Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perbuatan pencucian uang sangat merugikan masyarakat, juga

Negara karena dapat mempengaruhi atau merusak stabilitas perekonomian

Nasional atau keuangan Negara dengan meningkatkan berbagai kejahatan.

Praktik pencucian uang kotor, uang tunai atau kekayaan lain yang berasal

dari aktivitas criminal termasuk hasil korupsi guna menghilangkan asal-usul

merupakan suatu bisnis yang menggiurkan.

Apabila kita melihat dari sekian banyak tindak pidana ekonomi

(kejahatan keuangan) semuanya akan bermuara pada perbuatan pencucian

uang, maka seharusnya penerapan Undang-undang Tindak Pidana

Pencucian Uang (UUTPPU) terhadap perkara kejahatan ekonomi ini harus

lebih di perketat, dimana kita ketahui banyak banyak Tindak Pidana

Pencucian uang yang pada kenyataannya putusan pengadilan terhadap

kejahatan keuangan yang dikaitkan dengan kejahatan ini sangatlah rendah.

Pemerintah sudah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian

Uang untuk mengurangi kejahatan pencucian uang di Indonesia. Undang

undang ini dibuat untuk mencegah berkembangnya tindak pidana yang

sebagai sebab dari tindak pidana pencucian uang dan memberantas

kejahatan pencucian uang. Urgensi dari pembentukan undang-undang ini

adalah membuat standar aturan yang dapat mengurangi terjadinya tindak

pidana pencucian uang. Tindak pidana pencucian uang ada karena

merupakan hasil dari tindak pidana lain yang diperoleh secara ilegal untuk

meyamarkan asal asul harta kekayaan hasil tindak pidana lain tersebut.
Sebagai tindak pidana yang berkelanjutan, kasus pencucian uang sangat

merugikan berbagai pihak dan yang pasti merugikan negara, karena harta

yang dihasilkan merupakan hasil dari tindak pidana yang kemudian dialihkan

untuk keuntungan diri sendiri. Tidak hanya dilakukan perorangan, pencucian

uang juga dilakuakan oleh korporasi sehingga harta kekayaan yang didapat

menguntungkan diri sendiri dan pihak korporasi.


ANALISIS MASALAH

Pencucian uang adalah Salah satu upaya menyembunyikan atau

menyamarkan uang atau dana yang diperoleh dari suatu aksi kejahatan atau

hasil tindak pidana sehingga seolah-olah tampak menjadi harta kekayaan yang

sah.

Salah satu upaya Pemerintah dalam memberantas tindak

pidana pencucian uang dengan mengeluarakan Undang-undang Nomor 8

Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang.

Adapun perbuatan-perbuatan yang menjadi tindak pidana pencucian

uang menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 adalah sebagai berikut :

1. Menempatkan, mentransfer, mengalihkan membelanjakan, membayarkan,

menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk,

menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain

atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan

hasil tindak pidana dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan

asal usul harta kekayaan.

2. Menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi, peruntukan,

pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta

kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak

pidana.

3.  Menerima, menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah,

sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan harta kekayaan

yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana.


Dalam prakteknya, kegiatan pencucian uang mencakup tiga langkah

yang menjadi dasar operasional pencucian uang, yaitu :

1. Tahap “placement”

yaitu konversi dari uang tunai hasil kejahatan dalam berbagai bentuk

surat berharga seperti saham atau deposito, juga penukaran dan

transfer ke valuta asing atau penanaman investasi pada real estate

dan lain sebagainya.

2. Tahap “layering”

yaitu tahapan “pelapisan” dengan melakukan transaksi yang sangat

kompleks dan rumit,sehingga akan menyebabkan pelacakan uang

menjadi sulit.

3. Tahap “integration”

yaitu tahapan mengintegrasikan uang hasil kejahatan dengan uang

halal menjadi satu kesatuan, yang antara lain untuk pembangunan

“real estate”, sehingga bisnis tersebut seolah menjadi “legal”.·         

PERMASALAH

Faktor penyebab terjadinya Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme

terletak pada:

- Lemahnya regulasi keuangan

- Kurangya keseriusan perbankan atau pemerintah untuk memberantas praktik

pencucian uang

- Belum efektifnya penegakan hukum.

- Masih minimnya teladan dari politisi dan pejabat pemerintah


- Belum efektifnya pengawasan pelaksanaan aturan pencegahan dan

pemberantasan pencucian uang

- Sulitnya mendeteksi pihak yang merupakan pemilik harta yang sesungguhnya.

Peran pemimpin dalam menyelesaikan masalah Pencucian Uang

Dalam Kejahatan Pencucian Uang peran seorang pemimpin sangatlah

penting, dalam memantau kegiatan para bawahannya baik secara langsung

maupun secara tidak langsung, selain itu juga seorang pemimpin juga harus

mampu mensosialisasikan sanksi yang akan diajtuhkan apabila kita melakukan

Tindakkan Pindana Pencucian Uang (TPPU).

Selain mensosialisasi seorang pemimpin jug harus mampu

memberikan penjelasan cara-cara ampuh dalam mencegah pencucian uang.

Adapun cara ampuh dalam pencegahan Pencucian Uang ada beberapa

cara, yaitu:

1. Memberikan identitas dan informasi yang benar kepada Lembaga Jasa

Keuangan, seperti memantau Laporan Harta Kekayaan para pegawai

2. Tidak menerima dana yang tidak diketahui asal-usulnya.

3. Tidak menyimpan dana orang lain pada reknening sendiri atau rekening

bawahannya.

4. Tidak membeli barang dalam bentuk apapun yang tidak jelas asal usulnya.

5. Tidak terlibat dalam pendanaan terkait kejahatan atau terorisme baik secara

sengaja maupun tidak sengaja. 

Anda mungkin juga menyukai