Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan kepada kita. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Baginda Rasullullah Muhammad SAW beserta
keluarga, para sahabat dan umatnya, Amin.
Makalah ini disusun berdasarkan apa yang Penulis dapat dari dosen
pengampu mata kuliah teknologi administrasi bank dan sumber–sumber
literatur lain yang relevan. Namun demikian Penulis menyadari jika adanya
kekurangan–kekurangan di dalam makalah ini dan oleh karena kekurangan
itu untuk dapat terlengkapi melalui diskusi serta bimbingan dan arahan dari
dosen pengampu.
Cukup sekian yang dapat Penulis ungkapkan dalam kata pengantar ini,
semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Demikian dan terima kasih.
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ……………………………………………….. 1
2. Perumusan Masalah …………………………………………. 3
3. Tujuan ……………………………………………….. 3
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Money Laundering ……………………………… 5
B. problematika penegakan hukum tindak pidana korupsi … 9
Pencucian uang adalah proses pengubahan dana ilegal menjadi dana dan
aset yang sah. Dana berasal dari perdagangan narkoba, penggelapan
pajak, penyelundupan, pencurian, terorisme, perdagangan senjata, praktek
korupsi dan aktivitas ilegal lainnya. Peran dan kekuatan pelaku kejahatan
secara substansial meningkat dengan melakukan pencucian uang.
Problematik pencucian uang yang dalam bahasa Inggeris dikenal dengan
nama “money laundering” sekarang mulai dibahas dalam buku-buku teks,
apakah itu buku teks hukum pidana atau kriminologi. Ternyata problematik
uang haram ini sudah meminta perhatian dunia internasional karena
dimensi dan implikasinya yang melanggar batas-batas negara. Sebagai
suatu fenomena kejahatan yang menyangkut terutama dunia kejahatan
yang dinamakan “organized crime”, ternyata ada pihak-pihak tertentu yang
ikut menikmati keuntungan dari lalulintas pencucian uang tanpa menyadari
akan dampak kerugian yang ditimbulkan. Erat bertalian dengan hal terakhir
ini adalah dunia perbankan yang pada satu pihak beroperasional atas
dasar kepercayaan para konsumen, namun pada pihak lain, apakah akan
membiarkan kejahatan pencucian uang ini terus merajalela.
Money laundering adalah suatu praktek pencucian uang panas atau kotor
(dirty money). Uang kotor ini, berasal dari praktek-praktek haram dan illegal
seperti korupsi, penyuapan, penyelundupan, serta tindak pidana perbankan
dan praktek-praktek tidak sehat lainnya. Untuk membersihkannya uang
tersebut ditempatkan pada suatu bank atau tempat tertentu untuk
sementara waktu sebelum akhirnya dipindahkan ke tempat lain (layering),
misalnya melalui pembelian saham di pasar modal, transfer valuta asing
atau pembelian suatu asset. Setelah itu, si pelaku akan menerima uang
yang sudah bersih dari ladang pencucian berupa pendapatan yang
diperoleh dari pembelian saham, valuta asing atau asset tersebut
(integration). Proses inilah yang dinamakan money laundering, karena
mengubah uang kotor menjadi bersih tak berbekas melalui proses
keuangan yang sah.
Pelaku dari money laundering sebagai kejahatan terorganisir, dilakukan
oleh orang yang menguasai atau mempunyai pengetahuan khusus di dunia
penyedia jasa keuangan. Bahkan mereka harus menguasai ilmu
pengetahuan di bidang komputer.
Salah satu contoh kasus money laundering ialah kasus Bank Global.
Pembobolan bank tersebut bukan dilakukan melalui suatu teknik yang
canggih, melainkan karena adanya niat buruk dari pengelola bank yang
memanfaatkan kelengahan pengawasan BI maupun Bapepam. Maka dari
itu pemerintah menutup Bank Global. Pada waktu dibekukan kegiatan
usahanya, Bank Global sudah nyaris kolaps. Angka Capital Adequacy
Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modalnya sudah berada pada titik minus
39 persen. Dengan adanya indikasi berbagai pelanggaran ditambah
dengan ketertutupan dari pihak manajemen, maka BI kemudian bertindak
lebih tegas, yakni membekukan kegiatan usaha dengan tujuan demi
menyelamatkan asset, mencegah kerugian lebih besar lagi, serta yang
utama ialah mengamankan dana nasabah.
B. Perumusan Masalah
1. Apa Pengertian Money Loundering?
2. Bagaimana Perkembangan Tata Cara Money Loundering?
C. Tujuan Pembahasan
1. Agar Mengetahui Pengertian Money Loundering
2. Agar Mengetahui Perkembangan Tata Cara Money Loundering
BAB II
PEMBAHASAN
A. Simpulan
Pemerintah, termasuk Bank Indonesia, telah melakukan langkah-langkah
yang lumayan konkret, tetapi hasilnya belum cukup untuk upaya mencegah
dan memberantas money laundering. Di samping itu, Lembaga Legislatif
(DPR) juga telah membuat suatu aturan Perundang-Undangang yang
mengatur Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang karena pencucian uang
sudah ditetapkan menjadi suatu Tindak Pidana. Undang-undang tersebut
yakni Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 yang telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 Tentang Tindak Pidana Pencucian
Uang Yang di undangkan pada Tanggal 17 April 2002. Undang-tersebut
diubah karena dianggap kurang efektif dalam memberantas tindak pidana
pencucian uang. Dan dalam Undang-undang ini telah dibentuk Suatu
badan yang independen yang bertanggung jawab langsung kepada
presiden dan untuk membantu pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
Uang yaitu Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).