MONEY LAUNDRY
NAMA ANGGOTA :
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Tindak pidana pencucian uang atau lebih dikenal oleh masyarakat dengan istilah money
laundering, merupakan istilah yang sering didengar dari berbagai media massa, oleh sebab itu
banyak pengertian yang berkembang sehubungan dengan istilah pencucian uang. Dewasa ini
istilah money laundering sudah lazim digunakan untuk menggambarkan usaha-usaha yang
dilakukan oleh seseorang atau badan hukum untuk melegalisasi uang “kotor”, yang diperoleh
dari hasil tindak pidanaPencucian uang sebagai suatu kejahatan yang berdimensi internasional
merupakan hal baru di banyak negara termasuk Indonesia. Sebegitu besarnya dampak negatif
yang ditimbulkannya terhadap perekonomian suatu negara, sehingga negara-negara di dunia
dan organisasi internasional merasa tergugah dan termotivasi untuk menaruh perhatian yang
lebih serius terhadap pencegahan dan pemberantasan kejahatan pencucian uang. Hal ini tidak
lain karena kejahatan pencucian uang (money laundering) tersebut baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat mempengaruhi sistem perekonomian, dan pengaruhnya tersebut
merupakan dampak negatif bagi perekonomian itu sendiri.
1.2.1. pengertian
Dalam ketentuan Pasal 1 angka (1) UU No. 8 Tahun 2010 disebutkan bahwa pencucian uang
adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan
ketentuan dalam undang-undang tersebut. Dalam pengertian ini, unsur-unsur yang
dimaksud adalah unsur pelaku, unsur perbuatan melawan hukum serta unsur merupakan
hasil tindak pidana.
Tahap Placement
tahap dimana menempatkan dana yang dihasilkan dari suatu aktivitas kriminal,
misalnya dengan mendepositkan uang kotor tersebut ke dalam sistem keuangan.
Sejumlah uang yang ditempatkan dalam suatu bank, akan kemudian uang tersebut
akan masuk ke dalam sistem keuangan negara yang bersangkutan.
Tahap Layering
tahap dengan cara pelapisan. Berbagai cara dapat dilakukan melalui tahap ini yang
tujuannya menghilangkan jejak, baik ciri-ciri aslinya ataupun asal-usul dari uang
tersebut.
Tahap Integration
merupakan tahap menyatukan kembali uang-uang kotor tersebut setelah melalui
tahap-tahap placement atau layering di atas, yang untuk selanjutnya uang tersebut
dipergunakan dalam berbagai kegiatan-kegiatan legal. Dengan cara ini akan tampak
bahwa aktivitas yang dilakukan sekarang tidak berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
ilegal sebelumnya, dan dalam tahap inilah kemudian uang kotor itu telah tercuci.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, di mana pencucian uang dibedakan dalam
tiga tindak pidana:
Pertama
Kedua
Tindak pidana pencucian uang pasif yang dikenakan kepada setiap Orang yang
menerima atau menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan,
penitipan, penukaran, atau menggunakan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).Hal
tersebut dianggap juga sama dengan melakukan pencucian uang. Namun, dikecualikan bagi
Pihak Pelapor yang melaksanakan kewajiban pelaporan sebagaimana diatur dalam undang-
undang ini. (Pasal 5 UU RI No. 8 Tahun 2010).
Ketiga
Dilansir dari laman kompasiana.com Kabar tak sedap menerpa Mantan Presiden Republik
Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Skandal Bank Century yang diduga melibatkan SBY dan
kroni-kroninya dibongkar oleh sebuah laporan media asing.
Laman berita Asia Sentinel menurunkan artikel yang berjudul "Indonesia's SBY Government: Vast
Criminal Conspiracy" berdasar hasil investigasi tentang skandal kakap di balik Bank Century hingga
menjadi Bank Mutiara yang akhirnya jatuh ke tangan J Trust.
Berdasar artikel yang ditulis langsung oleh pendiri Asia Sentinel, John Berthelsen, terungkap adanya
konspirasi mencuri uang negara hingga USD 12 miliar dan mencucinya melalui perbankan
internasional.
Laporan tersebut sudah berdasarkan analisis forensik atas berbagai bukti yang dikompilasi oleh
satuan tugas investigator dan pengacara dari Indonesia, Inggris, Thailand, Singapura, Jepang dan
negara lainnya sehingga kebenarannya patut diyakini.
Validasi laporan itu juga semakin kuat karena dilengkapi 80 halaman afidavit atau keterangan di
bawah sumpah yang menyeret keterlibatan lembaga keuangan internasional termasuk Nomura,
standard Chartered Bank, United Overseas Bank (UOB) Singapura dan lainnya.
Menurut laporan Asian Sentinel, Bank Century menjadi pintu untuk merampok keuangan negara
karena ada rekayasa menetapkan Century sebagai bank gagal pada 2008.
Bank Century itu sendiri juga disebut sebagai "Bank SBY" karena menyimpan dana gelap terkait
Partai Demokrat, kemudian disuntik dana pada 2008 serta berubah nama menjadi Bank Mutiara
setelah diakuisisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Rekayasa yang dilakukan era SBY itu sudah sejak awal dilakukan pemerintahannya yaitu tahun 2004
dengan pembentukan Bank Century sebagai hasil merger Bank Pikko, Bank Danpac dan Bank CIC.
Bank Century menjadi gudang penyimpanan jutaan dolar uang yang dikendalikan SBY dan Partai
Demokrat. Padahal, SBY yang meraih kursi kekuasaan di era reformasi dikenal sebagai figur yang
kapabel dan lebih jujur ketimbang pendahulunya.
Banyak nama pejabat yang diseret dalam kasus ini. Misalnya, Weston Capital International dalam
gugatannya menyebut Kartika Wirjoatmodjo (Dirut Bank Mandiri) yang dulu menjabat sebagai
Kepala Eksekutif LPS merancang kesepakatan pembelian Bank Mutiara dengan sarat konspirasi,
ilegal dan tidak transparan guna menjarah aset LPS dalam jumlah USD 1,05 miliar selama 10 tahun.
Bahkan, menurut laporan itu juga disebutkan terdapat 30 pejabat teras di Pemerintah Indonesia
telah bekerja sama selama 15 tahun untuk mencuri, melakukan pencucian uang dan
menyembunyikannya hingga mencapai lebih dari USD 6 miliar dimana hajatan itu dilakukan atas
perintah SBY dan Boediono.
Hasil audit BPK menemukan dana sebesar USD 290 juta yang dicuri dari Bank Century dicuci melalui
BCA, JP Morgan, Bank Danamon dan Bank Mandiri. Audit itu juga mengungkap peran Robert
Tantular selaku pemilik Bank Century yang membuat lebih dari 2.000 rekening palsu di Bank Century
untuk menggelembungkan portofolio pinjaman sekaligus menyiasati syarat rasio kecukupan modal
(CAR) yang ditetapkan BI.
Dalam kasus ini, Bank Century dan Robert Tantular sengaja dipilih untuk menyimpan dana kampanye
ilegal. Robert lantas mencuri USD 500 juta dari banknya sendiri. Konspirasi LPS/Bank Indonesia untuk
menipu kreditur Bank Century hingga lebih dari USD 6 miliar dari 2004 sampai 2018 berasal dari
kejadian tersebut.
Skandal tersebut telah menjadi pembicaraan publik internasional. Sebagai masyarakat yang waras,
tentu saja, kita ingin skandal ini juga diungkap di dalam negeri. Agar kebenaran dan keadilan bisa
ditegakkan.
Hukum harus benar-benar ditegakkan meskipun berhadapan dengan mantan orang nomor satu di
Republik ini. Sebab setiap warga negara harus memiliki kedudukan yang sama di depan hukum yang
berlaku.
https://www.kompasiana.com/fannykinanti1458/5b99ea0212ae946cd1260d95/laporan-terkait-
skandal-bank-century-terbit-sby-diduga-terlibat-dalam-pencucian-uang-negara-hingga-miliaran-
dollar
BAB 3
PENUTUP
1.3.1. kesimpulan
Tindak pidana pencucian uang saat ini telah dianggap sebagai suatu tindakan kriminal yang
akan dikenakan sanksi pidana. Seseorang cendrung akan melakukan tindak kejahatan/kecurangan
tersebut karena adanya tiga faktor. (1)opportunity/ peluang : peluang yang dilihat dari pelaku
pencucian uang ini adalah lemahnya kendali internal dari penyedia jasa keuangan tersebut sebagai
tempat pencucian uang ,(2)pressure/tekanan :para pelaku tersebut melakukan tindak pidana
pencucian uang agar dana yang mereka dapat dari suatu tindakan kriminal atau melanggar
hukum,tidak diketahui oleh para aparat penegak hukum tersebut,(3)rasionalis : merupakan motivasi
pelaku untuk memperkaya diri mereka dari tindakan pelanggaran hukum dengan cara menyamarkan
jejak dana mereka ,motivasi mereka dilanjutkan dengan beberapa tindakan antara lain:
placement,layering,integrating,yang mereka harap tindakan tersebut dapat mengelabui aparat
penegak hukum sehingga pelaku pencucian uang tersebut dapat menikmati dana mereka dengan
tenang.