Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASPEK SOSIAL DAN BUDAYA MARITIM

NUGRAH

M1B1 21 096

JURUSAN ILMU LINGKUNGAN

FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia,

serta kekuatan, sehingga Kami selaku penulis dapat menyelesaikan penyusunan

makalah “Aspek Social Dan Budaya Maritim” ini untuk memenuhi tugas mata

kuliah Wawasan Kemaritiman tepat waktu dan tanpa halangan apapun.

Makalah ini disusun bertujuan agar sekiranya dapat memahami dan

mempelajari lebih jauh tentang ekonomi maritim. Sehingga dapat menambah

pengetahuan dan wawasan tentang ekonomi maritime tersebut tersebut. Ucapan

terima kasih yang amat besar saya samapaikan kepada semua pihak yang telah

membantu menyusun makalah ini sehingga apa yang kami tulis pada kesempatan

ini dapat menghampiri kesempurnaan.

Akhirnya kami sadar bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna, jadi

apabila ada penulisan kata yang tidak sesuai mohon dimaafkan.

Kendari, 31 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1.Latar Belakang .........................................................................................1


1.2.Rumusan Masalah ....................................................................................2
1.3.Tujuan Penelitian .....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3

2.1.Peradaban Maritim Indonesia ..................................................................3


2.2.Sumber Daya Manusia .............................................................................5
2.3.Masyarakat Pesisir ...................................................................................4

BAB III PENUTUP ..................................................................................................13

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................13


3.2 Saran .........................................................................................................13

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negeri dengan jumlah pulau terbanyak, yang letaknya

berada di antara 2 benua dan 2 samudera. Jumlah keseluruhan pulau di Indonesia

adalah 13.487 pulau dan sekitar 6.000 pulau di antaranya belum berpenghuni.

Dengan statistik yang demikian memang membuat Indonesia sering di sebut

sebagai negara kepulauan. Namun selain negara kepulauan, Indonesia sering

disebut juga sebagai negara maritim.

Jika dipetakan di belahan bumi lain, luas wilayah Nusantara sama dengan

jarak antara Irak hingga Inggris (Timur-Barat) atau Jerman hingga Aljazair

(Utara Selatan). Letaknya yang strategis, ditopang potensi sumber daya alam

berlimpah, membuat negara-negara yang berkepentingan tergoda menguasai

kekayaan alam bumi khatulistiwa. Tak heran, ancaman dan gangguan terus

menerpa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam mengatasi tantangan tersebut, seluruh komponen bangsa harus segera

membangkitkan maritime domain awareness, atau kesadaran lingkungan maritim.

Hal itu dibutuhkan karena bangsa Indonesia sekarang tidak lagi memiliki budaya

bahari. Sehingga, perlu dibangun kembali upaya penyadaran. Upaya ini harus

sampai pada penyadaran efektif terhadap segala sesuatu yang menyangkut

lingkungan maritim merupakan hal vital bagi keamanan, keselamatan, ekonomi

dan lingkungan hidup bangsa Indonesia, serta menunjang upaya menegakkan

harga diri bangsa.

1
Dari aspek kehidupan sosial dan budaya, sejarah menunjukkan bahwa bangsa

Indonesia pada masa lalu memiliki pengaruh besar di wilayah Asia Tenggara.

Terutama melalui kekuatan maritim di bawah Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.

Tak heran, wilayah laut Indonesia dengan luas dua pertiga Nusantara diwarnai

banyak pergumulan kehidupan di laut. Dalam catatan sejarah terekam bukti-bukti

bahwa nenek moyang bangsa Indonesia menguasai lautan besar. Bahkan, mampu

mengarungi samudra luas hingga ke pesisir Madagaskar, Afrika Selatan

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada makalah ini yaitu

sebagai berikut:

1. Bagaimana peradaban maritim di Indonesia?

2. Bagaimana sumber daya manusia di Indonesia?

3. Bagaimana masyarakat pesisir maritim di Indonesia?

1.2 Tujuan Masalah

Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui peradaban maritim di Indonesia, Untuk mengetahui


sumber daya maritim di Indonesia, Untuk mengetahui masyarakat pesisir
maritim di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peradaban Maritim di Indonesia

Sejarah mencatat bahwa bangsa indonesia merupakan bangsa yang di

bangun dari kekuatan maritim. Kita dapat melihat kekuatan kerajaan seperti

Sriwijaya dan Majapahit, mereka mampu menguasai kawasan Asia Tenggara .

Fakta tersebut tidak terbantahkan hingga kini. Keliru jika bangsa ini tidak belajar

dari sejarah untuk kembali menjadi bangsa yang besar dan disegani.

Bukti kebesaran bangsa indonesia sebagai negra maritim yang kuat

terletak pada kekuatan wilayah pesisir dan laut. Hal ini didukung dengan kekuatan

kerajaan yang memiliki armada laut mempunyai kekuatan yang sangat besar di

bandingkan dengan kerajaan yang terletak di pedalaman. Kekuatan bangsa

indonesia sebagai bangsa maritim dapat terlihat dengan adanya lukisan perahu

dalam gua di sulawesi. Kehebatan pelaut-pelaut indonesia dibuktikan dengan

adanya perubahan kebudayaan yang tadinya berorientasi kepada daratan

kemudian memiliki kemampuan berlayar.

Pada masa kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga Demak, Nusantara adalah

negara besar yang disegani di kawasan Asia, maupun di seluruh dunia. Sebagai

kerajaan maritim yang kuat di Asia Tenggara, Sriwijaya (683-1030 M) telah

mendasarkan politik kerajaannya pada penguasaan alur pelayaran dan jalur

perdagangan serta menguasai wilayah-wilayah strategis yang digunakan sebagai

pangkalan kekuatan lautnya.

3
Puncak kejayaan maritim nusantara terjadi pada masa Kerajaan Majapahit

(1293-1478). Di bawah Raden Wijaya, Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada,

Majapahit berhasil menguasai dan mempersatukan nusantara. Pengaruhnya

bahkan sampai ke negara-negara asing seperti Siam, Ayuthia, Lagor, Campa

(Kamboja), Anam, India, Filipina, China.

Kilasan sejarah itu tentunya memberi gambaran, betapa kerajaan-kerajaan

di Nusantara dulu mampu menyatukan wilayah nusantara dan disegani bangsa lain

karena, paradigma masyarakatnya yang mampu menciptakan visi Maritim sebagai

bagian utama dari kemajuan budaya, ekonomi, politik dan sosial.

Bukti kebesaran bangsa Indonesia sebagai negara maritim yang kuat

diungkapkan ahli sejarah dari Universitas Indonesia, Ali Akbar. Menurutnya,

sejarah kekuatan maritim di Tanah Air sudah ada sejak zaman dahulu, dan

sentralnya berada di wilayah pesisir dan laut. Namun, banyak juga kerajaan yang

bediri dan hidup di wilayah pedalaman. Misalnya, Banten yang bisa berjaya selain

karena di dalamnya kuat, juga tidak terlepas dari kekuatan maritime.

Menurut Ali Akbar yang menjabat sebagai Ketua Kajian Pendirian

Museum Maritim, dahulu sistem religi yang dianut sebagian kerajaan tidak lepas

dengan gunung dan dewa. Bahkan, dewa tertinggi mereka percaya ada di

ketinggian, yaitu gunung-gunung. Kehidupan religi zaman dahulu sangat kuat.

Tapi, kemudian beberapa mausia menyadari, kehidupan itu bukan hanya religi,

harus ada interaksi dengan dunia luar.

4
Terdapat banyak bukti-bukti prasejarah di mana bangsa Indonesia adalah

bangsa yang hebat di dunia maritim. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya

lukisan perahu di dalam gua di Sulawesi. Kehebatan pelaut-pelaut Indonesia

dibuktikan dengan adanya perubahan kebudayaan yang tadinya berorientasi pada

daratan kemudian memiliki kemampuan berlayar.

Menurut Ali, di saat pelaut Yunani dan China Selatan datang ke Indoneia

pada periode 3000 sebelum masehi atau 5000 tahun yang lalu dan pelaut Blanda

yang jago mengelola budaya maritim baru datang 400 tahun sesudah masehi,

bangsa Indonesia sudah lebih dahulu berlayar ke luar.

Kekuatan maritim bangsa Indonesia sejak dahulu sudah tidak diragukan

lagi. Itu dibuktikan dengan adanya pelabuhan dan syahbandar. Bisa dikatakan

bahwa karakter maritim bangsa Indonesia sudah kuat sejak dahulu sebelum

kebudayaan Eropa. Namun, nenek moyang bangsa Indonesia malas mencatat

sejarah.

2.2 Sumber Daya Manusia

Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang

sangat banyak, bahkan terbanyak ke-4 di dunia, tetapi jarang penduduk Indonesia

yang dapat menyamai prestasi yang sama seperti penduduk di negara lain. Inilah

lemahnya bangsa Indonesia yang memiliki jumlah peduduk yang banyak tetapi

masih kurang di sumber daya manusianya. Jadi sangatlah penting sumber daya

manusia yang berkualitas bagi semua orang. Penduduk Indonesia masih belum

mengerti banyak tentang pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas itu

5
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya alam berlimpah,

bangsa Indonesia belum mapu memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Kondisi

ini terjadi karena rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang

maritim. Salah satunya, Indonesia masih kekurangan tenaga pelaut.

Krisis tenaga pelaut di Tanah Air hingga kini masih menjadi masalah

serius. Jumlah lulusan pendidikan tersebut belum seimbang dengan kebutuhan di

bidang pelayaran. Di sektor angkatan laut minim tenaga pelaut. Para lulusan

pelaut tingkat perwira hampir 75 persen memilih bekerja di kapal asing atau

berbendera asing ketimbang mengabdikan diri untuk perusahaan pelayaran

nasional dengan alasan yang masuk akal yakni penghasilan yang lebih besar.

Kondisi seperti ini, membuat miris dan menjadi perhatian penuh Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementrian Perhubungan. Lima

tahun kedepan, kebutuhan pelaut nasional mencapai 43.806 orang atau 8.600

orang setiap tahunnya, yang terdiri dari 18.774 pelaut kelas perwira dan 25.032

pelaut kelas dasar. Namus, suplai pelaut saat ini di Tanah Air baru mencapai

3.000 orang per tahun karena kapasitasnya yang belum mencukupi. Namun

begitu, jumlah tersebut bisa segera bertambah dengan peningkatan jumlah sekolah

yang akan direalisasikan dua tahun mendatan Rendahnya SDM bangsa ini terjadi

karena fokus pembangunan pemerintah masih berkiblat pada sektor darat atau

agraris. Pemerintah tidak berupaya mengubah arah pembangunan sesuai dengan

kondisi geografis yang dimiliki bangsa ini.

6
Berpijak pada sejarah bangsa Indonesia yang pernah berjaya di masa

kerajaan Sriwijaya dan Majapahit menggambarkan bahwa masyarakat ini maju

sebagai negara maritim, bukan negara agraris. Selama ini kebudayaan Indonesia

di konsep dengan format kebudayaan agraris, yang cenderung terpaku pada alam,

kekuatan adikodrati, feodalistik, yang membagi masyarakat pada sastra-sastra

kekuasaan.

2.3 Masyarakat Pesisir

2.3.1 Pengertian Masyarakat

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Masyarakat adalah

sejumlah manusia dl arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yg

mereka anggap sama

2. Menurut PETER L. BERGER, masyarakat adalah suatu keseluruhan

kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks

sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian bagian yang

membentuk suatu kesatuan.

3. Menurut HAROLD J. LASKI Masyarakat adalah suatu kelompok manusia

yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya

keinginan keinginan mereka bersama.

Jadi dapat di simpulkan bahwa Masyarakat adalah sekelompok manusia yang

saling berinteraksi dan berhubungan serta memiliki nilai-nilai dan kepercayaan

yang kuat untuk mencapai tujuan dalam hidupnya.

7
2.3.2 Pengertian Pesisir

Menurut (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001), Pesisir merupakan daerah

pertemuan antara darat dan laut. ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering

maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut,

angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut

yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti

sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia

di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup

bersama sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan

yang khas yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya

pesisir.

Secara teoritis, masyarakat pesisir didefinisikan sebagai masyarakat yang

tinggal dan melakukan aktifitas sosial ekonomi yang terkait dengan sumberdaya

wilayah pesisir dan lautan. Dengan demikian, secara sempit masyarakat pesisir

memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan potensi dan kondisi

sumberdaya pesisir dan lautan. Namun demikian, secara luas masyarakat pesisir

dapat pula didefinisikan sebagai masyarakat yang tinggal secara spasial di wilayah

pesisir tanpa mempertimbangkan apakah mereka memiliki aktifitas sosial

ekonomi yang terkait dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan.

8
2.3.3 Karakteristik Masyarakat Pesisir

1. Penduduk dan Mata Pencaharian Masyarakat pesisir pada umumnya sebagian

besar penduduknya bermata pencaharian di sektor pemanfaatan sumberdaya

kelautan (marine resource based). Tetapi, penduduk di Desa Margacinta

Kecamatan Cijulang pada tahun 2013 berpenduduk ± 3.168 jiwa, sekitar 50 %

merupakan nelayan sedangkan sisanya terdiri dari pedagang dan petani.

2. Pola pemukiman dan kehidupan Sehari-hari Berdasarkan kondisi fisiknya,

rumah di pesisir dibagi dalam tiga kategori. a.Rumah permanen (memenuhi

syarat kesehatan) b.Rumah semi permanen (cukup memenuhi syarat

kesehatan) c.Rumah non permanen (kurang atau tidak memenuhi syarat

kesehatan).

3. Sistem Kekerabatan Hubungan-hubungan sosial antar kerabat dalam

masyarakat pesisir masih cukup kuat. Perbedaan status sosial ekonomi yang

mencolok antar kerabat tidak dapat menjadi penghalang terciptanya hubungan

sosial yang akrab di antara mereka.

4. Ekonomi Lokal Sumber daya laut adalah potensi utama yang mengerakan

kegiatan perekonomian desa.

Secara umum kegiatan perekonomian tinggi-rendahnya produktivitas

perikanan. Jika produktivitas tinggi, tingkat penghasilan nelayan akan meningkat

sehingga daya beli masyarakat yang semakin besar nelayan juga akan meningkat.

Sebaliknya, jika produktivitas rendah, tingkat penghasilannya nelayan akan

9
menurun sehingga tingkat daya beli masyarakat rendah. Kondisi demikian sangat

mempengaruhi kuat lemahnya kegiatan perekonomian desa.

10
BAB III

KEIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu

sebagai berikut:

1. Bukti kebesaran bangsa Indonesia sebagai negara maritim yang kuat

diungkapkan ahli sejarah dari Universitas Indonesia, Ali Akbar. Menurutnya,

sejarah kekuatan maritim di Tanah Air sudah ada sejak zaman dahulu, dan

sentralnya berada di wilayah pesisir dan laut. Namun, banyak juga kerajaan

yang bediri dan hidup di wilayah pedalaman.

2. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya alam

berlimpah, bangsa Indonesia belum mapu memanfaatkan potensi yang

dimilikinya. Kondisi ini terjadi karena rendahnya kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) di bidang maritim. Salah satunya, Indonesia masih

kekurangan tenaga pelaut.

3. Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-sama

mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas

yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya

pesisir.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aan Kurnia, 2013. Batas Wilayah Indonesia http://www.tnial.mil.id/

Ainur Rahman, 2014 http://jaringnews.com/

Baskoro Adi, N, Kerajaan Gowa Tallo

https://tenscience2history.wordpress.com/page/5/

Budaya Maritim: Keluhuran Nusantara http://maritimemagz.com/budaya maritim-

keluhuran-nusantara/

Fahmi Ali, 2015, Pemberdayaan SDM Maritim : Jakarta

http://www.tempo.co/read/news/2015/03/02/090646443/Hadapi-MEA-Kadin Dorong-

Pemberdayaan-SDM-Maritim

Gus In, 2008. Sumber Daya Manusia Indonesia, Jakarta :

http://sumberilmu.info/2008/02/15/sumber-daya-manusia-indonesia/

http://kbbi.web.id/

Indonesian Archipelago http://pixshark.com/indonesian-archipelago.htm

Putu Mahendra, 2008, Pelabuhan nusantara di surabaya

http://www.putumahendra.com/pelabuhan-nusantara-di-surabaya/

Wertheim, W.F. 1959. Indonesian society in transition. 2nd rev., ed.,The Hague and

Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai