunakan
2019) manufakturing of
sampel
companies listed in
perusahaan
the IDX in 2016-
manufaktur
2019
183

Persamaan:

Menggunakan
Eview 10

Determinants of Penulis: Variabel: Model Common Effect 1. Total Asset Turnover (TATO) menunjukkan bahwa Future riset: Perbedaan: -*
Firm Value: A TATO (X1) adalah model paling TATO memiliki negatif dan sig. berdampak pada PBV
Case Study of Syintia Bahrain, CR (X2) sederhana yang perusahaan F&B. sampel penelitian Berbeda sampel
the Food and Endri Endri, Sugeng ROE (X3) menggabungkan data 2. Rasio lancar (CR) menunjukkan bahwa CR memiliki diperluas dengan penelitian
Beverage Sector Santoso,Leni DER (X4) time series dengan data negatif dan sig. efek pada PBV perusahaan F&B. melibatkan perusahaan di
of Indonesia Hartati, Sri Marti SIZE (X5) cross-sectional 3. Return on Equity (ROE) menunjukkan bahwa pada sektor lain sehingga dapat
Pramudena PBV (Y) kemudian menghitung industri F&B, ROE memiliki nilai positif dan sig. dilakukan perbandingan;
Persamaan:
model menggunakan berdampak pada PBV.
Sampel: Ordinary Least Square. 4. DER menunjukkan bahwa DER pada perusahaan F&B menggunakan proksi
nilai perusahaan dengan Menggunakan
17 perusahaan memiliki nilai positif dan sig. berdampak pada PBV. regresi data
Tahun dan indikator lain, misalnya
sektor makanan 5. SIZE menunjukkan bahwa pada perusahaan F&B, panel
Volume: Price to Earning Ratio
dan minuman indikator ukuran perusahaan terlihat memiliki nilai
2015-2019 negatif dan sig. berdampak pada PBV. (PER) atau Tobin's Q;
2021, Vol 8 No 6

3 THE EFFECT Penulis: Variabel: Metode yang digunakan  DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PBV Future riset: Perbedaaan: +*
OF DER, dalam penelitian ini pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di sampel yang
TATO, ROA Iwan Firdaus DER, adalah analisis regresi Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2018. disarankan untuk digunakan
AND SHARE berganda data panel dan  TATO berpengaruh positif dan signifikan terhadap penelitian selanjutnya
PRICE TO PBV TATO, ditemukan bahwa menambahkan variabel Persamaan:
PBV pada industri makanan dan minuman yang
(Studies on the model yang lebih tepat terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012- independen lainnya Menggunakan
Volume: ROA seperti ROI, pertumbuhan eviews
food and digunakan adalah fixed 2018.
beverage effect. Metode analisis  ROA tidak mempengaruhi PBV pada industri makanan penjualan, atau ukuran
Volume 1, Issue 2, SHARE PRICE
industry on the yang digunakan adalah dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
184

Indonesia Stock February 2020 PBV model analisis regresi (BEI) tahun 2012-2018. perusahaan.
Exchange linier berganda pada  Harga Saham berpengaruh positif dan signifikan
period of 2012- data panel, dengan terhadap PBV pada industri makanan dan minuman
2018) menggunakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
Sampel: Perangkat lunak 2012-2018
EViews 9.0.
perusahaan yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia sub
sektor ritel makanan
dan minuman
periode 2012-2019.

4 Pengaruh Penlis: Variabel: Alat analisis data  Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Future riset: Perbedaan: +*
Current Ratio, menggunakan program current ratio berpengaruh signifikan terhadap price to
Total Asset Ratna Aprilia, Zarah current ratio (X1) Statistical Package for book value, disarankan bagi peneliti  Peneltiian ini
Turnover Dan Puspitaningtya, dan Social Sciences (SPSS)  Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa selanjutnya agar dapat menggunakan
Debt To Equity Aryo Prakoso total asset turnover dan menggunakan menambahkan variabel spss
total asset turnover berpengaruh signifikan terhadap
Ratio Terhadap (X2) analisis statistik atau indikator lain karena  Sampel yang
price to book value
Price To Book deskriptif, uji asumsi  Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel dalam penelitian digunakna 18
debt to equity ratio ini hanya memberikan
Value Dengan klasik yang terdiri dari return on asset tidak berpengaruh signifikan terhadap perusahaan
Tahun dan (X3), pengaruh terhadap price
Return On Asset uji normalitas, uji price to book value barang
volume: to book value sebesar
Sebagai linearitas, uji  current ratio berpengaruh signifikan terhadap price to konsumsi
return on asset (X4)
Variabel multikolinearitas, uji 39,1% dan sisanya 60,9% industri yang
Vol. 11 No. 3 book value dengan return on asset sebagai variabel
Intervening price to book value autokorelasi, dan uji dipengaruhi oleh varibael terdaftar di
Desember 2018 intervening
(Studi Pada (Y) heteroskedastisitas. lain yang tidak diteliti Bursa Efek
Perusahaan dalam penelitian ini, Indonesia.
Sektor Industri menambah periode
Barang pengamatan, memperluas
Konsumsi di Sampel: objek yang diteliti dan
Bursa Efek memperbanyak jumlah Persamaan:
Indonesia 18 perusahaan sampel yang diteliti.
barang konsumsi Menggunakan
Periode 2013-
industri yang data dengan
2017)
terdaftar di Bursa rentang waktu 5
Efek Indonesia. Limitasi: tahun

Penelitian ini hanya


berdasarkan pada laporan
185

keuangan tahunan
perusahaan sektor industri
barang konsumsi periode
2013-2017.

5 Analisis Penulis: Variabel: Analisis pada penelitian  Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan Perbedaan: +
pengaruh der cr ini menggunakan signifikan terhadap Price to Book Value
dan tato Medy Misran, DER, Current ratio, Analisis Jalur (Path  Current Ratio berpengaruh negatif dan tidak -Menggunakan
terhadap pbv Mochamad TATO Analylsis). Dengan signifikan terhadap Price to Book Value sampel yang
Chabachib bantuan SPSS.  Total Asset Turnover berpengaruh positif dan tidak berbeda
Dengan roa signifikan terhadap Price to Book Value
sebagai variabel -menggunakan
ROA (Z)  Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan
intervening teknik analisi
Tahun dan terhadap Price to Book Value
(studi pada yang berbeda
volume: PBV (Y)  ROA tidak dapat memediasi hubungan antara Debt
to Equity Ratio dan Price to Book Value -Menggunakan
Perusahaan
properti dan real Volume 6, Nomor  ROA tidak dapat memediasi hubungan antara alat analisi yang
1, Tahun 2017, Sampel: Current Ratio dan Price to Book Value berbeda
estate yang
terdaftar pada  ROA tidak dapat memediasi hubungan antara
26 perusahaan Current Ratio dan Price to Book Value. Persamaan:
bei tahun sektor proeperti BEI
2011 – 2014) Menggunakan
rentang eaktu 5
n tahu

PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

No Judul Penulis Variabel Alat Analisis Hasil FR dan limitasi Perbedaan dan K
persamaan et

1. The Effect Of Penulis: Variabel: Metode analisis data Berdasarkan pembahasan, dapat Future riset: Perbedaan: -
Dividend Policy, yang digunakan dalam disimpulkan bahwa:
Liquidity,  Dividend Policy (X1) penelitian ini adalah Untuk penelitian selanjutnya -Menggunakan
186

Profitability And Renly Sondakh  Liquidity (X2) analisis regresi linier  Kebijakan dividen diukur diharapkan dapat meneliti variabel lain Objek yang berbeda
Firm Size On Firm  Profitability (X3) berganda. menggunakan Dividend Payout yang berhubungan dengan nilai
Value In Financial  Size (X4) Ratio (DPR) berpengaruh perusahaan. untuk lebih memperhatikan -Alat analisis
Service Sector  Firm Value (Y) signifikan terhadap nilai kebijakan rasio dividen, likuiditas, berbeda
Industries Tahun dan perusahaan. profitabilitas dan ukuran perusahaan
volume: -Ukuran samperl
 Likuiditas yang diukur dengan agar dapat diterapkan kepada
Listed In mahasiswa; dan (4) Untuk penelitian berbeda
Aktiva Lancar (CR) berpengaruh
Indonesia Stock Volume 08,
Sampel : positif dan signifikan nilai selanjutnya diharapkan dapat meneliti
Exchange 2015- Number 02,
perusahaan. variabel lain yang berhubungan dengan
2018 Period 2019 12 perusahaan yang
 Profitabilitas yang diukur nilai perusahaan.
Persamaan:
memenuhi persyaratan
dengan Return On Assets (ROA)
sampel dengan
tidak berpengaruh dan tidak -Menggunakan
menggunakan purposive
berpengaruh signifikan terhadap Curent ratio dalam
sampling dari 99
nilai perusahaan. pengukuran
perusahaan jasa
 ukuran perusahaan diukur likuiditas
keuangan periode 2015-
dengan menggunakan Natural of
2018. -menggunakan
Total Assets Log berpengaruh
positif dan signifikan nilai metode analisis
perusahaan. yang sama

-Menggunakan pbv
pada pengukuran
nilai perusahan

2 The Effect Of Penulis: ROA (X1) Teknik analisis yang  Return On Assets (ROA) Future riset: Perbedaan: +
Return On digunakan dalam berpengaruh terhadap
Assets, Free Cash FCF (X2) penelitian ini adalah perusahaan nilai di perusahaan Bagi peneliti selanjutnya, peneliti -Menggunakan
statistik deskriptif, Industri Barang Konsumen sebaiknya menambah periode rentan populasi dan
Flow, And Debt Putri Renalita DER (X3) asumsi klasik, model untuk periode 2016-2018. yang digunakan dalam melakukan sampel yang
To Equity Ratio Sutra Tanjung penelitian dan menggunakan sampel berbeda
kelayakan  Arus Kas Bebas (FCF) memiliki
On Company tidak berdampak pada nilai yang berbeda untuk digeneralisasikan
ke seluruh perusahaan di Indonesia -Menggunakan alat
PBV (Y) perusahaan di Barang Konsumsi
Value analisis yang
Tahun dan Perusahaan industri 2016-2018.
berbeda.
volume:  Leverage (DER) mempengaruhi
nilai perusahaan dalam Barang
Limitasi:
Volume: 6 | Sampel; Konsumen perusahaan industri
Issue: 10 | periode 2016 - 2018. penelitian ini masih terdapat
40 perusahaan Industri
187

October 2020 Barang Konsumsi yang kekurangan. Oleh karena itu, penelitian Persamaan:
terdaftar di Bursa Efek selanjutnya yang mengkaji nilai
Indonesia periode perusahaan diharapkan menggunakan -Menggunakan
2016-2018 faktor-faktor lain. Ini melibatkan unsur- ROA dalam
unsur yang termasuk dalam kinerja pengukurab
keuangan perusahaan dan protabilitas
menggunakan faktor-faktor lain seperti
ekonomi makro dan sebagainya -Menggunakan pbv
dalam pengukuran
nilia perusahaan

3 Profitability and Penulis: Variabel: Penelitian ini Hasil analisis jalur menemukan Limitasi: Perbedaan: +*
Liquidity on Firm menggunakan analisis bahwa profitabilitas berpengaruh
Value and Capital Ida Ayu Gede Profitabilitas (X1) jalur untuk mengetahui positif dan signifikan terhadap nilai Keterbatasan penelitian ini terletak pada -Menggunakan
Structure as Dika Martami besarnya pengaruh perusahaan subsektor konstruksi dan variabel yang diteliti yaitu sampel yang
Intervening Sari a Ida Bagus Liquiditas (X2) variabel eksogen yaitu bangunan yang terdaftar di Bursa profitabilitas, likuiditas, struktur modal berbeda
Variable Panji Sedana profitabilitas dan Efek Indonesia selama periode dan nilai perusahaan. Penelitian yang
Struktur Modal (X3) menguji pengaruh langsung variabel Menggunakan alat
likuiditas dan variabel penelitian tahun 2013 sampai dengan
endogen yaitu struktur tahun 2017 profitabilitas, likuiditas dan struktur analisis yang
modal dan nilai modal terhadap nilai perusahaan dan berbeda
Tahun dan pengaruh tidak langsung profitabilitas
Firm Value (Y) perusahaan.
volume: dan likuiditas terhadap nilai perusahaan -Menggunkan lebih
melalui struktur modal sebagai variabel dari satu indikator
Vol.2, No.2, likuiditas
mediasi dianggap dapat direplikasi
Januari 2019
Sampel:

perusahaan sub sektor


Persamaan:
konstruksi dan
bangunan yang terdaftar Menggunakan
di Bursa Efek Indonesia ROA dala
periode penelitian tahun mengukur
2013 - 2017 profitabilitas

4 The Effect Of Penulis: Variabel: Unit analisis adalah sub Berdasarkan hasil analisis dan Future riset: Perbedaan: +”
Return On Assets perusahaan sektor real pembahasan pada bab sebelumnya,
And Debt To Mita Misma Return On Assets (X1) estate dan The Bagi peneliti selanjutnya yang akan -Menggunakan
Equity Ratio To Dianti, Arung menggunakan analisis meneliti lebih lanjut dengan sampel yang
Aldy Winnarko, Debt to Equity Ratio kesimpulannya adalah sebagai menggunakan tema yang sama
188

Price To Rifki Ahmad (X2) regresi linier berikut: diharapkan dapat menambah variabel berbeda
Fauzi, Fandy tambahan selain variabel yang sudah
Book Value(Study Pratama, Fitri Price to Book Value (Y) pada data panel pada 1. Return On Asset posotif tidak ada dalam penelitian ini.
Of Property And tingkat signifikansi signifikan terhadap Price to Book
Real Estate Sub Sukmawati sebesar 5%, diolah Value -Menggunakan
Sector Companies menggunakan eviews 9 jangka waktu 3
Volume dan Sampel: 2. Debt to Equity Ratio positif Menambah rentang waktu penelitian tahun
Listed On The tahun: signifikan Price to Book Value Send yang lebih lama dan mendapatkan
Indonesia Stock 29 Perusahaan Sub sampel yang lebih banyak, sehingga
Exchange For The PJAEE, 17 (5) Sektor Properti Dan diharapkan mendapatkan hasil analisis
Period Of 2016- (2020) Real Estate Yang yang lebih baik. Persamaan:
2018) Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2016- Menggunakan Alat
2018 analisis eviews

5 The Role Of Penulis: Varibael: This research uses Hasil penelitian ini menunjukkan Perbedaan: -*
Profitability, quantitative analysis bahwa
Capital Structure Julio Yusuf , Return on assets, return techniques by statistics, Alat analisi
And Firm Size Andam Dewi on equity, debt to equity namely Simple and ROA memiliki pengaruh negatif dan menggunakan
Syarif ratio, firm size, firm Multiple Regression signifikan mempengaruhi nilai SPSS.
Towards The Firm value analysis through the perusahaan; laba atas ekuitas
Value Of Pt. Citra assist of the SPSS memiliki berpengaruh positif dan
Marga Nusaphala version 24.00 program. signifikan terhadap nilai perusahaan;
Persada, Volume dan hutang rasio ekuitas berpengaruh Sampel yang di
tahun: Sampel: negatif dan signifikan gunakan berbeda
Tbk During Period
1995-2017 Volume 1, Issue Laporan Keuangan PT pada nilai perusahaan; ukuran
6, January 2021 CMPN Tbk yang telah perusahaan tidak berpengaruh
dipublikasikan di BEI signifikan pada nilai perusahaan.
dengan periode
pengamatan 23 tahun
dengan 2 semester
setiap tahunnya.
189

INFLASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

No Judul Penulis Variabel dan Alat Analisis Hasil FR Perbedaan ket


sampel

1 The Effect Of Penulis: Firm Value Menggunakan analisis  Struktur Modal berpengaruh signifikan terhadap Future riset: Perbedaan: -#
Capital (Y), Capital jalur dengan bantuan Nilai Perusahaan.
Structure, Maya Structure software  Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh Penambahan variabel bebas -Menggunakan
Company Topani (X1), Menggunakan SPSS signifikan terhadap Nilai Perusahaan. merupakan saran bagi peneliti alat analisis yang
Growth, And Suzulia , Company Versi 22.  Inflasi negatif tidak signifikan terhadap Nilai selanjutnya agar penelitian ini lebih berbeda
Inflation On Sudjono, Growth (X2), Perusahaan. mengembangkan atau mengubah
Ahmad variabel intervening yang -Menggunakan
Firm Value Inflation (X3),  Struktur Modal berpengaruh signifikan terhadap
With Badawi Profitability berpengaruh signifikan terhadap nilai sampel yang
Profitabilitas.
Profitability As Saluy (Z) perusahaan, Menambah periode berbeda
 Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh
Intervening penelitian menjadi lebih dari lima
signifikan terhadap Profitabilitas. -Menggunakan
Variable (Study Sampel: tahun atau dengan mengubah
 Inflasi berpengaruh positif tifak signifikan mediasi.
On Penentuan perusahaan di sektor lain sebagai
Volume terhadap Profitabilitas.
Manufacturing sampel dipilih studi kasus seperti properti dan real
dan tahun:  Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
Companies secara estate, pertambangan, dan lain-lain.
Nilai Perusahaan.
Listed On Bei purposive
Volume 1,  Profitabilitas memediasi pengaruh Struktur Persamaan:
Period 2014 - Issue 1, sampling. Dari
Modal terhadap Nilai Perusahaan.
2018) 174 populasi, Mennggunakan
March 2020  Profitabilitas tidak memediasi pengaruh
hanya 27 periode 5 tahun
Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai
sampel yang
Perusahaan.
terpilih.
 Profitabilitas tidak memediasi pengaruh Inflasi
terhadap Nilai Perusahaan.

2 Analisis Penulis: Variabel: Metode analisis yang Dari penelitian ini ditemukan bahwa: Future riset Perbedaan: -*
Pengaruh digunakan untuk -Menggunakan
Profitabilitas, Annisa PBV, ROE, memecahkan masalah  profitabilitas rendah (ROE) dan kebijakan Untuk calon peneliti agar PLS
Kebijakan Pujiati, DPR, Inflation dalam hal ini dividen (DPR) berpengaruh positif dan signifikan menggunakan sampel yang lebih luas,
Dividen, Inflasi Fatmi and US$ terhadap nilai perusahaan (PBV), menggunakan variabel lain yang -Menggunakan
dan Hadiani Penelitian yang  Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan relevan dan potensial serta periode sektor yang
dilakukan adalah terhadap nilai perusahaan (PBV) dan yang tidak sama untuk mendapatkan berbeda
Nilai Tukar analisis jalur dengan  Nilai tukar ( US $) berpengaruh negatif dan hasil temuan yang dapat
terhadap Nilai Sampel: menggunakan aplikasi dibandingkan dengan temuan-temuan
signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).
190

Perusahaan Tahun: 9 perusahaan WarpPLS 7.0 sebelumnya Persamaan:


sektor properti
Vol. 1, No. real estate dan Menggunakan
1, October konstruksi periode 5 tahun
2020, pp. bangunan yang
160 – 170 konsisten
tercatat di ISSI
selama 2014-
2018

3 Pengaruh Penulis: Inflation, Data dianalisis Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat Future riset: Perbedaan: -*
Inflasi, Suku Interest Rate, menggunakan metode
Bunga, Nilai Umi Dewi Exchange Rate, regresi linier disimpulkan : Referensi bagi peneliti selanjutnya -Menggunakan
Tukar, Dan Sartikaa, Gross Domestic dengan variabel dan perusahaan lain PLs
Sa’adah Product and berganda (Ordinary a. Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan (harga bahan baku, tingkat upah,
Produk Siddik Least Square). terhadap nilai perusahaan (MBV). permintaan ekspor-Impor) yang tidak -menggunakan
Domestik Bruto Company Value diteliti dari penelitian ini. sampel yang
Terhadap Nilai , Choiriyah b. Suku bunga (SBI) berpengaruh positif dan berbeda.
signifikan terhadap nilai perusahaan
Perusahaan
Sampel: (MBV).
Tahun: Persamaan:
14 perusahaan c. Nilai tukar (kurs) berpengaruh tidak signifikan
Volume 9, manufaktur terhadap nilai perusahaan (MBV). -Menggunakan
issue 2 subsektor tekstil metode olah data
dan garmen d. PDB berpengaruh negatif dan signifikan yang sama
Juni, 2019, yang terdaftar di terhadap nilai perusahaan (MBV) .
Bursa Efek
e. Inflasi, suku bunga (SBI), nilai tukar (kurs) dan
Indonesia
PDB, positif dan signifikan memengaruhi nilai
perusahaan (MBV).

4 Pengaruh Penulis: Variabel: Metode analisis yang  Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara Future riset: Alat analisi +
Profitabilitas, parsial variabel Profitabilitas (ROA) positif dan menggunakan
Inflasi Dan Tyara D. Profitabilitas, digunakan yaitu signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya Spss 25
Nilai Tukar Sabaru, Sri Inflasi, Nilai analisis regresi linier  Sedangkan inflasi dan nilai tukar berpengaruh dapat menambah periode penelitian,
Terhadap Nilai Murni, Tukar, Nilai berganda dengan positif tidak signifikan terhadap nilai juga dapat menambah variabel
Dedy Perusahaan bantuan alat SPSS 25 perusahaan (PBV) peneltian.
Perusahaan Menggunakan
 Dan secara simultan Profitabilitas (ROA),
191

Pada Sektor Baramuli Inflasi dan Nilai Tukar berpengaruh terhadap sampel yang
Trade, Service nilai perusahaan (PBV) di PT Sektor berbeda
And Investment Sampel: Perdagangan, Jasa dan Investasi yang tercatat di
Yang BEI periode 2014-2018. Perusahaan harus
Tahun: 28 perusahaan mempertahankan ROA dan pembayaran
Terdaftar Di sektor Trade, memperhatikan inflasi dan nilai tukar agar tidak
Bei Vol.9 No.1 Service and mempengaruhi nilai perusahaan.
Januari Investment.
2021, Hal.
528-535

5 The Effects of Penulis: Variabel: Metode penelitian  Inflasi diperkirakan memiliki berpengaruh Perbedaan: -
Macroeconomic menggunakan analisis negatif terhadap nilai perusahaan.
Factors on Firm Shamsuddee Macroeconomic descriptive dan Studi  Penelitian ini menemukan pengaruh positif yang Menggunakan
n Factors, Firm ini menggunakan signifikan dari nilai tukar nilai perusahaan sampel yang
Value: Muhammfsc Value, analisis data panel, berbeda.
Empirical ad Ahmad, yang membutuhkan
Evidence from Rosni Menggunakan
Nigeria Bakar, estimasi tertentu rentang waktu
Mohd Sampel: untuk yang luas
Zukime Bin memperhitungkan
Sampel
Mat Junoh deret waktu dan data
penelitian ini
adalah 300 dimensi penampang.
perusahaan non-
Tahun: keuangan yang
terdaftar di
Volume 7 pasar saham
Issue 12, Nigeria selama
160-169, sepuluh tahun
December, dari 2008
2020 hingga 2017
192

INTEREST RATE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

No Judul Penulis Variabel Alat Analisis Hasil Future riset dan limitasi Perbedaan dan ke
persamaan t

1. The Effect of Penulis: Voriabel: Uji statistik yang Suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan Perbedaan: -*
DER and digunakan adalah terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi
Interest Rate on Intan capital structure (X1) analisis regresi data tingkat bunga, semakin tinggi nilai perusahaan. Menggunakan objek
Company Value Rahayu, , interest rate (X2), panel. Data panel Beban bunga yang tinggi akan berdampak pada penelitian yang berbeda
Laras company value (Y) merupakan gabungan penurunan laba perusahaan
Pratiwi dari cross section
Sampel; (penampang
Objek penelitian ini Persamaan:
melintang) dengan
adalah perusahaan data time series
Tahun: Menggunakan regredi
yang bergerak di
data panel
bidang pariwisata
volume
yang terdaftar di
123
Bursa Efek Indonesia
dengan tahun Menggunakan data SBI
penelitian dari tahun
2013 sampai dengan
tahun 2017

2 Pengaruh faktor Penulis: Variabel: Untuk menguji 1. Pertumbuhan aset berpengaruh positif -*
internal dan hipotesis dalam signifikan terhadap nilai perusahaan.
eksternal Moch. Pertumbuhan aset, penelitian ini adalah
Ronni Keputusan dengan menggunakan 2. Keputusan pendanaan yang diukur dengan
Perusahaan Noerirawa pendanaan, Kebijakan analisis regresi DER berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap nilai n, Abdul deviden, Tingkat suku berganda.
perusahaan Muid bunga, Tingkat inflasi terhadap nilai perusahaan.

(studi empiris 3. Kebijakan deviden yang diukur dengan DPR


pada perusahaan Dengan menggunakan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
manufaktur yang Tahun: Sampel: alat spss
terdaftar di perusahaan.
Volume 1, Penelitian ini
Bursa efek Nomor 2, mengambil populasi 4. Tingkat inflasi berpengaruh positif tidak
193

indonesia Tahun perusahaan signifikan terhadap nilai perusahaan.


periode 2007- 2012,
2010) Halaman manufaktur di BEI 5. Tingkat suku bunga berpengaruh negatif
1-12 pada tahun 2007-2010 signifikan terhadap nilai perusahaan
berturut-turut. Sampel
penelitian sebanyak
32

perusahaan.

3 Pengaruh Penulis: Inflation, Interest Data dianalisis Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat Future riset: Perbedaan: +*
Inflasi, Suku Rate, Exchange Rate, menggunakan metode
Bunga, Nilai Umi Dewi Gross Domestic regresi linier disimpulkan : Referensi bagi peneliti selanjutnya -Menggunakan PLs
Tukar, Dan Sartikaa, Product and dengan variabel dan perusahaan lain
Sa’adah berganda (Ordinary a. Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan (harga bahan baku, tingkat upah, -menggunakan sampel
Produk Siddik Company Value Least Square). terhadap nilai perusahaan (MBV). permintaan ekspor-Impor) yang tidak yang berbeda.
Domestik Bruto diteliti dari penelitian ini.
Terhadap Nilai , b. Suku bunga (SBI) berpengaruh positif dan
Choiriyah signifikan terhadap nilai perusahaan
Perusahaan Sampel: Persamaan:
(MBV).
14 perusahaan -Menggunakan metode
Tahun: manufaktur subsektor c. Nilai tukar (kurs) berpengaruh tidak olah data yang sama
tekstil dan garmen signifikan terhadap nilai perusahaan (MBV).
Volume 9, yang terdaftar di
issue 2 Bursa Efek Indonesia d. PDB berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan (MBV) .
Juni,
2019, e. Inflasi, suku bunga (SBI), nilai tukar (kurs)
dan PDB, positif dan signifikan memengaruhi
nilai perusahaan (MBV).

4 The Influence of Penulis: Variabel: Data analysis was Hasil tesnya adalah Diperoleh bahwa: Future riset: Perbedaan: -
Internal and performed using
External Factors Dewi Capital Structure regression panel data  struktur modal berpengaruh signifikan Saran untuk penelitian selanjutnya Peneltiian ini
on Firm Value Cahyani (X1), Liquidity (X2) with E-Views membatasi nilai perusahaan, dapat menambahkan faktor eksternal mengugnakan sampel
Pangestuti Interest Rate (X3)  likuiditas tidak berpengaruh signifikan dan faktor internal lainnya selain
194

and Exchange Rate (X4) program 10 terhadap nilai perusahaan, yang digunakan dalam penelitian ini perusahaan tambang
Azzahra  tingkat suku bunga tidak memiliki dan memperpanjang jangka waktu
Meirizqi Firm Value (Y) berpengaruh signifikan terhadap nilai penelitian.
Louisa perusahaan,
Adanya penambahan
 dan nilai tukar yang dinyatakan dengan nilai
varibael
tengah berpengaruh negatif signifikan
Sampel: Limitasi:
terhadap perusahaan nilai.
Tahun:
Teknik pengambilan Keterbatasan dalam penelitian ini
Vol. 5, sampel menggunakan adalah adanya faktor eksternal lain Persamaan:
No. 5, metode purposive yang mempengaruhi nilai perusahaan
September sampling pada selain suku bunga dan nilai tukar Menggunakan eviews
2020 perusahaan seperti inflasi, kondisi politik, 10 dalam peneltiian ini
pertambangan yang ekonomi, dan sosial. Dan faktor
terdaftar di Bursa Purposive sampling
internal selain struktur modal dan
Efek Indonesia tahun sama
likuiditas seperti profitabilitas dan
2016-2019 rasio aktivitas
menghasilkan 37
perusahaan yang
memenuhi kriteria

5 Pengaruh Muhamad Macro Economics, Penelitian ini Hasilnya, penelitian menunjukan bahwa Menggunakan tobins Q +*
Indikator Makro Sugiarto, Financial menggunakan metode tingkat bunga BI, nilai tukar rupiah terhadap dalam pengukuran nilai
Ekonomi, Perdana US Dollar, ROE, TATO, Leverage, perushaaan
Wahyu Performance, data panel model penggunaan akuntan publik big four, dan
Kinerja Santosa Governance Random Effect kepemilikan manajerial secara bersama-sama
Keuangan, Dan signifikan berpengaruh terhadap nilai
Tata Kelola Tobin's Q. perusahaan yang diwakilkan oleh variabel
Tobin’s Q.
Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Secara parsial, tingkat bunga BI, nilai tukar
Sektor Properti Sampel:
rupiah terhadap US Dollar, ROE, dan TATO
sampel penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap nilai
Di Bursa Efek
adalah 30 perusahaan perusahaan, sedangkan Leverage, penggunaan
Indonesia
sektor property, real kantor akuntan publik big four, dan
estate, dan konstruksi kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
bangunan signifikan terhadap nilai perusahaan.
195

KURS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

No Judul Penulis Variabel Alat Analisis Hasil FR Perbedaan dan ke


persamaan t

1 The Effect of Penulis: Inflation, Interest Teknik Hasil Analisis menunjukkan bahwa; Future riset: Perbedaan: -
Macroeconomic Rate, Exchange pengumpulan data
Fundamental H. Isnurhadi, Rate, yang digunakan  Inflasi dan suku bunga berpengaruh negatif Penelitian ini bagi peneliti selanjutnya -Menggunakan sampel
Factors On H. Taufik adalah purposive signifikan pada kinerja keuangan dan nilai dapat memperluas penelitian dengan yang berbeda
Corporate Value Deddy Economic Growth, sampling perusahaan sedangkan nilai tukar tidak menggunakan variabel faktor
Through Herwanto Financial berpengaruh. fundamental ekonomi makro lainnya -Menggunakan alat
Performance, and metode. Metode  Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif seperti tingkat pengangguran dan analisis yang berbeda
Financial Corporate Value analisis data dalam signifikan terhadap kinerja keuangan dan jumlah uang beredar.
Performance As penelitian ini nilai perusahaan.
Tahun:
Intervening menggunakan  Keuangan kinerja berpengaruh positif
Persamaan:
Variables In analisis jalur (path signifikan terhadap nilai perusahaan.
2017 Sampel:
Manufacturing analysis).  Suku bunga berpengaruh posiitf signifikan Menggunakan SBI
Companiesn In terhadap PBV dalam pengukuran Suku
54 perusahaan
sektor manufaktur bunga
Indonesia Stock
Exchange BEI 2011-2015

2 The Influence of Penulis: Variabel: Data analysis was Hasil tesnya adalah Diperoleh bahwa: Future riset: Perbedaan: -*
Internal and performed using
External Factors Dewi Cahyani Capital Structure regression panel  struktur modal berpengaruh signifikan Saran untuk penelitian selanjutnya Peneltiian ini
on Firm Value Pangestuti and (X1), Liquidity (X2) data with E-Views membatasi nilai perusahaan, dapat menambahkan faktor eksternal mengugnakan sampel
Azzahra Interest Rate (X3) program 10  likuiditas tidak berpengaruh signifikan dan faktor internal lainnya selain perusahaan tambang
Meirizqi Exchange Rate (X4) terhadap nilai perusahaan, yang digunakan dalam penelitian ini
Louisa  tingkat suku bunga tidak memiliki dan memperpanjang jangka waktu
Firm Value (Y) berpengaruh signifikan terhadap nilai penelitian.
Adanya penambahan
perusahaan,
varibael
 dan nilai tukar yang dinyatakan dengan nilai
Tahun:
Sampel: tengah berpengaruh negatif signifikan
Limitasi:
Vol. 5, No. 5,
196

September Teknik pengambilan terhadap perusahaan nilai. Keterbatasan dalam penelitian ini Persamaan:
2020 sampel adalah adanya faktor eksternal lain
menggunakan yang mempengaruhi nilai perusahaan Menggunakan eviews
metode purposive selain suku bunga dan nilai tukar 10 dalam peneltiian ini
sampling pada seperti inflasi, kondisi politik,
perusahaan ekonomi, dan sosial. Dan faktor Purposive sampling
pertambangan yang internal selain struktur modal dan sama
terdaftar di Bursa likuiditas seperti profitabilitas dan
Efek Indonesia rasio aktivitas
tahun 2016-2019
menghasilkan 37
perusahaan yang
memenuhi kriteria

3 Pengaruh Penulis: Inflation, Interest Data dianalisis Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat Future riset: Perbedaan: +#
Inflasi, Suku Rate, Exchange menggunakan
Bunga, Nilai Umi Dewi Rate, Gross metode regresi disimpulkan : Referensi bagi peneliti selanjutnya -Menggunakan PLs
Tukar, Dan Sartikaa, Domestic Product linier dengan variabel dan perusahaan lain
Sa’adah and a. Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan (harga bahan baku, tingkat upah, -menggunakan sampel
Produk Siddik berganda (Ordinary terhadap nilai perusahaan (MBV). permintaan ekspor-Impor) yang tidak yang berbeda.
Domestik Bruto Company Value Least Square). diteliti dari penelitian ini.
Terhadap Nilai , Choiriyah b. Suku bunga (SBI) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan
Perusahaan Persamaan:
Sampel: (MBV).
Tahun: -Menggunakan metode
14 perusahaan c. Nilai tukar (kurs) berpengaruh tidak olah data yang sama
Volume 9, manufaktur signifikan terhadap nilai perusahaan (MBV).
issue 2 subsektor tekstil dan
garmen yang d. PDB berpengaruh negatif dan signifikan
Juni, 2019, terdaftar di Bursa terhadap nilai perusahaan (MBV) .
Efek Indonesia
e. Inflasi, suku bunga (SBI), nilai tukar (kurs)
dan PDB, positif dan signifikan memengaruhi
nilai perusahaan (MBV).

4 Pengaruh Penulis: Macro Economics, Penelitian ini Hasilnya, penelitian menunjukan bahwa Perbedaan: -*
Indikator Makro Financial menggunakan tingkat bunga BI, nilai tukar rupiah terhadap
Muhamad US Dollar, ROE, TATO, Leverage, Menggunakan tobins Q
197

Ekonomi, Sugiarto, Performance, metode penggunaan akuntan publik big four, dan dalam pengukuran nilai
Perdana Governance kepemilikan manajerial secara bersama-sama perushaaan
Kinerja Wahyu data panel model signifikan berpengaruh terhadap nilai
Keuangan, Dan Santosa Tobin's Q. Random Effect perusahaan yang diwakilkan oleh variabel
Tata Kelola Tobin’s Q.
Persamaan:
Terhadap Nilai Nilai tukar pada penelitian ini berpengaruh
Perusahaan Pada Tahun: Sampel: Menggunakan regresi
negatif terhadap pbv
Sektor Properti data panel
Volume 2 No. sampel penelitian
Di Bursa Efek 2, Juli ini adalah 30
Indonesia Desember perusahaan sektor
2017 property, real estate,
dan konstruksi
bangunan

5 The Effects of Penulis: Macroeconomic Metode penelitian  Inflasi diperkirakan memiliki berpengaruh Perbedaan: +*
Macroeconomic Factors, Firm menggunakan negatif terhadap nilai perusahaan.
Factors on Firm Shamsuddeen Value, analisis descriptive  Nilai tukar memilik pengaruh positif Menggunakan sampel
Muhammfsca dan Studi ini signifikan terhadap nilai perusahaan. yang berbeda
Value: d Ahmad, menggunakan  Penelitian ini juga menemukan pengaruh
Empirical Rosni Bakar, analisis data panel, positif signifikan nilai tukar terhadap nilai
Evidence from Mohd Zukime Sampel: yang membutuhkan perusahaan seperti yang dihipotesiskan
Nigeria Bin Mat dalam hipotesis (H3). Artinya, semakin
Junoh Sampel penelitian estimasi tertentu
ini adalah 300 rendah nilai tukar, semakin rendah nilai
untuk perusahaan.
perusahaan non- memperhitungkan
keuangan yang deret waktu dan
Tahun: terdaftar di pasar data
saham Nigeria
Volume 7 selama sepuluh dimensi
Issue 12, 160- tahun dari 2008 penampang.
169, hingga 2017
December,
2020

Anda mungkin juga menyukai