Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PENGEMBANGAN DAN DAMPAKNYA UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI TEMPAT

TINGGAL DI DELI SERDANG


Oleh: Dr. H.D. Melva Sitanggang, M.Si
Universitas Prima Indonesia
melvaunj@gmail.com

Abstrak
Dari berbagai sektor yang ada di suatu daerah, sektor peternakan juga memberikan effect untuk
berkontribusi pada ekonomi nasional yang merupakan perhatian serius dalam mempertahankan
ekonomi Indonesia di masa depan.
Sektor peternakan di Deli Serdang adalah sektor yang dapat berkontribusi besar terhadap kontribusi
pendapatan daerah Deli Serdang dan ini sangat penting untuk menjaga perhatian pemerintah.
Selain berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi juga menjadi perhatian dalam kebutuhan
masyarakat akan daging ayam. Perkembangan sektor peternakan di Kabupaten Deli Serdang untuk
mengalami pertumbuhan yang baik ditambah dengan kebutuhan akan ketersediaan pakan unggas yang
terletak di kota Medan dan Deli Serdang.
Pesatnya pertumbuhan penduduk dan tingkat pertumbuhan ekonomi rakyat membuat para petani di
daerah tersebut sangat tertarik dengan perkembangan sektor peternakan karena sektor ini sangat
menjanjikan bagi perekonomian dan masyarakat setempat.

Kata Kunci: Sektor Peternakan dan Pertumbuhan Ekonomi.

PENGANTAR
Sektor peternakan merupakan bagian dari pengembangan sektor pertanian memiliki peran
pentingbagi pengembangan sektor pertanian, yang berkontribusi pada pendapatan nasional.
Fakta bahwa pertanian dan peternakan kuat dalam menghadapi krisis ekonomi di Indonesia,
di mana dapat dilihat pada krisis ekonomi 1997/1998 bahwa sektor pertanian dan peternakan adalah
sektor yang memiliki resistensi yang cukup tinggi dalam menghadapi guncangan ekonomi
dibandingkan dengan sektor lain untuk menyelamatkan pemerintah dan negara kebangkrutan. (Gerard
dan Ruf, 2001).
Peran yang dimaksud adalah untuk mewujudkan ketersediaan bahan makanan asal hewan,
khususnya protein hewani, menciptakan peluang kerja, menyediakan faktor produksi non-pertanian
melalui penyediaan bahan baku industri, pertukaran devisa melalui ekspor dan substitusi impor
pertanian.
Pengembangan pertanian daerah dapat dilihat dari hubungan dan peran ternak di sektor
lain.Pengembangan sektor peternakan harus sesuai dengan konsep pengembangan tata ruang karena
masing-masing daerah memiliki tumpuan pertumbuhan ekonomi seperti pariwisata, industri,
transportasi, tanaman pangan dan perikanan.
 Dalam upaya untuk mengolah orang, tujuan meningkatkan setiap petani dapat
diklasifikasikan sebagai: peningkatan tabungan, sumber pendapatan tambahan dan lain-lain. Tujuan
dari orang-orang bisnis pertanian semi-komersial menekankan manfaat karena upaya yang dilakukan
sebagai sumber pendapatan rumah tangga di samping bisnis utama pertanian.
Di masa lalu banyak orang melakukan pekerjaan pertanian tidak terpengaruh
serius bahwa profesionalisme dalam melakukan pertanian bukanlah masalah serius.
Namun, kali ini meningkatkan profesionalisme harus menjadi perhatian serius karena
pemikiran bahwa peternakan adalah seorang pengusaha dan orang yang profesional dalam
melakukan kegiatan sehari-hari.
Perusahaan memiliki sejumlah peternakan yang lebih besar dari bisnis pertanian dan orang
bisnis bukan dari bisnis pertanian dan orang-orang bisnis ini tidak dilakukan oleh
orang-orang tetapi dilakukan oleh peternak peternak. Sifat komersial dari perusahaan pertanian
menunjukkan bahwa tujuan pemuliaan adalah untuk mendapatkan manfaat maksimal selain
meningkatkan upaya adalah sumber utama pendapatan keluarga.
Peternakan ayam dikenal oleh petani di Indonesia, termasuk di provinsi Sumatera Utara dan
di Deli Serdang. Konsumsi daging di Sumatera Utara semakin meningkat di mana itu disebabkan oleh
pertumbuhan populasi dan peningkatan penghasilan masyarakat dan sikap akan meningkatkan gizi
makanan yang lebih baik.
Masyarakat saat ini sudah sadar akan pentingnya kesehatan didukung oleh ketersediaan
protein yang baik untuk dipersiapkan bagi keluarga dalam mendukung pemberdayaan sumber daya
manusia di masa depan yang besar.
Dalam memenuhi kebutuhan daging di Sumatera Utara, kebutuhan daging dapat dipenuhi
dari Deli Serdang sebesar 75% karena sektor peternakan di Kabupaten Deli Serdang memang
memiliki prospek yang baik karena juga daerah pemasaran juga bisa baik karena dekat dengan kota
Medan.
Pengembangan model untuk peternakan ayam yang diusulkan adalah kemitraan Peternakan
Nuklir (PIR) adalah kemitraan yang pada dasarnya terdiri dari inti dan plasma.
Core memiliki fungsi-fungsi berikut:
1. Pastikan pengadaan dan distribusi input (benih, pakan, obat-obatan dan vaksin)
2. Memberikan bantuan teknis dan transfer teknologi
3. Mengakomodasi dan memasarkan hasil
4. Membantu plasma untuk mendapatkan modal usaha dari pihak lain
5. Jika ditemukan inti dapat meminta jaminan untuk plasma dengan nilai yang sama dengan
modal kerja inti yang diberikan.
Plasma memiliki fungsi-fungsi berikut:
1. Mampu menyediakan input yang dibutuhkan (bisnis lahan, kapasitas kandang sesuai dengan
perjanjian, peralatan dan persediaan yang diperlukan)
2. Mampu melakukan kegiatan pertanian sesuai persyaratan teknis yang ditetapkan
3. Penjualan / hasil pemasaran (panen ayam) ke inti
Dengan adanya kemitraan tersebut, peternak ayam akan mendapatkan bantuan dari perusahaan
yang telah memberikan bantuan keuangan, teknis dan pemasaran ayam ke pasar.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa peternakan ayam sebagai salah satu kegiatan usaha
peternakan memiliki prospek yang baik, dan sejalan dengan hal ini perlu untuk meneliti dan
mempelajari upaya bagaimana pengembangan peternakan ayam dan dampaknya terhadap
peningkatan progresif dalam pendapatan lokal.
Peternakan unggas di Kabupaten Deli Serdang sebagian besar berada di Kecamatan Percut Sei
Tuan, Kecamatan Pantai Labu, Kecamatan Deli Tua, Kecamatan Tg. Morawa, Kecamatan Sunggal,
Kabupaten Beringin.
Peternakan ayam yang ada di beberapa kabupaten sangat dekat dengan Kota Medan sebagai
tempat pemasaran ayam sebagai konsumsi masyarakat Medan dan Deli Serdang.
FORMULASI MASALAH
Dalam merumuskan suatu hal tentu saja dari faktor masalah yang benar-benar terjadi sehingga
masalah-masalah ini dirumuskan dari beberapa masalah yang ada sehingga mempermudah
penelitian yang dilakukan.
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah utama dalam penelitian ini adalah untuk
menemukan jawaban atas masalah untuk masalah yang dirumuskan sebagai berikut:
Apakah sektor peternakan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Deli Serdang?

TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah membuat yang diharapkan
tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hubungan sektor peternakan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Deli Serdang.
2. Untuk melihat bagaimana kontribusi sektor peternakan terhadap pendapatan masyarakat
dan daerah di Deli Serdang.
3. Untuk melihat efek pada sektor peternakan dan meningkatkan pekerjaan di kabupaten
Deli Serdang.

PENELITIAN HIPOTESIS
Hipotesis dapat diartikan sebagai perkiraan sementara yang akan diverifikasi mulai dari
masalah yang ada dalam penelitian yang akan dilakukan dan didukung oleh ketersediaan data untuk
membantu memberikan penjelasan atas permasalahan yang ada pada objek penelitian.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian adalah: Ada hubungan antara sektor
peternakan terhadap pertumbuhan ekonomi di Deli Serdang.

MEMAHAMI PETERNAKAN
Peran sektor peternakan menjadi dominan pada pertumbuhan ekonomi dan publik
daerah di mana sektor peternakan menyediakan lapangan kerja untuk masyarakat umum dan
mempekerjakan banyak pekerja.
Peternakan masih belum dianggap sebagai pekerjaan yang menjanjikan sehingga banyak
petani yang masih melakukan usaha pertanian konvensional sehingga peternakan yang dilakukan
oleh masyarakat tidak memberikan nilai maksimal dari pendapatan masyarakat.
Tetapi saat ini sebagian besar masyarakat di sana telah mengubah pemikirannya bahwa
pertanian dapat berfungsi sebagai mata pencaharian yang baik ketika bisnis pertanian dapat dikelola
oleh seorang profesional.
Pemerintah harus memberikan bantuan konseling tentang manfaat yang akan diterima
masyarakat dalam mengembangkan sektor peternakan sehingga masyarakat tidak ragu dalam
berinvestasi di sektor peternakan.
Kesadaran yang timbul di hati orang membuat bisnis pertanian dapat berkembang pesat
sehingga dapat berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan standar hidup dan
meningkatkan pendapatan lokal.
Subsektor peternakan sebagai bagian integral dari sektor pertanian dalam meningkatkan
produksi untuk memenuhi kebutuhan pangan bergizi yang diprioritaskan (protein hewani) melalui
upaya:
a. Pengembangan area produksi yang ada.
b. Pengembangan area produksi baru.
Dalam mengembangkan area produksi baru dapat dilihat apakah daerahnya untuk
dikembangkan memiliki potensi untuk pengembangan peternakan unggas yang lebih baik dari
ketersediaan lahan untuk pemuliaan ayam juga bisa dilihat dari animo masyarakat untuk beternak
ayam di peternakan ayam sehingga pengembangan daerah produksi baru bisa dilaksanakan.
Untuk meningkatkan produksi ayam perlu dilakukan upaya perluasan yang ada
peternakan lokal sehingga mereka juga dapat menciptakan pusat-pusat ekonomi yang ada di daerah
pengembangan.
Ada sumber daya manusia juga akan memberikan kontribusi yang luas untuk meningkatkan
produksi ayam yang memiliki sumber daya yang handal akan mampu menciptakan nilai produksi
baik dari segi kualitas dan kuantitas peternakan secara keseluruhan keduanya memiliki pengaruh
yang besar untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan peningkatan pendapatan perusahaan
pertanian.
Pengembangan sektor pertanian, sub sektor peternakan diarahkan pada pengembangan
pertanian yang maju, efisien dan tangguh.
Peran sub sektor melalui penyediaan pupuk kandang dan tenaga kerja yang cukup besar
manfaatnya.
Peran nilai pupuk pupuk tidak hanya sendiri tetapi akan memiliki dampak ganda
 yang dapat meningkatkan kesuburan, memperbaiki tekstur tanah dan mempercepat pembentukan
tanah. (Departemen Pertanian, 2008).
Dari uraian di atas, secara umum peran subsektor peternakan dapat
diekspresikan sebagai berikut:
1. Meningkatkan pendapatan petani peternak petani melalui pengembangan usaha dan
peternakan perusahaan
2. Menciptakan dan memperluas pekerjaan / kegiatan di bidang peternakan
3. Meningkatkan produksi pertanian dalam bentuk daging melalui populasi ternak
meningkat dan peningkatan kualitas genetik ternak
4. Menambahkan kebutuhan konsumsi domestik untuk mencapai swasembada pangan
protein hewani dari ternak sekaligus meningkatkan gizi masyarakat, kebutuhan
bahan baku industri dan ekspor
5. Berikan tenaga kerja dalam memperoleh dan mengolah lahan pertanian
6. Sebagai alat transportasi produk pertanian di daerah pedesaan
7. Sebagai penyedia pupuk kandang untuk konservasi lahan dan ruralbiogas
8. Meningkatkan pendapatan melalui kontribusinya terhadap PDB
9. Meningkatkan penggunaan dan pelestarian sumber daya alam secara optimal melalui
pembinaan area produksi dari pengembangan regional baru yang ada dan potensial
Bisnis peternakan adalah kegiatan yang bersifat generatif dari manusia yang faktor
mempromosikan produksi ternak melalui proses. Dalam produksi ini menggunakan yang diharapkan
optimal agar bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan. (Tohir, 2002).
Lebih lanjut Kadarusno (1979) menyatakan bahwa peran utama peternakan unggas dilihat
dari beberapa aspek:
1. Produksi
2. Sosial Ekonomi
3. Pemanfaatan dan konservasi sumber daya alam.
Heady dan Jensen (2005) mengatakan bahwa target utama adalah untuk menguntungkan usaha
pertanian sementara tujuan lainnya adalah untuk memenuhi kebutuhan protein asal ternak,
memperluas aktivitas industri dan perdagangan, memanfaatkan tenaga kerja anggota keluarga dan
akan meningkatkan kegunaan tanah.
Dari uraian beberapa literatur dapat dikatakan bahwa usaha tani merupakan kegiatan petani
dan peternak dalam penggunaannya memanfaatkan faktor-faktor produksi (input) untuk
menghasilkan komoditas ternak (output) dan mendistribusikan komoditas
kepada konsumen.
Downey dan Erickson (1987) mengatakan bahwa agribisnisaktivitas dibagi menjadi tiga
sektor, yaitu ekonomi yang saling bergantung: sektor input, dan output pertanian.
Bisnis peternakan adalah kegiatan yang bersifat generatif dari manusia yang faktor
mempromosikan hidup produksi stok melalui proses. Dalam produksi ini penggunaan yang optimal
diharapkan akan bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan. (Tohir, 2002).
Sebenarnya tambak ketika diberikan perhatian oleh pengusaha dan pemerintah sangat luas
berdampak pada kualitas hidup masyarakat karena ketersediaan konsumsi daging yang baik.
Ketika melakukan usaha tani maka tidak semuanya bisa berjalan dengan baik sehingga
banyak petani yang mengalami kegagalan disebabkan oleh:
1. Kekurangan modal untuk biaya produksi
2. Kurangnya sains dan teknologi yang dimiliki peternakan
3. Akses informasi yang terbatas
4. Lahan pertanian pemasaran terbatas
5. Stok pemuliaan terbatas tersedia
6. Pakan ternak yang ada terbatas
7. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung
Banyak pengertian yang diberikan pada peternakan, tetapi secara umum dapat disimpulkan
bahwa kegiatan pemuliaan adalah kegiatan peternakan dalam penggunaan dan memanfaatkan
faktor-faktor produksi (input) untuk menghasilkan ternak (output) dan mendistribusikan komoditas
tersebut.

MEMAHAMI PERTUMBUHAN EKONOMI


Sektor peternakan telah tidak jelas sehingga memberi arti positif bagi pengembangan
kontribusi ekonomi dan keuangan nasional dan regional terhadap pendapatan nasional dan
pendapatan lokal.
Ibnu Syamsi (2006) mengatakan bahwa pembangunan adalah proses perubahan sistem yang
direncanakan dan pertumbuhan menuju modernitas yang berorientasi pada peningkatan,
pembangunan bangsa dan kemajuan sosio-ekonomi.
Tjokroamidjojo dan Mutopadidjaja (2000) juga mengatakan bahwa pembangunan harus
dilihat sebagai dinamis dan tidak dilihat sebagai konsep statis. Pembangunan adalah orientasi dan
aktivitas bisnis tanpa akhir dan proses pembangunan yang sebenarnya adalah proses perubahan
sosial-budaya.
Sektor peternakan benar-benar dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
Pendapatan nasional dan sektor ini dapat mendukung tercapainya pembangunan yang adil dan
setara sesuai dengan harapan dan tujuan pembangunan nasional.
Kadariah (1985) mengatakan bahwa tujuan regional harus sama dan konsisten dengan
tujuan pembangunan nasional, yaitu untuk:
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi per kapita yang cepat
2. Menyediakan kesempatan kerja yang memadai
3. Hasil pengembangan pendapatan ekuitas
4. Mengurangi perbedaan dalam tingkat pembangunan atau pembangunan antar daerah
dan kemakmuran.
5. Mengubah struktur ekonomi agar tidak bias.
Pemerintah dan masyarakat diharapkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lama, semakin
baik peningkatan yang dihasilkan dalam kesejahteraan kehidupan masyarakat. Untuk memperkuat
pembangunan di seluruh kawasan, pemerintah harus membuat prioritas pembangunan yang
diarahkan pada distribusi pembangunan yang lebih baik.
Pembangunan yang adil sulit untuk dicapai meskipun peningkatan regional atau nasional
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan publik. (Todaro, 2000)
Sukirno (2001) mengatakan bahwa daerah miskin dan terbelakang adalah tujuan prioritas
untuk pengembangan:
1. Meningkatkan pendapatan dan pekerjaan
2. Merombak struktur ekonomi agar dapat berkembang lebih baik
3. Mengurangi urbanisasi
Dalam pengembangan peternakan harus disesuaikan dengan konsep spasial yang baik itu
akan memberikan alokasi ruang untuk setiap sektor pemberdayaan yang akan dikembangkan.
Perencanaan tata ruang adalah bagaimana memanfaatkan ruang yang tersedia untuk
memberdayakan sektor-sektor terkait di setiap wilayah atau wilayah sehingga dapat
memberdayakan apa yang merupakan wilayah atau wilayah.
Dalam sains dan agribisnis dijelaskan bahwa peningkatan pembangunan berarti
memperlancar aliran (flow) faktor produksi dan produksi dan dapat memfasilitasi pertumbuhan
dan proses pengembangan transit antara kegiatan pertanian dengan sektor lain.
Peningkatan pembangunan sub-sektor produksi dan peternakan akan berdampak pada:
1. Meningkatkan pendapatan dan mengurangi kemiskinan, dan ini berarti bahwa ketika
meningkatkan kesejahteraan petani / peternak.
2. Perluasan dan penciptaan peluang kerja dan pekerjaan dan meminimalkan
pengangguran dan pengadaan tenaga kerja dari ternak.
3. Wilayah devisa meningkat karena bidang sektor peternakan bisa menjadi basis.
Dalam meningkatkan perkembangan pertumbuhan peternakan banyak faktor yang akan
terjadi diperhitungkan dan terutama juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan hewani yang baik
sehingga memastikan pertumbuhan hewan yang baik.
Pemberdayaan sektor peternakan dapat dikelompokkan menjadi:
1. Bisnis dalam usaha peternakan tradisional yang tidak memiliki program pembangunan
yang baik yang digunakan sebagai usaha sampingan usaha pertanian, sehingga kurang
menguntungkan ekonomi bagi petani.
2. Usaha pertanian semi-komersial bahwa usaha pertanian sudah mengarah ke nilai
ekonomi, tetapi tidak benar-benar menjadi prioritas oleh bisnis peternakan peternak
3. Usaha pertanian modern yang usaha pertanian sudah mengarah ke profesi seseorang
dalam bisnis peternakan sehingga memiliki program kerja yang baik dalam melakukan
bisnis pertanian.
PENELITIAN AWAL
Pengaruh kontribusi dominan pertanian / ternak terhadap pendapatan daerah dan
peningkatan lapangan kerja, di mana hal ini dapat dilihat dari studi-studi yang telah dilakukan
dilakukan seperti:
1. M. Yamin, (2005), Analisis Dampak Pengembangan Sektor Pertanian Untuk Distribusi
Dan Peningkatan Penghasilan Pekerjaan di Provinsi Sumatera Selatan. Dalam penelitian
ini dijelaskan bahwa sektor pertanian memiliki pengaruh yang besar terhadap
pendapatan lokal sebesar 18% dan meningkatkan lapangan kerja sebesar 63% dari
angkatan kerja.
2. Ma'mun dan Akhmad Yasin, (2002), Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap
PDP Pertanian, menjelaskan bahwa Penanaman Modal Dalam Negeri (PDMN) memiliki
pengaruh terhadap PDP
3. Pengaruh pertanian dan perdagangan, hotel dan restoran adalah positif terhadap PDB
Denpasar. Artinya, jika sektor pertanian meningkat, Denpasar GDP juga akan meningkat
danHal ini terbukti dari koefisien kemiringan sektor pertanian 4,836 yang berarti bahwa
jika sektor pertanian meningkat sebesar 1% maka GDP Denpasar juga naik sebesar
4,83%.

PENELITIAN
Alasan yang dipilih sebagai objek studi yang penting adalah Deli Serdang menyebabkan
sektor peternakan di Deli Serdang merupakan sektor yang baik di mana usaha pertanian memiliki
banyak berdiri di daerah ini.
Sektor peternakan sangat bagus untuk dikembangkan di Kabupaten Deli Serdang mengingat
permintaan daging oleh masyarakat di masyarakat Deli Serdang dan Medan. Dalam melakukan
penelitian ini diprediksi bahwa selesainya penelitian akan berlangsung selama 6 (enam) bulan.

JENIS DAN SUMBER DATA


Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan
berdasarkan kunjungan ke beberapa instansi terkait. Data adalah data yang diambil antara 2000 -
2010.
Data pendukung lainnya yang diperlukan adalah:
1. Lokasi dan area
2. Administrasi Pemerintahan
3. Potensial daerah
4. Kebun potensial
5. Jumlah peternakan
6. Jumlah pekerja

PARADIGMA PENELITIAN
Spesifikasi:
X1 = Jumlah tenaga kerja
X2 = Jumlah modal
X3 = Jumlah peternak
Y = Nilai pendapatan sektor pertanian.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan pengembangan peternakan ayam, diskusi dilakukan
dengan membandingkan kriteria deskriptif keberhasilan ketika penelitian dilakukan dengan tahun
sebelumnya serta menilai faktor-faktor yang menyebabkannya.
( NB: GAMBAR PADA JURNAL )

POSISI GEOGRAFIS
Deli Serdang sebagai salah satu daerah tingkat kedua di Provinsi Sumatera Utara seluas
4.454,002 km.
Daerah Deli Serdang sebagian besar terdiri dari daerah pantai dan beberapa daerah dataran
tinggi dengan permukaan datar ke perbukitan.
Suhu Kabupaten Deli Serdang rata-rata adalah 27,3 oC dengan suhu maksimum rata-rata
adalah 82,3 oC dan suhu minimum rata-rata adalah 21 ° C.
Menurut data yang ada, Deli Serdang adalah yang terbesar kedua setelah Kota Medan
mengenai Daerah al-Budget (anggaran) Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2010 hampir mencapai
2,5 triliun.
Begitu juga dengan kondisi kepadatan penduduk, Kabupaten Deli Serdang alsoranks kedua
dalam hal kepadatan penduduk.
Dengan begitu banyak orang di Deli Serdang dan Medan, konsumsi daging ayam akan sangat
tinggi sehingga upaya peternakan sangat menjanjikan.

POPULASI
Perkembangan penduduk dari tahun ke tahun di Kabupaten Deli Serdang terus meningkat
tinggi. Tabel I ” Populasi komposisi Deli Serdang Tahun 2000 – 2010” ( NB : PADA JURNAL ).
Berdasarkan komposisi penduduk, distribusi populasi berdasarkan ketersediaan tenaga kerja
dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel II “Jumlah pekerja sesuai dengan bidang bisnis 2000 – 2010”
(NB : PADA JURNAL).

DAERAH REGIONAL DOMESTIK DAERAH (GDP)


Produk Domestik Regional Bruto (PDB) adalah indikator ekonomi yang menggambarkan ada
tidaknya pembangunan ekonomi regional di Deli Serdang. Tabel III “GDP Deli Serdang Tahun 2000 -
2010 dengan harga saat ini dalam jutaan dolar” ( NB : PADA JURNAL ).
Selanjutnya, kami dapat menyajikan data tentang Pertumbuhan PDB di Deli Serdang dan
Nilai Tambah Unggas Atas dasar harga berlaku Tahun 2000 - 2010. Tabel IV “Pertumbuhan PDB dan
Nilai Tambah Unggas Deli Serdang Tahun 2000 – 2010” (NB : PADA JURNAL ).
Dari data yang disajikan di atas kami akan membandingkan dengan pertumbuhan populasi
peternakan ayam dan jumlah modal serta jumlah peternak unggas di Deli Serdang tahun 2000 -
2010. Tabel V "Perkembangan populasi peternakan ayam dan modal di Tahun Deli Serdang 2000
-2010” ( NB : PADA JURNAL ).

DISKUSI
Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas, dapat dimasukkan ke dalam model statistik
dan dianalisis menggunakan program microstat akan terlihat gambaran hubungan positif.
 Setelah data selesai dalam program dengan program microstat maka data diuji
menggunakan perintah pengujian 1 (rasio f, T. hitung dan R) serta pengujian urutan 2 (uji-DW,
multikolinearitas).
Berdasarkan data dari pertanian bernilai tambah, jumlah orang yang bekerja di
Sektor peternakan, modal ventura dan jumlah pemilik peternakan unggas di Kabupaten Deli Serdang
dari tahun 2000 hingga 2010 memperoleh hasil: Tosee kebenaran model yang ditetapkan kemudian
dibandingkan dengan nilai yang dihitung dari tabel F pada tingkat kepercayaan 5% dengan 3 derajat
kebebasan pembilang dan penyebutnya adalah 3,86 9.
Dengan demikian hasil perbandingan antara hitungan dan tabel F. F. akan terlihat
bahwa nilai F.count lebih besar dari nilai tabel F. 26.2 F. count> F tabel 3.86.
Dapat dijelaskan bahwa model dibangun sesuai dengan jumlah tenaga kerja dan variabel
(X1), modal (X2) dan jumlah pemilik lahan pertanian (X3) secara bersama-sama mempengaruhi
pembentukan nilai tambah pertanian (Y) di Deli Serdang.
Pengaruh variabel X1, X2, X3 terhadap pembentukan nilai tambah usahatani di Deli Serdang
(Y) sebesar 96,4%, ini dapat ditunjukkan oleh nilai R2 yang sama dengan 0,929.
Jadi 3,6% dari formasi pertanian nilai tambah dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang belum
dianalisis lagi.
Berdasarkan persamaan regresi yang telah dibuat dapat dijelaskan bahwa setiap kenaikan
Rp 1.000.000, - nilai tambah pekerja tani diperlukan sebanyak 1.6075 orang dan modal Rp
7.700.000. - dan jumlah pemilik ternak sebanyak 419.816 orang dengan faktor lain tetap konstan
(cateris paribus).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui analisis dengan menggunakan model statistik dengan alat
analisis program microstat, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif dan secara
bersama antara jumlah tenaga kerja, modal dan jumlah peternak ayam berpengaruh positif terhadap
pembentukan nilai tambah peternakan unggas di Kabupaten Deli Serdang.

NASIHAT
1. Pemerintah harus lebih aktif dan berhati-hati dalam pengembangan peternakan di
Kabupaten Deli Serdang, terutama dalam mengembangkan pola PIRNAK yang dibuat
oleh pengusaha peternakan ayam PIRNAK sehingga pola tersebut dapat dikembangkan
tanpa harus menutup usaha bagi petani yang bukan plasma.
2. Pemerintah harus memfasilitasi antara plasma dan inti harus dimasukkan dalam usia
PIRNAK menjual ayam.
3. Pemerintah harus memfasilitasi para petani yang bukan PIRNAK untuk mandiri dalam hal
manajemen dan operasi bahan benih.

DAFTAR REFERENSI
Arifin, Bustanul, 2005, Pembangunan Pertanian Paradigma Kebijakan dan Strategi
Revitalisasi, PT. Grafindo Pustaka Utama, Jakarta.
Anonimous, Departemen Pertanian, 2008.
Downey, W.D dan S.P. Eroscon, 2003, Manajemen Agribisnis, Erlangga, Jakarta.
Engla Desnim Selvia, Yunia Wardi dan Hasdi Aimon, 2013, Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi,
Dan Inflasi Di Indonesia, Jurnal Kajian Ekonomi, Volume 1, No. 02 Tahun 2013.
Fatmawaty, Mallapiang dan Nurfadhillah, 2013, Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Pada Tenaga Di PT. Maruki International Indonesia, Jurnal Kesehatan, Volume VI, No.1 / 2013.
Gerard F., dan Ruf., 2001, Pertanian dalam Krisis, Komoditas Rakyat dan Sumber Daya Alam di
Indonesia, 1996-2000, Curzon Press, Richmond, Inggris.
Gujarati, Damodar, 2000. Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ibnu Syamsi, 2006, Pokok-pokok Kebijaksanaan, Pemahaman Pembangunan Tingkat
Nasional dan Regional, Rajawali, Jakarta.
I Gusti Gde Oka Pradnyana, 2009, Pengaruh Sektor Pertanian Dan Sektor Perdagangan, Hotel
Restoran Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Denpasar, stimidenpasar:
jurnal.com/phocadownload.
Kadariah, 2002, Ekonomi Perencanaan, Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.
M. Yamin, 2005, Jurnal Pembangunan Manusia.Riyadi Nurrohman dan Zainal Arifin, 2010,
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 8, No. 1 Juli 2010.
Suhartini, S. dan S. Mardianto, 2001, Transformasi Struktur Kesempatan Kerja untuk Sektor
Non Pertanian di Indonesia, Jurnal Agro-Ekonomika, Volume 2, Oktober 2001.
Sukirno, S., 2013, Mikroekonomi: Teori Pengantar, edisi ketiga, Penerbit PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta .------------------, 2006, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, Dan Dasar
Kebijakan, Edisi kedua, Penerbit Kencana, Jakarta.
Tjokroamidjojo, Bintoro dan Mutopadidjaja, 2001, Teori dan Strategi Pembangunan
Nasional, Gunung Agung, Jakarta.
Todaro, 2000, Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga, Erlangga, Jakarta.
Tohir, A.K, 2001. Ekonomi Selayang Pandang, Bandung.
Warren C. Baun, Stikes M. Tolbert, 2001. Investasi dalam Pembangunan, Pelajaran dari
Pengalaman Bank Dunia, UI Press, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai