( PENCUCIAN UANG )
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Jinayah
Dosen : Muhibban, M.Ag
Bismillahirrahmanirrahim
Sungguh kemuliaan hanya milik Allah SWT. Segala puji dan syukur selayaknya kita panjatkan
kepada-Nya tanpa henti. Allah menganugerahkan kemulian melalui agama lurus ini dan dengan
perantara kalam-Nya yang suci yang telah diturunkan kepada manusia paling fasih yakni Nabi
kita, Muhammad SWA. Dan tak lupa kita selalu panjatkan shalawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SWA keluarga dan para sahabat. Sungguh dengan perantara lisan beliau kalam
mulia ini sampai kepada para sahabat hingga generasi-generasi berikutnya dan menjadi
panduan kehidupan terlengkap yang pernah ada.
Ucapan Terima kasih kami ucapkan kepada Ustad Muhibban selaku dosen mata kuliah Fiqh
Jinayah yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada teman-teman seperjuangan .
Kami menyadari bahwa makalah yang saya buat ini jauh dari kata sempurna baik dari segi
penulisan, bahasa maupun referensi yang saya dapat. Oleh karena itu saya sangat mengharap
saran & kritik dari para pembaca guna menjadi acuan agar saya bisa menjadi lebih baik lagi di
masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terkhusus untuk diri saya sendiri dan
semoga dapat bermanfaat dimasa yang akan datang.
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pencucian uang (money laundering), yang merupakan suatu kejahatan di bidang
pidana yang melibatkan harta kekayaan yang disamarkan atau disembunyikan asal
usulnya dengan metode menyembunyikan, memindahkan, dan menggunakan hasil dari
suatu tindak pidana, sehingga dapat digunakan tanpa terdeteksi bahwa harta kekayaan
tersebut berasal dari kegiatan illegal.
Jika kita pergi ke tempat laundry untuk membersihkan baju agar nampak bersih
sama dengan aktivitas money laundering prinsipnya adalah bagaimana membuat uang
kotor terlihat bersih dan wangi.
Uang kotor adalah uang yang didapatkan dari aktivitas kejahatan seperti
mencuri, jambret, copet, korupsi, prostitusi, jual narkoba, jual senjata, judi dll.
Dalam perkembangannya, tindak pidana pencucian uang semakin kompleks
melintasi batas-batas yurisdiksi, dan menggunakan modus yang semakin variatif,
memanfaatkan lembaga di luar sistem keuangan, bahkan telah merambah ke berbagai
sektor.
Dalam menyikapi permasalahan tindak pidana pencucian uang Pemerintah
Republik Indonesia sampai saat ini (2014) sudah mengeluarkan 3 (tiga) undang-undang
yang menyangkut pencucian uang yaitu: Undang-undang Nomor. 15 Tahun 2002,
direvisi menjadi Undang-undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang (TPPU) dan terakhir direvisi dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun
2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
(PPTPPU )
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Pencucian Uang
2. Proses Pencucian Uang
3. Sanksi Pencucian Uang menurut Hukum Positif
4. Pencucian uang menurut pandangan Hukum Pidana Islam
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan Pencucian Uang
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian Pencucian Uang
2. Untuk mengetahui proses Pencucian Uang
3. Untuk mengetahui sanksi Pencucian Uang menurut Hukum Positif
4. Untuk mengetahui Pencucian Uang menurut pandangan Hukum Pidana Islam
5. Untuk mengetahui upaya pencegahan dan pemberantasan Pencucian Uang
iii
BAB II
PEMBAHASAN
1
Iwan Kurniawan. Perkembangan Tindak Pidana Pencucian Uang ( Money Laundering ) Dan Dampaknya
Terhadap Sektor Ekonomi Bisnis. Padang
2
Pencegahan Dan Pemberantasan TindaK Pidana Pencucian Uang. No 8 Tahun 2010. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 no 122. KEMENKUMHAM. Jakarta
1
1. Hasil tindak pidana adalah Harta kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana:
a) Korupsi
b) Penyuapan
c) Narkotika
d) Psikotropika
e) Penyelundupan tenaga kerja
f) Penyelundupan migran
g) Penyelundupan di bidang perbankan
h) Penyelundupan di bidang pasar modal
i) Penyelundupan di bidang perasuransian
j) Kepabeanan
k) Cukai
l) Perdagangan orang
m) Perdagangan senjata gelap
n) Terorisme
o) Penculikan
p) Pencurian
q) Penggelapan
r) Penipuan
s) Pemalsuan uang
t) Perjudian
u) prostitusi
v) Dibidang perpajakan
w) Di bidang kehutanan
x) Di bidang lingkungan hidup
y) Di bidang kelautan dan perikanan
z) Tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 (empat) tahun atau
lebih, yang dilakukan di wilayah kessatuan republik indonesia atau di luar
wilayah negara kesatuan republik indonesia dan tindak pidana tersebut juga
merupakan tindak pidana menurut hukum indonesia.
2
2. Harta kekayaan yang diketahui atau patut diduga akan digunakan atau digunakan
secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan terorisme, organisasi teroris atau
teroris perseorangan disamakan sebagai hasil tindak pidana 3
3
Ibid. Hlm. 1
3
2. Tahap penyebaran ( layering stage)
Setelah uang hasil kejahatan masuk dalam sistem keuangan, pencuci uang
akan terlibat dalam serentetan tindakan konversi atau pergerakan dana yang
dimaksudkan untuk memisahkan atau menjauhkan dari sumber dana. Dana tersebut
mungkin disalurkan melalui pembelian dan penjualan instrumen keuangan, atau
pencuci uang dengan cara sederhana mengirimkan uang tersebut melalui
”electronic funds/wire transfer” kepada sejumlah bank yang berada di belahan
dunia lain.
Tindakan untuk menyebarkan hasil kejahatan kedalam negara yang tidak
mempunyai rezim anti money laundering, dalam beberapa hal mungkin dilakukan
dengan menyamarkan transfer melalui bank sebagai pembayaran pembelian barang
atau jasa sehingga tindakan tersebut seolah-olah nampak sebagai suatu tindakan
hukum yang sah. Secara umum bentuk kegiatan ini antara lain:
1) Transfer dana dari suatu bank ke bank lain dan atau antar wilayah/negara
2) Penggunaan simpanan tunai sebagai agunan untuk mendukung transaksi
yang sah
3) Memindahkan uang tunai lintas batas negara melalui jaringan kegiatan
usaha yang sah maupun shell company
1. Pasal 3
Setiap orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,
membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa keluar negeri, mengubah
bentuk, menukarrkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas
Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta kekayaan dipidana karena
tindak pidana pencucian uang dengan penjara paling lama 20 ( dua puluh ) tahun
dan denda paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 ( sepuluh miliar rupiah ).
2. Pasal 4
Setiap orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi,
peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta
kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana karena tindak pidana
pencucian uang dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda
paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
3. Pasal 5
1) Setiap orang yang menerima atau menguasai penempatan, pentransferan,
pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan harta
kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana dengan pidana
4
Muhammad Fuat Widyaiswara Utama. Mengenali Proses Pencucian Uang (Money Laundering) Dari Hasil
Tindak Pidana.
5
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi pihak pelapor
yang melaksanakan kewajiban pelaporan sebagaimana diatur dalam undang-
undang ini
4. Pasal
1) Dalam hal tindak pidana pencucian uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
Pasal 4, dan Pasal 5 dilakukan oleh korporasi, pidana dijatuhkan terhadap
korporasi dan/atau personil pengendali korporasi.
2) Pidana dijatuhkan terhadap korporasi apabila tindak pidana pencucian uang:
a. dilakukan atau diperintahkan oleh personil pengendali korporasi
b. dilakukan dalam rangka pemenuhan maksud dan tujuan korporasi
c. dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi pelaku atau pemberi perintah
d. dilakukan dengan maksud memberikan manfaat bagi korporasi
5. Pasal 7
1) Pidana pokok yang dijatuhkan terhadap korporasi adalah pidana denda paling
banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terhadap korporasi
juga dapat dijatuhkan pidana tambahan berupa:
a. pengumuman putusan hakim
b. pembekuan sebagian atau seluruh kegiatan usaha korporasi
c. pencabutan izin usaha
d. pembubaran dan/atau pelarangan korporasi
e. perampasan aset korporasi untuk negara
f. pengambilalihan korporasi oleh negara.
6. Pasal 6
Dalam hal harta terpidana tidak cukup untuk membayar pidana denda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5, pidana denda tersebut diganti dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun 4 (empat) bulan.
7. Pasal 9
1) Dalam hal korporasi tidak mampu membayar pidana denda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), pidana denda tersebut diganti dengan
perampasan harta kekayaan milik korporasi atau personil pengendali korporasi
yang nilainya sama dengan putusan pidana denda yang dijatuhkan.
6
2) Dalam hal penjualan harta kekayaan milik korporasi yang dirampas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mencukupi, pidana kurungan
pengganti denda dijatuhkan terhadap personil pengendali korporasi dengan
memperhitungkan denda yang telah dibayar.
8. Pasal 10
Setiap orang yang berada di dalam atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang turut serta melakukan percobaan, pembantuan, atau permufakatan
jahat untuk melakukan tindak pidana pencucian uang dipidana dengan pidana yang
sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 55
Akan tetapi secara umum, ajaran Islam telah mengharamkan mencari rejeki
dengan cara-cara yang bathil dan penguasaan yang bukan hak miliknya, seperti
perampokan, pencurian, atau pembunuhan yang ada korbannya dan menimbulkan
kerugian bagi orang lain atau korban itu sendiri.
ِ ََّوأل تأ ُكلُوآ ا َم َوالُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِالبَاطِ ِل َوتُدْ لُ ْوا بِ َها اِلَى ال ُح َّك ِام ِلت َأ ْ ُكلُ ْوا فَ ِريْقا ً مِ ْن أ َ ْم َوا ِل الن
َاس بِا ْ ِِلثْ ِم َو اَ ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُم ْون
Artinya :
5
Ibid. Hlm.1
7
“ Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang bathil, dan
(janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada paraa hakim, dengan maksud agar
kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu
mengetahui”(Al-baqarah:188 )
Islam mengajarkan untuk mencari rezeki yang halal. Bekerja adalah sebuah
kewajiban sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin mas’ud.
Rasulullah saw bersabda
Artinya :
Secara ringkas dapat di jelaskan bahwa jarimah ta’zir adalah hukuman yang
belum ditetapkan oleh syara’ akan tetapi diserahkan kepada hakim, baik penentuan
maupun pelaksanaannya. Dalam menentukan hukuman ta’zir, hakim hanya
menetapkan secara umum, artinya pembuat undang-undang tidak menetapkan
hukuman untuk masing-masing jarimah ta’zir, melainkan hanya menetapkan
sekumpulan hukuman, dari yang seringan-ringannya sampai seberat-seberatnya.
Pengertian ta’zir juga dapat dipahami sebagai perbuatan-perbuatan maksiat yang tidak
dikenakan hukuman had atau kaffarat, bentuk hukumannya diserahkan sepenuhnya
kepada penguasa atau hakim. Hukuman dalam jarimah ta’zir tidak ditentukan berapa
ukuran dan kadarnya, artinya untuk menentukan batas terendah dan tertinggi
diserahkan sepenuhnya kepada hakim (penguasa). Dengan demikian, syariah
mendelegasikan kepada hakim untuk menentukan bentuk-bentuk dan hukuman kepada
pelaku jarimah
6
Ali Geno Berutu. Tindak Pidana Kejahatan Pencucian Uang ( Money Laundering) Dalam Pandagan KUHP dan
Hukum Pidana Islam. Salatiga
8
Dari ayat dan hadis di atas jelas bahwa money laundring termasuk dalam kategori
perbuatan tercela dan dapat merugikan kehidupan umat manusia. Selain itu kegiatan
pencucian uang sangat jauh dari semangat Maqasidu as-Syariah
9
BAB III
PENUTUP
Alhamdulillah lillahi Rabbil ‘Alamin. Dengan izin Allah SWT telah selesai
pembahasan ini dari lembaran ke lembaran dari bagian ke bagian dan dari bab ke bab
hingga menjadi makalah.
Maka dengan itu kami tidak lupa mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
nikmat yang sangat besar ini dan saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Ustad
Muhibban sebagai dosen matkul Fiqh Jinayah.
Kami berharap semoga makalh ini dapat bermanfaat untuk siapapun yang membaca
makalh ini. Sebgai penutup semoga Allah SWT menjadikan makalah ini bermanfaat dan
semoga Allah SWT menerima amal kebaikan kita semua. Aamiin
10
DAFTAR PUSTAKA
Pencegahan Dan Pemberantasan TindaK Pidana Pencucian Uang. No 8 Tahun 2010. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 no 122. KEMENKUMHAM. Jakarta.
Berutu, Ali Geno, Tindak Pidana Kejahatan Pencucian Uang ( Money Laundering) Dalam
Pandagan KUHP dan Hukum Pidana Islam, 2 (1), 10-15
Widyaiswara, Muhammad Fuat. Mengenali Proses Pencucian Uang (Money Laundering) Dari
Hasil Tindak Pidana. 5-12
11