Anda di halaman 1dari 12

REKAYASA IDE

SOLUSI TERBAIK DALAM MENGATASI KESULITAN MENYUSUN


LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengauditan 2)
Dosen Pengampu:

Muhammad Ridha Habibi Z, SE.,M.Si.,Ak.,CA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

ANNA LESTARI (7181220001)

CAROLINA SINAGA (7181220003)

SALSABILA F.T NASUTION (7183220026)

MAYGRACE SITUMORANG (7183520044)

MONALISA V LUMBANTORUAN (7183520006)

ARIF WAHYUDI (7183520035)

NURWINDA SINAGA (7183220021)

AKUNTANSI B 2018

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................ i
RINGKASAN ......................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 1
B. TUJUAN .................................................................................................................................... 2
C. MANFAAT ................................................................................................................................ 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
A. ISU/ KENDALA YANG DI HADAPI AUDITOR DALAM MENYUSUN LAPORAN
AUDITOR INDEPENDEN. ............................................................................................................. 3
B. SOLUSI YANG DIBERIKAN KEPADA AUDITOR ........................................................... 4
BAB III ................................................................................................................................................... 7
PENUTUP .............................................................................................................................................. 7
A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 7

i
RINGKASAN

Tujuan akhir dari proses audit adalah menghasilkan laporan auditor independen yang
berkualitas. Pendapat yang dinyatakan dalam laporan auditor tersebut merupakan hasil dari
rangkaian berbagai prosedur audit. Laporan dihasilkan setelah melewati berbagai prosedur,
analisa, pengujian terhadap subjek pemeriksaan. Oleh karena itu pelaporan yang tepat,
akurat dan berkualitas menjadi tujuan bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, auditor sering menjumpai berbagai permasalahan
yang dapat berpengaruh terhadap hasil pekerjaannya dalam menyusun laporan auditor
independen. Sama halnya dengan perusahaan BUMN PT KAI yang melakukan prosedur
audit untuk laporan keuangannya, namun adanya selisih paham antara Komite Audit dan
pihak manajemen akan laporan keuangan yang telah di audit, yang secara langsung juga
menolak opini yang telah di berikan auditor eksternal. Adapun solusi yang dapat saya
berikan kepada auditor eksternal untuk mengatasi kesulitan dalan penyusunan laporan
auditor independen yaitu :
1. Mengetahui dengan mendalam mengenai keempat standar pelaporan, mengetahui
kata-kata yang tepat dalam standar auditor dan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi
agar laporan auditor independen itu dapat diterbitkan.
2. Selaku pihak ketiga auditor eksternal harus independen, mencari tahu kebenaran
terkait perbedaaan pendapat untuk membuktikan kesalahan kesalahan yang
dilakukan sekaligus dapat dijadikan bukti bagi auditor untuk memberikan arahan
atau solusi sekaligus menjadi dasar untuk opini nya.
3. Dalam melakukan penyelesaian audit, auditor akan memisahkan temuan - temuan
yang diperolehnya dengan mengikhtisarkan dan mengevaluasi tujuan untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan
4. Setelah memperoleh kecukupan bukti audit, maka auditor harus menyatakan opini
nya sesuai dengan bukti audit yang telah di peroleh

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tujuan akhir dari proses audit adalah menghasilkan laporan auditor independen
yang berkualitas. Pendapat yang dinyatakan dalam laporan auditor tersebut merupakan
hasil dari rangkaian berbagai prosedur audit mulai dari perencanaan, pekerjaan lapangan
hingga pelaporan. Laporan dihasilkan setelah melewati berbagai prosedur, analisa,
pengujian terhadap subjek pemeriksaan. Oleh karena itu pelaporan y ang tepat, akurat dan
berkualitas menjadi tujuan bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, auditor sering menjumpai berbagai
permasalahan yang dapat berpengaruh terhadap hasil pekerjaannya dalam menyusun
laporan auditor independen. Auditor harus memiliki pemahaman yang sangat baik
terhadap SPAP dalam menyusun laporan auditor agar mampu menghasilkan informasi
yang akan di gunakan oleh masyarakat luas. Apabila informasi yang diberikan auditor tidak
sesuai dengan keadaan sesungguhnya hal mengakibatkan kerugian pihak-pihak yang
menggunakan informasi, baik pengguna infromasi, perusahaan yang diaudit maupun KAP
yang menaungi auditor tersebut.
Saat ini juga, permasalahan yang terjadi mengenai peran auditor selalu menjadi
perhatian utama di dalam dunia bisnis. Meningkatnya kasus-kasus hukum yang melibatkan
akuntan publik, seperti halnya yang terjadi pada Akuntan Publik Kasner Sirumapea dan
Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan yang
izinnya dibekukan oleh Kemenkeu karna terbukti melakukan pelanggaran berat yang
berpotensi berpengaruh signifikan terhadap opini Laporan Auditor Independen. Hal hal
seperti ini disebabkan karna banyak hal, seperti adanya suap dari klien, kurang
professional, dan kepentingan lainnya. Oleh sebab itu, akuntan public akan kehilangan
kepercayaan masyarakat karna semakin maraknya pelanggaran/ ketidaksesuaian laporan
audit dengan standar audit.

1
B. TUJUAN
1. Untuk memenuhi salah tugas Pengauditan II.
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi kendala bagi auditor dalam menyusun
laporan auditor independen.
3. Untuk memberikan solusi dalam mengatasi kesulitan menyusun laporan auditor
independen.

C. MANFAAT
1. Dapat menjadi sumber referensi bagi mahasiswa yang sedang menempuh mata
kuliah auditing maupun bagi para auditor

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. ISU/ KENDALA YANG DI HADAPI AUDITOR DALAM MENYUSUN LAPORAN


AUDITOR INDEPENDEN.
Adapun salah satu kasus yang terjadi pada perusahaan BUMN terkait dengan Laporan
Audit Independen yaitu PT Kereta Api Indonesia (KAI). Adapun permasalahan yang
terjadi pada PT KAI yaitu Komisaris menolak untuk menandatangani laporan keuangan
yang telah di audit oleh auditor eksternal. Komisaris meminta untuk dilakukan audit ulang
agar laporan keuangan dapat disajikan dengan transparan. Dengan adanya situasi seperti
ini maka, dapat disimpulkan bahwa pihak manajemen PT KAI tidak menyetujui opini
auditor ekternal atas laporan keuangan yang telah di audit nya. Adapun permasalahan/
perbedaaan pendapat antara manajemen dan komisaris yaitu :
1. Masalah piutang PPN
Piutang PPN per 31 Desember 2005 senilai Rp9.2 milyar, menurut Komite audit
harus dicadangkan penghapusannya pada tahun 2005 karena diragukan
kolektibilitasnya, tetapi tidak dilakukan oleh manajemen dan tidak dikoreksi oleh
auditor.
2. Masalah Beban Ditangguhkan yang berasal dari penurunan nilai
Saldo beban yang ditangguhkan per 31 Desember 2005 sebesar 6M yang
merupakan penurunan nilai persediaan tahun 2002 yang belum
diamortisasi,menurut Komite Audit harus dibebankan sekaligus pada tahun
2005sebagai beban usaha.
3. Masalah persediaan dalam perjalanan
Berkaitan dengan pengalihan persediaan suku cadang Rp. 1 milyar yang dialihkan
dari satu unit kerja ke unit kerja lainnya di lingkungan PT. KAI yang belum selesai
proses akuntansinya per 31 Desember 2005, menurut Komite Audit seharusnya
telah menjadi beban tahun 2005.
4. Masalah uang muka gaji

3
Biaya dibayar dimuka sebesar Rp 28 milyar yang merupakan gaji Januari 2006 dan
seharusnya dibayar tanggal 1 Januari 2006 tetapi telah dibayar per 31 Desember
2005 diperlakukan sebagai uang muka biaya gaji, yang menurut Komite Audit
harus dibebankan pada tahun 2009.
5. Masalah bantuan Pemerintah yang belum ditentukan Statusnya (BPYDBS) dan
Penyertaan Modal Negara (PMN)
BPYDBS sebesar Rp674,5 M dan PMN sebesar Rp70 M yang dalam laporan audit
digolongkan sebagai pos tersedniri di bawah hutang jangka panjang, menurut
Komite Audit harus di reklasifikasi menjadi kelompok ekuitas dalam neraca tahun
2005.
Dari beberapa permasalahan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Auditor internal tidak berperan aktif dalam kegiatan audit, yang berperan hanya
auditor eksternal saja.
2. Komite audit tidak ikut serta dalam proses penunjukkan auditor sehingga tidak
terlibat proses audit.
3. Manajemen (tidak termasuk auditor eksternal) tidak melaporkan kepada komite
audit dan komite audit tidak menanyakannya.
4. Adanya ketidakyakinan manajemen akan laporan keuangan yang telah
disusun,sehingga ketika komite audit mempertanyakan manajemen merasa tidak
yakin
B. SOLUSI YANG DIBERIKAN KEPADA AUDITOR
1. Solusi pertama yaitu sebagai auditor, ia harus mengetahui dengan mendalam
mengenai keempat standar pelaporan, mengetahui kata-kata yang tepat dalam
standar auditor dan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi agar laporan auditor
independen itu dapat diterbitkan, memahami jenis-jenis penyimpangan dari laporan
standar serta situasi yang sesuai untuk setiap pelaporan, dan memahami
pertimbangan pelaporan lain yang bersifat khusus. Dimana ,ada empat standar
dalam pelaporan audit , yaitu:
• Standar pelaporan pertama adalah ketika seorang auditor menyatakan
bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan
Generally Accepeted Accounting Principle (GAAP)

4
• Standar pelaporan kedua adalah standar konsistensi mengharuskan auditor
memberikan keyakinan bahwa perubahan prinsip akuntansi tidak secara
material memengaruhi laporan keuangan atau jika perubahan yang material
atas prinsip-prinsip akuntansi memengaruhi komparabilitas, untuk
memastikan bahwa perubahan tersebut dilaporkan kepada para pengguna
laporan keuangan.
• Standar pelaporan ketiga adalah memiliki tujuan mengharuskan agar
laporan auditor mengidentifikasikan defisiensi yang material berkenaan
dengan pengungkapan dalam laporan keuangan.
• Standar pelaporan keempat adalah untuk memastikan bahwa laporan
auditor mengomunikasikan kepada para pengguna laporan keuangan
tingkat keandalan laporan tersebut.
2. Terkait dengan adanya perbedaan pendapat antara manajemen dan Komite audit PT
KAI atas laporan keuangan nya, maka selaku pihak ketiga auditor eksternal harus
independen, mencari tahu kebenaran terkait perbedaaan pendapat untuk
membuktikan kesalahan kesalahan yang dilakukan sekaligus dapat dijadikan bukti
bagi auditor untuk memberikan arahan atau solusi sekaligus menjadi dasar untuk
opini nya.
3. Dalam melakukan penyelesaian audit, auditor akan memisahkan temuan - temuan
yang diperolehnya dengan mengikhtisarkan dan mengevaluasi tujuan untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Sebelum
melakukan keputusan akhir tentang pendapat, auditor akan melakukan pertemuan
dengan klien untuk menyampaikan temuan dan memberkan dasar pemikiran untuk
melakukan penyesuaian yang diusulkan dan atau adanya penungkapan tambahan.
jika kesapakatan tersebut tidak tercapai maka auditor akan mengeluarkan jenis
pendapat lainnya.
4. Setelah memperoleh kecukupan bukti audit, maka auditor harus menyatakan opini
nya sesuai dengan bukti audit yang telah di peroleh maka :
• Apabila Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)maka
paragraf opini menyatakan bahwa kecuali untuk pengaruh dari
permasalahan yang dijelaskan di dalam paragraf Dasar bagi Opini Wajar

5
dengan Pengecualian di laporan auditor, laporan keuangan disajikan secara
wajar dalam seluruh hal yang bersifat material berdasarkan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku ketika pelaporan sesuai dengan kerangka
kepatuhan. Ketika modifikasi berasal dari ketidakmampuannya untuk
memperoleh kecukupan bukti audit yang memadai, maka auditor harus
menggunakan frasa “kecuali untuk kemungkinan pengaruh dari
permasalahan (sejumlah permasalahan)…” yang terkait dengan opini yang
dimodifikasi.
• Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion), auditor akan menyatakan di dalam
paragraf opini di laporan auditor bahwa karena signifikansi permasalahan
(sejumlah permasalahan) yang dijelaskan di paragraf Dasar bagi Opini
Tidak Wajar mengenai laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar
(atau tidak memberikan gambaran yang benar dan wajar) berdasarkan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku ketika pelaporan sesuai dengan
kerangka penyajian wajar atau berdasarkan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku ketika pelaporan sesuai dengan kerangka kepatuhan.
• Opini Menolak Memberikan Opini (Disclaimer of Opinion), maka
pernyataan auditor di dalam paragraf opini bahwa karena signifikansi
permasalahan (sejumlah permasalahan) yang dijelaskan di paragraf Dasar
bagi Opini Menolak Memberikan Opini, auditor tidak dapat memperoleh
kecukupan bukti audit yang memadai untuk memberikan dasar bagi opini
auditnya, dan karenanya tidak menyatakan opini atas laporan keuangan

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tujuan akhir dari proses audit adalah menghasilkan laporan auditor independen yang
berkualitas. Pendapat yang dinyatakan dalam laporan auditor tersebut merupakan hasil dari
rangkaian berbagai prosedur audit mulai dari perencanaan, pekerjaan lapangan hingga
pelaporan. Sama halnya dengan perusahaan BUMN PT KAI yang melakukan prosedur
audit untuk laporan keuangannya, namun adanya selisih paham antara Komite Audit dan
pihak manajemen akan laporan keuangan yang telah di audit, yang secara langsung juga
menolak opini yang telah di berikan auditor eksternal. Adapun hal hal yang menjadi selisih
paham antara komite audit dan pihak manajemen PT KAI yaitu masalah piutang PPN,
masalah Beban Ditangguhkan yang berasal dari penurunan nilai, masalah persediaan dalam
perjalanan, masalah uang muka gaji, masalah bantuan Pemerintah yang belum ditentukan
Statusnya (BPYDBS) dan Penyertaan Modal Negara (PMN). Adapun solusi yang dapat
saya berikan kepada auditor eksternal untuk mengatasi kesulitan dalan penyusunan laporan
auditor independen yaitu :
5. Mengetahui dengan mendalam mengenai keempat standar pelaporan, mengetahui
kata-kata yang tepat dalam standar auditor dan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi
agar laporan auditor independen itu dapat diterbitkan, memahami jenis-jenis
penyimpangan dari laporan standar serta situasi yang sesuai untuk setiap pelaporan,
dan memahami pertimbangan pelaporan lain yang bersifat khusus
6. Selaku pihak ketiga auditor eksternal harus independen, mencari tahu kebenaran
terkait perbedaaan pendapat untuk membuktikan kesalahan kesalahan yang
dilakukan sekaligus dapat dijadikan bukti bagi auditor untuk memberikan arahan
atau solusi sekaligus menjadi dasar untuk opini nya.
7. Dalam melakukan penyelesaian audit, auditor akan memisahkan temuan - temuan
yang diperolehnya dengan mengikhtisarkan dan mengevaluasi tujuan untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan

7
8. Setelah memperoleh kecukupan bukti audit, maka auditor harus menyatakan opini
nya sesuai dengan bukti audit yang telah di peroleh

8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/www.chachaichajose.com/55547e8d7397730d1490558a/isuisu-
permasalahan-audit
https://www.academia.edu/31914593/ISI_Proses_Penyelesaian_audit_dan_Pelaporan_Audit_doc
x?auto=download
http://coreaccountingindonesia.blogspot.com/2019/03/laporan-audit-independen.html

Anda mungkin juga menyukai