Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatnya serta oleh karena kebaikkannya kami dapat meneyelesaikan
makalah ini yang berjudul “PENGUKURAN RESIKO” tapet waktu.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………….i
Daftar Isi…………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………..…………………………….12
3.2 Saran…………………………………………………………………....13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…...14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.3 Tujuan Penulisan
1 Untuk mengetahui pengertian pengukuran resiko.
2 Untuk Mengetahui teknik pengukuran resiko.
3 Untuk mengetahui jenis-jenis pengukuran resiko.
4 Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengukuran resiko.
5 Untuk mengetahui manfaat pengukuran resiko.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengukuran Resiko
Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya
resiko yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya
resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari
resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi
resiko, resiko yang mana yang paling relevan.
Pengukuran resiko merupakan tahap lanjutan setelah pengidentifikasian
resiko. Dimana pengidentifikasian risiko pada dasarnya merupakan
kegiatan analisis secara sistematis dan berkesinambungan untuk
menemukan/mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya
kerugian yang potensial yang dihadapi/mengancam perusahaan.
Hal ini dilakukan untuk menentukan relatif pentingnya resiko, untuk
memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan kombinasi
peralatan manajemen resiko yang cocok untuk menanganinya. Dimensi
(bagian) yang harus diukur:
1. Frekuensi atau jumlah kejadian yang akan terjadi
Besarnya kemungkinan kejadian artinya berapa besar kemungkinan
suatu peril (Suatu peristiwa (event) yang kejadiannya menimbulkan LOSS
atau penyebab langsung kerugian) yang dapat menimbulkan risiko dapat
terjadi dalam suatu periode.
2. Keparahan dari kerugian
Besarnya kerugian bila suatu risiko terjadi, artinya berapa besar
kerugian yang diderita bila suatu risiko terjadi. Jadi dalam hal ini tingkat
kegawatan (reverity) atau keparahan dari kerugian-kerugian tersebut,
sampai seberapa besar pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan, terutama
kondisi finansialnya.
Dari hasil pengukuran yang mencakup dua dimensi (bagian) tersebut
paling tidak diketahui:
Nilai rata-rata dari kerugian selama suatu periode anggaran.
Variasi nilai kerugian dari satu periode anggaran ke periode
anggaran yang lain naik-turunnya nilai kerugian dari waktu ke
waktu.
3. Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian
Yaitu kerugian yang ditanggung sendiri (diretensi), jadi tidak hanya
nilai rupiahnya saja.
3
pengukuran tersebut, antara lain:
Orang umumnya memandang bahwa dimensi kegawatan dari suatu
kerugian potensial lebih penting dari pada frekuensinya atau
jumlah kejadian yang akan terjadi.
Dalam menentukan kegawatan dari suatu kerugian potensial
seorang Manajer Risiko harus secara cermat memperhitungkan
semua tipe kerugian yang dapat terjadi, terutama dalam kaitannya
dengan pengaruhnya terhadap situasi finansial perusahaan.
Dalam pengukuran kerugian Manajer Risiko juga harus
memperhatikan orang, harta kekayaan atau exposures yang lain,
yang tidak terkena peril (Suatu peristiwa (event) yang kejadiannya
menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian).
Kadang-kadang akibat akhir dari peril (Suatu peristiwa (event)
yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung
kerugian) terhadap kondisi finansial perusahaan lebih parah dari
pada yang diperhitungkan, antara lain akibat tidak diketahuinya
atau tidak diperhitungkannya kerugian-kerugian tidak langsung.
Dalam mengestimasi kegawatan dari suatu kerugian penting pula
diperhatikan jangka waktu dari suatu kerugian, di samping nilai
rupiahnya.
4
1. Paling kecil kemungkinan terjadinya (very rare);
2. Jarang (rare);
3. Mungkin (possible);
W (S)
Contoh :
2 Notional Risiko
5
Diukur berdasarkan nilai eksposur (obyek yang rentan terhadap
resiko). Contohnya, pengukuran risiko kredit dengan metode notional. Jika
perusahaan meminjamkan uang kepada pihak lain senilai Rp 2 milyar,
maka besarnya risiko kredit berdasarkan pendekatan notional adalah Rp 2
milyar.
3 Sensitivitas Risiko
4 Volatilitas Risiko
6
dimensi yaitu frekuensi (jumlah) dan signifikansi (meyakinkan). Terdapat
2 hal dalam proses tersebut yaitu :
Mengembangkan standar risiko
Menerapkan standar tersebut untuk risiko yang telah diidentifikasi.
7 Analisis skenario
7
morbiditas
8
Moderate (sedikit ada)
Definite (pasti ada)
Dalam mengukur besarnya suatu risiko sebaiknya
menggunakan ukuran Rupiah (satuan uang). Dari hasil pengukuran
resiko tersebut maka kerugian yang menimpa seseorang atau
perusahaan dapat dikategorikan dengan skala sebagai berikut:
1 = Kerugian sangat kecil
2 = Kerugian kecil
3 = Kerugian menengah
4 = kerugian besar
5 = kerugian sangat besar
Pada setiap kejadian yang merugikan, biasanya ada dampak
yang langsung dan dampak yang tidak langsung. Untuk mengukur
kerugian langsung yang ditimbulkan oleh suatu kejadian yang
merugikan ada beberapa konsep yang dapat digunakan, yaitu
antaranya nilai perolehan. Selanjutnya untuk mengukur kerugian
tidak langsung antara lain adanya tambahan biaya misalnya berupa
biaya sewa dan berkurangnya pendapatan. Sebagian kerugian
langsung sangat sulit untuk ditentukan.
1 Transparansi
Prinsip ini mensyaratkan agar seluruh potensi risiko yang ada pada
suatu aktivitas, khususnya transaksi, dibeberkan secara terbuka. Risiko
yang tersembunyi/disembunyikan akan menjadi sumber permasalahan
terbesar dan, per definisi, tidak akan dapat dikelola dengan baik.
9
Prinsip ini akan turut menentukan akurasi pengukuran dan kualitas
keputusan yang diambil. Sebaliknya tidak terpenuhinya prinsip ini bisa
membawa manajemen pada suatu keputusan yang berisiko fatal.
4 Diversifikasi
Sistem Manajemen Risiko yang baik menempatkan konsep
diversifikasi sebagai sesuatu yang penting untuk dicermati. Hal ini
menuntut pola pemantauan yang konstan dan konsisten. Asumsinya adalah
bahwa konsentrasi (Risiko) dapat muncul setiap saat seiring dengan
berbagai perubahan yang terjadi di dunia.
5 Independensi
Berdasarkan prinsip independensi, keberadaan suatu kelompok
Manajemen Risiko yang independen makin dianggap sebagai suatu
keharusan. Prinsip ini tidak sekedar berbicara tentang kewenangan dan
level tanggung jawab dari kelompok Manajemen Risiko dan
kelompok/unit lainnya dalam perusahaan, melainkan juga tentang tentang
visi perusahaan dan kualitas interrelasi antara kelompok Manajemen
Risiko dengan kelompok/unit lainnya, dan juga antar kelompok/unit yang
melaksanakan transaksi dengan mengambil risiko tertentu.
7 Kebijakan
Prinsip ini mensyaratkan bahwa tujuan dan strategi Manajemen
Risiko suatu perusahaan harus dirumuskan dalam sebuah Policy, Manual
& Procedure yang jelas. Policy harus secara jelas menjabarkan dan
mendefiniskan filosofi Manajemen Risiko perusahaan dan menyediakan
keseluruhan pendekatan yang digunakan serta organisasi dari proses
pengambilan Risiko. Tujuan utama dari hal tersebut adalah untuk
memberikan kejelasan mengenai proses Manajemen Risiko, baik untuk
pihak internal maupun untuk pihak eksternal seperti regulator dan para
analis.
10
Prinsip-prinsip tersebut di atas akan menjadi penentu arah dalam
menyusun suatu kerangka kerja, suatu model Manajemen Risiko yang
handal. Lebih jauh, prinsip-prinsip tersebut juga akan menjadi penentu
keberhasilan dari penerapan model Manajemen Risiko dalam suatu
perusahaan. Tanpa pemahaman mendalam serta konsistensi dalam
menggunakan prinsip-prinsip tersebut, maka penyusunan dan penerapan
suatu model Manajemen Risiko tidak akan memberikan nilai tambah yang
seharusnya dapat diperoleh.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
12
paling dapat diterima/paling baik dalam penggunaan sarana
penanggulangan risiko.
3.5 SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/pengukuran_resiko
http://kalisat-berbagi-blogspot.com/207/04/manajemen-resiko-pengukuran-
resiko.html
http://www.academia.edu/32418597/manajemen-resiko_identifikasi-dan-
pengukuran-resiko
http://muhamadumarul.blogspot.com/2014/01/prinsip-prinsip-pengukuran-
risiko_7869.html
14