Oleh
ZULFAHMI SYAHPUTRA NASUTION
130501084
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt. Atas karunia dan rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan Skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Tingkat Risiko
Medan.”Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menempuh ujian sarjana pendidikan pada Fakultas Ekonomi Dan
dari pengumpulan data serta menganalisis data tersebut.Dukungan dan doa baik
secara moril maupun materil dari orang tua tercinta terutama ayah saya
Muhammad Ishak Nasution dan ibu saya Ratni Lubis S.E , serta adik-adik saya
Nurul Atika Fitri Nasution dan Nadya Khairani Nasution dan ibuk saya Mardiana
penulis dalam berbagai hal.Oleh karena itu, penulis sampaikan rasa terimakasih
1. Prof. Dr. Ramli, S.E, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Sumatera Utara.
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................ i
ABSTRACT ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................... v
DAFTAR TABEL .........................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... ix
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN........................................ 36
4.1 Sejarah Perbankan Syariah di Indonesia .................................................. 36
4.2 Perkembangan Perbankan Syariah ........................................................... 39
4.3 Deskripsi Data Penelitian ......................................................................... 42
4.4 Analisis Data Penelitian ........................................................................... 45
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 50
LAMPIRAN
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Total Aset Perbankan Syariah 2015- Februari 2017 ......................... 3
Gambar 1.2 Rasio ROA Perbankan Syariah 2015 ................................................ 5
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ........................................................................ 25
Gambar 4.1 Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ........................................ 42
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
syariah terikat dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadist.
Transaksi-transaksi pada perbankan syariah harus terhindar dari riba dan kontrak-
prinsip bagi hasil dan risiko, mengutamakan investasi pada sektor ekonomi halal
dasar-dasar syariah, baik itu berupa nilai prinsip dan konsep. Bank syariah sendiri
sebuah entitas bisnis, dalam kegiatan usahanya bank khususnya bank syariah
ini tidaklah bisa selalu dihindari tetapi harus dikelola dengan baik tanpa harus
mengurangi hasil yang harus dicapai.Risiko yang dikelola dengan tepat dapat
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
dalam perekonomian.Oleh karena itu, pelaku sektor perbankan dan bank syariah
dihadapinya. Terdapat dua jenis bank yang ada di Indonesia, di antaranya bank
konvensional dan bank syariah. Sebagai tanda bahwa bank syariah bisa diterima
tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil pada 30 Oktober 1992 dan disahkan
menjadi undang-undang pada 39 Oktober 1992, Nomor 119 tahun 1992. Dalam
peraturan pemerintah ini ditegaskan bahwa bank umum atau bank perkreditan
rakyat yang kegiatan usahanya semata-mata berdasarkan prinsip bagi hasil, tidak
menggembirakan menurut data OJK per Januari 2017, secara nasional industri
perbankan syariah terdiri dari 13 Bank Umum Syariah, 21 Unit Usaha Syariah
yang dimiliki oleh Bank Umum Konvensional dan 166 BPRS dengan total asset
Utara mencapai Rp12,14 triliun.Secara nasional, total aset perbankan syariah pada
tahun 2015-Februari 2017. Pada tahun 2015 aset mencapai 304 Triliun , pada
tahun 2016 aset perbankan syariah mencapai 365.03 Triliun, dan pada Februari
400
350
300
250
200
150
100
50
0
2015 2016 Februari 2017
Gambar 1.1
Total Aset Perbankan Syariah 2015-2017
bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi,
yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah
menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh
Risiko pembiayaan sering dikaitkan dengan risiko gagal bayar. Risiko ini
mengacu pada potensi kerugian yang dihadapi bank ketika pembiayaan yang
pun mengalami ketidakpastian atas pengembalian laba atau keuntungan dari dana
yang telah disepakati antara bank dan nasabah. Adanya ketidakpastian tersebut
membawa risiko yang tinggi bagi bank syariah sebagai penyalur dana atas
macet yang pembiayaannya didominasi pada UMKM pada tahun 2016, rasio NPF
turun menjadi 3.1% setelah mengumpulkan penagihan hingga 537 miliar. Risiko
diperoleh dalam suatu bank. Risiko kerugian akibat pemberian atau yang telah
dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis dan
mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang
No. 6/10/PBI/2004 pasal 4 ayat (4). Penilaian profitabilitas yang digunakan untuk
menilai kesehatan suatu bank dapat menggunakan rasio ROA (Return On Asset).
1,40%
1,20%
1,00%
0,80% ROA
0,60% Column1
0,40% Column2
0,20%
0,00%
Januari Maret Juni September Desember
Berdasarkan data OJK, rasio ROA perbankan syariah pada Desember 2015
Dari latar belakang yang telah dijabarkan, maka penulis tertarik untuk
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini yang tidak lain Yaitu: “Untuk
juga sebagai tambahan wawasan peneliti lain yang akan mengkaji lebih
meningkatkan profitabilitas.
syariah di Indonesia.
tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu menghimpun dana dari
utama.Yang pertama yaitu menghindari riba dan yang kedua yaitu mengamalkan
riba, di antaranya QS. Ar-Rum 39 yang artinya : “Dan sesuatu Riba (tambahan)
yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak
menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
(Wiroso,2005) fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum dalam
sebagimana lazimnya.
keuangan syariah, bank islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan
dan basis keislaman yang kuat. Meskipun demikian, pengembangan bank syariah
harus dicermati agar tidak mematikan peranan BPR dan BPRS. Pada saat ini
hampir semua bank umum telah menerapkan konsep dual banking system. Hal ini
terlihat dari berdirinya Bank Syariah Mandiri (BSM), BNI Syariah, dan BPR-BPR
Salah satu bentuk lembaga perantara tersebut adalah bank yang kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah. Bank syariah menurut Wiyono (2006) ialah
islam.
pengguna dana dan bank berada dalam hubungan yang sejajar sebagai
dan ras.
tanggal 19 Mei 1999 tentang bank umum berdasarkan prinsip syariah. Dan
didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi jual beli
sebagai berikut:
a. Pembiayaan Murabahah
b. Pembiayaan Salam
c. Pembiayaan Istisna
dasarnya prinsip Ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaanya
terletak pada objek transaksinya. Apabila pada jual beli objek transaksinya adalah
barang, maka pada Ijarah objek transaksinya adalah jasa.Pada akhir masa sewa,
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil adalah
sebagai berikut :
a. Pembiayaan Musyarakah
b. Pembiayaan Mudharabah
ditujukan untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini dibolehkan untuk
b. Rahn (Gadai)
c. Qardh
d. Wakalah (Perwakilan)
umumnya sudah dipahami secara intuitif. Tetapi pengertian secara ilmiah dari
risiko sampai saat ini masih tetap beragam, yaitu antara lain:
Menurut Iqbal dan Llewellyn (2000) risk and uncertainty are the centre of
financial contracts and the way they are constructed.Risiko dan ketidakpastian
yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk
lembaga.
pembiayaan yang telah diberikan, dan apabila jumlahnya cukup material dapat
menurun.
istilah kredit. Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah (282) dijelaskan tentang utang
bermu'amalah (seperti jual beli, utang piutang dan sewa menyewa) tidak secara
istishna’.
multijasa.
dirumuskan dengan jelas, realistis dan dapat diketahui oleh semua orang yang
terlibat dalam organisasi.Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan
keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang
dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan
2. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-
tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu, dengan keamanan ini
Melalui mekanisme bagi hasil, bank syariah dituntut untuk lebih produktif
(2009) bahwa kualitas pembiayaan juga mutlak adanya, sehingga bank syariah
aktiva yang produktif bank syariah yang memiliki kegagalan tidak tertagihnya
pendek yang disebabkan oleh risiko kredit berdasarkan prinsip syariah, risiko
dan kesehatan bank syari’ah terdiri dari total pembiayaan bermasalah dan total
kepada pengguna apabila laporan keuangan tersebut dianalisa lebih lanjut sebelum
rentabilitas pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba
tetap penting, karena analisis ini mampu membantu menghindari dari pemberian
kredit yang tidak tepat.Demikian juga kinerja manajeman suatu bank syariah yang
merupakan alat ukur untuk menganalisis atau mengukur tingkat profitabilitas yang
Tabel 2.1
Kriteria Kesehatan Non Performing Financing (NPF)
NO Nilai NPF Predikat
2 2% ≤NPF<5% Sehat
kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang dirumuskan pada Tabel 2.1.
ditetapkan oleh Bank Indonesia seperti yang tertera dalam tabel 2.1.
2.1.7 Profitabilitas
terdiri dari laba kotor, laba operasi dan laba bersih.Untuk memperoleh laba di atas
besar kecilnya bank dan lokasi bank bukan merupakan faktor yang paling
menentukan. Manajemen yang baik yang ditunjang oleh faktor modal dan
kombinasi ideal untuk keberhasilan bank. Dari segi manajemen paling sedikit
terdapat tiga aspek yang penting diperhatikan, yaitu balance sheet management,
meliputi asset dan liability management, artinya pengaturan harta dan utang
secara bersama.
1. Assets itu harus cukup likuid sehingga tidak akan merugikan bila sewaktu-
Dengan berpedoman kepada tiga hal tersebut diatas, maka hendaknya dana
dengan time maupun demand deposit adalah terletak pada deposan atau si
peminjam.
Banyak sedikitnya deposan yang menitipkan uangnya tidak 100% dapat diawasi
Sebagaimana yang telah dijabarkan bahwa biaya adalah salah satu faktor
yang ikut menentukan tinggi rendahnya profitabilitas. Jadi, tidak cukup hanya
menaikkan pendapatan bruto saja, akan tetapi juga harus berusaha menaikkan
menekan cost of money. Menekan tingkat biaya sampai pada suatu titik yang
paling efisien bagi bank adalah suatu proses yang terus-menerus, tidak bisa sekali
menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian bisa diproyeksikan ke
masa depan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-
Tabel 2.2
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Peringkat
1 2 3 4
Standard
>1,5% 1,25-1,5% 0,5-1,25% 0-0,5%
Perolehan laba
Perolehan Perolehan rendah atau
Perolehan
Kriteria laba sangat laba cukup cenderung
laba tinggi.
tinggi. tinggi. mengalami
kerugian.
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia 2004
volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa
aktiva dapat lebih cepat berputar dan memperoleh laba. Adapun standar ROA
untuk perbankan menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/2004 tentang sistem
1. Penilaian kesehatan bank dilakukan oleh Bank Indonesia dilihat dari aspek
(ROA).
laba.
kemampuan perusahaan.
pembiayaan yang diterima bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang
diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali /cicilan pokok dan bagi hasil dari
pinjaman yang diberikan atau investasi yang sedang dilakukan oleh pihak bank.
ROA. Begitu pula sebaliknya, jika NPF turun, maka ROA akan meningkat dan
resiko Pembiayaan terhadap profitabilitas (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat
sebesar 9.60% naik pada bulan November 2009 menjadi 10.98% dan seterusnya
NPF 30 bulan terakhir, Bank Muamalat mengalami kenaikan sebesar 5.99% setiap
bulannya.Rasio NPF pada Bank Muamalat Semarang dari rata-rata NPF sebesar
bulannya.
artinya tingginya NPF akan diikuti dengan rendahnya profitabilitas BSM. Hal ini
Dari hasil uji hipotesis Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh
Tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Non
dengan risiko gagal bayar. Risiko ini mengacu pada potensi kerugian yang
dana yang telah disepakati antara bank dan nasabah. Kerangka konseptual
NPF ROA
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Resiko Pembiayaan Terhadap Profitabilitas
2.4 Hipotesis
Indonesia dan OJK.Objek data populasi yang digunakan dimulai dari tahun 2010
hingga 2016.
Batasan operasional dari penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu
Tabel 3.1
Variabel dan indikator penelitian
NO Variabel Definisi Indikator Skala
1 Risiko Risiko yang timbul dikarenakan NPF Rasio
pembiayaan kualitas pembiayaan semakin
menurun. Pembiayaan sering
digunakan untuk aktivitas utama
lembaga keuangan syariah.
27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
Definisi operasional dari penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu
resiko pembiayaan dan Non Performing Finance (NPF) sebagai variabel bebas
perusahaan.
3.5.1 Populasi
Populasi yang menjadi objek dalam penelitian ini meliputi seluruh bank umum
syariah yag ada di kota Medan. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah 6 bank umum syariah yang menjadi sumber laporan data keuangan
tahunan mengenai perbankan syariah yang diambil dari laporan keuangan masing-
3.5.2 Sampel
tepat dapat menghasilkan data yang akurat untuk mewakili dan menggambarkan
populasi, termasuk kategori sedikit. Teknik penentuan sampel yang dilakukan ini
disebut cara sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2008:124), populasi yang sedikit
Tabel 3.2
Daftar Sampel Bank Umum Syariah
NO NAMA BANK
1 Bank Muamalat
2 Bank Syariah Mandiri
3 Bank Mega Syariah
4 Bank BNI Syariah
5 Bank BRI Syariah
6 Bank Bukopin Syariah
Sumber: Data diolah 2017
Jenis data yang akan digunakan adalah data kuantitatif yang diolah
Sesuai dengan jenis data, data yang akan diperoleh banyak menggunakan angka
mulai dari penafsiran hingga penafsiran hasil. Pada data yang akan diperoleh, data
akan diolah dan dideskripsikan serta ditafsirkan secara verbal didukung dengan
Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang
diperoleh dalam bentuk data dari Bank Indonesia dan OJK. Data bersifat data
panel merupakan sekelompok data individual yang diteliti selama rentang waktu
penggabungan informasi yang berkaitan variabel cross section dan time series.
Data cross section terdiri dari berbagai objek atau yang disebut dengan responden
Sedangkan data time series merupakan satu objek sampel yang meliputi beberapa
periode.
studi pustaka yang diperoleh yaitu jurnal,buku dan media internet dengan
mendownload dari situs Bank Indonesia dan OJK untuk memperoleh data laporan
keuangan tahunan perusahaan perbankan sesuai dengan kebutuhan data yang akan
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi
data panel. Data panel didefinisikan sebagai gabungan antara data silang (cross
section) dengan data runtut waktu (time series) yang terdiri dari beberapa objek
dengan data silang (cross section) dan data runtut waktu (time series) karena
mampu menyediakan data yang lebih banyak. Data panel mendasarkan diri pada
observasi cross section yang berulang-ulang sehingga metode data panel cocok
panel.
Y = a + bX1+ e
Keterangan :
Y : Profitabilitas
a : Konstanta
b : Koefisien Regresi
X1 : Risiko Pembiayaan
e : Standar Error
Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat
1. Fixed Effect
perusahaan, gaya manajerial, sistem insentif, dan sebagainya. Salah satu cara
disebut dengan model regresi fixed effect. Teknik model fixed effect adalah teknik
Keterangan :
2. Random Effect
mengestimasi data panel yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan
residual terdiri dari residual cross section dan residual gabungan time series
variabel dependen.
1. Mentabulasi Data
dengan data yang telah ditetapkan sebagai sampel, dan data variabel yang telah
ditetapkan.
2. Menghitung rata-rata
∑
Rumus : X=
Keterangan:
X = mean dari variabel X
∑= Jumlah
Xi = nilai skor
N = Jumlah sampel
3. 10 Uji Hausman
dan Random Effect. Hasil pengujian untuk memilih dan memutuskan metode
mana yang terbaik untuk digunakan dalam penelitian. Jika hasil uji Hausman
Apabila Chi Square hitung>Chi Square tabel dan p-value signifikan maka H0
ditolak dan model fixed effect lebih tepat untuk digunakan dan Apabila Chi Squre
Hitung >Chi Square tabel dan p-value signifikan maka H0 ditolak dan model
random Effect.
kondisi dunia perbankan yang lebih efisien dan kuat dalam menopang
menerapkan "sistem bagi hasil" dalam perkreditan yang merupakan konsep dari
Inisiatif pendirian bank Islam Indonesia dimulai pada tahun 1980 melalui
diskusi-diskusi bertemakan bank Islam sebagai pilar ekonomi Islam. Sebagai uji
coba, gagasan perbankan Islam dipraktekkan dalam skala yang relatif terbatas di
(Koperasi Ridho Gusti). Tahun 1990, Majelis Ulama Indonesia (MUI) membentuk
bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya
36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
disebut Tim Perbankan MUI dengan diberi tugas untuk melakukan pendekatan
Sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut adalah berdirilah bank
sesuai akte pendiriannya, berdiri pada tanggal 1 Nopember 1991. Sejak tanggal 1
106.126.382.000,-
Landasanhukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah, saat itu hanya
diakomodir dalam salah satu ayat tentang "bank dengan sistem bagi hasil"pada
UU No. 7 Tahun 1992; tanpa rincian landasan hukum syariah serta jenis-jenis
Tahun 1998, yang secara tegas menjelaskan bahwaterdapat dua sistem dalam
perbankan, yang ditandai dengan berdirinya beberapa Bank Islam lain, yakni
Bank IFI, Bank Syariah Mandiri, Bank Niaga, Bank BTN, Bank Mega, Bank BRI,
hukum dan meningkatkan aktivitas pasar keuangan syariah, seperti: (i) UU No.21
tahun 2008 tentang Perbankan Syariah; (ii) UU No.19 tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara (sukuk); dan (iii) UU No.42 tahun 2009 tentang
Amandemen Ketiga UU No.8 tahun 1983 tentang PPN Barang dan Jasa. Dengan
Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan
syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan
dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri
dari sebanyak 5 BUS menjadi 11 BUS dalam kurun waktu kurang dari dua tahun
(2009-2010).
masyarakat terhadap layanan jasa keuangan syariah. Sistem keuangan syariah kita
menjadi salah satu sistem terbaik dan terlengkap yang diakui secara
internasional. Per Juni 2015, industri perbankan syariah terdiri dari 12 Bank
Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah yang dimiliki oleh Bank Umum
Konvensional dan 162 BPRS dengan total aset sebesar Rp. 273,494 Triliun
dengan pangsa pasar 4,61%. Khusus untuk wilayah Provinsi DKI Jakarta, total
aset gross, pembiayaan, dan Dana Pihak Ketiga(BUS dan UUS) masing-masing
sebesar Rp. 201,397 Triliun, Rp. 85,410 Triliun dan Rp. 110,509 Triliun.
berpindah dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan. Maka pengawasan dan
pengaturan perbankan syariah juga beralih ke OJK. OJK selaku otoritas sektor
sektor keuangan syariah yang telah tertuang dalam Roadmap Perbankan Syariah
2014. Roadmap ini diharapkan menjadi panduan arah pengembangan yang berisi
pertama dan menjadi dasar bagi bank syariah lainnya telah lebih dulu menerapkan
dibahas pada tahun 1980-an, namun realisasinya terjadi pada tahun 1992 yang
dilakukan oleh salah satu bank pemerintah, yaitu Bank Muamalat Indonesia,
dengan hukum yang jelas. Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang berdiri pada
prinsip-prinsip syariah, baik dari segi permodalan maupun dari kegiatan usaha
Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Niaga Syariah, BRI Syariah, Bank Syariah
IFI dll. Hingga tahun 2007 terdapat 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu
Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah.
Sementara itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank
di antaranya merupakan bank besar seperti Bank Negeri Indonesia (Persero) dan
Bank Rakyat Indonesia (Persero). Sistem syariah juga telah digunakan oleh Bank
Perkreditan Rakyat, saat ini telah berkembang 104 BPR Syariah. Dengan telah
yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka perkembangan industri perbankan syariah
nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong
impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan asset lebih dari 65% per tahun
dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah
kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah mulai meningkat. Bisa dilihat dari
bertambahnya jumlah bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS) dan
Tabel 4.1
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Tahun
Bank Umum
11 11 11 11 12 12 13
Syariah
Unit Usaha
23 24 24 23 22 22 21
Syariah
Bank Pembiayaan
150 155 158 163 163 163 164
Rakyat Syariah
Sumber: Data diolah 2017
Data pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah bank
hanya ada 11 unit sedangkan sampai tahun 2016 bank syariah yang ada di
Indonesia sudah sebanyak 13 unit. Untuk unit usaha syariah memang mengalami
penurunan, ini karena ada beberapa unit usaha syariah yang telah berubah menjadi
bank umum syariah dan untuk jumlah bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS)
sama seperti bank umum syariah juga terus mengalami peningkatan. Berikut
grafik berdasarkan data yang telah dijabarkan pada tabel 4.1 mengenai
150
100
50
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
keuntungan yakni produk usaha bank syariah. Produk investasi pada bank syariah
ketidakpastian atas pengembalian laba atau keuntungan dari dana yang telah
disalurkan bank untuk membiayai rencana atau proyek yang telah disepakati
bermasalah dan menjadi risiko pembiayaan atau Non Performing Financing yaitu
yang dihadapi oleh bank. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kualitas
pembiayaan bank syariah semakin buruk. Sehingga total rasio Non Performing
Tabel 4.2
Data NPF Perbankan Syariah Kota Medan Tahun 2010-2016
Bank Syariah
Tahun
Muamalat Mandiri Mega BNI BRI Bukopin
2010 4,32 1,29 3,52 1,92 3,19 3,81
2011 2,60 0,95 3,03 2,42 2,77 4,73
2012 2,09 1,14 2,67 2,02 2,87 4,66
2013 1,35 2,29 1,45 1,86 2,98 3,68
2014 3,90 4,76 1,81 1,86 3,65 2,45
2015 4,76 3,9 3,16 2,42 3,89 3,81
2016 4,40 4,7 2,81 2,80 3,68 3,17
Mean 3,34% 2,71% 2,63% 2,18% 3,37% 3,78%
NPF
3,00 %
Mean
NPF 3,78%
Tertinggi
Mean
NPF 2,18%
Terendah
Sumber: Data diolah 2017
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari tahun 2010 sampai 2016 tingkat
NPF perbankan yang dalam kondisi sehat adalah bank Bukopin syariah dan
diikuti dengan bank BRI syariah, sehingga dapat diurutkan bank syariah yang
memiliki nilai NPF dalam katagori sehat adalah bank Bukopin syariah,BRI
tabel 4.2 maka diperoleh Non Performing Finance (NPF) perbankan syariah kota
Medan tahun 2010-2016 dengan nilai mean NPF tertinggi senilai 3.78% yaitu
pada perbankan Bukopin syariah dan mean NPF terendah senilai 2.18% yaitu
pada perbankan BNI syariah dengan rasio total kesuluruahn mean NPF perbankan
bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan atau dana pemasukan dalam
Tabel 4.3
Data ROA Perbankan Syariah Kota Medan Tahun 2010-2016
Tahun Bank Syariah
Muamalat Mandiri Mega BNI BRI Bukopin
2010 1,36 3,63 2.45 0,61 0,35 0,68
2011 1.52 2,21 1,58 1,29 0,20 0,67
2012 1,54 1,95 3,81 3,25 1,19 0,55
2013 1,37 2,53 2,33 3,39 1,15 0,52
2014 0,10 3,57 0,29 3,26 0,08 0,24
2015 0,36 0,44 0,30 1,43 0,76 0,79
2016 0,22 0,56 2,63 1,44 1,03 0,76
Mean 0,92 2,12 1,91 2,09 0,53 0,60
ROA
1,36 %
Mean
ROA 2,12%
Tertinggi
Mean
ROA 0,53%
Terendah
Sumber: Data diolah 2017
Berdasarkan tabel 4.3dapat dilihat bahwa dari tahun 2010 sampai 2016
tingkat ROA bank dengan laba yang sehat adalah bank Mandiri syariah dan
diikuti dengan bank BNI syariah, sehingga dapat diurutkan bahwasannya bank
syariah yang memiliki nilai NPF dengan katagori sehat adalah bank Mandiri
dengan medan ROA tertinggi senilai 2,12% pada bank Mandiri syariah dan
terendah pada BRI syariah senilai 0,53% dengan rasio total mean ROA
Data panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data
menggunakan data panel. Pertama, data panel merupakan gabungan data data time
seris dan cross section mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga
informasi dari data time series dan cross section dapat mengatasi masalah yang
regresi yang akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau
ditolak. Dalam penentuan metode mana yang lebih tepat digunakan dalam
penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan estimasi dengan tiga model dan panel
yaitu, common effect, fixed effect, dan random effect dan kemudian diuji untuk
lebih sedikit, sehingga model yang dibentuk akan memiliki derajat kebebasan
(degree of freedom) yang lebih banyak dibandingkan dengan fixed effect Model
Tabel 4.4
Hasil Uji Fixed Effect
Collinearity
Partial Statistics
Model Beta In T Sig. Correlation Tolerance
b
1 MANDIRINPF -,212 -,606 ,577 -,290 ,677
b
MEGANPF ,090 ,247 ,817 ,123 ,677
b
BNINPF -,344 -1,210 ,293 -,518 ,821
b
BRINPF -,322 -,644 ,555 -,307 ,330
b
BUKOPINNPF -,056 -,164 ,878 -,082 ,787
a. Dependent Variable: Mean6BankROA
b. Predictors in the Model: (Constant), MUAMALATNPF
lampiran dengan hasil adanya pengaruh antara variabel dependent dengan variabel
independent dengan nilai koefisien bank Mandiri Syariah -0,212, Mega Syariah
0,09, BNI Syariah dengan -0,34, BRI Syariah dengan -0,32, dan Bukopin Syariah
dengan -0,56 dan menunjukkan nilai R2 sebesar 0.85 yang memiliki arti bahwa
pengaruh antara variabel x dan y. Hasil analisis regresi data dengan menggunakan
SPSS yang datanya telah dilampirkan pada bagian data Lampiran yang
menunjukkan bahwa nilai koefisien dari keenam bank dengan hasil pengujian
pada rasio uji-t dan uji-f dengan signifikansi nilai probabilitasnya secara parsial
lebih kecil dari taraf signifikan senilai 0,05 dengan nilai 0,009.
Tabel 4.5
Hasil Uji Random Effect
Collinearity
Partial Statistics
Model Beta In T Sig. Correlation Tolerance
b
1 MANDIRINPF ,109 1,206 ,314 ,571 ,768
b
MEGANPF -,065 -,585 ,600 -,320 ,674
b
BNINPF ,043 ,450 ,684 ,251 ,933
b
BRINPF ,174 1,444 ,244 ,640 ,375
b
BUKOPINROA -,036 -,370 ,736 -,209 ,949
a. Dependent Variable: MEAN ROA
b. Predictors in the Model: (Constant), MUAMALATNPF
lampiran dengan nilai koefisien pada bank Muamalat 0,431, Mandiri Syariah 0,10,
Mega Syariah -0,06, BNI Syariah dengan 0,43, BRI Syariah dengan 0,174 dan
Bukopin Syariah -0,36 serta menunjukkan nilai R2 sebesar 0,97 yang memiliki arti
bahwa hubungan antara variabel x dan y memiliki nilai tinggi ketepatannya dalam
3. Uji Hausman
Tabel 4.6
Hasil Uji Hausman
Asymp. Sig.
Value Df (2-sided)
Pearson Chi-Square 30,000a 25 ,224
Likelihood Ratio 21,501 25 ,664
Linear-by-Linear
4,259 1 ,039
Association
N of Valid Cases 6
a. 36 cells (100,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,17.
Uji ini dikembangkan oleh Hausman untuk memilih apakah lebih baik
menggunakan Model Fixed Effect atau Random effect. Statistik Uji Hausman
K adalah jumlah variabel independen, jika nilai statistik Hausman lebih besar dari
nilai kritisnya, maka model yang tepat adalah model Fixed Effect dan
model dapat diestimasi dengan model Fixed Effect Model. Namun apabila
nilaiChi Square statistik pada uji Hausman tidak signifikan, berarti peneliti dapat
menggunakan Random Effect Model. Dengan melihat nilai probabilitas 0,039 <
uji hausman lebih kecil dari signifikansi 5% bahwa penggunaan fixed effect model
(FEM) lebih baik dibandingkan dengan penggunaan Random Effect Model (REM).
Tabel 4.7
Hasil Analisis Uji Fixed Effect
Collinearity
Partial Statistics
Model Beta In T Sig. Correlation Tolerance
b
1 MANDIRINPF -,212 -,606 ,577 -,290 ,677
b
MEGANPF ,090 ,247 ,817 ,123 ,677
b
BNINPF -,344 -1,210 ,293 -,518 ,821
b
BRINPF -,322 -,644 ,555 -,307 ,330
b
BUKOPINNPF -,056 -,164 ,878 -,082 ,787
a. Dependent Variable: Mean6BankROA
b. Predictors in the Model: (Constant), MUAMALATNPF
Nilai t pada tabel uji fixed effect pada NPF dengan ROA yang menjadi
dependent variable dan model constant pada NPF bank Muamalat dengan nilai t
tabel statistik dengan dk 7 bernilai 2,365. Pada bank Mandiri nilai ujit bernilai -
0,606 yang berarti nilai t hitung < t tabel dan dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak.
Pada bank Mega nilai uji t bernilai 0,247 yang berarti nilai t hitung < t tabel dan
dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak. Nilai uji t pada bank BNI bernilai -1,21 yang
nilainya lebih kecil dari t tabel dan dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak. Pada bank
BRI nilai uji t yang bernilai -0,644 yang lebih kecil dari t tabel dan bank Bukopin
yang nilai t senilai -0,164 lebih kecil dari nilai t tabel yang berarti Ho ditolak.
Dengan semua nilai uji t perbankan memiliki nilai t hitung yang lebih kecil
daripada dengan nilai t tabel yang berarti Ho ditolak, terdapat pengaruh variabel X
NPF berdasarkan nilai pada rasio uji-t dengan signifikansi secara parsial lebih
kecil dari taraf signifikan senilai 0,05 dengan nilai 0,009 sehinggaberpengaruh
terhadap profit (ROA) dan menunjukkan hipotesis diterima. Hasil penelitian ini
yang berdampak pada profitabilitasbank yang dijabarkan pada fixed effect model.
Risiko pembiayaan yang diterima bank merupakan salah satu risiko usaha
bank yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali cicilan pokok dan bagi hasil
dari pinjaman yang diberikan atau investasi yang sedang dilakukan oleh pihak
yang diambil oleh manajemen. Rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar
tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar tingkat
mengelola perusahaan. Return On Asset (ROA) sendiri dalam hal ini adalah Rasio
medan pada tahun 2010-2016 maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
kota medan dalam waktu 7 tahun berada pada kategori sehat. Untuk Bank
Muamalat rata-rata total rasio NPF adalah sebesar 3.34% maka termasuk
rata total rasio NPF sebesar 2,71% maka termasuk dalam kategori “sehat”.
Bank Mega Syariah rata rata total rasio NPF sebesar 2,63% maka
total rasio NPF sebesar 2,18% maka termasuk dalam pembiayaan kategori
“sehat”. Bank BRI Syariah rata-rata rasio NPF sebesar 3,37% maka
rata rasio NPF sebesar 3,78% maka termasuk dalam pembiayaan kategori
total rasio ROA pada perbankan syariah di kota medan tahun 2010-2016
tinggi”. Bank Mandiri Syariah rata-rata total rasio ROA sebesar 2,12%
51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
52
syariah rata rata total rasio ROA sebesar 1,91% maka termasuk dalam
kategori “perolehan laba sangat tinggi”. Bank BNI Syariah rata-rata total
rasio ROA sebesar 2,09% maka dikategorikan pada “perolehan laba sangat
tinggi”. Bank BRI Syariah rata-rata rasio ROA sebesar 0,53% maka
Syariah rata-rata rasio ROA sebesar 0,60% maka termasuk dalam kategori
menunjukkan nilai R2 sebesar 0.85 dengan uji-f dan uji-t yang signifikan
dengan nilai signifikan lebih kecil daripada 5% atau 0,05. Hal tersebut
5.2 SARAN
terkait atas hasil penelitian ini. Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah:
keseluruhan.
5.3 Penutup
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan ridho,taufik, dan
ini dengan baik dan lancar. Saya menyadari bahwa skripsi ini masih
membutuhkan kritik dan saran serta dukungan berupa penelitian lebih lanjut.
perbankan syariah kota Medan tahun 2010-2016, penulis memohon maaf atas
segala kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
Daftar Sampel Bank Umum Syariah
NO NAMA BANK
1 Bank Muamalat
Lampiran 2
Data NPF Perbankan Syariah Kota Medan Tahun 2010-2016
Bank Syariah
Tahun
Muamalat Mandiri Mega BNI BRI Bukopin
2010 4,32 1,29 3,52 1,92 3,19 3,81
2011 2,60 0,95 3,03 2,42 2,77 4,73
2012 2,09 1,14 2,67 2,02 2,87 4,66
2013 1,35 2,29 1,45 1,86 2,98 3,68
2014 3,90 4,76 1,81 1,86 3,65 2,45
2015 4,76 3,9 3,16 2,42 3,89 3,81
2016 4,40 4,7 2,81 2,80 3,68 3,17
Mean 3,34% 2,71% 2,63% 2,18% 3,37% 3,78%
NPF
3,00 %
Mean
NPF 3,78%
Tertinggi
Mean
NPF 2,18%
Terendah
Case Number of
Non-Missing N of
Values Valid
Series Name First Last Cases Creating Function
1 MUAMAL_1 2 7 6 DIFF(MUAMALATNPF,1)
2 MUAMAL_1 2 7 6 DIFF(MUAMALATROA,1)
3 MANDIR_1 2 7 6 DIFF(MANDIRINPF,1)
4 MANDIR_1 2 7 6 DIFF(MANDIRIROA,1)
5 MEGANPF_1 2 7 6 DIFF(MEGANPF,1)
6 MEGAROA_1 2 7 6 DIFF(MEGAROA,1)
7 BNINPF_1 2 7 6 DIFF(BNINPF,1)
8 BNIROA_1 2 7 6 DIFF(BNIROA,1)
9 BRINPF_1 2 7 6 DIFF(BRINPF,1)
10 BRIROA_1 2 7 6 DIFF(BRIROA,1)
11 BUKOPI_1 2 7 6 DIFF(BUKOPINNPF,1)
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 MEAN
. Enter
NPFb
a. Dependent Variable: MEAN ROA
b. All requested variables entered.
1. Data Uji R2
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 ,923 ,852 ,815 ,255
a. Predictors: (Constant), MEAN NPF
3. Data Uji-t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3,984 ,230 17,340 ,000
MEAN
-,721 ,150 -,923 -4,795 ,05
NPF
a. Dependent Variable: MEAN ROA
1. Uji R2 dan F
Model Summary
Change Statistics
R Square Sig. F
Model Change F Change df1 df2 Change
a
1 ,852 22,991 1 4 ,009
a. Predictors: (Constant), MEAN NPF
2. Uji Beta
Coefficientsa
95,0%
Unstandardized Standardized Confidence
Coefficients Coefficients Interval for B
Std. Lower Upper
Model B Error Beta t Sig. Bound Bound
1 (Constant) 1,636 ,124 13,219 ,000 1,292 1,979
MUAMALATNPF ,431 ,036 ,986 11,849 ,000 ,330 ,532
a. Dependent Variable: MEAN ROA
Excluded Variablesa
Collinearity
Partial Statistics
Model Beta In t Sig. Correlation Tolerance
b
1 MANDIRINPF ,109 1,206 ,314 ,571 ,768
MEGANPF -,065b -,585 ,600 -,320 ,674
b
BNINPF ,043 ,450 ,684 ,251 ,933
BRINPF ,174b 1,444 ,244 ,640 ,375
b
BUKOPINROA -,036 -,370 ,736 -,209 ,949
a. Dependent Variable: MEAN ROA
b. Predictors in the Model: (Constant), MUAMALATNPF
Uji Hausman
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 30,000a 25 ,224
Likelihood Ratio 21,501 25 ,664
Linear-by-Linear
4,259 1 ,039
Association
N of Valid Cases 6
a. 36 cells (100,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,17.