Puji Syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat
dan Rahmat-Nya serta oleh karena kebaikkan-Nya saya dapat meneyelesaikan
pembuatan makalah ini yang berjudul “Kasus Pencucian Uang ” tapet waktu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………i
Daftar Isi……………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………......17
3.2 Saran…………………………………………………………………….19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1 Bagaimana Sejarah dan Pengertian Pencucian Uang?
2 Bagaimana Tahap-Tahap atau Mekanisme Pencucian Uang?
3 Apa Alasan Memerangi Pencucian Uang?
4 Bagaimana Undang-Undang Pencucian Uang?
5 Apa Sanksi Tindak Pidana Pencucian Uang?
6 Siapa Anas Urbaningrum?
7 Bagaimana Kronologi Kasus yang menjerat Anas Urbaningrum?
8 Bagaimana Kasus Hukum Anas?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
memperoleh pijakah kokoh. Petinggi –petinggi militer nazi Jerman
melakukan pencurian uang dengan memanfaatkan prinsip rahasia
di bank swiss. Pada saat itu swiss tidak mengkatagorikan
penggelapan dan pengelakan pajak sebagai suatu kejahatan,
sehingga siapapun yang menyimpan uang dibank – bank swiss
tidak akan ditanya soal itu. Identitas nasbah hanya menjadi otoritas
direktur bank. Hanya direktur bank yang mengetahui sipa nasabah
pemilik nomor tersebut. Oleh karena itu, identitas nasabah hanya
berupa nomor kode.
Bagi organisasi kejahatan, Harta Kekayaan sebagai hasil kejahatan
ibarat darah dalam satu tubuh, dalam pengertian apabila aliran
Harta Kekayaan melalui system perbankan internasional yang
dilakukan diputuskan, maka organisasi kejahatan tersebut lama-
kelamaan akan menjadi lemah, berkurang aktivitasnya, bahkan
menjadi mati. Oleh karena itu, harta kekayaan merupakan bagian
yang sangat penting bagi suatu organisasi kejahatan. Untuk itu,
terdapat suatu dorongan bagi organisasi kejahatan melakukan
pencucian uang agar asal-usul Harta Kekayaan yang sangat
dibutuhkan tersebut sulit atau tidak dapat dilacak oleh penegak
hukum.
b. Pengertian Pencucian Uang
Pencucian uang adalah suatu proses atau perbuatan yang
bertujuan untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul
uang atau harta kekayaan yang diperoleh dari hasil tindak pidana
yang kemudian diubah menjadi harta kekayaan yang seolah-olah
berasal dari kegiatan yang sah.
Dalam buku kitab Blak’s Law Dictiniory, istilah money
laundering di artikan dengan, term applied to taking money gotten
illegally and washing or laundering it so it appears to have been
gotten legall (istilah yang diterapkan untuk mengambilan uang
yang didapat secara ilegal dan mencucinya atau pencucian
sehingga tampaknya didapatkan secara legall).
Sedangkan menurut para ahli hukum, pencucian uang atau
money laundering memiliki berbagai pengertian dari masing-
masing ahli hokum tersebut. Seperti pengertian dari ahli hukum
Sarah N. Welling, the process by which one conceals the existence,
illegal source, or illegal application of income, and than disguises
that income to make it appear legitimate (sebuah proses dimana
untuk menyembunyikan keberadaan, sumber ilegal, atau cara ilegal
pendapatan, dan juga penyamaran hingga pendapatan untuk
4
menjadi tampak sah). Kemudian Sarah N welling mengemukakan
pengertian money laundering sebagai proses yang dilakukan oleh
seseorang menyembunyikan keberadaan ,seumber ilegal atau
aplikasi ilegal dari pendapatan yang kemudian menyamarkan
pendapatan itu menjadi sah.Welling menekankan bahwa pencucian
uang adalah suatu proses mengaburkan ,menyembunyikan uang-
uang- ilegal melalui sistem keuangan sehingga ia akan meuncul
kembali sebagai uang yang sah.
Selanjutnya menurut ahli hukum Fraser, money laundering
dimaknai sebagai, money laundering is quite simply the process
through which “dirty” money (proceeds of crime), is washed
through “clean” or legitimate sources and enterprises so that the
“bad guys” may more safely enjoy their ill gotten gains (pencucian
uang adalah proses sederhana dimana uang "kotor" (hasil
kejahatan), dicuci melalui sumber "bersih" atau sah dan
perusahaan, sehingga "orang jahat" akan lebih aman menikmati
keuntungan kotor mereka).
Begitu juga dengan pengertian dari Pamela H. Bucy dalam
bukunya yang berjudul white Collar Crime: Cases and Materials.
Bahwa Money laundering adalah sebagai berikut, Money
laundering is the concealment of the existence, nature of illegal
source of illicit funds in such a manner that the funds will appear
legitimate if discovered.] Maknanya adalah Pencucian uang
sebagai penyembunyian keberadaan, sifat atau sumber illegal,
pergerakan atau kepemilikan uang demi alasan apapun.
Pengertian pencucian uang dalam UU no. 25 Tahun 2003
adalah perbuatan menempatkan, menstranfer, membayarkan,
membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan,
membawa ke luar negeri, menukarkan, atau perbuatan lainnya atas
harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil
tindakan pidana dengan maksud untuk menyembunyikan, atau
menyamarkan asal usul harta kekayaan sehingga seolah-olah
menjadi harta Kekayaan yang sah (Pasal 1 angka 1 Undang-undang
No. 25 Tahun 2003 tentang perubahan atas Undang-Undang No.
15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang).
Sedangkan dalam UU No. 8 Tahun 2010 tantang Pencegahan dan
pembarantasan tindak Pidana Pencucian uang, pengertian
pencucian uang mengalami perluasan menjadi segala perbuatan
yang memenuhi unsure-unsur tindak pidana sesuai dengan
ketentuan dalam Undang-Undang ini.
5
2.2 Tahap-Tahap atau mekanisme Pencucian Uang
Secara umum terdapat beberapa tahap dalam melakukan usaha
pencucian uang, yaitu sebagai berikut.
1 Tahap Penempatan (Placement)
6
uang haram tersebut, misalnya bearer bonds, forex market, stocks.
Disamping cara tersebut, langkah lain yang digunakan adalah
dengan menciptakan sebanyak mungkin account dari perusahaan
fiktif/semu dengan memanfaatkan aspek kerahasiaan bank dan
keistimewaan hubungan antara nasabah bank dengan pengacara.
Upaya ini dilakukan untuk menghilangkan jejak atau usaha audit
sehingga seolah-olah merupakan transaksi finansial yang legal.
3 Tahap Penggabungan atau Tahap Integration
Tahap Integration merupakan tahap pengumpulan dan
menyatukan kembali uang hasil kejahatan yang telah melalui
tahap pelapisan dalam suatu proses arus keuangan yang sah. Pada
tahap ini uang hasil kejahatan benar-benar telah bersih dan sulit
dikenali hasil tindak pidana, dan muncul kembali sebagai asset
investasi yang tampaknya legal.
Integration (penggabungan) adalah proses pengalihan uang
yang diputihkan hasil kegiatan placement maupun layering ke
dalam aktivitas-aktivitas atau performa bisnis yang resmi tanpa
ada hubungan/links ke dalam bisnis haram sebelumnya. Pada
tahap ini uang haram yang telah diputihkan dimasukkan kembali
ke dalam sirkulasi dalam bentuk yang sesuai dengan aturan
hukum, dan telah berubah menjadi legal. Ada tulisan yang
menyebutkan bahwa cara tersebut juga disebut spin dry yang
merupakan gabungan antara repatriation dan integration.
7
kalah saing. Bila keadaan ini bertahan lama perusahaaan yang sah
tidak bertahan lama dan kejahatan akan semakin sulit diberantas.
8
Undang Nomor 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian uang,
telah menunjukkan arah positif. Hal itu, tercermin dari meningkatnya
kesadaran dari pelaksana Undang-Undang tentang tindak Pidana
Pencucian Uang, seperti penyedia jasa keuangan dalam melaksanakan
kewajiban pelaporan, lembaga Pegawas dan Pengatur dalam pembuatan
peraturan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
dalam kegiatan analisis, dan penegak hukum dalam menindaklanjuti hasil
analisis hingga penjatuhan sanksi pidana dan/atau sanksi administrative
(UU No. 8 Tahun 2010).
Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 memuat materi muatan, yaitu:
1 Redefinisi pengertian hal yang terkait dengan tindak pidana
Pencucian uang.
2 Penyempurnaan Kriminalisasi tindak pidana Pencucian uang.
3 Pengaturan mengenai penjatuhan sanksi pidana dan sanksi
administrative.
4 Pengukuran penerapan prinsip mengenali Pengguna Jasa
5 Perluasan pihak Pelapor.
6 Penetapan mengenai jenis pelaporan oleh penyedia barang dan/atau
jasa lainnya.
7 Penataan mengenai Pengawasan Kepatuhan.
8 Pemberian kewenangan kepada Pihak Pelapor untuk menunda
transaksi.
9 Perluasan kewenangan Direktorat jenderal Bea dan Cukai terhadap
pembawaan uang tunai dan instrument pembayaran lain ke dalam
atau ke luar daerah pabean.
10 Pemberian kewenangan kepada penyidik tindak pidana asal untuk
menyidik dugaan tindak pidana Pencucian uang
11 Perluasan instasi yang berhak menerima hasil analisis atau
pemeriksaan PPATK.
12 Penataan kembali kelembagaan PPATK.
13 Penambahan kewenangan PPATK, termasuk kewenangan untuk
menghentikan sementara Transaksi.
14 Penataan kembali hukum acara pemeriksaan tindak pidana
Pencucian uang, dan
15 Pengaturan mengenaii penyitaan Harta Kekayaan yang berasal dati
tindakan pidana.
9
a. Pertama
Tindak pidana pencucian uang aktif, yaitu Setiap Orang
yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,
menbayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan uang uang atau
surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan.
(Pasal 3 UU RI No. 8 Tahun 2010).
10
atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1). Hal tersebut dianggap juga sama
dengan melakukan pencucian uang. Namun, dikecualikan bagi
Pihak Pelapor yang melaksanakan kewajiban pelaporan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. (Pasal 5 UU RI No.
8 Tahun 2010).
Berdasarkan Pasal 5 pelaku tindak pidana pasis adalah
setiap orang yang menerima atau menguasai harta kekayaan yang
diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana melalui:
1 Penempatan
2 Pentransferan
3 Pembayaran
4 Hibah
5 Sumbangan
6 penitipan
7 Penukaran
8 Menggunakan harta kekayaan.
c. Ketiga
Dalam Pasal 4 UU RI No. 8/2010, dikenakan pula bagi
mereka yang menikmati hasil tindak pidana pencucian uang yang
dikenakan kepada setiap Orang yang menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul, sumber lokasi, peruntukan, pengalihan
hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas Harta Kekayaan
yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1). Hal ini pun
dianggap sama dengan melakukan pencucian uang.
11
menitipkan,membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan
dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta
Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan dapat
dipidana karena tindak pidana Pencucian Uang dengan pidana penjara
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
Dengan demikian, disinilah peran Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai lembaga independen yang
dibentuk dalam rangka mencegah dan memberantas tindak pidana
Pencucian Uang dengan cara menyediakan informasi inteligen yang
dihasilkan dari analisis terhadap laporan-laporan yang disampaikan kepada
PPATK . Dalam melaksanakan tugasnya, PPATK mempunyai fungsi
sebagai berikut (Pasal 40 UU No. 8 Tahun 2010):
1 Pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
2 Pengelolaan data dan informasi yang diperoleh ppatk
3 Pengawasan terhadap kepatuhan pihak pelapor
4 Analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi transaksi
keuangan yang berindikasi tindak pidana pencucian uang dan/atau
tindak pidana lain.
12
2.6 Profil Anas Urbaningrum
13
diperoleh dari perbuatan korupsi. Proyek-proyek pemerintah diatur
sedemikian rupa sehingga terjadi mark-up, penyuapan, penerimaan
gratifikasi, dan penyalahgunaan wewenang, sehingga berimbas pada
gagalnya pelaksanaan beberapa proyek yang bernilai puluhan bahkan
ratusan milyar di Kemenpora, Kemendiknas dan BUMN.
Atas berbagai aksi dan manuvernya itu, Anas menerima kekayaan antara
lain:
Penerimaan gratifikasi berupa uang sebesar Rp 2 milyar dari PT
Adhi Karya;
Penerimaan gratifikasi berupa uang dari Nazaruddin (Permai Group)
sebesar Rp 84,516 milyar dan USD 36 ribu untuk keperluan persiapan
pencalonan ketua umum Partai Demokrat;
Penerimaan gratifikasi berupa uang dari Nazaruddin (Permai Group)
sebesar Rp 30 milyar dan USD 5,2 juta untuk keperluan pelaksanaan
pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat;
Penerimaan gratifikasi berupa 1 unit mobil Toyota Harrier seharga Rp 670
juta
Penerimaan gratifikasi lainnya senilai ratusan juta rupiah. Jika ditotal,
lebih dari Rp 117 miliar dan USD 5,5 juta (jika dirupiahkan sekitar Rp71,5
miliar) uang yang dikumpulkan Anas dari hasil korupsi proyek-proyek
pemerintah, sekaligus merupakan bentuk kejahatan pencucian uang. Ia
mengumpulkannya hanya dalam waktu beberapa bulan di tahun 2010.
2.8 Kasus Hukum Anas Urbaningrum
KPK memberikan dakwaan berlapis kepada Anas, yakni dijerat
dengan UU Korupsi dan UU Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Dakwaan kesatu primer, Anas dijerat dengan Pasal 12 huruf-a jo Pasal 18
UU No 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
14
sebagaimana telah diubah dengan UU RI No 20 tahun 2001 tentang
perubahan atas UU No 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana, yang berbunyi:
"Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah): pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui
atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk
menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam
jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya."
15
Dakwaan subsidair ketiga, Anas dijerat dengan Pasal 3 ayat (1)
huruf c UU RI No. 15 tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan UU
No. 25 tahun 2003 tentang perubahan atas UU RI No. 15 tahun 2002
tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, yang berbunyi:
"Setiap orang yang dengan sengaja: (c) membayarkan atau membelanjakan
Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil
tindak pidana, baik perbuatan itu atas namanya sendiri maupun atas nama
pihak lain, dipidana karena tindak pidana pencucian uang dengan pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas)
tahun dan denda paling sedikit Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah)
dan paling banyak Rp 15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah)."
16
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Istilah pencucian uang atau money loundering ini telah dikenal
sejak dekade tahun 1930 di Amerika Serikat, yaitu ketika seorang
mafia membeli perusahaan yang sah dan resmi sebagai strateginya.
Investasi terbesar adalah perusahaan pencucian pakaian atau
disebut Laundromat yang saat itu terkenal di Amerika Serikat.Pada
dekade 1920-1930 ada kelompok penjahat yang dipimpin Al
Capone adalah seorang penjahat terkenal dari Amerika Serikat. Ia
melakukan money laundry terhadap uang haram yang didapatnya
dengan menggunakan jasa seorang akuntan cerdas bernama Meyer
Lansky. Money laundry yang dilakukannya adalah melalui usaha
binatu (laundry). Itulah asal muasal nama money loundering.
Pencucian uang adalah suatu proses atau perbuatan yang bertujuan
untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul uang atau
harta kekayaan yang diperoleh dari hasil tindak pidana yang
kemudian diubah menjadi harta kekayaan yang seolah-olah berasal
dari kegiatan yang sah.
Secara umum terdapat beberapa tahap dalam melakukan usaha
pencucian uang, yaitu:
Tahap Penempatan (Placement), memindahkan uang haram
dari sumbernya untuk menghindarkan jejak dengan metode
smurfing. Metode ini mengelabui ketentuan untuk
melaporkan transaksi uang tunai sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Dalam tahap ini bisa juga penempatan uang
hasil criminal itu dimasukkan dalam sisten keuangan, baik
dengan cara memasukkan ke deposito, saham, atau
mengonversikannya ke dalam mata uang lain.
Tahap Pelapisan (Layering) merupakan upaya untuk
mengurangi jejak asal uang tersebut atau cirri-siri asli dari
uang hasil kejahatan tersebut atau nama pemilik uang hasil
tindak pidana, dengan melibatkan tempat-tempat atau bank
di Negara-negara dimana kerahasiaan bank akan
menyulitkan pelacakan jejak uang. Tindakan ini dapat
berupa transfer dana ke Negara lain dalam bentuk mata
uang asing, pembelian property, pembelian saham pada
bursa efek menggunakan deposit di bank A untuk
meminjam uang di bank B dan sebagainya.
17
Tahap Penggabungan (Integration) merupakan tahap
pengumpulan dan menyatukan kembali uang hasil kejahatan
yang telah melalui tahap pelapisan dalam suatu proses arus
keuangan yang sah. Pada tahap ini uang hasil kejahatan
benar-benar telah bersih dan sulit dikenali hasil tindak
pidana, dan muncul kembali sebagai asset investasi yang
tampaknya legal.
Pencucian uang secara potensial dapat menghancurkan ekonomi,
keamanan dan membawa dampak sosial. Pencucian uang
menyediakan bahan bakar bagi penyelundupan narkoba, penyapan
dan lainnya untuk menjalankan dan memperluas perusahaan
mereka. Secara faktual kegiatan pencucian uang sulit untuk
ditindak dan diberantas, tetapi pencucian uang harus di persempit
ruang geraknya /diperangi, karena kegiatan itu telah mengganggu
sistem ekonomi suatu bangsa dan sistem-sistem lainnya.
Penanganan tindak pidana pencucian uang di Indonesia yang
dimulai sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002
tentang Tindak Pidana Pencucian uang sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2003 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana
Pencucian uang, telah menunjukkan arah positif.
Pasal 3
Setiap orang yang menempatkan, mentranfer, mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan,
membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan
dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain
atas Harta kekayaan yang diketahui atau perlu diduganya
merupakan hasil tindak pidana.
Pasal 4
Setiap orang yang menyembunyikan atau menyamarkan
asal-usul, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak,
atau kepemilikan yang sebenarnya atas Harta Kekayaan
yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil
tindak pidana.
Mengenai sanksi terhadap orang yang telah melakukan pencucian
uang telah diatur sedemikian rupa dalam UU TPPU .Seperti halnya
dalam Pasal 3 dalam UU TPPU Setiap Orang yang menempatkan,
mentransfer mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan,membawa ke luar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau
18
perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul Harta Kekayaan dapat dipidana karena
tindak pidana Pencucian Uang dengan pidana penjara paling lama
20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
Anas ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada 22 Februari
2012. Ia didakwa terjerat kasus korupsi sekaligus kejahatan
pencucian uang, dengan tuntutan 15 tahun penjara, denda Rp500
juta, uang pengganti sebesar Rp 94,18 miliar dan USD 5,26 juta,
dengan pidana tambahan berupa pencabutan hak untuk dipilih
dalam jabatan politik.
lebih dari Rp 117 miliar dan USD 5,5 juta (jika dirupiahkan sekitar
Rp71,5 miliar) uang yang dikumpulkan Anas dari hasil korupsi
proyek-proyek pemerintah, sekaligus merupakan bentuk kejahatan
pencucian uang.
MA menjatuhkan vonis pidana penjara 14 (empat belas) tahun
dikurangi masa tahanan, denda Rp5 miliar subsidair 1 (satu) tahun
4 (empat) bulan kurungan, uang pengganti Rp57,59 miliar dan
USD 5,26 juta subsidair 4 (empat) tahun penjara. Pidana tambahan
berupa pencabutan hak untuk dipilih dalam jabatan politik.
3.8 Saran
Diperlukan peran serta masyarakat untuk melaporkan setiap
transaksi yang mencurigakan serta lembaga-lembaga suatu “kelompok
pengawas” yang secara konsisten melakukan pengawasan terhadap
penguasa dan jajaran pemerintahannya misalnya lembaga PPATK di setiap
kabupaten atau kota untuk mengawsi perilaku yang menyimpang.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://acch.kpk.go.id
http://id.wikipedia
http://news.liputan6.com
https://merdeka.com
20