Anda di halaman 1dari 81

HASIL PENELITIAN

PENERAPAN METODE JUST IN TIME DALAM MENGANALISIS


BIAYA BAHAN BAKU DALAM PERUSAHAAN
PABRIK ROTI JAVA JAYA

MUH. AL AQSA ODE BYO


B1B117081

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal penelitian ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing

untuk diajukan pada panitia seminar proposal penelitian pada Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.

Judul : Penerapan Metode Just In Time Dalam Menganalisis Biaya Bahan

Baku Dalam Perusahaan Pabrik ―Roti Java Jaya‖

Nama : Muh. Al Aqsa Ode Byo

Stambuk : B1B117081

Jurusan : Manajemen

Kendari,......./…../2021

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. La Hatani, SE., MM H. Muh, Taufik, SE., M.Si

NIP. 19741209 200501 1 001 NIP. 19630407 199203 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

Dr. Juharsah, SE., M.Si

NIP. 196311011989022001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT

karena berkat limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan poposal penelitian ini dengan judul ‖ Penerapan Metode Just In

Time Dalam Menganalisis Biaya Bahan Baku Dalam Perusahaan Pabrik Roti Java

Jaya‖.

Proposal penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

oleh mahasiswa Program Studi S1 Manajemen Universitas Halu Oleo Kendari

dalam Tugas Akhir.

Proposal penelitian ini di susun atas kerjasama dan bantuan dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Arifuddin, SE., M.Si., AK., CA., ACPA selaku Dekan

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Halu Oleo.

2. Bapak Dr. Juharsah, SE., M.Si selaku ketua Jurusan Manajemen

Universitas Halu Oleo.

3. Ibu Dr. Wahyuni Hami, S.Pd., M.Si selaku Sekertaris Jurusan Manajemen

Universitas Halu Oleo.

4. Bapak Dr. La Hatani, SE., MM selaku dosen pembimbing I dan Bapak H.

Muh. Taufik, SE., M.Si selaku dosen pembimbing II.

5. Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya proposal penelitian

ini.

iii
Penyusun menyadari adanya keterbatasan di dalam penyususnan laporan

tugas akhir ini. Besar harapan penyusun akan saran dan kritik yang bersifat

membangun. Akhirnya penyusun berharap agar proposal penelitian ini dapat

bermanfaat bagi penyusun dan bagi pembaca sekalian.

Kendari, November 2021

Penullis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................v
DAFTAR BAGAN ....................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................vii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................7
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................8
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................10

2.1. Persediaan ...............................................................................................10


2.2.Just In Time ..............................................................................................13
2.3. Penelitian Terahulu .................................................................................23
2.4. Kerangka Pikir Penelitian .......................................................................25

BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................26

3.1. Objek Penelitian ......................................................................................26


3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................26
3.3. Jenis dan Sumber Data ............................................................................26
3.4. Metode Pengumpulan Data .....................................................................28
3.5. Metode Pengolahan Data ........................................................................28
3.6.Peralatan Analisis .....................................................................................29
3.7. Definisi Oprasional .................................................................................31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................26

4.1. Gambaran Perusahaan .............................................................................32


4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan .............................................................26
4.1.2 Struktur Organisasi ...........................................................................33
4.1.3 Aktivitas Usaha Roti Java Jaya
4.2. Pembahasan

v
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................41

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 41


5.2 Saran ......................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................33

vi
DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Kerangka Pikir ............................................................................................24

Bagan 2.struktur organisasi ........................................................................................34

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Bahan Baku Produksi Utama ......................................................................... 6

Tabel 1.2. Pembelian Bahan Baku Berupa Tepung Terigu. ........................................... 10

Tabel 1.3. Pembelian Bahan Baku Berupa Tepung Ragi.. ............................................. 11

Tabel 1.4. Perbedaan sistem Just in Time dan Gula…. ................................................. 12

Tabel 1.5. Target dan Realisasi Produksi Roti Java Jaya. ............................................. 13

Tabel 1.2. Target dan Realisasi Produksi Roti Java Jaya. ............................................. 13

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi

dan komunikasi tumbuh dengan sangat pesat. Hal tersebut membuat persaingan di

dunia bisnis semakin ketat di tengah kondisi perekonomian dunia yang terus

berkembang dengan cepat. Perusahaan hidup dalam lingkungan yang berubah cepat,

dinamik, dan rumit. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun

seringkali sifatnya revolusioner. Dari segi bisnis, lingkungan adalah pola semua

kondisi atau factor eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan pengembangan

perusahaan. Lingkungan tersebut meliputi misalnya ekonomi politik dan

kebijaksanaan pemerintah, pasar dan persaingan, pemasok social dan budaya serta

teknologi. Perkembangan yang pesat dalam sector industri dewasa ini mengakibatkan

semakin banyaknya tingkat persaingan yang dihadapi yang dihadapi tiap-tiap Untuk

dapat bersaing dalam merebut pasar tiap perusahaan akan berusahan.

Mengingat pentingnya pengendalian persediaan bahan baku maka perusahaan

perlu memberikan perhatian khusus dalam pengendalian bahan baku sehingga

perusahaan akan memperoleh manfaat yang besaryaitu: jumlah yang optimal,

kualitas yang sesuai dengan standar, waktu yang tepat, dan biaya yang ekonomis.

Pengendalian pada persediaan bahan baku akan berpengaruh pada biaya persediaan

dan akan berpengaruh pada keuntungan yang diterima oleh perusahaan. Untuk dapat

bersaing dalam merebut pasar tiap perusahaan akan berusaha untuk saling

1
2

mengungguli atau bahkan saling menjatuhkan, hal ini diupayakan untuk meraih

keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk mencapai laba yang layak, salah satu

upaya adalah dengan meningkatkan kualitas produk yang diproduksi serta menekan

biaya yang dikeluarkan. Bagi para pelaku ekonomi dalam menghadapi persaingan

tersebut dapa tmenggunakan seluruh potensi yang ada secara efektif dan efisien.

Salah satu strategi yang ada saat ini dalam perkembangan teknologi manufaktur saat

ini dengan system Just In Time (JIT). Just In Time dikenal sebagai filosofi yang

berfokus pada usaha-usaha untuk mengeliminasi segala bentuk pemborosan yang

berupa aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value-added activity) dan

meningkatkan aktivitas yang bernilai tambah (value added activity). Dengan

menerapkan strategi ini, perusahaan akan dapat menekan pemborosan yang terjadi

khususnya dalam pengelolaan persediaan. Sistem Just In Time (JIT) dapat diterapkan

dalam berbagai bidang fungsional perusahaan, yaitu aktivitas pembelian, produksi,

dan distribusi. Bahan baku yang digunakan dalam produksi memerlukan besar

kecilnya perencanaan persediaan dan pengendalian mutu yang baik agar bahan baku

tersebut tidak terbuang (Blocher, 2007: 12).

Just In Time atau sering disingkat dengan JIT adalah suatu system produksi

yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya sesuai

dengan jumlah yang dikehendakinya. Tujuan system produksi Just In Time (JIT)

adalah untuk menghindari terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi

(overproduction), persediaan yang berlebihan (excess Inventory) dan juga

pemborosan dalam waktu penungguan (waiting).


3

Hasil penelitian yang dilakukan Hansen Dan Women (2001:478) yang

menyatakan bahwa sistem JIT menawarkan peningkatan efesiensi biaya dan cara

simultan mempunyai fleksibilitas untuk merespon permintaan pelanggan akan

kualitas yang lebih baik serta variasi yang lebih banyak.

Konsep Just In Time (JIT) adalah suatu konsep di mana bahan baku yang

digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau supplier tepat

pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat

menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang atau penyimpanan barang

(stocking cost). Just In Time (JIT) bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja

dan mengurangi pemborosan.

Persediaan merupakan suatu aktivitas yang meliputi barang-barang milik

perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau

persediaan barang-barang yang masih dalam proses ataupun persediaan bahanbaku.

Persediaan merupakan salah satu aset paling mahal dan harus ada keseimbangan

antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen. Dari itulah timbul yang

namanya konsep just in time adalah suatu konsep dimana bahan baku yang

digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau supplier tepat

pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat

menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang/penyimpanan barang

(stocking cost). Tujuan utama just in time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi

persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan

kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.


4

Pengiriman bahan baku oleh pemasok yang tepat waktu dan dalam jumlah

yang tepat menyebabkan perusahaan mempunyai kemampuan untuk menghadapi

permintaan konsumen akan kualitas produk yang lebihbaik, sehingga perusahaan

dapat meningkatkan produktivitasnya. Sistem pembelian Just In Time juga dapat

meningkatkan efisiensi karena nilai persediaan diusahakan menjadi seminimal

mungkin atau bahkannol, sehingga aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah

dapat dikurangi atau dieliminasi dan aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah dapat

ditingkatkan, karena di dalam persediaan itu terkandung nilai uang, tempat

penyimpanan, dan tenaga kerja yang jika ditumpuk hanya akan menimbulkan

pemborosan.

Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time dipertangguh dengan

perluasan tanggungjawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya

tenagakerja, ruang dan waktu produksi. Tujuan utama just in time adalah untuk

meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha

pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.

Penerapan JIT pada Roti Java Jaya kendari saat ini belum sepenuhnya

diterapkan hanya terkait beberapa kegiatan, sehingga dapat menimbulkan terjadinya

pemborosan biaya dan hal ini tentunya dapat mengurangi efektivitas dan efisiensi

biaya produksi. Penerapan metodeJust in time (JIT) pada Roti Java Jaya kendari

diharapkan dalam proses produksinya akan memiliki biaya yang rendah, harga jual

yang murah, kualitas yang baik, dan kemampuan ketepatan waktu pengiriman

kepada konsumen. Metode Just In Time merupakan suatu metode yang dapat
5

mengefisiensikan biaya-biaya yang berhubungan dengan biaya produksi tanpa harus

menurunkan kualitas produk.

Roti java jaya merupakan merupakan salah satu perusahaan pengelola roti

yang melakukan kegiatan usahanya di kota kendari. Didirikan sejak tahun 2015,

perusahaan ini sekarang sudah semakin berkembang dan memiliki pabrik produksi

sendiri, dengan memperkerjakan 10 orang karyawan. Untuk penjualan roti yang

dihasilkan, perusahaan ini memiliki 5 cabang outlet yang masing-masing outlet

terdapat 3 pramuniaga yang bertugas untuk menjual produk dan melayani pelanggan.

Cabang outlet didirikan di berbagai daerah terutama salah satunya daerah

morowali,morosi dan kendari bertujuan agar roti ini lebih dikenal masyarakat.

Roti java jaya adalah perusahaan perseorangan yang dimiliki oleh ibu Sukini

yang bertempat tinggal di jl. Durian wua-wua kota kendari, beliau memulai usaha

roti berawal dari bos nya yang langsung dari distributor jadi beliau adalah orang ke

tiga yang membuat roti . Jadi proses pengambilan barang sekarang lebih dari 6/7

karung lebih dari satu minggu baru bayar. Jika habis biasa beliau dikasih kebijakan

10 hari. Dan untuk yang sekarang secara rutin beliau memproduksi 24 kali

pengambilan 60 karung.

Roti java jaya adalah merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi

roti dengan berbagai rasa dengan bentuk yang sama, yaitu roti isi. Perusahaan ini

awalnya memproduksi dengan 6 variasi rasa yaitu rasa coklat, nenas, coklat kacang,

pandan, nangka, burger. Namun, saat ini telah bertambah menjadi 3 variasi rasa yaitu
6

coklat, susu dan nanas. Pada awal pendirian perusahaan, alat-alat yang digunakan

masih tradisional.

Usaha Roti Java Jaya merupakan salah satu industri yang memerlukan bahan

baku dalam kegiatan produksinya. Usaha roti ini memproduksi berbagai macam jenis

roti dengan bahan baku yang digunakan pada umumnya adalah tepung terigu dan

bahan penolong lainnya di sesuaikan dengan jenis roti tersebut. Bahan baku produksi

utama yang digunakan pada Rotti java jaya adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1.

Bahan baku produksi utama

Bahan Dasar Bahan Pendukung


1. Tepung terigu 1. cupcake
2. Gula 2. Plastic kemasan
3. Garam 3. Tatakan mart
4. Telur
5. Mentega
6. Ragi
Sumber Data : Bahan Baku Utama Pabrik Roti Java Jaya

Biasanya perusahaan ini melakukan pemesanan secara rutin setiap satu kali

dalam seminggu. Serta dengan adanya Covid-19 yang sekarang ini proses

pemesanannya malah semakin cepat cuman kendala di BETA.

Aktivitas Usaha Roti Java Jaya adalah bidang usaha indutri yang

memproduksi berbagai macam jenis roti yang pada umumnya menggunakan tepung

terigu sebagai bahan baku utamanya.

Dalam menjalankan proses produksinya pabrik Roti Java Jaya kendari sering

mengalami permasalahan pada persediaan bahan baku. Apabila persediaan bahan


7

baku seperti tepung terigu dan bahan penolong disimpan dalam jangka waktu yang

lama dan terjadi penumpukan di gudang maka bukan tidak mungkin bahan baku

tersebut mengalami keusangan dan kerusakan.

Serta dengan adanya Covid-19 yang sekarang ini proses pemesanannya

malah semakin cepat cuman kendala di BETA. Sementara itu karena harga bahan

baku yang terus naik,perusahaan berusaha menimbun bahan baku dengan membeli

bahan baku dalam jumlah yang cukup besar pada saat harga bahan baku murah.

Terkadang pabrik Roti Java Jaya kendari juga sering mengalami kekurangan bahan

baku yang mengakibatkan perusaahaan tidak siap untuk melayani permintaan

konsumen. Kekurangan tersebut dapat di sebabkan oleh meningkatnya bahan baku di

pasarann dan kurangnya ketersediaan bahan baku diperusahaan untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Berdasarkan tabel diatas dapat perlu kita ketahui bahwa realisasi produksi

selama lima tahun menunjukan angka yang stabil bahkan cenderung ada kenaikan

namun jika dilihat dari presentase antara target dan realisasi menunjukan adanya

penurunan pada tahun 2017 presentase penurunan 66,6% yaitu target 300.000 pcs

realisasi sebesar 200.000 pcs. Pada tahun 2018 mempumyai angka kenaikan 75%,

tahun 2019 mempunyai kenaikan angka sebesar 80%, pada tahun 2020 mempunyai

kenaikan sebesar 83% dan tahun 2021 sebesar 85%. Untuk dapat mempertahankan

dan mengembangkan usaha tersebut diperlukan sebuah perencanaan dan

pengendalian bahan baku yang baik agar proses produksi dapat berjalan secara

effektif dan effesien.


8

Penerapan JIT pada Pabrik Roti Java Jaya belum sepenuhnya diterapkan

hanya terkait beberapa kegiatan, sehingga dapat menimbulkan terjadinya

pemborosan biaya dan hal ini tentunya dapat mengurangi efektivitas dan efisiensi

biaya produksi. Penerapan metode Just in time (JIT) pada Roti Java Jaya diharapkan

dalam proses produksinya akan memiliki biaya yang rendah, harga jual yang murah,

kualitas yang baik, dan kemampuan ketepatan waktu pengiriman kepada konsumen.

Metode just in time merupakan suatu metode yang dapat mengefisiensikan biaya-

biaya yang berhubungan dengan biaya produksi tanpa harus menurunkan kualitas

produk.

Seiring dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan yang

memproduksi bahan baku, maka Pabrik Roti Java Jaya membuat beberapa perbaikan

untuk meningkatkan kualitas bahan baku yang diproduksi maka diterapkanlah system

just in time. Mulai dari peningkatan sumber daya manusia, proses pemesanan bahan

baku ke supplier, kualitas bahan baku yang di pesan, time line pemesanan bahan

baku, dan proses produksi.

Penerapan metode Just In Time ini sangatlah penting dalam mengendalikan

biaya produksi, sehingga memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian pada

perusahaan Pabrik Roti Java Jaya. Oleh karena itu, peneliti mengangkat sebuah judul

penelitian yakni ―Penerapan Metode Just In Time Dalam Menganalisis Biaya Bahan

Baku Dalam Perusahaan Pabrik Roti Java Jaya”.


9

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah yang dihadapi oleh peneliti adalah “Apakah penerapan metode Just in Time

dalam evaluasi pengendalian Persediaan Bahan Baku yang dilakukan pada Pabrik ROTI

Java Jaya.‖

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui metode Just in Time dalam pengolahan persediaan Bahan

Baku dapat meningkatkan kinerja produktivitas dan efisiensi Biaya pada Pabrik

ROTI Java Jaya.

1.5.Manfaat

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini

diharapkan mempunyai manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan

khususnya dalam ilmu manajemen, sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.5.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

yang terkait dalam penelitian ini:


10

a. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan,

wawasan, dan ilmu mengenai penerapan metode just in time dalam

menganalisis biaya bahan baku agar bisa diimplementasikan bagi usaha

sendiri maupun usaha pihak lain.

b. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini sebagai referensi dan sumber data

pustaka untuk mengukur sejauh mana pengusaha mengetahui penerapan

metode just in time dalam menganalisis biaya bahan baku pada usahanya.

c. Bagi civitas akademi, diharapkan penelitian ini sebagai sumber pustaka dan

karya ilmiah untuk ilmu pengetahuan tentang penerapan metode just in time

dalam menganalisis biaya bahan baku.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Persediaan

2.1.1. Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam kegiatan operasi

perusahaan yang secara kontinue diperoleh, diubah dan kemudian dijual kembali.

Ada beberapa pendapat tentang pengertian persediaan yang pada dasarnyamemiliki

prinsip yang sama.

Rangkuti (2007) menyatakan bahwa persediaan adalah bahan-bahan, bagian

yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan

untuk proses produksi serta barang jadi atau produk yang disediakan untuk

memenuhi permintaan dari pelanggan atau pelanggan setiap periode. Dengan

katalain, persediaan dapat diartikan sebagai material yang berupa bahan baku, barang

setengah jadi, atau barang jadi yang disimpan dalam suatu tempat atau

gudangdimana barang tersebut menunggu untuk diproses atau diproduksi lebih

lanjut.

Pengendalian juga dapat didefinisikan sebagai keadaan stabil atau variasi

yang normal dan dapat diperkirakan serta proses mengatur dan membimbing suatu

operasi serta proses-proses dengan menggunakan data kuantitatif. Mekanisme

pengendalian juga digunakan untuk mendeteksi dan menghindari potensi dampak

yang merugikan akibat adanya perubahan. Investasi dalam bentuk persediaan

memberikan kemampuan bagi suatu perusahaan dalam mengantisipasi perubahan

11
12

permintaan dan gangguan operasi. Permintaan ini meliputi persediaan bahan baku,

barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, persediaan bahan pembantu dan

komponen-komponen lain yang sering menjadi bagian dari barang keluaran produk

perusahaan.

Persediaan merupakan hal penting dalam kegiatan operasional suatu

organisasi atau perusahaan dan persediaan juga akan mempermudah serta

memperlancar jalannya operasi suatu perusahaan dari memproduksi produk sampai

diserahkan kepada pelanggan. Bahkan, persediaan adalah unsur yang aktif dalam

operasi perusahaan yang secara kontinu diperoleh, diubah kemudian dijual kembali

(Rangkuti, 1996). Dalam pengendalian persediaan disertai serangkaian kebijakan dan

pengendalian yang memonitor persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang

harus disiapkan, kapan persediaan tersebut ada dan berapa banyak jumlah pesanan

yang harus dipenuhi atau pengendalian persediaan bertujuan untuk meminimumkan

biaya persediaan.

2.1.2. Fungsi Persediaan

Persediaan dapat melayani beberapa fungsi yang akan menambahkan

fleksibilitas operasi perusahaan. Fungsi persediaan menurut Rangkuti (2007), yaitu:

1. Fungsi Decuopling, untuk membantu perusahaan agar bisa memenuhi

permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier.

2. Fungsi Economic Lot Sizing, persediaan ini perlu mempertimbangkan

penghematan-penghematan (potongan pembelian, biper unit lebih murah dan

sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang


13

lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya

persediaan (biaya sewa gudang, investasi,risiko, dan sebagainya)

3. Fungsi antisipasi, untuk mengantisipasi dan mengadakan permintaan

musiman (seasonal inventories), menghadapi ketidakpastian jangka waktu

pengiriman dan untuk menyediakan persediaan pengamanan safety stock)

Selain fungsi fungsi di atas.

2.1.3. Persediaan dalam Perspektif Just in Time

Menurut Firdayanti (2010) persediaan dalam just in time merupakan

persediaan yang dirancang guna mendapatkan barang secara tepat waktu. Persediaan

just in time mensyaratkan untuk menghapus kebutuhan persediaan karena tidak ada

produksi yang menyebabkan terjadinya penimbunan atau pemborosan pembelian.

Dalam sistem just in time ditujukan untuk menerapkan membeli persediaan barang

hanya dalam kuantitas yang dibutuhkan saja. Langkah-langkah penerapan Just In

Time pada persediaan menurut hustanto, yaitu:

1) Membuat rencana kebutuhan bahan baku,

2) Menghitung biaya pembelian bahan baku,

3) Menghitung dan menetapkan biaya pemesananan,

4) Menghitung biaya penyimpanan yang terdiri dari biaya gudang, pemakaian

listrik dan kebersihan,

5) Total biaya persediaan


14

2.1.4. Sistem Pengendalian Persediaan

Kegiatan pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan yang perlu

dicermati secara terus menerus karena kegiatan ini merupakan suatu hal selain

mengawasi juga meluruskan jika terjadi penyimpangan dari aturan yang telah

ditetapkan. Faktor pengawasan untuk kegiatan logistik dalam perkembangannya

mengalami kemajuan yang cukup berarti, dengan pengembangan peran sampai

dengan kegiatan pengendalian persediaan. Pengendalian persediaan berarti

memastikan secara sistemik sesuatu yang berkaitan dengan persediaan terjadi secara

nyata sesuai dengan yang direncanakan (Drs. H. Indriyo Gito Sudarmo,1998).

Menurut Sugiri (2009), terdapat dua alternatif sistem pengendalian

persediaan, yaitu:

1. Sistem Fisik (Periodik) Pada sistem fisik, harga pokok penjualan baru

dihitung dan dicatat pada akhir periode akuntansi. Cara yang dilakukan

dengan menghitung kuantitas barang yang ada digudang di setiap akhir

periode, kemudian mengalikan dengan hargapokok per satuannya.

2. SistemPerpectualDalam sistem perpectual, perubahan jumlah persediaan

dimonitor setiap saat. Caranya adalah dengan menyediakan satu kartu

persediaan untuk setiap jenis persediaan.

2.2. Just In Time

2.2.1. Pengertian just in time

Menurut Hansen & Mowen (2001:591), Just In Time (JIT) merupakan suatu

pendekatan manufaktur yang mempertahankan bahwa produk-produk harus ditarik


15

dari seluruh sistem dengan adanya permintaan, dan bukannya mendorong seluruh

sistem dengan skedul yang tetap untuk mengantisipasi permintaan.

Menurut (Agustina, dkk., 2007) secara garis besar Just In Time (JIT) ada dua

macam, yaitu Just In Time Purchasing dan Just In Time Production. Purchasing

adalah sistem pembelian barang dengan jumlah dan waktu yang tepat sehingga

barang tersebut dapat segera diterima untuk memenuhi permintaan atau untuk

digunakan. Sedangkan Just In Time Production adalah sistem produksi yang

prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang

diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen.

Just In Time (JIT) merupakan sistem produksi yang komprehensif dan sistem

manajemen persediaan dimana bahan baku dibeli dan diproduksi sebanyak yang

dibutuhkan serta digunakan pada saat yang tepat dalam setiap proses produksi

(Blocher, dkk., 2002:113; dalam Kuzatmono, 2008).

Just In Time (JIT) dapat berarti banyak hal yang berbeda-beda bagi

masyarakat, baik masyarakat bisnis maupun masyarakat umum. Beberapa pihak

menganggap Just In Time (JIT) adalah suatu pendekatan; bagi pihak lain JIT adalah

suatu metodologi, atau suatu filosofi, atau suatu konsep atau suatu strategi

(Schniederjans, 1993:4; dalam Soewarno, 2005).

Just In Time berarti dalam suatu rangkaian proses produksi, bahan baku,

bahan rakitan atau suku cadang yang diperlukan untuk perakitan tiba pada ujung lini

rakit pada waktu yang diperlukan dan hanya dalam jumlah yang diperlukan.

Perusahaan yang menerapkan konsep ini pada seluruh lini produksi dapat mendekati
16

persediaan nol. Dari sudut manajemen produksi, kondisi diatas adalah kondisi yang

sangat ideal. Oleh karena itu penerapan Just In Time dapat berhasil dijalankan,

bilamana proses produksi hanya menerima barang yang tepat pada saat diperlukan

dalam jumlah yang diperlukan. Setiap mata rantai dalam rangkaian Just In Time

memiliki hubungan yang sangat erat dan bersifat sinkron.

Foster dan Horngren mengatakan bahwa Just In Time memiliki aspek dasar

yakni: semua aktivitas yang tidak mempunyai nilai tambah bagi produk dan jasa

dihilangkan karena

1. Adanya komitmen untuk mencapai tingkat mutu yang lebih tinggi.

2. Selalu melaksanakan perbaikan yang berkesinambungan dalam hal efisiensi

aktivitas-aktivitasnya.

3. Menyederhanakan dan meningkatkan kemungkinan aktivitas yang memiliki

nilai tambah lebih diutamakan.

Tujuan dari JIT adalah untuk mengahsilkan dan mengirimkan produk pada

saat akan dijual secara menguntungkan, dan untuk membeli bahan baku dan

sukucadang pada saat akan ditempatkan kedalam proses pabrikasi. Menurut

Stevenson (2002), manfaat dari sistem Just In Time (JIT) adalah:

1. Menurunkan jumlah persediaan dalam proses, barang yang dibeli dan barang

jadi.

2. Mengurangi kebutuhan luas lantai.

3. Meningkatkan mutu dan mengurangi barang yang terbuang serta yang harus

dikerjakan ulang.
17

4. Mengurangi daur waktu produksi.

5. Memberikan fleksibilitas yang tinggi untuk memproduksi bermacam- macam

barang.

6. Arus produksi yang lebih lancar, semakin sedikit gangguan produksi yang

disebabkan oleh masalah-masalah mutu, waktu pasang yang lebih singkat,

pekerjaan dengan beberapa keahlian yang dapat saling menolong dan

menggantikan pekerja yang lain pada saat absen.

7. Meningkatkan produktifitas dan pemanfaatan mesin-mesin dan peralatan.

8. Partisipasi dari para pekerja dalm memecahkan masalah.

Kebanyakan pelaksanaan konsep Just In Time pada industri manufaktur

rakitan menggunakan sistem Kanban sebagai media informasi untuk mengirim

jumlah bahan rakitan yang tepat pada saat yang tepat pula. Kanban adalah selembar

kertas atau kartu yang berperan sebagai pemberi informasi yang menghubungkan

proses terdahulu dan belakangan pada setiap tingkat alur produksi.

2.2.2. Konsep Sistem Just In Time

Sistem produksi just in time pada awalnya dikembangkan dan di promosikan

oleh Roti Java Jaya. Strategi ini kemudian banyak tersebar diberbagai kota-kota

besar terutama khususnya kota kendari Sulawesi tenggara. Tujuan utama dari

diterapkannya system produksi just in time ini adalah meningkatkan keuntungan

dengan mereduksi biaya dan meningkatkan kualitas. Sasaran dari strategi produksi

just in time (JIT) adalah reduksi biaya dan meningkatkan arus perputaran modal
18

(Capital turnover ratio) dengan jalan menghilangkan setiap pemborosan (waste)

dalam system industry. JIT harus dipandang sebagai suatu yang lebih luas daripada

sekedar suatu program pengendalian inventori. JIT

2.2.3. Perkembangan Just In Time

Sistem Just In Time berkembang di negara Jepang karena adanya

keprihatinan industri-industri di Jepang. Pada saat itu Jepang merupakan negara yang

memiliki sumber daya alam yang terbatas, ketergantungan pada energi dan bahan

bakuimport, dan keadaan geografisnya yang kurang menguntungkan (80% bagian

negara terdiri dari pegunungan). Hal ini menjadikan para produsen Jepang

mempunyai posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan pesaing-pesaing dari

negara-negara barat. Oleh karena itu, Jepang melakukan berbagai macam usaha

untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi dengan biaya produksi yang lebih

rendah dibandingkan negara lain sehingga produk Jepang menjadi sangat kompetitif

dengan produk lain di dunia internasional.

2.2.4. Tujuan Just In Time

Menurut Hansen & Mowen (2005:478), Just In Time (JIT) memiliki dua

tujuan strategis, yaitu untuk meningkatkan laba dan untuk memperbaiki posisi

bersaing perusahaan. Kedua tujuan ini dapat dicapai dengan mengendalikan biaya

(yang memungkinkan persaingan harga yang lebih baik dan peningkatan laba),

memperbaiki kinerja pengiriman dan meningkatkan kualitas.

Menurut Gaspersz (2001:23; dalam Kuszatmono, 2008) tujuan Just In Time

(JIT) adalah ―untuk menghasilkan produk pada tingkat kualitas dan kuantitas yang
19

prima, melalui cara yang paling efisien dan ekonomis, serta tepat waktu yaitu pada

saat produk tersebut dibutuhkan oleh konsumen‖.

2.2.5. Manfaat Metode Just In Time

Manfaat potensial just in time sangat banyak seperti,just in time mengurangi

tingkat persediaan, yang berarti investasi yang lebih rendah dalam persediaan.

Karena sistem hanya memerlukan jumlah bahan terkecil yang dibutuhkan segera,

maka secara substansial akan mengurangi keseluruhan tingkat persediaan sehingga

pemborosan dalam hal persediaan tidak terjadi serta pembelian dibawah just in time

memrlukan waktu pengiriman yang jauh lebih singkat, keandalan lead-time sangat

meningkat. Mengurangi lead time dan meningkatkan keandalan, juga berkontribusi

terhadap penurunan yang signifikan dalam persyaratan safety cost. Manfaat-Manfaat

Just In Time (Indiscribd, 2009):

1. Berkurangnya persediaan-Biaya ―berkurang‖, investasi pada persediaan.

2. Meningkatnya pengendalian mutu-Pemasok lebih komit.

2.2.6. Prinsip Dasar Just In Time

Untuk menghasilkan metode Just In Time (JIT) maka harus ada delapan

prinsip yang harus dijadikan dasar pertimbangan di dalam menentukan sistem

strategi produksi, yaitu (Jaelani, 2009):

1. Berproduksi sesuai dengan pesanan jadwal produksi induk Sistem manufaktur

baru akan dioperasikan untuk menghasilkan produk menunggu setelah

diperoleh kepastian adanya order dalam jumlah tertentu masuk. Tujuan

utamanya untuk memproduksi finished goods tepat waktu dan sebatas pada
20

jumlah yang ingin dikonsumsikan saja, untuk itu proses produksi akan

menghasilkan sebanyak yang diperlukan dan secepatnya dikirim ke

pelanggan yang memerlukan untuk menghindari terjadinya stok serta untuk

menekan biaya penyimpanan.

2. Produksi dalam jumlah kecil Produksi dilakukan dalam jumlah lot (lot size)

yang kecil untuk menghindari perencanaan dan jeda waktu yang kompleks

seperti halnya dalam produksi jumlah besar. Fleksibilitas aktivitas produksi

akan bisa dilakukan, karena hal tersebut memudahkan untuk melakukan

penyesuaian-penyesuaian dalam rencana produksi terutama menghadapi

perubahan permintaan pasar.

3. Mengurangi pemborosan (eliminate waste) Pemborosan (waste) harus

dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada. Semua pemakaian sumber-

sumber input (material, energi, jam kerja mesin atau orang, dan lain-lain)

tidak boleh melebihi batas minimal yang diperlukan untuk mencapai target

produksi.

4. Perbaikan aliran produk secara terus-menerus (continuous product flow

improvement) Tujuan pokoknya adalah menghilangkan proses-proses yang

tidak produktif yang bisa menghambat kelancaran aliran produksi.

5. Penyempurnaan kualitas produk (product quality perfection) Kualitas produk

merupakan tujuan dari aplikasi Just In Time (JIT) dalam sistem produksi.

Disini selalu diupayakan untuk mencapai kondisi ―Zero Defect‖ dengan cara

melakukan pengendalian secara total dalam setiap langkah proses yang ada.
21

Segala bentuk penyimpangan haruslah bisa diidentifikasi dan dikoreksi sedini

mungkin.

6. Respek terhadap semua orang/karyawan (respect to people) Dengan metode

Just In Time (JIT) dalam sistem produksi setiap pekerja akan diberi

kesempatan dan otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil keputusan

apakah suatu aliran operasi bisa diteruskan atau harus dihentikan karena

dijumpai adanya masalah serius dalam satu stasiun kerja tertentu.

7. Mengurangi segala bentuk ketidak-pastian Persediaan yang ide dasarnya

diharapkan bisa mengantisipasi permintaan yang berfluktuasi dan segala

kondisi yang tidak terduga, justru akan berubah menjadi waste bilamana tidak

segera digunakan. Begitu pula rekruitmen tenaga kerja dalam jumlah besar

secara tidak terkendali seperti halnya yang umum dijumpai dalam aktivitas

proyek akan menyebabkan terjadinya pemborosan bilamana tidak

dimanfaatkan pada waktunya. Oleh karena itu dalam perencanaan dan

penjadwalan produksi harus bisa dibuat dan dikendalikan secara teliti.Segala

bentuk yang memberi kesan ketidak-pastian harus bisa dieliminasi dan harus

sudah dimasukkan dalam pertimbangan.

8. Perhatian dalam jangka panjang ketujuh prinsip pelaksanaan Just In Time

(JIT) dalam sistem produksi di atas bukanlah suatu komitmen perusahaan

yang diaplikasikan dalam jangka waktu pendek. Melainkan harus dibangun

secara berkelanjutan dan merupakan komitmen semua pihak dalam jangka

panjang. Dalam jangka pendek, ada kemungkinan aplikasi Just In Time (JIT)
22

dalam sistem produksi justru akan menambah biaya produksi mengikuti

konsekuensi proses terbentuknya kurva belajar.

2.2.7. Perbedaan Sistem Just In Time Dan Sistem Tradisional

Perbedaan mendasar antara sistem tradisional dan just in time terletak pada

pendekatan yang dilakukan pada tahap menengah dalam produksi. Sistem tradisional

dirancang untuk meminimalkan biaya produksi pada konponen tertentu. Sistem just

in time mengatur proses produksi untuk merespon secara langsung tuntutan dari

tahap produksi selanjutnya. Perbedaan ini bias disebut sebagai perbedaan antara

‗cost-pussh‘ dan ‗demand-pull‘. Strategi JIT umumnya lebih unggul kecuali kondisi

ekonomi dunia manufaktur yang terkait dengan sistem tradisional bersifat signifikan

atau biaya untuk mengubah sistem sangat besar.

Tabel 1.2.

Perbedaan sistem Just in Time dan Tradisional

NO Faktor pembeda Just in time Tradisional

1 Karakteristik Pull-through system Push-through system


2 Kuantitas persediaan Sedikit Banyak
3 Struktur manufaktur Sel manufaktur Struktur departemene
4 Kualifikasi karyawan Multidisiplin Spesialis
5 Kebijakan kualitas Pengendalian mutu Toleransi produk cacat
6 Fasilitas jasa Tersebar Terpusat
Sumber: Data Olahan Pabrik Roti Java Jaya

2.2.8. Efisiensi Biaya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 284), efisiensi adalah ketepatan

cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang waktu,
23

tenaga, biaya), kedayagunaan, ketepatgunaan, kesangkilan, serta kemampuan

menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan tidak membuang waktu, tanaga,

biaya).

Yotopoulos dan Nugent dalam buku Ekonomi Managerial karangan Aulia

Tasman dan M. Hafizd Aima menyatakan bahwa efisiensi berhubungan dengan

pencapaian output maksimum dari seperangkat sumber daya, yang terdiri dari atas

dua jenis efisiensi, yaitu efisiensi harga dan teknis. Efisiensi harga berhubungan

dengan pengambilan keputusan manajerial tentang alokasi dari berbagai variasi

faktor produksi, yaitu input produksi yang dapat dikontrol perusahaan. Efisiensi

teknis berhubungan dengan sumber daya tetap dalam perusahaan, paling kurang

dalam jangka pendek, keberadaannya secara eksogen dan bagian dari lingkungan

yang tersedia.Bila efisiensi harga dan efisiensi teknis secara bersama terjadi, maka

terdapat kondisi yang cukup bagi efisiensi ekonomis.

Efisiensi merupakan hasil perbandingan antara output fisik dan input fisik.

Semakin tinggi rasio output terhadap input maka semakin tinggi tingkat efisiensi

yang dicapai. Efisiensi juga dapat dijelaskan sebagai pencapaian output maksimum

dari penggunaan sumber daya tertentu. Jika output yang dihasilkan lebih besar

daripada sumber daya yang digunakan maka semakin tinggi pula efisiensi yang

dicapai.

Pengukuran efisiensi dilakukan dengan membagi biaya yang dikeluarkan

dengan pendapatan. Jika efisiensi dijelaskan dengan pengertian input-output maka


24

efisiensi merupakan rasio antara output dengan input atau dinyatakan dalam rumus

sebagai berikut:

E=

Dimana:

E = Efisiensi

O = Output (biaya yang dikeluarkan)

I = Input (masukan/pendapatan)

Adapun pengukuran efisiensi sebagai berikut:

1. Apabila hasilnya < 20% berarti sangat efisien.

2. Apabila hasilnya antara 21% sampai dengan 85% berarti efisien.

3. Apabila hasilnya > 85% berarti tidak efisien.

2.3. Peneliti Terdahulu

Penelitian sebelumnya mengenai Penerapan Metode Just in Time Dalam

Manajemen Persediaan Bahan Baku Serta Pengaruhnya Pada Peningkatan Efesiensi

Biaya yaitu penelitian yang dilakukan Tri Pujadi (2014) dengan Judul ―Model

Pemesanan Bahan Baku Menggunakan Peramalan Time Series Dengan Cb

Predictor‖. Adapun metode pengembangan sistem untuk membuat model pemesanan

bahan baku mengacu pada pengembangan sistem informasi berbasis objek dengan

menggunakan artifdact Unified Model Language (UML). Dengan langkah-langkah

sebagai berikut. Kegiatan diawali dengan melakukan analisis sistem informasi yang

sedang berjalan. Analisis sistem berjalan ini dimaksudkan untuk mengetahui


25

kebutuhan informasi user dan interaksi user dengan fungsi sistem yang ada, sehingga

dapat dijadikan patokan untuk diusulkan perbaikan sistem ke arah yang lebih baik

dalam hal ketersediaan informasi maupun fungsi dari sistem itu sendiri. Berdasarkan

hasil penelitian dapat di simpulkan dengan adanya sistem pemesanan bahan baku

diharapkan dapat meningkatkan akurasi data stok bahan baku. Sebelumnya,

pencatatan keluar masuknya bahan baku dilakukan secara manual sehingga sering

kali stok fisik tidak sesuai dengan catatan stok. Setelah adanya sistem, maka stok

dapat dijaga keakuratan dan kelengkapannya. Sebab, stok bahan baku langsung di-

update setelah bahan baku keluar atau bahan baku masuk disimpan dalam database.

Penelitian Linawati (2012) dengen judul ―Rancangan Persediaan Bahan Baku

Dengan Menggunakan Metode Eoq Studi Kasus Pada Perusahaan Rokok Ketapang

Jaya Tanggulangin Sidoarjo‖. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

Metode Deskriptif Kualitatif Pendekatan Kualitatif, adalah suatu pendekatan dimana

penelitian dilakukan dengan menggunakan data berupa kalimat tertulis atau lisan,

peristiwa, dan pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

Perusahaan Rokok Ketapang Jaya Tanggulangin Sidoarjo dalam menjalankan

produksinya menghadapi masalah dalam persediaan bahan bakunya, sehingga dapat

memenuhi kebutuhan. Maksudnya tidak sampai kehabisan bahan baku. Hal ini

bertujuan supaya perusahaan dapat mencapai target atau permintaan pelanggan tepat

waktu yang ditentukan. Karna selama ini Perusahaan Rokok Ketapang Jaya

Tanggulangin Sidoarjo mengalami masalah dalam kelebihan bahan baku. Hal ini

dikarenakan perusahaan sering minta bahan baku secara berlebihan di gudang.


26

Metode EOQ, Safety Stock dan ROP dapat digunakan dalam perencanaan persediaan

bahan baku utama pada Perusahaan Rokok Ketapang Jaya Tanggulangin Sidoarjo

dengan baik dan efisien, karena terbukti bahwa dengan menerapkan metode tersebut,

perusahaan mampu meningkatkan efisiensinya.

Oviliani Yenty Yuliana, Tanti Octavia (2001) ―Rancang Sistem Informasi

Persediaan Bahan Baku Terkomputerisasi PT. KPL‖ Metode pengumpulan data

menggunakan studi literatur dengan cara mempelajari tinjauan teoritis guna

menunjang penelitian dan perancangan. Hasil dari penelitian yaitu Jumlah

pemesanan ekonomis dengan frekuensi pemesanan maksimum untuk tiap bulan

menghasilkan biaya total persediaan yang minimum, dibandingkan dengan frekuensi

pemesanan yang lebih sering.

Heri Sukendar W. (2011) ―Penerapan Just in Time Dalam Sistem Pembelian

Dan Sistem Produksi‖. Metode yang di guakan Penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif dengan sistem analisis kepustakaan, dengan cara mencari informasi yang

berhubungan dengan Just-In-time dari buku-buku, artikel, jurnal dan situs internet.

Hasil dari penelitian ini adalah Proses penerapan Just-In-Time dalam perusahaan

harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: mengedukasi dan melatih seluruh pihak

yang ada dalam perusahaan, menjadikan kualitas sebagai prioritas, menjadikan para

pekerja memiliki kemampuan yang beragam dan handal, memperhatikan persediaan,

mengurangi jumlah pemasok.

Bella Suciana Istiqomah, Iveline Anne Marie (2015) mengenai ―Perbaikan

Kebijakan Pengendalian Persediaan Just in Time Komponen Produk Main Floor Side
27

LH Pada Pt Gaya Motor‖. Adapun metode yang di gunakan dengan Pengamatan

yang dilakukan dengan cara observasi langsung ke PT. Gaya Motor dan melakukan

wawancara dengan pihak pihak terkait untuk mendukung orisinalitas data.

Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung ke gudang bahan baku

Daihatsu dan office logistic. Adapun untuk perhitungan biaya persediaan, dilakukan

dengan menggunakan metode continuous review dan metode periodic review. Dari

hasil analisis yang diperoleh, maka dibuat usulan perbaikan ada kedua metode

persediaan yang dapat diterapkan perusahaan, yaitu metode kanban supplier dan

metode two bin replenishment. Hasil dari penelitian ini dapat di temukan

Permasalahan yang terjadi di perusahaan adalah penumpukan bahan baku yang

diakibatkan dari kesalahan perhitungan jumlah kartu kanban supplier, alokasi safety

stock ekstra diluar kanban sebesar 0,5 hari (8 jam) yang tidak tepat guna dan

kesalahan prosedur pengambilan material yang menyebabkan pengadaan bahan baku

tidak pada waktunya.

Brigita Meylianti S. Dan Fernando Mulia (2009) ―Pengaruh Penerapan Jit

(Just In Time) Dan Tqm (Total Quality Management) Terhadap Delivery

Performance Pada Industri Otomotif Di Indonesia‖. Metode tang di gunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif, di mana penelitian yang memiliki sifat deskriptif

bertujuan "untuk memastikan dan mampu menggambarkan karakteristik variabel

yang menarik dalam situasi. Dengan hasil Just in Time tidak memiliki pengaruh

secara linier yang signifikan terhadap Delivery Performance. Rendahnya tingkat

signifikansi penerapan Just in Time pada Industri Otomotif di Indonesia terhadap


28

Delivery Performance, secara kualitatif dapat disimpulkan bahwa di Indonesia

penerapan Just in Time hanya masih sebatas konsep hal ini dapat dilihat pada hasil

penelitian di mana pada secara rata-rata skor penerapan Just in Time baik secara

konsep maupun penggunaan tools lebih kecil bila dibandingkan dengan penerapan

konsep maupun penggunaan tools TQM. Mutiara Simbar Dkk 2014 Analisis

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kayu Cempaka Pada Industri Mebel Dengan

Menggunakan Metode Eoq (Studi Kasus Pada Ud. Batu Zaman) adapun Metode yg

di gunakan Economic order Quantity, Safety Stock (Persediaan Pengaman), Reorder

Point (Titik Pemesanan Kembali), Perhitungan Total Biaya Persediaan Bahan Baku

(TIC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelian bahan baku kayu Cempaka

yang optimal menurut metode Economic Order Quantity selama periode tahun 2013

untuk setiap kali pesan lebih besar daripada yang dilakukan perusahaan. Pembelian

bahan baku optimal yang harus dilakukan perusahaan pada tahun 2013 adalah

sebesar 4,448 m³ dengan frekuensi pemesanan yang harus dilakukan adalah sebanyak

2 kali. Kuantitas persediaan pengaman (Safety Stock) yang harus tersedia digudang

adalah sebesar 0,24 m³ dan titik pemesanan kembali (Re Order Point) menurut

Arinna Pricilia Husain (2014) ―Analisis Varians Biaya Produksi Sebagai Alat

Untuk Mengukur Tingkat Efisiensi Biaya Produksi Pada Ud. Berkat Anugrah‖.

Metode yang diguankan penelitian adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari

penelitian Dalam penetapan biaya produksi perusahaan melakukan penetapan standar

biaya bahan baku, standar biaya tenaga kerja, dan standar overhead pabrik dengan
29

memperhatikan hal-hal yang menyangkut pemilihan kualitas produk, harga bahan

baku, tarif upah tenaga kerja serta penetapan standar tarif overhead pabrik.

Christyandhika Putra (2014) ―Penerapan Metode Just in Time Untuk

Meningkatkan Efisiensi Biaya Persedian Bahan Baku‖. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode kualitatif . Hasil Dari penerapan Just in Time

diatas, maka dapat dapat diketahui nilai persediaan bahan baku CV. Megah Jaya

Karoseri pada tahun 2012 sesuai dengan hasil perhitungan secara tradisional sebesar

Rp 10.892.328.903, - sedangkan dari hasil perhitungan Just in Time nilai persediaan

bahan baku pada tahun 2012 sebesar Rp 9.669.765.400, - sehingga ada efisiensi nilai

persediaan bahan baku dari kebijakan Just in Time sebesar Rp 1.222.563.503,-

Desi Efrianti (2014) ―Pengaruh Pengendalian Persediaan Just in Time

Terhadap Efisiensi Pengadaan Persediaan Bahan Baku Studi Kasus Pada CV Jawara

Karsa Agusto Desi Efrianti‖. Metodologi penelitian yang dipergunakan adalah

metode komparatif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk melihat dan

membandingkan pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya,

dalam hal ini variable Efisiensi Pengadaan Bahan Baku sebagai variable Dependen

dan variabel J.I.T sebagai variabel Independen. Hasil penelitianya adalah Saat Just in

Time diterapkan total pembelian selama setahun Rp 2.028.882.720 yang artinya

terdapat efisiensi sebesar Rp 366.245.280 dari total pembelian semula sebesar Rp

2.395.128.000. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian

persediaan Just in Time yang memberi efisiensi terbesar atas pengadaan bahan baku

CV Jawara Karsa Agusto, yaitu Rp 366.245.280 dalam satu tahun. Selain total nilai
30

efisiensi yang diberikan Just in Time lebih besar, subtotal elemen dari sepuluh bahan

baku saat menggunakan pengendalian persediaan Just in Time selalu menunjukan

penambahan efisiensi.

Kerangka Pikir

Hansen dan Mowen menyatakan bahwa Just in Time System adalah ―suatu

sistem berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik

melalui sistem oleh permintaan yang ada, bukan didorong ke dalam sistem pada

waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi(2009:217). Berdasarkan

kajian teori diatas mengenai Metode Just in Time dan efisiensi biaya peneliti dapat

mengambil suatu kerangka pikir sebagai berikut:

Pabrik roti Java


jaya

Penerapan Metode Just


In Time

Efisiensi Biaya Produksi

Gambar 2.1 Kerangka Pikir


BAB III

METODE PENELITIAN

1.1. Objek Penelitian

Objek penelitian didalam penelitian ini adalah sistem Just In Time sebagai

variabel bebas (Independent Variable), sedangkan untuk variabel terikatnya

(Dependent Variable) adalah Efisiensi Biaya Produksi. Objek penelitian intinya

sendiri adalah sebagai salah satu bentuk research development dalam memperhatikan

keputusan-keputusan yang diambil oleh seorang manajer. Subjek yang akan diteliti

adalah Pabrik Roti Java Jaya Kendari. Hal tersebut didasarkan pada masalah yang

sedang dihadapi oleh Pabrik Roti Java Jaya Kendari dalam efisiensi biaya produksi.

Berdasarkan hal di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai

Pengaruh sistem Just In Time pada Pabrik Roti Java Jaya.

1.2. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Pabrik Roti Java Jaya (Lorong Durian)

kendari,Sulawesi tenggara. Objek penelitian ini dipilih oleh peneliti, karena peneliti

ingin mengetahui penerapan metode Just In Time didalam perusahaan tersebut.

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan November hingga bulan Desember 2021.

1.3. Jenis Dan Sumber Data

1.3.1. Jenis data

1. Data Primer.

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan cara

melakukan wawancara dengan subyek penelitian (Sugiyono, 2014)

31
32

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui dokumentasi dari beberapa

sumber lain (Sugiyono,2014). Data sekunder yang digunakan adalah data

kuantitatif, data tersebut meliputi data persediaan, data supplier, data biaya,

jumlah kebutuhan, data bahan baku dan kapasitas

1.3.2. Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:107), ―Sumber data adalah subjek dari

mana data dapat diperoleh‖. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian

dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: data primer dan data sekunder. Data

primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empiric

kepada pelakul angsung atau terlibat langsung dengan menggunakan teknik

pengumpulan data tertentu. Dan data sekunder diperoleh dari pihak lain

dansumberumum (bukuteks, ensiklopedi, internet, majalah, suratkabar, jurnal,

buletin, dsb). Sedangkan sumber data yang diperoleh dalam melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Data Primer.

Diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan, observasi langsung

ke perusahaan tersebut, dokumentasi sistem Just In Time Pabrik ROTI Java

Jaya

2. Data Sekunder.

Diperoleh berbagai bukuli teratur, artikel, tulisan-tulisan ilmiah,

sertasitus/website di internet.Data yang diperolehyaituberupapendapat yang


33

dikemukakan oleh para ahli serta kejadian-kejadian yang sedang terjadi baru-baru

ini.

1.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan Data yaitu melakukan penelitian untuk mendapatkan

data secara langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian.

1. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian dilapangan adalah penelitian

yang dimaksudkan untuk memperoleh data primer yaitu data yang diperoleh

melalui :

a. Pengamatan (Observation), yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan

mengamati secara langsung objek yang diteliti.

b. Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

Tanya jawab dengan pimpinan atau pihak yang berwenang atau bagian

lain yang berhubungan langsung dengan objek yang di teliti.

c. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan membuat daftar

pertanyaan yang berkaitan dengan objek yang diteliti, diberikan satu

persatu kepadar esponden yang berhubungan langsung dengan objek

yang diteliti.

1.5. Metode Pengolahan Data

Data yang akan diperoleh adalah berupa data laporan pada Pabrik Roti Java

Jaya tentang pengaruh dari system Just In Time, kemudian dihitung efisiensi biaya

produksinya dari beberapa indicator sebelum diuji semua asumsi dan hipotesisnya.
63

Untuk mengetahui pengaruh system Just In time terhadap efisiensi biaya produksi

maka teknik analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik uji

korelasi Pearson product moment dan regresi sederhana.

1.6. Peralatan Analisis

Metode analisis data pada penelitian ini menggukan Metode penelitian yang

digunakan penulis adalah deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif dapat diartikan

sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau

melukiskan keadaan berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Model kuantitatif, merupakan model keputusan yang mempergunakan angka. Angka

mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembuatan, penggunaan, dan

pemecahan model kuantitatif. Pemecahan masalah dengan mempergunakan model

kuantitatif sangat menarik, karena hasil pemecahannya dipergunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan. Karenanya, model kuantitatif seperti ini dapat dipandang

sebagai model keputusan.

Jenis data yang dikumpulkan penulis dalam penelitian ini dibagi dua yaitu:

Data Primer, yaitu data yang didapat dari sumber informasi pertama dari objek

peneliti berupa gambaran umum tentang perusahaan, hasil observasi ke lapangan

secara langsung dalam bentuk catatan tentang situasi dan kejadian dan Data

Sekunder, yaitu data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak

pengumpul data primer atau pihak lain. Adapun sebagai sumber data sekunder adalah

pihak intern perusahaan yang menjadi objek penelitian maupun pihak ekstern.
63

Pengumpulan data yang dilakukan untuk melengkapi penyusunan proposal

skripsi melalui beberapa jenis prosedur pengumpulan data. Prosedur pengumpulan

data yang penulis lakukan adalah: Penelitian Kepustakaan dan Penelitian Lapangan.

Metode analisis yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif kuantatif,

yaitu untuk mengetahui sejauh mana penggunaan sistem persediaan just in time serta

pengaruhnya terhadap hasil produksi.Sedangkan hipotesis sementara dari penulis

adalah Penggunaan sistem persediaan just in time berpengaruh positif terhadap hasil

produksi.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan proposal ini adalah

sebagai berikut :

1. Membandingkan kondisi umum proses produksi perusahaan dengan syarat

Just In Time produksi. Langkah teknik analisis ini dilakukan untuk

mengetahui apakah Pabrik ROTI Java jaya sudah menerapkan syarat-syarat

Just In Time.

2. Membandingkan perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode

Just In Time dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑋1= (I + 𝐹1 + 𝑋2𝑉2) / ( P - 𝑉1)

Keterangan:

𝑋1 = Unit produk yang harus dijual untuk mencapai laba tertentu

𝐼= Laba sebelum pajak penghasilan

𝐹1 = Total Biaya Tetap


63

𝑋2 = Jumlah Kuantitas berbasis non unit

𝑃 = harga jual per unit

𝑉1 = Biaya Variabel per unit

V = Biaya Variabel per unit

3. Menghitung Efisiensi Biaya Produksi

Dalam menilai efisiensi biaya produksi diperlukan penilaian efisiensi total

dan komponen biaya produksi yang terdiri dari efisiensi biaya bahan baku, efisiensi

biaya tenaga kerja langsung, dan efisiensi biaya overhead pabrik.

1.7. Definisi Operasional

1. Biaya persediaan

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap

dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara

nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti.Adanya variabel

juga turut mempermudah dalam menganalisis suatu permasalahan. Di dalam

penelitian ini ada beberapa variabel yaitu: Menurut Handoko (1999) dalam

bukunya menyatakan bahwa Pembuan setiap keputusan yang akan

mempengaruhi besarnya (jumlah) persediaan.

2. Jumlah kebutuhan bahan baku

Jumlah kebutuhan bahan baku adalah banyak bahan baku yang diperlukan

oleh perusahaan untuk memenuhi kelancaran proses produksi dan juga

memenuhi permintaan dari pembeli atau pasar dalam jangka waktu tertentu.
63

3. Lead time

Lead time adalah waktu tunggu bagi perusahaan sampai saat datangnya bahan

baku yang telah dipesan dan siap digunakan dalam proses produksi.

4. Safety stock

Freddy Rangkuti (2004), menjelaskan bahwa safety stock adalah persediaan

tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan

terjadikan kekurangan bahan (stock out). Menurut Hansen dan Mowen

(2000), persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan dalam menghadapi

permintaan yang berfluktuasi adalah persediaan pengaman (safety stock).

5. Pengendalian Persediaan

Pengendalian Persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat berarti.

Bila persediaan ditambahkan, maka biaya penyimpanan dan modal yang

diperlukan akan bertambah juga. Bila perusahaan menanam terlalu banyak

modalnya dalam persediaan akan menyebabkan biaya penyimpanan yang

boros. Kelebihan persediaan juga akan menjadikan modal berhenti,

semestinya modal dapat diinvestasikan pada sektor lain yang lebih

menguntungkan (Opportunity Cost). Menurut Handoko (2000), ada tipe

pengendalian persedian, tipe system pengawasan persediaan dibagi menjadi:

a. Fixed order size system, yang terdiri dari sistem perusahaan terus menerus

dan system dua tempat.

b. Fixed order quantity system, yang terdiri dari sistem periodik dan sistem

pergantian.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Pabrik Roti Java Jaya

Bab ini menjelaskan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan serta

pembahasan sistem yang telah dibuat. Pembahasan dilakukan guna menjelaskan dan

memaparkan bagaimana penelitian ini menjawab perumusan masalah yang telah

dipaparkan pada awal penelitian.

Roti java jaya merupakan merupakan salah satu perusahaan pengelola roti

yang melakukan kegiatan usahanya di kota kendari. Didirikan sejak tahun 2015,

perusahaan ini sekarang sudah semakin berkembang dan memiliki pabrik produksi

sendiri, dengan memperkerjakan 10 orang karyawan. Untuk penjualan roti yang

dihasilkan , jenis roti 2000, roti 3000 dan roti 3500, perusahaan ini memiliki 5 cabang

outlet yang masing-masing outlet terdapat 3 pramuniaga yang bertugas untuk

menjual produk dan melayani pelanggan. Cabang outlet didirikan di berbagai daerah

terutama salah satunya daerah morowali,morosi dan kendari bertujuan agar roti ini

lebih dikenal masyarakat.

Roti java jaya adalah perusahaan perseorangan yang dimiliki oleh ibu Sukini

yang bertempat tinggal di jl. Durian wua-wua kota kendari, beliau memulai usaha

roti berawal dari bos nya yang langsung dari distributor jadi beliau adalah orang ke

62
63

tiga yang membuat roti . Jadi proses pengambilan barang sekarang lebih dari 6/7

karung lebih dari satu minggu baru bayar. Jika habis biasa beliau dikasih kebijakan

10 hari. Dan untuk yang sekarang secara rutin beliau memproduksi 24 kali

pengambilan 60 karung.

Roti java jaya adalah merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi

roti dengan berbagai rasa dengan bentuk yang sama, yaitu roti isi. Perusahaan ini.

awalnya memproduksi dengan 6 variasi rasa yaitu rasa coklat, nenas, coklat kacang,

pandan, nangka, burger. Namun, saat ini telah bertambah menjadi 3 variasi rasa yaitu

coklat, susu dan nanas. Pada awal pendirian perusahaan, alat-alat yang digunakan

masih tradisional.

Dengan berjalannya waktu perusahaan merasa memiliki kendala dalam

kegiatan usahnya, diantaranya yaitu perusahaan mengalami kalankabut karena

tersaingi dengan BETA. BETA lebih canggih alatnya sehingga perusahaan ini kalah

bersaing. Sementara untuk penerimaan karyawan, kalau kurang karyawan itu biasa

lagi ramai kalau lagi sepi itu biasa di kurangi karena tidak mencapai target. Akan

tetapi, hal ini tidak berpengaruh kepada tingkat penjualan dan masih mampu

memenuhi omzet penjualan karena kualitas produk masih terjaga dengan baik.

4.1.2 Tujuan Visi Dan Misi

1. Tujuan pabrik roti java jaya

1) Mencari keuntungan guna untuk kelangsungan hidup keluarga dan usaha

2) Membuka lapangan kerja bagi masyarakat sehinggga dapat mengurangi

pengangguran.
63

2. Visi pabrik roti java jaya

Menjadi usaha yang lancer dan ungggul dibidang perdagangan industry

sehingga bisa meningkatkan usaha dan mampu menghadapi persangingan

global.

3. Misi pabrik roti java jaya

Untuk kelanjutan masa depan keluarga dan memperbaiki kehidupan.

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi suatu perusahaan merupakan salah satu bagian organisasi

internal yang penting dan merupakan salah satu fungsi dari manajemen perusahaan

itu sendiri. Struktur organisasi adalah wadah untuk menghubungkan komunikasi

antara bagian satu dengan bagian yang lainnya baik secara vertical maupun secara

horizontal mengenai pekerjaan masing-masing bagian demi tercapainya tujuan

organisasi atau perusahaan.

Dengan adanya struktur organisasi yang baik, teratur, dan jelas di dalam suatu

usaha maka akan terlihat dengan jelas pula pembagian tugas, fungsi, wewenang dan

tanggung jawab masing-masing karyawannya.


63

Struktur Organisasi Pabrik Roti Java Jaya

PIMPINAN

BAGIAN GUDANG

BAGIAN PRODUKSI BAGIAN PEMASARAN

Dari struktur organisasi di atas menjelaskan tugas yang dijalankan sesuai

dengan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan, berikut ini uraian tugas dari

struktur organisasi Usaha Pabrik Roti Java Jaya:

1. Pimpinan

a. Menjalankan dan memimpin perusahaan.

b. Menentukan segala kebijakan dan pengendalian usaha.

c. Berhak mengambil segala tindakan, baik mengenai pengurusan maupun

pemilikan.

d. Melaksanakan dan mengesahkan transaksi penjualan hasil produksi.

e. Mengawasi pegawai dalam melaksanakan tugasnya kepada karyawan atas

pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan kepadanya


63

2. Gudang

a. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan

ketersediaan barang yang ada pada saat itu untuk waktu yang akan datang.

b. Mengkoordinasikan semua keluar masuk produk yang ada pada perusahaan

untuk keperluan produksi.

3. Kasir

Mencatat penerimaan kas dan pengeluaran kas, umtuk keperluan operasional

perusahaan dan kasir adalah sebagai tempat pelanggan atau pembeli membayar

barang belanjaannya.

4. Pemasaran

a. Memasarkan produk roti kepada konsumen.

b. Mencari strategi baru dan tepat untuk memasarkan produknya sehingga dapat

meningkatkan volume penjualan.

c. Mengimbangi penjualan dengan harga pesaing pada harga pasar.

5. Produksi

a. Mengurus jadwal produksi.

b. Membuat laporan hasil produksi.

c. Mengadakan pengendalian atas seluruh persapan produksi.

d. Menjaga dan menetapkan mutu produk.

e. Mengawasi dan melakukan mutu produk.

f. Mengawasi dan melakukan pengujian mutu.


63

g. Mengadakan pemeliharaan dari semua peralatan yang dilakukan untuk

menjalankan proses produksi.

4.1.3 Tenaga Kerja

tenaga keja merupakan salah satu faktor yang dapat membantu dalam

pembuatan roti java jaya. Hal tersebut selain itu tenaga kerja juga dapat membantu

untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang telah dibentuk.

1. Rektutmen SDM

Rektutmen SDM pada pabrik ini roti java jaya berasal dari daerah terdekat

dari perusahaan tersebut.

2. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh semua karyawan/pekerja dipabrik roti

java jaya adalah SLTA

3. keterampilan dan kemampuan

Keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh karyawan merupakan

penunjang aktifitas kerja yang dilakukan. Maka dari itu keterampilan dan

kempuan merupakan salah satu ciri yang dimiliki oleh karyawaan.

4. Penempatan karyawan

Jumlah karyawan yang dimiliki oleh pabrik roti java jaya berjumlah 10 orang

karyawan. pabrik roti java jaya memiliki 2 pekerja yang bertugas untuk

membuat atau mencampur bahan-bahan yang akan dibuat roti, 5 pekerja yang

betugas untuk membagi bagian-bagian roti yang sudah tercampur daan sudah
63

mengembang, 2 orang bertugas untuk memberikan varian rasa pada roti, dan

satu orangnya lagi bertugas untuk membungkus roti tersebut.

5. Waktu kerja

Waktu kerja yang dilakukan pada perusahaan pabrik roti java jaya adalah 9

jam kerja perhari. Waktu kerja dimulai pada pukul 08.00-17.00. dan waktu

istrahat yang ditentukan adalah pukul 12.00.

4.2 Produksi roti java jaya

4.2.1 Rantai Produksi Pabrik Roti Java Jaya

Rantai produksi merupakan rangkaian kerja produksi mulai dari bahan baku

hingga menjadi menjadi produk jadi siap pasar. Adapun gambaran rantai produksi

pabrik roti java jaya adalah dapat dilihat pada gambar 4.2.1

Gambar 4.2.1 Rantai Produksi Roti

Input pemanggangaanProses Output


Bahan Baku 1. Persiapa bahan baku Roti
2. Pengolahan
3. Cetak
4. pengembangan roti
5. pemanggangan roti
6. pengemasan

1. Input

Input merupakan proses persiapan bahan baku yang akan dioalah menjadi

produk. Persiapan yang dilakukan mulai dari pemesanan, pengiriman,


63

penerimaan, hingga penyimpanan bahan baku yang telah ada. Bahan baku

yang disediakan baik bahanbaku mentah,maupun bahan setengah jadi.

2. Proses

1) Penyiapan bahan baku Sebelum melakukan pembuatan roti, terlebih dahulu

menyimpan bahan-bahan yang ingin di buatkan roti. Seperti tepung, gula,

pengembang, mentega, telur dan lainnya yang dibutuhkan dalam pembuatan

roti java jayatersebut.

2) Pengolahan

Setelah bahan baku yang dibutuhkan siap, maka semua bahan akan diolah

atau di adon sehingga semua bercampur rata dan setelah tercampur maka

selanjutnya dilakukan pemgembangan selama kurang lebih 2 jam.

3) Cetak

Setelah adonanan roti mengembang, selanjutnya akan dilakukan pencetakan

pada roti tersebut. Proses pencetakan masih menggunakan pencetakan dengan

cara manual yang menggunakan tangan.

4) Pemanggang

Apa bila pencetakan adonan selesai di lakukan maka selanjutnya didiamkan

sampai adonan tersebut kembali mengembang. Proses pendiaman

pengembangan dilakukan sekitar 10-15 menit setelah mengembang barulah

dilakukan pemanggangan pada roti tersebut. Proses pemanggangaan

dilakukan selama 25 menit sampai roti benar-benar matang.


63

5) Kemasan

Proses terakhir dalam pembuatan roti java jaya adalah pengemasan.

Pengemasan dilakukan setelah roti yang matang dalam kondisi tidak panas

(hangat). Setelah itu dilakukan pengemasan sesuai dengan varian rasa dan roti

siap untuk di pasarkan.

6) Output

Output merupakan hasil dari input yang telah dibuat sehingga menghasilkan

produk yang diinginkan yaitu roti. Output dari usaha ini yaitu roti java jaya

dengan varian rasa yang bermacam-macam.

4.3 Bentuk Persediaan Bahan Baku

Persediaan bahan baku pada usaha Roti Java Jaya berupa bahan baku mentah

dan bahan baku setengah jadi. Perolehan bahan baku pabrik Roti Java Jaya Bahan

baku yang dibutuhkan dalam usaha roti yaitu terigu, gula pasir, cokelat, mentega,

telur, nanas, ragi. Ada pun bahan baku mentah adalah terigu, gula pasir,ragi,

mentega, dan telur sedangkan bahan baku setengah jadi yaitu bahan baku cokelat dan

nanas.

4.3.1 Sistem Produk Jadi

Pada proses produk jadi Roti java jaya melakukan penjualannya diluar kota

kendari seperti morowali.morosi,konsel dan Unaaha.

4.3.2 Permasalahan bahan baku


63

Masalah yang dihadapi oleh Pabrik Roti Java Jaya adalah lebihnya bahan baku

yang dibuat saat menerima pesanan dari konsumen dengan tujuan menjualnya

kembali dan dapat pula menutupi pemesanan yang tiba-tiba terjadi. Namun bahan

baku yang tidak habis terjual pada hari yang di tetapkan maka roti java jaya tersebut

dapat menjual kembali di hari berikutnya tanpa ada yang rusak dan dibuang.

4.3.3 Tujuan Bahan Baku Tidak Terpakai

Jika terjadi kelebihan bahan baku pada saat pembuatan Roti Java Jaya tidak

menjadi masalah bagi perusahaan tersebut dikarenakan jebuhnya bahan baku yang

terpakai tidak menjadi masalah namun bahan baku tersebut ia gunakan pada hari

berikutya saat melakukan pembuatan Roti Java Jaya. Oleh karena itu tujuan bahan

baku yang tidak terpakai adalah untuk menutupi tambahan pesanan Roti Java Jaya

yang datang tiba-tiba.

4.3.4 Metode Pencatatan dan Regulasi Persediaan

Pencatatan persediaan yang dilakukan dalam usaha Roti Java Jaya yaitu

pencatatan penggunaan bahan baku yang telah digunakan dan pencatatan sisa bahan

baku yang tersedia. Sistem regulasi penggunaan bahan berdasarkan kebutuhan.

Karena penyediaan bahan baku, penyimpanan, dan penggunaan bahan baku tidak

dalam jangka waktu lama, maka regulasi penggunaanbahan disesuaikan. Jika terjadi

kelebihan stock pada bulan sebelumnya maka diterapkan sistem first in first out

(pertama masuk maka pertama keluar), artinya jika ada bahan baku lama yang belum

habis terpakai, sementara digudang telah masuk bahan baku baru, maka dalam proses
63

pembuatan roti, diutamakan menggunakan bahan baku yang lama setelah itu baru

menggunakan bahan baku yang baru.

4.3.5 Biaya Delevery (Pengiriman)

Untuk pengiriman pesanan Roti Java Jaya ini secara langsung menggunakan

kurir yang siap diantar kekonsumen. Dan untuk biaya pengiriman secara langsung

tidak banyak memakan banyak biaya, tergantung sesuai jarak lokasi tertentu.

4.4 Persediaan Bahan Baku Roti Java Jaya Sebelum Penerapan J.I.T

Manajemen persediaan diterapkan dalam suatu perusahaan mempunyai

tujuan yang sangat beragam. Salah satu yang terbesar ialah untuk meminimalisir

pengeluaran pembelian berlebihan atas pengadaan bahan baku. Dari hasil wawancara

yang dilakukan peneliti kepada Manajemen Produksi diketahui bahwa Roti Java Jaya

belum menerapkan sistem manajemen persediaan. Semua kegiatan pembelian bahan

baku diserahkan kepada keungan dan Administrasi, belum ada sistem penjadwalan

pembelian bahan baku yang tetap. Selama ini belum pernah ada pengukuran tingkat

efisiensi pembelian bahan baku.

Sementara dalam beberapa referensi teori yang penulis baca, manajemen

persediaan sangatlah penting terutama untuk perusahan pabrikasi seperi Roti Java

Jaya ini mengingat beragamnya persediaan yang dimiliki oleh perusahaan pabrikasi,

akan sangat sulit jika perusahaan tidak menerapkan manajemen persediaan.

Beberapa resiko yang akan dihadapi ialah kurangnya persediaan saat perusahaan
63

akan melakukan produksi, atau besarnya biaya yang dikeluarkan akibat terlalu

banyaknya persediaan bahan baku yang di beli.

Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan rata —rata pembelian bahan baku,

serta rata-rata jumlah dan nilai pemakaian bahan baku untuk pembuatan Roti Java

Jaya yang dilakukan Roti Java Jaya perbulan:

Tabel 4.4 Rata-rata jumlah dan nilai pemakaian bahan baku

No Nama Quantity Total Satuan Harga(Rp) Jumlah(Rp)


barang
a b C=(a.b) d e F=(c.e)
1 Terigu 6 kg x 25 150 kg 11.000 1,650.000
2 Gula pasir 600 gram x 50 30 kg 16.000 480,000
3 Coklat 420 x 20 8,4 kg 16.000 134,400
4 Mentega 210 gram x 45 9,4 kg 18.000 169,000
5 Telur 1 x 55 rak 55 butir 2.500 137.500
6 Nanas 1 x 170 kg 170 kg 15.000 2,550,000
7 Ragi 1kg x 500gram 500 kg 7.500 3,500,000
Total 8.620,400
Sumber : Data yang diolah pabrik Roti Java Jaya

Ket :

a = Nama barang

b = Jumlah barang

c = Total bahan baku

d = Satuan

e = Harga

f = Jumlah harga
63

Tabel 4.4 Jumlah dan nilai pembelian bahan baku untuk pembuatan Roti java

Jaya

No Nama barang Quantity Satuan Harga(Rp) Jumlah(Rp) Total


setahun
a b c d e =(b.d) F=(e.12)
1 Terigu 215 Kg 11.000 2,365.000 28,380.000
2 Gula pasir 50 kg 16.000 800,000 9,600.000
3 Coklat 20 Kg 16.000 320,000 3,840.000
4 Mentega 45 Kg 18.000 810,000 9,720.000
5 Telur 50 Butir 2.500 2,250.000 27,000.000
6 Nanas 170 Kg 15.000 2,550.000 30,600.000
7 Ragi 500 kg 7.500 3,750.000 45,000.000
Total 86.000 12,845.000 154,140.000
Sumber : Data yang diolah pabrik Roti Java Jaya

Ket :

a = Nama barang

b = Jumlah barang

c = Total bahan baku

d = Satuan

e = Harga

f = Jumlah harga

Dari data tersebut, dapat dihitung berapa biaya yang dikeluarkan untuk

pembelian bahan baku dalam satu Tahun. (Lihat Tabel 4.3). Total pembelian yang

dilakukan untuk satu tahun mencapai Rp 12,845.000. Data ini didapat pada tahun

2021 di Roti Java Jaya. Diduga akan terdapat efisiensi yang lebih baik dalam
63

pengadaan balian baku jika perusahaan menerapkan manajemen pengendalian

persediaan pada perusahaannya. Dalam penelitian ini penulis akan mencoba

menerapkan metode Just In Time (JIT) pengendalian persediaan, dan

membandingkan keduanya mana yang lebih efisien, berikut kekurangan dan

kelebihannya dan pada akhirnya penelitian ini akan berguna bagi perusahaan dimana

peneliti melakukan penelitian.

4.4.1 Penerapan Manajemen Persedian J.I.T pada Roti Java Jaya

Dalam metode ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya

adalah :

a. Pemakaian bahan baku harus tepat

b. Prediksi lama waktu pengiriman (diasumsikan barang tiba dalam hari yang

sama saat perusahaan melakukan pesanan)

c. Tidak memiliki persediaan bahan baku didalam gudang

d. Aliran produksi lancer

e. Penjadwalan produksi stabil dan terkendali

Sehingga dari hsail yang perlu diperhatikan tersebut, maka penulis mencoba

untuk menggambarkan pada tabel 4.4.1 tabel 4.4.2 dan tabel 4.4.3
63

Tabel 4.4.1 Skedul pembelian JIT pada bulan januari 2021

No Nama Persediaa Pemakaian Pembelian Persediaan Harga Total


barang n awal JIT akhir satuan pembelian
a b c d = (c-b) f g = (fxd)
1 Terigu 60 150 90 0 11.000 990.000
2 Gula pasir 8 30 22 0 16.000 352.000
3 Coklat 4 8,4 4,4 0 16.000 70,400
4 Mentega 5,5 9,4 3,9 0 18.000 70,200
5 Telur 16 55 39 0 2.500 97.500
6 Nanas 16 170 154 0 15.000 2.310.000
7 Ragi 60 500 440 0 7.500 3.300.000
Total 86.000 7.190.100
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya

Ket :
a = Nama barang
b = Persediaan awal
c = Pemakaian
d = Pemakaian—Persediaan awal
e = Persediaan Akhir
f = Hargaa satuan
g = Hargaa satuan x pembelian JIT

Tabel 4.4.2 Skedul pembelian JIT pada bulan februari 2021

No Nama Persediaa Pemakaian Pembelian Persediaan Harga Total


barang n awal JIT akhir satuan pembelian
a b c d = (c-b) f g = (fxd)
1 Terigu 0 150 90 0 11.000 990.000
2 Gula pasir 0 30 22 0 16.000 32.0000
3 Coklat 0 8,4 4,4 0 16.000 70,400
4 Mentega 0 9,4 3,9 0 18.000 70,200
5 Telur 0 55 39 0 2.500 97.500
6 Nanas 0 170 154 0 15.000 2.310.000
7 Ragi 0 500 440 0 7.500 3.300.000
Total 86.000 6.872.100
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya
63

Ket :
a = Nama barang
b = Persediaan awal
c = Pemakaian
d = Pemakaian—Persediaan awal
e = Persediaan Akhir
f = Hargaa satuan
g = Hargaa satuan x pembelian JIT

Tabel 4.4.3 Skedul pembelian JIT pada bulan maret 2021

No Nama saldo awal Pemakaia Pembelian Saldo akhir Harga satuan Total
barang n JIT pembelian
a b c d = (c-b) f g = (fxd)
1 Terigu 0 150 90 0 11.000 990.000
2 Gula pasir 0 30 22 0 16.000 352.000
3 Coklat 0 8,4 4,4 0 16.000 70,400
4 Mentega 0 9,4 3,9 0 18.000 70,200
5 Telur 0 55 39 0 2.500 97.500
6 Nanas 0 170 154 0 15.000 2.310.000
7 Ragi 0 500 440 0 7.500 3.300.000
Total 86.000 7.190.100
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya

Ket :
a = Nama barang
b = Persediaan awal
c = Pemakaian
d = Pemakaian—Persediaan awal
e = Persediaan Akhir
f = Hargaa satuan
g = Hargaa satuan x pembelian JIT

sehingga dapat disimpulkan untuk skedul pembelian bahan baku selama satu tahun

dengan mengguanakan metode pengendalian JIT adalah sebagai berikut :


63

Tabel 4.4.4 Skedul pembelian JIT 2021

Total
Total
Nama Persediaa Pembelian Persediaan Harga pembelian
No pembelian
barang n awal JIT akhir satuan (Rp) tahun 2021
(Rp)
(Rp)
a b d = (c-b) f g = (fxd) h = (g.12)
1 Terigu 0 90 0 11.000 990.000 11.880.000
2 Gula pasir 0 22 0 16.000 352.000 4.224.000
3 Coklat 0 4,4 0 16.000 70,400 844.800
4 Mentega 0 3,9 0 18.000 70,200 842.400
5 Telur 0 39 0 2.500 97.500 1.170.000
6 Nanas 0 154 0 15.000 2.310.000 27.720.000
7 Ragi 0 440 0 7.500 3.300.000 39.600.000
Total 86.000 7.190.100 85.438.800
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya

Ket :
a = Nama barang
b = Persediaan awal
c = Pemakaian
d = Pemakaian—Persediaan awal
e = Persediaan Akhir
f = Hargaa satuan
g = Hargaa satuan x pembelian JIT
h = Total pembelian x 12 bulan

Tabel 4.4.5 Skedul pembelian JIT 2021

Nama Metode
No Metode JIT Efesiensi
barang perusahaan
a b c d = (b-c)
1 Terigu 60kg 90 -30kg
2 Gula pasir 50kg 22 28kg
3 Coklat 20kg 4,4 15.6kg
4 Mentega 45kg 3,9 6kg
5 Telur 55/rak 39 16 Rak
6 Nanas 5kg 154 -149kg
7 Ragi 1kg 440 -439kg
Jumlah Harga 8.091.900 7.190.100 901.800
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya
63

Ket :
a = Nama barang
b = Metode perusahaan
c = Metode JIT
d = Metode perusahaan – metode JIT

Dari tabel diatas dapat dilihat perbedaan yang cukup besar antara metode yang

digunakan perusahaandengan metodeJust In Time (JIT). Dimana pada Metode Just In

Time (JIT) menggunakan zero inventory (bisa dianggap persediaan sama dengan

nol). Sehingga mengurangi pemborosan biaya pada pembelian bahan baku oleh

perusahaan dan dengan menggunakan metode Just In Time (JIT) relatif lebih

terkonsentrasi pada pembiayaaan untuk meningkatkan keuntungan dan kualitas

produksi.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Penerapan Just In Time Pada Roti Java Jaya

Penerapan Metode Just In Time (JIT) pada Roti Java Jaya Sangat

berpengaruh terhadap pengendalian bahan baku dari usaha pembuatan roti karena

berefek terhadap efisiensi biaya produksi perusahaan dan peningkatan keuntungan

yang lebih tinggi, hal ini disebabkan karena biaya-biaya yang tidak memberikan nilai

tambah pada produk akan dieliminasi dan dihilangkan karena merupakan suatu

bentuk pemborosan dan dapat merugikan perusahaan. Hal ini didasarkan pada

pengolahan data berdasarkan tabel 4.8 tentang perbandingan metode perusahaan dan

metode Just In Time (JIT) dengan tingkat efisiensi sebesar Rp 901.800 meskipun

tidak terlalu besar, mengingat perediaan awal yang dilakukan perusahaan relatif kecil
63

dan hanya berpengaruh pada nilai pembelian. Pada kebijakan persediaan berpatok

pada metode Just In Time (JIT) itu sendiri dengan menerapkan zero inventory.

Di sisi lain dengan menggunakan metode Just In Time (JIT) ini terdapat

peningkatan biaya, yaitu pada biaya bahan baku. Hal ini disebabkan selain karena

pengaruh kenaikan tarif dan harga-harga juga dipengaruhi oleh meningkatnya

frekuensi pemesanan. Namun demikian jika dibandingkan dengan bulan

sebelumnya, penghematan dapat dilakukan sekitar Rp. 901.800 dari total biaya

persediaan akibat dari pengurangan adanya biaya penyimpanan.

Guna meningkatkan hubungan yang baik dengan konsumen, Usaha Roti Java

Jaya meningkatkan pelayanan dari segi waktu tunggu pemesanan (lead time) dengan

sebisa mungkin merespon cepat permintaan akan Roti Java Jaya dari konsumen.

Asumsi ketika terjadinya kerusakan bahan baku atau bahan baku yang

berlebih yang dikarenakan permintaan pasar akan Roti Java Jaya yang tidak menentu

yaitu :

a. Bahan baku yang rusak di ganti dengan bahan baku yang baru untuk

menutupi kekurangan bahan baku yang dibutuhkan. Hal ini berimbas pada

berkurangnya tingkat keuntungan usaha Roti Java Jaya.

b. Ketika terjadi bahan baku yang tidak terpakai karena kurangnya pesanan

maka bahan baku yang tesisa menjadi persediaan pada hari berikutnya

dengan syarat pembelian bahan baku berikutnya disesuaikan dengan

kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan.


63

Hal yang menjadi kelemahan dari metode Just In Time (JIT) adalah ketidak

mampuan Usaha Roti Java Jaya dalam pemenuhan pesanan yang sifatnya mendadak.

Hal ini dikarenakan tidak terproduksinya produk secara berlebih.

4.5.2 Rata—Rata Jumlah dan Nilai Pemakaian Bahan Baku

Agar lebih jelas, berikut rata-rata pembelian bahan baku, serta rata-rata jumlah dan

nilai pemakaian bahan baku untuk pembuatan Roti Java Jaya yang dilakukan Roti Java

Jaya per 3 hari.Ini dapat dilihat pada tabel 4.5.2.1

Tabel 4.5.2.1 Rata-rata jumlah dan nilai pemakaian bahan baku roti java jaya

Nama
No Quantity Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)
barang
a b c d e = (b.d)
1 Terigu 20 kg 11.000 220.000
2 Gula pasir 3 kg 16.000 48.000
3 Coklat 4 kg 16.000 64.000
4 Mentega 4 kg 18.000 72.000
5 Telur 20 butir 2.500 50.000
6 Nanas 4 kg 15.000 60.000
7 Ragi 5 kg 7.500 37.500
Total 86.000 551.500
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya

Ket :
a = Nama barang
b = Quality
c = Satuan
d = Harga
e = Jumlah harga
63

Tabel 4.5.2.2 jumlah dan nilai pembelian bahan baku roti java jaya

Nama
No Quantity Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)
barang
a b c d e = (b.d)
1 Terigu 18 kg 11.000 198.000
2 Gula pasir 2 kg 16.000 32.000
3 Coklat 3 kg 16.000 48.000
4 Mentega 3 kg 18.000 54.000
5 Telur 15 butir 2.500 37.500
6 Nanas 3 kg 15.000 45.000
7 Ragi 3 kg 7.500 22.500
Total 86.000 437.000
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya

Ket :
a = Nama barang
b = Quality
c = Satuan
d = Harga
e = Jumlah harga

Tabel 4.5.2.3 Skedul Pembelian JIT Bulan Januari Minggu Pertama Hari Ke-3

Nama Persediaan Pembelian Persediaan Harga Total


No pemakaian
barang awal JIT akhir saatuan pembelian
a b c d = (c-b) e f g = (f.d)
1 Terigu 1 18 17 0 11.000 187.000
2 Gula pasir 1 2 1 0 16.000 16.000
3 Coklat 2 3 1 0 16.000 16.000
4 Mentega 2 3 1 0 18.000 18.000
5 Telur 5 15 10 0 2.500 25.000
6 Nanas 2 3 1 0 15.000 15.000
7 Ragi 2 3 1 0 7.500 7.500
Total 86.000 284.500
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya
63

Ket :
a = Nama barang
b = Persediaan awal
c = Pemakaian
d = Pemakaian JIT
e = Persediaan akhir
f = Harga satuan
g = Harga satuan x pembelian JIT

Tabel 4.5.2.3 Skedul Pembelian JIT Bulan februari Minggu Pertama Hari Ke-6

Nama Persediaan Pembelian Persediaan Harga Total


No pemakaian
barang awal JIT akhir saatuan pembelian
a b c d = (c-b) e f g = (f.d)
1 Terigu 0 18 17 0 11.000 187.000
2 Gula pasir 0 2 1 0 16.000 16.000
3 Coklat 0 3 1 0 16.000 16.000
4 Mentega 0 3 1 0 18.000 18.000
5 Telur 0 15 10 0 2.500 25.000
6 Nanas 0 3 1 0 15.000 15.000
7 Ragi 0 3 1 0 7.500 7.500
Total 86.000 284.500
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya

Ket :
a = Nama barang
b = Persediaan awal
c = Pemakaian
d = Pemakaian JIT
e = Persediaan akhir
f = Harga satuan
g = Harga satuan x pembelian JIT
63

Tabel 4.5.2.3 Skedul Pembelian JIT Bulan februari Minggu Pertama Hari Ke-9

Nama Persediaan Pembelian Persediaan Harga Total


No pemakaian
barang awal JIT akhir saatuan pembelian
a b c d = (c-b) e f g = (f.d)
1 Terigu 0 18 17 0 11.000 187.000
2 Gula pasir 0 2 1 0 16.000 16.000
3 Coklat 0 3 1 0 16.000 16.000
4 Mentega 0 3 1 0 18.000 18.000
5 Telur 0 15 10 0 2.500 25.000
6 Nanas 0 3 1 0 15.000 15.000
7 Ragi 0 3 1 0 7.500 7.500
Total 86.000 284.500
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya

Ket :
a = Nama barang
b = Persediaan awal
c = Pemakaian
d = Pemakaian JIT
e = Persediaan akhir
f = Harga satuan
g = Harga satuan x pembelian JIT

Tabel 4.5.2.2 jumlah dan nilai pembelian bahan baku roti java jaya

Nama Metode
No Metode JIT efesiensi
barang perusahaan
a b c d = (b-c)
1 Terigu 20kg 17kg 3kg
2 Gula pasir 3kg 1kg 2kg
3 Coklat 4kg 1kg 3kg
4 Mentega 4kg 1kg 3kg
5 Telur 20 butir 10 butir 10 butir
6 Nanas 4kg 1kg 3kg
7 Ragi 5kg 1kg 4kg
Jumlah Harga 551.500 437.000 507.800
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya
63

Ket :
a = Nama barang
b = Metode perusahaan
c = Metode JIT
d = Metode perusahaan – metode JIT

Dari tabel diatas terlihat jelas perbedaan antara metode yang digunakan oleh

Perusahaan dengan metode Just In Time (JIT). Dimana pada metode Just In Time

(JIT) terlihat dapat mengurangi pemborosan biaya pada pembeliaan bahan baku

sebesar Rp. 507.800 dibanding dengan menggunakan metode perusahaan yang

sebelunya- Dengan metode ini juga usaha Roti Sobek Bunda Agillah bisa

menjadikan pantokan dalam pengembangan usaha yang lebih besar, hal ini

dikarenakan dengan penggunaan metode Just In Time (JIT) lebih mudah dalam

pengendalian bahan baku sehingga mengurangi pemborosan – pemborosan yang

tidak biaya yang perlu.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari data-data yang diperoleh penulis selama melakukan penelitian pada

Pabrik Roti Java Jaya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam melaksanakan kegiatan pembelian persediaan bahan baku Pabrik Roti

Java Jaya, mengalami peningkatan efesiensi setelah menggunakan Just In Time,

jika dibandingkan ketika belum menggunakan metode lama. Hal ini terlihat

sangat jelas dari hasil data pengolahan terigu, gula pasir, coklat mentega, telur,

nanas, ragi dengan menggunakan aplikasi microscoff excel, yaitu sebesar Rp.

901.800.

B. Saran

Dari hasil analisa dan simpulan diatas, didapat beberapa saran antara lain:

1. Untuk mengefisiensikan persediaan bahan baku perusahaan dapat melakukan

perencanaan pembeliaan yang tepat mengenai kebutuhan kuantitas pembelian

bahan baku sesuai dengan rencana produksi, sehingga dapat mengurangi biaya

tidak bernilai tambah akibat kelebihan biaya bahan baku.

2. Mengadakan kesepakatan perjanjian dengan pemasok mengenai kesesuaian

kualitas bahan baku, jumlah bahan baku, dan waktu pengiriman bahan baku,

serta kesediaan dalam meyediakan kekurangan bahan baku. Dengan adanya

kesepakatan dan fleksibilitas pengiriman dan kualitas bahan yang tinggi tersebut

62
63

perusahan dapat meminimalisir biaya pemeriksaan, pemesanan dan

penyimpanan.

3. Komitmen perusahaan dalam menghasilkan produk yang bermutu dan ketepatan

waktu dalam pengiriman produk sesuai dengan penerapan metode Just in Time

agar dapat menjalin hubungan kepercayaan yang baik dengan konsumen.


DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Tjetjep Yusuf, S. Pd, Efa Wahyu Prastyaningtyas, and M. Pd. 2019.
―Analisis Penerapan Just In Time Sebagai Alternatif Pengendalian Persediaan
Bahan Baku Untuk Efisiensi Biaya Pada Umkm Pia Latief Kediri Oleh :
SULISTRIANI Dibimbing Oleh : Surat Pernyataan Artikel Skripsi Tahun
2019.‖

Dahtiah, Neneng, and Setiawan. 2020. ―Metode Just In Time Sebagai Upaya Dalam
Meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan Bahan Baku‖ (Studi Kasus Pada
PT. Bintang Baru Sentosa).‖ Dinamika Akuntansi, Keuangan Dan Perbankan
9(2):177–88.

Dania, W. A. P., Effendi, U., & Anggasta, F. (2012). Aplikasi Just-In-Time pada
Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Kentang (Studi kasus di
Perusahaan Agronas Gizi Food Batu). Industria: Jurnal Teknologi dan
Manajemen Agroindustri, 1(1), 22-30.

Gustini, Tini, and Desi Efrianti. 2013. ―Peranan Penerapan Sistem Persediaan Just In
Time Terhadap Hasil Produksi ―Studi Kasus Pada Toko Grosir Sepatu Vileva
Bogor.‖ Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan 1(3):221–32. doi:
10.37641/jiakes.v1i3.247.

Janson B, El Bethree Jeremya, and I. Nyoman Nurcaya. 2019. ―Penerapan Just in


Time Untuk Efisensi Biaya Persediaan.‖ E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana 8(3):1755. doi: 10.24843/ejmunud.2019.v08.i03.p21.

Nurhidayati. 2017. ―Pengaruh Penerapan Metode Just In Time Terhadap Efisiensi


Biaya Produksi Pada Pt. Citra Abadi Sejati‘‘ (Periode 2010-2013.".‖ Jurnal
Online Mahasiswa (JOM) Bidang Akuntansi 2(2):1–9.

Purnamasari, Meika, Nurleli, and Epi Fitriah. 2021. ―Analisis Penerapan Just In
Time (JIT) Dalam Meningkatkan Efesiensi Biaya Produksi.‖ Jurnal Riset
Akuntansi 1(1):9–14. doi: 10.29313/jra.v1i1.52.

64
65

Saputro, Candra Dwi, and Bambang Suryono. 2014. ―Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
Vol. 3 No. 9 (2014).‖ Ilmu Dan Riset Akuntansi 3(9):1–19.

Umair, Afif Muh. 2018. ―Analisis Penerapan Metode Just In Time Dalam Upaya
Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada PT. Frigoglass Indonesia.‖

Zidane, Pada, and Meubel Palangka. 2021. ―Rina , Achmad Syamsudin , Deddy
Rakhmad Hidayat 3).‖ 2(1):64–72.
LAMPIRAN
Lampiran : 1

Nama Lampiran : Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

1. Sejarah dan perkembangan perusahaan

a. Apa nama perusahaan?

b. Siapa yang pertama kali yang merencanakan ide ini untuk mendirikan suatu

perusahaan?

c. Bagaimana perkembangan selama ini diperusahaan tersebut berdiri?

2. Objek perusahaan

a. Dimana perusahaan tersebut didirikan untuk pertama kali?

3. Bagian personal

a. Bagaimana cara memperoleh tenaga kerja diperusahaan?

b. Berapa lama jam keja untuk karyawan?

c. Bagaimana menentukan jam kerja?

4. Struktur organisasi

a. Bagaimana struktur organisasi didalam perusahaan?

b. Apa saja tanggung jawab yang didirikan pada bagian struktur organisasi

tersebut?

5. Bagian produksi

a. Bagaimana proses produksi?

b. Bagaimana mengatasi persediaan dalam produksi?

c. Dimana produksi dilakukan?


d. Berapa banyak produksi dibuat selama satu hari?

e. Kendala apa yang terjadi saat memproduksi roti?

f. Darimana bahan-bahan tersebut diperoleh?

g. Berapa proses produksi berlangsung?

h. Bagaimana jika ada produksi yang rusak atau cacat?

6. Bagian pemasaran

a. Daearah mana yang menjadi tujuan pemasaran produknya?

b. Bagaimana cara memasarkan produknya?


Lampiran : 2

Nama Lampiran : Dokumentasi dan pelaksanaan wawancara

DOKUMENTASI DAN PELAKSANAAN WAWANCARA

Proses wawancara

pemilik perusahaan pabrik roti java jaya


pabrik roti java jaya jl. Durian wua-wua
Gambar : karyawan pabrik roti java jaya
Alat yang digunakan
BIOGRAFI PENULIS

Muh.Al Aqsa Ode Byo lahir di raha kab.muna, Kecamatan Bata

Laiworu, Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 5 Mei 1999.

Penulis merupakan anak ketiga dari 4 (empat) bersaudara.

Pendidikan formal dimulai pada jenjang Sekolah Dasar (SD) di

SD Negeri 18 Katobu dan lulus pada tahun 2011, kemudian melanjutkan pendidikan

ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Raha dan lulus pada

tahun 2014, kemudian pendidikan dilanjutkan kembali ke tingkat Sekolah Menengah

Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Raha dan lulus pada tahun 2017. Setelah lulus dari

SMA Negeri 1 Raha, penulis melanjutkan studi S1 pada tahun 2017 di Perguruan

Tinggi Negeri di Sulawesi Tenggara yaitu Universitas halu oleo dan mengambil

program studi Manajemen.

Anda mungkin juga menyukai