Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MANAJEMEN RISIKO
PENANGGULANGAN RISIKO

DISUSUN OLEH
KELOMPOK II
AMELIA DESHINTA
ADHE DESTIA REZA
ASMARIKA
SOPIAN
YOGI SEKTIONO
M. JUMADI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI-INDRAGIRI (STIE-I)


RENGAT
2017
Pendahuluan
Setelah berbagai tipe kerugian potensial berhasil
diidentifikasi, maka untuk keperluan penentuan cara
penanggulangannya exposure-exposure tersebut harus
diukur. Melalui pengukuran tersebut paling tidak
akan dapat diketahui :
1. Nilai rata-rata dari kerugian selama suatu periode
anggaran
2. Variasi nilai kerugian dari satu periode anggaran
ke periode anggaran yang lain
3. Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian
tersebut, terutama kerugian yang ditanggung
sendiri (diretensi).
Dimensi yang diukur

Dalam pengukuran risiko dimensi yang diukur adalah :

1) Besarnya kemungkinan kejadian, artinya berapa besar kemungkinan suatu

peril yang dapat menimbulkan risiko dapat terjadi dalam suatu periode.

2) Besarnya kerugian bila suatu risiko terjadi, artinya berapa besar kerugian

yang diderita bila suatu risiko terjadi. Jadi dalam hal ini tingkat kegawatan

(reverity) atau keparahan dari kerugian-kerugian tersebut, sampai seberapa

besar pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi

finansialnya.
Konsep Probabilitas Dalam Pengukuran Kerugian Potensial

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pengukuran kerugian khususnya

dari dimensi kemungkinan terjadinya menyangkut kemungkinan (probabilitas)

berapa besar suatu kejadian yang akan menimbulkan risiko akan terjadi.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam mengukur risiko, Manajer Risiko

harus memahami konsep probabilitas tersebut, sehingga prediksi yang dilakukan

tidak jauh menyimpang dari kejadian yang sesungguhnya. Dengan demikian

strategi yang diambil dalam menangani risiko dapat dilakukan secara efektif.

Berikut di bawah ini dibahas beberapa konsep probablitas yang berkaitan dengan

penganalisaan terhadap kerugian potensial.


Sifat Probabilitas

Probabilitas adalah merupakan aproksimasi. Sebab sangat jarang sekali

terjadi atau bahkan tidak mungkin kita dapat mengetahui besarnya probabilitas

secara mutlak (pasti sama dengan kenyataan). Yang kita dapatkan hanyalah

suatu perkiraan, yang mungkin benar dan mungkin juga tidak.

Jadi apa yang kita dapatkan dari suatu penelitian atau perhitungan

berdasarkan definisi probabilitas adalah merupakan ekspresi, yaitu sebagai

prosentase total exposure dalam rangka mendapatkan estimasi empiris dari

probabilitas. Maka dari itu probabilitas dari sudut empiris dipandang sebagai

frekuensi terjadinya event dalam jangka panjang, yang dinyatakan dalam

prosentase.
Event yang Independent dan Acak

Suatu konsep yang sangat penting dalam probabilitas dan penerapannya

dalam asuransi adalah berkenaan kejadian/event yang sifatnya berdiri sendiri atau

independent. Artinya hasil dari suatu event dalam sekelompok kemungkinan event

tidak akan mempengaruhi penilaian tentang probabilitas dari event yang lain.

Hal itu berlaku pula bagi percobaan, dimana hasil dari sejumlah percobaannya

juga dapat dianggap independent. Dalam kasus ini sample space nya adalah

serangkaian percobaan (Succesive trials) dan hasilnya merupakan akibat yang

dapat terjadi pada masing-masing percobaan.


Event yang Berulang

Apabila kita mengetahui bahwa probabilitas akan terjadinya sesuatu dalam satu

kali percobaan adalah p dan probabilitas tidak terjadinya sesuatu adalah q, yang

besarnya sama dengan 1-p. (q=1-p). Berdasarkan prinsip ini maka kita dapat

menghitung besarnya probabilitas terjadinya suatu event selama r kali dalam n kali

percobaan, dengan menggunakan formula binominal. Dimana formula binominal

menggunakan konsep compound probability dan addative rule. Dengan menggunakan

formula ini kita akan dapat menghitung distribusi binominal (lihat statistik).
Nilai Harapan (Expected Value)

Contoh :

Diketahui bahwa dari 100 buah rumah kemungkinan terbakarnya satu rumah adalah

37% (tabel binominal) dan rata-rata kerugian untuk setiap kebakaran adalah Rp

100.000.000,-, maka expected value kerugiannya : Rp 37.000.000,- (37 % x Rp

100.000.000,-).

Apabila terjadi peril, maka pihak asuransi harus membayar santunan sebesar Rp

100.000.000,-. Karena pihak asuransi tidak merasa pasti bahwa peril tersebut

terjadi, maka pihak asuransi menetapkan probabilitasnya dari kerugian seandainya

betul terjadi serta menilainya pada tingkat expected loss sebesar Rp 37.000.000,-.
Pengukuran Besarnya Kerugian

Dalam mengukur besarnya suatu risiko sebaiknya menggunakan ukuran

Rupiah (satuan uang). Dalam hal tertentu kadang-kadang digunakan skala.

Misalnya penggunaan skala 1 sampai 5, dimana:

1 = Kerugian sangat kecil

2 = Kerugian kecil

3 = Kerugian menengah

4 = kerugian besar

5 = kerugian sangat besar

Anda mungkin juga menyukai