Disusun Oleh :
Kelompok 1
Anna Lestari (7181220001)
Carolina Sinaga (7181220003)
Lori Evaronika Sihaloho (7181220007)
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
1
Kata Pengantar
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan kasihnya
penulisan Critical Book Report ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penulisan Critical Book Report ini membahas tentang “Prinsip-Prinsip Pengukuran
Resiko”. Penulisan Critical Book Report ini dilakukan untuk memenuhi salah satu
tugas perkuliahan Manajemen Risiko. Untuk itu penyelesaian penulisan ini tidak
terlepas dari dukungan teman-teman, terlebih dari arahan Bapak Jumiadi AW selaku
dosen pengampu.
Penulis berharap penulisan Critical Book Report ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca. Dalam penulisan ini, penulis selaku manusia
biasa sadar bahwa masih banyak kekurangan yang harus dibenahi agar penulisan ini
mendapat kriteria yang maksimal. Oleh karena itu penulis berharap jika ada saran dan
kritikan maupun masukan yang bersifat membangun dari para pembaca agar dalam
penulisan selanjutnya dapat di perbaiki.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga penulisan Critical Book Report ini
mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembangan pengetahuan dan wawasan
pembaca. Terima kasih.
Penyusun
Kelompok 1
i
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
Bab II Pembahasan........................................................................................................2
A. Kesimpulan.......................................................................................................11
Daftar Isi......................................................................................................................12
ii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dimensi yang diukur dalam manajemen resiko ?
2. Bagaimana konsep probabilitas dalam pengukuran kerugian potensial ?
3. Bagaimana pengukuran besarnya kerugian ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dimensi yang diukur dalam manajemen resiko
1
2. Untuk mengetahui konsep probabilitas dalam pengukuran kerugian
potensial ?
3. Untuk mengetahui pengukuran besarnya kerugian ?
Bab II
Pembahasan
A. Dimensi yang Diukur
Menurut buku Muslih, dalam pengukuran resiko dimensi yang diukur adalah :
Paling sedikit untuk masing masing dimensi itu, yang igin diketahui sebagai
berikut:
2
2. Variasi nilai itu, dari satu periode anggaran ke periode anggaran
sebelumnya dan berikutnya.
3. Dampak keseluruhan dari kerugian kerugian itu, seandainya kerugian itu
ditanggung sendiri, harus dimasukkan dalam analisis sehingga tidak hanya
nilainya dalam rupiah saja.
3
W = bobot dari masing-masing event
3. Sifat Probabilitas
Probabilitas adalah merupakan aproksimasi. Sebab sangat jarang sekali terjadi
atau bahkan tidak mungkin kita dapat mengetahui besarnya probabilitas secara
mutlak (pasti sama dengan kenyataan). Yang kita dapatkan hanyalah suatu perkiraan,
yang mungkin benar dan mungkin juga tidak.
Jadi apa yang kita dapatkan dari suatu penelitian atau perhitungan berdasarkan
definisi probabilitas adalah merupakan ekspresi, yaitu sebagai prosentase
total exposure dalam rangka mendapatkan estimasi empiris dari probabilitas. Maka
dari itu probabilitas dari sudut empiris dipandang sebagai frekuensi
terjadinya event dalam jangka panjang, yang dinyatakan dalam prosentase.
Misalnya : apabila suatu event telah terjadi x kali dari jumlah n kasus dari
kemungkinan terjadinya event tersebut, maka probabilitas empirisnya
adalah : x/n. Namun probabilitas tersebut adalah menggambarkan data
historis (apa yang telah terjadi). Sedang kegunaannya untuk meramalkan
kejadian/event yang akan datang merupakan approksimasi/perkiraan saja;
kecuali bilaevent tersebut akan dengan sendirinya berulang persis seperti
masa lalu. Suatu situasi yang tampaknya sangat mustahil.
Selanjutnya perlu disadari bahwa untuk probabilitas, misalnya 2/5, tidaklah
berarti bahwa kejadiannya adalah sama apabila kasus atau jumlah
4
exposure/percobaannya kecil. Hal itu hanya akan terjadi apabila n nya sangat besar
atau mendekati tak terhingga (hukum bilangan besar), dimana x/n akan dapat
menghasilkan probabilitas empiris yang hampir tepat.
5
5. Event Yang Berulang
Apabila kita mengetahui bahwa probabilitas akan terjadinya sesuatu dalam satu
kali percobaan adalah “p” dan probabilitas tidak terjadinya sesuatu adalah “q”, yang
besarnya sama dengan 1-p. (q=1-p). Berdasarkan prinsip ini maka kita dapat
menghitung besarnya probabilitas terjadinya suatuevent selama r kali dalam n kali
percobaan, dengan menggunakan formula binominal. Dimana formula binominal
menggunakan konsep compound probability dan addative rule. Dengan
menggunakan formula ini kita akan dapat menghitung distribusi binominal (lihat
statistik).
Distribusi binominal adalah merupakan salah satu dari teori probabilitas yang
digunakan dalam asuransi dan merupakan salah satu cara yang terpenting. Dalam
penggunaan distribusi binominal digunakan 3 asumsi :
1. Ada suatu event atau hasil yang bersifat saling pilah.
2. Probabilitas dari masing-masing event diketahui atau dapat diestimasi.
3. Karena masing-masing event berdiri sendiri, maka probabilitasnya tidak akan
berubah dari percobaan yang satu ke percobaan yang lainnya, tetapi tetap
konstan, karena probabilitas terjadinya eventsudah diketahui dan hanya
terdapat dua event, maka probabilitas tidak terjadinya event adalah 1 –
probabilitas terjadinya event (q = 1 – p).
6
maka expected lossnya: Rp. 38jt (19%x2xRp100.000.000,-). Sehingga
expected loss untuk satu rumah sebesar Rp 19jt.
Kemudian bila kemungkinan terbakarnya sepuluh rumah adalah sebesar 1%
maka expected lossnya adalah 1% x 10 x Rp 100.000.000,- = Rp 10 jt. Maka
expected loss untuk satu rumah sebesar Rp 1.000.000,-
Konsep expected value juga sering ditemui terutama di dunia bisnis.
Contoh : Seorang kontraktor diminta membangun sebuah gedung dimana jika
semuanya berjalan baik ia akan mendapat keuntungan sebesar Rp
10.000.000.000. Karena menyadari selalu ada hal-hal yang tidak terduga,
maka probabilitas utk mendapatkan keuntungan diperkirakan hanya 80%,
dimana yang 20% adalah pengeluaran-pengeluaran yang tidak terduga.
Jadi expected value dari pekerjaan tersebut sebesar Rp 6.000.000.000,-.
Expected Value of Contract :
Probabilitas : Hasil : Expected Value :
80% + Rp 10.000.000,- Rp 8.000.000,-
20% −¿Rp 10.000.000,- Rp 2.000.000,-
100% Rp 6.000.000,-
7
8. Compound Event
Compound event adalah terjadi nya dua atau lebih peristiwa terpisah dalam
jangka waktu yang sama. Ada dua cara untuk menentukan probabilitas suatu
compound event, yaitu :
1. Compound Event Yang Bebas. Dua peristiwa atau lebih dikatakan peristiwa
bebas jika terjadinya salah satu tidak ada hubungannya dengan lain. P(A dan
B) = P(A) X P(B)
2. Compound Events Bersyarat (Conditionl Compount Events). Dua peristiwa
atau lebih dima terjadinya peristiwa yang satu akan mempengaruhi
terjadinya peristiwa yang lain. P(A dan B) = P(A)X P(B/A).
8
didefenisikan sebagai serangkaian percobaan (successive trials)dan hasilnya
merupakan akibat yang dapat terjadi dalam masing masing percobaan.
9
Selanjutnya untuk mengukur kerugian tidak langsung, antara lain adanya
tambahan biaya misalnya berupa biaya sewa dan kurangnya pendapatan. Sebagian
kerugian langsung sangat sulit ditentukan.
10
Bab III Kesimpulan
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, bahwa tujuan mengukur risiko yang dihadapi
perusahaan, yaitu untuk memperoleh infomasi tentang jumlah kejadian setiap tahun
anggaran, dan keparahan setiap kejadian, serta variasi keparahan dalam setiap tahun
anggaran. Pengukuran dapat dilakukan secara sederhana atau empiris. Akan tetapi,
jika terlalu banyak komplikasi dan rumit perhitugannya, perlu diterapkan teori
statistic yang dalam yang telah diperkenalkan oleh kedua tersebut. Dimensi yang
diukur adalah frekuensi (jumlah) kejadian dalam jangka waktu tertentu, dan
keparahan dari kerugian itu. Dalam menetukan tingkat kerugian merupakan hak
prodratif dari seseorang manager risiko.
11
Daftar Isi
Muslih dkk. 2017. Manajemen Risiko Perusahaan. Medan. Perdana Publishing
Darmawi, Herman. 2019. Manajemen Risiko Edisi 2. Jakarta. PT. Bumi Aksara
12