LAPORAN MAGANG
LAPORAN MAGANG
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
rahmat dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini. Penulisan
laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapat gelar sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini dan masa perkuliahan penulis tidak dapat
selesai tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dwi Rusdiana dan Bapak Sunardji sebagai orang tua penulis dengan seluruh
dukungan, doa dan kasih sayangnya yang tersampaikan maupun tidak
tersampaikan. Terima kasih juga kepada Dirga Rusdiansyah Pradana sebagai
mas penulis atas dukungan dan kasih sayangnya.
2. Ibu Siti Nurwahyuningsih Harahap selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia membantu, meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk
membimbing penulisan laporan magang penulis. Sungguh, laporan magang ini
tidak akan terselesaikan tanpa adanya bimbingan berharga dari beliau.
3. Bapak Sunardji dan Ibu Evony Sylvino Violita selaku dosen penguji yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk menguji penulis pada sidang laporan magang
serta memberikan berbagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk
perbaikan laporan magang ini.
4. Segenap dosen FEBUI yang telah memberikan asupan ilmu pengetahuan serta
wawasan kepada penulis selama menjalani perkuliahan sehingga penulis
memiliki pengetahuan dasar untuk menyusun laporan magang ini.
5. Segenap karyawan Departemen Akuntansi, Pusat Sumber Belajar, Biro
Pendidikan, dan unit kerja lainnya di FEBUI yang telah memberikan pelayanan
maksimal kepada penulis dan membantu penyelesaian laporan magang penulis
dalam hal administrasi serta penyediaan literatur yang penulis butuhkan.
6. KAP CE dan segenap karyawan KAP CE yang telah memberikan dukungan
atas penulisan laporan magang ini. Terima kasih juga atas tim PT EX (Madam,
Kak Rifky, Kak Jess, Sis De, Cat San, Gaby). Terima kasih kalian semua telah
iv
Laporan magang ini membahas prosedur audit atas siklus pembelian dan utang
yang dilakukan oleh KAP CE atas penugasannya untuk laporan keuangan PT EX
periode 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2014. Laporan magang ini
membahas prosedur audit yang dilaksanakan KAP CE mulai dari aktivitas
perencanaan hingga aktivitas penyelesaian.KAP CE mendeteksi adanya risiko
signifikan yang terjadi pada siklus pembelian dan utang. Risiko tersebut yaitu
penggunaan basis akrual yang tidak tepat. Terdapat 4 (empat) item lini laporan
keuangan (Financial Statements Line Item – FSLI) yang harus diuji pada siklus
ini. FSLI tersebut yaitu utang usaha; beban dibayar di muka; akrual, provisi &
kewajiban lainnya; dan beban operasional. Berdasarkan hasil prosedur audit,
dapat disimpulkan bahwa PT EX perlu memperbaiki sistem akuntansi mereka. Di
sisi lain, KAP CE telah menggunakan prosedur yang menggunakan ISA sebagai
acuannya secara tepat.
Kata kunci:
Audit, utang usaha, akrual, beban dibayar di muka, beban operasional.
ABSTRACT
This report is aimed to explain the KAP CE’s audit procedures of purchasing and
payable cycle meant for audit engagement over PT EX’s financial statements for
January 1st 2014 until December 31st 2014. Furthermore, this report discusses
about audit procedures done by PT EX from planning activities until completion
activities. KAP CE detected any risk on purchasing and payable cycle that is
improper accrual basis usage. There are 4 (four) Financial Statements Line Item
(FSLI) that should be tested in this cycle. There are accounts payable; prepaid
expense; accruals, provision, & other liabilities; and operating expense. Based on
audit result, it can be concluded that PT EX needs to improve their accounting
systems. On the other side, KAP CE has complied with ISA as their reference in
doing audit procedure.
Keywords:
Audit, accounts payable, accruals, prepaid expense, operating expense
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang ........................................ 1
1.2 Tujuan Pelaksanaan Program Magang ..................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan Laporan Magang .......................................................... 2
1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang ................................................................. 2
1.5 Perumusan dan Pembatasan Masalah ....................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 5
BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................ 7
2.1 Pengauditan dan Audit Berbasis Risiko ................................................... 8
2.2 Perbedaan International Standards on Auditing (ISA) dengan Standar
Sebelumnya ..................................................................................................... 11
2.3 Akun dan Klasifikasi Transaksi dalam Siklus Pembelian dan
Pembayaran ..................................................................................................... 12
2.4 Akuntansi terkait Siklus Pembelian dan Pembayaran ............................ 14
2.4.1 Definisi Kewajiban ...................................................................... 14
2.4.2 Pengakuan Kewajiban ................................................................ 14
2.4.3 Definisi Beban ............................................................................. 14
2.4.4 Pengakuan Beban ........................................................................ 15
2.4.5 Jurnal Penyesuaian ...................................................................... 15
2.5 Proses Audit ........................................................................................... 17
2.5.1 Bagian Proses Audit Tahap I: Menilai Risiko ............................. 18
2.5.1.1 Memutuskan untuk menerima atau menolak penugasan . 18
2.5.1.2 Merencanakan audit ......................................................... 19
2.5.1.3 Melaksanakan prosedur penilaian risiko. ........................ 21
2.5.1.4 Pendokumentasian temuan dan segala perubahan atas
rencana audit. ............................................................................... 24
2.5.2 Bagian Proses Audit Tahap II: Menanggapi Risiko .................... 24
2.5.2.1 Rencana audit yang tanggap ............................................ 24
2.5.2.2 Prosedur audit selanjutnya ............................................... 26
2.5.2.3 Menentukan luasnya pengujian ....................................... 27
2.5.2.4 Mendokumentasikan pekerjaan audit .............................. 29
2.5.3 Bagian Proses Audit Tahap III: Pelaporan .................................. 30
2.5.3.1 Mengevaluasi bukti audit................................................. 30
2.5.3.2 Merumuskan opini audit .................................................. 30
ix Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
Lampiran 1: Contoh Pengujian Pengendalian – Siklus Pembelian dan Utang ... 108
Lampiran 2: Contoh Rekonsiliasi Utang Usaha .................................................. 110
Lampiran 3: Contoh Pengujian Pembayaran Selanjutnya – Utang Usaha dan
Akrual, Provisi, dan Kewajiban Lainnya ............................................................ 111
Lampiran 4: Contoh Pengujian Faktur Pembelian Terbuka – Utang Usaha dan
Akrual, Provisi, dan Kewajiban Lainnya ............................................................ 112
Lampiran 5: Contoh Pengujian Uang Muka – Beban Dibayar di Muka ............. 113
Lampiran 6: Contoh Pengujian Transaksi Beban Operasional – Beban Operasional
............................................................................................................................. 114
Lampiran 7: Contoh Program Makro Targeted Testing...................................... 115
Lampiran 8: Contoh Program Makro Non-Statistical Sampling (NSS) .............. 116
Lampiran 9: Kertas Kerja PT EX 31 Desember 2014......................................... 117
Lampiran 10: Contoh Pengujian Asuransi .......................................................... 119
Tri Dharma Perguruan Tinggi (TDPT) merupakan pilar dan kewajiban bagi
seluruh sivitas akademika perguruan tinggi yang berperan sebagai kaum intelektual
di Indonesia. TDPT ini berisi 3 (tiga) hal, yaitu pendidikan, penelitian dan
pengembangan, serta pengabdian pada masyarakat. Ketiga poin ini bertujuan
supaya mahasiswa dapat menambah ilmu dan dapat mengaplikasikan ilmu tersebut.
Khususnya pada poin kedua, penelitian dan pengembangan, mahasiswa harus
senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam hal
softskill dan kedewasaan dirinya dalam menyelesaikan masalah yang nyata.
Program magang ini merupakan salah satu prasyarat kelulusan sarjana strata
satu untuk pengganti skripsi. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan
pada mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama di
bangku perkuliahan dengan praktik langsung di lingkungan kerja nyata. Program
magang ini juga dapat memberikan kesempatan pada mahasiswa dalam
1 Universitas Indonesia
mengembangkan softskill yang dimiliki. Untuk penulis sendiri, program magang ini
diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang mendalam tentang bagaimana
melakukan prosedur audit atas laporan keuangan.
Pada laporan magang ini, penulis mengangkat judul “Prosedur Audit KAP
CE atas Siklus Pembelian dan Utang pada Penugasan di PT EX”. Dengan penulisan
laporan magang ini, diharapkan penulis dapat lebih memahami terkait:
Laporan magang ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi mengenai
tema yang dibahas pada laporan magang ini. Laporan magang ini juga diharapkan
dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa lainnya yang akan mengikuti
program magang.
Universitas Indonesia
a) PT SSS
b) PT CCC
c) PT EX
Universitas Indonesia
d) PT SLS
e) PT TTT
Penulis mengambil topik audit atas siklus pembelian dan utang karena selama
mengaudit PT EX, penulis menemukan adanya temuan pada siklus tersebut.
Laporan magang ini akan dibatasi pada FSLI yang terkait siklus pembelian dan
utang, yaitu FSLI biaya dibayar di muka, FSLI biaya operasional, FSLI akrual,
provisi dan kewajiban lainnya, serta FSLI utang usaha. Laporan magang ini
berfokus pada penjelasan terkait prosedur audit yang diterapkan oleh KAP CE
untuk siklus pembelian dan utang di PT EX.
Universitas Indonesia
Laporan magang ini terbagi menjadi 5 (lima) bab dengan rincian sebagai
berikut:
Bab 1: Pendahuluan
Bab ini membahas teori yang berkaitan dengan kebijakan akuntansi terkait
siklus pembelian dan utang serta prosedur audit berdasarkan International
Standards on Auditing (ISA). Teori ini digunakan untuk melakukan pembahasan
dan analisis atas permasalahan yang diangkat dalam laporan ini. Teori ini diambil
dari berbagai sumber seperti buku teks, standar profesi, maupun pedoman dalam
pelaksanaan audit.
Bab ini memuat profil perusahaan tempat penulis melakukan magang, yaitu
KAP CE, dan juga profil PT EX sebagai perusahaan klien tempat penulis
ditugaskan. Bab ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan informasi
mengenai PT EX dan KAP CE yang menjadi bahan penyusunan laporan magang
untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi laporan ini.
Bab 4: Pembahasan
Bab ini menyajikan penjelasan mengenai prosedur audit atas siklus pembelian
dan utang. Dimulai dengan aktivitas perencanaan, aktivitas penngujian, hingga
aktivitas penyelesaian yang diterapkan pada penugasan audit di PT EX. Bab ini juga
Universitas Indonesia
Bab ini merupakan bab terakhir yang merangkum hal-hal penting yang telah
dibahas di laporan ini. Selain itu, bab ini juga menyajikan saran dan kritik yang
membangun KAP CE dan PT EX. Dengan adanya saran ini, diharapkan laporan
magang ini tidak hanya berguna bagi penulis, tetapi juga berguna bagi PT EX dan
KAP CE.
Universitas Indonesia
Bab ini akan membahas teori pengauditan dan akuntansi yang mendasari
pembahasan atas permasalahan yang diangkat dalam laporan ini. Teori pengauditan
yang dibahas pada bab ini menitikberatkan pada prosedur audit berbasis risiko yang
diperkenalkan oleh International Federation of Accountants (IFAC) dalam
International Standards on Auditing (ISA). Diterbitkannya ISA itu sendiri
dilatarbelakangi oleh adanya manipulasi pelaporan keuangan yang (dalam istilah
ISA) bersifat massive dan pervasive. Manipulasi ini menyebabkan guncangan pada
pasar modal dan pasar uang dunia. Melihat kemampuan dari manipulasi pelaporan
keuangan yang dapat memberikan dampak secara global ini, IFAC menerbitkan
ISA untuk mencapai pelaporan keuangan yang berkualitas pada tatanan global.
Selain itu, penerapan ISA merupakan bagian dari globalisasi perekonomian,
termasuk globalisasi pasar uang dan pasar modal. Indonesia sendiri mengadopsi
ISA dalam audit laporan keuangan periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari
2013. Oleh sebab itu, sebagian besar landasan teori pada laporan magang ini
menggunakan ISA sebagai acuannya.
Bagian awal bab ini akan memperkenalkan teori pengauditan dan audit
berbasis risiko beserta 3 (tiga) kelompok asersinya. Selanjutnya, bab in akan
menyajikan gambaran singkat yang menjelaskan perbedaan antara ISA dengan
standar-standar sebelum ISA. Dengan mengerucutkan pembahasan pada siklus
pembelian dan utang, bab ini selanjutnya akan membahas tentang akun-akun dan
klasifikasi transaksi yang relevan untuk memberikan gambaran mengenai siklus
yang diangkat pdaa laporan ini.
Selain membahas teori pengauditan, bab ini juga membahas teori yang
berkaitan dengan kebijakan akuntansi. Pembahasan kali ini dibatasi pada teori-teori
dasar yang biasa diterapkan pada siklus pembelian dan utang, seperti teori tentang
kewajiban, beban, dan jurnal penyesuaian yang relevan.
7 Universitas Indonesia
Bagian akhir dari bab ini akan membahas prosedur pengauditan umum yang
diperkenalkan oleh ISA. Prosedur ini disajikan secara urut dari tahap pertama
(menilai risiko) hingga tahap penyelesaian.
Audit adalah proses pengumpulan bukti dan proses evaluasi atas bukti
mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara
informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan (Arens, Beasley, Elder, &
Jusuf, 2011). Audit eksternal harus dilakukan oleh auditor yang berkompeten
sehingga auditor mampu mencapai kesimpulan yang tepat atas laporan keuangan.
Selain itu, audit eksternal harus dilakukan oleh auditor yang independen untuk
menjaga kepercayaan para pengguna laporan keuangan yang mengandalkan
laporan hasil evaluasi audit.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Existence untuk memastikan bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas memang benar
ada.
Rights and obligations untuk memastikan bahwa entitas memang benar
memiliki hak atas aset yang tercatat dan memiliki kewajiban atas utang yang
tercatat.
Completeness untuk memastikan bahwa semua aset, kewajiban, dan ekuitas
yang seharusnya dicatat sudah dicatat.
Valuation and allocation untuk memastikan bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas
telah dicantumkan dalam laporan keuangan dalam jumlah yang benar
(appropriate amounts). Selain itu, asersi ini juga digunakan untuk memastikan
bahwa semua penyesuaian (adjustments) untuk penilaian (valuation) dan
alokasi (allocation) telah dicatat dengan benar.
Demikian penjelasan setiap asersi untuk saldo akun. Berikut ini adalah
penjelasan untuk setiap asersi yang termasuk asersi tentang penyajian dan
pengungkapan:
Universitas Indonesia
Pada tanggal 23 Mei 2012, Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai
(PPAJP) Kementerian Keuangan dan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
melakukan sosialisasi atas standar audit berbasis International Standards on
Auditing (ISA). Indonesia resmi mengadopsi ISA dalam audit laporan keuangan
periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013. Penerapan ISA ini bertujuan
untuk meningkatkan kepercayaan investor global terhadap kualitas informasi
keuangan di Indonesia.
pengendalian internal suatu entitas pada setiap tahapnya. Berbeda dengan standar
audit sebelum ISA yang membuat prosedur audit seolah-olah independen terhadap
hasil evaluasi atas pengendalian internal entitas.
Universitas Indonesia
Tahap ini merupakan tahapan yang paling kritis dalam siklus pembelian dan
pembayaran karena pada waktu inilah biasanya terjadi perpindahan risiko
(transfer risk) antara pembeli dan penjual. Dokumen yang digunakan sebagai
tanda terima barang biasanya disebut laporan penerimaan (receiving report).
Laporan tersebut mencakup deskripsi barang, kuantitas barang, data yang
diterima, dan data penting lainnya.
Pengakuan utang
Pada fungsi ini, saldo akun utang dagang secara langsung berkurang. Dokumen
yang harus diperiksa oleh auditor pada fungsi bisnis ini yaitu cek, berkas
transaksi pengeluaran kas, dan jurnal atau daftar pengeluaran kas.
Universitas Indonesia
Pemahaman konsep terkait utang yang terjadi pada proses audit di KAP CE
untuk penugasan pada PT EX mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) Nomor 1 (Revisi 2009) mengenai “kewajiban jangka pendek”.
Menurut PSAK Nomor 1, suatu kewajiban dianggap sebagai kewajiban jangka
pendek jika: (a) entitas mengharapkan akan menyelesaikan kewajiban tersebut
dalam siklus operasi normalnya, (b) entitas memiliki kewajiban tersebut untuk
tujuan diperdagangkan, (c) kewajiban tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan setelah pelaporan, atau (d) entitas tidak
memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban selama
sekurang-kurangnya 12 (dua belas) bulan setelah periode pelaporan. Contoh dari
kewajiban jangka pendek ini yaitu utang dagang dan beberapa akrual.
Universitas Indonesia
IFRS dan juga PSAK sama-sama menggunakan dasar akrual (kecuali laporan
arus kas). PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan menjelaskan bahwa ketika
akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset,
kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika
pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-unsur
tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(KDPPLK). Terkait hal ini, entitas membutuhkan jurnal penyesuaian atas transaksi-
transaksi tertentu yang diakui terlebih dahulu (accruals) dan yang ditangguhkan
terlebih dahulu (deferrals).
reveues) dan beban yang diakui (accrued expense). Terdapat akun pada siklus
pembelian dan utang PT EX yang membutuhkan jurnal penyesuaian yaitu beban
dibayar di muka dan akrual.
30 Apr 2014 (untuk mencatat gaji yang diakui selama 3 hari dari 28 – 30 April
2014 yaitu Rp 6.000)
Dr. Beban Gaji Rp 6.000
Cr. Utang Gaji Rp 6.000
31 Mei 2014 (untuk mencatat pembayaran gaji bulan April dan Mei)
Dr. Utang Gaji Rp 6.000
Dr. Beban Gaji Rp 40.000
Cr. Perlengkapan – Kertas Rp 46.000
*) asumsi terdapat 20 hari kerja pada Bulan Mei 2014
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Audit berbasis risiko tersirat dalam proses audit (lihat Gambar 2.2). Proses
audit terdiri dari 3 (tiga) tahap audit yang terdiri dari: (a) penilaian risiko, (b)
menanggapi risiko, dan (c) pelaporan. Pada tahap pertama, auditor melaksanakan
prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang
material (RSSM) dalam laporan keuangan. Sedangkan pada tahap kedua, auditor
merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya yang dapat menanggapi
RSSM yang telah diidentifikasi dan dinilai pada tahap pertama. Dan pada tahap
terakhir, auditor wajib melaporkan kesimpulan hasil auditnya berdasarkan bukti
audit yang diperoleh. Rincian untuk masing-masing tahapan dijelaskan berikut ini.
Pada tahap ini, auditor harus memutuskan apakah sebaiknya menerima atau
menolak penugasan. Sehubungan dengan keputusan ini, auditor harus menentukan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pada Gambar 2.3.
Universitas Indonesia
Seperti pada baris kedua dari tahap pertama Gambar 2.2, merencanakan audit
ini membutuhkan 3 (tiga) dokumentasi. Masing-masing akan dijelaskan sebagai
berikut:
Materialitas
Universitas Indonesia
yaitu: (1) overall materiality (OM), (3) specific materiality (SM), dan (3)
performance materiality (PM). OM menunjukkan jumlah terbesar salah saji
dalam laporan keuangan tanpa memengaruhi keputusan ekonomis pengguna
laporan keuangan. Jika semua jumlah salah saji yang tidak dikoreksi (amounts
of uncorrected misstatement) digabungkan memiliki nilai yang lebih besar dari
OM, maka laporan keuangan disalahsajikan secara material. Nilai OM ini
biasanya ditentukan oleh auditor dengan menggunakan persentase dari suatu
acuan. Beberapa nilai yang dapat dijadikan acuan yaitu laba sebelum
remunerasi dan pajak, aktiva lancar, total asset, modal kerja bersih, total
pendapatan, laba kotor, total ekuitas, dan arus kas dari aktivitas operasional.
ISA yang menjadi acuan pada tahap ini yaitu ISA nomor 240, 300, dan
315. ISA mewajibkan diskusi antara anggota tim penugasan dan partner
mengenai hal-hal yang harus dikomunikasikan kepada anggota tim yang tidak
Universitas Indonesia
terlibat dalam diskusi dengan klien. Gambar 2.4 meringkas hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dan dibahas dalam komunikasi tim audit.
ISA yang menjadi acuan adalah ISA 240 dan ISA 315. Prosedur penilaian
risiko diawali dengan pengidentifikasian risiko bawaan. Ada dua jenis risiko yaitu
(1) risiko bisnis, dimana risiko berasal dari kondisi, peristiwa, situasi, tindakan yang
dapat menghalangi perusahaan dalam mencapai tujuan dan (2) risiko kecurangan,
dimana risiko ini berhubungan dengan peristiwa atau kondisi yang terjadi karena
adanya rasionalitas, tekanan, dan peluang untuk melakukan kecurangan. Risiko-
risiko ini dapat diidentifikasi dengan memahami informasi-informasi terkait entitas,
baik itu informasi keuangan maupun non-keuangan yang bersumber dari sumber
internal maupun eksternal. Gambar 2.2 menunjukkan 3 (tiga) dokumentasi pada
tahap ini yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Risiko signifikan menurut ISA 315.4 yaitu RSSM yang diidentifikasi dan
dinilai, yang menurut pendapat auditor, memerlukan pertimbangan khusus.
Risiko signifikan ini dibahas lebih lanjut pada ISA 240, 315, dan 330. Pada
Gambar 2.5 yang disebut sebagai risiko signifikan adalah hal-hal yang
termasuk ke dalam kotak hitam.
Jika dalam suatu entitas tidak ada banyak kegiatan pengendalian (control
activities) yang bisa diidentifikasi, auditor perlu untuk mempertimbangkan
kemampuan prosedur audit selanjutnya (terutama yang merupakan prosedur
substantif) dalam menangani asersi-asersi yang relevan dan kemungkinan
diperolehnya bukti audit yang cukup dan tepat. Jika keraguan atas hal tersebut
terjadi, auditor perlu mempertimbangkan untuk memodifikasi laporan
auditornya atau mengundurkan diri dari penugasan tersebut.
Universitas Indonesia
Akhir dari tahap ini yaitu mendokumentasikan risiko yang telah dinilai
pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Hasil dari tahap
penilaian risiko ini adalah suatu daftar tentang risiko yang dinilai.
ISA 260, 300, 330, dan 500 dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat
perencanaan tanggapan audit yang tepat (appropriate responses). Terdapat tiga
langkah umum yang dijalankan auditor dalam menyusun rencana audit yang
tanggap, yaitu: (1) tanggapi risiko yang dinilai pada tingkat laporan keuangan (atau
tanggapan menyeluruh), (2) identifikasi prosedur tertentu yang diperlukan untuk
area laporan keuangan yang material, dan (3) tentukan prosedur audit dan luasnya.
Universitas Indonesia
Prosedur substantif
Prosedur substantif ada yang bersifat wajib (untuk setiap jenis transaksi,
saldo akun, dan pengungkapan yang material tanpa memperhatikan RSSM
yang dinilai), ada pula yang bersifat tambahan. Prosedur substantif yang
bersifat tambahan digunakan jika terdapat risiko bernilai moderat dan tinggi.
Prosedur substantif tambahan merupakan prosedur yang sama dengan prosedur
substantif yang bersifat wajb, namun prosedur substantif tambahan memiliki
luas prosedur yang lebih besar dan prosedur yang khusus untuk menanggapi
risiko tertentu.
Universitas Indonesia
ToC ini dapat dilaksanakan jika pengendalian inti berfungsi secara efektif
untuk memperoleh bukti audit mengenai suatu asersi.
Terdapat 3 (tiga) pokok bahaan pada ISA yang menjadi acuan utama dalam
tahap ini, yaitu ISA 330, 505, dan ISA 520. Prosedur audit selanjutnya dirancang
untuk menanggapi risiko yang dinilai pada tingkat asersi. Berikut ini adalah
prosedur audit selanjutnya yang dapat dipilih oleh auditor:
Prosedur substantif
Universitas Indonesia
ISA yang diguakan sebagai acuan dalam pembahasan kali ini yaitu ISA 330,
500, dan 530. Bukti audit yang cukup dan tepat dapat diperoleh dengan memilih
dan memeriksa semua item / item yang spesifik / item yang mewakili populasi.
Untuk pemilihan dan pemeriksaan item yang mewakili populasi, auditor dapat
menggunakan teknik sampling (penyampelan). Ada dua jenis penyampelan yang
biasa digunakan dalam mengaudit, yakni statistical sampling dan non-statistical
sampling (NSS). Dalam statistical sampling, atribut dari sampel adalah sebagai
berikut:
Sampel dipilih secara acak. Ini berarti bahwa semua item dalam populasi
mempunyai peluang yang sama untuk dipilih,
Hasilnya dapat dipoyeksikan secara matematis, dimana teori probabilitas dapat
digunakan untuk mengevaluasi hasil dari sampel tersebut, termasuk risiko
penyampelannya.
Universitas Indonesia
Tabel 2.3 Tingkat Pengurangan Risiko dan Nilai Confidence Factor (CF)
Penurunan Risiko Confidence Level Confidence
Factor (CF)
Tinggi 95% 3,0
Sedang 80-90% 1,6 – 2,3
Rendah 65-75% 1,1 – 1,4
Sumber: Sumber: Tuanakotta, 2013, p. 466 (telah diolah).
Universitas Indonesia
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑡𝑜 𝑏𝑒 𝑇𝑒𝑠𝑡𝑒𝑑
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑆𝑖𝑧𝑒 =
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
Pendokumentasian pekerjaan audit dapat mengacu pada ISA 230 dan 500.
Berdasarkan ISA 230.8, auditor wajib membuat dokumentasi audit yang cukup.
Dokumentasi audit dapat dinyatakan cukup jika auditor yang berpengalaman
maupun auditor yang tidak berpengalaman dalam suatu penugasan dapat
memahami hal-hal berikut ini:
Sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit yang dilaksanakan sesuai ISA dan
ketentuan perundang-undangan teerkait;
Hasil dari prosedur audit yang dilaksanakan dan bukti audit yang diperoleh;
Universitas Indonesia
Hal-hal signifikan yang ditemukan dalam audit, kesimpulan hasil audit, dan
kearifan professional (professional judgments) signifikan yang diterapkan
dalam menarik kesimpulan.
Tahap terakhir dari proses audit adalah pelaporan. Terdapat 3 (tiga) prosedur
utama pada tahap ini yaitu mengevaluasi bukti audit, merumuskan opini auditor,
dan melakukan komunikasi dengan TCWG.
Pada tahap ini, auditor mengevaluasi kecukupan dan ketepatan bukti audit.
Hasil evaluasi ini diharapkan dapat membantu auditor dalam menarik kesimpulan
yang layak sehingga dapat menjadi dasar perumusan opini audit. Pembahasan kali
ini mengacu pada ISA 220, 330, 450, 520, dan 540.
Acuan pada pembahasan kali ini adalah ISA 700 dan 700.6. Terdapat 2 (dua)
jenis kerangka bertujuan umum (General Purpose Frameworks), yaitu fair
presentation framework (kerangka yang patuh terhadap IFRS, PSAK, atau
kerangka pelaporan keuangan lainnya) dan compliance framework (kerangka yang
patuh terhadap ketentuan perundang-undangan). Tulisan ini hanya akan membahas
jenis pertama yaitu fair presentation framework dikarenakan penugasan audit yang
dibahas pada tulisan ini patuh pada IFRS dan PSAK. Gambar 2.6 menjelaskan alur
perumusan opini audit untuk fair presentation framework.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada bab ini, penulis akan menjelaskan gambaran singkat tentang tempat penulis
melakukan magang, yaitu KAP CE dan PT EX. KAP CE merupakan salah satu
kantor akuntan publik terbesar di Indonesia. Penulis melakukan magang di KAP
CE mulai 29 Desember 2014 hingga 3 April 2015. Karena KAP CE merupakan
perusahaan yang berbasis klien, penulis melakukan tugasnya berdasarkan klien
yang akan diaudit. Oleh karena itu, laporan magang ini secara khusus membahas
prosedur audit KAP CE untuk penugasan di salah satu klien yang pernah dipegang
penulis, yaitu PT EX. Seperti yang telah disampaikan pada Bab 1, penulis memilih
PT EX untuk diangkat pada laporan magang ini karena penulis menemukan
beberapa temuan ketika melakukan proses audit di PT EX. Sehingga laporan
magang ini diharapkan dapat memberikan suatu wawasan baru terkait prosedur
audit di salah satu KAP dan juga pandangan atas sistem akuntansi yang digunakan
oleh salah satu perusahaan di Indonesia.
3.1.1 Nilai-nilai
Excellence. KAP CE memberikan nilai yang lebih dari apa yang diharapkan
klien. KAP CE mencapai tingkat excellence melalui inovasi, pembelajaran, dan
cekatan.
32 Universitas Indonesia
Teamwork. Bagi KAP CE, solusi terbaik dapat muncul ketika bisa bekerja
efektif dengan baik bersama kolega dan klien. Kerja tim yang efektif dapat
terwujud melalui hubungan yang baik, saling menghormati, dan saling berbagi.
Leadership. KAP CE percaya bahwa kepemimpinan dapat terwujud dengan
keberanian, integritas, dan visi yang dapat memotivasi.
Jasa-jasa yang ditawarkan oleh KAP CE dibagi menjad 3 (tiga) bidang, yaitu:
Assurance
Universitas Indonesia
tidak dapat digolongkan ke dalam grup EUM, FS, dan CIPS, seperti klien
yang bergerak dalam industri telekomunikasi, informasi, komunikasi, dan
hiburan.
Tax
Advisory
Prosedur penugasan audit yang dituliskan pada laporan magang ini adalah
prosedur penugasan audit pada PT EX. Berikut ini merupakan profil singkat terkait
PT EX.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Packaging
Produk yang termasuk ke dalam produk ini adalah food packaging dan
non-food packaging. Food packaging meliputi kemasan untuk es krim, biskuit
dan wafer. Sedangkan non-food packaging meliputi kemasan selain kemasan
untuk produk makanan, seperti kemasan untuk deterjen, bedak tabur, dan sabun.
Promotional Item
Produk dalam kelompok ini adalah produk yang bukan untuk dijadikan
sebagai kemasan. Produk yang termasuk ke dalam jenis ini meliputi, botol
tempat minum, piring plastik, gelas plastik, tempat makanan dan segel.
Terdapat beberapa regulasi yang mengikat PT EX, yaitu (1) upah minimum
regional 2014 yang baru ditetapkan oleh Gubernur DKI Jakarta senilai Rp
2.441.000,00 atau meningkat Rp 241.000,00 dari sebelumnya, (2) UU
Ketenagakerjaan no. 13 tahun 2003 yang mengubah kebijakan perusahaan terkait
imbalan kerja, (3) UUPT no. 40 tahun 2007, (4) PP no. 74 tahun 2011 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan, (5) Undang-undang
Pajak Penghasilan, (6) International Financial Reporting Standards IFRS) yang
digunakan untuk group reporting, dan (7) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) untuk local statutory reporting.
Faktor eksternal lain yang memengaruhi perusahaan adalah tingkat inflasi dan
nilai pertukaran mata uang. Tingkat inflasi pada Desember 2014 cenderung
menurun dibandingkan dengan Desember 2013. Untuk foreign exchange rate,
rupiah cenderung melemah di tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013. Nilai
tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) pada 31 Desember 2014
sebesar Rp 12.440, sedangkan pada 31 Desember 2013 sebesar Rp 12.189,00
(dengan menggunakan kurs tengah BI).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bab ini akan membahas prosedur audit yang dilakukan oleh KAP CE pada
penugasan audit untuk laporan keuangan PT EX periode 1 Januari 2014 sampai
dengan 31 Desember 2014. Penugasan audit ini merupakan penugasan audit yang
pertama bagi KAP CE dalam mengaudit PT EX. Penugasan audit ini diinstruksikan
oleh KAP CE Belgia yang mengaudit Y CO (Y Corporation− perusahaan induk PT
EX) untuk ditujukan kepada KAP CE Indonesia.
39 Universitas Indonesia
Process & System (A&C) dirancang oleh KAP CE untuk memenuhi hal tersebut.
A&C juga membantu auditor dalam mengaitkan risiko serta tindakan untuk
memitigasinya.
Tahun 2014 adalah tahun pertama PT EX diaudit oleh KAP CE. Oleh karena
itu, KAP CE harus memahami dengan baik segala faktor yang berpengaruh pada
suatu penugasan sebelum memutuskan untuk menerima atau menolak penugasan
dari PT EX. Pada tanggal 5 Desember 2014, Engagement Leader (EL), Manager,
dan Senior In-charge (SIC) mewakili tim audit untuk bertemu dengan dewan
direksi dari PT EX. Dalam pertemuan tersebut, tim audit mendapatkan beberapa
informasi terkait penugasan. Hasil dari pertemuan tersebut dievaluasi dengan A&C
dan didokumentasikan dalam Financial Risk Assessment System (FRISK).
Universitas Indonesia
Corporation) kepada PT EX. Berikut ini adalah tabel materialitas yang telah
dialokasikan oleh KAP CE Belgia untuk audit PT EX oleh KAP CE Indonesia:
Pada tahap ini, tim juga menentukan apakah penugasan audit kali ini
merupakan audit terhadap entitas kepentingan publik (Public Interest Entity–PIE)
atau audit terhadap bukan entitas kepentingan publik (Non-Public Interest
Etity−non-PIE). Dan penugasan pada PT EX merupakan penugasan non-PIE.
Karena tahun 2014 merupakan tahun pertama PT EX diaudit oleh KAP CE,
tim audit menambahkan satu prosedur pada aktivitas perencanaan yaitu prosedur
“penugasan audit awal”. Prosedur ini diatur pada ISA 510, dimana auditor harus
memperoleh bukti audit yang cukup tentang:
pengaruh salah saji pada saldo awal (saldo akhir pada tahun 2013) terhadap
periode laporan keuangan saat ini,
Untuk memenuhi hal tersebut, tim audit mengirimkan surat profesional kepada
auditor sebelum KAP CE (auditor PT EX untuk tahun 2013). Selain itu, tim audit
juga berdiskusi dengan manajemen PT EX dan KAP CE cabang Belgia untuk
membahas alasan PT EX mengganti auditor independennya. Dari hasil komunikasi
tersebut, KAP CE menyimpulkan bahwa pergantian auditor untuk PT EX
Universitas Indonesia
Pada tahap ini, Surat Penugasan (Audit Engagemet Letter) akan ditandatangani
oleh Partner. Namun, sebelum itu, tim auditor harus menjamin independensinya
dalam mematuhi peraturan yang berlaku. Penugasan audit yang dilakukan terhadap
perusahaan non-PIE seperti PT EX mematuhi IESBA Code of Ethics. Kode etik
tersebut melarang suatu penugasan audit dilakukan oleh EL dan Partner yang sama
selama lebih dari 7 (tujuh) kali dan 3 (tiga) kali berturut-turut. Tahun 2014
merupakan tahun pertama Partner dan EL mengaudit PT EX sehingga tidak
dibutuhkan adanya rotasi EL maupun Partner demi mematuhi kode etik tersebut.
Selain hal tersebut, auditor juga dilarang melanggar syarat independensi lain
tentang adanya hubungan keluarga, adanya kepentingan finansial, dan sebagainya.
Dalam memenuhi hal tersebut, KAP CE memiliki kebijakan manajemen risiko yang
mengharuskan seluruh anggota penugasan audit (dari Signing Partner hingga
Interns) PT EX harus menandatangani surat pernyataan independensinya terhadap
PT EX. Setelah semua konfirmasi independensi terkumpulkan, Surat Penugasan
Audit dapat ditandatangi oleh Partner.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
ISA 315.11 (e): Indikator kunci atas kinerja entitas (Key Performance
Indicator)
Universitas Indonesia
1,800
Harga LDPE (USD per juta ton)
1,700
1,600
1,500
2013
1,400 2014
1,300
1,200
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov
Bulan
Gambar 4.2 Harga Low Density Polyethylene (LDPE) Tahun 2013 - 2014
Sumber: Kertas Kerja KAP CE, 2015 (telah diolah).
Universitas Indonesia
1,700
1,500
1,400
2013
2014
1,300
1,200
1,100
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des
Bulan
Gambar 4.3 Harga High Density Polyethylene (HDPE) Tahun 2013 - 2014
Sumber: Kertas Kerja KAP CE, 2015 (telah diolah).
13,000
Terhadap USD (Rp)
Nilai Tukar Rupiah
12,500
12,000
11,500
11,000
10,500 2013
10,000 2014
9,500
9,000
Apr
Nov
Jan
Feb
Mar
Sept
Okt
Jun
Jul
Agust
Mei
Des
Bulan
Gambar 4.4 Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD (Berdasarkan Kurs BI)
Sumber: Kertas Kerja KAP CE, 2015 (telah diolah).
10.00%
Tingkat Inflasi
8.00%
6.00%
4.00%
2013
2.00% 2014
0.00%
Bulan
Universitas Indonesia
Jika klien memiliki suatu fungsi audit internal, maka auditor eksternal
harus mengevualasi pekerjaan dari fungsi tersebut (ISA 6032). PT EX
memiliki fungsi audit internal yang dinamakan Quality Management System
Universitas Indonesia
(QMS). Pada tahun 2014, QMS melakukan audit dan merilis Laporan Audit
Internal (LAI) dua kali, yaitu pada tanggal 28 April 2014 dan 18 Oktober 2014.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dari proses evaluasi pada komponen kedua ini, tim audit menyimpulkan
bahwa proses penilaian risiko pada PT EX telah cukup dan sesuai dengan
ukuran dan kompleksitas bisnis PT EX.
Dari semua proses bisnis pada PT EX, tim audit memutuskan untuk
mengevaluasi ToC pada beberapa proses bisnis yang memiliki nilai signifikan.
Proses bisnis tersebut terdiri dari siklus penjualan dan piutang, siklus
Universitas Indonesia
pembelian dan utang, serta siklus penggajian. Tulisan ini hanya akan
membahas aktivitas pengendalian yang terkait siklus pembelian dan utang.
Pembahasan tersebut dibahas pada subbab 4.1.2.1 halaman 63.
ISA 315.19 dan 315.A89 menjadi panduan pada tahap ini. ISA 315.19
membahas tentang komunikasi dan ISA 315.A89 membahas tentang sistem
informasi. ISA 315.19 menjelaskan bahwa auditor harus memahami
bagaimana perusahaan mengomunikasikan laporan keuangan beserta isu
signifikan yang relevan dengan keuangan perusahaan. Sedangkan ISA
315.A89, menjelaskan bahwa auditor harus mengevaluasi kesesuaian sistem
informasi yang dimiliki oleh perusahaan.
Untuk mengevaluasi komponen ini, tim audit bekerja sama dengan tim
Risk Control Solutions (RCS) KAP CE. Tim RCS membantu proses
pengauditan terutama mengaudit sistem SAP (sistem akuntansi perusahaan)
yang digunakan oleh PT EX. Untuk memeriksa bagian ini, tim RCS
mengevaluasi beberapa hal penting terkait sistem informasi, seperti
mengevaluasi keabsahan transaksi yang tercatat, ketepatan klasifikasi
transaksi, pengukuran nilai transaksi, ketepatan periode akuntansi, dan
pengungkapan yang tepat untuk laporan keuangan. Evaluasi yang dilakukan
oleh tim RCS ini menghasilkan kesimpulan bahwa sistem informasi pada PT
EX telah cukuo dan sesuai dengan ukuran dan kompleksitas bisnis PT EX.
Selain itu, prosedur evaluasi dari tim RCS juga menyimpulkan bahwa sistem
informasi PT EX mengandung informasi yang dapat diandalkan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Sesuai dengan ISA 315.5 dan ISA 315.6(b), auditor harus melakukan
prosedur analisis penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan menilai risiko
salah saji material pada tingkat laporan keuangan maupun tingkat asersi.
Analisis penilaian risiko menggunakan data laporan keuangan interim. Prosedur
analisis penilaian risiko untuk penugasan di PT EX dilakukan saat interim pada
tanggal 31 Oktober 2014 dengan menggunakan data interim.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
f Estimasi Akuntansi
g Risiko Kecurangan
Sesuai dengan ISA 200, auditor harus selalu skeptis di seluruh proses
audit. Auditor harus selalu mengakui adanya kemungkinan terjadinya salah saji
material disebabkan karena kecurangan. ISA 240.16 mengharuskan auditor
memperoleh pemahaman atas salah saji material karena kecurangan. Untuk hal
ini, tim audit PT EX mengajukan pertanyaan kepada TCWG dan fungsi QMS
PT EX. Hasil dari wawancara menunjukkan bahwa risiko salah saji material
karena kecurangan dinilai rendah karena adanya pengendalian di seluruh proses
bisnis yang telah dirancang untuk memitigasi adanya tindakan kecurangan.
Pengendalian ini didukung dengan adanya keterlibatan oleh manajemen dan
TCWG dalam mengelola perusahaan, serta keterlibaan Y CO dalam melakukan
pengawasan rutin tiap bulannya melalui YE Package.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada tahap ini, auditor menentukan dan menilai risiko tinggi dan
signifikan. Berdasarkan prosedur yang telah dilakukan, tim audit mendeteksi 4
(empat) risiko salah saji, dua diantaranya yaitu risiko tinggi dan dua sisanya
merupakan risiko signifikan. Salah satu dari empat risiko tersebut terjadi pada
siklus pembelian dan utang. Berikut ini adalah uraian terkait risiko yang terjadi
pada siklus pembelian dan utang tersebut:
b Materialitas
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
ISA 315.18 menuntut auditor untuk memahami sistem informasi dan proses
bisnis yang relevan atas penugasan auditnya. PT EX memiliki 7 (tujuh) proses
signifikan pada siklus pembelian dan utang. Proses pembelian ini berlaku untuk
semua pembelian baik pembelian lokal maupun pembelian impor. Oleh karena itu,
PT EX tidak memisahkan pendokumentasian antara kedua pembelian tersebut.
a Proses pemesanan
Proses pemesanan diawali dengan permintaan pembelian dari masing-
masing departemen. Penanggung jawab untuk masing-masing departemen
membuat Form Permintaan Barang (FPB). Selanjutnya, FPB tersebut
diserahkan kepada Manajer Pembelian dan Penggajian untuk diperiksa dan
disetujui. Setelah FPB disetujui, Manajer Pembelian dan Penggajian mencari
pemasok dan meminta pemasok untuk memberikan daftar harga kepada PT EX.
Biasanya Manajer Pembelian dan Penggajian membandingkan antara beberapa
pemasok (minimal tiga pemasok) untuk membandingkan antara harga dan
kualitas produk. Setelah menentukan pemasok, staf pembelian akan
menyiapkan pesanan pembelian (Purchase Order – PO). Selanjutnya, PO
tersebut ditandatangani oleh Manajer Pembelian dan Penggajian.
b Penerimaan barang
Setelah barang yang dipesan tiba di gudang PT EX, Departemen Kendali
Mutu (Quality Control – QC) bersama staf dan penanggung jawab pergudangan
memeriksa kualitas barang. Selain menerima barang, PT EX juga menerima
Nota Pengiriman (Delivery Notes – DN) atau bill of lading (BL) dari pemasok.
Selanjutnya, staf pergudangan menandatangani DN tersebut dan membuat Nota
Universitas Indonesia
Penerimaan Barang (NPB). NPB tersebut ditandatangani oleh pemasok dan staf
pergudangan. Pada waktu yang bersamaan, staf pergudangan memasukan data
penerimaan barang secara manual ke SAP (sistem akuntansi yang digunakan
PT EX) sesuai dengan tanggal NPB.
c Pemfakturan (invoicing)
Departemen Akuntansi menerima 4 (empat) dokumen, yaitu: Salinan PO,
NPB yang telah ditandatangani, DN atau BL, dan faktur pembelian dari
pemasok. Dokumen tersebut diperiksa oleh Manajer Akuntansi. Manajer
Akuntansi tersebut juga bertanggung jawab untuk melakukan prosedur three
way matching. Berikut ini adalah tabel yang dapat membantu untuk memahami
prosedur three way matching:
d Pembayaran
Ketika dokumen yang diperiksa pada proses ketiga (pemfakturan) telah
sesuai, Manajer Akuntansi segera menyiapkan Payment Voucher (PV) yang
kemudian diperiksa dan disetujui oleh Manajer Pembelian dan Penggajian.
Setelah PV disetujui, pembayaran akan dilakukan dan secara otomatis sistem
membuat jurnal sebagai berikut:
e Jurnal Penyesuaian
Penyesuaian terkait utang pembelian disiapkan oleh Manajer Akuntansi
dan diperiksa oleh Direktur.
Universitas Indonesia
g Evaluasi kinerja
Seperti yang dijelaskan sebelumnya pada aktivitas perencanaan, rapat
bulanan dewan direksi dan keterlibatan Y CO dalam mengawasi PT EX dapat
menjadi pengendalian tersendiri atas aktivitas operasional PT EX. Selain itu,
bisnis PT EX yang merupakan perusahaan keluarga membuat dewan direksi
sangat terlibat dalam aktivitas operasional tiap harinya sehingga dapat
mengurangi risiko perusahaan.
a Targeted Testing
b Accept-Reject Testing
Metode ini digunakan untuk menerima atau menolak suatu karakter atau
atribut tertentu dari item non-moneter. Karena item yang diuji bukan
merupakan item moneter, salah saji pada item tersebut tidak dapat
Universitas Indonesia
Prosedur audit untuk setiap FSLI tersebut harus memenuhi seluruh asersi, yaitu
kelengkapan (completeness − C), keakuratan (accuracy – A), pisah batas (cut-off −
CO), eksistensi / kejadian (existency / occurrence – E/O), hak & kewajiban (right
& obligation – R&O), presentasi dan pengungkapan (presentation & disclosure –
P&D), serta penilaian dan alokasi (valuation / allocation– V/A). Berikut ini adalah
tabel yang berisi ringkasan pengujian yang dilakukan pada PT EX untuk siklus
pembelian dan utang.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
30 April 2013 (untuk mencatat aset sebesar 30% dari harga total)
Dr. Uang Muka Vendor (Lokal) Rp 203.370.075
Cr. Utang Dagang Lokal Rp 203.370.075
1 November 2013 (untuk mencatat aset sebesar 70% dari harga total)
Dr. Uang Muka Vendor (Lokal) Rp 474.530.175
Cr. Utang Dagang Lokal Rp 474.530.175
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Berikut ini adalah Tabel 4.12 yang merangkum pengujian substantif dan
pengujian lain pada FSLI utang usaha:
Bagian selanjutnya dari subbab ini akan menjelaskan setiap prosedur pada
pengujian substantif atas FSLI utang usaha tersebut.
Sama seperti pada FSLI beban dibayar di muka, LS ini digunakan untuk
membantu tim audit dalam memetakan akun apa saja yang termasuk ke dalam
FSLI utang usaha. FSLI utang usaha pada PT EX berisi utang dagang impor
dan lokal dan utang yang belum difakturkan.
Universitas Indonesia
Hasil analisis atas LS utang usaha ini tidak jauh berbeda dengan hasil
analisis saat penilaian risiko pada aktivitas perencanaan (lihat subbab 4.1.1.5
(e) pada halaman 56). LS ini menunjukkan adanya penurunan yang signifikan
atas FSLI utang usaha di tahun 2014. Hal ini dikarenakan keinginan yang lebih
besar dari PT EX untuk segera melunasi utang-utangnya di tahun 2014 (jika
dibandingkan dengan keinginan PT EX di tahun 2013). Selain hal tersebut, tim
audit tidak menemukan keganjalan pada analisis LS ini.
Universitas Indonesia
b. Penelaahan Analisis
Salah satu dari transaksi utang usaha tersebut yaitu transaksi antara
PT EX dengan PT W dengan harga Rp 7.069.348.499,00. PT W dan PT
EX sepakat untuk menggunakan pembayaran berbasis cicilan. Tanggal
jatuh tempo transaksi dengan PT W ini yaitu pada tanggal 31 Desember
2013. Tanggal jatuh tempo tersebut sangat jauh dari tanggal 31
Universitas Indonesia
dan menguji faktur pembelian terbuka (faktur pembelian yang sudah diterima
PT EX namun masih belum dibayar oleh PT EX). Kedua prosedur tersebut
diharapkan dapat menangkap asersi terkait kewajiban tidak tercatat terutama
untuk asersi pisah-batas.
Universitas Indonesia
kali ini, atribut yang paling utama yaitu tanggal penentuan terjadinya
transaksi. Berdasarkan hasil pengujian, tim audit menemukan salah saji
material (di atas nilai SUM).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Berikut ini adalah Tabel 4.19 yang merangkum pengujian substantif dan
pengujian lain pada FSLI akrual, provisi, dan kewajiban lain:
Metode
Prosedur Asersi Pengambilan
Sampel
1. Lead Schedule - Akrual, Provisi, dan
P&D -
Kewajiban Lainnya
2. Pengujian atas Kewajiban Tidak Tercatat:
C, A, CO,
a. Pengujian Pembayaran Selanjutnya NSS
R&O, V/A
Targeted
CO, A
Testing
b. Pengujian Faktur Pembelian Terbuka
C, A, CO,
NSS
R&O, V/A
3. Mengidentifikasi Adanya Kontijensi /
Komitmen:
C, E&O, R&O,
a. Pengujian atas Kontrak Sewa (leasing) -
P&D, V/A
Sumber: Kertas Kerja KAP CE, 2015 (telah diolah).
Prosedur tersebut tidak banyak berbeda dengan pengujian atas FSLI utang
usaha karena pada prosedur kedua (Pengujian atas Kewajiban Tidak Tercatat),
Universitas Indonesia
segala jenis kewajiban dapat diuji, baik itu kewajiban yang ada pada FSLI utang
usaha maupun kewajiban yang ada pada FSLI akrual, provisi, dan kewajban
lainnya. Prosedur tambahan akan dilakukan jika pada pengujian tersebut ditemukan
adanya salah saji atau pengecualian. Prosedur tambahan tersebut digunakan untuk
menguji apakah salah saji tersebut dengan tepat diklasifikasikan sebagai FSLI utang
usaha atau FSLI akrual, provisi, dan kewajiban lainnya.
Berikut ini adalah Tabel 4.20 yang merangkum pengujian substantif dan
pengujian lain pada FSLI beban operasional:
Jika dilihat dari tabel tersebut, prosedur tersebut tidak mencakup asersi R&O
karena asersi tersebut telah dicapai dengan ToC. Sehingga tim audit tidak perlu
melakukan prosedur tambahan untuk memenuhi asersi tersebut.
Universitas Indonesia
Pengujian kali ini menggunakan metode NSS karena tim audit tidak
mendeteksi adanya area yang berpotensi memiliki risiko salah saji material.
Selain itu, salah saji material pada pengujian kali ini mungkin untuk
diproyeksikan terhadap populasi.
Prosedur kali ini merupakan prosedur untuk menanggapi risiko yang telah
diidentifikasi saat aktivitas perencanaan (lihat subbab 4.1.1.5 (e) halaman 56).
Risiko tersebut terkait kesalahan pengklasifikasian antara beban operasional
dengan biaya penjualan (cost of sales). Oleh karena itu, dalam pengujian kali
ini, auditor meminta dokumen pendukung yang dapat diandalkan, seperti
faktur pembelian, bukti pembayaran, dan NPB.
Universitas Indonesia
Berikut ini merupakan rangkuman atas salah saji yang terjadi pada siklus
pembelian dan utang PT EX:
Universitas Indonesia
Tabel 4.23 Rangkuman Salah Saji pada Siklus Pembelian dan Utang PT EX
Nilai (Rp)
No Journal
Dr Cr
1 Untuk menghapus aset utang dagang dan utang
Utang Dagang Lokal 677.900.250
Uang Muka Vendor (Lokal) 677.900.250
Dari seluruh salah saji yang ditemukan, auditor harus mampu menggunakan
kearifan profesionalnya untuk menentukan apakah salah saji tersebut termasuk
tindak kecurangan atau hanya kesalahan biasa. Untuk salah saji pada siklus
pembelian dan utang di PT EX ini, salah saji hanya disebabkan karena kesalahan
biasa, bukan karena tindak kecurangan.
Universitas Indonesia
Pada tahap ini, auditor seperti mengulang prosedur analisis penilaian risiko
(lihat subbab 4.1.1.5 (e) halaman 56). Namun nilai yang dibandingkan saat ini
adalah nilai 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2014 (baik laporan posisi
keuangan maupun laporan laba rugi).
Pada tahap ini, auditor mengecek kembali laporan keuangan yang akan dirilis
dengan melakukan footing, cross-footing, dan cross-reference. Hal ini dilakukan
untuk memastikan angka dan nomor referensi yang ditampilkan dan diungkapkan
pada laporan keuangan telah sesuai dan dapat diandalkan.
Pada penugasan audit di PT EX, tim audit melakukan prosedur pertama dan
kedua saja. Tim audit tidak membaca dan menelaah risalah rapat karena PT EX
Universitas Indonesia
Semua kebijakan manajemen risiko telah dipatuhi oleh tim. Selain itu,
permasalahan yang signifikan pada proses audit PT EX adalah permasalahan terkait
salah saji yang material. Salah saji tersebut merupakan akibat dari penggunaan basis
akrual yang tidak tepat. Permasalahan tersebut signifikan karena hal ini
menunjukkan bahwa pelaporan keuangan pada PT EX tidak mematuhi standar yang
berlaku (IFRS dan PSAK). Selain permasalahan tersebut, tim audit tidak mencatat
adanya permasalahan signifikan lain yang dapat berdampak pada pelaporan
keuangan.
Hingga ditulisnya laporan magang ini, prosedur audit hanya sampai dengan
tahap ini. Semua perkataan pada laporan keuangan dan laporan audit telah diperiksa
kembali, opini audit untuk PT EX juga telah diformulasikan, namun laporan audit
PT EX belum dirilis. Oleh karena itu, 2 (dua) prosedur yang seharusnya
Universitas Indonesia
Seperti pada pengujian atas utang usaha (lihat subbab 4.1.2.8 halaman 79),
Y CO memberikan penyesuaian atas nilai utang usaha PT EX. Penyesuaian tersebut
bertujuan untuk mengoreksi perhitungan konversi dari mata uang asing ke rupiah.
PT EX menggunakan basis tanggal atas nilai tukar yang tidak tepat. Untuk
menghitung utang usaha per 31 Desember 2014, PT EX menggunakan nilai tukar
pada tanggal jatuh tempo, bukan nilai tukar yang berlaku pada tanggal 31 Desember
2014 (1 USD = Rp 12.440,00 dan 1 Euro = Rp 15.133,00). Penggunaan nilai tukar
yang tidak tepat tersebut dapat membuat nilai utang usaha pada tanggal 31
Desember 2014 tidak sesuai. Berdasarkan hal demikian, dapat disimpulkan bahwa
PT EX tidak memiliki sistem rekonsiliasi yang tepat atas transaksi dengan mata
uang asing.
Universitas Indonesia
Beban dibayar di muka berbeda dengan uang muka. Beban dibayar di muka
adalah beban yang telah dibayar lunas sehingga tidak menimbulkan kewajiban lagi
bagi pembeli. Seperti yang diatur pada kerangka konseptual IAS paragraf 91,
kewajiban diakui ketika terdapat kemungkinan atas keluarnya sumber daya yang
dimiliki oleh entitas. Sehingga jurnal yang dibuat oleh PT EX dapat membuat
pengakuan yang salah atas kewajiban.
Universitas Indonesia
Selain itu, perlakuan jurnalnya juga sama untuk kedua akun tersebut. Keduanya
sama-sama memunculkan akun utang. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
PT EX tidak memiliki sistem penjurnalan yang tepat.
Sejak berdirinya PT EX, basis akrual telah diperkenalkan oleh PSAK dan
telah digunakan sebagai asumsi dasar akuntansi. Basis akrual ini digunakan untuk
semua laporan keuangan, kecuali laporan arus kas. Basis akrual mengakui suatu
transaksi pada saat kejadian. Sedangkan PT EX, mengakui suatu transaksi
berdasarkan tanggal faktur. Manajemen PT EX sendiri mengakui bahwa PT EX
tidak menggunakan basis akrual, walaupun PT EX menggunakan PSAK sebagai
acuan laporan keuangannya. Basis akrual yang tidak digunakan dengan tepat ini
menyebabkan salah saji yang material pada beberapa FSLI karena tidak semua
transaksi seharusnya diakui berdasarkan tanggal faktur. Sebagai contoh yaitu
transaksi pembelian yang melibatkan freight-forwarder. Tanggal faktur tagihan dari
perusahaan freight-forwarder biasanya selang beberapa hari setelah barang
diterima. Oleh karena itu, tanggal faktur tagihan bukanlah tanggal yang tepat untuk
mengakui adanya beban pengiriman tersebut. Dibawah ini merupakan saat
pengakuan yang biasanya berlaku:
Tabel 4.24 tidak selalu digunakan karena waktu pengakuan dapat bervariasi
tergantung karakteristik dari transaksi.
Salah saji yang terjadi pada siklus pembelian dan utang PT EX menunjukan
lemahnya sistem akuntansi pada PT EX. Jika diamati, salah saji tersebut terjadi pada
Universitas Indonesia
isu akuntansi dasar, seperti translasi mata uang asing yang tidak tepat, penjurnalan
yang tidak tepat, akun-akun pada laporan keuangan yang kurang mengakomodasi
semua transaksi, dan penggunaan asumsi akuntansi dasar yang tidak tepat.
Kelemahan tersebut dapat terjadi mungkin merupakan akibat dari sumber daya
manusia (SDM) yang kurang berkompeten. Kondisi PT EX sebagai perusahaan
keluarga dapat mendorong hal ini terjadi. Berdasarkan hasil diskusi dengan
manajemen PT EX, tim audit menyimpulkan bahwa jajaran direksi dan manajer di
PT EX merupakan orang-orang yang masih berada dalam satu ikatan keluarga.
Pada subbab ini, penulis akan membahas hasil evaluasi atas praktik audit di
KAP CE. Pembahasan kali ini meliputi beberapa hal berikut ini:
Universitas Indonesia
penerapannya, namun tidak juga terlalu luwes karena auditor dituntut untuk fokus
pada pencapaian tujuan audit.
Panduan audit KAP CE mengacu pada ISA. Panduan audit KAP CE ini
menyediakan pendekatan umum yang digunakan oleh KAP CE Global. Panduan ini
memiliki prosedur audit yang secara kasat mata berbeda dengan proses audit pada
Gambar 2.2. Namun, hal itu tidak berarti KAP CE melanggar ISA karena ISA
merupakan objective oriented standards. KAP CE tidak melanggar ISA selama
tujuan audit dapat dipenuhi oleh KAP CE.
Universitas Indonesia
Skeptisisme auditor
Tujuan utama dari audit adalah untuk memberikan opini yang tepat atas
laporan keuangan supaya para pengguna laporan keuangan tidak salah dalam
mengambil keputusan. Oleh karena itu, auditor harus bersikap skeptis atas
pernyataan signifikan yang dilontarkan oleh klien. Perkataan klien tersebut harus
diuji kebenarannya. Misalnya, pernyataan manajemen tentang aset tetap yang
diasuransikan secara penuh. Auditor harus menguji apakah benar nilai
pertanggungan polis asuransi yang dimiliki perusahaan memadai untuk menutupi
risiko rusak dan/atau hilangnya aset. Dengan berpikir skeptis, auditor bisa
menangkap risiko-risiko yang mungkin terjadi pada suatu entitas dan dapat
memberikan nilai tambah kepada klien supaya klien dapat memperbaiki
pengendalian dan sistemnya.
Universitas Indonesia
5.1 Kesimpulan
Proses audit pada KAP CE terbagi menjadi 3 (tiga) aktivitas, yaitu aktivitas
perencanaan, pengumpulan bukti, dan aktivitas penyelesaian. Pada aktivitas
perencanaan, tim audit diharapkan dapat mengidentifikasi adanya risiko signifikan
maupun risiko tinggi. Aktivitas pengumpulan bukti dilakukan untuk menguji
keandalan data pada laporan keuangan dan menguji risiko-risiko yang relevan. Dan
terakhir, aktivitas penyelesaian, tim audit memformulasikan opini yang tepat atas
penugasan terkait. Bagian setelah ini akan merangkum setiap aktivitas tersebut.
5.2 Saran
Berikut ini merupakan saran yang diajukan oleh penulis untuk PT EX, KAP
CE, Departemen Akuntansi FEB UI, dan laporan magang selanjutnya.
1. Saran untuk PT EX
Rekonsiliasi atas konversi dari mata uang asing dengan menggunakan nilai
tukar yang tepat
Universitas Indonesia
uang asing menjadi Rupiah dengan menggunakan nilai tukar per 31 Desember
2014, bukan nilai tukar pada tanggal pembayaran maupun tanggal faktur.
Akun uang muka, beban dibayar di muka, dan bahan baku dalam perjalanan
(raw material in transit) yang dimasukan ke dalam akun yang sama membuat
adanya kesalahan interpretasi. Oleh karena itu, sebaiknya PT EX memperbarui
klasifikasi akunnya, terutama klasifikasi antara akun uang muka dengan akun beban
dibayar di muka dan bahan baku dalam perjalanan (raw material in transit).
Jika menelaah kembali sistem akuntansi pada PT EX, dapat dilihat bahwa
kesalahan yang terjadi merupakan kesalahan pada isu akuntansi dasar. Hal ini dapat
terjadi karena kurangnya kapabilitas pegawai akuntansi pada PT EX. Setelah tim
audit menelusuri kembali struktur perusahaan, ternyata pegawai dan petinggi pada
bagian akuntansi pada PT EX merupakan keluarga sendiri dari direktur-direktur PT
EX. Kejadian seperti demikian sangatlah mungkin pada perusahaan keluarga
seperti PT EX. Oleh karena itu, PT EX harus bersikap lebih obyektif terhadap
pemilihan SDM demi tercapainya tujuan perusahaan.
Saat magang, mahasiswa dituntut untuk melatih soft skill maupun technical
skill yang dimiliki sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmunya secara
langsung di lapangan. Oleh karena itu, program magang ini perlu ditingkatkan
kualitasnya supaya dapat meningkatkan daya saing lulusan FEB UI di dunia kerja.
Hingga saat ini, telah banyak laporan magang yang membahas proses audit
pada siklus-siklus tertentu. Di antara laporan magang tersebut, ada yang
menjelaskan proses audit dari awal aktivitas perencanaan hingga aktivitas
penyelesaian, dan ada pula yang hanya berfokus pada aktivitas pengujian. Namun
Universitas Indonesia
di antara laporan tersebut belum banyak yang secara fokus membahas aktivitas
perencanaan audit setelah pengadopsian ISA di Indonesia. Audit berbasis risiko
yang kini diperkenalkan oleh ISA sangat menekankan pada proses penilaian risiko,
termasuk perencanaan pengujian atas risiko tersebut. Proses tersebut dilakukan
pada tahap perencanaan. Oleh karena itu, penulis memberikan saran pada laporan
magang berikutnya untuk fokus menjelaskan aktivitas perencanaan secara
komprehensif suatu proses audit pada KAP tertentu.
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Arens, A. A., Beasley, M. S., Elder, R. J., & Jusuf, A. A. (2011). Jasa Audit dan
Assurance Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia) Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat.
Arens, A. A., Beasley, M. S., Elder, R. J., & Jusuf, A. A. (2011). Jasa Audit dan
Assurance Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia) Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Godfrey, J., Hodgson, A., Tarca, A., Hamilton, J., & Holmes, S. (2010).
Accounting Theory 7th edition. Milton: John Wiley & Sons Australia, Ltd.
KAP CE Global. (2013). Panduan Audit KAP CE. London: KAP CE Global.
Universitas Indonesia
Lampiran 1
Contoh Pengujian Pengendalian – Siklus Pembelian dan Utang (telah diolah)
No Kode Tanggal Tanggal Mata Nilai (Mata Nilai (Rp) Masa 1 - 30 31-60 61-90 91-120 >120
Vendor Jurnal Jatuh Uang Uang Asli) Pelunasan
Tempo dari
31/12/2014
1 VI0001 12/23/2014 1/30/2015 EUR 4060.446429 8 - - - -
61,447,812 61,447,812
12/31/2014 12/31/2014 IDR 1476784.366 - - - - -
1,476,784 1,476,784
2 VI0004 11/11/2014 12/11/2014 EUR 36425.37643 50 - - -
551,234,874 - 551,234,874
11/29/2014 12/29/2014 EUR 775 32 - - -
11,728,280 - 11,728,280
12/18/2014 1/9/2015 EUR 1314.887143 13 - - - -
19,898,536 19,898,536
12/4/2014 1/21/2015 EUR 14530.41964 27 - - - -
219,892,691 219,892,691
12/16/2014 1/21/2015 EUR 1468.923929 15 - - - -
22,229,615 22,229,615
12/31/2014 1/30/2015 EUR 9634.312857 - - - - -
145,798,610 145,798,610
3 VI0007 12/31/2013 12/31/2013 USD 23250 365 - - -
289,230,000 - 289,230,000
12/31/2013 12/31/2013 USD 46500 365 - - -
578,460,000 - 578,460,000
12/31/2014 12/31/2014 IDR 110646750 - - - - -
110,646,750 110,646,750
4 VI0009 12/31/2013 12/31/2013 EUR 467139.6754 365 - - -
7,069,348,499 - 7,069,348,499
12/31/2014 12/31/2014 IDR 634455092.9 - - - - -
634,455,093 634,455,093
5 VL0005 12/6/2014 2/6/2015 IDR 6698214.286 25 - - - -
6,698,214 6,698,214
6 VL0016 11/21/2014 12/22/2014 IDR 6014509.286 40 - - -
6,014,509 - 6,014,509
Per Daftar AP - -
TOTAL 9,728,560,268 1,222,544,105 568,977,664 7,937,038,499
No Kode Tanggal Mata Nilai Pemasok Tanggal Perkiraan Nilai (Rp) Selisih Dicatat Barang / Keterangan
Transaksi Uang Transaksi Faktur Tanggal sebagai Jasa
(Rp) Barang / (Rp) utang pada diterima
Jasa 31/12/2014? sebelum /
Diterima sesudah
31/12/2014?
No NSS Nomor Tanggal Nilai Faktur Mata Nilai Nilai Deskripsi Transaksi Transaksi Diakui pada Keterangan
/ Faktur Faktur (Mata Uang Uang Tukar (Rupiah) terjadi dicatat / Periode
TT? yang Asing) setelah / tidak dicatat yang
Belum sebelum di 2014? Tepat?
Terbayar 31/12/2014?
1 TT 19/BS/15 2/Jan/2015 8,751 EUR 15,169 132,740,177 Sav Robot, mandrel 1L Sesudah TIdak Dicatat Y Oke
2 TT 168 / OR 1/Jan/2015 166,718,735 IDR 1 166,718,735 127.5 MT PP7555KNE2 Sebelum TIdak Dicatat T Catatan A
3 TT 169 / OR 1/Jan/2015 462,269,527 IDR 1 462,269,527 Printed OPP Labels Sebelum TIdak Dicatat T Catatan A
4 TT 80009022 8/Jan/2015 11,100 EUR 15,053 167,083,587 400 gr set body and lid Sesudah TIdak Dicatat Y Oke
5 TT PIN19997 1/Jan/2015 127,321,423 IDR 1 127,321,423 Cosmoplene AZ-161T Sesudah TIdak Dicatat Y Oke
6 TT PIN20004 5/Jan/2015 126,767,846 IDR 1 126,767,846 Cosmoplene AZ-161T Sesudah TIdak Dicatat Y Oke
7 TT PIN20063 15/Jan/2015 125,660,692 IDR 1 125,660,692 Cosmoplene AZ-564 Sesudah TIdak Dicatat Y Oke
8 TT PIN20097 22/Jan/2015 188,214,341 IDR 1 188,214,341 ELPRO P701J Sesudah TIdak Dicatat Y Oke
9 TT SALS/508 10/Jan/2015 223,423,200 IDR 1 223,423,200 Cup 80 ml Putih Sesudah TIdak Dicatat Y Oke
10 TT SALS/529 17/Jan/2015 154,677,600 IDR 1 154,677,600 Cup 80 ml Sesudah TIdak Dicatat Y Oke
11 TT SALS/544 24/Jan/2015 206,236,800 IDR 1 206,236,800 Cup 80 ml Strawberry Sesudah TIdak Dicatat Y Oke
12 NSS 5457 06.01.2015 20,212,422 IDR 1 20,212,422 Remafin blue PX-D38 Sesudah TIdak Dicatat Y Oke
13 NSS 5456 6/Jan/2015 80,458,780 IDR 1 80,458,780 Remafin Red PL334 Sesudah TIdak Dicatat Y Oke
14 NSS 01245 16/Jan/2015 6,900 USD 12,593 86,892,633 Plastik Resin Sesudah TIdak Dicatat Y Oke
15 NSS 239/XII/14 23/Dec/2014 27,846,913 IDR 1 27,846,913 Plastik Sebelum Dicatat Y Oke
Total 2,296,524,675
No Nama Nilai per Nama Deskripsi Nomor Tanggal Nilai Faktur Verifikasi pembayaran Hitung Selisih Ket.
Akun Daftar Pemasok Faktur Faktur dilakukan sebelum kembali
akhir periode pembayaran
di muka di
akhir tahun
(Y/T) Rincian
Pembayaran
FSLI Desember 2014 Client Late Adjustment TB Setelah CLA Penyesuaian Saldo yang Telah
(CLA) Disesuaikan
Debit Kredit Debit Kredit
Accounts -
payable (2,119,193,063) - (2,119,193,063) (7,747,248,749) (628,988,261) (9,237,453,551)
Accounts - -
receivable 16,520,917,719 - 16,520,917,719 - 16,520,917,719
Accruals, - - - 4.312.366.820
Provision, and - (2,756,981,679.00) (7,069,348,499.00)
Other
Liabilitiees
Advance and -
prepayments 7,993,209,954 - 7,993,209,954 - 3,403,411,559.00 4,589,798,395
Bank loan - -
(26,355,972,035) - (26,355,972,035) - (26,355,972,035)
Cash in bank - -
56,689,139 - 56,689,139 - 56,689,139
Cash on hand - -
15,219,342 - 15,219,342 - 15,219,342
Cost of sales -
95,750,170,912 4,172,530 95,754,343,442 - (584,616,443) 96,338,959,885
Deferred -
revenue (2,052,168,444) - (2,052,168,444) - (1,267,545,456) (784,622,989)
Due to - -
shareholders (11,735,714) - (11,735,714) - (11,735,714)
Equity -
(122,271,403,380) - (122,271,403,380) (11,013,321,805) (1,590,890,331) (131,693,834,854)
Fixed assets -
57,131,542,570 - 57,131,542,570 6,062,867,138 2,769,056,905 60,425,352,804
Income Tax - - - - -
- -
Inventories - -
15,291,599,679 - 15,291,599,679 - 15,291,599,679
Lease payables - -
(445,161,107) - (445,161,107) - (445,161,107)
Non-operating -
expenses 3,874,452,854 - 3,874,452,854 (1,348,209,825) (1,565,795,779) 4,092,038,809
Operating -
expenses 20,537,112,073 430,110,155 512,955,646 20,454,266,583 - 20,454,266,583
KETERANGAN
CA Current Asset Aset Lancar
NCA Non-current Asset Aset Tidak Lancar
CL Current Liabilities Kewajiban Lancar
NCL Non-current Liabilities Kewajiban Tidak Lancar
Eq Equity Ekuitas
Perlindungan
Periode NBV - Telah
Nomor Standar Perlindungan Barang Nilai Asuransi - Telah
Asuransi Diaudit
Diaudit
Ganti rugi atas kerusakan akibat kebakaran,
1 Agustus 2014 jaminan atas kerusakan akibat sambaran
(12 malam) - 1 petir, perbaikan atas kerusakan akibat
9010100921 Rumah tinggal 808,657,143
Agustus 2015 ledakan, ganti rugi atas kerusakan akibat
(12 malam) kejatuhan pesawat terbang, jaminan
kerusakan akibat asap
1 November Bangunan gudang 40%
12,613,385,507.96
01-82-14- 2014 - 1 plastikberlantai 2
Flexas, endors, huru hara 3,210,714,286
001631 November 1, berikut instalasi
2015 (12 siang) dan dekorasi
1 Agustus 2014
Kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat
9010100922 - 1 Agustus Pabrik plastik 1,039,740,000
terbang, asap
2015
1 Agustus 2014
Kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat
9010100923 - 1 Agustus Stok bahan plastik 3,875,000,000 69%
terbang, asap 5,599,160,532.64
2015
1 Agustus 2014
Kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat Mesin pembuat
9010100924 - 1 Agustus 6,642,857,143 29,464,434,716.56 23%
terbang, asap plastik
2015
TOTAL 47,676,980,757