“PENCUCIAN UANG”
Dosen Pengampu Dr. Nurna Aziza, SE., M.Si., Ak., CA
Dessy Riliyanti C2C021006
Menurut FAFT
TAHAP PENEMPATAN. Penempatan dana ke instansi keuangan merupakan langkah pertama dalam pencucian uang
sehingga merupakan titik kritis dalam pencegahan pencucian uang. Ada beberapa macam penempatan ini dilakukan :
• Smurfing. Memecahkan transaksi ke dalam nilai yang kecil-kecil dengan menggunakan orang-orang yang berbeda (banyak
pelaku). Pada tanggal yang berdekatan dan di transfer ke rekening lain untuk menghindari syarat pelaporan dan
pengawasan
• Structuring. Membuat banyak transaksi dengan nilai yang kecil-kecil, melakukan transaksi pada tanggal yang berdekatan,
menggunakan bank yang berbeda untuk menghindari syarat pelaporan dan pengawasan
• Menerapkan Cockoo Smurfing. Mengirimkan dana-dana ke pada pihak ke tiga yang menunggu kiriman dana dari luar
negeri dan tidak menyadari dana yang diterimanya merupakan “proceed of crime”
• Menggunakan transaksi-transaksi yang berkaitan dengan investasi, atau asuransi jiwa dengan investasi
• Jika nominlanya besar, mereka bisa memindahkan uang tunai ke luar negeri dalam koper dan mendepositokannya di bank
luar negeri.
• Memanfaatkan kredit atau pinjaaman bank baik pinjaman investasi, pinjaman modal kerja dan lainnya. Dengan cara ini
pelaku pencucian uang mendapat dana bersih yang dicicil dari hasil money loundering
• Memisahkan uangnya menjadi jumlah yang lebih kecil dan mendepositokanya dalam rekening bank atau melakukan
money orders
• Penggunaan “pass through” account yaitu transaksi pengiriman uang yang dilakukan dari satu rekening ke rekening yang
lain dan sebagai penerima akhir adalah pengirim yang pertama.
LANJUTAN.....
TAHAP PELAPISAN. Dimana dengan melakukan transaksi keuangan yang
kompleks, berlapis dan anonim dengan tujuan memisahkan hasil tindak pidana dari
sumbernya ke berbagai rekening sehingga sulit untuk dilacak asal muasal dana tersebut
yang dengan kata lain menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan
hasil tindak pidana tersebut, dengan kata lain terjadi estafet secara berlapis-lapis. Uang
mereka juga bisa dibawa ke luar negeri melalui transfer elektronik. Sekalipun dilakukan
kerja sama antar penegak hukum secara internasional,pelacakanya tidak mudah karena
pelaku bisa memanfaatkan “kerahasian bank”, walking account, walk-in customer, dan
shell company.
Harta kekayaan yang diketahui akan digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk
kegiatan terorisme.
PENCUCIAN UANG “UNDERGROUND”
Dalam pergaulan global PPATK dikenal dengan Indonesian Financial Intelligence Unit (FIU) yang
merupakan anggota dari “The Egmont Group” yaitu asosiasi lembaga FIU di seluruh dunia dalam
mewujudkan dunia iternasional yang bersih dari tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme
sesuai standar terbaik nasional.
THANK YOU