Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASPEK SOSIAL DAN BUDAYA MARITIM

MUH, FADRIANSYAH

M1B1 21 086

JURUSAN ILMU LINGKUNGAN

FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmatnya

dan hidayahNya sehingga kami bias menyelesaikan makalah yang berjudul “

ASPEK SOSIAL DAN BUDAYA MARITIM MASYARAKAT PESISIR”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin sesui

dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari

kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tehnik penulisan maupun tata bahasa.

Tetapi walaupun demikian kami sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini

meskipun tersusun sangat sederhana.Untuk itu kami meminta kerjasama antara

dosen dengan teman-teman agar dapat memberikan masukan yang bermanfaat

bagi kami demi tersusunnya makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terima

kasih kepada pihak tersebut diatas yang telah bersedia meluangkan waktunya

untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca pada

umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang

bersifat membangun.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Kendari, 22 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1.Latar Belakang .........................................................................................1


1.2.Rumusan Masalah ....................................................................................2
1.3.Tujuan Penelitian .....................................................................................2
1.4.Manfaat penulisan ....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3

2.1.Peradaban Maritim di Indonesia ..............................................................3


2.2.Sumber Daya Manusia .............................................................................5
2.3.Masyarakat Pesisir ...................................................................................4

BAB III PENUTUP ..................................................................................................13

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................13


3.2 Saran .........................................................................................................13

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas wilayah 5,8 juta per

segi dan panjang garis pantai 95.181 km, sudah sepatutnya Indonesia memiliki

strategi maritime yang baik. Hal tersebut mencakup aspek ekonomi, social,

budaya, politik, keamanan dan pertahanan. Jika di petakan belahan bumi lain, luas

wilayah nusantara sama dengan jarak antara Irak hingga Inggris ( Timur-Barat )

atau Jerman hingga Aljazair ( Utara-Selatan ). Letaknya yang seksi, di topang

sumber daya alam yang melimpah, membuat Negara-negara yang berkepentingan

tergoda menguasai kekayaan alam bumi khatulistiwa. Tak heran, ancaman dan

gangguan terus menerpa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam mengatasi tantangan tersebut, seluruh komponen bangsa harus segera

membangkitkan maritime domain awareness, atau kesadaran lingkungan

maritime. Hal itu dibutuhkan karena bangsa Indonesia sekarang tidak lagi

memiliki budaya bahari. Sehingga, perlu di bangun kembali upaya penyadaran.

Upaya ini harus sampai pada penyadaran efektif terhadap segala sesuatu yang

menyangkut lingkungan maritime merupakan hal vital bagi keamanan,

keselamatan, ekonomi dan lingkungan hidup bangsa Indonesia, serta menunjang

upaya menegakkan harga diri bangsa.

Dari aspek social dan budaya sejarah menunjukkkan bansa Indonesia pada

masa lalu memiliki pengaruh besar di wilayah Asia Tenggara. Terutama melalui

kekuatan maritime di bawah Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Tak heran,

1
wilayah laut Indonesia dengan luas dua pertiga Nusantara di warnai banyak

prguluman kehidupan di laut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada makalah ini yaitu

sebagai berikut:

1. Bagaimana Peradaban Maritim di Indonesia.

2. Bagaimana Keberadaan Sumber Daya Manusia Terhadap Aspek Sosial dan

Budaya Maritim.

3. Bagaimana Masyarakat Pesisir di Indonesia

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan yang ingin dicapai pada makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana Peradaban Maritim di Indonesia.

2. Bagaimana Keberadaan Sumber Daya Manusia Terhadap Aspek Sosial dan

Budaya Maritim.

3. Bagaimana Masyarakat Pesisir di Indonesia

1.4 Manfaat penulisan

Selain tujuan daripada penulisan makalah, perlu pula diketahui bersama

bahwa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan makalah ini

adalah dapat menambah khazanah keilmuan terutama di bidang hukum terutama

wawasan kemaritiman dan semoga keberadaan makalah ini dapat memberi

masukan bagi semua pihak.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERADABAN MARITIM DI INDONESIA

Sejarah mencatat bangsa Indonesia telah berlayar jauh dengan kapal bercadik.

Dengan alat navigasi seadanya, mereka telah mampu berlayar ke utara, lalu ke

barat memotong lautan Hindia hingga Madagaskar dan berlanjut ke timur hingga

pulau Paskah. Dengan kian ramainya arus pengangkutan komoditas perdagangan

melalui laut, mendorong munculnya kerajaan-kerajaan di Nusantara yang

bercorak Maritim dan memiliki armada laut yang besar. Memasuki masa kerajaan

Sriwijaya, Majapahit hingga Demak, Nusantara adalah Negara besar yang di

segani di kawasan Asia maupundi seluruh dunia. Sebagai kerajaan maritime yang

kuat di Asia Tenggara, Sriwijaya (683-1030 M) telah mendasarkan politik

kerajaannya pada penguasaan alur pelayaran dan jalur perdagangan serta

menguasai wilayah-wilayah strategis yang di gunakan sebagai pangkalan

kekuatan lautnya. Tidak hanya itu, ketangguhan maritime kita juga ditunjukkan

oleh Singasari di bawah pemerintahan Kertanegara pada abad ke-13. Dengan

kekuatan armada laut yang tiada tandingannya, pada tahun 1275 Kertanegara

mengirimkan ekspedisi bahari kekerajaan Melayu dan Campa untuk menjalin

persahabatan agar bersama-sama dapat menghambat gerak maju Kerajaan Mongol

ke Asia Tenggara. Tahun 1284, ia menaklukan Bali dalam ekspedisi laut ke timur.

Puncak kejayaan maritime Nusantara terjadi pada masa Kerajaan Majapahit

(1293-1478 M). Di bawah pimpinan Raden wijaya, Hayam wuruk dan Patih Gaja

Mada, Majapahit berhasil menguasai dan mempersatukan Nusantara.

3
Pengaruhnya bahkan sampai kenegara-negara asing seperti Siam, Ayuthia,

Lagor,Kamboja, Anam, India, Filipina dan Cina. Kilasan sejarah itu tentunya

memberikan gambaran betapa kerajaan-kerajaan di Nusantara dulu mampu

menyatukan wilayah nusantara dan di segani bangsa lain karena , paradigm

masyarakatnya yang mampu menciptakan visi Maritim sebagai utama dari

kemajuan budaya, ekonomi, politik dan sosial. Bukti kebesaran bangsa Indonesia

sebagaimana Negara maritime di ungkapkan ahli sejarah Universitas Indonesia,

Ali Akbar. Menurutnya, sejarah kekuatan maritime di tanah airsudah ada sejak

zaman dahulu, dan sentralnya berada di wiayah pesisir dan laut. Namun, banyak

juga kerajaan yang berdiri dan hidup di wilayah pedalaman. Misalnya, Banten

yang bias Berjaya selain karena di dalamnya kuat, juga tidak terlepas dari

kekuatan maritime. Menurut Ali Akbar yang menjabat sebagai Ketua Kajian

Pendirian M useum Maritim, dahulu sistim religi yang dianut sebagai kerajaan

tidak lepas dengan gunung dan dewa. Bahkan, dewa tertinggi mereka percaya ada

di ketinggian, yaitu gunung-gunung. Kehidupan religi zaman dulu sangat kuat.

Tapai, kemudian beberapa manusia menyadari, kehidupan itu bukan hanya religi,

harus ada interaksi dengan dunia luar. Terdapat banyak bukti-bukti prasejarah

dimana bangsa Indonesia adalah bangsa yang hebat di dunia maritim. Hal ini

dapat di buktikan dengan adanya lukisan perahu di dalam gua di Sulawesi.

Kehebatan pelaut-pelaut Indonesia dibuktikan dengan adanya perubahan

kebudayaan yang tadinya berorientasi pada daratan kemudian memiliki

kemampuan berlayar. Menurut Ali, di saat pelaut Yunani dan Cina Selatan datang

ke Indonesia pada periode 3000 sebelum masehi atau 5000 ribu tahun yang lalu

4
dan pelaut Belanda yang jago mengelola budaya maritim baru datang 400 tahun

sesudah masehi, bangsa Indonesia sudah lebih daulu berlayar keluar. Itu di

buktikan dengan adanya pelabuhan syahbandar. Bisa dikatakan bahwa karakter

maritim bangsa Indonesia sudah kuat sejak dahulu sebelum kebudayaan Eropa.

2.2 SUMBER DAYA MANUSIA

Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya alam yang

melimpah, bangsa Indonesia belum mampu memanfaatkan potensi yang

dimilikinya. Kondisi ini terjadi karena rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) di bidang maritim. Salah satunya, Indonesia masih kekurangan tenaga

pelaut. Krisis tenaga pelaut di Tanah Air hingga kini masih menjadi masalah

serius. Jumlah lulusan pendidikan tersebut belum seimbang dengan kebutuhan di

bidang pelayaran. Di sector angkatan laut minim tenaga pelaut. Para lulusan

pelaut tingkat perwira hamper 75% memilih bekerja di kapal asing atau

berbendera asing ketimbang mengabdikan diri untuk perusahaan pelayaran

nasional dengan alas an yang masuk akal yakni penghasilan yang lebih besar.

Kondisi ini seperti membuat miris dan menjadi perhatian penuh Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementrian Perhubungan. Lima

tahun kedepan, kebutuhan pelau nasional mencapai 43.806 atau 8.600 orang setiap

tahunnya, yang terdiri dari 18.774 pelaut kelas perwira dan 25.032 pelaut kelas

dasar. Namun, suplai pelaut saat ini di Tanah Air baru mencapai 3.000 orang

pertahun karena kapasitasnya yang belum mencukupi. Namun begitu, jumlah

tersebut bias segera bertambah dengan peningkatan jumlah sekolah yang akan di

5
realisasikan dua tahun mendatang. Rendahnya SDM bangsa ini karena focus

pembangunan pemerintah masih berrientasi pada sector darat atau agraris.

Pemerintah tidak berupaya mengubah arah pembangunan sesui kondisi geografis

yang dimiliki bangsa ini. Berpijak pada sejarah bangsa Indonesia yang pernah

Berjaya di masa Kerjaan Sriwijaya dan Majapahit menggambarkan bahwa

masyarakat ini maju sebagai Negara maritime, bukan Negara agraris. Selama ini

kebudayaan di Indonesia di konsep dengan format kebudayaan agraris, yang

cenderung terpaku pada alam,kekuatan adikodrati, feodalistik, yang membagi

masyarakat pada sastra-sastra kekuasaan.

2.3 MASYARAKAT PESISIR

2.3.1. PengertianMasyarakat

Menurut Soegianto, pesisir merupakan daerah pertemuan antara daratan dan

laut, kearah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang

masih di pengaruhi sifat sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan

perembesan air asin. Sedangkan kearah laut meliputi bagian laut yang masih di

pengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan

aliran air tawar, maupun yang di sebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti

penggundulan hutan dan pencemaran.

Menurut Harold J. Laski, masyarakat adalah suatau kelompok manusia yang

hidup dan bekerja sama untuk mencapai terkabulnya keinginan –keinginan

mereka bersama. Jadi dapa tdisimpulkan bahwa masyarakat adalah sekelompok

6
manusia yang saling berinteraksi dan saling berhubungan serta memiliki nilai-nilai

dan kepercayaan yang kuat untuk mencapai tujuan dalam hidupnya

2.3.2. Pengertian Pesisir

Menurut Peter L.Belger, masyarakat adalah keseluruhan kompleks hubungan

manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa

keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang membentuk satu kesatuan.

Sedangkan , Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup

bersama-sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan

yang khas yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya

pesisir.

Secara teoritis, masyarakat pesisir di definisikan sebagai masyarakat yang

tinggal dan melakukan aktifitas sosial ekonomi yang terkait dengan sumber daya

wilayah pesisir dan lautan. Dengan demikian, secara sempit masyarakat pesisir

memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan potensi dan kondisi sumber

daya pesisir dan lautan. Namun demikian, secara luas masyarakat pesisir dapat

pula di definisikan sebagai masyarakat yang tinggal secara spasial di wilayah

pesisir tanpa mempertimbangkan apakah mereka memiliki aktifitas sosial

ekonomi yang terkait dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan.

2.3.3 Karakteristik Masyarakat Pesisir

Ekonomi Lokal Sumber Daya Laut adalah potensi utama yang menggerakkan

kegiatan perekonomian desa. Secara umum kegiatan perekonomian tinggi

rendahnya produktifitas perikanan. Jika produktifitas tinggi, tingkat penghasilan

7
nelayan akan meningkat sehingga aya beli masyarakat yang semakin besar

nelayan juga akan meningkat. Sebaliknya, jika produktifitas rendah, tingkat

penghasilan nelayan akan menurun sehingga tingkat daya beli masyarakat

semakin rendah. Kondisi demikian sangat mempengaruhi kuat lemahnya kegiatan

perekonomian desa khususnya pada masyarakat pesisir.

2.3.4 Budaya Tradisi Sedeka h Laut Masyarakat Pesisir

Maksud dan tujuan pokok dari tradisi sedekah laut adalah memberikan

persembahan dan penghormatan yang berupa sesaji yang ditujukan kepada roh-

roh para leluhur dan penguasa laut yang dianggap telah menjaga dirinya dan bumi

pertiwi yang ditempati dalam keadaan aman, tentram, sejahtera jauh dari segala

macam persoalan-persoalan dan masalah.Nilai-nilai filosofis yang menarik untuk

dipelajari antara lain nilai solidaritas, etis, estetis, kultural, dan religius yang

terungkap dalam ekspresi simbolis dari upacara-upacara yang disajikan melalui

bentuk tari tarian, nyanyian, doa-doa, dan ritual-ritual lainnya. Pemahaman

terhadap nilai-nilai itudapat ditransformasikan dalam membangun kehidupan

masyarakat kelautan ketaraf yang lebih maju dan lebih baik-baik dari sisi

pendidikan, ekonomi maupun solidaritas sosial budaya.

Dalam konteks relasi sosial, lanjutnya, tradisi sedekah laut (nadran) dapat

meningkatkan persaudaraan antar warga desa yang selama ini tinggal di sekitar

pesisir, dan dikenal memiliki watak dan karakter yang keras. Larung Sesaji juga

merupakan salah satu kekayaan budaya dan estetika simbolis masyarakat yang

berakar pada nilai dan norma sosial kultural antara manusia dan Sang Pencipta

8
yang menyimpan nilai mulia. Larung Sesaji terus dilakukan setiap tahunnya guna

melestarikan budaya nenek moyang serta nilai-nilai spiritual yang telah ada sejak

dahulu dan hampir punah. Di dalam ritual Larung Sesaji juga tersimpan nilai-nilai

leluhur di dalamnya. Larung Sesaji juga merupakan bentuk selametan untuk

keselamatan dan keseimbangan terhadap alam.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas penulis dapat menarik beberapa kesimpulan

yaitu sebagai berikut:

1. Mengenai Peradaban Maritim di Indonesia Dari penjelasan di atasdapat di

simpulkan bahwa, bukti kebesaran bangsa Indonesia sebagai Negara maritime

yang kuat di ungkapkan oleh ahli sejarah dari Universitas Indonesia, Ali

Akbar. Menurutnya, sejarah kekuatan maritime di Tanah Air sudah ada sejak

zaman dahulu, dan sentralnya berada di wilayah pesisir dan laut. Namun,

namun banyak juga kerajaan yang berdiri dengan kerajaan maritimnya seprti

Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Selain itu ada juga kerajaan yang yang

berdiri dan hidup diwilayah pedalaman yaitu Kerajaan Banten selain

kekuasaannya di daratan juga memiliki maritime yang kuat.

2. Mengenai Sumber Daya Manusia Dapat di ambil kesimpulan, bahwa

Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar didunia dengan sumber daya

alam berlimpah, bangsa Indonesia belum mampu memanfaatkan potensi yang

dimilikinya. Kondisi ini terjadi karena rendahnya kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) di bidang maritime. Salah satunya Indonesia masih

kekurangan tenaga pelaut.

3. Mengenai Masyarakat Pesisir Masyarakat pesisir adalah sekumpulan

masyarakat yang hidup bersama-sama mendiami wilayah pesisir membentuk

10
dan memiliki kebudayaan yang khas yang terkait dengan ketergantungannya

pada pemanfaatan sumber daya pesisir.

3.2 Saran

Ditinjau dari sudut kepulauanya Indonesia mempunyai banyak gugusan

pulau-pulau mulai dari yang terkecil sampai terbesar. Maka dari itu pemerintah ,

terutama yang menjaga keutuhan NKRI ( TNI ) harus lebih teliti lagi menjaga

keutuhanya negara, dan tak lupa pula bahwa indonesia memiliki banyak potensi

kekayaan alamnya mulai dari sumber daya manusia maupun sumberdaya alamnya

yang melimpah ruah. Maka kita sebagai warga, masyarakat Indonesia mari kita

gunakan kekayaan ini untuk membangun bangsa dan negara. Akhirulqalam kami

dari tim kelompok (Vl) enam mengucapkan terimakasih banyak, lebih dan

kurangnya mohon di maafkan kiranya kami hanyalah manusia biasa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari :

Schrool, Pim. Sejarah Maritim Indonesia. Cet. Djambatan, 2003

Akbar, Muhammad Amin Idrus. Aspek sosial Budaya Masyarakat Pesisir. Jakarta,
1969.
Ali Akbar. Perekonomian dan Sumber Daya Laut. Cet, 2010.

Burger, D.H. 1980. Sejarah Sosiologis-Ekonomis Indonesia. Jakarta:


Prajnyaparamita. Koentjaraningrat. 1969.

12

Anda mungkin juga menyukai