Anda di halaman 1dari 13

MONEY LAUNDERING

“PENCUCIAN UANG”
Dosen Pengampu Dr. Nurna Aziza, SE., M.Si., Ak., CA
Dessy Riliyanti C2C021006

Karlena Aprianti C2C021012


Reka Afrianti
C2C021019
Selfia Enggelina Ramli C2C021021
PENGERTIAN PENCUCIAN UANG
Tidak ada standar definisi tentang money laundering (Pencucian uang). Menurut Prof. Dr.
Sutan Remy Sjahdeini, banyak definisi tentang money Laundering. Beberapa definisi yang
dikutip dari beliau adalah sebagai berikut:

Menurut FAFT

Menurut Draft Dari European Communities (EC)

Menurut Department Of Justice Canada

Menurut Statement On Prevention Of Criminal Use Of


Banking System
FAKTOR PENYEBAB PENCUCIAN UANG
Menurut Prof Dr Sutan Remy Sjahdeini paling sedikit ada 9
(Sembilan) factor yang menjadi pendorong maraknya
kegiatan pencucian uang diberbagai negara yaitu :

1. Globalisasi sistem keuangan


2. Kemajuan teknologi Informasi
3. Ketentuan rahasia bank yang sangat ketat
4. Penggunaan nama samaran atau anonym
5. Munculnya jenis uang baru yang disebut electronic money (e-money)
6. Praktik pencucian uang secara layering (pelapisan)
7. Berlakunya ketentuan hukum terkait kerahasiaan hubungan antara pengacara dengan
kliennya, dan antara akuntan dan kliennya
8. Pemerintah dari suatu negara kurang bersungguh-sungguh untuk memberantas praktik
pencucian uang yang dilakukan melalui system perbankan
9. Tidak dikriminalisasikannya perbuatan pencucian uang disuatu negara.
DAMPAK PENCUCIAN UANG
Timbul Distorsi dan Menimbulkan Biaya
Merongrong Integritas Pasar
Ketidakstabilan Ekonomi Sosial yang Tinggi
Keuangan Pencucian uang tidak hanya
Pencucian uang terbesar banyak melalui Para pencuci uang lebih tertarik untuk
menginvestasikan dana mereka di mengancam stabilitas dan
industri keuangan. Runtuhnya sejumlah integritas sistem perekonomian
bank dunia, termasuk European Union kegiatan yang tidak perlu bermanfaat
secara ekonomis kepada negara dimana dan keuangan, melainkan juga
Bank, yaitu internet bank pertama, adalah dapat membahayakan kehidupan
akibat keterlibagtan mereka di dalam mereka ditempatkan. Akibat sikap mereka
tersebut, pertumbuhan ekonomi dari bermasyarakat, berbangsa dan
kegiatan kriminal. bernegara.
negara tersebut dapat terganggu.

Merongrong Sektor Swasta Hilangnya Kendali Pemerintah Merusak Reputasi Negara


Yang SAH terhadap kebijakan ekonominya Rusaknya reputasi sebagai akibat
Pencuci uang sering menggunakan Pencuci uang dan kejahatan di bidang kegiatan-kegiatan tersebut dapat
Front Companies untuk mencampur keuangan dapat mengakibtakan terjadinya mengakibatkan negara tersebut
uang haram dengan uang sah dengan perubahan-perubahan yang tidak dapat kehilangan kesempatan-
maksud untuk menyembunyikan uang dijelaskan penyebabnya terhadap jumlah kesempatan global yang SAH
hasil kegiatan kejahatannya permintaan terhadap uang dan sehingga hal tersebut dapat
meningkatkan volatilitas dari arus modal menggangu pembangunan dan
internasional, bunga, dan nilai tukar mata pertumbuhan ekonomi.
uang.
TEKNIK-TEKNIK PENCUCIAN UANG
Pencucian Uang dilakukan melalui 3 Tahap:
Tahap Penempatan, Tahap Pelapisan, Tahap Integrasi

TAHAP PENEMPATAN. Penempatan dana ke instansi keuangan merupakan langkah pertama dalam pencucian uang
sehingga merupakan titik kritis dalam pencegahan pencucian uang. Ada beberapa macam penempatan ini dilakukan :
• Smurfing. Memecahkan transaksi ke dalam nilai yang kecil-kecil dengan menggunakan orang-orang yang berbeda (banyak
pelaku). Pada tanggal yang berdekatan dan di transfer ke rekening lain untuk menghindari syarat pelaporan dan
pengawasan
• Structuring. Membuat banyak transaksi dengan nilai yang kecil-kecil, melakukan transaksi pada tanggal yang berdekatan,
menggunakan bank yang berbeda untuk menghindari syarat pelaporan dan pengawasan
• Menerapkan Cockoo Smurfing. Mengirimkan dana-dana ke pada pihak ke tiga yang menunggu kiriman dana dari luar
negeri dan tidak menyadari dana yang diterimanya merupakan “proceed of crime”
• Menggunakan transaksi-transaksi yang berkaitan dengan investasi, atau asuransi jiwa dengan investasi
• Jika nominlanya besar, mereka bisa memindahkan uang tunai ke luar negeri dalam koper dan mendepositokannya di bank
luar negeri.
• Memanfaatkan kredit atau pinjaaman bank baik pinjaman investasi, pinjaman modal kerja dan lainnya. Dengan cara ini
pelaku pencucian uang mendapat dana bersih yang dicicil dari hasil money loundering
• Memisahkan uangnya menjadi jumlah yang lebih kecil dan mendepositokanya dalam rekening bank atau melakukan
money orders
• Penggunaan “pass through” account yaitu transaksi pengiriman uang yang dilakukan dari satu rekening ke rekening yang
lain dan sebagai penerima akhir adalah pengirim yang pertama.
LANJUTAN.....
TAHAP PELAPISAN. Dimana dengan melakukan transaksi keuangan yang
kompleks, berlapis dan anonim dengan tujuan memisahkan hasil tindak pidana dari
sumbernya ke berbagai rekening sehingga sulit untuk dilacak asal muasal dana tersebut
yang dengan kata lain menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan
hasil tindak pidana tersebut, dengan kata lain terjadi estafet secara berlapis-lapis. Uang
mereka juga bisa dibawa ke luar negeri melalui transfer elektronik. Sekalipun dilakukan
kerja sama antar penegak hukum secara internasional,pelacakanya tidak mudah karena
pelaku bisa memanfaatkan “kerahasian bank”, walking account, walk-in customer, dan
shell company.

TAHAP INTEGRASI. Pelaku memasukan kembali


dana yang sudah kabur asal-usulnya ke dalam harta kekayaan
yang tampak sah untuk dinikmati langsung atau diinvestasikan
ke dalam berbagai bentuk aset maupun instrumen keuangan,
dipergunakan untuk membiayai kegiatan bisnis yang sah
ataupun untuk membiayai kembali kegiatan tindak pidana.
KEWAJIBAN PENCEGAHAN DAN PENDETEKSIAN
PENCUCIAN UANG OLEH PIHAK PELAPOR
Penyedia jasa keuangan atau entitas lain di luar jasa keuangan yang rawan terkena
money laundering (disebut sebagai Pelapor) harus mencermati:
1. Transaksi Keuangan Mencurigakan (TKM)
2. Pengguna Jasa melalui Prinsip Mengenal Pengguna Jasa (dahulu dikenal
sebagai Prinsip Mengenal Nasabah atau Know Your Customers).
3. Identitas diri, sumber dana, dan tujuan Transaksi sesuai isiari formulir yang
disediakan oleh Pihak Pelapor beserta dokumen bendukung yang diberikart
pengguna jasa.
4. Transaksi keuangan tunai dalam jumlah besar
5. Transaksi keuangan transfer dana dari dan keluar negeri.
KEWAJIBAN PENGGUNA JASA KEPADA
PIHAK PELAPOR
Kegagalan mencegah dan mendeteksi pencucian uang sebenarnya bukan milik pihak
pelapor semata karena Undang-undang mengenakan kewajiban kepada pengguna jasa
untuk memberikan identitas dan informasi yang benar yang dibutuhkan oleh Pihak
Pelapor dan sekurang-kurangnya memuat identitas diri, sumber dana, dan tujuan
Transaksi dengan mengisi formulir yang disediakan oleh Pihak Pelapor dan
melampirkan dokumen pendukungnya. Dalam hal Transaksi dilakukan untuk
kepentingan pihak lain, atau Perusahaan yang melakukan Transaksi dengan Pihak
Pelapor (pengguna jasa) wajib memberikan informasi mengenai identitas diri, sumber
dana, dan tujuan Transaksi pihak lain tersebut.
Dalam hal identitas dan/atau Dokumen pendukung yang diberikan tidak lengkap,
Pihak Pelapor wajib menolak Transaksi dengan orang tersebut. Identitas dan
Dokumen pendukung yang diminta oleh Pihak Pelapor harus sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh setiap Lembaga
Pengawas dan Pengatur (misal Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan).
PEMIDANAAN PENCUCIAN UANG DI
INDONESIA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dimana pencucian uang dibedakan dalam tiga tindak pidana:
1. TPPU aktif yaitu setiap orang yangmenempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,
menbayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk,
menukarkan dengan uang uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 2
ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan. (Pasal 3 UU
No. 8 Tahun 2010).
2. TPPU pasif dikenakan kepada setiap orang yang menerima atau menguasai penempatan,
pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan Harta
Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1). Hal tersebut dianggap juga sama dengan melakukan pencucian
uang. Namun, dikecualikan bagi Pihak Pelapor yang melaksanakan kewajiban pelaporan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
3. Dalam Pasal 4 UU No. 8 Tahun 2010, dikenakan pula bagi mereka yang menikmati hasil TPPU yang
dikenakan kepada setiap orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, Sumber lokasi,
peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas Harta Kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1). Hal ini juga dianggap sama dengan melakukan pencucian uang.
TINDAK PIDANA ASAL / PREDICATE CRIME
(PASAL 2 UU 8 TAHUN 2010)
Hasil tindak pidana adalah harta kekayaan bergerak atau tidak bergerak yang berwujud
maupun tidak berwujud, yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Yang
diperoleh dari tindak pidana asal yang meliputi:
a. Korupsi
b. Penyuapan
c. Narkotika, Psikotropika
d. Penyeludupan tenaga kerja dan migran
e. Bidang perbankan, pasar modal dan perasuransian
f. Kepabeanan dan Cukai
g. Perdagangan orang dan senjata gelap
h. Terorisme, Penculikan, Pencurian
i. Penggelapan, penipuan, Pemalsuan uang
j. Perjudian, prostitusi
k. Bidang perpajakan, kehutanan, lingkungan hidup, kelautan dan perikanan
l. Tindak pidana lain yang diancam pidana 4 tahun atau lebih

Harta kekayaan yang diketahui akan digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk
kegiatan terorisme.
PENCUCIAN UANG “UNDERGROUND”

Pemindahan uang haram ada 2 cara yaitu:

• Dengan menggunakan institusi keuangan seperti bank


Formal
value
dan media transfer atau kliring.
transfer
systems

• Tidak dimasukkan dan dipindahkan melalui system perbankan, namun


mampu memindahkan uang haram secara global yang dikenal dengan nama
hawala, hundi, fei chen, black market peso. Cara informal ini tidak dapat
Informa dideteksi karna menghindari system keuangan bahkan tidak perlu adanya
l value pemindahan uang secara fisik. Selain itu terdapat modus yang dikenal
transfer dengan under and over invoicing melalui perusahaan yang legal.
systems
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK)
PPATK dalam UU No. 8 Tahun 2010 adalah lembaga independen di bawah Presiden yang
mempunyai tugas mencegah dan memberantas TPPU serta:

Pencegahan dan Pengelolaan data dan Pengawasan terhadap


pemberantasan TPPU informasi PPATK kepatuhan Pihak Pelapor

Analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi TPPU atau tindak


pidana lain

Dalam pergaulan global PPATK dikenal dengan Indonesian Financial Intelligence Unit (FIU) yang
merupakan anggota dari “The Egmont Group” yaitu asosiasi lembaga FIU di seluruh dunia dalam
mewujudkan dunia iternasional yang bersih dari tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme
sesuai standar terbaik nasional.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai