Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENCUCIAN UANG

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Haris Resmawan,Se., M.Ak.,CA

DISUSUN OLEH
Mohamad Ilham Alamsyah Azis
(214020076)

Universitas Pasundan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
KATA PENGANTAR

Pertama-tama mari kita panjatkan puji serta syukur kepada Allah


SWT, jika bukan berkat rahmat dan hidayah nya kita semua tidak dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang telah di berikan oleh Bapak
Drs. Haris Resmawan,Se., M.Ak.,CA yang berjudul pencucian ang
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah masih terdapat
banyak kesalahan yang saya lakukan sehingga tidak dapat di pungkuri
terdapat perbantuan dari pihak Dosen ataupun Teman dalam proses
pembuatan makalah ini karena kritik dan saran nya membuat saya dapat
menyelesaikan Makalah ini.

Bandung 10, Oktober 2022

Penulis

2
Daftar Isi

BAB I 4
BAB II 6
BAB III 7
BAB IV 15
BAB V 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Jika kita melihat keadaan sekarang banyak sekali kasus kasus yang
berkaitan dengan pencucian uang atau sering disebut Money Laundering
yang dimana hal ini menjadi salah satu pusat perhatian bagi beberapa
kalangan, dan kasus kasus terkait bukan hanya sekedar dalam skala nasional
saja, bahkan dalam skala global pun banyak sekali kasus-kasus pencucian
uang ini. Jika kita melihat dari hal itu nyatanya banyak sekali kejahatan
money laundering dari waktu ke waktu yang semakin sering terjadi
Dalam aspek hukum money laundering atau pencucian uang
merupakan suatu aspek kriminalitas yang berhadapan dengan individu,
bangsa dan negara maka pada saatnya sifat dari money laundering menjadi
universal dan menembus batas batas yuridiksi negara. Dalam kasus ini pada
awal nya kasus money laundering atau pencucian uang sering di lakukan
oleh orang orang yang selalu bepergian keluar negeri, namun berkat
kamajuan teknologi dan informasi kasus ini lebih mudah terjadi karena tidak
seperti sebelumnya para pelaku tidak harus bepergian keluar negeri dan
sekarang money laundering dapat dilakukan melalui atau menggunakan
sarana internet. Dengan system tersebut kasus ini dapat di lakukan secara
elektronik melalui bank, contoh hal yang dapat dilakukan oleh pelaku
money laundering ialah mereka dapat mendopositokan uang yang mereka
dapatkan secara kotor kepada suatu bank tanpa mencantumkan identitas
mereka. Money laundering merupakan suatu aspek perbuatan kriminal
karena sifat kriminalitasnya adalah berkaitan dengan latar belakang dari
perolehan sejumlah uang yang sifatnya gelap, haram atau kotor, lalu
sejumlah uang kotor ini kemudian dikelola dengan aktivitas-aktivitas
tertentu seperti dengan membentuk usaha, mentransfer atau

4
mengkonversikannya ke bank atau valuta asing sebagai langkah untuk
menghilangkan latar belakang dari dana kotor tersebut.
Pada awalnya di dunia internasional money laundering terkait
dengan perdagangan obat bius /narkotika dan kejahatan besar lainnya dan
tidak dikaitkan dengan kejahatan-kejahatan seperti korupsi (BPKP, 1999).
Kini pencucian uang sudah dikaitkan dengan proses atau uang hasil
perbuatan kriminal yang umumnya dalam jumlah besar, sementara di
berbagai negara termasuk Indonesia, uang yang diperoleh dari hasil korupsi
adalah termasuk kategori kriminal, maka masalah money laundering
dikaitkan juga dengan perbuatan korupsi.
Hal-hal lain menyebabkan terjadinya praktek money laundering di
Indonesia, dapat juga disebabkan karena Indonesia menganut system devisa
bebas. Sistem devisa bebas memungkinkan setiap orang bebas memasukkan
atau membawa keluar valuta asing dari wilayah yuridiksi Indonesia, sesuai
dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Ekspor,
Impor, dan Lalu lintas Devisa. Padahal sebelum keluarnya kebijakan hukum
diatas ada ketentuan supaya setiap devisa yang keluar masuk, harus dicatat
oleh Bank Indonesia sebagaimana digariskan dalam UU No.32 Tahun 1964
tentang lalu lintas devisa. Disatu sisi, Undang-undang Nomor 2 Tahun 1999
tentang Pelaksanaan Ekspor, Impor dan lalu lintas. Devisa memang
dimaksudkan untuk mengatasi keterbatasan dana bagi pembangunan
nasional, hal ini mengundang masuknya investor asing menanamkan
modalnya di Indonesia, namun disisi lain timbul dampak yang tidak
diinginkan berupa efek negatif dalam bentuk terjadinya money laundering.

5
BAB II
RUMUSAN MASALAH
             
PERMASALAHAN
1. Pengertian dari pencucian uang
2. Upaya pencegahan dari tindak pidana pencucian uang
3. Bentuk bentuk tindak pidana kasus pencucian uang yang terjadi di
Indonesia

METODE PENELITIAN
 Pendekatan masalah
Penulisan ini menggunakan pendekatan secara yuridis normatif, yang
dilakukan dengan mengindentifikasi permasalahan yang menjadi
pokok bahasan kemudian dikaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan dengan menggunakan bahan hukum

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. Money Laundering
       I.            Pengertian Tindak Pidana Pencucian Uang
Istilah pencucian uang atau money laundring telah di kenal sejak tahun 1930
di Amerika Serikat,yaitu ketika Mafia membeli perusahaan yang sah dan
resmi sebagai salah satu strateginya .Investasi terbesar adalah perusahaan
pencucian pakaian atau Laundromat yang ketika itu terkenal di Amerika
Serikat ,yaitu ketika Mafia membeli perusahaan pencucian pakaian ini
perkembang maju,dan berbagai perolehan uang hasil kejahatan seperti dari
cabang usaha lainnya ditanamkan ke perusahaan pencucian pakaian
ini,seperti uang hasil minuman keras illegal,hasil perjudian dan hasil usaha
pelacuran. Pada tahun 1980-an uang hasil kejahatan semakin
berkembang,dengan berkembangnya bisnis haram seperti perdagangan
narkotika dan obat bius yang mencapai miliarab rupiah sehingga kemudian
muncul istilah narco dollar,yang berasal dari uang haram perdagangan
narkotika.
Kejahatan pencucian uang ( money laundring ) belakangan ini makin
mendapat perhatian khusus dari berbagai kalangan, yang bukan saja dalam
skala nasional, tetapi juga meregional dan mengglobal melalui kerja sama
antar negara-negara. Gerakan ini terpicu oleh kenyataan di mana kini
semakin maraknya kejahatan money laundering dari waktu ke waktu,
sementara kebenyakan negara belum menetapkan sistem hukumnya untuk
memerangi atau menetapkannya sebagai kejahatan yang harus diberantas.
Sebegitu besarnya dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap
perekonomian suatu negara, sehingga negara-negara di dunia dan organisasi
internasional merasa tergugah dan termotivasi untuk menarik perhatian yang
lebih serius terhadap pencegahan dan pemberantasan kejahatan pencucian
uang. Hal ini didorong karena kejahatan money laundering mempengaruhi
sistem perekonomian khususnya menimbilkan dampak negatif baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Pengertian Money Laundring
o  Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang memberikan definisi pencucian uang dalam Pasal 1
angka 1 yang berbunyi sebagai berikut:

7
“Pencucian Uang adalah perbuatan menempatkan, mentransfer,
membayarkan, membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan,
menitipkan, membawa keluar negeri, menukarkan, atau perbuatan
lainnya atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut dicurigai
merupakan hasil tindak pidana dengan maksud untuk
menyembunyikan, atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan
sehinnga seolah-olah menjadi Harta Kekayaan yang sah.”
o  Menurut Black’s Law Dictionary mengartikan money
laundering diartikan sebagai:
istilah yang digunakan untuk menggambarkan investasi atau
pengalihan bentuk uang mengalir pemerasan, transaksi narkoba, dan
salah satu sumber yang ilegal ke saluran sah sehingga sumber aslinya
tidak dapat ditelusuri”.
o  Menurut Konvensi PBB Tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perdagangan Illegal Narkotika, Obat- obatan Berbahaya dan
Psikotropika Tahun 1988 (the United Nations Convention Against
Illicit Trafic in Narcotics, Drugs and Psychotropic Substances of
1988), money laundering “adalah Konversi atau pengalihan harta,
mengetahui bahwa kekayaan tersebut berasal dari serius (dpt dituduh)
pelanggaran atau pelanggaran, atau dari tindakan partisipasi dalam
tindak pidana atau pelanggaran, untuk tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan kekayaan yang tidak sah atau membantu apapun orang
yang terlibat dalam komisi seperti suatu pelanggaran atau pelanggaran
untuk menghindari konsekuensi hukum dari tindakannya, atau
penyembunyian atau penyamaran yang sifat benar, sumber, lokasi, sifat,
gerakan, hak-hak yang berkaitan dengan, atau kepemilikan
properti, mengetahui bahwa kekayaan tersebut berasal dari seorang
yang serius (dpt dituduh) pelanggaran atau pelanggaran atau dari suatu
tindakan seperti partisipasi dalam suatu tindak pidana atau pelanggaran.
o  Menurut Welling, 
money laundering adalah proses yang satu counceals keberadaan,
sumber ilegal, pendapatan, dan tahan penyamaran bahwa pendapatan
untuk membuatnya tampak sah)”.
o  Pamela H. Bucy 
dalam bukunya yang berjudul White Collar Crime: Cases and
Marerial, money laundering adalah penyembunyian keberadaan, sifat
ilegal sumber dana ilegal sedemikian rupa sehingga dana akan muncul
sah jika ditemukan)”

8
Dapat disimpulkan bahwa Pencucian Uang adalah kegiatan-kegiatan yang
merupakan proses yang dilakukan oleh seorang atau organisasi kejahatan
terhadap uang haram(uang yang berasal dari tindak kejahatan) dengan
maksud menyembunyikan asal usul uang tersebut dari pemerintah atau
otoritas yang berwenang melakukan penindakan terhadap tindak kejahatan
dengan cara terutama memasukkan uang tersebut ke dalam sistem
keuangan (financial system) sehingga apabila uang tersebut kemudian
dikeluarkan dari sistem keuangan itu, maka uang tersebut telah berubah
menjadi sah.
Melalui money laundering pendapatan atau kekayaan yang berasal dari
kegiatan yang melawan hukum diubah menjadi aset keuangan yang seolah-
olah berasal dari sumber yang sah/legal.
Dalam perkembangan selanjutnya, yang termasuk kategori Pencucian Uang
adalah orang yang membantu seseorang untuk menyembunyikan sebuah
rumah yang diketahuinya atau patut diketahuinya dibeli dengan
menggunakan uang hasil korupsi, Undang-undang No. 15 Tahun 2002 di
dalam Pasal 3 ayat (2) bahkan memasukkan unsur percobaan, pembantuan,
atau permufakatan melakukan tindak pidana pencucian uang sebagai tindak
pidana yang diancam pidana penjara dan pidana denda.
Sebagaimana diketahui, pemanfaatan bank dalam kejahatan pencucian uang
dapat berupa:
a.    menyimpan uang hasil tindak pidana dengan nama palsu;
b.    menyimpan uang di bank dalam bentuk deposito/tabungan
rekening/giro;
c.    menukar pecahan uang hasil kejahatan dengan pecahan lainnya
yang lebih besar atau kecil;
d.   bank yang bersangkutan dapat diminta untuk memberikan kredit
kepada nasabah pemilik simpanan dengan jaminan uang yang disimpan
pada bank yang bersangkutan;
e.    menggunakan fasilitas transfer atau EFT (Electronic Fund
Transfer);
f.     melakukan transaksi ekspor impor fiktif dengan menggunakan
sarana Lie dengan memalsukan dokumen-dokumen yang dilakukan
bekerja sarna dengan oknum pejabat terkait; dan
g.    pendirian/pemanfaatan bank gelap

9
B. Faktor Penyebab Pencucian Uang

Faktor penyebab terjadinya pencucian uang terutama terletak


pada lemahnya regulasi keuangan, dan keseriusan perbankan atau
pemerintah negara tertentu untuk memberantas praktik pencucian
uang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebebasan pencucian uang,
yaitu: Placement, Layering, dan Integration.
1. Placement merupakan fase menempatkan uang yang dihasilkan
dari suatu aktivitas kejahatan misalnya dengan pemecahan
sejumlah besar uang tunai menjadi jumlah kecil yang tidak
mencolok untuk ditempatkan dalam sistem keuangan baik
dengan menggunakan rekening simpanan bank, atau
dipergunakan untuk membeli sejumlah instrumen keuangan
(misalnya cek atau giro) yang akan ditagihkan dan selanjutnya
didepositokan di rekening bank yang berada di lokasi lain.
Placement dapat pula dilakukan dengan pergerakan fisik dari
uang tunai, baik melalui penyelundupan uang tunai dari suatu
negara ke negara lain, dan menggabungkan antara uang tunai
yang berasal dari kejahatan dengan uang yang diperoleh dari
hasil kegiatan yang sah.
2. Layering, diartikan sebagai memisahkan hasil tindak pidana dari
sumbernya yaitu aktivitas kejahatan yang terkait melalui
beberapa tahapan transaksi keuangan. Dalam hal ini terdapat
proses pemindahan dana dari beberapa rekening atau lokasi
tertentu sebagai hasil placement ke tempat lainnya melalui
serangkaian transaksi yang kompleks yang didesain untuk
menyamarkan/menyembunyikan sumber uang “haram” tersebut.

10
3. Integration, yaitu upaya untuk menetapkan suatu landasan
sebagai suatu ’legitimate explanation' bagi hasil kejahatan. Disini
uang yang ‘dicuci’ melalui placement maupun layering dialihkan
ke dalam kegiatan-kegiatan resmi sehingga tampak tidak
berhubungan sama sekali dengan aktivitas kejahatan sebelumnya
yang menjadi sumber dari uang yang di-laundry. Pada tahap ini
uang yang telah dicuci dimasukkan kembali ke dalam sirkulasi
dengan bentuk yang sejalan dengan aturan hukum.

C. Penegakan Hukum Tindak Pidana Pencucian Uang di Indonesia


Undang – Undang tindak pidana pecucian uang menetapkan
perbuatan-perbuatan yang tergolong tindak pidana pencucian uang
adalah
a.       Perbuatan yang dengan sengaja menempatkan, mentransfer,
membayarkan atau membelanjakan, menghibahkan atau
menyumbangkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, menukarkan
atau perbuatan lainnya atas harta kekayaan yang diketahui atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana, dengan maksud
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
(Pasal 3 ayat 1)
b.      Perbuatan percobaan, pembantuan atau permufakatan jahat
untuk melakukan tindak pidana pencucian uang (Pasal 3 ayat 2).
c.       Perbuatan menerima atau menguasai penempatan,
pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran
harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan
hasil tindak pidana (Pasal 6 ayat 1).Tindak pidana lainnya yang
berkaitan dengan pencucian uang dengan pemberian sanksi pidana
dalam UU TPPU adalah :
1.      Penyedia Jasa Keuangan yang dengan sengaja tidak
menyampaikan laporan yang diwajibkan dipidana dengan pidana
denda paling sedikit Rp250 juta dan paling banyak Rp1.000 juta
(Pasal 8).
2.      Setiap orang yang tidak melaporkan pembawaan uang tunai
dalam rupiah sejumlah Rp100 juta atau lebih atau mata uang asing
yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah
negara Republik Indonesia (Pasal 9).

11
3.      PPATK, penyidik, saksi, penuntut umum, hakim atau orang lain
yang terkait dengan perkara tindak pidana pencucian uang yang
sedang diperiksa, melanggar larangan menyebut identitas pelapor
(Pasal 10).
4.      Direksi, pejabat, atau pegawai penyedia jasa keuangan yang
memberitahukan kepada pengguna jasa keuangan atau orang lain baik
langsung atau tidak langsung mengenai laporan transaksi keuangan
mencurigakan yang sedang disusun atau telah disampaikan kepada
PPATK, dipidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 5
tahun serta denda paling sedikit Rp100 juta dan paling banyak
Rp1.000 juta (Pasal 17A)
5.      Pejabat atau pegawai PPATK atau penyelidik/penyidik, penuntut
umum, hakim dan siapapun juga yang membocorkan informasi yang
diwajibkan oleh UU TPPU karena melaksanakan tugasnya, apabila
sengaja dipidana penjaran 5 sampai dengan 15 tahun dan jika tidak
sengaja dipidana penjara 1 sampai dengan 3 tahun (Pasal 10A).
Undang – Undang tindak pidana pencucian uang telah mengatur
adanya perlindungan bagi perusahaan jasa keuangan.perlindungan
tersebut adalah :
1)      Perusahaan jasa keuangan tidak terkena sanksi rahasia bank
(Pasal 47 ayat 2 UU Perbankan) dalam hal :
a.    Melaksanaan kewajiban pelaporan kepada PPATK sebagaimana 
diatur dalam Pasal 13 (Pasal 14)
b.    Memberikan informasi dan segala keterangan kepada PPATK dlm
rangka audit (Pasal 27 ayat 3)
c.    Memberikan keterangan rahasia bank kepada penyidik, penuntut
umum dan hakim  (Pasal 33 ayat 2)
2)      Perusahaan Jasa Keuangan, pejabat, serta pegawainya tidak
dapat dituntut baik secara perdata dan pidana atas pelaksanaan
kewajiban pelaporan (Pasal 15 dan Pasal 43)
3)      Pihak pelapor diberikan perlindungan khusus oleh negara dari
kemungkinan ancaman yang membahayakan diri, jiwa, dan atau
hartanya termasuk keluarganya (Pasal 40 ayat 1)
4)      Dalam praktek, perlindungan bisa berasal dari Perusahaan Jasa
Keuangan itu sendiri terkait dengan pembocoran informasi atas
laporan transaksi keuangan mencurigakan yang sedang disusun atau
sudah dilaporkan kepada PPATK (Pasal 17A). Sumber keterangan dan
laporan transaksi keuangan wajib dirahasiakan dalam persidangan
(Pasal 10 A ayat 2) dan kewajiban bagi hakim untuk mengingatkan

12
kepada semua pihak agar tidak mengungkap identitas pelapor (Pasal
41).
Untuk lebih menguatkan upaya perlindungan di atas, Kapolri telah
mengeluarkan peraturan pelaksanaannya yaitu Peraturan Kapolri
No.Pol.: 17 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pemberian Perlindungan
Khusus Terhadap Pelapor dan Saksi Dalam TPPU. Dalam ketentuan
ini, antara lain diatur bahwa pemberi Perlindungan Khusus  adalah
Aparat Kepolisian Negara Republik Indonesia, sedangkan
pemohon/penerima Perlindungan Khusus : Pelapor, Saksi, PPATK,
Penyidik, Penuntut Umum dan Hakim. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa : Pelapor adalah : (a) Reporting Parties/Pihak Pelapor/PJK dan
(b) setiap orang yang melaporkan dugaan terjadinya TPPU; saksi
adalah orang yg memberi keterangan dalam penyidikan, penuntutan
dan peradilan tentang perkara TPPU yg didengar, dilihat dan atau
dialami sendiri; dan Keluarga adalah keluarga inti (suami/istri dan
anak dari pelapor dan saksi). Sedangkan yang dilindungi adalah :
keamanan pribadi dari ancaman fisik atau mental; harta benda;
perahasiaan dan penyamaran identitas; dan pemberian keterangan
tanpa bertatap muka (konfrontasi) dengan tersangka atau terdakwa. 

D. Unsur Tindak Pidana Pencucian Uang

1. Setiap Orang dengan Sengaja, setiap orang adalah orang


perseorangan (natural person) atau korporasi (legal person),
sedangkan dengan sengaja atau kesengajaan adalah menghendaki
atau menginsyafi atau dengan kesadaran penuh atau keyakinan
dirinya terjadinya suatu perbuatan atau tindakan beserta akibat
yang ditimbulkannya.
2. Menempatkan Harta Kekayaan adalah perbuatan memasukkan
uang dari luar Penyedia Jasa Keuangan ke dalam Penyedia Jasa
Keuangan, seperti menabung, membuka giro dan mendepositokan
uang.
3. Mentransfer Harta Kekayaan adalah perbuatan pemindahan uang
dari Penyedia Jasa Keuangan satu ke Penyedia Jasa Keuangan
lain baik di dalam maupun di luar negeri atau dari satu rekening
ke rekening lainnya di kantor bank yang sama ataupun bank  yang
bebeda.
4. Membayarkan harta kekayaan adalah menyerahkan sejumlah
uang dari seseorang kepada pihak lain.
5. Membelanjakan harta kekayaan adalah penyerahan sejumlah uang
atas pembelian suatu benda.
6. Menghibahkan harta kekayaan adalah perbuatan hukum untuk
mengalihkan kebendaan secara hibah sebagaimana yang telah
dikenal dalam pengertian hukum secara umum.

13
7. Menyumbangkan harta kekayaan adalah pemberian sesuatu benda
secara cuma-cuma.
8. Menitipkan harta kekayaan adalah menyerahkan pengelolaan atau
penguasaan atas sesuatu benda dengan janji untuk diminta
kembali atau sebagaimana diatur dalam KUH Perdata.
9. Membawa ke luar negeri harta kekayaan adalah kegiatan
pembawaan uang secara fisik melewati wilayah pabean RI.
10. Menukarkan adalah perbuatan yang dilakukan dengan cara atau
mekanisme tukar menukar atas semua benda bergerak maupun
benda tidak bergerak, baik yang berwujud maupun tidak
berwujud, termasuk benda dalam bentuk mata uang tertentu yang
ditukar dengan mata uang yang lainnya dan jenis surat berharga
satu yang ditukar dengan surat berharga lainnya atau bentuk
lainnya. Kegiatan penukaran uang lazimnya dilakukan di
Pedagang Valuta Asing dan Bank.
11. Perbuatan lainnya adalah perbuatan-perbuatan di luar perbuatan
yang telah diuraikan di atas.
Dengan maksud menyembunyikan atau menyamarkan asal usul
harta kekayaan, yaitu yang disembunyikan adalah asal usul harta
kekayaan, sehingga orang lain secara wajar tidak akan
mengetahui asal usul harta kekayaan dari mana asal atau
sumbernya.

14
BAB IV
BEDAH KASUS

A.   Analisis Kasus
Pada masa sekarang sudah banyak orang yang tahu bahwa istilah
“moneylaundering”(pencucianuang) dirty    money   (“uang   kotor”) sangat  
 erat   sekali   hubungannya. Keduanya, bagaikan dua sisi mata uang yang
tak terpisahkan. Uang kotor ini, yang ada kalanya juga disebut dengan
istilah “uang haram”, diperoleh pelakunya dengan cara melawan hukum
seperti mencuri, merampok, memproduksi dan menjual narkoba, menipu,
korupsi, dan sebagainya. Agar aparat penegak hukum tidak mencurigai uang
kotor itu berasal dari hasil tindak pidana, maka salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh pelakunya ialah dengan praktik pencucian uang, misalnya
dengan membeli saham/properti, untuk membuat uang kotor itu nantinya
menjadi seolah-olah bersumber dari suatu kegiatan yang sah.
Salah satu lembaga pemerintah Indonesia Komisi Pemberantasan
Korupsi(KPK) mulai berani menggunakan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang untuk menjerat koruptor.
Meski telah disahkan hampir dua tahun lalu, penggunaan UU TPPU ini oleh
KPK baru dimulai pada era pimpinan KPK periode ketiga.
Misalnya untuk menjerat mantan Bendahara Umum Partai Demokrat
Muhammad Nazaruddin dalam kasus pembelian saham maskapai
penerbangan nasional Garuda Indonesia. Nazaruddin pun dijerat sebagai
tersangka pencucian uang dalam kasus ini. Diduga, uang yang digunakan
Nazaruddin melalui Grup Permai untuk membeli saham Garuda berasal dari
korupsi. Yang kedua terhadap mantan anggota Badan Anggaran DPR dari
Fraksi Partai Amanat Nasional, Wa Ode Nurhayati. KPK menduga terdapat
rekening sejumlah Rp 10 miliar milik Wa Ode yang disamarkan untuk
kepentingan pencucian uang melalui sejumlah transaksi.

15
Meski UU TPPU  disahkan tahun 2010, KPK periode kedua masih belum
berani menggunakan UU ini untuk menjerat koruptor. Padahal, dalam UU
TPPU disebutkan, salah satu tindak pidana asal pencucian uang adalah
korupsi. KPK pun berwenang menyidik kasus pencucian uang yang tindak
pidana asalnya dari korupsi.
B.   Penerapan Teori Terhadap Pencucian Uang di Indonesia.
Komisi Pemberantasan Korupsi mulai berani menggunakan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang untuk
menjerat koruptor. Misalnya untuk menjerat mantan Bendahara Umum
Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin dalam kasus pembelian saham
maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia. Ia pun dijerat sebagai
tersangka pencucian uang, diduga uang yang digunakan Nazaruddin melalui
Grup Permai untuk membeli saham Garuda berasal dari korupsi. Yang
kedua mantan anggota Badan Anggaran DPR dari Fraksi Partai Amanat
Nasional, Wa Ode Nurhayati. KPK menduga terdapat rekening sejumlah Rp
10 miliar milik Wa Ode yang disamarkan untuk kepentingan pencucian
uang melalui sejumlah transaksi.
Penggunaan UU TPPU terbukti efektif memiskinkan koruptor. Dalam
putusan terhadap Bahasyim dan Gayus, hakim memvonis keduanya agar
menyerahkan harta kekayaan yang diduga diperoleh dengan cara ilegal saat
mereka bekerja sebagai pegawai Ditjen Pajak.

16
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Pelaku kejahatan tindak pidana pencucian uang tidak dengan
mudah dapat melarikan diri ke negara lain, karena suatu
negara kemungkinan telah membuat perjanjian ekstradisi
terlebih dahulu.
b. Pentingnya perjanjian ekstradisi sudah dirasakan bagi setiap
negara di dunia ini khususnya Negara Republik Indonesia.
Karena hampir semua para pelaku tindak pidana pencucian
uang yang merupakan warganegara Indonesia melarikan diri
ke luar negeri apabila kejahatannya mulai ketahuan oleh
polisi.

Daftar Pustaka :
https://heinonline.org/HOL/LandingPage?handle=hein.journals/
indjil5&div=11&id=&page=

https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/10470

https://acch.kpk.go.id/id/jejak-pemberantasan/9-uu-08-tahun-
2010-tindak-pidana-pencucian-uang

https://jurnalius.ac.id/ojs/index.php/jurnalIUS/article/view/323

www.google.com/perbedaan tindak pidana di bidang


perbankan dengan tindak pidana perbankan/rizal
saputra/ diunduh pukul 19.15 wib 15/11/2012

17
Publishing Co., 1990, www.google.com/Pengertian
PPATK/yeti ganarsih/17 juli 2010
http://nasional.kompas.com/read/2012/04/26/06264180/
KPK.Mulai.Berani.Gunakan.UU.Pencucian.Uang
co.id/url?sa=t&rct=j&q=makalah%20tindak%20pidana
%20pencucian
%20uang.doc&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0cc0qfjac&
url=http%3a%2f%2fejournal.narotama.ac.id%2ffiles
%2f06%2520heru%2520kuswanto%2520sh
%2520mh.doc&ei=gockukgyo5gviqfzvib4&usg=afqjcngddf_6
apmht-ouul7zegqrjhvgqq/diunduh pukul 19.25 wib
15/11/2012.

18

Anda mungkin juga menyukai