LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
Penulis
vi
Laporan magang ini membahas mengenai prosedur audit yang dilakukan oleh
KAP XYZ terhadap akun piutang usaha RS ABC untuk periode yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014. Secara lebih rinci, akan dibahas mengenai
kebijakan akuntansi, proses audit, temuan audit, serta analisis atas piutang usaha
RS ABC dan proses audit KAP XYZ. Berdasarkan proses audit, disimpulkan
bahwa prosedur audit yang dijalankan tim audit KAP XYZ atas akun piutang RS
ABC telah sesuai dengan standar audit yang berlaku.
Kata kunci:
Prosedur Audit; piutang usaha; industri jasa layanan kesehatan
ABSTRACT
The report is aimed to explain the KAP XYZ’s audit procedures of account
receivables of RS ABC for the period ended December 31st, 2014. Furthermore,
the report discusses the accounting policies, audit procedures, audit findings as
well as analysis of account receivables of RS ABC and the audit process of KAP
XYZ. Based on the result, the audit procedures which are applied by the public
accountant firm has complied with the theory and the standards which prevail.
Key words:
Audit Procedure; account receivables; healthcare industry
viii
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................ii
TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG ................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..............................vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xii
ix
Tabel 3.1 Perbandingan Kinerja Operasional RS ABC Tahun 2014 dan 2013 ......... 37
Tabel 4.1 Alokasi Component Overall Materiality (COM)....................................... 57
Tabel 4.2 Alokasi Component Performance Materiality (CPM)............................... 57
Tabel 4.3 Jadwal Audit RS ABC ............................................................................... 60
Tabel 4.4 Saldo Piutang Usaha RS ABC ................................................................... 64
Tabel 4.5 Saldo unsual item akun piutang usaha RS ABC ........................................ 65
Tabel 4.6 Saldo Pendapatan Pisah Batas RS ABC .................................................... 66
Tabel 4.7 Saldo Catatan dan Trial Balance Piutang Usaha RS ABC ........................ 68
Tabel 4.8 Saldo Allowance for Doubtful Account (AFDA) RS ABC ........................ 68
Tabel 4.9 Daftar Umur Piutang Usaha Institusi Penjamin RS ABC .......................... 70
xi
xii
PENDAHULUAN
Hal ini sejalan dengan salah satu misi yang dimiliki oleh Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI),
yaitu menghasilkan lulusan yang mampu bersaing secara global. Untuk dapat
mencapai misi tersebut, selain memberikan teori-teori yang relevan selama
dibangku kuliah, mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk
mengaplikasikan teori serta mengasah soft skill yang sangat dibutuhkan ketika
memasuki dunia kerja melalui mata kuliah program magang dan menjadikan
penulisan laporan program magang sebagai salah satu opsi tugas akhir untuk
memenuhi syarat kelulusan.
RS ABC merupakan salah satu klien KAP XYZ yang bergerak dibidang
industri jasa pelayanan kesehatan dan merupakan sebuah profit oriented entity.
Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, pelanggan utama RS ABC
sebagian besar adalah karyawan QS Group dan RS ABC merupakan salah
satu perusahaan yang termasuk kedalam QS Group. Sehingga dalam hal ini,
meskipun industri jasa pelayanan kesehatan semakin kompetitif, RS ABC
tidak memiliki pesaing untuk pelanggan dalam segmen ini.
ABC untuk tahun 2014. Akun piutang usaha berkontribusi sebanyak 40% dari
total aset lancar dan 16% dari total aset yang dimiliki oleh RS ABC atau akun
yang memiliki kontribusi kedua terbesar setelah akun aset tetap. Selain itu RS
ABC memiliki banyak pelanggan baik dari perusahaan kecil maupun
perusahaan besar. Hal ini mengakibatkan estimasi perhitungan provisi untuk
penurunan nilai piutang usaha semakin kompleks dan kesalahan perhitungan
tersebut dapat berdampak material ke dalam laporan keuangan RS ABC.
Sehingga topik ini menjadi suatu pembahasan yang menarik untuk melihat
apakah kebijakan akuntansi terkait piutang usaha yang dimiliki RS ABC
sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.
Universitas Indonesia
(FS). Program magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu terhitung sejak
tanggal 5 Januari 2015 sampai 3 April 2015.
Universitas Indonesia
Bab 1: Pendahuluan
Bab ini menceritakan tentang latar belakang program magang, tujuan
dan manfaat program magang, tempat dan waktu pelaksanaan program
magang, ruang lingkup dan pelaksanaan kegiatan magang, ruang
lingkup laporan magang serta sistematika penulisan laporan magang.
Bab 2: Landasan Teori
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori serta konsep-konsep yang
relevan dalam mengerjakan laporan magang.
Bab 3: Gambaran Umum KAP XYZ & RS ABC
Bab ini menjelaskan tentang profil KAP XYZ yang merupakan tempat
penulis melaksanakan program magang serta gambaran umum RS
ABC terkait dengan profil perusahaan, dan kegiatan operasional
perusahaan RS ABC.
Bab 4: Analisis dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang pembahasan piutang usaha RS ABC serta
prosedur audit atas piutang usaha RS ABC yang telah dilakukan oleh
KAP XYZ.
Bab 5: Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari seluruh isi laporan dan saran
untuk permasalahan-permasalahan yang ada.
Universitas Indonesia
LANDASAN TEORI
2.1. Pendapatan
2.1.1. Pengertian Pendapatan
5 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.2. Piutang
2.2.1. Pengertian Piutang
Selain itu piutang juga dapat diklasifikan sebagai piutang dagang (trade
receivables) dan piutang lain-lain. Piutang dagang adalah piutang yang timbul
akibat adanya transaksi atas barang atau jasa yang dijual kepada konsumen,
Universitas Indonesia
Menurut Kieso et al (2011), Jumlah yang diakui sebagai nilai piutang berasal
dari harga pertukaran (exchange price) antara dua pihak. Pengukuran harga
pertukaran dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu diskon (trade discounts dan
cash discount dan rentang waktu antara penjualan dan batas waktu penjualan
(interest element).
Universitas Indonesia
Tujuan dari standar ini adalah untuk mengatur seluruh aspek akuntansi
instrumen keuangan yang mencakup pembedaan utang dengan modal, netting,
pengakuan, penghentian, pengukuran, dan pengukapan. Instrumen keuangan yang
termasuk didalam standar ini adalahi piutang, utang, investasi pada obligasi dan
saham hingga derivatif.
Penyajian atas instrumen keuangan diatur didalam PSAK 50. Pengakuan dan
pengukuran menggunakan PSAK 55, dan pengungkapan berdasarkan PSAK 60.
Berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2010) Instrumen keuangan adalah setiap kontrak
yang menambah nilai aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen
ekuitas entitas lain.
Universitas Indonesia
Suatu entitas akan mengukur instrumen keuangan baik aset maupun liabilitas
keuangan pada nilai wajar saat aset atau liabilitas keuangan tersebut diakui
ditambah dengan biaya transaksi yang terkait. Namun terdapat kondisi tertentu
yang membuat harga transaksi tidak bisa dijadikan sebagai nilai wajar. Sehingga
butuh penilaian lebih lanjut menggunakan data objektif melalui teknis penilaian
tertentu.
Universitas Indonesia
2.3.6. Pengungkapan
Lingkungan pengendalian
Universitas Indonesia
Penilaian risiko
Setiap perusahaan pasti memiliki risiko baik yang berasal dari eksternal
maupun internal dan perlu dilakukan penilaian atas resiko tersebut. Hal ini
dikarenakan keadaan ekonomi, industri, peraturanm dan kondisi operasional
akan selalu berubah. Sehingga perlu adanya identifikasi atas resiko yang
muncul akibat perubahan tersebut. Penilaian risiko untuk pelaporan keuangan
terkait dengan identifikasi dan analisis yang dilakukan oleh manajemen atas
risiko yang muncul dalam penyusunan laporan keuangan terkait kepatuhan
terhadap standar akuntansi yang berlaku.
Aktivitas pengendalian
Pengawasan
Universitas Indonesia
2.5. Pengauditan
2.5.1. Definisi Pengauditan
Terdapat tiga jenis utama audit yang disediakan oleh akuntan publik
bersertifikat, yaitu audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan keuangan.
Pada audit operasional, auditor melakukan evaluasi atas efektivitas dan efisiensi
dari metode dan prosedur operasional organisasi. Dalam hal ini, reviu yang
dilakukan oleh auditor tidak terbatas pada akuntansi saja. Tetapi juga dapat
mencakup evaluasi dari struktur organisasi, operasional komputer, metode
produksi, pemasaaran dan area-area lainnya dimana auditor memenuhi kualifikasi
Universitas Indonesia
atas area tersebut. Pada akhir proses audit operasional, pihak manajemen
organisasi biasanya mengharapkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh auditor
untuk memperbaiki operasional dari organisasi tersebut.
Untuk jenis audit yang kedua, yaitu audit kepatuhan, dilakukan untuk
menentukan apakah organisasi yang diaudit sudah memenuhi prosedur, peraturan
atau regulasi spesifik yang di tentukan oleh pihak yang memiliki otoritas lebih
tinggi (Arens, Elder, dan Beasley (2009)). Jenis audit yang terakhir adalah audit
laporan keuangan. Pada audit laporan keuangan, auditor akan menentukan apakah
organisasi yang diaduit sudah menyusun laporan keuangan organisasi tersebut
sesuai dengan kriteria yang spesifik atau biasanya standar akuntansi keuangan
yang berlaku.
Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi terlebih dahulu dengan semestinya.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Menurut SPAP (2013) SA Seksi 200, tujuan dari audit atas laporan keuangan
yang dilakukan oleh auditor independen adalah meningkatkan tingkat keyakinan
pengguna laporan keuangan yang dituju.
Universitas Indonesia
Tujuan audit terkait saldo akan mengikuti asersi manajemen dan akan
membantu auditor membuat kerangka untuk mengumpulkan bukti-bukti yang
layak dan memadai yang terkait dengan saldo akun. Terdapat delapan tujuan audit
terkait saldo yaitu:
Keberadaan (existence)
Pada tujuan ini, auditor memastikan bahwa nilai saldo atas transaksi yang
terjadi yang dimasukkan kedalam laporan keuangan sudah sesuai dengan
nilai yang sebenarnya
Kelengkapan (completeness)
Pada tujuan ini, auditor memastikan bahwa seluruh nilai transaksi yang
seharusnya masuk kedalam pencatatan sudah dicatat oleh klien.
Akurasi (accuracy)
Tujuan akurasi mengacu kepada nilai yang telah dicatat sudah akurat.
Klasifikasi (classification)
Pada klasifikasi, auditor menentukan bahwa transaksi-transaksi yang
terjadi sudah diklasifikasikan dengan benar pada akun-akun yang terdapat
dalam buku besar.
Pisah Batas (cutoff)
Tujuan ini menentukan bahwa transaksi-transaksi yang terjadi sudah
dicatat dan dimasukan kedalam periode yang tepat. Terutama terkait
dengan transaksi-transaksi yang terjadi pada akhir periode akuntansi.
Kaitan Rinci (detail tie in)
Auditor memastikan bahwa detil yang terdapat dalam laporan keuangan
klien sudah sesuai dengan detil yang terdapat dalam pencatatan klien,
seperti didalam berkas utama, buku besar, dll.
Nilai Realisasi (realizable value)
Tujuan ini memastikan bahwa saldo pada akun aset sudah dicatat pada
nilai estimasi realisasinya, atau telah dikurangi dengan penurunan dari
nilai perolehan (historical cost) ke nilai sebenarnya (realizable value).
Hak dan Kewajiban (right and obligations)
Universitas Indonesia
Pada tujuan ini, setiap aset dan liabilitas yang dicatat memang merupakan
hak dan kewajiban yang dimiliki perusahaan. Tujuan ini mendukung
tujuan keberadaan.
2.5.5.3. Tujuan Audit Terkait Penyajian dan Pengungkapan
Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009) terdapat empat tujuan audit terkait
penyajian dan pengungkapan yaitu:
Universitas Indonesia
Kelayakan bukti audit adalah suatu indikator atas kualitas bukti audit yang
dilihat dari relevansi dan keandalannya dalam mencapai tujuan audit. Bukti audit
yang tepat adalah bukti audit yang bisa membantu auditor untuk mencapai tujuan
audit. Sedangkan keandalan dalam mencapai tujuan audit adalah jika bukti audit
berasal dari sumber yang terpercaya. Terdapat lima karakteristik kelayakan bukti
audit yaitu:
Independensi pembuat bukti audit
Bukti audit akan lebih dapat diandalkan ketika bukti tersebut berasal dari
pihak ketiga yang independen. Hal ini dikarenakan semakin independen
pembuat bukti audit, maka bukti tersebut akan semakin dapat dipercaya.
Efektivitas pengendalian internal
Pengendalian internal menunjukkan apakah sistem yang dimiliki klien
tersebut baik atau tidak. Semakin baik pengendalian internal klien maka
semakin baik sistem yang dimiliki. Sehingga ketika bukti audit yang
diperoleh dari pengendalian internal yang baik dapat lebih dipercaya.
Pengetahuan auditor secara langsung
Ketika auditor memperoleh bukti audit secara langsung melalui metode
pengumpulan bukti audit maka bukti audit itu akan lebih dapat dipercaya
jika dibandingkan dengan bukti audit yang didapat secara tidak langsung.
Kecakapan pembuat bukti audit
Bukti audit dari pihak ketiga yang independen akan berkurang
keandalannya ketika bukti tersebut tidak diberikan oleh orang yang
menguasai bidang tersebut. Sehingga bukti audit yang diberikan oleh
pihak ketiga haruslah diberikan oleh orang yang memahami bidangnya.
Derajat objektivitas
Semakin tinggi objektivitas dari suatu bukti audit, maka tingkat keandalan
bukti audit itu semakin tinggi. Bukti audit dapat diandalkan ketika bukti
tersebut minim subjektivitas (judgement) sehingga kebenaran yang
dihasilkan atas bukti tersebut tidak diragukan.
Aktualitas (Timeliness)
Bukti audit dapat diandalkan ketika bukti tersebut memiliki rentang waktu
yang sesuai dengan proses audit.
Universitas Indonesia
Kecukupan bukti audit terkait dengan banyaknya sampel bukti audit yang
diambil oleh auditor. Ada dua faktor yang bisa mempengaruhi pengambilan
sampel bukti audit, yakni estimasi auditor terhadap terjadinya salah saji dan
efektivitas pengendalian internal.
Pemeriksaan fisik
Pada jenis bukti ini, auditor melakukan inspeksi atau menghitung jumlah
aset berwujud yang dimiliki klien, biasanya terkait dengan kas atau
persediaan klien tersebut.
Konfirmasi
Konfirmasi adalah bukti audit yang diperoleh auditor yang berasal dari
pihak ketiga yang independen berupa bukti tertulis atau bukti oral dari
pihak tersebut untuk memverifikasi keakuratan informasi yang diperoleh
dari klien.
Dokumentasi
Bukti ini diperoleh auditor dengan cara melakukan penelusuran atas
dokumen dan catatan yang dimiliki klien untuk menentukan informasi
yang harus dicantumkan dalam laporan keuangan.
Prosedur analitis
Pada prosedur analitis, auditor membandingkan dan menghubungkan data
laporan keuangan yang diaudit dengan data terkait lainnya, seperti data
klien tahun lalu, data industri, data pasar, dan sejenisnya.
Wawancara dengan klien
Wawancara dengan klien merupakan proses perolehan informasi baik
dengan lisan maupun tertulis yang bertujuan untuk membantu auditor
memperoleh pemahaman dalam proses audit. Untuk proses lisan dapat
dilakukan dengan cara mewawancarai klien sedangkan tulisan bisa berupa
kuesioner, atau e-mail.
Universitas Indonesia
Penghitungan kembali
Jenis bukti ini diperoleh dengan melakukan pemeriksaan kembali terhadap
penghitungan yang telah dilakukan oleh klien untuk memastikan apakah
hasil penghitungan yang dilakukan klien sudah tepat.
Melakukan pengujian ulang
Pada tes ulang, auditor akan melakukan pengujian terhadap prosedur
akuntansi atau kontrol yang menjadi bagian dari sistem akuntansi dan
pengendalian internal klien dengan tujuan untuk mendapatkan keyakinan
terkait keandalan sistem tersebut sebagai dasar pengambilan bukti-bukti
audit.
Observasi
Observasi adalah melihat kondisi klien secara langsung di lapangan yang
bertujuan untuk mengukur aktivitas tertentu dari klien.
2.7. Materialitas
Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji dari
informasi akuntansi yang, bergantung kepada keadaan disekelilingnya, dengan
adanya nilai yang dihilangkan atau salah saji tersebut bisa membuat keputusan
orang yang menggunakan informasi tersebut berubah atau terpengaruh (Arens,
Elder, dan Beasley, 2009). Berdasarkan SPAP (2013) SA Seksi 320 kesalahan
penyajian dianggap material bila kesalahan penyajian tersebut, secara individual
atau agregat, diperkirakan dapat memengaruhi keputusan ekonomi yang diambil
berdasarkan laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan tersebut.
Universitas Indonesia
Terdapat empat tahapan dalam proses audit yang harus dilakukan oleh auditor
independen untuk dapat tercapainya tujuan audit. Tahapan tersebut terdiri dari
tahap perencanaan dan perancangan proses audit, tahapan berikutnya adalah
melakukan uji kontrol dan uji substantif atas transaksi, tahapan yang ketiga adalah
melakukan prosedur analitis dan pengujian detil saldo, dan yang terakhir adalah
penyelesaian audit dan mengeluarkan laporan keuangan yang telah diaudit. Bagan
tahapan proses audit dapat dilihat pada gambar 2.1
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dalam hal ini, auditor dapat melakukan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi pada waktu yang berbeda. Namun dalam aplikasinya,
baik pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dilakukan
dalam waktu yang bersamaan untuk meningkatkan efisiensi proses audit.
Tahapan ketiga yang harus dilakukan oleh auditor untuk menyelesaikan proses
audit adalah prosedur analitis dan pengujian detil saldo. Pada prosedur analitis,
auditor melakukan analisis terkait dengan perubahan nilai pada suatu akan dalam
periode tertentu. Prosedur analitis dilakukan dengan tujuan untuk dapat
mengindikasikan kemungkinan terjadinya salah saji pada laporan keuangan serta
memperoleh bukti yang substantif.
Pengujian detil saldo memiliki tujuan untuk melihat keakuratan nilai moneter
pada akun. Pengujian ini berfokus pada saldo akhir yang terdapat dalam buku
besar baik akun yang terdapat dalam neraca keuangan maupun laporan laba rugi.
Pengujian ini substansial karena bukti yang diperoleh pada pengujian ini biasanya
diperoleh dari pihak eksternal yang independen. Pengujian ini dilakukan karena
pada prosedur analitis, auditor hanya dapat mengindikasikan kemungkinan
terjadinya salah saji material yang mempengaruhi laporan keuangan klien.
Sehingga pada pengujian ini, auditor dapat menentukan apakah salah saji tersebut
sudah benar-benar terjadi.
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir yang harus dilakukan auditor dalam
menyelesaikan proses audit untuk dapat memperoleh tujuan audit. Pada tahap ini,
terdapat tujuh hal yang harus dilakukan auditor yaitu:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
31 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tahapan terakhir yaitu finalisasi audit. Pada tahapan ini, KAP XYZ akan
melakukan kelengkapan prosedur atas audit yang telah dilakukan, referensi
laporan keuangan, menerbitkan laporan, dan melakukan evaluasi dan penilaian
terhadap proses audit yang telah dilakukan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Direktur Utama
Sekretaris
Kepala SPI
Perusahaan
Direktur Direktur
Direktur Operasi
Pengembangan Keuangan
Vice President Vice President Vice President Vice President Vice President Vice President
Pemasaran Pengembangan Operasi Managed Care Keuangan SDM
Unit Usaha
Rumah Sakit
KSO
Joint Venture
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tabel 3.1 Perbandingan Kinerja Operasional RS ABC Tahun 2014 dan 2013
Jumlah tempat tidur merupakan jumlah tempat tidur yang dapat digunakan
untuk keperluan pasien diseluruh unit usaha RS ABC dalam satu tahun,
Peningkatan jumlah tempat tidur pada tahun 2014 diakibatkan karena terjadinya
peningkatan jumlah tempat tidur dibeberapa unit usaha yang dimiliki oleh RS
ABC, Semakin banyaknya jumlah tempat tidur yang tersedia semakin baik, Hal
ini dikarenakan ketika jumlah tempat tidur bertambah maka kapabilitas RS ABC
untuk memberikan pelayanan kepada pasien semakin meningkat, sehingga dapat
meningkatkan kinerja RS ABC. Namun hal ini tentunya juga bergantung terhadap
penggunaan tempat tidur tersebut. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah
Universitas Indonesia
tempat tidur sehingga RS ABC dapat menampung lebih banyak pasien lagi.
Jumlah hari perawatan adalah jumlah hari perawatan pasien selama satu tahun,
Pada indikator ini, perhitungan dilakukan dengan cara melakukan sensus harian
berdasarkan jumlah pasien dalam setiap bulan dan kemudian akan dijumlahkan
selama setahun.
Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan perbandingan antara jumlah tempat
tidur yang terisi dengan jumlah tempat tidur yang tersedia pada seluruh unit bisnis
RS ABC, Terjadi penurunan sebesar 0,22% pada tahun 2014 diakibatkan
penambahan jumlah tempat tidur yang tersedia. Tingginya BOR menunjukkan
pemanfaatan tempat tidur yang tinggi. Sehingga penurunan BOR yang terjadi
pada tahun 2014 menunjukkan bahwa penambahan tempat tidur pada RS ABC
belum meningkatkan kinerja secara optimal karena tambahan tempat tidur tersebut
belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Average Length of Stay (AvLOS) adalah indikator yang menunjukkan rata-
rata lamanya pasien dirawat dalam waktu tertentu, Penurunan AvLOS
menunjukkan terjadinya peningkatan kinerja operasi RS ABC, Hal ini
dikarenakan semakin rendahnya AvLOS menunjukkan bahwa semakin tingginya
perputaran pasien baru. Pada tahun 2014 terjadi penurunan AvLOS dibandingkan
dengan tahun 2013. Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat perputaran
pasien baru RS ABC yang menyebabkan peningkatan kinerja RS ABC.
Indikator berikutnya adalah Bed Turn Over (BTO), BTO menggambarkan
frekuensi penggunaan tempat tidur pada periode tertentu, Indikator ini didapatkan
dengan cara menghitung rata-rata atas jumlah pasien yang menggunakan setiap
tempat tidur dalam periode tertentu. Pada umumnya, BTO rumah sakit berkisar
antara 30 – 50%. Hal ini dikarenakan nilai BTO yang terlalu tinggi menunjukkan
ketidakefisienan penggunaan tempat tidur karena terlalu sering digunakan. Pada
tahun 2014 terjadi peningkatan BTO sebesar 1,20 kali jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tempat tidur RS ABC
lebih efisien pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2014. Turn Over Interval (TOI)
menunjukkan rata-rata dari jumlah hari atas satu tempat tidur yang tidak terisi,
Semakin kecil angka TOI maka semakin baik karena hal tersebut menunjukkan
bahwa semakin rendahnya waktu kosong atas penempatan suatu tempat tidur.
Universitas Indonesia
Pada tahun 2014 terjadi penuruan TOI sebesar 0,07. Hal ini menunjukkan bahwa
waktu kosong atas penempatan suatu tempat tidur semakin menurun jika
dibandingkan dengan tahun 2014 dan bisa dijadikan indikator bahwa kinerja
operasional RS ABC meningkat.
Pada indikator kunjungan rawat jalan, kita dapat melihat jumlah kunjungan
seluruh pasien yang melakukan rawat jalan selama satu tahun, Terjadi
peningkatan sebesar 17,57% untuk indikator ini pada tahun 2014. Kunjungan
Pihak Ketiga Rawat Jalan adalah jumlah kunjungan pasien dari pihak ketiga yang
tidak dijamin oleh PT QS yang melakukan rawat jalan pada tahun operasional
tersebut, Terjadi peningkatan sebesar 14,14% pada indikator ini untuk tahun 2014,
Kunjungan rawat inap menggambarkan jumlah kunjungan seluruh pasien yang
melakukan rawat inap selama satu tahun, Pada tahun 2014 terjadi peningkatan
sebesar 7,76% untuk indikator ini, Indikator yang terakhir adalah kunjungan pihak
ketiga rawat inap, Indikator ini menggambarkan jumlah kunjungan pasien dari
pihak ketiga yang tidak dijamin oleh PT QS yang melakukan rawat inap selama
satu tahun, Terjadi peningkatan sebesar 7,1% untuk indikator ini pada tahun 2014.
Pada indikator jumlah kunjungan, semakin tinggi jumlah kunjungan semakin baik.
Hal ini dikarenakan semakin banyaknya kunjungan menunjukkan bahwa semakin
banyaknya pelayanan kesehatan yang diberikan RS ABC. Sehingga semakin
banyaknya kunjungan yang diterima oleh RS ABC akan meningkatkan kinerja
operasional RS ABC. Terlihat dari tabel 3.1 jumlah kunjungan baik dari rawat
jalan maupun rawat inap meningkat pada tahun 2014. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kinerja operasional RS ABC meningkat jika dilihat dari indikator ini.
Universitas Indonesia
Metode Pembayaran
Kas
Pihak Ketiga
40 Universitas Indonesia
yang berasal dari kapitasi saja yang akan dibahas karena pendapatan tersebut
berkaitan dengan akun piutang usaha yang dimiliki oleh RS ABC. Kapitasi
merupakan pembayaran dalam jumlah tetap yang diterima oleh RS ABC dan
dibayarkan oleh pihak berelasi. Biaya tersebut berlaku untuk setiap pasien yang
dijamin oleh pihak berelasi tersebut untuk periode tertentu dibawah perencanaan
pelayanan kesehatan yang telah disetujui antara RS ABC dan pihak berelasi
tersebut. RS ABC menerima pembayaran kapitasi dimuka atau pada setiap
kuarter.
Pendapatan
Korporat
Pendapatan
Kapitasi
Umum
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pembayaran Alokasi
Kapitasi berdasarkan
Perusahaan beban aktual unit
Unit Bisnis
Induk Korporat Rumah Sakit
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pelayanan penunjang
Obat-obatan
medik
Gambar 4.6 Pendapatan Unit Bisnis Rumah Sakit
Sumber : Kertas kerja KAP XYZ (telah diolah kembali)
1. Registrasi Pasien
Rawat Inap (Ranap)
Pada jenis pendapatan ini, staf bagian registrasi akan melakukan identifikasi
terhadap pasien terkait status pasien tersebut apakah pasien tersebut pasien lama
atau pasien baru RS ABC. Jika pasien tersebut merupakan pasien baru, maka
pasien tersebut harus mengisi formulir registrasi. Kemudian staf tersebut akan
melakukan konfirmasi terhadap pihak penjamin terkait apakah pasien tersebut
benar-benar dijamin oleh penjamin tersebut dan ruangan jenis apa yang
diizinkan oleh penjamin kepada pasien tersebut.
Data yang berasal dari staf registrasi akan ditinjau kembali oleh kepala bagian
registrasi administrasi medis. Untuk pasien baru, ketika pasien tersebut sudah
diregistrasi, pasien tersebut akan memiliki ID dalam database yang terdiri dari 6
angka. Setelah itu nama pasien beserta ID yang telah dibuat akan dicetak dalam
bentuk barcode dan akan ditempelkan pada dokumen medis pasien tersebut.
Rawat Jalan (Rajal)
Pada rawat jalan, sama seperti yang terdapat pada rawat inap, staf bagian
registrasi akan melakukan identifikasi terhadap pasien terkait status pasien
tersebut apakah pasien tersebut pasien lama atau pasien baru RS ABC. Jika
pasien tersebut merupakan pasien baru, maka pasien tersebut harus mengisi
formulir registrasi. Staf registrasi juga akan melakukan pemeriksaan terhadap
surat pengantar doket jika pasien tersebut memilikinya. Jika tidak tersedia,
pasien tersebut akan segera diarahkan ke dokter umum untuk didiagnosis terkait
kondisi pasien tersebut. Kemudian staf tersebut akan melakukan konfirmasi
terhadap pihak penjamin terkait apakah pasien tersebut benar-benar dijamin oleh
Universitas Indonesia
penjamin tersebut dan perlakuan medis apa yang ditanggung oleh penjamin
tersebut. Kartu identitas pasien tersebut akan ditahan sementara oleh staf
registrasi.
Untuk pasien baru, ketika pasien tersebut sudah diregistrasi, pasien tersebut
akan memiliki ID dalam database yang terdiri dari 6 angka. Setelah itu nama
pasien beserta ID yang telah dibuat akan dicetak dalam bentuk barcode dan akan
ditempelkan pada dokumen medis pasien tersebut.
Pelayanan Penunjang Medik
Pada dasarnya, proses yang terdapat pada pelayanan penunjang medik
pelayanan penunjang medik sama seperti yang terdapat dalam proses rawat
jalan, kecuali:
Tidak ada catatan medis yang disimpan oleh RS ABC yang berasal dari
proses perawatan medis
Nomor pasiennya bersifat sementara dan terdiri dari satu huruf beserta
lima angka dibelakangnya.
Biasanya pasien pelayanan penunjang medik berasal dari rumah sakit lain
yang tidak menyediakan fasilitas seperti yang disediakan RS ABC. Kemudian
catatan medis pasien tersebut akan dikirimkan kepada rumah sakit yang
mengirimkan pasien tersebut.
Farmasi
Pasien akan memberikan resep dokter dan ID card penjamin kepada petugas
apotek. Kemudian petugas tersebut akan memeriksa daftar barang medis yang
dijamin oleh penjamin dan menginformasikan kepada pasien jika terdapat
barang medis yang tidak dijamin oleh penjamin dan menanyakan kepada pasien
tersebut apakah pasien tersebut akan membayar sendiri, membatalkan obat
tersebut, atau mengubah merek obat menjadi merek yang dijamin oleh penjamin.
Kemudian apoteker akan menyiapkan obat sesuai dengan daftar yang diberikan
dan memberikannya kepada pasien. Resep asli akan disimpan oleh rumah sakit.
Administrasi
Beberapa penjamin tidak mengakui biaya administrasi. Untuk rawat jalan,
biaya registrasi untuk pasien baru sebesar Rp 50.000. Pasien tersebut bisa
menunjukkan ID Card penjamin sebelum menerima perawatan dari rumah sakit.
Universitas Indonesia
Sedangkan untuk rawat jalan, biaya administrasi akan dikenakan setelah pasien
selesai dirawat inap. Besarnya biaya administrasi adalah 2,5% dari total
penagihan atau maksimum sebesar Rp 1.750.000. Biaya administrasi ini belum
tentu dijamin oleh penjamin, sesuai dengan perjanjian rumah sakit dan pihak
penjamin masing-masing.
2. Pemberian Jasa
Rawat Inap
Setiap pasien yang telah melakukan registrasi dan menerima ID pasien akan
memiliki integrated medical record (IMR). IMR terdiri dari diagnosis, obat-
obatan, perawatan medis, dan catatan medis lainnya yang diberikan kepada
pasien. Baik dokter dan perawat akan mencatat kondisi pasien tersebut. Setiap
obat-obatan, kunjungan dokter, dan perawatan yang diterima pasien akan dicatat
setiap harinya didalam sistem. Kemudian sistem akan menghitung rate dan
diskon jika tersedia. Tingkat diskon ini tidak bisa diganti oleh staf.
Aktivitas medis rutin dicatat didalam IMR dan untuk aktivitas medis yang
tidak rutin (seperti operasi, radiologi, dll) yang biasanya memiliki biaya yang
tinggi, akan dilakukan prosedur tambahan jika dibutuhkan. Setiap penjamin
memiliki peraturannya tersendiri untuk aktivitas yang tidak rutin dan daftar
prosedur yang diperbolehkan secara spesifik berdasarkan persetujuan. Jika
medical treatment tersebut tidak dijamin oleh penjamin, maka perawat ataupun
dokter akan menginformasikannya kepada pasien dan menanyakan apakah
pasien tersebut akan membayar sendiri atau tidak. Jika iya, maka pasien tersebut
harus mengisi pernyataan pembayaran. Sebelum pasien tersebut menerima
perawatan, mereka harus membayar setidaknya 70% dari jumlah biaya atas
perawatan tersebut kecuali untuk CITO (keadaan terdesak dimana pada keadaan
tersebut dibutuhkan respon medis secepatnya)
Rawat Jalan
Sebelum perawat medis diberikan kepada pasien, pasien tersebut harus
melakukan registrasi pada setiap unit medis atau registrasi umum dengan
memberikan ID card pasien atau ID card penjamin kemudian petugas rumah
sakit akan mendaftarkan jasa yang akan diberikan kepada pasien tersebut
kedalam sistem.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
sesuai dengan IMR. Sistem akan melakukan perhitungan untuk semua total nilai
yang akan dibayarkan oleh pasien, termasuk penyelesaian nilai yang tersisa jika
pasien tersebut telah membayar sebagian untuk prosedur CITO. Staf tersebut
akan berkomunikasi dengan penjamin terkait dengan semua perawatan, obat-
obatan, dan biaya yang terjadi untuk memastikan cakupan asuransi yang
diberikan oleh penjamin. Staf tersebut juga akan memeriksa kelengkapan atas
dokumen yang dibutuhkan untuk kepentingan penagihan kepada penjamin (ID
penjamin, penagihan pasien, rekam medis, dll). Setelah seluruh biaya yang
terjadi sudah dibayarkan dikasir, keluarga/pasien akan menerima kwitansi
sebagai bukti pembayaran untuk bisa terbebas dari administrasi rumah sakit.
Rawat Jalan
Pasien yang dibayarkan oleh penjamin akan mengambil kartu ID asuransinya
dan mengakhiri transaksi dengan unit bisnis rumah sakit dikasir. Sehingga
pasien tersebut benar-benar terbebas dari hal-hal terkait administrasi.
Pelayanan Penunjang Medik
Pasien yang dibayarkan oleh penjamin akan mengambil kartu ID asuransinya
dan mengakhiri transaksi dengan unit bisnis rumah sakit dikasir. Sehingga
pasien tersebut benar-benar terbebas dari hal-hal terkait administrasi. Unit bisnis
rumah sakit tidak akan menyimpan laporan medis atas pasien rujukan.
Administrasi
Biaya administrasi sudah termasuk didalam penagihan pasien.
4. Penagihan dan Pembayaran
Penagihan
Dokumen pembayaran (ID Penjamin, penagihan pasien, laporan medis, dan
surat dari penjamin) akan diperiksa kelengkapan dan kelayakannya oleh
departemen administrasi medis. Selain itu departemen administrasi medis juga
akan memeriksa diskon yang diberikan dengan cara membandingkan terhadap
perjanjian yang telah dibuat dengan penjamin. Jika terdapat perbedaan, staf
departemen administrasi akan menginformasikannya kepada kepala administrasi
medis atau supervisor administrasi medis. Supervisor atau kepala administrasi
medis akan melakukan investigasi penyebab dari perbedaan tersebut dan
merevisi diskon tersebut berdasarkan perjanjian dengan penjamin.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
menggambarkan jasa yang telah diberikan kepada pasien yang ada. Jurnal yang
dibuat oleh supervisor tersebut adalah:
Unbilled revenue Xxx
Revenue xxx
Penyisihan Piutang Tak Tertagih (Allowance for Doubtful Account)
Setiap harinya, staf penagihan akan menindaklanjuti piutang yang telah
melampaui batas waktu pembayaran (tenggat waktu normal pembayaran piutang
adalah 30). Daftar umur piutang usaha diperoleh dari sistem. Jika tidak ada
pembayaran setelah melakukan penagihan kedua, departemen penagihan akan
menginformasikan kepada penjamin bahwa unit bisnis rumah sakit tidak akan
menerima pasien baru yang dijamin oleh penjamin tersebut. Jika penjamin
tersebut belum menyelesaikan pembayaran piutangnya, staf penagihan akan
mendatangi kantor penjamin tersebut untuk menagih pembayaran. Jika terdapat
pembayaran belum juga tertagih (seperti ketika kantor penjamin tersebut sudah
pindah dan tidak dapat ditelusuri), staf tersebut akan menginformasikan kepada
supervisor dan kepala departemen penagihan. Kemudian kepala departemen
penagihan akan mengajukan daftar penjamin yang meragukan didalam rapat
mingguan bersama BOD dan memutuskan apakah penyisihan piutang tak
tertagih dibutuhkan atau tidak. Selain itu berdasarkan kebijakan akuntansi yang
dimiliki RS ABC, seluruh piutang yang memiliki umur diatas dua tahun akan
dibuat provisi.
6. Standing Data Maintenance
Database pasien berisi informasi terkait identitas pasien, catatan medis, dan
entitas penjamin. Database akan diperbarui oleh staf registrasi dan dikonfirmasi
oleh pihak penjamin. Sedangkan database penjamin terdiri dari informasi
penjamin dan tingkat diskon penjamin tersebut. Data tersebut diperbarui oleh
kepala administrasi medis berdasarkan perjanjian antara penjamin dan
departemen manajemen bisnis. Database terakhir, yaitu database daftar harga,
terdiri dari harga barang dan jasa yang disediakan oleh rumah sakit. Data
tersebut akan diperbarui oleh komite tarif (terdiri dari direktur keuangan,
departemen manajemen bisnis, administrasi medis, dan keuangan). Jika terdapat
daftar terbaru terkait daftar harga, daftar tersebut akan dibuat dalam bentuk excel
Universitas Indonesia
dan akan dimasukkan kedalam sistem oleh departemen IT. Kemudian data
tersebut akan diverifikasi oleh administrasi medis dan jika terdapat data yang
harus direvisi maka administrasi medis akan menginformasikannya kepada
kepala administrasi medis.
4.2 Proses Audit
4.2.1 Perencanaan
Pada tahapan ini, terdapat enam bagian yang dilakukan auditor dalam
melaksanakan proses audit tersebut.
1. Menerima atau Melanjutkan Klien
Sebelum memulai proses audit, hal pertama yang dilakukan oleh KAP XYZ
adalah membuat keputusan apakah KAP XYZ akan menerima atau melanjutkan
proses audit atas RS ABC atau tidak. KAP XYZ telah melakukan audit laporan
keuangan RS ABC tahun lalu. Sehingga dalam hal ini, keputusan yang dibuat
KAP XYZ adalah terkait keberlanjutan audit atas RS ABC. Keputusan ini dibuat
berdasarkan Financial Risk Assessment System (FRISK). FRISK merupakan
perangkat yang digunakan KAP XYZ untuk menilai kelayakan audit yang
mencakup pengendalian internal perusahaan, risiko bisnis, dan lainnya. Sehingga
setelah ketika KAP XYZ melakukan penilaian tersebut dan menyimpulkan
bahwa kliennya belum siap untuk diaudit maka KAP XYZ tidak meneruskan
pelaksanaan audit atas klien tersebut. Setelah dilakukannya penilaian
keberlanjutan dengan menggunakan FRISK, KAP XYZ memutuskan akan
melanjutkan proses audit terhadap RS ABC untuk laporan keuangan tahun 2014.
2. Membuat Engagement Letter dengan Klien, Pembentukan Tim, dan
Pengecekan Independensi Anggota Tim.
Proses selanjutnya adalah pembuatan Engagement Letter. Engagement letter
adalah surat kontrak antara KAP XYZ dengan klien (RS ABC) Engagement
Letter ini ditandatangani baik oleh pihak KAP XYZ dan RS ABC. Kontrak ini
berisi tentang hak, tanggung jawab, serta kewajiban masing-masing pihak
selama pelaksanaan audit seperti waktu penyelesaian audit, biaya audit,
kerahasiaan data klien, serta persetujuan lainnya.
Kemudian, KAP XYZ akan membentuk tim untuk penugasan audit terhadap
RS ABC. Tim tersebut dibentuk berdasarkan ukuran dan kompleksitas
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Penilaian Risiko
Proses penilaian risiko RS ABC dilakukan oleh Satuan Pengendalian Internal
(SPI). SPI melakukan audit internal untuk mengidentifikasi risiko bisnis dan jika
terdapat risiko SPI akan mengajukan perbaikan terhadap proses bisnis RS ABC.
Prosedur tersebut didokumentasikan dengan baik didalam laporan internal audit
RS ABC. Laporan tersebut akan dikirimkan kepada direksi untuk diselesaikan
dan akan tindak lanjuti untuk setiap unit bisnis/departemen.
Aktivitas Pengendalian
Berdasarkan pemahaman dan evaluasi yang dilakukan oleh KAP XYZ,
aktivitas pengendalian terkait dengan audit yang dimiliki oleh RS ABC sudah
cukup baik dan tidak terdapat defisiensi yang signifikan didalam aktivitas
pengendalian RS ABC.
Informasi dan Komunikasi
Proses penyusunan laporan keuangan RS ABC diproses oleh sistem yang
dikelola oleh departemen IT sehingga sistem tersebut dapat diandalkan. Setiap
unit bisnis wajib mengirimkan informasi operasional dan finansial kepada Home
Office untuk dikonsolidasi. Setelah laporan keuangan selesai disusun, RS ABC
akan mengirimkan laporan tersebut kepada perusahaan induk RS ABC pada
setiap periode. Setelah dilakukan pemahaman dan evaluasi, KAP XYZ
menyimpulkan bahwa proses informasi dan komunikasi RS ABC sudah
memadai.
Pengawasan Pengendalian
RS ABC memiliki departemen internal audit atau SPI dan akan melakukan
internal audit secara periodik untuk memastikan bahwa unit bisnis sudah
mematuhi SOP yang berlaku dan kontrol internal yang dimiliki RS ABC.
Setelah dilakukan pemahaman dan evaluasi atas pengendalian internal RS
ABC, KAP XYZ memutuskan bahwa pengendalian terkait dengan audit yang
dimiliki RS ABC sudah cukup andal sehingga uji pengendalian akan dilakukan
untuk mendukung uji substantif dalam proses audit selanjutnya. Selain itu atas
evaluasi yang dilakukan, KAP XYZ tidak memiliki keraguan untuk dapat
memperoleh keyakinan yang memadai terkait dengan apakah laporan keuangan
RS ABC secara keseluruhan sudah terbebas dari kesalahan yang material.
Universitas Indonesia
pengujian. Berdasarkan pedoman audit KAP XYZ terdapat tiga metode dalam
proses pengambilan sampel, yaitu:
Targeted Testing
Pada metode ini, auditor akan mengambil sampel berdasarkan kriteria
tertentu. Dalam pelaksanaan audit, biasanya metode ini digunakan untuk
transaksi yang bersifat signifikan dan memiliki nilai transaksi diatas batas
SUM.
Non-Statistical Testing
Non-statistical testing digunakan untuk pengujian objek yang memiliki
transaksi dalam jumlah yang banyak dan cenderung homogen. Metode ini
bisa menjadi tambahan pengujian untuk metode lainnya. Hal ini dilakukan
ketika auditor belum merasa nyaman dan yakin atas sisa populasi yang tidak
termasuk kedalam kriteria targeted testing.
Accept-Reject Testing
Accept-Reject Testing biasanya digunakan pada objek yang memiliki nilai
yang kecil dan sulit teridentifikasi. Tujuan dari metode ini adalah untuk
mengumpulkan bukti yang memadai agar auditor bisa menerima atau
menolak atas suatu karakteristik atau atribut tertentu. Namun dalam metode
ini, auditor tidak melibatkan proyeksi terkait kesalahan moneter pada sebuah
akun atau populasi. Sehingga metode ini digunakan hanya untuk menguji
suatu atribut atau karakteristik saja.
Selain itu, karena prosedur audit lapangan secara umum sama untuk seluruh
unit bisnis sehingga prosedur yang akan dijelaskan pada bagian ini berlaku
untuk semua unit bisnis RS ABC.
Prosedur Pengujian atas Pengendalian
Dalam pengujian ini, KAP XYZ akan melakukan beberapa pengujian
pengendalian atas siklus pendapatan dan piutang RS ABC. Tujuan audit atas
pengendalian ini adalah kelengkapan, keakuratan, dan keberadaan. Terdapat dua
teknik yang dilakukan oleh KAP XYZ yaitu wawancara dan inspeksi. Hal ini
dikarenakan jika auditor hanya melakukan wawancara, auditor tidak akan
memperoleh bukti yang memadai dalam pengujian efektivitas kontrol yang
dimiliki oleh klien. Sehingga metode wawancara harus dikombinasikan dengan
Universitas Indonesia
metode lainnya. Dalam hal ini KAP XYZ menerapkan metode inspeksi. Pada
metode wawancara, KAP XYZ melakukan tanya jawab terkait dengan
pemahaman proses bisnis pendapatan dan piutang yang dimiliki oleh RS ABC.
Setelah dilakukan wawancara, KAP XYZ menyimpulkan bahwa setiap
pemegang kontrol sudah sadar akan aktivitas kontrol yang harus dilakukan.
Selain itu, masing-masing pemegang kontrol tersebut juga mampu menjelaskan
baik kondisi yang biasa maupun tidak biasa terkait dengan aktivitas kontrol
tersebut. Kemudian KAP XYZ melakukan pengujian berikutnya yaitu melalui
teknik inspeksi. Pada pengujian ini, KAP XYZ melakukan inspeksi atas sampel
transaksi pendapatan non-kas RS ABC. Pengujian ini bertujuan untuk
memastikan apakah kontrol manual sudah dilakukan oleh klien. Inspeksi
dilakukan dengan melihat bukti atas berjalannya kontrol yang seharusnya
dimiliki oleh klien. Ketiadaan bukti ini bisa mengindikasikan bahwa kontrol
yang dimiliki klien tidak berjalan dengan efektif. Pada pengujian ini terdapat
lima atribut yang diuji oleh KAP XYZ yaitu:
Pengujian apakah dokumen pendukung untuk Debit Nota lengkap
(Dokumen verifikasi dari departemen administrasi medis, dll)
Pengujian apakah informasi yang terdapat didalam Debit Nota
sudah sesuai dengan dokumen pendukung yang sudah diverifikasi.
Pengujian apakah terdapat tanda tangan persetujuan dari kepala
departemen penagihan pada debit nota.
Pengujian atas jurnal untuk pengakuan pendapatan sudah diperiksa
dan disetujui oleh orang yang berwenang
Pengujian penerimaan kas/bank sudah sesuai dengan pembayaran
KAP XYZ akan menguji seluruh atribut tersebut pada setiap sampel transaksi
pendapatan non-kas untuk masing-masing unit bisnis. Setelah dilakukan
pengujian tersebut, seluruh sampel yang dimiliki oleh KAP XYZ telah
memenuhi kelima atribut tersebut pada masing-masing unit bisnis rumah sakit.
Sehingga KAP XYZ menyimpulkan bahwa aktivitas kontrol sudah berjalan
dengan efektif diseluruh unit bisnis RS ABC
Universitas Indonesia
Prosedur Analitis
Prosedur analitis atas akun piutang usaha dilakukan untuk mencapai tujuan
audit keterjadian, kelengkapan, dan penyajian dan pengungkapan. Pada prosedur
ini, KAP XYZ melakukan penyusunan lead schedule. Lead schedule merupakan
perangkat yang digunakan sebagai dokumentasi utama dalam pelaksanaan audit
lapangan. Komponen lead schedule
Account No dan Description
Unaudited 31/12/2014
Adjustments, yaitu penyesuaian yang diajukan oleh auditor selama
proses audit berlangsung dan telah disetujui oleh klien.
Audited 31/12/2014,
Audited 31/12/2013,
Fluctuation
Dalam pembuatan lead schedule, auditor akan menerima neraca saldo dari
manajemen RS ABC yang akan dimasukkan kedalam komponen Unaudited
31/12/2014. Selanjutnya selama proses audit berlangsung, auditor akan
mengajukan beberapa penyesuaian yang akan didiskusikan kepada manajemen.
Jika manajemen setuju untuk melakukan penyesuaian tersebut maka akan
dimasukkan kedalam komponen adjustments. Hasil dari adjustment ini akan
mengubah saldo 31 december 2014 yang dimiliki klien dan saldo ini akan
dimasukkan kedalam komponen Audited 31/12/2014. Selanjutnya auditor akan
membandingkan hasil audited 31/12/2014 dan audited 31/12/2014 terkait
dengan pergerakan saldo masing-masing akun yang tergambarkan dalam
fluctuation. Hal ini merupakan prosedur analitis yang dilakukan oleh auditor.
Sehingga apabila terdapat pergerakan suatu akun yang dirasa material
berdasarkan professional judgement auditor, maka auditor akan lebih
memfokuskan pemeriksaan terhadap akun tersebut.
Selain itu, KAP XYZ juga melakukan keakuratan angka atas lead schedule
tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara perhitungan kembali atau melakukan
pengujian kembali terhadap formula yang terdapat didalam spreadsheet neraca
saldo RS ABC.
Universitas Indonesia
KAP XYZ memiliki dua pengklasifikasian atas saldo piutang yang dikategorikan
sebagai unsual item yaitu piutang yang nilainya terdapat di kredit dan piutang
yang umurnya sudah melewati dua tahun. Hasil pemeriksaan atas unusual item
pada akun piutang dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Saldo unsual item akun piutang usaha RS ABC.
Unit Bisnis Credit Balance Long Overdue Balance
Korporat Rp (1.067) Rp -
RS 1 Rp - Rp 37.678
RS 2 Rp - Rp 480.401
RS 3 Rp - Rp 1.381
RS 4 Rp - Rp 34.144
RS 5 Rp - Rp 596.247
RS 6 Rp(50.426) Rp 1.051.283
RS 7 Rp (575) Rp 10.477
RS 8 Rp (9) Rp 230.395
menunggu respons konfirmasi dari pihak ketiga. Apabila pihak ketiga tidak
menerima atau menolak saldo konfirmasi yang telah dikirimkan, maka tim audit
akan menelpon pihak terkait untuk memastikan saldo tersebut. Namun apabila
tim audit tidak memperoleh konfirmasi juga, maka akan dilakukan prosedur
alternatif untuk melakukan konfirmasi saldo piutang usaha. Hal tersebut
dilakukan melalui pemeriksaan dokumen bill of lading. Tahap terakhir pada
pengujian ini adalah mencocokkan hasil pengujian dengan umur piutang usaha,
untuk mencocokkan angka saldo piutang usaha yang sudah atau belum melewati
tanggal jatuh tempo pembayaran.
Setelah dilakukannya konfirmasi dan prosedur alternatif, tim audit hanya
menemukan selisih atas pengujian pada unit bisnis RS 3 sebesar Rp 1.294.
Namun karena selisih tersebut berada di bawah CPM RS 3, tim audit tidak
melakukan prosedur lanjutan. Sehingga tim audit menyimpulkan bahwa selisih
tidak material dan tidak ada pengecualian atas hasil pengujian.
4. Pengujian Pisah Batas Penjualan terkait Piutang
Pada tahapan ini, KAP XYZ akan menguji pisah batas penjualan terkait
piutang dengan tujuan untuk memastikan pisah batas untuk piutang telah tepat.
Prosedur yang dilakukan dalam pengujian ini adalah KAP XYZ akan
memperoleh catatan pendapatan piutang per tanggal 31 desember 2014 dan 1-3
Januari 2015 yang berasal dari sistem. Kemudian apabila saldo dari pendapatan
piutang tersebut melebihi PM maka KAP XYZ akan mengambil sampel dari
transaksi tersebut berdasarkan targeted testing dan non-statistical testing yang
kemudian akan dilakukan pengujian lanjutan. Tabel 4.6 menggambarkan
pendapatan RS ABC per 31 Desember dan 1 – 3 Januari 2015.
Tabel 4.6 Saldo Pendapatan Pisah Batas RS ABC
Saldo Pendapatan pada 31 Saldo Pendapatan per 1 -3
CPM
Unit Bisnis Desember 2014 Januari 2015
Korporat Rp 295.185 Rp - Rp -
RS 1 Rp 262.520 Rp 416.498 Rp 66.608
RS 2 Rp 612.322 Rp 1.308.210 Rp 165.439
RS 3 Rp 242.569 Rp 1.173.031 Rp 20.058
RS 4 Rp 452.498 Rp 794.548 Rp 125.777
RS 5 Rp 1.355.751 Rp 235.051 Rp 218.681
RS 6 Rp 1.779.765 Rp 8.272.436 Rp 1.180.207
RS 7 Rp 324.720 Rp 949.851 Rp 47.713
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
RS 3 Rp - Rp - Rp - Rp -
RS 4 Rp (39.617) Rp - Rp 5.473 Rp (34.144)
RS 5 Rp (494.719) Rp - Rp - Rp (494.719)
RS 6 Rp (371.056) Rp (630.576) Rp - Rp (1.001.631)
RS 7 Rp (10.758) Rp - Rp - Rp (10.758)
RS 8 Rp (254.259) Rp - Rp 62.998 Rp (191.261)
Sumber: Kerta Kerja KAP XYZ (telah diolah kembali)
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, terdapat perubahan saldo
AFDA pada akhir tahun 2014 jika dibandingkan dengan saldo pada akhir
2013. Terjadi penambahan saldo AFDA pada unit bisnis RS 1, RS 2 dan RS
6. Hal ini dikarenakan pada RS 1 dan RS 2 pertambahan saldo AFDA atas
pihak ketiga. Sedangkan pada RS 6, penambahan saldo AFDA terjadi karena
terjadi perpindahan saldo AFDA sebesar Rp 630.576 dari korporat.
Sedangkan write-off terjadi pada RS 2, RS 4 dan Korporat. Hal ini
dikarenakan terjadinya pembayaran piutang oleh konsumen dalam tahun
tersebut untuk RS 2 dan RS 4, sehingga masing-masing unit melakukan
pengurang provisi yang telah dibuat pada tahun sebelumnya. Sedangkan pada
korporat, pengurangan saldo AFDA terjadi karena perpindahan saldo tersebut
kepada RS 6.
Melakukan accept-reject testing terhadap umur piutang usaha
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memastikan keandalan atas data
umur piutang usaha yang dimiliki oleh RS ABC. Pada pengujian ini terdapat
dua atribut yang akan diuji yaitu:
Menyamakan saldo dan tanggal pada catatan klien dengan data yang
terdapat pada dokumen pendukung.
Menghitung kembali umur piutang usaha dan melakukan penilaian
apakah umur piutang usaha tersebut sudah dihitung dengan memadai.
Selanjutnya, KAP XYZ akan mengambil sampel atas transaksi piutang
yang ada pada masing-masing unit. Sampel yang diambil sebanyak 30 buah
untuk setiap unit RS ABC dan akan diuji sesuai dengan atribut yang telah
disebutkan diatas. Setelah dilakukan pengujian terhadap dokumen pendukung
dan perhitungan kembali atas catatan umur piutang usaha yang dimiliki oleh
masing-masing unit bisnis, KAP XYZ menyimpulkan bahwa pengelompokan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
karena adanya institusi yang telah hilang, perselisihan antara dua belah
pihak, dan alasan lainnya. Setelah membandingkan saldo piutang yang
berumur diatas dua tahun dengan provisi yang dimiliki, terdapat selisih
atas saldo tersebut. Namun karena nilainya dianggap tidak material,
sehingga tidak dilakukan prosedur lanjutan. Berdasarkan penilaian yang
telah dilakukan. KAP XYZ menyimpulkan bahwa manajemen RS ABC
telah membuat provisi atas penurunan piutang dengan memadai.
Melakukan penilaian kolektif
Pada prosedur ini, KAP XYZ akan melakukan penilaian kolektif atas saldo
piutang usaha RS ABC. Penilaian koletif atas piutang usaha dilakukan untuk
pasien perseorangan (tanpa jaminan). Berdasarkan dari sifat transaksinya,
pasien akan discharged ketika mereka telah membayar tagihan untuk setiap
perawatan medis yang mereka terima. Daftar umur piutang usaha individu
untuk masing-masing unit RS ABC dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Daftar Umur Piutang Usaha Individu RS ABC.
Unit
Bisnis 0 - 3 Bulan 3 - 6 Bulan 6 - 12 Bulan 12 - 24 Bulan > 24 Bulan Total
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Korporat
Rp - Rp - Rp 12.190 Rp - Rp 7.765 Rp 19.955
RS 1
Rp - Rp - Rp - Rp 43.098 Rp 115.162 Rp 158.260
RS 2
Rp - Rp - Rp - Rp 703 Rp 1.381 Rp 2.084
RS 3
Rp 31.885 Rp - Rp 3.429 Rp 2.101 Rp 12.538 Rp 49.954
RS 4
Rp - Rp - Rp - Rp 16.937 Rp - Rp 16.937
RS 5
Rp 61.493 Rp 9.760 Rp 9.916 Rp 68.562 Rp 147.448 Rp 297.178
RS 6
Rp 2.750 Rp - Rp - Rp 7.106 Rp 6.450 Rp 16.306
RS 7
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
RS 8
Sumber: Kerta Kerja KAP XYZ (telah diolah kembali)
Setelah KAP XYZ melakukan penilaian atas daftar umur piutang usaha
tersebut, terlihat bahwa untuk piutang individu yang memiliki umur diatas
dua tahun telah dimasukkan kedalam provisi untuk masing-masing unit
bisnis. Sedangkan untuk piutang yang memiliki umur dibawah dua tahun,
karena saldo untuk setiap unit atas piutang tersebut dibawah CPM yang
dimiliki masing-masing unit bisnis, KAP XYZ memutuskan untuk tidak
melakukan prosedur lanjutan untuk penilaian kolektif
Melakukan penilaian atas BPJS
Universitas Indonesia
Korporat Rp - Rp -
RS 1 Rp - Rp 262.520
RS 2 Rp 16.546 Rp 612.322
RS 3 Rp 38.840 Rp 242.569
RS 4 Rp - Rp 452.498
RS 5 Rp 288.597 Rp 1.355.751
Universitas Indonesia
RS 6 Rp - Rp 1.779.765
RS 7 Rp 762.004 Rp 324.720
RS 8 Rp - Rp 174.795
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
pengeluaran laporan keuangan. KAP XYZ sebagai auditor dan RS ABC sebagai
perusahaan klien dinilai telah memahami tanggung jawab dan kewajiban masing-
masing yang terdapat dalam engagement letter yang telah disepakati dan
ditandatangani kedua belah pihak. Isu independensi juga tertuang dalam
engagement letter sehingga pelaksanaan audit dipastikan dilakukan dengan
objektif. Seluruh proses audit juga dilaksanakan oleh tim dengan expertise
tersendiri dilihat dari pembagian tim audit berdasarkan siklus, keterlibatan TLS
terkait kebutuhan perpajakan dan RCS untuk kebutuhan sistem.
Opini audit yang dihasilkan atas engagement RS ABC 2014 adalah wajar
tanpa pengecualian. Hal ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen RS ABC sudah terbebas dari salah saji yang material.
Hal ini dikarenakan tim audit melaksanakan audit berdasarkan asersi manajemen,
menggunakan sampling dan penerapan materialitas. Selain itu, keseluruhan proses
audit sudah dilaksanakan sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia (SPAP)
dan mengacu pada panduan KAP XYZ yang berlaku secara global. Pelaksanaan
audit ditutup dengan pelaporan yang tepat waktu.
Universitas Indonesia
5.1 Kesimpulan
KAP XYZ melaksanakan audit atas laporan keuangan RS ABC untuk periode
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. RS ABC memiliki 11 unit bisnis
dimana salah satu unit bisnis tersebut berperan sebagai home office. Dalam
kegiatan operasionalnya, RS ABC memiliki dua metode penerimaan pembayaran
atas jasa yang diberikan yaitu kas dan metode pembayaran oleh pihak ketiga yang
terdiri dari kapitasi dan metode biaya untuk pembayaran jasa. Proses audit yang
dilaksanakan oleh KAP KYZ terbagi menjadi tiga tahapan utama, yaitu
perencanaan, pelaksanaan audit lapangan yang terdiri dari dan penyelesaian dan
pelaporan.
Pada hasil audit atas akun piutang usaha RS ABC, KAP XYZ menilai bahwa
akun tersebut sudah memenuhi tujuan audit dan terbebas dari salah saji yang
material. Namun terdapat satu significant adjusment pada satu unit bisnis RS ABC
untuk piutang usaha akibat adanya piutang usaha atas intercompany yang di
reclass kedalam piutang usaha lainnya akibat rekonsiliasi intercompany sehingga
perlu dilakukan penyesuaian atas saldo tersebut.
Opini audit yang dikeluarkan atas laporan keuangan tersebut adalah wajar
tanpa pengecualian. Opini ini menunjukkan bahwa KAP XYZ yakin bahwa
laporan keuangan RS ABC tahun 2014 terbebas dari salah saji yang bersifat
material. Proses audit yang dijalankan oleh KAP XYZ berpedoman pada panduan
audit KAP XYZ yang berlaku secara global dan secara substantif sudah
disesuaikan dengan standar yang berlaku di Indonesia (SPAP).
79 Universitas Indonesia
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk RS ABC
Saran yang penulis ajukan terhadap RS ABC yang mungkin bisa diterapkan
adalah:
RS ABC sebaiknya merekrut pihak yang memiliki kompetensi
dibidangnya. Hal ini bertujuan agar dapat meminimalisir kesalahan terkait
kurangnya pemahaman akan standar akuntansi yang berlaku.
Pada proses audit selanjutnya, staf akuntansi RS ABC diharapkan bisa
bersikap lebih aktif dalam menyediakan dan/atau menyiapkan dokumen
yang diperlukan tim audit selama proses audit berlangsung.
RS ABC sebaiknya memperbaiki sistem informasi yang dimiliki oleh
perusahaan. Hal ini dikarenakan meskipun RS ABC telah memiliki sistem
tersebut, namun sistem tersebut masih sulit untuk diandalkan.
5.2.2 Saran untuk KAP XYZ
Berdasarkan pengalaman penulis selama pelaksanaan magang di KAP XYZ,
terdapat beberapa saran yang mungkin bisa diterapkan, yaitu:
Sebaiknya KAP XYZ memberikan pelatihan lebih detail terkait dengan
hal-hal teknis sebelum peserta magang ditugaskan ke klien. Hal ini akan
memudahkan peserta magang untuk beradaptasi terhadap pekerjaannya.
Sehingga tugas yang diberikan kepada peserta magang bisa diselesaikan
dengan lebih efektif dan efisien.
Peserta magang sebaiknya diberikan jenis tugas yang lebih bervariasi dan
bisa memberikan pengetahuan yang lebih khususnya di bidang audit dan
akuntansi, sehingga peserta magang dapat memperoleh baik pengalaman
maupun ilmu yang lebih banyak melalui program magang ini. Hal ini
dapat dilakukan dengan pengalokasian klien yang bervariasi. Sehingga
peserta magang memperoleh penugasan baik pada klien yang relatif besar
maupun klien yang relatif kecil. Hal ini dikarenakan pada klien yang relatif
kecil, peserta magang cenderung memiliki tanggung jawab yang besar
dibandingkan dengan klien yang relatif besar.
Universitas Indonesia
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Amir Abadi Jusuf. (2009).
Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach, An Indonesian
Adaptation Edition. New Jersey: Pearson Education
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. (2011). Intermediate
Accounting Volume 1 (IFRS Edition). New Jersey: John Wiley & Sons,
Inc.
81 Universitas Indonesia