Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH PROJECT AUDIT

A1 PRE-ENGAGEMENT
AUDITING 1

Dosen Pengampu :
1. Indah Anisykurlillah, S.E., M. Si., Akt.
2. Richatul Jannah, S.E., M.Ak.

Disusun oleh:
1. Mutiara Khamid N P (7211421028)
2. Maulida Zaqi Putri A (7211421029)
3. Bintang Ramadhan (7211421031)
4. Leri Santika (7211421037)
5. Lulu’ Mellani A A (7211421039)
6. Pipit Saputri (7211421143)
7. Divayoga Shafira R (7211421154)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan segala rahmat, taufiq
serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pada
mata kuliah Auditing I yang diampu oleh Ibu Indah Anisykurlillah, S.E., M. Si., Akt.
dan Ibu Richatul Jannah, S.E., M.Ak.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah ikut berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi dalam menyelesaikan pembuatan makalah,
khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan arahan dalam pembuatan
makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak yang membangun sangat kami harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah yang kami buat ini
dapat bermanfaat dan berguna, baik bagi penulis maupun pembaca.

Semarang, Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................. 4
1.1 Latar belakang...................................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah:.............................................................................................................................. 5
1.3 Tujuan:..................................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................................... 6
2.1 A1 PRE-ENGAGEMENT...................................................................................................................... 6
2.1.1. A110 - Analisis Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan Dengan Klien.........7
2.1.2. A120 - Alokasi Jam Jasa Dan Perencanaan Lainnya.................................................20
2.1.3. A130 - Surat Perikatan.......................................................................................................... 24
2.1.4. A140 - Surat Tugas.................................................................................................................. 28
2.1.5. A150 - Pernyataan Independensi..................................................................................... 29
2.1.6. A160 - Komunikasi Tim Perikatan...................................................................................30
2.1.7. A170 - Prosedur Audit........................................................................................................... 34
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................................................ 38
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... 39

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Profesi akuntan publik memiliki peran yang sangat baik dalam peningkatan
kredibilitas informasi keuangan yang disajikan oleh suatu entitas. Maka dari itu
profesi akuntan publik ini adalah profesi yang mengemban kepercayaan publik
(public trust). Dalam jasa akuntan publik memberikan jasa audit atas laporan
keuangan,ini merupakan proses pemeriksaan pada laporan keuangan, adapun tujuan
dari pemeriksaan ini adalah menyatakan pendapat atas laporan keuangan perusahaan
yang telah diaudit. Hasil pekerjaan audit atas laporan keuangan tersebut adalah
laporan auditor independen. Laporan auditor independen berisi pendapat akuntan
publik atas hasil kerjanya dan itu merupakan tanggung jawabnya.

Proses audit laporan keuangan dilakukan oleh tenaga profesional yang


berpengalaman, dalam perkembanganya pada tahun 2013 dengan mulai dikenalnya
audit berbasis risiko (risk based audit). Dalam audit berbasis risiko harus membuat
rencana analisis mendalam dengan melakukan analisis risiko (risk assessment), Ini
akan membuat auditor lebih berfokus pada area tertentu yang memiliki risiko tinggi.

Dalam pemeriksaan pada akuntan publik, PPPK menemukan masih terdapat kantor
akuntan yang belum memiliki sistem untuk pengumpulan hasil pekerjaan mereka.
PPPK juga menjalankan fungsi pembinaanya dengan meluncurkan aplikasi ATLAS
yang diharapkan dapat digunakan para akuntan publik dalam proses audit atas laporan
keuangan.

4
1.2 Rumusan Masalah:

1. Apakah penggunaan ATLAS efektif dalam proses audit?

2. Bagaimana tahapan dalam pengisian ATLAS bagian pre-engagement?

1.3 Tujuan:

1. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan ATLAS dalam proses pengauditan

2. Untuk mengetahui tahapan/cara pengisian ATLAS pada bagian pre-engagement

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 A1 PRE-ENGAGEMENT

Bagian PRE-ENGAGEMENT atau PRA PERIKATAN merupakan bagian yang


berisi kertas kerja yang digunakan oleh auditor untuk menganalisis serta
mendokumentasikan prosedur-prosedur yang dilakukan oleh auditor, selain itu pada
bagian ini juga berisi simpulan yang dapat digunakan oleh auditor dalam membuat
keputusan apakah ia akan menerima dan melanjutkan perikatan dengan klien atau
tidak menerima perikatan.

Pada bagian pra-perikatan ini berisi beberapa kertas kerja beserta kodenya, yaitu :
1. A110 - Analisis penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien
2. A120 - Alokasi jam jasa dan perencanaan lainnya
3. A130 - Surat Perikatan
4. A140 - Surat Tugas
5. A150 - Pernyataan Independensi
6. A160 - Komunikasi Tim Perikatan
7. A170 - Perikatan Tahun Pertama

6
2.1.1. A110 - Analisis Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan Dengan Klien

Di dalam kertas kerja A110 yang membahas mengenai analisis penerimaan dan
keberlanjutan hubungan antara auditor dengan klien digunakan untuk menganalisis
mengenai faktor-faktor yang menjadi sebuah pertimbangan oleh auditor apakah ia akan
menerima dan melanjutkan perikatan audit atau menolak perikatan dengan klien yaitu PT
Indomakmur.

Sebelum memutuskan untuk menerima perikatan audit, auditor harus memahami bisnis dan
industri dari klien untuk dapat menilai risiko bisnis klien yaitu risiko bahwa klien akan
gagal dalam mencapai tujuannya. Jenis usaha klien yaitu PT Indomakmur yang bergerak di
bidang perdagangan dan jasa memiliki risiko yang lebih rendah daripada perusahaan yang
bergerak di bidang manufaktur. Dalam perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan
dan jasa memiliki laporan keuangan yang dapat diketahui dengan lebih mudah oleh auditor
apabila di dalam laporan keuangan tersebut terdapat kecurangan yang nantinya akan
terdapat salah saji yang material.
7
Status Kepemilikan klien merupakan Kepemilikan Swasta dan non go public, oleh karena
itu menghasilkan hasil analisis “LOW”. Hal tersebut dikarenakan setiap bisnis pasti
memiliki risiko, semakin besar perusahaan tersebut maka tingkat risiko yang akan
dihadapinya juga semakin tinggi terlebih lagi perusahaan yang go public. PT Indomakmur
merupakan perusahaan swasta serta non go public jadi risiko yang dihadapinya masih
tergolong rendah, karena dalam audit perusahaan pada sektor swasta ditentukan dari
interaksi antara pemilik perusahaan serta manajemen yang terdapat di dalam perusahaan
tersebut.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang digunakan oleh klien menghasilkan hasil analisis
“LOW”. Standar Akuntansi Keuangan yang diterapkan yaitu SAK ETAP, Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik digunakan karena memberi
kemudahan bagi PT Indomakmur dalam menyusun laporan keuangannya serta dapat
digunakan dalam beberapa tahun ke depan.

Isu pelaporan keuangan terdahulu yaitu entitas yang sudah berdiri lama dan laporan
keuangan sebelumnya tersedia namun belum pernah diaudit memiliki hasil analisis risiko
yang tinggi karena laporan keuangan yang belum pernah diaudit memiliki sebuah
kemungkinan bahwa laporan keuangan yang dimiliki oleh PT Indomakmur mengandung
kesalahan dalam penyajiannya. Selain itu laporan keuangan yang belum pernah diaudit
kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap
laporan keuangan. Oleh karena itu, isu pelaporan keuangan dalam PT Indomakmur
memiliki hasil analisis risiko yang tinggi. Serta karena merupakan perikatan tahun pertama
oleh auditor, maka Kantor Akuntan Publik (KAP) Wilson menyelidiki PT Indomakmur
untuk menentukan akseptabilitasnya dengan cara memeriksa sejauh mana kemungkinan
perspektif klien dalam komunitas bisnis, dan stabilitas keuangannya.

Untuk integritas manajemen, auditor harus mengisi kertas kerja A1102 terlebih dahulu
untuk mengetahui hasil analisis risiko yang diterima apakah “HIGH” atau “LOW”. Kertas
kerja A1102 digunakan untuk menilai integritas manajemen sebelum perikatan dengan
klien diterima. Di dalam kertas kerja tersebut terdapat sebuah pertanyaan yang berkaitan
dengan integritas dari manajemen dan harus dijawab sesuai dengan keadaan atau

8
kondisi dari

9
perusahaan klien. Jika hasil analisis risiko yang didapatkan high maka akan mempengaruhi
simpulan risiko penerimaan keberlanjutan hubungan dengan klien menjadi tinggi.

Sedangkan untuk Kompetensi, ketersediaan waktu, dan independensi personel Kantor


Akuntan Publik (KAP) untuk penunjukan tim perikatan, auditor harus mengisi kertas kerja
A1103 untuk mengetahui hasil analisis risiko yang dihasilkan tinggi atau rendah serta
mengetahui apa yang menjadi permasalahan di dalamnya yang membuat hasil analisis
tinggi atau rendah. Kertas kerja A1103 digunakan untuk menganalisis personel Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang akan menjadi tim dari perikatan audit serta digunakan untuk
menilai kompetensi, ketersediaan waktu, serta independensi personel Kantor Akuntan
Publik (KAP) untuk memastikan bahwa perikatan yang dilakukan dengan pihak klien dapat
dilaksanakan apabila perikatan diterima.

Kesimpulan risiko penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien yang terisikan
secara otomatis dari kertas kerja pendukungnya menunjukkan bahwa kondisi simpulan
“HIGH”. Oleh karena itu, auditor harus menjelaskan mengenai mitigasi risiko yang akan
dilakukannya untuk tetap menerima perikatan dengan klien atau PT Indomakmur. Mitigasi

10
risiko yang dilakukan oleh auditor yaitu akan memeriksa laporan keuangan satu periode
sebelumnya sebagai salah satu acuan apakah kegiatan kontrol manajemen dana pelaporan
keuangan perusahaan sudah sesuai dengan standar yang berlaku. Auditor juga akan
berfokus untuk melakukan audit dengan efisien dengan mengerahkan auditor yang
kompeten dan staf serta tim yang berpengalaman untuk membantu auditor dalam
melaksanakan penugasan, serta menekan biaya operasional yang keluar pada proses audit
yg kami lakukan, karena klien berada pada kota yang sama dengan KAP sehingga tidak
memerlukan banyak biaya operasional.

Ringkasan risiko penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien di dapat dari hasil-
hasil analisis yang tertera di atas, karena terdapat salah satu indikator yang membuat
analisis risiko menjadi tinggi yaitu karena laporan keuangan yang belum pernah diaudit
serta keefektifan pengendalian manajemen di dalam integritas manajemen yang dianggap
kurang karena masih terdapat sebuah indikasi bahwa klien mungkin saja terlibat dalam
pencucian uang (A1102). Kami sebagai auditor memutuskan akan menerima perikatan
audit serta melanjutkan hubungan dengan klien. Auditor mengetahui bahwa terdapat
risiko dalam perikatan tersebut, tetapi auditor akan menangani risiko dengan menggunakan
cara yang tepat.

11
a. A.1102

Seorang auditor menilai risiko bisnis klien berdasarkan pada isu integritas
manajemen. Di dalam proses penerimaan perikatan dengan klien yaitu PT Indomakmur,
sebagian besar pertanyaan yang terkait dengan isu integritas manajemen menghasilkan
analisis “TIDAK” yang mempengaruhi hasil analisis yang terdapat di dalam kertas kerja
A110 pada poin 5 yaitu integritas manajemen menjadi “LOW”. Hasil analisis tersebut
terjadi dikarenakan PT Indomakmur :

- Tidak memiliki reputasi yang buruk pada internal perusahaan serta bisnis dari pemilik
utama, Manajemen kunci serta pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola klien
terhadap hal-hal tertentu seperti interpretasi yang agresif terhadap standar akuntansi dan
lingkungan pengendalian internal.
- Tidak terdapat informasi mengenai perilaku buruk dari pemilik maupun dari bisnis
klien
- Tidak terdapat ketidakwajaran sifat operasi klien termasuk di dalam praktik bisnisnya.
- Tidak terdapat indikasi terjadinya pembatasan lingkup pekerjaan yang tidak wajar

12
- Tidak terdapat identitas dan reputasi buruk atas bisnis dari pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa,dan
- Tidak terdapat dua auditor independen untuk melakukan audit atas laporan keuangan
pada periode yang sama

Namun seperti yang dilihat di kertas kerja ditemukan 2 hal terkait isu integritas manajemen
pada klien kelompok kami,yaitu

● Klien secara agresif berusaha menekan fee jasa profesional KAP serendah mungkin.
Dalam hal ini,ditemukan bahwa selama proses perikatan,klien berusaha untuk selalu
menekan fee jasa profesional KAP dengan serendah mungkin.
● Fee yang diberikan dari auditor digunakan untuk kebutuhan selama audit,seperti
tempat menginap,kebutuhan untuk membeli peralatan selama proses audit,kebutuhan untuk
memfotocopy laporan laporan.Hal itu dirasa memberatkan klien,karena mungkin sedang
mengalami krisis keuangan pada perusahaan sehingga tidak dapat mewujudkan fee sesuai
permintaan auditor.

Terdapat indikasi bahwa klien mungkin terlibat dalam pencucian uang dan terorisme
sebagaimana yang dimaksud PMK 155/PMK.01/2017. Kami melakukan penilaian risiko
audit berdasarkan pada PMK 155/PMK.01/2017 Pasal 2A (1), (2), (3) dan sesuai dengan
penilaian risiko sektoral serta ketentuan Peraturan Perundang-undangan mengenai profil
pengguna jasa, bisnis, negara, serta produk atau jasa yang berada pada kertas kerja A1102.1
dan menghasilkan risiko audit tinggi. Hal tersebut dikarenakan pada poin pertanyaan ke 6
pada isu integritas manajemen“apakah terdapat indikasi bahwa klien mungkin terlibat
dalam pencucian uang dan terorisme sebagaimana yang dimaksud PMK
155/PMK.01/2017” Jawaban terisi otomatis yang diperoleh dari kertas kerja A1102.1
dengan hasil jawaban “YA”. Jawaban tersebut diperoleh karena dalam penggunaan jasa
audit (klien) memiliki seorang akuntan, notaris, dan lain sebagainya.

Meskipun demikian, kami sebagai auditor masih dapat menerima risiko tersebut karena
kami menilai bahwa kejadian seperti itu mungkin sering terjadi dalam kegiatan perikatan
dengan seorang klien.

13
a. A.1102.1

Karena terdapat penilaian risiko audit yang berada pada kertas kerja A1102 pada poin
pertanyaan “apakah terdapat indikasi bahwa klien mungkin terlibat dalam pencucian
uang dan terorisme sebagaimana yang dimaksud PMK 155/PMK.01/2017”,
berdasarkan pada PMK 155/PMK.01/2017 Pasal 2A (1), (2), (3) sesuai dengan
penilaian risiko sektoral serta ketentuan Peraturan Perundang-undangan auditor dapat
mengidentifikasi penggunaan jasa yang berisiko tinggi terkait dengan profil pengguna
jasa, bisnis, negara, serta produk atau jasa.

14
15
b. A.1103

Pada bagian A.1103 berisi kompetensi, ketersediaan waktu serta independensi


personal Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk penunjukan tim perikatan yang isinya
memiliki pengaruh terhadap pengambilan hasil analisis risiko pada kertas kerja A110. Di
dalam A.1103 terdapat 5 bagian yaitu :

16
● Daftar Personel Kantor Akuntan Publik (KAP)

Pada bagian ini berisi nama dari personal yang dimiliki oleh KAP yang dilengkapi
dengan dokumentasi pendukung yang terkait dengan kompetensi, dan dokumen yang
terkait dengan ketersediaan waktu dari para personel KAP yang akan terlibat dalam tim
perikatan audit.

17
● Analisis Kompetensi Personel KAP terkait dengan Rencana Perikatan

Pada bagian ini, personel KAP diminta untuk mengisi secara manual terkait dengan
pengalaman pribadinya dalam menekuni bidang audit serta para personel KAP
menjawab masing-masing pertanyaan yang terdapat di kertas kerja tersebut yang
berkaitan dengan sejauh mana para personel memahami entitas, standar audit yang
akan diterapkan, peraturan yang relevan untuk digunakan, teknologi yang relevan,
penggunaan pertimbangan profesional dalam audit, serta kebijakan dan prosedur dalam
KAP.

● Analisis Ketersediaan Waktu Personel KAP terkait dengan Rencana Perikatan

18
Pada bagian ini, auditor diminta untuk menggunakan pilihan mereka dalam
ketersediaan waktu dengan memilih “YA” atau “TIDAK” yang berkaitan dengan
perjanjian kerja antara tim audit perikatan dengan Kantor Akuntan Publik (KAP)

● Ringkasan hasil analisis kompetensi dan ketersediaan waktu

19
● A.1103.A - Independensi

Pada kertas kerja A1103.A ini merupakan kertas kerja yang digunakan untuk
menentukan siapa saja dari personal KAP yang akan dipilih untuk terlibat di dalam
perikatan dengan klien.

20
2.1.2. A120 - Alokasi Jam Jasa Dan Perencanaan Lainnya

Seorang auditor sebelum melakukan pengauditan pastinya harus memiliki rencana


atau perencanaan untuk menghasilkan sebuah laporan audit yang valid dan relevan.
Selain itu perencanaan audit ini juga sangat diperlukan sebelum seorang auditor
menerima kliennya. Kenapa auditor itu perlu membuat perencanaan audit sebelum
melaksanakan pengauditan ? karena dengan adanya perencanaan ini memungkinkan
seorang auditor mendapatkan bukti yang tepat dan cukup, membantu biaya audit agar
tetap di batas kewajaran, dan untuk menghindari kesalahpahaman di antara klien dan
auditor. Selain dengan adanya perencanaan, seorang auditor juga memerlukan waktu
pengerjaan pengauditan supaya menghasilkan laporan audit yang efektif sesuai yang
diinginkan, maka dari itu dibutuhkan pengalokasian jam jasa atau jam kerja untuk
auditor agar hasil laporan auditnya bisa disajikan secara relevan. Terkait alokasi jam
jasa dan perencanaan lainnya, di dalam KAP kami memiliki tiga pengalokasian jam
jasa diantaranya adalah sebagai berikut :

21
➢ Rencana jadwal pelaksanaan audit yang telah disepakati

KAP kami melakukan kesepakatan pelaksanaan pengauditan dimulai pada


tanggal 08 November 2022 dan batas waktu selesai pengauditan tanggal 30
November 2022. Jumlah hari untuk pelaksanaan pengauditan ini 22 hari, yang
mana 22 hari ini terdiri dari jumlah hari libur sabtu dan minggu, jumlah hari libur
lain 1 hari serta jumlah hari yang efektif 19 hari. Selain itu untuk jam kerjanya
sendiri 95 jam dimulai dari jam 10:00 sampai jam 16:00. Dengan adanya
perencanaan jadwal ini KAP kami bisa melaksanakan pengauditan secara
terstruktur dan efektif, sehingga diharapkan hasil laporan pengauditannya akan
maksimal dan sesuai apa yang ingin dicapai, dan klien juga akan merasa puas
dengan hasil kinerja yang dilakukan para auditor dari KAP kami.

➢ Rencana penggunaan jam jasa dalam setiap tahapan

Di dalam KAP kami untuk penggunaan jam jasanya dibagi menjadi 3 tahapan yaitu

a. Tahapan Pra Perikatan dan Risk Assessment

Pada tahap pra perikatan dan risk assesment ini KAP kami telah melakukan
perjanjian dengan klien yang sudah disepakati dan disetujui, dan untuk penilaian
risiko sendiri auditor dari KAP kami perlu mengidentifikasi dan menganalisis
risiko-risiko yang relevan dengan adanya penyusunan laporan keuangan yang
sesuai dengan GAAP. Setelah pengidentifikasian risiko tersebut perlu adanya
campur tangan dari manajemen yang mana nantinya manajemen ini mampu
menangani kemungkinan risiko tersebut dan mengembangkan tindakan khusus
yang diperlukan untuk mengurangi risiko itu ke tingkat yang dapat diterima.
Sehingga auditor bisa mengatasi risiko yang akan terjadi nantinya dengan
memperoleh informasi dari manajemen, dan penanganan tersebut nantinya juga
bisa dijadikan auditor dalam memberikan opini di laporan keuangan. Jadi untuk
tahapan praperikatan dan risk assesment ini dibutuhkan waktu 11.94 jam kerja.

22
b. Tahapan Risk Response

Pada tahap risk response auditor perlu mengidentifikasi dan menilai risiko salah
saji yang material, akibat dari adanya kecurangan atau kesalahan pada tingkat
laporan keuangan dan asersi, dengan merancang dan mengimplementasikan
tanggapan yang tepat terhadap risiko tersebut. Dapat kita ketahui bahwa tujuan
auditor adalah untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang risiko
salah saji material yang dinilai, yang mana untuk memperoleh bukti mengenai
risiko salah saji material tersebut dapat kita kaitkan dengan SA 330 mengenai
respon auditor terhadap risiko yang dinilai. Seorang auditor untuk bisa
menanggapi dan menerapkan respons yang tepat terhadap risiko tersebut perlu
dilakukan pertimbangan sesuai dengan ketentuan SA 330 ini yaitu melalui
prosedur audit baik prosedur kepatuhan dan uji pengendalian maupun prosedur
substansif. Maka dari itu pada tahap risk response ini KAP kami memerlukan
waktu yang cukup lama yaitu 74.91 jam kerja, karena sudah diketahui bahwa
auditor memerlukan waktu untuk memberikan respon yang tepat dan sesuai
dengan prosedur audit yang sudah ditentukan, sehingga auditor tidak bisa
memberikan respon secara asal-asalan mengenai risiko tersebut.

c. Tahapan Pelaporan

Laporan merupakan hal sangat penting dalam penugasan audit dan assurance
karena mengkomunikasikan temuan-temuan yang didapat oleh auditor. Para
pemakai laporan keuangan mengandalakan lapporan audit untuk memberikan
kepastian atas laporan keuangan perusahaan. Yang mana laporan audit ini berisi
opini yang dikeluarkan oleh auditor independensi setelah melakukan
pemeriksaan atas laporan keuangan entitas dan laporan terkait. Pada tahap
pelaporan ini tidak membutuhkan waktu yang sangat lama hanya 8.14 jam kerja
saja untuk membuat laporan audit, karena pada tahap ini tidak terlalu sulit, dan
auditor memberikan opini sesuai dengan bukti yang didapat atas laporan
keuangan. Sehingga laporan audit yang disajikan relevan dan sesuai dengan SA.

23
➢ Rencana alokasi jam jasa per Tim pada setiap tahapan audit

Pada perencanaan alokasi jam jasa ini sudah ditentukan sesuai dengan
penugasan masing-masing auditor. Dan jam pada tahap perencanaan perikatan,
risk response, maupun tahap pelaporan, seorang auditor didalam KAP kami
sudah memadai dan mampu untuk bekerja sama menyelesaikan proses
pengauditan. Sehingga laporan keuangan yang diaudit dapat terselesaikan
karena jam jasanya sudah ditentukan sesuai dengan tahapan-tahapan tersebut.

- Analisis Kompetensi Sumber Daya Untuk Pelatihan Berkelanjutan

Kompetensi sumber daya untuk pelatihan berkelanjutan di dalam data tersebut


auditor KAP kami tidak memerlukan pelatihan berkelanjutan mengenai
pemahaman lanjutan terkait entitas, pemahaman lanjutan standar audit,
pemahaman lanjutan peraturan yang relevan dengan klien, pemahaman lanjutan
teknologi informasi yang relevan dengan klien, pemahaman lanjutan
penggunaan pertimbangan profesional dalam audit dan pemahaman lanjutan
kebijakan dan prosedur dalam KAP, karena auditor di KAP kami sudah
memahami usaha industri dari klien kami, serta sudah memahami risiko dan
cara mengatasi risiko yang kemungkinan terjadi pada laporan keuangan dari
klien yang akan diaudit. Selain itu auditor dari KAP kami sudah memiliki
cukup bukti dan informasi yang relevan sesuai dengan SA yang dibutuhkan.

Jadi dapat disimpulkan mengenai alokasi jam jasa kerja dan perencanaan
perikatan ini bahwa perikatan ini masih bisa dilanjutkan karena persntase
kesulitan yang akan dihadapi tim audit tidaklah terlalu banyak dan tidak
memberatkan tim audit. Dengan tim audit yang memiliki kinerja dan pemahaman
yang memadai ditambah alokasi jam yang sudah sudah ditetapkan akan
membantu tim audit dalam menyelesaikan masalah. Sehingga nantinya laporan
audit yang dilakukan bisa disajikan secara relevan dengan opini yang sesuai SA
pada laporan keuangan klien yang diaudit oleh auditor dari KAP kami.

24
2.1.3. A130 - Surat Perikatan

Dalam halaman tersebut,kelompok kami memaparkan hasil analisis dari Surat


perikatan yang dilakukan dengan klien adalah tersaji semua atau dengan kata lain
“YA” Dalam perikatan tersebut tersaji :
➢ Penanggalan surat sesuai dengan tanggal yang disepakati dan penjelasan tujuan
dan ruang lingkup audit
Dalam perikatan yang dilakukan kelompok kami dengan klien,hal ini telah
disepakati.tujuan dari kesepakatan mengenai penanggalan surat agar nantinya tim
auditor dapat dengan mudah untuk membagi tugas dan jam yang diperlukan
selama pelaksanaan dan memungkinkan untuk melakukan pembatasan ruang
lingkup auditor agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Karena mungkin saja
ditemukan adanya salah saji material setelah dikelaurkannya opini auditor,namun
hal tersebut tidak menajdi tanggung jawab auditor jika telah dilakukan secara
tepat.Hal tersebut telah dinyatakan oleh SA 107 dan SA 99 bahwa suatu audit
yang sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum juga mempunyai
keterbatasan dan tidak dapat diandalkan untuk memastikan bahwa semua
kekeliruan atau salah saji dapat ditemukan.Selanjutnya telah disepakati mengenai
tujuan dan ruang lingkup adanya audit ini.Hal ini merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima.untuk apa audit ini
dilakukan,apakah adanya

25
ketidakpercayaan masyarakat luar dengan perusahaan tersebut,adanya kekeliruan
audit tahun sebelumnya.Dalam perikatan ini dapat menentukan penggunaan
laporan keuangan kedepannya.dan selama penugasan,auditor dapat memperoleh
infromasi tambahan tentang mengapa klien memerlukan audit serta kemungkinan
penggunaan laporan keuangan.Informasi ini kedepannya akan mempengaruhi
risiko audit yang dapat diterima auditor
➢ .Persetujuan dan pengakuan tanggung jawab manajemen
- Penyusunan laporan keuangan sesuai kerangka laporan keuangan yang
berlaku. Berarti bahwa laporan keuangan tersebut terdiri atas neraca,laporan
laba rugi,laporan perubahan ekuiras pemegang saham,dan laporan arus kas.
- Memberikan akses dan informasi yang diperlukan kepada auditor
Karena menjalankan bisnis sehari hari,manajemen perusahaan mempunyai
pengetahuan yang lebih mendalam mengenai internal perusahaan maupun
transaksi laporan keuangan.Sehingga,manajemen harus memberikan infromasi
secara terbuka kepada auditor.Jika manajemen melakukan pembatasan ruang
lingkup audit,hal tersebut akan mempengaruhi opini yang akan diberikan
auditor nantinya karena kurang banyaknya informasi dan bukti yang dapat
dilakukan auditor.
- Pengendalian internal agar laporan keuangan bebas dari salah saji material
Dalam pengendalian internal,manajemen bertanggung jawab untuk
menetapkan dan menyelenggarakan internal entitas dan diharuskan untuk
melaporkan secara terbuka tentang keefektifan pelaksanaan pengendalian
tersebut.Dalam pengendalian internal,terdapat 5 komponen COSO yang
semuanya bersangkutan dengan manajemen perusahaan.Sehingga auditor
harus memastikan bahwa manajemen bersedia untuk membantu selama
proses audit agar kedua belah pihak ini lancar dalam menentukan ada atau
tidaknya salah saji material.
➢ Bentuk komunikasi yang diharapkan dalam penyampaian hasil audit
Komunikasi auditor dengan klien sangat diperlukan agar nantinya membantu
auditor penerus untuk mengevaluasi apakah auditor akan menerima penugasan

26
tersebut. Karena dikhawatirkan adanya ekspektasi yang diberikan klien agar
hasil laporan audit sama dengan hasil laporan audit tim auditor terdahulu.
Sehingga,sebelum penerimaan perikatan audit,adanya kejelasan dari
manajemen maupun auditor mengenai harapan hasil laporan audit
nantinya.Dari hasil komunikasi yang dilakukan,akan membantu auditor untuk
mendapatkan informasi apakah klien kurang memiliki integritas atau adanya
perselisihan tentang prinsip-prinsip akuntansi,adanya hambatan selama proses
audit,serta berkaitan dengan fee.
➢ Klausul kerahasiaan kecuali diminta oleh hukum/regulator/asosiasi profesi
Auditor dilarang keras mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari
setiap jenis penugasan tanpa persetujuan klien. Jika auditor membocorkan
informasi ini ke pihak luar atau kepada karyawan klien yang tidak memiliki
akses ke informasi itu,hubungan mereka dengan manajemen akan
bermasalah,dan dalam kasus tertentu dapat membahayakan perusahaan klien.
File audit akuntansi publik dapat diberikan kepada orang lain hanya atas seizin
klien. Namun,ada 4 pengecualian atas kerahasiaan yaitu : kewajiban yang
berhubungan dengan standar teknis,panggilan pengadilan dan ketaatan pada
hukum serta peraturan,peer review,dan yang terakhir respons terhadap divisi
etika.
➢ Tidak menjanjikan opini wajar tanpa pengecualian
Hasil akhir dari proses audit yaitu auditor memberikan opini terhadap hasil
laporan keuangan.ada 4 kondisi dalam memberikan hasil opini,yaitu wajar
tanpa pengecualian,wajar dengan pengecualian,tidak wajar,dan tidak
memberikan opini. Jika manajemen ingin hasil opini wajar tanpa pengecualian
harus ada beberapa kondisi yang terpenuhi :
- Semua laporan sudah termasuk dalam laporan keuangan
- bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul,dan auditor telah
melaksanakan penugasan audit ini dengan cara yang
memungkinkannya untuk menyimpulkan bahwa audit telah
dilaksanakan sesuai dengan standar auditing

27
- laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum atau kerangka kerja akuntansi lainnya
yang sesuai
- tidak terdapat situasi yang membuat auditor perlu untuk menambahkan
sebuah paragraf penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan
audit
Jika selama proses audit ditemukan hal hal yang tidak sesuai dengan kondisi
diatas. Maka auditor wajib memberikan opini selain wajar tanpa pengecualian.
Oleh karena itu,auditor tidak dapat menjanjikan opini yang akan diberikan
pada akhir proses auditing. Opini auditor merupakan hal yang penting dalam
proses auditing,karena hasil opini yang diberikan auditor dapat menjadi alat
bantu kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan klien dan jika auditor
memberikan opini tidak sesuai dengan kenyataan dengan kata lain
memanipulasi hasil pada laporan keuangan,maka baik auditor maupun
perusahaan klien akan memiliki resiko buruk yang besar.
➢ Perhatian khusus terhadap peraturan yang berlaku bagi klien
Sebelum melakukan surat perikatan,klien dan auditor harus saling memahami
syarat-syarat penugasan auditing ini. Tujuan dilakukannya perhatian khusus
agar auditor memahami terlebih dahulu syarat-syarat apa saja yang diberikan
oleh manajemen selama proses audit,hal ini untuk menghindari adanya
kesalahpahaman atau kekeliruan selama proses audit,sehingga selama proses
audit harus sejalan dengan syarat syarat dan peraturan yang telah disepakati
sebelum proses audit terjadi. Hal ini juga menjadi pertimbangan auditor
sebelum menerima perikatan,apakah ada persyaratan yang memberatkan
jalannya proses audit,apa ada masalah peraturan yang memberatkan pihak
klien. Semua itu harus didiskusikan dan dituliskan secara jelas pada surat
perikatan ini.

28
2.1.4. A140 - Surat Tugas

Semua ketentuan yang harus tersaji sudah tercantum dalam surat tugas, sehingga
surat tugas dikatakan memadai. Seperti yang terdapat pada buku Arrens mengenai
surat tugas atau surat penugasan, yang mana dalam surat tugas tercantum tujuan
penugasan, tanggung jawab auditor dan manajemen, identifikasi kerangka kerja yang
digunakan manajemen, batasan-batasan penugasan (batas waktu penyelesaian audit,
bantuan yang akan diberikan karyawan klien untuk mencari catatan atau dokumen,
serta skedul yang disiapkan oleh auditor), perjanjian terkait jasa lain seperti SPT
pajak, dan juga perjanjian terkait fee.

Ketentuan-ketentuan yang harus tersaji dalam surat tugas (ATLAS) juga tercantum
dalam contoh surat tugas yang terdapat pada buku Arrens, seperti terdapatnya nama
KAP yang mana sebagai tim perikatan, nama klien yang dituju, tanggal sesuai tanggal
perikatan, nomor surat, dan batas waktu yang direncanakan untuk pelaksanaan audit.

29
2.1.5. A150 - Pernyataan Independensi

Semua bagian dari Form Independensi sudah tersaji di dalam Form Independensi
yang dibuat. Form Independensi ini sangat penting karena nilai auditing sangat
bergantung pada presepsi public atas independensi auditor. Alasan bahwa banyak
pemakai ingin mengandalkan laporan akuntan publik adalah ekspektasinya atas sudut
pandang yang tidak bias.

Kode Perilaku Profesional AICPA dan Kode Etik bagi Perilaku Profesional
IESBA mendefinisikan independensi sebagai hal yang terdiri dari dua komponen:
independensi dalam berpikir dan independensi dalam berpenampilan. Independensi
dalam berpikir (Independence in Mind) mencerminkan pikiran auditor yang
memungkinkan audit dilaksanakan dengan sikap yang tidak bias. Independensi dalam
berpikir mencerminkan persyaratan lama bahwa anggota harus independen dalam

30
fakta. Independensi dalam penampilan (Independence in Appearance) adalah hasil
dari interpretasi lain atas independensi ini. Bila auditor independen dalam fakta tetapi
pemakai yakin bahwa mereka menjadi penasihat untuk klien, sebagian besar nilai dari
fungsi audit telah hilang.

2.1.6. A160 - Komunikasi Tim Perikatan

➢ Kesepahaman tim perikatan

a1. Tim perserikatan memahami ruang lingkup yang akan dilaksanakan

Pada tahap ini tim perserikatan harus memahami dengan baik ruang lingkup
yang dilaksanakan, materi ini dibahas dalam materi penerimaan perikatan
audit. Pada materi ini dijelaskan bagaimana seharusnya seorang auditor
memahami perikatan yang akan dilakukan.

31
Pada kasus kali ini tim perserikatan memahami ruang lingkup yang
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan penjelasan surat perikatan yang
sudah disetujui pada A130 mengenai surat perikatan, pada ruang lingkup
pekerjaan auditor kali ini adalah mengaudit laporan keuangan dari PT
INDOMAKMUR dan dari pihak auditor menyetujui dan memahami
perikatan audit yang akan dilakukan.

a2.Tim perikatan memahami periode pelaksanaan audit

Pada poin ini berkaitan dengan surat tugas yang dijelaskan pada buku Arens
bab 8 yaitu perencanaan audit dan prosedur analitis, disini dijelaskan
bagaimana surat penugasan yang tercantum mengenai tujuan penugasan,
tanggung jawab auditor dan manajemen, batas-batas penugasan dan juga
perjanjian memberi jasa lain.

Dengan penjelasan tersebut berdasarkan A140 yang menjelaskan tentang


surat tugas, pada bagian ini sudah dijelaskan bahwa tim perikatan yang
terdiri dari 5 orang auditor telah memahami periode pelaksanaan audit yang
dimulai dari 8 november 2022 sampai dengan 30 november 2022.

a3. Tim perikatan memiliki keahlian dan keterampilan yang memadai

Dijelaskan pada buku Arens tentang memilih staf untuk melakukan


penugasan dimana auditor harus memilih dan menempatkan anggota
perikatan tepat pada penugasan untuk meningkatkan efisiensi audit. Sesuai
dengan salah satu dasar prinsip standar audit yaitu auditor bertanggung
jawab untuk memiliki kompetensi dan kemampuan yang memadai untuk
melakukan audit.

Sesuai dengan analisis kompetensi personal KAP yang telah dijelaskan pada
A1103 bagaimana kompetensi auditor dari segi pemahaman entitas,
pemahaman standar audit, pemahaman peraturan yang relevan dengan klien,
pemahaman teknologi informasi yang relevan dengan klien. Pemahaman

32
standar akuntansi keuangan dan yang terakhir pemahaman kebijakan dan
prosedur dalam KAP. Dengan hasil analisis ini tim perikatan telah memiliki
keahlian dan keterampilan yang memadai untuk melaksanakan perikatan.

a4. Tim perikatan memahami hal-hal khusus untuk industri klien

Pemahaman mengenai hal-hal khusus untuk industri klien dalam buku arens
dijelaskan bagaimana seorang auditor memahami bisnis dan industri klien,
pada sub bab ini dijelaskan bagaimana pemahaman yang menyeluruh atas
bisnis dan juga industri klien tentang operasi perusahaan agar auditor dapat
melaksanakan audit yang memadai. Prinsip-prinsip dasar dalam standar audit
salah satunya yaitu auditor mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji
yang material, apakah karena kecurangan atau kesalahan, yang berdasarkan
pemahaman tentang entitas dan lingkunganya, termasuk pengendalian
internal entitas.

Hasil analisis yang dilakukan pada A1102 dan A1102.1 telah dilakukan
identifikasi mengenai hal-hal khusus pada industri klien jadi disini tim
perikatan memahami dengan baik hal-hal khusus dari industri klien.

➢ Konsultasi selama perikatan

Pada poin ini dijelaskan pada bab 8 tentang menerima klien dan melakukan
perencanaan audit

b1. Permasalahan yang diajukan

Sebelum menerima perserikatan auditor mengidentifikasi mengapa


perusahaan membutuhkan audit sehingga diketahui permasalahan dari
perusahaan tersebut.

Atas surat perikatan yang sudah ada sudah diketahui tujuan dan juga ruang
lingkup audit nya, dimana pihak perusahaan yaitu PT INDOMAKMUR

33
mengajukan permohonan kepada tim auditor untuk mengaudit laporan
keuangan nya pada tanggal 8 november 2022.

b2. Data yang tersedia

Pihak manajemen bertanggung jawab untuk laporan laporan keuangan yang


berlaku, disini pihak manajemen memberikan akses kepada auditor pada
seluruh informasi yang sesuai dalam penyusunan laporan keuangan dan juga
informasi tambahan yang berkaitan dengan proses pengauditan (ini juga di
jelaskan pada surat perserikatan audit). Data yang tersedia cukup memadai
dan dengan di berikannya akses data-data yang diperlukan kepada auditor
selama proses pemeriksaan sehingga disimpulkan data yang tersedia
memadai.

b3. Saran/tindakan/simpulan

Saran dan tindakan yang dilakukan auditor akan dijelaskan secara tertulis
dan didiskusikan dengan pihak perusahaan, dan pada kesimpulan dari
keseluruhan proses pemeriksaan akan dijelaskan pada laporan auditor
independen.

b4. Paraf/ tanda tangan tim

Pada A1103 A sudah tercantum bahwa seluruh anggota tim tidak memiliki
hubungan khusus dengan klien baik hubungan keuangan, hubungan kerja
dan lainnya dan paraf dan tanda tangan tim sudah tertera pada surat
pernyataan independen

34
2.1.7. A170 - Prosedur Audit

Pada halaman ini, kelompok kami menganalisis terkait prosedur audit

➢ Membaca laporan keuangan terkini dan laporan audit terdahulu (jika ada), untuk
informasi yang relevan dengan saldo awal.

Pada kasus ini, laporan keuangan periode lalu diaudit oleh auditor pendahulu,
sehingga langkah yang dapat kami lakukan untuk memperoleh bukti audit
yang memadai dan tepat terkait dengan saldo awal ialah dengan mereview
kertas kerja auditor pendahulu. Kemudian jika laporan keuangan periode lalu
yang telah diaudit oleh auditor pendahulu terdapat modifikasi terhadap opini,
auditor harus mengevaluasi dampak atas hal yang menyebabkan modifikasi
tersebut terhadap penilaian risiko kesalahan penyajian material dalam laporan
keuangan periode berjalan berdasarkan SA 315

35
➢ Melakukan satu atau lebih :
a. Terdapat review kertas kerja auditor pendahulu, jika laporan keuangan tahun
lalu telah diaudit.

Dalam kasus ini, laporan keuangan periode lalu diaudit oleh auditor
pendahulu, sehingga langkah yang dapat kami lakukan untuk memperoleh
bukti audit yang memadai dan tepat terkait dengan saldo awal ialah dengan
mereview kertas kerja auditor pendahulu. Dan merumuskan apakah review
tersebut memberikan bukti audit yang cukup dan tepat dipengaruhi oleh
kompetensi dan independensi profesional auditor pendahulu berdasarkan SA-
510

b. Terdapat evaluasi apakah prosedur audit dalam periode berjalan menyediakan


bukti audit yang relevan dengan saldo awal.

Seorang auditor harus mengumpulkan bukti yang tepat dan mencukupi untuk
mendukung pendapat yang akan diterbitkan. Karena sifat bukti audit serta
pertimbangan biaya dalam melaksanakan audit, tidak mungkin bagi auditor
untuk memperoleh keyakinan 100% bahwa pendapatnya benar. Namun,
auditor harus yakin bahwa pendapatnya benar dengan tingkat assurance yang
tinggi. Dengan menggabungkan semua bukti yang diperoleh dari suatu audit,
auditor akan mampu memutuskan kapan ia merasa yakin untuk menerbitkan
suatu laporan audit.

Sifat dan lingkup prosedur audit yang diperlukan untuk memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat terkait dengan saldo awal tergantung pada hal-hal
sebagai berikut :

● Kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh entitas.


● Sifat saldo akun, golongan transaksi dan pengungkapan, serta risiko atas
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan periode berjalan.
● Signifikansi saldo awal sehubungan dengan laporan keuangan periode
berjalan.
36
● Apakah laporan keuangan periode lalu telah diaudit dan jika demikian,
apakah opini auditor pendahulu dimodifikasi

c. Melakukan prosedur audit spesifik untuk memperoleh bukti yang terkait


dengan saldo awal.

Auditor akan mengumpulkan bukti untuk memverifikasi rincian yang


mendukung saldo akun, bukan memverifikasi saldo akun itu sendiri. Menurut
cara audit dilaksanakan, tujuan audit yang berkaitan dengan saldo hampir
selalu diterapkan pada saldo akhir dalam akun-akun neraca.hal tersebut
memberikan kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti
yang tepat dan cukup berkaitan dengan saldo akun.

➢ Terdapat bukti audit yang cukup dan tepat bahwa saldo akhir periode lalu secara
benar dipindahkan ke periode berjalan, atau, jika tepat telah disajikan kembali?.

Auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup dan tepat apakah
saldo akhir periode lalu secara benar telah dipindahkan ke periode berjalan,
namun jika terdapat pembatasan atas lingkup audit, seperti karena tidak dapat
ditentukannya sediaan awal dalam periode sebelumnya, auditor tidak perlu
memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau menyatakan tidak
memberikan pendapat dalam laporan auditnya periode berjalan. Namun, jika
pengecualian atau pernyataan tidak memberikan pendapat atas laporan
keuangan periode sebelumnya tetap relevan dan material dalam laporan
keuangan periode berjalan, auditor harus memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atau pertanyaan tidak memberikan pendapat.

➢ Terdapat bukti audit yang cukup dan tepat bahwa saldo awal telah mencerminkan
penerapan kebijakan akuntansi yang semestinya.

Auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup dan tepat
tentang apakah kebijakan akuntansi yang tercermin dalam saldo awal telah
diterapkan

37
secara konsisten dalam laporan keuangan periode berjalan, dan apakah
perubahan kebijakan akuntansi telah dicatat dengan tepat serta disajikan dan
diungkapkan secara memadai sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku.

➢ Apakah saldo awal mengandung salah saji yang material?

Tanggung jawab seorang auditor adalah untuk menyatakan suatu opini atas
laporan keuangan setelah diaudit dengan standar audit yang ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan auditor
untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit
untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan
tersebut terbebas dari kesalahan penyajian material. Jika auditor memperoleh
bukti audit bahwa saldo awal mengandung kesalahan penyajian yang dapat
secara material berdampak terhadap laporan keuangan periode berjalan,
auditor harus melakukan prosedur audit tambahan yang diperlukan dalam
kondisi tersebut untuk menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan
periode berjalan. Jika auditor menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian
tersebut ada dalam laporan keuangan periode berjalan, auditor harus
mengkomunikasikan kesalahan penyajian tersebut kepada tingkat manajemen
yang semestinya dan pihak yang bertangggung jawab atas tata kelola
berdasarkan SA 450.

38
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam pengisian Audit Tool and Linked Archive System (ATLAS) bagian Pre-
Engagement merupakan bagian awal dalam mengisi aplikasi ATLAS. Pada bagian ini
berkaitan dengan analisis risiko penerimaan perikatan,yang dimana auditor
menganalisis risiko yang berkaitan dengan klien untuk menerima atau tidak sebuah
perikatan. Selain itu pada bagian ini juga mengisi untuk alokasi jam kerja apabila
menerima perikatan, analisis terkait surat perikatan dan surat independensi, serta
mengisi terkait kesiapan dari tim perikatan seperti komunikasi dan independensi tim
perikatan. Jadi bagian Pre-Engagement ini merupakan bagian yang akan menentukan
bagaimana proses audit dan pengisian aplikasi ATLAS kedepannya.

39
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., Elder, Randal J., Beasly, Mark S. (2015). AUDITING DAN JASA
ASSURANCE. Jakarta: PENERBIT ERLANGGA.
Bahari, S. (2008). SA 330 Respon Auditor Terhadap Risiko Yang Dinilai. From
Kantor Jasa Akuntan Bahari. Diakses 28 November 2022 : https://www.kja-
sandibahari.com/sa-330-respon-auditor-terhadap-risiko-yang-dinilai/

40

Anda mungkin juga menyukai