JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
HALAMAN PERSETUJUAN
untuk diajukan pada panitia seminar proposal penelitian pada Jurusan Manajemen
Stambuk : B1B117081
Jurusan : Manajemen
Kendari,......./…../2021
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
NIP. 196311011989022001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT
karena berkat limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
Time Dalam Menganalisis Biaya Bahan Baku Dalam Perusahaan Pabrik Roti Java
Jaya‖.
Proposal penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
Proposal penelitian ini di susun atas kerjasama dan bantuan dari berbagai
1. Bapak Prof. Dr. H. Arifuddin, SE., M.Si., AK., CA., ACPA selaku Dekan
3. Ibu Dr. Wahyuni Hami, S.Pd., M.Si selaku Sekertaris Jurusan Manajemen
ini.
iii
Penyusun menyadari adanya keterbatasan di dalam penyususnan laporan
tugas akhir ini. Besar harapan penyusun akan saran dan kritik yang bersifat
Penullis
iv
DAFTAR ISI
v
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................41
vi
DAFTAR BAGAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.5. Target dan Realisasi Produksi Roti Java Jaya. ............................................. 13
Tabel 1.2. Target dan Realisasi Produksi Roti Java Jaya. ............................................. 13
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi
dan komunikasi tumbuh dengan sangat pesat. Hal tersebut membuat persaingan di
dunia bisnis semakin ketat di tengah kondisi perekonomian dunia yang terus
berkembang dengan cepat. Perusahaan hidup dalam lingkungan yang berubah cepat,
dinamik, dan rumit. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun
seringkali sifatnya revolusioner. Dari segi bisnis, lingkungan adalah pola semua
kebijaksanaan pemerintah, pasar dan persaingan, pemasok social dan budaya serta
teknologi. Perkembangan yang pesat dalam sector industri dewasa ini mengakibatkan
semakin banyaknya tingkat persaingan yang dihadapi yang dihadapi tiap-tiap Untuk
kualitas yang sesuai dengan standar, waktu yang tepat, dan biaya yang ekonomis.
Pengendalian pada persediaan bahan baku akan berpengaruh pada biaya persediaan
dan akan berpengaruh pada keuntungan yang diterima oleh perusahaan. Untuk dapat
bersaing dalam merebut pasar tiap perusahaan akan berusaha untuk saling
1
2
mengungguli atau bahkan saling menjatuhkan, hal ini diupayakan untuk meraih
keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk mencapai laba yang layak, salah satu
upaya adalah dengan meningkatkan kualitas produk yang diproduksi serta menekan
biaya yang dikeluarkan. Bagi para pelaku ekonomi dalam menghadapi persaingan
tersebut dapa tmenggunakan seluruh potensi yang ada secara efektif dan efisien.
Salah satu strategi yang ada saat ini dalam perkembangan teknologi manufaktur saat
ini dengan system Just In Time (JIT). Just In Time dikenal sebagai filosofi yang
berupa aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value-added activity) dan
menerapkan strategi ini, perusahaan akan dapat menekan pemborosan yang terjadi
khususnya dalam pengelolaan persediaan. Sistem Just In Time (JIT) dapat diterapkan
dan distribusi. Bahan baku yang digunakan dalam produksi memerlukan besar
kecilnya perencanaan persediaan dan pengendalian mutu yang baik agar bahan baku
Just In Time atau sering disingkat dengan JIT adalah suatu system produksi
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya sesuai
dengan jumlah yang dikehendakinya. Tujuan system produksi Just In Time (JIT)
menyatakan bahwa sistem JIT menawarkan peningkatan efesiensi biaya dan cara
Konsep Just In Time (JIT) adalah suatu konsep di mana bahan baku yang
digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau supplier tepat
pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat
(stocking cost). Just In Time (JIT) bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau
Persediaan merupakan salah satu aset paling mahal dan harus ada keseimbangan
antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen. Dari itulah timbul yang
namanya konsep just in time adalah suatu konsep dimana bahan baku yang
digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau supplier tepat
pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat
(stocking cost). Tujuan utama just in time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi
Pengiriman bahan baku oleh pemasok yang tepat waktu dan dalam jumlah
dapat dikurangi atau dieliminasi dan aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah dapat
penyimpanan, dan tenaga kerja yang jika ditumpuk hanya akan menimbulkan
pemborosan.
tenagakerja, ruang dan waktu produksi. Tujuan utama just in time adalah untuk
meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha
Penerapan JIT pada Roti Java Jaya kendari saat ini belum sepenuhnya
pemborosan biaya dan hal ini tentunya dapat mengurangi efektivitas dan efisiensi
biaya produksi. Penerapan metodeJust in time (JIT) pada Roti Java Jaya kendari
diharapkan dalam proses produksinya akan memiliki biaya yang rendah, harga jual
yang murah, kualitas yang baik, dan kemampuan ketepatan waktu pengiriman
kepada konsumen. Metode Just In Time merupakan suatu metode yang dapat
5
Roti java jaya merupakan merupakan salah satu perusahaan pengelola roti
yang melakukan kegiatan usahanya di kota kendari. Didirikan sejak tahun 2015,
perusahaan ini sekarang sudah semakin berkembang dan memiliki pabrik produksi
terdapat 3 pramuniaga yang bertugas untuk menjual produk dan melayani pelanggan.
morowali,morosi dan kendari bertujuan agar roti ini lebih dikenal masyarakat.
Roti java jaya adalah perusahaan perseorangan yang dimiliki oleh ibu Sukini
yang bertempat tinggal di jl. Durian wua-wua kota kendari, beliau memulai usaha
roti berawal dari bos nya yang langsung dari distributor jadi beliau adalah orang ke
tiga yang membuat roti . Jadi proses pengambilan barang sekarang lebih dari 6/7
karung lebih dari satu minggu baru bayar. Jika habis biasa beliau dikasih kebijakan
10 hari. Dan untuk yang sekarang secara rutin beliau memproduksi 24 kali
pengambilan 60 karung.
Roti java jaya adalah merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi
roti dengan berbagai rasa dengan bentuk yang sama, yaitu roti isi. Perusahaan ini
awalnya memproduksi dengan 6 variasi rasa yaitu rasa coklat, nenas, coklat kacang,
pandan, nangka, burger. Namun, saat ini telah bertambah menjadi 3 variasi rasa yaitu
6
coklat, susu dan nanas. Pada awal pendirian perusahaan, alat-alat yang digunakan
masih tradisional.
Usaha Roti Java Jaya merupakan salah satu industri yang memerlukan bahan
baku dalam kegiatan produksinya. Usaha roti ini memproduksi berbagai macam jenis
roti dengan bahan baku yang digunakan pada umumnya adalah tepung terigu dan
bahan penolong lainnya di sesuaikan dengan jenis roti tersebut. Bahan baku produksi
utama yang digunakan pada Rotti java jaya adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1.
Biasanya perusahaan ini melakukan pemesanan secara rutin setiap satu kali
dalam seminggu. Serta dengan adanya Covid-19 yang sekarang ini proses
Aktivitas Usaha Roti Java Jaya adalah bidang usaha indutri yang
memproduksi berbagai macam jenis roti yang pada umumnya menggunakan tepung
Dalam menjalankan proses produksinya pabrik Roti Java Jaya kendari sering
baku seperti tepung terigu dan bahan penolong disimpan dalam jangka waktu yang
lama dan terjadi penumpukan di gudang maka bukan tidak mungkin bahan baku
malah semakin cepat cuman kendala di BETA. Sementara itu karena harga bahan
baku yang terus naik,perusahaan berusaha menimbun bahan baku dengan membeli
bahan baku dalam jumlah yang cukup besar pada saat harga bahan baku murah.
Terkadang pabrik Roti Java Jaya kendari juga sering mengalami kekurangan bahan
pasarann dan kurangnya ketersediaan bahan baku diperusahaan untuk lebih jelasnya
Berdasarkan tabel diatas dapat perlu kita ketahui bahwa realisasi produksi
selama lima tahun menunjukan angka yang stabil bahkan cenderung ada kenaikan
namun jika dilihat dari presentase antara target dan realisasi menunjukan adanya
penurunan pada tahun 2017 presentase penurunan 66,6% yaitu target 300.000 pcs
realisasi sebesar 200.000 pcs. Pada tahun 2018 mempumyai angka kenaikan 75%,
tahun 2019 mempunyai kenaikan angka sebesar 80%, pada tahun 2020 mempunyai
kenaikan sebesar 83% dan tahun 2021 sebesar 85%. Untuk dapat mempertahankan
pengendalian bahan baku yang baik agar proses produksi dapat berjalan secara
Penerapan JIT pada Pabrik Roti Java Jaya belum sepenuhnya diterapkan
pemborosan biaya dan hal ini tentunya dapat mengurangi efektivitas dan efisiensi
biaya produksi. Penerapan metode Just in time (JIT) pada Roti Java Jaya diharapkan
dalam proses produksinya akan memiliki biaya yang rendah, harga jual yang murah,
kualitas yang baik, dan kemampuan ketepatan waktu pengiriman kepada konsumen.
Metode just in time merupakan suatu metode yang dapat mengefisiensikan biaya-
biaya yang berhubungan dengan biaya produksi tanpa harus menurunkan kualitas
produk.
memproduksi bahan baku, maka Pabrik Roti Java Jaya membuat beberapa perbaikan
untuk meningkatkan kualitas bahan baku yang diproduksi maka diterapkanlah system
just in time. Mulai dari peningkatan sumber daya manusia, proses pemesanan bahan
baku ke supplier, kualitas bahan baku yang di pesan, time line pemesanan bahan
perusahaan Pabrik Roti Java Jaya. Oleh karena itu, peneliti mengangkat sebuah judul
penelitian yakni ―Penerapan Metode Just In Time Dalam Menganalisis Biaya Bahan
masalah yang dihadapi oleh peneliti adalah “Apakah penerapan metode Just in Time
dalam evaluasi pengendalian Persediaan Bahan Baku yang dilakukan pada Pabrik ROTI
Java Jaya.‖
Baku dapat meningkatkan kinerja produktivitas dan efisiensi Biaya pada Pabrik
1.5.Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan
khususnya dalam ilmu manajemen, sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
b. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini sebagai referensi dan sumber data
metode just in time dalam menganalisis biaya bahan baku pada usahanya.
c. Bagi civitas akademi, diharapkan penelitian ini sebagai sumber pustaka dan
karya ilmiah untuk ilmu pengetahuan tentang penerapan metode just in time
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Persediaan
perusahaan yang secara kontinue diperoleh, diubah dan kemudian dijual kembali.
yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan
untuk proses produksi serta barang jadi atau produk yang disediakan untuk
katalain, persediaan dapat diartikan sebagai material yang berupa bahan baku, barang
setengah jadi, atau barang jadi yang disimpan dalam suatu tempat atau
lanjut.
yang normal dan dapat diperkirakan serta proses mengatur dan membimbing suatu
11
12
permintaan dan gangguan operasi. Permintaan ini meliputi persediaan bahan baku,
barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, persediaan bahan pembantu dan
komponen-komponen lain yang sering menjadi bagian dari barang keluaran produk
perusahaan.
diserahkan kepada pelanggan. Bahkan, persediaan adalah unsur yang aktif dalam
operasi perusahaan yang secara kontinu diperoleh, diubah kemudian dijual kembali
harus disiapkan, kapan persediaan tersebut ada dan berapa banyak jumlah pesanan
biaya persediaan.
persediaan yang dirancang guna mendapatkan barang secara tepat waktu. Persediaan
just in time mensyaratkan untuk menghapus kebutuhan persediaan karena tidak ada
Dalam sistem just in time ditujukan untuk menerapkan membeli persediaan barang
dicermati secara terus menerus karena kegiatan ini merupakan suatu hal selain
mengawasi juga meluruskan jika terjadi penyimpangan dari aturan yang telah
memastikan secara sistemik sesuatu yang berkaitan dengan persediaan terjadi secara
persediaan, yaitu:
1. Sistem Fisik (Periodik) Pada sistem fisik, harga pokok penjualan baru
dihitung dan dicatat pada akhir periode akuntansi. Cara yang dilakukan
Menurut Hansen & Mowen (2001:591), Just In Time (JIT) merupakan suatu
dari seluruh sistem dengan adanya permintaan, dan bukannya mendorong seluruh
Menurut (Agustina, dkk., 2007) secara garis besar Just In Time (JIT) ada dua
macam, yaitu Just In Time Purchasing dan Just In Time Production. Purchasing
adalah sistem pembelian barang dengan jumlah dan waktu yang tepat sehingga
barang tersebut dapat segera diterima untuk memenuhi permintaan atau untuk
Just In Time (JIT) merupakan sistem produksi yang komprehensif dan sistem
manajemen persediaan dimana bahan baku dibeli dan diproduksi sebanyak yang
dibutuhkan serta digunakan pada saat yang tepat dalam setiap proses produksi
Just In Time (JIT) dapat berarti banyak hal yang berbeda-beda bagi
menganggap Just In Time (JIT) adalah suatu pendekatan; bagi pihak lain JIT adalah
suatu metodologi, atau suatu filosofi, atau suatu konsep atau suatu strategi
Just In Time berarti dalam suatu rangkaian proses produksi, bahan baku,
bahan rakitan atau suku cadang yang diperlukan untuk perakitan tiba pada ujung lini
rakit pada waktu yang diperlukan dan hanya dalam jumlah yang diperlukan.
Perusahaan yang menerapkan konsep ini pada seluruh lini produksi dapat mendekati
16
persediaan nol. Dari sudut manajemen produksi, kondisi diatas adalah kondisi yang
sangat ideal. Oleh karena itu penerapan Just In Time dapat berhasil dijalankan,
bilamana proses produksi hanya menerima barang yang tepat pada saat diperlukan
dalam jumlah yang diperlukan. Setiap mata rantai dalam rangkaian Just In Time
Foster dan Horngren mengatakan bahwa Just In Time memiliki aspek dasar
yakni: semua aktivitas yang tidak mempunyai nilai tambah bagi produk dan jasa
dihilangkan karena
aktivitas-aktivitasnya.
Tujuan dari JIT adalah untuk mengahsilkan dan mengirimkan produk pada
saat akan dijual secara menguntungkan, dan untuk membeli bahan baku dan
1. Menurunkan jumlah persediaan dalam proses, barang yang dibeli dan barang
jadi.
3. Meningkatkan mutu dan mengurangi barang yang terbuang serta yang harus
dikerjakan ulang.
17
barang.
6. Arus produksi yang lebih lancar, semakin sedikit gangguan produksi yang
jumlah bahan rakitan yang tepat pada saat yang tepat pula. Kanban adalah selembar
kertas atau kartu yang berperan sebagai pemberi informasi yang menghubungkan
oleh Roti Java Jaya. Strategi ini kemudian banyak tersebar diberbagai kota-kota
besar terutama khususnya kota kendari Sulawesi tenggara. Tujuan utama dari
dengan mereduksi biaya dan meningkatkan kualitas. Sasaran dari strategi produksi
just in time (JIT) adalah reduksi biaya dan meningkatkan arus perputaran modal
18
dalam system industry. JIT harus dipandang sebagai suatu yang lebih luas daripada
keprihatinan industri-industri di Jepang. Pada saat itu Jepang merupakan negara yang
memiliki sumber daya alam yang terbatas, ketergantungan pada energi dan bahan
negara terdiri dari pegunungan). Hal ini menjadikan para produsen Jepang
negara-negara barat. Oleh karena itu, Jepang melakukan berbagai macam usaha
untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi dengan biaya produksi yang lebih
rendah dibandingkan negara lain sehingga produk Jepang menjadi sangat kompetitif
Menurut Hansen & Mowen (2005:478), Just In Time (JIT) memiliki dua
tujuan strategis, yaitu untuk meningkatkan laba dan untuk memperbaiki posisi
bersaing perusahaan. Kedua tujuan ini dapat dicapai dengan mengendalikan biaya
(yang memungkinkan persaingan harga yang lebih baik dan peningkatan laba),
(JIT) adalah ―untuk menghasilkan produk pada tingkat kualitas dan kuantitas yang
19
prima, melalui cara yang paling efisien dan ekonomis, serta tepat waktu yaitu pada
tingkat persediaan, yang berarti investasi yang lebih rendah dalam persediaan.
Karena sistem hanya memerlukan jumlah bahan terkecil yang dibutuhkan segera,
pemborosan dalam hal persediaan tidak terjadi serta pembelian dibawah just in time
memrlukan waktu pengiriman yang jauh lebih singkat, keandalan lead-time sangat
Untuk menghasilkan metode Just In Time (JIT) maka harus ada delapan
utamanya untuk memproduksi finished goods tepat waktu dan sebatas pada
20
jumlah yang ingin dikonsumsikan saja, untuk itu proses produksi akan
2. Produksi dalam jumlah kecil Produksi dilakukan dalam jumlah lot (lot size)
yang kecil untuk menghindari perencanaan dan jeda waktu yang kompleks
dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada. Semua pemakaian sumber-
sumber input (material, energi, jam kerja mesin atau orang, dan lain-lain)
tidak boleh melebihi batas minimal yang diperlukan untuk mencapai target
produksi.
merupakan tujuan dari aplikasi Just In Time (JIT) dalam sistem produksi.
Disini selalu diupayakan untuk mencapai kondisi ―Zero Defect‖ dengan cara
melakukan pengendalian secara total dalam setiap langkah proses yang ada.
21
mungkin.
Just In Time (JIT) dalam sistem produksi setiap pekerja akan diberi
apakah suatu aliran operasi bisa diteruskan atau harus dihentikan karena
kondisi yang tidak terduga, justru akan berubah menjadi waste bilamana tidak
segera digunakan. Begitu pula rekruitmen tenaga kerja dalam jumlah besar
secara tidak terkendali seperti halnya yang umum dijumpai dalam aktivitas
bentuk yang memberi kesan ketidak-pastian harus bisa dieliminasi dan harus
panjang. Dalam jangka pendek, ada kemungkinan aplikasi Just In Time (JIT)
22
Perbedaan mendasar antara sistem tradisional dan just in time terletak pada
pendekatan yang dilakukan pada tahap menengah dalam produksi. Sistem tradisional
dirancang untuk meminimalkan biaya produksi pada konponen tertentu. Sistem just
in time mengatur proses produksi untuk merespon secara langsung tuntutan dari
tahap produksi selanjutnya. Perbedaan ini bias disebut sebagai perbedaan antara
‗cost-pussh‘ dan ‗demand-pull‘. Strategi JIT umumnya lebih unggul kecuali kondisi
ekonomi dunia manufaktur yang terkait dengan sistem tradisional bersifat signifikan
Tabel 1.2.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 284), efisiensi adalah ketepatan
cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang waktu,
23
menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan tidak membuang waktu, tanaga,
biaya).
pencapaian output maksimum dari seperangkat sumber daya, yang terdiri dari atas
dua jenis efisiensi, yaitu efisiensi harga dan teknis. Efisiensi harga berhubungan
faktor produksi, yaitu input produksi yang dapat dikontrol perusahaan. Efisiensi
teknis berhubungan dengan sumber daya tetap dalam perusahaan, paling kurang
dalam jangka pendek, keberadaannya secara eksogen dan bagian dari lingkungan
yang tersedia.Bila efisiensi harga dan efisiensi teknis secara bersama terjadi, maka
Efisiensi merupakan hasil perbandingan antara output fisik dan input fisik.
Semakin tinggi rasio output terhadap input maka semakin tinggi tingkat efisiensi
yang dicapai. Efisiensi juga dapat dijelaskan sebagai pencapaian output maksimum
dari penggunaan sumber daya tertentu. Jika output yang dihasilkan lebih besar
daripada sumber daya yang digunakan maka semakin tinggi pula efisiensi yang
dicapai.
efisiensi merupakan rasio antara output dengan input atau dinyatakan dalam rumus
sebagai berikut:
E=
Dimana:
E = Efisiensi
I = Input (masukan/pendapatan)
Biaya yaitu penelitian yang dilakukan Tri Pujadi (2014) dengan Judul ―Model
bahan baku mengacu pada pengembangan sistem informasi berbasis objek dengan
sebagai berikut. Kegiatan diawali dengan melakukan analisis sistem informasi yang
kebutuhan informasi user dan interaksi user dengan fungsi sistem yang ada, sehingga
dapat dijadikan patokan untuk diusulkan perbaikan sistem ke arah yang lebih baik
dalam hal ketersediaan informasi maupun fungsi dari sistem itu sendiri. Berdasarkan
hasil penelitian dapat di simpulkan dengan adanya sistem pemesanan bahan baku
pencatatan keluar masuknya bahan baku dilakukan secara manual sehingga sering
kali stok fisik tidak sesuai dengan catatan stok. Setelah adanya sistem, maka stok
dapat dijaga keakuratan dan kelengkapannya. Sebab, stok bahan baku langsung di-
update setelah bahan baku keluar atau bahan baku masuk disimpan dalam database.
Dengan Menggunakan Metode Eoq Studi Kasus Pada Perusahaan Rokok Ketapang
Jaya Tanggulangin Sidoarjo‖. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian dilakukan dengan menggunakan data berupa kalimat tertulis atau lisan,
memenuhi kebutuhan. Maksudnya tidak sampai kehabisan bahan baku. Hal ini
bertujuan supaya perusahaan dapat mencapai target atau permintaan pelanggan tepat
waktu yang ditentukan. Karna selama ini Perusahaan Rokok Ketapang Jaya
Tanggulangin Sidoarjo mengalami masalah dalam kelebihan bahan baku. Hal ini
Metode EOQ, Safety Stock dan ROP dapat digunakan dalam perencanaan persediaan
bahan baku utama pada Perusahaan Rokok Ketapang Jaya Tanggulangin Sidoarjo
dengan baik dan efisien, karena terbukti bahwa dengan menerapkan metode tersebut,
Dan Sistem Produksi‖. Metode yang di guakan Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan sistem analisis kepustakaan, dengan cara mencari informasi yang
berhubungan dengan Just-In-time dari buku-buku, artikel, jurnal dan situs internet.
Hasil dari penelitian ini adalah Proses penerapan Just-In-Time dalam perusahaan
harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: mengedukasi dan melatih seluruh pihak
yang ada dalam perusahaan, menjadikan kualitas sebagai prioritas, menjadikan para
Kebijakan Pengendalian Persediaan Just in Time Komponen Produk Main Floor Side
27
yang dilakukan dengan cara observasi langsung ke PT. Gaya Motor dan melakukan
Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung ke gudang bahan baku
Daihatsu dan office logistic. Adapun untuk perhitungan biaya persediaan, dilakukan
dengan menggunakan metode continuous review dan metode periodic review. Dari
hasil analisis yang diperoleh, maka dibuat usulan perbaikan ada kedua metode
persediaan yang dapat diterapkan perusahaan, yaitu metode kanban supplier dan
metode two bin replenishment. Hasil dari penelitian ini dapat di temukan
diakibatkan dari kesalahan perhitungan jumlah kartu kanban supplier, alokasi safety
stock ekstra diluar kanban sebesar 0,5 hari (8 jam) yang tidak tepat guna dan
penelitian ini adalah deskriptif, di mana penelitian yang memiliki sifat deskriptif
yang menarik dalam situasi. Dengan hasil Just in Time tidak memiliki pengaruh
penerapan Just in Time hanya masih sebatas konsep hal ini dapat dilihat pada hasil
penelitian di mana pada secara rata-rata skor penerapan Just in Time baik secara
konsep maupun penggunaan tools lebih kecil bila dibandingkan dengan penerapan
konsep maupun penggunaan tools TQM. Mutiara Simbar Dkk 2014 Analisis
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kayu Cempaka Pada Industri Mebel Dengan
Menggunakan Metode Eoq (Studi Kasus Pada Ud. Batu Zaman) adapun Metode yg
Point (Titik Pemesanan Kembali), Perhitungan Total Biaya Persediaan Bahan Baku
(TIC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelian bahan baku kayu Cempaka
yang optimal menurut metode Economic Order Quantity selama periode tahun 2013
untuk setiap kali pesan lebih besar daripada yang dilakukan perusahaan. Pembelian
bahan baku optimal yang harus dilakukan perusahaan pada tahun 2013 adalah
sebesar 4,448 m³ dengan frekuensi pemesanan yang harus dilakukan adalah sebanyak
2 kali. Kuantitas persediaan pengaman (Safety Stock) yang harus tersedia digudang
adalah sebesar 0,24 m³ dan titik pemesanan kembali (Re Order Point) menurut
Arinna Pricilia Husain (2014) ―Analisis Varians Biaya Produksi Sebagai Alat
Untuk Mengukur Tingkat Efisiensi Biaya Produksi Pada Ud. Berkat Anugrah‖.
Metode yang diguankan penelitian adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari
biaya bahan baku, standar biaya tenaga kerja, dan standar overhead pabrik dengan
29
baku, tarif upah tenaga kerja serta penetapan standar tarif overhead pabrik.
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif . Hasil Dari penerapan Just in Time
diatas, maka dapat dapat diketahui nilai persediaan bahan baku CV. Megah Jaya
Karoseri pada tahun 2012 sesuai dengan hasil perhitungan secara tradisional sebesar
bahan baku pada tahun 2012 sebesar Rp 9.669.765.400, - sehingga ada efisiensi nilai
Terhadap Efisiensi Pengadaan Persediaan Bahan Baku Studi Kasus Pada CV Jawara
metode komparatif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk melihat dan
membandingkan pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya,
dalam hal ini variable Efisiensi Pengadaan Bahan Baku sebagai variable Dependen
dan variabel J.I.T sebagai variabel Independen. Hasil penelitianya adalah Saat Just in
persediaan Just in Time yang memberi efisiensi terbesar atas pengadaan bahan baku
CV Jawara Karsa Agusto, yaitu Rp 366.245.280 dalam satu tahun. Selain total nilai
30
efisiensi yang diberikan Just in Time lebih besar, subtotal elemen dari sepuluh bahan
penambahan efisiensi.
Kerangka Pikir
Hansen dan Mowen menyatakan bahwa Just in Time System adalah ―suatu
melalui sistem oleh permintaan yang ada, bukan didorong ke dalam sistem pada
kajian teori diatas mengenai Metode Just in Time dan efisiensi biaya peneliti dapat
METODE PENELITIAN
Objek penelitian didalam penelitian ini adalah sistem Just In Time sebagai
sendiri adalah sebagai salah satu bentuk research development dalam memperhatikan
keputusan-keputusan yang diambil oleh seorang manajer. Subjek yang akan diteliti
adalah Pabrik Roti Java Jaya Kendari. Hal tersebut didasarkan pada masalah yang
sedang dihadapi oleh Pabrik Roti Java Jaya Kendari dalam efisiensi biaya produksi.
Penelitian ini akan dilakukan di Pabrik Roti Java Jaya (Lorong Durian)
kendari,Sulawesi tenggara. Objek penelitian ini dipilih oleh peneliti, karena peneliti
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan November hingga bulan Desember 2021.
1. Data Primer.
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan cara
31
32
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui dokumentasi dari beberapa
kuantitatif, data tersebut meliputi data persediaan, data supplier, data biaya,
mana data dapat diperoleh‖. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empiric
pengumpulan data tertentu. Dan data sekunder diperoleh dari pihak lain
buletin, dsb). Sedangkan sumber data yang diperoleh dalam melakukan penelitian ini
1. Data Primer.
Jaya
2. Data Sekunder.
dikemukakan oleh para ahli serta kejadian-kejadian yang sedang terjadi baru-baru
ini.
yang dimaksudkan untuk memperoleh data primer yaitu data yang diperoleh
melalui :
Tanya jawab dengan pimpinan atau pihak yang berwenang atau bagian
yang diteliti.
Data yang akan diperoleh adalah berupa data laporan pada Pabrik Roti Java
Jaya tentang pengaruh dari system Just In Time, kemudian dihitung efisiensi biaya
produksinya dari beberapa indicator sebelum diuji semua asumsi dan hipotesisnya.
63
Untuk mengetahui pengaruh system Just In time terhadap efisiensi biaya produksi
maka teknik analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik uji
Metode analisis data pada penelitian ini menggukan Metode penelitian yang
Jenis data yang dikumpulkan penulis dalam penelitian ini dibagi dua yaitu:
Data Primer, yaitu data yang didapat dari sumber informasi pertama dari objek
secara langsung dalam bentuk catatan tentang situasi dan kejadian dan Data
Sekunder, yaitu data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak
pengumpul data primer atau pihak lain. Adapun sebagai sumber data sekunder adalah
pihak intern perusahaan yang menjadi objek penelitian maupun pihak ekstern.
63
data yang penulis lakukan adalah: Penelitian Kepustakaan dan Penelitian Lapangan.
yaitu untuk mengetahui sejauh mana penggunaan sistem persediaan just in time serta
adalah Penggunaan sistem persediaan just in time berpengaruh positif terhadap hasil
produksi.
sebagai berikut :
Just In Time.
Keterangan:
dan komponen biaya produksi yang terdiri dari efisiensi biaya bahan baku, efisiensi
1. Biaya persediaan
penelitian ini ada beberapa variabel yaitu: Menurut Handoko (1999) dalam
Jumlah kebutuhan bahan baku adalah banyak bahan baku yang diperlukan
memenuhi permintaan dari pembeli atau pasar dalam jangka waktu tertentu.
63
3. Lead time
Lead time adalah waktu tunggu bagi perusahaan sampai saat datangnya bahan
baku yang telah dipesan dan siap digunakan dalam proses produksi.
4. Safety stock
5. Pengendalian Persediaan
a. Fixed order size system, yang terdiri dari sistem perusahaan terus menerus
b. Fixed order quantity system, yang terdiri dari sistem periodik dan sistem
pergantian.
BAB IV
Bab ini menjelaskan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan serta
pembahasan sistem yang telah dibuat. Pembahasan dilakukan guna menjelaskan dan
Roti java jaya merupakan merupakan salah satu perusahaan pengelola roti
yang melakukan kegiatan usahanya di kota kendari. Didirikan sejak tahun 2015,
perusahaan ini sekarang sudah semakin berkembang dan memiliki pabrik produksi
dihasilkan , jenis roti 2000, roti 3000 dan roti 3500, perusahaan ini memiliki 5 cabang
menjual produk dan melayani pelanggan. Cabang outlet didirikan di berbagai daerah
terutama salah satunya daerah morowali,morosi dan kendari bertujuan agar roti ini
Roti java jaya adalah perusahaan perseorangan yang dimiliki oleh ibu Sukini
yang bertempat tinggal di jl. Durian wua-wua kota kendari, beliau memulai usaha
roti berawal dari bos nya yang langsung dari distributor jadi beliau adalah orang ke
62
63
tiga yang membuat roti . Jadi proses pengambilan barang sekarang lebih dari 6/7
karung lebih dari satu minggu baru bayar. Jika habis biasa beliau dikasih kebijakan
10 hari. Dan untuk yang sekarang secara rutin beliau memproduksi 24 kali
pengambilan 60 karung.
Roti java jaya adalah merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi
roti dengan berbagai rasa dengan bentuk yang sama, yaitu roti isi. Perusahaan ini.
awalnya memproduksi dengan 6 variasi rasa yaitu rasa coklat, nenas, coklat kacang,
pandan, nangka, burger. Namun, saat ini telah bertambah menjadi 3 variasi rasa yaitu
coklat, susu dan nanas. Pada awal pendirian perusahaan, alat-alat yang digunakan
masih tradisional.
tersaingi dengan BETA. BETA lebih canggih alatnya sehingga perusahaan ini kalah
bersaing. Sementara untuk penerimaan karyawan, kalau kurang karyawan itu biasa
lagi ramai kalau lagi sepi itu biasa di kurangi karena tidak mencapai target. Akan
tetapi, hal ini tidak berpengaruh kepada tingkat penjualan dan masih mampu
memenuhi omzet penjualan karena kualitas produk masih terjaga dengan baik.
pengangguran.
63
global.
internal yang penting dan merupakan salah satu fungsi dari manajemen perusahaan
antara bagian satu dengan bagian yang lainnya baik secara vertical maupun secara
Dengan adanya struktur organisasi yang baik, teratur, dan jelas di dalam suatu
usaha maka akan terlihat dengan jelas pula pembagian tugas, fungsi, wewenang dan
PIMPINAN
BAGIAN GUDANG
dengan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan, berikut ini uraian tugas dari
1. Pimpinan
pemilikan.
2. Gudang
ketersediaan barang yang ada pada saat itu untuk waktu yang akan datang.
3. Kasir
perusahaan dan kasir adalah sebagai tempat pelanggan atau pembeli membayar
barang belanjaannya.
4. Pemasaran
b. Mencari strategi baru dan tepat untuk memasarkan produknya sehingga dapat
5. Produksi
tenaga keja merupakan salah satu faktor yang dapat membantu dalam
pembuatan roti java jaya. Hal tersebut selain itu tenaga kerja juga dapat membantu
1. Rektutmen SDM
Rektutmen SDM pada pabrik ini roti java jaya berasal dari daerah terdekat
2. Tingkat pendidikan
penunjang aktifitas kerja yang dilakukan. Maka dari itu keterampilan dan
4. Penempatan karyawan
Jumlah karyawan yang dimiliki oleh pabrik roti java jaya berjumlah 10 orang
karyawan. pabrik roti java jaya memiliki 2 pekerja yang bertugas untuk
membuat atau mencampur bahan-bahan yang akan dibuat roti, 5 pekerja yang
betugas untuk membagi bagian-bagian roti yang sudah tercampur daan sudah
63
mengembang, 2 orang bertugas untuk memberikan varian rasa pada roti, dan
5. Waktu kerja
Waktu kerja yang dilakukan pada perusahaan pabrik roti java jaya adalah 9
jam kerja perhari. Waktu kerja dimulai pada pukul 08.00-17.00. dan waktu
Rantai produksi merupakan rangkaian kerja produksi mulai dari bahan baku
hingga menjadi menjadi produk jadi siap pasar. Adapun gambaran rantai produksi
pabrik roti java jaya adalah dapat dilihat pada gambar 4.2.1
1. Input
Input merupakan proses persiapan bahan baku yang akan dioalah menjadi
penerimaan, hingga penyimpanan bahan baku yang telah ada. Bahan baku
2. Proses
2) Pengolahan
Setelah bahan baku yang dibutuhkan siap, maka semua bahan akan diolah
atau di adon sehingga semua bercampur rata dan setelah tercampur maka
3) Cetak
4) Pemanggang
5) Kemasan
Pengemasan dilakukan setelah roti yang matang dalam kondisi tidak panas
(hangat). Setelah itu dilakukan pengemasan sesuai dengan varian rasa dan roti
6) Output
Output merupakan hasil dari input yang telah dibuat sehingga menghasilkan
produk yang diinginkan yaitu roti. Output dari usaha ini yaitu roti java jaya
Persediaan bahan baku pada usaha Roti Java Jaya berupa bahan baku mentah
dan bahan baku setengah jadi. Perolehan bahan baku pabrik Roti Java Jaya Bahan
baku yang dibutuhkan dalam usaha roti yaitu terigu, gula pasir, cokelat, mentega,
telur, nanas, ragi. Ada pun bahan baku mentah adalah terigu, gula pasir,ragi,
mentega, dan telur sedangkan bahan baku setengah jadi yaitu bahan baku cokelat dan
nanas.
Pada proses produk jadi Roti java jaya melakukan penjualannya diluar kota
Masalah yang dihadapi oleh Pabrik Roti Java Jaya adalah lebihnya bahan baku
yang dibuat saat menerima pesanan dari konsumen dengan tujuan menjualnya
kembali dan dapat pula menutupi pemesanan yang tiba-tiba terjadi. Namun bahan
baku yang tidak habis terjual pada hari yang di tetapkan maka roti java jaya tersebut
dapat menjual kembali di hari berikutnya tanpa ada yang rusak dan dibuang.
Jika terjadi kelebihan bahan baku pada saat pembuatan Roti Java Jaya tidak
menjadi masalah bagi perusahaan tersebut dikarenakan jebuhnya bahan baku yang
terpakai tidak menjadi masalah namun bahan baku tersebut ia gunakan pada hari
berikutya saat melakukan pembuatan Roti Java Jaya. Oleh karena itu tujuan bahan
baku yang tidak terpakai adalah untuk menutupi tambahan pesanan Roti Java Jaya
Pencatatan persediaan yang dilakukan dalam usaha Roti Java Jaya yaitu
pencatatan penggunaan bahan baku yang telah digunakan dan pencatatan sisa bahan
Karena penyediaan bahan baku, penyimpanan, dan penggunaan bahan baku tidak
dalam jangka waktu lama, maka regulasi penggunaanbahan disesuaikan. Jika terjadi
kelebihan stock pada bulan sebelumnya maka diterapkan sistem first in first out
(pertama masuk maka pertama keluar), artinya jika ada bahan baku lama yang belum
habis terpakai, sementara digudang telah masuk bahan baku baru, maka dalam proses
63
pembuatan roti, diutamakan menggunakan bahan baku yang lama setelah itu baru
Untuk pengiriman pesanan Roti Java Jaya ini secara langsung menggunakan
kurir yang siap diantar kekonsumen. Dan untuk biaya pengiriman secara langsung
tidak banyak memakan banyak biaya, tergantung sesuai jarak lokasi tertentu.
4.4 Persediaan Bahan Baku Roti Java Jaya Sebelum Penerapan J.I.T
tujuan yang sangat beragam. Salah satu yang terbesar ialah untuk meminimalisir
pengeluaran pembelian berlebihan atas pengadaan bahan baku. Dari hasil wawancara
yang dilakukan peneliti kepada Manajemen Produksi diketahui bahwa Roti Java Jaya
baku diserahkan kepada keungan dan Administrasi, belum ada sistem penjadwalan
pembelian bahan baku yang tetap. Selama ini belum pernah ada pengukuran tingkat
persediaan sangatlah penting terutama untuk perusahan pabrikasi seperi Roti Java
Jaya ini mengingat beragamnya persediaan yang dimiliki oleh perusahaan pabrikasi,
Beberapa resiko yang akan dihadapi ialah kurangnya persediaan saat perusahaan
63
akan melakukan produksi, atau besarnya biaya yang dikeluarkan akibat terlalu
Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan rata —rata pembelian bahan baku,
serta rata-rata jumlah dan nilai pemakaian bahan baku untuk pembuatan Roti Java
Ket :
a = Nama barang
b = Jumlah barang
d = Satuan
e = Harga
f = Jumlah harga
63
Tabel 4.4 Jumlah dan nilai pembelian bahan baku untuk pembuatan Roti java
Jaya
Ket :
a = Nama barang
b = Jumlah barang
d = Satuan
e = Harga
f = Jumlah harga
Dari data tersebut, dapat dihitung berapa biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian bahan baku dalam satu Tahun. (Lihat Tabel 4.3). Total pembelian yang
dilakukan untuk satu tahun mencapai Rp 12,845.000. Data ini didapat pada tahun
2021 di Roti Java Jaya. Diduga akan terdapat efisiensi yang lebih baik dalam
63
kelebihannya dan pada akhirnya penelitian ini akan berguna bagi perusahaan dimana
Dalam metode ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya
adalah :
b. Prediksi lama waktu pengiriman (diasumsikan barang tiba dalam hari yang
Sehingga dari hsail yang perlu diperhatikan tersebut, maka penulis mencoba
untuk menggambarkan pada tabel 4.4.1 tabel 4.4.2 dan tabel 4.4.3
63
Ket :
a = Nama barang
b = Persediaan awal
c = Pemakaian
d = Pemakaian—Persediaan awal
e = Persediaan Akhir
f = Hargaa satuan
g = Hargaa satuan x pembelian JIT
Ket :
a = Nama barang
b = Persediaan awal
c = Pemakaian
d = Pemakaian—Persediaan awal
e = Persediaan Akhir
f = Hargaa satuan
g = Hargaa satuan x pembelian JIT
No Nama saldo awal Pemakaia Pembelian Saldo akhir Harga satuan Total
barang n JIT pembelian
a b c d = (c-b) f g = (fxd)
1 Terigu 0 150 90 0 11.000 990.000
2 Gula pasir 0 30 22 0 16.000 352.000
3 Coklat 0 8,4 4,4 0 16.000 70,400
4 Mentega 0 9,4 3,9 0 18.000 70,200
5 Telur 0 55 39 0 2.500 97.500
6 Nanas 0 170 154 0 15.000 2.310.000
7 Ragi 0 500 440 0 7.500 3.300.000
Total 86.000 7.190.100
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya
Ket :
a = Nama barang
b = Persediaan awal
c = Pemakaian
d = Pemakaian—Persediaan awal
e = Persediaan Akhir
f = Hargaa satuan
g = Hargaa satuan x pembelian JIT
sehingga dapat disimpulkan untuk skedul pembelian bahan baku selama satu tahun
Total
Total
Nama Persediaa Pembelian Persediaan Harga pembelian
No pembelian
barang n awal JIT akhir satuan (Rp) tahun 2021
(Rp)
(Rp)
a b d = (c-b) f g = (fxd) h = (g.12)
1 Terigu 0 90 0 11.000 990.000 11.880.000
2 Gula pasir 0 22 0 16.000 352.000 4.224.000
3 Coklat 0 4,4 0 16.000 70,400 844.800
4 Mentega 0 3,9 0 18.000 70,200 842.400
5 Telur 0 39 0 2.500 97.500 1.170.000
6 Nanas 0 154 0 15.000 2.310.000 27.720.000
7 Ragi 0 440 0 7.500 3.300.000 39.600.000
Total 86.000 7.190.100 85.438.800
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya
Ket :
a = Nama barang
b = Persediaan awal
c = Pemakaian
d = Pemakaian—Persediaan awal
e = Persediaan Akhir
f = Hargaa satuan
g = Hargaa satuan x pembelian JIT
h = Total pembelian x 12 bulan
Nama Metode
No Metode JIT Efesiensi
barang perusahaan
a b c d = (b-c)
1 Terigu 60kg 90 -30kg
2 Gula pasir 50kg 22 28kg
3 Coklat 20kg 4,4 15.6kg
4 Mentega 45kg 3,9 6kg
5 Telur 55/rak 39 16 Rak
6 Nanas 5kg 154 -149kg
7 Ragi 1kg 440 -439kg
Jumlah Harga 8.091.900 7.190.100 901.800
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya
63
Ket :
a = Nama barang
b = Metode perusahaan
c = Metode JIT
d = Metode perusahaan – metode JIT
Dari tabel diatas dapat dilihat perbedaan yang cukup besar antara metode yang
Time (JIT) menggunakan zero inventory (bisa dianggap persediaan sama dengan
nol). Sehingga mengurangi pemborosan biaya pada pembelian bahan baku oleh
perusahaan dan dengan menggunakan metode Just In Time (JIT) relatif lebih
produksi.
4.5 Pembahasan
Penerapan Metode Just In Time (JIT) pada Roti Java Jaya Sangat
berpengaruh terhadap pengendalian bahan baku dari usaha pembuatan roti karena
yang lebih tinggi, hal ini disebabkan karena biaya-biaya yang tidak memberikan nilai
tambah pada produk akan dieliminasi dan dihilangkan karena merupakan suatu
bentuk pemborosan dan dapat merugikan perusahaan. Hal ini didasarkan pada
pengolahan data berdasarkan tabel 4.8 tentang perbandingan metode perusahaan dan
metode Just In Time (JIT) dengan tingkat efisiensi sebesar Rp 901.800 meskipun
tidak terlalu besar, mengingat perediaan awal yang dilakukan perusahaan relatif kecil
63
dan hanya berpengaruh pada nilai pembelian. Pada kebijakan persediaan berpatok
pada metode Just In Time (JIT) itu sendiri dengan menerapkan zero inventory.
Di sisi lain dengan menggunakan metode Just In Time (JIT) ini terdapat
peningkatan biaya, yaitu pada biaya bahan baku. Hal ini disebabkan selain karena
sebelumnya, penghematan dapat dilakukan sekitar Rp. 901.800 dari total biaya
Guna meningkatkan hubungan yang baik dengan konsumen, Usaha Roti Java
Jaya meningkatkan pelayanan dari segi waktu tunggu pemesanan (lead time) dengan
sebisa mungkin merespon cepat permintaan akan Roti Java Jaya dari konsumen.
Asumsi ketika terjadinya kerusakan bahan baku atau bahan baku yang
berlebih yang dikarenakan permintaan pasar akan Roti Java Jaya yang tidak menentu
yaitu :
a. Bahan baku yang rusak di ganti dengan bahan baku yang baru untuk
menutupi kekurangan bahan baku yang dibutuhkan. Hal ini berimbas pada
b. Ketika terjadi bahan baku yang tidak terpakai karena kurangnya pesanan
maka bahan baku yang tesisa menjadi persediaan pada hari berikutnya
Hal yang menjadi kelemahan dari metode Just In Time (JIT) adalah ketidak
mampuan Usaha Roti Java Jaya dalam pemenuhan pesanan yang sifatnya mendadak.
Agar lebih jelas, berikut rata-rata pembelian bahan baku, serta rata-rata jumlah dan
nilai pemakaian bahan baku untuk pembuatan Roti Java Jaya yang dilakukan Roti Java
Tabel 4.5.2.1 Rata-rata jumlah dan nilai pemakaian bahan baku roti java jaya
Nama
No Quantity Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)
barang
a b c d e = (b.d)
1 Terigu 20 kg 11.000 220.000
2 Gula pasir 3 kg 16.000 48.000
3 Coklat 4 kg 16.000 64.000
4 Mentega 4 kg 18.000 72.000
5 Telur 20 butir 2.500 50.000
6 Nanas 4 kg 15.000 60.000
7 Ragi 5 kg 7.500 37.500
Total 86.000 551.500
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya
Ket :
a = Nama barang
b = Quality
c = Satuan
d = Harga
e = Jumlah harga
63
Tabel 4.5.2.2 jumlah dan nilai pembelian bahan baku roti java jaya
Nama
No Quantity Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)
barang
a b c d e = (b.d)
1 Terigu 18 kg 11.000 198.000
2 Gula pasir 2 kg 16.000 32.000
3 Coklat 3 kg 16.000 48.000
4 Mentega 3 kg 18.000 54.000
5 Telur 15 butir 2.500 37.500
6 Nanas 3 kg 15.000 45.000
7 Ragi 3 kg 7.500 22.500
Total 86.000 437.000
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya
Ket :
a = Nama barang
b = Quality
c = Satuan
d = Harga
e = Jumlah harga
Tabel 4.5.2.3 Skedul Pembelian JIT Bulan Januari Minggu Pertama Hari Ke-3
Ket :
a = Nama barang
b = Persediaan awal
c = Pemakaian
d = Pemakaian JIT
e = Persediaan akhir
f = Harga satuan
g = Harga satuan x pembelian JIT
Tabel 4.5.2.3 Skedul Pembelian JIT Bulan februari Minggu Pertama Hari Ke-6
Ket :
a = Nama barang
b = Persediaan awal
c = Pemakaian
d = Pemakaian JIT
e = Persediaan akhir
f = Harga satuan
g = Harga satuan x pembelian JIT
63
Tabel 4.5.2.3 Skedul Pembelian JIT Bulan februari Minggu Pertama Hari Ke-9
Ket :
a = Nama barang
b = Persediaan awal
c = Pemakaian
d = Pemakaian JIT
e = Persediaan akhir
f = Harga satuan
g = Harga satuan x pembelian JIT
Tabel 4.5.2.2 jumlah dan nilai pembelian bahan baku roti java jaya
Nama Metode
No Metode JIT efesiensi
barang perusahaan
a b c d = (b-c)
1 Terigu 20kg 17kg 3kg
2 Gula pasir 3kg 1kg 2kg
3 Coklat 4kg 1kg 3kg
4 Mentega 4kg 1kg 3kg
5 Telur 20 butir 10 butir 10 butir
6 Nanas 4kg 1kg 3kg
7 Ragi 5kg 1kg 4kg
Jumlah Harga 551.500 437.000 507.800
Sumber : data yang diolah pabrik roti java jaya
63
Ket :
a = Nama barang
b = Metode perusahaan
c = Metode JIT
d = Metode perusahaan – metode JIT
Dari tabel diatas terlihat jelas perbedaan antara metode yang digunakan oleh
Perusahaan dengan metode Just In Time (JIT). Dimana pada metode Just In Time
(JIT) terlihat dapat mengurangi pemborosan biaya pada pembeliaan bahan baku
sebelunya- Dengan metode ini juga usaha Roti Sobek Bunda Agillah bisa
menjadikan pantokan dalam pengembangan usaha yang lebih besar, hal ini
dikarenakan dengan penggunaan metode Just In Time (JIT) lebih mudah dalam
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pabrik Roti Java Jaya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
jika dibandingkan ketika belum menggunakan metode lama. Hal ini terlihat
sangat jelas dari hasil data pengolahan terigu, gula pasir, coklat mentega, telur,
nanas, ragi dengan menggunakan aplikasi microscoff excel, yaitu sebesar Rp.
901.800.
B. Saran
Dari hasil analisa dan simpulan diatas, didapat beberapa saran antara lain:
bahan baku sesuai dengan rencana produksi, sehingga dapat mengurangi biaya
kualitas bahan baku, jumlah bahan baku, dan waktu pengiriman bahan baku,
kesepakatan dan fleksibilitas pengiriman dan kualitas bahan yang tinggi tersebut
62
63
penyimpanan.
waktu dalam pengiriman produk sesuai dengan penerapan metode Just in Time
Afandi, Tjetjep Yusuf, S. Pd, Efa Wahyu Prastyaningtyas, and M. Pd. 2019.
―Analisis Penerapan Just In Time Sebagai Alternatif Pengendalian Persediaan
Bahan Baku Untuk Efisiensi Biaya Pada Umkm Pia Latief Kediri Oleh :
SULISTRIANI Dibimbing Oleh : Surat Pernyataan Artikel Skripsi Tahun
2019.‖
Dahtiah, Neneng, and Setiawan. 2020. ―Metode Just In Time Sebagai Upaya Dalam
Meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan Bahan Baku‖ (Studi Kasus Pada
PT. Bintang Baru Sentosa).‖ Dinamika Akuntansi, Keuangan Dan Perbankan
9(2):177–88.
Dania, W. A. P., Effendi, U., & Anggasta, F. (2012). Aplikasi Just-In-Time pada
Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Kentang (Studi kasus di
Perusahaan Agronas Gizi Food Batu). Industria: Jurnal Teknologi dan
Manajemen Agroindustri, 1(1), 22-30.
Gustini, Tini, and Desi Efrianti. 2013. ―Peranan Penerapan Sistem Persediaan Just In
Time Terhadap Hasil Produksi ―Studi Kasus Pada Toko Grosir Sepatu Vileva
Bogor.‖ Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan 1(3):221–32. doi:
10.37641/jiakes.v1i3.247.
Purnamasari, Meika, Nurleli, and Epi Fitriah. 2021. ―Analisis Penerapan Just In
Time (JIT) Dalam Meningkatkan Efesiensi Biaya Produksi.‖ Jurnal Riset
Akuntansi 1(1):9–14. doi: 10.29313/jra.v1i1.52.
64
65
Saputro, Candra Dwi, and Bambang Suryono. 2014. ―Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
Vol. 3 No. 9 (2014).‖ Ilmu Dan Riset Akuntansi 3(9):1–19.
Umair, Afif Muh. 2018. ―Analisis Penerapan Metode Just In Time Dalam Upaya
Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada PT. Frigoglass Indonesia.‖
Zidane, Pada, and Meubel Palangka. 2021. ―Rina , Achmad Syamsudin , Deddy
Rakhmad Hidayat 3).‖ 2(1):64–72.
LAMPIRAN
Lampiran : 1
PEDOMAN WAWANCARA
b. Siapa yang pertama kali yang merencanakan ide ini untuk mendirikan suatu
perusahaan?
2. Objek perusahaan
3. Bagian personal
4. Struktur organisasi
b. Apa saja tanggung jawab yang didirikan pada bagian struktur organisasi
tersebut?
5. Bagian produksi
6. Bagian pemasaran
Proses wawancara
SD Negeri 18 Katobu dan lulus pada tahun 2011, kemudian melanjutkan pendidikan
ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Raha dan lulus pada
Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Raha dan lulus pada tahun 2017. Setelah lulus dari
SMA Negeri 1 Raha, penulis melanjutkan studi S1 pada tahun 2017 di Perguruan
Tinggi Negeri di Sulawesi Tenggara yaitu Universitas halu oleo dan mengambil