Anda di halaman 1dari 89

LEMBAR PRASYARAT GELAR

ANALISIS PENGARUH CAPITAL GAIN DAN PEMBAGIAN DIVIDEN


TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM
(Studi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Listed Di Bursa Efek
Indonesia)

SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Program Studi Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mataram

Oleh :
Hari Yusman Hadi
A1B117067

PROGRAM STUDI SARJANA


UNIVERSITAS MATARAM
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH CAPITAL GAIN DAN PEMBAGIAN DIVIDEN
TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM
(Studi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Listed Di Bursa Efek
Indonesia)

Oleh:

NAMA : HARI YUSMAN HADI


NIM : A1B117067
JURUSAN : MANAJEMEN
Setelah membaca naskah skripsi ini dengan seksama, maka menurut pertimbangan
kami setelah memenuhi syarat untuk diuji

Menyetujui:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

5 Maret 2021

Drs. H. Budi Santoso, M.Com, Ph.D. Dr. I Nyoman Nugraha AP, SE., MM.
NIP.196007121986031002 NIP.197703182002121002
PENETAPAN TIM PENGUJI
Telah diuji pada
Tanggal………
TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Drs. H. Budi Santoso, M.Com, Ph.D


NIP.196007121986031002

Anggota:
1. Dr. I Nyoman Nugraha AP,SE., MM.
NIP.197703182002121002

2. Dr. Ni Ketut Surasni, M,Si


NIP.195801051987032001
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

Analisis Pengaruh Capital Gain dan Pembagian Dividen Terhadap Volume


Perdagangan Saham (Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Listed di Bursa
Efek Indonesia)

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal ……………….2021 adalah hasil


karya saya. Skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain
yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk kalimat atau
symbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis
lain, yangsaya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, tiru atau yang saya
ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan Universitas batal saya terima.

Mataram, ……………2021

Yang Memberi Pernyataan

Hari Yusman Hadi

A1B117067
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Karena limpahan rahmat dan hidayah-Nya
yang sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. H. Budi Santoso, M.com, Ph.D
selaku Pembimbing Ketua, atas waktu yang diberikan untuk bimbingan, masukan-
masukan serta saran yang diberikan juga dorongan untuk secepatnya
menyelesaikan skripsi ini.

Kepada Bapak Dr. I Nyoman Nugraha AP, SE., MM. selaku pembimbing
pendamping, saya berterimakasih atas segala masukan, saran dan penjelasan yang
diberikan dengan sangat sabar dan jelas.

Saya juga berterima kasih kepada berbagai pihak yang turut memberikan
sumbangan pikiran guna penyelesaian skripsi, dan turut membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung, yaitu :

1. Rektor Universitas Mataram, Prof. Dr. Lalu Husni, SH.,M.Hum atas


kesempatan, waktu, ijin yang diberikan untuk menempuh studi pada
Program studi sarjana ekonomi dan bisnis Universitas Mataram.
2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mataram, Bapak Dr. Muaidy Yasin,
MS atas kesempatan yang diberikan untuk menempuh studi pada Program
studi sarja (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram.
3. Ketua Jurusan atas kesempatan yang diberikan untuk menempuh studi
pada Program studi sarjana (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Mataram.
4. Dosen, staf administrasi, orang tua/wali dan seterusnya.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh capital gain dan
pembagian dividen terhadap trading volume activity serta mengatahui variabel
yang berpengaruh dominan terhadap trading volume activity. Pengujian dilakukan
pada 11 perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 – 2019
Teknik analisis data dalam penilitian ini menggunakan data panel (pooled data)
sehingga regresi dengan menggunakan data panel disebut model regresi data
panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Gain memiliki pengaruh
negatif terhadap trading volume activity, hal ini menunjukkan bahwa semakin
besar return dalam bentuk capital gain yang diterima oleh investor, akan semakin
rendah trading volume activity namun tidak berarti, sedangkan variabel
pembagian dividen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap trading
volume activivty, hal ini berarti bahwa semakin besar return dalam bentuk
pembagian dividen yang diterima oleh investor, akan semakin tinggi trading
volume activity.

Kata kunci: Capital gain, pembagian dividen, trading volume activity.


ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of capital gains and dividend distribution on
trading volume activity and to determine which variables have a dominant
influence on trading volume activity. Tests were carried out on 11 mining
companies on the Indonesia Stock Exchange in 2015 - 2019. The data analysis
technique in this study uses panel data (pooled data) so that regression using panel
data is called a panel data regression model. The results of this study indicate that
Capital Gain has a negative effect on trading volume activity, this indicates that
the greater the return in the form of capital gains received by investors, the lower
the trading volume activity is insignificant, while the dividend distribution
variable has a positive and significant effect. on trading volume activity, this
means that the greater the return in the form of dividends received by investors,
the higher the trading volume activity.

Keywords: Capital gain, dividend distribution, trading volume activity.


DAFTAR ISI

Halaman.
LEMBAR PRASYARAT GELAR...........................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
PENETAPAN TIM PENGUJI...............................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
ABSTRACT...........................................................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Identifikasi masalah...................................................................................6
1.3 Pembatasan Masalah.................................................................................6
1.4 Rumusan Masalah.....................................................................................6
1.5 Tujuan Penelitian.......................................................................................6
1.6 Manfaat Peneltian......................................................................................7
1.6.1 Manfaat Teoretis................................................................................7
1.6.2 Manfaat Praktis..................................................................................7
1.6.3 Manfaat Kebijakan.............................................................................7
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................8
2.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)................................................................8
2.2 Efficient Market Hypotesis (EMH)............................................................9
2.3 Behavioural Finance...............................................................................12
2.4 Volume Perdagangan saham...................................................................13
2.5 Return Saham..........................................................................................15
2.6 Dividen....................................................................................................16
2.4.1 Jenis jenis dividen............................................................................16
2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen..............................17
2.7 Penelitian Terdahulu................................................................................22
2.8 Kerangka Konseptual Penelitian.............................................................25
2.9 Pengembangan hipotesis.........................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................27
3.1 Jenis Penelitian........................................................................................27
3.2 Obyek dan waktu penelitian....................................................................27
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian..............................................................27
3.3.1 Populasi............................................................................................27
3.3.2 Sampel..............................................................................................27
3.4 Definisi Operasional Variabel.................................................................28
3.5 Prosedur pengambilan data.....................................................................30
3.6 Teknik analisis data.................................................................................30
3.6.1 Analisis deskriptif............................................................................31
3.6.2 Analisis Regresi Data Panel.............................................................31
3.6.3 Metode Pemilihan Model.................................................................34
3.6.4 Uji Normalitas..................................................................................36
3.6.5 Pengujian Terhadap Asumsi Klasik.................................................37
3.6.6 Pengujian Hipotesis..........................................................................38
BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan...........................................................41
4.1 Hasil Penelitian........................................................................................41
4.1.1 Data Penelitian.................................................................................41
4.1.2 Analisis statistic deskriptif...............................................................43
4.1.3 Analisis dan Hasil Penelitian...........................................................44
4.1.4 Pemilihan Model..............................................................................47
4.1.5 Uji Asumsi Klasik............................................................................50
4.1.6 Pengujian Hipotesis..........................................................................52
4.2 Pembahasan.............................................................................................57
4.2.1 Pengaruh Capital Gain Terhadap Trading Volume Activity...........57
4.2.2 Pengaruh Dividen Terhadap Trading Volume Activity...................59
4.3 Implikasi Penelitian.................................................................................60
BAB V Penutup.....................................................................................................62
5.1 Simpulan..................................................................................................62
5.2 Saran........................................................................................................62
5.3 Keterbatasan dan Arah Penelitian Kedepan............................................63
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................65
LAMPIRAN...........................................................................................................67
DAFTAR TABEL
Halaman.
Tabel 1 Data Deviden Per Share Emiten Pertambangan Periode 2015 - 2019......4
Table 2 Ringkasan Indeks Pasar Modal Industri Pertambangan Periode 2015 –
2019.........................................................................................................................5
Table 3 penelitian terdahulu..................................................................................22
Table 4 Kriteria Pengambilan Sampel..................................................................28
Table 5 Operasionalisasi Variabel........................................................................30
Table 6 Metode Pemilihan Model.........................................................................34
Table 7 Data Penelitian.........................................................................................42
Table 8 Statistik Deskriptif....................................................................................43
Table 9 Pendekatan Common Effect.....................................................................45
Table 10 Pendekatan Fixed Effect.........................................................................46
Table 11 Pendekatan Random Effect ....................................................................47
Table 12 Output Uji Chow.....................................................................................48
Table 13 Output Uji Lagrange Multiplier.............................................................49
Table 14 Uji Linieritas..........................................................................................51
Table 15 Uji Multikolinieritas Data......................................................................51
Table 16 Uji Autokorelasi Data.............................................................................51
Table 17 Uji Heterokedastisitas Data...................................................................52
Table 18 Model Terpilih Common Effect..............................................................53
Table 19 Output Uji t Model Common Effect........................................................54
Table 20 Output Uji F Model Common Effect......................................................56
Table 21 Output Uji R 2 Model Common Effect....................................................56
Y
DAFTAR GAMBAR
Halaman.
YGambar 1.1 Perkembangan Indeks Harga Saham dan Indeks Sektor
Pertambangan Periode 2015 - 2019
Gambar 2 Kerangka Konseptual...........................................................................21
Gambar 3 Uji Normalitas Data.............................................................................47
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman.
Lampiran 1 Data Penelitian..................................................................................67
Lampiran 2 Analisis Statistik Deskriptif................................................................68
Lampiran 3 Common Effect Model.......................................................................68
Lampiran 4 Fixed Effect Model.............................................................................69
Lampiran 5 random effect model...........................................................................69
Lampiran 6 Uji Chow............................................................................................70
Lampiran 7 Uji Lagrange......................................................................................71
Lampiran 8 Uji Normalitas...................................................................................71
Lampiran 9 Uji Linieritas......................................................................................72
Lampiran 10 Multikolinieritas...............................................................................73
Lampiran 11 Autokorelasi.....................................................................................73
Lampiran 12 heterokedastisitas.............................................................................73
Lampiran 13 Uji t..................................................................................................73
Lampiran 14 Uji F.................................................................................................74
Lampiran 15 Uji R.................................................................................................74
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal dalam arti sempit merupakan tempat para penjual dan
pembeli bertemu untuk melakukan transaksi, artinya pembeli dan penjual
langsung bertemu untuk melakukan transaksi dalam suatu lokasi
tertentu,sedangkan secara umum pasar modal merupakan suatu tempat
bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka
memperoleh modal., Dalam transaksi dipasar modal investor dapat langsung
meneliti dan menganalisis keuntungan masing-masing perusahaan yang
menawarkan modal, begitu mereka anggap menguntungkan dapat langsung
membeli dan menjualnya Kembali pada saat harga naik dalam pasar yang
sama[ CITATION Kas14 \l 1033 ]. Jadi dalam hal ini investor dapat pula menjadi
penjual kepada investor lainnya.
Perusahaan-perusahaan yang telah go public (istilah yang digunakan oleh
perusahaan yang telah menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat, sehingga
menjadi perusahaan terbuka, atau PT Tbk) biasanya mencatatkan (listing)
sahamnya di Bursa Efek Indonesia, sehingga masyarakat dapat melakukan
transaksi saham melalui Bursa [CITATION MSc09 \l 1033 ] Saham merupakan surat
berharga yang bersifat kepemilikan, artinya si pemilik saham merupakan pemilik
perusahaan[ CITATION Kas14 \l 1033 ] Saham mengindikasikan bila perusahaan bisa
dimiliki oleh setiap orang/pihak melalui kepemilikan saham yang ditawarkan oleh
perusahaan. Investasi dalam bentuk saham semakin popular. Investasi ini
menjanjikan imbalan (return saham) pada para pemegang sahamnya.
Ada dua keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham.
Keuntungan tersebut berupa capital gain dan dividen [ CITATION sun03 \l 1033 ].
Menurut [ CITATION Wiryawan \l 1033 ] Capital Gain adalah jumlah kelebihan harga
jual diatas harga beli saham. Saat investor membeli suatu saham pada harga
tertentu dan menjualnya pada saat harga bergerak naik, maka investor akan
mendapatkan keuntungan berupa capital gain keuntungan yang diperoleh dari
saham dikenal dengan nama dividen, pembagian dividen ditentukan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) [ CITATION Kas14 \l 1033 ]
Kedua keuntungan yang diterima oleh pemegang saham tersebut akan
berimbas pada jumlah volume perdagangan saham, terutama pada saat emiten
mengumumkan pembagian laba bersih yang akan didistribusikan kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen. Investor jangka panjang akan lebih
mengutamakan keuntungan dari pembagian dividen daripada mengharapkan
capital gain, sedangkan investor untuk jangka pendek lebih suka pada capital
gain dibandingkan dengan menerima dividen. Investor adalah pelaku pasar yang
menentukan pergerakan harga pasar dari kekuatan jual maupun beli, capital gain
dan dividen ialah suatu return yang akan diterima oleh para investor, hal ini juga
akan mempengaruhi volume perdagangan suatu saham.
Industri pertambangan merupakan industri yang berkonsentrasi pada
pengeksploitasi hasil bumi yang kemudian diolah untuk memperoleh nilai,
kemudian dijual untuk memperoleh laba yang diinginkan oleh manajemen
perusahaan. Perusahaan pertambangan cenderung diminati oleh para investor
dalam negeri maupun investor luar negeri, selain expected return yang tinggi,
beberapa emiten pertambangan dikenal royal membagikan laba bersih kepada
pemilik dalam bentuk dividen. Typical investor jangka panjang atau
menginvestasikan dana dalam kurun waktu 5 – 10 (long term) tahun tentu
mengharapkan expected return dari pembagian dividen, sedangkan type investor
yang menginvestasikan dana nya dalam waktu yang cenderung kurang dari 5tahun
biasanya akan cenderung mengharapkan capital gain dibandingkan dengan
pembagian dividen dan hal tersebut akan mempengaruhi volume perdagangan dari
suatu saham.
Gambar 1.1 Perkembangan Indeks Harga Saham dan Indeks Sektor Pertambangan Periode 2015 - 2019

Berdasarkan data pada gambar diatas menunjukkan, selama 5 tahun


terakhir (2015-2019) industri pertambangan memiliki pergerakan harga yang
cenderung bergerak menguat disetiap closing price setiap tahunnya. Menurut
Siahaan (2011) Volume pasar adalah bukti besarnya perhatian investor. Volume
adalah fungsi penawaran dan permintaan atas saham yang menunjukkan kekuatan
dan kelemahan pasar saham tertentu. Investor sangat berhasrat membeli atau
menjual berdasarkan daya serap terhadap volume saham yang diperdagangkan.
Sebagai rule, pasar dianggap kuat apabila volume perdagangan meningkat atau
dianggap lemah apabila volume menurun saat pasar lesu. Pada data statistik pasar
modal bahwa industri pertambangan selama 5 tahun terakhir mengalami kenaikan
sebesar 40,5%, ini menandakan bukti besarnya perhatian investor terhadap emiten
pertambangan dan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan statistik industri
pertambangan, volume perdagangan pada emiten pertambangan yang cenderung
menguat selama 5 tahun terakhir.
Tabel 1 Data Deviden Per Share Emiten Pertambangan Periode 2015 - 2019
Data Deviden Per Share (DPS)
Emiten Pertambangan
2015 - 2019
No. Emiten Deviden
2015 2016 2017 2018 2019
1 ADRO 30.24 41.08 61.64 98.56 54.74
2 BSSR 61.53 26.6 303.9773 371.765 57.3
3 ELSA 39.55602 10.28606 4.26 5.08 9.465
4 GEMS 6.76 38.22 214.2 142.8 96.75
5 ITMG 1397 494.88 2442.86 3260 2750
6 MBAP 81.05 106.4 305.718 570 160
7 MYOH 50.82 50.82 107.94 114.24 129.3
8 PTBA 324.57 289.73 285.5 285.5 339.631
9 RUIS 10 7.5 6 5 6
10 TINS 25.6977 4.092 10.14394 23.61059 23.61059
11 UNTR 796 583 675 976 1236

Sumber: Data sekunder diolah


Setiap pemegang saham berhak atas bagian laba yang dibagikan atau
deviden sesuai dengan proporsi kepemilikannya, jika perusahaan memperoleh
keuntungan[CITATION Erd17 \l 1033 ]. Dividen menyangkut masalah penggunaan
laba yang menjadi hak para pemegang saham atau apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan
guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Nilai suatu deviden tunai
sesuai dengan nilai tunai yang dibayarkan, sedangkan nilai dari deviden saham
dihitung dari rasio antara deviden per lembar saham (DPS) terhadap harga pasar
per lembar saham [ CITATION Nil15 \l 1033 ]
Terlihat dalam 5 tahun terakhir (2015 – 2019) pada data dividen dari
emiten pertambangan mengalami konsolidasi setiap tahunnya, beberapa emiten
pertambangan dikenal sebagai emiten yang royal membagikan dividen kepada
para pemegang sahamnya. Beberapa diantaranya juga lebih memilih keuntungan
digunakan untuk ekspansi usaha.
Table 2 Ringkasan Indeks Pasar Modal Industri Pertambangan Periode 2015 – 2019

RINGKASAN INDEKS PASAR MODAL INDONESIA


2015 - 2019
2015 2016 2017 2018 2019
Kode Indeks MINING MINING MINING MINING MINING
Sebelumnya 811.84 1385.753 1602.422 1748.841 1557.9
Tertinggi 815.563 1393.053 1609.385 1776.497 1564.284
Terendah 806.623 1380.811 1588.693 1735.986 1536.203
Penutupan 811.072 1384.706 1593.999 1776.497 1548.622
# Stock 43 43 43 47 50
Selisih -0.768 -1.047 -8.423 27.656 -9.278
Volume 373724017 1254491809 1156543053 1354433401 993820565
Nilai 123196096425 548042957218 540213714487 1073522160950 495729622080
Frekuensi 13948 18629 26910 29961 40975
Batas Pasar 161495018608086 285743853531121 338627688939816 401132539691699 359980365218398

Sumber: Data Sekunder diolah


Volume perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang
diperdagangkan secara harian dalam kurun waktu tertentu [ CITATION Pro17 \l
1033 ]. Terlihat pada data ringkasan indeks pasar modal industry pertambangan
terjadinya fluktuasi dalam volume perdagangan, hal ini disebabkan karena jumlah
transaksi yang terjadi. Volume Perdagangan dapat digunakan sebagai alat untuk
menganalisis pergerakan suatu saham karena volume perdagangan sebenarnya
menggambarkan pertemuan antara supply dan demand transaksi saham. Volume
perdagangan dapat digunakan untuk mengkonfirmasi apakah suatu trend akan berlanjut
ataukah terjadi pembalikan arah. Kegiatan volume perdagangan yang sangat tinggi di
bursa ditafsirkan sebagai tanda pasar yang akan membaik. Peningkatan Volume
perdagangan diikuti dengan peningkatan harga saham merupakan gejala yang makin kuat
akan kondisi bullish.
Pada dasarnya, keuntungan yang diperoleh oleh pemegang saham akan
berimbas pada perdagangan saham yang meningkat. Sehingga dapat diartikan bila
keuntungan yang diperoleh dari investasi saham yang berupa capital gain dan
dividen akan menaikkan volume perdagangan saham (liquiditas saham).
Penelitian tentang Capital gain berpengaruh terhadap volume perdagangan saham
yang dilakukan oleh [ CITATION Wiryawan \l 1033 ] menemukan jika Capital Gain
mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap perubahan volume perdagangan di
Bursa Efek Jakarta daripada dividen dan penelitian yang dilakukan [CITATION
Yuf19 \l 1033 ] variabel capital gain berpengaruh signifikan positif terhadap volume
perdagangan saham. Penelitian yang dilakukan oleh [CITATION Amr19 \l 1033 ]
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh perbedaan hasil antara pengaruh dividen
announcements terhadap TVA dimana pada tahun 2015, 2016 dan 2017.
penelitian telah dilakukan berulang kali namun hasilnya pun berbeda-beda
(inkonsisten)

1.2 Identifikasi masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat di identifikasi permasalahan
sebagai berikut :

1. Capital Gain selama 5 tahun terakhir (2015-2019) industri pertambangan


memiliki pergerakan harga yang cenderung bergerak menguat disetiap
closing price setiap tahunnya, dimana hal ini menunjukkan bahwa
permintaan pada saham emiten pertambangan yang meningkat.
2. Dividen dalam 5 tahun terakhir (2015 – 2019) pada data dividen dari
emiten pertambangan mengalami konsolidasi setiap tahunnya
3. Volume perdagangan selama 5tahun terakhir (2015 – 2019) terjadi
fluktuasi dalam volume perdagangan, hal ini disebabkan karena jumlah
transaksi yang terjadi dalam suatu periode.
4. Terdapat hasil yang inkonsisten (berbeda) pada penelitian terdahulu
(Research Gap).
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh capital gain, dan
pembagian dividen terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan
industry pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode penelitian 2015 – 2019.
1.4 Rumusan Masalah
1 Adakah pengaruh capital gain, dan pembagian dividen terhadap volume
perdagangan saham perusahaan pertambangan yang listed di bursa efek
indonesia?
2 Manakah diantara capital gain dan pembagian dividen yang memiliki
pengaruh yang paling dominan??
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh capital gain, dan pembagian
dividen terhadap volume perdagangan saham, serta mengetahui variabel yang
paling dominan.

1.6 Manfaat Peneltian


1.6.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian dapat memberikan manfaat dalam memberikan
pemahaman yang mendalam dari teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini
1.6.2 Manfaat Praktis
Ditujukan kepada investor, pelaku pasar, manajer serta penelitian
berikutnya hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi informasi dan
bahan refrensi meskipun dengan skala sangat kecil bagi pihak yang
berkepentingan serta dapat bermanfaat sebagai kajian atau sekaligus sebagai
sumber refrensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
1.6.3 Manfaat Kebijakan
Ditujukan kepada perusahaan (emiten) yang menerbitkan saham hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai pembuat kebijakan
untuk kepentingan publik.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)
Isyarat atau signal adalah suatu Tindakan yang diambil perusahaan untuk
memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang
prospek perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Informasi
yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting, karena
pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi
tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya
menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik keadaan masa lalu, saat ini
maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan
bagaimana efeknya pada perusahaan [CITATION BRI061 \l 1033 ]
Berikut ini adalah bebrapa definisi Teori Sinyal menurut para ahli
Bird In The Hand Theory
Teori bird in the hand adalah salah satu teori dalam kebijakan dividen, teori
ini dikembangkan oleh Myron Gordon (1956) dan John Lintner (1962). Gordon
dan Lintner menyatakan bahwa investor lebih menyukai dividen tunai daripada
dijanjikan adanya imbal hasil atas investasi (capital gain) di masa yang akan
datang, karena menerima dividen tunai merupakan bentuk dari kepastian yang
berarti mengurangi risiko. Dalam teori ini menjelaskan bahwa investor
menghendaki pembayaran dividen yang tinggi dari keuntungan perusahaan sesuai
tujuan investor yaitu mena namkan sahamnya untuk mendapatkan dividen,
investor tidak ingin berinvestasi di perusahaan jika penerimaan dividen dalam
jangka waktu yang lama. Investor akan bersedia membayar harga yang lebih
tinggi untuk perusahaan yang membayar dividen saat ini. Harapan pembayaran
dividen saat ini terjadi karena ada anggapan bahwa mendapat dividen saat ini
resikonya lebih kecil daripada mendapat capital gain di yang akan datang
meskipun capital gain di masa mendatang dapat memberikan pengembalian yang
lebih tinggi dari pada dividen saat ini, selain resiko juga adanya ketidakpastian
tentang arus kas perusahaan di masa depan[CITATION Atm08 \l 1033 ].
Signalling theori menjelaskan mengapa perusahaan mempuyai dorongan
untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan
perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara
perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai
perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan
kreditor). Kurangya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan meyebabkan
mereka melindungi diri mereka dengan mmberikan harga yang rendah untuk
perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi
informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah
dengan memberikan sinyal pada pihak luar.
Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah
menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan
dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal
buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi
investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.
Pengumuman informasi akuntasi memberikan sinyal bahwa perusahaan
mempuyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor
tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan
bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham.

2.2 Efficient Market Hypotesis (EMH)


Pasar modal dikatakan efisien salah satunya jika harga saham
mencerminkan keseluruhan dari informasi yang tersedia dipasar. Keseluruhan
informasi harus tersedia bagi investor, untuk mengetahui segala sesuatu tentang
perusahaan dan saham perusahaan. Konsep efficient market hypothesis pertama
kali dikemukakan oleh fama (1970) yang pada intinya menyatakan bahwa di pasar
yang efisien,surat berharga berupa obligasi konversi akan selalu diperdagangkan
pada nilai wajarnya (fair value) sehingga tidak seorang pun mampu memperoleh
imbal hasil yang tidak normal (abnormal return), setelah disesuaikan dengan
risiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Dengan kata lain,
harga yang terbentuk di pasar merupakan hasil refleksi dari seluruh informasi
yang tersedia.
Fama (1970) melakukan penyesuaian atas konsep EMH dengan didukung oleh
bukti empiris dan mengelompokkan efisiensi pasar kedalam tiga bentuk, yaitu :

a. The Weak Efficient Market Hypotesis


Efisiensi pasar dikatakan lemah (weak-form) karena dalam proses
pengambilan keputusan jual beli saham investor menggunakan data harga
dan volume masa lalu. Berdasarkan harga dan volume masa lalu itu
berbagai model analisis teknis digunakan untuk menentukan arah harga
apakah akan naik atau akan turun.
Asumsi yang ada pada hipotesis ini adalah, bahwa harga pasar telah
mencerminkan keuangan yang lalu dan data-data berupa harga dan volume
perdagangan dimasa lalu, seharusnya tidak berhubungan dengan keuangan
yang akan datang. Jadi investor tidak bisa memperoleh sedikit keuntungan
dengan menggunakan trading rules berdasarkan pada informasi masa lalu
yang terdapat di pasar modal.
b. The Semistrong Efficient Market Hypotesis
Efisiensi pasar dikatakan setengah kuat (semistrong-form) dalam proses
pengambilan keputusan jual-beli saham investor menggunakan data harga
masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang dipublikasikan
seperti laporan keuangan, laporan tahunan, pengumuman bursa, informasi
peristiwa hukum, peristiwa social, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi
perekonomian nasional.
Asumsi yang ada pada hipotesis ini adalahm bahwa pada saat investor
mengambil keputusan setelah informasi baru dipublikasikan seharusnya
tidak memperoleh keuntungan abnormal karena harga saham telah
mencerminkan seluruh infromasi yang telah dipublikasikan. Harga saham
akan bereaksi dengen cepat dan akurat menyesuaikan ketingkat harga yang
baru Ketika informasi public diumumkan.
c. The Strong Efficient Market Hypotesis
Efisisensi dikatakan kuat (strong-form) karena investor menggunakan data
yang lebih lengkap, yaitu harga masa lalu, volume masa lalu, informasi
yang dipublikasikan, dan informasi privat yang tidak dipublikasikan secara
umum. Kondisi dimana harga saham tidak hanya mencerminkan informasi
yang tidak dipublikasikan yang dikenal dengan insider information karena
yang mempunyai informasi tersebut adalah pihak yang berada dalam
perusahaan. Sehingga tidak ada investor yang memperoleh abnormal
karena antara investor dan pihak perusahaan memiliki informasi yang
sama.

Ada beberapa kondisi yang harus terpenuhi untuk tercapainya pasar yang
efisien yaitu [ CITATION Has15 \l 1033 ] :

a. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan


profit. Investor-investor tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar dengan
menganalisis, menilai dan melakukan perdagangan.
b. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama
dengan cara yang murah dan mudah.
c. Informasi yang terjadi bersifat acak, artinya setiap pengumuman yang
terjadi bersifat bebas dan tidak dipengaruhi oleh pengumuman yang lain.
d. Investor bereaksi cepat terhadap informasi baru sehingga harga sekuritas
akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat informasi
tersebut.

Perubahan harga dalam suatu pasar yang kompetitif ditentukan oleh besar
kecilnya permintaan serta penawaran. Apbila suatu informasi terbaru masuk ke
pasar yang berhubungan dengan suatu aktiva, informasi ini akan digunakan
menganalisis dan menginterpretasikan nilai dari aktiva bersangkutan. Harga
merupakan cerminan dari adanya informasi yang diperoleh pelaku pasar secara
menyeluruh, sehingga apabila harga memiliki kandungan informasi maka dapat
dikatakan harga yang terbentuk sepenuhnya mencerminan system informasi.

Inti dari teori EMH adalah jika informasi tidak terhambat dan tercermin
dalam harga saham dipasar, maka harga saham esok hari akan mencerminkan
informasi dan berita esok hari dan tidak berhubungan dengan harga saham hari
ini. Implikasi dari teori Efficient Market Hypotesis (EMH) adalah tidak ada
seorang investor pun yang dapat memperoleh imbal hasil yang abnormal
(abnormal return) kecuali terdapat gap antara informasi yang ada dan efisiensi di
pasar saham. Pada akhirnya, jika suatu pasar tidak efisien, mekanisme harga yang
ada tidak dapat menjamin alokasi modal yang efisien di dalam perekonomian
yang berdampak negative terhadap ekonomi secara agregat.

2.3 Behavioural Finance


Pada awalnya, investor melakukan investasi hanya melihat dari prospek
investasi, tingkat pengembalian ataupun risiko yang diperoleh saja, tetapi faktor
psikologi juga menentukan investasi. Adanya faktor psikologi tersebut
mempengaruhi berinvestasi dari hasil yang akan dicapai. Oleh karenanya, analisis
berinvestasi yang menggunakan ilmu psikologi dan ilmu keuangan dikenal
dengan tingkah laku atau perilaku keuangan (behavioural finance).

Menurut riciardi dan simon (2000) behavioural finance mencoba


menjelaskan dan meningkatkan pemahaman tentang pola-pola dari alasan investor
termasuk aspek emosional dan derajat dari aspek tersebut dalam mempengaruhi
proses pengambilan keputusan. Secara lebih spesifik behavioural finance
mencoba mencari jawaban atas what, why dan how keuangan dan investasi dari
sudut pandang manusia.

Ricciardi dan simon (2000) membagi tiga kelompok individu yang


memiliki kepentingan baik secara langsung/tidak langsung terhadap behavioural
finance :

a. Individual, yang terdiri dari small investor, portofolio manager, pension


board
b. Group, yang terdiri dari investor reksadana (portofolio)
c. Organization, misalnya financial institution, non-profit organization –
universities

Shefrin (2000) mendefinisikan behavioural finance adalah studi yang


mempelajari bagaimana fenomena psikologi mempengaruhi tingkah laku
keuangannya. Tingkah laku dari para pemain saham tersebut dimana shefrin
(2000) menyatakan tingkah laku para praktisi.
Nofsinger (2001) mendefinisikan perilaku keuangan yaitu mempelajari
bagaimana manusia secara actual berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan.
Khususnya, mempelajari bagaimana psikologi mempengaruhi keputusan
keuangan, perusahaan dan pasar keuangan. Pada konsep yang diuraikan secara
jelas menyatakan bahwa perilaku keuangan merupakan sebuah pendekatan yang
menjelaskan bagaimana manusia melakukan investasi atau berhubungan dengan
keuangan dipengaruhi oleh faktor psikologi.

Teori perilaku keuangan dapat diartikan sebagai aplikasi ilmu psikologi


dalam disiplin ilmu keuangan. Perilaku keuangan merupakan analisis berinvestasi
yang menggunakan ilmu psikologi dan ilmu keuangan, yaitu suatu pendekatan
yang menjelaskan bagaimana manusia (investor) melakukan investasi atau
berhubungan dengan keuangan dipengaruhi oleh 8 faktor psikologi. Perilaku
keuangan bermaksud untuk memamahmi perilaku investor dalam mengambil
keputusan investasi dan bertindak di pasar modal yang akan berpengaruh pada
market performance.

Behavioural finance merupakan pendekatan baru untuk pasar keuangan


yang telah muncul dalam menanggapi kesulitan yang dihadapi oleh paradigma
tradisional. Dalam arti luas, ia berargumen bahwa beberapa fenomena keuangan
dapat dipahami dengan lebih baik menggunakan model di mana beberapa agen
tidak sepenuhnya rasional.

Untuk menjelaskan anomaly dalam fenomena pasar uang dan pasar modal,
maka peneliti keuangan mulai mengkaitkan fenomena yang ada dengan aspek
perilaku (behavioural finance). Selama tahun 1990-an, behavioural finance
muncul ke permukaan sejalan dengan tuntutan perkembangan dunia bisnis dan
akademik yang mulai menyingkap adanya aspek atau unsur perilaku dalam proses
pengambilan keputusan keuangan atau investasi. Hal ini banyak diinspirasi oleh
meningkatnya peran perilaku sebagai salah satu penentu dalam menentukan buy
and sell sekuritas.
2.4 Volume Perdagangan saham
Volume perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang
diperdagangkan secara harian dalam kurun waktu tertentu [ CITATION Pro17 \l
1033 ]. Volume (disebut dengan “Vol” atau “Penjualan”) dari saham yang
diperdagangkan sehari sebelumnya. Pada umumnya dicantumkan dalam kutipan
harga saham. Volume tersebut dikutip per seratus saham. Bagi perusahaan besar
sudah biasa jika volume perdagangan sahamnya mencapai 1 juta lembar dalam
sehari.
Menurut [ CITATION Abd00 \l 1033 ] volume perdagangan saham merupakan
salah satu indikator yang digunakan dalam analisis teknikal pada penilaian harga
saham dan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar
modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume
perdagangan saham di pasar. Oleh karena itu, perusahaan yang berpotensi tumbuh
dapat berfungsi sebagai berita baik dan pasar seharusnya bereaksi positif.
Menurut Tandelilin, keputusan analisis teknikal dalam menjual atau
membeli saham didasari oleh data-data harga dan volume perdagangan saham di
masa lalu. Volume perdagangan saham merupakan penjumlahan dari setiap
transaksi yang terjadi di bursa pada waktu tertentu atas saham tertentu. Volume
perdagangan juga merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh
terhadap pergerakan saham. Volume perdagangan yang besar menunjukkan suatu
saham yang aktif yang artinya sedang digemari oleh investor.
Aktivitas perdagangan saham dapat dilihat melalui indikator volume
perdagangan (trading volume activity). Volume Perdagangan dapat digunakan
sebagai alat untuk menganalisis pergerakan suatu saham karena volume
perdagangan sebenarnya menggambarkan pertemuan antara supply dan demand
transaksi saham. Volume perdagangan dapat digunakan untuk mengkonfirmasi
apakah suatu trend akan berlanjut ataukah terjadi pembalikan arah. Kegiatan
volume perdagangan yang sangat tinggi di bursa ditafsirkan sebagai tanda pasar
yang akan membaik. Peningkatan Volume perdagangan diikuti dengan
peningkatan harga saham merupakan gejala yang makin kuat akan kondisi bullish.
Jika volume perdagangan besar maka saham tersebut sangat diminati oleh banyak
investor. Kecenderungan investor yang tertarik pada saham memberikan return
saham tinggi walau berisiko. Menurut Chordia Saham yang aktif diperdagangkan
sudah pasti memiliki volume perdagangan yang besar dan saham dengan volume
besar akan menghasilkan return saham yang tinggi.

2.5 Return Saham


Salah satu tujuan investor berinvestasi adalah mendapatkan return. Tanpa
adanya tingkat keuntungan yang dinikmati suatu investasi, tentunya investor tidak
akan melakukan investasi.
Menurut [ CITATION Wiryawan \l 1033 ] dalam jurnalnya Capital Gain
adalah jumlah kelebihan harga jual diatas harga beli saham. Saat investor membeli
suatu saham pada harga tertentu dan menjualnya pada saat harga bergerak naik,
maka investor akan mendapatkan keuntungan berupa capital gain.
Menurut Eduardis Tendelilin (2010:102) menyatakan bahwa : ”Salah satu
faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas
keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya ”.
Menurut Suad Husnan (2002:303) menyatakan bahwa: ”Sekuritas (saham)
merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang
memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan
organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang
memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya”.
Marzuki Usman (2008:58) menyatakan bahwa : “Variasi tingkat
pengembalian saham disebabkan dari penilaian pada kinerja perusahaan. Semua
persepsi yang positif terhadap kinerja perusahaan akan membawa harga saham ke
tingkat yang lebih tinggi dari semula. Hal ini disebabkan oleh karena saham
tersebut memberikan return yang optimal. Sebaliknya jika ternyata membuat
persepsi yang negatif bagi investor, maka harga saham akan bergerak ke arah
yang lebih rendah dari sebelumnya.”
Menurut Mohamad Samsul (2006:202) menyatakan bahwa : “Pendapatan
yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Menghitung return
total suatu investasi dengan menjumlahkan yield dan capital gain/loss yang
diperoleh dari suatu investasi.”
Return saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat
berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum
terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang [ CITATION Pro17 \l
1033 ]
2.6 Dividen
Setiap pemegang saham berhak atas bagian laba yang dibagikan atau
deviden sesuai dengan proporsi kepemilikannya, jika perusahaan memperoleh
keuntungan[CITATION Erd17 \l 1033 ].
Dividen menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak para
pemegang saham atau apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan
kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan guna pembiayaan investasi
di masa yang akan datang. Nilai suatu deviden tunai sesuai dengan nilai tunai
yang dibayarkan, sedangkan nilai dari deviden saham dihitung dari rasio antara
deviden per lembar saham (DPS) terhadap harga pasar per lembar saham
[ CITATION Nil15 \l 1033 ]
2.4.1 Jenis jenis dividen
Ada dua jenis dividen yang sering digunakan yaitu :
1. Dividen tunai, Metode pembayaran dividen ini paling sering dipergunakan
sebagaicara pembagian keuntungan. Dibayarkan secara tunai dan dikenai
pajak sesuai dengan tahun pengeluarannya. Agak berbeda dengan di
Amerika Serikat yang menyatakan bahwa keputusan untuk membagi
dividen berada di tangan board of directors, di Indonesia keputusan untuk
dividen pada dasarnya berada ditangan Rapat Umum Pemegang Saham
atau RUPS sesuai dengan 14 UU No. 1 tahun 1995, pasal 62 ayat 1 dan 2
2. Dividen Saham, Metode pembayaran dividen dalam bentuk saham kepada
para pemilik saham. Dividen saham sejatinya merupakan penyusunan
kembali modal perusahaan atau rekapitalisasi perusahaan, sedangkan
perbandingan kepemilikan perusahaan tidak mengalami perubahan
[CITATION Sar10 \l 1033 ]. Metode ini cukup sering dilakukan dan
dibayarkan dalam bentuk saham tambahan, biasanya dengan
memperhatikan perbandingan jumlah saham yang dimiliki. Metode
pembayaran dividen ini tidak dikenai pajak. Dividen saham juga
menimbulkan peningkatan jumlah saham tetapi harga yang lebih rendah
untuk setiap lembar sahamnya. Contohnya, untuk setiap 100 saham yang
dimiliki investor, investor menerima 5 saham tambahan
2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut [ CITATION Hor98 \l 1033 ] ada beberapa hal yang mempengaruhi
kebijakan dividen. Hal ini telah diteliti oleh Sujata (2009: 32-35), yang dalam
beberapa hal pendapat mereka bisa saling mengisi satu sama lain. Secara umum
hal – hal yang mempengaruhi kebijakan dividen bisa dirinci sebagi berikut
adalah :
1. Undang-undang : Walaupun beberapa undang-undang dan keputusan
pengadilan yang mengatur kebijakan dividen sangat rumit sifatnya, tetapi
isinya dapat diringkas. Undang-undang perseroan terbatas menyatakan
bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik laba saat ini ataupun berasal
dari laba tahun lalu pada pos laba ditahan di neraca. Peraturan
pemerintah menitikberatkan peraturan tentang dividen ini pada tiga hal:
peraturan laba bersih, larangan pengurangan modal (capital impairment
rule), dan peratuaran tentang kepailitan (insolvency rule). Peraturan laba
bersih mengatur bahwa, dividen bisa bersumber dari laba saat ini atau
laba tahun lalu. Larangan pengurangan modal ini bertujuan untuk
melindungi para pemberi kredit. Larangan untuk membayar dividen
dengan mengurangi modal berarti membagi modal suatu perusahaan dan
bukan membagikan laba. Sedangkan peraturan tentang kepailitan
mengaturkan perusahaan untuk tidak membayar dividen pada saat
perusahaan sedang pailit. Pailit adalah kondisi kinerja keuangan
perusahaan dimana karena kewajiban perusahaan lebih besar dari
aktivanya. Membayarkan dividen dalam keadaan pailit seperti ini berarti
memberikan kepada pemegang saham sejumlah dana yang sebenarnya
merupakan milik pemberi kredit. Undang-undang kepailitan sangat
penting karena merupakan kerangka dalam merumuskan kebijakan
dividen sebuah perusahaan. Tetapi, dalam batasan-batasan tersebut,
kinerja keuangan perusahaan dan perekonomian tetap mempunyai
pengaruh yang besar pada kebijakan dividen.
2. Posisi Likuiditas, Likuiditas adalah rasio keuangan antara aktiva lancar
dengan hutang lancar. Laba ditahan ditujukan untuk diinvestasikan
kedalam aktiva yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha perusahaan.
Laba ditahan dari tahun-tahun buku sebelumnya sudah diinvestasikan
pada pabrik dan peralatan, persediaan dan aktiva lainnya, jadi laba
tersebut tidak disimpan dalam bentuk kas. Oleh karena itu meskipun
sebuah perusahaan membukukan sejumlah laba, perusahaan mungkin
tidak dapat membayar dividen tunai karena keadaan likuiditas. Pada
perusahaan yang sedang berkembang, walaupun membukukan sejumlah
keuntungan yang relatif besar, perusahaan berkembang mempunyai
kebutuhan dana yang sangat mendesak untuk aktivitas usaha sehari-
harinya. Keadaan perusahaan seperti ini, membuat perusahaan
memutuskan untuk tidak membayar dividen.
3. Kebutuhan untuk melunasi hutang, ketika perusahaan mengambil
keputusan pendanaan untuk membiayai keputusan investasinya,
perusahaan tersebut dihadapkan pada dua alternatif. Alternatif pertama,
perusahaan dapat membayar hutang sebagai akibat keputusan
pendanaannya pada saat jatuh temponya atau menggantikannya dengan
jenis surat berharga yang lain. Jika keputusannya adalah membayar
hutang yang telah jatuh tempo tersebut, maka manajer memerlukan
cadangan laba.
4. Larangan dalam Perjanjian Hutang, dalam perjanjian hutang, khususnya
pada hutang yang merupakan hutang jangka panjang, seringkali dibuat
perjanjian yang membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen tunai. Perjanjian ini hakikatnya dibuat untuk melindungi
kedudukan kreditur. Bunyi perjanjiannya biasanya mengatakan bahwa,
dividen pada masa yang akan datang dibayar dari laba yang diperoleh
sesudah penandatanganan perjanjian hutang dan dividen tidak dapat
dibayarkan apabila modal kerja bersih berada di bawah jumlah yang telah
ditentukan dalam perjanjian tersebut. Hal ini juga terdapat pada
perjanjian saham preferen yang biasanya menyatakan bahwa dividen
tunai dari saham biasa tidak dapat dibayarkan terkecuali semua dividen
saham preferen sudah dibayar terlebih dahulu.
5. Tingkat Ekspansi Aktiva, berkembangnya sebuah perusahaan akan makin
membutuhkan biaya yang besar pula. Jika pendanaan di masa depan
meningkat perusahaan akan memutuskan untuk menahan laba dari pada
membayarkan dividen perusahannya. Ketika perusahaan memutuskan
untuk mencari pendanaan eksternal, maka sumber-sumber yang paling
mudah adalah berasal dari pemegang saham saat itu yang tentu saja lebih
mengetahui keadaan perusahaan dari pada pihak eksternal lainnya. Akan
tetapi jika laba dibayarkan sebagai dividen yang pasti kemudian dikenai
pajak penghasilan pribadi yang tinggi. Hal ini akan membuat hanya
tersisa sebagian sisanya untuk berinvestasi lagi. Perluasan usaha
perusahaan bisa diartikan sebagai upaya perluasan usaha intern dan
maupun ekstern [CITATION Set95 \l 1033 ].
6. Tingkat Laba, merupakan tingkat pengembalian atas aktiva yang telah
diinvestasikan, sehingga diharapkan akan menentukan pilihan relatif
untuk membagikan laba tersebut dalam bentuk dividen pada pemilik
saham atau menggunakannya kembali di perusahaan tersebut. Tingkat
keuntungan yang diperoleh perusahaan atas investasinya bisa menjadi
pertimbangan positif maupun negatif untuk membagikan dividen atau
menentukan laba ditahan untuk keperluan perusahaan dalam jangka
panjang. Jika terjadi tingkat keuntungan yang tinggi, tentu akan lebih
mudah menyisihkan sebagian keuntungan untuk dibagikan berupa
dividen pada para pemilik saham. Sedangkan jika terjadi tingkat
keuntungan perusahaan yang rendah akan memperkecil kemungkinan
untuk dapat membagikan dividen pada para pemilik perusahaan
[CITATION Set95 \l 1033 ]
7. Stabilitas Laba, Tidak semua perusahaan mampu menjaga stabilitas
labanya dari masa-kemasa. Bahkan sudah menjadi klausa umum bahwa
laba dan pertumbuhan perusahaan dimasa depan sulit untuk diprediksi.
Hal ini dikarenakan banyaknya variabel yang mempengaruhi laba dan
pertumbuhan perusahaan. Jika laba perusahaan relatif stabil tetap ataupun
terus meningkat, tentu perusahaan akan lebih mudah menentukan besaran
dividen. Hal ini karena investor tentu lebih menyukai deviden yang terus
meningkat atau setidaknya mudah diprediksi. Sehingga perusahaan
cenderung untuk juga kenyal dalam menentukan kebijakan dividen.
8. Peluang ke Pasar Modal, pada perusaan besar dan telah berjalan dengan
baik tentu saja memiliki kemudahan dalam mengakses pasar dari pada
perusaan yang lebih kecil dan belum mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat investor. Karena pada perusahaan yang besar mempunyai
catatan profitabilitas dan stabilitas laba sehingga investor lebih mudah
untuk melakukan prediksi pada laba dan pertumbuhan perusahaan dimasa
depan. Sedangkan pada perusahaan kecil tanpa data yang cukup akan
lebih banyak mengandung resiko bagi penanam modal potensial.
Sehingga kemampuan perusahaan kecil untuk menaikkan modalnya atau
pendanaan eksternal akan terbatas. Hal ini akan berakibat perusahaan
perusahaan kecil seperti ini harus membuat keputusan laba ditahan lebih
besar untuk membiayai operasinya. Oleh karena itu perusahaan besar
akan bercenderungan untuk memberi dividen yield yang lebih besar
daripada perusahaan kecil.
9. Kendali, variabel ini telah menjadi pertimbangan para pemilik saham
sejak lama. Sumber pembiayaan akan berpengaruh pada perimbangan
kendali atas perusahaan. Pelibatan pendanaan eksternal yang lebih besar
akan mengakibatkan menurunnya kendali para pemilik saham pada saat
ini. Dilain pihak jika pendanaan internal yang lebih besar, maka para
pemilik saham saat ini bisa mempertahankan kendalinya. Perjanjian
hutang biasanya akan berisi larangan-larangan tertentu dari kreditor yang
bertujuan untuk melindungi pinjamannya. Begitu juga pada penerbitan
saham baru yang akan berakibat pada berbaginya kendali perusahan dari
para pemilik lama dengan para pemilik saham baru perusahaan. Pada saat
yang sama sumber pendanaan internal juga akan meningkatkan resiko
yang harus ditanggung oleh para pemilik [ CITATION Wah06 \l 1033 ]
10. Posisi Pemegang Saham sebagai Pembayar Pajak, Posisi pemilik
perusahaan sebagai pembayar pajak sangat mempengaruhi keinginannya
untuk memperoleh dividen. Misalnya, suatu perusahaan yang dipegang
hanya oleh beberapa pembayar pajak dalam golongan berpendapatan
tinggi, cenderung untuk membayar dividen yang rendah. Pemilik
memilih untuk mengambil pendapatan mereka dalam bentuk peningkatan
modal daripada dividen, karena dividen akan terkena pajak penghasilan
pribadi yang lebih tinggi. Perbedaan besarnya pajak bagi masing-masing
pemilik saham tentu akan menjadi preferensi dalam mendukung atau
tidak mendukung pembagian dividen. Konflik kepentingan ini terjadi
ketika para pemilik yang dikenai tarif pajak tinggi tentu akan lebih
menyukai tidak dibagikannya dividen dari pada para pemilik yang
dikenai tarif pajak rendah.
Pada umumnya pembayaran dividen dilakukan secar tunai. Keputusan
pembayaran dividen di Indonesia berbeda dengan di Amerika Serikat yang
menyatakan bahwa keputusan pembagian dividen berada di tangan board of
directors. Di Indonesia keputusan pembagian dividen melalui Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) berdasarkan UU No 1 Tahun 1995, pasal 62 ayat 1 dan
2. Apabila RUPS telah memutuskan untuk membagikan dividen, maka tanggal
tersebut merupakan declaration date. [CITATION NIL14 \l 1033 ]
Teori kebijakan dividen
1. Dividen Tidak Relevan
Dikemukakan oleh Miler dan Modigliani (1961) dalam [CITATION NIL14 \l
1033 ] berpendapat bahwa di dalam kondisi bahwa keputusan investasi
yang given, pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran
pemegang saham, lebih lanjut MM berpendapat bahwa nilai perusahaan
ditentukan oleh earning power dari aset perusahaan
2. Bird-in-the Hand Theory
Dikemukakan oleh Gordon dan linner (1956, 1963) beranggapan bahwa
investor memandang satu burung di tangan lebih berharga dari pada seribu
burung diudara. Beliau juga berpendapat bahwa kemungkinan capital
gains yang diharapkan adalah lebih risikonya dibanding dengan dividend
yield yang pasti.
3. Tax Preference Theory
Dikemukakan oleh Lizenberger dan Ramaswamy (1979) investor lebih
suka untuk menerima capital gain yang tinggi dibanding dengan dividen
tinggi. Dengan kata lain investor menghendaki perusahaan untuk menahan
laba setelah pajak dan dipergunakan untuk pembiayaan investasi dari pada
pembayaran dividen dalam bentuk kas.

2.7 Penelitian Terdahulu

Table 3 penelitian terdahulu

No Peneliti Alat Analisis Hasil


1 [ CITATION Wiryawan \l 1033 ] Pengamatan Capital Gain
terhadap variabel mempunyai
kegiatan pengaruh yang
perdagangan lebih kuat
dilakukan untuk terhadap
melihat pengaruh perubahan
antara deviden volume
dan capital gain perdagangan di
dengan volume Bursa Efek
perdagangan Jakarta daripada
saham. Untuk dividen
kegiatan
perdagangan
saham dapat
dilihat melalui
indikator aktivitas
volume
perdagangan
(Trading Volume
Activity) dengan
menggunakan
regresi
2 [CITATION Yuf19 \l 1033 ] Data yang Hasil dalam
dibutuhkan penelitian ini
mengenai capital menunjukkan
gain, pembagian bahwa capital
dividen, dan gain berpengaruh
volume signifikan positif
perdagangan terhadap trading
saham perusahaan volume activty.
perusahaan
keuangan yang
terdaftar di BEI
tahun 2009-2012.
Data ini diperoleh
dari Indonesian
Capital Market
Directory
(ICMD) dan
laporan keuangan
tahunan di situs
Bursa Efek
Indonesia maupun
Indonesian
Central Securities
Depository. Alat
analisis yang
digunakan adalah
uji asumsi klasik
dan regresi linier
berganda
3 [CITATION Amr19 \l 1033 ] Berdasarkan data Berdasarkan hasil
penelitian ini pengujian
berjenis diperoleh
kuantitatif dan perbedaan hasil
berdasarkan cara antara pengaruh
memperoleh dividen
penelitian ini announcements
berdata sekunder terhadap TVA
dengan data dimana pada
panel. Data tahun 2015, 2016
diperoleh dari dan 2017 tidak
website idx, terdapat
yahoo finance, perbedaan yang
website resmi signifikan antara
perusahaan yang sebelum
menjadi objek pengumuman dan
penelitian dan sesudah
Bank Indonesia pengumuman
dividen.
Sedangkan hasil
pengujian di
tahun 2018
ditemukan adanya
perbedaan yang
signifikan antara
sebelum dan
sesudah
pengumuman
dividen.

Untuk mendukung permasalahan terhadap bahasan, dalam penelitian ini


yang mengacu pada berbagai literature dan penelitian terdahulu (prior research)
yang masih relevan terhadap masalah yang menjadi obyek penelitian saat ini.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kode etik dalam penelitian ilmiah maka sangat
diperlukan eksplorasi terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang relevan.
Tujuannya adalah untuk menegaskan penelitian, posisi penelitian dan sebagai
teori pendukung guna menyusun konsep berpikir dalam penelitian.
Berdasarkan hasil eksplorasi terhadap penelitian-penelitian terdahulu,
dalam penelitian ini menemukan beberapa penelitian terdahulu yang relevan
dengan penelitian ini. Meskipun terdapat keterkaitan pembahasan, penelitian ini
masih sangat berbeda dengan penelitian terdahulu.
2.8 Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual merupakan hubungan logis dari landasan teori dan
kajian empiris. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tingkat
eksplansi asosiatif kausal. [ CITATION Sug15 \l 1033 ] Pendekatan kuantitatif
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau
sampel tertentu yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Kerangka konseptual dalam penelitian ini disajikan pada gambar 2.1

Gambar 2 Kerangka Konseptual

Capital Gain
( x 1) Trading Volume
Activity (TVA)
(Y)
Dividen
( x 2)

Dalam penelitian ini variabel berhubungan secara asimetris suatu variabel


mempengaruhi variabel lain. Dua variabel yaitu variabel bebas (Independen)
dengan variabel terikat (Dependen) dengan simbol X dan Y biasanya dikaitkan
dengan analisis hubungan kausal (hubungan sebab akibat).

2.9 Pengembangan hipotesis


1. Pengaruh capital gain terhadap trading volume activity
Return saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat
berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum
terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang [ CITATION Pro17 \l
1033 ]
Dikemukakan oleh Lizenberger dan Ramaswamy (1979) investor lebih
suka untuk menerima capital gain yang tinggi dibanding dengan dividen tinggi.
Dengan kata lain investor menghendaki perusahaan untuk menahan laba setelah
pajak dan dipergunakan untuk pembiayaan investasi dari pada pembayaran
dividen dalam bentuk kas. Capital gain berpengaruh terhadap volume
perdagangan saham, penelitian yang dilakukan oleh [ CITATION Wiryawan \l 1033 ]
menemukan jika Capital Gain mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap
perubahan volume perdagangan di Bursa Efek Jakarta daripada dividen dan
penelitian yang dilakukan [CITATION Yuf19 \l 1033 ] Capital Gain berpengaruh
signifikan positif terhadap volume perdagangan saham.
Berdasarkan pada teori dan penelitian terdahulu, ditemukan bahwa capital
gain memiliki pengaruh terhadap volume perdagangan saham.
H 1 : Semakin tinggi capital gain, semakin tinggi trading volume perdangangan
saham

2. Pengaruh pembagian dividen terhadap trading volume activity


Dikemukakan oleh Gordon dan linner (1956, 1963) beranggapan bahwa
investor memandang satu burung di tangan lebih berharga dari pada seribu burung
diudara[CITATION NIL14 \l 1033 ]. Beliau juga berpendapat bahwa kemungkinan
capital gains yang diharapkan adalah lebih risikonya dibanding dengan dividend
yield yang pasti. Penelitian yang dilakukan oleh [CITATION Amr19 \l 1033 ] dalam
jurnalnya menemukan hasil analisis regresi data panel diperoleh hasil bahwa
variabel capital gain tidak berpengaruh terhadap TVA, sedangkan pengumuman
dividen berpengaruh signifikan negative terhadap trading volume activity.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh [ CITATION Wiryawan \l 1033 ] dividen
mempunyai pengaruh yang signifikan negative terhadap volume perdagangan
saham.
Teori yang membahas tentang pembagian dividen serta penelitian
terdahulu menemukan bahwa pembagian dividen berpengaruh terhadap volume
perdagangan saham.
H 2: Semakin tinggi deviden, semakin tinggi volume perdagangan saham
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Menurut Jenis Data, Penelitian Ini Berjenis Kuantitatif, dan merupakan
penelitian asosiatif kausal. [ CITATION Erl08 \l 1033 ] penelitian dengan
menggunakan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua
variabel atau lebih.
3.2 Obyek dan waktu penelitian
Obyek penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di
bursa efek Indonesia. Penelitian pada industry pertambangan cukup menarik
untuk diteliti dikarenakan dalam 5tahun terakhir (2015-2019) telah terjadi
peningkatan harga saham sebesar 40%, hal tersebut juga diikuti dengan
pembagian dividen yang dilakukan oleh beberapa emiten perusahaan
pertambangan dan diikuti perubahan volume perdagangan pada industry
pertambangan selama 5tahun terakhir, berlandaskan pada teori menurut [CITATION
HSi11 \l 1033 ] volume pasar adalah bukti besarnya perhatian investor., hal ini
mengakibatkan kenaikan permintaan pada saham perusahaan emiten
pertambangan dalam 5tahun terakhir. Penelitian ini dilakukan dengan tidak
mendatangi perusahaan secara langsung, tetapi dengan mengakses data melalui
www.idx.com. Dan waktu penelitian ini pada periode 2015 - 2019 untuk
perusahaan industry pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan [ CITATION Sug15 \l 1033 ]. Populasi
dalam penelitian ini ialah emiten pertambangan yang listed di Bursa Efek
Indonesia pada tahun penelitian (2015 – 2019), terdapat 47 emiten yang listed di
Bursa Efek Indonesia.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan non
probability sampling dengan purposive sampling. Metode purposive sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu [ CITATION Sug15 \l
1033 ]. berdasarkan pengertian tersebut, kriteria pemilihan sampel pada penelitian
ini ialah :
No Kriteria sampel Jumlah
.
1. Perusahaan industri pertambangan yang listed di bursa efek 47
Indonesia pada tahun 2015 – 2019
2. Perusahaan industri pertambangan yang tidak membagikan (34)
dividen pada tahun 2015 – 2019
3. Perusahaan industri pertambangan yang melakukan stock split (2)
2015 – 2019
Total Sampel 11
Jumlah observasi (11 x 5 tahun) 55
Table 4 Kriteria Pengambilan Sampel

Sampel Penelitian berasal dari emiten pertambangan yang listed di Bursa


Efek Indonesia pada tahun 2015 – 2019 kriteria pengambilan sampel ialah emiten
yang mempunyai bidang usaha pertambangan dan membagikan dividen pada
tahun penelitian. Jumlah sampel 11, dengan jumlah observasi (11 x 5 tahun) = 55
3.4 Definisi Operasional Variabel
Operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau
konstruk dengan cara memberi arti atau menspesifikasikan kejelasan ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau
variabel tersebut [ CITATION Sug15 \l 1033 ]
Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih penulis yaitu Analisis
Pengaruh Capital Gain Dan Pembagian Dividen Terhadap Volume Perdagangan
Saham maka penulis mengelompokkan variabel yang digunakan dalam penelitian
ini menjadi variabel independent (X) dan variabel dependen (Y).
a. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas (X) variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,
predictor, abcedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat) [ CITATION Sug15 \l
1033 ]
b. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas
Definisi operasional pada penelitian ini
1. Capital Gain sebagai variabel bebas pertama ( X 1 )
Capital Gain adalah jumlah kelebihan harga jual diatas harga beli saham.
Saat investor membeli suatu saham pada harga tertentu dan menjualnya
pada saat harga bergerak naik, maka investor akan mendapatkan
keuntungan berupa capital gain.
P 1−P0
CITATION BRI 061 ¿1033 (Brigham∧Houston ,2006)
P0
Keterangan :
P1 : Price, yaitu harga untuk waktu t
P0 : Price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya

2. Pembagian Dividen sebagai variabel bebas kedua ( X 2 )


Dividen menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak para
pemegang saham atau apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan guna
pembiayaan investasi di masa yang akan datang.
Rumus menentukan besaran dividen yang diterima oleh pemegang saham
dengan menghitung besaran Dividend Per Share (DPS) dengan rumus
jumlah dividen yang dibagikan
DPS=
jumlah lembar saham

3. Volume Perdagangan sebagai variabel terikat ( Y )


Volume perdagangan saham adalah banyaknya lembaran saham suatu
emiten yang diperjualbelikan di pasar modal setiap hari bursa dengan
tingkat harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli saham melalui
perantara (broker) perdagangan saham di pasar modal yang dikenal dengan
istilah lot. Saham akan semakin likuid dengan banyaknya investasi dalam
bentuk saham. Salah satu instrument yang digunakan untuk melihat reaksi
pasar modal terhadap publikasi laporan keuangan adalah volume
perdagangan saham
Jumlah Saham Perusahaani Yang Diperdagangkan Pada Waktu t
TVA i ,t =
Jumlah Saham Perusahaan iYang Beredar Pada Waktu t

Variabel Indikator yang Dianalisis Skala


Variabel P 1−P0 Rasio
Independen P0

(X1) Capital
Gain
Perusahaan
Pertambanga
n
Variabel jumlahdividen yang dibagikan Rasio
jumlah lembar saham
Independen
(X2) Dividen
Perusahaan
Pertambanga
n
Variabel Jumlah Saham Perusahaani Yang Diperdagangkan Pada Waktu
Rasiot
Jumlah Saham Perusahaan iYang Beredar Pada Waktu t
Dependen (Y)
Volume
Perdagangan
Saham
Table 5 Operasionalisasi Variabel

3.5 Prosedur pengambilan data


Teknik pengambilan data dalam penelitian dilakukan dengan melakukan
pencatatan terhadap data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari
pihak lain. Pencatatan dapat dilakukan melalui yahoofinance, www.idx.co.id, RTI
Bussiness dan Indonesian Capital Market Directory
3.6 Teknik analisis data
Menurut [ CITATION Sug15 \l 1033 ] dalam penelitian kuantitaif, analisis data
merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan
dalam analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis
yang telah diajukan. Teknik analisis data dalam penilitian ini menggunakan data
panel (pooled data) sehingga regresi dengan menggunakan data panel disebut
model regresi data panel [ CITATION Roh10 \l 1033 ]. Sedangkan pengertian data
panel, yaitu gabungan dari data time series (antar waktu) dan data cross section
(antar individua tau ruang) [ CITATION Guj99 \l 1033 ] . Dan alat pengolah data
dalam penelitian ini menggunakan software Microsoft Excel dan Eviews 9.

3.6.1 Analisis deskriptif


Statistic deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu data
yang dilihat melalui nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness [ CITATION Gho11 \l 1033 ] . Standar
deviasi kecil menunjukkan nilai sampel atau populasi yang mengelompok
disekitar nilai rata-rata hitungnya. Hal ini disebabkan nilainya hamper sama
dengan nilai rata-rata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap anggota sampel
atau populasi mempunyai kesamaan. Sebaliknya, apabila nilai deviasi besar, maka
penyebaran dari rata-rata juga besar.

3.6.2 Analisis Regresi Data Panel


Metode analisis data penelitian ini menggunakan analisis panel data
sebagai pengolahan data. Analisis dengan menggunakan panel data adalah
kombinasi dari data time series dan cross section. Dengan mengakomodasi dalam
model informasi baik yang terkait variabel-variabel cross section maupun time
series, data panel secara substansial mampu menurunkan masalah omitted
variables, model yang mengabaikan varaiabel yang relevan [ CITATION Erl08 \l 1033
]. Persamaan model dengan menggunkan data cross-section dapat ditulis sebagai
berikut :
Yi=β 0+ β 1 Xi+ ε i ; i=1,2… … . N
Dimana N adalah banyaknya data cross-section. Sedangkan model dengan time-
series adalah :
Yt =β 0+ β 1 Xt + ε t ; t=1,2 … …. T
Dimana T adalah banyakna data time-series
Mengingat data panel merupakan gabungan dari time-series dan cross-
section, maka model dapat ditulis dengan :
Yit=β 0+ β 1 Xit +ε it ; i=1,2. .. N ; t=1,2 … .t
Dimana :
N = banyaknya observasi
T = banyaknya waktu
N x T = banyaknya data panel

Menurut [ CITATION Guj99 \l 1033 ] , keunggulan penggunaan data panel


memberikan banyak keuntungan diantaranya sebagai berikut :
1. Data panel mampu menyediakan data yang lebih banyak, sehingga dapat
memberikan informasi yang lebih lengkap. Sehingga diperoleh degree of
freedom (df) yang lebih besar sehingga estimasi yang dihasilkan lebih
baik.
2. Dengan menggabungkan informasi dari data time series dan cross section
dapat mengatasi masalah yang timbul karena ada masalah penghilangan
variabel (omitted variable).
3. Data panel mampu mengurangi kolinieritas antarvariabel.
4. Data panel lebih baik dalam mendeteksi dan mengukur efek secara
sederhana tidak mampu dilakukan oleh data time series murni dan cross
section murni.
5. Dapat menguji dan membangun model perilaku yang lebih kompleks.
Sebagai contoh, fenomena seperti skala ekonomi dan perubahan teknologi.
6. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregat
individu, karena data yang diobservasi lebih banyak.
Dalam rohmana (2010:241), bahwa dalam pembahasan Teknik estimasi
model regresi data panel ada 3 teknik yang dapat digunakan yaitu :
1) Model dengan metode OLS (common)
2) Model Fixed effect
3) Model Random Effect
1. Common Effect Model
Model Common Effect merupakan model sederhana yaitu menggabungkan
data time series dengan cross section, selanjtnya dilakukan estimasi model
dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Square). Model ini menganggap
bahwa intersep dan slop dari setiap variabel sama untuk setiap obyek
observasi. Kondisi tiap obyek dapat berbeda dan kondisi suatu obyek satu
waktu dengan waktu yang lain dapat berbeda. Model Common Effect dapat
diformulasikan sebagai berikut :
Yit=α + β j X itj + ɛit
Dimana :
Yit = variabel dependen di waktu t untuk unit cross section
a = intersep
β j = parameter untuk variabel ke-j

X itj = variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i


ε it = komponen error di waktu t untuk unit cross section i
i = urutan perusahaan yang di observasi
t = Time series (urutan waktu)
j = urutan variabel

2. Fixed Effect Model


Pendekatan efek tetap (Fixed Effect). Salah satu kesulitan prosedur panel
data adalah bahwa asumsi intersep dan slope yang konsisten sulit terpenuhi.
Untuk mengatasi hal tersebut, yang dilakukan dalam panel data adalah dengan
memasukkan variabel boneka (dummy variable) untuk mengizinkan terjadinya
perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda baik lintas unit (cross section)
maupun antar waktu (time-series). Pendekatan dengan memasukkan variabel
boneka ini dikenal dengan sebutan model efek tetap (fixed effect) atau Least
Square Dummy Variable (LSDV).
y it =a+ β j X itj + Σ i=2
j
ai Di + ε it

y it =variabel dependen di waktu t untuk unit cross section i


a=intersep yang berubah−ubah antar cross section
β j =parameter untuk variabel ke− j

X itj =variabel bebas j di waktu t untuk unit cross sectin i


ε it =komponen error diwaktu t untuk unit cross section i
D i=Dummy Variable

3. Random Effect Model (REM)


Random Effect Model (REM) digunakan untuk mengatasi kelemahan
model efek tetap yang menggunakan dummy variable, sehingga model mengalami
ketidakpastian. Pengguna dummy variable akan mengurangi derajat bebas (degree
of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang
diestimasi. REM menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antar
waktu dan antar individu. Sehingga REM mengasumsikan bahwa setiap individu
memiliki perbedaan intersep yang merupakan variabel random. Model REM
secara umum dituliskan sebagai berikut :
y it =a+ β X itj +ε it
ε it =vi + v t +w it
Dimana :
ui N ( 0 , σ 2U ) =¿ merupakan komponen cross-section error

vi N (0 , σ 2v ) =¿ merupakan komponen time series error

w i N ( 0 , σ 2w )=¿ merupakan time series dan cross section error

3.6.3 Metode Pemilihan Model


Data panel memiliki tiga model pendekatan yaitu Pooled Least Square
(PLS) atau common effect, fixed effect, dan random effect. Langkah dalam
pemilihan model terbaik, dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:
Table 6 Metode Pemilihan Model

No Pengujian Rumus Keterangan Keputusan


. Signifikansi Uji
Model
1 Common Uji Chow Uji Chow digunakan FEM, jika nilai
Effect atau untuk memilih antara Cross-Section Chi-
Fixed Effect Common Effect atu Square <0,05.
Fixed Effect CEM, jika nilai
Cross-Section Chi-
Square >0,05
2 Fixed Effect Uji Uji Hausman FEM, jika nilai
Atau Random Hausman dilakukan apabila Cross-Section Chi-
Effect pada Uji Chow yang Square <0,05.
terpilih adalah model REM, jika nilai
FEM. Cross-Section Chi-
Uji Hausman, Square >0,05
digunakan untuk
memilih antara model
FEM atau REM
3 Common Uji Uji Lagrange REM, jika nilai
Effect Atau Lagrange Multiplier dilakukan Both <0,05
Random Effect Multiplier apabila pada Uji CEM, jika nilai
Chow yang terpilih Both >0,05
adalah model
Common Effect
(CEM).
Uji Lagrange
Multiplier digunakan
untuk memilih antara
model CEM atau
REM

a. Chow Test
Chow Test adalah pengujian untuk memilih apakah model yang digunakan
common effect atau fixed effect. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis
sebagai berikut:
Ho : Model common effect
H1 : Model fixed effect
Dasar penolakan terhadap hipotesis nol tersebut adalah dengan
menggunakan Chow statistik (F statistik) hitung yang akan mengikuti
distribusi statistik F dengan derajat kebebasan (df) sebanyak n-1 untuk
numerator. Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel, maka H0 ditolak
sehingga teknik regresi data panel dengan fixed effect lebih baik dari
common effect.
b. Hausman Test
Hausman Test adalah pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan
dalam memilih model terbaik antara model fixed effect atau random effect.
Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Model random effect
H1 : Model fixed effect
Dasar untuk penolakan H0 yaitu dengan menggunakan statistik Hausman
dan membandingkannya dengan chi-square. Jika hasil pengujian Hausman
test lebih besar dari tabel (nilai kritis statistik dari chi-square), maka H0
ditolak yang berarti estimasi yang tepat untuk regresi data panel adalah
model fixed effect dan sebaliknya.
c. Lagrange Multiplier
Lagrange Multiplier Test adalah pengujian untuk memilih apakah model
yang digunakan common effect atau random effect. Pengujian ini dilakukan
dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Model common effect
H1 : Model random effect
Uji LM ini didasarkan pada probability Breusch-Pagan, jika nilai probability
Breusch-Pagan kurang dari nilai alpha maka Ho ditolak yang berarti
estimasi yang tepat untuk regresi data panel adalah model random effect dan
sebaliknya.

3.6.4 Uji Normalitas


Uji normalitas digunakan untuk menentukan normal atau tidak data
pada variabel dependen dilakukan dengan melihat grafik Plot Normal.
Model regresi dikatakan berdistribusi normal jika data ploting
menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonal [ CITATION
Gho11 \l 1033 ]. Jika data berdistribusi normal berarti Teknik analisis yang
digunakan adalah statistika parametrik, sedangkan jika data tidak
berdistribusi normal, maka Teknik anlaisis data yang digunakan adalah
statistika non parametrik.
Hal ini dapat diketahui model regresi yang baik jika distribusi
datanya normal dan mendekati normal. Disbribusi normal ini terlihat
dengan penyebaran data disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonalnya. Uji normalitas dapat dilihat dengan penyebaran data (titik)
pada P-P Plot of Regresion Standardized Residual dan juga melalui uji
One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test yang dilakukan dengan bantuan
software E-Views 9 dengan pedoman jika nilai probability >0,05 maka
data berdistribusi normal

3.6.5 Pengujian Terhadap Asumsi Klasik


3.6.5.1 Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji linear digunakan sebagai
syarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Uji linearitas dilakukan dengan
mencari persamaan garis regresi variabel bebas X terhadap variabel independent
Y. untuk mendeteksi apakah model linier atau tidak dengan membandingkan F-
stat dengan F-tabel, yaitu dengan ketentuan :
a. Jika nilai F-stat > F-tabel, maka hipotesis yang menyatakan
bahwa model linier ditolak
b. Jika nilai F-stat < F-tabel, maka hipotesis yang menyatakan
bahwa model linier diterima

3.6.5.2 Uji Multikolinieritas


Gejala multikolinieritas yang tinggi akan mengakibatkan confident
interval untuk pendugaan parameter semakin melebar, dengan demikian terbuka
kemungkinan terjadinya kekeliruan dan menerima hipotesis yang salah [ CITATION
Guj99 \l 1033 ]. Tidak terjadi gejala multikolinieritas, jika nilai correlation <0,90
maka tidak terjadi masalah multikolinieritas
3.6.5.3 Uji Autokorelasi
Untuk melakukan diagnosis autokorelasi dalam suatu model regresi
melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson. Dengan menggunakan
statistic d yang didasarkan pada estimasi residual yang secara rutin dihitung dalam
analisis regresi.
Tidak ada gejala autokorelasi, jika nilai Prob. Chi-Sqruare >0,05.
[ CITATION Gho11 \l 1033 ]
3.6.5.4 Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas terjadi apabila tidak adanya kesamaan deviasi standar
nilai variabel dependen pada setiap variabel independent. Bila terjadi
heterokedastisitas, akan mengakibatkan varians koefisien menjadi minimum dan
confident interval melebar sehingga hasil uji signifikansi statistic tidak valid lagi.
Tidak terjadi heterokedastisitas, jika nilai prob. Chi-Square (Obs*R-
squared) >0,05

3.6.6 Pengujian Hipotesis


Uji hipotesis dimaksudkan untuk melihat bagaimana hubungan kedua
variabel, dimana hipotesis nol (Ho) umumnya diformulasikan untuk ditolak,
sedangkan hipotesis alternatif (Ha) merupakan hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini. Hipotesis dalam bentuk kalimat adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara capital gain dan pembagian dividen terhadap
volume perdagangan saham
Ha : Terdapat pengaruh antara capital gain dan pembagian dividen terhadap
volume perdagangan saham.

a. Uji R2
Uji kelayakan model adalah uji R2 untuk melihat kemampuan
variabel independent dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai R2
berkisar antara 0 – 99, nilai R-Square yang semakin mendekati 1 maka
semakin layak suatu model digunakan

b. Uji Simultan (Uji t)


Uji t dilakukan untuk menguji signifikan tidaknya setiap koefisien
regresi secara individual digunakan uji t satu arah. Tingkat signifikansi
yang digunakan adalah 5% dengan derajat kebebasan = n-k-1.
Uji t dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel dengan
derajat kepercayaan sebesar 5%. Apabila thitung lebih besar dari ttabel
maka koefisien regresi secara individual dikatakan signifikan.
Jika nilai Sig. <0,005 maka artinya variabel independen (X) secara
parsial berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) [ CITATION Gho11 \l
1033 ]
Thitung diperoleh dengan rumus :
βi
thitung=
Se ( βi)
Dimana :
βi=¿ koefisien regresi
Se ( βi )=¿ standar error.

c. Uji (Uji F)
Menurut [ CITATION Gho11 \l 1033 ], uji goodness of fit (uji kelayakan
model) dilakukan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam
menaksir nilai actual secara statistic. Model goodness of fit dapat diukur
dari nilai statistic F yang menunjukkan apakah semua variabel
independent yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian :
1. Pvalue < 0,05 menunjukkan bahwa model layak digunakan dalam
penelitian.
2. Pvalue > 0,05 menunjukkan bahwa model tidak layak digunakan
dalam penelitian
Fhitung diperoleh dengan rumus :
R 2 /(k −1)
Fhitung=
( I −R2 ) /( n−k)
Dimana :
R2=¿ koefisien determinasi
k =¿ jumlah variabel
n=¿jumlah pengamatan
BAB IV
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh capital gain dan pembagian
dividen terhadap volume perdagangan saham. Adapun pada penelitian ini
menggunakan data sekunder berupa annual report dan financial statement
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode
penelitian. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2015-2019. Data ini
diperoleh dari situs resmi BEI, yaitu http://www.idx.co.id ,Teknik pengambilan
sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang
didasarkan pada beberapa kriteria tertentu.

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang listed di


Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2015-2019. Penentuan sampel
penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling yakni berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Terdapat 47
perusahaan pertambangan yang listed di bursa efek indonesia selama periode
penelitian, namun berdasarkan proses pemilihan sampel diperoleh hanya ada 11
perusahaan yang secara konsisten membagikan laba kepada para pemegang
sahamnya dalam bentuk deviden selama 5 tahun yaitu tahun 2015-2019, maka
jumlah observasi dalam penelitian ini adalah 55 observasi.

4.1.1 Data Penelitian


Objek dalam penelitian ini adalah emiten pertambangan yang listed di
Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2015-2019. Penentuan sampel
penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling yakni berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Terdapat 47 emiten
pertambangan yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
penelitian, namun berdasarkan proses pemilihan sampel diperoleh hanya ada 11
perusahaan yang secara konsisten membagikan deviden dan tidak melakukan
stock split selama 5 tahun yaitu tahun 2015-2019, maka jumlah observasi dalam
penelitian ini adalah 55 observasi. Data dan sampel disajikan dalam tabel 3
berikut :
Table 7 Data Penelitian

Waktu Emiten Deviden Capital TVA


Per Gain
Share
X1 X2 Y
2015 ADRO 30.24 -0.50481 0.353451
2015 BSSR 61.53 -0.30189 0.00001135
2015 ELSA 39.55602 -0.63134 1.069915
2015 GEMS 6.76 -0.3 0.00004046
2015 ITMG 1397 -0.063994 0.346871
2015 MBAP 81.05 -0.14559 0.032601
2015 MYOH 50.82 0.117021 0.033652
2015 PTBA 324.57 -0.63434 1.86429
2015 RUIS 10 -0.00463 0.136352
2015 TINS 25.6977 -0.57917 0.241709
2015 UNTR 796 -0.02023 0.2303155
2016 ADRO 41.08 2.431174 0.415422
2016 BSSR 26.6 0.27072 0.00019583
2016 ELSA 10.28606 0.75 2.807185
2016 GEMS 38.22 0.928571 0.005699539
2016 ITMG 494.88 1.947598 0.400008
2016 MBAP 106.4 0.874439 0.000039
2016 MYOH 50.82 0.26506 0.177755
2016 PTBA 289.73 1.883506 2.277178
2016 RUIS 7.5 0.097674 0.305527
2016 TINS 4.092 1.239583 0.623229
2016 UNTR 583 0.319876 0.282297
2017 ADRO 61.64 0.097345 0.247247
2017 BSSR 303.9773 0.489362 0.00032226
2017 ELSA 4.26 -0.11429 2.684032
2017 GEMS 214.2 0.018519 0.000868717
2017 ITMG 2442.86 0.226667 0.314554
2017 MBAP 305.718 0.38756 0.004454
2017 MYOH 107.94 0.11111 0.111647
2017 PTBA 285.5 -0.016 1.914426
2017 RUIS 6 -0.01695 0.153653
2017 TINS 10.14394 -0.27907 0.634846
2017 UNTR 675 0.665882 0.236967
2018 ADRO 98.56 -0.34677 0.513555
2018 BSSR 371.765 0.114286 0.00066964
2018 ELSA 5.08 -0.07527 1.999379
2018 GEMS 142.8 -0.07273 0.000014484
2018 ITMG 3260 -0.02174 0.377423
2018 MBAP 570 -0.01724 0.0041446
2018 MYOH 114.24 0.492857 0.077145
2018 PTBA 285.5 0.747967 3.595241
2018 RUIS 5 0.12069 0.037626
2018 TINS 23.61059 -0.02581 0.556433
2018 UNTR 976 -0.2274 0.289009
2019 ADRO 54.74 0.279835 0.435339
2019 BSSR 57.3 -0.22222 0.00070709
2019 ELSA 9.465 -0.11047 0.943266
2019 GEMS 96.75 1.45E-05 1.45E-05
2019 ITMG 2750 -0.43333 0.34439
2019 MBAP 160 -0.30526 0.009953
2019 MYOH 129.3 0.239234 0.045786
2019 PTBA 339.631 -0.3814 2.503808
2019 RUIS 6 -0.04615 0.003278
2019 TINS 23.61059 0.092715 1.271218
2019 UNTR 1236 -0.21298 0.301194
Sumber : Lampiran 1

4.1.2 Analisis statistic deskriptif


Statistik deskriptif merupakan analisis statistic yang memberikan gambaran secara
umum mengenai karakteristik dari masing-masing variabel penelitian yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), maximum, dan minimum. Dalam penelitian ini,
pembahasan mengenai analisis statistic deskriptif dilakukan untuk data yang telah
normal. Data perusahaan pertambanan yang listed di bursa efek Indonesia yang
memenuhi kriteria sampel penelitian adalah sebanyak 11 perusahaan dengan
periode waktu peneletian tahun 2015 hingga 2019.

Table 8 Statistik Deskriptif

X1 X2 Y
 Mean  0.165422  356.5168  0.567570
 Median -0.004630  96.75000  0.247247
 Maximum  2.431174  3260.000  3.595241
 Minimum -0.634340  4.092000  1.14E-05
 Std. Dev.  0.609060  674.7776  0.857452
 Skewness  1.822205  2.942324  1.920736
 Kurtosis  6.757231  11.38627  5.744183
 Jarque-Bera  62.78825  240.5300  51.07539
 Probability  0.000000  0.000000  0.000000

 Sum  9.098192  19608.42  31.21635


 Sum Sq. Dev.  20.03155  24587541  39.70207

 Observations  55  55  55

Sumber : lampiran 2

Berdasarkan tabel 8 diatas, dapat disimpulkan bahwa statistic deskriptif


dengan jumlah sampel 11 dengan tahun pengamatan 2015 – 2019 dan jumlah
observasi 55, variabel X1 (capital gain) memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar
-0.634340 dan nilai terbesar (maximum) 2.431174. rata-rata capital gain yang
dimiliki 11 perusahaan menunjukkan hasil positif sebesar 0.165442 artinya secara
umum return dalam bentuk capital gain dalam periode penelitian selama 5 tahun
(2015-2019) yang diterima pemegang saham positif.
Variabel X2 (dividen) memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar 4.092000
dan nilai terbesar (maximum) sebesar 3260.000. rata-rata dividen yang dimiliki 11
perusahaan menunjukkan hasil positif sebesar 356.5168 artinya secara umum
dividen per share yang dimiliki 11 perusahaan selama periode penelitian selama 5
tahun (2015-2019) sebesar 356.5168/lembar saham.
Variabel Y atau aktivitas volume perdagangan (trading volume activity)
memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar 1.14E-05 dan nilai terbesar (maximum)
sebesar 3.595241. rata rata aktivitas volume perdagangan pada 11 emiten
pertambangan periode penelitian selama 5 tahun (2015-2019) sebesar 0.567570,
artinya secara umum transaksi yang terjadi dalam 11 perusahaan pertambangan
selama 5 tahun (2015-2019) sebesar 0.567570.

4.1.3 Analisis dan Hasil Penelitian


Metode analisis data penelitian ini menggunakan analisis panel data
sebagai pengolahan data. Analisis dengan menggunakan panel data adalah
kombinasi dari data time series dan cross section.

Regresi data panel dapat dilakukan dengan tiga model analisis yaitu
common, fixed, dan random effect. Masing-masing model memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Pemilihan model tergantung pada asumsi yang
dipakai peneliti dan pemenuhan syarat-syarat pengolahan data statistik yang
benar, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara statistik.

4.1.2.1 Pemilihan Model


Data panel memiliki tiga model pendekatan yaitu Pooled Least Square
(PLS) atau common effect, fixed effect, dan random effect.
4.1.2.2 Pendekatan Common Effect Model
Model Common Effect merupakan model sederhana yaitu menggabungkan
data time series dengan cross section, selanjtnya dilakukan estimasi model dengan
menggunakan OLS (Ordinary Least Square). Model ini menganggap bahwa
intersep dan slop dari setiap variabel sama untuk setiap obyek observasi. Kondisi
tiap obyek dapat berbeda dan kondisi suatu obyek satu waktu dengan waktu yang
lain dapat berbeda. Hasil regresi model common effect dalam penelitian ini dapat
dilihat dalam tabel berikut ini:
Table 9 Pendekatan Common Effect

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.812431 1.895976 -0.428503 0.6721


X1 -0.262254 0.386680 -0.678221 0.5041
X2 0.786456 0.271618 2.895447 0.0079

R-squared 0.266715 Mean dependent var -3.156166


Adjusted R-squared 0.205608 S.D. dependent var 3.482663
S.E. of regression 3.104051 Akaike info criterion 5.207732
Sum squared resid 231.2431 Schwarz criterion 5.351714
Log likelihood -67.30438 Hannan-Quinn criter. 5.250545
F-statistic 4.364721 Durbin-Watson stat 3.526081
Prob(F-statistic) 0.024170

Sumber : Lampiran 3

4.1.2.3 Pendekatan Fixed Effect Model


Pendekatan efek tetap (Fixed Effect). Salah satu kesulitan prosedur panel
data ad alah bahwa asumsi intersep dan slope yang konsisten sulit terpenuhi.
Untuk mengatasi hal tersebut, yang dilakukan dalam panel data adalah dengan
memasukkan variabel boneka (dummy variable) untuk mengizinkan terjadinya
perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda baik lintas unit (cross section)
maupun antar waktu (time-series). Pendekatan dengan memasukkan variabel
boneka ini dikenal dengan sebutan model efek tetap (fixed effect) atau Least
Square Dummy Variable (LSDV).

Table 10 Pendekatan Fixed Effect

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.180617 3.623583 0.049845 0.9609


X1 -0.360116 0.623206 -0.577844 0.5719
X2 1.160067 0.870273 1.332992 0.2024

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.368141 Mean dependent var -3.156166


Adjusted R-squared -0.095222 S.D. dependent var 3.482663
S.E. of regression 3.644706 Akaike info criterion 5.725531
Sum squared resid 199.2582 Schwarz criterion 6.301458
Log likelihood -65.29466 Hannan-Quinn criter. 5.896784
F-statistic 0.794498 Durbin-Watson stat 4.053470

Sumber : Lampiran 4

4.1.2.4 Pendekatan Random Effect Model


Random Effect Model (REM) digunakan untuk mengatasi kelemahan
model efek tetap yang menggunakan dummy variable, sehingga model mengalami
ketidakpastian. Pengguna dummy variable akan mengurangi derajat bebas (degree
of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang
diestimasi. REM menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antar
waktu dan antar individu. Sehingga REM mengasumsikan bahwa setiap individu
memiliki perbedaan intersep yang merupakan variabel random.
Table 11 Pendekatan Random Effect

Variable Coefficient Std. Error t-Statis tic Prob.

C -0.812431 2.226212 -0.364939 0.7184


X1 -0.262254 0.454030 -0.577613 0.5689
X2 0.786456 0.318928 2.465936 0.0212

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.000000 0.0000


Idiosyncratic random 3.644706 1.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.266715 Mean dependent var -3.156166


Adjusted R-squared 0.205608 S.D. dependent var 3.482663
S.E. of regression 3.104051 Sum squared resid 231.2431
F-s tatistic 4.364721 Durbin-Watson stat 3.526081
Prob(F-statistic) 0.024170

Unweighted Statistics

R-squared 0.266715 Mean dependent var -3.156166


Sum squared resid 231.2431 Durbin-Watson stat 3.526081

Sumber : Lampiran 5

4.1.4 Pemilihan Model


Model regresi data panel harus dilakukan pengujian untuk memilih model
regresi yang tepat digunakan dalam penelitian. Pengujian model regresi yang
dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

4.1.3.1 Uji Chow


Pengujian ini dilakukan untuk memilih model yang paling tepat untuk
digunakan antara estimasi model common effect maupun estimasi model fixed
effect. . Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
H 0 : Model common effect
H 1 : Model fixed effect
Dasar penolakan terhadap hipotesis nol tersebut adalah dengan
menggunakan Chow statistik (F statistik) hitung yang akan mengikuti distribusi
statistik F dengan derajat kebebasan (df) sebanyak n-1 untuk numerator. Jika nilai
F hitung lebih besar dari F tabel, maka H 0 ditolak sehingga teknik regresi data
panel dengan fixed effect lebih baik dari common effect. Apabila nilai
signifikansinya kurang dari 5% (signifikan) maka model estimasi yang akan
digunakan adalah fixed effect, akan tetapi jika nilai signifikansinya lebih dari 5%
(tidak signifikan) maka model yang digunakan adalah model common effect.
Berikut adalah hasil pengujiannya :
Table 12 Output Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 0.267533 (9,15) 0.9743


Cross-section Chi-square 4.019438 9 0.9101

Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan hasil pengujian antara common effect dan fixed effect


didapatkan nilai probabilitas cross-section chi-square sebesar 0,9101. Nilai
probabilitasnya lebih besar dari alfa 5% (0,9101 > 0,05). Secara statistik
menerima H 0sehingga model yang tepat digunakan adalah model common effect.
.

4.1.3.2 Uji Lagrange Multiplier


Lagrange Multiplier Test adalah pengujian untuk memilih apakah model
yang digunakan common effect atau random effect. Pengujian ini dilakukan
dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Model common effect
H1 : Model random effect
Uji LM ini didasarkan pada probability Breusch-Pagan, jika nilai
probability Breusch-Pagan kurang dari nilai alpha maka Ho ditolak yang berarti
estimasi yang tepat untuk regresi data panel adalah model random effect dan
sebaliknya. Random Effect, jika nilai Both <0,05 Common Effect, jika nilai Both
>0,05. Berikut adalah hasil pengujiannya :
Table 13 Output Uji Lagrange Multiplier

Test Hypothesis
Cross-sectio... Time Both

Breusch-Pagan 2.072388 1.415999 3.488387


(0.1500) (0.2341) (0.0618)

Sumber : Lampiran 7

Berdasarkan hasil pengujian antara common effect dan random effect


didapatkan nilai Breusd ch-Pagan sebesar 0,0618. Nilai both lebih besar dari alfa
5% (0,0618 > 0,05). Secara statistik menerima H0 sehingga model yang tepat
digunakan adalah model common effect.

4.1.5.1 Uji normalitas


Uji normalitas digunakan untuk menentukan normal atau tidak data pada
variabel dependen dilakukan dengan melihat grafik Plot Normal. Model regresi
dikatakan berdistribusi normal jika data ploting menggambarkan data
sesungguhnya mengikuti garis diagonal [ CITATION Gho11 \l 1033 ]. Disbribusi
normal ini terlihat dengan penyebaran data disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonalnya. Uji normalitas dapat dilihat dengan penyebaran data (titik)
pada P-P Plot of Regresion Standardized Residual dan juga melalui uji One-
Sample Kolmogrov-Smirnov Test yang dilakukan dengan bantuan software E-
Views 9 dengan pedoman jika nilai probability > 0,05 maka data berdistribusi
normal. Hasil Uji normalitas sebagai berikut :
Gambar 3 Uji Normalitas Data

7
Series: Standardized Residuals
6 Sample 2015 2019
Observations 27
5
Mean 1.81e-16
Median 0.540174
4
Maximum 3.803259
Minimum -8.010022
3
Std. Dev. 2.982276
Skewness -1.069201
2 Kurtosis 3.500707

1 Jarque-Bera 5.426403
Probability 0.066324
0
-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Sumber : Lampiran 8

Terlihat pada tabel 8 uji normalitas data bahwa nilai probability sebesar
(0.066324 > 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

4.1.5 Uji Asumsi Klasik


4.1.4.1 Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji linear digunakan sebagai
syarat dalam analisis korelasi atau regresi linier., dengan ketentuan :
a. Jika nilai F-stat > F-tabel, maka hipotesis yang menyatakan
bahwa model linier ditolak.
b. Jika nilai F-stat < F-tabel, maka hipotesis yang menyatakan
bahwa model linier diterima.
Table 14 Uji Linieritas

Ramsey RESET Test


Equation: UNTITLED
Specification: TVA CAPITAL_GAIN DEVIDEN C
Omitted Variables: Squares of fitted values

Value df Probability
t-statistic  0.269841  23  0.7897
F-statistic  0.072814 (1, 23)  0.7897
Likelihood ratio  0.085343  1  0.7702

sumber : Lampiran 9

Berdasarkan pada tabel nilai F-statistik bernilai 0.072814 dengan nilai F-


tabel sebesar 3.18, hal ini berarti 0.072814 < 3.18, maka model linier diterima.

4.1.4.2 Uji Multikolinieritas


Gejala multikolinieritas yang tinggi akan mengakibatkan confident
interval untuk pendugaan parameter semakin melebar, dengan demikian terbuka
kemungkinan terjadinya kekeliruan dan menerima hipotesis yang salah [ CITATION
Guj99 \l 1033 ]. Tidak terjadi gejala multikolinieritas, jika nilai correlation <0,90
maka tidak terjadi masalah multikolinieritas
Table 15 Uji Multikolinieritas Data

Y X1 X2

Y  1.000000 -0.102791  0.502695


X1 -0.102791  1.000000  0.031229
X2  0.502695  0.031229  1.000000
Sumber : Lampiran 10

Pada tabel 10 diatas nilai correlation variabel X sebesar (0.031229<0.90),


ini menandakan bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas

4.1.4.3 Uji Autokorelasi


Table 16 Uji Autokorelasi Data

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.977751    Prob. F(2,22) 0.3919


Obs*R-squared 2.204027    Prob. Chi-Square(2) 0.3322
Sumber : Lampiran 11

Pada penelitian ini uji autokorelasi dilakukan menggunakan uji Breusch-


Godfrey dengan cara melihat nilai probability Obs*R-squared dengan tingkat
signifikansi sebesar 0.05. Apabila nilai probability Obs*RSquared pada penelitian
lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data terbebas dari
autokorelasi. Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan oleh tabel diketahui
bahwa nilai probability Obs*R-squared sebesar 2.204027 yang nilainya lebih
besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini terbebas dari
autokorelasi.

4.1.4.4 Uji Heterokedastisitas


Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji
white. Ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat diketahui dari nilai probabilitas
Obs*R-square yang nantinya akan dibandingkan dengan signifikansi. Jika nilai
probabilitas signifikansinya di atas 0.05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi
heterokedastisitas. Berikut hasil pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini
pada tabel

Table 17 Uji Heterokedastisitas Data

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.318924 Prob. F(5,21) 0.8960


Obs*R-squared 1.905533 Prob. Chi-Square(5) 0.8621
Scaled explained SS 1.882540 Prob. Chi-Square(5) 0.8651

Sumber : Lampiran 12

Berdasarkan hasil pengujian Obs*R-Squared bernilai 1.905533, nilai ini


lebih besar dari sig. 0.05 (1.905533 > 0.05) yang berarti bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas.
4.1.6 Pengujian Hipotesis
4.1.5.2 Common Effect Model
Setelah terpilih model common effect sebagai model terbaik yang
digunakan dan telah memastikan bahwa model regresi yang dikembangkan untuk
menguji hipotesis penelitian ini tidak memiliki masalah asumsi klasik.
Selanjutnya dilakukan analisis regresi pada setiap model regresi. Metode analisis
data penelitian ini menggunakan analisis panel data sebagai pengolahan data.
Analisis dengan menggunakan panel data adalah kombinasi dari data time series
dan cross section. Analisis regresi dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah hubungan antara suatu variabel dependen dengan variabel
independent pada model regresi. Dalam penelitian ini terdapat variabel dependen
yaitu trading volume activity (Y) dan juga terdapat variabel independen yang
terdiri dari capital gain (X1) dan pembagian dividen (X2). Adapun hasil regresi
common effect yang ditunjukkan pada tabel.

Table 18 Model Terpilih Common Effect

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.812431 1.895976 -0.428503 0.6721


X1 -0.262254 0.386680 -0.678221 0.5041
X2 0.786456 0.271618 2.895447 0.0079

R-squared 0.266715 Mean dependent var -3.156166


Adjusted R-squared 0.205608 S.D. dependent var 3.482663
S.E. of regression 3.104051 Akaike info criterion 5.207732
Sum squared resid 231.2431 Schwarz criterion 5.351714
Log likelihood -67.30438 Hannan-Quinn criter. 5.250545
F-statistic 4.364721 Durbin-Watson stat 3.526081
Prob(F-statistic) 0.024170

Sumber : Lampiran 3

Y = -0.812431- 0.262254X1+0.786456X2+ ɛit


Keterangan
Y = Trading Volume Activity
X1 = Capital Gain
X2 = Pembagian Deviden
Dari persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Konstanta dengan nilai sebesar -0.812431 menunjukkan bahwa jika
semua variabel independent sama dengan nol (0) maka trading volume
activity yang dilambangkan dengan Y bernilai -0.812431
2. Koefisien Capital Gain (X1) sebesar artinya menunjukkan bahwa Capital
Gain (X1) berpengaruh negative terhadap trading volume activity. Hal ini
menggambarkan bahwa jika capital gain (X1) naik satu satuan, dengan
asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan trading volume activity
(Y) sebesar -0.262254
3. Koefisien Pembagian Dividen (X2) sebesar artinya menunjukkan bahwa
pembagian dividen berpengaruh positif terhadap trading volume activity
(Y). Hal ini menggambarkan jika pembagian dividen naik satu satuan,
dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan trading volume
activity sebesar 0.786456.

4.1.5.3 Uji Statistik t


Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independent
secara parsial atau individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Pengujian uji t dilakukan dengan kriteria berdasarkan perbandingan nilai t-
statistik (t hitung) dari masing-masing koefisien variabel independent terhadap nilai t
tabel dan juga berdasarkan probabilitas (p). dalam penelitian ini, df (n-k) yang
dihasilkan sebesar 52 (55-3), dimana 55 adalah jumlah observasi dan k = 3 adalah
jumlah variabel dependen dan independent. Dengan nilai df 52 dan signifikansi
0,05, maka nilai t tabel adalah 1.67469.
untuk mengetahui apakah variabel-variabel independent berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen, dengan menggunakan kriteria pengujian
apabila (t hitung > t abel) atau (p-value < 0,05) maka variabel independent
berpengaruh terhadap variabel dependen. Adapun hasil uji t yang di tunjukkan
pada tabel.

Table 19 Output Uji t Model Common Effect


Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.812431 1.895976 -0.428503 0.6721


X1 -0.262254 0.386680 -0.678221 0.5041
X2 0.786456 0.271618 2.895447 0.0079

Sumber : Lampiran 13

Berdasarkan hasil pengujian yang di tunjukkan pada tabel , maka dapat


dijelaskan pengaruh dari masing masing variabel independent terhadap variabel
dependen sesuai dengan hipotesis-hipotesis.

Berikut merupakan pemaparan pengujian hipotesis dengan uji t.

4.1.5.2.1 Pengujian Hipotesis I


Hipotesis pertama yang diajukan pada penelitian ini menyatakan bahwa
H 1 : Semakin tinggi capital gain, semakin tinggi trading volume perdangangan
saham. Berdasarkan hasil uji t yang disajikan dalam tabel diatas, Capital Gain
memiliki t hitung sebesar -0.678221 dengan tingkat signifikansi 0.5041. hal ini
menunjukkan bahwa t hitung lebih kecil dari pada t tabel (-0.678221 < 1.67469)
dan nilai signifikansi (0.5041 > 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa,
Capital Gain (X1) berppengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap trading
volume activity (Y).

4.1.5.2.2 Pengujian Hipotesis II


Hipotesis kedua yang diajukan pada penelitian ini menyatakan bahwa H 2:
Semakin tinggi deviden, semakin tinggi volume perdagangan saham. Berdasarkan
hasil uji t yang disajikan dalam tabel diatas, pembagian dividen memiliki t hitung
sebesar 2.895447 dengan tingkat signifikansi 0.0079. hal ini menunjukkan bahwa
t hitung lebih besar dari pada t tabel (2.895447 > 1.67469) dengan nilai
signifikansi (0.0079 < 0.05). sehingga dapat disimpulkan bahwa, pembagian
dividen (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap trading volume activivty
(Y).
4.1.5.4 Uji F
uji goodness of fit (uji kelayakan model) dilakukan untuk mengukur ketepatan
fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai actual secara statistic. Model goodness
of fit dapat diukur dari nilai statistic F yang menunjukkan apakah semua variabel
independent yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian :
3. Pvalue < 0,05 menunjukkan bahwa model layak digunakan dalam
penelitian.
4. Pvalue > 0,05 menunjukkan bahwa model tidak layak digunakan
dalam penelitian
Table 20 Output Uji F Model Common Effect

R-squared 0.266715 Mean dependent var -3.156166


Adjusted R-squared 0.205608 S.D. dependent var 3.482663
S.E. of regression 3.104051 Akaike info criterion 5.207732
Sum squared resid 231.2431 Schwarz criterion 5.351714
Log likelihood -67.30438 Hannan-Quinn criter. 5.250545
F-statistic 4.364721 Durbin-Watson stat 3.526081
Prob(F-statistic) 0.024170

Sumber : Lampiran 14

Terlihat pada tabel 20 diatas F hitung memiliki nilai sebesar 0.024170, hal ini
menunjukkan bahwa Fhitung lebih kecil dibandingkan dengan nilai Sig. 0.05
(0.024170 < 0.05), maka model layak digunakan dalam penelitian.

4.1.5.5 Uji R
Koefisien determinasi ( R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan variabel independen untuk menerangkan variabel dependen.
Pengujian koefisien determinasi ( R2) dilakukan dengan menggunakan Adjusted R-
Squared pada persamaan regresi.

Table 21 Output Uji R2 Model Common Effect


R-squared 0.266715 Mean dependent var -3.156166
Adjusted R-squared 0.205608 S.D. dependent var 3.482663
S.E. of regression 3.104051 Akaike info criterion 5.207732
Sum squared resid 231.2431 Schwarz criterion 5.351714
Log likelihood -67.30438 Hannan-Quinn criter. 5.250545
F-statistic 4.364721 Durbin-Watson stat 3.526081
Prob(F-statistic) 0.024170

Sumber : Lampiran 15
Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan oleh tabel , diketahui bahwa
hasil uji Adjusted R-Squared sebesar 0.205608 atau 20.56%. hal ini berarti bahwa
20.56% dari trading volume activity (Y) dipengaruhi dan dapat dijelaskan oleh
kedua variabel independent, dalam penelitian ini yakni capital gain (X1) dan
pembagian deviden (X2). Sedangkan 79.44% lainnya dijelaskan oleh variabel
variabel lainnya diluar model regresi.

4.2 Pembahasan
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh capital gain dan pembagian
dividen terhadap trading volume activity. Adapun pada penelitian ini
menggunakan data sekunder berupa annual report dan financial statement
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode
penelitian. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2015-2019. Data ini
diperoleh dari situs resmi BEI, yaitu http://www.idx.co.id. Teknik pengambilan
sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang
didasarkan pada beberapa kriteria tertentu.

4.2.1 Pengaruh Capital Gain Terhadap Trading Volume Activity


Capital Gain adalah jumlah kelebihan harga jual diatas harga beli saham.
Saat investor membeli suatu saham pada harga tertentu dan menjualnya pada saat
harga bergerak naik, maka investor akan mendapatkan keuntungan berupa capital
gain. Dari hasil yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa besar atau
kecilnya capital gain tidak memiliki pengaruh terhadap trading volume activity.
Sebagian pelaku pasar modal lebih suka untuk menerima dividen tinggi.

Para pelaku pasar modal yang melakukan aksi jual pada saat harga saham
yang bergerak naik (bullish) cenderung lebih suka menerima return berupa capital
gain, namun sebagian lainnya membeli saham suatu perusahaan untuk jangka
panjang (Long Therm). Hal ini dikarenakan variasi tingkat pengembalian saham
disebabkan dari penilaian pada kinerja perusahaan. Semua persepsi yang positif
terhadap kinerja perusahaan akan membawa harga saham ke tingkat yang lebih
tinggi dari semula. Hal ini disebabkan karena saham tersebut memberikan return
yang optimal. Sebaliknya jika ternyata membuat persepsi yang negatif bagi
investor, maka harga saham akan bergerak ke arah yang lebih rendah dari
sebelumnya.

Terkait dengan Tax Preference Theory investor lebih suka untuk menerima
capital gain yang tinggi dibanding dengan dividen tinggi. Dengan kata lain
investor menghendaki perusahaan untuk menahan laba setelah pajak dan
dipergunakan untuk pembiayaan investasi dari pada pembayaran dividen dalam
bentuk kas. Investor lebih suka menerima capital gain disbanding dengan dividen,
dikarenakan para pemegang saham suatu perusahaan yang membayar pajak
setelah pembayaran dividen.

Terkait dengan efficient market hypothesis, pasar dikatakan lemah (weak-


form) karena dalam proses pengambilan keputusan jual beli saham investor
menggunakan data harga dan volume masa lalu, variabel capital gain memiliki
pengaruh negative dan tidak signifikan, ini berarti pasar mencerminkan bentuk
lemah (weak form) dikarenakan tidak semua informasi diterima oleh investor
yang mengakibatkan abnormal return yang diterima oleh pemegang saham.

Terkait dengan behavioural finance, berdasarkan model regresi linier


berganda capital gain memiliki pengaruh yang negative terhadap trading volume
activity, artinya bahwa semakin besar return yang diterima dalam bentuk capital
gain, maka akan mengurangi transaksi yang terjadi, hal ini berarti bahwa investor
melakukan investasi hanya melihat dari prospek investasi, tingkat pengembalian
ataupun risiko yang diperoleh saja, tetapi faktor psikologi juga menentukan
investasi. Adanya faktor psikologi tersebut mempengaruhi berinvestasi dari hasil
yang akan dicapai.

Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan


oleh [ CITATION Wiryawan \l 1033 ] menemukan jika Capital Gain mempunyai
pengaruh yang lebih kuat terhadap perubahan volume perdagangan di Bursa Efek
Jakarta daripada dividen dan penelitian yang dilakukan [CITATION Yuf19 \l 1033 ]
menemukan bahwa Capital Gain berpengaruh signifikan terhadap volume
perdagangan saham.
Berdasarkan hasil uji t ,Capital Gain memiliki t hitung sebesar -0.577616
dengan tingkat signifikansi 0.5689. hal ini menunjukkan bahwa t hitung lebih
kecil dari pada t tabel (-0.678221 < 1.67469) dan nilai signifikansi (0.5041 >
0.05). sehingga dapat disimpulkan bahwa, capital gain (X1) berpengaruh
negative, dan tidak signifikan terhadap trading volume activity (Y).

4.2.2 Pengaruh Dividen Terhadap Trading Volume Activity


Setiap pemegang saham berhak atas bagian laba yang dibagikan atau
deviden sesuai dengan proporsi kepemilikannya, jika perusahaan memperoleh
keuntungan. Dividen menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak
para pemegang saham atau apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan guna pembiayaan
investasi di masa yang akan datang. Dari hasi yang telah dipaparkan diatas dapat
disimpulkan bahwa besar atau kecilnya dividen yang diterima oleh para pemegang
saham memiliki pengaruh terhadap trading volume activity.
Pembagian dividen dalam bentuk kas dipengaruhi oleh berbagai faktor
salah satunya Posisi Likuiditas, Likuiditas adalah rasio keuangan antara aktiva
lancar dengan hutang lancar. Laba ditahan ditujukan untuk diinvestasikan
kedalam aktiva yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha perusahaan. Laba
ditahan dari tahun-tahun buku sebelumnya sudah diinvestasikan pada pabrik dan
peralatan, persediaan dan aktiva lainnya, jadi laba tersebut tidak disimpan dalam
bentuk kas. Oleh karena itu meskipun sebuah perusahaan membukukan sejumlah
laba, perusahaan mungkin tidak dapat membayar dividen tunai karena keadaan
likuiditas. Pada perusahaan yang sedang berkembang, walaupun membukukan
sejumlah keuntungan yang relatif besar, perusahaan berkembang mempunyai
kebutuhan dana yang sangat mendesak untuk aktivitas usaha sehari-harinya.
Keadaan perusahaan seperti ini, membuat perusahaan memutuskan untuk tidak
membayar dividen.
Dilain hal posisi pemegang saham sebagai pembayar pajak, posisi pemilik
perusahaan sebagai pembayar pajak sangat mempengaruhi keinginannya untuk
memperoleh dividen. Misalnya, suatu perusahaan yang dipegang hanya oleh
beberapa pembayar pajak dalam golongan berpendapatan tinggi, cenderung untuk
membayar dividen yang rendah. Pemilik memilih untuk mengambil pendapatan
mereka dalam bentuk peningkatan modal daripada dividen, karena dividen akan
terkena pajak penghasilan pribadi yang lebih tinggi.
Terkait dengan bird in the hand theory investor memandang satu burung
di tangan lebih berharga dari pada seribu burung diudara. Beliau juga berpendapat
bahwa kemungkinan capital gain yang diharapkan adalah lebih risikonya
dibanding dengan dividend yield yang pasti. Hal ini menyebabkan jika dividen
lebih disukai oleh para investor yang menjadi pemegang saham pada suatu
perusahaan.
Hasil penelitian ini sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh
[CITATION Amr19 \l 1033 ] menemukan bahwa terdapat perbedaan harga saham
sebelum dan sesudah pembayaran dividen Bank Pembangunan Daerah Jawa
Timur Tbk periode 2015 hingga 2017. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh
[ CITATION Hid18 \l 1033 ] dividend payout ratio berpengaruh positif pada voatilitas
harga saham.
Berdasarkan hasil uji t, pembagian dividen memiliki t hitung sebesar
2.466202 dengan tingkat signifikansi 0.0212. hal ini menunjukkan bahwa t hitung
lebih besar dari pada t tabel (2.895447 > 1.67469) dengan nilai signifikansi
(0.0079 < 0.05). sehingga dapat disimpulkan bahwa, pembagian dividen (X2)
berpengaruh terhadap trading volume activivty (Y).
4.3 Implikasi Penelitian
Hasil dari temuan penelitian ini mempunyai tiga implikasi, yaitu :
implikasi teoretis, praktis, dan kebijakan. Implikasi teoretis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut : pertama, dari sudut pandang keterhubungan antara return
yang diterima oleh para investor dan pelaku pasar modal bahwa capital gain
dengan trading volume activity, capital gain dalam emiten pertambangan yang
listed di bursa efek Indonesia selama periode penelitian (2015-2019) memiliki
pengaruh negative dan tidak signifikan, hal tersebut memperkuat sintesis teori
efficient market hypothesis, bahwa pasar dikatakan lemah (weak-form) karena
dalam proses pengambilan keputusan jual beli saham investor menggunakan data
harga dan volume masa lalu. Kedua, return saham dalam bentuk dividen dalam
emiten pertambangan selama periode penelitian (2015-2019) berpengaruh
signifikan terhadap trading volume activity, hal tersebut memperkuat sintesis
dalam theory sinyal, terkait sintesis theory dalam birt in the hand theory investor
memandang satu burung di tangan lebih berharga dari pada seribu burung diudara.
Beliau juga berpendapat bahwa kemungkinan capital gain yang diharapkan adalah
lebih risikonya dibanding dengan dividend yield yang pasti. Hal ini menyebabkan
jika dividen lebih disukai oleh para investor yang menjadi pemegang saham pada
suatu perusahaan.
dimana return saham dalam bentuk dividen memiliki sinyal yang positif
terhadap trading volume activity.
Implikasi praktis dapat memberi manfaat pada berbagai pihak, yaitu :
manajer, investor dan pelaku pasar, serta peneliti selanjutnya. Bagi manajer
perusahaan publik dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pengetahuan
bahwa return saham berupa capital gain tidak berpengaruh terhadap trading
volume activity, namun return saham dalam bentuk dividen berpengaruh
signifikan terhadap trading volume activity. Dengan demikian, manajemen
perusahaan akan memahami bahwa persepsi investor dan pelaku pasar terhadap
return dalam bentuk dividen memiliki reaksi yang positif, serta manajer keuangan
yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham agar lebih
memperhatikan porsi pembagian dividen kepada para pemegang saham.
Bagi investor dan pelaku pasar modal lainnya dapat menggunakan hasil
penelitian ini sebagai dasar untuk mempertimbangkan dalam pengambilan
keputusan jual dan beli suatu saham perusahaan, investor dan pelaku pasar modal
lainnya tentu mengharapkan return atas investasi yang dilakukannya, dalam
pembelian suatu saham, dalam penelitian ini return dalam bentuk pembagian
dividen memiliki pengaruh signifikan terhadap trading volume activity. Maka
investor dan para pelaku pasar modal lainnya perlu lebih memperhatikan return
dalam bentuk pembagian keuntungan dalam bentuk dividen kepada para
pemegang saham.
Bagi peneliti selanjutnya dpat menggunakan hasil penelitian ini sebagai
refrensi meskipun dalam skala yang kecil.
Implikasi kebijakan, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh berbagai
pihak yang berkepentingan, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
kebijakan dan keputusan. Manajer perusahaan dan pihak lainnya dapat
menggunakan hasil penelitian ini untuk mengevaluasi kembali kebijakan serta
keputusan yang telah dibuat.
BAB V
Penutup
5.1 Simpulan
Capital Gain berpengaruh negatif, dan tidak signifikan terhadap trading
volume activity, hal ini berarti bahwa semakin besar return dalam bentuk capital
gain yang diterima oleh investor, ini menunjukkan bahwa efisiensi pasar bentuk
lemah, pasar dikatakan lemah (weak-form) karena dalam proses pengambilan
keputusan jual beli saham investor menggunakan data harga dan volume masa lalu
, akan semakin rendah trading volume activity, sedangkan variabel pembagian
dividen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap trading volume
activivty, hal ini berarti adanya sinyal yang positif yang diterima oleh investor,
bahwa semakin besar return dalam bentuk pembagian dividen yang diterima oleh
investor, akan semakin tinggi trading volume activity.
Dari kedua variabel capital gain dan pembagian dividen yang
mempengaruhi trading volume activity, yang paling dominan dari persamaan
regresi linier berganda bahwa variabel pembagian dividen yang paling dominan
mempengaruhi trading volume activity dengan nilai koefisien variabel sebesar
0.786456

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat
diberikan berkaitan dengan capital gain dan pembagian dividen adalah sebagai
berikut :
1. Capital Gain berpengaruh negatif, dan tidak signifikan terhadap trading
volume activity, hal ini berarti bahwa semakin besar return dalam bentuk
capital gain , maka akan semakin rendah trading volume activity, ini juga
menandakan bahwa sinyal negatif yang diterima oleh investor sehingga
membuat reaksi pasar yang negatif., bagi investor agar lebih
memperhatikan capital gain yang berfluktuasi dalam melakukan transaksi
dalam pasar modal.
2. Pembagian dividen berpengaruh positif, dan signifikan terhadap trading
volume activity, hal ini berarti bahwa semakin besar return dalam bentuk
dividen, maka semakin tinggi trading volume activity, ini juga
menandakan bahwa sinyal positif yang diterima oleh investor sehingga
membuat reaksi pasar positif., investor hendaknya memperhatikan besaran
dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang
saham dikarenkanan besaran dividen akan menambah return yang akan
didapatkan oleh para investor dan pelaku pasar modal Indonesia., bagi
perusahaan yang sudah go public juga diharapkan dapat lebih
mempertimbangkan keputusan dalam pembagian laba kepada para
pemegang saham, hal ini disebabkan karena adanya sinyal yang positif
yang akan diterima oleh investor yang akan menambah volume
perdagangan saham
3. Volume perdagangan dari suatu saham perusahaan tidak hanya
dipengaruhi oleh capital gain dan pembagian dividen, namun diluar model
seperti variabel-variabel mikro ataupun makro suatu perusahaan.,
diharapkan bagi pembaca dan peneliti selanjutnya agar memperhatikan
faktor-faktor seperti suku bunga, nilai tukar, kebijakan suatu perusahaan,
serta mempertimbangkan faktor-faktor lain yang akan memberikan efek
bagi volume perdagangan suatu saham perusahaan.

5.3 Keterbatasan dan Arah Penelitian Kedepan


Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian, antara lain
sebagai berikut :
1. Periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini relatif pendek
yaitu dari tahun 2015 sampai dengan 2019
2. Penelitian ini hanya difokuskan pada variabel-variabel yang menjadi
return sebuah saham dari emiten pertambangan, tidak mempertimbangkan
rasio keuangan yang biasa digunakan oleh para investor dan pelaku pasar
untuk memvaluasi suatu saham emiten.
3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini return saham berupa capital
gain, sehingga pada pengambilan data return pada emiten pertambangan
cenderung mengalami penurunan harga (capital loss).
4. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini return saham berupa
dividen, sehingga dalam pengambilan sampel penelitian yang terbatas
dikarenakan emiten yang rutin membagikan dividen selama periode
penelitian begitu sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
A. H., & N. H. (2000). Studi Empiris Tentang Pengaruh Volume Perdagangan dan Return
Terhadap Bid-ask Spread Saham Industri Rokok di BEJ Dengan Model Koreksi
Kesalahan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 3, No.1.

Atika, B. (2020). Pengaruh Dividen Announcement, Capital Gain Dan Kurs Terhadap
Trading Volume Activity (Studi Kasus pada Sagam Syariah yang Terdaftar di JII
Tahun 2015-2018). Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. XIX, No. 2, 1-15.

Atmaja, L. S. (2008). Teori & Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi Offset.

Brigham, E., & Houston, J. (2006). DASAR DASAR MANAJEMEN KEUANGAN. Salemba
Empat.

Erdianza, Effendi, S., & Hermanto. (2017). Pengaruh Rasio Keuangan dan Volume
Perdagangan Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi No. 11.

Erlina. (2008). Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen (Ed 2).
Medan: Usu Pers.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, D. (1999). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

H, s. (2011). Lebih Untung Membeli Surat Utang Negara . Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Hartono, J. (2017). TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI. BPFE-YOGYAKARTA.

Hasanudin. (2015). Analisis Komparatif Abnormal Return Saham JII dan Non JII Sebelum
dan Sesudah Libur Idul Fitri (Periode 2009 - 2013). Jurnal MIX, Volume VI, No. 2,
Juni 2015.

Horne, & Wachowicz. (1998). In V. Horne, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan , edisi


kesembilan (pp. 501 - 503). Salemba Empat.

HOUSTON, B. (2006). Dasar Dasar Manajemen Keuangan Edisi 11. Salemba Empat.

Kasmir, D. (2014). BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA. JAKARTA: PT RajaGrafindo


Persada.

Nilamsari, & Supatmi. (2015). Dampak intellectual capital terhadap capital gain pada
lembaga keuangan. UNISSULA ISSN 2302-9791 Vol.2 No.1.

Priana, I. K., & RM, K. M. (2017). PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN SAHAM,


LEVERAGE, DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA VOLATILITAS HARGA SAHAM .
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Rahardjo, D. B. (2009). JELI INVESTASI SAHAM ALA WARREN BUFFETT. Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta.

Retno, M., & Putri, P. (2015). Studi Terhadap Pembagian Dividen Dan Dampaknya
Terhadap Harga Saham Perusahaan Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011 - 2014. E-ISSN 2502-4159.

Rohmana, Y. (2010). Ekonometrika Teori Dan Aplikasi Eviews. Bandung: Laboratorium


Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

S. ,. (2010). Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE
UGM Yogyakarta.

Setyawan, & Widyantoro. (1995). Analisis beberapa faktor yang beerpengaruh terhadap
kebijakan dividen pada badan usaha milik negara bentuk persero. Program
pasca sarjana universitas gajah mada.

Siahaan. (2011). Lebih Untung Membeli Surat Utang Negara. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Subiyanto, D. (2015). Analisis Pengaruh Capital Gain Dan Pembagian Dividen Terhadap
Volume Perdagangan (Studi Kasus Pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di
BEI Tahun 2009-2012). Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta.

Sudibyo, W. (2014). Pengaruh dividen dan capital gain terhadap volume perdagangan
saham di bursa efek jakarta .

Sugiyono. (2015). In Statistika Untuk Penelitian (p. 154). Bandung: Penerbit Alfabet.

Sujarweni, V. W. (2014). Metode Penelitian : Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

sunariyah. (2003). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi 3. Yogyakarta: AMP YPKM
Yogyakarta.

Wahyudi, & Untung. (2006). Implikasi struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan :
dengan keputusan keuangan sebagai variabel intervening. Simposium Nasional
Akuntansi 9 Padang.

Wiagustini, N. (2014). MANAJEMEN KEUANGAN. Kampus Universitas Udayana Denpasar,


Jl. PB. Sudirman, Denpasar - Bali: unudpress@yahoo.com.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian

Waktu Emiten Deviden Capital TVA


Per Gain
Share
X1 X2 Y
2015 ADRO 30.24 -0.50481 0.353451
2015 BSSR 61.53 -0.30189 0.00001135
2015 ELSA 39.55602 -0.63134 1.069915
2015 GEMS 6.76 -0.3 0.00004046
2015 ITMG 1397 -0.063994 0.346871
2015 MBAP 81.05 -0.14559 0.032601
2015 MYOH 50.82 0.117021 0.033652
2015 PTBA 324.57 -0.63434 1.86429
2015 RUIS 10 -0.00463 0.136352
2015 TINS 25.6977 -0.57917 0.241709
2015 UNTR 796 -0.02023 0.2303155
2016 ADRO 41.08 2.431174 0.415422
2016 BSSR 26.6 0.27072 0.00019583
2016 ELSA 10.28606 0.75 2.807185
2016 GEMS 38.22 0.928571 0.005699539
2016 ITMG 494.88 1.947598 0.400008
2016 MBAP 106.4 0.874439 0.000039
2016 MYOH 50.82 0.26506 0.177755
2016 PTBA 289.73 1.883506 2.277178
2016 RUIS 7.5 0.097674 0.305527
2016 TINS 4.092 1.239583 0.623229
2016 UNTR 583 0.319876 0.282297
2017 ADRO 61.64 0.097345 0.247247
2017 BSSR 303.9773 0.489362 0.00032226
2017 ELSA 4.26 -0.11429 2.684032
2017 GEMS 214.2 0.018519 0.000868717
2017 ITMG 2442.86 0.226667 0.314554
2017 MBAP 305.718 0.38756 0.004454
2017 MYOH 107.94 0.11111 0.111647
2017 PTBA 285.5 -0.016 1.914426
2017 RUIS 6 -0.01695 0.153653
2017 TINS 10.14394 -0.27907 0.634846
2017 UNTR 675 0.665882 0.236967
2018 ADRO 98.56 -0.34677 0.513555
2018 BSSR 371.765 0.114286 0.00066964
2018 ELSA 5.08 -0.07527 1.999379
2018 GEMS 142.8 -0.07273 0.000014484
2018 ITMG 3260 -0.02174 0.377423
2018 MBAP 570 -0.01724 0.0041446
2018 MYOH 114.24 0.492857 0.077145
2018 PTBA 285.5 0.747967 3.595241
2018 RUIS 5 0.12069 0.037626
2018 TINS 23.61059 -0.02581 0.556433
2018 UNTR 976 -0.2274 0.289009
2019 ADRO 54.74 0.279835 0.435339
2019 BSSR 57.3 -0.22222 0.00070709
2019 ELSA 9.465 -0.11047 0.943266
2019 GEMS 96.75 1.45E-05 1.45E-05
2019 ITMG 2750 -0.43333 0.34439
2019 MBAP 160 -0.30526 0.009953
2019 MYOH 129.3 0.239234 0.045786
2019 PTBA 339.631 -0.3814 2.503808
2019 RUIS 6 -0.04615 0.003278
2019 TINS 23.61059 0.092715 1.271218
2019 UNTR 1236 -0.21298 0.301194

Lampiran 2 Analisis Statistik Deskriptif

X1 X2 Y
 Mean  0.165422  356.5168  0.567570
 Median -0.004630  96.75000  0.247247
 Maximum  2.431174  3260.000  3.595241
 Minimum -0.634340  4.092000  1.14E-05
 Std. Dev.  0.609060  674.7776  0.857452
 Skewness  1.822205  2.942324  1.920736
 Kurtosis  6.757231  11.38627  5.744183

 Jarque-Bera  62.78825  240.5300  51.07539


 Probability  0.000000  0.000000  0.000000

 Sum  9.098192  19608.42  31.21635


 Sum Sq. Dev.  20.03155  24587541  39.70207

 Observations  55  55  55

Lampiran 3 Common Effect Model

Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 02/11/21 Time: 19:28
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 11
Total panel (unbalanced) observations: 55

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C -0.812431 1.895976 -0.428503 0.6721


X1 -0.262254 0.386680 -0.678221 0.5041
X2 0.786456 0.271618 2.895447 0.0079

R-squared 0.266715    Mean dependent var -3.156166


Adjusted R-squared 0.205608    S.D. dependent var 3.482663
S.E. of regression 3.104051    Akaike info criterion 5.207732
Sum squared resid 231.2431    Schwarz criterion 5.351714
Log likelihood -67.30438    Hannan-Quinn criter. 5.250545
F-statistic 4.364721    Durbin-Watson stat 3.526081
Prob(F-statistic) 0.024170

Lampiran 4 Fixed Effect Model

Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 02/11/21 Time: 19:31
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 11
Total panel (unbalanced) observations: 55

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 0.180617 3.623583 0.049845 0.9609


X1 -0.360116 0.623206 -0.577844 0.5719
X2 1.160067 0.870273 1.332992 0.2024

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.368141    Mean dependent var -3.156166


Adjusted R-squared -0.095222    S.D. dependent var 3.482663
S.E. of regression 3.644706    Akaike info criterion 5.725531
Sum squared resid 199.2582    Schwarz criterion 6.301458
Log likelihood -65.29466    Hannan-Quinn criter. 5.896784
F-statistic 0.794498    Durbin-Watson stat 4.053470
Prob(F-statistic) 0.644333

Lampiran 5 random effect model

Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/11/21 Time: 19:31
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 11
Total panel (unbalanced) observations: 55
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C -0.812431 2.226212 -0.364939 0.7184


X1 -0.262254 0.454030 -0.577613 0.5689
X2 0.786456 0.318928 2.465936 0.0212

Effects Specification
S.D.   Rho  

Cross-section random 0.000000 0.0000


Idiosyncratic random 3.644706 1.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.266715    Mean dependent var -3.156166


Adjusted R-squared 0.205608    S.D. dependent var 3.482663
S.E. of regression 3.104051    Sum squared resid 231.2431
F-statistic 4.364721    Durbin-Watson stat 3.526081
Prob(F-statistic) 0.024170

Unweighted Statistics

R-squared 0.266715    Mean dependent var -3.156166


Sum squared resid 231.2431    Durbin-Watson stat 3.526081

Lampiran 6 Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic   d.f.  Prob. 

Cross-section F 0.267533 (9,15) 0.9743


Cross-section Chi-square 4.019438 9 0.9101

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 02/17/21 Time: 15:15
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 11
Total panel (unbalanced) observations: 55

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  


C -0.812431 1.895976 -0.428503 0.6721
X1 -0.262254 0.386680 -0.678221 0.5041
X2 0.786456 0.271618 2.895447 0.0079

R-squared 0.266715    Mean dependent var -3.156166


Adjusted R-squared 0.205608    S.D. dependent var 3.482663
S.E. of regression 3.104051    Akaike info criterion 5.207732
Sum squared resid 231.2431    Schwarz criterion 5.351714
Log likelihood -67.30438    Hannan-Quinn criter. 5.250545
F-statistic 4.364721    Durbin-Watson stat 3.526081
Prob(F-statistic) 0.024170

Lampiran 7 Uji Lagrange

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects


Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
        (all others) alternatives

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pagan  2.072388  1.415999  3.488387


(0.1500) (0.2341) (0.0618)

Honda -1.439579 -1.189958 -1.859363


-- -- --

King-Wu -1.439579 -1.189958 -1.813330


-- -- --

Standardized Honda -1.245610 -1.016320 -5.116287


-- -- --
Standardized King-Wu -1.245610 -1.016320 -4.941001
-- -- --
Gourierioux, et al.* -- --  0.000000
(>= 0.10)

*Mixed chi-square asymptotic critical values:


1% 7.289
5% 4.321
10% 2.952

Lampiran 8 Uji Normalitas


7
Series: Standardized Residuals
6 Sample 2015 2019
Observations 27
5
Mean 1.81e-16
Median 0.540174
4
Maximum 3.803259
Minimum -8.010022
3
Std. Dev. 2.982276
Skewness -1.069201
2 Kurtosis 3.500707

1 Jarque-Bera 5.426403
Probability 0.066324
0
-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Lampiran 9 Uji Linieritas

Ramsey RESET Test


Equation: UNTITLED
Specification: TVA CAPITAL_GAIN DEVIDEN C
Omitted Variables: Squares of fitted values

Value df Probability
t-statistic  0.269841  23  0.7897
F-statistic  0.072814 (1, 23)  0.7897
Likelihood ratio  0.085343  1  0.7702

F-test summary:
Mean
Sum of Sq. df Squares
Test SSR  0.729769  1  0.729769
Restricted SSR  231.2433  24  9.635137
Unrestricted SSR  230.5135  23  10.02233

LR test summary:
Value df
Restricted L -67.30439  24
Unrestricted L -67.26172  23

Unrestricted Test Equation:


Dependent Variable: TVA
Method: Least Squares
Date: 03/03/21 Time: 14:20
Sample: 7 54
Included observations: 55

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

CAPITAL_GAIN 0.532709 0.980378 0.543371 0.5921


DEVIDEN -0.214119 0.432841 -0.494683 0.6255
C -1.040081 2.109753 -0.492987 0.6267
FITTED^2 -0.027854 0.103225 -0.269841 0.7897

R-squared 0.269070    Mean dependent var -3.156207


Adjusted R-squared 0.173731    S.D. dependent var 3.482760
S.E. of regression 3.165806    Akaike info criterion 5.278646
Sum squared resid 230.5135    Schwarz criterion 5.470622
Log likelihood -67.26172    Hannan-Quinn criter. 5.335730
F-statistic 2.822250    Durbin-Watson stat 3.216772
Prob(F-statistic) 0.061297

Lampiran 10 Multikolinieritas

Y X1 X2

Y  1.000000 -0.102791  0.502695


X1 -0.102791  1.000000  0.031229
X2  0.502695  0.031229  1.000000

Lampiran 11 Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.977751    Prob. F(2,22) 0.3919


Obs*R-squared 2.204027    Prob. Chi-Square(2) 0.3322

Lampiran 12 heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.318924 Prob. F(5,21) 0.8960


Obs*R-squared 1.905533 Prob. Chi-Square(5) 0.8621
Scaled explained SS 1.882540 Prob. Chi-Square(5) 0.8651

Lampiran 13 Uji t
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.812431 1.895976 -0.428503 0.6721


X1 -0.262254 0.386680 -0.678221 0.5041
X2 0.786456 0.271618 2.895447 0.0079

Lampiran 14 Uji F

R-squared 0.266715 Mean dependent var -3.156166


Adjusted R-squared 0.205608 S.D. dependent var 3.482663
S.E. of regression 3.104051 Akaike info criterion 5.207732
Sum squared resid 231.2431 Schwarz criterion 5.351714
Log likelihood -67.30438 Hannan-Quinn criter. 5.250545
F-statistic 4.364721 Durbin-Watson stat 3.526081
Prob(F-statistic) 0.024170

Lampiran 15 Uji R

R-squared 0.266715 Mean dependent var -3.156166


Adjusted R-squared 0.205608 S.D. dependent var 3.482663
S.E. of regression 3.104051 Akaike info criterion 5.207732
Sum squared resid 231.2431 Schwarz criterion 5.351714
Log likelihood -67.30438 Hannan-Quinn criter. 5.250545
F-statistic 4.364721 Durbin-Watson stat 3.526081
Prob(F-statistic) 0.024170

Anda mungkin juga menyukai