Anda di halaman 1dari 30

PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) DAN DAMPAKNYA

DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI


Oleh :

Burhanudin Gesi
Bernard L. Tanya
ABSTRAKSI

Indonesia masalah money laundering kini menjadi perhatian utama dalam hubungannya dengan lembaga perbankan,
mengingat kejahatan pencucian uang telah mencapai 2 – 5 %. Oleh karena itu, pemerintah telah berupaya membentuk undang-
undang tindak pidana pencucian uang (Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang), yang merupakan langkah antisipasi terhadap tekanan masyarakat untuk kejahatan pencucian uang
Masalah dalam penelitian ini adalah :1) Bagaimanakah sifat pemidanaan bagi pelaku tindak pidana Pencucian Uang di
Indonesia? 2) Apakah dengan adanya tindak pidana pencucian uang dapat berdampak dan berimplikasi hukum dalam
pembangunan ekonomi di Indonesia? Kemudian tujuan dari penulisan ini adalah 1) Untuk mengetahui dan menemukan sifat
pemidanaan bagi pelaku tindak pidana pencucian uang di Indonesia. 2) Untuk mengetahui adanya tindak pidana pencucian uang
dapat berdampak dan berimplikasi hukum dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pelaku Pencucian Uang dapat ditindak dan diberi sanksi sesuai dengan peraturan
yang berlaku yaitu antara lain : Pasal (5) Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang, yaitu bahwa : “Setiap orang yang menerima atau menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran,
hibah, sumbangan, penitipan, dan penukaran harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana, dipidana karena tindak pidana pencucian uang. Sanksi tindak pidana pencucian uang berupa pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”.
Dengan adanya tindak pidana pencucian uang maka dapat berdampak dan berimplikasi hukum dalam pembangunan
ekonomi di Indonesia, hal mana terkait cara perolehan uang yang illegal maupun transaksi keuangan untuk melegalkan uang hasil
tindakan illegal dapat menimbulkan dampak ekonomi mikro dan makro.

Kata Kunci : Pencucian Uang, Dampak Hukum Pembangunan Ekonomi

ABSTRACT

The Indonesia’n cases of the Money Laundering and Infac to economic’s development”. Money Laundering is one of
the way’s who user the money. It can be said that many person’s in the world who hid or conceal fund source via the banck based
on needed or wanted. The Indonesia’n money laundering caseses are focus to attention the Indonesia’n government, if the
connected to banck institution where money laundering wickedness achief 2-5 %. Indonesia’n government has been money
laundering estabilishment the regulation and 2010 th 8 to anticipated money laundering crime.
This condition caused by : first, How to caracter’s specially crime on Indonesia’n for long time not yet obtain the
regulation how to arranged the banck forbidden or local bisnisman money yield acceptance crimed, etc. No regulation to trace
where are he did. A screet sytem for bancking tightent. Scond, what did the money laundering crime can be effect the law of the
economic’s development of the Indonesia?The goal’s research of the thesis are : firt, How to knowing caracter’s specially crime
law action to subject of the money laundering of the effected money laundering development oeconomic’s in Indonesia.
The yield of the research, showing that the subject of the money laundering has been doubtful depend on (5) regarding
undang-undang no. 2010 th 8 and have been abaut : money laundering criminal punishment action are, “ each person who’s
acceptance or the dominated appoinment, transfred, payment, bequest, to give something as help to depositing or storage, and
exchanged, well-to-do of the asset’s has showing or apparently of obidient is criminal yield action’s, should be money laund
criminal judge punishment of the garantied.
Punishment action criminal judge of money laundering is approcimetly 5 th and maximum, so fine a minimum and
maximum 1.000.000.000,- rupiah.
So that, regulation of the application can be effect by the economic development law in Indonesia. This cases corelated
by how to obtain illegal fund a way’s and finance transaction to money legal from illegal action’s can be influency to economic
micro and macro economic’s.
PENDAHULUAN Centuri, Bank Harapan Sentosa (BHS), dan lain-
Kondisi perekonomian yang melanda lain.
dunia memberi dampak yang sangat besar bagi Likuidasi terhadap Bank-bank pemerintah
Indonesia. Hal ini disebabkan oleh dan swasta memberi dampak pada masyarakat
terdepreasiasinya nilai rupiah sehingga berdampak yaitu menjadi tidak percaya pada institusi
pada krisis likuidasi yang pada akhirnya perbankan, dan para nasabah bersama-sama
menimbulkan krisis perbankan. Keadaan ini menarik simpanannya sehingga bank mengalami
membawa dampak yang buruk pada industri rush (penarikan dana secara besar-besaran).
perbankan di Indonesia, sehingga kondisi likuidasi Terjadinya rush atau penarikan simpanan nasabah
yang buruk, menjadikan ratio kecukupan modal pada bank secara serentak, menyebabkan bank-
bank (CAR) menjadi negatif dan kredit macet bank yang pada awalnya sehat menjadi sakit atau
terjadi pada hampir semua bank di Indonesia. kesulitan likuidasi. Menghadapi permasalahan
Sehingga pada akhirnya pada bulan November tersebut Bank Pengawas dan Pembina Bank-Bank
1997 sebanyak 16 Bank dilikuidasi (ditutup) antara Nasional yang berada di wilayah hukum Indonesia
lain : Bank Eksim, Bank Permai, bank Ekspor
Impor (Eksim), Bank Dagang Negara, Bank

1
memberikan paket bantuan berupa Bantuan Indonesia masalah money laundering kini
Likuidasi Bank Indonesia (BLBI)1. menjadi perhatian utama dalam hubungannya
Bank adalah suatu lembaga keuangan yang dengan lembaga perbankan, mengingat kejahatan
eksistensinya tergantung mutlak pada kepercayaan pencucian uang telah mencapai 2 – 5 %. Oleh
dari para nasabahnya yang mempercayakan dana karena itu, pemerintah telah berupaya membentuk
dan jasa-jasa lain yang dilakukan mereka melalui undang-undang tindak pidana pencucian uang
bank pada khususnya dan dari masyarakat luas (Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang
pada umumnya. Oleh karena itu bank sangat Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
berkepentingan agar kadar kepercayaan Pencucian Uang), yang merupakan langkah
masyarakat yang sudah maupun yang akan antisipasi terhadap tekanan masyarakat untuk
menyimpan dananya, maupun yang telah atau akan kejahatan pencucian uang3.
menggunakan jasa-jasa bank lainnya terpelihara Keadaan yang demikian disebabkan
dengan baik dalam tingkat yang tinggi2. karena : Pertama, Indonesia pada waktu lalu
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu belum memiliki ketentuan yang mengatur larangan
faktor untuk dapat memelihara dan meningkatkan bank atau pelaku bisnis lokal untuk menerima
kadar kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank uang hasil kejahatan. Tidak ada ketentuan yang
pada khususnya dan perbankan pada umumnya membolehkan pelacakan darimana uang tersebut
yaitu kepatuhan bank terhadap kewajiban rahasia diperoleh, tetapi justru diatur sistem kerahasiaan
bank. Konsep rahasia bank bermula timbul dari perbankan yang ketat. Kedua, para pelaku
tujuan untuk melindungi nasabah bank yang kejahatan melihat banyaknya peluang bisnis yang
bersangkutan karena kerahasiaan Bank terletak sah yang dapat mereka masuki. Apalagi dengan
pada Bank itu sendiri. keterpurukan perekonomian Indonesia belakangan
Sejalan dengan perkembangan teknologi ini dan kebutuhan Indonesia untuk mendatangkan
dan globalisasi di sektor perbankan, dewasa ini investor asing telah menjadikan Indonesia sebagai
bank telah menjadi sasaran utama untuk kegiatan Negara yang menarik untuk berinvestasi.4
pencucian uang dikarenakan sektor inilah yang Sehubungan dengan itu Indonesia dapat
banyak menawarkan jasa-jasa dan instrumen memperbaiki aturan perbankan baik di tingkat
dalam lalu-lintas keuangan yang dapat digunakan nasional maupun di daerah-daerah untuk
untuk menyembunyikan/menyamarkan asal-usul memerangi praktek pencucian uang. Di samping
suatu dana. Dengan adanya globalisasi perbankan, itu Indonesia mendapat desakan dari berbagai
maka melalui sistem perbankan dana hasil Negara maju dan lembaga internasional agar
kejahatan mengalir atau bergerak melampaui batas Indonesia melarang masuknya uang hasil
yurisdiksi Negara dengan memanfaatkan faktor kejahatan. Negara maju menginginkan agar pelaku
rahasia bank yang umumnya dijunjung tinggi oleh kejahatan internasional dipersempit peluangnya
perbankan. Melalui mekanisme ini maka dana untuk memutar dan mencuci uang terkait prilaku
hasil kejahatan bergerak dari suatu Negara ke para pelaku ekonomi yang menggunakan peluang
Negara lain yang belum mempunyai sistem hukum dan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan
yang cukup kuat untuk menanggulangi kegiatan dan atau penghasilan yang banyak tanpa
pencucian uang atau bahkan bergerak ke negara menghiraukan aturan atau regulasi yang telah
yang menerapkan ketentuan rahasia secara ketat. ditetapkan (Opportunity Behaviour)5.
Berdasarkan statistik IMF, hasil kejahatan Kejahatan pencucian uang tidak terlepas
pencucian uang melalui bank-bank diperkirakan dari ketidak jujuran atau kecurangan, dapat
hampir mencapai nilai sebesar USD 1.500 miliar memisahkan hasil kejahatan dari sumbernya yaitu
per tahun. aktivitas kejahatan yang terkait melalui beberapa
Sementara ini menurut Assosiated Press, tahapan transaksi keuangan (Shirking/moral
kegiatan pencucian uang hasil perdagangan obat hazard)6. Dalam hal ini terdapat proses
bius, prostitusi, korupsi dan kejahatan lainnya pemindahan dana dari beberapa rekening atau
sebagian besar diproses melalui perbankan untuk lokasi tertentu sebagai hasil penempatan
kemudian dikonversikan menjadi dana legal dan (placement) ke tempat lainnya melalui serangkaian
diperkirakan kegiatan ini mampu menyerap nilai transaksi yang kompleks yang didesain untuk
USD 600 miliar per tahun. Ini berarti sama dengan menyamarkan/mengelabui sumber dana ”haram”
5 % GDP di seluruh dunia. tersebut. Layering dapat pula dilakukan melalui
1 3
Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Ibid, hlm. 4
4
perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Ibid
5
hlm. 10 Oliver E. Wiliamson (Penerima Hadiah Nobel) The
2
Sutedi Adrian, Hukum Perbankan Suatu Tinjauan New of the Theory of Conventional Economics, Tahun
Pencucian Uang, merger, likuidasi dan kepailitan, 1975, hlm 34.
6
tahun 2007, hlm. 1. Ibid.
2
pembukaan sebanyak mungkin perusahaan- strateginya. Investasi terbesar adalah perusahaan
perusahaan fiktif dengan memanfaatkan ketentuan pencucian pakaian atau disebut Laundromat yang
rahasia bank.7 ketika itu terkenal di Amerika Serikat. Usaha
Adapun kerahasiaan bank merupakan pencucian ini berkembang maju, dan berbagai
aspek yang menguntungkan bagi kemungkinan perolehan uang hasil kejahatan seperti dari cabang
masuknya uang kotor. Hanya saja kalau sejak awal usaha lainnya ditanamkan keperusahaan pencucian
ada informasi misalnya dari Interpol bahwa pakaian ini, seperti uang hasil minuman illegal,
dana/uang tersebut berasal dari hasil kejahatan di hasil perjudian, hasil pelacuran, penyuapan,
suatu Negara, maka pihak penyidik Indonesia perdagangan manusia, pemalsuan uang,
(sesudah mendapat ijin Menteri Keuangan, sesuai penggelapan, penipuan, dan psikothropika.
dengan undang-undang mengenai rahasia Bank), Tahun 1980-an sampai tahun 2000-an
dapat melakukan pengusutan asal usul dana/uang uang hasil kejahatan semakin berkembang, dengan
tersebut. berkembangnya bisnis haram seperti perdagangan
Pasal 39 Undang-Undang Tindak Pidana narkotik dan obat bius yang mencapai milyaran
Pencucian Uang dan Teroris, (Undang-Undang rupiah sehingga kemudian muncul istilah narco
Nomor 8 Tahun 2010), menyatakan bahwa dollar, yang berasal dari uang haram hasil
PPATK mempunyai tugas mencegah dan perdagangan narkotika.
memberantas tindak pidana pencucian uang.8 Sejalan dengan perkembangan teknologi
Lebih lanjut dalam Pasal 40 menyatakan dan globalisasi di sektor perbankan dewasa ini,
bahwa dalam melaksanakan tugas sebagaimana banyak telah menjadi sasaran utama untuk
dimaksud dalam Pasal 39, PPATK mempunyai kegiatan pencucian uang mengingat sector inilah
fungsi sebagai berikut : yang banyak menawarkan jasa instrument dalam
lalu lintas keuangan yang dapat digunakan untuk
a. Pencegahan dan pemberantasan tindak pidana menyembunyikan atau menyamarkan asal usul
pencucian uang; dana. Dengan adanya globalisasi perbankan, dana
b. Pengelolaan data dan informasi yang diperoleh hasil kejahatan mengalir atau bergerak melampaui
PPATK; yurisdiksi Negara dengan memanfaatkan faktor
c. Pengawasan terhadap kepatuhan terhadap rahasia bank yang umumnya dijunjung tinggi oleh
pihak pelapor,dan perbankan.10
d. Analisis atau pemeriksaan laporan dan Berkaitan dengan hal tersebut maka
informasi Transaksi Keuangan yang berkembanglah sistem tersebut dan masuk ke
berindikasi tindak pidana Pencucian Uang dan/ Indonesia, setelah itu merajalela sampai ke daerah-
atau tindak pidana lain sebagaimana dimaksud daerah. Hal senada dapat diketahui bahwa secara
dalam pasal 2 ayat (1).9 nasional dan daerah sudah merajalela sampai ke
Problematika uang haram ini sudah pelosok desa, namun belum atau tidak dapat
meminta perhatian dunia internasional karena dibuktikan karena semua itu menyangkut
dimensi dan implikasinya yang melanggar batas- kejahatan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu
batas Negara. Sebagai fenomena kejahatan yang dimana keterkaitan dengan bagaimana upaya untuk
menyangkut terutama dunia kejahatan yang meningkatkan pembangunan perekonomian.
dinamakan organized crime, ternyata ada pihak- Hasil survey yang dilakukan oleh Political
pihak tertentu yang ikut menikmati keuntungan and Economic Risk Consultancy (PERC), 2002
dari lalu lintas pencucian uang tanpa menyadari terlihat persepsi masyarakat terhadap perbankan
akan dampak kerugian yang ditimbulkan. Erat nasional sampai kinipun belumlah begitu kuat.
bertalian dengan hal terakhir ini adalah dunia Salah satu point dari hasil penelitian tersebut
perbankan yang pada satu sisi beroperasi atas dasar memberikan gambaran bahwa kepercayaan
kepercayaan para konsumen, namun pada sisi lain, masyarakat terhadap perbankan nasional, meski
apakah akan membiarkan kejahatan pencucian mulai membaik – namun belum sepenuhnya
uang ini akan terus merajalela. kembali seperti sebelum terjadinya krisis 11. Hal ini
Istilah pencucian uang atau money menunjukkan bahwa kepercayaan dan citra
laundering telah dikenal sejak tahun 1930 di merupakan modal dasar bagi industri perbankan
Amerika Serikat, yaitu ketika Mafia membeli didalam membangun dan mengembangkan
perusahaan yang sah dan resmi sebagai salah satu bisnisnya, dimanapun ia berada.

10
7
Ibid Adrian Sutedi, Hukum Perbankan Suatu Tinjauan
8
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencucian Uang, Merger, Likuidasi, dan Kepailitan,
Tindak Pidana Pencucian Uang dan Terorisme, tahun Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hlm. 18.
11
2011, hlm. 24. Natzir Kongah, hasil survey Citra Perbankan
9
Ibid dan Pencucian Uang, tahun 1998, hlm. 3
3
Sejalan dengan itu, dalam dunia memahami hirarki, dan asas-asas dalam peraturan
perbankan, pengiriman uang melalui wire transfer perundang-undangan13. Pendekatan Concepctual
telah lazim dilakukan di Indonesia. Pada saat ini Approach yaitu : merupakan pendekatan yang
Credit Card dan Debit Card telah menjadi alat beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-
untuk melakukan pembayaran dalam kegiatan doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum.14
bisnis masyarakat perkotaan, antara lain untuk Semua informasi dalam bahan hukum
membayar belanja di mall, supermarket, restoran yang telah diolah, kemudian dianalisis secara
dan agen-agen penjualan yang menyediakan yuridis preskriptif sesuai dengan azas dan kaidah
fasilitas tersebut. hukum yang berlaku, khususnya dalam bidang
Perkembangan yang cepat dalam bidang Tindak Pidana Pencucian Uang.
teknologi informasi dan globalisasi ekonomi
memudahkan transfer dana (wire transfer) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dilakukan secara cepat dan mudah dengan Modus Oprandi Bagi Pelaku Tindak Pidana
melewati batas-batas yurisdiksi suatu negara. Di Pencucian Uang di Indonesia
samping itu, penggunaan digital cash (e-cash) Sebelum dijelaskan tentang modus
dalam transaksi melalui jaringan internet telah operandi sebuah kejahatan tindak pidana
diperkenalkan karena adanya tuntutan transaksi pencucian uang di Indonesia, perlu dikemukakan
yang efisien, namun pihak-pihak yang bertransaksi terlebih dahulu tentang tindak pidana pencucian
identitasnya tidak diketahui (anonymous). Tentu uang yang merupakan sebuah perilaku, dan
saja, kemudahan-kemudahan tersebut juga tindakan menyimpang yang mengabaikan berbagai
dimanfaatkan oleh para pencuci uang (money aturan hukum yang diatur bagi masyarakat untuk
launderer) untuk menyembunyikan atau hidup dan kehidupan yang penuh arti kedamaian,
menyamarkan harta kekayaan yang dihasilkan dari ketertiban, dan keamanan untuk semuanya.
tindak pidana, dengan cara harta kekayaan (uang) Pencucian uang bukanlah merupakan
ilegal tersebut dimasukkan melalui international tindak pidana atau perbuatan kriminal. Pada
banking sistem atau melalui jaringan bisnis di mulanya yang dapat dikategorikan sebagai
internet sehingga akan sulit dilacak asal usulnya. perbuatan melawan hukum adalah tax evassion
Karena sifat kegiatan pencucian uang tersamarkan dan tax avidden. Tax evassion adalah perbuatan
maka diperkirakan jumlah uang yang dicuci setiap seseorang yang menghindarkan diri dari kewajiban
tahunnya sebesar $500 miliar hingga $1 triliun. membayar pajak, sedangkan tax avidden adalah
Hal ini membuat tugas pemberantasan pencucian suatu perbuatan atau tindakan seseorang
uang lebih sulit dan mendesak daripada membayar pajak tidak sesuai dengan besaran
sebelumnya.12 jumlah yang dimilikinya, dan hal demikian
Tujuan penelitian : dipandang sebagai perbuatan melawan hukum.
1.2.1 Untuk mengetahui dan menemukan Pencucian uang dimasukkan sebagai
modus operandi bagi pelaku tindak terminologi kejahatan, pertama kali dikenal di
pidana pencucian uang di Indonesia. Amerika Serikat pada tahun 1930-an. Aspek
1.2.2 Untuk mengetahui hubungan antara kriminologi demikian merujuk kepada tindakan
pidana asal (predicate crime) dengan mafia, yakni cara-cara mafia untuk memproses
tindak pidana pencucian uang sebagai uang hasil kejahatannya untuk dicampur dengan
derivative-nya di Indonesia. bisnis yang sah. Tujuannya di sini supaya uang
1.2.3 Untuk mengetahui tahapan pencucian kotor tersebut menjadi bersih atau nampak sebagai
uang yang ada di Indonesia. uang yang sah.15
1.2.4 Untuk mengetahui tindak pidana Sebelum lebih jauh mengenai aspek
pencucian uang dapat berdampak dan kriminalisasi money laundering, perlu kiranya
berimplikasi hukum dalam diketahui lebih dulu mengenai aspek-aspek
pembangunan ekonomi di Indonesia. kebijakan kriminalisasi. Seperti diketahui,
perkembangan iptek, industralisasi dan kemajuan
METODE PENELITIAN informatika tidak saja menumbuhkan sinergi
Pendekatan yang digunakan dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang
penulisan ini adalah Statute Approach yaitu : pesat hingga kepada fase globalisasi sekarang ini.
pendekatan perundang-undangan, dilakukan Pertumbuhan ekonomi dan modernisasi
dengan menelaah semua undang-undang dan merupakan ciri dan ideology dari suatu
regulasi yang bersangkutan dengan isu hukum
yang sedang diteliti atau dengan kata lain bahwa
dalam metode pendekatan ini, peneliti perlu 13
Mahmud, Peter,Marzuki, tahun 2005, hlm. 96.
14
Ibid, hlm. 137
12 15
Ibid Garnasih, tahun 2003, hlm. 45
4
pembangunan, sebagimana dianut oleh banyak Masalah yang perlu disoroti sekarang ialah
negara. bukan melihat lebih jauh aspek kebenaran pro-
Secara diametral, perkembangan tersebut kontra tersebut. Hal yang lebih patut dilihat adalah
memberikan dampak-dampak yang merugikan aspek public protective nya. Maksudnya,
kepentingan masyarakat banyak, negara, dunia dan bagaimana masyarakat dapat dilindungi dari
perekonomian itu sendiri. Kebijakan industrialisasi berbagai perubahan yang berciri public effect yang
yang mendongkrak tingkat prestasi ekonomi bagi negative itu. Karena, dampak-dampak yang terjadi
negara dan masyarakat, tidak dapat di masyarakat justru merugikan sisi pembangunan
menghindarkan pula adanya kondisi multi-impact, itu sendiri, sekalipun kemajuan-kemajuan yang
misalnya dampak kerugian bagi lingkungan berupa dialami tersebut adalah juga merupakan alat-alat
pencemaran, perusakan alam, penyakit serta perubahan pembangunan (Agents of development).
pemerosotan mutu sumber-sumber daya alam. Suatu langkah penting dari kebijakan
Prestasi aktivitas bisnis dan ekonomi di berbagai “pemindanan” ialah dengan memformulasi
wilayah telah membawa perubahan sosiologi dan system-sistem menjadi bagian dari pola hukum
nilai-nilai budaya secara negative. Dapat disebut, sebagai sistem dari hukum pidana. Formulasi
misalnya penyelundupan tenaga kerja, sistem demikian mengarah kepada prinsip
perdagangan perempuan (trafficking), keseimbangan kepentingan yang dikenal dengan
penyalahgunaan seks, bisnis hiburan, dan berbagai daad-daderstraafrecht. Secara kebijakan hukum
modus kriminal lainnya. 16 pidana, dikenal pembaruan dan ekstensifikasi asas
Menghadapi perkembangan yang demikian legalitas. Dengan demikian, azas legalitas ini
pesatnya, para pengambil kebijakan menempuh berkembang dari azas legalitas yang bersifat formil
langkah-langkah kebijakan publik, yakni dengan ke azas legalitas yang bersifat meteriel. Hal yang
menciptakan politik kriminalisasi hukum melalui terakhir ini, oleh “Nawawi Arief” disebut dengan
aspek piranti-piranti regulasi atau sistem hukum yang hidup atau hukum pidana tidak
perundang-undangan. Tujuan pokoknya adalah tertulis.18
untuk melindungi masyarakat banyak dari berbagai Azas legalitas, lazim pula disebut azas
dampak-dampak perkembangan itu. Maka tepatlah Nullum Delictum, di dalam KUHP dirumuskan
“Wolfgang Friedman” mengatakan, pada Pasal 1 Ayat (1) KUHP, yang secara Latin
kecenderungan perubahan nilai-nilai dalam dirumuskan demikian :“Nullum delictum nulla
masyarakat menyebabkan perbuatan yang poena sine praevia lege poenali” atau dalam Latin
sebelumnya tidak merupakan kejahatan dan tidak disebut “Nullum crime sine lege stricta”.
dituntut pidana, berubah menjadi perbuatan yang Hal apa yang dapat ditarik dari azas
tercela dan patut dikenakan hukuman pidana.17 Nullum Delictum? Menurut para pakar, terdapat
Sebagaimana diketahui bahwa, suatu beberapa hal yang dapat disimak dari azas Nullum
perubahan kebijakan yang diaplikasikan untuk Delictum, yakni :
kehidupan publik, selalu didahului dengan sikap 1) Jika sesuatu yang dilarang atau pengabaian
setuju-tidak setuju (pro-contra). Di satu pihak, terhadap sesuatu yang diharuskan dan
politik kriminalisasi ini ditanggapi secara positif diancam pidana maka perbuatan atau
oleh para ahli hukum, dengan argument bahwa pengabaian (Ommission) tersebut harus
dengan tidak menerapkan langkah seperti itu tercantum di dalam Undang-undang
korban-korban sosial akan makin banyak dan pidana.
pengendalian masyarakat semakin banyak pula. 2) Ketentuan tersebut tidak boleh berlaku
Di pihak lain, terdapat kelompok tidak surut (retroactive) dengan satu
setuju dengan kebijakan kriminalisasi. Kebijakan kekecualian yang tercantum di dalam
demikian dikritik, sebagai langkah yang Pasal 1 Ayat (2) KUHP.19
memberikan legitimiasi kekuasan negara semakin Menyadari dasar dari kebijakan
besar terhadap hal-hal yang seharusnya bagian dari pemindanaan kepada aktivitas money laundering
ruang-ruang privat. Hal demikian menurut pihak adalah adanya sesuatu perbuatan, yang kemudian
ini, negara berkesan menjurus kepada sikap oleh masyarakat umum dipandang sebagai tercela.
totalilitarisme. Termasuk dalam kelompok ini Dengan kata lain, ukuran penilaian sosial atas
adalah penganut paham determinisme di bidang suatu perbuatan menentukan dimasukannya
pidana, antara lain “Lambroso”. Ia mengatakan perbuatan tersebut menjadi aspek politik pidana.
bahwa yang seharusnya dilakukan bukan langkah Selain suatu perbuatan tercela di kalangan
pidana, melainkan tindakan-tindakan perawatan, masyarakat menjadi ukuran pembuat undang-
dan pemeliharaan untuk tujuan memperbaiki. undang untuk merumuskan kebijakan pidana bagi

16 18
Ibid Nawawi Arief, tahun 1994, hlm. 17
17 19
Rusli Effendi et al, tahun 1986, hlm. 65 Seno Adji, tahun 2004, hlm. 11
5
aktivitas-aktivitas sosial yang berkembang, pakar dalam Undang-Undang ini.dalam Undang-Undang
lain melihat sumber-sumber tertentu sebagai ini (Pasal 68).21 Jadi, secara umum ketentuan-
dasarnya. Menurut “Reksodiputro”, pembenaran ketentuan penanganan perkara money laundering
menjadi sumber hukum pidana Indonesia dapat didasarkan kepada ketentuan-ketentuan yang
dicari keadilan. Ukuran apa yang tercela dan patut diatur oleh KUHAP. Pertanyaannya, bagaimana
dipidana, ditentukan pula oleh pembuat undang- dengan ketentuan-ketentuan yang secara spesialis
undang, tetapi juga didasarkan kepada hukum diatur oleh UUPU, di mana bukan saja telah
(adat) yang berkembang dalam masyarakat.20 mengisi kekosongan pada kebutuhan sekarang,
Sebagaimana yang telah dipaparkan di tetapi malahan juga bertentangan satu dengan
atas, nampak betapa aktivitas-aktivitas di kalangan lainnya dengan KUHAP?
luas sudah membawa dampak yang sangat Prinsip-prinsip yang dituangkan dalam
merugikan bagi berbagai pihak, yakni terhadap Undang-undang Pencucian Uang ini banyak
negara, perekonomian, masyarakat, keadilan, dan memiliki perbedaan, baik dilihat dari segi hukum
moral yang berlaku secara universal. Dampak materil maupun dari hukum formilnya. Pembuat
sosial atau kerugian publik dan apapun faktor undang-undang tampaknya menghendaki Undang-
penyebabnya, kemungkinannya berpeluang besar undang Pencucian Uang ini lebih banyak
untuk menjadi bagian dari pengembangan hukum disesuaikan dengan sifat perkembangan masalah
pidana dalam fungsinya sebagai alat kontrol sosial, kejahatan Pencucian Uang yang memiliki karakter
dan sebagai alat untuk merekayasa perubahan yang lebih khusus dari masalah yang diatur oleh
sosial (Resccopound) , yang dalam ilmu hukum perundang-undangan lain.
disebut dengan politik kriminal. Demikian pula, tampak bahwa UU ini
Sehubungan dengan itu, ukuran sanksi memiliki sifat lex specialis dengan mana eksistensi
yang seharusnya dikenakan kepada para pelaku prinsip-prinsip yang dikandung dalam UU ini bisa
tindak pidana pencucian uang, sebagaimana menjadi pengecualian terhadap ketentuan-
amanat Pasal (3, 4, dan 5) Undang-Undang ketentuan undang-undang lain berdasarkan prinsip
Nomor 08 tahun 2010 tentang Pencegahan dan lex spesialis derogate legi generalis. Secara
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. eksplisit memang sudah dinyatakan UU ini bahwa
Bunyi Pasal (3) : “Setiap orang yang hukum formil (Hukum Acara) yang dipakai tidak
menempatkan, mentransfer, mengalihkan, saja ketentuan-ketentuan KUHAP saja, tetapi juga
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, beberapa kekecualian yang ditentukan Undang-
menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah undang Pencucian Uang itu sendiri (Pasal 68
bentuk, menukar dengan mata uang atau surat sampai dengan Pasal 72 Undang-undang Tindak
berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan Pidana Pencucian Uang).
yang diketahuinya atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana sebagaimana Kapasitas/Kualikfikasi Perbuatan Pidana dan
dimaksud dalam Pasal (2) ayat (1) dengan tujuan Ancaman Hukuman
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Pasal 3 Undang-undang Pencucian Uang
harta kekayaan dipidana karena tindak pidana menentukan ancaman pidana yang dijatuhkan
pencucian uang dengan pidana penjara paling lama kepada Orang yang menempatkan, mentransfer,
20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah).” Dari menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar
bunyi amanat pasal (3) di atas, maka kepada negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan
pelaku yang menempatkan dan mentransfer mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain
uangnya akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut
pasal sebagaimana yang disebutkan di atas. diduganya merupakan hasil tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
Undang-Undang Pencucian Uang sebagai Lex dengan tujuan menyembunyikan atau
Specialis menyamarkan asal usul Harta Kekayaan dipidana
Undang-Undang Pencucian Uang 2010, karena tindak pidana Pencucian Uang dengan
menentukan bahwa Penyidikan, penuntutan, dan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun
pemeriksaan di sidang pengadilan serta dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00
pelaksanaan putusan yang telah memperoleh (sepuluh miliar rupiah).22
kekuatan hukum tetap terhadap tindak pidana Pengaturan yang ditentukan Pasal 3
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini Undang-undang Pencucian Uang ini berbeda atau
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, kecuali ditentukan lain 21
Pasal 68 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010.
22
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010
20
Reksodiputro, tahun 1995, hlm. 108 tentang Tindak Pidana Pendcucian Uang.
6
menyimpang secara prinsipil dengan yang diatur 50 orang nasabah Malinda adalah pejabat.
dalam KUHP. Pasal 53 dan 57 KUHP menentukan Beberapa di antaranya memang terindikasi
bahwa kualifikasi percobaan, pembantuan atau melakukan pencucian uang, tetapi belum bisa di-
permufakatan jahat dibedakan kualifikasinya buktikan dan akan diteliti lebih dalam lagi,”
dengan perbuatan pidana yang bersifat selesai ucapnya.
dilakukan. Subintoro memastikan bahwa seusai
Kualifikasi demikian akan membedakan menemukan laporan transaksi keuangan
pula tingkat ancaman pidana yang dijatuhkan. mencurigakan atas nama Malinda pada delapan
Ancaman pidana bagi kualifikasi percobaan bank dan dua perusahaan asuransi itu, pihaknya
misalnya adalah 1/3 (Sepertiga) dari ancaman langsung menggandeng Bank Indonesia (BI) untuk
pidana pokok.23 (Lihat Pasal 53 KUHP). Ancaman melakukan audit khusus kepada Citibank. “Kami
pidana terhadap pembantuan lebih rendah 1/3 sudah berkoordinasi dengan Bank Indonesia
(Sepertiga) dari ancaman pidana pokok yang tentang kegiatan ini,” ucapnya.
dijatuhkan kepada pelaku (Odder).24 Dari hasil audit tersebut, PPATK berharap
bisa mendapatkan laporan komprehensif tentang
Penentuan Pidana Minimum dan Maksimum masalah kepatuhan dan hal-hal lain yang terkait
Jika di dalam KUHP tidak dipakai sistem dengan kasus Malinda. Persoalannya, berdasarkan
penentuan ancaman pidana secara minimum, maka undang-undang, PPATK berhak meminta
Undang-undang nomor 08 tahun 2010 tentang keterangan kepada pihak pelapor dan pihak lain
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana yang terkait dengan dugaan tindak pidana
Pencucian Uang menentukan ancaman pidana pencucian uang. “Audit ini bisa dilakukan sendiri
secara minimum dan maksimum. Sebagai contoh, ataupun bersama-sama dengan lembaga pengawas
kasus Malinda Dee memanipulasi uang nasabah dan pengatur.”
yang merugikan bank dan negara. Terkait dengan Subintoro menyatakan, semua pihak yang
kasus ini, Direktur Pengawasan dan Kepatuhan terbukti menerima dan memanfaatkan duit hasil
PPATK Subintoro menyatakan, pihaknya tindak pidana atau diduga tindak pidana dan tidak
menemukan laporan transaksi keuangan mencuri- melapor, bisa terjerat pasal pencucian uang (Pasal
gakan atas nama Malinda pada delapan bank dan 17 ayat (1) dan (2)) Undang-Undang Pencegahan
dua perusahaan asuransi. Menurutnya, rekening- dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
rekening tersebut tidak hanya menggunakan nama uang.. Meski, ia tidak mengetahui dengan pasti.
asli Malinda, namun juga nama orang lain. “Seharusnya pihak tersebut sudah bisa menduga.
Malinda pun diketahui memiliki 4 KTP yang Tetapi jika dia melapor, maka dia berpeluang
digunakan dalam melancarkan aksinya. Ini modus bebas dari jeratan hukum.”
yang biasa dilakukan oleh pelaku kriminal. “Cara Sementara itu, Deputi Gubernur Bank
ini sulit dihentikan karena hingga sekarang Indonesia Budi Rochadi menyatakan, BI sedang
Indonesia belum menerapkan identitas tunggal,” melakukan pemeriksaan khusus atas seluruh
tandasnya. manajemen yang terlibat kasus private banking
Subintoro menyatakan, bahwa Malinda Malinda Dee.
menggunakan uang yang didebet dari rekening Pemeriksaan diperkirakan baru akan
para nasabahnya untuk membeli sejumlah aset dan selesai satu minggu. Pengawasan itu dilakukan
mendirikan perusahaan. “Sistemnya adalah gali oleh Direktor Pengawasan Bank Indonesia. Budi
lubang tutup lubang”. Malinda mengambil dana melanjutkan, pemeriksaan dilakukan pada semua
dari nasabah yang satu untuk menutupi dana yang pihak yang tersangkut kedua kasus besar itu.
diambilnya dari nasabah sebelumnya, dan sebagian “Mulai dari direktur utama, CEO-nya sampai
lagi disalurkan ke perusahaannya. tingkat bawah, kalau terlibat”.
Saat ini, pihak Citibank tidak mau Pihak Citibank mengaku tidak
membuka profil ratusan nasabah yang ditangani menemukan indikasi adanya sejumlah pejabat
Malinda. Namun, diketahui terdapat 236 nasabah yang menjadi nasabah private banking Malinda
private banking yang dilayani Malinda. “Sekitar melakukan pencucian uang. Citibank beranggapan,
pembukaan rekening para nasabah Malinda telah
23
Pasal 53 KUHP : Percobaan untuk melakukan melewati proses pengenalan nasabah atau
kejahatan terancam hukuman, bila maksud si istilahnya know your costumer. “Kami selalu me-
pembuat sudah nyata dengan dimulainya perbuatan
nerapkan ketentuan yang berlaku dalam proses
itu dan perbuatan itu tidak jadi sampai selesai
hanyalah lantaran hal yang tidak bergantung dari
pembukaan rekening,” kata Country Corporate
kemauannya sendiri. Affairs Head Citibank, Ditta Amahorseya.
24
Pasal 57 KUHP : Selama-lamanya hukuman pokok Meskipun demikian, Citibank lanjut Ditta, akan
bagi kejahatan, dikurangi dengan 1/3nya, dalam hal tetap bekerja sama dengan pihak yang berwenang
membantu kejahatan. tentang temuan tersebut. “Agar segala sesuatunya
7
berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” kasus penggelapan dana nasabah oleh bekas Rela-
tuturnya. Jika temuan tersebut benar, Citibank bisa tionship Manager Citibank, Malinda Dee.
saja melakukan pembekuan rekening. Sementara, Sigit menekankan, yang di-
Sementara, Anggota Komisi III DPR RI, perlukan untuk menangani masalah ini adalah
Didi Irawadi Syamsuddin yakin, bahwa KPK bisa memperkuat otoritas Bank Indonesia (BI) dalam
turun tangan menangani perkara penggelapan uang mengawasi masalah perbankan serta memperjelas
nasabah yang menyeret nama Malinda Dee sebagai wewenangnya dalam memberi hukuman dan
tersangka. Asalkan, sumber uang para nasabah itu sanksi. Selain itu, Sigit juga meminta agar bank
berasal dari korupsi yang merugikan keuangan bersangkutan jeli melihat indikasi-indikasi kolusi
negara. dan korupsi dalam banknya sendiri. “Dari gaya
“KPK bisa turun tangan. Jadi, hidupnya Malinda, kan seharusnya sudah terlihat
mekanismenya adalah PPATK menyerahkan ada indikasi,” tegasnya.25
laporan itu ke KPK. Nanti di KPK laporan itu Berdasarkan kasus tersebut di atas, penulis
diteliti dan diselidiki secara mendalam,” kata Didi. berpendapat bahwa Melinda Dee telah melakukan
Selanjutnya, menurut Didi, persoalan utama dalam tindak pidana pencucuian uang yang mana telah
perkara ini bukan terletak pada sosok Malinda. merugikan pihak Bank dan negara sehingga
Melainkan, siapa para pejabat yang diduga kepada yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi
menjadi nasabah Malinda, tetapi uangnya itu melakukan pelanggaran tindak pidana pencucuian
didapat dari praktik korupsi dan pencucian uang. uang yang merugikan negara sebesar Rp. 17
“Saya kaget mendengar PPATK bilang ada 50 pe- milyar karena melakukan tindak pidana Pencucian
jabat. Tanpa berpikir panjang, saya harap semua Uang sebagaimana amanat aturan tersebut di atas
aparat penegak hukum bertindak dan menelusuri melaksanakan sanksi maksimal agar sifat dan
50 pejabat tersebut,” ucapnya. karakter pemidanaan ini dapat memberikan yang
Politisi Demokrat ini menambahkan, kasus bersangkutan jera dan juga memberikan sanksi
penyelewengan dana nasabah Citibank harus moral untuk tidak lagi melakukan tindakan yang
dijadikan pelajaran bagi Bank Indonesia (BI) agar tidak terpuji itu.
melakukan pembenahan dalam mengatur lebih Selain sanksi pidana, juga para pelaku
ketat bank swasta yang dimiliki asing. “Bagi saya, tindak pidana pencucian uang dapat memperoleh
perlu ada pembenahan dalam Peraturan BI. Bank- sanksi lain di masyarakat seperti : sanksi moral.
bank yang pemiliknya asing harusnya dilakukan Sanksi moral ini yang menilai adalah masyarakat
penataan yang lebih ketat agar semua proses sendiri, dan masyarakat jugalah yang akan
kerjanya terpantau,” tandasnya. memberikan pinalti berupa dikucilkan dari
Selain itu, Didi berharap Gubernur BI pergaulan dan tata nilai masyarakat dan keluarga
melakukan penataan kembali bank-bank asing dan sebagai institusi.
menyempurnakan peraturan BI pasca Sifat pemidanaan yang sama lamanya
ditemukannya transaksi mencurigakan rekening minimum dan maksimum pidana penjara dan
Malinda Dee ke delapan bank dan dua perusahaan denda bagi setiap orang yang menempatkan,
asuransi, serta 50 nasabah dari golongan pejabat menerima dan/atau menguasai dan
itu. “Kalau bank-bank yang ada tertata dengan rapi menyembunyikan, penstransferan, pembayaran,
segala peraturannya, maka masalah seperti ini akan hibah, penitipan, sumbangan, penukaran harta
terminimalisir,” tuturnya. kekayaan yang diketahui atau diduga merupakan
Lantaran itu, Didi meminta aparat penegak hasil tindak pidana (Pasal 3). Dengan demikian,
hukum supaya menindaklanjuti temuan PPATK sistem penjatuhan pidana yang ditentukan Undang-
tersebut dan tidak perlu takut hanya karena yang undang Pencucian Uang ini lebih khusus dari yang
dihadapinya itu pejabat. dipakai dalam sistem KUHP.
Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum 4.1.1. Perintah Hakim untuk
Nasional (Perbanas), Sigit Pramono mengaku risau Melakukan Penyitaan
karena masalah Citibank yang mengemuka akhir- Ketika proses awal atas suatu kasus
akhir ini, turut membuat citra perbankan nasional perkara pidana telah dimulai, biasanya telah
terpuruk. Ia meminta masyarakat tak terpancing dilakukan tindakan penyitaan barang-barang
melakukan generalisasi. “Kasus ini menimpa satu yang berkaitan dengan tindak pidana dan hal
bank. Tolong jangan digeneralisir, seolah ada ma- itu dilakukan dengan izin dari Ketua
salah besar di perbankan kita saat ini,” katanya. Pengadilan Negeri (Pasal 38 Ayat (1)
Menurutnya, Citibank tengah didera dua KUHAP). Misalnya ketika masih dalam proses
masalah besar. Pertama, kasus kematian Irzen penyidikan atau penuntutan. Tetapi terkadang
Octa, nasabah Citibank yang diduga tewas akibat
kekerasan yang dilakukan penagih utang. Kedua, 25
Artikel Kasus Citi Bank, Malinda Dee, diakses
penulis, tanggal 05 Mei 2012.
8
pula, hingga tahap proses persidangan di apabila langsung digunakan akan mudah dilacak
pengadilan pun, adakalanya alat-alat bukti oleh aparat penegak hukum mengenai sumber
demikian belum disita oleh aparat penegak diperolehnya harta kekayaan tersebut. Biasanya
hukum seperti, polisi ataupun jaksa. para pelaku kejahatan terlebih dahulu
Pasal 75 UUPA mengatakan, dalam mengupayakan agar harta kekayaan yang diperoleh
hal penyidik menemukan bukti permulaan dari kejahatan tersebut masuk ke dalam sistem
yang cukup terjadinya tindak pidana keuangan (Financial system), terutama ke dalam
Pencucian Uang dan tindak pidana asal, sistem perbankan (Banking system). Dengan cara
penyidik menggabungkan penyidikan tindak demikian, asal-usul harta kekayaan tersebut
pidana asal dengan penyidikan tindak pidana diharapkan tidak dapat dilacak oleh para aparat
Pencucian Uang dan memberitahukannya penegak hukum. Upaya untuk menyembunyikan
kepada PPATK. atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan yang
Ketentuan Pasal ini menegaskan diperoleh dari tindak pidana sebagaimana
kepada Hakim supaya memerintahkan dimaksud dalam Undang-undang ini dikenal
menggabungkan penyidikan tindak pidana asal sebagai pencucian uang (Money Laundering).27
dengan penyidikan tindak pidana Pencucian Bagi organisasi kejahatan, harta kekayaan
Uang. sebagai hasil kejahatan ibarat darah dalam satu
Selanjutnya pada Pasal 81 UUPA, tubuh, dalam pengertian apabila aliran harta
dalam hal diperoleh bukti yang cukup bahwa kekayaan melalui sistem perbankan internasional
masih ada Harta Kekayaan yang belum disita, yang dilakukan diputuskan, maka organisasi
hakim memerintahkan jaksa penuntut umum kejahatan tersebut lama kelamaan akan menjadi
untuk melakukan penyitaan Harta Kekayaan lemah, berkurang aktivitasnya, bahkan menjadi
tersebut. mati. Oleh karena itu, harta kekayaan merupakan
Hal itu ditentukan, karena bisa saja bagian yang sangat penting bagi suatu organisasi
ketika dalam proses penyidikan atau kejahatan. Untuk itu, terdapat suatu dorongan bagi
penuntutan, beberapa keadaan belum organisasi kejahatan yang melakukan pencucian
berkembang, khususnya dalam hal uang agar asal-usul harta kekayaan yang sangat
menyangkut harta kekayaan terdakwa yang dibutuhkan tersebut sulit atau tidak dapat dilacak
erat hubungannya dengan tindak pidana yang oleh aparat penegak hukum.
dilakukannya. Tetapi setelah persidangan di Perbuatan pencucian uang di samping
pengadilan, beberapa keadaan bisa sangat merugikan masyarakat, juga sangat
berkembang terus, sehingga terungkaplah merugikan negara karena dapat mempengaruhi
banyak hal mengenai sekitar perbuatan pidana atau merusak stabilitas perekonomian nasional
yang dilakukan terdakwa tersebut. atau keuangan negara dengan meningkatnya
berbagai kejahatan. Sehubungan dengan hal
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian tersebut, upaya untuk mencegah dan memberantas
Uang praktik pencucian uang telah menjadi perhatian
Berbagai kejahatan, baik dilakukan oleh internasional. Berbagai upaya telah ditempuh oleh
orang perseorangan maupun oleh korporasi dalam masing-masing negara termasuk dengan cara
batas wilayah suatu negara maupun yang melakukan kerja sama internasional, baik melalui
dilakukan melintasi batas wilayah negara lain forum secara bilateral maupun multilateral.
makin meningkat. Kejahatan tersebut antara lain Dalam konteks kepentingan nasional
berupa tindak pidana korupsi, penyuapan ditetapkannya Undang-undang tentang Tindak
(bribery), penyelundupan barang, penyelundupan Pidana Pencucian Uang merupakan penegasan
tenaga kerja, penyelundupan imigran, perbankan, bahwa pemerintah dan sektor swasta bukan
perdagangan gelap narkotika dan psikotropika, merupakan bagian dari masalah, akan tetapi bagian
perdagangan budak, wanita dan anak, perdagangan dari penyelesaian masalah, baik di sektor ekonomi,
senjata gelap, penculikan, terorisme, pencurian, keuangan, maupun perbankan. Pertama-tama
penggelapan, penipuan, dan berbagai kejahatan usaha yang harus ditempuh oleh suatu negara
kerah putih. Kejahatan-kejahatan tersebut telah untuk dapat mencegah dan memberantas praktik
melibatkan atau menghasilkan harta kekayaan pencucian uang adalah dengan membentuk
yang sangat besar jumlahnya.26 undang-undang yang melarang perbuatan
Harta kekayaan yang berasal dari berbagai pencucian uang dan menghukum dengan berat
kejahatan atau tindak pidana tersebut pada pelaku kejahatan tersebut.
umumnya tidak langsung dibelanjakan atau Semenjak dikeluarkannya Undang-
digunakan oleh para pelaku kejahatan karena Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak

26 27
Ibid Ibid
9
Pidana Pencucian Uang ini, tindak pidana Guna memperlancar proses peradilan
pencucian uang dapat dicegah atau diberantas, tindak pidana pencucian uang, Undang-undang ini
antara lain kriminalisasi atas semua perbuatan mengatur kewenangan penyidik, penuntut umum,
dalam setiap tahap proses pencucian uang yang atau hakim sesuai dengan tingkat penanganan
terdiri atas : perkara untuk dapat meminta pemblokiran Harta
a. Kekayaan kepada Penyedia Jasa Keuangan.
tunai yang berasal dari tindak pidana ke dalam Undang-undang ini juga mengetur kewenangan
sistem keuangan (Financial System) atau upaya penyidik, penuntut umum, atau hakim untuk
menempatkan uang giral (Cheque, wesel bank, meminta keterangan dari Penyedia Jasa Keuangan
sertifikat depositi, dan lain-lain) kembali ke mengenai Harta Kekayaan setiap orang yang telah
dalam sistem keuangan, terutama sistem dilaporkan oleh PPATK, tersangka, atau terdakwa.
perbankan. Selain kekhususan di atas, undang-undang ini juga
b. mengatur mengenai persidangan tanpa kehadiran
kekayaan yang berasal dari tindak pidana terdakwa yaitu dalam hal terdakwa telah dipanggil
(Dirty Money) yang telah berhasil ditempatkan 3 (Tiga) kali secara sah sesuai dengan ketentuan
pada penyedia jasa keuangan (Terutama bank) peraturan perundang-undangan tidak hadir. Majelis
sebagai hasil upaya penempatan (Placement) ke Hakim dengan putusan sela dapat meneruskan
penyedia jasa keuangan yang lain. pemeriksaan dengan tanpa kehadiran terdakwa.
Dilakukannya Layering, membuat penegak Perubahan dalam Undang-undang Nomor 08
hukum sulit untuk dapat mengetahui asal-usul Tahun 2010 Pasal 44 antara lain meliputi :
harta kekayaan tersebut. (1) Dalam rangka melaksanakan fungsi analisis
c. atau pemeriksaan laporan dan informasi
menggunakan harta kekayaan yang berasal dari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf d,
tindak pidana yang telah berhasil masuk ke PPATK dapat :
dalam sistem keuangan melalui penempatan a. meminta dan menerima laporan dan informasi
atau transfer sehingga seolah-olah menjadi dari Pihak Pelapor;
harta kekayaan halal (Clean money) tindak b. meminta informasi kepada instansi atau pihak
pidana yang telah berhasil masuk ke dalam terkait;
sistem keuangan melalui penempatan atau c. meminta informasi kepada Pihak Pelapor
transfer sehingga seolah-olah menjadi harta berdasarkan pengembangan hasil analisis
kekayaan halal (Clean money), untuk kegiatan PPATK;
bisnis yang halal atau untuk membiayai d. meminta informasi kepada Pihak Pelapor
kembali kegiatan kejahatan. berdasarkan permintaan dari instansi penegak
Penyedia jasa keuangan di atas diartikan hukum atau mitra kerja di luar negeri;
sebagai penyedia jasa di bidang keuangan e. meneruskan informasi dan/atau hasil analisis
termasuk tetapi tidak terbatas pada bank, lembaga kepada instansi peminta, baik di dalam
penbiayaan, perusahaan efek, pengelola reksa maupun di luar negeri;
dana, custodian, wali amanat, lembaga f. menerima laporan dan/atau informasi dari
penyimpanan dan penyelesaian, pedagang valuta masyarakat mengenai adanya dugaan tindak
asing, dana pensiun, dan perusahaan asuransi. pidana Pencucian Uang; meminta keterangan
Dalam rangka pencegahan dan pemberantasan kepada Pihak Pelapor dan pihak lain yang
tindak pidana pencucian uang Pasal 39 Undang- terkait dengan dugaan tindak pidana
Undang Tindak Pidana Pencucian Uang. Pencucian Uang;
Selanjutnya pada Pasal 40 UUPA menyatakan : g. merekomendasikan kepada instansi penegak
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud hukum mengenai pentingnya melakukan
dalam Pasal 39, PPATK mempunyai fungsi intersepsi atau penyadapan atas informasi
sebagai berikut : elektronik dan/atau dokumen elektronik
a. Pencegahan dan pemberantasan tindak pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
Pencucian Uang; undangan;
b. pengelolaan data dan informasi yang diperoleh h. meminta penyedia jasa keuangan untuk
PPATK; menghentikan sementara seluruh atau
c. pengawasan terhadap kepatuhan Pihak Pelapor; sebagian Transaksi yang diketahui atau
dan dicurigai merupakan hasil tindak pidana;
d. analisis atau pemeriksaan laporan dan i. meminta informasi perkembangan
informasi Transaksi Keuangan yang berindikasi penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan
tindak pidana Pencucian Uang dan/atau tindak oleh penyidik tindak pidana asal dan tindak
pidana lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal pidana Pencucian Uang;
2 ayat (1).
10
j. mengadakan kegiatan administratif lain usul hasil tindak pidana namun perbuatan
dalam lingkup tugas dan tanggung jawab tersebut tidak dipidana. Berbagai peraturan
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini; perundang-undangan terkait yang
k. dan meneruskan hasil analisis atau mempidana tindak pidana asal antara lain :
pemeriksaan kepada penyidik. 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997
(2) Penyedia jasa keuangan sebagaimana dimaksud tentang Psikotropika.
pada ayat (1) huruf i harus segera 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun
menindaklanjuti setelah menerima permintaan 1997 tentang Narkotika.
dari PPATK.28 3. Undang-undang Nomor 20 Tahun
Selain itu, ketentuan dalam undang- 2001 tentang Perubahan atas Undang-
undang Nomor 25 tahun 2003 tersebut dirasakan Undang Nomor 31 Tahun 1999
belum memenuhi standar internasional serta tentang Pemberantasan Tindak Pidana
perkembangan proses peradilan tindak pidana Korupsi.
pencucian uang sehingga perlu diuabah agar upaya 4. Undang-undang Nomor 30 Tahun
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana 2002 tentang Komisi Pemberantasan
pencucian uang dapat berjalan secara efektif. Oleh Tindak Pidana Korupsi.
karena itu, disempurnakan melalui Undang-undang 5) Jangka waktu penyampaian laporan
Nomor 08 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Transaksi Keuangan Mencurigakan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, dipersingkat, yang semula 14 (Empat
antara lain meliputi : belas) hari kerja menjadi tidak lebih dari 3
1) Cakupan pengertian Penyedia Jasa (Tiga) hari kerja setelah Penyedia Jasa
Keuangan diperluas tidak hanya bagi Keuangan mengetahui adanya unsur
setiap rang yang menyediakan jasa di Transaksi Keuangan Mencurigakan. Hal
bidang keuangan tetapi juga meliputi jasa ini dimaksudkan agar Harta Kekayaan
lainnya yang terkait dengan keuangan. Hal yang diduga berasal dari hasil tindak
ini dimaksudkan untuk mengantisipasi pidana dan pelaku tindak pidana pencucian
pelaku tindak pidana pencucian uang yang uang dapat segra dilacak.
dimanfaatkan bentuk Penyedia Jasa 6) Penambahan ketentuan baru yang
Keuangan yang ada di masayarakat, menjamin kerahasiaan penyusunan darn
namun belum diwajibkan menyampaikan penyampaian laporan Transaksi Keuangan
laporan transaksi keuangan dan sekaligus Mencurigakan yang disampaikan kepada
mengantisipasi munculnya bentuk bentuk PPATK atau penyidik (Anti-tipping off).
Penyedia Jasa Keuangan baru yang telah Hal ini dimaksudkan antara lain untuk
diatur dalam Undang-undang nomor 8 mencegah berpindahnya hasil tindak
Tahun 2010. pidana dan lolosnya pelaku tindak pidana
2) Pengertian Transaksi Keuangan pencucian uang sehingga mengurangi
mencurigakan diperluas dengan efektivitas pencegahan dan pemberantasan
mencantunkan transaksi keuangan yang tindak pidana pencucian uang.
dilakukan atau batal dilakukan dengan 7) Ketentuan kerja sama bantuan timbal balik
menggunakan harta kekayaan yang diduga di bidang hukum (mutual legal assistance)
berasal dari hasil tindak pidana pencucian dipertegas agar menjadi dasar bagi
uang. penegak hukum pidan pencucian uang.
3) Pembatasan jumlah hasil tindak pidana Adanya ketentuan kerja sama bantuan
sebesar Rp 10.000.000,000,- (Sepuluh timbal balik merupakan bukti bahwa
Miliar Rupiah) atau lebih, atau nilai yang Pemerintah Indonesia memberikan
setara yang diperoleh dari tindak pidana komitmennya bagi komunitas
dihapus, karena tidak sesuai dengan internasional untuk bersama-sama
prinsip yang berlaku umum pada besar mencegah dan memberantas tindak pidana
atau kecilnya hasil tindak pidana yang pencucian uang. Kerja sama internasional
diperoleh. telah dilakukan dalam forum yang tidak
4) Cakupan tindak pidana asal (Predicate hanya bilateral, namun regional dan
crime) diperluas untuk mencegah multilateral sebagai strategi untuk
berkembangnya tindak pidana yang memberantas kekuatan ekonomi para
menghasilkan harta kekayaan dimana pelaku kejahatan yang tergabung dalam
pelaku tindak pidana berupaya kejahatan yang terorganisasi. Nemun
menyembunyikan atau menyamarkan asal- demikian pelaksanaan kerja sama bantuan
timbal balik harus tetap memperhatikan
28
Ibid, UU No. 8 Tahun 2010. hukum nasional masing-masing negara
11
serta kepentingan nasional dan teruatam b. Penyuapan.
tidak bertentangan dengan Undang-undang c. Penyelundupan.
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun d. Tindak pidana yang berkaitan dengan
1945.29 perbankan.
Melihat sejarahnya, undang-undang e. Tindak pidana yang berkaitan dengan
tindak pidana pencucian uang ini dilahirkan narkotika.
atas desakan Internasional Monetary Fund f. Tindak pidana yang berkaitan dengan
(IMF) kepada Indonesia agar memiliki psikotropika.
Undang-Undang tentang pemberantasan tindak g. Perdagangan budak, wanita dan anak.
pidana pencucian uang, dan upaya-upaya IMF, h. Perjudian, atau.
Bank Dunia (World Bank) yang selama ini i. Terorisme.
cukup memiliki peranan dalam pemberantasan Beberapa hal yang merupakan
kejahatan pencucian uang dan menyetujui The ketentuan lainnya dari Undang-undang tentang
Fourty Recommendetions dan FATF sebagai Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
standar Internasional dalam memerangi adalah mengenai unsur-unsur tindak pidana
praktik-praktik pencucian uang. pencucian uang, yakni sebagai berikut :
FAFT terus menekan Indonesia agar 1) Pencucian Uang adalah segala perbuatan
secara melaksanakan sejumlah syarat yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana
pemberantasan pencucian uang. Pada tanggal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-
11 Februari 2005 FAFT melayangkan surat Undang ini..31
Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi 2) Hasil tindak pidana adalah Harta
Keuangan Indonesia agar secepatnya Kekayaan yang diperoleh dari tindak
menerapkan enam syarat bebas pencucian pidana : (a) Korupsi (b) Penyuapan (c)
uang. Dalam surat yang ditandatangani narkotika; (d) psikotropika; (e)
Presiden FAFT Jean-Louis Fort itu disebutkan penyelundupan tenaga kerja; (f)
bahwa Indonesia belum sepenuhnya penyelundupan migran; (g) di bidang
dikeluarkan dari daftar hitam negara pencucian perbankan; (h) Di bidang Pasar Modal, (i)
uang. Kerena itu, FAFT akan terus memonitor Di bidang perasuransian (j) kepabeanan;
transaksi dari dan ke Indonesia dan kebijakan (k) cukai; (l) perdagangan orang; (m)
pencegahan pencucian uang.30 perdagangan senjata gelap; (n) Terorisme
Pasal 2 Undang-undang Tindak Pidana (o) Penculikan (p) pencurian; (q)
Pencucian Uang, hasil tindak pidana adalah Penggelapan (r) Penipuan (s) Pemalsuan
Harta Kekayaan yang diperoleh dari tindak uang (t) Perjudian (u) Prositusi (v) di
pidana : bidang perpajakan; (w) Di bidang
a. Korupsi. kehutanan (x) Di bidang lingkungan hidup
(y) Di bidang kelautan dan perikanan, atau
(z) tindak pidana lainnya yang diancam
29
Ketentuan kerja sama bantuan timbal balik di dengan pidana penjara 4 (Empat) tahun
bidang hukum (mutual legal assistance) telah atau lebih, yang dilakukan di wilayah
dipertegas dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun Negata Republik Indonesia atau di luar
2006 tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah wilayah Negara Republik Indonesia dan
Pidana. Salah satu kerja sama bantuan timbal balik tindak pidana tersebut juga merupakan
dalam masalah pidana adalah kerja sama dengan
tindak pidana menurut hukum Indonesia.32
negara Australia yang dituangkan dalam Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1999 tentang Pengesahan 3) Setiap Orang yang menempatkan,
Perjanjian Antara Republik Indonesia dan Australia mentransfer, mengalihkan,
mengenai bantuan Timbal Balik dalam Masalah membelanjakan, membayarkan,
Pidana (Treaty Between the Republic of Indonesia menghibahkan, menitipkan, membawa ke
and Australia on Mutual Legas Assistance in luar negeri, mengubah bentuk,
criminal Matters). Demikian juga kerja sama dengan menukarkan dengan mata uang atau surat
negara Hongkong, telah dituangkan dalam Undang- berharga atau perbuatan lain atas Harta
undang Nomor 1 Tahun 2001 tentang Pengesahan Kekayaan yang diketahuinya atau patut
Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia diduganya merupakan hasil tindak pidana
dan Pemerintah Hongkong untuk Penyerahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
Pelanggar Hukum yang melarikan diri (Argement
Between the Government of the Republic of
(1) dengan tujuan menyembunyikan atau
Indonesia and the Government of Hongkong for
31
Surrender of Fugitive Affenders). Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 8 Tahun
30
Koran Tempo, “FAFT Terus Tekan Indonesia Soal 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. \
32
Pencucian Uang”, 19 APRIL 2005. Ibid., Pasal 2.ayat (1).
12
menyamarkan asal usul Harta Kekayaan efektif sehingga dari segala sisi diusahakan
dipidana karena tindak pidana Pencucian untuk menutup kejahatan pencucian uang.
Uang dengan pidana penjara paling lama Ketentuan lain terhadap hal-hal yang
20 (dua puluh) tahun dan denda paling dapat digolongkan dalam tindak pidana yang
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh berkaitan dengan tindak pidaana pencucian
miliar rupiah).33 uang adalah sebagai berikut :
4) Setiap Orang yang menyembunyikan atau 1. Pejabat atau pegawai PPATK, penyidik,
menyamarkan asal usul, sumber, lokasi, penuntut umum, hakim, dan Setiap Orang
peruntukan, pengalihan hak-hak, atau yang memperoleh Dokumen atau
kepemilikan yang sebenarnya atas Harta keterangan dalam rangka pelaksanaan
Kekayaan yang diketahuinya atau patut tugasnya menurut Undang-Undang ini
diduganya merupakan hasil tindak pidana wajib merahasiakan Dokumen atau
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat keterangan tersebut, kecuali untuk
(1) dipidana karena tindak pidana memenuhi kewajiban menurut Undang-
Pencucian Uang dengan pidana penjara Undang ini. (Pasal 11 ayat (1)).
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan 2. Direksi, komisaris, pengurus atau pegawai
denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 Pihak Pelapor dilarang memberitahukan
(lima miliar rupiah).34 kepada Pengguna Jasa atau pihak lain,
5) Setiap Orang yang menerima atau baik secara langsung maupun tidak
menguasai penempatan, pentransferan, langsung, dengan cara apa pun mengenai
pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, laporan Transaksi Keuangan
penukaran, atau menggunakan Harta Mencurigakan yang sedang disusun atau
Kekayaan yang diketahuinya atau patut telah disampaikan kepada PPATK. (Pasal
diduganya merupakan hasil tindak pidana 12 ayat (1)). Kemudian ayat (3)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat menyatakan : Pejabat atau pegawai
(1) dipidana dengan pidana penjara paling PPATK atau Lembaga Pengawas dan
lama 5 (lima) tahun dan denda paling Pengatur dilarang memberitahukan
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar laporan Transaksi Keuangan
rupiah).35 Mencurigakan yang akan atau telah
6) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada dilaporkan kepada PPATK secara
ayat (1) tidak berlaku bagi Pihak Pelapor langsung atau tidak langsung dengan cara
yang melaksanakan kewajiban pelaporan apa pun kepada Pengguna Jasa atau pihak
sebagaimana diatur dalam Undang- lain. Selanjutnya pada ayat (5) berbunyi :
Undang ini.36 Pelanggaran atas ketentuan sebagaimana
7) Dalam hal tindak pidana Pencucian Uang dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dipidana dengan pidana penjara paling
Pasal 4, dan Pasal 5 dilakukan oleh lama 5 (lima) tahun dan pidana denda
Korporasi, pidana dijatuhkan terhadap paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
Korporasi dan/atau Personil Pengendali miliar rupiah)39
Korporasi.37 Kemudian di dalam Undang-undang
8) Pidana pokok yang dijatuhkan terhadap ini diatur pula mengenai kewajiban dari
Korporasi adalah pidana denda paling Lembaga Pengawas dan Pengatur menetapkan
banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus ketentuan prinsip mengenali Pengguna Jasa.40
miliar rupiah).38 Kewajiban menerapkan prinsip
Mengingat tindak pidana pencucian mengenali Pengguna Jasa sebagaimana
uang tidak mungkin terlaksana tanpa bantuan dimaksud pada ayat (2) dilakukan pada saat :
pihak-pihak lain, dalam undang-undang ini a. melakukan hubungan usaha dengan
diatur pula tindak pidana yang berkaitan Pengguna Jasa;
dengan tindak pidana pencucian uang. b. terdapat Transaksi Keuangan dengan mata
Dicantumkannya ketentuan tersebut uang rupiah dan/atau mata uang asing
dimaksudkan agar pemberantasan tindak yang nilainya paling sedikit atau setara
pidana pencucian uang dapat dilakukan secara dengan Rp100.000.000,00 (seratus juta
33 rupiah);
Ibid, Pasal 3
34
Ibid Pasal 4
35 39
Ibid Pasal 5 ayat (1) Pasal 11 ayat (1), Pasal 12 ayat (1), (3), dan (5)
36
Ibid Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak
37
Ibid Pasal 6 ayat (1) Pidana Pencucian Uang.
38 40
Ibid Pasal 7 ayat (1) Pasal 18 ayat (1)
13
c. terdapat Transaksi Keuangan penyelundupan tenaga kerja, terorisme,
Mencurigakan yang terkait tindak pidana korupsi, dan kejahtan-kejahatan kerah putih
Pencucian Uang dan tindak pidana lainnya. Tindak kejahatan ini umumnya
pendanaan terorisme; atau melibatkan dan menghasilkan uang dalam
d. Pihak Pelapor meragukan kebenaran jumlah yang besar.
informasi yang dilaporkan Pengguna Terdapat berbagai modus yang
Jasa.41 dilakukan oleh para pelaku kejahatan tersebut
Mengenal alat bukti dari adanya untuk menyembunyikan atau menyamarkan
tindak pidana pencucian uang, dapat asal-usul harta kekayaan tersebut, salah
digunakan Pasal 184 Undang-undang Nomor 8 satunya adalah dengan memasukkan hasil
Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang tindak pidana tersebut ke dalam sistem
Hukum Acara Pidana ditambah dengan : keuangan (Financial system), terutama ke
1. Alat bukti berupa informasi yang dalam sistem perbankan. Dengan demikian,
diciptakan, dikirim, diterima, dan asal-usul harta kekayaan tersebut tidak dapat
disimpan secara elektronis, dengan alat dilacak oleh penegak hukum. Modus inilah
optic atau alat lain yang serupa dengan itu. yang disebut dengan pencucian uang (Money
2. Dokumen yang meliputi data, rekaman, Laundering).
atau informasi yang dapat dilihat, dibaca, Penyelidikan dan penyidikan kasus
dan/atau didengar yang dapat dikeluarkan pencucian uang akan diperluas. Penyidik kasus
dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, pencucian uang tidak saja polisi atau jaksa,
baik yang tertuang di atas kertas, benda tetapi juga semula lembaga yang punya
fisik apa pun selain kertas atau yang kewenangan penyelidikan. Selain lembaga
terekam secara elektronik, termasuk tetapi penyidik yang akan ditambah, jumlah instansi
tidak terbatas pada tulisan, suara atau yang diwajibkan melaporkan transaksi
gambar, peta, rancangan, foto atau mencurigakan pun akan diperbanyak.
sejenisnya, huruf, tanda, angka, symbol Kewenangan penyidik tidak berada di polisi,
atau perforasi yang memiliki makna atau tetapi seluruh instansi yang punya kewenangan
dapat dipahami oleh orang yang mampu penyidik. Penambahan lembaga penyidikan ini
membaca atau memahaminya.42 akan diajukan PPATK dalam amandemen
Selanjutnya agar pemberantasan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2003
tindak pidana pencucian uang dapat dilakukan tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Selain
secara efektif, dalam Undang-undang ini polisi dan kejaksaan, lembaga yang akan
diatur kerja sama dengan negara lain, misalnya diberi kewenangan menyidik tindak pidana
dengan perjanjian ekstradisi atau kerja sama pencucian uang adalah Komisi Pemberantasan
bantuan di bidang hukum, baik dalam bentuk Korupsi dan Komisi Nasional hak Asasi
bilateral maupun multiteral.43 Oleh karena itu, Manusia. Hal ini untuk memperkuat
pemerintah Indonesia harus lebih pemberantasan pencucian uang.44
meningkatkan kerja sama internasional dalam Terbatasnya lembaga penyidikan
pengawasan kejahatan transnasional dan pencucian uang menurut Yunus, menyebabkan
organisasi kejahatan serta memacu sulitnya kasus-kasus pencucian uang masuk ke
perkembangan sistem informasi pengadilan. Kerena itu, dari ribuan transaksi
penanggulangan kejahatan internasional. mencurigakan yang ditemukan, hanya
Perkembangan di bidang pengetahuan beberapa gelintir yang masuk ke meja hakim.
dan teknologi telah mendorong pula Setidak-tidaknya dengan banyaknya lembaga
perkembangan ragam kejahatan yang yang berwenang menyidik kasus pencucian
dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak uang, proses penyidikan bisa cepat sehingga
bertanggung jawab. Kegiatan dalam suatu kasus tidak menumpuk. Hal ini juga dilakukan
wilayah negara maupun lintas batas wilayah agar ada persaingan kualitas di antara lembaga
negara juga semakin berkembang, di antaranya penyidikan.
Illegal logging, perdagangan obat-obat Selain perluasan lembaga penyidikan,
terlarang, penyelundupan barang, dalam amandemen Undang-undang itu
41
PPATK juga diusulkan penambahan lembaga
Pasal 18 ayat (3)
42 pelapor transaksi mencurigakan. Selama ini
Pasal 38 jo. Pasal 1angka 7 Undang-undang Nomor
15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian
baru lembaga-lembaga keuangan saja yang
uang. diwajibkan melaporkan transaksinya ke
43
Pasal 44 Undang-undang Nomor 25 tahun 2003
44
tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 15 Koran Tempo, “Penyidikan Pencucian Uang Akan
Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Diperluas:, 18 April 2005.
14
PPATK. Dengan adanya amandemen itu, kata Sementara Pihak Pelapor wajib
yunus nantinya nitaris, agen penjual mobil dan mengetahui bahwa Pengguna Jasa yang
rumah pun akan diwajibkan melaporkan melakukan Transaksi dengan Pihak Pelapor
transaksinya, karena hasil korupsi biasanya bertindak untuk diri sendiri atau untuk dan atas
dibelikan properti. nama orang lain.46
Selama ini ketiadaan laporan dari Identitas dan Dokumen pendukung
lembaga-lembaga itu membuat penyidik yang diminta oleh Pihak Pelapor harus sesuai
kesulitan melacak ke mana saja uang hasil dengan ketentuan peraturan perundang-
korupsi digunakan. Pembelian properti undangan yang ditetapkan oleh setiap
meruapakan cara yang lazim dipakai untuk Lembaga Pengawas dan Pengatur.47
menghilangkan jejak dana hasil kejahatan. Selanjutnya, Pasal 22 ayat (1)
Perluasan-perluasan itu juga akan makin menyebutkan : Penyedia jasa keuangan
dikuatkan oleh penambahan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
PPATK membekukan rekening tersangka (1) huruf a wajib memutuskan hubungan usaha
pencucian uang. dengan Pengguna Jasa jika :
4.1.2. Tindak Pidana Pencucian a. Pengguna Jasa menolak untuk mematuhi
Uang prinsip mengenali Pengguna Jasa; atau
Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang b. penyedia jasa keuangan meragukan
Nomor 8 tahun 2010 Setiap Orang yang kebenaran informasi yang disampaikan
menempatkan, mentransfer, mengalihkan, oleh Pengguna Jasa.
membelanjakan, membayarkan, Setelah itu, Penyedia jasa keuangan
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan melaporkannya kepada PPATK mengenai
mata uang atau surat berharga atau perbuatan tindakan pemutusan hubungan usaha tersebut
lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya sebagai Transaksi Keuangan Mencurigakan.48
atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau 4.1.3. Pemberantasan Tindak Pidana
menyamarkan asal usul Harta Kekayaan Pencucian Uang
dipidana karena tindak pidana Pencucian Uang Berbagai kejahatan, baik yang
dengan pidana penjara paling lama 20 (dua dilakukan oleh orang perseorangan maupun
puluh) tahun dan denda paling banyak oleh korporasi dalam batasa wilayah suatu
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar Negara maupun yang dilakukan melintasi
rupiah).45 batas wilayah Negara lain makin meningkat.
Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) undang- Kejahatan tersebut antara lain berupa tindak
undang tersebut, Setiap Orang yang menerima pidana korupsi, penyuapan (bribery),
atau menguasai penempatan, pentransferan, penyeludupan barang, penyeludupan tenaga
pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, kerja, penyeludupan imigran, perbankan,
penukaran, atau menggunakan Harta perdagangan gelap narkotika dan psikotropika,
Kekayaan yang diketahuinya atau patut perdagangan budak, wanita, dan anak,
diduganya merupakan hasil tindak pidana perdagangan senjata gelap, penculikan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) terorisme, pencurian, penggelapan, penipuan
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 dan berbagai kejahatan kerah putih. Kejahatan-
(lima) tahun dan denda paling banyak kejahatan tersebut telah melibatkan atau
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). menghasilkan harta kekayaan yang sangat
Selanjutnya pada Pasal 19 ayat (1) besar jumlahnya.
menyatakan ; Setiap Orang yang melakukan Harta kekayaan yang brasal dari
Transaksi dengan Pihak Pelapor wajib berbagai kajahatan atau tindak pidana
memberikan identitas dan informasi yang taersebut pada umumnya tidak langsung
benar yang dibutuhkan oleh Pihak Pelapor dan dibelanjakan atau digunakan oleh para pelaku
sekurang-kurangnya memuat identitas diri, kejahatan karena apabila langsung digunakan
sumber dana, dan tujuan Transaksi dengan akan mudah dilacak oleh penegak hukum
mengisi formulir yang disediakan oleh Pihak mengenai sumber diperolehnya harta kekayaan
Pelapor dan melampirkan Dokumen tersebut. Biasanya para pelaku kejahatan
pendukungnya.
46
Pasal 20 ayat (1)
47
Pasal 21 ayat (1)
45 48
Ibid Pasal 22 ayat (2)
15
terlebih dahulu mengupayakan agar harta perdagangan gelap narkotika dan bahan
kekayaan yang diperoleh dari kejahatan psikotropika, yang secara khusus mengatur
tersebut masuk ke sistem keuangan (financial masalah :
system), terutama ke dalam sistem perbankan 1. penegasan dan penjelasan ruang lingkup
(banking system). Dengan cara demikian, asal yang kendali yang dititik beratkan pada
usul harta kekayaan harta kekayaan tersebut illicit-trafficking by sea.
diharapkan tidak dapat dilacak oleh para 2. penegasan mengenai yurisdiksi yang
penegak hukum,. Upaya untuk diperluas
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul 3. ekstradisi
harta kekayan yang diperoleh dari tindak 4. penyitaan atau confiscation.
pidana sebagimana dimaksud dalam undang- 5. hubungan timbale balik atau mutual legal
undang ini dikenal sebagai pencucian uang assistance
(money laundering). Berkenaan dengan upaya Indonesia
Perbuatan pencucian uang di samping Memerangi Kejahatan Peredaran Narkotika,
merugikan masyarakat, juga sangat merugikan Badan Narkotika Nasional (BNN), mencatat
Negara karena dapat mempengaruhi atau data tersangka dan kasus tindak pidana ini
merusak stabilitas perekonomian nasional atau sejak tahun 1998 hingga bulan Maret 2003
keuangan Negara dengan meningkatknya mencatat kenaikan sebagai berikut :
berbagai kejahatan. Sehubungan dengan hal 1. tahun 1998 total kasus 999 jumlah
tersebut, upaya untuk mencegah dan tersangka 1.308,
memberantas praktek pencucian uang telah 2. tahun 1999 sebanyak 1833 kasus dan
menjadi perhatian internasional. Berbagai 2.590 tersangka
upaya telah dilakukan oleh masing-masing 3. tahun 2000 sebanyak 3478 kasus dan
Negara terutama Indonesia untuk mencegah 4.955 tersangka
dan memberantas praktek pencucian uang 4. tahun 2001 sebanyak 3617 kasus dan
termasuk dengan cara melakukan kerja sama 4.924 tersangka
internasional, baik melalui forum secara 5. tahun 2003 sebanyak 3751 kasus dan
bilateral maupun multilateral. 5.310 tersangka, dan
Dalam konteks kepentingan nasional 6. tahun 2003 (sampai dengan Maret)
maka ditetapkan Undang-Undang tentang sebanyak 783 kasus dan 1.098 (tersangka).
Tindak Pidana Pencucian Uang merupakan Melihat fakta permasalahan yang
penegasan bahwa pemerintah dan sektor sangat kompleks tampaknya tak ada pilihan
swasta bukan merupakan bagian dari masalah, lain bagi kita untuk terus meningkatkan upaya
akan tetapi bagian dari penyelesaian masalah, nasional memerangi kejahatan ini baik secara
baik di sektor ekonomi, keuangan, maupun komprehensif dan multidimension dengan
perbankan. antara lain melakukan penegakan hukum
International Narcotics Control secara tegas, konsisten dan sungguh-sungguh
Strategy Report (INCSR), menyoroti pula serta meningkatkan kegiatan preventif untuk
beberapa hal yaitu upaya dalam memberantas mengungkap dan memutuskan jaringan
peredaran gelap nerkoba yang dianggap masih sindikat peredaran gelap narkoba baik nasional
belum memadai. Kejahatan peredaran gelap maupun internasional.
narkoba sejak lama diyakini memiliki kaitan Sebagaimana telah diuraikan,
erat dengan proses pencucian uang. kejahatan peredaran narkotika adalah sumber
Sejarah mencatat pula bahwa uang haram yang paling dominant dan
kelahiran rezim hukum internasional yang merupakan kejahatan asal yang utama. Dengan
memerangi kejahatan pencucian uang dimulai demikian, dapat dikatakan bahwa rezim anti
pada saat masyarakat mulai frustasi dengan pencucian uang menjalankan fungsi ganda
upaya pemberantasan kejahatan pencucian yaitu menegakan ketentuan anti pencucian
uang dan perdagangan gelap narkoba. Pada uang dan sekaligus menjaga integritas sistem
saat itu anti pencucian uang dianggap sebagai keuangan, serta mencegah berkembangnya
paradigma baru di dalam masyarakat. kejahatan asal.
Logikanya dari memfokuskan dari hasil Setidaknya ada beberapa alasan yang
kejatannya adalah bahwa motivasi kejahatan dapat menjadikan pendorong maraknya
akan menjadi hilang apabila pelaku dihalang- kejahatan pencucian uang di Indonesia yang
halangi untuk menikmati hasil kejahatannya. memerlukan perhatian bersama, yakni sebagai
Vienna Convention Substance, 1988. berikut.
merupakan konvensi yang mengatur penegak 1. Rezim devisa bebas memungkinkan siapa
hukum dalam memberantas lalu lintas saja memiliki devisa, menggunakannya
16
untuk kegiatan apa saja dan tidak ada hilangnya kendali pemerintah terhadap
kewajiban untuk menyerahkannya kepada kebijakan ekonominya.
Bank Indonesia. 4) Timbulnya distorsi dan ketidakstabilan
2. Lemahnya penegakan hukum dan ekonomi karena para pencuci uang tidak
kurangnya profesionalitas aparat penegak tertarik untuk memperoleh keuntungan
hukum. dari investasi, tetapi lebih mengutamakan
3. Globalisasi terutama perkembangan global keuntungan dalam jangka waktu cepat dari
di sektor jasa keuangan sebagai hasil kegiatan-kegiatan yang secara ekonomis
proses liberalisasi telah memungkinkan tidak bermanfaat kepada Negara.
pelaku kejahatan memasuki pasar 5) Hilangnya pendapatan Negara dari sumber
keuangan yang terbuka. pembayaran pajak karena pencucian uang
4. kemajuan teknologi di bidang informasi menghilangkan pendapatan pajak
terutama penggunaan media internet pemerintah dan dengan demikian secara
memungkinkan kejahatan terorganisasi tidak langsung merugikan para pembayar
yang dilakukan oleh lalu lintas batas pajak yang jujur.
menjadi mudah dilakukan. 6) Membahayakan upaya-upaya privatisasi
5. Ketentuan Rahasia Bank yang kerap perusahaan-perusahaan Negara yang
dianggap masih diterapkan secara ketat dilakukan oleh pemerintah dan sekaligus
meskipun Undang-Undang tentang Tindak mengancam upaya-upaya dari Negara-
Pidana Pencucian Uang telah negara yang sedang melakukan reformasi
mengeliminasi ketentuan tersebut. ekonomi dengan upaya privatisasi.
6. Masih dimungkinkannya menggunakan Organisasi-organisasi tersebut dengan
nama samaran atau nama oleh nasabah dananya itu mampu membeli saham-
bank, yang banyak dipengaruhi oleh saham perusahaan negara yang
lemahnya penerapan KYC oleh industri diprivatisasi dengan harga yang lebih
jasa keuangan. tinggi dari calon-calon pembeli yang lain.
7. Dimungkinkannya praktik money 7) Rusaknya reputasi negara yang akan
launderyng dilakukan denag cara yang berdampak pada keprcayaan pasar akibat
disebut leyering yang menyulitkan kegioatan pencucian uang dan kejahatan-
pendeteksian kegiatan money launderyng kejahatan di bidang keuangan.
oleh penegak hukum. Dalam hal ini, uang 8) Menimbulkan biaya sosial yang tinggi
yang ditempatkan pada sebuah bank karena pencucian uang adalah proses yang
dipindahkan ke bank lain. penting bagi organisasi-organisasi untuk
8. Ketentuan hukum berkenaan dengan dapat menjalankan kejahatan-kejahatan
kerahasiaan hubungan antara lawyer dan mereka.
kliennya, dan diantara akuntan dan Salah satu hal terpenting dalam
kliennya. menentukan berjalannya rezim anti pencucian
Tampaknya kejahatan peredaran gelap uang yang efektif adalah kerja sama segenap
narkoba dan kejahatan pencucian uang perlu pihak terkait yang meliputi penyediaan jasa
diberantas hingga akar-akarnya tanpa pandang keuangan, PPATK, otoritas lembaga keuangan
bulu. Adapun beberapa alasan mengapa hal itu (Bank Indonesia, Bapepam, dan DJLK),
perlu dilakukan di Indonesia, sebagai berikut : kepolisian, kejaksaan, dan Pengadilan.
1) Merongrong integritas pasar-pasar Dukungan tinggi, LSM dan pers juga
keuangan karena lembaga-lembaga dirasakan sangat penting dalam
keuangan yang mengandalkan dana hasil memasyarakatkan rezim antimoney
kejahatan dapat menghadapi bahaya launderyng di Indonesia. PPATK meyakini
likuiditas. bahwa proses terciptanya rezim yang efektif
2) Mengganggu sektor swasta yang sah sangat tergantung pada peran aktif segenap
dengan sering menggunakan perusahaan- elemen di atas tanpa terkecuali.
perusahaan untuk mencampur uang haram Ada beberapa modus operandi
dengan uang sah., dengan maksud untuk kejahatan pencucian uang dengan
menyembunyikan uang hasil kejahatannya menggunakan obyek dan sarana yang
tersebut. dimanfaatkan oleh para pencuci uang dalam
3) Mengakibatkan hilangnya kendali melakukan operasi pencucian uang kotornya,
pemerintah terhadap kebijakan ekonomi,
sehingga dapat mengurangi anggaran
pemerintah sehingga dapat mengakibatkan

17
yang pada umumnya dilakukan melalui cara- dokumen yang diada-adakan, seperti membuat
cara49 antara lain : double invoice dalam jual beli dan ekspor
a. Melalui kerja sama modal impor, agar terkesan uang itu sebagai hasil
Uang hasil kejahatan secara tunai kegiatan luar negeri.
dibawa ke luar negeri. Uang tersebut masuk
kembali dalam bentuk kerja sama modal (Joint 7. Melalui pinjaman luar negeri
venture project). Keuntungan investasi Uang tunai dibawa ke luar negeri
tersebut diinvestasikan lagi dalam berbagai dengan berbagai cara, lalu uang tersebut
usaha lain. Keuntungan usaha lain ini dimasukkan kembali sebagai pinjaman luiar
dinikmati sebagai uang yang sudah bersih, negeri. Hal ini seakan-akan memberikan kesan
karena tampaknya diolah secara legal, bahkan bahwa pelaku memperoleh bantuan kredit dari
sudah dikenakan pajak. luar negeri.
2. Melalui agunan kredit
Uang tunai diselundupkan ke luar 8. Melalui rekayasa pinjaman luar negeri
negeri, lalu disimpan di bank negara tertentu Uang secara fisik tidak kemana-mana,
yang prosedur perbankannya termasuk lunak. namun kemudian dibuat suatu dokumen
Dari bank tersebut ditransfer ke bank Swiss seakan-akan ada bantuan atau pinjaman luar
dalam bentuk deposito. Kemudian dilakukan negeri. Jadi, pada kasus ini sama sekali tidak
peminjaman ke suatu bank di Eropa dengan ada pihak pemberi pinjaman. Yang ada hanya
jaminan deposito tersebut. Uang hasil kredit dokumen pinjaman yang kemungkinan besar
ditanamkan kembali ke negara asal uang adalah dokumen palsu.
haram tadi. Terkait perbankan, perbankan
merupakan suatu bentuk usaha yang memiliki
3. Melalui perjalanan luar negeri keleluasaan dalam menghimpun dan
Uang tunai ditransfer ke luar negeri menyalurkan dana sehingga sangat strategis
melalui bank asing yang ada di negaranya. untuk digunakan sebagai sarana pencucian
Lalu uang tersebut dicairkan kembali dan uang, baik melalui placement, layering,
dibawa kembali ke negara asalnya oleh orang maupun integration. Selain itu, transfer dana
tertentiu, seolah-olah uang tersebut berasal secara elektronis juga dapat dimanfaatkan oleh
dari luar negeri. pencuci uang untuk mengalihkan dana secara
4. Melalui penyamaran usaha dalam negeri cepat dan relatif murah serta aman ke rekening
Bersumber dari uang tersebut pihak lain, baik di dalam maupun di luar
didirikanlah perusahaan samaran, tidak negeri.
dipermasalahkan apakah uang tersebut berhasil Perbankan juga sangat rentan bagi
atau tidak, namun kesannya usaha tersebut tindak pidana yang terorganisasi sehingga
telah menghasilkan uang “bersih”. sangat strategis untuk dimanfaatkan. Tindak
5. Melalui penyamaran perjudian pidana yang terorganisasi biasanya
Bersumber dari uang tersebut bersembunyi dibalik suatu perusahaan atau
didirikanlah usaha perjudian. Tidak menjadi nama lain (Nominees) dengan melakukan
masalah apakah menang atau kalah, namun perdagangan internasional palsu dan berskala
akan dibuat kesan “menang”, sehingga ada besar dengan maksud untuk memindahkan
alas an asal usul uang tersebut. Seandainya di uang yang tidak sah dari suatu negara ke
Indonesia masih ada SDSB, Nalo atau Lotre, negara lain. Perusahaan yang digunakan untuk
dan lain-lain yang sejenisnya, kepada pemilik menyembunyikan kegiatan tindak pidana
uang haram dapat ditawarkan nomor yang tersebut biasanya meminta kredit/pembiayaan
menang dengan harga yang lebih mahal dari bank untuk menyamarkan aktivitas
sehingga uang tersebut memberikan kesan pencucian uang. Modus operandi lainnya
kepada yang bersangkutan sebagai hasil antara lain dengan menggunakan faktur
kemenangan kegiatan perjudian tersebut (Invonce) palsu yang di-mark-up atau L/C
(Lotre, SDSB, Nalo, dan sejenisnya). palsu sebagai upaya untuk menyulitkan
6. Melalui penyamaran dokumen pengusutan di kemudian hari. Oleh karena itu,
Uang tersebut secara fisik tidak perbankan harus berhati-hati terhadap
kemana-mana, namun keberadaannya kemungkinan dimanfaatkan sebagai sarana
didukung oleh berbagai dokumen palsu atau pencucian uang.

49
A.S Mamoedin, Analisis Kejahatan Perbankan.
Cetakan Pertama (Jakarta : Rafflesia, 1997), hlm.
295-297.
18
Hal yang perlu diperhatikan saat pidananya melalui proses layering atau
melakukan hubungan usaha dengan intergration.
nasabah/calon nasabah yaitu sebagai berikut : 50 Dalam perbuatan tindak pidana
1) Pembukaan Rekening pencucian uang terdapat pengkategorian
Calon nasabah dapat digolongkan beberapa modus yang didasarkan pada
mencurigakan apabila pada saat pembukaan tipologinya :
rekening, yang bersangkutan melakukan hal- a. Tipologi dasar :
hal sebagai berikut : 1) Modus orang ketiga, yaitu dengan
1. Tidak bersedia memberikan informasi menggunakan seseorang untuk
yang diminta menjalankan perbuatan tertentu yang
2. Memberikan informasi yang tidak lengkap diinginkan oleh pelaku pencurian uang,
dan/atau memberikan informasi yang dapat dengan menggunakan atau
kurang memuaskan mengatasnamakan orang ketiga atau orang
3. Memberikan informasi palsu atau lain lagi yang berlainan. Ciri-cirinya
menyesatkan adalah : orang ketiga hampir selalu nyata
4. Menyulitkan petugas bank pada saat dan bukan hanya nama palsu dalam
dilakukan verifikasi terhadap informasi dokumen, orang ketiga biasanya
yang sudah diberikan menyadari ia dipergunakan, orang ketiga
5. Membatalkan hubungan bisnis dengan tersebut merupakan orang kepercayaan
bank yang bisa dikendalikan, dan hubungannya
2) Nasabah yang tidak memiliki rekening dengan pelaku sangat dekat sehingga dapat
(Walk-in-customer) berkomunikasi setiap saat.
Bank wajib menerapkan Prinsip 2) Modus topeng usaha sederhana,
Mengenal Nasabah bagi walk-in-customer merupakan kelanjutan modus orang ketiga,
yang melakukan transaksi dengan nilai lebih di mana orang tersebut akan diperintahkan
besar dari Rp 100.000.000,00 (Seratus Juta untuk mendirikan suatu bidang usaha
Rupiah) per transaksi atau nilai yang setara. dengan menggunakan kekayaan yang
3) Penitipan (custodian) dan safe deposit box merupakan hasil tindak pidana.
Bank perlu melakukan tindakan 3) Modus perbankan sederhana, dapat
pengamanan khusus terhadap nasabah yang merupakan kelanjutan modus pertama dan
menggunakan jasa penitipan (Custodian) dan kedua, namun juga dapat berdiri sendiri.
safe deposit box. Bank juga harus menerapkan Di sini terjadi perpindahan sistem
Prinsip Mengenal Nasabah terhadap walk-in- transaksi tunai yang berubah dalam bentuk
customer yang menggunakan safe deposit box. cek kontan, cek perjalanan, atau bentuk
4) Penyetoran dan penarikan lain dalam deposito, tabungan yang dapat
Transaksi penyetoran dan penarikan ditransfer dengan cepat dan digunakan lagi
tunai adalah metode yang lazim dilakukan oleh dalam pembelian aset-aset. Modus ini
pelaku tindak pidana untuk mencuci hasil banyak meninggalkan jejak melalui
tindak pidananya melalui sistem perbankan. dokumen rekening koran, cek, dan data-
Oleh karena itu, untuk menjamin kebenaran data lain yang mengarah pada nasabah itu,
transaksi, sejak awal petugas bank harus serta keluar masuknya dari proses
memastikan semua informasi yang diperlukan transaksi baik yang menuju pada
berkenaan dengan identitas nasabah. Informasi seseorang maupun pada aset-aset, atau pun
nasabah yang lengkap akan mempermudah pada pembayaran-pembayaran lain.
bank untuk mengidentifikasi transaksi 4) Modus kombinasi perbankan atau usaha,
keuangan mencurigakan. yang dilakukan oleh orang ketiga yang
5) Kredit/pembiayaan menguasai suatu usaha dengan
Kredit/pembiayaan dalam bentuk memasukkan uang hasil kejahatan ke bank
kartu kredit perlu mendapat perhatian karena untuk kemudian ditukar dengan cek yang
instrument ini dapat digunakan oleh pelaku kemudian digunakan untuk pembelian aset
tindak pidana untuk mencuci hasil tindak atau pendirian usaha-usaha lain.
b. Tipologi ekonomi :
1) Model smurfing, yakni pelaku
50
Lampiran Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan
menggunakan rekan-rekannya yang
Analisis Transaksi Keuangan Nomor: banyak untuk memecah sejumlah besar
2/1/KEP.PPATK/2003 tentang Pedoman Umum uang tunai dalam jumlah-jumlah kecil di
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana bawah batas uang tunai sehingga bank
Pencucian Uang bagi Penyedia Jasa Keuangan tidak mencurigai kegiatan tersebut untuk
19
kemudian uang tunai tersebut ditukarkan diperjualbelikan, yang ada hanya faktur-
di bank dengan cek wisata atau cek faktur yang dijadikan bukti pembelian
kontan. Bentuk lain adalah dengan (penjualan fiktif) sebab penjual dan
memasukkan dalam rekening para pembeli sebenarnya adalah pelaku
smurfing di satu tempat pada suatu bank pencucian uang.
kemudian mengambil pada bank yang 8) Modus pembelian kembali, di mana
sama di kota yang berbeda atau disetorkan pelaku menggunakan dana yang telah
pada rekening-rekening pelaku pencucian dicuci untuk membeli sesuatu yang telah
uang di kota lain sehingga terkumpul dia miliki.
dalam beberapa rekening pelaku c. Tipologi IT :
pencucian uang. Rekening ini tidak 1) Modus E-Bisnis, hampir sama dengan
langsung atas nama pelaku namun bisa modus menyerupai MLM, namun
menunjuk pada suatu perusahaan lain atau menggunakan sarana internet.
rekening lain yang disamarkan nama 2) Modus scanner merupakan tindak pidana
pemiliknya. pencucian uang dengan predicate crime
2) Model perusahaan rangka, disebut berupa penipuan dan pemalsuan atas
demikian karena perusahaan ini dokumen-dokumen transaksi keuangan.
sebenarnya tidak menjalankan kegiatan d. Tipologi hitek adalah suatu bentuk
usaha apapun, melainkan dibentuk agar kejahatan terorganisir secara skema namun
rekening perusahaannya dapat digunakan orang-orang kunci tidak saling mengenal,
untuk memindahkan sesuatu atau uang. nilai uang relatif tidak besar tetapi bila
Perusahaan rangka dapat digunakan untuk dikumpulkan menimbulkan kerugian yang
penempatan (placement) dana sementara sangat besar. Dikenal dengan nama modus
sebelum dipindah atau digunakan lagi. cleaning di mana kejahatan ini biasanya
Perusahaan rangka dapat terhubung satu dilakukan dengan menembus sistem data
dengan yang lain misal saham PT A base suatu bank.
dimiliki oleh PT B yang berada di daerah 4.2. Hubungan Pidana asal (Predicate Crime)
atau Negara lain, sementara saham PT B dengan Tindak Pidana Pencucian uang
sebagian dimiliki oleh PT A, PT B, PT C, sebagai Derivative-nya di Indonesia.
dan/atau PT D yang berada di daerah atau 4.2.1. Peredaran Gelap Narkoba dan
Negara lain. Tindak Pidana Pencucian Uang
3) Modus pinjaman kembali, adalah suatu Sesungguhnya tindak pidana
variasi dari kombinasi modus perbankan pencucian uang yang dilakukan oleh seseorang
dan modus usaha. Contohnya : pelaku adalah berasal dari sebuah tindakan korupsi.
pencucian uang menyerahkan uang hasil Tindakan dan perbuatan seseorang tersebut
tindak pidana kepada A (orang ketiga), merupakan penyimpangan dari perilaku orang-
dan A memasukkan sebagian dana tersebut orang tertentu dengan merubah pola perolehan
ke bank B dan sebagian dana juga dana hasil korupsi tersebut melalui sistem
didepositokan ke bank C. Selain itu A keuangan yang dinilainya sangat aman bagi
meminjam uang ke bank D. Dengan bunga dirinya, dan kelompoknya untuk
deposito bank C, A kemudian membayar menyembunyikan/menyamarkan sumber dana
bunga dan pokok pinjamannya dari bank illegal kedalam prosedur dan mekanisme
D. Dari segi jumlah memang terdapat sistem perbankan yang lebih mengutamakan
kerugian karena harus membayar bunga prinsip-prinsip kerahasian bank. Dan cara
pinjaman namun uang illegal tersebut tersebut dianggab sangat menguntungkan para
telah berubah menjadi uang pinjaman yang pencari keuntungan dengan cara yang paling
bersih dengan dokumen yang lengkap. cepat, tepat dan aman. Ragam-ragam
4) Modus menyerupai MLM. memperoleh uang dengan cara illegal di atas,
5) Modus under invoicing, yaitu modus dilakukan secara laten (underground
untuk memasukkan uang hasil tindak business),. Sedemikian banyak ragam dan luas
pidana dalam pembelian suatu barang dari kejahatan yang dinilai sebagai uang kotor
yang nilai jual barang tersebut sebenarnya tersebut seperti korupsi, kolusi, perdagangan
lebih besar daripada yang dicantumkan narkotik dan obat-obatan (narkoba) secara
dalam faktur. gelap (drug trafficking), penghindaran atau
6) Modus over invoicing, merupakan penggelapan pajak. Kemudian berkembang
kebalikan dari modus under invoicing. pula kepada modus penyimpangan lain
7) Modus over invoicing II, di mana dibidang eksport-import, seperti pemalsuan
sebenarnya tidak ada barang yang faktur atau dokumen, penggelapan bea masuk,
20
pemalsuan mutu dan volume eksport, kolusi mencapai 100 sampai dengan 300 Miliyar
dibidang pajak eksport. Bahkan dibidang Dolar pertahunnya, sedangkan di Eropa
perdagangan umum dalam bentuk pemalsuan berkisar antara 300 sampai dengan 500 Miliyar
perhitungan harga, kualitas komoditi, satuan Dollar pertahunnya, suatu angka yang
berat, pelaksanaan pembukuan, misalnya fantastis. FAFT (Financial Action Task Force
dengan menambah beban biaya atau on Money Launderyng) dalam annual report
mengurangi pendapatan, termasuk sebagai tahun 1995-1996 memperkirakan bahwa dari
peraktik yang tergolong dirty money. 600 Milyar sampai satu triliun dolar yang
Dalam International Narcotics dicuci pertahunnya, sebagian besar berasal dari
Control Strategy Report (INCSR) yang bisnis haram perdagangan gelap nerkoba.
dikeluarkan oleh Bureau for International Diperkirakan jumlah di atas setiap tahun
Narcotics and Law Enforcement Affairs, mengalami peningkatan sehingga dikenal
United States Departement of State pada bulan istilah narco dollar, sekaligus menunjukkan
Maret 2003, Indonesia ditempatkan kembali persoalan peredaran gelap nerkoba merupakan
dalam deretan major launderyng countries di kejahatan internasional (International Crime)
wilayah Asia Pasific bersama dengan 53 dan persoalan seluruh negara.
negara antara lain seperti Australia, Kanada, Sejarah mencatat pula bahwa
Cina, Cina Taipei, Hong Kong, India, Jepang, kelahiran rezim hukum internasional yang
Makau Cina, Myanmar, Nauru, Pakistan, memerangi kejahatan pencucian uang dimulai
Filipina, Singapura, Thailand, United pada saat masyarakat internasional merasa
Kingdom, dan Amerika Serikat. Predikat frustasi dengan upaya memberantas kejahatan
major launderyng counteris diberikan kepada perdagangan gelap nerkoba. Pada saat itu,
negara-negara yang lembaga dan sistem rezim anti pencucian uang dianggap sebagai
keuangan dinilai terkontaminasi bisnis paradigma baru dalam memberantas kejahatan
narkotika internasional yang ditengarai yang tidak lagi difokuskan pada upaya
melibatkan uang dalam jumlah yang sangat menangkap pelakunya, melainkan lebih
besar. diarahkan pada penyitaan dan perampasan
Lebih jauh, INCSR menyoroti pula harta kekayaan yang dihasilkan. Logika dari
beberapa hal yaitu upaya Indonesia dalam memfokuskan pada hasil kejahatnnya adalah
memberantas peredaran gelab narkoba yang bahwa motivasi pelaku kejahtan akan menjadi
dianggap masih belum memadai, kenaikan hilang apabila pelaku dihalang-halangi untuk
angka penyalahgunaan narkoba di dalam menikmati hasil kejahatan.
negeri, serta maraknya lalu lintas perdagangan Melihat korelasi yang erat antara
gelap narkoba dari dan ke Indonesia yang kejahatan peredaran gelap narkoba sebagai
melibatkan negara-negara seperti Thailand, Predicate Crime dan kejahatan pencucian
Burma, Singapura, Afghanistan, Pakistan dan uang sebagai derivative-nya, maka sangat jelas
Nigeria. Kejahatan peredaran gelap narkoba bahwa keberhasilan perang melawan kejahatan
sejak lama diyakini memiliki kaitan erat peredaran gelap narkoba di suatu negara
dengan proses pencucian uang. Sejarah sangat ditentukan oleh efektivitas rezim anti
perkembangan tipologi pencucian uang pencucian uang di negara itu. Dalam konteks
menunjukkan bahwa perdagangan obat bius Indonesia, hal menarik yang menjadi
merupakan sumber yang paling dominan dan pertanyaan adalah apakah rezim anti
kejahatan asal (Predicate crime) yang utama pencucian uang Indonesia sudah cukup
yang melahirkan kejahatan pencucian uang. memadai untuk mendukung upaya pencegahan
Organized crime selalu menggunakan metode dan pemberantasan kejahatan peredaran gelap
pencucian uang ini menyembunyikan, nerkoba di tanah air?
menyamarkan atau mengaburkan hasil bisnis Dalam Rezim Hukum Internasional
haram itu agar tampak seolah-olah merupakan Anti Pencucian Uang, kejahatan pencucian
hasil dari kegiatan yang sah. Selanjutnya, uang uang telah dikenal di Amerika Serikat sejak
hasil jual beli narkoba yang telah dicuci itu tahun 1930. Pada saat itu, Al Capone yang
digunakan lagi untuk melakukan kejahatan menguasai bisnis haram perdagangan obat
serupa atau mengembangkan kejahatan- bius, perdagangan gelap minuman keras,
kejahatan baru. prostisusi dan perjudian merupakan penjahat
Perkembangan peredaran obat bius di terbesar yang tidak saja dikenal di Amerika
beberapa negara bahkan telah mencapai titik Serikat, tetapi juga di dunia karena memiliki
nadir. Gerard Wyrsch (1990) mengungkapkan jaringan di banyak negara. Pada saat itu
bahwa pencucian uang yang berasal dari bisnis masyarakat internasional belum memiliki
narkotika di Amerika Serikat diperkirakan perangkat hukum internasional yang dapat
21
dijadikan dasar yang kuat untuk memerangi lain yang pembayarannya dilakukan
kejahatan pencucian uang. melalui bank atau perusahaan jasa
4.3. Tahapan Pencucian Uang di Indonesia lainnya.
4.3.1. Tahap penempatan (placement), Dengan perkataan lain, fase
merupakan tahap pengumpulan dan pertama dari proses pencucian uang
penempatan uang hasil kejahatan haram ini ialah memindahkan uang
pada suatu bank atau tempat tertentu haram dari sumber uang itu
yang diperkirakan aman guna diperoleh untuk menghindari
mengubah bentuk uang tersebut agar jejaknya. Atau secara lebih
tidak teridentifikasi, biasanya sederhana agar sumber uang tersebut
sejumlah uang tunai dalam jumlah tidak diketahui penegak hukum.
besar dibagi dalam jumlah yang lebih 4.3.2. Tahap pelapisan (layering), merupakan
kecil dan ditempatkan pada beberapa upaya untuk mengurangi jejak asal
rekening di beberapa tempat; muasal uang tersebut diperoleh atau
Tahap ini tahap pertama, yaitu ciri-ciri asli dari uang hasil kejahatan
pemilik uang tersebut tersebut atau nama pemilik uang hasil
mendepositokan uang haram tersebut tindak pidana, dengan melibatkan
ke dalam sistem keuangan (financial tempat-tempat atau bank di negara-
system). Karena uang itu sudah negara dimana kerahasiaan bank akan
masuk ke dalam sistem keuangan menyulitkan pelacakan jejak uang.
perbankan, maka berarti uang itu Tindakan ini dapat berupa : mentransfer
telah juga masuk ke dalam sistem uang ke negara lain dalam bentuk mata
keuangan negara yang bersangkutan. uang asing, pembelian property,
Oleh karena uang yang telah pembelian saham pada bursa efek
ditempatkan di suatu bank itu menggunakan deposit yang ada di Bank
selanjutnya dapat lagi dipindahkan ke A untuk meminjam uang di Bank B dan
bank lain, maka uang tersebut bukan sebagainya.
saja telah masuk ke dalam sistem Layering adalah memisahkan
keuangan negara yang bersangkutan, hasil tindak pidana dari sumbernya
tetapi juga telah masuk ke dalam yaitu tindak pidana melalui beberapa
sistem keuangan global atau tahap transaksi keuntungan untuk
internasional. menyembunyikan atau menyamarkan
Jadi, Placement adalah upaya asal-usul dana. Dalam kegiatan ini
menempatkan dana yang dihasilkan terdapat proses pemindahan dana dari
dari suatu kegiatan tindak pidana beberapa rekening atau lokasi tertentu
kedalam sistim keuangan. Bentuk sebagai hasil placement ke tempat lain
kegiatan ini antara lain sebagai melalui serangkaian transaksi yang
berikut : komplek dan didesain untuk
1) Menempatkan dana kepada bank. menyamarkan dan menghilangkan jejak
Kadang-kadang kegiatan ini diikuti sumber dana tersebut.
dengan pengajuan Bentuk kegiatan ini antara lain :
kredit/pembiayaan. a) Transfer dana dari satu bank ke bank
2) Menyetorkan uang pada bank atau lain dan/atau anatar wilayah/Negara.
perusahaan jasa keuangan lain b) Penggunaan simpanan tunai sebagai
sebagai pembayaran kredit untuk agunan untuk mendukung transaksi
mengaburkan audit trail. yang sah.
3) Menyelundupkan uang tunai dari c) Memindahkan uang tunai lintas
satu Negara ke Negara lain. batas Negara melalui jaringan
4) Membiayai suatu usaha yang seolah- kegiatan usaha yang sah maupun
olah sah atau terkait dengan usaha shell company.
yang sah berupa kredit/pembiayaan Jadi dalam layering, pekerjaan
sehingga mengubah kas menjadi dari pihak pencuci uang belum berakhir
kredit pembiayaan. dengan ditampatkannya uang tersebut
5) Membeli barang-barang berharga kedalam sistem keuangan dengan
yang bernilai tinggi untuk keperluan melakukan placement seperti
pribadi, membelikan hadiah yang diterangkan diatas. Jumlah uang haram
nilainya mahal sebagai yang sangat besar, yang ditempatkan di
penghargaan/hadiah kepada pihak suatu bank, tetapi tidak dapat dijelaskan
22
asal-usulnya itu. Yang pada gilirannya dari wakru ke waktu semakin kompleks
akan menarik para penegak hukum. dengan menggunakan tekhnologi dan
Setelah dilakukan placement, rekayasa keuangan yang cukup rumit.
uang tersebut perlu dipindahkan lagi Hal ini terjadi baik pada tahap
dari satu bank ke bank lain dan dari placement, layering, maupun
satu Negara ke Negara lain yang sering integration sehingga penanganannya
kali mereka memecah-mecah pun menjadi semakin sulit dan
jumlahnya sehingga pemecahan dan membutuhkan peningkatan kemampuan
pemindahan dana tersebut tidak dapat (capacity building) secara sistematis
dilacak oleh otoritas atau penegak dan berkesinambungan. Pemilihan
hukum. modus operandi pencucian uang
Nasabah menyimpan dana yang tergantung dari kebutuhan pelaku
tercatat di bank justru bukan pemilik tindak pidana.
yang sesunggguhnya dari uang tersebut. Selanjutnya dalam integration,
Nasabah menyimpan uang tersebut begitu uang tersebut telah berhasil
mungkin telah yang kesekian kalinya diupayakan proses pencuciannya
apabila diurut sejak awal pangkalnya, melalui cara layering, maka tahap
yaitu pemilik sesungguhnya dari uang selanjutnya adalah menggunakan uang
yang ditempatkan itu. yang telah menjadi “uang halal” (clean
Selanjutnya mereka yang money) untuk kegiatan bisnis atau
dilalui oleh pemilik yang sesungguhnya kegiatan operasi kejahatan dari
dari uang itu sampai lapis yang terakhir penjahat atau organisasi kejahatan yang
yaitu nasabah penyimpan dana yang mengendalikan uang tersebut.
secara resmi tercatat di bank tersebut, Kesemua perbuatan pencucian
maka pemakaian lapisan-lapisan yang uang haram ini memungkinkan para
demikian itu dapat disebut pula raja uang haram ini menggunakan dana
layering. yang begitu besar untuk manjalankan
4.3.3. Tahap penggabungan (integration), dan mempertahankan ruang lingkup
merupakan tahap mengumpulkan dan mereka dan kejahatan mereka atau
menyatukan kembali uang hasil untuk terus berproses di dalam dunia
kejahatan yang telah melalui tahap kejahatan khususnya narkotika.
pelapisan dalam suatu proses arus Adapun perihal proses
keuangan yang sah. Pada tahap ini uang pencucian uang tersebut melalui empat
hasil kejahatan benar-benar telah bersih proses, pertama, disebut dengan
dan sulit untuk dikenali sebagai hasil “membenamkan” uang haram sehingga
tindak pidana, muncul kembali sebagai tidak tampak dari permukaan, proses
asset atau investasi yang tampak legal. ini sangat sulit dilacak para petugas
Integration adalah upaya hukum karena menggunakan sistem
menggunakan harta kekayaan yang yang sah, sistem pembenaman uang
telah tampak sah, baik untuk dinikmati yang sah dilakukan melalui rekening
langsung, diinvestasikan ke dalam koran, wesel pos, surat berharga atas
berbagai bentuk kekayaan yang tunjuk maupun instrument keuangan
material maupun keuangan, lainnya yang mudah dikonversi
dipergunakan untuk membiayai kedalam bentuk uang tunai dan
kegiatan bisnis yang sah, ataupun untuk tabungan dalam sistem perbankan.
membiayai kembali tindak pidana. Proses pencucian uang
Dalam melakukan pencucian uang, dilakukan melalui empat proses,
pelaku tidak mempertimbangkan hasil pertama disebut sebagai immersion atau
yang akan diperoleh dan besarnya biaya “membenamkan” uang haram sehingga
yang harus dikeluarkan, karena tujuan tidak tampak dari permukaan. Dalam
utama adalah untuk menghilangkan proses ini uang hasil kejahatan
atau untuk menyamarkan asal-usul ditempatkan dan dikonsolidasikan
uang sehingga hasil akhirnya dapat dalam bentuk dan tempat yang sulit
dinikmati atau digunakan secara aman. dilacak oleh sistem pengawasan
Ketiga kegiatan di atas dapat terjadi petugas hukum.
secara terpisah atau simultan, namun Sistem perbankan tidak dapat
umumnya dilakukan secara tumpang dipercaya masyarakat kembali kepada
tindih. Modus operandi pencucian uang sistem tradisional. Erosi kepercayaan
23
masyarakat pada sistem perbankan perjudian dan hiburan serta “offshore
terjadi karena keguncangan sistem banking” baru.
politik sosial ataupun karena sistem Dewasa ini, pusat-pusat
devisa yang dikontrol ketat oleh offshore banking telah menjalar luas ke
pemerintah. berbagai Negara miskin lainnya. Pada
Dalam tahap kedua, uang awalnya Negara tempat penyimpanan
haram yang telah dibenamkan di bawah uang haram adalah Swiss, Luxemburg,
“permukaan air” tersebut diberi sabun Lichtenstein, Hongkong, dan
dan diacak. Proses penyabunan dan Singapura. Daftar ini semakin
pengacakan dilakukan dengan bertambah dengan masuknya Panama,
memanfaatkan Undang-Undang Antille Belanda, dan Cayman Island
kerahasiaaan bank maupun celah-celah yang sekarang nyatanya paling disukai
peluang hukum, sistem politik yang oleh bank-bank, swasta maupun
“busuk” kelemahan administrasi serta BUMN. Selain menawarkan bebas
sistem pembayaran maupun sistem pajak, Negara-negara miskin tidak
perbankan yang ada di berbagai memiliki infrastruktur yang memadai
Negara. Dengan demikian peranan para untuk mengawasi bank maupun
ahli hukum serta pengacara, konsultan transaksi keuangan masyarakat
dan akuntan sangat menonjol dalam sehingga merupakan tempat yang
proses tersebut. sangat ideal bagi kegiatan pemutihan
Di samping itu, uang haram uang.
dipindah-pindahkan dari satu rekening 4.4. Dampak Money Laundering dalam
ke rekening lain di bank di dalam Pembangunan Ekonomi
negeri maupun di luar negeri melalui 4.4.1. Dampak Pencucian Uang
transaksi antar Negara. Tujuan Kegiatan pencucian uang yang
transaksi tersebut adalah untuk dilakukan oleh organisasi-organisasi dan oleh
menutup rahasia atau identitas pemilik para penjahat individual sangat merugikan
yang sebenarnya. Prasarana tersebut masyarakat. Beberapa dampak kejahatan
juga dapat dilakukan melalui rekening pencucian uang terhadap masyarakat, yakni
perwalian milik pengacara, akuntan, sebagai berikut.
maupun klien pemilik uang haram. a) Pencucian uang memungkinkan para
Tahap ketiga, proses pencucian penjual dan pengedar narkoba, para
uang haram disebut dengan proses penyelundup dan para penjahat lainnya
pengeringan atau repatriasi dan untuk dapat memperluas operasinya. Hal
integrasi. Pada tahap ini uang haram ini akan meningkatkan biaya penegakan
telah di “cuci” bersih dimasukkan hukum untuk memberantasnya.
kembali kedalam sirkulasi dalam b) Kegiatan pencucian uang mempunyai
bentuk yang menurut aturan hukum potensi untuk merongrong keuangan
telah berubah menjadi legal dan sudah masyarakat sebagai akibat sedemikian
membayar kewajiban pajak. besarnya jumlah uang yang terlibat dalam
Kompleksitas tiap tahap proses kegiatan tersebut. Potensi untuk
pencucian uang dan besar kecilnya melakukan korupsi meningkat bersamaan
jaringan prasarana yang diperlukan sengan peredaran jumlah uang haram yang
untuk mendukung tergantung pada sangat besar.
volume uang haram yang akan c) Pencucian uang mengurangi pendapatan
di”putihkan”. Sebagai contoh uang pemerintah dari pajak dan secara tidak
haram dalam jumlah besar hasil langsung merugikan para pembayar pajak
kejahatan gangster Al Capone, yang jujur dan mengurangi kesempatan
diputihkan oleh Meyer Lansky melalui kerja yang sah.51
perjudian legal maupun offshore Selain itu, beberapa dampak makro
banking. Tujuan utama offshore ekonomis yang ditimbulkan oleh para
banking adalah menjadi pelabuhan pencucian uang adalah distribusi pendapatan.
tempat transit uang haram. Setelah Kegiatan ini mengalihkan pendapatan dari
kuba jatuh ketangan rezim komunis di para penyimpan dana terbesar kepada
bawah Presiden fidel Castro, Meyer penyimpan dana terendah dari investasi yang
Lansky pindah ke Bahama yang sehat kepada investasi yang beresiko dan
dikembangkannya sebagai pusat
51
Ibid
24
berkualitas rendah. Beberapa tax evasions  Dalam sektor tersebut kurang
yang terjadi disektor ini terutama pada dikembangkan teknik produksi
kecurangan, penggelapan, dan perdagangan yang modern dan kapasitas
saham melalui orang dalam yang berlangsung produski tidak dapat diperluas.
secara cepat dan merupakan bisnis yang  Kurang terciptanya tabungan
menguntungkan di sektor bisnis yang kecil ini. dalam masyarakat dan para
Akumulasi dari dana yang dicuci pengusaha yang seharusnya
kemungkinan besar lebih besar dari aliran menanamkan kembali
uang yang mengalir per tahunnya sehingga keuntungannya untuk membiayai
menambah potensi distabilitas yang secara kembali pembangunan sektor riil.
ekonomis merupakan kegiatan-kegiatan yang  Pembangunan dan transformasi
tidak efisien, baik secara lintas batas maupun teknologi sektor industri dan jasa
terjadi didalam negeri. kurang menciptakan kebutuhan
Pencucian uang telah memberikan akan adanya perluasan kapasitas
dampak pada makro ekonomi yang tidak dan modernisasi di sektor-sektor
menguntungkan dan sangat luas, maka lainnya.
kebijakan-kebijakan makro harus meminkan Gejalah demikian, membuat
peranan dalam upaya-upaya anti pencucian masyarakat yang berpenghasilan rata-
uang. Kebijakan-kebijakan yang dimaksud rata dibawah 10 % tidak akan dapat
adalah dalam bidang pengawasan lalu lintas memiliki akses yang lebih luas dalam
devisa., pengawasan bank terhadap memperoleh kesempatan untuk
pelaksannan rambu-rambu kesehatan bank, meningkatkan pendapatan, karena
pengalihan pajak, pelaporan statistik, dan hasil kerja yang diperoleh tidak
perundang-undangan. sebanding dengan uang yang mereka
4.4.2. Dampak Money Laundring dalam peroleh secara sah. Jika ini
Pembangunan Ekonomi berlangsung secara terus menerus
Baik cara perolehan uang yang illegal dikhawatirkan akan mempengaruhi
maupun transaksi keuangan untuk melegalkan pemahaman masyarakat terhadap
uang hasil tindakan illegal menimbulkan kewajiban mentaati, dan mematuhi
dampak ekonomi mikro dan makro. membayar pajak tepat pada waktunya.
1) Dampak Ekonomi Mikro : b. Transaksi keuangan untuk melegalkan
a. Cara perolehan uang yang illegal hasil perolehan uang yang illegal
mengganggu jalannya mekanisme membawa dampak penurunan
pasar. Esensi sistem pasar adalah produktifitas masyarakat.
adanya pengakuan dan perlindungan Produktivitas masyarakat, dapat
terhadap pemilikan pribadi atas faktor- didorong dengan meningkatnya
faktor produksi maupun atas barang- tingkat prestasi kerja yang memadai.
barang serta jasa-jasa yang digunakan Tingkat prestasi kerja yang memadai
untuk keperluan konsumsi. Namun itu, memberikan gambaran bahwa
dengan adanya peluang perolehan masyarakat memiliki kemauan,
uang yang ilegal telah menunjukkan keinginan, dan kesadaran akan
tidak adanya perlindungan dari motivasi kerja yang tinggi dan sudah
penguasa atas hak milik, pasar barang tentu akan memperoleh hasil
menjadi tidak efisien yang ditunjukkan kerja yang memdai pula. Kemajuan
dengan meningkatnya biaya transaksi ekonomi desa, kota dan juga negara
pasar, adanya akses yang asimetris secara umum tidak terlepas dari
pada informasi pasar yang produktivitas kerja para penduduknya.
menyebabkan transaksi bersifat zero Hanya saja yang menjadi masalah
sum game dalam arti bahwa adalah uang illegal yang beredar di
keuntungan suatu pihak dapat masyarakat secara besar-besaran akan
membawa kerugian bagi pihak lain. dapat mengganggu semua aksi dan
Persoalan yang muncul kemudian interaksi dalam menentukan
adalah : mekanisme harga di pasar, yang pada
 Mungkinkan tidak terjadinya akhirnya bermuara kepada hilangnya
perluasan pasar bagi barang- gairah, bahkan menurunya
barang yang diproduksi yang produsktivitas kerja masyarakat secara
mempunyai kesempatan untuk umum. Walaupun produktivitas
berkembang dengan cepat. sendiri secara teori, harus didukung
25
oleh tingkat investasi dan sumber daya d. Dengan mengalirnya dana yang sangat
manusia yang memadai. Disamping besar dari luar negeri yang
produktivitas yang tinggi, agar diperolehnya dengan cara-cara yang
ekonomi dapat tumbuh dengan pesat illegal, menyebabkan negara tidak
maka bisa ditopang dengan adanya mempunyai tabungan dalam negeri
efisiensi dalam proses produksinya yang cukup untuk membiayai
sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan ekonomi, yang
peningkatan semua sendi-sendi umumnya menutupi kesenjangan
kehidupan ekonomi mikro, dan bahwa pembiayaan dengan mencari sumber-
kehidupan sektor ini tetap akan sumber dari luar negeri. Dengan
tergganggu kendatipun sektor lain demikian, tidak mengherankan jika
masih dapat diupayakan sebagai mengalir arus modal dari negara
penopang. Sebagai contohnya, usaha- industri ke negara yang sedang
usaha kecil seperti : penjual sayur, berkembang, kendatipun sumber
penjual ikan, kacang rebus, gorengan modalnya diperoleh dengan cara yang
masih tetap beraktivitas dan tidak illegal. Dan karena itu padatnya modal
peduli dan bahkan tidak mau tau akan kerja yang datang dari luar negeri
adanya risiko-risiko sebagaimana yang terkadang membuat negara-negara
disebutkan di atas. penerima modal asing akan menyulut
2) Dampak Ekonomi Makro : kesempatan kerja yang tidak
a. Tindak pidana pencucian uang berkepastian. Keseluruhan modal
menghindarkan kewajiban asing, sebagaimana yang digambarkan
pembayaran pajak yang berarti tadi, dapat dibagi dalam modal yang
mengurangi penerimaan dan tidak dan yang harus dibayar kembali
pendapatan negara; kepada pihak negara-negara penanam
b. Apabila transaksi keuangan yang modal asing, yang pada akhirnya akan
dilakukan adalah dengan membawa merugikan negara tujuan dimana
uang yang ilegal ke luar negeri maka modal tersebut diberikan atau diterima
akan menambah defisit neraca sebagai sebuah investasi yang bersifat
pembayaran luar negeri, selain itu juga jangka panjang maupun jangka
mengakibatkan berkurangnya dana pendek.
perbankan yang menyebabkan e. Masalah lain juga yang
kesulitan bank melakukan ekspansi ditimbulkannya, adalah secara makro
kredit; baik langsung ataupun tidak langsung
c. Apabila Negara memperoleh sejumlah money laundering akan mengganggu
uang ilegal dari luar negeri maka akan berbagai sistem ekonomi dan politik
menambah kegoncangan stabilitas suatu negara. Cukup banyak implikasi
ekonomi makro. Terlebih untuk (negatif) yang ditimbulkan oleh
Negara yang tidak memiliki cukup kegiatan money laundering, misalnya
banyak instrumen moneter sehingga dengan penyelewengan pajak yang
tidak mampu mensterilisasi dampak mengurangi porsi pendapatan negara,
moneter pemasukan modal. Jika bank moral pejabat menjadi tidak
sentral membeli devisa yang masuk itu terkontrol, karena semakin tergiur
sebagai upaya untuk mempertahankan untuk melakukan korupsi dan
nilai tukar luar negeri terhadap mata penyalahgunaan jabatan lainnya.
uang nasionalnya, jumlah uang yang Money laundering dapat juga
beredar akan bertambah dengan cepat mempengaruhi sistem ekonomi dan
dan tambahan jumlah uang beredar itu politik suatu negara hingga menjadi
akan menyulut inflasi sehingga goyah. Money laundering, permintaan
menimbulkan gangguan pada uang sering berpindah-pindah dari
keseimbangan internal perekonomian. suatu negara ke negara lain, yang
Akan tetapi jika bank sentral tidak dapat mengacaukan statistik jumlah
membeli devisa yang masuk akan mata uang yang dikeluarkan suatu
menguatkan nilai tukar mata uang negara, membuat data monoter tidak
nasional yang menyebabkan benar dan dapat menimbulkan
berkurangnya insentif kegiatan ekspor. konsekwensi sebaliknya bagi
Pengurangan ini akan menambah volatilitas terutama terhadap
defisit neraca pembayaran luar negeri. dollarrized economies yang menjadi
26
tidak pasti atas gerakan agregat- Berdasarkan uraian tersebut di atas,
agregat monoter. maka selanjutnya penulis akan menyampaikan
f. Money laundering dapat pula kesimpulan adalah sebagai berikut :
menyebabkan dampak dimana 5.1.1 Berdasarkan permasalahan yang
transaksi-transaksi yang illegal dapat diangkat, maka pelaku tindak pidana
mencegah pihak-pihak tertentu Pencucian Uang dapat ditindak dan
melakukan transaksi-transaksi diberi sanksi sesuai dengan peraturan
keuangan yang illlegal karena yang berlaku yaitu antara lain : Pasal (5)
kontaminasi. Bebarapa transaksi Undang-Undang No.08 tahun 2010
keuangan yang melibatkan pihak luar tentang Pencegahan dan Pemberantasan
negeri, miskipun sepenuhnya illegal, Tindak Pidana Pencucian Uang, yaitu
nyatanya telah menjadi kurang bahwa : “Setiap orang yang menerima
diminati karena adanya dampak atau menguasai penempatan,
money laundering. Selanjutnya pentransferan, pembayaran, hibah,
dikatakan bahwa dampak distribusi sumbangan, penitipan, dan penukaran
pendapatan dari hasil money harta kekayaan yang diketahuinya atau
laundering harus dipertimbangkan patut diduganya merupakan hasil tindak
sampai suatu batasan tertentu, pidana, dipidana karena tindak pidana
kegiatan-kegiatan kejahatan pencucian uang. Sanksi tindak pidana
mengalihkan pendapatan dari para pencucian uang berupa pidana penjara
high saver kepada low saver, dari paling lama 5 (lima) tahun dan denda
investasi yang sehat kepada investasi paling banyak Rp 1.000.000.000,00
yang beresiko dan berkualitas rendah. (satu miliar rupiah)”.
Ternyata ada suatu bukti bahwa dana 5.1.2 Dengan adanya tindak pidana pencucian
yang bersumber dari tax evassion luar uang, maka dapat berdampak dan
negeri cenderung diinvestasikan berimplikasi hukum dalam
kepada sektor investasi yang lebih pembangunan ekonomi di Indonesia, hal
beresiko, namun berdampak hasil mana terkait dengan cara perolehan uang
yang cukup memadai di sektor yang illegal maupun transaksi keuangan
investasi berskala kecil. Selanjutnya untuk melegalkan uang hasil tindakan
dapat dikatakan, bahwa tax evassion illegal dapat menimbulkan dampak
terjadi terutama di sektor ini juga ekonomi mikro dan makro.
kecurangan (fraud), penggelapan
(embezzelement), perdagangan dari 1) Dampak Ekonomi Mikro :
orang dalam (insider trading) a. Cara perolehan uang yang
berlangsung secara cepat dan menjadi illegal mengganggu jalannya
bisnis yang menguntungkan dalam mekanisme pasar. Esensi sistem
skala investasi kecil. Indonesia pasar adalah adanya pengakuan
sebagai sebuah negara yang sedang dan perlindungan terhadap
berkembang, tidak lepas dari krisis pemilikan pribadi atas faktor-
untuk memberantas tindakan faktor produksi maupun atas
pencucian uang, karena kalau tidaklah barang-barang serta jasa-jasa
demikian akan merangsang para yang digunakan untuk keperluan
penjual dan pengedar narkotika dan konsumsi. Namun dengan adanya
obat-obatan terlarang (narkoba), para peluang perolehan uang yang
penyelundup, pelaku korupsi dan ilegal telah menunjukkan tidak
pelaku kejahatan lainnya untuk adanya perlindungan dari
melakukan kegiatannya, serta tidak penguasa atas hak milik, pasar
jera-jeranya dengan tindakan hukum menjadi tidak efisien yang
yang ada. ditunjukkan dengan
meningkatnya biaya transaksi
pasar, adanya akses yang
asimetris pada informasi pasar
BAB V yang menyebabkan transaksi
PENUTUP bersifat zero sum game dalam arti
5.1 Kesimpulan bahwa keuntungan suatu pihak
dapat membawa kerugian bagi
pihak lain.
27
b. Transaksi keuangan untuk 5.2.2 Dengan maraknya pencucian uang yang
melegalkan hasil perolehan uang sementara merajalela di Indonesia, maka
yang illegal membawa dampak diharapkan kepada Pemerintah dan
penurunan produktifitas pihak Bank untuk dapat lebih
masyarakat. memperketat fungsi kontrolnya dan
2) Dampak Ekonomi Makro adalah : lebih waspada dalam proses pelayanan
a. Pelaku tindak pidana serta harus dapat mensosialisasikan
pencucian uang menghindarkan peraturan perundang-undangan yang
kewajiban pembayaran pajak berlaku kepada masyarakat sebagai
yang berarti mengurangi nasabah Bank agar dapat terhindar dari
penerimaan Negara : semua kasus yang terjadi.
b. Apabila transaksi keuangan 5.2.3 Kepada pihak bank, diharapkan agar
yang dilakukan adalah dengan peraturan yang berkaitan dengan rahasia
membawa uang yang ilegal ke penyimpanan uang nasabah di bank
luar negeri maka akan diperketat sehingga tidak ada lagi ruang
menambah defisit neraca untuk terjadinya tindakan penyamaran,
pembayaran luar negeri, selain penyembunyian uang, dan pembukaan
itu juga mengakibatkan rekening fiktif oleh oknum-oknum yang
berkurangnya dana perbankan tidak bertanggung jawab yang pada
yang menyebabkan kesulitan akhirnya akan merugikan negara dalam
bank melakukan ekspansi kredit; hal penetapan besarnya pajak.
c. Apabila Negara memperoleh 5.2.4 Agar supaya Pencucian Uang tidak
sejumlah uang ilegal dari luar berdampak pada pembangunan ekonomi
negeri maka akan menambah di Indonesia, maka pemerintah harus
kegoncangan stabilitas ekonomi lebih memperketat fungsi dan perannya
makro. Terlebih untuk Negara dalam mengontrol perolehan uang
yang tidak memiliki cukup banyak secara illegal baik yang beredar dalam
instrumen moneter sehingga tidak negeri dan dari luar Indonesia. di
mampu mensterilisasi dampak samping itu kepada pihak Bank juga
moneter pemasukan modal. Jika harus memperketat pelayanan dan
bank sentral membeli devisa yang menguatkan nilai tukar mata uang
masuk itu sebagai upaya untuk nasional yang menyebabkan
mempertahankan nilai tukar luar berkurangnya insentif kegiatan ekspor.
negeri mata uang nasionalnya,
jumlah uang beredar akan
bertambah dengan cepat dan DAFTAR PUSTAKA
tambahan jumlah uang beredar itu
akan menyulut inflasi sehingga A. Buku-Buku :
menimbulkan gangguan pada
keseimbangan internal Abdullah, Azahar, 1997., Kelembagaan
perekonomian. Akan tetapi jika Perbankan, Gramedia, Jakarta.
bank sentral tidak membeli devisa
yang masuk akan menguatkan Adrian Sutedi, 2006, Hukum Perbankan, Suatu
nilai tukar mata uang nasional Tinjauan Pencucian Uang, Merger,
yang menyebabkan berkurangnya Likuidasi, dan Kepailitan. Sinar Grafika,
insentif kegiatan ekspor. jakarta.
Pengurangan ini akan menambah
defisit neraca pembayaran luar Arsyad Colin, 1992. Ekonomi Pembangunan,
negeri. Edisi 2, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu
5.2 Saran Ekonomi, Yogyakarta,
Dari kesimpulan yang telah penulis
paparkan di atas, maka selanjutnya penulis Bucy, Pamela H. 1992, While Collar Cream.
akan menyampaikan saran antara lain : Cases and Materials
5.2.1 Kepada para pelaku tindak pidana
pencucian uang agar sanksi maksimal David Fraser Lawyer, Guns and Money, 1992,
dan denda maksimalnya ditambah Economics and Ideologi on the Money
sehingga tingkat efek jerahnya semakin Trail, dalam Brent Fisse,
dirasakan.
28
Criminal Federal Law” Dalam Brent
Djumhana, Muhammad, 2000., Hukum Fisse, David Frasser, & Graeme Coss,
Perbankan di Indonesia, Cetakan III, money loundering & Cash Transaction
Citra Aditya Bakti, Bandung. Reporting (Sudney : The lawBook
Company Limited,),
Dumairy, 1996., Perekonomian Indonesia,
Erlangga, Jakarta. Seno Adji, Indrianto, 2001., Money Laoundring
Dalam Perspektif Hukum Pidana,
Fuady, Munir., 1999, Hukum Perbankan di Penerbit CV. Rizkita, Jakarta. Bekerja
Indonesia, Seri Buku Kesatu, Citra sama dengan Kantor Pengacara dan
Aditya Bakti, Bandung. Konsultasi Hukum, Prof. Seno Adji, SH
dan Rekan.
Hasibuan, Melayu. S.P. 1996., Manajemen
Perbankan Dasar dan Kunci Siahaan, N.H.T., 2008, Money Loundring &
Keberhasilan Perekonomian. Cet. III. Kejahatan Perbankan, Edisi Revisi,
Gunung Agung, Jakarta. Penerbit Jala, Jakarta.

Irawan, M. Suparmoko, 1979, Ekonomi Soejono Dirdjosisworo, 1994, Sinopsis


Pembangunan, Edisi Ke Tiga, Penerbit Kriminologi Indonesia, Mandar Maju,
BPFE, Yogyakarta. Bandung,

J.C.T. Simorangkir, Rudy T. Erwin dan J.T. Sukirno Sadono, 1878. Ekonomi Pembangunan
Prasetyo, 2000, Kamus Hukum, Sinar (Proses, masalah, dan Dasar
Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, Kebijaksanaan), Lembaga Penerbit FE
UI, Jakarta.
Kartini Kartono, 1981, Patologi Sosial, Jilid I,
CV. Rajawali, Jakarta, Susilo, R; 1985, Kriminologi; Politea; Bogor;

Komaruddin, 1994., Kamus Perbankan, Raja Tumbu Saraswati, 1994, Kejahatan Yang
Grafindo, Jakarta. Dilakukan Oleh Perempuan, Makalah
Seminar Kriminologi Ke VII, Semarang
Kuncoro Mudrajad, 1997, Ekonomi 1-2 Desember
Pembangunan, Teori, Masalah dan
Kebijakan, Penerbit. UPP AMP YKPN, Wijayanti, Asri. 2010., Strategi Penulisan
Yogyakarta. Hukum, Penerbit. Sinar Grafika,
Surabaya.
Mahmud, Peter, Marzuki, 2005, Penelitian
Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, Wiraatmadja, Rasjim, 1999., Ketentuan rahasia
Muladi & Barda Nawawi Arief; 1992, Bunga Bank Menurut UU No. 10 Tahun 1998
Rampai Hukum Pidana; Alumni; serta Dampaknya terhadap Perbankan
Bandung; Indonesia dan kejahatan Ekonomi, Jurnal
Hukum Bisnis, Volume 8.
Moejiatno, 1987, Asas – Asas Hukum Pidana, B. Peraturan Perundang-Undangan :
Gadjah Mada University.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Oliver E. Williamson, 1975 (Penerima Hadiah
Nobel) The New of the Theory of Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Convencional Economics. Edisi
Terjemahan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2010 tentang Tindak Pidana
Prayitno Hadi, 1996, Ekonomi Pembangunan, Pencucian Uang dan Teroris.
Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang
Romli Atmasasmita, 1984, Bunga Rampai Bank Indonesia yang telah diganti dengan
Kriminologi, Rajawali, Undang-Undang No 03 tahun 2004

Sarah N. Welling. 1992, “Smurfs, money


loundering an the United States
29
Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
yang direvisi dengan Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2001

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang


Psikotropika.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang
Narkotika
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, sebagai pengganti Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang
Narkotika
.

30

Anda mungkin juga menyukai